DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

135
AKURASI ARAH KIBLAT MASJID DAN MUSHALLA DI WILAYAH KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: DANIEL ALFARUQI NIM. 1111044100065 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1436 H/2015 M

Transcript of DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

Page 1: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

AKURASI ARAH KIBLAT MASJID DAN MUSHALLA

DI WILAYAH KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

DANIEL ALFARUQI

NIM. 1111044100065

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H/2015 M

Page 2: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf
Page 3: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf
Page 4: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

iv

ABSTRAK

Daniel Alfaruqi. NIM 1111044100065. AKURASI ARAH KIBLAT

MASJID DAN MUSHALLA DI WILAYAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

UTARA. Konsentrasi Peradilan Agama, Program Studi Hukum Keluarga Islam,

Fakultas Syariah dan Hulum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 1436 H/2015 M. xi + 94 halaman + 11 lampiran.

Masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat yang

berada di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara dalam menentukan arah kiblat

hanya berpatokan kepada metode taqribi yaitu menggunakan acuan perkiraan

setelah ditentukan arah mata angin. Fakta menunjukkan bahwa metode ini

memiliki kelemahan pada tingkat keakuratannya. Padahal seiring berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi, telah ditentukan metode yang lebih akurat untuk

menentukan arah kiblat menggunakan hitungan yang rinci. Skripsi ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat keakuratan arah kiblat masjid dan mushalla di wilayah

Kecamatan Payakumbuh Utara.

Metode yang dipergunakan adalah metode deskriptif eksploratif, adapun

jenis penelitiannya yaitu penelitian lapangan (Field Research) yang di padukan

dengan penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian dilakukan di setiap

masjid dan beberapa mushalla yang ada di Kecamatan Payakumbuh Utara

menggunakan metode tahqiqi, yaitu melalui perhitungan menggunakan rumus

ilmu ukur segitiga bola (Spherical Trigonometri) dengan alat bantu pengukuran

menggunakan program Mizwala Qibla Finder. Kriteria dan sumber data yang

digunakan yaitu pertama, data primer seperti wawancara, dokumentasi dan data

observasi. Kedua, data sekunder yang diperoleh dari buku-buku dan tulisan-

tulisan yang berhubungan dengan tema. Adapun teknik pengumpulan data

diantaranya yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan data sampel. Data yang

terkumpul selanjutnya di analisa dengan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan dari 25 masjid hanya 9 masjid atau 36%

yang tepat, 1 masjid atau 4% ditoleransi ketepatan arah kiblatnya, dan 15 masjid

atau 60% tidak tepat. Sedangan dari 50 mushalla yang dijadikan sampel, hanya 10

mushalla atau 20% yang tepat, 2 mushalla atau 4% ditoleransi ketepatan arah

kiblatnya, dan 38 mushalla atau 76% tidak tepat arah kiblatnya.

Kata Kunci : Akurasi, Arah Kiblat, Masjid, Mushalla, Ka’bah, Payakumbuh

Utara, Mizwala Qibla Finder, Metode Tahqiqi, Metode Taqribi,

Spherical Trigonometri.

Pembimbing : Drs. H. Sirril Wafa, M.Ag.

Daftar Pustaka : Tahun 1975 s.d Tahun 2015

Page 5: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, hidayah

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, dan seluruh umat Islam yang setia hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayahanda Nurkausar, S.Pd dan

Ibunda Imelda, S.Pd yang selalu memberikan kasih sayang, bimbingan, dan doa

tanpa kenal lelah. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih

sayang-Nya kepada mereka.

Dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisan

skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Syariah. Karena itu penulis menghaturkan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kamarusdiana, S.Ag., MH. dan Sri Hidayati, M.Ag. selaku Ketua dan

sekretaris Program Studi Ahwal al-Syakhsiyyah.

3. Drs. H. Sirril Wafa, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang tak pernah

lelah membimbing, mengarahkan, dan memberikan kritikan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 6: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

vi

4. Afwan Faizin, MA. selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan saran-

saran bagi penulis hingga terselesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen di Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mendidik dan

memberikan arahan kepada kami selama kuliah di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. M. Soleh Hasan, Lc., MA. selaku orang tua kami selama belajar dan

tinggal di Asrama Putra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan teladan, mendidik, mengajarkan disiplin, dan memberikan

ilmu yang sangat berharga bagi kehidupan kami.

7. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kota Payakumbuh

yang telah mengeluarkan surat rekomendasi bagi penulis untuk

melaksanakan penelitian di Kecamatan Payakumbuh Utara.

8. Nofriwandi, SH. dan Resfi Yendri, S.Ag. selaku Camat dan Kepala KUA

Payakumbuh Utara beserta staf yang telah memberikan izin bagi penulis

untuk memperoleh data-data yang diperlukan.

9. Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas beserta staf yang

telah memberikan fasilitas kepada kami dalam menelusuri literatur yang

berkaitan dengan skripsi ini.

10. Bapak-bapak pengurus masjid dan mushalla yang telah banyak membantu

dalam memberikan informasi dan keterangan guna melengkapi data yang

dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.

Page 7: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

vii

11. Papa dan mama, serta kedua adikku Zikril Mustawa dan Nur Aisyah yang

selalu mencintai, memberi semangat, harapan, arahan serta memberi

dukungan baik secara materil maupun spiritual sampai terselesaikan

skripsi ini dengan baik.

12. Kepada yang tersayang Resti Adita, A.Md. KG. yang selalu memberikan

semangat, motivasi, saran, kritikan dan ide-ide kepada penulis dalam

melakukan penelitian ini.

13. Keluarga besar Peradilan Agama Angkatan 2011 kelas A dan B terutama

Syams Eliaz Bahri, M. Rafel, Didi Nahtadi, Rachmatullah Tiflen, Rudi

Niyarto, Ahmad Saidi, Azmi Hayim Ali, Safira Maharani dan Nadia.

Kawan-kawan Ikatan Keluarga Mahasiswa Minangkabau, KKN Palanta

Rantau dan ISLAMMU Jabodetabek. Serta kawan-kawan Asrama UIN

Jakarta angkatan 2011 terutama Yusup, Miqdad, Rizki, dan juga adik-adik

asrama angkatan 2012 Junaidi Habibillah dan Lilik Jalaludin.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam proses

membuka wawasan pengetahuan dan dapat menjadi salah satu cahaya

penerang diantara ribuan cahaya pengetahuan lainnya.

Jakarta, 30 Maret 2015

Penulis

Page 8: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. i

PENGESAHAN PANITIAN UJIAN SKRIPSI ......................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7

D. Review Studi Terdahulu ...................................................... 8

E. Metode Penelitian ................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG ARAH KIBLAT

A. Pengertian Arah Kiblat ........................................................ 16

B. Sejarah Arah Kiblat .............................................................. 17

C. Dasar Hukum Menghadap Kiblat dalam shalat ................... 22

D. Hukum Menghadap Kiblat ................................................... 28

E. Metode Penentuan Arah Kiblat ............................................ 35

BAB III PROFIL MASJID DAN MUSHALLA

A. Profil Kecamatan Payakumbuh Utara

1. Sejarah Singkat ................................................................. 48

2. Letak Geografis ................................................................. 49

3. Struktur Organisasi ........................................................... 51

Page 9: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

ix

4. Keadaan Masyarakat ......................................................... 52

5. Keagamaan ........................................................................ 54

B. Data Umum Masjid dan Mushalla ....................................... 55

C. Status Tanah Masjid dan Mushalla ...................................... 59

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Perhitungan Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di

Kecamatan Payakumbuh Utara ........................................... 64

B. Cara Masyarakat dalam Menentukan Arah Kiblat di

Kecamatan Payakumbuh Utara ........................................... 70

C. Keakuratan Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di

Kecamatan Payakumbuh Utara ........................................... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 88

B. Saran-saran ........................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 92

LAMPIRAN

Page 10: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Kecamatan Payakumbuh Utara ..................... 51

Tabel 3.2 Jumlah Kelurahan, RT, RW dan Kepala Keluarga ........................ 52

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 53

Tabel 3.4 Struktur Organisasi KUA Kecamatan Payakumbuh Utara ............ 54

Tabel 3.5 Data Umum Masjid ........................................................................ 56

Tabel 3.6 Data Umum Mushalla .................................................................... 57

Tabel 3.7 Status Masjid Tanah Wakaf ........................................................... 59

Tabel 3.8 Status Mushalla Tanah Wakaf ....................................................... 60

Tabel 3.9 Status Mushalla Tanah Kaum ........................................................ 61

Tabel 3.10 Status Mushalla Tanah Pribadi ...................................................... 62

Tabel 3.11 Status Mushalla Tanah Pemda ....................................................... 62

Tabel 3.12 Status Mushalla Fasilitas Umum ................................................... 63

Tabel 3.13 Status Mushalla Tanah Yayasan .................................................... 63

Tabel 4.1 Data Koordinat Kecamatan Payakumbuh Utara ............................ 64

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Arah Kiblat ....................................................... 66

Tabel 4.3 Kiblat Masjid yang Diukur Menggunakan Kompas ...................... 71

Tabel 4.4 Kiblat Masjid yang Diukur Menggunakan Bayang-bayang

Matahari ......................................................................................... 72

Tabel 4.5 Kiblat Masjid yang Diukur Menggunakan Perkiraan Arah Barat . 73

Tabel 4.6 Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Kompas .................. 74

Tabel 4.7 Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Perkiraan Arah

Page 11: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

xi

Barat ............................................................................................... 76

Tabel 4.8 Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Bayang-bayang

Matahari ......................................................................................... 77

Tabel 4.9 Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Software Kiblat ...... 78

Tabel 4.10 Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Patokan

Bangunan Masjid ........................................................................... 78

Tabel 4.11 Arah Kiblat Masjid yang Akurat ................................................... 79

Tabel 4.12 Arah Kiblat Mushalla yang Akurat ................................................ 80

Tabel 4.13 Masjid yang Deviasi Minus (-) ke Utara ....................................... 81

Tabel 4.14 Masjid yang Deviasi Plus (+) ke Utara .......................................... 82

Tabel 4.15 Mushalla yang Deviasi Minus (-) ke Utara .................................... 82

Tabel 4.16 Mushalla yang Deviasi Plus (+) ke Utara ...................................... 84

Tabel 4.17 Masjid yang Penyimpangan Arah Kiblatnya Paling Tinggi .......... 85

Tabel 4.18 Mushalla yang Penyimpangan Arah Kiblatnya Paling Tinggi ...... 86

Tabel 4.19 Toleransi Keakuratan Arah Kiblat Masjid ..................................... 86

Tabel 4.20 Toleransi Keakuratan Arah Kiblat Mushalla ................................. 87

Page 12: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon) di mana mereka saling

membutuhkan satu sama lain. Manusia tidak dapat hidup terasing dari manusia

lain, melainkan harus selalu hidup dalam ikatan kelompok, golongan, atau

kerukunan sebagai suatu kesatuan sosial.1

Hubungan antar sesama manusia dan antar sesama kelompok harus

dikuatkan dan ditingkatkan ke tingkat yang lebih baik dari aspek spiritualitas

sebagai pengendalinya. Karena tanpa aspek spiritualitas, kemanusiaan manusia

akan menjadi lemah dan menurun bahkan rasa cinta, kasih sayang, kelembutan

dan keadilan menjadi tidak ada. Jika hubungan manusia hanya ditinjau dari aspek

materil saja, maka ia hanya akan menimbulkan kesewenang-wenangan,

melepaskan keinginan menurut hawa nafsu, dan memunculkan naluri

kemanusiaan yang liar tanpa ada ikatan maupun kontrol. Allah SWT menjadikan

shalat sebagai media untuk membina manusia dan menempatkan nalurinya. Shalat

menjadi fondasi hubungan antar manusia yang dibangun di atas dasar-dasar yang

baik dan jauh dari bias tendensi dan keinginan hawa nafsu.2

1 Nurnaningsih Amriani, Mediasi: Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan, cet.I, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 1. 2 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawas, Fiqih Ibadah,

Penerjemah Kamran As’at Irsyady, dkk, cet. II, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 146.

Page 13: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

2

Setiap Muslimin diwajibkan untuk menunaikan shalat lima waktu tepat

pada waktunya dan harus menghadap kiblat.3 Arah kiblat dalam Islam sudah

ditentukan, yakni harus menghadap ke Masjid al-Haram (Ka’bah).4

Pada dasarnya menghadap Ka’bah dalam wacana fiqih merupakan syarat

sah shalat yang tidak dapat ditawar-tawar, memang pada mulanya ketika

Rasulullah SAW, berada di Mekkah beliau shalat menghadap Baitul Maqdis atas

perintah dari Allah SWT. Hal ini dimaksudkan untuk membujuk hati para ahli

kitab. Tetapi beliau sangat berharap agar arah kiblat di alihkan ke Ka’bah yang

mulia, karena itulah kiblat bapaknya, Ibrahim Al-Khalil. Maka saat itu beliau

banyak menengadah kearah langit, sambil berharap turunnya wahyu tentang

pengalihan arah kiblat. Beliau benar-benar sangat mengharapkan hal ini, hingga

akhirnya Allah SWT memenuhi keinginan beliau dan memerintahkan agar beliau

menghadap ke arah Ka’bah. Di samping itu ada sebab lain yang membuat beliau

berkeinginan atas pengalihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah, yaitu karena

orang-orang Yahudi yang sangat jahat biasa berkata, “Alangkah anehnya urusan

Muhammad, dia berbeda dengan kita dalam masalah agama, namun sama dalam

shalatnya dengan kiblat kita dan kalau tidak karena agama kita, tentu dia tidak

tahu harus menghadap kemana ketika shalat”. Karena itulah beliau benar-benar

ingin agar Allah mengalihkan kiblat ke Ka’bah, sehingga orang-orang Yahudi

tidak mempunyai cara untuk menyerang pribadi dan agama beliau.5

3 Depag, Almanak Hisab Rukyat, (Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama,

1998), h. 25. 4 Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasinya, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007),

h.69. 5 Muhammad Ali Ash-Shabuny, Tafsir Tematik Surat Al-Baqarah-Al-An’am, cet.I,

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000), h. 30.

Page 14: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

3

Bagi orang yang berada di Mekkah dan sekitarnya, kewajiban menghadap

Ka’bah tidaklah menjadi masalah, karena mereka lebih mudah dalam

melaksanakan kewajiban itu. Namun, hal ini menjadi persoalan bagi orang yang

jauh dari Mekkah. Kewajiban seperti itu merupakan hal yang berat, karena mereka

tidak pasti bisa mengarah ke Ka’bah secara tepat.6

Umat Islam di Indonesia pada umumnya meyakini kiblat itu berada di

sebelah Barat sehingga identik dengan arah Barat tempat terbenamnya matahari.

Akibatnya, bagi mereka shalat itu harus menghadap ke Barat dimanapun mereka

berada. Dengan demikian, masalah kiblat itu menjadi masalah sederhana yang

dapat diketahui dengan diketahuinya arah terbit dan terbenamnya matahari. Ketika

mereka masih berada di wilayah Indonesia, hal tesebut tidak menjadi persoalan,

Akan tetapi, persoalannya akan menjadi lain apabila mereka berada di luar

wilayah Indonesia seperti yang dialami oleh kaum muslimin Suriname Amerika

Latin yang berasal dari pulau Jawa. Mereka tetap mengadap ke Barat dalam

shalatnya, padahal semestinya harus menghadap ke Timur.7

Penentuan arah kiblat yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia

mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan yang ada. Pertama kali mereka menentukan arah kiblatnya ke

Barat dengan alasan Saudi Arabia tempat dimana Ka’bah berada terdapat di

sebelah Barat Indonesia. Hal ini dilakukan dengan perkiraan saja tanpa

perhitungan dan pengukuran terlebih dahulu. Oleh karena itu, arah kiblat sama

persis dengan tempat matahari terbenam. Dengan demikian arah kiblat itu identik

6 Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 126.

7 Maskufa, Ilmu Falak, cet.II, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 123.

Page 15: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

4

dengan arah Barat. Selanjutnya, berdasarkan letak geografis Saudi Arabiah

terletak di sebelah Barat agak miring ke Utara (Barat Laut) maka arah kiblatnya

ke arah tersebut. Oleh karena itu ada sebagian umat Islam yang tetap memiringkan

arah kiblatnya agak ke Utara walaupun ia shalat di masjid yang sudah benar

menghadap kiblat.8

Setelah mengenal ilmu falak, mereka menentukan arah kiblatnya

berdasarkan bayang-bayang sebuang tongkat dengan berpedoman pada posisi

matahari persis pada titik zenith Ka’bah.9 Setelah kompas ditemukan, umat Islam

menggunakan alat tersebut untuk menentukan arah kiblat, namun cara ini kurang

akurat. Selanjutnya dengan menggunakan perhitungan dan pengukuran setelah

terlebih dahulu diketahui koordinat Ka’bah dan tempat yang bersangkutan. Sistem

ini menggunakan dua cara, yaitu ilmu ukur bidang datar dan ilmu ukur bola

(Spherical Trigonometri) dan ternyata hasilnya lebih akurat. Dalam

perkembangan terakhir, sistem yang digunakan dalam menentukan arah kiblat

adalah menggunakan pesawat theodolit setelah diketahui terlebih dahulu data

arah kiblat hasil perhitungan ilmu ukur bola.10

Mengetahui secara pasti tentang cara menentukan arah kiblat tersebut

sangat perlu agar kita merasa yakin telah menghadap kiblat dalam melaksanakan

ibadah yang diwajibkan. Untuk mendapatkan keyakinan akan kiblat yang benar

tersebut, maka kita perlu menentukan atau menghitung dengan teliti

8 Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan

Badan Peradilan Agama, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, (Jakarta: 1994/1995), h. 48. 9 Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah di Indonesia: Upaya penyatuan Mazhab Hisab,

(Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003), h. 36. 10

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan

Badan Peradilan Agama, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, (Jakarta: 1994/1995), h. 50-58.

Page 16: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

5

kesempurnaan arahnya. Sebab bergeser sedikit saja dari arah yang sebenarnya,

maka ia berarti tidak lagi menghadap ke Masjid al-Haram.11

Dalam pembangunan

masjid dan mushalla keakuratan arah kiblat sangat perlu diperhatikan. Hal yang

paling penting dalam persiapan pembangunan mushalla atau masjid adalah letak

mihrab. Di sebelah mana dan ke arah mana ruang mihrab itu berada selalu

menjadi perhatian utama ke arah mana mihrab itu menghadap, kelak menjadi

patokan orang-orang sekitar untuk mengenali kiblat shalat.12

Walaupun telah ada teori untuk menentukan arah kiblat yang akurat seperti

yang telah disebutkan di atas, namun kenyataannya praktek yang dilakukan oleh

kebanyakan masyarakat berbeda dengan teori yang telah di tetapkan. Sampai saat

ini masyarakat masih tetap menggunakan cara-cara yang tradisional seperti hanya

dengan menentukan arah Barat dan memiringkan sedikit ke arah Utara yang hanya

di lakukan dengan perkiraan semata ataupun hanya berpatokan kepada masjid atau

mushalla terdekat tanpa ada perhitungan dan pengukuran terlebih dahulu.

Menurut data yang ditulis dalam buku penentuan arah kiblat Departemen

Agama sebagai mana dikutip oleh Maskufa dalam bukunya yang berjudul Ilmu

Falak, seharusnya arah kiblat kota Payakumbuh kalau diukur dari Barat ke Utara

adalah 24º18’ jika masyarakat kota Payakumbuh berpatokan pada ukuran yang

telah ditetapkan oleh Departemen Agama tersebut, maka pasti arah kiblat di kota

Payakumbuh semuanya akan serasi. Namun penulis menemukan ada banyak

variasi arah kiblat yang ada di kota Payakumbuh.

11

Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasinya, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007),

h.71. 12

Sirril Wafa, dkk, “Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Wilayah Ciputat,”

Laporan Penelitian, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2002), h.15.

Page 17: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

6

Perbedaan antara teori penentuan arah kiblat yang telah penulis pelajari

selama kuliah dengan praktik yang terjadi di masyarakat membuat penulis tertarik

untuk meneliti permasalahan tersebut. Penulis merasa hal ini sangatlah penting

untuk dikaji dan diteliti agar memperoleh jawaban yang jelas mengenai

permasalahan tersebut, maka penulis membuat penelitian ini dengan judul

“Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Wilayah Kecamatan

Payakumbuh Utara”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini

sehingga masalah yang akan diangkat jelas, maka penulis membatasi

masalahnya hanya pada arah kiblat masjid dan mushalla di wilayah

Kecamatan Payakumbuh Utara (Sumatera Barat) yang terdiri dari 25

kelurahan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah

pokok yang menjadi objek kajian dalam skripsi ini sebagai berikut:

a. Bagaimana cara masyarakat di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara

dalam menentukan arah kiblat masjid dan mushalla ketika awal

pembangunannya?

b. Bagaimana tingkat keakuratan arah kiblat masjid dan mushalla di

wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara?

Page 18: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui cara masyarakat di wilayah Kecamatan Payakumbuh

Utara dalam menentukan arah kiblat masjid dan mushalla ketika awal

pembangunannya.

b. Mengetahui tingkat keakuratan arah kiblat masjid dan mushalla di

wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti sendiri semoga melalui penelitian ini bisa memperkaya

khazanah keilmuan intelektualitas di bidang Ilmu Falak, khususnya

yang terkait dengan penentuan arah kiblat.

b. Bagi kalangan akademisi, dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sumber informasi ilmiah guna melakukan pengkajian lebih lanjut dan

mendalam tentang akurasi arah kiblat.

c. Bagi kalangan praktisi dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat

berguna untuk memberikan informasi kepada segenap pihak yang

berkompeten untuk dijadikan bahan evaluasi terhadap penentuan arah

kiblat yang kedudukannya sangat vital bagi pelaksanaan peribadatan

umat Islam, terutama ibadah shalat.

d. Bagi masyarakat luas semoga dengan adanya penelitian ini diharapkan

dapat memberikan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat

Page 19: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

8

mengenai cara penentuan arah kiblat agar shalat yang di dirikan lebih

mencapai kesempurnaannya.

D. Review Studi Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, penulis telah menemukan beberapa

skripsi yang membahas tentang arah kiblat. Berikut skripsi yang penulis temukan:

Afni Desiana Dalimunthe (206044103780) Akurasi Arah Kiblat Masjid di

Wilayah Kecamatan Pamulang. Mahasiswa program studi Ahwal Syakhshiyah,

konsentrasi Peradilan Agama Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 1432 H / 2011 M. Dalam skripsi ini dibahas tentang

akurasi arah kiblat masjid di 8 kelurahan pada Kecamatan Pamulang. Bedanya

dengan penelitian penulis yaitu, selain wilayah yang berbeda, penelitian penulis

tidak hanya mengukur tingkat keakuratan masjid saja, namun juga mengukur

keakuratan kiblat mushalla yang ada di 25 kelurahan di Kecamatan Payakumbuh

Utara.

Almahsuri (107044202402) Akurasi Arah Kiblat Mushalla Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kota Tangerang. Mahasiswa program studi Ahwal

Syakhshiyah, konsentrasi administrasi keperdataan Islam Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1432 H / 2011 M. Skripsi ini

menjelaskan tentang akurasi arah kiblat mushalla di Sekolah Menengah Atas

(SMA) dengan asumsi bahwa seharusnya pengetahuan tentang ilmu falak untuk

menentukan arah kiblat di ajarkan sedini mungkin dalam lembaga pendidikan.

Bedanya dengan penelitian penulis yakni penulis memfokuskan pada tingkat ke

Page 20: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

9

akurasian arah kiblat masjid dan mushalla yang ada dalam lingkungan masyarakat

dengan asumsi bahwa pandangan masyarakat tentang keakuratan arah kiblat harus

di perbaiki sesuai dengan teori yang semestinya.

Gusti Agung Wibisono (106044203687) Keakuratan Arah Kiblat Mushalla

di Wilayah Bekasi Utara. Mahasiswa program studi Ahwal Syakhshiyah,

konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1431 H / 2010 M. Dalam skripsi ini dibahas

tentang bagaimana keakuratan arah kiblat mushalla di wilayah Bekasi Utara.

Sedangkan penelitian yang penulis lakukan tidak hanya terbatas pada kiblat

mushalla saja, namun juga meneliti tentang kiblat masjid yang ada di 25 kelurahan

dalam Kecamatan Payakumbuh Utara.

Pitri Wulandari (109044100042) Akurasi Arah Kiblat Masjid Daerah

Perkotaan di Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta barat. Mahasiswa

program studi Ahwal Syakhshiyah, konsentrasi Peradilan Agama Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1434 H / 2013 M. Skripsi ini

membahas tentang akurasi kiblat pada masjid yang dilakukan di perkotaan dan

meneliti keterkaitannya dengan pengetahuan masyarakat perkotaan dengan tingkat

keakuratan arah kiblat. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan tidak hanya

meneliti keakuratan kiblat masjid saja, namun juga meneliti keakuratan arah kiblat

yang ada di mushalla di Kecamatan Payakumbuh Utara.

Poin utama yang membedakan penelitian penulis dengan beberapa skripsi

lain yang pernah membahas tentang arah kiblat ini yaitu dalam cara penentuan

arah mata angin. Penulis dalam menentukan arah mata angin memanfaatkan

Page 21: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

10

cahaya matahari dengan media pendukung program dari Mizwala Qibla Finder.

Sedangkan skripsi-skripsi diatas menggunakan alat bantu kompas.

E. Metode Penelitian

Metode adalah cara atau jalan, sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

metode menyangkut masalah cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami

obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode penelitian

mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam suatu

kegiatan penelitian.13

1. Jenis Penelitian

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang

sumber datanya diambil dari tulisan-tulisan atau sumber bacaan yang

diterbitkan untuk mendapatkan dasar teori dalam memecahkan suatu

masalah yang timbul. Dalam hal ini yaitu dengan mencari dan

mengumpulkan serta menganalisa buku-buku yang berkaitan dengan

cara-cara atau teknik penentuan arah kiblat.

b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang sumber

datanya terutama diambil dari objek penelitian atau proses terjun

langsung secara aktif ke lapangan untuk meneliti objek penelitian

tersebut. Objek penelitian dalam hal ini adalah masjid dan mushalla di

Kecamatan Payakumbuh Utara yang akan di teliti keakuratan arah

kiblatnya.

13

Afifi Fauzi Abbas, Metode Penelitian, cet.I, (Jakarta: 2010), h. 97.

