BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

12
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy (2005 : 32), strategi adalah perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang hanya dapat dicapai melalui taktik operasional. Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran, berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat berdasarkan sudut pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif. Dalam strategi komunikasi perlu mempertimbangkan berbagai komponen dalam komunikasi karena komponen-komponen itulah yang mendukung jalannya proses komunikasi yang sangat rumit. Lima komponen utama komunikasi yang menjadi pusat kajian dalam strategi komunikasi yaitu: A. Komunikator Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi. Untuk menjadi komunikator yang baik dan dapat dipercaya oleh komunikator atau khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki daya tarik serta kredibilitas. B. Pesan Komunikasi Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran dalam strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat mengenai khalayak sasaran.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Strategi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy (2005 : 32), strategi adalah perencanaan atau

planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang hanya dapat dicapai

melalui taktik operasional. Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala

sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan khalayak

sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran, berbagai tindakan yang

akan dilakukan, mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat

berdasarkan sudut pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat

dijangkau secara lebih efektif.

Dalam strategi komunikasi perlu mempertimbangkan berbagai komponen dalam

komunikasi karena komponen-komponen itulah yang mendukung jalannya proses

komunikasi yang sangat rumit. Lima komponen utama komunikasi yang menjadi pusat

kajian dalam strategi komunikasi yaitu:

A. Komunikator

Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi.

Untuk menjadi komunikator yang baik dan dapat dipercaya oleh komunikator atau

khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki daya tarik serta kredibilitas.

B. Pesan Komunikasi

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran dalam

strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang

menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam strategi

komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik dengan

mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah penting. Pesan yang

dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat mengenai khalayak sasaran.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

7

C. Media Komunikasi

Kita telah mengetahui dan memahami berbagai pengertian media menurut para

ahli, pengertian media massa menurut para ahli, serta pengertian media sosial

menurut para ahli. Kesimpulan dari semua pengertian terkait media adalah bahwa

media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi.

Media komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang memiliki

beberapa karakteristik media massa masing-masing. Kehadiran internet sebagai

media komunikasi telah melahirkan berbagai media komunikasi modern baru.

Dalam strategi komunikasi, kita perlu mempertimbangkan pemilihan media

komunikasi yang tepat dan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan

cepat. Pemilihan media komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik komunikasi

yang digunakan.

D. Khalayak Sasaran

Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran adalah hal

penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi khalayak sasaran

disesuaikan dengan tujuan komunikasi.

E. Efek/Pengaruh

Efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh

penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada

pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga

diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan

tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

2.1.1 Proses Perencanaan Strategi Komunikasi

Terdapat empat tahapan dalam proses strategi komunikasi dalam pengelolaan

komunikasi yang paling penting, yaitu:

1. Analisa Situasi (Fact Finding)

2. Mengembangkan Tujuan dan Strategi Komunikasi (Planning)

3. Menjalankan Strategi Komunikasi (Actuating)

4. Evaluasi yang mencakup monitoring atau controlling (Santoso S.

Hamijoyo:1989)

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

8

2.2 Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi manusia yang di dalamnya ada

unsur keakraban dan saling mempengaruhi di antara pihak-pihak yang berkomunikasi.

Dalam berkomunikasi antar pribadi aspek ekspektasi pribadi merupakan faktor penting

yang mempengaruhi berlangsungnya komunikasi. Pesan yang disampaikan dalam

komunikasi antar pribadi tidak hanya berupa kata-kata atau pesan verbal, melainkan

juga pesan-pesan nonverbal. Oleh karena itu dalam komunikasi antarpribadi pesan

disampaikan dalam bentuk sentuhan, pandangan mata, mimik wajah atau intonasi dalam

penyampaian kata-kata. Dengan begitu pesan yang disampaikan menjadi lebih utuh

(Mubarok, 2014:74-75).

Trenholm dan Jensen (Suranto AW, 2011: 3) mendefinisikan komunikasi

interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka

(komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah: (a) spontan dan informal; (b) saling

menerima feedback secara maksimal; (c) partisipan berperan fleksibel.

