BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

41
17 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menyatakan bahwa kondisi informasi yang tidak lengkap dan penuh ketidakpastian akan memunculkan masalah keagenan. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara pihak pemberi wewenang dengan pihak penerima wewenang (agen). Hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak - pihak yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Pemilik modal menginginkan bertambahnya kekayaan dan kemakmuran. Sedangkan, manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahteraan bagi para manajer. Sebagai agen, manajer bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja perusahaan secara transparan kepada pemilik saham. Namun, terkadang manajer berusaha merekayasa laporan kinerja,

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi

Teori agensi menyatakan bahwa kondisi informasi yang

tidak lengkap dan penuh ketidakpastian akan memunculkan

masalah keagenan. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak

antara pihak pemberi wewenang dengan pihak penerima

wewenang (agen). Hubungan keagenan dapat menimbulkan

masalah pada saat pihak - pihak yang bersangkutan mempunyai

tujuan yang berbeda. Pemilik modal menginginkan bertambahnya

kekayaan dan kemakmuran. Sedangkan, manajer juga

menginginkan bertambahnya kesejahteraan bagi para manajer.

Sebagai agen, manajer bertanggung jawab untuk melaporkan

kinerja perusahaan secara transparan kepada pemilik saham.

Namun, terkadang manajer berusaha merekayasa laporan kinerja,

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

18

sehingga terjadi ketidakseimbangan informasi antara manajer dan

pemilik saham.1

2. Teori Stakeholder

Teori stakeholder mengasumsikan bahwa perusahaan

yang berkembang pesat dapat menyebabkan masyarakat menjadi

sangat terkait dan memperhatikan perusahaan, sehingga

perusahaan perlu menunjukkan responsibilitas secara terbuka.

Teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu

perusahaan harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya yang

ditunjukkan melalui adanya penerapan tanggung jawab sosial

perusahaan. Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang baik

antara perusahaan dengan lingkungan sekitar.

Pemerintah sebagai regulator merupakan salah satu

stakeholder perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus

mengikuti aturan yang telah dibuat oleh pemerintah, salah

satunya yaitu ketaatan dalam membayar pajak.2

1 Harmono, Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard,

(Jakarta:Bumi Aksara, 2014), hlm. 3. 2 Ibid, hlm. 409.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

19

3. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial atau corporate social

responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab sebuah

organisasi perusahaan terhadap dampak dari keputusan-keputusan

dan kegiatan kepada masyarakat dan lingkungan. Tanggung

jawab sosial dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan

dan etis, sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan

kesejahteraan masyarakat, dengan mempertimbangkan harapan

para pemangku kepentingan (stakeholder), sejalan dengan hukum

dan norma yang berlaku.3 Sementara menurut World Business

Council on Sustainable Development (WBCSD), tanggung jawab

sosial perusahaan adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk

melaksanakan etika keperilakuan dan berkontribusi terhadap

pembangunan ekonomi berkelanjutan. Komitmen lainnya adalah

meningkatkan kualitas hidup karyawan, komunitas lokal, dan

masyarakat luas.4

3 I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan

Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2015), hlm. 12. 4 Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance:

Teori dan Implementasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2016), hlm. 162.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

20

Pada tahun 1950-an, tanggung jawab sosial menjadi topik

yang gencar diperbincangkan. Masalah kemiskinan dan

keterbelakangan mulai mendapat perhatian dunia internasional.

Periode ini dianggap sebagai awal era CSR, karena pada tahun

1953 muncul definisi dari Horward Bowen dalam bukunya yang

berjudul “Social Responsibility of the Businessman”. Menurutnya

CSR merupakan kewajiban seorang pebisnis untuk

mengusahakan dan melaksanakan tindakan-tindakan dalam

kerangka tujuan dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan.5 Istilah

tanggung jawab sosial mulai digunakan pada awal tahun 1970-an,

walaupun berbagai aspek tanggung jawab sosial telah menjadi

subyek kegiatan perusahaan dan pemerintah sejak akhir abad ke

19. Gagasan awal mengenai tanggung jawab sosial bertumpu

pada kegiatan filantropi (kedermawananan).6 Tanggung jawab

sosial perusahaan berbeda dengan charity atau sumbangan sosial.

Sebab sumbangan sosial bersifat sesaat dan memiliki dampak

sementara. Sedangkan, tanggung jawab sosial diterapkan pada

5 Hery, Akuntansi dan Rahasia di Baliknya Untuk Para Manajer Non-

Akuntansi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 140. 6 Suryani S. Motik, Pedoman KADIN Tentang Tanggung-Jawab

Sosial Perusahaan (CSR) Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan,

(Jakarta: Kamar Dagang dan Industri Indonesia, 2015), hlm. 7.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

21

suatu program yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

keberlanjutan kegiatan dalam jangka panjang.7

Menurut Princes of Wales Foundation, ada faktor penting

yang dapat mempengaruhi implementasi tanggung jawab sosial

perusahaan (CSR), pertama, menyangkut human capital atau

pemberdayaan manusia. Kedua, environments yang berbicara

mengenai lingkungan. Ketiga, yaitu Good Corporate Governance

(GCG). Keempat, dalam melaksanakan tanggung jawab sosial

jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial (social

cohesion). Kelima, adalah economic strength atau

memberdayakan lingkungan menuju kemandirian di bidang

ekonomi.8

Manfaat yang diperoleh perusahaan jika

mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan adalah

sebagai berikut.

