HORMON BIOKIM.doc

41
HORMON Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia Yang diampu oleh: di susun oleh: Ayu Dwi Fauziah (P17320313003) Bunga Syifaa Rahayu (P1732031350) Chandra Fadlurrahman Zuhair (P1732031359) Dea Erin Riyanti (P17320313007) Dina Nurhayati (P17320313067) Euis Istiqomah (P17320313067) Fara Dewi Utami P.L (P17320313006) Farisa Noviyanti (P17320313051) Fitri Andientin Sinfani (P17320313012) Gian Apriilia Sinfani (P17320313041) Prodi Keperawatan Bogor Politeknik Kesehatan Bandung 1

Transcript of HORMON BIOKIM.doc

27

HORMON

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia

Yang diampu oleh:

di susun oleh:Ayu Dwi Fauziah (P17320313003)

Bunga Syifaa Rahayu (P1732031350)

Chandra Fadlurrahman Zuhair (P1732031359)

Dea Erin Riyanti (P17320313007)

Dina Nurhayati (P17320313067)

Euis Istiqomah (P17320313067) Fara Dewi Utami P.L (P17320313006)

Farisa Noviyanti (P17320313051)Fitri Andientin Sinfani (P17320313012)

Gian Apriilia Sinfani (P17320313041)

Prodi Keperawatan Bogor

Politeknik Kesehatan Bandung

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun panjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan penyusun berbagai macam nikmat sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusun juga mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah ikut serta dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah Biokimia serta teman teman yang turut membantu dalam membuat makalah ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran agar makalah yang penyusun buat menjadi lebih baik lagi.

Bogor, AprilPenyusun

Daftar isiiKATA PENGANTAR

iiDaftar isi

1BAB I PENDAHULUAN

1A.Latar Belakang

2B.Maksud dan Tujuan

2C.Identifikasi Masalah

4BAB II PEMBAHASAN

4A.PENGERTIAN HORMON SECARA UMUM

4B.HORMON SECARA BIOKIMIA

13C.FUNGSI DAN PERAN HORMON

13D.CIRI- CIRI DARI HORMON ADALAH:

13E.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA HORMON PADA ORGAN SASARAN :

14F.KLASIFIKASI HORMON BERDASARKAN SENYAWA KIMIA PEMBENTUKNYA:

26BAB IV

26PENUTUP

26A.Kesimpulan

27DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hormon (dari bahasa Yunani, yang berarti yang menggerakkan) adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Definisi dari hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu (Anonim, 2011).

Hormon dikeluarkan dan masuk ke aliran darah dalam konsentrasi rendah hingga menuju ke organ atau sel target. Beberapa hormon membutuhkan substansi pembawa seperti protein agar tetap berada di dalam darah. Hormon lainnya membutuhkan substansi yang disebut dengan reservoir hormon supaya kadar hormon tetap konstan dan terhindar dari reaksi penguraian kimia. Saat hormon sampai pada sel target, hormon harus dikenali oleh protein yang terdapat di sel yang disebut reseptor. Molekul khusus dalam sel yang disebut duta kedua (second messenger) membawa informasi dari hormon ke dalam sel.

Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat bervariasi, termasuk diantaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.

Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon yang disebut ektohormon (ectohormone) yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.

Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.

B. Maksud dan Tujuan

Mengetahui dan memahami definisi dari hormone, ciri-ciri hormone, klasifikasi hormone, dan faktor yang mempengaruhi kerja hormon.C. Identifikasi Masalah

1. Definisi dari hormon?

2. Ciri-ciri dari hormon?

3. Faktor yang mempengaruhi kerja hormon?4. Klasifikasi hormone

BAB IIPEMBAHASANA. PENGERTIAN HORMON SECARA UMUM

Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011).

Hormon disebut juga substansi kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh (glandula endrokrin) yang langsung dicurahkan masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke jaringan tubuh untuk membantu dan mengatur fungsi fisiologisnya (Sturkie, 1987).

Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ sasaran yang ditentukan secara genetik. Organ sasaran segera bereaksi terhadap suatu hormon tertentu untuk menghasilkan zat atau perubahan-perubahan sebagaimana yang telah diprogramkan secara genetik (Nalbandov, 1964). Hormon adalah molekul yang berfungsi sebagai suatu pesan dalam organisme.

Hormon merupakan molekul komunikasi antara sel dengan kelompok sel lainnya.

Hormon adalah suatu zat yang berperan untuk merangsang proses pertumbuhan.

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelanjar endokrin, yang masuk kedalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik.

Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut adalah kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.B. HORMON SECARA BIOKIMIAHormon pada dasarnya adalah pengantar pesan kimia. Cara kerjanya, yaitu, dengan memicu atau mengendalikan kerja enzim, misalnya, hormon tiroksin. Efek tiroksin sangat banyak dan beragam di dalam tubuh dan banyak dari efek tersebut yang muncul akibat kerja hormone tersebut terhadap sistem enzim. Berkaitan dengan sistem enzim seluler. Jika hormon tiroid diberikan pada seorang pasien, dalam waktu seminggu konsentrasi dari sedikitnya 100 enzim intraseluler akan meningkat, beberapa diantaranya bahkan mencapai kenaikan sebesar enam kali lipat. Akibatnya, penggunaan karbohidrat akan jauh lebih cepat yang umumnya memperbesar efisiensi mitokondria (badan pembangkit dalam sel). Salah satu enzim tersebut adalah NaK-ATPase yang akan meningkatkan laju transpor ion natrium dan kalium melalui membran sel dari beberapa jaringan. Mungkin proses tersebut merupakan salah satu mekanisme yang dilakukan hormon tiroid untuk meningkatkan laju metabolisme tubuh.

Hormon juga dapat bekerja secara tidak langsung dengan mengubah kadar senyawa tertentu di dalam darah atau sel yang pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan kondisi ekuilibrium dari berbagai reaksi kimia yang ada dan juga produksi tenaga. Contohya mencakup insulin, glukagon, dan adrenalin (disebut epinefrin dalam buku yang diterbitkan di AS).

Sangat banyak hormon yang terlibat dalam metabolisme ketiga jenis makanan dalam tubuh. Hormon tersebut disekresi dari berbagai wilayah dalam tubuh baik melalui kelenjar endokrin maupun jaringan endokrin di dalam organ selain kelenjar endokrin. Pengkajian singkat terhadap efek dari berbagai hormon tersebut terhadap metabolisme organik, terutama keseimbangan energi, akan memperlihatkan dengan jelas bahwa produksi energi dalam sel menjadi tidak efisien, tidak mencukupi atau tidak fleksibel, atau kesemuanya tanpa keberadaan hormon tersebut.

1. Insulin

Hormon tersebut merupakan pengendali tunggal yang paling penting terhadap metabolisme organik. Insulin disintesis dalam pulau-pulau Langerhans pada pancreas dan ditranspor ke dalam darah menuju sel targetnya. Insulin dapat bekerja dengan dua cara untuk memengaruhi metabolisme. Pertama, insulin bekerja pada proses transpor suatu zat yang menyeberangi membran sel, seperti yang terjadi pada glukosa. Insulin juga dapat bekerja untuk meningkatkan pergerakan glukosa ke dalam begitu banyak sel, terutama jaringan otot dan adipose. Dua pengecualian signifikan dari pengaruh tersebut adalah pada sel otak dan sel hati.

Kedua, insulin juga mampu mengubah aktivitas atau konsentrasi berbagai enzim intraseluler yang terlibat dalam jalur metabolik karbohidrat, lemak, dan protein. Dengan demikian, insulin memiliki efek yang sangat kuat bukan saja terhadap produksi energi tetapi juga pada metabolisme secara keseluruhan.

Insulin bekerja pada:

Metabolisme karbohidrat untuk:

Menstimulasi:

a) Ambilan glukosa oleh begitu banyak sel;

b) Anabolisme atau sintesis glikogen (glikogenesis);

c) Glikolisis;

Menghambat:

a) Katabolisme atau penguraian glikogen;

b) Glukogenesis (pembentukan glukosa dalam hati dari zat-zat selain karbohidrat, misalnya gliserol dan asam amino).

Efek keseluruhan dari proses tersebut adalah penurunan kadar glukosa di dalam plasma dan peningkatan penggunaan dan cadangan glukosa (dalam bentuk glikogen);

Metabolisme lemak untuk:

Menstimulasi sintesis lemak (dua dari sumber asam lemak untuk sintesis ini adalah glukosa yang telah diurai selama glikolisis di dalam hati, dan yang kedua, glukosa yang langsung memasuki jaringan adiposa dari darah);

Menghambat katabolisme lemak.

Efek keseluruhan dari proses di atas adalah penurunan kadar gliserol dan asam lemak dalam plasma;

Metabolisme protein untuk:

Menstimulasi

a) Ambilan asam amino oleh sel;

b) Anabolisme protein;

Menghambat katabolisme protein.

Efek keseluruhan dari proses di atas adalah penurunan kadar asam amino dalam plasma dan peningkatan sintesis protein.

Singkatnya, insulin dapat meningkatkan cadangan glukosa sebagai glikogen dan khususnya sebaga lemak, meningkatkan cadangan lemak dan menurunkan penggunaan lemak untuk produksi energi, dan meningkatkan sintesis protein (anabolisme). Sumber energi yang paling disukai insulin adalah glukosa. Cadangan yang sudah sangat menipis atau ketiadaan insulin akan menimbulkan efek yang berlawanan dari yang telah dijelaskan di atas. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan dari penjelasan di atas bahwa insulin khususnya sangat aktif selama kita makan, asalkan ketiga bahan makanan tersebut sudah siap tersedia.