Ciri-ciri komunikasi antar pribadi menurut Mubarok (2014:75-77) adalah:

1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan dan spontan, relatif kurang terstruktur.

Pembicaraan mereka mengalir diselingi gurauan, gelak tawa dan lainnya dan

berkembang ke berbagai arah sesuai kehendak mereka. Terkadang tidak ada

kesimpulan berarti dalam pembicaraan mereka karena memang tidak

dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan apa pun. Bisa jadi perkembangan

pembicaraan mengarah pada hal-hal baru yang tidak diprediksikan sebelumnya.

2. Umpan balik segera (immediately feedback). Dalam komunikasi antarpribadi,

umpan balik baik berupa tanggapan, dukungan, ekspresi wajah, dan emosi bisa

diberikan secara langsung. Masing-masing bisa saling mendukung, menyanggah,

marah, sedih seketika itu juga.

3. Komunikasi berlangsung secara sirkuler. Peran komunikator dan komunikan terus

dipertukarkan. Siapa yang memulai komunikasi siapa yang memberi tanggapan

berjalan bergantian. Terkadang si A memulai pembicaraan, kemudian B memberi

tanggapan. Setelah itu si B yang memulai tema pembicaraan dan A yang memberi

tanggapan. Proses ini berjalan terus-menerus secara bergantian.

4. Kedudukan keduanya adalah setara (dialogis). Karena terjadi pertukaran posisi

komunikator dan komunikan secara terus-menerus, maka kedudukan mereka

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

9

adalah setara, bersifat dialogis dan bukan satu arah. Meskipun beberapa orang

mencoba mendominasi pembicaraan, tetapi komunikasi tidak akan berjalan kalau

dia tidak memberi kesempatan orang lain untuk memberi tanggapan.

5. Mempunyai efek yang paling kuat dibanding konteks komunikasi lainnya.

Komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku (konatif) dari

komunikannya dengan memanfaatkan pesan verbal dan nonverbal. Pengaruh dari

seseorang terhadap orang lain lebih kuat untuk mengambil keputusan penting

dalam hidupnya.

2.3 Terorisme

Kata “teror” berasal dari bahasa latin terrere yang kurang lebih diartikan sebagai

kegiatan atau tindakan yang dapat membuat pihak lain ketakutan (Ezzat A Fattah, dalam

Petrus Reinhard Golose, 2014:3). Istilah “terorisme” sendiri pada 1970-an dikenakan

pada beragam fenomena: dari bom yang meletus di tempat-tempat publik sampai

dengan kemiskinan dan kelaparan. Beberapa pemerintah bahkan menstigma musuh-

musuhnya sebagai “teroris” dan aksi-aksi mereka disebut “terorisme” (Budi Hadirman,

2003:3-4). Jakob Oetama dalam Hendropriyono (2009:217) menyatakan, bahwa

terorisme klasik melakukan propaganda melalui aksi (propaganda by deeds), sehingga

memerlukan dukungan media massa. Terorisme memanfaatkan maksimal para jurnalis

untuk memperbesar hasil baik yang didapatkannya. Kebanyakan jurnalis tidak merasa

telah membantu keberhasilan operasi terorisme, karena liputan dijamin oleh kebebasan

pers dalam negara demokrasi.

2.3.1 Karakteristik Terorisme

Beberapa karakteristik terorisme menurut Hakim (2004:18-19) adalah:

a. Semangat Nasionalisme. Pejuang kemerdekaan umumnya menggunakan

kekerasan politik untuk melawan rezim penjajah. Kekerasan politik dalam artian

kerusuhan massal, perang saudara, revolusi, atau perang antar bangsa, tidak termasuk

dalam kategori terorisme. Kekerasan politik yang dilakukan oleh pejuang kemerdekaan,

secara sepihak dianggap sebagai terorisme oleh rezim kolonial. Terorisme dengan spirit

