Bab i Skripsi Herlina.s

56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah kreativitas sering digunakan baik dalam media masa, maupun percakapan sehari-hari. Kreativitas dinilai telah mampu memainkan peranan penting dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat secara luas. Pada dasarnya kreativitas bagi kemajuan suatu bangsa, artinya kreativitas sangat membantu kearah perkembangan dan kemajuan dalam bentuk dan bidang apapun. Dengan kreativitas seseorang dapat menghasilkan karya yang mempunyai nilai baru dan berguna bagi orang banyak maka kreativitas perlu dikembangkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam dunia pendidikan kreativitas menempati peranan penting. Kreativitas berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengolah aktivitas pengajaran. Kreativitas merupakan proses dan penting dibina pada anak didik sejak dini agar timbul suasana belajar

description

Bab i Skripsi Herlina.s

Transcript of Bab i Skripsi Herlina.s

Page 1: Bab i Skripsi Herlina.s

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah kreativitas sering digunakan baik dalam media masa, maupun

percakapan sehari-hari. Kreativitas dinilai telah mampu memainkan peranan

penting dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat secara luas. Pada dasarnya

kreativitas bagi kemajuan suatu bangsa, artinya kreativitas sangat membantu

kearah perkembangan dan kemajuan dalam bentuk dan bidang apapun. Dengan

kreativitas seseorang dapat menghasilkan karya yang mempunyai nilai baru dan

berguna bagi orang banyak maka kreativitas perlu dikembangkan dalam berbagai

aspek kehidupan manusia.

Dalam dunia pendidikan kreativitas menempati peranan penting.

Kreativitas berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengolah aktivitas

pengajaran. Kreativitas merupakan proses dan penting dibina pada anak didik

sejak dini agar timbul suasana belajar kreatif. Kreativitas yang timbul dari guru

akan menimbulkan keragaman aktivitas dasar bagi anak didik. Cony Semiawan

dkk, menegaskan: “Jelaskan kreativitas dapat muncul dalam bidang kegiatan

manusia, tidak terbatas dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, teknologi, serta

tidak terbatas pula pada tingkatan usia, jenis kelamin, suku bangsa dan

kebudayaan tertentu.1 Melibatkan diri dalam kegiatan kretaif. Kegiatan kreatif

sebagai akibat dari kreativitas guru yang membiasakan anak didik secara aktif

serta ingin mendalami bahan yang dipelajari.

1 Conny Semiawan dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, (Jakarta:Gramedia,1990) hal. 99

Page 2: Bab i Skripsi Herlina.s

Dauglas Brown, menanamkan guru kreatif itu, yang mengajarkan dengan

memanfaatkan ilmu dan keahliannya sebagai teacher school ciri-ciri seorang guru

kreatif adalah:

1. Mempunyai jiwa penasaran, ingin selalu menanyakan, dikualifikasikannya yang masih belum jelas.

2. Setiap hal dianalisanya dulu, kemudian disaringnya, dikualifikasikannya, untuk ditelaah dan dimengerti, kemudian diendaokan dalam bidang pengetahuannya.

3. Intuisi, kemampuan dibawah sadar untuk menghubung-hubungkan, gagasan-gagasan lama membentuk ide-ide baru.

4. Self-decipline, artinya teacher school itu memiliki kemampuan pertimbangan analisan dan intuisi dengan hasil sementara, ia tidak menetima begitu saja setiap hasil yang belum memuaskan

5. Tidak akan puas dengan hasil sementara, ia tidak menerima begitu saja setiap hasil yang belum memuaskan.

6. Suka melakukan intropeksi7. Mempunyai kepribadian yang kuat, tidak mudah diberi instruksi tanpa

pemikiran-pemikiran.2

Dengan pentingnya kreativitas guru, sehingga melalui kegiatan kreativitas

diharapkan akan membantu tercapainya tujuan pendidikan. Kreativitas

memunculkan proses pembelajaran yang fleksibel dan relevan dengan

perkembangan zaman. Seorang pendidikan sudah selayaknya memiliki kreativitas

yang tinggi, guna terciptanya poses pembelajaran yang tepat sehingga mencapai

hasil yang optimal dari semua yang telah ditetapkan dalam pengajaran, karena

dengan kretivitas yang tinggi guru dapat menciptakan suasana belajar yang

efektif.

Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaian materi-matri yang diajarkannya sehingga siswa tidak bosan, karena kreativitas guru dalam proses pembelajaran mempunyai pengaruh dan fungsinya sangat besar terhadap pertumbuhan semangat mengajar yang digunakan oleh seseorang guru secara tepat pada mata pelajaran tertentu, arah pengembangan mutu pendidikan di negeri ini tidak akan lebih baik walaupun konsep kurikulum 2 Balnadi Sutadipura, Aneka Problem Keguruan, (Bandung: Angkasa, 1992) hal. 108

Page 3: Bab i Skripsi Herlina.s

yang dirancang, evaluasi yang digunakan, sumber belajar yang dipakai dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada, serta komponen pendidikan yang lainnya telah diupayakan secara maksimal.3

Sehubungan dengan pentingnya kreativitas dengan pentingnya kreaktivitas

dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran itu sendiri merupakan suatu

aktivitas yang tidak terlepas dari interaksi antar manusia, yaitu guru dan siswa.

Dalam hal ini guru merupakan unsur terpenting di dunia pendidikan, sekalipun

saat ini dunia semakin canggih dan memungkinkan untuk mengganti keberadaan

guru sebagai tenaga pendidik serta pembimbing bagi anak didik dengan alat-alat

yang modern, namun keberadaan guru sampai saat ini belum juga dapat

dipisahkan secara langsung dari proses pendidikan tersebut. Hal tersebut

dikarenakan masih banyak unsur-unsur manusiawi yang tidak dapat diubah dan

ditransfer langsung melalui alat-alat tersebut. Oleh karena itu seorang guru sudah

selayaknya dapat memberikan variasi pengajaran dengan suasana yang dapat

menggairahkan aktivitas belajar mengajar, agar tujuan dari proses pendidikan

tersebut dapat tercapai secara optimal. Menciptakan suasana yang baik dan tidak

menjenuhkan bagi siswa serta membutuhkan pengelolaan kelas yang baik, dapat

memungkinkan tercapainya hasil belajar yang baik.4 Banyak para ahli

memberikan defenisi mengenai pembelajaran meskipun beragam namun pada

hakekatnya memiliki kesamaan.

Syaiful Sagala misalnya, mengemukakan bahwa pembelajaran

mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang

3 Moh. User Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) hal. 15

4 Sayiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Straegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) hal. 196

Page 4: Bab i Skripsi Herlina.s

mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru.5 Pengertian tersebut

mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk

mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan

dasar, motivasi, latar belakang sosial ekonomi dan lain sebagainya. Pada dasarnya

untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama

penyampaian materi sebagai bahan mengajar yang menjadi indikator suksesnya

pelaksanaan pembelajaran.

Dari penjelasan diatas proses pembelajaran merupakan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama.

Proses pembelajaran juga merupakan suatu proses mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan observasi awal yang saya lakukan pada tanggal 17 Januari

tahun 2012 terdapat gejala-gejala sebagai berikut:

1. Pada saat proses pembelajaran pendidikan agama islam terlihat bersifat

monoton contohnya pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung

metode yang digunakan hanya metode ceramah dan Tanya jawab.

2. Kurangnya antusias peserta didik dalam proses pembelajaran seperti siswa

kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, siswa rebut saat

guru menjelaskan pelajaran dan siswa kurang bersemangat saat proses

pembelajaran berlangsung.

5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hal. 61

Page 5: Bab i Skripsi Herlina.s

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

dalam Proses Pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas

Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan observasi yang dilakukan,

maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kreativitas pendidikan agama islam, yaitu; kurangnya kemampuan

guru dalam menggunakan metode dan kemampuan mengolah kelas sehingga

pada saat proses pembelajaran materi yang diajarkan kurang dimengerti

sehingga siswa merasa bosan.

2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk mendukung guru pendidikan agama

Islam dalam mengembangkan proses pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan pembahasan pada skripsi, mengingat waktu dan

kemampuan penulis dalam membahas masalah penelitian ini, maka penulis

memberikan batasan masalah yakni tentag kreativitas guru pendidikan agama

Islam dalam proses pembelajaran di SD Negeri 57 Desa Jambat Akar Kelurahan

Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam, sebagai berikut:

1. Penelitian ini difokuskan pada kreatifitas guru Agama

2. Penelitian ini dulakukan pada tahun 2012-2013 pada semester genap

Page 6: Bab i Skripsi Herlina.s

3. Khusus kreatifitas gur yang mampu menciptakan sesuatu yang belu

diciptakan oleh orang lain atau guru yang mampu menimbulkan ide-ide yang

baru.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kretivitas pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran

di SDN 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo

Utara Kota Pagar Alam?