2. Glukagon

Hormon tersebut juga dihasilkan di pulau-pulau Langerhans dari pancreas, tetapi oleh tipe sel yang berbeda dengan sel yang menghasilkan insulin, dan disekresi ke dalam darah untuk transpor dan didistribusi. Glukagon akan mengaktivasi enzim yang pada gilirannya akan mengubah metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sedemikian rupa sehingga terjadi efek yang berlawanan dengan yang timbulkan insulin.

Glukagon bekerja pada:

Metabolisme karbohidrat untuk:

Menstimulasi:

a) Katabolisme glikogen (glikogenolisis) dalam hati (tetapi tidak pada tempat lain yang berfungsi sebagai cadangan utama glikogen-otot rangka);

b) Laju glukoneogenesis dalam hati (pembentukan glukosa dari zat lain yang telat dijelaskan di atas).

Efek keseluruhannya adalah peningkatan kadar glukosa dalam plasma dan penurunan cadangan glukosa dalam hati.

Metabolisme lemak untuk:

Menstimulasi:

a) Sintesis keton dalam hati (keton merupakan senyawa yang dibentuk oleh asam lemak dan merupakan sumber energi yang penting untuk jaringan dalam tubuh yang mampu menggunakannya untuk menghasilkan energi);

b) Lipolisis (katabolisme lemak dalam jaringan adiposa yang melepas gliserol dan asam lemak ke dalam darah sehingga zat tersebut siap menjadi sumber energi bagi sel lain).

Efek keseluruhannya adalah peningkatan kadar asam lemak, gliserol, dan keton dalam plasma.

Singkatnya, karena meningkatkan kadar glukosa plasma, glukagon dapat secara efektif meningkatkan konsentrasi glukosa darah jika kadarnya jatuh di bawah kadar normalnya. Glukagon dapat melakukan keduanya dengan cara melepas glukosa itu sendiri dari hati dan juga melalui kerja penghematan glukosanya, mis., dengan menyediakan sumber energi lain untuk sel-sel tubuh, misalnya, keton, gliserol, dan asam lemak, yang mampu melepas lebih banyak energi per gram-nya daripada yang dilepas glukosa. Pemeliharaan kadar normal glukosa darah sangat penting untuk kerja sistem saraf karena otak normalnya hanya menggunakan glukosa sebagai sumber energinya.

3. Adrenalin (epinefrin)

Adrenalin merupakan hormo utama yang disekresi oleh medulla pada masing-masing kelenjar adrenal. Tampaknya, peran paling penting yang dimiliki hormon tersebut dalam metabolisme adalah untuk:

Menstimulasi:

Sekresi glukagon jika kadar glukosa plasma turun di bawah kadar normalnya;

Glukoneogenesis secara langsung;

Glikogenolisis (penguraian glikogen) dalam hati dan otot;

Lipolisis dalam jaringan adiposa;

Menghambat:

Sekresi insulin;

Ambilan glukosa oleh otot rangka, pengguna utama glukosa.

Dengan demikian, hormon tersebut memiliki efek yang berlawanan

terhadap efek insulin dan serupa dengan efek glukagon. Akibatnya, sumber utama energi beralih menjadi produk lemak. Efek keseluruhannya adalah peningkatan konsentrasi glukosa, gliserol, dan asam lemak dalam plasma. Respons tersebut, sekali lagi, sangat penting untk mempertahankan glukosa sebagai sumber energi pada otak. Adrenalin merupakan suatu hormon yang disekresi terutama saat seseorang mengalami stress, saat biasanya lebih banyak energi dibutuhkan.

4. Kortisol (hidrokortison)

Kortisol merupakan hormon yang disekresi oleh korteks masing-masing kelenjar adrenal. Hormon tersebut juga dapat memengaruhi berbagai enzim untuk mengubah status metabolisme senyawa organik dan untuk memobilisasi asam amino. Kortisol dapat bekerja pada:

Metabolisme karbohidrat untuk:

Menstimulasi:

a) Glukoneogenesis oleh hati, kerap meningkatkan laju glukoneogenesis antara enam sampai sepuluh kali lipat;

b) Simpanan glikogen dalam hati;

Menghambat:

a) (sedikit) ambilan glukosa oleh sel;

b) (sedang) pemanfaatan glukosa oleh kebanyakan sel dalam tubuh.

Efek keseluruhan adalah peningkatan kadar glukosa dalam plasma;

Metabolisme lemak untuk:

Menstimulasi:

a) Lipolisis dalam jaringan adipose;

b) (sedang) oksidasi asam lemak dalam sel untuk energi.

