Gangguan tidur

download Gangguan tidur

of 19

description

hiujbv

Transcript of Gangguan tidur

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    1/19

    1

    SATUAN ACARA PENYULUHAN

    I. IDENTITASTopik : Gangguan tidur

    Sub Topik : Mengenal macam-macam gangguan tidur

    Hari/Tanggal : Jumat, 13 Juni 2014

    Waktu : 10.00-11.00 WIB

    Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke poliklinik

    Tempat : Ruang tunggu poliklinik

    II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMSetelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui macam-macam

    gangguan tidur, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan sasaran dari

    penyuluhan ini memahami faktor penyebab terjadinya gangguan tidur serta berbagai macam

    gangguan tidur dan penanganannya.

    III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan para peserta dapat:

    1. Memahami faktor penyebab terjadinya gangguan tidur.2. Memahami tentang macam-macam gangguan tidur.3. Memahami tanda-tanda gangguan tidur dan tatalaksananya.

    IV. MATERI (TERLAMPIR)

    V. MEDIA1. Laptop2. LCD3. Microphone4. Leaflat

    VI. METODE1. Ceramah2. Diskusi3. Tanya jawab

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    2/19

    2

    KEGIATAN PENYULUHAN

    NO Kegiatan Penyuluhan Audiance Waktu

    1. Pembukaan Mengucapkan salam

    Memperkenalkan diri

    Menjawab salam

    Memperhatikan

    5 menit

    2. Isi Penyampaian isi materi Menyampaikan

    pengetahuannya

    Mendengarkan dan

    memperhatikan

    penyampaian materi

    45 menit

    3. Penutup Menyimpulkan materi

    Memberikan kesempatanpeserta untuk bertanya

    Menutup dan mengucapkan

    salam

    Mendengarkan dan

    memperhatikanAktif mengajukan

    pertanyaan

    Menjawab salam

    10 menit

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    3/19

    3

    TINJAUAN PUSTAKA

    GANGGUAN TIDUR

    I. PENDAHULUANGanguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada

    penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan

    masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta

    yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang

    berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya,

    menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi,

    kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri

    sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan

    didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang

    tidurnya cukup

    Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakinlama

    semakin meningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari,

    kecendrungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu

    penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru

    akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa gangguan tidur

    merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang.

    II. TIDUR FISIOLOGISTidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan

    mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan

    tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Semua makhluk hidup

    mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam.

    Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat kontrol

    irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus. Bagian susunan saraf

    pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis

    medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang

    menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblogata

    disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.

    Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    4/19

    4

    1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM )

    Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti

    oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian

    antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12

    jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5

    jam/hari pada orang dewasa.

    Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:

    1. Tidur stadium Satu.Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan

    kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan

    dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit danmudah sekali dibangunkan.

    Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombangcampuran alfa, betha dan kadang

    gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang

    sleep spindle dan kompleks K.

    2. Tidur stadium duaPada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih

    berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari

    gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang

    verteks dan komplek K.

    3. Tidur stadium tigaFase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih

    banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang slee[

    spindle.

    4. Tidur stadium empatMerupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran

    EEGdidominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle.

    Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu

    akan masuk ke fase REM. Pada waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat

    dan menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun.

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    5/19

    5

    Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat

    rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan mimpinya,

    denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot menunjukkan

    relaksasi yang dalam.

    Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal

    bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total tidur. Periode neonatal ini pada EEG-nya

    masuk ke fase REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah

    sehingga persentasi total tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan kematangan

    sel-sel otak, kemudian akan masuk keperiode awall tidur yang didahului oleh fase NREM

    kemudian fase REM pada dewasa muda dengan distribusi fase tidur sebagai berikut:

    NREM (75%) yaitu stadium 1: 5%; stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%; stadium 4 :13%.

    REM; 25 %.

    III. PERANAN NEUROTRANSMITERKeadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending

    Reticulary Activity System). Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam

    keadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas

    ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik,

    noradrenergik, kholonergik, histaminergik.

    Sistem serotonergik

    Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino trypthopan.

    Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga

    meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari tryptopan

    terhambat pembentukannya, maka terjadikeadaan tidak bisa tidur/jaga. Menurut beberapa

    peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di

    batang otak, yang mana terdapat hubungan aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan

    tidur REM.

    Sistem Adrenergik

    Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel

    nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat

    mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur.Obat-obatan yang mempengaruhi

    peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas

    pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    6/19

    6

    Sistem Kholinergik

    Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat

    mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas

    gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang

    berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi

    pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine) yang menghambat

    pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase awal dan

    penurunan REM.

    Sistem histaminergik

    Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.

    Sistem hormon

    Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti

    ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh

    kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini secara teratur

    mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas

    menagtur mekanisme tidur dan bangun.

    IV. INSIDENSIHampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.

    Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17%

    diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung

    meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan

    dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan

    tidur. Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan

    obat dan alkohol.

    Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab

    gangguan tidur adalah sebagai berikut: Penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan

    (40-50%), kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah

    (5-15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65).

    Demensia (5%), gangguan perubahan jadwal kerja (2- 5%), gangguan obstruksi sesak saluran

    nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    7/19

    7

    1. Dissomnia Gangguan tidur intrisik

    Narkolepsi, gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki gelisah, obstruksi

    saluran nafas, hipoventilasi, post traumatik kepala, tidur berlebihan (hipersomnia),

    idiopatik.

    Gangguan tidur ekstrisikTidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik,

    ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulant

    Gangguan tidur irama sirkadianJet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur,

    sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur selama

    24 jam.

    2. Parasomnia Gangguan aurosal

    Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional

    Gangguan antara bangun-tidurGerak tiba-tiba, tidur berbicara,kramkaki, gangguan gerak berirama

    Berhubungan dengan fase REMGangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus arrest

    Parasomnia lain-lainnyaBruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan, distonia

    parosismal

    3. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan/psikiatri Gangguan mental

    Psikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol

    Berhubungan dengan kondisi kesehatan 2002 digitized by USU digital library 5Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis), epilepsi,status

    epilepsi, nyeri kepala, Huntington, post traumatik kepala, stroke, Gilles de-la

    tourette sindroma.

    Berhubungan dengan kondisi kesehatanPenyakit asma, penyakit jantung, ulkus peptikus, sindroma fibrositis, refluks

    gastrointestinal, penyakit paru kronik (PPOK)

    4. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    8/19

    8

    1. DISSOMNIAAdalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh tidur

    (failling as sleep),mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as sleep),bangun

    terlalu dini atau kombinasi daintaranya.

    A. Gangguan tidur spesifik Narkolepsi

    Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari pada siang hari,

    biasanya hanya berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam, setelah itu

    pasien akan segar kembali dan terulang kembali 2- 3 jam berikutnya. Gambaran

    tidurnya menunjukkan penurunan fase REM 30-70%. Pada serangan tidur dimulai

    dengan fase REM. Berbagai bentuk narkolepsi:

    Narkolepsi kataplesia, adalah kehilangan tonus otot yang sementara baiksebagian atau seluruh otot tubuh sepertijaw drop, head drop.

    Hypnagogic halusinasi auditorik/visual adalah halusinasi pada saat jatuh tidursehingga pasien dalam keadaan jaga, kemudian ke kerangka pikiran normal.

    Sleep paralis adalah otot volunter mengalami paralis pada saat masuk tidursehingga pasien sadar ia tidak mampu menggerakkan ototnya. Gangguan ini

    merupakan kelainan heriditer, kelainannya terletak pada lokus kromoson 6

    didapatkan pada orang-orang Caucasian white dengan populasi lebih dari

    90%, sedangkan pada bangsa Jepang 20-25%, dan bangsa Israel 1:500.000.

    Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki dan wanita. Kelainan ini diduga

    terletak antara batang otak bagian atas dan kronik pada malam harinya serta

    tidak rstorasi seperti terputusnya fase REM

    Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik (periodik limbmovement disorders)/mioklonus nortuknal

    Ditandai adanya gerakan anggota gerak badan secara streotipik, berulang

    selama tidur. Paling sering terjadi pada anggota gerak kaki baik satu atau kedua

    kaki. Bentuknya berupa sktensi ibu jari kaki dan fleksi sebagian pada sendi lutut

    dan tumit. Gerak itu berlangsung antara 0,5-5 detik, berulang dalam waktu 20-60

    detik atau mungkin berlangsung terusmenerus dalam beberapa menit atau jam.

