FISIOLOGI PERNAPASAN
description
Transcript of FISIOLOGI PERNAPASAN
FISIOLOGI PERNAPASAN
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap, dll. Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti kebiru-biruan misalnya yang terjadi pada bibir, telinga, lengan dan kaki (disebut sianosis).
PERNAPASAN PARUPernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas. Oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar. Alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh.Di dalam paru-paru karbon dioksida merupakan hasil buangan yang menembus membran alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner:
1. Ventilasi pulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbon dioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat yang bisa dicapai untuk semua bagian.
4. Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbon dioksida lebih mudah berdifusi daripada oksigen.
Proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi ketika konsentrasi dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernapasan yang terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan dalam pernapasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 lebih banyak. Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk ke dalam jaringan yang akhirnya mencapai kapiler. Darah mengeluarkan oksigen ke dalam jaringan, mengambil karbon dioksida untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru sehingga terjadi pernapasan eksterna.
VOLUME PARU 1. Volume Tidal
yaitu volume udara yang di inspirasi dan di ekspirasi setiap pernapasan normal. Jumlah 500 ml
2. Volume Cadangan Inspirasi yaitu volume udara yang masih dapat di inspirasi biasa, 3000 ml3. Volume Cadangan Ekspirasi
Yaitu volume tambahan udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi biasa, Jumlah 1100 ml
4. Volume ResidualMerupakan vol udara yg msh tersisa di dlm paru setelah ekspirasi kuat, jumlah 1200 ml
1
KAPASITAS PARU - PARU 1. Kapasitas Inspirasi
Merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang pada inspirasi normal dan mengembangkan paru-parunya secara maksimal.
2. Kapasitas Residual FungsionalMerupakan jumlah udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal. Yaitu volume cadangan ekspirasi ditambah volume residual (2300 ml).
3. Kapasitas VitalMerupakan jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah ia mengisinya sampai batas maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya.Yaitu penjumlahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi (4600 ml).KV pria = (27,63 – 0,112 U) TBKV wanita = (21,78 – 0,101U) TB
4. Kapasitas Total Paru-paru Merupakan volume maksimal pengembangan paru-paru dengan usaha inspirasi sebesar-besarnya.
Semua volume & kapasitas paru wanita kira-kira 20 – 25 % di bawah pria. Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Pernapasan secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi dan kemudian istirahat. Pada bayi ada kalanya terbalik, inspirasi-istirahat-ekspirasi, disebut juga pernapasan terbalik.
TEKANAN DALAM SISTEM PARUa. Kurva tekanan nadi di ventrikel kanan
Kurva tekanan nadi dari ventrikel kanan dan arteri paru sangat berbeda dengan tekanan aorta yang jauh lebih tinggi. Tekanan sistolik di ventrikel kanan pada orang normal hanya rata-rata 25 mmHg yaitu 1/5 dari pada di ventrikel kiri.
b. Tekanan di arteri paruSelama sistole tekanan di arteri paru pada dasarnya sama dengan tekanan di ventrikel kanan, akan tetapi setelah katup paru menutup pada akhir sistole tekanan ventrikel menurun seketika. Sedangkan tekanan arteri paru menurun secara lambat sewaktu darah mengalir melalui kapiler paru.
c. Tekanan kapiler paruTekanan kapiler paru rata-rata 7 mmHg. Tekanan kapiler yang rendah berhubungan dengan fungsi pertukaran cairan di dalam kapiler.
d. Tekanan atrium kiri dan vena paruTekanan rata-rata atrium kiri dan vena-vena paru utama rata-rata2-5 mmHg yang tidak dapat diukur secara langsung melainkan hanya dapat diperkirakan dengan mengukur jepitan paru dengan memasukkan kateter melalui sisi kanan jatung. Ini dilakukan untuk mempelajari perubahan tekanan di atrium kiri pada gagal jantung kongestif.
VOLUME DARAH DI PARU-PARUVolume darah di paru-paru kira-kira 450 ml, sekitar 9% dari volume darah total sirkulasi (70 ml) berada pada kapiler sedangkan sisanya dibagi sama rata antara arteri dan vena. Bila seseorang menghembuskan udara dengan sangat kuat sehingga timbul tekanan tinggi di paru-paru sebanyak 250 ml, darah dapat dikeluarkan dari sistem sirkulasi paru ke sistem sirkulasi sistemik. Begitu pula hilangnya darah dari sirkulasi sistemik karena perdarahan dapat dikempensasi sebagian oleh pergeseran darah secara otomatis dari paru-paru ke pembuluh sistemik.
2
ALIRAN DARAH MELALUI PARU-PARUAliran darah melalui paru-paru pada dasarnya sama dengan curah jantung karena itu faktor yang mengendalikan curah jantung terutama faktor perifer. Pembuluh paru berfungsi sebagai tabung yang pasif dan mudah meregang membesar pada peningkatan tekanan dan mengecil pada penurunan tekanan. Oksigen darah secara optimal perlu didistrisbusikan ke segmen-segmen paru yang alveolinya teroksigenasi atau berproses dengan baik.Bila konsentrasi oksigen di alveoli menurun di bawah normal, tekanan vaskuler meningkat. Pada kadar oksigen yang sangat rendah akan meningkatkan konstriksi arteri kecil. Vasokonstriktor disekresi oleh sel epitel sehingga alveolus akan mengalami hipoksia. Pengendalian saraf otonom terhadap aliran darah di paru-paru mempunyai peranan yang cukup besar dalam mengendalikan darah paru. Perangsangan serat vagus ke paru-paru menyebabkan tekanan vaskuler sedikit menurun dan perangsangan simpatis sedikit naik pada tahanan kedua, pengaruh ini mungkin terjadi pada emboli kecil.
