bentuk2 komunikasi konseling

26
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI DALAM KONSELING MAKALAH Disusun Oleh Kelompok 11: Ade Euis Nurfaijah 07140100267 Lilis Novita Sari 07140100271 Merry Martania 07140100272 Churnia Dhamayria 07140100273 PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

description

konseling

Transcript of bentuk2 komunikasi konseling

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI DALAM KONSELING

MAKALAH

Disusun Oleh Kelompok 11:Ade Euis Nurfaijah07140100267

Lilis Novita Sari07140100271

Merry Martania07140100272

Churnia Dhamayria07140100273

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJUTAHUN AJARAN 2015

2

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya serta hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul Bentuk-bentuk komunikasi dalam konseling.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

Jakarta, Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iBentuk-Bentuk Komunikasi Dalam Konseling1A. Komunikasi Verbal 1Simbol Pesan Verbal Dalam Komunikasi Kesehatan 4Contoh Komunikasi verbal 6B. Kominikasi Non Verbal 7Simbol Pesan Non Verbal Dalam Komunikasi Kesehatan 8Fungsi Pesan Non Verbal 11C. Implikasi Bentuk-Bentuk Komunikasi Dalam Konseling 12Contoh konseling kebidanan pada ibu melahirkan 12Bentuk-bentuk lain dari komunikasi 12Daftar Pustaka

ii

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI DALAM KONSELINGA. KOMUNIKASI VERBALKomunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan. Komunikasi kebahasaan dapat dijalin secara lisan atau kata-kata yang diucapkan (vokal), dan ditulis (visual). Bahasa dapat di definisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Simbol yang digunakan sebagai alat adalah kata yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional atau menguraikan objek observasi dan ingatan.Jenis komunikasi yang paling sering digunakan dalam pelayanan kebidanan dan keperawatan di rumah sakit adalah informasi verbal, terutama dalam percakapan tatap muka. Komunikasi ini terkait dengan penggunaan kata-kata atau tulisan. Bahasa dapat efektif jika pengirim pesan dan penerima pesan dapat mengerti pesan secara jelas, penambahan satu kata dapat mengubah arti kalimat. Seorang bidan sering kali menangani klien dari berbagai daerah yang berkomunikasi menggunakan bahasa daerahnya. Perbedaan bahasa ini biasanya dapat menimbulkan salah paham atau salah persepsi. Oleh karena itu, untuk membuat pesan menjadi jelas dan relevan, bidan harus menguasai teknik komunikasi verbal yang efektif. Karakteristik komunikasi verbal yang efektif adalah sebagai berikut:1. Jelas dan ringkas. Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek, dan langsung. Penggunaan contoh dapat membuat penjelasan lebih mudah dipahami. Ulangi bagian penting dari pesan yang sedang disampaikan. Penerima pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan di mana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana. Penggunaan kalimat katakan pada saya di mana rasa nyeri anda lebih baik daripada saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang Anda rasakan tidak enak.2. Perbendaharaan kata. Komunikasi tidak akan berhasil jika penerima pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan pengirim pesan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam kebidanan, keperawatan, dan kedokteran. Jika istilah teknis ini digunakan oleh bidan, klien menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengertioleh klien. Lebih baik jika bidan menggunakan kalimat coba ibu tidur telentang, sementara akan saya periksa kehamilan Ibu daripada menggunakan kalimat tidurlah, sementarasaya palpasi perut ibu.3. Arti denotatif dan konotatif. Suatu kata dapat mengandung beberapa arti. Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan fikiran, perasaan, atau ide yang terdapat dalam suatu kata.4. Intonasi. Bunyi suara pembicaraan dapat memengaruhi arti pesan. Kalimat sederhana, seperti Bagaimana keadaan Ibu? dapat diekspresikan dengan penuh perhatian, gembira, susah, dan lain-lain. Emosi seseorang secara langsung memengaruhi intonasi suaranya.5. Kecepatan berbicara. Keberhasaan komunikasi verbal dipengaruhi oleh kecepatan bicara. Bidan sebaiknya tidak bebicara terlalu cepat sehingga kata-kata menjadi tidak jelas. Bidan perlu menanyakan kepada klien apakah ia berbicara terlalu cepat atau terlalu lama.6. Humor. Dugan (1989) menyatakan bahwa tertawa membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres serta dapat meningkatkan keberhasilan bidan dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Namun, bidan perlu hati-hati agar tidak menggunakan humor untuk menutupi ketidakmampuannya dalam berkomunikasi dengan klien.Keterbatasan bahasa : a. Keterbatasaan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk mewakili tertentu : orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Sesuatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak.Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis, misalnya baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, dan sebagainya.b. Kata-kata bersifat ambigu dan konteksstualKata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata mempresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Kata berat yang mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam. Misalnya : tubuh orang itu berat, kepala saya berat, ujian itu berat, dosen itu memberikan sanksi yang berat kepada mahasiswanya yang menyontek.c. Kata-kata mengadung bias budaya.Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan sub budaya yang berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara sama. Konsekuensinya, dua orang yang berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman ketika mereka menggunakan kata yang sama.Misalnya kata awak untuk orang Minang adalah saya atau kita, sedangkan dalam bahasa Melayu (di Palembang dan Malaysia) berarti kamu.Komunikasi hanya terjadi bila kita memilki makna yang sama hanya terbentuk bila kita memilki makna yang sama. Pada gilirannya, makna yang sama hanaya terbentuk bila kita memiliki pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognitif disebut isomorfisme. Isomorfisme terjadi bila komunikan komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama, pendeknya mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada kenyataannya tidak adaa isomorfisme total.d. Percampuradukkan fakta, penafsiran, dan penilaian.Dalam berbahasa kita sering mencapuradukkan fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan kekeliruan persepsi.Contohnya : apa yang ada dalam pikiran kita ketika melhat seorang pria dewasa sedangkan membeleh kayu pada hari kerja pukul 10.00 pagi?. Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu sedang bekerja. Akan tetapi, jawaban sesungguhnya bergantung pada : Pertama, apa yang dimaksud bekerja?. Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk mencari nafkah?Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan tetap untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang bekerja. Akan tetapi, bila pekerjaan orang itu adalah sebagai dosen, yang pekerjaannya adalah membaca, berbicara, menulis, maka membelah kayu bakar dapat kita anggap bersantai baginya, sebagai selingan di antara jam-jam kerjanya.Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk lambang (verbal atau nonverbal). Proses ini lazim disebut penyandian (encoding). Bahasa adalah alat penyajian, tetapi alat yang tidak begitu baik (lihat keterbatasan bahasa di atas), untuk itu diperlukan kecermatan dalam berbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan kesalahpahaman.Simbol pesan verbal dalam komunikasi kesehatan Konsep komunikasi verbal tidak dapat dilepaskan dari ilmu bahasa atau linguistik. Dalam praktiknya, cara manusia berkomunikasi melalui bahasa yang secara formal dilakukan melalui bahasa lisan dan tulisan.a. Penggunaan bahasa secara pragmatisKetika menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, harus disadari bahwa ada perbedaan terletak pada aspek kepraktisan. Artinya, orang tidak terbiasa berbahasa lisan dengan mengikuti semua aturan tata bahasa indonesia. Bagi kita, berkomunikasi adalah membuat orang lain cepat mengerti, yang dalam istilah komunikasi memberikan makna yang sama atas apa yang kita ucapkan. Itulah aspek paragmatis suatu bahasa. Seseorang komunikator kesehatan harus memperhatikan kebiasaan dan kepraktisan bahasa dikalangan berbagai macam komunikan.