Page 22: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

11

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri

selama penelitian berjalan. Hal ini berarti bahwa pada waktu awal

penelitian dimulai, data masih belum ada, dan data tersebut baru ada

setelah penelitian berlangsung.14

Adapun data primer berasal dari

observasi langsung yang akan penulis lakukan berupa penghitungan

dan pengukuran arah kiblat. Selain observasi langsung, penulis juga

mewawancarai para pihak yang berkaitan, seperti pengurus masjid,

pengurus mushalla dan juga pengurus Kantor Urusan Agama (KUA) di

Kecamatan Payakumbuh Utara.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah bahan pustaka yang berisikan informasi

tentang bahan primer, terdiri dari buku-buku, artikel ilmiah, dan arsip-

arsip yang mendukung.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang akurat saat penelitian,

penulis menggunakan beberapa teknik, yaitu:

a. Observasi, adalah teknik pengumpulan data dimana penyelidik

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala

subyek yang diselidiki.15

Artinya observasi itu adalah suatu metode

14

Yayan Sopyan, Metode Penelitian untuk Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum,

(Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 57. 15

Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research (Pengantar Metodologi Ilmiah),

(Bandung: C.V Tarsito, 1975), h. 155.

Page 23: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

12

pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian langsung ke

tempat yang dijadikan objek penelitian.

b. Wawancara (Interview), yaitu cara yang digunakan kalau seseorang

untuk tujuan sesuatu tertentu mencoba mendapatkan keterangan secara

lisan dari seseorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan

muka dengan orang itu.16

Wawancara dilakukan dengan cara

mengadakan tanya jawab langsung dengan para pihak yang berkaitan,

seperti pengurus masjid, pengurus mushalla, KUA dan masyarakat

sekitar.

c. Dokumentasi, merupakan pengambilan data yang diperoleh melalui

dikumen-dokumen.17

Dalam hal ini penulis mengambil dokumen dan

arsip-arsip yang ada di lembaga pemerintahan setempat yang dijadikan

objek penelitian serta data-data dari literatur dan referensi yang

berhubungan dengan judul penelitian ini.

d. Sampel, adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan

sampel yang diambil dari pupulasi.18

Dalam penelitian akurasi arah kiblat masjid dan mushalla ini,

untuk bagian masjid penulis menggunakan populasi yaitu penulis

16

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia,

1985), h. 129. 17

Husaini Usman, dkk., Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.69.

18

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R&D, cet. VII, (Jakarta: CV

Afabeta 2009), h. 82.

Page 24: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

13

meneliti arah kiblat seluruh masjid yang ada di Payakumbuh Utara

yaitu sebanyak 25 masjid. Sedangan untuk arah kiblat mushalla penulis

menggunakan sampel acak (Random Sampling), artinya sampel

tersebut diambil secara acak dari wilayah sampel yang dipilih dalam

penelitian ini.

Berdasarkan data yang penulis dapat dari KUA dan Kantor

Camat Payakumbuh Utara, terdapat 65 mushalla yang tersebar dalam

25 kelurahan di Kecamatan Payakumbuh Utara. Dari 65 mushalla,

penulis mengambil 50 mushalla sebagai sampel dalam skripsi ini.

4. Metode Analisis Data

Setelah seluruh data yang penulis peroleh baik dari library

research maupun field research seperti interview maupun studi

dokumentasi, data tersebut lalu dianalisa dengan analisa kualitatif, yaitu

suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa

yang dinyatakan oleh responden secara tertulis serta lisan dan juga

perilaku yang nyata diteliti sebagai sesuatu yang utuh.19

Lalu di

interpretasikan sedemikian rupa dengan metode deduktif. Adapun metode

yang penulis gunakan adalah metode deskriptif eksploratif yakni

menggambarkan atau melukiskan secara jelas dan terperinci mengenai

suatu keadaan yang terjadi dilapangan secara objektif, sehingga didapatkan

fakta-fakta yang diselidiki.

19

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1984), h. 13.

Page 25: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

14

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan buku pedoman penulisan skripsi yang di terbitkan oleh Pusat

Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

F. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan persoalan yang akan dibahas dalam penelitian ini

akan penulis sajikan dalam 5 Bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teoritis Tentang Arah Kiblat, bab ini berisi tentang

pengertian arah kiblat, sejarah arah kiblat, dasar hukum menghadap

kiblat dalam solat, hukum menghadap kiblat, metode penentuan

arah kiblat.

BAB III Profil Masjid dan Mushalla Kecamatan Payakumbuh Utara, di

dalamnya dibahas tentang profil Kecamatan Payakumbuh Utara,

data umum masjid dan mushalla di Kecamatan Payakumbuh Utara

dan status tanah masjid dan mushalla di Kecamatan Payakumbuh

Utara.

BAB IV Deskripsi Hasil Penelitian, dalam bab ini dijelaskan tentang

deskripsi hasil perhitungan arah kiblat masjid dan mushalla di

Page 26: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

15

Kecamatan Payakumbuh Utara, cara masyarakat dalam

menentukan arah kiblat masjid dan mushalla pada awal

pembangunan di Kecamatan Payakumbuh Utara, dan tingkat

keakuratan arah kiblat masjid dan mushalla di Kecamatan

Payakumbuh Utara.

BAB V Penutup, berisikan kesimpulan dan saran penulis berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan.

Page 27: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

16

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG ARAH KIBLAT

A. Pengertian Arah Kiblat

Ada beberapa istilah penting yang perlu dijelaskan untuk mempermudah

memahami skripsi ini yaitu, akurasi, arah, kiblat dan ka‟bah. Keempat istilah ini

saling berkaitan satu sama lain dan merupakan pembahasan pokok dalam skripsi

ini.

Akurasi dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer berarti ketepatan,

kecermatan dan ketelitian.1 Dalam kamus al-Munawwir, arah sering disebut

dengan jihah atau syathrah dan terkadang disebut juga dengan qiblah yang artinya

adalah hadapan.2 Bila kata syathrah diikuti oleh kata Masjid al-Haram seperti

disebutkan dalam Q.S al-Baqarah ayat 144, maka maknanya adalah arah

(menghadap) Masjid Haram.3

Kiblat yang dalam bahasa Arabnya disebut qiblah berasal dari kata

istaqbala yang semakna dengan wajaha, yang berarti menghadap. Sehingga kata

qiblah dapat diartikan hadapan, yaitu suatu keadaan (tempat) di mana orang-orang

menghadap kepadanya.4

1 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, cet.III, (Jakarta:

Modern English Press, 2002), h. 36. 2 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta:

Pustaka Progresif, 1984), h. 1305. 3 Atabik Ali Ahmad Zuhdi Mudhor, Kamus al-Ashri, cet. IV, (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1998), h. 1134. 4 Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 26.

Page 28: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

17

Dalam The Encyclopedia of Religion kiblat adalah specific poin faced by

Muslims when performing the daily ritual prayers (shalat) anywhere in the world.

Artinya, kiblat adalah titik tertentu yang dihadapi oleh umat Islam saat melakukan

shalat setiap hari di mana saja di dunia.5 Pada hakikatnya dalam kajian hukum

Islam, istilah qiblah ini adalah satu arah yang menyatukan arah segenap umat

Islam dalam melaksanakan ibadah shalat.6

Sedangkan Ka‟bah adalah bangunan suci umat Islam yang terletak di kota

Mekkah di dalam Masjidil Haram. Ia merupakan bangunan yang dijadikan sentral

arah dalam peribadatan umat Islam yakni shalat.7

B. Sejarah Arah Kiblat

Kiblat umat Islam untuk melaksanakan ibadah shalat menghadap ke arah

Ka‟bah. Ka‟bah secara etimologi adalah Bait al-Haram di Mekkah, al-ghurfatu

(kamar), kullu baitin murabba‟in (setiap bangunan yang berbentuk persegi

empat).8 Ka‟bah disebut juga dengan Baitullah, Baitul Haram dan Baitul Atiq atau

rumah tua yang dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim dan puteranya Nabi Isma‟il

atas perintah Allah SWT.

Menurut terminologi Ka‟bah adalah bangunan suci umat Islam yang

terletak di kota Mekkah di dalam Masjidil Haram. Ia merupakan bangunan yang

dijadikan sentral arah dalam peribadatan umat Islam yakni shalat dan wajib

5 Mircea Eliade, The Encyclopedia of Religion, volume.7, (New York: Macmillan Library

Reference USA, 1993), h. 225. 6 Perpustakaan Nasional, Ensiklopedi Islam, cet.V, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve,

1999), h. 6. 7 Maskufa, Ilmu Falak, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), cet.II, h. 129.

8 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta:

Pustaka Progresif, 1984), h. 1305.

Page 29: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

18

dikunjungi pada saat pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Bangunan Ka‟bah

berbentuk kubus yang berukuran 12 x 10 x 15 meter.9

Dalam The Encyclopedia of religion dijelaskan bahwa bangunan Ka‟bah

ini merupakan bangunan yang dibuat dari batu-batu (granit) Mekkah yang

kemudian dibangun menjadi bangunan berbentuk kubus (cubelike building)

dengan tinggi kurang lebih 16 meter, panjang 13 meter dan lebar 11 meter.10

Ka‟bah mempunyai empat rukun atau pilar, setiap rukun mempunyai nama

tersendiri yaitu, rukun Aswadi yang terletak dipojok Timur tempat hajar aswad

dan disebut juga dengan Rukun I‟roqi karena letaknya ke arah negara Iraq, Rukun

Ghorbiy karena terletak dipojok Barat arah yang lain dari Hijir Ismail ke arah

negara Mesir, Rukun Syami yang terletak di sebelah Utara (diarah hajar aswad ke

hijir Ismail) disebut Rukun Syami karena letaknya ke arah negara Syam (Syiria),

Rukun Yamani yang terletak di sebelah Selatan ke arah negara Yaman.11

Penelusuran yang dilakukan oleh kalangan mufasirin dan lainnya tidak

ditemukan teks yang menyebutkan tentang siapa pendiri pertama dari Ka‟bah. Al-

Qur‟an hanya menyebutkan bahwa Ka‟bah adalah rumah ibadah pertama yang

diperuntukkan Allah SWT bagi manusia, sebagaimana yang disebutkan dalam

aurat Ali Imran ayat 96:

:(69)ال عشا

Artinya: “Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk

manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang

9 Maskufa, Ilmu Falak, cet.II, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 129.

10 Mircea Eliade, The Encyclopedia of Religion, volume.7, (New York: Macmillan

Library Reference USA, 1993), h. 225. 11

Muhammad Taufiq Ali Yahya, Mekah dalam Al-Qur‟an, Hadis dan Sejarah, Manasik

Lengkap Umrah dan Haji serta doa-doanya, (Jakarta: Penerbit Lentera, 2007), h. 66-67.

Page 30: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

19

diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam”.(Ali „Imran

ayat 96)

Sejarah Ka‟bah memang tidak bisa dipisahkan dari Nabi Ibrahim AS.

Bahkan Ka‟bah indentik dengan Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail.12

Namun

mereka bukan pendiri pertama Ka‟bah, tapi hanya membangun kembali atau

meninggikan dasar-dasar Baitullah13

, sebagaimana terdapat dalam surat al-

Baqarah ayat 127:

( :721انبقشة)

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah

bersama Ismail, (seraya berdo‟a), “Ya Tuhan kami, terimalah

(amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar,

Maha Mengetahui”. (al-Baqarah ayat 127)

Ka‟bah sudah ada sebelum Nabi Ibrahim dan Putranya diberi mandat oleh

Allah SWT untuk meninggikan pondasi Ka‟bah, ini di indikasikan oleh do‟a Nabi

Ibrahim ketika mengantarkan Hajar istrinya dengan Ismail anaknya yang masih

kecil ke Mekkah, seperti disebutkan dalam surat Ibrahim ayat 37:

:(71)ابشى

Artinya: “Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan

keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman

di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan

Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka

Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka

12

Zuhairi Miswari, Mekkah Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim, cet.II, (Jakarta:

PT Kompas Media Nusantara, 2009), h. 216. 13

M. Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Vol.I,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 324.

Page 31: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

20

dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan

mereka bersyukur”. (Ibrahim ayat 37)

Nabi Ismail AS menerima Hajar Aswad (batu hitam) dari Malaikuat Jibril

di Jabal Qubais, lalu diletakkan di sudut Tenggara bangunan. Hajar Aswad ini

merupakan batu yang disakralkan oleh umat Islam. Mereka mencium atau

menyentuh Hajar Aswad tersebut saat melakukan thawaf karena Nabi Muhammad

SAW juga melakukan hal tersebut. Setelah Nabi Ismail wafat, pemeliharaan

Ka‟bah dipegang oleh keturunannya, lalu Bani Jurhum, lalu Bani Khuza‟ah yang

memperkenalkan penyembahan berhala. Selanjutnya pemeliharaan Ka‟bah

dipegang oleh kabilah-kabilah Quraiys yang merupakan generasi penerus garis

keturunan Nabi Ismail. 14

Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai

kepindahannya ke kota Madinah, bangunan Ka‟bah yang semula rumah ibadah

agama monotheisme (tauhid) ajaran Nabi Ibrahim telah berubah menjadi kuil

pemujaan bangsa Arab yang di dalamnya diletakkan sekitar 360 berhala atau

patung yang merupakan perwujudan tuhan-tuhan politheisme bangsa Arab ketika

masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim

yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi

Musa terhadap kaum Yahudi, Allah Sang Maha Pencipta tidak boleh

dipersekutukan dan disembah bersamaan dengan benda atau makhluk apapun jua

dan tidak memiliki perantara untuk menyembahNya serta tunggal tidak ada yang

menyerupaiNya dan tidak beranak dan tidak diperanakkan (Surat al-Ikhlas dalam

14

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 50.

Page 32: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

21

al-Qur'an). Ka‟bah akhirnya dibersihkan dari patung-patung agama politheisme

ketika Nabi Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah

dan dikembalikan sebagai rumah ibadah agama tauhid (Islam).15

Pada masa sebelum hijrah ke Madinah Nabi Muhammad SAW dan kaum

muslimin dalam shalatnya menghadap ke Baitullah. Setelah hijrah ke Madinah

kiblat dipindahkan ke arah Bait al-Maqdis di Yerusalem. Perpindahan arah kiblat

ini dengan tujuan agar kaum Yahudi Bani Israil bisa tertarik kepada ajaran Nabi

Muhammad, akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya.16

Perubahan arah kiblat dari Bait al-Maqdis di Yerusalem ke Ka‟bah di

Mekkah terjadi pada tahun ke 2 hijriah. Setelah Nabi Muhammad SAW melihat

kenyataan bahwa perubahan kiblat ke arah Bait al-Maqdis dalam rangka menarik

hati Bani Israil yakni agar dengan kesamaan kiblat itu mereka bersedia mengikuti

ajaran Islam karena Bait al-Maqdis dibangun oleh Nabi Sulaeman AS leluhur

Bani Israil yang sangat mereka kagumi, selama setahun setengah lebih Nabi

Muhammad SAW dan kaum muslimin mengarahkan kiblatnya ke Bait al-Maqdis

akan tetapi orang-orang Yahudi tetap dalam agamanya bahkan memusuhi Nabi

Muhammad SAW dan kaum muslimin. Sehingga terbesik dalam hati Nabi SAW

keinginan untuk kembali mengarah ke Ka‟bah sebagaimana sebelum beliau

berhijrah ke Madinah. Selain itu juga untuk menguji keimanan kaum muslimin

apakah akan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya atau tidak.17

15

Maskufa, Ilmu Falak, cet.II, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010h. 131. 16

Ibid., h. 131. 17

M. Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Vol.1,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.344.

Page 33: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

22

Pasca kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, Ka‟bah semakin menarik

perhatian seluruh dinasti Islam. Hampir seluruh pemimpin memberikan perhatian

yang lebih, karena hal tersebut merupakan salah satu kebanggaan tersendiri

menjadi pelayan bagi mereka yang hendak melaksanakan umrah dan haji.18

Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya'ibah sebagai

pemegang kunci Ka‟bah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh

pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman

bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah,

Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah

kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan

Madinah.19

C. Dasar Hukum Menghadap Kiblat dalam Shalat

Ada beberapa nash dalam al-Qur‟an dan Hadis yang memerintahkan kita

untuk menghadap kiblat dalam shalat. Adapun nash-nash tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Dasar Hukum al-Qur’an

a. Surat al-Baqarah Ayat 144

18

Zuhairi Miswari, Mekkah Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim, cet.II, (Jakarta:

PT Kompas Media Nusantara, 2009), h. 242. 19

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 51.

Page 34: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

23

: (711)انبقشة

Artinya: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit20

,

Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu

sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana

saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan

Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al

kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke

Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-

kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. (al-Baqarah

ayat 144)

Ali bin Thalhah berkata dari Ibnu Abbas, “Masalah yang pertama

kali di nasakh dalam al-Qur‟an ialah masalah berkiblat (ke Baitul

Maqdis).” Yaitu ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah yang

mayoritas penduduknya adalah Yahudi, maka Allah menyuruhnya agar

berkiblat ke Baitul Maqdis. Kaum Yahudi pun senang Rasulullah SAW

berkiblat ke sana selama 10 bulan. Akan tetapi, Rasulullah mencintai

kiblatnya Ibrahim, oleh karenanya dia berdo‟a kepada Allah Ta‟ala dan

menengadah ke langit. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Firman Allah “Di manapun kamu berada, maka palingkanlah

wajahmu ke arahnya” Maksudnya, Allah Ta‟ala menyuruh mengahadap ke

kiblat dari segala penjuru bumi Timur, Barat, Utara, dan Selatan. Tidak

20 Maksudnya ialah Nabi Muhammad SAW sering melihat ke langit mendo‟a dan

menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah.

Page 35: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

24

ada satu perkara shalatpun yang dikecualikan dari perintah ini selain shalat

sunnah ketika bepergian.21

b. Surat al-Baqarah Ayat 149

: (716)انبقشة

Artinya:“Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka Palingkanlah

wajahmu ke arah Masjidil haram, Sesungguhnya ketentuan itu

benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah sekali-kali

tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan”. (al-Baqarah ayat 149)

c. Surat al-Baqarah Ayat 150

: (751)انبقشة

Artinya:“Dan dari mana saja kamu (keluar), Maka Palingkanlah

wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu

(sekalian) berada, Maka Palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar

tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang

yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada

mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). dan agar Ku-sempurnakan

nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk”. (al-

Baqarah ayat 150)

Dalam ayat-ayat di atas (al-Baqarah ayat 144, 149, dan 150) Allah

menyebut ,sebanyak tiga kali. Menurut Ibn Abbas فل جك شطشة

pengulangan tersebut berfungsi sebagai penegasan pentingnya menghadap

kiblat (ta‟kid). Sementara itu menurut Fakhrur Razi, hikmah dari tiga kali

pengulangan ini ialah, perintah pertama (al-Baqarah : 144) ditujukan bagi

21 Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i, Taisiru al-Aliyyu Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,

Jilid 1, penerjemah Syihabuddin, cet.I, (Jakarta: Gema Insani, 1999), h. 245-246.

Page 36: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

25

orang yang dapat melihat Ka‟bah. Perintah kedua (al-Baqarah : 149)

ditujukan bagi orang yang berada di Mekkah, namun tidak dapat melihat

Ka‟bah. Sedangkan perintah ketiga (al-Baqarah : 150) di tujukan bagi setiap

orang yang berada di berbagai negara.22

Berdasarkan hal tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa perintah menghadap kiblat itu tidak hanya

ditujukan bagi orang yang berada di Mekkah dan sekitarnya saja, tetapi juga

bagi semua umat Islam di berbagai penjuru dunia.

2. Dasar Hukum al-Hadits

Selain dasar hukum tentang kewajiban menghadap kiblat yang terdapat

di dalam al-Qur‟an, juga terdapat beberapa hadits yang berkaitan dengan arah

kiblat, diantaranya adalah:

a. Hadits Riwayat Imam Muslim

1) Hadits dari Anas bin Malik ra

شبت حذثب عفب حذثب حبد ب صهت ع ثببج ع أش حذثب أب بكش ب أب

ش ذ)ق جنزس فذقان جب ح هص كب سصل اهلل صه اهلل عه صهىأ

ضشح تهبق كنهف بء انضف كج بهقح ( اوشحان ذجضان شطش كج لب فب

ال أبدف تعكا سهص ذق شجفان بةه صف عكس ى ته صب ي مجس شف

ا كبنف جنح ذق تهبقان إ )سا يضهى( .تهبقان ح ىب

Artinya: “Menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah,

menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit

dari Anas bin Malik ra bahwasanya Rasulullah SAW (pada

suatu hari) sedang mendirikan shalat dengan menghadap ke

Baitul Maqdis. Kemudian turunlah ayat al-Qur‟an:

“Sesungguhnya Kami (sering) melihat mukamu menengadah

ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke

kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah

Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada,

22 Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i, Taisiru al-Aliyyu Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,

Penerjemah Shihabuddin, (Jakarta: Gema Insani, 1999), h. 250.

Page 37: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

26

palingkanlah mukamu ke arahnya. Kemudian seorang laki-

laki Bani Salamah lewat (di hadapan sekumpulan orang yang

sedang shalat shubuh) dalam posisi ruku‟ dan sudah

mendapat satu rakaat. Lalu ia menyeru, sesungguhnya kiblat

telah berubah. Lalu mereka berpaling ke arah kiblat.” (HR.

Muslim No. 1208)23

2) Hadits dari Usamah bin Zaid

نى صم ب، كه اح ج، دعب ف ب دخم انب صهى ن صه اهلل عه انب أ

انقبهت" ز قبل" ، ج سكعخ ب خشج سكع ف قبم انب حخ خشج، فه )سا ف

يضهى(

Artinya: “Sesungguhnya Nabi SAW tatkala masuk ke Ka‟bah berdoa

di sudut-sudutnya, tidak shalat di dalamnya sehingga beliau

keluar. Tatkala keluar, beliau shalat dua raka‟at menghadap

Ka‟bah. Kemudian beliau berkata: “Ini adalah kiblat”. (HR.

Muslim dari Usamah bin Zaid)24

3) Hadits dari Malik bin Anas

بةه صف بسب انب :ع يبنك ب أش ع عبذ اهلل ب دبس ع اب عش قبل

هع لزأ ذق اهلل عه صهىهص اهلل لصس إ بلقف آث ىبءج ربء إبقب حبانص

ا اسذخصبف بو انشنإ ىج جبك بهبقخبصف تبعكان مبقخض أ شيأ ذق تهانه

(سا يضهى) .تبعك اننإ

Artinya : “Dari Malik bin Anas dari Abdullah bin Diyar dari ibnu

Umar berkata: ketika para sahabat sedang melakukan

shalat shubuh di masjid Quba‟ tiba-tiba datang seseorang

kemudian berkata bahwa Rasulullah tadi malam telah

diberi wahyu dan nabi diperintahkan untuk menghadap

kiblat maka menghadaplah kalian semua ke kiblat. Ketika

itu sahabat sedang melakukan shalat menghadap Syam

maka mereka berputar menghadap Ka‟bah”. (HR. Muslim

No. 1206)25

23 Abu Husain Muslim bin Hujjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim,

Juz 2, (Beirut: Dar Afaq al-Jadidah, t.th), h. 66.

24

Imam Muslim, Shahih Muslim, (Maktabah Syamilah), No. Hadits: 395, Juz. II, h. 968.

25

Abu Husain Muslim bin Hujjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim,

Juz 2, (Beirut: Dar Afaq al-Jadidah, tth), h. 66.

Page 38: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

27

b. Hadits Riwayat Imam Bukhari

ص ع اهلل ضس ةشش بأ ع انب نإ جا قر: إبلى قهص ه اهلل عهأ

غبأصف بةهصان شقان ي كعي شضب حأ بشاق ىش ثبكف تهبقان مبقخاص ىث ءضان ىث آ

ا ذبجص ئط حخذ حجاص ىب ثبئق خض حخع حفاس ىب ثعاكس ئط حخع حكاس

ئط حخع حفاس ىا ثذبجص ئط حخذ حجاص ىب ثضبنج ئط حخع حفاس ىث

ب )سا بخبس(هك كبحه صف كنم رعاف ىب ثضبنج

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda:

Apabila kamu bangkit hendak shalat, maka sempurnakanlah

wudhu‟, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah,

kemudian bacalah sesuatu yang mudah yang engkau hafal

dari ayat-ayat al-Qur‟an, kemudian ruku‟lah hingga engkau

tuma‟ninah (disertai) dalam ruku‟ itu, kemudian angkatlah

kepalamu hingga engkau tegak dalam keadaan berdiri,

kemudian sujudlah disertai tuma‟ninah dalam sujud itu,

kemudian angkatlah kepalamu disertai tuma‟ninah dalam

keadaan duduk, kemudian sujudlah (yang kedua) disertai

tuma‟ninah dalam sujud itu, kemudian kerjakan cara yang

demikian itu dalam shalatmu seluruhnya.” (HR. Bukhari No.

6251).26

Berdasarkan pada pemaknaan ayat al-Qur‟an dan hadits diatas,

dapat disimpulkan bahwa menghadap kiblat hukumnya wajib dan menjadi

salah satu syarat sahnya shalat. Hal ini berarti bila seseorang tidak

menghadap ke Ka‟bah ketika melaksanakan shalat, maka shalatnya tidak

sah. Menghadap kiblat yang dimaksud adalah menghadap ke Ka‟bah

(Baitullah) Sehingga seseorang yang dapat melihat Ka‟bah, maka wajib

menghadap ke Ka‟bah. Namun bila tidak dapat melihat Ka‟bah, maka wajib

menghadap ke arahnya.27

26 Muhammad bin Isma‟il bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,

Jilid.I, (al-Qahirah: Dar al-Sya‟ab, 1987), h.69.

27

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 38.

Page 39: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

28

D. Hukum Menghadap Kiblat

Jumhur ulama sepakat bahwa bagi orang-orang yang melihat Ka‟bah wajib

menghadap ke fisik Ka‟bah („ain Ka‟bah) dengan penuh keyakinan dalam

shalatnya. Sementara itu, bagi mereka yang tidak bisa melihat Ka‟bah maka para

ulama berbeda pendapat apakah tetap wajib menghadap ke fisik Ka‟bah („ain

Ka‟bah) atau cukup dengan menghadap ke arah Ka‟bah saja (jihatul Ka‟bah).