2. Bagaimana proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 57

Pagar Alam?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kreativitas guru pendidikan agama

islam dalam proses pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar

Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam proses

pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas

Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN

57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara

Kota Pagar Alam.

3. Untuk mengetahui faktor pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar

Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam.

Page 7: Bab i Skripsi Herlina.s

b. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritias penelitian ini dapat dijadikkan sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam proses

pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas

Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua

instansi pendidikan dalam mengupayakan peningkatan kreativitas guru

pendidikan agama Islam dan juga diharapkan dapat menjadi bahan acuan

bagi penelitian selanjutnya.

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat

G. Definisi Operasional

1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

Kreativitas guru pendidikan agama Islam adalah kemampuan guru

pendidikan agama Islam dalam menciptakan dan mengembangkan suasana belajar

mengajar yang efektif. Dengan indikator:

Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Proses Pembelajaran

Page 8: Bab i Skripsi Herlina.s

1. Mampu memilih metode yang tepat dalam melaksanakan pengajaran

pendidikan agama Islam, sehingga siswa lebih berminat untuk mengikutinya

dengan baik.

2. Mampu memberikan sumbangsih ide dan pemikiran untuk melakukan

perubahan suasana belajar seperti menata ruang belajar seperti menata ruangan

dan suasana belajar dan menggunakan media belajar yang menarik melalui

rancangan sendiri.

3. Memiliki kemampuan yang baik dalam menjelaskan materi pelajaran dengan

menghubungkan pada kondisi yang ada di dalam masyarakat dan lingkungan

sekitar.

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah yakni antara guru

dan siswa secara edukatif sehingga pesan yang disampaikan dalam proses

pembelajaran akan tercapai dengan indikator:

1. Menambah ilmu pengetahuan

2. Merubah tingkah laku peserta didik kearah yang lebih baik

3. Menjadikan siswa yang terampil.

Jadi, kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran

dalam penelitian ini adalah kemampuan guru agama Islam dalam menciptakan

suasana pembelajaran yang efektif sehingga bisa mencapai tujuan yang

diinginkan.

H. Kerangka Teori

Page 9: Bab i Skripsi Herlina.s

1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

Kata kreatif kata serapan dari Bahasa Inggris Creative yang berarti “daya

cipta”.6 Sedangkan dalam kamus Bahasa Inggris yang diterbitkan Universitas

bahwa krativitas diartikan sebagai “suatu kegiatan yang dapat menghasilkan

sesuatu yang baru, baik dalam pekerjaan, seni atau ilmu pengetahuan”.7

Menurut Suryaosubroto kretaivitas merupakan kemampuan seseorang

untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam

bentuk ciri-ciri apitite maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi

dengan hal-hal yang sudah ada yang relatif berbeda dengan yang telah ada.8

Menurut Slameto pada hakikatnya, pengertian kreativitas berhubungan

dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru

dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai dengan perumusan

kreativitas secara tradisional. Secara radisional kreativitas dibatasi sebagai

mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu mungkin

berupa perubahan atau tingkah laku.9

2. Proses Peembelajaran

Menurut Coney yang dikutip oleh Ramayulis pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

6 Harun Asnawi, et Al., Kamus Lengkap Populer, (Jakarta:Putra Bangsa, 1987), hal.357 Janathan Crowther, Advancer Learner’s Dicinory Of Current English (Oxford

Universitas Prers, 1995), hal. 1238 Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal.

191.9 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (JakartaL Ribeka Cipta,

2010) hal. 137.