b. Variasi bahasaDalam berkomunikasi kesehatan, apalagi situasi antar budaya, harus memperhatikan beberapa variasi berbahasa yang bersumber pada :1. DialekDialek merupakan variasi penggunaan bahasa di suatu daerah bahasa.2. AksenAksen menunjukkan kekhasan tekanan dalam ucapan bahasa lisan.3. JargonJargon adalah sebuah unit kata-kata atau istilah yang dipertukarkan oleh mereka yang sama profesi atau pengalamannya. Contoh: istilah SKS hanya dapat dimergerti dikalangan dosen dan mahasiswa.4. ArgotArgot adalah bahasa khusus yang digunakan oleh suatu kelompok tertentu untuk mendefinisikan batas-batas kelompok mereka dengan orang lain. Di kalangan anak-anak sering menggunakan bahasa khusus yang hanya dimengerti di kalangan mereka. Contoh: kapan saya bisa datang ke rumah kamu?. ( Kaken saken deken keken ruken kaken?).c. Berbahasa pada saat yang tepatDalam berkomunikasi, terutama dalam situasi antar budaya, ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan. Menurut Oihowutun (1997) anda harus memperhatikan:1. Kapan orang berbicaraJika kita berkomunikasi antar budaya perlu diperhatikan bahwa ada kebiasaan (habits) budaya yang mengajarkan kepatutan kapan seseorang harus atau boleh berbicara. Orang Tior, Batak, Sulawesi, Amborn, Irian, mewarisi sikap kapan saja bicara, tanpa membedakan yang tua dan yang muda. Namun orang Jawa dan Sunda mengenal aturan atau kebiasaan kapan orang berbicara. Misalnya: yang lebih muda banyak mendengarkan daripada yang tua, yang tua berbicara lebih banyak dari pada yang muda.2. Apa yang dikatakan Laporan study Eades (1982) mengungkapkan bahwa orang Aborigin Australia tidak pernah mengajukan pertanyaan mengapa?. Suzanne Scolon (1982) mendapati orang Indiaan Athabaska jarang bertanya. Terdapat anggapan pertanyaan dianggap terlalu keras, karena menuntut jawaban.3. Kecepatan dan jedah berbicaraYang dimaksudkan dengan kecepatan dan jedah berbicara adalah peraturan kendali berbicara menyangkut tingkat kecepatan dan istirahat sejenak dalam berkomunikasi antara dua pihak.4. Hal memperhatikanKonsep ini berkaitan erat dengan gaze atau pandangan mata yang diperkenankan waktu berbicara bersama-sama. Orang Batak dan Timor biasanya berbicara sambil menatap mata dan wajah orang lain. Orang Jawa tidak mementingkan melihat, tetapi mendengarkan.5. Intonasi Masalah intonasi cukup berpengaruh dalam berbagai bahasa yang berbeda budaya. Oarang kadang di Lembata atau Flores memakia kata bua berarti melahirkan. Namun kata yang sama kalau ditekan pada huruf akhiran a bua (buaq), berarti berlayar.

