PROPOSAL Gangguan Tidur

34
SATUAN ACARA PENYULUHAN I. IDENTITAS Topik :Gangguantidur Sub Topik : Mengenalmacam-macamgangguantidur Hari/Tanggal : Jumat, 18Juni 2014 Waktu : 10.00-11.00 WIB Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke poliklinik Tempat : Ruang tunggu poliklinik II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui macam-macam gangguan tidur, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan sasaran dari penyuluhan ini memahami factor penyebab terjadinya gangguan tidur serta berbagai macam gangguan tidur dan penanganannya. III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan para peserta dapat: 1. Memahami factor penyebab terjadinya gangguan tidur. 2. Memahami tentang macam-macam gangguan tidur. 3. Memahami tanda-tanda gangguan tidur dan tatalaksananya. IV. MATERI (TERLAMPIR) V. MEDIA 1

description

sdbsfnbagb

Transcript of PROPOSAL Gangguan Tidur

Page 1: PROPOSAL Gangguan Tidur

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. IDENTITAS

Topik :Gangguantidur

Sub Topik : Mengenalmacam-macamgangguantidur

Hari/Tanggal : Jumat, 18Juni 2014

Waktu : 10.00-11.00 WIB

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke poliklinik

Tempat : Ruang tunggu poliklinik

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui macam-

macam gangguan tidur, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan sasaran

dari penyuluhan ini memahami factor penyebab terjadinya gangguan tidur serta berbagai

macam gangguan tidur dan penanganannya.

III.TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan para peserta dapat:

1. Memahami factor penyebab terjadinya gangguan tidur.

2. Memahami tentang macam-macam gangguan tidur.

3. Memahami tanda-tanda gangguan tidur dan tatalaksananya.

IV. MATERI (TERLAMPIR)

V. MEDIA

1. Laptop

2. LCD

3. Microphone

4. Leaflat

VI. METODE

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

1

Page 2: PROPOSAL Gangguan Tidur

KEGIATAN PENYULUHAN

N

O

Kegiatan Penyuluhan Audiance Waktu

1. Pembukaan Mengucapkan salam

Memperkenalkan diri

Menjawab salam

Memperhatikan

5 menit

2. Isi Penyampaianisimateri Menyampaikan

pengetahuannya

Mendengarkan dan

memperhatikan

penyampaian materi

45 menit

3. Penutup Menyimpulkan materi

Memberikan kesempatan

peserta untuk bertanya

Menutup dan mengucapkan

salam

Mendengarkan dan

memperhatikan

Aktif mengajukan

pertanyaan

Menjawab salam

10 menit

2

Page 3: PROPOSAL Gangguan Tidur

BAB I

PENDAHULUAN

Tidur merupakan keadaan berkurangnya tanggapan dan interaksi dengan lingkungan

yang bersifat reversible dan berlangsung cepat. Tidur merupakan suatu fenomena fisiologis

penting dalam menjaga keseimbangan regulasi system tubuh, juga merupakan suatu proses

otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi dengan baik. Fisiologi tidur

merupakan proses yang kompleks dan melibatkan berbagai macam neurotransmiter. Dengan

adanya tidur, maka manusia dapat memelihara kesegarannya, kebutuhan, dan metabolism

seluruh tubuhnya. Tidur memiliki fungsi restorasi yang penting untuk termoregulasi dan

cadangan energy tubuh. Pada saat tidur tenaga yang hilang dipulihkan dan terjadi pelemasan

otot.

Para peneliti telah mengakui pentingnya tidur untuk perbaikan sel-sel tubuh yang

rusak. Proses ini didorong oleh Growth Hormon yang dihasilkan pada tahap tidur dalam.

Melambatnya kerja tubuh saat tidur member kesempatan kepada sel-sel penyembuh untuk

memperbaiki sel-sel yang rusak. Aktivitas kerja dan kegiatan lain yang mengeluarkan energi,

pikiran kacau dan stress dapat membuat sel-sel tubuh rusak. Tubuh secara otomatis akan

memperbaiki sel-sel rusak tersebut pada saat kita tidur.

Dikarenakan dianggap sesuatu yang alami dan manusiawi, banyak orang

mengganggap remeh kesehatan tidur.Ganguan tidur sangat sering terjadi dan merupakan

salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek.

Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin,

berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan

pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan

mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan

tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi,

kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.

Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih

sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup. Sebagian

besar masalah tidur yang menetap ditandai dengan tidur yang berlebihan atau rasa mengantuk

sepanjang hari termasuk pula tertidur selama melakukan aktivitas seperti makan, mengemudi

atau duduk di dalam kelas.

3

Page 4: PROPOSAL Gangguan Tidur

Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakinlama

semakin meningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari,

kecendrungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu

penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru

akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa gangguan tidur

merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang.

Pasien dapat meminta pertolongan dari seorang dokter karena: (1) ketidakmampuan

tidur akut atau kronik pada waktu malan; (2) pusing yang kronik, tidur atau kelelahan

sepanjang hari; atau (3) manifestasi perilaku yang dikaitkan dengan tidur sendiri.

Banyak gangguan tidur yang dialami oleh orang. Namun, saat ini orang-orang

beranggapan bahwa hanya insomnia semata yang menjadi gangguan tidur. Padahal masih

banyak gangguan tidur lain yang perlu diketahui, seperti narkolepsi, sleep apneu, restless legs

syndrome (RLS), parasomnia, REM behavior disorder (RBD), dan sebagainya. Dengan

mengetahui jenis-jenis gangguantidur, kita dapat mengetahui cara mengatasinya.

4

Page 5: PROPOSAL Gangguan Tidur

BAB II

PEMBAHASAN

I. TIDUR FISIOLOGIS

Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan

mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali

mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya

waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai

irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior

hypothalamus. Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi

terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat

tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi

terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau

aurosal state.

Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM )

Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang   terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti

oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara

bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari,

anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun

dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.

Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:

1. Tidur stadium Satu.

Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan

kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan

dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit danmudah sekali dibangunkan.

Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombangcampuran alfa, betha dan kadang

gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang

sleep spindle dan kompleks K.

2. Tidur stadium dua

5

Page 6: PROPOSAL Gangguan Tidur

Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih

berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari

gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang

verteks dan komplek K.

3. Tidur stadium tiga

Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih

banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang

slee[ spindle. 

4. Tidur stadium empat

Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran

EEGdidominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle.

Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit,

setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu REM jam pertama prosesnya

berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau

bangun.

Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang

sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan

mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot

menunjukkan relaksasi yang dalam.

  Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal

bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total tidur. Periode neonatal ini pada EEG-

nya masuk ke fase REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola

berubah sehingga persentasi total tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan

kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk keperiode awall tidur yang didahului oleh

fase NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengan distribusi fase tidur sebagai

berikut:

– NREM (75%) yaitu stadium 1: 5%; stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%;stadium 4 :

13%.

– REM; 25 %.

II. PERANAN NEUROTRANSMITER

Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending

Reticulary Activity System). Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam

keadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur.

6

Page 7: PROPOSAL Gangguan Tidur

Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem

serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik.

•  Sistem serotonergik

Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino

trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang

terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin

dari tryptopan terhambat pembentukannya, maka terjadikeadaan tidak bisa tidur/jaga.

Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada

nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan aktifitas serotonis

dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.

•  Sistem Adrenergik

Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel

nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat

mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur.Obat-obatan yang mempengaruhi

peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas

pada  tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.

•  Sistem Kholinergik

Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat

mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan

aktifitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik

sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi,

sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine)

yang menghambat pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan

pada fase awal danpenurunan REM.

•  Sistem histaminergik

Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.

•  Sistem hormon

Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti

ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara teratur

oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini secara teratur

mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang

bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.

III.INSIDENSI

7

Page 8: PROPOSAL Gangguan Tidur

Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.

Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalamikesukaran tidur dan 17%

diantaranya mengalami masalah serius.Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung

meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya.

Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita

gangguan tidur. Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri,

ketergantungan obat dan alkohol.

Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab

gangguan tidur adalah sebagai berikut: Penyakit asma (61-74%), gangguan pusat

pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%),

sindroma kaki gelisah (5-15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur

(5-10%), depresi (65). Demensia (5%), gangguan perubahan jadwal kerja (2- 5%),

gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (<1%),

narcolepsy (mendadak tidur) (0,03%-0,16%).