    Bentuk tonik lebih sering dari pada mioklonus. Sering timbul pada fase NREM

    atau saat onset tidur sehingga menyebabkan gangguan tidur kronik yang terputus.

    Lesi pada pusat kontrol pacemaker batang otak. Insidensi 5% dari orang normal

    antara usia 30-50 tahun dan 29% pada usia lebih dari 50 tahun.

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    9/19

    9

    Berat ringan gangguan ini sangat tergantung dari jumlah gerakan yang

    terjadi selama tidur, bila 5-25 gerakan/jam: ringan, 25-50 gerakan/jam: sedang,

    danlebih dari 50 kali/jam : berat. Didapatkan pada penyakit seperti mielopati

    kronik, neuropati, gangguan ginjal kronik, PPOK, rhematoid arteritis, sleep apnea,

    ketergantungan obat, anemia.

    Sindroma kaki gelisah (Restless legs syndrome)/EkbomssyndromeDitandai oleh rasa sensasi pada kaki/kaku, yang terjadi sebelum onset

    tidur. Gangguan ini sangat berhubungan dengan mioklonus nokturnal. Pergerakan

    kaki secara periodik disertai dengan rasa nyeri akibat kejang otot M. tibialis kiri

    dan kanan sehingga penderita selalu mendorong-dorong kakinya. Ditemukan

    pada penyakit gangguan ginjal stadium akut, parkinson, wanita hamil. Lokasi

    kelainan ini diduga diantara lesi batang otakhipotalamus

    Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea)Terdapat tiga jenis sleep apnea yaitu central sleep apnea, upper airway

    obstructive apnea dan bentuk campuran dari keduanya. Apnea tidur adalah

    gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur, yang berlangsung selama lebih dari

    10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis jika penderita mengalami episode apnea

    sekurang kurang lima kali dalam satu jam atau 30 episode apnea selama semalam.

    Selama periodik ini gerakan dada dan dinding perut sangat dominan. Apnea

    sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai dengan intermiten penurunan

    kemampuan respirasi akibat penurunan saturasi oksigen. Apnea sentral ditandai

    oleh terhentinya aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selama tidur,

    sehingga pergerakan dada dan dinding perut menghilang. Hal ini kemungkinan

    kerusakan pada batang otak atau hiperkapnia.

    Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur

    ditandai dengan peningkatan pernafasan selama apnea, peningkatan usaha otot

    dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masuk melalui obstruksi.

    Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM. Gangguan saluran nafas ini

    ditandai dengan nafas megap-megap atau mendengkur pada saat tidur.

    Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian menghilang dan

    berulang setiap 20-50 detik. Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur.

    Akibat hipoksia atau hipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang

    diaktifkan oleh formasi retikularis dan pusat respirasi medula, dengan akibat

    pasien terjaga danrespirasi kembali normal secara reflek.

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    10/19

    10

    Baik pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulang

    kali dimalam hari, yang kadang-kadang sulit kembali untuk jatuh tidur. Gangguan

    ini sering ditandai dengan nyeri kepala atau tidak enak perasaan pada pagi hari.

    Pada anak-anak sering berhubungan dengan gangguan kongenital saluran nafas,

    dysotonomi syndrome, adenotonsilar hypertropi. Pada orang dewasa obstruksi

    saluran nafas septal defek, hipotiroid, atau bradikardi, gangguan jantung, PPOK,

    hipertensi, stroke, GBS, arnord chiari malformation.

    Paska trauma kepalaSebagian besar pasien dengan paska trauma kepala sering mengeluh

    gangguan tidur. Jarak waktu antara trauma kepala dengan timbulnya keluhan

    gangguan tidur setelah 2-3 tahun kemudian. Pada gambaran polysomnography

    tampak penurunan fase REM dan peningkatan sejumlah fase jaga. Hal ini juga

    menunjukkan bahwa fase koma (trauma kepala) sangat berperan dalam penentuan

    kelainan tidur. Pada penelitian terakhir menunjukkan pasien tampak selalu

    mengantuk berlebih sepanjang hari tanpa diikuti oleh fase onset REM.