d. Gaya bahasaGaya pesan menunjukkan variasi linguistik dalam penyampaian pesan dengan :1. Pengulangan2. Mudah dimengerti3. Perbendaharaan kata

Contoh komunikasi verbal :a. Seseorang yang bercakap-cakap melalui teleponb. Mendengarkan radioc. Membaca buku, majalah noveld. Menulis surat lamaran

B. KOMUNIKASI NON VERBALKomunikasi non verbal adalah komunikasi yanng tidak menggunakan bahasa lisan maupun tulisan, tetapi menggunakan bahasa kial, bahasa gambar dan bahasa singkat.Bahasa kial adalah bahasa yang menggunakan gerakan tangan atau tubuh sebagai isyarat atau bisa suatu perbuatan, gerakan tersebut mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi.Disebut juga bahasa tubuh, meliputi isyarat, pergerakan tubuh, dan penampilan fisik. Bidan perlu menyadari pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi karena isyarat nonverbal menambah arti terhadap pesan verbal. Bidan yang memersiapkan pesan nonverbal akan lebih mampu memahami dan mendeteksi kondisi klien serta menentukan kebutuhan asuhan yang tepat untuk klien.Komunikasi nonverbal dapat diamati pada karakteristik sebagai berikut.1. Penampilan fisikPenampilan seseorang meliputi karakteristik fisik dan cara berpakaian, dan perhiasan.2. Sikap tubuh dan cara berjalanMenggambarkan konsep diri, mood, dan kesehatan.3. Ekspresi wajahPerasaan marah,sedih, terkejut, santai , bahagia, jijik, dan bosan dapatdigambarkan melalui ekspresi wajah.4. Sentuhan Kasih sayang, dukungan emosional dan perhatian disampaikan melalui sentuhan.

Simbol pesan non verbal dalam komunikasi kesehatanMorris (1997) dan Liliweri (2007) membagi pesan non verbal sebagai berikut:a. KinestikKinestik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk bahasa isyarat tubuh dan anggota tubuh.1. GesturesGestures merupakan bahasa isyarat yang ditampilkan oleh gerakan tubuh atau sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna.2. Ekpresi wajahPesan fasial menggunakan air muka untuk menyapaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna, yaitu : kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyampaikan penelitian penelitian tentang wajah sebagai berikut:a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitian baik atau buruk.b. Wajah mengkomunikasikan berminat dan tak berminat pada orang laing atau lingkungan.c. Wajak mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi.d. Wajak mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri, dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.3. PosturalBerkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:a. Immediacy yaitu merupakan ungkapan kesukaan dan ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak berbicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif.b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, postur orang yang merendah.c. Responsiveness, individu dapat beraksi secara emosinal pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.4. Kontak mataKontak mata merupakan simbol non verbal yang sangat penting dalam beberapa kebudayaan namun tidak penting bagi budaya lain.

b. ProksemikProksemik bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh ruang, waktu, dan jarak antara individu dengan orang lain waktu berkomunikasi atau individu dengan objek. Proksemik dibagi menjadi dua, yaitu:1. Proksemik jarakProksemik jarak merupakan bahasa jarak sebagai simbol komunikasi yang paling sensitif. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakrabaan kita dengan orang lain.2. Proksemik ruangDalam kasus proksemik ruang, berikut ini beberapa contoh di mana kita dapat menginterprestasikan maknanya, yakni:a. Ukuran ruangb. Hawa atau udara dalam ruangc. Warnad. Pencahayaan e. Jangkauan ruang