PENGARUH KENAIKAN CURAH JANTUNG TERHADAP SIRKULASI PARUSelama bekerja berat, aliran darah melalui paru meningkat sampai 4 kali lipat. Aliran ekstra ini ditampung dalam 2 cara :
1. Dengan meningkatkan jumlah kapiler yang terbuka sampai 3 kali.2. Dengan meregangkan semua kapiler dan meningkatkan kecepatan aliran di
setiap kapiler lebih dari 2 kali lipat.Kemampuan untuk menampung kenaikan aliran darah yang besar ini akan menghemat energi jantung sisi kanan dan mencegah kenaikan yang berarti pada tekanan kapiler paru yang mencegah terjadi edema paru selama kenaikan curah jantung.
DINAMIKA KAPILER PARUDinding alveolus dibatasi oleh begitu banyak kapiler. Pada banyak tempat kapiler ini hampir saling bersentuhan satu sama lain. Darah kapiler mengalir pada dinding seperti lembaran. Tekanan kapiler paru rata-rata sekitar 2 mmHg dan tekanan arteri paru 15 mmHg sehingga tekanan kapiler paru rata-rata terletak diantara nilai kedua tersebut.Lamanya darah beredar di kapiler 0,8 detik. Peningkatan curah jantung akan memperpendek waktu sampai 0,3 detik. Pemendekan ini akan membuka kapiler tambahan. Pada keadaan normal biasanya tertutup untuk menampung kenaikan aliran darah sehingga darah yang mengalir melalui kapiler menjadi teroksigenasi dan melepaskan kelebihan karbon dioksida. Dinamika pertukaran cairan yang melalui kapiler paru secara kualitatif sama dengan dinamika cairan pada jaringan perifer. Namun secara kuantitatif terdapat perbedaan :
1. Tekanan kapiler paru cukup rendah (kurang dari 7 mmHg) dibanding tekanan kapiler fungsional pada jaringan perifer (17 mmHg).
2. Tekanan cairan interstisial dalam paru sedikit lebih negatif daripada tekanan cairan interstisial di jaringan subkutan perifer.
3. Kapiler paru lebih mudah dilalui oleh molekul protein sehingga tekanan osmotik koloid pada cairan interstisial paru kira-kira 14 mmHg, yaitu kurang dari setengah tekanan osmotik koloid pada jaringan perifer.
4. Dinding alveolus sangat tipis dan epitel alveolus yang menutupi permukaan alveolus sangat lemah sehingga sel-sel setiap tekanan positif dalam ruang interstisial lebih besar dari tekanan atmosfer (lebih dari 0 mmHg) yang menyebabkan cairan melimpah dari ruang interstisial ke dalam alveolus.
CAIRAN DALAM RONGGA PLEURA3
Bila paru-paru mengembang dan berkontraksi selama bernapas normal maka paru-paru bergerak ke arah depan dan ke arah belakang dalam rongga pleura. Untuk memudahkan pergerakan ini terdapat lapisan tipis cairan mukoid yang terletak diantara pleura parietalis dan pleura viseralis.Dinamika pertukaran cairan dalam ruang pleura masing-masing dari kedua pleura merupakan membran serosa mesenkim yang berpori-pori. Sejumlah kecil transudat cairan interstisial dapat terus menerus masuk ke dalam ruangv pleura. Cairan ini membawa protein jaringan yang memberi sifat mukoid pada cairan pleura sehingga memungkinkan pergerakan paru berlangsung dengan sangat mudah. Jumlah total cairan dalam setiap rongga pleura sangat sedikit, hanya beberapa ml. Jumlah ini menjadi jauh lebih cukup untuk memisahkan kedua pleura, maka kelebihan tsb akan dipompakan keluar oleh pembuluh limfatik yang membuka secara langsung dari rongga pleura ke dalam mediastinum, permukaan superior diafragma, dan permukaan lateral dari pleura parietalis.
PENGENDALIAN PERNAPASANMekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu kimiawi dan pengendalian saraf. Adanya faktor tertentu, merangsang pusat pernapasan yang terletak di dalam medula oblongata, yang bila dirangsang mengeluarkan impuls yang disalurkan melalui saraf spinalis ke otot pernapasan (otot diafragma atau interkostalis).
PENGENDALIAN OLEH SARAFPusat otomatik dalam medula oblongata mengalirkan impuls eferen ke otot pernapasan, melalui radiks saraf servikalis diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostalis yang kecepatannya kira-kira 15 kali setiap menit.
PENGENDALIAN SECARA KIMIAPengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi frekuensi kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan. Karbon dioksida adalah produksi asam dari metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
DINAMIKA PERNAPASANTekanan udara melalui saluran pernapasan menekan paru-paru ke arah dinding toraks. Tekanan dalan ruang pleura mencegah paru-paru menyusut dari dinding toraks dan memaksa paru-paru untuk mengikuti pergerakan pernapasan dinding toraks dan diafragma. Tekanan ini meningkat pada waktu inspirasi dan gerakan pernapasan ini dihasilkan oleh otot pernapasan (gelang bahu).
PRINSIP FISI PERTUKARAN GASSetelah udara alveolus ditukar dengan udara segar, langkah selanjutnya dalam proses respirasi adalah difusi oksigen dari alveolus ke dalam darah paru-paru dan difusi karbon dioksida dalam arah berlainan dari darah paru-paru ke dalam alveolus. Semua gas yang dipertimbangkan dalam fisiologis pernapasan merupakan molekul sederhana yang bebas bergerak di antara satu dengan yang lain dinamakan proses difusi gas-gas terlarut dalam cairan dan jaringan tubuh. Untuk terjadinya difusi harus ada sumber energi yang dibentuk oleh gerakan kinetik molekul itu sendiri. Semua molekul pada keadaan apapun secara terus menerus mengalami beberapa jenis gerakan, molekul bebas tidak melekat satu sama lain. Berarti gerakan molekul pada kecepatan tinggi sampai beradu dengan molekul lain. Dengan cara ini molekul bergerak cepat di antara satu dengan yang lain.
4
TEKANAN UAP AIRSemua gas dalam tubuh berhubungan langsung dengan air dan semua campuran gas jenuh dengan uap air. Tekanan uap air sama sekali bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu semakin besar aktivitas molekul dalam air dan makin besar molekul ini keluar dari permukaan air masuk ke dalam fase gas.Pada saat udara kering tiba-tiba dicampur dengan air dengan tekanan uap air mula-mula nol, molekul air segera mulai keluar dari permukaan air ke dalam udara tersebut. Udara menjadi lebih lembab. Secara progresif tercapai suatu keseimbangan tekanan uap. Saat ini kecepatan kondensasi air menjadi sama dengan penguapan air.