Efek keseluruhan adalah peningkatan kadar asam lemak dalam plasma;

Metabolisme protein untuk:

Menstimulasi:

a) Katabolisme protein pada kebanyakan sel;

b) Transpor asam amino ke dalam sel hati;

c) Anabolisme protein dalamhati;

Menghambat:

a) Transpor asam amino ke dalam jaringan ekstrahepatik;

b) Anabolisme protein dalam kebanyakan sel.

Efek keseluruhannya adalah peningkatan kadar asam amino dalam plasma dan penipisan cadangan protein dalam semua sel tubuh selain cadangan yang berada dalam hati.

Singkatnya, kortisol menurunkan penggunaan glukosa untuk produksi energi pada kebanyakan sel, sekali lagi untuk memastikan adanya pasokan glukosa yang memadai untuk sistem saraf. Hormon tersebut secara efektif mengalihkan sumber produksi energi dalam kebanyakan sel kepada produk lemak. Pengecualian untuk efek tersebut adalah hati, yang memiliki sangat banyak pasokan baik asam amino maupun lemak, dan otak, yang menggunakan simpanan glukosa.

5. Hormon Tiroid

Dua hormon paling signifikan yang diproduksi oleh kelenjar tiroid sejauh berkaitan dengan metabolisme adalah tiroksin dan triiodotironnin (masing-masing T4 dan T3). Hormon tersebut merupakan satu-satunya determinan yang paling penting tentang laju metabolik basal tubuh, apapun ukuran, usia maupun jenis kelaminnya. Laju metabolik basal (BMR) adalah pengeluaran energi dari seorang individu dalam kondisi basal. Dengan kata lain, hormon tiroid dapat meningkatkan aktivitas metabolik hamper semua jaringan dalam tubuh, dengan beberapa pengecualian yang perlu diperhatikan: otak, paru-paru, limpa, retina, dan testis. Mekanisme dasar kerja hormon tersebut belum dapat dipahami sepenuhnya, tetapi telah diketahui bahwa hormon tersebut dapat memengaruhi begitu banyak enzim intraseluler dari segi kuantitas yang ada serta kecepatan kerjanya.

Tiroksin dan triiodotironin dapat bekerja pada:

Metabolisme karbohidrat (semua segi) untuk:

Menstimulasi:

a) Ambilan glukosa oleh sel;

b) Glikolisis

c) Glukoneogenesis;

d) Absorpsi oleh saluran gastrointestinal;

e) Sekresi insulin.

Efek keseluruhannya adalah penurunan kadar glukosa dalam plasma.

Metabolisme lemak (semua segi) untuk:

Menstimulasi:

a) Lipolisis, memobilisasi lipid dari jaringan adipose;

b) Oksidasi asam lemak bebas oleh sel untuk produksi energi.

Efek keseluruhannya adalah peningkatan kadar asam lemak bebas dalam plasma;

Metabolisme protein (bergantung pada jenis aktivitas yang berjalan di dalam tubuh) untuk:

Menstimulasi:

a) (sangat besar) laju anabolisme protein, terutama selama fase pertumbuhan;

b) Laju katabolisme protein.

Efek keseluruhan biasanya adalah peningkatan anabolisme protein.

Singkatnya, hormon tiroid menstimulasi penggunaan karbohidrat dan lemak untuk produksi energi sekaligus menyimpan sebagian protein untuk kegunaan lain.6. Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan diproduksi dan disekresi oleh kelenjar hipofisis arterior (adenohipofisis). Hormon tersebut dapat memengaruhi metabolisme ketiga jenis makanan. Hormon pertumbuhan dapat bekerja pada:

Metabolisme karbohidrat untuk:

Menstimulasi glikogenesis;

Menghambat:

a) Ambilan glukosa oleh sel tubuh;

b) Penggunaan glukosa untuk produksi energi dalam kebanyakan sel tubuh.

Efek keseluruhannya adalah mempertahankan kadar glukosa dan peningkatan kadar glukosa dalam plasma;

Metabolisme lemak untuk:

Menstimulasi:

a) Lipolisis;

b) Penggunaan asma lemak dalam sel untuk produksi energi (glukoneogenesis).

Efek keseluruhannya adalah peningkatan kadar asam lemak dalam plasma dan penurunan simpanan lemak.

Metabolisme protein untuk:

Menstimulasi;

a) Transpor asam amino melalui membran sel;

b) Sintesis protein dalam semua sel tubuh. Fungsi ini mungkin merupakan peran paling penting;

Menghambat:

a) Katabolisme protein sel.

Efek keseluruhannya adalah peningkatan semua aspek yag berkaitan dengan ambilan asam amino dan sintesis protein sekaligus penurunan penguraian protein.

Singkatnya, hormon pertumbuhan meningkatkan simpanan protein tubuh, menurunkan simpanan lemak dan menghemat glukosa.