Page 10: Bab i Skripsi Herlina.s

pembelajara.10 Yang efektif pada guru dan mewujudkan perilaku belajar pada

siswa terkait dengan pembelajaran.11 Kepada Tuhan dan konsisten dengan

kekhaalifahan-Nya (Khalifah Allah fi al Ardh).12

Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pendidikan Islam

dengan proses pembelajaran secara umum itu umumnya sama yakni merupakan

proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sedangkan belajar

dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, proses pembelajaran adalah segala upaya

yang sengaja dilakukan dalam rangka member kemungkinan bagi siswa untuk

terjadinya perubahan di dalam diri siswa tersebut mencakup perubahan tingkah

laku, kebiasaan dan ilmu pengetahuan.

1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka disini maksudnya mengkaji atau meneliti skripsi yang

ada di Fakultas Tarbiyah agar tidak terjadi kesamaan dalam penulisan nantinya,

setelah ditinjau ternyata berkenaan atau relevan dengan masalah yang akan

diteliti diantaranya:

Pada skripsi yang disusun oleh Rahmawati yang berjudul. “Kreativitas

Guru Kelas dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Matematika di Madrasah Ibtidayah Negeri Talang Rejo BK 8 Belitang Oku

Timur”13. Tahun 2011, dalam skripsinya menyatakan seorang pendidik sudah

selayaknya memiliki kreativitas yang tinggi, guna menciptakan proses belajar

10 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, cet. Ke-9, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011) hal. 23911 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Grafindo Persada,

2005) hal.712 Ramyulis, Op, Cit, hal, 241

13 Rahmawati, Kreativitas Guru Kelas dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Talang Rejo BK 8 Belitang Oku Timur, Skripsi, (Palembang:2011)

Page 11: Bab i Skripsi Herlina.s

mengajar yang tepat guna dan dapat mencapai hasil yang optimal dari semua

tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh saudari Rahmawati,

penulis menemukan penjelasan bahwa kreativitas guru kelas yang ada di

Madrasah Ibtidayah Negeri Talang Rejo BK 8 Belitung Oku Timur berada

pada kategori cukup kreatif sehingga mengakibatkan hasil belajar yang cukup

juga. penelitian saudari Rahamwati memiliki perbedaan dengan penelitian yang

saya lakukan, karena data-data yang ditengahkan dalam penelitian Rahmawati

yang menyatakan adanya permasalahan yang dilihat dari bentuk kreativitas

guru kelas dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

matematika di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Talang Rejo BK 8 Belitang Oku

Timur, hubungan kreativitas guru dengan minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri 57 Desa Jambat Akar Kelurahan

Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam, serta metode yang

digunakan dalam penelitian tersebut populasi dan sampel.

Adapun persamaan dengan skripsi saudari Rahmawati adalah sama-sama

mambahas tentang kreativitas. Sedangkan perbedaannya terletak pada

permasalahan yang diangkat. Dalam penelitian Rahmawati lebih menekankan

kepada kretaivitaas guru, metode yang digunakan serta memberikan motivasi

dan minat belajar siswa. Sedangkan penulis lebih menitik beratkan kreativitas

guru pendidikan agama Islam dari segi perencanaan pembelajaran, metode

yang digunakan dan pengelolaan kelas, serta metodelogi yang digunakan oleh

penulis adalah Informance penelitian.

Page 12: Bab i Skripsi Herlina.s

Dalam skripsi yang disusun oleh Yurisprudensi yang berjudul “Kreativitas

Guru dan Hasil Belajar Siswa pada Bidnag Studi Sejarah Kebudayaan Islam

di Madrasah Aliyah Sakatiga Kabupaten Ogan Ilir”.14 Tahun 2011 dalam

skripsinya menyatakan kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada bidang studi sejaraj kebudayaan Islam sudah cukup baik. Ini terlihat dari

rajinnya guru SKI datang ke sekolah dan mengajar, jadi pada saat mata

pelajaran SKI tidak pernah kosong dengan kata lain selalu ada yang mengisi.

Akan tetapi pada saat saudara Yurisprudensi melakukan observasi masih ada

gejala-gejala yang ditimbulkan oleh seorang guru dalam mengajar seperti guru

mengajar sebatas mengajar saja, dalam arti mengisi absen, menjelaskan dan

member tugas dan pulang tanpa memperhatikan perkembangan siswa, guru

SKI tidak perduli dengan siswa, siswa mau memperhatikan atau mengerti

pelajaran yang disampaikan atau tidak, bahkan dalam mengajarkan, bahkan

dalam mengajar guru SKI menggunakan metode kuno yang membuat siswa

bosan mengikuti pelajaran.