DIFUSI GAS MELALUI JARINGANYang penting dalam gas pernafasan/respirasi adalah daya larut yang sangat tinggi dalam lemak, akibatnya juga sangat larut dalam membran sel. Gas ini berdifusi melalui membran sel dengan rintangan yang berat. Pembatas utama untuk gerakan gas di dalam jaringan adalah kecepatan difusi melalui cairan jaringan bukan melalui membran sel. Oleh karena itu difusi gas melalui jaringan, termasuk melalui membran paru-paru, hampir sama dengan difusi gas melalui air. Terutama yang harus di perhatikan bahwa karbon dioksida berdifusi 20 kali secepat oksigen.
Faktor Penentu Kecepatan Difusi Gasa. Ketebalan membran pernapasan Ketebalan membran ini dapat menghalangi
pertukaran secara bermakna.b. Luas permukaan membran pernapasan Bila jumlah total permukaan dikurangi
pertukaran gas melalui membran tsb sangat terganggu.
c. Koefisien difusi Gas dalam substansi membran memindahkan masing-masing gas melalui membran pernapasan bergantung pada kelarutannya. Kecepatan difusi karbon dioksida melalui membran 20 kali kecepatan oksigen.
d. Perbedaan tekanan Perbedaan tekanan antara kedua sisi membran, tekanan parsial gas dalam alveoli lebih besar daripada tekanan gas dalam darah maka terjadi difusi netto dari alveoli ke dalam darah, begitu juga sebaliknya.
TRANSPOR GAS PARU PARU DAN JARINGANSelisih tekanan parsial antara O2 dan CO2 menekankan bahwa kunci dari pergerakan gas O2 mengalir dari alveoli masuk ke dalam jaringan melalui darah, sedangkan CO2
mengalir dari jaringan ke alveoli melalui pembuluh darah. Akan tetapi jumlah kedua gas yang di transpor ke jaringan dan dari jaringan secara keseluruhan tidak cukup bila O2
tidak larut dalam darah dan bergabung dengan protein pembawa O2 (hemoglobin). Demikian juga CO2 yang larut masuk ke dalam serangkaian reaksi kimia reversibel (rangkaian perubahan udara) yang mengubah menjadi senyawa lain. Adanya hemoglobin menaikkan kapasitas pengangkutan O2 dalam darah sampai 70 kali dan reaksi CO2 dalam darah menjadi 17 kali.
5
PENGANGKUTAN OKSIGEN KE JARINGANSistem pengangkutan O2 dalam tubuh terdiri dari paru-paru dan sistem kardiovaskuler. Oksigen masuk ke jaringan bergantung pada jumlahnya yang masuk ke dalam paru-paru, pertukaran gas yang cukup pada paru-paru, aliran darah ke jaringan dan curah jantung. Jumlah O2 dalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, hemoglobin, dan afinitas (daya tarik) hemoglobin.
Transpor oksigen melalui beberapa tahap :Tahap I. Oksigen masuk ke dalam paru-paru. Pada waktu kita menarik napas tekanan parsial oksigen dalam atmosfer 159 mmHg. Dalam alveoli komposisi udara berbeda rrrrdengan komposisi udara atmosfer tekanan parsial O2 dalam alveoli 105 mmHg. Tahap II. Darah mengalir dari jantung menuju ke paru-paru untuk mengambil oksigen yang berada dalam alveoli. Dalam darah ini terdapat oksigen dengan tekanan parsial 40 mmHg. Karena adanya perbedaan tekanan parsial itu apabila tiba apada pembuluh kapiler yang berhubungan dengan membran alveoli maka oksigen yang berada dalam alveoli dapat berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler. Setelah terjadi proses difusi tekanan parsial oksigen dalam pembuluh darah menjadi 100 mmHg.Tahap III. Oksigen yang telah berada dalam pembuluh darah diedarkan ke seluruh tubuh. Ada 2 mekanisme peredaran oksigen dalam darah yaitu oksigen yang larut dalam plasma darah yang merupakan bagian terbesar dan sebagian kecil oksigen yang terikat pada hem,oglobin dalam darah. Derajad kejenuhan hemoglobin dengan O2 bergantung pada tekanan parsial CO2 atau pH. Jumlah O2 yang diangkut ke jaringan bergantung pada jumlah hemoglobin dalam darah.Tahap IV. Sebelum sampai pada sel yang membutuhkan, oksigen dibawa melalui cairan interstisial lebih dahulu. Tekanan parsial oksigen dalam cairan interstisial 20 mmHg. Perbedaan tekanan parsial oksigen dalam pembuluh darah arteri (100 mmHg) dengan tekanan parsial oksigen dalam cairan interstisial (20 mmHg), menyebabkan terjadinya difusi oksigen yang cepat dari pembuluh kapiler ke dalam cairan interstisial.Tahap V. Tekanan parsial oksigen dalam sel kira-kira antara 0-20 mmHg. Oksigen dari cairan interstisial berdifusi masuk ke dalam sel. Dalam sel oksigen ini digunakan untuk reaksi metabolisme yaitu reaksi oksidasi senyawa yang berasal dari makanan (karbohidrat, lemak dan protein) menghasilkan H2O, CO2 dan energi.
REAKSI HEMOGLOBIN DAN OKSIGENDinamika reaksi hemoglobin sangat cocok untuk mengangkut O2. Hemoglobin adalah protein yang terikat pada rantai polipeptida, dibentuk oleh porfirin dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi dapat mengikat secara reversibel (perubahan arah) dengan satu molekul O2. Besi berada dalam bentuk ferro sehingga reaksinya adalah oksigenasi bukan oksidasi.