Beberapa pendapat para ulama madzhab tersebut sebagai berikut:

1. Madzhab Hanafi

Menurut Imam Hanafi, bagi orang-orang yang jauh dari Ka‟bah maka

cukup menghadap jihatul Ka‟bah saja. Apabila seseorang sudah menghadap

salah satu sisi Ka‟bah dengan yakin, maka ia sudah termasuk menghadap

Ka‟bah. Pendapat Imam Hanafi ini juga diikuti oleh pengikutnya. Mayoritas

ulama Madzhab Hanafi berpendapat bahwa orang yang tidak melihat Ka‟bah

secara langsung, wajib menghadap ke arah Ka‟bah (jihatul Ka‟bah), yaitu

menghadap ke dinding-dinding mihrab (tempat shalatnya) yang dibangun

dengan tanda-tanda yang menunjuk pada arah Ka‟bah.28

Argumentasi yang digunakan oleh mayoritas ulama Hanafiah ini

berangkat dari kemampuan manusia untuk dapat menghadap. Menurut

mereka, yang sebenarnya diwajibkan adalah menghadap kepada sesuatu yang

mampu dilakukan (al-maqdur „alaih). Sedangkan menghadap kepada

bangunan Ka‟bah („ainul Ka‟bah) merupakan sesuatu yang tidak dapat

28

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h.40.

Page 40: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

29

dilakukan. Oleh karena itu, tidak diwajibkan untuk menghadap kepadanya.

Yang diwajibkan hanya menghadap ke arahnya saja.29

Menurut Hanafiyah bagi orang yang tidak mengetahui arah kiblat dan

ingin mencari tanda yang menunjukkan kepada arah tersebut maka baginya

ada tiga alternatif:

Pertama, berpatokan kepada mihrab tua yang didirikan oleh para

sahabat dan tabi‟in, jika dapat ditemukan mihrab tua tersebut maka wajib

melaksanakan shalat ke arahnya. Jika masih mengerjakan shalat ke arah yang

lain maka shalatnya tidak shah.

Kedua, jika berada di suatu daerah yang tidak terdapat mihrab tua,

maka wajib bertanya kepada orang yang adil dan mengetahui dengan yakin

akan arah kiblat di daerah tersebut.

Ketiga, kalau tidak mendapatkan mihrab dan tidak pula seseorang

untuk ditanya. Dalam hal ini ia wajib mengetahui arah kiblat dengan jalan

meneliti. Misalnya dengan cara melaksanakan shalat menghadap ke arah yang

lebih diduga kuat bahwa itu adalah arah kiblat, maka shalatnya itu shah dalam

keadaan yang bagaimanapun.30

2. Madzhab Maliki

Madzhab Maliki berpendapat bahwa bagi orang yang jauh dari Ka‟bah

dan tidak mengetahui arah kiblat secara pasti, maka ia cukup menghadap ke

arah Ka‟bah secara zhan (perkiraan). Namun bagi orang yang mampu

mengetahui arah kiblat secara pasti dan yakin, maka ia harus menghadap ke

29

Ibid., Ahmad Izzuddin, h. 41. 30

Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqhu „ala Madzhahibil Arba‟ati, (al-Qahirah: Darul

Hadits, 2004), h. 157.

Page 41: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

30

arahnya. Argumentasi yang dipakai oleh aliran madzhab Maliki bahwa

perintah menghadap kiblat yang tercantum di dalam al-Qur‟an surat al-

Baqarah ayat 144, “Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.

Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke

arahnya”, memberitahukan bahwa siapa saja yang letaknya jauh dari Ka‟bah,

maka hendaknya dia menghadap ke arahnya saja, bukan bangunannya, karena

sangat susah menghadap ke bangunannya, bahkan ini tidak mungkin bisa

dilaksanakan kecuali bagi yang melihatnya secara langsung.31

Malikiyah berpendapat bahwa apabila seseorang hendak melaksanakan

shalat di suatu daerah yang tidak mengetahui arah kiblat, maka cara

mengetahui arah kiblatnya adalah:

Pertama, melihat masjid yang bermihrab tua, ia wajib melaksanakan

shalat menghadap arah mihrab itu. Kedua, Jika ia mendapatkan suatu daerah

yang tidak ada mihrab, dan memungkinkan baginya untuk berijtihad tentang

arah kiblat, maka ia wajib berijtihad dan tidak harus bertanya kepada seorang

mukallaf yang adil. Ketiga, Jika tidak mendapatkan seseorang untuk ditanya

maka ia boleh melaksanakan shalat ke arah mana saja yang ia pilih, dan

shalatnya itu shah.32

31

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 41-42. 32

Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqhu „ala Madzhahibil Arba‟ati, (al-Qahirah: Darul

Hadits, 2004), h. 157.

Page 42: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

31

3. Madzhab Hanbali

Para ulama madzhab Hanbali sepakat atas wajibnya menghadap ke

arah Ka‟bah (jihatul Ka‟bah) bagi orang yang tidak dapat melihatnya, bukan

menghadap ke bangunan Ka‟bah (‟ainul Ka‟bah).33

Ulama dari Madzhab Hambali berpendapat bahwa keadaan orang-

orang dalam menghadap ke Ka‟bah terbagi menjadi empat, mereka adalah:

a. Orang yang sangat yakin, yaitu orang yang melihat langsung bangunan

Ka‟bah, atau ia temasuk penduduk Mekkah, atau ia tinggal di Mekkah

tetapi berada di belakang penghalang batuan, seperti pagar. Maka

kiblatnya adalah menghadap ke bangunan Ka‟bah tersebut secara

yakin.

b. Orang yang mengetahui arah Ka‟bah melalui kabar orang lain.

Karenanya, ia tidak perlu lagi berihtihad dan cukup mengikuti kabar

yang disampaikan orang itu kepadanya. Seperti ia berada di Mekkah

namun bukan penduduk Mekkah, dan ia tidak dapat melihat Ka‟bah. Ia

menemukan seseorang yang memberitahu kepadanya tentang arah

Ka‟bah dengan penuh yakin atau melihatnya langsung. Demikian pula

jika seseorang berada di sebuah kota atau desa yang pandanganya tidak

dapat menjangkau bangunan Ka‟bah, maka ia wajib menghadap ke

mihrab dan kiblat mereka yang sudah dipasang. Sebab, mihrab tersebut

dibangun oleh orang yang ahli dan mengetahui arah Ka‟bah. Maka

33

Ali Mustafa Yaqub, Kiblat Antara Bangunan dan Arah Ka‟bah, (Jakarta: Pustaka

Darus-Sunnah, 2010), h.39.

Page 43: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

32

kondisi ini sama seperti mengetahui kiblat melaui kabar dari orang

lain.

c. Orang yang harus melakukan ijtihad dalam menentukan kiblat. Ia

adalah orang yang tidak sama kondisinya dengan dua jenis orang

diatas. Sementara ia memiliki beberapa tanda-tanda untuk mengetahui

kiblat itu.

d. Orang yang wajib bertaklid. Ia adalah orang buta dan orang yang tidak

memiliki kemampuan untuk berijtihad. Ia adalah orang yang

kondisinya berbeda dengan dua kondisi orang yang pertama.

Karenanya, ia harus taklid kepada para mujtahid.34

4. Madzhab Syafi‟i

Imam Syafi‟i dalam kitab al-Umm mengatakan bahwa wajib

menghadap ke bangunan Ka‟bah secara tepat ketika mendirikan shalat. Karena

orang yang diwajibkan untuk menghadap kiblat, ia wajib menghadap ke

bangunan Ka‟bah seperti halnya orang Mekkah.35

Dalil yang digunakan oleh

madzhab Syafi‟i ini berdasarkan pada hadits Ibnu Abbas ra, yaitu:

ل سص انقبهت. أ ز قبل: ب، ب دخم انكعبت خشج، فصه إن صه اهلل عه صهى ن انه

يضهى( )سا انبخبس

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW setelah memasuki Ka‟bah, beliau

keluar lalu melakukan shalat dengan menghadapnya. Kemudian

beliau bersabda: “Inilah Kiblat.” (Hadis Riwayat al Bukhari dan

Muslim)36

34

Ibid., Ali Mustafa Yaqub, h. 33-36. 35

Ibid., Ali Mustafa Yaqub, h. 26.

36

Imam Muslim, Shahih Muslim, (Riyadh: Dar Alam al-Kutub, 1417H/1996M), h. 968.

Page 44: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

33

Menurut Syafi‟iyah terdapat empat tingkatan untuk mengetahui arah

kiblat:

Pertama, sesorang yang dapat mengetahui sendiri. Barangsiapa yang

memungkinkan untuk mengetahui sendiri, ia wajib mengetahuinya sendiri,

tanpa harus bertanya pada seseorang. Seorang buta yang berada di dalam

masjid, bila memungkinkan baginya meraba tembok masjid untuk mengetahui

kiblat, maka ia wajib melakukan hal itu, tanpa harus bertanya kepada

seseorang.

Kedua, adalah orang yang bertanya kepada seorang yang dipercaya

dan mengetahui kiblat. Bertanya kepada seorang yang dipercaya itu berlaku di

saat seseorang memang tidak mampu mengetahui kiblat sendiri.

Ketiga, adalah dengan cara berijtihad. Cara ijtihad ini tidak shah

kecuali apabila ia tidak mendapatkan seseorang yang dapat dipercaya untuk

ditanya, atau ia tidak mendapatkan suatu wasilah yang dapat digunakan untuk

mengetahui kiblat, atau tidak mendapatkan mihrab di suatu masjid.

Keempat, adalah dengan cara mengikuti seorang mujtahid, artinya

bahwa apabila ia tidak bisa mengetahui arah kiblat dengan cara bertanya

kepada seorang yang dapat dipercaya, dan tidak pula dengan mihrab dan lain

sebagainya maka ia boleh mengikuti seseorang yang telah melakukan ijtihad

untuk mengetahui arah kiblat, dan shalat dengan menghadap ke arah kiblat

itu.37

37 Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqhu „ala Madzhahibil Arba‟ati, (al-Qahirah: Darul

Hadits, 2004), h. 158.

Page 45: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

34

Selain perbedaan pendapat mengenai kiblat bagi orang yang jauh dari

Ka‟bah dan tidak dapat melihat Ka‟bah, para ulama juga berbeda pendapat

tentang hukum bagi orang shalat yang kiblatnya salah.38

a. Menurut ulama Hanafiyyah dan Hanabilah, jika seseorang sedang

mengerjakan shalat dan ternyata arah kiblatnya salah, sedangkan ia

mengetahui arah kiblat yang benar itu masih dalam keadaan mengerjakan

shalat, maka cukup dengan memutar tubuhnya untuk dihadapkan ke arah

kiblat yang baru atau yang diyakini kebenarannya itu, ia tidak harus

mengulangi shalat.

b. Menurut Malikiyyah, jika seseorang berijtihad untuk mengetahui arah

kiblat, dan ternyata ijtihadnya salah dan kesalahan itu diketahui dalam

shalat, baik secara yakin maupun zhan, bila ia dapat melihat dan

penyimpangan ke arah kiblat itu besar, misal sampai membelakanginya,

maka shalatnya harus diulang dari awal. Tetapi jika penyimpangannya

sedikit atau ia buta, maka tidak perlu mengulang shalatnya.

c. Menurut Syafi‟iyyah, jika seseorang meyaini kesalahan arah kiblat di

tengah mengerjakan shalat atau sesudah mengerjakannya, maka dia harus

mengulangi dari awal lagi, selama masih dalam waktu shalat. Jika

mengetahui keslahan arah kiblat itu diwaktu shalat berikutnya, maka tidak

perlu mengulang shalat diwaktu-waktu yang telah lalu. Pendapat

Syafi‟iyyah ini dapat diibaratkan seorang hakim, jika dia memutuskan

suatu hukum, tiba-tiba pada saat itu juga (masih dalam sidang perkara) dia

38

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 46-47.

Page 46: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

35

mengetahui kesalahannya, maka keputusannya harus diganti (dirubah).

Namun jika dia telah berijtihad, kemudian berubah ijtihadnya maka tidak

membatalkan putusan sebelumnya yang berbeda dengan ijtihad pertama.

E. Metode Penentuan Arah Kiblat

1. Metode pengukuran taqribi (menggunakan acuan perkiraan)

Model yang digunakan dalam metode ini biasanya mengambil bentuk

cara-cara yang sederhana. Data yang diperlukan cukup dengan mengetahui

titik mata angin utama, yakni Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Biasanya yang

melakukan pengukuran dengan cara ini telah memiliki pengetahuan dasar

yang sederhana perihal posisi Ka‟bah ditinjau dari tempat atau lokasi

pengukuran. Denga bekal pengetahuan arah mata angin utama tersebut,

dimana letak Ka‟bah dari tempat pengukuran cukup dikenali apakah lurus,

miring ke kanan, atau miring ke kiri. Perihal seberapa besar angka

kemiringannya cukup ditentukan secara kira-kira saja. Karena penggunaan

data dalam metode ini dilakukan secara perkiraan, maka pengukuran arah

kiblat seperti ini dikategorikan pada metode taqribi.39

Data utama yang diperlukan dalam metode pengukuran taqribi ini

hanya arah mata angin. Untuk mengetahui arah mata angin cara yang

digunakan bermacam-macam. Tingkat akurasi penentuan titik mata angin ini

pun kemudian menampakkan hasil yang bertingkat-tingkat. Adapun hasil yang

diperoleh dalam pengukuran titik mata angin ini selama sudut kemiringannya

39

Sirril Wafa, dkk, “Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Wilayah Ciputat,”

Laporan Penelitian, (Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2002), h.16.

Page 47: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

36

ditentukan secara kira-kira, tetap akan membuahkan hasil yang taqribi yang

memiliki tingkat keakuratan rendah.40

Adapun beberapa alat dalam metode taqribi dan teknik untuk

melakukan pengukuran arah kiblat di suatu lokasi antara lain:

a. Menggunakan pisau silet

Pusat magnet pada titik Utara bumi dapat dicari melalui pisau siet,

caranya dengan menempatkan pisau silet diatas permukaan air dengan

syarat jangan sampai tenggelam. Tunggu sampai pisau silet bergerak

mencari posisi, dan setelah stabil, pisau silet telah menemukan posisi arah

Utara, yang ditunjukkan sebuah ujungnya dan ujung yang lain adalah arah

Selatan. Selanjutnya tinggal membuat garis tegak lurus terhadap garis

Utara dan Selatan, maka didapatlah titik Barat dan titik Timur. Dari titik

Barat selanjutnya digeser sedikit ke arah kanan menurut selera pengukur.

Maka arah tersebut adalah kiblat untuk Indonesia.41

b. Menggunakan kompas

1) Dengan kompas transparan

a) Kompas diletakkan pada bidang datar yang telah ditentukan

titik Utara dan titik Selatan.

b) Titik pusat kompas berada di titik pusat perpotongan garis

Utara Selatan dan Timur Barat, jarum kompas tepat mengarah

Utara, lalu kompas diputar sebesar sudut yang dicari atau yang

dikehendaki.

40

Ibid., Sirril Wafa, dkk., h. 16.

41

Ibid., Sirril Wafa, dkk., h. 17.

Page 48: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

37

c) Setelah kompas diputar dan jarum kompas telah tepat pada

derajat sudut yang dicari, diberi tanda atau titik katakanlah titik

Q dan itulah arah kiblat yang dicari.

d) Dari titik Q, ditarik garis ke titik pusat perpotongan garis Utara

Selatan dan Timur Barat, itulah arah kiblat yang dicari.

Selanjutnya dari titik Utara, tarik garis lengkung ke titik Q akan

membentuk sudut arah qiblat dan itulah sudut arah kiblat.

2) Dengan kompas magnet

a) Kompas diletakkan pada bidang datar yang telah ditentukan

titik utara dan titik selatan.

b) Titik pusat kompas berada di titik pusat perpotongan garis

Utara Selatan dan Timur Barat, jarum kompas tepat mengarah

Utara, lalu kompas diputar sebesar sudut yang dicari atau yang

dikehendaki.

c) Setelah kompas diputar dan jarum kompas (kcl) telah tepat

pada derajat sudut yang dicari diberi tanda titik katakanlah titik

Q dan itulah arah kiblat yang dicari.

d) Dari titik Q tarik garis ke titik pusat perpotongan garis Utara

Selatan dan Timur Barat, itulah arah kiblat yang dicari.

Selanjutnya dari titik Utara, tarik garis lengkung ke titik Q akan

membentuk sudut arah kiblat dan itulah sudut arah kiblat.

Page 49: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

38

3) Dengan kompas kiblat

Kompas qiblat merupakan alat yang sangat mudah

digunakan untuk menentukan arah kiblat suatu tempat, sebab

dengan meletakkan kompas tersebut pada suatu tempat, jarumnya

akan secara otomatis mengarah atau menunjukkan arah qiblat yang

dicari. Teknisnya sama dengan kompas transparan dan kompas

magnet, bedanya kompas qiblat tidak perlu diputar.

Meskipun demikian, hasil yang diperoleh tetap merupakan

perkiraan (tidak akurat) sebab pengaruh dari grafitasi dan gaya

magnet bumi sangat besar sehingga menyebabkan adanya

penyimpangan yang relatif besar.42

Menggunakan kompas memang cara yang paling mudah,

tetapi perlu diketahui bahwa kompas (kompas magnetis)

mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya bahwa kompas

magnetis ini peka terhadap benda-benda logam yang berada

disekitarnya dan kutub Utara magnet yang merupakan alat utama

dalam kompas itu tidak selalu menunjukkan arah Utara sejati

(Utara sesungguhnya) dari bumi.

c. Menggunakan busur derajat atau rubu‟ mujayyab

Menentukan arah kiblat dengan busur derajat sangat praktis dan

mudah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

42 A. Jamil, Ilmu Falak Teori dan Aplikasih, cet.I, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 121-122.

Page 50: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

39

1) Membuat atau menentukan titik pada garis Utara Selatan,

katakanlah titik U pada titik Utara dan S pada titik Selatan.

2) Dengan menggunakan siku, buat garis yang tegak lurus dengan

garis Utara Selatan, yaitu garis Timur Barat.

3) Pada titik pusat perpotongan garis Utara Selatan dan Timur

Barat buat titik, katakanlah titik A.

4) Busur derajat yang telah disiapkan titik pusatnya letakkan pada

titik A dan memanjang mengikuti garis Utara Selatan

(berimpit).

5) Titik 90º (Sembilan puluh derajat) pada busur tepat di titik

Utara, sedangkan titik 0º (nol derajat) dan 180˚ (seratus delapan

puluh derajat) berimpit dengan titik Barat dan Timur.

6) Hitung mulai dari 90º sampai berapa besar derajat yang akan

dicari arah kiblatnya, lalu beri titik (katakana Q).

7) Hubungkan titik A dengan titik Q. Garis A-Q adalah kiblat

yang dicari.43

U

Q

S

d. Menggunakan tongkat istiwa‟

Cara lain yang lebih teliti adalah dengan menggunakan tongkat

istiwa‟, tongkat istiwa merupakan tongkat biasa yang ditancapkan tegak

43 Ibid., A. Jamil, h. 123-124.

A

Page 51: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

40

lurus pada bidang datar di tempat terbuka (dimana sinar matahari tidak

terhalang). Langkah-langkah yang ditempuh dalam kegiatan ini adalah

sebagai berikut:

1) Tegakkan sebuah tongkat (kayu, bambu atau besi) yang lurus,

sepanjang 1,5 meter, lebih panjang tentu lebih baik, tegak lurus

dengan bumi, di atas tempat yang terbuka dan tidak terhalang oleh

sinar matahari sepanjang hari.

2) Buat satu atau beberapa “lingkaran sepusat” sekeliling tongkat

tersebut, Titik pusat lingkaran (lingkaran-lingkaran tersebut

berhimpit dengan tempat berdirinya tongkat).

3) Perhatikan saat bayang-bayang ujung tongkat menyentuh

lingkaran, pada pagi hari (sebelum dzuhur) san sore hari (sesudah

dzuhur), lalu beri tanda titik. Jadi ada dua buah titik pada masing-

masing lingkaran tersebut, yaitu titik pada waktu pagi dan titik

pada waktu sore.

4) Hubungkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis lurus, dan

inilah garis arah Timur Barat.44

5) Dari titik Barat selanjutnya digeser sedikit ke arah kanan menurut

selera pengukur. Disitulah ditentukannya arah kiblat untuk

Indonesia.

44

Encup Supriatna, Hisab Rukyat dan Aplikasinya, (Bandung , PT. Refika Aditama,

2007), h. 99.

Page 52: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

41

e. Rashdul Kiblat

Selain dengan cara diatas, untuk menentukan arah kiblat di suatu

tempat juga bisa diamati pada waktu tertentu ketika matahari berada persis

di atas Ka‟bah atau disebut dengan istilah rashdul kiblat. Posisi matahari

tepat di atas Ka‟bah itu terjadi ketika harga deklinasi matahari sama

dengan harga lintang Ka‟bah, maka pada saat itu matahari akan tepat

berkulminasi di atas Ka‟bah. Keadaan seperti ini dalam setahun akan

terjadi dua kali, yaitu pada tanggal 27 Mei (tahun Kabisat) atau 28 Mei

(tahun Basithah) pada pukul 11.57 LMT (Local Mean Time) dan pada

tanggal 15 Juli (tahun kabisat) atau 16 Juli (tahun basithah) pada pukul

12.06 LMT.45

Apabila waktu Mekkah itu dikonversi ke waktu WIB yaitu 105º-

39º50‟ = 65º 10‟/15 = 4j 20

m 40

d atau 4

j 21

m maka peristiwa itu akan terjadi

pada pukul 11.57 + 4.21 = 16.18 WIB dan 12.06 + 4.21 = 16.27 WIB.

Dengan cara ini maka setiap orang dapat melakukan pengukuran dan

pengecekan arah kiblat setiap tanggal 27 atau 28 Mei pada pukul 16.18

WIB atau setiap tanggal 15 dan 16 Juli pada pukul 16.27 WIB.46

Jika waktu Mekkah dikonversi ke waktu WITA yaitu 120º-39º50‟

= 80º 10‟/15 = 5j 20

m 40

d atau 5

j 21

m maka peristiwa itu akan terjadi pada

pukul 11.57 + 5.21 = 17.18 WITA dan 12.06 + 5.21 = 17.27 WITA. Maka

setiap orang dapat melakukan pengukuran dan pengecekan arah kiblat

45

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, h. 83. 46

Maskufa, Ilmu Falak, cet.II, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.143.

Page 53: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

42

setiap tanggal 27 atau 28 Mei pada pukul 17.18 WITA atau setiap tanggal

15 dan 16 Juli pada pukul 17.27 WITA.

Penggunaan metode ini hanya dapat dilakukan pada tempat-tempat

yang terdapat sinar matahari langsung, untuk di Indonesia khususnya

karena peristiwa ini terjadi pada sore hari maka wilayah Indonesia Timur

yang jika dikonversi dari waktu Mekkah (LMT) ke waktu WIT yaitu 135º-

39º50‟ = 95º 10‟/15 = 6j 20

m 40

d atau 6

j 21

m maka peristiwa rashdul kiblat

yang seharusnya terjadi pada pukul 11.57 + 6.21 = 18.18 WIT pada

tanggal 27 dan 28 Mei dan 12.06 + 6.21 = 18.27 WIT pada tanggal 15 dan

16 Juli tidak dapat dilakukan karena posisi matahari sudah berada di

bawah ufuq atau sudah terbenam47

.

Adapun teknik penentuan arah kiblat menggunakan rashdul kiblat

ini yaitu dengan cara mempersiapkan sebuh tongkat lurus sekitar 1 meter,

tali atau benang, dan paku. Tegakkan tongkat di tempat terbuka, tunggu

sampai waktu yang telah ditentukan, bila matahari bersinar di waktu-

waktu tersebut dan bayangan tongkat sudah nampak jelas, tinggal ditarik

garis lurus dengan tali atau benang. Maka itulah arah kiblatnya. Di

Indonesia peristiwa ini terjadi pada sore hari sehingga arah bayangan

menuju ke Timur (membelakangi arah kiblat). Arah sebaliknya yaitu

bayangan ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang

tepat.48

47

Ibid., h. 144. 48

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, h. 84.

Page 54: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

43

Fenomena rashdul kiblat berlaku bagi seluruh negara yang

memiliki waktu lokal berselisih maksimal sekitar 5,5 jam dari waktu lokal

Ka‟bah, baik di sebelah barat (Afrika dan Eropa) atau sebelah timur

(Asia), kecuali untuk daerah-daerah abnormal yang berada pada lintang

besar di Lintang Utara seperti negara Jepang (selisih waktu 6 jam) atau

daerah di sekiar kutub yang mengalami waktu siang cukup lama.49

Meskipun cara ini tergolong mudah dan praktis, namun metode ini

masih memiliki kelemahan. Pertama, dari segi waktu cara ini hanya dapat

dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas selama empat hari seperti

yang telah disebutkan diatas. Kedua, Dari segi letak geografis negara kita

yang berada di daerah katulistiwa menyebabkan negara kita beriklim tropis

mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Akibatnya, aplikasi metode ini

dilapangan tidak dapat dilakukan manakala cuaca mendung atau hujan.50

2. Metode pengukuran tahqiqi (metode pengukuran yang akurat)

Metode ini dikerjakan melalui perhitungan matematis dengan

menggunakan rumus-rumus ilmu ukur segitiga bola (Spherical Trigonometri).

Perhitungan dimaksudkan untuk mencari sudut arah kiblat, yakni sudut dari

sebuah segitiga bola yang sisi-sisinya terbentuk dari lingkaran-lingkaran besar

yang saling berpotongan melalui titik Ka‟bah, kota atau lokasi pengukutan,

dan titik Utara. Selanjutnya melalui modifikasi rumus, untuk posisi Indonesia

49

Hadi Bashori, “Rashdul Kiblat dan Pro-Kontra Pelurusan Arah Kiblat”, diakses pada

08 April 2015 dari https://catatanhadibashori.wordpress.com/tag/arah-kiblat.

50

Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, h. 84.

Page 55: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

44

misalnya, hasil yang diperoleh sudut arah kiblatnya bisa terbaca sekian derajat

dari titik Barat ke arah Utara atau dari titik Utara ke arah Barat.51

Adapun data yang diperlukan dalam proses perhitungan arah kiblat

adalah:

a. Lintang tempat (φ tp)

b. Bujur Tempat (λ tp)

c. Lintang Ka‟bah (φ k)

d. Bujur Ka‟bah (λ k)

Untuk data lintang dan bujur suatu tempat yang akan dicari arah

kiblatnya biasanya sudah tersedia, tetapi untuk saat sekarang berkaitan dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka data yang sudah ada itu perlu

diverifikasi lagi dengan alat kontemporer yaitu GPS (Global Positioning

System).52

Sedangkan untuk lintang Ka‟bah menurut penelitian terakhir yang

dilakukan oleh Departemen Agama RI adalah 21º 25‟ LU dan garis bujur

Ka‟bah adalah 39º 50‟ BT.53

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari sudut arah kiblat suatu

tempat adalah rumus ilmu ukur segitiga bola (spherical trigonometri):54

cos φtp tan φK _ sin φtp

sin (λtp - λk) tan (λtp - λk)

Keterangan:

51Sirril Wafa, dkk, “Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Wilayah Ciputat,”

Laporan Penelitian, (Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2002), h. 20.