Dalam penelitian Yuriprudensi mengatakan adanya permasalahan yang

dilihat dari segi sebagaimana kreativitas guru bidang studi SKI di Madrasah

Aliyah Sakatiga Kabupaten Ogan Komering Ilir dan hasil belajar siswa pada

bidang studi SKI metode yang digunakan dalam penelitian Yuris adalah

populasi dan sampel.

Adapun persamaannnya sama-sama membahas tentang kreativitas,

sedangkan perbedaanya terletak pada permasalahan yang diangkat. Dalam

14 Yuridprudensi, Kreativitas Guru dan Hasil Belajar Siswa pada Bidnag Studi Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Sakatiga Kabupaten Ogan Ilir, Skripsi (Palembang:2011)

Page 13: Bab i Skripsi Herlina.s

penelitian Yuriprudensi lebih menekankan kepada kretaivitas guru SKI dalam

belajar mengajar, kedisiplinan dan mengajar serta ketepatan metode

pembelajaran da dikaitkan dengan keberhasilan siswa pada bidang studi SKI.

Sedangkan penulis lebih menitik beratkan kreativitas guru pendidikan agama

islam dari segi perencanaan pembelajaran, metode yang digunakan dan

pengelolaan kelas, serta metodelogi yang digunakan oleh penulis adalah

informance penelitian.

Pada skripsi yang disusun oleh Riana Yusuf yang berjudul.”Pengaruuh

Kreativitas Guru terhadap Hal Belajar Siswa dalam Bidang Studi Pendidikan

Agama Islam di Madrasah Diniyah Nurul Iman Desa Tanjung Dayang

Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir.15 Tahun 2010. Dalam

skripsi ini Riana Yusuf menyatakan bahwa peningkatan mutu sekolah dasar

merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dan tidak dapat dihindari, dengan

adanya pasar bebas menuntut kemampuan persaingan dari sumber daya

manusia. Oleh karena itu tidak untuk menjawab tuntutan tersebut diperlukan

adanya kretaivitas guru yang mampu diinginkan sesuai dengan tujuan dari

pendidikan agama Islam.

Dalam penelitian ini Riana Yusuf menyatakan adanya permasalahan yang

dilihat dari tingkat kreativitas guru dalam bidang studi pendidikan agama islam

di madrasah Diniyah Nurul Iman Desa Tanjung Dayang Kecamatan Indralkaya

Selatan Kabupaten Ogan Ilir, hasil belajar siswa dalam bidang studi pendidikan

agama Islam di Madrasah Diniyah Nuurl Iman Desa Tanjung Dayang

15 Riana Yusuf, engaruh Kreativitas Guru terhadap Hasil Belajarg Siswa dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Diniyah Nurul Iman Desa Tanjung Dayang Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir, Skripsi (Palembang:2010)

Page 14: Bab i Skripsi Herlina.s

Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir., serta pengaruh kreativitas

guru terhadap hasil belajar dalam bidang studi pendidikan agama Islam dan

metodelogi yang digunakan Riana Yusuf adalah sampel dan populasi. Adapun

persamaannya sama-sama membahas tentang kreativitas. Sedangkan

perbedaannya terletak pada permasalahan yang diangkat, dalam penelitian

Riana lebih menekankan kepada meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa. Sedangkan penulis lebih menitik beratkan kreativitas guru pendidikan

agama islam dari segi perencanaan pembelajaran. Metode yang digunakan dan

pengolahan kelas, serta metodelogi yang digunakan oleh penulis adalah

informace penelitian.

Dari uraian diatas memang seyogyanya judul skripsi yang akan saya

ajukan memiliki persamaan. Tetapi ada perbedaan antara skripsi-skripsi diatas

dengan judul yang hendak saya bahas. Pada skripsi yang akan saya ajukan

lebih menitik beratkan kepada kreativitas guru pendidikan agama Islam dari

segi perencanaan, pembelajaran, emdia, metode yang digunakan da

pengelolaan kelas. Kemampuan guru PAI dalam menciptakan proses

pembelajaran sangat penting karena dengan terciptanya proses pembelajaran

yang baik maka suasana belajar pun akan semakin baik disinilah dibutuhkan

kreativitas guru sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.