7 Ujianto Singgih Prayitno, Corporate Social Responsibility Konsep,

Strategi dan Implementasi, (Jakarta: Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan

Informasi, 2015), hlm. 7. 8 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta:

Sinar Grafika, 2009), hlm. 11-12.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

22

a. Eksistensi perusahaan dapat tumbuh dalam jangka

panjang dan perusahaan memperoleh citra (image)

yang positif dari masyarakat.

b. Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap

kapital (modal).

c. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya

manusia yang berkualitas.

d. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan

keputusan pada hal yang kritis dan mempermudah

pengelolaan manajemen risiko.9

e. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada

perusahaan yang memiliki reputasi baik, yang secara

konsisten menerapkan tanggung jawab sosial

perusahaan. Rasa bangga ini akan menghasilkan

loyalitas, sehingga mereka termotivasi untuk

berkontribusi memajukan perusahaan yang

mengakibatkan peningkatan kinerja dan

produktivitas.

9 Muh. Arief Effendi, Op.Cit., hlm. 165-166.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

23

f. Memperbaiki dan mempererat hubungan antara

perusahaan dengan para stakeholder-nya.

g. Meningkatkan laba penjualan. Menurut riset Roper

Search Worldwide, yaitu bahwa konsumen akan

menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung

jawab sosial dan memiliki reputasi baik.10

Dalam perspektif Islam, adanya kegiatan tanggung jawab

sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) sangat

didukung karena tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis

menciptakan banyak permasalahan sosial, dan perusahaan

bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.11

Allah berfirman

dalam QS. An-Nisaa ayat 85:

10

A.B. Susanto, Reputation-Driven Corporate Social Responsibility

Pendekatan Strategic Manajemen dalam CSR, (Jakarta: Esensi, 2009), hlm.

15. 11

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam,

(Malang: UIN Malang Press, 2007), hlm. 12.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

24

Artinya: “Barang siapa memberikan hasil yang baik, niscaya ia

akan memperoleh bagian pahala. Dan barang siapa menimbulkan

akibat yang buruk, niscaya ia akan memikul konsekuensinya.” 12

Ayat diatas menjelaskan bahwa menurut Islam, apapun

yang kita perbuat, maka kita akan memperoleh balasan yang

setimpal. Hal ini jika diumpamakan dengan perusahaan. Jika

perusahaan tersebut senantiasa menebarkan kebaikan dan peduli

dengan tanggung jawab sosialnya, maka masyarakat akan ikut

merasakan dampak positif dan dapat meningkatkan citra

perusahaan dalam pandangan masyarakat. Sehingga masyarakat

akan tertarik untuk membeli produk dari perusahaan tersebut dan

secara otomatis dapat meningkatkan laba penjualan. Begitu juga

sebaliknya, jika perusahaan tidak pernah menerapkan tanggung

jawab sosial, maka dapat mengakibatkan masyarakat kurang

mengetahui eksistensi perusahaan dan menurunkan citra

perusahaan dalam pandangan masyarakat. Sehingga masyarakat

merasa tidak tertarik untuk membeli produk yang telah

12

Q.S. An-Nisaa (4): 85

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

25

dipasarkan. Hal ini berdampak pada menurunnya laba penjualan,

bahkan bisa mengakibatkan kebangkrutan.

Pentingnya memiliki rasa kepedulian terhadap orang-

orang lemah dapat menumbuhkan sikap kasih sayang terhadap

sesama dengan cara memberi, di dalam hadits dinyatakan:

Artinya: Kalian hanya mendapat pertolongan (dari Allah)

disebabkan kaum dhu’afa kalian. (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi

Ahmad dan selainnya).

Berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa orang

kaya harus memiliki rasa kepedulian kepada orang-orang lemah,

karena secara tidak langsung mereka ikut berperan langsung atau

tidak langsung dalam menghasilkan kekayaan. Salah satu bentuk

kepedulian kepada kaum lemah yaitu melalui kegiatan tanggung

jawab sosial ekonomi.13

Menurut Syed Nawab Heidar Naqwi, kegiatan tanggung

jawab sosial harus berlandaskan pada prinsip-prinsip ekonomi

13

M. Wiyono, Tanggung Jawab Sosial dalam Al Qur’an Analisis

Kritis Tafsir Tematik Kemenag RI, Diya al-Afkar, Vol. 4, No. 2, 2016, hlm. 13.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

26

Islam yaitu tauhid, keseimbangan, dan kehendak bebas. Hal ini

dapat diwujudkan melalui kepedulian terhadap lingkungan dan

sosial. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan mekanisme

sosial untuk mendistribusikan harta yang dititipkan oleh Allah

SWT kepada yang lebih berhak menerimanya.14

Indikator pengungkapan tanggung jawab sosial diukur

berdasarkan standar Global Reporting Initiative (GRI). GRI yaitu

jaringan berbasis organisasi yang mempelopori perkembangan

dunia. Total pengungkapan CSR yaitu sebanyak 78 item yang

terdiri dari indikator lingkungan (13 item), energi (7 item),

kesehatan dan keselamatan tenaga kerja (8 item), lain-lain tentang

tenaga kerja (29 item), produk (10 item), keterlibatan masyarakat

(9 item), dan umum (2 item).15

14

Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana

Prenada Media, 2006), hlm. 49. 15

Eddy Rismanda Sembiring, Karakteristik Perusahaan dan

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang

Tercatat di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Maksi, Vol. 6, No.1, 2006, hlm. 83.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