IV. KLASIFIKASI

Internasional Classification of Sleep Disorders

1. Dissomnia

Gangguan tidur intrisik

Narkolepsi, gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki gelisah, obstruksi

saluran nafas, hipoventilasi, post traumatik kepala, tidur berlebihan (hipersomnia),

idiopatik.

Gangguan tidur ekstrisik

Tidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur,

toksik,ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulant

Gangguan tidur irama sirkadian

Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur,

sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur selama

24 jam.

2. Parasomnia

Gangguan aurosal

Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional

Gangguan antara bangun-tidur

8

Page 9: PROPOSAL Gangguan Tidur

Gerak tiba-tiba, tidur berbicara,kramkaki, gangguan gerak berirama

Berhubungan dengan fase REM

Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus arrest

Parasomnia lain-lainnya

Bruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan,

distoniaparosismal.

3. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan/psikiatri

Gangguan mental

Psikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol

Berhubungan dengan kondisi kesehatan 2002 digitized by USU digital library  5

Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis), epilepsi,status

epilepsi, nyeri kepala, Huntington, post traumatik kepala, stroke, Gilles de-la

tourette sindroma.

Berhubungan dengan kondisi kesehatan

Penyakit asma,penyakit jantung, ulkus peptikus, sindroma fibrositis, refluks

gastrointestinal, penyakit paru kronik (PPOK)

4. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi

1. DISSOMNIA

Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh

tidur (failling as sleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as

sleep), bangun terlalu dini atau kombinasi daintaranya.

A. Gangguan tidur spesifik

Narkolepsi

Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari pada

siang hari, biasanya hanya berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1

jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang kembali 2- 3 jam

berikutnya. Narkolepsi menyerang lebih dari 200.000 penduduk di Amerika

Serikat dan tampaknya mempunyai dasar genetik. Gejala secara tipikal mulai

pada decade kedua, meskipun awitan pada usia antara 5 sampai 50 tahun.

Seatu stress yang teridentifikasi (seperti gangguan siklus tidur bangun,

perceraian, kehilangan orang yang dicintai) dapat mendahului awal gejala.

9

Page 10: PROPOSAL Gangguan Tidur

Gambaran tidurnya menunjukkan penurunan fase REM 30-70%. Gejala Pada

serangan tidur dimulai dengan fase REM. Berbagai bentuk narkolepsi:

– Narkolepsi kataplesia, adalah kehilangan tonus otot yang sementara baik

sebagian atau seluruh otot tubuh seperti jaw drop, head drop.

– Hypnagogic halusinasi auditorik/visual adalah halusinasi pada saat jatuh

tidur sehingga pasien dalam keadaan jaga, kemudian ke kerangka pikiran

normal.

– Sleep paralis adalah otot volunter mengalami paralis pada saat masuk tidur

sehingga pasien sadar ia tidak mampu menggerakkan ototnya. Gangguan

ini merupakan kelainan heriditer, kelainannya terletak pada lokus

kromoson 6 didapatkan pada orang-orang Caucasian white dengan

populasi lebih dari 90%, sedangkan pada bangsa Jepang 20-25%, dan

bangsa Israel 1:500.000. Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki dan

wanita. Kelainan ini diduga terletak antara batang otak bagian atas dan

kronik pada malam harinya serta tidak rstorasi seperti terputusnya fase

REM

Pengobatan narkolepsi adalah simptomatik. Somnolen diobati dengan

stimulant. Pengobatan katalepsi, halusianasi hipnogogik, dan paralisis tidur

memerlukan antidepresan, yang efektif, sebagian karena efek menekan

REM poten.

Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik (periodiklimb

movement disorders)/mioklonus nortuknal

Ditandai adanya gerakan anggota gerak badan secara streotipik, berulang

selama tidur. Paling sering terjadi pada anggota gerak kaki baik satu atau

kedua kaki. Bentuknya berupa sktensi ibu jari kaki dan fleksi sebagian pada

sendi lutut dan tumit. Gerak itu berlangsung antara 0,5-5detik, berulang dalam

waktu 20-60 detik atau mungkin berlangsung terusmenerus dalam beberapa

menit atau jam. Bentuk tonik lebih sering dari pada mioklonus. Sering timbul

pada fase NREMatau saat onset tidur sehingga menyebabkan gangguan tidur

kronik yang terputus. Lesi pada pusatkontrol pacemaker batang otak. Insidensi

5% dari orang normal antara usia 30-50 tahun dan 29% pada usia lebih dari 50

tahun.

