galuh ppt tiroid
-
Upload
galuh-kresna-bayu -
Category
Documents
-
view
61 -
download
8
description
Transcript of galuh ppt tiroid
LI.1. Memahami & Menjelaskan Anatomi Makroskopis dan Mikroskopis Tiroid
• MAKROSKOPIS
• Berbentuk buah alpukat• puncak sampai ke linea obliqua cartilaginis thyroidea• basis setinggi cincin trachea ke-4 atau ke-5• Organ yang sangat vaskular• Dibungkus oleh selubung dari lamina pretrachealis • Terdiri dari 2-3 lobus • Lobus kiri dan kanan dihubungkan oleh isthmus• Isthmus meluas lebih dari garis tengah di depan cincin trachea ke 2-4.• Kadang terdapat Lobus pyramidalis
• Struktur sekitar lobus:– Anterolateral m.sternothyroideus, venter superior m.omohyoideus,
m.sternohyoideus, & tepi anterior m.sternocleidomastoideus– Posterolateral vagina carotica dgn a.carotis communis, v.jugularis interna, &
n.vagus– Medial Larynx, trachea, m.constrictor pharyngis inferior & oesophagus– Posterior Gland. Parathyroidea inferior & superior
• MIKROSKOPIS• Sel Folikular• Bentuk beragam : kuboid
– Berdiri di atas membrana basalis– Sitoplasma : bergranul halus, basofil, bnyk mitokondria– Fungsi : mensintesis , iodinasi, absorbsi, dan digesti thyroglobulin
• Sel Parafolikular– Terletak diantara sel2 follicular (masih dlm membrana basalis)– Inti eksentris– Sitoplasma : bnyk granula padat (terbungkus selaput)– Mensekresi calsitonin
LI.2. Memahami & Menjelaskan Fisiologi dan Biokimia Tiroid
FISIOLOGIPengaturan Sekresi Hormon Tiroid Mula-mula, hipotalamus sebagai pengatur mensekresikan TRH (Thyrotropin-Releasing Hormone), yang disekresikan oleh ujung-ujung saraf di dalam eminansia mediana hipotalamus. Dari mediana tersebut, TRH kemudian diangkut ke hipofisis anterior lewat darah porta hipotalamus-hipofisis. TRH langsung mempengaruhi hifofisis anterior untuk meningkatkan pengeluaran TSH
Efek Fisiologik Hormon Tiroid
1.Efek pada Perkembangan Janin
2.Efek pada Konsumsi Oksigen, Produksi panas, dan Pembentukan Radikal Bebas
3.Efek Kardiovaskular
4.Efek Simpatik (simpatomimetik)
5.Efek Pulmonar
6.Efek Hematopoetik
7.Efek Gastrointestinal
8.Efek Skeletal
9.Efek Neuromuskular
10.Efek pada Lipid dan Metabolisme Karbohidrat
11.Efek Endokrin
LI.3. Memahami & Menjelaskan Kelainan Kelenjar Tiroid
• HIPOTIROID
• Definisi
• Hipotiroisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolik. Hipotiroidisme dengan awitan pada usia dewasa menyebabkan perlambatan umum organisme dengan deposisi glikoaminoglikan pada rongga intraselular, terutama pada otot dan kulit, yang menimbulkan gambaran klinis miksedema. Gejala hipotiroidisme pada orang dewasa kebanyakan reversibel dengan terapi
Etiologi
Penyebab hipotiroidisme primer (HP) dan hipotiroidisme skunder (HS)Penyebab hipotiroidisme Penyebabab hipotiroidisme Hipotiroidisme sepintasSentral (HS) Primer HP (“transient”)Lokalisasi hipofisis atau hipotalamus
1 hipo atau agenesis kelenjar tiroid
1 tiroiditis de Quervain
1 tumor, infiltrasi tumor 2 destruksi kelenjar tiroid 2 silent tiroiditis2 nekrosis iskemik (sindrom sheehan pada hipofisis)
3 atrofi (berdasar autoimun) 3 tiroiditis postpartum
3 iatrogen (radiasi, operasi) 4 dishormonogenesis sintesis hormon
4 hipotiroidisme neonatal sepintas.
