Makalah Bentuk2 Evaluasi

21
BENTUK – BENTUK EVALUASI PENDIDIKAN Disusun oleh: 1. Hanip Hamdani 10110241020 2. Heru Setiawan 10110241021 3. Rachma Kusuma T. 10110241022 4. Wahyu N. 10110241023 5. Eka Rizki R. 10110241024 6. Risnawati 10110241025 PRODI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Transcript of Makalah Bentuk2 Evaluasi

Page 1: Makalah Bentuk2 Evaluasi

BENTUK – BENTUK EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun oleh:

1. Hanip Hamdani 10110241020

2. Heru Setiawan 10110241021

3. Rachma Kusuma T. 10110241022

4. Wahyu N. 10110241023

5. Eka Rizki R. 10110241024

6. Risnawati 10110241025

PRODI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

JURUSAN FILSAFAT SOSIOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

Page 2: Makalah Bentuk2 Evaluasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi dan evaluasi pendidikan?

2. Apa bentuk – bentuk evaluasi pendidikan?

Page 3: Makalah Bentuk2 Evaluasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation. Wand dan Brown

dalam (Wayan, 1986:1), evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses

untuk menetukan nilai pada sesuatu. Dari pengetian tersebut maka bisa

diartikan bahwa evaluasi adalah tindakan atau proses dalam menilai

sesuatu dalam dunia pendidikan apabila dikaitkan dalam bidang

pendidikan atau segala hal yang berhubungan dengan pendidikan. Definisi

lain dari evaluasi menurut Ralph Tyler dalam (Suharsimi 2009:3), evaluasi

merupakan proses pengumpulan data untuk menetukan sejauh mana,

dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.

Pengertian lebih luas mengenai evaluasi dikemukakan oleh Cronbach dan

Stufflebeam dalam (Suharsimi 2009:3), evaluasi bukan sekedar mengukur

sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.

Dari definisi – definisi tersebut dapat dipahami bahwa evaluasi adalah

suatu tindakan maupun proses melakukan penilaian terhadap data untuk

menetukan sejauh mana tujuan pendidikan sudah tercapai yang bisa

digunakan pula dalam membuat keputusan.

Page 4: Makalah Bentuk2 Evaluasi

B. Bentuk – bentuk Evaluasi Pendidikan

Evaluasi memiliki 4 bentuk:

1. Diagnostik

2. Formatif

3. Sumatif

4. Placement

Keempatnya memiliki peran yang berbeda, perbedaan tersebut bisa dilihat

dari 9 aspek yang bisa digunakan untuk membandingkan keempatnya.

Sembilan aspek tersebut, adalah: fungsi, waktu, titik berat atau

tekanannya, alat evaluasi, cara memilih tujuan yang dievaluasi, tingkat

kesulitan soal-soal tes, cara menyekor tingkat pencapaian, dan metode

menuliskan hasil tes (Suharsimi, 2009:44).

1. Tes Diagnostik

Tes diagnostik ialah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat

dilakukan pemberian perlakuan yang tepat (Suharsimi, 2009: 34).

Sesuai namanya yaitu tes diagnostik, tes ini bekerja untuk

mendiagnosa, hal yang didiagnosa adalah kelemahan yang dimiliki

siswanya dalam upaya memberikan bantuan dengan tepat. Sekolah

yang merupakan salah satu tempat berlangsungnya pendidikan yang

memiliki tujuan adanya perubahan atau sebagai tempat transformasi.

Dari hal tersebut tes diagnostik dapat digambarkan melalui sebuah

diagram:

1 2 3 4 Output

Input

Tes Diagnostik ke – 1, pelaksaan ini merupakan sebuah input untuk

mengetahui apakah calon siswa sudah menguasai pengetahuan dasar

guna menerima pengetahuan selanjutnya disekolah yang dituju. Tes ini

Page 5: Makalah Bentuk2 Evaluasi

bisa disebut sebagai tes penjajakan masuk. Pengetahuan dasar yang

diujikan adalah sebagai pengetahuan bahan prasyarat.

Tes Diagnostik ke – 2, dilakukan ketika jumlah siswa yang akan

memulai melaksanakan program sudah diketahui namun jumlahnya

tidak memungkinkan untuk semuanya berada pada satu ruang kelas.

Maka tes kedua ini akan memberikan gambaran kemampuan siswa

yang baik, sedang, atau kurang. Dengan adanya data tersebut bisa

diambil keputusan apakah satu kelas akan berisi anak yang

berkempuan baik semua atau akan disamaratakan dalam satu kelas ada

yang berkemampuan baik, sedang dan kurang. Hal ini akan

memberikan gambaran sebuah fungsi untuk menempatkan sama

halnya dengan tes penempatan (placement test).