10

Page 11: PROPOSAL Gangguan Tidur

Berat ringan gangguan ini sangat tergantung dari jumlah gerakan yang

terjadi selama tidur, bila 5-25 gerakan/jam: ringan, 25-50 gerakan/jam:

sedang, danlebih dari 50 kali/jam : berat. Didapatkan pada penyakit seperti

mielopati kronik, neuropati, gangguan ginjal kronik, PPOK, rhematoid

arteritis, sleep apnea, ketergantungan obat, anemia.

Sindroma kaki gelisah (Restless legs syndrome)/Ekbomssyndrome

Pasien dengan dissomnia yang dihubungkan dengan restless legs

syndrome mengalami usaha keras untuk menggerakkan tungkai mereka saat

bangun dan tidak aktif, terutama bila berbaring di tempat tidur sebelum tidur.

Keadaan ini mengganggu keinginan untuk tertidur. Ditandai oleh rasa sensasi

pada kaki/kaku, yang terjadi sebelum onset tidur. Gangguan ini sangat

berhubungan dengan mioklonus nokturnal. Pergerakan kaki secara periodik

disertai dengan rasa nyeri akibat kejang otot M. tibialis kiri dan kanan

sehingga penderita selalu mendorong-dorong kakinya.  Ditemukan pada

penyakit gangguan ginjal stadium akut, parkinson,wanita hamil. Lokasi

kelainan ini diduga diantara lesi batang otakhipotalamus.

Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea)

Terdapat tiga jenis sleep apnea yaitu central sleep apnea, upper airway

obstructive apnea dan bentuk campuran dari keduanya. Apnea tidur adalah

gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur, yang berlangsung selama lebih

dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis jika penderita mengalami

episode apnea sekurang kurang lima kali dalam satu jam atau 30 episode

apnea selama semalam. Selama periodik ini gerakan dada dan dinding perut

sangat dominan. Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai

dengan intermiten penurunan kemampuan respirasi akibat penurunan saturasi

oksigen. Apnea sentral ditandai oleh terhentinya aliran udara dan usaha

pernafasan secara periodik selama tidur, sehingga pergerakan dada dan

dinding perut menghilang. Hal ini kemungkinan kerusakan pada batang otak

atau hiperkapnia.

Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur

ditandai dengan peningkatan pernafasan selama apnea, peningkatan usaha otot

dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masuk melalui

11

Page 12: PROPOSAL Gangguan Tidur

obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM. Gangguan

saluran nafas ini ditandai dengan nafas megap-megap atau mendengkur pada

saat tidur. Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian

menghilang dan berulang setiap 20-50 detik. Serangan apnea pada saat pasien

tidak mendengkur.Akibat hipoksia atauhipercapnea, menyebabkan respirasi

lebih aktif yang diaktifkan oleh formasi retikularis dan pusat respirasi medula,

dengan akibat pasien terjaga danrespirasi kembali normal secara reflek.

Baik pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulang

kali dimalam hari, yang kadang-kadang sulit kembali untuk jatuh tidur.

Gangguan ini sering ditandai dengan nyeri kepala atau tidak enak perasaan

pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan dengan gangguan

kongenital saluran nafas, dysotonomi syndrome, adenotonsilar hypertropi.

Pada orang dewasa obstruksi saluran nafas septal defek, hipotiroid, atau

bradikardi, gangguan jantung, PPOK, hipertensi, stroke, GBS, arnord chiari

malformation.

Paska trauma kepala

Sebagian besar pasien dengan paska trauma kepala sering mengeluh

gangguan tidur. Jarak waktu antara trauma kepala dengan timbulnya keluhan

gangguan tidur setelah 2-3 tahun kemudian.  Pada gambaran

polysomnography tampak penurunan fase REM dan peningkatan sejumlah

fase jaga. Hal ini juga menunjukkan bahwa fase koma (trauma kepala) sangat

berperan dalam penentuan kelainan tidur. Pada penelitian terakhir

menunjukkan pasien tampak selalu mengantuk berlebih sepanjang hari tanpa

diikuti oleh fase onset REM. Penanganan dengan proses program rehabilitasi

seperti sleep hygine. Litium carbonat dapat menurunkan angka frekuensi

gangguan tidur akibat trauma kepala.