TRANSPOR KARBON DIOKSIDAKelarutan CO2 dalam darah kira-kira 20 kali kelarutan O2 sehingga terdapat lebih banyak CO2 dari pada O2 dalam larutan sederhana. CO2 berdifusi dalam sel darah merah dengan cepat mengalami dehidrasi menjadi H2CO3 karena adanya anhidrase (berkurangnya sekresi keringat) karbonat berdifusi dalam plasma.Sebagian dari CO2 dalam sel darah merah bereaksi dengan gugus amino dari protein, hemoglobin berbentuk senyawa karbamino (senyawa karbon dioksida).Besarnya kenaikan kapasitas darah mengangkut CO2 ditunjukkan oleh selisih garis kelarutan CO2 dan garis kadar total CO2 diantaranya 49 ml CO2 dalam darah arterial 2,6 ml adalah senyawa karbamino dan 43,8 ml dalam HCO2.
PENGATURAN PERNAPASAN6
Pernapasan spontan ditimbulkan oleh rangsangan ritmis neuron motoris yang mempersarafi otot pernapasan otak. Rangsangan ini secara keseluruhan bergantung pada impuls-impuls saraf. Pernapasan berhenti bila medula spinalis di potong melintang di atas nervus frenikulus. Di sini terdapat dua mekanisme saraf yang terpisah mengatur pernapasan.Rangsangan ritmik pada medula oblongata menimbulkan pernapasan otomatis. Daerah medula oblongata berhubungan dengan pernapasan secara klasik. Tempat pusat pernapasan yang dekat dengan nukleus traktus solitarius adalah sumber irama yang mengendalikan neuron motoris frenikus kontralateral. Rangsangan ritmis neuron pusat pernapasan adalah spontan tetapi diubah oleh pusat pons dan aferens, nervus dari reseptor dalam paru-paru. Bila batang otak ditranseksi pada bagian inferior pons dan nervus vagus di biarkan utuh, pernapasan reguler terus berlangsung. Peranan fisiologis yang tepat daerah pernapasan dan pons tidak pasti, tetapi yang jelas membuat rangsang ritmis dari neuron medula oblongata.Pengaturan irama, mekanisme yang pasti bertanggung jawab untuk rangsangan spontan dari neuron-neuron medula oblongata dan yang tidak pasti bertanggung jawab terhadap neuron pernapasan golongan ventral yang dikendalikan oleh neuron penapasan golongan dorsal, jadi irama pernapasan tidak berasal dari golongan ventral. Dalamnya pernapasan meningkat bila paru-paru diregangkan lebih besar sebelum aktivitas penghambatan dari vagus cukup untuk melawan rangsangan neuron inspirasi yang lebih hebat. Kecepatan pernapasan meningkat sebab setelah rangsangan pada vagus dan eferen pneumotosik dengan cepat dilawan.
CARA KIMIA DAN FISIKA PENGATURAN OKSIGENBiasanya kira-kira 97% oksigen ditranspor dari paru-paru ke jaringan, diangkut dalam kombinasi kimia dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Sisanya 3% diangkut dalam keadaan terlarut di dalam air dari plasma dan sel. Jadi dalam keadaan normal transpor oksigen dalam keadaan terlarut dapat diabaikan. Tetapi bila seseorang menghirup oksigen dengan tekanan sangat tinggi, banyak oksigen ditranspor dalam keadaan terlarut yang bergabung secara kimia dengan Hb.Sifat kimia Hb bergabung secara longgar dan reversibel dengan bagian heme dari hemoglobin. Bila PO2 tinggi, seperti dalam kapiler paru-paru, oksigen berikatan dengan Hb. Tetapi bila PO2 rendah, seperti dalam kapiler jaringan, oksigen dilepas dari Hb. Ini adalah dasar transpor oksigen dari paru-paru ke jaringan. Darah meninggalkan paru-paru biasanya mempunyai PO2 kira-kira 100 mmHg, kejenuhan Hb darah kira-kira 15 gram Hb dalam setiap 100 ml darah.Jumlah oksigen yang dilepas dari Hb di dalam jaringan dengan kejenuhan normal 97% kira-kira 19,4 ml, ketika mengalir melalui kapiler jaringan jumlah ini berkurang menjadi 14,4 ml. Dalam keadaan normal kira-kira 5 ml oksigen ditranspor tiap 100ml selama setiap siklus melalui jaringan. Koefisien dan efek gerak badan biasanya kira-kira 0,25 atau 25 darah. Selama gerak badan berat sebanyak 75% - 85% darah dapat memberikan oksigennya.
CARA KIMIA DAN FISIKA TRANSPOR KARBON DIOKSIDATranspor karbon dioksida tidak merupakan masalah sedemikian besar seperti transpor oksigen karena dalam keadaan abnormal pun karbon dioksida biasanya dapat ditranspor oleh darah dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada oksigen. Tetapi jumlah karbon dioksida dalam darah berhubungan erat dengan keseimbangan asam-basa cairan tubuh. Dalam keadaan istirahat rata-rata 4 ml karbon dioksida ditranspor dari jaringan ke paru-paru dalam setiap 1200 ml darah.
7
Untuk memulai proses transport, karbon dioksida berdifusi keluar jaringan ketika memasuki kapiler, segera terjadi reaksi kimia. Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel eritrosit tempat ia bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Di dalam eritrosit, enzim karbonat anhidrase akan mengklasifikasikan reaksi ini di antara karbon dioksida dan air, mempercepat kecepatan reaksi sekitar 5000 kali sehingga hampir selalu terjadi reaksi yang seketika. Seperempat karbon dioksida berikatan langsung dengan Hb membentuk senyawa yang dinamakan karbomino hemoglobin (kombinasi kimia karbon dioksida dengan Hb).
PENGATURAN PERNAPASAN SECARA KIMIATujuan akhir pernapasan adalah mempertahankan konsentrasi oksigen, karbon dioksida, dan ion-ion hidrogen yang pantas di dalam cairan tubuh. Kelebihan karbon dioksida dan ion hidrogen mempengaruhi pernapasan terutama melalui efek perangsangan langsung atas pusat pernapasan itu sendiri. Selain itu oksigen tidak mempunyai efek langsung yang bermakna atas pusat pernapasan. Bahkan hampir seluruhnya bekerja pada kemoreseptor perifer yang terletak dalam glomus karotikum (badan karotis kecil) dan ortikum (berhubungan dengan aorta).