J. Metodelogi Penelitian

Page 15: Bab i Skripsi Herlina.s

Metodelogi adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis

mengikuti aturan-aturan guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti. 16

oleh karena itu untuk memudahkan penelitian agar bisa menjawab permasalahan

yang penelitian inginkan maka peneliti menggunakan metode penelitian:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif

kualitatif yang menggambarkan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam

proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 57 Desa Jambat Akar Kel. Jangkar

Mas Kecamatan Dempo Utara Pagar Alam. Data kualitatif adalah jenis data yang

berupa kata-kata, yaitu data menurut mutu kualitasnya. Dalam hal ini data yang

berhubungan dengan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam, proses

pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas guru Pendidikan

Agama Islam dalam proses pembelajaran.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer berupa data yang dihimpun dari 2 orang guru pendidikan Agama

Islam yang dijadikan informant dalam penelitian.

2. Data sekunder berupa data yang bersifat menunjang seperti data yang diperoleh

dari guru-guru mata pelajaran, kepala sekolah buku-buku, jurnal dan

dokumentasi sekolah.

16 Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2003) hal. 19

Page 16: Bab i Skripsi Herlina.s

3. Informance Penelitian

Adapun yang menjadi informance penelitian dalam penelitian ini adalah

seluruh guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri 57

Desa Jambat Akar Kel. Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam,

berjumlah 2 orang sebagai berikut:

1. LIli Hendrawati, S.Ag (PNS)

2. Herliana, S.Pd.I (HONORER)

3. Kepala Sekolah (PNS)

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik ini penulis gunakan dalam mengamati langsung objek penelitian untuk

melihat lebih dekat yang dilakukan objek penelitian. Proses pembelajaran

pendidikan agama Islam dan kreativitas guru pendidikan agama Islam.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Adapun jenis wawancara

yang dipilih oleh peneliti adalah jenis wawancara terpimpin. Dalam

pelaksanaan, pewawancara pedoman yang hanya merupakan garis guru

pendidikan agama Islam dan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas guru

pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri

Page 17: Bab i Skripsi Herlina.s

57 Desa Jambat Akar Kel. Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar

Alam. Wawancara ini penulis ajukan kepada guru agama yang berjumlah dua

orang dan kepala sekolah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan kegiatan dan semua data

yang diperlukan dalam penelitian ini. Pada teknik ini penulis gunakan untuk

mengetahui jumlah guru, jumlah siswa, pegawai sekolah dan sejarah mengenai

berdirinya sekolah Dasar Negeri 57 Desa Jambat Akar Kelutahan Jangkar Mas

Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam serta sarana dan prasarananya.

5. Teknik Analisa Data

Pengembangan data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Dalam mengadakan penelitian tidak terlepas dari adanya jenis data yang

akan dikumpulkan sebagai bahan kajian.

Terlebih dahulu datang terkumpul diolah dan dianalisis secara deskriftif

kualitatif dengan cara:

1. Reduksi data dan triangulasi data

Reduksi data yaitu proses penyederhanaan dan transformasi data-data kasar

yang muncul dari catatan penulis di lapagan sedang triangulasi data dalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

Page 18: Bab i Skripsi Herlina.s

data itu. 17 Dalam hal ini penelitian menggunakan triangulasi dengan sumber

yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

2. Peyajian Data

Sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan

Yaitu makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,

kesohehannya dan kecocokannya yaitu yang merupakan fasilitasnya. 18

17 Lexi, J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hal.187.

18 Matthew, B Mile dan A, Michael Huberman, Penerjemah Tjejep Pohendi Rahidi, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), hal., 16-18

Page 19: Bab i Skripsi Herlina.s

K. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, apda bab ini berisikan : Latar Belakang Masalah,

Identifikasi masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, definisi operasional, kerangka teori, tinjauan pustaka, metodelogi

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II Landasan Teori, mengenai kreativitas Guru Pendidikan Agama

Islam dalam proses pembelajaran dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Bab III Deskripsi wilayah penelitian yang berisikan tentang sejarah

berdirinya SD Negeri 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan

Dempo Utara Kota Pagar Alam, keadaan guru, keadaan siswa serta sarana dan

prasarana sekolah.

Bab IV Analisa data, Bab ini berisikan tentang kreativitas Guru

Pendidikan Agama Islam serta faktor-faktor yang mempenagruhi kretaivitas guru

pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran.