4 infeksi (sarcoidosis, histiosis) 5 hipotiroidisme transien (sepintas)
Penyakit H.Primer keruskan pada kelenjar tiroidPenyakit H.sentral•sekunder kerusakan pada hipofisis•tertier kerusakan pada hipotalamus
Patogenesis • Dalam keadaan normal, tiroid melepaskan 100-125 nmol tiroksin (T4) jumlah
harian dan hanya sebagian kecil triiodothyronine (T3). Waktu paruh T4 adalah sekitar 7-10 hari. T4, prohormon, diubah menjadi T3, bentuk aktif dari hormon tiroid, di jaringan perifer dengan 5'-deiodination. Pada awal proses penyakit, mekanisme kompensasi mempertahankan tingkat T3. Penurunan produksi T4 menyebabkan peningkatan sekresi TSH oleh kelenjar hipofisis. TSH merangsang hipertrofi dan hiperplasia kelenjar tiroid dan tiroid T4-5'-deiodinase aktivitas. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan tiroid untuk melepaskan lebih banyak T3.
Klasifikasi
• Hipotiroidisme Sentral– 50% diakibatkan kegagalan hipofisis,Urutan kegagalan hormon adalah :
GnRH,ACTH,gormon hipofisis lain dan TSH• Hipotiroidisme Primer
– Pascaoperasi• Strumektomi/tiroidektomi subtotal M.Graves dapat mengakibatkan hipotiroid.
– Pascaradiasi• Pemberian radioactive iodine menyebabkan 40-50% pasien hipotiroidisme dalam 10
tahun– Tiroiditis subakut (De Quervain)
Akibat adanya infeksi virus,hipotiroidisme terjadi sepintas pada saat penyembuhan– Tiroiditis Pasca Partum
Ditemukannya antibodi tiroid (anti-TPO dan anti TG) di trimester pertama kehamilan
• Tiroiditis Autoimun (Tiroiditis Hashimoto)
Manifestasi Klinis
Table 341-5 Signs and Symptoms of Hypothyroidism (Descending Order of Frequency)
Symptoms
Tiredness, weakness
Dry skin
Feeling cold
Hair loss
Difficulty concentrating and poor memory
Constipation
Weight gain with poor appetite
Dyspnea
Hoarse voice
Menorrhagia (later oligomenorrhea or amenorrhea)
Paresthesia
Impaired hearing
Signs
Dry coarse skin; cool peripheral extremities
Puffy face, hands, and feet (myxedema)
Diffuse alopecia
Bradycardia
Peripheral edema
Delayed tendon reflex relaxation
Carpal tunnel syndrome
Serous cavity effusions
Diagnosis
• Anamnesis• Pemeriksaan Fisik neurastenia dengan gejala kram otot, parestesia, dan kelemahan anemia gangguan fungsi reproduksi, termasuk infertilitas, keterlambatan pubertas atau menoragia edema idiopatik, efusi pleurokardia pertumbuhan terhambat
Pemeriksaan Penunjang
Uji Autoantibodi
Radiologi
Pemindaian ultrasonografi dari leher dan tiroid dapat digunakan untuk mendeteksi nodul dan penyakit infiltratif
BAJAH (FNAB)
Nodul tiroid sering ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan fisik, dada radiografi, CT scan, atau MRI. Nodul tiroid dapat ditemukan pada pasien yang hipotiroid, eutiroid, atau hipertiroid. Aspirasi jarum halus (FNA) biopsi adalah prosedur pilihan untuk mengevaluasi nodul mencurigakan.
Uji Histologi
Tiroiditis autoimun menyebabkan penurunan toko yodium intrathyroidal, omset yodium meningkat, dan organification rusak. Peradangan kronis dari kelenjar menyebabkan kerusakan progresif dari jaringan fungsional dengan infiltrasi luas oleh limfosit dan sel plasma dengan kelainan sel epitel.