52

Maskufa, Ilmu Falak, cet.II, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 136.

53

Depag, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, (Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan

Agama, 1994, 1994), h. 16.

54

Maskufa, Ilmu Falak, h. 136.

Cotan Q =

Page 56: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

45

Q : arah kiblat λtp : bujur tempat

φtp : lintang tempat λk : bujur Ka‟bah

φK : lintang Ka‟bah

Hasil yang diperoleh dari rumusan tersebut adalah sudut arah kiblat

dihitung dari titik Utara ke arah Barat, berlawanan dengan arah putaran jarum

jam. Atau bisa dari titik Barat ke Utara dengan cara dikurangi dengan 90º.

Setelah besaran sudut diperoleh, maka untuk praktik pengukurannya

harus dipersiapkan terlebih dahulu empat arah mata angin utama. Penentuan

arah mata angin bisa dilakukan dengan tongkat istiwa, kompas setelah

dikoreksi dengan angka magnetic variation, atau dengan menggunakan

program Mizwala Qibla Finder.

Mizwala Qibla Finder merupakan sebuah alat praktis karya Hendro

Setyanto untuk menentukan arah kiblat secara praktis dengan menggunakan

sinar matahari. Mizwalah merupakan modifikasi bentuk sundial, terdiri dari

sebuah gnomon (tongkat berdiri), bidang dial (bidang lingkaran) yang

memiliki ukuran sudut derajat, dan kompas kecil sebagai ancar-ancar.55

Cara menentukan arah mata angin menggunakan program Mizwala

Qibla Finder adalah sebagai berikut:

1) Persiapkan alat-alat yang diperlukan seperti benang dengan panjang lebih

kurang 1 meter (sesuai dengan kebutuhan), waterpass, GPS (jika ada).

2) Siapkan data yang diperlukan seperti Lintang tempat, Bujur tempat,

tanggal dan waktu pengecekan. Untuk mengetahui lintang, bujur dan

55 Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 83.

Page 57: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

46

waktu akan lebih baik jika menggunakan GPS atau dengan media lain

seperti google earth.

3) Jalankan software Mizwah.xls pada PC atau media lain yang mendukung

program Microsoft office Excel seperti notebook, laptop, dan sebagainya.

Kemudian masukkan data-data yang diperlukan pada tabel Mizwah.xls

sesuai dengan kolom yang telah disediakan. Setelah itu akan diketahui

nilai azimuth kiblat (kolom Qiblat), data azimuth Matahari (kolom as

Simtu), dan azimuth bayangan Matahari (kolom Mizwah).

4) Letakkan Mizwala Qibla Finder di tempat yang datar, kemudian letakkan

waterpass diatas mizwala untuk mengukur level bidang dial, jika belum

sejajar maka dapat diatur dengan cara memutar tripod atau kaki tiga yang

telah terpasang pada bidang level hingga seimbang. Ikatkan tali yang telah

dipersiapkan pada gnomon.

5) Apabila Mizwala Qibla Finder sudah terpasang dengan baik, perhatikan

bayang-bayang gnomon (tongkat berdiri) pada bidang dial putar dan

catatlah waktunya (waktu pengamatan).

6) Letakkan benang yang telah diikat pada gnomon, kemudian tarik dan

letakkan benang tersebut ditengah bayang-bayang.

7) Putarlah bidang dial sampai nilai mizwah yang telah disesuaikan dengan

waktu bidik atau waktu pengamatan berada tepat dibawah benang atau

bayang-bayang.56

56 Muhammad Umar Setiawan, “Perancangan Aplikasi Perhitungan Mizwala Qibla

Finder dengan Java 2 Micro Edition (J2ME) Pada Mobile Phone,” (Skripsi IAIN Walisongo

Semarang, 2013), h. 63-64.

Page 58: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

47

8) Setelah bidang dial yang memiliki ukuran sudut derajat diputar sesuai

dengan angka yang ditunjukkan oleh kolom mizwah pada program

Mizwala Qibla Finder, maka diketahuilah arah mata angin yaitu arah

Utara pada sudut 0º/360º, arah Timur pada sudut 90º, arah Selatan pada

sudut 180º, arah Barat pada sudut 270º.

Setelah ditemukan arah mata angin, langkah selanjutnya yaitu

menentukan arah kiblat dengan cara:

1) Tarik benang yang terikat pada gnomon sesuai dengan angka kiblat yang

telah dicari menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical

Trigonometri) yang diukur dari arah Barat ke arah Utara maupun dari

Utara ke Barat.

2) Setelah benang ditarik lurus sesuai dengan angka kiblat yang telah dicari

menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri),

maka arah tersebut adalah arah kiblat yang dicari.

Page 59: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

48

BAB III

PROFIL MASJID DAN MUSHALLA

DI WILAYAH KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA

A. Profil Kecamatan Payakumbuh Utara

1. Sejarah Singkat

Menurut sejarah asal nama Kota Payakumbuh terdiri dari dua kata yaitu

Payo dan Kumbuah. Payo dalam bahasa Indonesia berarti rawa-rawa dan

kumbuah adalah sejenis tanaman yang dahulunya banyak tumbuh subur di

daerah rawa di Kenagarian Koto Nan Gadang pusat kota sekarang. Asal nama

tersebut dikenal dengan sebutan Payakumbuh yang kemuadian menjadi salah

satu kota berkembang di Propinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 Payakumbuh

ditetapkan sebagai kota kecil dan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 8 Tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970, Kota Payakumbuh

ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II dengan wilayah pemerintahan sendiri.

Tanggal dikeluarkannya Permendagri tersebut di atas kemudian ditetapkan

sebagai hari jadi Kota Payakumbuh.

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1982, Kota

Payakumbuh secara administratif terbagi atas 3 wilayah Kecamatan dengan 73

kelurahan, yaitu Payakumbuh Barat dengan 31 kelurahan, Payakumbuh Timur

dengan 14 kelurahan dan Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan. Ketiga

Kecamatan tersebut diresmikan oleh Gubernur Propinsi Sumatera Barat atas

Page 60: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

49

nama Menteri Dalam Negeri pada waktu itu diwakili oleh Sekretaris Daerah

Drs. Soekarni pada tanggal 23 November 1988.

Pada tahun 2008 diadakan pemekaran wilayah Kecamatan, berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 dan 13 tahun 2008. Sehingga

Kota Payakumbuh memiliki 5 Kecamatan dengan 76 kelurahan, yaitu

Kecamatan Payakumbuh Barat dengan 22 kelurahan, Kecamatan Payakumbuh

Timur dengan 14 kelurahan, Kecamatan Payakumbuh Utara dengan 25

kelurahan, Kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 9 kelurahan, dan

Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dengan 6 kelurahan.1

2. Letak Geografis

Kecamatan Payakumbuh Utara adalah salah satu Kecamatan yang ada

di Kota Payakumbuh yang terletak di sebelah Utara wilayah Kota

Payakumbuh dan merupakan pintu gerbang sebelah Utara untuk mencapai

pusat Kota Payakumbuh.2

Kecamatan Payakumbuh Utara mempunyai luas daerah lebih kurang

14,52 Km2 dengan batasan-batasan wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Harau dan Kecamatan 50

Kota.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Payakumbuh Barat.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lamposi Tigo Nagori.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Payakumbuh Timur.

1 Payakumbuh Kota, “Sejarah Kota Payakumbuh”, diakses pada 16 Maret 2015 dari

ttp://payakumbuhkota.go.id/kilas-payakumbuh/sejarah-payakumbuh/.

2Kecamatan Payakumbuh Utara, diakses pada 15 Maret 2015 dari

http://kecamatanpayakumbuhutara.blogspot.com/.

Page 61: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

50

Jarak dari kantor Kecamatan ke kota-kota sekelilingnya yaitu:

a. Ibu kota Sumatera Barat (Padang) : 129 Km

b. Ibu kota Provinsi Riau (Pekan Baru) : 180 Km

c. Kota Bukittinggi : 37 Km

d. Kabupaten Tanah Datar (Batu Sangkar) : 35 Km

Kecamatan Payakmbuh Utara memiliki 25 kelurahan. Kelurahan

Talawi merupakan kelurahan yang terluas dengan luas lebih kurang 157,91

Ha2 sedangkan kelurahan Balai Gurun merupakan kelurahan terkecil dengan

luas lebih kurang 7, 47 Ha2. Adapun nama-nama kelurahan yang ada di

Kecamatan Payakumbuh Utara antara lain: Padang Kaduduk, Napar, Tarok,

Balai Baru, Bunian, Koto Baru Balai Janggo, Labuh Baru, Kubu Gadang,

Balai Kaliki, Balai Gadang, Balai Cacang, Muaro, Balai Gurun, Balai Jariang,

Cubada air, Kaning Bukik, Pasir, Taruko, Payolinyam, Nan Kodok,

Tambago, Payonibung, Talawi, Balai Betung, Tanjung Anau.

Keadaan topografi Payakumbuh utara mendatar dengan ketinggian

lebih kurang 513 meter di atas permukaan laut dan letak koordinatnya 100º

20’ hingga 100º 40’ Bujur Timur dan 0º 8’ hingga 0º 15’ Lintang Selatan.

Terdapat 4 sungai dengan lebar antara 5 meter hingga 20 meter. Suhu udara

rata-rata 26ºC dengan kelembapan udara 45% hingga 50%.

Page 62: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

51

Penggunaan lahan tertinggi yaitu tanah untuk bangunan sebesar

48.07% sedangkan penggunaan untuk lahan pertanian sebesar 37,79% sawah

dan 17,54% untuk lahan kebun.3

3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 05 Tahun

2008 tertanggal 16 September 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh,

Kecamatan Payakumbuh Utara dipimpin oleh satu orang Camat yang di bantu

oleh 9 kelompok jabatan fungsional, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Struktur Organisasi Kecamatan Payakumbuh Utara

NO Nama Jabatan

1 Nofriwandi, SH Camat

2 Fardinal, SH Sekretaris

3 Efrizal, S.Sos Kasubag Kepegawaian

4 Wildatul Aini, A.Md Kasubag Umum dan Perlengkapan

5 Permata Budi Kasubag Keuangan

6 Hermanto, S.Sos Kasi Pemerintahan

7 Syafwani Kasi Kesos

8 Drs. Rasyidin Kasi Ketentraman dan Ketertiban

9 YY. Iriani Kasi Pendapatan

3 Indrawadi, Kecamatan Payakumbuh Utara dalam Angka 2014, (Payakumbuh: Badan

Pusat Statistik Kota Payakumbuh, 2014), h. 2-4.

Page 63: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

52

10 Darwenis Kasi Ekonomi dan Pengembangan

Sumber data : Laporan Tanggungjawab Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014

4. Keadaan Masyarakat

Kecamatan Payakumbuh Utara memiliki 25 kelurahan yang terdiri dari

119 Rukun Tetangga (RT), 56 Rukun Warga (RW), dan 7,843 Kepala

Keluarga (KK), sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Kelurahan, RT, RW dan Kepala Keluarga

No Nama Kelurahan Jumlah

RT

Jumlah

RW

Jumlah

KK

1 Padang Kaduduk 5 2 264

2 Napar 8 4 660

3 Tarok 7 3 511

4 Balai Baru 4 2 215

5 Bunian 4 2 402

6 Koto Baru BJ 10 4 531

7 Labuh Baru 4 2 510

8 Kubu Gadang 5 2 547

9 Balai Kaliki 4 2 194

10 Balai Gadang 4 2 322

11 Balai Cacang 4 2 271

12 Muaro 5 2 251

13 Balai Gurun 4 2 221

14 Balai Jariang 4 2 276

15 Cubadak Air 4 2 249

16 Kaning Bukik 4 2 260

17 Pasir 4 2 167

18 Taruko 4 2 259

Page 64: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

53

19 Payolinyam 4 2 218

20 Nan Kodok 6 3 492

21 Tambago 4 2 198

22 Payonibung 4 2 183

23 Talawi 4 2 262

24 Balai Betung 4 2 171

25 Tanjung Anau 5 2 209

JUMLAH 119 56 7.843

Sumber data : buku Kecamatan Payakumbuh dalam Angka 2014 h. 60

Berdasarkan jenis Kelamin, jumlah penduduk di Kecamatan

Payakumbuh Utara dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Nama Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Padang Kaduduk 597 606 1.203

2 Napar 1.177 1.242 2.419

3 Tarok 1.117 1.081 2.198

4 Balai Baru 410 397 807

5 Bunian 687 587 1.274

6 Koto Baru BJ 923 1.042 1.965

7 Labuh Baru 1.196 1.072 2.268

8 Kubu Gadang 1.134 1.084 2.218

9 Balai Kaliki 417 397 814

10 Balai Gadang 433 495 928

11 Balai Cacang 530 540 1.070

12 Muaro 430 414 844

13 Balai Gurun 392 375 767

14 Balai Jariang 506 531 1.037

Page 65: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

54

15 Cubadak Air 430 515 945

16 Kaning Bukik 439 473 912

17 Pasir 227 220 492

18 Taruko 404 418 822

19 Payolinyam 472 433 905

20 Nan Kodok 1.015 1.085 2.100

21 Tambago 378 351 729

22 Payonibung 324 450 774

23 Talawi 578 481 1.059

24 Balai Betung 341 306 647

25 Tanjung Anau 402 464 866

JUMLAH 15.004 15.059 30.063

Sumber data: buku Kecamatan Payakumbuh dalam Angka 2014 h. 58-59

5. Keagamaan

Pembinaan kegiata keagamaan di Kecamatan Payakumbuh Utara

dilakukan oleh pejabat yang ada di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Payakumbuh Utara. Berikut adalah struktur organisasi KUA Kecamatan

Payakumbuh Utara:

Tabel 3.4

Struktur Organisasi KUA Kecamatan Payakumbuh Utara

No Nama Jabatan

1 Resfi Yendri, S.Ag Kepala KUA

2 Muhammad Israk, S.Ag Penghulu

3 Yendra, S.HI., MA Penghulu

4 Asramawati, S.Ag Penyuluh Agama Islam Fungsional

Page 66: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

55

5 Fajri Nur, S.Ag Penyuluh Agama Islam Fungsional

6 Zulhendri, S.Ag Penyuluh Agama Islam Fungsional

7 Berwalinda, S.Ag Penyuluh Agama Islam Fungsional

8 Tasniwati Pengadministrasi KU dan Umum

9 Rina Rida Wati Pengadministrasi Nikah dan Rujuk

10 Ismanidar Pengadministrasi Kemasjidan

11 Nasrul Pengadministrasi Hazawaibsos

12 Jum Muliati Produk Halal dan Kemaslahatan Umat

13 Weli Sofia Rina, S.HI Peng ADM Keluarga Sakinah dan BP.4

14 Jum Muliati Pramu Kantor

Sumber data: KUA Kecamatan Payakumbuh Utara

Jumlah tempat ibadah di Kecamatan Payakumbuh Utara terdiri dari 25

unit masjid dan 65 unit mushalla. Demikian juga kondisi tempat baik masjid

maupun mushalla semuanya dalam keadaan baik.4

B. Data Umum Masjid dan Mushalla

Berdasarkan hasil survey lapangan telah diteliti sebanyak 25 masjid dan 50

mushalla, secara umum informasi tentang keadaan masjid dan mushalla dapat

diuraikan sebagai berikut:

4 Indrawadi, Kecamatan Payakumbuh Utara dalam Angka 2014, (Payakumbuh: Badan

Pusat Statistik Kota Payakumbuh, 2014), h. 74.

Page 67: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

56

Tabel 3.5

Data Umum Masjid

No Nama Masjid Alamat Tahun Pengurus Status Keakuratan Cara

Berdiri Tanah Pengukuran

1 Muslimin Jl. Arisun No. 24

Labuh Baru

1926 H. Edwar Wakaf -3º Kompas

2 Baitul Mukmin Jl. Piobang Rt

02/01 Labuh Baru

1987 H.Syaiful Wakaf Akurat Bayangan

Matahari

3 Ansharullah Jl. Jend Sudirman

No. 16 Koto Baru

1964 H. Suhaimi

Biran, BA

Wakaf Akurat Bayangan

Matahari

4 Baitussalam Jl. Mentilau Rt 02/03 Koto Baru

1957 Heri Iswandi, SE

Wakaf Akurat Kompas

5 An-Nur Jl. Jend Sudirman

Balai Baru, Koto

Nan Gadang

1926 H. Helmi

Yandri

Wakaf +6º Kompas

6 Masjid Raya Balai Gadang,

Koto Nan Gadang

1934 Usmi Adri Wakaf Akurat Kompas

7 Muslimin Jl. Jend Sudirman

Balai Cacang

1989 Gusti Yandri,

S.HI

Wakaf Akurat Kompas

8 Istiqamah Jl. Jend Sudirman

Kaning Bukit

1988 H. Hamdi

Idrus

Wakaf -29º Perkiraan

Arah Barat

9 Arsyad Jl. Jend Sudirman

No. 48 Nan Kodok

1930 Jasri Najar Wakaf -7º Kompas

10 Nurul Jannah Jl. Jend Sudirman

Payolinyam

2002 Wardi Munir Wakaf +4º Kompas

11 Baiturrahman Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Tanjung

Anau

1938 Iswardi Wakaf +6º Kompas

12 Al-Mutawahidah

Jl. Camar Rt 01/01 Talawi

1959 Nurkausar Wakaf -4º Kompas

13 Nurul Huda Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Payonibuang

1959 Syafri Wakaf Akurat Kompas

14 Al-Husna Tambago 1975 Trinaldi Wakaf +8º Kompas

15 Al-Muttaqin Jl. R.A. Kartini Rt

01/01 Cubadak

Air

2010 Al-Jufri Wakaf -9º Bayangan

Matahari

16 Syuhada Jl. Pejuang No. 45 Rt 01/01Balai

Jariang

1979 Doni Putra Wakaf +14º Kompas

17 Baiturrahim Jl. R.A. Kartini Padang Kaduduk

1976 N. Dt. Basa Nan Pandak

Wakaf -6º Kompas

18 Muhsinin Jl. Manunggal Rt

02/02 Tarok

1963 Yusrizal,

HB., M.MPd

Wakaf -1º Kompas

19 Al-Muqarrabin Jl. Tanmalaka Rt 02/02 Bunian

1926 H.Firdaus Wakaf +8º Bayangan Matahari

20 Baitul Hikumah Jl. Tanmalaka Rt

01/02 Bunian

1949 Asrul Wakaf Akurat Perkiraan

Arah Barat

21 Asy-Syifa’ Jl. Kesehatan Rt 02/02 Balai Kaliki

2010 Anton Wakaf Akurat Kompas

22 Hidayah Jl. Tanmalaka Rt

01/01 Napar

1942 H. Abu

Hanifah

Wakaf +5º Kompas

23 Ihsan Jl. Dewi Sartika Rt 02/01

1961 Anasri Wakaf +6º Perkiraan Arah Barat

24 Amaliyah Jl. Jend Sudirman

Muaro

1972 Azwar

Arsyad

Wakaf -7º Kompas

25 Nurul Huda Jl. Jeruk Kubu Gadang

1963 H. Syofyan, SH., MM

Wakaf Akurat Kompas

Page 68: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

57

Tabel 3.6

Data Umum Mushalla

No Nama Alamat Tahun Pengurus Status Keakuratan Cara

Mushalla Berdiri Tanah Pengukuran

1 Batirai Jl. R.A. Kartini

Rt 02/02 Nan

Kodok

1929 Asrin Habudin Pribadi +2º Kompas

2 Nurul Hidayah Jl. Jnd Sudirman

Rt 01/02

Payolinyam

2011 Nurhadis Wakaf Akurat Kompas

3 Sumua Tobiang Jl. R.A. Kartini Nan Kodok

2003 Usman Ibrahim

Wakaf -20º Kompas

4 Al-Muhajirin Jl. R.A. Kartini

Nan Kodok Rt 02/02

2012 Asma Yasir Fasilitas

Umum

-8º Kompas

5 Darul Hikmah Jl. R.A. Kartini

Cubadak Air

1983 Dt. Bosa Nan

Panjang

Wakaf -6º Kompas

6 Al-Ishlah Jl. Tanmalaka Tarok

1978 Masdar Sutan Rajo Mudo

Wakaf +10º Kompas

7 Taslim Balai Gurun Rt

02/02

1974 Fahrul Umar

Dt. Tuah Nan

Basango

Wakaf -4º Kompas

8 Miftahul Jannah Jl. Jen Sudirman

Muaro

2012 Jefriandi Pribadi -5º Software

Kiblat

9 Miftahul Falah Jl. Tanmalaka

Napar

1950 Bustami Wakaf +7º Kompas

10 Amanah Tabek Taluak

Napar

1992 Gustiar Pribadi +10º Kompas

11 Ibnusina Jl. Pemuda No. 14 Koto Baru

2010 Zulkifli, S.HI Wakaf Akurat Kompas

12 Muslim Tambago 1950 Marnis Wakaf -18º Perkiraan

Arah Barat

13 Mardhatillah Jl. Ade Irma Suryani Rt

01/01 Labuh

Baru

1993 Irwan Wakaf +15º Kompas

14 Jambu Balai Gadang 1973 Eriandi Wakaf Akurat Kompas

15 Pandam Balai Gadang 1815 H. Syafri D Kaum +4º Kompas

16 Mejan Balai Gadang 1950 Arif Din Wakaf Akurat Kompas

17 Arruhamak Balai Kaliki 1982 H. Musmiral Wakaf Akurat Kompas

18 Nurul Falah Jl. Tengah Rt

01/02 Balai

Gurun

2012 H. Nasri

efendi

Pribadi Akurat Kompas

19 Ikhlas Jl. Rajawali

Tarok

1978 N. Dt

Mangkuto

Dirajo

Kaum +3º Kompas

20 Hikmah Jl. Dewi Sartika Rt 01/01Taruko

1990 Nurdin Kaum +2º Kompas

21 Al-Rahma Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Rt 02/02 Payonibung

2000 Sentosa Pribadi +23º Kompas

22 Darul Muhajirin Padang

Kaduduk

1995 Deni Sumardi Wakaf Akurat Kompas

23 Al-Ikhlas Jl. R.A. Kartini Perumahan

Cikasimi

Cubadak Air

2014 M. Afriandi Fasilitas umum

-14º Kompas

24 Ikhlas Jl. Ikhlas Pasir 1974 Nurul Fadilah

Marhusni

Wakaf Akurat Kompas

25 Pulai Balai Gurun 2007 Iryanis Kaum -7º Kompas

26 Darul Hikmah Balai Gurun Rt 1980 Joni Anwar Pribadi Akurat Kompas

Page 69: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

58

02/02

27 Nurul Iman Balai Gurun 1992 Ismai Kaum +4º Perkiraan

Arah Barat

28 Bingkuang Jl. Surau Bingkuang RT

01/01 Balai

Cacang

1980 Adrimas Pribadi -4º Kompas

29 Solok Jl. Jend

Sudirman Balai

Cacang Rt 01/02

1937 Mustardi Wakaf -8º Kompas

30 Pincuran Sabil Jl. Perjuangan Rt 01/02 Balai

Jariang

1960 Husnil Efendi Wakaf Akurat Bayangan Matahari

31 Nurul Falah Tanjung Anau 1961 Ibnu Fadhilah Wakaf +4º Kompas

32 Nurul Yaqin Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Rt 01/02 Balai Betung

1943 Darwenis Wakaf +4º Kompas

33 Tigo Dusun Jl. K.H. Ahmad

Balai Betung

1970 Yursefdi Wakaf -16º Perkiraan

Arah Barat

34 Al-Munawarah Jl. Kiwi Rt 03/04 Koto Baru

BJ

1890 Yuswardi Pribadi +1º Kompas

35 Darul Huda Tanjung Anau Rt 04/01

1982 Adityawarman Wakaf -5º Kompas

36 Nurul Huda Nan Kodok Rt

02/02

2002 H. M. Nur Pribadi -21º Bangunan

Masjid

37 An-Nur Jl. Jend Sudirman Nan

Kodok

1994 Zikri Wakaf -7º Kompas

38 Cibodak Balai Kaliki 2006 Dt. Rajo Mangkuto

Nan Putiah

Kaum -5º Kompas

39 Baiturrahman Padang

Kaduduk Rt 01/02

1993 Ali Usman Wakaf +16º Kompas

40 Gonjong Jl. Kenanga

Napar

1960 Dt. Siri Wakaf +5º Perkiraan

Arah Barat

41 Rao-rao Jl. Arisun Labuah Baru

1985 Alfian, SH Wakaf +11º Kompas

42 Jamiatul Hujjaj Jl. Rasuna Said

No. 50 Kubu Gadang

1998 H. Masderi Yayasan +5º Kompas

43 Al-Hijrah Jl. Jend

Sudirman

Kaning Bukit

2007 H. Suwardi Pemda -16º Kompas

44 Kantor Camat Jl. Gelatik

Padang

Kaduduk

2010 Nofriwandi,

SH

Pemda +1º Kompas

45 Ambacang Jl. Camar Rt 01/01 Talawi

1949 Ir. Tastiul Kaum -12º Kompas

46 Tawaqqal Jl. Camar Rt

01/01 Talawi

1985 Diati Wakaf -4º Kompas

47 Baru Jl. Camar Rt 01/01 Talawi

1978 H. Riswandi Kaum -19º Perkiraan Arah Barat

48 Ampalu Jl. Camar Rt

01/01 Talawi

1998 H. Darnius Kaum -24º Perkiraan

Arah Barat

49 Al-Muttaqin Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Rt 02/02

Talawi

2014 Hasan Basri Pribadi -3º Kompas

50 Nurul Iman Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt 01/01

Talawi

1994 Afrizal N, S.Sos

Kaum -21º Perkiraan Arah Barat

Page 70: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

59

C. Status Tanah Masjid dan Mushalla

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Urusan Agama Kecamatan

Payakumbuh Utara, status tanah tempat masjid itu didirikan yaitu sebanyak 25

masjid semuanya (100%) berasal dari tanah wakaf.

Sedangkan dari hasil observasi, dari 50 mushalla yang di jadikan sampel

untuk diukur arah kiblatnya, sebanyak 25 mushalla (50%) merupakan tanah

wakaf, tanah pribadi sebanyak 10 mushalla (20%), tanah kaum sebanyak 10

mushalla (20%), fasilitas umum sebanyak 2 mushalla (4%), tanah milik

pemerintah daerah sebanyak 2 mushalla (4%), dan tanah milik yayasan sebanyak

1 mushalla (2%).