3. Proksemik waktuMeliputi penggunaan waktu untuk berkomunikasi secara non verbal. Waktu menggambarkan suatu peristiwa yang dapat memberikan makna tertentu, maksudnya dan tujuan tertentu.c. Haptik Haptik sering disebut zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak di antara dua orang waktu berkomunikasi. Ahli komunikasi non verbal yang mengatakan haptik sama dengan menepuk-nepuk, meraba-raba, memegang, mengelus, dan mencubit.d. ParalinguistikParalinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga bermanfaat kalau kita hendak menginterprestasikan simbol verbal. Pesan non verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Suatu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Coontoh: orang Jawa tidak mengungkapkan kemarahan dnegan suara keras. Mengkritik orang biasanya tidak diungkapkan secara berlangsung, tetapi dnegan anekdot.e. ArtifakArtifak dalam komunikasi non verbal dimaksudkan dengan berbagai benda material di sekitar kita, dan bagaimana cara benda-benda itu digunakan untuk menampilkan pesan tatkala dipergunakaan. Diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Contoh: Sepeda motor, mobil, kulkas, komputer, dan lain-lain mungkin hanya sekedar benda. Namun dalam situasi sosial tertentu, benda-benda tersebut memberi pesan pada orang lain. Kita dapat menduga status sosial seseorang dari benda-benda yang mereka gunakan.f. Logo dan warnaPeran warna mempunyai arti penting karena: warna berkaitan dengan kepribadian, berkaitan dengan faktor-faktor kepribadian, da lain-lain.g. Tampilan fisik tubuhTipe tubuh merupakan cap atau warna yang kita berikan kepada orang tersebut. Salah satu keutamaan pesan atau informasi kesehatan adalah persuatif, artinya bagaimana merancang pesan sedemikan rupa sehingga mampu mempengaruhi orang lain agar dapat mengetahui informasi, menikmati informasi, memutuskan untuk membeli atau menolak informasi dari sumber informasi.

Fungsi pesan nonverbal.Mark L. Knapp dalam buku psikologi komunikasi oleh jalalludin (2005), menyebut lima fungsi pesan non verbal yang dihubungkan dengan pesan verbal :a. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.b. Substitusi, yaitu menggatikan lambang lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk anggukkan kepala.c. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda memuji prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata Hebat, kau memang hebat.d. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makana pesan non verbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kat kata.e. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

C. IMPLIKASI BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI DALAM KONSELINGContoh konseling kebidanan pada ibu melahirkan :1. Menjalin hubungan yang baik dengan klien : Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.2. Kehadiran : Bidan memberikan pendampingan klien yang bersalin di fokuskan secara fisik dan psikologi. Kehadiran bidan di saat itu merupakan bentuk komunikasi non verbal.3. Mendengarkan : bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.4. Sentuhan : sentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan membantu relaksasi.5. Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan : memberikan rasa percaya diri pada klien bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan.6. Memandu persalinan : menganjurkan pada klien untuk meneran saat his berlangsung.7. Mengadakan kontak fisik dengan klien : mengelap keringat, mengipasi, memeluk pasien, menggosok punggung klien.8. Memberikan pujian pada klien atas usaha yang telah dilakukan : Bidan mengatakan Bagus,Bu. Pintar sekali menerannya.9. Memberikan ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan mengatakan berbahagia. Bentuk-bentuk lain dari komunikasi :a. Komunikasi massaKomunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa adalah sekumpulan orang-orang yang hubungan antarsosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Komunikasi massa sangat efisien karena menjangkau daerah yang luas atau audiensi yang praktis tidak terbatas, namun komunikasi massa kurang efektif dalam pembentukan sifat persona karena komunikasi massa tidak dapat langsung diterima oleh massa,tetapi melalui opinion leader ; ialah yang kemudian menerjemahkan apa yang disampaikan dalam komunikasi massa itu kepada komunikan.b. Komunikasi interpersonalProses komunikasi yang terjadi dalam diri seorang, berupa pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf.Contoh : berpikir, merenung, menggambarkan, menulis sesuatu dan lain-lain.c. Komunikasi intrapersonalKegiatan yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya.Contoh : Percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon dan lain-lain.d. Komunikasi kelompokKomunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu. Kelompok tertentu adalah suatu kumpulan manusia yang mempunyai antar dan antara hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan struktur yang nyata pula.Contoh komunikasi kelompok adalah ceramah, briefing, penyuluhan, indoktrinasi dan lai-lain. Komunikasi kelom[ok lebih efektif dalam pembentukan sikap persona daripada komunikasi massa, namun kurang efisien. Sebaliknya kurang efektif bila dibandingkan dengan komunikasi persona, tapi lebih efisien.

13

DAFTAR PUSTAKADalami, Ermawati dan Rochimah. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: CV Trans Info Media.Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.Tyastutu, Siti. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta: SalembaWulandari, Diah. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika Press.