27

Selanjutnya total nilai pengungkapan digunakan untuk

mengukur indeks CSR. Adapun rumus yang bisa digunakan yaitu

sebagai berikut:16

Keterangan:

CSRDi : Indeks luas pengungkapan tanggungjawab sosial

dan lingkungan perusahaan i

Σ Xyi : Nilai 1 = jika item yi diungkapkan; 0 = jika item yi

tidak diungkapkan.

ni : Jumlah item untuk perusahan i, ni ≤ 78

4. Intensitas Modal

Intensitas modal atau capital intensity merupakan aktivitas

investasi perusahaan yang dikaitkan dengan investasi aset tetap

dan persediaan. Intensitas modal juga dapat didefinisikan dengan

bagaimana perusahaan berkorban mengeluarkan biaya untuk

aktivitas operasi dan pendanaan aktiva guna memperoleh

16

Muhammad Rizky Andrianto dan Achmad Fadjar, Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak,

Proceedings, (Bandung:Universitas Widyatama, 2017), hlm. 866.

CSRDi =

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

28

keuntungan perusahaan.17

Dalam penelitian ini, intensitas modal

diproksikan menggunakan rasio intensitas aset tetap. Aset tetap

adalah kekayaan perusahaan yang pemakaiannya dalam waktu

lama (lebih dari satu periode akuntansi). Aset tersebut memiliki

nilai material (relatif besar nilainya). Contohnya tanah,

gedung/bangunan, dan mesin.18

Rasio intensitas modal penting

bagi manajemen perusahaan, karena dapat menunjukkan tingkat

efisiensi aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan.

Semakin tinggi tingkat rasio intensitas modal, maka semakin

efisien penggunaan seluruh aktiva dalam operasi untuk

menghasilkan penjualan.19

Pentingnya modal dalam kehidupan manusia ditunjukkan

pada Q.S. Ali Imran (3) ayat 14 yang artinya: “Dijadikan terasa

indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang

diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta

17

Novia Bani Nugraha dan Wahyu Meiranto, Pengaruh Corpotate

Social Responsibility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan

Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak, Diponegoro Journal of

Accounting, Vol. 4, No. 4, 2015, hlm. 5. 18

Toto Sucipto, Akuntansi 1 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dan

Perusahaan Dagang, (Jakarta: Yudhistira, 2011), hlm.6. 19

Lisa Suprihatin, Pengaruh Financial Distress, Leverage dan

Intensitas Modal Terhadap Konservatisme Akuntansi, Skripsi, (Lampung: UIN

Raden Intan, 2019), hlm. 27.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

29

benda yang bertumpul dalam bentuk emas dan perak, kuda

pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan

hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa menurut Islam, modal atau aset

harus dikelola secara produktif, agar diperoleh manfaat dan

keberkahan di masa yang akan datang.20

Adapun hadits mengenai modal atau aset tetap berkaitan

dengan kejujuran pihak manajemen perusahaan dalam

mengungkapkan laporan keuangannya. Perusahaan harus jujur

dalam mengungkapkan jumlah modal maupun aset tetap, baik

yang masih ada umur manfaatnya atau yang telah habis umur

manfaatnya harus tersaji jelas dalam laporan keuangan. Hal ini

sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, yaitu:

Artinya: “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran

membawa kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan

seseorang ke Surga.” (HR. At-Tirmidzi).

20

Q.S. Ali Imran (3) : 14.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

30

Menurut Imam al-Ghazali, modal dalam sistem ekonomi

Islam harus terus berkembang agar sirkulasi uang tidak berhenti.

Sebab jika uang atau modal terhenti maka harta itu tidak akan

memberi manfaat bagi orang lain. Namun, jika uang atau modal

dikelola dengan baik maka akan mendatangkan manfaat bagi

orang lain, misalnya menambah jumlah penyerapan tenaga

kerja.21

Intensitas modal mencerminkan seberapa besar modal

yang dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan.Rumus

intensitas modal adalah sebagai berikut:22

Aset tetap dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk

melakukan penghindaran pajak agar ETR perusahaan rendah.

Perusahaan dapat memanfaatkan beban penyusutan dari aset tetap

21

Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 222. 22

Sulastri Ambarita, Pengaruh Corporate Social Responsibility dan

Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2015,

Fundamental Management Journal, Vol. 2, No. 2, 2017, hlm.68

CINT =

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

31

yang secara langsung mengurangi laba perusahaan yang menjadi

dasar perhitungan pajak perusahaan.23

5. Agresivitas Pajak

Pajak yaitu iuran yang bersifat memaksa dan harus

dibayarkan kepada negara berdasarkan ketentuan undang-undang

yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak

sendiri memiliki fungsi sebagai sumber keuangan negara dan alat

untuk mencapai tujuan kebijakan pemerintah baik dalam bidang

sosial, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya.24

Agresivitas

pajak adalah upaya tindakan perusahaan untuk mengurangi atau

meminimalisir beban pajak perusahaan melalui suatu

perencanaan pajak baik legal (tax avoidance), maupun ilegal (tax

evasion). Kegiatan ini mengakibatkan berkurangnya penerimaan

23

Muadz Rizki Muzakki, Pengaruh Corporate Social Responsibility

dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2013), Skripsi, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2015), hlm. 22. 24

Siti Resmi, Perpajakan Teori dan Kasus, (Jakarta: Salemba Empat,

2017), hlm. 3.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

32

kas Negara, sehingga dalam jangka panjang Negara akan

mengalami kerugian yang besar pada penerimaan sektor pajak.25

Faktor penyebab dari agresivitas pajak meliputi tarif pajak

yang terlalu tinggi, undang-undang yang tidak tepat, hukuman

yang tidak memberikan efek jera, dan ketidakadilan yang nyata.