Tabel 3.7

Status Masjid Tanah Wakaf

No Nama Masjid Alamat Status Tanah

1 Muslimin Jl. Arisun No. 24 Labuh Baru

Wakaf

2 Baitul Mukmin Jl. Piobang Rt 02/01 Labuh

Baru

Wakaf

3 Ansharullah Jl. Jend Sudirman No. 16

Koto Baru

Wakaf

4 Baitussalam Jl. Mentilau Rt 02/03 Koto

Baru

Wakaf

5 An-Nur Jl. Jend Sudirman Balai Baru,

Koto Nan Gadang

Wakaf

6 Masjid Raya Balai Gadang, Koto Nan

Gadang

Wakaf

7 Muslimin Jl. Jend Sudirman Balai

Cacang

Wakaf

8 Istiqamah Jl. Jend Sudirman Kaning

Bukit

Wakaf

9 Arsyad Jl. jend Sudirman No. 48 Nan

Kodok

Wakaf

10 Nurul Jannah Jl. Jend Sudirman

Payolinyam

Wakaf

Page 71: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

60

11 Baiturrahman Jl. K.H. Ahmad Dahlan

Tanjung Anau

Wakaf

12 Al-Mutawahidah Jl. Camar Rt 01/01 Talawi

Wakaf

13 Nurul Huda Jl. K.H. Ahmad Dahlan

Payonibuang

Wakaf

14 Al-Husna Tambago

Wakaf

15 Al-Muttaqin Jl. R.A. Kartini Rt 01/01

Cubadak Air

Wakaf

16 Syuhada Jl. Pejuang No. 45 Rt

01/01Balai Jariang

Wakaf

17 Baiturrahim Jl. R.A. Kartini Padang

Kaduduk

Wakaf

18 Muhsinin Jl. Manunggal Rt 02/02 Tarok Wakaf

19 Al-Muqarrabin Jl. Tanmalaka Rt 02/02

Bunian

Wakaf

20 Baitul Hikumah Rt 01/02 Bunian

Wakaf

21 Asy-Syifa’ Jl. Kesehatan Rt 02/02 Balai

Kaliki

Wakaf

22 Hidayah Jl. Tanmalaka Rt 01/01 Napar

Wakaf

23 Ihsan Jl. Dewi Sartika Rt 02/01 Wakaf

24 Amaliyah Jl. Jend Sudirman Muaro Wakaf

25 Nurul Huda Jl. Jeruk Kubu Gadang Wakaf

Tabel 3.8

Status Mushalla Tanah Wakaf

No Nama Masjid Alamat Status Tanah

1 Nurul Hidayah Jl. Jend Sudirman Rt 01/02

Payolinyam

Wakaf

2 Sumua Tobiang Jl. R.A. Kartini Nan Kodok Wakaf

3 Darul Hikmah Jl. R.A. Kartini Cubadak Air Wakaf

4 Al-Ishlah Jl. Tanmalaka Tarok Wakaf

5 Taslim Balai Gurun Rt 02/02 Wakaf

6 Miftahul Falah Jl. Tanmalaka Napar Wakaf

Page 72: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

61

7 Ibnusina Jl. Pemuda No. 14 Koto Baru Wakaf

8 Muslim Tambago Wakaf

9 Mardhatillah Jl. Ade Irma Suryani Rt 01/01

Labuh Baru

Wakaf

10 Jambu Balai Gadang Wakaf

11 Mejan Balai Gadang Wakaf

12 Arruhamak Balai Kaliki Wakaf

13 Darul Muhajirin Padang Kaduduk Wakaf

14 Ikhlas Jl. Ikhlas Pasir Wakaf

15 Solok Jl. Jend Sudirman Balai

Cacang Rt 01/02

Wakaf

16 Pincuran Sabil Jl. Perjuangan Rt 01/02 Balai

Jariang

Wakaf

17 Nurul Falah Tanjung Anau Wakaf

18 Nurul Yaqin Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt

01/02 Balai Betung

Wakaf

19 An-Nur Jl. Jend Sudirman Nan Kodok Wakaf

20 Baiturrahman Padang Kaduduk Rt 001/002 Wakaf

21 Gonjong Jl. Kenanga Napar Wakaf

22 Rao-rao Jl. Arisun Labuah Baru Wakaf

23 Tawaqqal Jl. Camar Rt 001/001 Talawi Wakaf

24 Tigo Dusun Jl. K.H. Ahmad Dahlan Balai

Betung

Wakaf

25 Darul Huda Tanjung Anau Rt 004/001 Wakaf

Mayoritas penduduk di Kecamatan Payakumbuh Utara merupakan

masyarakat Minangkabau. Menurut adat kebiasaan di Minangkabau setiap

suku atau setiap marga biasanya memiliki satu mushalla yang pada umumnya

jamaah di mushalla tersebut berasal dari suku yang sama.

Tabel 3.9

Status Mushalla Tanah Kaum

No Nama Mushalla Alamat Status Tanah

1 Pandam Balai Gadang Kaum

2 Ikhlas Jl. Rajawali Tarok Kaum

3 Hikmah Jl. Dewi Sartika Rt

01/01Taruko

Kaum

Page 73: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

62

4 Pulai Balai Gurun Kaum

5 Nurul Iman Balai Gurun Kaum

6 Cibodak Balai Kaliki Kaum

7 Ambacang Jl. Camar Rt 01/01 Talawi Kaum

8 Baru Jl. Camar Rt 01/01 Talawi Kaum

9 Ampalu Jl. Camar Rt 01/01 Talawi Kaum

10 Nurul Iman Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt

01/01 Talawi

Kaum

Tabel 3.10

Status Mushalla Tanah Pribadi

No Nama Mushalla Alamat Status Tanah

1 Batirai Jl. R.A. Kartini Rt 02/02 Nan

Kodok

Pibadi

2 Miftahul Jannah Jl. Jend Sudirman Muaro

Pibadi

3 Amanah Tabek Taluak Napar

Pibadi

4 Nurul Falah Jl. Tengah Rt 01/02 Balai

Gurun

Pibadi

5 Al-Rahma Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt

02/02 Payonibung

Pibadi

6 Darul Hikmah Balai Gurun Rt 02/02

Pibadi

7 Bingkuang Jl. Surau Bingkuang RT

01/01 Balai Cacang

Pibadi

8 Al-Munawarah Jl. Kiwi Rt 03/04 Koto Baru

BJ

Pibadi

9 Nurul Huda Nan Kodok Rt 02/02

Pibadi

10 Al-Muttaqin Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt

02/02 Talawi

Pibadi

Tabel 3.11

Status Mushalla Tanah Pemda

No Nama Mushalla Alamat Status Tanah

1 Kantor Camat Jl. Gelatik Padang Kaduduk

Pemda

Page 74: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

63

2 Al-Hijrah Jl. Jend Sudirman Kaning

Bukit

Pemda

Tabel 3.12

Status Mushalla Fasilitas Umum

No Nama Mushalla Alamat Status Tanah

1 Al-Muhajirin Jl. R.A. Kartini Nan Kodok

Rt 02/02

Fasilitas Umum

2 Al-Ikhlas Jl. R.A. Kartini Perumahan

Cikasimi Cubadak Air

Fasilitas Umum

Tabel 3.13

Status Mushalla Tanah Yayasan

No Nama Mushalla Alamat Status Tanah

1 Jamiatul Hujjaj Jl. Rasuna Said No. 50 Kubu

Gadang

Yayasan

Page 75: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

64

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Perhitungan Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Kecamatan

Payakumbuh Utara

Dalam penentuan arah kiblat di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara

penulis menggunakan metode tahqiqi yang dikerjakan melalui perhitungan

matematis dengan menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical

Trigonometri). Data-data yang diperlukan untuk melakukan penghitungan dengan

metode tahqiqi ini yaitu dengan mengetahui lintang dan bujur tempat di

Kecamatan Payakumbuh Utara dan juga lintang dan bujur Ka’bah. Untuk

mengetahui lintang dan bujur tempatnya menggunakan GPS (Globa Posisioning

System) yaitu alat ukur koordinat dengan menggunakan satelit.

Kecamatan Payakumbuh Utara memiliki 25 kelurahan yang masing-

masing kelurahan mempunyai sedikit perbedaan untuk data koordinatnya. Adapun

data koordinat masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Koordinat Kecamatan Payakumbuh Utara

No Kelurahan Lintang (φ) Bujur (λ)

1 Labuh Baru -0º 13’ 27.91” 100º 38’ 6.29”

2 Koto Baru BJ -0º 13’ 24.85” 100º 38’ 0.06”

3 Balai Baru -0º 13’ 14.09” 100º 38’ 15.3”

4 Balai Gadang -0º 13’ 9.95” 100º 38’ 36.3”

5 Balai Cacang -0º 12’ 58.46” 100º 38’ 36.3”

6 Kaning Bukit -0º 12’ 37.69” 100º 38’ 40.3”

7 Nan Kodok -0º 12’ 19.33” 100º 38’ 44.7”

8 Payolinyam -0º 12’ 3.28” 100º 38’ 55.3”

Page 76: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

65

9 Tanjung Anau -0º 11’ 24.11” 100º 38’ 55.3”

10 Payonibung -0º 11’ 50.89” 100º 37’ 53.8"

11 Tambago -0º 11’ 57’ 41” 100º 38’ 1.63”

12 Cubadak Air -0º 12’ 28.12” 100º 38’ 14.3”

13 Balai Jariang -0º 12’ 48.6” 100º 38’ 24.5”

14 Padang Kaduduk -0º 12’ 40.86” 100º 37” 45.2”

15 Tarok -0º 12’ 57.06” 100º 37’ 48.1”

16 Bunian -0º 13’ 16.97” 100º 37’ 48.9”

17 Balai Kaliki -0º 13’ 20.21” 100º 38’ 20.9”

18 Napar -0º 12’ 48.64” 100º 37’ 23”

19 Taruko -0º 12’ 34.24” 100º 39’ 19.6”

20 Talawi -0º 11’ 32.93” 100º 38’ 22.5”

21 Muaro -0º 12’ 55.84” 100º 38’ 42.6”

22 Kubu Gadang -0º 13’ 46.13” 100º 38’ 27.6”

23 Balai Gurun -0º 12’ 58.57” 100º 38’ 20.8”

24 Balai Betung -0º 11’ 21.73” 100º 38’ 44.8”

25 Pasir -0º 12’ 48.17” 100º 38’ 50”

Berdasarkan data koordinat masing-masing kelurahan tersebut, untuk

mendapatkan arah kiblatnya dihitung menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga

Bola (Spherical Trigonometri). Salah satu contoh proses perhitungannya sebagai

berikut:

Data koordinat diketahui:

Lintang tempat Labuh Baru (φtp) = -0º 13’ 27.91”

Bujur tempat Labuh Baru (λtp) = 100º 38’ 6.29”

Lintang Ka’bah (φK) = 21º 25’ LU

Bujur Ka’bah (λK) = 39º 50’ BT

Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

cos φ tempat tan φ Ka’bah _ sin φ tempat

sin (λ tempat – λ Ka’bah) tan (λ tempat – λ Ka’bah)

Cotan Q =

Page 77: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

66

Sebelum memasukkan data ke dalam rumus tersebut maka harus diketahui

nilai selisih bujur (λtp - λK) yaitu (100º 38’ 6.29”- 39º 50’) = 60º 48’ 6.29”

Setelah diketahui nilai selisih bujur maka data diatas dimasukkan ke dalam

rumus:

cos -0º 13’ 27.91”. tan 21º 25’ _ sin -0º 13’ 27.91”

sin 60º 48’ 6.29” tan 60º 48’ 6.29”

Proses penyelesaian dengan kalkulator, ada beberapa cara penyelesaiannya

tergantung pada model dan jenis kalkulator, salah satunya dengan kalkulator

Royally tipe Ry-350MS yaitu sebagai berikut:

Shift tan (cos (-)0º 13’ 27.91” x tan 21º 25’ : sin 60º 48’ 6.29” – sin (-)0º 13’

27.91” : tan 60º 48’ 6.29”) x-1

= shift o,,, 65º 42’ 1.39”

Dari hasil perhitungan ini maka arah kiblat untuk kelurahan Labuh Baru

adalah 65º 42’ 1.39” dari titik Utara ke arah Barat (U-B) atau 90º - 65º 42’ 1.39”

= 24º 17’ 58.61” dari titik Barat ke Utara (B-U). Adapun azimutnya adalah 360º -

65º 42’ 1.39” = 294º 17’ 58.6” di ukur dari titik Utara.

Berdasarkan proses perhitungan diatas, maka diperoleh arah kiblat untuk

setiap kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara sebagai

berikut:

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Arah Kiblat

No Kelurahan Lintang (φ) Bujur (λ) Kiblat (U-B) Kiblat (B-U)

1 Labuh Baru -0º 13’ 27.91” 100º 38’ 6.29” 65º 42’ 1.39” 24º 17’ 58.61”

2 Koto Baru BJ -0º 13’ 24.85” 100º 38’ 0.06” 65º 42’ 1.48” 24º 17’ 58.52”

3 Balai Baru -0º 13’ 14.09” 100º 38’ 15.3” 65º 42’ 9.7” 24º 17’ 50.3”

4 Balai Gadang -0º 13’ 9.95” 100º 38’ 36.3” 65º 42’ 16.08” 24º 17’ 43.92”

Cotan Q =

Page 78: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

67

5 Balai Cacang -0º 12’ 58.46” 100º 38’ 36.3” 65º 42’ 21.4” 24º 17’ 38.6”

6 Kaning Bukit -0º 12’ 37.69” 100º 38’ 40.3” 65º 54’16.21” 24º 5’ 43.79”

7 Nan Kodok -0º 12’ 19.33” 100º 38’ 44.7” 65º 42’ 41.29” 24º 17’ 18.71”

8 Payolinyam -0º 12’ 3.28” 100º 38’ 55.3” 65º 42’ 50.97” 24º 17’ 9.03”

9 Tanjung Anau -0º 11’ 24.11” 100º 38’ 55.3” 65º 43’ 9” 24º 16’ 50.9”

10 Payonibung -0º 11’ 50.89” 100º 37’ 53.8" 65º 42’ 43.64” 24º 17’ 16.36”

11 Tambago -0º 11’ 57’ 41” 100º 38’ 1.63” 65º 42’ 42.23” 24º 17’ 17.77”

12 Cubadak Air -0º 12’ 28.12” 100º 38’ 14.3” 65º 42’ 30.76” 24º 17’ 29.24”

13 Balai Jariang -0º 12’ 48.6” 100º 38’ 24.5” 65º 42’ 23.45” 24º 17’ 36.55”

14 Padang Kaduduk -0º 12’ 40.86” 100º 37” 45.2” 65º 42’ 19.28” 24º 17’ 40.72”

15 Tarok -0º 12’ 57.06” 100º 37’ 48.1” 65º 42’ 11.8” 24º 17’ 48.2”

16 Bunian -0º 13’ 16.97” 100º 37’ 48.9” 65º 42” 2.75” 24º 17’ 57.25”

17 Balai Kaliki -0º 13’ 20.21” 100º 38’ 20.9” 65º 42’ 8.06” 24º 17’ 51.94”

18 Napar -0º 12’ 48.64” 100º 37’ 23” 65º 42’ 10.35’ 24º 17’ 49.65”

19 Taruko -0º 12’ 34.24” 100º 39’ 19.6” 65º 42’ 41.8” 24º 17’ 18.2”

20 Talawi -0º 11’ 32.93” 100º 38’ 22.5” 65º 42’ 58.05” 24º 17’ 1.95”

21 Muaro -0º 12’ 55.84” 100º 38’ 42.6” 65º 42’ 23.95” 24º 17’ 36.05”

22 Kubu Gadang -0º 13’ 46.13” 100º 38’ 27.6” 65º 41’ 57.49” 24º 18’ 2,51”

23 Balai Gurun -0º 12’ 58.57” 100º 38’ 20.8” 65º 42’ 18.05” 24º 17’ 41.95”

24 Balai Betung -0º 11’ 21.73” 100º 38’ 44.8” 65º 43’ 7.79” 24º 16’ 52.03”

25 Pasir -0º 12’ 48.17” 100º 38’ 50” 65º 42’ 29.07” 24º 17’ 30.93”

Setelah diketahui sudut arah kiblat untuk masing-masing kelurahan di

Kecamatan Payakumbuh Utara, maka untuk proses selanjutnya penulis melakukan

praktek pengukuran di lapangan, yaitu Menentukan arah mata angin dengan

program dari Mizwala Qibla Finder.

Mizwala Qibla Finder merupakan sebuah alat praktis karya Hendro

Setyanto untuk menentukan arah kiblat secara praktis dengan menggunakan sinar

matahari. Mizwala merupakan modifikasi bentuk sundial, terdiri dari sebuah

Page 79: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

68

gnomon (tongkat berdiri), bidang dial (bidang lingkaran) yang memiliki ukuran

sudut derajat, dan kompas kecil sebagai ancar-ancar.1

Cara menentukan arah mata angin menggunakan program Mizwala Qibla

Finder adalah sebagai berikut:

1) Persiapkan alat-alat yang diperlukan seperti benang dengan panjang lebih

kurang 1 meter (sesuai dengan kebutuhan), waterpass, GPS (jika ada).

2) Siapkan data yang diperlukan seperti Lintang tempat, Bujur tempat,

tanggal dan waktu pengecekan. Untuk mengetahui lintang, bujur dan

waktu akan lebih baik jika menggunakan GPS atau dengan media lain

seperti google earth.

3) Jalankan software Mizwah.xls pada PC atau media lain yang mendukung

program Microsoft office Excel seperti notebook, laptop, dan sebagainya.

Kemudian masukkan data-data yang diperlukan pada tabel Mizwah.xls

sesuai dengan kolom yang telah disediakan. Setelah itu akan diketahui

nilai azimuth kiblat (kolom Qiblat), data azimuth Matahari (kolom as

Simtu), dan azimuth bayangan Matahari (kolom Mizwah).

4) Letakkan Mizwala Qibla Finder di tempat yang datar, kemudian letakkan

waterpass diatas mizwala untuk mengukur level bidang dial, jika belum

sejajar maka dapat diatur dengan cara memutar tripod atau kaki tiga yang

telah terpasang pada bidang level hingga seimbang. Ikatkan tali yang telah

dipersiapkan pada gnomon.

1 Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan

Akurasinya, cet.I, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 83.

Page 80: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

69

5) Apabila Mizwala Qibla Finder sudah terpasang dengan baik, perhatikan

bayang-bayang gnomon (tongkat berdiri) pada bidang dial putar dan

catatlah waktunya (waktu pengamatan).

6) Letakkan benang yang telah diikat pada gnomon, kemudian tarik dan

letakkan benang tersebut ditengah bayang-bayang.

7) Putarlah bidang dial sampai nilai mizwah yang telah disesuaikan dengan

waktu bidik atau waktu pengamatan berada tepat dibawah benang atau

bayang-bayang.2

8) Setelah bidang dial yang memiliki ukuran sudut derajat diputar sesuai

dengan angka yang ditunjukkan oleh kolom mizwah pada program

mizwala qibla finder, maka diketahuilah arah mata angin yaitu arah Utara

pada sudut 0º/360º, arah Timur pada sudut 90º, arah Selatan pada sudut

180º, arah Barat pada sudut 270º.

Setelah ditemukan arah mata angin, langkah selanjutnya yaitu menentukan

arah kiblat dengan cara:

1) Tarik benang yang terikat pada gnomon sesuai dengan angka kiblat yang

telah dicari menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical

Trigonometri) yaitu sebesar 24º untuk wilayah di Kecamatan

Payakumbuh Utara yang diukur dari arah Barat ke arah Utara.

2) Setelah benang ditarik lurus sesuai dengan angka kiblat yang telah dicari

menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri),

maka arah tersebut adalah arah kiblat di tempat pengamatan.

2 Muhammad Umar Setiawan, “Perancangan Aplikasi Perhitungan Mizwala Qibla

Finder dengan Java 2 Micro Edition (J2ME) Pada Mobile Phone,” (Skripsi IAIN Walisongo

Semarang, 2013), h. 63-64.

Page 81: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

70

B. Cara Masyarakat dalam Menentukan Arah Kiblat di Kecamatan

Payakumbuh Utara

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Kantor Urusan Agama

(KUA) Kecamatan Payakumbuh Utara, penentuan arah kiblat ketika awal

pembangunannya di wilayah ini hanya menggunakan cara-cara perkiraan atau

metode taqribi saja. Hal ini dikarenakan pengetahuan masyarakat yang sangat

awam mengenai ilmu pengukuran arah kiblat yang akurat.3

Dilihat dari alat ukur yang digunakan untuk menentukan arah kiblat masjid

dan mushalla di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara ditemukan banyak

variasi. Dari 25 masjid yang diteliti, masjid yang menggunakan kompas sebanyak

18 masjid atau 72%, menggunakan bayang-bayang matahari sebanyak 4 masjid

atau 16%, dan menggunakan perkiraan arah Barat sebanyak 3 masjid atau 12%.

Setelah diteliti, masjid yang diukur menggunakan kompas jika

dihubungkan dengan keakuratan arah kiblat, dari 18 masjid yang menggunakan

kompas hanya 6 masjid atau 33% yang akurat arah kiblatnya, keakuratan arah

kiblat dengan menggunakan alat bantu kompas ini dikarenakan adanya masukan

dari tokoh agama setempat bahwa arah kiblat masjid ini bukan ke arah Barat

kompas, tetapi dari arah Barat kompas itu serong ke kanan dengan tidak

dijelaskan berapa angka derajatnya.4 Sedangkan yang akurat karena diberi angka

toleransi ada 1 masjid atau 6%, dan yang tidak tepat sebanyak 11 masjid atau

61%. Lihat tabel di bawah ini:

3 Wawancara Pribadi dengan Resfi Yendri. Kepala KUA Kecamatan Payakumbuh Utara.

Payakumbuh, 24 Februari 2015. 4 Wawancara Pribadi dengan Syafri. Pengurus Masjid Nurul Huda Payonibung.

Payakumbuh, 27 Februari 2015.

Page 82: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

71

Tabel 4.3

Kiblat Masjid yang Diukur Menggunakan Kompas

No Nama Masjid Alamat Cara

Ukur

Keakuratan

1 Muslimin Jl. Arisun No. 24 Labuh

Baru

Kompas -3º

2 Baitussalam Jl. Mentilau Rt 02/03 Koto

Baru

Kompas Akurat

3 An-Nur Jl. Jend Sudirman Balai

Baru, Koto Nan Gadang

Kompas +6º

4 Masjid Raya Balai Gadang, Koto Nan

Gadang

Kompas Akurat

5 Muslimin Jl. Jend Sudirman Balai

Cacang

Kompas Akurat

6 Arsyad Jl. Jend Sudirman No. 48

Nan Kodok

Kompas -7º

7 Nurul Jannah Jl. Jend Sudirman

Payolinyam

Kompas +4º

8 Baiturrahman Jl. K.H. Ahmad Dahlan

Tanjung Anau

Kompas +6º

9 Al-Mutawahidah Jl. Camar Rt 01/01 Talawi Kompas -4º

10 Nurul Huda Jl. K.H. Ahmad Dahlan

Payonibung

Kompas Akurat

11 Al-Husna Tambago Kompas +8º

12 Syuhada Jl. Pejuang No. 45 Rt

01/01Balai Jariang

Kompas +14º

13 Baiturrahim Jl. R.A. Kartini Padang

Kaduduk

Kompas -6º

14 Muhsinin Jl. Manunggal Rt 02/02

Tarok

Kompas Akurat dalam

Toleransi

15 Asy-Syifa’ Jl. Kesehatan Rt 02/02 Balai

Kaliki

Kompas Akurat

16 Hidayah Jl. Tanmalaka Rt 01/01

Napar

Kompas +5º

17 Amaliyah Jl. Jend Sudirman Muaro Kompas -7º

18 Nurul Huda Jl. Jeruk

Kubu Gadang

Kompas Akurat

Page 83: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

72

Bagi masjid yang diukur menggunakan bayang-bayang matahari pada saat

peristiwa Rashdul Kiblat terdapat 4 masjid. 2 masjid tergolong akurat dan 2

masjid lainnya tidak akurat. Lihat tabel dibawah ini:

Tabel 4.4

Kiblat Masjid yang Diukur Menggunakan Bayang-bayang Matahari

No Nama Masjid Alamat Cara

Ukur

Keakuratan

1 Baitul Mukmin Jl. Piobang Rt 02/01 Labuh

Baru

Bayangan

Matahari

Akurat

2 Ansharullah Jl. Jend Sudirman No. 16

Koto Baru

Bayangan

Matahari

Akurat

3 Al-Muttaqin Jl. R.A. Kartini Rt 01/01

Cubadak Air

Bayangan

Matahari

-9º

4 Al-Muqarrabin Jl. Tanmalaka Rt 02/02

Bunian

Bayangan

Matahari

+8º

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Firman Wazri selaku salah

satu pengurus masjid Ansharullah diatas, pada awalnya kiblat masjid Ansharullah

tidak tepat, sehingga dilakukan pengukuran oleh Departemen Agama Kota

Payakumbuh dengan menggunakan alat bantu kompas. Kemudian berdasarkan

surat himbauan dari Badan Hisab Rukyat (BHR) yang ada di Kemenag Kota

Payakumbuh untuk seluruh pengurus masjid bahwa pada tanggal 27 atau 28 Mei

pada pukul 16.18 WIB atau setiap tanggal 15 atau 16 Juli pada pukul 16.27 WIB

kita bisa melihat sendiri bayangan matahari akan menghadap arah kiblat. Maka

berdasarkan himbauan tersebut pengurus masjid Ansharullah melakukan kembali

Page 84: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

73

pengukuran arah kiblat menggunakan bayangan matahari pada tanggal-tanggal

tersebut, sehingga di dapatlah kiblat masjid Ansharullah seperti adanya sekarang.5

Masjid yang diukur menggunakan perkiraan arah Barat dengan patokan

matahari terbenam sebanyak 3 masjid, satu diantaranya memiliki kiblat yang

akurat dan selebihnya tidak akurat. Perhatikan tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Kiblat Masjid yang Diukur Menggunakan Perkiraan Arah Barat

No Nama Masjid Alamat Cara

Ukur

Keakuratan

1 Istiqamah Jl. Jend Sudirman Kaning

Bukit

Perkiraan

Arah

Barat

-29º

2 Baitul Hikmah Jl. Tanmalaka Rt 01/02

Bunian

Perkiraan

Arah

Barat

Akurat

3 Ihsan Jl. Dewi Sartika Rt 02/01 Perkiraan

Arah

Barat

+6º

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, satu masjid yang akurat arah kiblatnya yaitu

masjid Baitul Hikmah diperkirakan pengukuran arah kiblatnya dilakukan pada

sekitar bulan Juni, karena berdasarkan gerakan semu matahari tahunan pada

tanggal 21 Juni merupakan deklinasi matahari maksimal, yaitu deklinasi matahari

sebesar (+) 23º 30’ dari arah Barat ke arah Utara sehingga hampir bertepatan

denga arah kiblat untuk masjid Baitul Hikmah yaitu 24º 18’. Masjid yang arah

kiblatnya +6º juga diperkirakan bahwa pengukuran arah kiblatnya dilakukan

sekitar bulan Juni, tetapi terdapat kelebihan sebesar 6º. Sedangkan masjid yang

5 Wawancara Pribadi dengan Firman Wazri. Pengurus Masjid Ansharullah. Payakumbuh,

27 Februari 2015.

Page 85: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

74

arah kiblatnya menyimpang -29º diperkirakan pengukuran arah kiblatnya

dilakukan sekitar tanggal 8 Maret atau 6 Oktober karena berdasarkan data

deklinasi pokok matahari, pada tanggal tersebut deklinasi matahari adalah -5º dan

hampir berdekatan dengan arah kiblat masjid Istiqamah sekarang ini.

