Gangguan Tidur

28
GANGGUAN TIDUR Daniel Richardo 11 2014 006

Transcript of Gangguan Tidur

GANGGUAN TIDUR

GANGGUAN TIDURDaniel Richardo11 2014 006

Tidur NormalSuatu keadaan berulang, teratur, mudah reversibel yang ditandai dengan keadaan relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan ambang respons terhadap stimulus eksternal dibandingkan dengan keadaan terjaga.

Elektrofisiologi TidurTidur terdiri atas dua keadaan fisiologis:Nonrapid eye movement (NREM)stadium 1stadium 2stadium 3stadium 4Rapid eye movement (REM)

Pola Tidur Pola tidur-bangun berubah sesuai dengan bertambahnya umur.Neonatus sekitar 50% waktu tidur total adalah tidur REM.Lama tidur sekitar 18 jam. Usia satu tahun lama tidur sekitar 13 jam dan 30 % adalah tidur REM. Waktu tidur menurun dengan tajam setelah itu. Dewasa muda membutuhkan waktu tidur 7-8 jam dengan NREM 75% dan REM 25%. Kebutuhan ini menetap sampai batas lansia

Ascending Reticulary Activity SystemKeadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS. 1. Sistem serotonergik2. Sistem Adrenergik3. Sistem Kholinergik4. Sistem histaminergik5. Sistem hormon

Fungsi TidurMemberikan fungsi homeostatik yang bersifat menyegarkan dan tampak penting untuk termoregulasi normal dan penyimpanan energi.Kurang tidur kekacauan ego, halusinasi, wahamPenampilan lemah, Lesi kulitMeningkatnya asupan makanan, Berat badan turunMeningkatnya pemakaian energiTurunnya suhu tubuh, dan kematianKebutuhan tidurShort sleeper 6 jam (efisien, ambisius, beradaptasi sosial, menyenangkan)Long sleeper 9 jam (depresi ringan, cemas, menarik diri secara sosial)Meningkatnya kebutuhan tidur terjadi pada kerja fisik, olah raga, penyakit, kahamilan, tekanan jiwa umum, dan meningkatnya aktivitas mental.

Irama Tidur-BangunDipengaruhi irama biologis Dewasa tidur satu/dua kali dalam periode waktu 24 jamTidak terdapat pada saat lahir , berkembang setelah 2 tahun pertama kehidupan pada beberapa wanita pola tidur berubah selama siklus menstruasi

Gangguan TidurGejala utama :InsomniaHipersomniaParasomniaGangguan jadwal tidur-bangun

Klasifikasi Gangguan tidur primer.Gangguan tidur yang berkaitan dengan gangguan jiwa lainnya.Gangguan tidur lainnya( akibat keadaan medis atau dicetuskan oleh zat).

Gangguan Tidur PrimerDisomnia 1. Insomnia primer2. Hipersomnia primer3. Narkolepsibertambahnya waktu tidur yang berhubungan dengan keinginan tidur yang tidak dapat ditahan sebagai salah satu gejala, atau kombinasi antara gejala seperti cataplexy, sleep paralysis, atau hypnagogic hallucinations.

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Insomnia PrimerKeluhan yang dominan adalah kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak bersifat menyegarkan, selama sedikitnya 1 bulan.Gangguan tidur(atau kelelahan di siang hari yang terkait) menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.Gangguan tidur tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan narkolepsi, gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan, gangguan tidur irama sirkadian, atau parasomnia.Gangguan tidur tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain(cth., gangguan depresi berat, gangguan ansietas menyeluruh, delirium).Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth,. Penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum.

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR Hipersomnia PrimerKeluahan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan untuk waktu sedikitnya 1 bulan (atau kurang jika berulang) yang tampak baik dengan episode tidur lama atau episode tidur siang hari yang terjadi hampir setiap hari.Rasa mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.Rasa mengantuk sebaiknya tidak disebabkan oleh insomnia dan tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan tidur lain(cth., narkolepsi, gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan, gangguan tidur irama sirkadian, atau parasomnia) dan tidak dapat disebabkan karena kurangnya tidur.Gangguan tidur tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain(cth., gangguan depresi berat, gangguan ansietas menyeluruh, delirium).Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth,. Penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum.