    Penanganan dengan proses program rehabilitasi seperti sleep hygine. Litium

    carbonat dapat menurunkan angka frekuensi gangguan tidur akibat trauma kepala.

    B. Gangguan tidur irama sirkadianSleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana

    penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,walaupun jumlah

    tidurnya tatap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal.

    Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan,

    plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal fungsi irama

    sirkadian mengatur siklus biologi irama tidurbangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur

    dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami

    gangguan, apabila irama tersebut mengalami peregseran. Menurut beberapa penelitian

    terjadi pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler dengan waktu tidur

    yang irreguler (bringing irama sirkadian). Perubahan yang jelas secara organik yang

    mengalami gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal. Gangguan irama sirkadian

    dapat dikategorikan dua bagian:

    1) Sementara (acute work shift, Jet lag)2) Menetap (shift worker)

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    11/19

    11

    Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi perubahan

    pemendekan waktu onset tidur dan perubahan pada fase REM. Berbagai macam

    gangguan tidur gangguan irama sirkadian adalah sebagai berikut:

    1) Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type)yaitu ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan.

    Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial.

    Orangorang tersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada

    siang hari (insomnia sekunder).

    2) Tipe Jet lagialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat menurut jam setempat,

    hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebih dari satu zone waktu. Gambaran

    tidur menunjukkan sleep latensnya panjang dengan tidur yang terputus-putus.

    3) Tipe pergeseran kerja (shi ft work type).Pergeseran kerja terjadi pada orang tg secara teratur dan cepat mengubah jadwal

    kerja sehingga akan mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering timbul

    bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya

    berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur fase

    REM.

    4) Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome). Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut,dimana

    onset tidur pada pukul 6-8 malam dan terbangun antara pukul 1-3 pagi. Walaupun

    pasien ini merasa cukup ubtuk waktu tidurnya. Gambaran tidur tampak normal

    tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian yang tdk sesuai.

    5) Tipe bangun-tidur beraturan6) Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.

    C. Lesi susunan saraf pusat (neurologis)Sangat jarang. Les batang otak atau bulber dapat mengganggu awal atau

    memelihara selama tidur, ini merupakan gangguan tidur organik. Feldman dan wilkus et

    al menemukan fase tidur pada lesi atau trauma daerah ventral pons, yang mana fase 1 dan

    2 menetap tetapi fase REM berkurang atau tidak ada sama sekali. Penderita chroea

    ditandai dengan gangguan tidur yang berat, yang diakibatkan kerusakan pada raphe

    batang otak. Penyakit seperti Gilles de la Tourettes syndrome, parkinson, khorea,

    dystonia, gerakan-gerakan penyakit lebih sering timbul pada saat pasien tidur. Gerakan

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    12/19

    12

    ini lebih sering terjadi pada fase awal dan fase 1 dan jarang terjadi pada fase dalam. Pada

    dememsia sinilis gangguan tidur pada malam hari, mungkin akibat diorganisasi siklus

    sirkadian, terutama perubahan suhu tubuh. Pada penderita stroke dapat mengalami

    gangguan tidur, bila terjadi gangguan vaskuler didaerah batang otak epilepsi seringkali

    terjadi pada saat tidur terutama pada fase NREM (stadium ) jarang terjadi pada fase

    REM.

    D. Gangguan kesehatan, toksikSeperti neuritis, carpal tunnel sindroma, distessia, miopati distropi, low back pain,

    gangguan metabolik seperti hipo/hipertiroid, gangguan ginjal akut/kronik, asma, penyakit,

    ulkus peptikus, gangguan saluran nafas obstruksi sering menyebabkan gangguan tidur

    seperti yang ditunjukkan mioklonus nortuknal.

    E. Obat-obatanGangguan tidur dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti penggunaan obat

    stimulan yang kronik (amphetamine, kaffein, nikotine), antihipertensi, antidepresan,

    antiparkinson, antihistamin, antikholinergik. Obat ini dapat menimbulkan terputus-outus

    fase tidur REM.