Adapun mushalla yang dalam penentuan arah kiblatnya menggunakan

kompas terdiri dari 40 mushalla. Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa yang

tepat arah kiblatnya hanya 9 mushalla atau 22.5%, yang akurat karena diberi

angka toleransi ada 2 mushalla atau 5%, sedangkan yang tidak tepat arah

kiblatnya sebanyak 29 mushalla atau 72.5%.

Kalau kita lihat dari data di atas, mushalla yang dalam penentuan arah

kiblatnya menggunakan alat ukur kompas sebagian besar arah kiblatnya tidak

akurat yaitu sebesar 72.5%. Hal ini mengindikasikan bahwa pengukuran arah

kiblat menggunakan kompas tanpa dibantu dengan data koreksi magnetik dan

tanpa penghitungan untuk menentukan sudut kiblatnya mempunyai resiko besar

terhadap keakuratan arah kiblat. Perhatikan tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Kompas

No Nama Mushalla Alamat Cara

Ukur

Keakuratan

1 Batirai Jl. R.A. Kartini Rt 02/02

Nan Kodok

Kompas +2º

2 Nurul Hidayah Jl. Jnd Sudirman Rt 01/02

Payolinyam

Kompas Akurat

3 Sumua Tobiang Jl. R.A. Kartini Nan

Kodok

Kompas -20º

4 Al-Muhajirin Jl. R.A. Kartini Nan

Kodok Rt 02/02

Kompas -8º

5 Darul Hikmah Jl. R.A. Kartini Cubadak

Air

Kompas -6º

Page 86: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

75

6 Al-Ishlah Jl. Tanmalaka Tarok Kompas +10º

7 Taslim Balai Gurun Rt 02/02 Kompas -4º

8 Miftahul Falah Jl. Tanmalaka Napar Kompas +7º

9 Amanah Tabek Taluak Napar Kompas +10º

10 Ibnusina Jl. Pemuda No. 14 Koto

Baru

Kompas Akurat

11 Mardhatillah Jl. Ade Irma Suryani Rt

01/01 Labuh Baru

Kompas +15º

12 Jambu Balai Gadang Kompas Akurat

13 Pandam Balai Gadang Kompas +4º

14 Mejan Balai Gadang Kompas Akurat

15 Arruhamak Balai Kaliki Kompas Akurat

16 Nurul Falah Jl. Tengah Rt 01/02 Balai

Gurun

Kompas Akurat

17 Ikhlas Jl. Rajawali Tarok Kompas +3º

18 Hikmah Jl. Dewi Sartika Rt

01/01Taruko

Kompas +2º

19 Al-Rahma Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt

02/02 Payonibung

Kompas +23º

20 Darul Muhajirin Padang Kaduduk Kompas Akurat

21 Al-Ikhlas Jl. R.A. Kartini

Perumahan Cikasimi

Cubadak Air

Kompas -14º

22 Ikhlas Jl. Ikhlas Pasir Kompas Akurat

23 Pulai Balai Gurun Kompas -7º

24 Darul Hikmah Balai Gurun Rt 02/02 Kompas Akurat

25 Bingkuang Jl. Surau Bingkuang RT

01/01 Balai Cacang

Kompas -4º

26 Solok Jl. Jend Sudirman Balai

Cacang Rt 01/02

Kompas -8º

27 Nurul Falah Tanjung Anau Kompas +4º

28 Nurul Yaqin Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt

01/02 Balai Betung

Kompas +4º

29 Al-Munawarah Jl. Kiwi Rt 03/04 Koto

Baru BJ

Kompas Akurat dalam

toleransi

30 Darul Huda Tanjung Anau Rt 04/01 Kompas -5º

31 An-Nur Jl. Jend Sudirman Nan

Kodok

Kompas -7º

32 Cibodak Balai Kaliki Kompas -5º

33 Baiturrahman Padang Kaduduk Rt 01/02 Kompas +16º

34 Rao-rao Jl. Arisun Labuah Baru Kompas +11º

35 Jamiatul Hujjaj Jl. Rasuna Said No. 50

Kubu Gadang

Kompas +5º

Page 87: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

76

36 Al-Hijrah Jl. Jend Sudirman Kaning

Bukit

Kompas -16º

37 Kantor Camat Jl. Gelatik Padang

Kaduduk

Kompas Akurat dalam

toleransi

38 Ambacang Jl. Camar Rt 01/01 Talawi Kompas -12º

39 Tawaqqal Jl. Camar Rt 01/01 Talawi Kompas -4º

40 Al-Muttaqin Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt

02/02 Talawi

Kompas -3º

Mushalla yang diukur menggunakan perkiraan arah Barat dengan patokan

matahari terbenam sebanyak 7 mushalla dan tidak ada satupun arah kiblatnya

yang akurat. Perhatikan tabel berikut:

Tabel 4.7

Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Perkiraan Arah Barat

No Nama Mushalla Alamat Cara

Ukur

Keakuratan

1 Muslim Tambago Perkiraan

Arah Barat

-18º

2 Nurul Iman Balai Gurun Perkiraan

Arah Barat

+4º

3 Tigo Dusun Jl. K.H. Ahmad Balai

Betung

Perkiraan

Arah Barat

-16º

4 Gonjong Jl. Kenanga Napar Perkiraan

Arah Barat

+5º

5 Baru Jl. Camar Rt 01/01

Talawi

Perkiraan

Arah Barat

-19º

6 Ampalu Jl. Camar Rt 01/01

Talawi

Perkiraan

Arah Barat

-24º

7 Nurul Iman Jl. K.H. Ahmad Dahlan

Rt 01/01 Talawi

Perkiraan

Arah Barat

-21º

Berdasarkan tabel di atas jika hasil pengukuran arah kiblatnya

dihubungkan dengan data deklinasi pokok matahari maka dapat diperkirakan

bahwa mushalla Nurul Iman kelurahan Balai Gurun dan mushalla Gonjong diukur

sekitar bulan Juni, mushalla Muslim, mushalla Baru dan Nurul Iman kelurahan

Page 88: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

77

Talawi diukur pada tanggal 4 April dan 10 September, mushalla Ampalu diukur

sekitar bulam Maret, dan mushalla tigo dusun diukur arah kiblatnya sekitar

tanggal 16 April atau 28 September.

Tabel dibawah ini merupakan satu mushalla yang dalam penentuan arah

kiblatnya menggunakan bayang-bayang matahari pada saat matahari tepat berada

di zenith Ka’bah atau disebut juga dengan rashdul kiblat dan memiliki arah kiblat

yang akurat.

Tabel 4.8

Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Bayang-bayang Matahari

No Nama Mushalla Alamat Cara

Ukur

Keakuratan

1 Pincuran Sabil Jl. Perjuangan Rt 01/02

Balai Jariang

Bayangan

Matahari

Akurat

Berikut adalah mushalla yang dalam penentuan arah kiblatnya

menggunakan software arah kiblat yang di download dan dijalankan melalui hand

phone. Berdasarkan hasil wawancara dengan Jefriandi sebagai pengurus mushalla

ini, ketika awal pengukuran arah kiblat menggunakan software ini beliau sudah

meletakkan patokan arah kiblatnya agar disesuaikan dengan bangunan mushalla

nantiknya, tapi ketika fondasi mushalla sudah dibuat ternyata terjadi pergeseran

patokan yang telah beliau tetapkan dari awal. Sehingga bangunan mushalla dan

arah kiblat tidak sesuai dengan hasil pengukurannya di awal.6 Perhatikan tabel

dibawah:

6 Wawancara Pribadi dengan Jefriandi. Pengurus Mushalla Baitul Jannah. Payakumbuh,

17 Februari 2015.

Page 89: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

78

Tabel 4.9

Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Software Kiblat

No Nama Mushalla Alamat Cara

Ukur

Keakuratan

1 Mftahul Jannah Jl. Jend Sudirman Muaro Software

Kiblat

-5º

Selanjutnya adalah mushalla yang dalam penentuan arah kiblatnya hanya

berpatokan pada bangunan masjid di sekelilingnya. Terdapat satu mushalla dan

arah kiblatnya tidak akurat sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10

Kiblat Mushalla yang Diukur Menggunakan Patokan Bangunan Masjid

No Nama Mushalla Alamat Cara

Ukur

Keakuratan

1 Nurul Huda Nan Kodok Rt 02/02 Bangunan

Masjid

-21º

Berdasarkan pemaparan data-data diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa

masyarakat dalam menentukan arah kiblat masjid dan mushallah di wilayah

Kecamatan Payakumbuh Utara pada umumnya menggunakan metode taqribi yaitu

metode yang menggunakan acuan perkiraan. Hal ini disebabkan karena

masyarakat tidak mengerti dengan cara pengukuran menggunakan metode tahqiqi

yang bisa menentukan arah kiblat dengan benar dan akurat sehingga masyarakat

beranggapan bahwa cukup dengan menggunakan cara dan alat-alat yang gampang

dan sederhana saja, yang penting hati tertuju pada Allah di saat melaksanakan

shalat.

Page 90: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

79

C. Keakuratan Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Kecamatan

Payakumbuh Utara

Tingkat Akurasi dalam praktik pengukuran arah kiblat ditentukan oleh

bagaimana caranya menggunakan metode taqribi maupun tahqiqi sesuai dengan

prosedur yang baik. Hal ini demi meminimalisir kelemahan pada masing-masing

metode tersebut. Untuk menganalisis konsep arah kiblat ini, sesuai dengan hasil

perhitungan yang penulis lakukan sebelumnya bahwa arah kiblat tiap kelurahan

yang ada di Kecamatan Payakumbuh Utara adalah 24º dari arah Barat ke arah

Utara. Sehingga penulis menemukan sebagian masjid dan mushalla yang akurat

dan juga yang tidak akurat.

Dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan terhadap 25 masjid dan 50

mushalla yang berada di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara, hanya 9 masjid

saja atau 36% yang tepat arah kiblatnya yakni masjid Ansharullah, masjid

Baitussalam, Baitul Mukmin, Muslimin, Masjid Raya, Nurul Huda kelurahan

Payonibung, Baitul Hikmah, Asy-Syifa’, dan Nurul Huda kelurahan Kubu

Gadang. Sedangkan dari 50 mushalla yang ada di Kecamatan Payakumbuh Utara,

jumlah mushalla yang tepat arah kiblatnya hanya 10 mushalla atau 20% yaitu

mushalla Nurul Hidayah, Ibnusina, Jambu, Mejan, Arruhamak, Nurul Falah,

Darul Muhajirin, Ikhlas, Darul Hikmah, dan Pincuran Sabil. Perhatikan tabel di

bawah ini:

Tabel 4.11

Arah Kiblat Masjid yang Akurat

No Nama Masjid Alamat Keakuratan

1 Ansharullah Jl. Jend Sudirman No. 16 Koto Baru Akurat

Page 91: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

80

2 Baitussalam Jl. Mentilau Rt 02/03 Koto Baru Akurat

3 Baitul Mukmin Jl. Piobang Rt 02/01 Labuh Baru Akurat

4 Muslimin Jl. Jend Sudirman Balai Cacang Akurat

5 Masjid Raya Balai Gadang Koto Nan Gadang Akurat

6 Nurul Huda Jl. K.H. Ahmad Dahlan Payonibung Akurat

7 Baitul Hikmah Jl. Tanmalaka Rt 01/02 Bunian Akurat

8 Asy-Syifa’ Jl. Kesehatan Rt 02/02 Balai Kaliki Akurat

9 Nurul Huda Jl. Jeruk Kubu Gadang Akurat

Tabel 4.12

Arah Kiblat Mushalla yang Akurat

No Nama Mushalla Alamat Keakuratan

1 Nurul Hidayah Jl. Jnd Sudirman Rt 01/02

Payolinyam

Akurat

2 Ibnusina Jl. Pemuda No. 14 Koto Baru Akurat

3 Jambu Balai Gadang Akurat

4 Mejan Balai Gadang Akurat

5 Arruhamak Balai Kaliki Akurat

6 Nurul Falah Jl. Tengah Rt 01/02 Balai Gurun Akurat

7 Darul Muhajirin Padang Kaduduk Akurat

8 Ikhlas Jl. Ikhlas Pasir Akurat

9 Darul Hikmah Balai Gurun Rt 02/02 Akurat

10 Pincuran Sabil Jl. Perjuangan Rt 01/02 Balai Jariang Akurat

Setelah melakukan penghitungan arah kiblat menggunakan rumus Ilmu

Ukur Segitiga Bola seperti yang telah disebutkan di atas, maka diketahui arah

kiblat untuk wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara adalah sebesar 24º di ukur

dari arah Barat ke arah Utara. Masjid dan mushalla yang tidak akurat arah

kiblatnya itu mempunyai sudut deviasi, yaitu sudut yang menyimpang dari angka

yang telah ditentukan sebesar 24º dari arah Barat ke arah Utara. Sudut

penyimpangan ini dapat terjadi kurang dari angka yang telah ditentukan ataupun

lebih dari angka yang telah ditentukan.

Page 92: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

81

Berdasarkan pengelompokan derajat deviasi (penyimpangan) arah kiblat

dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:

a. Negatif atau minus (-) apabila arah kiblat masjid atau mushalla kurang ke

Utara dari hasil hitungan akurasi arah kiblat yang semestinya dari Barat

24º ke Utara.

b. Positif atau plus (+) apabila arah kiblat masjid atau mushalla melebihi ke

Utara dari hasil hitungan akurasi arah kiblat yang semestinya dari Barat

24º ke Utara.

Adapun masjid yang tidak akurat arah kiblatnya sebanyak 16 masjid

(64%) yang terdiri dari keakuratannya kurang (-) ke Utara sebanyak 8 masjid

(32%) dan masjid yang keakuratannya lebih (+) ke Utara sebanyak 8 masjid

(32%). Lihat tabel di bawah ini:

Tabel 4.13

Masjid yang Deviasi Minus (-) ke Utara

No Nama

Masjid

Alamat Cara

Ukur

Hasil

Ukur

Deviasi

1 Muslimin Jl. Arisun No. 24 Labuh

Baru

Kompas 21º -3º

2 Istiqamah Jl. Jend Sudirman

Kaning Bukit

Perkiraan

Arah Barat

-5º -29º

3 Arsyad Jl. Jend Sudirman No.

48 Nan Kodok

Kompas 17º -7º

4 Al-

Mutawahidah

Jl. Camar Rt 01/01

Talawi

Kompas 20º -4º

5 Al-Muttaqin Jl. R.A. Kartini Rt 01/01

Cubadak Air

Bayangan

Matahari

15º -9º

6 Baiturrahim Jl. R.A. Kartini Padang

Kaduduk

Kompas 18º -6º

7 Muhsinin Jl. Manunggal Rt 02/02

Tarok

Kompas 23º -1º

8 Amaliyah Jl. Jend Sudirman Muaro Kompas 17º -7º

Page 93: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

82

Tabel 4.14

Masjid yang Deviasi Plus (+) ke Utara

No Nama Masjid Alamat Cara

Ukur

Hasil

Ukur

Deviasi

1 An-Nur Jl. Jend Sudirman Balai

Baru, Koto Nan Gadang

Kompas 30º +6º

2 Nurul Jannah Jl. Jend Sudirman

Payolinyam

Kompas 28º +4º

3 Baiturrahman Jl. K.H. Ahmad Dahlan

Tanjung Anau

Kompas 30º +6º

4 Al-Husna Tambago Kompas 32º +8º

5 Syuhada Jl. Pejuang No. 45 Rt

01/01Balai Jariang

Kompas 38º +14º

6 Al-

Muqarrabin

Jl. Tanmalaka Rt 02/02

Bunian

Bayangan

Matahari

32º +8º

7 Hidayah Jl. Tanmalaka Rt 01/01

Napar

Kompas 29º +5º

8 Ihsan Jl. Dewi Sartika Rt 02/01 Perkiraan

Arah Barat

30º +6º

Sedangkan mushalla yang tidak akurat arah kiblatnya sebanyak 40

mushalla (80%) yang terdiri dari keakuratannya kurang (-) ke Utara sebanyak 22

masjid (44%) dan mushalla yang keakuratannya lebih (+) ke Utara sebanyak 18

mushalla (36%) sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.15

Mushalla yang Deviasi Minus (-) ke Utara

No Nama

Mushalla

Alamat Cara

Ukur

Hasil

Ukur

Deviasi

1 Sumua Tobiang Jl. R.A. Kartini Nan

Kodok

Kompas 4º -20º

2 Al-Muhajirin Jl. R.A. Kartini Nan

Kodok Rt 02/02

Kompas 16º -8º

3 Darul Hikmah Jl. R.A. Kartini

Cubadak Air

Kompas 18º -6º

4 Taslim Balai Gurun Rt 02/02 Kompas 20º -4º

5 Miftahul

Jannah

Jl. Jen Sudirman

Muaro

Software

Kiblat

19º -5º

Page 94: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

83

6 Muslim Tambago Perkiraan

Arah Barat

6º -18º

7 Al-Ikhlas Jl. R.A. Kartini

Perumahan Cikasimi

Cubadak Air

Kompas 10º -14º

8 Pulai Balai Gurun Kompas 17º -7º

9 Solok Jl. Jend Sudirman

Balai Cacang Rt 01/02

Kompas 16º -8º

10 Tigo Dusun Jl. K.H. Ahmad Balai

Betung

Perkiraan

Arah Barat

8º -16º

11 Darul Huda Tanjung Anau Rt

04/01

Kompas 19º -5º

12 Nurul Huda Nan Kodok Rt 02/02 Bangunan

Masjid

3º -21º

13 An-Nur Jl. Jend Sudirman Nan

Kodok

Kompas 17º -7º

14 Cibodak Balai Kaliki Kompas 19º -5º

15 Al-Hijrah Jl. Jend Sudirman

Kaning Bukit

Kompas 8º -16º

16 Ambacang Jl. Camar Rt 01/01

Talawi

Kompas 12º -12º

17 Tawaqqal Jl. Camar Rt 01/01

Talawi

Kompas 20º -4º

18 Baru Jl. Camar Rt 01/01

Talawi

Perkiraan

Arah Barat

5º -19º

19 Ampalu Jl. Camar Rt 01/01

Talawi

Perkiraan

Arah Barat

0 -24º

20 Al-Muttaqin Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Rt 02/02

Talawi

Kompas 21º -3º

21 Nurul Iman Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Rt 01/01

Talawi

Perkiraan

Arah Barat

3º -21º

22 Bingkuang Jl. Surau Bingkuang

RT 01/01 Balai

Cacang

Kompas 20º -4º

Dari hasil wawancara dengan pengurus mushalla Tawaqqal di Kelurahan

Talawi diketahui bahwa pengukuran arah kiblat ketika awal pembangunan di

mushalla ini dilakukan oleh Departemen Agama Kota Payakumbuh dengan

menggunakan alat bantu kompas. Selang beberapa waktu yang lalu juga sempat di

Page 95: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

84

ukur oleh Zainal Arifin yaitu salah seorang hakim Pengadilan Tinggi Agama

Sumatera Barat ketika berkunjung ke mushalla Tawaqqal. Dari hasil pengukuran

yang dilakukannya ternyata kiblat mushalla kurang ke kanan (kurang ke Utara

beberapa derajad).7 Hal ini sesuai dengan hasil pengukuran yang penulis lakukan

yaitu arah kiblatnya kurang ke Utara 4º. Walaupun pengurus mushalla mengetahui

kekurangakuratan arah kiblatnya namun beliau tetap tidak mengubah arah kiblat

mushalla tersebut dengan pemikiran bahwa selisihnya hanya sedikit.

Pemahaman pengurus mushalla seperti halnya diatas mengindikasikan

bahwa pengetahuan tentang arah kiblat tidak sampai kepada pengurus mushallah,

padahal melenceng 1º saja bisa melencengkan arah sekitar 100 kilo meter dari

posisi Ka’bah.

Tabel 4.16

Mushalla yang Deviasi Plus (+) ke Utara

No Nama

Mushalla

Alamat Cara

Ukur

Hasil

Ukur

Deviasi

1 Batirai Jl. R.A. Kartini Rt

02/02 Nan Kodok

Kompas 26º +2º

2 Al-Ishlah Jl. Tanmalaka Tarok Kompas 34º +10º

3 Miftahul Falah Jl. Tanmalaka Napar Kompas 31º +7º

4 Amanah Tabek Taluak Napar Kompas 34º +10º

5 Mardhatillah Jl. Ade Irma Suryani

Rt 01/01 Labuh Baru

Kompas 39º +15º

6 Pandam Balai Gadang Kompas 28º +4º

7 Ikhlas Jl. Rajawali Tarok Kompas 27º +3º

8 Hikmah Jl. Dewi Sartika Rt

01/01Taruko

Kompas 26º +2º

9 Al-Rahma Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Rt 02/02

Payonibung

Kompas 47º +23º

7 Wawancara Pribadi dengan Yulasmid. Pengurus Mushalla Tawaqqal. Payakumbuh, 25

Februari 2015.

Page 96: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

85

10 Nurul Iman Balai Gurun Perkiraan

Arah Barat

24º +4º

11 Nurul Falah Tanjung Anau Kompas 28º +4º

12 Nurul Yaqin Jl. K.H. Ahmad

Dahlan Rt 01/02 Balai

Betung

Kompas 28º +4º

13 Al-Munawarah Jl. Kiwi Rt 03/04 Koto

Baru BJ

Kompas 25º +1º

14 Baiturrahman Padang Kaduduk Rt

01/02

Kompas 40º +16º

15 Gonjong Jl. Kenanga Napar Perkiraan

Arah Barat

29º +5º

16 Rao-rao Jl. Arisun Labuah

Baru

Kompas 35º +11º

17 Jamiatul Hujjaj Jl. Rasuna Said No. 50

Kubu Gadang

Kompas 29º +5º

18 Kantor Camat Jl. Gelatik Padang

Kaduduk

Kompas 25º +1º

Dalam tabel di bawah ini akan dijelaskan bahwa masjid yang paling tinggi

penyimpangannya adalah masjid Istiqamah (-29º) untuk kategori kurang (-) ke

Utara dan penyimpangan tertinggi untuk kategori lebih (+) ke Utara adalah masjid

Syuhada (+14º).

Tabel 4.17

Masjid yang Penyimpangan Arah Kiblatnya Paling Tinggi

No Nama Masjid Alamat Keakuratan

1 Istiqamah Jl. Jend Sudirman Kaning Bukit -29º

2 Syuhada Jl. Pejuang No. 45 Rt 01/01Balai Jariang +14º

Sedangkan mushalla yang tertinggi penyimpangan untuk kategori kurang

(-) ke Utara adalah mushalla Ampalu (-24º) dan untuk kategori lebih (+) ke Utara

adalah mushalla Al-Rahma (+23º). Lihat tabel di bawah:

Page 97: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

86

Tabel 4.18

Mushalla yang Penyimpangan Arah Kiblatnya Paling Tinggi

No Nama

Mushalla

Alamat Keakuratan

1 Ampalu Jl. Camar Rt 01/01 Talawi -24º

2 Al-Rahma Jl. K.H. Ahmad Dahlan Rt 02/02

Payonibung

+23º

Dalam pengukuran arah kiblat ini peneliti memberikan angka toleransi

terhadap keakuratan arah kiblat sebanyak +1º dan -1º. Peneliti menganggap bahwa

kisaran +1º dan -1º merupakan angka penggenapan terkecil dan secara faktual

kisaran angka ini tidak terlalu jauh penyimpangannya. Penggenapan sebanyak +1º

dan -1º ini juga bertujuan untuk memberikan kelonggaran terhadap kemungkinan-

kemungkinan yang bisa terjadi seperti halnya human error, yaitu kesalahan yang

dilakukan seseorang yang bisa diakibatkan karena faktor kondisi fisik lingkungan

yang tidak mendukung.

Apabila diberikan toleransi keakuratan arah kiblat terhadap masjid dan

mushalla sebanyak +1º dan -1º, artinya masjid dan mushalla ini dianggap tepat

arah kiblatnya. Adapun masjid dan mushalla yang dikategorikan akurat

berdasarkan toleransi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19

Toleransi Keakuratan Arah Kiblat Masjid

No Nama Masjid Alamat Keakuratan

1 Muhsinin Jl. Manunggal Rt 02/02 Tarok Akurat dalam toleransi

Page 98: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

87

Tabel 4.20

Toleransi Keakuratan Arah Kiblat Mushalla

No Nama

Mushalla

Alamat Keakuratan

1 Al-Munawarah Jl. Kiwi Rt 03/04

Koto Baru Balai Janggo

Akurat dalam toleransi

2 Kantor Camat Jl. Gelatik Padang Kaduduk Akurat dalam toleransi

Apabila jumlah masjid dan mushalla yang sudah ditoleril dikeluarkan dari

kategori masjid dan mushalla yang menyimpang arah kiblatnya, ternyata

perubahannya tidak terlalu signifikan. Jumlah masjid yang menyimpang arah

kiblatnya sebanyak 15 masjid atau 60%, sedangkan jumlah mushalla yang

menyimpang arah kiblatnya sebanyak 38 mushalla atau 76%.

Page 99: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dan pembahasan tentang akurasi arah kiblat pada

bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Masyarakat di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara dalam menentukan

arah kiblat masjid dan mushalla menggunakan metode taqribi, yaitu

metode yang menggunakan acuan perkiraan dengan alat bantu pengukuran

yang bervariasi, yaitu dari 25 masjid yang diteliti, masjid yang

menggunakan kompas sebanyak 18 masjid atau 72%, menggunakan

bayang-banyang matahari sebanyak 4 masjid atau 16%, dan menggunakan

perkiraan arah Barat sebanyak 3 masjid atau 12%. Sedangkan dari 50

mushalla yang dijadikan sampel, sebanyak 40 mushalla atau 80%

menggunakan kompas, 7 mushalla atau 14% menggunakan perkiraan arah

Barat, 1 mushalla atau 2% menggunakan bayang-bayang matahari, 1

mushalla atau 2% menggunakan software kiblat, dan 1 mushalla atau 2%

hanya berpatokan pada bangunan masjid disekitarnya tanpa dilakukan

pengukuran terlebih dahulu. Dari sini terlihat bahwa masyarakat dalam

pengukuran arah kiblat di wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara pada

umumnya menggunakan alat bantu kompas.