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR NarkolepsiSerangan tidur yang menyegarkan dan tidak dapat ditahan yang terjadi setiap hari selama sedikitnya 3 bulan.Adanya satu atau kedua hal berikut:Katapleksi( y.i, episode singkat hilangnya tonus otot bilateral tiba-tiba, paling sering berkaitan dengan emosi yang intens)Gangguan unsur tidur rapid eye movement(REM) berulang ke dalam transisi antara tidur dan bangun, seperti yang ditunjukan dengan halusinasi hipnagogik atau hipnopompik atau paralisis tidur di awal atau akhir episode tidurGanguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth., penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum.

Gangguan Tidur Primer4. Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan- Sindrom apnea tidur obstrutif - Hipoventilasi aveolar pusat 5. Gangguan tidur irama sirkadian- Tipe fase tidur tertunda - Tipe jetlag - Tipe kerja giliran- Tipe YTT

Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Tidur yang terkait dengan Pernapasan Penghentian tidur, yang menyebabkan rasa mengantuk berlebihan atau insomnia yang dinilai disebabkan oleh keadaan pernapasan terkait-tidur (cth., sindrom apnea tidur sentral atau obstruktif maupun sindrom hipoventilasi alveolar sentral).Gangguan ini sebaiknya tidak disebabkan gangguan jiwa lain dan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth., penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum lain (selain gangguan terkait pernapasan).Catatan pemberian kode: beri kode juga gangguan pernapasan yang terkait tidur pada Aksis III

Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR gangguan tidur Irama SirkadianPola gangguan tidur berulang atau menetap yang menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan atau insomnia akibat ketidaksesuaian antara jadwal tidur-bangun yang dibutuhkan oleh lingkungan seseorang dan pola tidur-bangun sirkadiannya.Gangguan tidur menyebabkan pederitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan tidur lain atau gangguan jiwa lain.Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth,. Penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum.

Parasomnia Gangguan mimpi burukGangguan teror tidurGangguan tidur berjalanParasomnia yang tidak ditentukan

Gangguan tidur akibat gangguan jiwa lainInsomnia akibat gangguan jiwa lain (Aksis I atau Aksis II)Insomnia yang terjadi selama sedikitnya 1 bulan, dan jelas disebabkan gejala perilaku dan psikologis gangguan jiwa yang dikenal baik secara klinisHipersomnia akibat gangguan jiwa lain (Aksis I atau II)Hipersomnia yang terjadi untuk selama sedikitnya 1 bulan terkait dengan gangguan jiwa ditemukan di dalam berbagai keadaan ,termasuk gangguan mood.

KriteriaDSM-IV-TR insomnia akibat gangguan jiwa lainKeluahan yang dominan adalah kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan, sedikitnya 1 bulan yang disertai kelelahan di siang hari atau gangguan fungsi di siang hari Gangguan tidur (gejala sisa di siang hari) menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial,pekerjaan,area fungsi lain.Insomnia dianggap terkait dengan ganguan axis 1 atau II lain (contoh gangguan depresif berat, gangguan ansietas menyeluruh gangguan penyesuaian ansietas ) tetapi cukup berat sehingga memerlukan perhatian klinis tersendiri. Gangguan ini sebaiknya tidak disebabkan oleh gangguan tidur lain (cth : narkolepsi gangguan tidur terkait pernafasan, parasomnia)Gangguan ini tidak disebabkan efk fisiologis langsung suatu zat (penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum.

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR hipersomnia akibat gangguan jiwa lain Keluhn yang dominan adalah rasa megantuk yang berlebihan setidaknya 1 bulan seperti adanya episode tidur lama atau episode tidur siang yang terjadi hampir setiap hariRasa mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain Hipersomnia dianggap terkait dengan gangguan axis 1 atau 2 lain (cth: gangguan depresif berat, gangguan distimik ) tetapi cukup berat sehingga memerlukan perhatian klinis tersendiri. Gangguan ini sebaiknya tidak disebabkan oleh gangguan tidur lain ( cth: narkolepsi. Gangguan tidur terkait pernafasan, parasomnia) atau kurang tidur Gangguan ini tidak disebabkan efk fisiologis langsung suatu zat (penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum.