Tes Diagnostik ke – 3, tes ini diberikan pada saat proses belajar

berlangsung. Guru harus memiliki anggapan bahwa kemampuan

semua siswa itu berbeda dalam menerima pelajaran yang diberikan.

Tidak semua bisa lancar dalam menerimanya, maka dengan

memberikan tes ini akan memperkecil kesenjangan kemampuan antara

setiap murid. Guru harus sering memeberikan tes ini untuk mengetahui

dengan tepat bagian mana dari bahan ajarnya yang kurang dikuasai dan

siswa mana saja yang tertinggal dari teman-temannya dalam

penguasaan bahan ajar yang diberikan.

Tes Diagnostik ke – 4, sama halnya dengan tahap ke-3 tes ini guna

mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar yang

diberikan namun pelaksanaannya pada saat akan mengakhiri pelajaran.

a. Fungsi tes diagnostic

1. Fungsi dari tes diagnostic bagi guru dan murid adalah untuk

mengetahui kelemahan siswa dalam belajar, sehigga dapat

dilakukan penanganan yang tepat.

2. Menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum.

Page 6: Makalah Bentuk2 Evaluasi

3. Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang

dipelajari.

4. Memisah-misahkan (mengelompokan) siswa berdasarkan

kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari.

5. Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk

menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau

memberikan bimbingan.

b. Waktu pelaksanaan tes

1. Pada waktu penyaringan calon siswa.

2. Pada waktu membagi kelas atau permulaan memberikan

pelajaran.

3. Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan

bantuan kepada siswa.

c. Alat evaluasi tes

1. Test prestasi belajar yang sudah distandardisasikan

2. Test diagnostic yang sudah di standardisasikan

3. Tes buatan guru

4. Pengamatan dan daftar cocok (check list)

d. Berat penilaian

1. Tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Faktor-faktor fisik, psikologis, dan lingkungan.

e. Alat evaluasi yang digunakan:

1. Tes prestasi belajar yang sudah distandarisasikan.

2. Tes diagnostik yang sudah distandarisasikan.

3. Tes buatan guru.

4. Pengamatan dan daftar cocok (check list).

f. Pemilihan tujuan yang akan dievaluasi:

1. Memilih tiap-tiap keterampilan prasyarat.

2. Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang.

3. Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental,

dan perasaan.

Page 7: Makalah Bentuk2 Evaluasi

g. Tingkat kesulitannya:

Tes diagnostik mengukur keterampilan dasar, diambil soal tes yang

mudah, yang tingkat kesulitannya (indeks kesukaran) 0,65 atau lebih.

h. Cara memberikan skoring

Cara skoring (memberikan skor) tes diagnostik menggunakan standard

mutlak dan standard relatif (criterion referenced and norm referenced).

i. Tingkat pencapaiannya :

Berhubung ada berbagai macam tes diagnostik, maka tingkat

pencapaian yang dituntut tidaklah sama. Untuk tes diagnostik yang

sifatnya memonitor kemajuan, tingkat pencapaian yang diperoleh

siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tindakan guru

selanjutnya adalah menyesuaikan dengan hasil tes diagnostik.

Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang sifatnya khusus fungsinya

adalah untuk mengetahui penguasaan bahan prasyarat yang sangat

penting untuk kelanjutan studi bagi pengetahuan berikutnya. Untuk ini

maka tingkat penguasanya ditunutut 100%.

j. Cara pencatatan hasil :

Tes diagnostik dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil.

2. Tes Formatif

Tes ini diberikan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk

setelah mengikuti proses pelaksanaan suatu program tertentu. Evaluasi

formatif atau tes formatif dilaksanakan pada akhir pelaksanaan suatu

program. Tes ini bisa disebut post-test atau tes akhir proses. Tes ini

memiliki manfaat bagi siswa, guru, maupun program itu sendiri.

Manfaat bagi siswa

a) Digunakan apakah siswa sudah menguasai semua bahan program

tersebut secara menyeluruh.

Page 8: Makalah Bentuk2 Evaluasi

b) Memberikan motivasi bagi siswa, siswa akan termotivasi dengan

hasil yang dicapai dengan skor tinggi beserta pengakuan dari guru

bahwa apa yang telah dia peroleh sudah benar. Perlakuan ini akan

memberika kesan pada siswa yang akan berdampak termotivasi

untuk lebih meningkatkan dengan giat belajar.

c) Dengan hasil yang diperoleh akan adanya tindakan perbaikan

sebagai umpan balik setelah melakukan tes. Siswa akan

mengetahui dengan sendirinya titik kelemahan yang dimiliki.