Agresivitas pajak ada yang bersifat legal (tax avoidance) yaitu

perencanaan pajak dengan cara mengecilkan objek pajak yang

menjadi dasar pengenaan pajak sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Serta ada pula yang bersifat

ilegal (tax evasion) adalah manipulasi ilegal terhadap sistem

perpajakan untuk mengelak dari pembayaran pajak. Tax evasion

cenderung mengabaikan undang-undang perpajakan secara

disengaja untuk menghindari pembayaran pajak, misalnya

pemalsuan pengembalian pajak.26

Selain karena adanya suatu kesengajaan untuk

mengurangi atau tidak memenuhi kewajiban perpajakannya,

wajib pajak juga sering bertindak lalai dan baru menyadari

25

Muhammad Rizky Andrianto dan Achmad Fadjar, Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak,

Proceedings, (Bandung: Universitas Widyatama, 2017), hlm. 864. 26

Abdul Halim, dkk, Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh dan Studi

Kasus, (Jakarta: Salemba Empat, 2018), hlm. 8.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

33

setelah ada pemeriksaan fiskus. Kelalaian memenuhi kewajiban

pajak yang harus dilakukan oleh wajib pajak tidak saja terbatas

pada kecurangan dan penggelapan dalam segala bentuknya,

namun kelalaian wajib pajak juga meliputi dalam hal

ketidaktahuan adanya ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan tersebut, kesalahan dalam menghitung data pajak,

salah menafsirkan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan, dan wajib pajak alpa untuk menyimpan buku beserta

bukti secara lengkap. Contoh tindakan yang termasuk kategori

tersebut adalah salah dalam pengisian SPT, tidak menyampaikan

SPT, tidak membayar pajak tepat waktu.27

Ada beberapa cara perusahaan dalam melakukan

agresivitas pajak, antara lain: (1) Menunjukkan laba dari aktivitas

operasional sebagai laba dari modal sehingga dapat mengurangi

laba bersih dan hutang pajak perusahaan. (2) Mengakui

pembelanjaan modal sebagai pembelanjaan operasional dan

dibebankan terhadap laba bersih, sehingga dapat mengurangi

27

Chairil Anwar Pohan, Optimizing Corporate Tax Management:

Kajian Perpajakan dan Tax Planning-nya Terkini, (Jakarta: Bumi Aksara,

2011), hlm.18-19.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

34

hutang pajak. (3) Membebankan biaya pribadi sebagai biaya

bisnis untuk pengurangan laba bersih. (4) Membebankan

depresiasi yang berlebihan untuk mengurangi laba kena pajak. (5)

Mencatat pembuangan yang berlebihan dari bahan baku dalam

industri manufaktur untuk mengurangi laba kena pajak.

Tax avoidance secara hukum pajak tidak terlarang

meskipun seringkali mendapatkan sorotan yang kurang baik dari

kantor pajak karena dianggap memiliki respon negatif atau

dianggap kurang nasionalis. Berbeda dengan tax evasion

(penggelapan pajak), yang merupakan usaha-usaha memperkecil

jumlah pajak dengan melakukan pelanggaran terhadap peraturan

perpajakan yang berlaku. Pihak yang melakukan tindakan tax

evasion dapat dikenakan sanksi administratif maupun sanksi

pidana berdasarkan perbuatannya.28

Dalam perspektif Islam, pemungutan pajak boleh diambil

dari kaum muslimin, jika memang negara sangat membutuhkan

dana. Hal ini didasarkan pada perintah Allah SWT dalam Q.S.

Al-Baqarah (2) ayat 177, yang artinya: “...dan memberikan harta

28

Diaz Priantara, Kupas Tuntas Pengawasan, Pemeriksaan dan

Penyidikan Pajak, (Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 453-454.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

35

yang dicintainya..” Pada ayat ini Allah memerintahkan kaum

Muslimin untuk memberikan harta selain zakat.

Selain itu, terdapat hadits mengenai pajak yang

diriwayatkan oleh Tirmidzi, yaitu:

Artinya: “di dalam harta terdapat hak-hak yang lain di samping

zakat.”