2. Mayoritas arah kiblat masjid dan mushalla di wilayah Kecamatan

Payakumbuh Utara tidak akurat, walaupun dalam penelitian ini telah

Page 100: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

89

diberikan angka toleransi penyimpangan sebesar -1º dan +1º dari arah

yang telah ditentukan yakni 24º dari arah Barat ke arah Utara. Dari 25

masjid hanya 9 masjid atau 36% yang akurat, 1 masjid atau 4% ditoleransi

ketepatan arah kiblatnya, dan 15 masjid atau 60% tidak akurat. Sedangan

dari 50 mushalla yang dijadikan sampel, hanya 10 mushalla atau 20%

yang akurat, 2 mushalla atau 4% ditoleransi keakuratan arah kiblatnya, dan

38 mushalla atau 76% tidak akurat.

Berdasarkan alat bantu pengukuran, dari 18 masjid yang menggunakan

alat bantu kompas, hanya 6 masjid atau 33% yang akurat, 1 masjid atau

6% akurat karena toleransi dan 11 masjid atau 61% tidak akurat.

Sedangkan dari 40 mushalla hanya 9 atau 22.5% yang akurat, 2 mushalla

atau 5% ditoleransi dan 29 mushalla atau 72.5% tidak akurat.

Menggunakan bayang-bayang matahari pada saat peristiwa Rashdul Kiblat

ada 4 masjid, 2 akurat dan 2 lainnya tidak akurat. Sedangkan hanya satu

mushalla yang menggunakan rashdul kiblat dan memiliki arah kiblat yang

akurat. Menggunakan perkiraan arah Barat dengan patokan matahari

terbenam ada 3 masjid dan 7 mushalla, satu masjid diantaranya akurat dan

selebihnya tidak akurat, dan mushalla tidak ada satupun arah kiblatnya

yang akurat, serta terdapat satu mushalla menggunakan software arah

kiblat dan satu mushalla perpatokan pada bangunan masjid di

sekelilingnya namun mempunyai kiblat yang tidak akurat.

Page 101: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

90

B. Saran-saran

Dalam bagian akhir skripsi ini, penulis ingin memberikan saran-saran yang

berhubungan dengan keakuratan arah kiblat kepada pihak-pihak terkait:

1. Kepada Kementrian Agama Republik Indonesia yang dalam hal ini

merupakan salah satu lembaga yang menangani tentang hisab rukyat,

hendaknya membuat ketentuan resmi yang seragam dalam mengatur cara

pengukuran arah kiblat masjid di Indonesia serta cara perhitungan arah

kiblat dan bagaimana cara melakukan pengukuran di lapangan. Dan juga

mengadakan pelatihan-pelatihan kepada pegawai Departemen Agama

mengenai pengukuran arah kiblat.

2. Kepada Departemen Agama Kanwil Kota Payakumbuh khususnya dan

juga Kanwil-Kanwil lain pada umumnya, hendaklah mempraktekkan

penerapan perhitungan falakiyah dalam menentukan arah kiblat dan

hendaknya memberikan petunjuk secara langsung, yaitu dengan turun

langsung ke lapangan pada waktu pengukuran arah kiblat masjid ataupun

mushalla.

3. Kepada pengurus masjid dan mushalla jika ragu akan ketepatan arah

kiblatnya, diharapkan bertanya kepada lembaga-lembaga yang kiranya

dapat diminta sarannya dalam menentukan arah kiblat seperti Kantor

Urusan Agama atau Departemen Agama yang berada di wilayah masing-

masing.

Page 102: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

91

4. Kepada masyarakat hendaklah memperhatikan arah kiblat masjid atau

mushalla, karena dengan keakuratan arah kiblat akan membuat

kesempurnaan dalam beribadah.

5. Untuk Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya jurusan Peradilan Agama, agar selalu meningkatkan kualitas

pengajaran mengenai ilmu falak yang salah satunya mengenai arah kiblat.

Dan juga menyediakan fasilitas yang kiranya bisa mendukung kegiatan

pembelajaran sehingga mahasiswa mudah memahaminya.

Page 103: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

92

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan.

Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah. Shahih al-

Bukhari, Jilid.I. al-Qahirah: Dar al-Sya’ab, 1987.

Al-Jaziri, Abdurrahman. Al-Fiqhu „ala Madzhahibil Arba‟ati. al-Qahirah: Darul

Hadits, 2004.

Al-Naisaburi, Abu Husain Muslim bin Hujjaj bin Muslim al-Qusyairi. Shahih

Muslim, Juz II. Beirut: Dar Afaq al-Jadidah, t.th.

Amriani, Nurnaningsih. Mediasi: Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan, cet.I. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011.

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. Taisiru al-Aliyyu Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu

Katsir. Penerjemah Shihabuddin. Jakarta: Gema Insani, 1999.

Ash-Shabuny, Muhammad Ali. Tafsir Tematik Surat Al-Baqarah-Al-An‟am, cet.I.

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawas. Fiqih

Ibadah. Penerjemah Kamran As’at Irsyady, dkk. cet.2. Jakarta: Amzah,

2010.

Depag. Almanak Hisab Rukyat. Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan

Agama. 1998.

Depag. Pedoman Penentuan Arah Kiblat. Jakarta: Proyek Pembinaan Badan

Peradilan Agama, 1994.

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan

Badan Peradilan Agama. Pedoman Penentuan Arah Kiblat. Jakarta: 1995.

Eliade, Mircea. The Encyclopedia of Religion, volume.VII. New York: Macmillan

Library Reference USA, 1993.

Indrawadi. Kecamatan Payakumbuh Utara dalam Angka 2014. Payakumbuh:

Badan Pusat Statistik Kota Payakumbuh, 2014.

Izzuddin, Ahmad. Fiqih Hisab Rukyah di Indonesia: Upaya penyatuan Mazhab

Hisab. Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003.

Jamil, A. Ilmu Falak Teori dan Aplikasih. Jakarta: Amzah, 2009.

Page 104: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

93

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia,

1985.

Majelis Ulama Indonesia. Himpunan Fatwa MUI sejak 1975. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2011.

Maskufa. Ilmu Falak, cet.II. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.

Miswari, Zuhairi. Mekkah Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim, cet.II.

Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2009.

Mudhor, Atabik Ali Ahmad Zuhdi. Kamus al-Ashri, cet.IV. Yogyakarta: Multi

Karya Grafika, 1998.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia. Yogyakarta:

Pustaka Progresif, 1984.

Murtadho, Moh. Ilmu Falak Praktis. Malang: UIN Malang Press, 2008.

Muslim, Shahih Muslim. Maktabah Syamilah, No Hadits: 395, Juz.II.

Perpustakaan Nasional. Ensiklopedi Islam, cet.V. Jakarta: PT Ichtiar Baru van

Hoeve, 1999.

Salim, Peter dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, cet.III.

Jakarta: Modern English Press, 2002.

Setiawan, Muhammad Umar. “Perancangan Aplikasi Perhitungan Mizwala Qibla

Finder dengan Java 2 Micro Edition (J2ME) Pada Mobile Phone”.

Semarang: Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2013.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

cet.I. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 1984.

Sopyan, Yayan. Metode Penelitian untuk Mahasiswa Fakultas Syariah dan

Hukum. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2009.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R&D, cet.VII. Jakarta:

CV. Afabeta 2009.

Supriatna, Encup. Hisab Rukyat dan Aplikasinya. Bandung: PT. Refika Aditama,

2007.

Page 105: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

94

Surachmad, Winarno. Dasar dan Teknik Research (Pengantar Metodologi

Ilmiah). Bandung: CV. Tarsito, 1975.

Usman, Husaini, dkk. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Wafa, Sirril, dkk. “Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Wilayah

Ciputat”, Laporan Penelitian. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002.

Yahya, Muhammad Taufiq Ali. Mekah dalam Al-Qur‟an, Hadis dan Sejarah,

Manasik Lengkap Umrah dan Haji serta doa-doanya. Jakarta: Lentera,

2007.

Yaqub, Ali Mustafa. Kiblat Antara Bangunan dan Arah Ka‟bah. Jakarta: Pustaka

Darus-Sunnah, 2010.

Sumber Internet:

Hadi Bashori, “Rashdul Kiblat dan Pro-Kontra Pelurusan Arah Kiblat”, diakses

pada 08 April 2015 dari

https://catatanhadibashori.wordpress.com/tag/arah-kiblat.

Kecamatan Payakumbuh Utara, diakses pada 15 Maret 2015 dari

http://kecamatanpayakumbuhutara.blogspot.com/.

Payakumbuh Kota, “Sejarah Kota Payakumbuh”, diakses pada 16 Maret 2015

dari ttp://payakumbuhkota.go.id/kilas-payakumbuh/sejarah-payakumbuh/.

Sumber Wawancara:

Wawancara Pribadi dengan Firman Wazri. Pengurus Masjid Ansharullah.

Payakumbuh, 27 Februari 2015.

Wawancara Pribadi dengan Jefriandi. Pengurus Mushalla Baitul Jannah.

Payakumbuh, 17 Februari 2015.

Wawancara Pribadi dengan Resfi Yendri. Kepala KUA Kecamatan Payakumbuh

Utara. Payakumbuh, 24 Februari 2015.

Wawancara Pribadi dengan Syafri. Pengurus Masjid Nurul Huda Payonibung.

Payakumbuh, 27 Februari 2015.

Wawancara Pribadi dengan Yulasmid. Pengurus Mushalla Tawaqqal.

Payakumbuh, 25 Februari 2015.

Page 106: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

KEMtrI{TtrRIAN AGAMAUNMRSTTAS ISLAM NEGERT (UIN)S YARIF' HID AYATUL LAH JAKAR'TA

FAI(ULTAS SYARIAI.I DAN IIUI(UM

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 't5412, lndonesiaTelp. (62-2 1 ) 7 47 1 1 537, 7 401 925 F ax. (62-21 ) 7 49 1 821Siebsito : lvww.uinjkt.ac.id E-mail : [email protected]

r EE&,%sEe m

NomorLampiranHa1

r Jn.01, / F A / r<Nr.00.02 p ?l / 2a1,5

Permohonan Data / Wawancara

Jakarta, 23 Februari 2015

Kepada Yt[Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) .i

diPayakumbuh

/,ss al antu' al aikum Wr.INb.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum IJIN Syari-f HidayatullahJakarta menerangkan bahwa:

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJunrsan/KonsentrasiAlamat

Ternl.usan :

1. Dekan Fakultas Syariair dan Hukurn UIN Jakarta2. Ka / Sekprodi SAS/ Peradilarn Agama

Daniel AJfaruqi1"111044L00065Payakurrb uh, 21. ]anuari 1992VIII (delapan)SAS / f'eradilan AgamaJl. Camal Ii.T 001 RW 001 Kelurahan Talawi

TeipKecamatan Payakumbuh Utara

: 0831806728?-3

Adaiah benar mahasiswa FakuJ.tas Syariah dan Hukum UIN SyarifI{idayatullah Jakarta yang sedang rnenyusun skripsi dengan judul

"Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Wilayah KecamatanPayakumbuh LJtara"

Untuk rnelengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranyaBapak/Ibu dapat menerima yang bersangkutan untuk wawancara sertamemperoleh data guna penulisan skripsi dimaksud.

Atas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.

lMassalatn,

kan Bidang Akademik

M.Ag >1

8032002 t

".r

Ama

Page 107: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

*lPEMERI NTAH }<OTA PAYA]<UMBUH

KAI{TOR KESATUAil BA]IGSA DAl{ POLITIKn. Sri Rejeki No. 5 Kel. Bulakan Balai Kandi Telp/Fax. (0752) - 95713 Koh Payakumbuh 26225

REKOITIENDASINomor. B.2AA| A57 lKesbang-P oYil- 20 1 E

TENTANGIZIN UELAKSANAKAN PENELITIAN

Kami Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik berdasarkan :

Surat Pengantar : UIN Syarif Hidayatul JakartaNomor : Un 01 .1t41KM.00.02122112015TanggalPerihal

Waktu

: 23 Februari2015.: lzin Penelitian

Dengan ini menyatakan tidak keberatan atas maksud melaksanakan penelitian Kota Payakumbuh yang dilakukanoleh:

Nama : DANIEL ALFARUQITempaUTgl. Lahir : Payakumbuh,2l Januari 1992Pekerjaan :MahasiswaAl a m at : KelurahanTalawi Kecamatan Payakumbuh UtaraKartu ldentitas :1111044100065No HP/Telp : 083180672823Maksud/Tujuan : Untuk kelengkapan data dalam menyusun skipsi dengan Judul "Akurasi Arah

Kiblat Masjid Dan lllushalla di wilayah Kecamatan Payakumbuh utara"Dosen pembimbing : 1. Kemenag Kota Payakumbuh 2. Kantor Camat Payakumbuh Utara

3. KUA Payakumbuh Utara: 24 Februari sld24 Mei 2015

Anggota Penelitian : -Denqan ketentuan sebasai berikut:1. Kegiatan Penelitian I Survey / Pengambilan Data akan dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari Dinas /

Kantor / lnstansi / otoritas lokasi yang diteliti.2. Tidak boleh menyimpang daritujuan melaksanakan penelitian.3. Memberitahukan / melaporkan diri pada Pemerintah, Dinas / Kantor setempat dan menjelaskan atas

kedatangannya serta menunjukkan surat - surat keterangan yang berhubungan dengan itu serta melaporkandiri sebelum meninggalkan daerah / lokasi penelitian.

4. Mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menghormati adat lstiadat serta kebijaksanaan masyarakatsetempat.

5. Mengirimkan laporan hasil karya ilmiahnya sebanyak 1 (satu) exemplar pada Walikota Payakumbuh cq KepalaKantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Payakumbuh.

6. Apabila terjadi suatu penyimpangan/pelanggaran terhadap ketentuan - ketentuansurat keterangan / Rekomendasi ini akan dicabut kembali.

yang tersebut di atas maka

Demikianlah rekomendasi penelitian ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk dapat dipergunakanoleh yang berkepentingan sebagaimana mestinya.

Februari 2A15An. KEP BANGSA DAN POLITIK

MBUHBangsa

WA

Tembusan disampaikan kepada Yth :

1. Bapak Gubernur Sumatera Barat Cq. Kaban Kesbang Pol Linmas di Padang2. Bapak Walikota Payakumbuh di Payakumbuh (sebagai laporan)

198503 2002

Page 108: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

KEMENTERIAN AGAMAUNIVF'RSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HID AYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKIUM

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakafta 15412, lndonesiarelp. (62-21) 747 11537,7401925 Fax. 162-21) 7491821Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : [email protected]:om

NomorLampiranHal

U n.01, / F a / I<M.01.3 / 9, 2- / :2015

Permohonan Data/ Wawancara

Kepada Yttr,Kepala Kantor Kecamatan Payakumbuh Utaradi

Tempat

As s alamu' alaikum Wr.W .

Jal,iarta, 2'1, J anuri 2015

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa:

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemester

]urusan/KonsentrasiAlamat

Telp

Tembusan :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum LIIN Jakarta2. Ka/Sekprodi SAS/Peradilan Agama

Daniel Alfaruqi1111044100065Payakumb uh, 2L J anuar i 1992MII (delapan)SAS / Peradilan Agama

Jl. Camar RT 001 RW 001 Kelurahan TalawiKecamatan Payakumbuh Utara083180672823

Adalah benar mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullahJakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:

"Akurasi Arah Kiblat Masj id ilan Mushalla ili Wilay ah KecamatanPayakumbuh Utara"

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranyaBapak/Ibu dapat menerima yang bersangkutan urrtuk wawancara sertamemperoleh data guna penulisan skripsi dimaksud.

. Atas kerjasama dan btrntuannya, kami ucapkan l;erima kasih.

Wassalam,

Akademik

M.Ag $97707071998032002

Page 109: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAK,A.RTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKIUM

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakafia 15412, lndonesiaTelp. (62-21 ) 747 11537 ,7401925 Fax. (62-2'l) 7491821Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : [email protected]:om

NomorLampiranHal

: IJn.0'1./F4IKM.00.02 /2t-O/2015 J;rkarta, 26Januari2015

: Permohonan Data/Wawitncara

Kepada Yth,Kepala KUA Kec. Payakurnbuh Utaradi

Tempat

A s s al amu' al aikum Wr.W .

Dekan Fakultas Slrariah dan Hukum UINI Syarif HidayatullahJakarta menerangkan barhwa :

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemester

Jurusan/KonsentrasiAlamat

Tembusan :

L. DekanFakultas Syariah dan Hukum IJIN Jakarta2. Ka / Sekprodi SAS/ Peradilan Agama

Daniel Alfaruqi1111044100065Pay akumb uh, 2L J anuar i 1992VIII (delapan)SAS / Peradilan Agama

Jl. Camar RT 001 RW 001 Kelurahan Talawi

TelpKecamatan Payakumbuh Utara

: 083180572823

Adalah benar mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:

"Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla di Vfilayah KecamatanPayakumbuh IJtara"

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranyaBapak/Ibu dapat menerirna yang bersangkutan untuk wawancara sertamemperoleh data guna penulisan skripsi dimaksud.

. Atas kerjasama dan b,anfuannya, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

ang Akademik

a, M.Ag )A

Page 110: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HID AYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta'.|5412,lndonesiaTelp. (62-2 1 ) 7 47 I 1 537, 7 40 1 925 F ax. (62-21 ) 7 491 821Website : www.uinjkt.ac.id E-mail ; [email protected]

NomorLampiranHal

: Un.01./F4/KN1.01,.3/22q /2015 Jakarta,ZlJanuari2}ll

: Permohonan Data/Wawancara

Kepada Yth,Ketua DKM Masjiddi

Tempat

A s s alamu' al aikum Wr,W .

Dekan Fakultas S1'ariah dan Hukum UINI Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa :

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemester

Jurusan/KonsentrasiAlamat

Tembusan :

L. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum IJIN Jakarta2. Ka / Sekprodi SAS/Peradilan Agama

Daniel Alfaruqi1111044100065Payakumb uh, 21 J anuar i 1992VIII (delapan)SAS / Peradilan Agama

Jl. Camar RT 001 RW 001 Kelurahan Talawi

TelpKecamatan Payakumbuh Utara

: 083180672823

Adalah benar mahasiiswa Fakultas Syariah da.n Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:

" Akurasi Arah Kiblat Masj iil ilan Mushalla di l\rilay ah KecamatanPayakumbuhUtara"

Untuk melengkapi bahan penulisan skriprsi, dimohon kiranyaBapak/Ibu dapat menerirna yang bersangkutan untuk wawancara sertamemperoleh data guna pe.nulisan skripsi dimaksud.

. Atas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

Akademik

Page 111: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAK ARTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakana 15412, lndonesiareE. (62-21 ) 7 47 11 537, 7 4O1 925 F ax. (62-21 ) 7 49 1 82 1

Website : www.uinikt.ac.id E-mail r syar_hukuin@yahoc: www.uinjkt.ac.id E-mail i [email protected]

NomorLampitanHal

: Un.01/F4 /W.01..3/&25/2015 Jal<arta, 21.Januati2015

: Permohonan Data/Wawancara

Kepada Yttr,Ketua DKM Mushalladi

Tempat

As s al amu' al aikum Wr.W .

Dekan Fakultas St'ariah dan Hukum UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa :

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemester

]urusan/KonsentrasiAlamat

Tembusan :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta2. Ka / Sekprodi SAS/ Peradilan Agama

Daniel Alfaruqi1111044100065Payakumb uh, 2'L J amtari 1992VIII (delapan)SAS / Peradilan Agama

Jl. Camar RT 001 RW 001 Kelurahan Talawi

TelpKecamatan Payakumbuh Utara

: 083180672823

Adalah benar mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:

"Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla iliWilayah KecamatanPayakumbuhUtars"

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranyaBapak/Ibu dapat menerima yang bersangkutan untuk wawancara sertamemperoleh data guna penulisan skripsi dimaksud.

. Atas kerja sama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

Bidang Akademik

A, M.Ag >l

998032002\

Page 112: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

HASIL WAWANCARA

Narasumber

NIP

Jabatan

Hari/Tanggal

Tempat

Resfi Yendri, S.Ag.

t970t1182000031001

Kepala KUA Kecamatan Payakumbuh Utara

Selasa, 24 Februari 2015

Kantor KUA Kecamatan Payakumbuh Utara

Apakatr Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Payakumbuh Utara

mempunyai program tentang penyuluhan arah kiblat masjid dan mushalla

yang tepat dan akurat?

Jawaban: Program penyuluhan arah kiblat ini adalah program dari Badan

Hisab Rulqtat (BHR) kota yang hanya ditakukan oleh Kemenag. Badan Hisab

RulEat hanya ada di Kemenag, hal ini diknrenakan petugasnya yang belum

menculatpi.

Bagaimana peran KUA kecamatan Payakumbuh Utara dalam program

tersebut?

iawaban: Peran KUA kecamatan Payakumbuh (Jtara hanya mendata melalui

surat-surat yang masuk kepada KUA mengenai masjid atau mushalla yang

pengurusnya merasa ada keraguan terhadap arah kiblat mereks. Hasil data

ini disampaikan ke Badan Hisab Rukyat kota. Jadi peran KUA sebagoi

perantara dari masyarakat yang ingin diukur arah kiblatnya kepada Kemenag

melalui Badan Hisab Rulqtat kota.

1.

2.

Page 113: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

3. Apakah masyarakat di kecamatan payakumbuh tJtara ketika awal

pernbangunan masjid atau mushalla mendatangi KUA?

Jawaban: sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa Badan Hisab Rurryat

(BHR) hanya ada di kota, bagi mereka yang tidak mengetahui hal ini memang

pada dasarnya mereka mendatangi KuA, talu KUA menyalurlan ke Badan

Hisab Rulryat koto. Tapi bagi mereka yang mengetahui bahwa Badan Hisab

Rulgtat ini hanya ada di kota maka mereka langsung mendatangi BHR yang

ada di Kemenag kota Payakumbuh.

4. Bagaimana proses bagi masyarakat yang ingin diukur arah kiblat masjid atau

mushalla yang ada di wilayahnya?

Jawaban: Masyarakat yang ingin di ulrur arah kiblatnya terlebih dahulu

memasukkan surat permohonan kepada KUA atau langsung ke Kemenag

Payahtmbuh untuk diukur arah kiblat mereko, kemudian selang waktu satu

atau dua hari baru tim hisab rulyat ini turun untuk melakukan pengulruran

arqh kiblat.

5. Jika masyarakat tidak mendatangi KUA, bagaimana masyarakat kecamatan

Payakumbuh Utara menentukan arah kiblat di wilayahnya?

Jawaban: Setiap tahun kita melakukan himbauan kepada masyaraftat melalui

surat yang datang dari Badan Hisab Rulqtat (BHR) kota, kemudian KUA

menindak laniuti surat ini dan diteteruskan ke masjid dan mushalla, terutoma

ke masjid, bahwa setiap tanggal 27 atau 2g Mei pada pulatl 16.lg wIB atau

setiap tanggal 15 atau 16 Juli pada pukul 16.27 WIB kita biso melihat sendiri

bayangan matahari akan menghadap arah kiblat. Jadi dihimbau pada

pengurus masiid atau mushalla kalau ragu akan arah kiblat merefta, agar

Page 114: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

6.

pada tanggal dan jam tersebut menegakkan tongkat di halaman masjid, mokn

arah bayangan tongknt itu merupalmn arah kiblat masjid atau mushallanya.

Pernahkah KUA melakukan penyuluhan arah kiblat terhadap masjid dan

mushalla yang sudah ada di wilayah kecamatan Payakumbuh Utara?

Jawaban: Penyuluhan arah kiblat yang dilakukan KUA yaitu seperti

memberikan himbauan seperti halnya diatas, Namun kalau penyuluhan

dengan cara tatap muka secoro langsung memang tidak ada.

Metode atau alat apa yang sering digunakan dalam menentukan arah kiblat?

Jawaban: Alat-alat yang ada di Kemenag yaitu seperti teropong, kompas dan

tongkat istiwa'. Namun Theodilit memang belum ada di Kemenag kota

Payahtmbuh karena biayanya yang mahal.

Jika ditemukan rnasjid atau mushalla yang tidak akurat arah kiblatnya,

tindakan apa yang dilakukan oleh KUA?

Jawaban: KUA melafukan pendekatan pada pengurus masjid atau mushalla,

menyampoikan bahwa kemungkinan arah kiblat masjid atau mushalla ini

htrang pas, lalu kita usulkan untuk memeriksa ulang arah kiblatnya. Jikn

pengurus bersedia maka pengurus diminta membuat surat perrnohonan

pengukuran kiblat ke KUA dan KU,4 akan turun melalui BHR kota.

9. Apa saran bapak jika terdapat masjid atau mushalla yang tidak akurat arah

kiblatnya?

Jawaban: Tentu kita menyarankan baik pada pengurus masjid tersebut atau

kepada masyarakat, kiranya kita berlapang hati untuk mengubah arah kiblat,

liarena makin hari bumi ini akon mengalami suatu perobahan yang akan

terjadi. Seperti halnya pergeseran lempengan bumi serta perputarannya yang

7.

8.

Page 115: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

kurang pas karena ugianya yang sudah tua. Kita berikan p.engertian pada

masyarakat agar merekn paham dan tidak hanya ikut-ikutan dalam hal kiblat

ini.

10. Ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatura No. 05 Tahun

2010 bahwa arah kiblat bagi umat Islam di Indonesia yang sebelumnya

disebutkan menghadap Barat kini direvisi menjadi ke arah Barat Laut,

tindakan apayangdilakukan KUA Payakumbuh Utara menyikapi hal ini?

Jawaban: Memang setelahfatwa MUI No. a5 Tahun 2010 dikeluarkan, BHR

propinsi melalui Kanwil sibuk-sibulorya mengadai,kan orientasi hisab rulEat.

Jadi atas dasar itulah BHR kota dibentuk dan menurunkan surat ke

masyaralrat atau pengurus masjidnya melalu pengurus di KUA.

ll.Jika ada ketidak tepatan arah kiblat masjid atau mushalla di kecamatan

Payakumbuh Utara, apakah penyebab dari ketidak tepatan arah kiblat

tersebut?

Jawaban: Penyebab ketidak tepatan arah kiblat diantaranya karena ilmu

hisab rulgtat ini sampoi kepada masyarakat baru-baru ini, sementarq rata-

rata masjid yang ada di Payahtmbuh Utara ini merupakan bangunan loma,

'Serta penetapan arah kiblat yang hanya dilakukan secqra kira-kira. Seperti

hanya melihat pada arah matahari terbenam saja.