    2. PARASOMNIAYaitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode

    yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur.

    Kasus ini sering berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku danaksi motorik

    potensial, sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan kematian, Insidensi

    ini sering ditemukan pada usia anak berumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami perbaikan atau

    penurunan insidensi pada usia dewasa (3%).

    Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia yaitu:

    a) Peminum alkoholb) Kurang tidur (sleep deprivation)c) Stress psikososial

    Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi antara

    bangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan sistem otonom.

    Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran (konfuosius), dan diikuti aurosal dan amnesia

    episode tersebut. Seringkali terjadi pada stadium 3 dan 4.

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    13/19

    13

    A. Gangguan tidur berjalan (slepp walki ng)/somnabulismeMerupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek termasuk adanya

    automatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuk apintu, menutup pintu,

    duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, berbicara. Tingkah laku berjalan

    dalam beberapa menit dan kembali tidur. Gambaran tipikal gangguan tingkah laku ini

    didapat dengan gelombang tidur yang rendah, berlangsung 1/3 bagian pertama malam

    selama tidur NREM pada stadium 3 dan 4. Selama serangan, relatif tidak memberikan

    respon terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya dan dapat dibangunkan

    susah payah. Pada gambaran EEG \ menunjukkan iram acampuran terutama theta dengan

    gelombang rendah. Bahkan tidak didapatkan adanya gelombang alpha.

    B. Gangguan teror tidur (sleep teror)Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan dan berdiri ditempat

    tidur yang tampak seperti ketakutan dan bergerak-gerak. Serangan ini terjadi sepertiga

    malam yang berlangsung selama tidur NREM pada stadium 3 dan 4. Kadang-kadang

    penderita tetap terjaga dalam keadaan terdisorientasi, atau sering diikuti tidur berjalan.

    Gambaran teror tidur mirip dengan teror berjalan baik secara klinis maupun dalam

    pemeriksaan polisomnografy. Teror tidur mungkin mencerminkan suatu kelainan

    neurologis minor pada lobus temporalis. Pada kasus ini sering kali terjadi perubahan

    sistem otonomnya seperti takhicardi, keringat dingin, pupil dilatasi, dan sesak nafas.

    C. Gangguan tidur berhubungan dengan fase REMIni meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan sinus arrest.

    Gangguan tingkah laku ini ditandai dengan atonia selama tidur (EMG) dan selanjutnya

    terjadi aktifitas motorik yang keras, episode ini sering terjadi pada larut malam (1/2 dari

    larut malam) yang disertai dengan ingat mimpi yang jelas. Paling banyak ditemukan pada

    laki-laki usia lanjut, gangguan psikiatri atau dengan janis penyakit-penyakit degenerasi,

    peminum alkohol. Kemungkinan lesinya terletak pada daerah pons atau juga didapatkan

    pada kasus seperti perdarahan subarakhnoid. Gambaran menunjukkan adanya REM burst

    dan mioklonik potensial pada rekaman EMG.

    VI. DIAGNOSA ETIOLOGISebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan

    terlebih dahulu jenis danlamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder), dengan

    mengetahui jenis dan lamanya gangguan tidur, selain untuk membantu mengidentifikasi

    penyebabnya, juga dapat memberikan pengobatan yang adekuat.

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    14/19

    14

    Pada tahun 1984, The International Institute of Health membuat suatu konsensuspengelompokan gangguan tidur berdasarkan lamanya gangguan yang terdiri dari:

    1) Transient yaitu jika gangguan tidurnya kurang dari 7 hari.2) Short term yaitu jika gangguan tidurnya menetap lebih dari 7 hari dan kurang dari 3

    minggu. Kedua gangguan tersebut biasanya berhubungan dengan stress yang akut

    seperti perubahan kehidupan sosial, peningkatan emosional, faktor lingkungan, faktor

    sistemik, kelainan gangguan kesehatan, desinkronisaso irama sirkadian.

    3) Long term yaitu jika gangguan tidur menetap lebih dari 3 minggu. Biasanyaberhubungan dengan gangguan tidur primer, gangguan psikiatri, gangguan kesehatan,

    gangguan psikologi.