B. Gangguan tidur irama sirkadian

Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan

dimana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang

dikehendaki,walaupun jumlah tidurnya tatap. Gangguan ini sangat berhubungan

dengan irama tidur sirkadian normal. Bagian-bagian yang berfungsi dalam

pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan,plasma darah, urine, fungsi

ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus

12

Page 13: PROPOSAL Gangguan Tidur

biologi irama tidurbangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga

untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan,

apabila irama tersebut mengalami peregseran. Menurut beberapa penelitian terjadi

pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler dengan waktu tidur

yang irreguler (bringing irama sirkadian). Perubahan yang jelas secara organik

yang mengalami gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal. Gangguan irama

sirkadian dapat dikategorikan dua bagian:

1) Sementara (acute work shift, Jet lag)

2) Menetap (shift worker)

Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi

perubahan pemendekan waktu onset tidur dan perubahan pada fase REM.

Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadianadalah sebagai berikut:

1) Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type)

yaitu ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan.

Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja

sosial. Orangorang tersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan

mengantuk pada siang hari (insomnia sekunder).

2) Tipe Jet lag 

ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat menurut jam

setempat, hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebih dari satu zone

waktu. Gambaran tidur menunjukkan sleep latensnya panjang dengan tidur

yang terputus-putus.

3) Tipe pergeseran kerja (shift work type). 

Pergeseran kerja terjadi pada orang tg secara teratur dan cepat mengubah

jadwal kerja sehingga akan mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering

timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum.

Gambarannya berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan

onset tidur fase REM.

4) Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).

Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia

lanjut,dimana onset tidur pada pukul 6-8 malam dan terbangun antara pukul 1-

3 pagi. Walaupun pasien ini  merasa cukup ubtuk waktu tidurnya.Gambaran

tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian yang tdk

sesuai.

13

Page 14: PROPOSAL Gangguan Tidur

5) Tipe bangun-tidur beraturan

6) Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.

C. Lesi susunan saraf pusat (neurologis)

Sangat jarang. Les batang otak atau bulber dapat mengganggu awal atau

memelihara selama tidur, ini merupakan gangguan tidur organik. Feldman dan

wilkus et al menemukan fase tidur pada lesi atau trauma daerah ventral pons, yang

mana fase 1 dan 2 menetap tetapi fase REM berkurang atau tidak ada sama sekali.

Penderita chroea ditandai dengan gangguan tiduryang berat, yang diakibatkan

kerusakan pada raphe batang otak. Penyakit seperti Gilles de la Tourettes

syndrome, parkinson, khorea, dystonia, gerakan-gerakan penyakit lebih sering

timbul pada saat pasien tidur. Gerakan ini lebih sering terjadi pada fase awal dan

fase 1 dan jarang terjadi pada fase dalam. Pada dememsia sinilis gangguan tidur

pada malam hari, mungkinakibat diorganisasi siklus sirkadian, terutama

perubahan suhu tubuh. Pada penderita stroke dapat mengalami gangguan tidur,

bila terjadi gangguan vaskuler didaerah batang otak epilepsi seringkali terjadi

pada saat tidur terutama pada fase NREM (stadium ½) jarang terjadi pada fase

REM. 

D. Gangguan kesehatan, toksik 

Seperti neuritis, carpal tunnel sindroma, distessia, miopati distropi, low back

pain, gangguan metabolik seperti hipo/hipertiroid, gangguan ginjal akut/kronik,

asma, penyakit, ulkus peptikus, gangguan saluran nafas obstruksi sering

menyebabkan gangguan tidur seperti yang ditunjukkan mioklonus nortuknal.

E. Obat-obatan

Gangguan tidur dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti penggunaan obat

stimulan yang kronik (amphetamine, kaffein, nikotine), antihipertensi,

antidepresan, antiparkinson, antihistamin, antikholinergik. Obat ini dapat

menimbulkan terputus-outus fase tidur REM.