nasionalisme dapat ditemukan di Aljazair, Palestina, dan sejumlah negara jajahan di

masa suburnya kolonialisme.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

10

b. Semangat Separatisme. Kelompok separatis secara stereotipe juga

menempatkan kekerasan politik sebagai model perjuangan bersenjata. Kekerasan

politik yang dipilih sebagai jalan perjuangan oleh kaum separatis, cenderung diklaim

sebagai bentuk teror oleh opini dunia. Kekerasan politik yang dieksploitasi gerakan

separatisme menggunakan ancaman kekerasan dan atau kekerasan untuk menimbulkan

ketakutan di lingkungannya. Gerakan separatisme yang mengadopsi pola-pola

terorisme yaitu, IRA di Irlandia, Macan Tamil Eealam di Srilanka, Gerakan Aceh

Merdeka, Republik Maluku Selatan atau Organisasi Papua Merdeka di Indonesia.

c. Semangat Radikalisme Agama. Kelompok-kelompok radikal agama pun

ditengarai menggunakan metode teror untuk memperjuangkan kepentingannya.

Kekerasan politik dalam bentuk teror seringkali dijadikan sebagai alat untuk mencapai

tujuan. Kelompok Jihad Islam di Mesir, Jihad Islam di Yaman, National Islamic Front

di Sudan, Al Qaeda yang berbasis di Afganistan, Jamaah Islamiyah yang berbasis di

Malaysia, atau kelompok-kelompok radikal Yahudi seperti Haredi, Gush Emunim,

Kach Kahane di Israel adalah sekedar contoh elemen-elemen dengan spirit radikalisme

agama yang cenderung mengedepankan budaya kekerasan dan terorisme.

d. Semangat Bisnis. Narcoterorism di Myanmar yang dikenal dengan sebutan

United War State Army adalah kelompok teroris yang berlatar belakang perdagangan

narkotika dan obat-obatan terlarang. Di Jepang juga dikenal Yakuza, yaitu organisasi di

kalangan dunia hitam yang melakukan bisnis illegal dengan mengedepankan metode

teror sebagai cara untuk mencapai tujuan.

2.3.2 Jaringan Terorisme

Menurut pemberitaan di tirto.id, polisi menuding rentetan bom di Surabaya

didalangi kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Nama ini menggantikan dominasi

Jamaah Islamiyah (JI) dalam pemberitaan mengenai teror di Indonesia yang

sebelumnya menjadi kelompok teroris terbesar di Indonesia. Puncak pergantian ini

terjadi setelah rentetan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo12. Untuk mengenal

lebih dalam, berikut profil singkat JI dan JAD:

12 Nathaniel, Felix. 16/05/2018. “Antara Jamaah Islamiyah dengan Jamaah Ansharut Daulah” dalam

https://tirto.id/antara-jamaah-islamiyah-dengan-jamaah-ansharut-daulah-cKut diakses pada 07/10/2018

pukul 22.25 WIB.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

11

1. Jamaah Islamiyah (JI)

Secara historis, keberadaan JI dapat ditelusuri ke akarnya, yaitu gerakan Darul

Islam (DI) pimpinan Kartosoewirjo, yang muncul di Indonesia pada tahun 1940-

an. DI merupakan organisasi politik yang memiliki sayap militer yang ikut

berjuang bersama-sama angkatan bersenjata Indonesia melawan penjajah

Belanda. Namun setelah Republik Indonesia memiliki kedaulatan penuh pada

tahun 1949, DI masih tetap mempertahankan tentara, dan perjuangannya untuk

mendirikan Negara Islam Indonesia (Hakim, 2004 : 47).

Jamaah Islamiyah (JI) yang berarti Organisasi Keislaman, dilaporkan dibentuk

di Malaysia di akhir tahun 1980-an oleh sekelompok kaum ekstrimis Indonesia

yang mengasingkan diri. Jaringan kelompok ini berkembang menjadi sel-sel yang

tersebar di kepulauan Indonesia, Malaysia, FIlipina, Singapura dan Thailand. Sel-

sel yang lebih kecil kemungkinan ada di wilayah lain Asia Tenggara. Tujuan

kelompok ini adalah mendirikan Daulah Islamiyah atau negara Islam di

Indonesia dan wilayah lain Asia Tenggara dengan segala cara, termasuk dengan

kekerasan.