VENTILASI MEKANISUdara mengalir dari tekanan tinggi ke bagian tekanan rendah. Namun demikian bila ada aliran udara masuk atau keluar dari paru-paru, tekanan alveolar dan atmosfer dalam keadaan seimbang. Untuk memulai pernapasan aliran udara dalam paru-paru hams dicetuskan oleh turunnya tekanan dalam alveoli. Ini melibatkan proses yang rumit dari banyak variabel sesuai dengan ventilasi mekanis yang melibatkan adanya elastisitas dan tekanan gravitasi.
ELASTISITASKembalinya bentuk asli setelah perubahan karena kekuatan dari luar. Paru-paru dan dada bersifat elastis yang memerlukan energi untuk bergerak dengan cepat kembali ke bentuk awalnya bila energi tidak efektif lagi.
KOMPLAINKemampuan mengembang paru-paru merupakan ukuran elastisitas yang ditunjukkan sebagai peningkatan volume dalam paru-paru untuk tiap unit peningkatan tekanan intra alveolar. Perubahan volume paru-paru (liter)Komplain= ______________________________
Perubahan tekanan paru (cm H2O)
komplain paru-paru total pada kedua paru-paru adalah 0.13 L/cm.
TEKANANUdara yang ditangkap jalan napas adalah campuran nitrogen dan oksigen (99,5%) dan sejumlah kecil karbon dioksida dan uap air (0,5%). Molekul berbagai gas menunjukkan gerakan karena pelepasan molekul ini konstan. Volume gas menimbulkan tekanan terhadap dinding pelampung karena gas dan campuran gas berusaha untuk bergerak dari batas lingkungan yang ada.
GRAVITASI8
Gravitasi adalah akibat banyaknya pertukaran udara yang terjadi pada bagian atas paru-paru daripada dasar paru-paru. Kekuatan gravitasi meningkatkan jumlah upaya yang dibutuhkan untuk ventilasi bagian paru-paru yang tergantung, menyebabkan pertukaran dalam ventilasi ketika ventilasi bagian ini menurun dan ventilasi lain dari area yang kurang tergantung meningkat.
PERNAPASAN LUARKecenderungan kekuatan tekanan molekul gas meningkat sampai pada ketidakseimbangan dan menjadi tidak stabil. Ketidakseimbangan molekul gas dalam ruang difusi ini tidak sampai ke seluruh molekul gas. Kembalinya tekanan sementara akan mengganggu keseimbangan sehingga kekuatan tekanan akan meningkat dan bertambah besar.
PERNAPASAN DALAMNormal cairan interstisial memiliki PO2 adalah 40 mmHg dan PCO2 45 mmHg. Sebagai hasil oksigen disebarkan keluar pembuluh kapiler dan karbon dioksida (CO2) diterima oleh pembuluh kapiler sampai tekanan bagian kapiler sama dengan bagian membran.Darah vena keluar dari kapiler ditranspor ke sirkulasi paru-paru ketika pernapasan luar akan memindahkan kelebihan CO2 dari kapiler bersama oksigen. O2 dan CO2 dapat larut dalam plasma darah. Ini merupakan fungsi utama membran sel yang membutuhkan banyak oksigen dan menghasilkan lebih banyak karbon dioksida daripada plasma yang diserap dan diedarkan. Kelebihan O2 dan CO2 diedarkan ke dalam sel-sel darah merah tempat molekul-molekul reaksi adalah keteraturan dan dapat kembali sempurna. Keteraturan plasma oksigen dan karbon dioksida berkonsentrasi tinggi. Molekul-molekul berpindah ke sel darah merah ketika konsentrasi plasma rendah sehingga sel darah merah melepaskan persediaan cadangannya.
PERCAMPURAN GAS DALAM HUKUM DALTONUdara pernapasan bukan gas tunggal tetapi gas campuran. Molekul nitrogen (N2) paling banyak 78,5% dari total atmosfer molekul gas, molekul oksigen 21%, molekul air 0,5% dan molekul CO2 0,04%. Tekanan atmosfer 760 mmHg merupakan efek perpaduan yang melibatkan setiap tipe dari molekul. Pada saat perpaduan ini konsentrasi tiap gas merupakan total tekanan. Perbandingan ini dikenal sebagai hukum Dalton. Kontribusi tekanan oleh gas tunggal mewakili tekanan parsial dari gas itu disingkat dengan ”P”. Semua tekanan parsial ditambah tekanan total yang diserap campuran gas, hubungan atmosfer disingkat :
PN2 + PO2 + PH2O + PCO2 = 760 mmHgSebagai tekanan pada gas dapat diperkirakan misalnya tekanan oksigen PO2 = 21% x 760mmHg -160 mmHg.
9
Proses Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia/Orang - Thu, 31/01/2008 - 3:43am — godam64 Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :1. Respirasi / Pernapasan Dada- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut- Tulang rusuk terangkat ke atas- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.2. Respirasi / Pernapasan Perut- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi- Diafragma datar- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO22. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO23. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O24. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
10
FISIOLOGI RESPIRASI dr. Susiana CandrawatiEditor M.BadrushshalihFisiologi Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu KesehatanUNSOED
PURWOKERTO2007
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Memahami aspek mekanik dan fisiologik pernapasan,sebagai dasar untuk memahami berbagai kelainan yang timbul pada sistem pernapasan akibat gangguan aspek tersebut.
Memahami pengertian berbagai fungsi statik dan dinamik paru. Memahami mekanisme yang mendasari proses terjadinya difusi gas antara
udara alveol dan darah kapiler paru. TUJUAN INSTRUKSIONAL 4. Memahami proses transportasi berbagai gas pernapasan ke dan dari jaringan tubuh oleh darah dalam memenuhi kebutuhan ambilan oksigen jaringan, makna kurve disosiasi O2 dan CO2 darah serta faktor – faktor yang mempengaruhi pergeseran kurve tersebut.5. Memahami mekanisme pengendalian pernapasan normal serta berbagai faktor yang mempengaruhi.