    Pada tahun 1990, American Sleep Disorders Association membuat reklasifikasi untukmencari kemungkinan penyebab gangguan tidur menjadi 4 kelompok yaitu:

    1) Dissomnia, misalnya: ganguan intrisik, gangguan ekstrisik, gangguan iramasirkadian.

    2) Parasomnia, misalnya: Gangguan aurosal, gangguan bangun-tidur, berhubungan faseREM.

    3) Gangguan kesehatan/psikiatri, misalnya: gangguan mental, gangguan neurologi,gangguan kesehatan.

    4) Gangguan yang tidak terklasifikasi

    VII. PENATALAKSANA UMUM1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya:

    Untuk mencari penyebab dasarnya danpengobatan yang adekuat. Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik. Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat

    hipnotik, alkohol, gangguan mental.

    Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek2. Konseling dan Psikotherapi

    Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti

    (depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat

    membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa

    penggunaan obat hipnotik.

    3. Sleep hygiene terdiri dari:a) Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    15/19

    15

    b) Hindari tidur pada siang hari/sambilanc) Jangan mengkonsumsi kafein pada malam harid) Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestane) Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidurf) Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosongg) Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)h) Hindari rasa cemas atau frustasii) Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak

    4. Pendekatan farmakologiDalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara kausal,

    juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dsarnya semua obat yang

    mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular activating

    system (ARAS) diotak. Hal tersebut didapatkan pada berbagai obat yang menekan susunan

    saraf pusat, mulai dari obat anti anxietas dan beberapa obat anti depres. Obat hipnotik selain

    penekanan aktivitas susunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses fisiologis, juga

    mempunyai efek kelemahan yang dirasakan efeknya pada hari berikutnya ( long acting)

    sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Begitu pula bila pemakain obat jangka panjang

    dapat menimbulkan over dosis dan ketergantungan obat. Sebelum mempergunakan obat

    hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan jenis gangguan tidur misalnya, apakah gangguan

    pada fase latensi panjang (NREM) gangguan pendek, bangun terlalu dini, cemas sepanjang

    hari, kurang tidur pada malam hari, adanya perubahan jadwal kerja/kegiatan atau akibat

    gangguan penyakit primernya.

    Walaupun obat hipnotik tidak ditunjukkan dalam penggunaan gangguan tidur kronik,

    tapi dapat dipergunakan hanya untuk sementara, sambil dicari penyebab yang mendasari.

    Dengan pemakaian obat yang rasional, obat hipnotik hanya untuk mengkoreksi dari problema

    gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi primernya dan harus berhati-hati pada

    pemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang karena akan menyebabkan terselubungnya

    kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang memuaskan.

    Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidentifikasi dari

    problem gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilaikondisi primernya danharus berhati-

    hati pada pemakain obat hipnotik untuk jangka panjang karena akan menyebabkan

    terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang

    memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidentifikasi

    penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah sebagai pengobatan tambahan.

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    16/19

    16

    Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan jenis obat yang bereaksi cepat (short action) dgn

    membatasi penggunaannya sependek mungkin yang dapat mengembalikan pola tidur yang

    normal.Lamanya pengobatan harus dibatasi 1-3 hari untuk transient insomnia, dan tidak lebih

    dari 2 minggu untuk short term insomnia. Untuk long terminsomnia dapat dilakukan evaluasi

    kembali untuk mencari latar belakang penyebab gangguan tidur yang sebenarnya. Bila

    penggunaan jangka panjang sebaiknya obat tersebut dihentikan secara berlahan-lahan untuk

    menghindarkan withdrawterapi.

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    17/19

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sadock, Benjamin J, Sadock, Virginia.Buku Ajar Psikiatri Klinis. EGC. Jakarta: 20102. Elvira, Sylvia D, Hadisukanto, Gitayanti.Buku Ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta: 20103. Maslim, Rusdi.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ- III. FK Unika

    Atmajaya. Jakarta:2001

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    18/19

    18

    DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

    GANGGUAN KEPRIBADIAN

    No Nama Alamat Tanda Tangan

  • 5/23/2018 Gangguan tidur

    19/19

    19

    DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

    GANGGUAN KEPRIBADIAN

    No Nama Alamat Tanda Tangan