Dalil dan hadits diatas didukung oleh para ulama yang

membolehkan pemerintah mengambil pajak yaitu Imam Al-

Juwaini di dalam kitab Ghiyats al-Umam, Imam al-Ghazali di

dalam al-Mustafa, Imam asy-Syathibi di dalam al-I’tishom, dan

lain-lain. Mereka berpendapat bahwa diperbolehkannya

memungut pajak dengan tujuan untuk mewujudkan kemaslahatan

umat, karena dana pemerintah tidak mencukupi untuk membiayai

berbagai pengeluaran, yang apabila pengeluaran itu tidak

dibiayai, maka akan menimbulkan kemudharatan.29

29

https://aslibumiayu.net/10410-hukum-pajak-dalam-fiqih-islam-

bagaimana-kaum-muslimin-menyikapinya.html, diakses pada tanggal 01 Maret

2020, pukul 23.30 WIB.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

36

Menurut Yusuf Qardhawy, bahaya yang diakibatkan oleh

praktik agresivitas (penghindaran) pajak ini adalah pendapatan

pajak yang berkurang akan membahayakan stabilitas keuangan

negara, terjadi ketidakadilan dalam pembayaran beban pajak,

menyebabkan naiknya tarif pajak yang ada atau ditetapkannya

kewajiban pajak baru untuk menggantikan kekurangan dari hasil

pajak akibat dari banyaknya oknum yang menghindari pajak,

serta hilangnya kejujuran dan lemah ikatan solidaritas antara

pribadi dan masyarakat.30

Agresivitas pajak dalam penelitian ini diproksikan dengan

menggunakan effective tax rates (ETR), ETR adalah beban pajak

dibagi dengan laba sebelum pajak. Rumus dari ETR adalah

sebagai berikut:31

30

Yusuf Qardhawy, Hukum Zakat, (Jakarta: Lentera Antarnusa,

2006), hlm. 1095. 31

Muhammad Rizky Andrianto dan Achmad Fadjar, Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak,

Proceedings, (Bandung: Universitas Widyatama, 2017), hlm. 866.

ETR =

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

37

6. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan nilai gabungan dari nilai

pasar dari saham yang diterbitkan dan nilai pasar hutang dari

suatu perusahaan. Karena nilai perusahaan dapat memberikan

kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga

saham perusahaan meningkat.32

Nilai perusahaan dapat

memberikan gambaran mengenai kondisi suatu perusahaan. Jika

nilai perusahaan tinggi, maka perusahaan akan dipandang baik

oleh calon investor. Bagi pihak calon investor berkaitan dengan

kegiatan sosial dan lingkungan, yakni semakin banyak program-

program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diterapkan,

maka perusahaan akan dinilai baik dan dianggap memiliki jiwa

sosial kemanusiaan yang tinggi. Hal ini membuat calon investor

tertarik untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut. Begitu

pula sebaliknya, jika nilai perusahaan tersirat tidak baik, maka

investor akan menilai perusahaan dengan nilai rendah.33

32

Nike Beliza, Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba,

dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan, Skripsi,

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), hlm. 17. 33

Michell Suharli, Studi Empiris Terhadap Faktor yang

Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia,

Jurnal Manajemen Akuntansi, Vol. 6, No.1, 2006, hlm. 23-24.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

38

Pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan

menggunakan Price to Book Value (PBV). Price to Book Value

(PBV) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur nilai

perusahaan. PBV menunjukkan kemampuan perusahaan

menciptakan nilai perusahaan dalam bentuk harga terhadap

modal yang tersedia. Kesimpulannya, apabila semakin tinggi

hasil PBV menandakan bahwa perusahaan dapat dikatakan

berhasil menciptakan nilai dan kemakmuran pemilik. PBV

dihitung dengan menggunakan rumus:34

Harga saham merupakan harga suatu saham yang

terbentuk melalui suatu mekanisme permintaan dan penawaran

yang dilakukan oleh para investor di pasar jual beli saham. Harga

saham syariah maupun konvensional memiliki nilai harga yang

tidak tetap atau konstan, yang artinya harga saham ini

berfluktuatif.35

Harga saham dapat dibedakan menjadi, (1) Harga

34

Tjiptono Darmadji dan Hendry Fakhruddin, Pasar Modal di

Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 139. 35

Juhaya S. Pradja, Pasar Modal Syariah & Praktik Pasar Modal

Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 113.

PBV =

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

39

nominal merupakan harga yang ditetapkan oleh emiten untuk

menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga

nominal tergantung dari keinginan emiten, emiten bebas

menetapkan harga per lembar sahamnya; (2) Harga perdana

merupakan harga sebelum saham tersebut dicatat di bursa efek.

Jadi setelah terjadinya negosiasi dengan penjamin emisi, maka

akan diketahui berapa saham perusahaan emiten akan dijual

kepada masyarakat.36

Menurut perspektif Islam, investasi dan jual beli saham

halal dan diperbolehkan. Namun, yang dianggap halal hanya

terbatas pada sahamnya, belum ke persoalan lain seperti jenis

perusahaannya, proses transaksinya, dan lain-lain. Hal ini sesuai

dengan firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 275 yang

artinya: “ ...dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba...” 37

Berdasarkan dalil di atas mengisyaratkan bahwa semua

transaksi jual beli yang sesuai dengan landasan syariah hukumnya

36

Sawidji Widioatmojo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal,

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005), hlm. 55-56. 37

Q.S. Al-Baqarah (2) : 275

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

40

halal, termasuk ketika seseorang ikut berinvestasi pada

perusahaan.

Adapun hadits mengenai transaksi saham yaitu: “Tidak

halal keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, dan

tidak halal (melakukan) penjualan sesuatu yang tidak ada

padamu.” (HR. Al Khomsah dari Amr bin Syuaib).38

Dari hadits

tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan transaksi

saham, pihak pemilik dan perusahaan harus bersedia menanggung

resiko apabila nilai perusahaan mengalami penurunan drastis atau

kerugian.