Di tahun-tahun awal pembentukannya JI menyarankan penggunaan jalan

damai dalam mencapai tujuan itu, namun pada pertengahan tahun 1990-an

kelompok ini mulai mengambil jalan mempergunakan kekerasan. Menurut David

Wright-Neville dari Universitas Monash, Australia, militansi ini terbentuk

sebagian karena kontak antara tokoh-tokoh JI dan personel al-Qaeda yang berada

di Afghanistan ketika itu. Di bawah pengaruh Al-Qaeda, JI mulai yakin bahwa

tujuannya hanya bisa dicapai lewat "perang suci". Meski hubungan antara Ji dan

Al-Qaeda berawal sekitar 15 tahun lalu, masih ada bukti kuat yang mendukung

pernyataan bahwa JI adalah "sayap Al-Qaeda di Asia Tenggara”.

Kehadiran kaum militan Asia Tenggara secara bersamaan di kamp-kamp Al-

Qaeda di Afghanistan yang menyebabkan terjadi hubungan pribadi antara JI dan

kelompok-kelompok Islamis garis keras Asia Tenggara. Kelompok itu antara lain

Fron Pembebasan Islam Moro, gerakan yang memperjuangkan negara Muslim di

Filipina Selatan, dan sejumlah kelompok Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Namun bukti yang ada mengisyaratkan bahwa meski sebagian personal JI

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

12

terinspirasi oleh tokoh global seperti Osama bin Laden, kelompok-kelompok Asia

Tenggara tetap berbeda secara organisasi dan operasi.13.

2. Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)

JAD dibentuk tahun 2015 oleh sekitar 24 milisi asal Indonesia yang bersumpah

setia kepada pemimpin IS Abu Bakr al-Baghdadi. Aman Abdurrahman yang kini

mendekam di tahanan Mako Brimob merupakan pemimpin spiritual JAD dan

disebut sebagai pemimpin de facto semua simpatisan IS di Indonesia. Tahun lalu,

Departemen Pertahanan AS mengklasifikasikan JAD sebagai organisasi teroris.

Menurut Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), IS berfungsi sebagai

organisasi payung yang membawahi kelompok teroris lainnya di seluruh dunia

tanpa jejak logistik yang jelas, termasuk dengan JAD. Namun demikian, Aman

Abdurrahman diduga berada di ‘susunan keanggotaan IS’ dan ditugasi sebagai

penerjemah propaganda IS di Indonesia14 .

Jika JI menginduk pada Al-Qaeda, JAD terafiliasi dengan ISIS15. Tujuannya ada

beberapa poin, yakni sebagai wadah menyatukan para pendukung ISIS di

Indonesia yang berasal dari berbagai organisasi Islam, mempersiapkan kaum

muslimin Indonesia untuk menyambut kedatangan Khilafah Islamiyah,

menyatukan pemahaman dan manhaj dari para pendukung Anshar Daulah, dan

mempersiapkan orang-orang yang hendak pergi berjihad16.

13 NN. 22/09/2010. “Profil Jamaah Islamiyah” dalam

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/09/100922_jamaahislamiyah diakses pada

07/10/2018 pukul 21.40 WIB. 14 Simbolon, Christian. 14/05/2018. “5 Hal Tentang JAD, Dalang Teror Bom Surabaya” dalam

https://rappler.idntimes.com/christian-simbolon/5-hal-tentang-jad-dalang-teror-bom-surabaya-1/full

diakses pada 07/10/2018 pukul 22.24 WIB. 15 Nathaniel, Felix. 16/05/2018. “Antara Jamaah Islamiyah dengan Jamaah Ansharut Daulah” dalam

https://tirto.id/antara-jamaah-islamiyah-dengan-jamaah-ansharut-daulah-cKut diakses pada 07/10/2018

pukul 22.25 WIB. 16 Putri, Zunita. 18/05/2018. “Terbentuknya JAD dari Aman Abdurrahman di Nusakambangan” dalam

https://news.detik.com/berita/4026822/terbentuknya-jad-dari-aman-abdurrahman-di-nusakambangan

diakses pada 07/10/2018 pukul 22.35 WIB.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