PERNAPASAN PULMONAL FUNGSI
Fungsi utama sistem respirasi adalah menjamin tersedianya O2 untuk kelangsungan metabolisme sel serta mengeluarkan CO2 hasil metabolisme sel secara terus menerus.
FUNGSI Fungsi tambahan : Membantu pengeluaran air dan panas dari dalam tubuh Membantu meningkatkan aliran balik vena (sebagai pompa) Membantu proses bicara (vokalisasi)
STRUKTUR SALURAN NAPAS
Sistem pernapasan manusia terdiri dari : Sistem saluran udara, praktis tidak terjadi pertukaran gas Organ pertukaran gas (alveol paru), tempat terjadinya difusi Mekanisme pompa ventilasi paru,meliputi struktur dinding dada & otot
pernapasan Pusat pernapasan otak Sistem sirkulasi darah, membawa O2 dan CO2 ke dan dari jaringan tubuh
KESEIMBANGAN ASAM BASA
11
Sistem buffer dalam darah : 1. Ion bikarbonat (HCO3) Kemampuan sistem respirasi mengatur besar CO2 darah menjamin tersedianya konsentrasi buffer bikarbonat yang tinggi dalam darah. 2. Fosfat 3. Proteinat (albumin dan globulin) Sistem Buffer Bikarbonat
Rongga udara di dalam paru-paru CO2 fase gas
CO2 (d) H2CO3
H+ + HCO3- H2O H2O
PLASMA
pH rendah pH tinggi pCO2 naik pCO2 turun
PLASMA
Sistem Buffer Bikarbonat Rongga udara di dalam paru-paru
CO2 fase gas CO2 (d)
H2CO3 H+ + HCO3-
H2O H2O
PLASMA
pH rendah pH tinggi PCO2 naik
Produk naik12
Hipoventilasi PCO2 turun
Alkalosis respiratorik Produk turun
Hiperventilasi Asidosis respiratorik Sistem Buffer Bikarbonat
Rongga udara di dalam paru-paru CO2 fase gas
CO2 (d) H2CO3
H+ + HCO3- H2O H2O
PLASMA
pH rendah pH tinggi
HCO3- turun Asidosis
metabolik HCO3- naik
Alkalosis metabolik 1. Asidosis Respiratorik
Hipoventilasi retensi CO2 kadar H2CO3 (Asam karbonat) naik HCO3 tetap ratio < 20 : 1 pH < 7,4
H2CO3 naik Kompensasi: peningkatan reabsorbsi bikarbonat oleh ginjal. Kasus : gangguan pernafasan seperti pneumonia, emfisema, asma, keracunan
morfin.2. Alkalosis Respiratorik
Pengeluaran CO2 naik H2CO3 turun HCO3 tetap ratio > 20:1 pH >7,4.
H2CO3 turun Kompensasi: reabsorpsi bikarbonat oleh ginjal dikurangi ekskresi bikarbonat
melalui urin ditingkatkan. Kasus : Depress SSP, hiperventilasi histeris, koma hepatikum.
3. Asidosis Metabolik Penurunan kadar HCO3
HCO3 turun ratio < 20:1 pH < 7,4 H2CO3 tetap
Kompensasi: pengeluaran CO2 melalui pernafasan ditingkatkan (hiperventilasi). Kasus : Diabetes melitus, renal failure, keracunan garam asam, diare.
4. Alkalosis Metabolik 13
Peningkatan kadar HCO3 tdk diimbangi oleh penurunan H2CO3
HCO3 naik ratio > 20:1 pH > 7,4 H2CO3 tetap
Kompensasi: pengeluaran CO2 melalui pernafasan ditekan atau retensi CO2 (hipoventilasi)
SALURAN UDARA
Hidung faring laring trakea bronkus (ka & ki) bronkiolus bronkiolus terminalis bronkiolus respiratorius duktus alveolaris sakus alveolaris alveolus FUNGSI HIDUNG DAN SALURAN UDARA
Mekanisme pertahanan terhadap benda asing.Udara yang masuk sal napas disaring bulu hidung shg partikel > 10 µm akan dihambat. Pada mukosa sal napas terdapat silia 2-10 µm, gerakan silia (Cilliary escalator) akan mendorong benda asing keluar dgn kec 16 mm/menit.
Memanaskan suhu udara pernapasan shg sesuai dgn suhu tubuh. Terdapat pembuluh darah.
Melembabkan udara pernapasan, penting untuk mencegah mengeringnya membran alveol. Dilakukan oleh mukus (dihasilkan kel sebasea dan sel goblet pd mukosa hidung dan faring).
Sebagai organ penciuman. ALVEOLI
Alveoli dapat digambarkan sebagai segerombol kantung udara berdinding tipis, yang dapat mengembang dan mengempis.
Dindingnya terdiri dari 1 lapis sel epitel alveol tipe I berbentuk gepeng, di antara sel epitel tersebut terdapat sel alveol tipe II (pnemosit granuler) yang mensekresi surfaktan.
Surfaktan (surfactant = surface-active substance) adl kompleks fosfolipoprotein yang membantu pengembangan jaringan paru.
MEMBRAN ALVEOL – KAPILER Pada tempat terjadinya difusi antara udara alveol dengan darah dalam kapiler paru, terdapat pembatas yang disebut membran alveol-kapiler / membran respirasi. DIFUSI
Kecepatan difusi dipengaruhi : Suhu, makin tinggi suhu makin cepat difusi Beda tekanan/konsentrasi gas Tebal membran Berat molekul gas Daya larut gas dalam air
DIFUSI D = P . A . S d . MW KET : D = Kapasitas Difusi P = Perbedaan tekanan partial A = Luas membran respirasi
14
S = Kelarutan sifat gas d = Tebal membran respirasi MW = Berat molekul gas DIFUSI
Proses difusi gas antara alveol dan kapiler dibagi 3 fase : Fase gas
Di dalam alveol, tjd difusi O2 dan CO2. Difusi O2 lebih cepat dibanding CO2 sebab BM O2 lebih rendah.