Hal ini turut didukung oleh pendapat ulama, salah satunya

menurut Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni Juz 5/173 yang

menyatakan, “Jika salah seorang dari dua orang berserikat

membeli porsi mitra serikatnya, maka hukumnya boleh karena ia

membeli milik dari pihak lain.” Maksud dari pendapat ulama ini

adalah diperbolehkan pengalihan kepemilikan porsi suatu surat

38

HR. Al Khomsah dari Amr bin Syuaib

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

41

berharga selama terjadi kesepakatan dan diizinkan oleh pemilik

porsi lain dari suatu surat berharga.39

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian

terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi.

Penelitian terdahulu tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Perbedaan

Penelitian

Hasil

Penelitian

1. Muadz

Rizki

Muzakki

(2015)

Pengaruh

Corporate

Social

Responsibility

dan Capital

Intensity

Terhadap

Penghindaran

Pajak (Studi

Empiris pada

Perusahaan

Manufaktur

Penelitian

terdahulu

pengungkapan

tanggung

jawab sosial

perusahaan

sebanyak 75

item.

Sedangkan,

pada

penelitian ini

pengungkapan

Variabel CSR

(tanggung

jawab sosial

perusahaan)

dan capital

intensity

(intensitas

modal)

berpengaruh

negatif

terhadap

penghindaran

39

www.analisis.co.id, diakses pada tanggal 01 Maret 2020, pukul

19.55 WIB.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

42

yang Terdaftar

pada Bursa

Efek Indonesia

Tahun 2011-

2013)

tanggung

jawab sosial

perusahaan

sebanyak 78

item.

pajak.

2. Arief

Raharjo

dan Indira

Djanuarti

(2014)

Pengaruh

Tanggung

Jawab Sosial

Perusahaan

Terhadap Nilai

Perusahaan

Studi Kasus

pada

Perusahaan

Pertambangan

yang Terdaftar

di BEI 2008-

2012

Penelitian

terdahulu ini

menggunakan

79 item

pengungkapan

tanggung

jawab sosial

perusahaan.

Sedangkan,

penelitian ini

menggunakan

78 item

pengungkapan

. Kemudian,

penelitian

yang diteliti

oleh Arief

menggunakan

proksi Tobin’s

Q pada

variabel nilai

perusahaan.

Sedangkan,

penelitian ini

menggunakan

proksi PBV

dalam mencari

nilai

perusahaan.

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

tanggung

jawab sosial

perusahaan

berpengaruh

positif

terhadap nilai

perusahaan.

3. Nike

Beliza

(2015)

Pengaruh

Agresivitas

Pajak, Tingkat

Persistensi

Penelitian

yang diteliti

oleh Nike

menggunakan

Menunjukkan

bahwa

terdapat

pengaruh

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

43

Laba, dan

Corporate

Social

Responsibility

Terhadap Nilai

Perusahaan

(Studi Empiris

pada

Perusahaan

LQ-45 di

Bursa Efek

Indonesia

Tahun 2012-

2014)

proksi Tobin’s

Q untuk

mengukur

nilai

perusahaan.

Sedangkan,

penelitian ini

menggunakan

proksi PBV

sebagai alat

ukur menilai

perusahaan.

Lalu,

penelitian

Nike

menggunakan

proksi BTD

(Book Tax

Defferences)

untuk

menghitung

agresivitas

pajak.

Sedangkan,

penelitian ini

menggunakan

proksi ETR

dalam

menghitung

tingkat

agresivitas

pajak.

secara

simultan pada

variabel

(agresivitas

pajak, tingkar

persistensi

laba, dan

tanggung

jawab sosial

perusahaan)

terhadap nilai

perusahaan.

Variabel

agresivitas

pajak dan

tanggung

jawab sosial

perusahaan

tidak

berpengaruh

terhadap nilai

perusahaan

karena

masing-

masing

variabel

memiliki

nilai sig. >

0.05.

4. Muhamma

d Rizky

Andrianto

dan

Achmad

Fadjar

Pengaruh

Pengungkapan

Corporate

Social

Responsibility

Terhadap

Penelitian

terdahulu ini

menggunakan

analisis regresi

sederhana.

Sedangkan,

Pengungkapa

n CSR

berpengaruh

positif dan

tidak

signifikan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

44

(2017) Agresivitas

Pajak

penelitian ini

menggunakan

analisis jalur

terhadap

agresivitas

pajak.

5. Nyoman

Budhi

Setya

Darma dan

Naniek

Noviari

(2017)

Pengaruh

Corporate

Social

Responsibility

dan Capital

Intensity

Terhadap Tax

Avoidance

Penelitian

terdahulu

melakukan

penelitian

pada

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar

di BEI tahun

2012-2015.

Sedangkan,

penelitian ini

melakukan

penelitian

pada

perusahaan

sektor industri

barang

konsumsi di

ISSI periode

2016 -2018.

Hasil analisis

regresi

menunjukkan

bahwa

variabel CSR

dan capital

intensity

masing-

masing

berpengaruh

negatif dan

positif

terhadap tax

avoidance.

6. Sulastri

Ambarita

(2017)

Pengaruh

Corporate

Social

Responsibility

dan Capital

Intensity

Terhadap

Agresivitas

Pajak pada

Perusahaan

Pertambangan

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

Penelitian

yang

dilakukan oleh

Sulastri

mengacu pada

79 item

pengungkapan

tanggung

jawab sosial

peruaahaan.