13

2.4 Film Dokumenter

Bill Nichols (1991:111) merumuskan secara sederhana bahwa film dokumentr

adalah upaya menceritakan kembali sebuah kejadian atau realitas yang menggunakan

fakta dan data.

Karakteristik film dokumenter yang menerangkan bahwa dokumenter adalah film

non fiksi:

1. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian

sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif seperti dalam film fiksi.

2. Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa asli,

sedangkan dalam film fiksi isis cerita berdasarkan imajinasi.

3. Sebagai sebuah film non fiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu

peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya.

4. Apabila struktur cerita dalam film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot,

dalam dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan

lokasi yang nyata.

2.5 Dokumenter Rekonstruksi

Dokumenter jenis ini memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi

secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam mempresentasikannya kepada

penonton, sehingga harus dibantu rekonstruksi peristiwanya. Peristiwa yang

memungkinkan direkonstruksi dalam film-film jenis ini adalah peristiwa kriminal

(pembunuhan atau perampokan) dan bencana. Dokumenter rekonstruksi tidak

menonjolkan seorang jurnalis yang melaporkan, menjelaskan peristiwa dan

menyimpulkan seaktual mungkin. Fokus utamanya rekonstruksi suatu peristiwa penting

dan menarik yang pernah terjadi atau dialami seseorang.

Rekonstruksi yang dilakukan tidak membutuhkan mise en scen (pemain, lokasi,

kostum, make up, dan lighting) yang persis dengan kejadiannya. Yang hendak dicapai

dari rekonstruksi di sini adalah sekadar proses terjadinya peristiwa itu. Dalam membuat

rekonstruksi, bisa dilakukan dengan shot live action atau bisa juga dibantu dengan

animasi (Fachruddin, 2012: 329-330).

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

14

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

No. Judul Nama Peneliti Metode Hasil

1. Perekrutan Anggota

ISIS

Terhadap Warga

Negara

Indonesia Melalui

Media

Internet

Dihubungkan

Dengan

UU No. 15 Tahun

2003 Tentang

Pemberantasan

Tindak Pidana

Terorisme

Recky Surya

Firdaus

(Universitas

Pasundan)

Deskriptif

Kualitatif

Perekrutan yang melalui

beberapa tahap tersebut

melibatkan seseorang

yang disebut pendukung

atau simpatisan ISIS.

Dalam UU No. 15 Tahun

2003 tidak dijelaskan

peraturan mengenai

hukuman kepada

simpatisan, dan hukuman

hanya dijatuhkan pada

seseorang yang sudah

terbukti bertindak atau

bergabung dengan

Kelompok Terorisme.

Maka, perlu adanya revisi

Undang-undang.

2. Strategi Komunikasi

Badan

Penyelenggara

Jaminan

Sosial (BPJS)

Kesehatan Makassar

Dalam

Menyosialisasikan

Program Jaminan

Kesehatan

Nasional (JKN)

Kaderia Ikbal

(Universitas

Hasanuddin

Makassar)

Deskriptif

Kualitatif

BPJS Kesehatan Makassar

telah melaksanakan

strategi komunikasi sesuai

konsep strategi

komunikasi Anwar Arifin

untuk komunikasi efektif.