Diagnosis Banding
• Karsinoma TiroidGondok asimetris dalam tiroiditis Hashimoto mungkin sulit untuk dibedakan dengan goiter multinodular atau karsinoma tiroid, di mana antibodi tiroid mungkin juga hadir. USG dapat digunakan untuk menunjukkan adanya lesi soliter atau goiter multinodular dibandingkan pembesaran tiroid heterogen khas tiroiditis Hashimoto.
• Nefrotik SindromPerubahan jaringan dari myxedema menyerupai edema dan bengkak wajah yang terjadi pada sindrom nefrotik.
Tatalaksana
• Terapi LevotiroksinPosologi : Na-Levotiroksin dan L-T4
FD : sintetik T4 sebagai replacement therapy untuk supresi TSH sampai batas normal (0.5-5.0) meningkatkan laju metabolik basal,penggunaan dan mobilisasi penyimpanan glikogen dan meningkatkan glukoneogenesis
• OperatifPembedahan diindikasikan untuk gondok besar yang kompromi fungsi tracheoesophageal, pembedahan jarang diperlukan pada pasien dengan hypothyroidism dan lebih umum dalam pengobatan hipertiroidisme.
Komplikasi
A. Koma miksedema : Koma miksedema adalah stadium akhir dari hipotiroidisme yang tidak diobati. Ditandai oleh kelemahan progresif, stupor, hipotermia, hipoventilasi, hipoglisemia, hiponatremia,
intoksikasi air, syok dan meninggal. B. Miksedema dan Penyakit Jantung : Dahulu, terapi pasien dengan miksedema dan penyakit jantung, khususnya penyakit arteri
koronaria, sangat sukar karena penggantian levotiroksin seringkali dihubungkan dengan eksaserbasi angina, gagal jantung, infark miokard.
C. Hipotiroidisme dan Penyakit Neuropsikiatrik : Hipotiroidisme sering disertai depresi, yang mungkin cukup parah. Lebih jarang lagi, pasien dapat
mengalami kebingungan, paranoid, atau bahkan maniak ("myxedema madness").
Prognosis
Perjalanan miksedema yang tidak diobati adalah penurunan keadaan secara lambat yang akhirnya menjadi koma miksedema dan kematian. Namun, dengan terapi sesuai, prognosis jangka panjang sangat menggembirakan. Karena waktu paruh tiroksin yang panjang (7 hari), diperlukan waktu untuk mencapai keseimbangan pada suatu dosis yang tetap. Jadi, perlu untuk memantau FT4 atau FT4I dan kadar TSH setiap 4-6 minggu sampai suatu keseimbangan normal tercapai. Setelah itu, FT4 dan TSH dapat dipantau sekali setahun.
HIPERTIROID (TIROTOKSIKOSIS)
• Definisi
Tirotoksikosis adalah sindroma klinis yang terjadi bila jaringan terpajan hormon tiroid beredar dalam kadar tinggi.
• Klasifikasi
Penyebab hipertiroid dibedakan dalam 2 klasifikasi : Hipertiroid primer Hipertiroid skunder
• Etiologi
Manifestasi klinis
Table 341-7 Signs and Symptoms of Thyrotoxicosis (Descending Order of Frequency)
Symptoms Hyperactivity, irritability, dysphoria Heat intolerance and sweating Palpitations Fatigue and weakness Weight loss with increased appetite Diarrhea Polyuria Oligomenorrhea, loss of libido
Signsa
Tachycardia; atrial fibrillation in the elderly Tremor Goiter Warm, moist skin Muscle weakness, proximal myopathy Lid retraction or lag Gynecomastia
Patogenesis
Diagnosis
Diagnosis banding
Tatalaksana
Kelompok obat Efeknya Indikasi
Obat anti tiroidPropiltiourasil (PTU)Metimazol (MMI)Karbimazol (CMZMMI)Anatagonis adrenergik – β
Menghambat sintesis hormon tiroid dan berefek imunosupresif (PTU) juga menghambat konversi T4 T3
Pengobatan lini pertama pada graves. Obat jangka pendek prabedah / pra RA1
β Adrenergic antagonisPropranololMetoprololAtenololNadolol
Mengurangi dampak hormor tiroid pada jaringan Obat tambahan kadang sebagai obat tunggal pada tirolditis
Bahan mengandung iodineKalium iodideSolusi LugolNatrium ipodatAsam iopanoat
Menghambat keluarnya T4 dab T3Menghambat T4 dan T3 sertaProduksi T3 ekstratiroidal
Persiapan tiroidektomi Para krisis tiroid Bukan untuk penggunaan rutin
Obat lainya Kalium perkloratLitium karbonatGlukokortikoids
Menghabat transpor yodium sintesis dan keluarnya hormon.Memperbaiki efek hormon dijaringan dan sifat imunologis.