Sedangkan,

penelitian ini

mengacu pada

78 item

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

Corporate

Social

Responsibilit

y tidak

berpengaruh

terhadap

agresivitas

pajak.

Capital

Intensity

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

45

Periode Tahun

2011-2015,

pengungkapan

. Serta

menggunakan

teknik analisis

regresi linear

berganda.

Sedangkan,

penelitian ini

menggunakan

analisis jalur

tidak

berpengaruh

terhadap

agresivitas

pajak. Serta,

Corporate

Social

Responsibilit

y dan Capital

Intensity

secara

simultan

tidak

berpengaruh

terhadap

agresivitas

pajak.

Sumber: Data diolah peneliti

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu yang

telah diuraikan di atas, maka terbentuklah kerangka pemikiran

dari penelitian ini. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah tanggung jawab sosial perusahaan dan intensitas modal,

sedangkan variabel dependen yaitu agresivitas pajak. Lalu,

terdapat nilai perusahaan sebagai variabel intervening.

Berikut ini adalah kerangka penelitian yang digambarkan

dalam penelitian ini:

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

46

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Keterangan:

H1: Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap

agresivitas pajak

H2: Intensitas modal berpengaruh terhadap agresivitas pajak

H3: Nilai perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak

H4: Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan

Tanggung Jawab

Sosial

Perusahaan

(X1)

Nilai

Perusahaan

(Z)

Agresivitas

Pajak

(Y)

Intensitas Modal

(X2)

H6

H7

H3

H4

H5

H1

H2

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

47

H5: Intensitas modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan

H6: Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap

agresivitas pajak dengan nilai perusahaan sebagai variabel

intervening.

H7: Intensitas modal berpengaruh terhadap agresivitas pajak

dengan nilai perusahaan sebagai variabel intervening.

D. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi yang akan diuji

keberlakuannya, atau suatu jawaban sementara atas pertanyaan

penelitian.40

Karena sifatnya masih dugaan sementara, maka

diperlukan suatu pengujian untuk membuktikan kebenarannya

melalui uji hipotesis.

1. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap

Agresivitas Pajak

Tanggung jawab sosial merupakan tanggung jawab

sebuah organisasi perusahaan terhadap dampak dari

keputusan-keputusan dan kegiatannya kepada masyarakat

40

Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori, dan

Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 76.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

48

dan lingkungan.41

Oleh sebab itu, perusahaan berupaya untuk

melakukan tindakan agresivitas pajak dengan cara

meminimalisir objek pajak yang menjadi dasar pengenaan

pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

perpajakan yang berlaku.42

Hal ini dimaksudkan agar

perusahaan tidak menggelontorkan dana atau biaya

pengeluaran dalam jumlah yang besar.

Menurut penelitian Muhammad Rizky Andrianto dan

Achmad Fadjar menunjukkan bahwa pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap agresivitas pajak. Perusahaan

yang memiliki tingkat pengungkapan CSR yang tinggi

mengakibatkan perusahaan lebih agresif terhadap pajaknya.43

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

41

I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan

Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2015), hlm. 12. 42

Abdul Halim, dkk, Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh, dan

Studi Kasus, (Jakarta: Salemba Empat, 2016), hlm. 8. 43

Muhammad Rizky Andrianto dan Achmad Fadjar, Op.Cit., hlm.

862.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

49

H1: Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap

agresivitas pajak

2. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Agresivitas Pajak

Intensitas modal atau capital intensity merupakan

aktivitas investasi perusahaan yang dikaitkan dengan

investasi aset tetap dan persediaan. Intensitas modal juga

dapat didefinisikan dengan bagaimana perusahaan berkorban

mengeluarkan biaya untuk aktivitas operasi dan pendanaan

aktiva guna memperoleh keuntungan perusahaan.44

Aset

tetap dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melakukan

penghindaran pajak agar ETR perusahaan rendah.

Perusahaan dapat memanfaatkan beban penyusutan dari aset

tetap yang secara langsung mengurangi laba perusahaan yang

menjadi dasar perhitungan pajak perusahaan.45

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Nyoman Budhi Setya Dharma dan Naniek Noviari yang

44

Novia Bani Nugraha dan Wahyu Meiranto, Pengaruh Corpotate

Social Responsibility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan

Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak, Diponegoro Journal of

Accounting, Vol. 4, No. 4, 2015, hlm. 5. 45

Muadz Rizki Muzakki, Op.Cit., hlm. 22.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

50

menunjukkan bahwa intensitas modal berpengaruh positif

terhadap agresivitas pajak.46

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H2: Intensitas modal berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

3. Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

Nilai perusahaan menunjukkan nilai asset yang dimiliki

perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan

salah satu asset berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai

perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya

kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham,

maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.47

Banyak perusahaan yang menganggap biaya pajak

sebagai aspek terbesar berkurangnya laba perusahaan

sehingga perusahaan melakukan berbagai cara untuk bisa

46

Nyoman Budhi Setya Dharma dan Naniek Noviari, Pengaruh

Corporate Social Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Tax

Avoidance, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 18.1, 2017. 47

Martono dan Agus, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Ekonesia,

2003), hlm. 3.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

51

memaksimalkan laba dengan cara mengurangi biaya pajak.