Manfaat bagi guru

a) Guru akan mengetahui sejauh mana bahan ajar yang telah dia

berikan dapat diterima oleh siswa. Ini akan memberikan keputusan

apakah perlu atau tidaknya perbaikan dalam strategi

pembelajarannya atau tetap dengan cara yang sama.

b) Mengetahui bagian-bagian dari materi ajarnya yang masih belum

dikuasai oleh siswa dengan baik. Ini memungkinkan bahwa akan

ada bgian yang merupakan bahan prasyarat untuk pelajaran lain

yang masih belum dikuasai dengan baik, maka bagian tersebut

harus kembali diterangakan bisa melaui cara atau media yang

berbeda. Apabila hal ini dibiarkan tanpa ada tindakan maka akan

mempersulit bahan ajaran selanjutnya, yang membutuhkan

pengetahuan dan pemahaman dari bahan ajar sebelumnya.

c) Bahan untuk memprediksi sukses atau tidaknya program yang

diberikan.

Manfaat bagi program

Menurut Suharsimi hasil tes formatif ini bisa digunakan untuk

mengetahui:

a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang

tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.

Page 9: Makalah Bentuk2 Evaluasi

b) Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan

prasyarat yang belum diperhitungkan.

c) Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi

hasil yang akan dicapai.

d) Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan

sudah tepat.

a. Fungsi tes formatif:

Tes formatif berfungsi sebagai umpan balik bagi siswa, guru,

maupun program untuk menilai pelaksanaan satu unit program.

b. Waktu pelaksanaan:

Tes formatif diadakan selama berlangsungnya pelajaran. Hal

ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan saat

pembelajaran, agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-

baiknya.

c. Titik berat penilaian :

Penilaian tes formatif menitik-beratkan penilaian pada tingkah

laku kognitif peserta didik.

d. Alat evaluasi :

Dalam tes formatif menggunakan alat evaluasi berupa prestasi

belajar yang tersusun secara baik.

e. Cara memilih tujuan yang dievaluasi :

Mengukur semua tujuan instruksional khusus.

f. Tingkat kesulitan tes :

Belum dapat ditentukan. Sesuai dengan materi yang diajarkan

oleh guru.

g. Cara memberikan skor :

Menggunakan standar mutlak (criterion referenced), contohnya

seperti KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

h. Tingkat pencapaian:

Page 10: Makalah Bentuk2 Evaluasi

Ditinjau dari tujuan, tes formatif digunakan untuk mengetahui

apakah siswa sudah mencapai tujuan instruksional umum yang

diuraikan menjadi tujuan instruksional khusus.

i. Cara pencatatan hasil :

Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil

atau gagal menguasai suatu tugas.

3. Tes Sumatif

Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sejumlah

program kepada siswa. Lebih jelasnya tes formatif disamakan dengan

ulangan harian sedangkan tes sumatif disamakan dengan ulangan

umum yang bisanya dilaksanakan pada tiap akhir semester.

Keterhubungan antara kedua tes tersebut dapat digambarkan melalui

sebuah diagram sebagai berikut (Suharsimi, 2009:39):

F F F F F

S

Keterangan: F = tes formatif S = tes sumatif

Manfaat Tes Sumatif

a) Untuk menetukan nilai. Dalam hal ini setiap anak dibandingkan dengan

anak-anak lain, bahwa prestasi belajar siswa-siswa akan tergambar

dalam sebuah kurva normal. Selain untuk menentukan nilai, dapat

digunakan untuk menentukan kedudukan seorang anak diantara teman-

temannya (grading).

b) Sebagai tes prediksi. Untuk menentukan seseorang anak dapat atau

tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya.