Pelaksanaan strategi

komunikasi sosialisasinya

tidak hanya dilaksanakan

kepada masyarakat umum

namun juga kepada

instansi pemerintah dan

provider.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

15

3. Merancang Strategi

Komunikasi

Melawan

Radikalisme Agama

Gondo Utomo

(Universitas

Islam Negeri

(UIN) Sunan

Ampel

Surabaya)

Kualitatif Perencanaan strategi

komunikasi meliputi

dimensi penentuan visi

dan misi yang ingin

dicapai, melakukan

analisis situasi,

menentukan target

audiens, memilih sasaran

komunikasi, membangun

kerangka isu dan pesan,

memilih strategi dan

perangkat penyampai

pesan, serta melakukan

evaluasi untuk melihat

keberhasilan kampanye

informasi melawan

radikalisme agama.

4. Strategi Komunikasi

Perusahaan Oriflame

Dalam Merekrut

Customer di Kota

Makassar

Afridyawati

Rahmadani

(Universitas

Hasanuddin)

Deskriptif

Kualitatif

Strategi komunikasi

perusahaan Oriflame

efektif dalam merekrut

customer dengan kerangka

konseptual: mengenal

khalayak, menyusun

pesan, menetapkan

metode, seleksi dan

penggunaan media.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

16

Video serupa yang sudah pernah dipublikasikan di Youtube:

Tabel.2.2

No. Judul Video

Dibuat/dipubli

kasikan oleh

akun Youtube

Narasumber Isi Video

1. “Tahapan

Seseorang

Menjadi

Terorisme”

Ibunda Prof. Hamdi

Muluk M.Si

Menjelaskan 5 tahap

seseorang menjadi

terorisme.

2. “Sofyan

Tsauri, bekas

Polisi mantan

Teroris”

Merdeka.com Sofyan Tsauri Menceritakan kisahnya

saat mulai terpapar

ideologi radikal, dan

kehidupan setelah bebas

dari penjara.

3. “Pengakuan

Mantan

Teroris

Perekrut

Mahasiswa"

Narasi TV Dirahasiakan Video investigasi yang

menjelaskan bagaimana

cara mantan teroris

merekrut mahasiswa untuk

bergabung menjadi

anggota gerakan radikal.

4. “ Memahami

Narasi

Ekstrimis dan

Ciri-cirinya”

CSRS UIN

Jakarta

- Video infografis yang

menjelaskan ciri-ciri narasi

ekstrimis agar masyarakat

tidak terjebak.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah topik

bahasan yang lebih kepada strategi perekrutan teroris, yang dikemas dengan video

dokumenter dan dengan kombinasi tiga narasumber yang belum pernah muncul dalam

satu video yang sama.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - UKSW

17

2.7 Kerangka Pikir Perancangan

17

Bagan 2.1

17 Fitriana, Ika. 01/06/2016. “Ini 12 Daerah yang Masuk Zona Merah Terorisme” dalam

https://regional.kompas.com/read/2016/06/01/07410011/Ini.12.Daerah.yang.Masuk.Zona.Merah.Terori

sme diakses pada 31/08/2018 pukul 00.37 WIB.

Fakta

• Berdasarkan data dari BNPT, terdapat 12 zona merah terhadap aksi terorisme di Indonesia, dan 5 zona diantaranya berada di pulau Jawa. (Kompas.com).

• Surabaya Jawa Timur, pada tanggal 13 Mei 2018 terjadi tiga ledakan bom secara susul-menyusul di tiga gereja di Surabaya.

• ledakan bom terjadi lagi di Rusunawa Wonocolo di Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, dan menewaskan anggota keluarga Anton Febrianto.

Masalah

• Kelompok teroris pola perekrutan barunya semakin berkembang dan menyebar di Indonesia, yang berarti adanya pergerakan kelompok teroris untuk menyebar-luaskan pahamnya dan merekrut anggota baru.

Tujuan

• Membuat video dokumenter tentang strategi komunikasi jaringan teroris di Indonesia dalam merekrut anggota baru, dengan tujuan untuk mencegah masyarakat agar tidak terlibat dalam berkembangnya kelompok teroris.

Hasil

• Video dokumenter tentang strategi komunikasi jaringan teroris dalam perekrutan anggota baru, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak lengah dan lebih waspada terhadap berbagai tindakan teroris yang merujuk pada perekrutan anggota baru.