Tindakan agresivitas pajak diharapkan dapat meningkatkan

laba perusahaan. Semakin tinggi laba yang diperoleh

perusahaan, semakin tinggi pula nilai perusahaan.48

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H3: Nilai perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas

pajak.

4. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap

Nilai Perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bentuk

pertanggung jawaban sosial yang dilakukan perusahaan

kepada stakeholder dilingkungan sosial maupun lingkungan

hidup yang berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan.

Perusahaan saat ini tidak hanya berfokus pada tanggung

jawab keuangan saja, namun juga dituntut tanggung jawab

48

Heny Sidanti dan Vivi Cornaylis, Pengaruh Agresivitas Pajak

Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi

(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Pertanian Subsektor

Perkebunan di BEI), Jurnal Akuntansi Universitas PGRI Madiun, Vol. 1, No.

2, 2018, hlm. 202.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

52

pada dimensi lingkungan dan sosial. Strategi perusahaan

dengan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan dapat

dilakukan untuk memberi citra baik di masyarakat sehingga

akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut.49

Nilai

perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus pendapatan

atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan

datang. Memaksimalkan nilai perusahaan dinilai lebih tepat

sebagai tujuan perusahaan karena mempertimbangkan faktor

resiko, lebih menekankan pada arus kas daripada sekedar

laba, dan tidak mengabaikan tanggung jawab sosial.50

Hal tersebut didukung dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Arief Rahardjo dan Indira Djanuarti, hasil

penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial

perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.51

49

Bayu Suryonugroho, Pengaruh Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan

Manajerial, dan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating, Skripsi,

(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), hlm. 54-55. 50

I Made Sudana, Op.Cit., hlm. 9. 51

Arief Rahardjo dan Indira Djanuarti, Pengaruh Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Studi Kasus pada Perusahaan

Pertambangan yang Terdaftar di BEI 2008-2012, Diponegoro Journal of

Accounting, 2014, hlm. 1.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

53

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4: Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

5. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Teori intensitas modal adalah teori yang menjelaskan

bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan

bauran antara hutang dan ekuitas bertujuan untuk

memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

diartikan sebagai ekspektasi nilai total perusahaan. Intensitas

modal juga mencerminkan seberapa besar modal yang

dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan. Apabila rasio

intensitas modal perusahaan tinggi maka semakin tinggi juga

nilai perusahaan tersebut.52

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H5: Intensitas modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

52

Brigham dan Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,

(Jakata: Salemba Empat, 2006), hlm. 111

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

54

6. Pengaruh Nilai Perusahaan Sebagai Variabel Intervening

Antara Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap

Agresivitas Pajak

Arief Rahardjo dan Indira Djanuarti, dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial

perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.53

Kemudian menurut Heny, tindakan agresivitas pajak

dianggap dapat meningkatkan laba perusahaan. Semakin

tinggi laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi pula

nilai perusahaan.54

Selain itu, Muhammad Rizky Andrianto

dan Achmad Fadjar dalam penelitiannya menemukan bahwa

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap agresivitas

pajak. Perusahaan yang memiliki tingkat pengungkapan CSR

53

Arief Rahardjo dan Indira Djanuarti, Pengaruh Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Studi Kasus pada Perusahaan

Pertambangan yang Terdaftar di BEI 2008-2012, Diponegoro Journal of

Accounting, 2014, hlm. 1. 54

Heny Sidanti dan Vivi Cornaylis, Op.Cit., hlm. 202.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

55

yang tinggi mengakibatkan perusahaan lebih agresif terhadap

pajaknya.55

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H6: Tanggung jawab sosial berpengaruh terhadap agresivitas

pajak dengan nilai perusahaan sebagai variabel

intervening.

7. Pengaruh Nilai Perusahaan Sebagai Variabel Intervening

Antara Intensitas Modal Terhadap Agresivitas Pajak

Rasio intensitas modal merupakan salah satu informasi

yang penting bagi investor karena dapat menunjukkan

tingkat efisiensi penggunaan modal yang telah ditanamkan.

Salah satu indikator prospek suatu perusahaan di masa

mendatang yang dapat digunakan untuk menilai suatu

intensitas modal mencerminkan seberapa besar modal yang

dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan dalam merebut

pasar yang diinginkan oleh perusahaan. Apabila rasio

55

Muhammad Rizky Andrianto dan Achmad Fadjar, Op.Cit., hlm.

862.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

56

intensitas modal perusahaan tinggi maka semakin tinggi juga

nilai perusahaan tersebut.56

Sementara itu menurut Heny,

tindakan agresivitas pajak dianggap dapat meningkatkan laba

perusahaan. Semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan,

semakin tinggi pula nilai perusahaan.57

Kemudian, Nyoman

Budhi Setya Dharma dan Naniek Noviari dalam

penelitiannya menemukan bahwa intensitas modal

berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.58

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H7: Intensitas modal berpengaruh terhadap agresivitas pajak

dengan nilai perusahaan sebagai variabel intervening.

56

Brigham dan Houston, Op.Cit., hlm. 111 57

Heny Sidanti dan Vivi Cornaylis, Op.Cit., hlm. 202. 58

Nyoman Budhi Setya Dharma dan Naniek Noviari, Pengaruh

Corporate Social Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Tax

Avoidance, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 18.1, 2017.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

57