2. PARASOMNIA

Istilah parasomnia menunjukkan gangguan perilaku selama tidur yang

dihubungkan dengan gangguan parsial atau singkat tetapi tidak dengan gangguan tidur

14

Page 15: PROPOSAL Gangguan Tidur

yang nyata atau gangguan kesadaran siang hari.Parasomnia yaitu merupakan

kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode yang berlangsung

pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Kasus ini

sering berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku danaksi motorik

potensial, sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan kematian.

Keluhan yang ada biasanya terkait dengan perilaku sendiri. Kebanyakan keluhan

lebih lazim pada anak-anak tetapi dapat menetap pada masa dewasa bila kejadiannya

mempunyai patologik lebih signifikan. Insidensi ini sering ditemukan pada usia anak

berumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami perbaikan ataupenurunan insidensi padausia

dewasa (3%).

Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia yaitu:

a) Peminum alkohol

b) Kurang tidur (sleep deprivation)

c) Stress psikososial

Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi

antarabangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan sistem

otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran (konfuosius), dan diikuti

aurosal dan amnesia episode tersebut. Seringkali terjadi pada stadium 3 dan 4.

A. Gangguan tidur berjalan (slepp walking)/somnabulisme

Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek termasuk adanya

automatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membukapintu, menutup

pintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, berbicara. Tingkah

laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur. Gambaran tipikal

gangguan tingkah laku ini didapat dengan gelombang tidur yang rendah,

berlangsung 1/3 bagian pertama malam selama tidur NREM pada stadium 3 dan4.

Selama serangan, relatif  tidak memberikan respon terhadap usaha orang lain

untuk berkomunikasi dengannya dan dapat dibangunkan susah payah.  Pada

gambaran EEG \ menunjukkan iram acampuran terutama theta dengangelombang

rendah. Bahkan tidak didapatkan adanya gelombang alpha.

B. Gangguan teror tidur (sleep teror)

Gangguan ini juga disebut pavornocturnus, terjadi primer pada anak-anak

muda selama beberapa jam pertama setelah awitan tidur. Ditandai dengan pasien

mendadak berteriak, suara tangisan dan berdiri ditempat tidur yang tampak seperti

15

Page 16: PROPOSAL Gangguan Tidur

ketakutan dan bergerak-gerak. Serangan ini terjadi sepertiga malam yang

berlangsung selama tidur NREM pada stadium 3 dan 4. Kadang-kadang penderita

tetap terjaga dalam keadaan terdisorientasi, atau sering diikuti tidur berjalan.

Gambaran teror tidur mirip dengan teror berjalan baik secara klinis maupun dalam

pemeriksaan polisomnografy. Teror tidurmungkin mencerminkan suatu kelainan

neurologis minor pada lobus temporalis. Pada kasus ini sering kali terjadi

perubahan sistem otonomnya seperti takhicardi, keringat dingin, pupil dilatasi, dan

sesak nafas. Serangan rekuren jarang terjadi. Tertidur dan tidur berjalan

menggambarkan abnormalitas bangun.

C. Gangguan tidur berhubungan dengan fase REM

Ini meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan sinus arrest.

Gangguan tingkah laku ini ditandai dengan atonia selama tidur (EMG) dan

selanjutnya terjadi aktifitas motorik yang keras, episode ini sering terjadi pada

larut  malam (1/2 dari larut malam) yang disertai dengan ingat mimpi yang

jelas. Paling banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut, gangguan psikiatri atau

dengan janis penyakit-penyakit degenerasi, peminum alkohol. Kemungkinan

lesinya terletak pada daerah pons atau juga didapatkan pada kasus

sepertiperdarahan subarakhnoid. Gambaran menunjukkan adanya REM burst dan

mioklonik potensial pada rekaman EMG.

3. GANGGUAN TIDUR DIHUBUNGKAN DENGAN GANGGUAN

MEDIS/PSIKIATRI

A. Gangguan Tidur Dihubungkan dengan Gangguan Mental

Skizofrenia kronik biasanya dapat tidur nyenyak. Sebaliknya, pasien dengan

gangguan psikiatri lain (gangguan ansietas, penyakit afektif, gangguan obsesif-

kompulsif dan alkoholisme kronik) sering sulit tidur. Depresi dapat dihubungkan

dengan insomnia awitan tidur, dan/atau bangun terlalu pagi.