Beberapa hormon lain memiliki efek tidak langsung terhadap metabolisme organik, mis., somatostatin yang disekresi oleh pankreas. Salah satu efek dari hormon tersebut adalah memperlambat asimilasi makanan dari saluran gastrointestinal sehingga menghambat cepat habisnya nutrien yang diabsorpsi oleh jaringan. Namun, hormon yang dibahas di atas merupakan hormon-hormon atau dan memiliki fungsi yang khusus. Tentu saja, hormon tersebut tidak sekaligus disekresi pada kecepatan yang maksimum di saat yang bersamaan, tetapi disekresi dalam kadar tertentu pada saat yang berlainan untuk memenuhi kebutuhan berbagai jaringan dalam responsnya terhadap perubahan aktivitas tubuh.C. FUNGSI DAN PERAN HORMON

Hormon berfungsi untuk mengontrol laju reaksi enzimatik, ion bahkan molekul yang melewati membral sel,

Hormon berperan dalam perubahan permeabilitas membran plasma, merangsang sintesis protein, merangsang aktifitas baik secara refleks maupun secara normal dan hormon juga dapat merangsang mitosis.D. CIRI- CIRI DARI HORMON ADALAH:1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil.

2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.

3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.

4. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan (Faisal, 2011).

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA HORMON PADA ORGAN SASARAN :1. Kecepatan sintesis hormon dan sekresi hormon dan kelenjarnya.

2. Sistem transportasi hormon di dalam plasma (spesifik carrier protein).

3. Reseptor hormon khusus yang terdapat pada organ sasaran yang berbeda dengan letak reseptornya.

4. Kecepatan degradasi hormon.

5. Kecepatan perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi bentuk yang aktif.

6. Jarak

Perubahan dari salah satu faktor di atas merupakan perubahan dari jumlah aktivitas pada organ sasaran. Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.

F. KLASIFIKASI HORMON BERDASARKAN SENYAWA KIMIA PEMBENTUKNYA:1. Golongan Steroid turunan dari kolestrerol.

2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat.

3. Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil Thyroid, Katekolamin.

4. Golongan Polipeptida/Protein Insulin, Glukagon, GH, TSH.1. BERDASARKAN SIFAT KELARUTAN MOLEKUL HORMON: Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak

Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air2. BERDASARKAN KELARUTAN HORMON :

a. Hormon larut di dalam lemak :

Berupa hormon steroid

Merupakan derivate kolesterol

Berdifusi melalui membran sel

Organ endokrin : kortks adrenal, ovarium, testis, plasenta

b. Hormon larut di air :

Berupa hormon non steroid

Diterima oleh reseptor di luar membran sel

Organ endokrin : kelenjar koloid, kelenjar paratiroid, medulla adrenal, kelenjar pituitary, pankreas.3. BERDASARKAN LOKASI RESEPTOR HORMON: Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler

Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)Berdasarkan sifat sinyal yang mengantar kerja hormon di dalam sel: kelompok hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP, cGMP, Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler (Wijaya, 2008).

Kelenjar-kelenjar tiroid yang penting adalah: hypothalamus, hypophysis pituitary, thyroid, parathyroid, pancreas (pulau Langerhans-Pancreas), adrenal (medula dan korteks), gonad (ovari dan testes), thymus, dan membrana mukosa usus.1. HypothalamusHypothalamus terletak pada bagian ventral, meliputi hypophisis atau glandula pytuitaria (salah satu kelenjar endokrin yang terpenting) dan struktur-struktur lainnya yang berkaitan (Mukhtar, 2006). Hypothalamus berbatasan pada bagian anterior dengan optic chiasma. Hypothalamus terdiri dari beberapa bagian yaitu:

a. Bagian posterior dengan mammilary bodies

b. Bagian dorsal dengan thalamus

c. Bagian ventral dengan sphenoid bone

Hormon yang dihasilkan oleh hypothalamus :

a. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Berfungsi: melepaskan LH dan FSH.

b. Thyrotropin Releasing Hormone (TRH). Berfungsi: melepaskan TSH.

c. Corticotropin Releasing Hormone (CRH). Berfungsi: melepaskan ACTH.

d. Somatotropin Releasing Hormone (STH-RH). Berfungsi: melepaskan STH.

e. Somatotropin Inhibitory Hormone (STH-IH). Berfungsi: menghalangi STH yang keluar.

f. Prolactin Releasing Hormone (PRH). Berfungsi: melepaskan prolaktin.

g. Prolactin Inhibitory Hormone (PIH). Berfungsi: menghalangi prolaktin keluar.

Pada kelenjar hipothalamus memiliki tipe hormon protein. Kelenjar hypothalamus berfungsi untuk menstimulasi adenohypophysys untuk melepaskan hormon-hormonnya (Ensminger, 1992 : Kartasudjana, 2006).