Fase membran Udara dalam alveoli dipisahkan dari darah dalam pembuluh kapiler paru oleh membran alveol-kapiler. Pada keadaan ttt, membran difusi dapat menebal sehingga kecepatan difusi berkurang, msl akibat : pertambahan jar fibrosa, penumpukan cairan (edema) atau eksudat .
Fase cairan (darah) Setelah O2 berdifusi ke dalam cairan darah (plasma), O2 harus mencapai sel darah merah untuk berikatan dengan Hb. Kecepatan difusai pada fase ini bergantung daya larut dan berat molekul gas tersebut. DIFUSI GAS O2
Proses difusi di paru-paru Terjadi karena : * pO2 kapiler paru = 40 mmHg * pO2 alveoli = 104 mmHg * Permukaan membran luas dan tipis
Proses difusi di Jaringan Terjadi karena : * pO2 arteri = 95 mmHg * pO2 interstitial = 40 mmHg
DIFUSI GAS CO2
Proses difusi di paru-paru Terjadi karena : * pCO2 kapiler paru = 45 mmHg * pCO2 alveoli = 40 mmHg
Proses difusi di Jaringan Terjadi karena : * pCO2 kapiler jar = 40 mmHg * pCO2 vena = 45 mmHg
MEKANIKA PERNAPASAN
Seperti halnya air, udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Bila tekanan di dalam alveoli sama dengan tekanan atmosfer udara luar, tidak terjadi aliran udara.
Selama inspirasi, yaitu masuknya udara ke dalam paru, tekanan di alveol harus lebih rendah dibandingkan tekanan atmosfer.
15
Selama ekspirasi, yaitu keluarnya udara dari dalam paru, tekanan di alveol harus lebih tinggi dibandingkan tekanan atmosfer.
VENTILASI
Paru dapat kembang kempis :o Gerakan naik turun diafragma o Elevasi dan depresi costa
o Otot pernafasan :o Otot inspirasi o Otot ekspirasi
VENTILASI-diafragma
DIAFRAGMA : bangunan yang membatasi rongga dada & rongga perut Relaksasi diafragma cembung ke dada rongga dada
menyempit : ekspirasi Kontraksi diafragma cembung ke perut rongga dada
membesar : inspirasi Pernafasan dengan diafragma ini disebut pernafasan perut
VENTILASI-elevasi Elevasi dan depresi costa untuk meningkatkan dan menurunkan
diameter anterior dan posterior rongga dada Elevasi costa rongga dada membesar : inspirasi Depresi costa rongga dada mengecil : ekspirasi Pernafasan ini disebut pernafasan thoracal
OTOT INSPIRASI
m. sternocleidomastoideus m. serratus anterior m. skalenus pernapasan thoracal m. interkostalis eksternus Diafragma : pernapasan abdominal
OTOT EKSPIRASI
m. interkostalis internus : pernapasan thoracal m. rectus abdominal m. transverses p. abdominal m. obliquus
VOLUME PARU
Volume Tidal Volume Cadangan Inspirasi Volume Cadangan Ekspirasi Volume Residual
VOLUME TIDAL -VOLUME CADANGAN INSPIRASI VOLUME TIDAL
16
Merupakan volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi setiap pernafasan normal Jumlah 500 mlVOLUME CAD INSPIRASI Merupakan volume udara yang masih dapat diinspirasi stlh inspirasi biasa Jumlah 3000 ml VOL CADANGAN EKSPIRASI – VOL RESIDUAL VOLUME CADANGAN EKSPIRASI
Merupakan vol tambahan udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi biasa
Jumlah 1100 mlVOLUME RESIDUAL
Merupakan vol udara yg msh tersisa di dlm paru setelah ekspirasi kuat Jumlah 1200 ml
KAPASITAS PARU - PARU
Kapasitas Inspirasi Kapasitas Residual Fungsional Kapasitas Vital Kapasitas Total paru – paru
KAPASITAS INSPIRASI
Merupakan jumlah udara yg dapat dihirup seseorang pd tkt inspirasi normal dan menembangkan paru-parunya sampai maksimal
Yaitu jumlah volume tidal ditambah dgn vol cad inspirasi (3500 ml) KAPASITAS RESIDUAL FUNGSIONAL
Merupakan jumlah udara yang tersisa dalam paru paru pada akhir ekspirasi normal
Yaitu vol cadangan ekspirasi ditambah volume residual (2300 ml) KAPASITAS VITAL
Merupakan jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru – paru seseorang setelah ia mengisinya sampai batas maksimum dan kemudian mengeluarkannya sebanyak – banyaknya
Yaitu penjumlahan vol cad inspirasi, vol cadf ekspirasi dan volume tidal (4600 ml)
KV pria = (27,63 – 0,112 U) TB KV wanita = (21,78 – 0,101U) TB
KAPASITAS TOTAL PARU
Merupakan volume maksimum pengembangan paru–paru dengan usaha inspirasi yang sebesar-besarnya
Yaitu penjumlahan ke 4 jenis volume paru Kapasitas Total 5800
17
Kapasitas Vital 4600 Vol tidal Vol Cad Insp Vol Cad Eksp Vol Residual Fungsional 1200 Kap Insp Kap Residual Fungsional Note : Semua volume & kapasitas paru wanita kira-kira 20 – 25 % di bawah pria PUSAT PERNAPASAN
Pusat mekanisme pengaturan pernapasan ada 2 :1. Pusat pengaturan pernapasan volunter terletak di korteks serebri2. Pusat pengaturan pernapasan otomatis treletak di pons dan medulla oblongata
PUSAT PERNAPASAN OTOMATIS
Pusat pernapasan otomatis di batang otak bertanggung jawab dalam membentuk pola pernapasan ritmik.
Pusat pernapasan ini terdiri dari : 1. Pusat respirasi 2. Pusat apneustik 3. Pusat pneumotaksik PUSAT RESPIRASI
Terletak di formasio retikularis medulla oblongata, menyebabkan terjadinya pernapasan spontan.