Bukan indikasi rutin Pada sub akut tiroiditis berat dan krisis tiroid.
•Tirostatika (OAT- Obat Anti Tiroid)Efek berbagai obat digunakan dalam pengelolaan tiroksikosis
Cara Pengobatan Keuntungan Kerugian
Tirostatika (OAT) Tiroidektomi YodiumRadioaktif(I131)
• Kemungkinan remisi jangka panjang tanpa hipotiroidisme
• Cukup banyak menjadi eutiroid
• Relatif cepat
• Relatif jarang residif
• Sederhana
• Jarang residif (tergantung dosis)
• Angka residif cukup tinggi
• Pengobatan jangka panjang dengan kontrol yang sering
• Dibutuhkan ketrampilan bedah
• Masih ada morbiditas
• 40% hipotiroid dalam 10 tahun
• Daya kerja obat lambat
• 50% hipotiroid pasca radiasi
Komplikasi
Komplikasi akibat pengobatan
Krisis Tiroid (Thyroid Storm)
Periodic paralysis thyrotocsicosis ( PPT).
Penyakit jantung tiroid (PJT) .
Prognosis
• Pengendalian tirotoksikosis dimaksudkan untuk mempertahankan kadar FT4 dan THSs sesuai atau mendekati kadar orang normal. Pemeriksaan pemantauan biasanya dilakukan setiap 3 bulan atau bila ada tanda-tanda komplikasi pengobatan. Pemantauan terhadap fungsi hati dan darah rutin mutlak diperlukan pada penderita yang diberikan pengobatan dengan obat anti tiroid
NODUL TIROID
• Definisi
Nodul endokrin merupakan neoplasia endokrin yang paling banyak ditemukan di klinik.Secara klinis, nodul tiroid jinak sulit dibedakan dari nodul tiroid ganas. Pada nodul tiroid yang ganas, nodul tersebut dapat muncul dalam beberapa bulan terakhir, tetapi dapat pula sudah mengalami pembesaran kelenjar tiroid berpuluh tahun tanpa gejala klinis yang berarti
Epidemiologi
• Prevalensi nodul tiroid sangat bervariasi yaitu antara 5-50%, bergantung pada sensitivitas metode yang digunakan dan populasi yang diteliti, Prevalensi keganasan pada nodul tiroid berkisar 5-10%
• Klasifikasi.docx
EtiologiBeberapa etiologi nodul tiroid yang sering adalah koloid, kista, tiroiditis limfositik, neoplasma jinak (Hurtle dan Folikulare), dan neoplasma ganas (papilare dan folikulare).
Diagnosis
Faktor menyarankan diagnosis ganas meliputi: RIwayat iradiasi pada leher Riwayat sebelumnya karsinoma tiroid Padat, keras, atau nodul immobile(terfiksir/tidak bergerak)
Faktor menyarankan diagnosis jinak meliputi: Riwayat keluarga penyakit autoimun (misalnya, tiroiditis Hashimoto) Riwayat keluarga nodul tiroid jinak atau gondok Lembut, halus, dan nodue mobile (tidak terfiksir/bergerak)
Pemeriksaan fisis• Temuan pada Pemeriksaan Fisik• Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple dengan
konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan keras bergantung kepada jenis patologi anatomi (PA) nya.
• Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional.• Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang belakang,
klavikula, sternum dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu di paru-paru, hati, ginjal dan otak.
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) Gold Standard BAJAH merupakan metode yang sangat efektif untuk membedakan nodul jinak
atau ganas. Hasil BAJAH dibagi empat kategori yaitu jinak, mencurigakan (adenoma folikular,
Hurtle), ganas (karsinoma papilare, anaplastik, metastasis), dan tidak adekuat
Sidik tiroid
Thyroid normal
Cold Nodule
Hot nodule
USG
Baik Buruk
Anechoic/kistik Hypoechoic/padat
Spongy/berongga Iregullar margins
Cincin vaskularisasi Tervaskularisasi baik
mikrokalsifikasi
Interpretasi USG:
• Baik: anechoic / kistik massa, kemungkinan koloid (panah kuning)
• Buruk:
Hyperechoicdots dengan "comet- tailing "artefak, tampak massa koloid kental (panah merah muda)
vena jugularis internal (panah biru) A.karotis communis (Bintang)
Batas tidak jelas/irregular margins (panah kuning) hypoechoic, tetapi non-kistik Banyak padatan microkalsifikasi (segitiga pink)
Diagnosis banding1. Primary Thyroid cancer (5%)
2. Benign adenoma
3. Colloid cyst
4. Simple thyroid cyst
Tatalaksana 1. Terapi supresi L-tiroksin2. Suntikan etanol perkutan (terapi sklerosing etanol)3. Pembedahan4. Terapi Iodium radioaktif (I-131)5. Terapi laser dengan tuntunan USG
LI.4. Memahami & Menjelaskan Pembedahan Menurut syariat islam
Perlakuan operasi menurut syariat hukumnya mubah yang bertujuan untuk kemaslatan hidup disamping memberikan dorongan hidup dan lepas dari najis,dampak negatif pada tubuh dan ancaman kematian serta merubah sunnatullah.
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah mengutarakan masalah berobat, sebagaimana dalam beberapa hadits :
1. Dari Jabir Bin Abdullah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, • “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat tepat dengan penyakitnya
maka dia akan sembuh dengan seizin Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim)
2. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, • “Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula
obatnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
DAFTAR PUSTAKA
• Cormack D.H. Introduction to Histology. Philadelphia, J.B. Lippincott Company, 1984:299-303 • Feld S, Garcia M: AACE Clinical Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Thyroid Nodules. 1996.
• Ganong W.F. 2008. Buku Ajar FIsiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC • Gunawan ,SG.(2007).Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta : Departement Farmakologi dan Terapeutik FKUI
• Guyton, Hall. 2006. Text Book of Medical Physiology 11th edition. Philadelphia: Elsevier Soundres
• Harrison’s : Principles of Internal medicine, 18th
• http://emedicine.medscape.com/article/127491-overview#showall
• http://eradiology.bidmc.harvard.edu/LearningLab/central/Rogers.pdf
• http://www.mayoclinic.com/health/thyroid-nodules/DS00491/DSECTION=treatments-and-drugs
• http://penelitian.unair.ac.id/artikel_dosen_Management%20Hyperthyroid%20and%20Hypothyroid_3415_1107
• Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 10th edition, Washington, Lange, 2003: 316-23
• Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2005
• Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. 1996. Buku Ajar Histologi. Ed 5. Jakarta : EGC.
• Lukitto P, Manoppo A, Azamris, et al. 2003. Protokol Penatalaksanaan Tumor/ Kanker Tiroid. Jakarta : Perhimpunan ahli bedah onkologi Indonesi
• Murray,RK et al (2003). Biokimia Harper edisi 25.Jakarta.EGC
• Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 1995. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Ed. 4. Jakarta : EGC.
• Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia dari sel ke sel. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001
• Snell,RS.(2006).Anatomi Klinik untuk Mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta.EGC