Contohnya, pada saat kenaikan kelas guru akan mempertimbangkan

siapa saja yang mampu dan tidak mampu mengikuti kelas berikutnya

Program Program ProgramProgram Program

Page 11: Makalah Bentuk2 Evaluasi

c) Sebagai bahan untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa, seperti

rapor dan ijazah.

a. Fungsi tes sumatif:

Memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program

serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan

kawannya dalam kelompok.

b. Waktu:

Pada akhir unit caturwulan, semester akhir tahun, atau akhir pendidikan.

c. Titik berat penilaian:

Pada umumnya tes sumatif menekankan pada tingkah laku kognitif, tetapi

ada kalanyajuga menekankan pada tingkah laku psikomotor dan kadang-

kadang pada afektif. Akan tetapi walaupun menekankan pada tingkah laku

kognitif yang diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi (bukan sekedar

ingatan atau hapalan saja).

d. Alat evaluasi:

Menggunakan tes ujian akhir

e. Cara memilih tujuan yang dievaluasi:

Mengukur semua tujuan instruksional umum.

f. Tingkat kesulitan tes:

Rata-rata memiliki tingkat kesukaran (indeks kesukaran) antara 0,35 –

0,70. Ditambah beberapa soal yang sangat mudah, dan beberapa lagi yang

sangat sukar.

g. Pemberian skor:

Kebanyakan menggunakan standar relatif, tetapi dapat pula dipakai standar

mutlak.

h. Tingkat pencapaian:

Sesuai dengan fungsi tes sumatif yaitu pada siswa bahwa mereka telah

mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa

dibandingkan dengan kawan dalam kelompoknya, maka tidak diperlukan

suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai. Namun,

Page 12: Makalah Bentuk2 Evaluasi

demikian tidak berarti bahwa tes sumatif tidak penting. Perlu diingat

bahwa tes sumatif ini dilaksanakan pada akhir program, berarti nilainya

digunakan untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan. Secara

terpisah, tidak ditentukan tingkat pencapaiannya tetapi secara keseluruhan

akan dikenakan suatu norma tertentu yaitu norma kenaikan kelas, atau

norma kelulusan.

i. Pencatatan hasil:

Ditampilkan secara keseluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan

yang dicapai.

4. Placement Test

Jenis tes penempatan atau placemnt test siselenggarakan pada awal

tahun pelajaran untuk mengukur tingkat kesiapan siswa dan

mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan

dengan pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui

tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran

yang akan disajikan. Dengan demikian, siswa dapat ditempatkan pada

sekelompok yang sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki.

Tes ini hanya dapat diterapkan pada sekolah yang menggunakan

system individual.

a. Fungsi placement test:

Dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik

sehubungan dengan pelajaran yang disajikan dengan demikian

peserta didik dapat ditempatkan pada kelompok yang tepat,

misalnya kelompok atau kelas atas, sedang, atau yang lain.

b. Waktu:

Tes penempatan atau placement test biasanya dilakukan pada awal

tahun ajaran.

c. Alat evaluasi:

Menggunakan ujian tertulis.

d. Berat penilaian:

Page 13: Makalah Bentuk2 Evaluasi

Placement test meninitik beratkan penilaian pada afektif,

psikomotor, dan kognitif.

e. Cara memilih tujuan:

Untuk membedakan peserta didik yang sudah atau belum

menguasai standar kompetensi tertentu.

f. Tingkat kesulitan:

Biasanya menggunakan tes yang disusun dengan tingkat kesukaran

yang bervariasi agar dapat membedakan antara siswa yang telah

dan belum menguasai pelajaran.

g. Tingkat pencapaian:

Untuk pemetaan siswa sesuai dengan kemampuannya.

h. Pencatatan hasil:

Bentuk hasil tes ini berupa rekomendasi penempatan siswa sesuai

dengan tingkat kemampuannya.

Page 14: Makalah Bentuk2 Evaluasi

BAB III

KESIMPULAN

Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation. Wand dan Brown dalam

(Wayan, 1986:1), evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk

menetukan nilai pada sesuatu. Dari pengetian tersebut maka bisa diartikan bahwa

evaluasi adalah tindakan atau proses dalam menilai sesuatu dalam dunia

pendidikan apabila dikaitkan dalam bidang pendidikan atau segala hal yang

berhubungan dengan pendidikan. Dapat dipahami bahwa evaluasi adalah suatu

tindakan maupun proses melakukan penilaian terhadap data untuk menetukan

sejauh mana tujuan pendidikan sudah tercapai yang bisa digunakan pula dalam

membuat keputusan.

Evaluasi memiliki 4 bentuk:

1. Diagnostik

2. Formatif

3. Sumatif

4. Placement

Keempatnya memiliki peran yang berbeda, perbedaan tersebut bisa dilihat dari 9

aspek yang bisa digunakan untuk membandingkan keempatnya. Sembilan aspek

tersebut, adalah: fungsi, waktu, titik berat atau tekanannya, alat evaluasi, cara

memilih tujuan yang dievaluasi, tingkat kesulitan soal-soal tes, cara menyekor

tingkat pencapaian, dan metode menuliskan hasil tes