Secara anatomis, pusat respirasi dibagi 2 kelompok :o Kelompok dorsalo Kelompok ventral
Kelompok Dorsal
Terletak di bagian dorsal medula (terutama menyebabkan inspirasi) Kelompok neuron pernapasan dorsal ini memegang peranan paling
mendasar dalam mengatur pernapasan VENTRAL
Terletak di ventrolateral medula Dapat menyebabkan ekspirasi atau inspirasi, bergantung pada kelompok
neuron mana yang dirangsang
PUSAT APNEUSTIK Pusat ini terletak di formasio retikularis pons bagian
bawah dan mempunyai pengaruh tonik terhadap pusat respirasi. PUSAT PNEUMOTAKSIK
18
Terletak di sebelah dorsal bagian superior pons, yang membantu mengatur kecepatan dan pola bernapas
PENGATURAN PUSAT PERNAPASAN
Pusat pernapasan di batang otak dipengaruhi berbagai rangsang : 1. Rangsang kimia
Kemoreseptor perifer Kemoreseptor sentral
2. Rangsang non kimia Sewaktu berbicara, mandi air dingin (stres dtg tiba - tiba), terjadi perubahan irama napas akibat perangsangan pusat resp di berbagai tempat.
KEMORESEPTOR PERIFER Glomus karotikum yang terletak pada percabangan a.
karotis komunis, dan glomus aortikum pada arkus aorta. Reseptor kimia perifer ini peka terhadap peningkatan p CO2 dan penurunan
pO2 / pH darah. Akibat perangsangan reseptor ini, ventilasi akan meningkat.
KEMORESEPTOR SENTRAL
Bagian ventral medula oblongata Reseptor ini peka terhadap peningkatan kadar ion H (penurunan pH) dalam
cairan otak Bila terjadi peningkatan pCO2 arteri, CO2 akan menembus sawar darah
otak, berubah mjd H2CO3 dan terurai mjd ion H dan ion HCO3, mk tjd peningkatan ion H di cairan otak ventilasi meningkat
SIRKULASI DARAH PARU
SIRKULASI PULMONAL berfungsi untuk membawa gas hasil pertukaran antara darah kapiler dan udara alveol, menyaring partikel dari dalam darah selama mengalir melewati paru menuju kembali ke jantung.
SIRKULASI BRONKIAL sebagai bagian sirkulasi sistemik, berfungsi untuk menyediakan nutrien bagi jar paru kec dinding alveoli TRANSPORTASI Transportasi Transportasi Oksigen Transportasi karbondioksida
Transpor oksigen DARI ALVEOLI KE JARINGAN
ERITROCYTE HAEMOGLOBIN MYOGLOBINE
TrANSpOR OKsiGen via ERYTROCYTE
Oksigen terlarut 19
Oksigen terikat Dan terangkutSecara kimia
Dengan hemoglobin20 ml O2/100 ml darah
JARINGAN 6,5 ml O2 per 100 ml darah
TrANSpOR OKsiGen via HAEMOGLOBINE
HbO2 Hb + O2 Ke kiri : reaksi asosiasi terjadi di alveolus, daya ikat lemah namun banyak
Ke kanan : reaksi disosiasi terjadi di jaringan, O2 banyak bebas Kurva disosiasi : sigmoid
Faktor –faktor yang mempengaruhi derajad saturasi/kejenuhan Hb.
Tekanan Parsial O2 Tekanan Parsial CO2 Elektrolit Suhu Fosfat organik
A. Tekanan Parsial O2
Penambahan tekanan O2 meningkatkan saturasi Hb Pd P O2=100 mmHg, saturasi Hb= 98–99% Bila P O2 turun, Hb oxy melepaskan O2
B. Tekanan Parsial CO2 Bila P CO2 tinggi, HbO2 mudah melepaskan O2
Utk saturasi yg sama diperlukan P O2 yg lebih tinggi kurve disosiasi HbO2 bergeser kekanan
Kemampuan CO2 dalam menggeser kurve disosiasi HbO2 ke kanan (pembebasan oksigendisebut BOHR EFFECT.
C. ELEKTROLIT Elektrolit mempermudah HbO2 melepaskan O2 P O2 jaringan/sel rendah Cl mudah masuk jaringan kadar Cl darah
naik O2 mudah dilepaskan. CHLORIDE SHIFTD. SUHU
Suhu naik saturasi Hb turun Pada suhu 25oC saturasi Hb 93% Pada suhu 30oC saturasi Hb 90%
E. FOSFAT ORGANIK Bila ada senyawa yang mengikat Hb pelepasan O2 Senyawanya : 2,3 Diphosphogliserat (DPG) Fosfat dlm tubuh digunakan sbg:
o Koenzimo Senyawa bertenaga tinggi/ATPo Senyawa organik
PERGESERAN Kurva kejenuhan oksigen Pergeseran ke kanan, bila :
Peningkatan ion Hidrogen
20
Peningkatan CO2
Peningkatan Suhu Penurunan pH Peningkatan 2,3 DPG
HbO2 Hb + O2 Geser ke kanan, terjadi O2 bebas lbh banyak ATAU dgn kata lain MENGURANGI AFINITAS Hb utk O2 Geser ke kiri, terjadi O2 bebas lbh sedikit ATAU dgn kata lain MENAMBAH AFINITAS Hb utk O2 TrANSpOR OKsiGen via MYOGLOBINE
Mioglobin + O2 Oksimioglobin Ke kanan : reaksi asosiasi terjadi di sel otot, daya ikat kuatKe kiri : reaksi disosiasi terjadi di jaringan, O2 sedikit bebas
Kurva disosiasi : hiperbola Kurva kejenuhan oksigen mioglobin dan hemoglobin TRANSPORT CO2
CO2 yang dihasilkan oleh metabolisme sel jaringan akan berdifusio ke dalam darah dan diangkut dalam 3 bentuk :
1. CO2 terlarut (10%) 2. Ikatan dengan Hb dan protein plasma (30%) 3. Ion HCO3 (60%) Ion HCO3 terbentuk melalui reaksi : CO2+H2O H2CO3 H +HCO3
21