12.Bagwmana tindakan masyarakat jika terjadi perubahan atau pergeseran shaf di

masjid atau mushalla di wilayah kecamatan Payakumbuh Utara?

Jawaban: Kalau yang meltggeser arah kiblat ini adalah buya atau sesepuh

yang ada di wilayah tersebut maka mereka menerima saja, namun kalau kita

ltang langsung memberitahu kepada mereka, makn disini bisa timbul pro

Page 116: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

MAGAMAKA}'ITORIJRUSNAGAMATECAMATANPAYAKMBIIHITTARA

lalan RA Kartini No.7 Kelurahan Padang Kaduduk Kota Payakumbuh Pos 26218 Telp : 90886

SURAT KETERANGANKk.03. 14.3/P\M.01/oe1 DA|S

yang bertanda tangan dibawah ini kepala kantor urusan agama kecamatan payakumbuh

utara kota payakumbuh menerangkan bahwa :

Nama :D&*ie+Alfartqi

Tempat/ Tanggal Lahir : Payakumbuh/ 2l Ianr;ert'. 1992

NomorPokok :1111044100065

adalah benar telah melakukan penelitian di Kantor Urusan Agama Kecamatan Payakumbuh

Utara Kota Payakumbuh, berdasarkan surat dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik

Kota Payakumbuh nomor : B.200/057/I(esbang-Pol/Il-2015 tanggal 24 Februari 2015,

Rekomerdasi Tefttaftg lzfut Melaksanat*an Fenelitian detgan nfuan ffituk ketengkapan data

dalam menyusun skripsi dengan judul "Akurasi Arah Kiblat Masjid Ilan Mushalla Di

Wilayah Kecamatan Payakumbuh Utara" dari tanggal24 Februari sld24 Mei 2015.

Demikianlah surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaiuiana

mestinya.

uhlL Februari 2015

rirS.Ag

{,ffi

970111 8200003 1001

Page 117: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

ST]RAT KETERANGAIY

Kami yang bertanda tangan di bawah ini pengurus masjid Baiturrahim

kelurahan Padang Kaduduk:

: N. Dt. BosaNan Pandak

Pendidikan Teralfiir : Sl

Pekerjaan : PNS

Menerangkan bahwa narna di bawah ini:

Daniel Alfaruqi

I I I 1044100065

Peradilan Agama/VIII

Syariah dan Hukum

{.IIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah selesai melaksanakan penelitian lapangan guna menyelesaikan

skipsi yang berjudul "AI(URASf rlP-{H KIBLAT MAS.ID DAni

MUSHALLA DI WILAYAII KECAMATAI\I PAYAKUMBUH UTARA'.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipeqgunakan

sebagaimana mestinya.

Nama

NomorPokok

Jurusan/Semester

Fakultas

Payakumbuh,28

ffi

Page 118: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

i.

SURAT KETERANGAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini pengurus masjid Al-

Mirtawahidah kelurahan Talawi :

Nama :Nurkausar, S.Pd.

Pendidikan Terakhir : S1

Pekerjaan : PNS

Menerangkan bahwa nama di bawah ini:

Daniel Alfaruqi

1 I I 1044100065

Peradilan Agama/VIII

Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

! Telah selesai melaksanakan penelitian lapangan guna menyelesaikan

skripsi yang berjudul "AI(URASI ARAII KIBLAT MASJID DAN

MUSIIALLA DI WILAYAII KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA''.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Payakumbuh, 6 Maret 2015

Nama

Nomor Pokok

Jurusan/Semester

Fakultas

ffiR

Page 119: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

S.URAT KEIERANGAN

Karti yang bertandatangan di bawatr ini pengurus masjid Al-Muttaqin

keluratran Cubadak Air:

Nama : Aljufri

Pendidikan Tera**dr : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Meneraogkan bahwanama di bawah ini:

Daniel Alfaruqi

111109100065

Peradilan AgarnaA/III

Syariah danHuhrm

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah selesai melaksanakan penelitian lapangan gurn menyelesaikan

slripsi yang berjudul *AKTURASI ARAII KIBLAT MAS.ID DAnf

MUSHALLA I}I WILAYAII KECAMATAN PAYAKUMBTIE UTARA'.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat diperguakan

sebagaimanamestinya.

Payakumbuh" 25 Februari 2015

Al'Muttaqitr

Nama

Nomor Pokok

Jurusan/Semester

Fakultas

#-\,{"f;tt{-\s$e

Page 120: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

f-I

Nama

NomorPokok

Jurusan/Semester

Fakultas

ST'RAT KETERANGAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini pengurus masjid Syuhada'

keluralran Balai Jaring:

Nama : Doni PuEa

Pendidikan Teral&ir : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Menerangkan bahwa nama di bawah ini:

Daniel Alfaruqi

I I I 1044100065

Peradilan Agama/VI[

SyariahdanHukum

UIN Syarif Hidayatultah Jakafia

Telah selesai melaksanakan pe,lrelitian lapangan guu menyelesaikan

skripsi yaog berjudul 'AKURASI ARAH KIBLAT MAStrID DAI\[

MUSHALLA DI WILAYAH KECAMATAN PAYAKT}MBTIH UTARA'.

Demikiao surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan

sebagaimanamestinya.

26 Februari 2015

Syuhada'

Page 121: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

ST'RAT KETERANGAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini pengrrus masjid Al-Muqarrabin

kelurahan Bunian:

Nama : H. Firdaus

Pendidikan Terak&ir : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Menerangkan bahwa narna di bawah ini:

Daniel Alfaruqi

1111044100065

Peradilan Agama/Vll

Syariah danHukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah selesai melaksanakan penelitian lapangan guna menyelesaikan

skripsi yang berjudul .'AKURASI ARAII KIBLAT MA$IID DAnt

MUSHALLA DI WILAYAII KECAIUATAN PAYAKT}MBUII UTARA'.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat

sebagaimana mestinya.

Nama

Nomor Pokok

Jurusan/Semester

Fakultas

Page 122: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

ST]RAT KETERANGAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini pengurus mushalla Darut Hikmah

keluratran Cubadak Air:

Nama : Dt. BosaNan Panjang

Pendidikan Terakhir : D3

Pekerjaan : THL/TBPP

Menerangkan bahwa rulma di bawah ini:

Daniel Alfaruqi

1 1 I 1044100065

Peradilan Agama/VIII

Syariatr dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah selesai melaksanakan penelitian lapangan guna menyelesaikan

skripsi yang berjudul 6.AI(IRASI ARAII KIBLAT MASJID DAN

MUSHALLA DI WILAYAH KECAMATAIT PAYAKUMBUII UTARA'.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Payakumbuh, 20 Februari 201 5

Ketua Mushalla Darul Hikmah

Nama

Nomor Pokok

Jurusan/Semester

Fakultas

w*"#

Page 123: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

ST'RAT KETERANGAI\I

Kami yang b€rtandatangan di bawah ini pengurus mushalla Pandarn

keltralran Balai Gadang:

Nama : H. Syafri D

Pendidikan Terakhir : SLTA

Pekerjaan : Pensiun PNS

Menerangkan bahwa fflma di bawah ini:

Daniel Alfaruqi

1111M4100065

Peradilan Agama/VIII

Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah selesai melaksanakan penelitian lapangan guna meoyelesaikan

skripsi yang berjudul 'rAKURASI ARAH KIBLAT MAS.ID DAI{

MUSHALLA DI WILAYAH KECAMATAN PAYAKUMBUII UTARA'.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergmakan

sebagaimana mestinya.

Payakumbuh, 16 Februari 2015

Mushalla Pandam

Nama

Nomor Pokok

Jurusan/Semester

Fakultas

r6F:v'A;

Page 124: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

SI]RAT KETERANGAI\I

. Kami yang bertanda tangan di bawah ini pengurus mushalla Pandam

kelurahan Balai Gadang:

Nama : H. Syafri D

Pendidikan Terakhir : SLTA

Pekerjaan : Pensiun PNS

Menerangkan batrwa nama di bawah ini:

Daniel Alfanrqi

I I l 1044100065

Peradilan Agama/VI[

Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah selesai melaksanakan penelitian lapangan guna menyelesaikan

skripsi yang berjudul '6AKURASI ARAH KIBLAT MASJID DAN

MUSIIALLA DI WILAYAH KECAMATAN PAYAKT'MBIIII UTARA'.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Payakumbuh, 16 Februari 2015

Mushalla Pandarr

Nama

Nomor Pokok

Jurusan/Semester

Fakultas

Page 125: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

Gr]' i'

t,

Daftar Deklinasi Pokok

Tanggal Deklinasi Matahari Tanggal

22 Desember

21. |anuari

8 Pebruari

23 Pebruari

8 Maret

2l Maret

a April

15 April

l mei

'23Mei

21luni

-23e30',

- za"

- 150

- 100

-5"0"

5o

100

15"

20"

23030',

22Desember

22 Nopember

3 Nopember

20 Oktober

6 Oktober

23 September

10 September

28 September

12 Agustus

24Iuli

21Juni

{sepaetl - lB.-n-

ffi;;wlU,*,Af /

FiS.5s.Gambar 17. Gerak semu matahari selama satu tahun

Page 126: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

-

ARAH KIBLAT

@l#'i'taFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Nomor:05 Tahun 2010

Tentang -

ARAH KIBLAT

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia setelah

MENIMBANG: A.

c.

MENGINGAT: 1.

bahwa dalam rangka memberikan pedoman kepada

masyarakat tentang arah kiblat, Majelis Ulama Indonesia

menetapkan Fatwa Nomor 3 Tahun 2010 tentang Kiblat,

yang pada bagian Ketentuan Hukum Nomor 3 disebutkan:

"Letak geografis Indonesia yang berada di bagian timurKabah/Mekkah maka kiblat umat Islam Indonesia adalah

menghadap ke arah barat";

bahwa terhadap diktum fatwa tersebut muncul pertanyaan

di masyarakat, yang bisa menimbulkan kesimpangsiuran

penafsiran serta pertanyaan mengenai keabsahan shalat yang

arah kiblatnya menghadap ke barat laut;

bahwa oleh karena itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia

memandang perlu menetapkan fatwa tentang arah kiblat

untuk dijadikan pedoman bagi masyarakat.

Firman Allah SWT:

f;jic

1

Page 127: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

{i

-,,*5 at'j.St

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA SEJAK 1975

"sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke

langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke

kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah

Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah

mukamuke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi

dan Nasrani) yang diberi At kitab (Taurat dan lnjil) memang

mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah

benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari

apa yang mereka kerjakan". (QS. Al-Baqarah [2] : 144)

Firman Allah SWT:

"**i ,L, u&i ji,;; C- ot3;k& J*ii,c'r"1iufi

"Dan dari mana sajakamukeluar (datang), Maka Palingkanlah

wajahmu ke arah Masjidil haram, Sesungguhnya ketentuan

itu bena*rbenar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah

sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu keriakan". (QS.

Al-Baqarah [21 : Iag)

Firman Allah SWT:

i* t *;lAi 9-ii'fuo<+:i?,-*"*bi

"Dan rJari mana saja kamu (keluar), Maka Palingkanlah

wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saia kamu

(sekalian) berada, Maka Palingkanlah wajahmu ke arahnya,

agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali

orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah

kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja).

dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya

kamu mendapat petunjuk". (QS. Al-Baqarah [2]: 150).

3.

Page 128: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

BIDANG IBADAH

4. Firman Allah SWT :

[-s u :-] t jii

Lb'Dan lcepunyaan Alhh-hh timur dan barat, Maka kemanapun

kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah

Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.l (QS. Al-Baqarah [2] : 115)

Firman Allah SWT:

a* J* c:

"+Ai brxr $;"fi *i'e:;;

'9W'o; ;ti a1o39e

4 :fl'; i 4i=.1tia;iei;{1i r;r;eiyuiitUG

'*di *s u"r;i"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan lihad yang

sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-

kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu

kesempitan. (ikutilah) agama orang tuamu lbrahim. Dia(Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim

dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya

Rasul itu menjadi salcsi atas dirimu dan supaya kamu semua

menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah shalat,

tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah.

Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung

dan sebaik- baik penolong". (QS. Al-Hajj [22] :78)

Hadis Nabi SAW:

-Lj cl" ,l' *i- -'et J*; tl lv ,* 4t i;; J$ ,$; f,

€'.,C'; t5; , it e" G-k- St , qk *ti aci'c.iiir -(d--, €,L-Jl ol-1., ) {< '..J!;jtt ,y > Sut ;9r k ,g, iS t

Page 129: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

7.

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA SEJAK 'I975

Dari Atho, ia berkata: aku mendengar Ibnu Abbas berkata:

setelah Rasulullah SAW masuk ke Ka'bah beliau berdoa

pada setiap sudutnya dan beliau tidak shalat (di dalamnya)

sampai beliau keluar Ka'bah. Setelah beliau keluar Ka'bah,

beliau lalu shalat dua rakalat di hadapan Ka'bah. Rasulullah

SAW latu bersabda : "inilah kiblaf'. (HR Imam Bukhari dan

Imam Muslim)

Hadis Nabi SAW:

u -3t 4itt 1r"*r >> - d-t +p ir * - Ut lui;} ;'t5(qj*)l ot5r7

Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda:" Menghadaplah kiblat, kemudi an b er t akb irlah (t akb iratulihram)" (HR. Imam Bukhari)

Hadis Nabi SAW:

t>G ,;. u$ q iv',1 it ,f )Q: / *tt * i *u! r- *:4" ir -b - {t Jy:'ol ,S* ?1 "J;e \t :? #tukj o*" ,'"o13jr',#"Lf 'rf ii ,"^Ut & Jit i

((JJr-Jl ,t2r1 *rp| .lryt ;trrlrrit;,v ffut J.r#;)Dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari lbrut Umar berkata:

ketika orang-orang sedang shalat shubuh di Masjid Quba,tiba-tiba datang seseorang berkata bahwa Rasulullah SAW

tadi malam menerima wahyu dan diperintahkan untukmenghadap Ka'bah. Mereka lalu mengubah arah (shalat),

yang ketika itu menghadap ke arah Syam (baitul maqdis),

ke arah kiblat (masjidil haram). (HR. Imam Bukhari)

Hadis Nabi SAW:

tf .- ar dt - ;;-; ,si *|slit .)-":. Gi J b- tA ,)P - *:+ro .ilr .b - #, J;)i'"i*t ,-r; >Lr'

-1. - $t JJ.1,'iivt * p;* i , ji ),*rt rrtj. u'5i'f Uy'V q'rt ifrt'qe, > - d-: +J, ir

8.

9.

Page 130: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

r-

BIDANG IBADAH

10.

Dari Sa'id ibn Sa'id al-Maqburi dari Abu Hurairah RA

bahwa ada seoro.ng laki-laki masuk ke masjid kemudian ia

shalat dan saat itu ada Rasulullah sedang duduk di salah

satu sudut masjid. Setelah shalat orang itu mendatangi Rasul

dan memberi salam kepada beliau. Rasul lalu menjawab :

"Wa blaika al-salam, kembalilah/ulangilah shalatmu karena

sesungguhnya kamu belum shalat". Laki-laki itu kemudian

mengulangi shalatnya dan kembali mendatangi Rasul serta

memberi salam kepada beliau. Rasul menjawab salam dan

berkata : "ulangi kembali shalatmu karena kamu belum

shalat". Kemudian laki-laki itu berkata di pengulangan shaiat

yang kedua atau sesudahnya : 'Ajarilah aku wahai Rasulullah"

Rasulullah menjawab : "Apabila engkau akan menunuikan

shalat maka sempurnakanlah wudlu, menghadaplah kiblatlalu bertakbirlah (takbiratul ihram), kemudian bacalah apa

yang mudah bagimu dari ayat-ayat al-Qur'an, lalu ruku'lah

dengan thumahinah, lalu berdiri dengan sempurna,lalu sujud

dengan thumahinah, lalu duduk dengan thuma'ninah, lalu

sujud dengan thuma'ninah, kemudian bangun dan duduk

dengan tlruma'ninah. Makalakukanlah seperti itu pada setiap

shalat kamu" (HR. Imam Bukhari)

Hadis Nabi SAW:

;ret-:JE -l*:qr"nr J.-d' ...,i .r".lt qpt;tfoi'jp(,jj,.Jl ol;r) .41i ,rriltl A,::Jt

Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda :'Arahantara Timur dan Barat adalah Kiblat", (HR. Imam al-

Turmudzi)

Page 131: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

r--

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA SEJAK 1975

I l. Hadis Nabi SAW:

: Jtt - &; qf" &l J* -,Jr .ri rg,,F ;l oo ,tbo o"

^ij 1r;r J (fl/l J"sY aL; -r:Jr I r.r--Jl Jr! 4jj .;t.€l a Vsbs k rb g ;,)t $! .

Dari Atho dari lbnu Abbas bahwa Nabi SAW bersabda:

"Ka'bah adalah kiblat bagi orang yang shalat di masjidil

haram, dan masjidil haram adalah kiblat bagi penduduk

yang tinggal di tanah haram (mekkah), dan tanah haram

(mekkah) ada kiblat bagi penduduk bumi di timurnya dan

di baratnya dari umatku".

Pendapat Imam Ala al-Din al-Kasani al-Hanafi dalam Kitab

Badai' Shanai'fi Tartib al-Syarai' :

dlr .a= iov otS ri Jr;:-"} ;*(rru r,t^f J! r.! .,I;) of*Ir .ri

Jp a.KJt i-r-oL:, Jr- .3 .,tf.,! .ijJr Jl *lt * .-l rrru .rr-f

P WGr- CtS,rt6- .i,ir V ,y sK i6* g;i+,i t-€r.e

ijE;*ci;r1:ir-; rl .;+l k--- 'e Jt*y,

of,9 .JJJi .--*., (l-$'e Jl o-ll 4y *s C: t,!rli"ea;;

\r--ajit.-r1}l ,.fJ kd* Jl oll 4e,r1- a-ir r,' i;u cr<

;t1i3...,-Jl .rl, \*r -r;s.k.:r J!) ,taJc ajuJl c,lrt")l.,

.rd\ ,\s) tJ. u4t-:", uV J-* g2 t61\)\1.J*F,

'Sesungguhnya bagi orang yang shalat tidak boleh kosong/

lepas, apakah ia mampu atau tidak, untuk menghadap

kiblat. Apabiia ia mampu maka wajib baginya menghadap

kiblat, jika ia dapat menyaksikannya (Ka'bah) maka ia harus

menghadap kepada <ainul Ka'bah ataukepada arah dari arah

kiblat. Iika ia tidak menghadap salah satunya maka itu tidak

diperbolehkan, sebagaimana firman Allah "...dan dimana

saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya...".

Dan dalam keadaan yang memungkinkan menghadap tepat

ke'ainul Ka'bah maka wajib dilakukan. Namun jika ghaib

MEMPERHATIKAN:l.

Page 132: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

BIDANG IBADAH

(tidak dapat melihat Ka'bah) maka waiib menghadap ke arah

Ka'bah (jihatul Ka'bah) ...!'

Pendapat Imam al-Qurtubi dalam Kitab Jami' al-Ahkam

Al-Qur'an:

JLi a- .-(j-i 1'o+l ri;lt .1t,;' -1 -,,/uJrl ,f } J, lJiL*l J

Y tl..a-J<J c!.i+".a -fs (r otY.r),JJ,Jr;,1r Ju .Jj!t,

:r-r"i a),U.I g".-dt )^t .i4*\ JU ;,. pa- t .41 ,j*-.;=l*tr c 4rtgjJr;ilr cl : Jrlt

'beQii';l Jr-; -JrJ ,rTrilt.l q .,r,'tlt cl : ..)gr

ef si o; ,y ,.et\t ,t ,?.d.? [eri "rqi ,.*ii.t ,.;F 'e;ijij';1

it'"rl ut LU ,! grJ' .lrrLjr -, *rr, l-f":-l eL.LJl rll : .JUt

.c-)t ;s"Mereka berbeda pendapat apakah waiib bagi si ghaib

(orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka'bah) untuk

menghadap tepat ke bangunan Ka'bah (hinul Ka'bah) atau ke

arah Ka'bah (jihatul Ka'bah) ? sebagian berpendaiat pertama

(yaitu, menghadap binul Ka'bah). Berkata lbnu Arabi (W. 543

H) : pendapat ini adalah lemah karena membebani orang yang

tidak dapat shalat dengan menghadap tepat ainul Ka'bah.

Sebagian lain berpendapat cukup menghadap arah Ka'bah

(jihatul Ka'bah). Pendapat terakhir inilah yangbenar, dengan

tiga alasan : (1) Bahwa hal inilah yang memungkinkan bagi

ketentuan sebuah taklif (pembebanan hukum). (2) bahwa

hal initah yang diperintahkan oleh Al-Qur'an dalam ayat

,r/t .r-JrrL-:, A4-) J9 (Maka Palingkanlah wajahmu ke

arah Masjidil haram) yakni belahan bumi di timur dan

barat , p: fur: t)i (Palingkanlah mukamu ke arahnya).

(3) bahwa para ulama berhujjah dengan (kebolehan)

shalat dengan shaf yang panjang, yang sangat lemah (kecil

kemungkinan) dapat menghadap tepat ke bangunan Ka'bah

(hinul Ka'bah);'

Page 133: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

a-

HIMPUNAN FATWA MA]ELIS ULAMA INDONESIA SEJAK 1975

3. Pendapat Imam al-Syirazi dalam kirab al-Muhadzdzab:

Jtt ,)p -,f,)-rlt i * ,j Jt( d!r- c, p: :)): ;.r d "( I Ot,

,-^---rlr.1 kir- Jl ljr* d.r) r,qJ,;11 4L J.ra:-r -;K, ;f VV, . t.,

iFt;-rl:tS:Jr ; "irr .1u r.r.r, .1\)ts Jl4r.r rJrr

.t-.rlr 3 I ut< r+:* oi ot ,:Ki ,@'o:'4-

.,"ri *) .r c) ;4.jl z".Vlw;t" :1!l .f JE :b\gt4+g 131

.i-+ll )^ e$t oi gJ.t ,J;: v glb1.q$t *Jt a?t-r! {,jJ al+Jt

U re "r! ;} tr J4Jl .D'4 c--*, I aJr f d]lt i,tt , d!,,rdl

.y el"Jika sama sekali ia tidak memiliki petunjuk apa pun,

maka dilihat maslahatnya. Iika ia termasuk orang yang

mengetahui tanda-tanda atau Petunjuk kiblat, maka meskipun

ia tida dapat melihat Ka'bah, ia tetap harus berijtihad

untuk mengetahui kiblat. Karena ia memiliki cara untuk

mengetahuinya melalui keberadaan matahari, bulan, gunung,

dan angin, karena Allah SWT berfirman:

,€:ro:r+e #L;r'y:*t;,"Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan

dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat Petunjuk".(QS An-Nahl: 16)

Dengan begitu, ia berhak berijtihad (dalam menentukan

letak Ka'bah) seperti orang yang faham tentang .fenomenaalam. Ivlengenai kewajibannya, ada dua pendapat. Dalam

kitab ul-Urnm, ImAm al-Syaf i berkata: "Yang wajib dalam

berkiblat adclah menghadap secara tepat ke bangunan Ka'bah.

Karena orang yang diwajibkan untuk menghadap kibalt, ia

wajib menghadap ke bangunan Ka'bah, seperti halnya orang

Mekkahj' Sedangkan teks yang jelas yang dikutip oleh Imam

al-Muzanni (murid Imam al-Syaf i) dari Imam al-Syaf imengatakan bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah

Ka'bah (jihat al-Ka'bah). Karena, seandainya yang wajib itu

adalah menghadap kepada bangunan Ka'bah secara fisik,

Page 134: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

r-)'

BIDANG IBADAH

maka shalat jamaah yang shafnya memanjang adalah tidak

sah, sebab di antara mereka terdapat ora.ng yang menghadap

ke arah di luar dari bangunan Ka'bah."

4. Pendapat Ibnu Qudamah al-Hanbali :

."alj *.,i1t1 .ry'If .x U" : - *: rb it ,rt- - qpjJl Ji (r.:JJ

L,0+ l- e* ,l olrlbl .6*.,. ir* t-rJ- :)$1 cg;L)l oly

..i-'ajr J"6i i).e c=.e U .JFJI \Wt .rb)l 0t' , c!9 ..I.ic6.t*11 aS d)U:-i JJrt-:, i^3 ;)l- \1 ti*. b & .YtAl

e : J, dli .b_/+ Yl.i"aJl J* e q4t Jt o*ja bi jr* ) r;p

.)ti *lr;-t6" t i ...i-zJl ,rU- C 6-.1 Lii.: l,:li .g;itll6*1 {,Jl

*Dan bagi kita adalah sabda Nabi sAW ,f:rt:*',irt #rt,

dan barat adalah kibla{'(HR. Imam at-Tarmidzi), menurut

sebuah pendapat hadist ini adalah hasan shahih. Yang jelas

bahwa arah antara keduanya adalah kiblat karena jika yang

diwajibkan adalah menghadap tepat ke bangunan Ka'bah

('ainul Ka'bah) maka tidaklah sah shalat orang dengan shaf

yang panjang..."

1. Makalah Drs. KH. A. Ghazalie Masroeri tentang 'Arah Qiblat dari Indonesia"

dan "Posisi Arah Barat Indonesia" dalam Rapat Komisi Fatwa MUI tanggal I

|uli 2010;

2. Pandangan dan pendapat rapat Komisi Fatwa MUI pada hari Senin tanggal 1

Februari 2010 dan 1 ]uli 2010.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN: FATWA TENTANG ARAH KIBLAT

Pertama: Ketentuan Hukum

1. Kiblat bagi orang yang shalat dan dapat melihat Ka'bah adalah menghadap ke

bangunan Kabah ('ainul Ka'bah).

2. Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Kabah adalah arah

Ka'bah (jihat al-Ka' b ah)

Page 135: DANIEL ALFARUQI-FSH.pdf

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA SEJI\K 1975

3. Kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke barat laut dengan posisi

bervariasi sesuai dengan letak kawasan masing-masing'

Kedua: Rekomendasi

Bangunan masjid/mushola yang tidak tepat arah kiblatnya, perlu ditata ulang shafnYa *

tanpa membongkar bangunannYa - DitetaPkan di : lakarta

Tanggal: 18 Raiab 1431 H

1 luli'2010 M

MAJELIS ULAMA INDONESIA

KOMISI FATWA

Ketua

DR. KH. Anwar lbrahim

Sekretaris

ttd

D.rs., H. I{asanuddin, M.Ag

i!ij

iI