Pada mania dan hipomania, latensi tidur meningkat, dan waktu tidur total

berkurang. Pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif mempunyai gangguan tidur

yang serupa dengan pasien yang mengalami depresi endogen. Tidur alkoholik

kronik tetap terganggu selama bertahun-tahun setelah berhenti mengkonsumsi

alkohol.

B. Gangguan Tidur Dihubungkan dengan Gangguan Neurologik

Berbagai penyakit neurologic menyebabkan putusnya tidur melalui

16

Page 17: PROPOSAL Gangguan Tidur

mekanisme nonspesifik, tidak langsung (seperti nyeri pada spondilodisservikal

atau low back pain)atau oleh gangguan struktur saraf pusat yang terserang dan

control tidur itu sendiri.

C. Gangguan Tidur Dihubungkan dengan Gangguan Medis Lain

Sejumlah kondisi medis dihubungkan dengan gangguan tidur. Hubungan

bisa non spesifik, sebagai contoh, antara gangguan tidur dan nyeri kronik dari

gangguan rematologik. Selain itu, gangguan tidur berasal dari penggunaan obat

yang sesuai seperti steroid atau dari gejala penyakit lain. Beberapa penyakit yang

dapat menyebabkan gangguan tidur yaitu asma, iskemia jantung, penyakit paru

obstrsuktif

V. DIAGNOSA ETIOLOGI

Sebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan

terlebih dahulu jenis danlamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder), dengan

mengetahui jenis dan lamanya gangguan tidur, selain untuk membantu mengidentifikasi

penyebabnya, juga dapat memberikan pengobatan yang adekuat.

Pada tahun 1984, The  International Institute of Health membuat suatu konsensus

pengelompokan gangguan tidur berdasarkan lamanya  gangguan yang terdiri dari:

1) Transient yaitu jika gangguan tidurnya kurang dari 7 hari.

2) Short term yaitu jika gangguan tidurnya menetap lebih dari 7 hari dan kurang dari

3 minggu. Kedua gangguan tersebut biasanya berhubungan dengan stress yang

akut seperti perubahan kehidupan sosial, peningkatan emosional, faktor

lingkungan, faktor sistemik, kelainan gangguankesehatan, desinkronisaso irama

sirkadian.

3) Long term yaitu jika gangguan tidur menetap lebih dari 3 minggu. Biasanya

berhubungan dengan gangguan tidur primer, gangguan psikiatri, gangguan

kesehatan, gangguan psikologi.

Pada tahun 1990, American Sleep Disorders Association membuat reklasifikasi

untuk mencari kemungkinan penyebab gangguan tidur menjadi 4 kelompok yaitu:

1) Dissomnia, misalnya: ganguan intrisik, gangguan ekstrisik, gangguan irama

sirkadian.

2) Parasomnia, misalnya: Gangguan aurosal, gangguan bangun-tidur, berhubungan

fase REM.

17

Page 18: PROPOSAL Gangguan Tidur

3) Gangguan kesehatan/psikiatri, misalnya: gangguan mental, gangguan neurologi,

gangguan kesehatan.

4) Gangguan yang tidak terklasifikasi

VI. PENATALAKSANA UMUM

1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya:

Untuk mencari penyebab dasarnya danpengobatan yang adekuat.

Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik.

Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat

hipnotik, alkohol, gangguan mental.

Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek

2. Konseling dan Psikotherapi

Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti

(depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita

dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh

penderita tanpa penggunaan obat hipnotik.