2. Hypophysis (Glandula Pituitaria)Glandula pituitaria merupakan suatu kelenjar bilobi, yang menghasilkan bermacam-macam hormon yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh, dan oleh karena itu sering disebut sebagai master control glands. Sebagai kelenjar endokrinon. Kelenjar hypophisa terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak yang dikenal sebagai sella turcica. Kelenjar tersebut mensekresikan sejumlah besar hormon-hormon, beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan reproduksi.

Glandula pituitaria (hypophisis) merupakan suatu kelenjar yang rangkap yang terdiri dari:

1. Lobus anterior dan pers intermedia, yang embryologis berasal dari suatu kantong yang terbentuk pada atap mulut (kantong rathke). Glandula pituitaria bagian depan menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:

a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi :

Merangsang pertumbuhan folikel ovarium.

Sebagai substansi yang mengawali siklus birahi.

Merangsang pemasakan folikel sampai folikel de graff tetapi tidak menyebabkan ovulasi.

Perbedaan dengan hormon LH bertanggung jawab terhadap perbedaan lama birahi dan waktu ovulasi ternak sapi, domba, babi, dan kuda.

Pada unggas betina berfungsi bagi pemasakan folikel (yolk), dan spermatogenesis pada unggas jantan.

b. Hormon LH (Luteinezing Hormone). Berfungsi:

Mengawali pertumbuhan tenunan luteal (corpus luteum).

Merangsang pertumbuhan corpus luteum.

Penting untuk proses ovulasi.

Merangsang tumbuhnya sel interstial pada ovarium.

Merangsang sel granulose dan sel theca pada folikel yang masak untuk memproduksi estrogen.

Semakin tinggi kadar LH maka semakin tinggi estrogen, sehingga menyebabkan ovulasi.

Pada unggas LH berfungsi untuk merobek membrane vitelina folikel (yolk) pada bagian stigma agar terjadi ovulasi. Pada unggas jantan berperan bagi perkembangan testis.

c. Hormon LTH (Luteo Tropic Hormone) /Prolactin. Berfungsi:

Bersama-sama dengan hormon LH merangsang sel theca dalam corpus hemorragicum untuk membentuk corpus luteum dan pembentukan progesterone oleh corpus luteum.

Mempertahankan fungsi corpus luteum.

Pada unggas betina menyebabkan sifat mengeram, dan menimbulkan sekresi susu tembolok pada merpati.

d. Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Berfungsi:

Mengawasi grandula/kelenjar thyreidea.

Mengawasi pengambilan iod oleh thyroid.

Sintesa thyroxine dari diidotyrosine .e. Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone). Berfungsi:

Stimulasi adrenal cortex.

Pelepasan adreno corticoid.

f. Hormon MSH (Melanotropin). Berfungsi:

Memegang peranan dalam perubahan warna kulit (Partodihardjo, 1980).

2. Lobus posterior yang berasal dari encephalon.

a. Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic Hormone). Berfungsi:

Merangsang keaktifan otot-otot polos vesica urinaria (kandung kemih) dan vesica ellia (kantong empedu).

Menaikkan tekanan darah yang menimbulkan contricsi arteri yang kecil.

Pengurangan sekresi urin.

b. Hormon Oxytocin. Berfungsi:

Menimbulkan kontraksi uterus.

Mengeluarkan susu dari glandula mammae.

3. Thyroid

Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya sepasang yang merupakan lobus yang berbentuk perisai yang saling dihubungkan oleh suatu isthmus. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi, 2008).

Kelenjar Thyroid menghasilkan hormon tyroxine dan triiodotyroxine yang berfungsi:

a. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.

b. Mempertahankan sekresi GH (Growth Hormone) dan gonadotropin.

c. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.

d. Merangsang pembentukan sel darah merah

e. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.

f. Bereaksi sebagai antagonis insulin.

g. Mempengaruhi laju metabolisme, mempengaruhi pertumbuhan bulu dan warna (Ensminger, 1992).

4. Parathyroid

Kelenjar parathyroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar parathyroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon parathyroid atau parathormon disingkat PTH.

Kelenjar Parathyroid menghasilkan hormon PTH (Paratirod Hormone), yang berfungsi PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon ini pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran fosfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum.

5. Pancreas

Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut (Anonim, 2011). Kelenjar pancreas menghasilkan hormon:

a. Hormon Glucagon. Berfungsi: untuk mengawasi pemecahan ygocen hepar, dan efeknya pada metabolisme karbohidrat. Kerja hormon glucagon berlawanan dengan hormon insulin.

b. Hormon Insulin. Berfungsi: untuk metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak, sehingga apabila kekurangan insulin akan menyebabkan diabetes mellitus. (Kartasudjana, 2006).

Pada hormon insulin akan mengakibatkan berbagai efek pada beberapa bagian tubuh, seperti:

Efek pada hati

Efek pada otot

Efek pada lemak

6. Adrenal

Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri (Faisal, 2011).