Gangguan Tidur lainGangguan tidur akibat keadaan medis umumBangkitan epileptik terkait tidur sakit kepala cluster terkait tidur dan hemikrania paroksismal kronik sindrom menelan abnormal terkait tidur asma terkait tidur gejala kardiovaskular terkait tidur refluks gastroesofagus terkait tidur hemolisis terkait tidur (hemoglobin nokturnal paroksismal)Gangguan tidur yang dicetuskan zat

Gangguan tidur pada LansiaLansia menghabiskan waktunya lebih banyak di tempat tidur, mudah jatuh tidur, tetapi juga mudah terbangun dari tidurnya. Perubahan yang sangat menonjol yaitu terjadi pengurangan pada gelombang lambat, terutama stadium 4, gelombang alfa menurun, dan meningkatnya frekuensi terbangun di malam hari atau meningkatnya fragmentasi tidur karena seringnya terbangun. Gangguan juga terjadi pada dalamnya tidur sehingga lansia sangat sensitif terhadap stimulus lingkungan.

Selama tidur malam, seorang dewasa muda normal akan terbangun sekitar 2-4 kali. Tidak begitu halnya dengan lansia, ia lebih sering terbangun. Walaupun demikian, rata-rata waktu tidur total lansia hampir sama dengan dewasa muda. Ritmik sirkadian tidur-bangun lansia juga sering terganggu. Jam biologik lansia lebih pendek dan fase tidurnya lebih maju. Seringnya terbangun pada malam hari menyebabkan keletihan, mengantuk, dan mudah jatuh tidur pada siang hari. Dengan perkataan lain, bertambahnya umur juga dikaitkan dengan kecenderungan untuk tidur dan bangun lebih awal. Adanya gangguan ritmik sirkadian tidur juga berpengaruh terhadap kadar hormon yaitu terjadi penurunan sekresi hormon pertumbuhan, prolaktin, tiroid, dan kortisol pada lansia. Hormon-hormon ini dikeluarkan selama tidur dalam.

PENATALAKSANAAN GANGGUAN TIDUR1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya:Untuk mencari penyebab dasarnya dan pengobatan yang adekuatSangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronikUntuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat hipnotik,alkohol, gangguan mentalUntuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek2. Konseling dan PsikoterapiPsikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik.

3. Sleep hygiene terdiri dari:Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaanHindari tidur pada siang hari/sambilanJangan mengkonsumsi kafein pada malam hariJangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestanLakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidurHindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosongSegera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)Hindari rasa cemas atau frustasiBuat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak

4. Pendekatan farmakologiPada dasarnya semua obat yang mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular activating system (ARAS) diotak. Sebelum mempergunakan obat hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan jenis gangguan tidur misalnya, apakah gangguan pada fase latensi panjang (NREM) gangguan pendek, bangun terlalu dini, cemas sepanjang hari, kurang tidur pada malam hari, adanya perubahan jadwal kerja/kegiatan atau akibat gangguan penyakit primernya.

KesimpulanTidur adalah proses yang amat diperlukan manusia untuk terjadinya pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu bagi organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.Rata-rata orang dewasa membutuhkan 7,5 jam tidur setiap malamnya, walaupun ada beberapa orang yang memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya usia, aktivitas fisik, penggunaan obat, dan sebagainya.Beberapa kondisi medik umum seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit paru, neurodegenerasi, penyakit endokrin, kanker, dan penyakit saluran pencernaan, serta penyakit muskuloskeletal sering menimbulkan gangguan tidur. Gangguan mental seperti depresi, anksietas, demensia serta delirium dapat pula menimbulkan gangguan tidur. Langkah pertama mengobati gangguan tidur adalah mengoptimalkan terapi terhadap penyakit yang mendasarinya.

Terima KasihTuhan memberkati...