3. Sleep hygiene terdiri dari:

a) Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan

b) Hindari tidur pada siang hari/sambilan

c) Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari

d) Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan

e) Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur

f) Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong

g) Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)

h) Hindari rasa cemas atau frustasi

i) Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak

4. Pendekatan farmakologi

Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara

kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dsarnya semua obat

yang mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular

activating system (ARAS) diotak. Hal tersebut didapatkan pada berbagai obat yang

18

Page 19: PROPOSAL Gangguan Tidur

menekan susunan sarafpusat, mulai dari obat anti anxietas dan beberapa obat anti

depres. Obat hipnotik selain penekanan aktivitas susunan saraf pusat yang dipaksakan

dari proses fisiologis, juga mempunyai efek kelemahan yang dirasakan efeknya pada

hari berikutnya (long acting) sehingga menggangguaktifitas sehari-hari. Begitu pula

bila pemakain obat jangka panjang dapat menimbulkan over dosis dan ketergantungan

obat. Sebelum mempergunakan obat hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan jenis

gangguan tidur misalnya, apakah gangguan pada fase latensi panjang(NREM)

gangguan pendek, bangun terlalu dini, cemas sepanjang hari, kurang tidur pada

malam hari, adanya perubahan jadwal kerja/kegiatan atau akibat gangguan penyakit

primernya.

Walaupun obat hipnotik tidak ditunjukkan dalam penggunaan gangguan tidur

kronik, tapi dapat dipergunakan hanya untuk sementara, sambil dicari penyebab yang

mendasari. Dengan pemakaian obat yang rasional, obat hipnotik hanya untuk

mengkoreksi dari problema gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi

primernya dan harus berhati-hati padapemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang

karena akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan

berlanjut tanpa  penyelesaian yang memuaskan.

Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidentifikasi

dari problem gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilaikondisi primernya

danharus berhati-hati pada pemakain obat hipnotik untuk jangka panjang karena akan

menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa

penyelesaian yang memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik

adalah mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah

sebagai pengobatan tambahan. Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan jenis obat

yang bereaksi cepat (short action) dgnmembatasipenggunaannya sependek mungkin

yang dapat mengembalikan pola tiduryang normal.Lamanya pengobatan harus

dibatasi 1-3 hari untuk transient insomnia, dantidak lebih dari 2 minggu untuk short

term insomnia. Untuk long terminsomnia dapat dilakukan evaluasi kembali untuk

mencari latar belakang penyebab gangguan tidur yang sebenarnya. Bila penggunaan

jangka panjang sebaiknya obat tersebut dihentikan secara berlahan-lahan

untukmenghindarkan withdraw terapi.

Terapi yang dapat dilakukan

a. Pola tidur-bangun

Pertahankan bangun tidur yang teratur

19

Page 20: PROPOSAL Gangguan Tidur

Hilangkan tidur siang kecuali jika tidur siang merupakan bagian rutin dariawal

Apabila tidur siang, batasi20 menit.

Hindari tidur yang lama.

Pergi tidursaat mengantuk

Gunakan teknik relaksasi untuk meningkatkan tidur

Jika tidak dapat tidur dalam 15 sampai 30 menit, turun dari tempat tidur

b. Lingkungan

Tidurlah ditempat anda yang nyaman.

Jaga kebisingan.

Gunakan lampu tidur dan jaga jalur kekamar mandi bebas dari hambatan

Atur temperatur kamar sesuai keinginan.

c. Medikasi/obat-obatan

Gunakan sedatif dan hipnotiksesuairesepdokterdandosis.

Sesuaikan medikasi yang diperlukan.

d. Diet

Batasi alkohol, kafein, dan rokokdan malam hari

Konsumsi karbohidrat atau susu sebagai makanan ringan sebelum tidur

Kurangi asupan cairan 2 sampai 4 jam sebelum tidur

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: PROPOSAL Gangguan Tidur

1. Sadock, Benjamin J, Sadock, Virginia. Buku Ajar Psikiatri Klinis. EGC. Jakarta: 2010

2. Elvira, Sylvia D, Hadisukanto, Gitayanti. Buku Ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta: 2010

3. Maslim, Rusdi.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ- III. FK Unika

Atmajaya. Jakarta:2001

4. Harrison. Prinsip-PrinsipIlmuPenyakitDalam volume 1. Jakarta: EGC. 2000

5. Prasadja, Andreas. Ayo Bangun! DenganBugarKarenaTidur yang Benar. Jakarta: PT

MizanPublika. 2009

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

21

Page 22: PROPOSAL Gangguan Tidur

GANGGUAN KEPRIBADIAN

No Nama Alamat TandaTangan

22

Page 23: PROPOSAL Gangguan Tidur

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

GANGGUAN KEPRIBADIAN

No Nama Alamat TandaTangan

23