Kelenjar adrenal menghasilkan hormon aldosterone yang merupakan tipe hormon steroid. Hormon aldosterone berfungsi untuk metabolisme elektrolit dan air. Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua kelenjar, yaitu kelenjar cortex dan kelenjar medulla.

a. Cortex. Menghasilkan hormon corticosteroids dan catecholamines. Berfungsi untuk metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.

b. Medulla. Menghasilkan hormon:

Adrenaline (Epinephrine). Berfungsi: menimbulkan respon syaraf simpstetik.

Noradrenalisne (Norapinephrine). Berfungsi: transmitter syaraf.

(Kartasudjana, 2006).

7. Thymus

Thymus terdapat dalam bagian superior thorax didekat bagian bawah tracea. Pada anak-anak kelenjar ini agak besar, tetapi pada waktu pubertas antara 12-17 tahun, akan mengalami regressi/kemunduran.

Pada kelenjar thymus terdapat fungsi endokrin daripada thymus ini, pada tikus, thymus membentuk suatu substansia yang akan memasuki kelenjar-kelenjar lymphe dan menimbulkan terbentuknya lympocit. Fungsi lain dari thymus yaitu berperan dalam menimbulkan imunitas.

8. Membrana Mukosa Usus

Membrane mukosa usus yang membatasi ventriculus dan intestinum tenue menghasilkan beberapa hormon. Pada vantriculus dihasilkan gastrin yang merangsang sekresi enzim atau cairan gastricus.

Pada intestinum tunue dihasilkan:

a. Secretine. Berfungsi: merangsang sekresi enzim-enzim pancreas pada waktu makanan yang telah diperlunak dari ventriculus masuk ke duodenum.

b. Enterogastrone. Berfungsi: mengurangi sekresi dan mortilitas ventriculus pada waktu hormon ini dibawa oleh darah kedalam ventriculus.

c. Cholecystikinin. Berfungsi: menyebabkan kontraksi vesica vellia untuk mencurahkan bilus yang telah ditimbunnya dalam intestinum tenue. Homon ini dilepaskan dari mocosa intestinalis oleh makanan-makanan yang berupa lipid.

9. Testis

Testis memproduksi sejumlah hormon jantan yang kesemuanya disebut androgen. Yang paling potensi dari androgen adalah testosterone. Berikut fungsi-fungsi dari testosterone:

Merangsang pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubuli seminiferi.

Merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar asesori (kelenjar prostate, vesikularis, dan bulbourethralis.

Merangsang pertumbuhan sifat jantan (Partodihardjo, 1980).

Untuk keratinisasi epithel praeputium, pemisahan gland penis dari praeputium, dan pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas.

Keinginan kelamin untuk libido dan kesanggupan untuk ereksi dan ejakulasi (Toelihere, 1985).

10. Ovarium

Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu estrogen, progesterone, dan relaxin. Estrogen dan progesterone adalah hormon steroid, sedangkan relaxin adalah polipeptida. Estrogen dan progesterone dibicarakan secara mendetail dibagian hormon steroid (Partodihardjo, 1980).

a. Estrogen.

Hormon estrogen disekresikan oleh theca interna dari folikel de Graaf. Jaringan ini kaya akan estrogen dan memperlihatkan aktivitas yang maksimum selama phase estrogenic dari siklus birahi (Toelihere, 1985).

Fungsi hormon estrogen adalah:

Menimbulkan tanda-tanda birahi.

Memperlancar peredaran darah dan perkembangan saluran kelamin.

Menunjang pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar susu.

Bila sekresi estrogen mencapai ketinggian tertentu maka sekresi FSH akan menurun dan saat itulah LH meningkat terus sampai puncak.

Setelah ovulasi terjadi estrogen menurun dan FSH kembali normal dan berangsur-angsur meningkat.

Antara estrogen dengan FSH terjadi mekanisme saling ketergantungan.

b. Progesteron

Progesteron adalah progesteron alamiah terpenting yang disekresikan oleh sel-sel lutein corpus luteum. Disamping itu hormon ini dihasilkan juga oleh placenta. Sebagaimana steroid-steroid lainnya, progesteron tidak disimpan didalam tubuh, ia dipakai secara cepat atau diekskresikan dan hanya terdapat dalam konsentrasi rendah didalam jaringan-jaringan tubuh (Toelihere, 1985).

Fungsi hormon progesteron adalah:

Penting untuk mempertahankan kebuntingan.

Menyebabkan pertumbuhan alveoli kelenjar susu.

Pengental lendir birahi untuk sumbat cervix.

Menekan terjadinya kontraksi uterus dan menekan uterus terhadap pengaruh estrogen dan oxytocin.c. Relaxin

Relaxin merupakan hormon protein. Relaxin terutama disintesa dan dilepaskan kedalam peredaran darah. Fungsi dari relaxin yaitu menyebabkan relaxasi simfisis pelvis. Relaxasi ini lebih nyata jika sebelumnya hewan telah dijenuhkan dengan estrogen dan progesterone. Fungsi lain misalnya synergism dengan estrogen dan progesterone dalam merangsang pertumbuhan kelenjar susu (Partodihardjo, 1980).

Menurut Toelihere (1985) fungsi fisiologik relaxin terutama berhubungan dengan partus dan bekerja erat dengan estrogen. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

Relaxin menstimuler pemisahan symphisis pubis pada marmot dan mencit sesudah pemberian estrogen. Fungsi ini memudahkan keluarnya foetus pada waktu partus.

Relaxin menimbulkan dilatasi cervix uteri pada babi, sapi, tikus, dan mencit dan mungkin pada manusia sesudah penyuntikan pendahuluan dengan estrogen dan progesteron. Sekali lagi fungsi ini mempermudah keluarnya foetus pada saat partus.

Relaxin menghambat aktivitas myometrium, yaitu menghambat kontraksi uterus.

Relaxin menghambat kadar air dalam uterus, bersama estrogen relaxin menyebabkan pertumbahan pertumbuhan uterus.

Relaxin menyebabkan peningkatan pertumbuhan kelenjar mammae bila diberikan bersama estradiol dan progesteroneTabel I.I. Perbedaan umum kelompok homon

Grup IGrup II

TipeSteroid, yodotironin,

Kalsitrol, retinoidPolipeptida, protein,

Glikoprotein, katekolamin

SolubilitasLipofilikHidropilik

Protein pengangkutAdaTidak ada

Usia paruh plasmaPanjang (jam sampai berhari)Pendek (menit)

ReseptorIntraseluler, mempengaruhi

Ekspresi genMembran Plasma

MediatorKompleks reseptor-hormoncAMP, cGMP, Ca

metabolit kompleks

fosfoinositol, lintasan kinase

1. MEKANISME KERJA HORMON

a. Mekanisme kerja hormon melalui second Messenger cAMP :

1. Hormon berikatan pada reseptronya, yang kemudian berkaitan pada sebuah protein G.

2. Protein G kemudian teraktivasi ketika berkaitan dengan GTP menggantikan GDP.

3. Protein G yang terktivasi, mengaktifkan enzim efektor berupa adenilat siklase.

4. Adenilat siklase menghasilkan cAMP (second messenger) dari ATP.

5. cAMP mengaktivkan protein kinase, yang kemudian menyebabkan efek seluler.

a. Mekanisme kerja hormon melalui PIP-calcium :

1. Hormon berkaitan dengan reseptor dan mangaktifkan protein G.

2. Protein G berkaitan dan mengaktifkan enzim fosfolipase.

3. Fosfolipase tersebut memecah fosfolipid PP2 menjadi diacylglycerol (DAG) dan Inositol Trifosfat (IP) dan keduanya bekerja sebagai second messengers.

4. DAG mengaktifkan protein kinase, IP3 memacu pelepasan simpanan Ca++.

5. Ion Ca++ sebagai third messenger merubah respon seluler.

b. Mekanisme kerja hormn reproduksi :

1. Hormon steroid dan hormon tiroid berdifusi secara mudah kedalam sel targetnya.

2. Ketika berada di dalam, hormon berkaitan dan mengaktivasi reseptor intraseluler.

3. Komplek hormon-reseptor berpindah ke dalam inti dan berkaitan pada protein reseptor di dalam DNA (hormon recognition elements=HREs).

4. Interkasi tersebut menyebabkan terjadi transkripsi DNA membentuk mRNA.

5. mRNA diterjemahkan ke dalam protein, yang membawa efek seluler untuk menjawab isi pesan yang dibawa oleh hormon.BAB IV

PENUTUP

A. KesimpulanHormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan, dan metabolisme. Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ sasaran yang ditentukan secara genetik. Organ sasaran segera bereaksi terhadap suatu hormon tertentu untuk menghasilkan zat atau perubahan-perubahan sebagaimana yang telah diprogramkan secara genetik (Nalbandov, 1964). Hormon pada dasarnya adalah pengantar pesan kimia. Cara kerjanya, yaitu, dengan memicu atau mengendalikan kerja enzim, misalnya, hormon tiroksin.

DAFTAR PUSTAKA

http://littleblog.16mb.com/2012/10/hormon-makalah-biokimia/http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CC8QFjAB&url=http%3A%2F%2Fdhyat.files.wordpress.com%2F2009%2F01%2Ftugas-biokimia-03.doc&ei=y3JYU8KPCMaVrgf9yYDwAw&usg=AFQjCNGPwKp8vWioyb593gyStzQKaxZuXw&bvm=bv.65397613,d.bmk4