Bab V Peneutup, berisikan kesimpulan dan saran.

Page 20: Bab i Skripsi Herlina.s

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

1. Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang komplek, yang

menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan tersebut bagaimana cara

kreativitas itu didefinisikan. Menurut Fuad dan Rachmi, Kreativitas adalah

kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Hasil karya

atau ide-ide baru sebelumnya tidak dikenakan oleh pembuatnya maupun orang

lain.19 Menurut Utami Munandar bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yanbg

ada.20 Sedangkan menurut Slameto bahwa pada hakikatya, pengertian kreativitas

berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu

yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai dengan

perumusan kreativitas secara tardisional. Secara tradisional kreativitas dibatasi

sebagai mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu

mungkin perubahan atau tingkah laku. 21

Hal yang sama diutarakan Reni Akbar, yang dikutif oleh Ayi Fahmi

menyatakan:

19 Fuad Nashori dan Rachmi Diana Mucahara, Mengembangkan Kreativitas Dalam Perspektif Psikologi Islam, (Jogjakarta: Menara Kudus, 2002) hal. 33

20 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta:PT Gramedia, 1985) hal. 47

21 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal.137

Page 21: Bab i Skripsi Herlina.s

Kreativitas pada intinya merupakan seseorang melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata baik dalam ciri-ciri aptitude dan non-aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi denagn hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya22

Pada dasarnya beberapa ahli memiliki kesamaan dalam memberikan

pengertian kreativitas, sama halnya seperti Suryosubroto, menyatakan bahwa

kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang

baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun

non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada

yang realtif berada dengan yang telah ada.23 Selain itu menurut Conny Semiawan

dkk, yang dikutif oleh Subyosubroto, menyatakan bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk membentuk gagasan baru dan penerapan dalam pemecahan

masalah.24 Guru memiliki peran besar dalam proses pembelajaran. Dengan

kreativitas yang dimiliki, diharapkan guru mampu untuk mengajak peserta didik

terlibat secara langsung dalam proses belajar serta nilai-nilai yang diajarkan dapat

terlaksana dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Hadari Nawawi guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar

dan memberikan pelajaran disekolah atau dikelas. Lebih khususnya diartikan

orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang bertanggung

jawab dalam membentuk anak-anak mencapai kedewasaannya masing-masing.25

22 M. Ayi Fahmi Karim, Membangun Kreativitas Guru Agama Islam, (Subang:2009) http://ww.infodiknas.com/membangun-kreativitas-guru-guru-pendidikan-ahama-Islam-pai

23 Suryosubroto.B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal.191

24 Ibid., hal.22025 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hal.58

Page 22: Bab i Skripsi Herlina.s

Sedangkan menurut Andurahmansyah dan Kasinyo Harto, guru pendidikan

agama Islam seorang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan agama Islam

sekaligus mampu melakukan transfer of knowledge, internalisasi serta

amaliyah.526guru agama Islam harus memiliki kreativitas dalam mengajar. Dengan

ide-ide yang kreatif dalam mengajar serta berusaha untuk menciptakan suasanya

belajar yang menarik, maka diharapkan nilai-nilai yang diajarkan oleh guru dapat

diterapkan oleh perserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

3. Ciri-Ciri Kreativitas

Seorang yang kreatif akan terlihat menonjol jika berada ditengah-tengah

lingkungannya. Oleh sebab itu, orang yang kreatif emiliki ciri-ciri tertentu.

Menurut Sund yang dikutif oleh Slameto, menyatakan bahwa individu dengan

potensi kreatif dapat dikenal melalui ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. c. Panjang akal. d. Keinginan untuk dan menelitie. Cenderung lebih menyukai tugas berat sulit. f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. h. Berfikir Fleksibel. i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung member

jawaban lebih banyak. j. Kesanggupan membuat analisis dan sitesisk. Miliki semangat bertanya serta meneliti l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik. m. Memiliki latar belakang membaca yang cukup baik.276

265 Kasinyo Harto dan Abdurahmansyah, Metodologi Pembelajaran Berbasis Aktive Learning, (Palembang: Grafika Utama Mandiri, 2009), hal.70-71

276 Slameto, Op.Cit.,hal.147

Page 23: Bab i Skripsi Herlina.s

Mencermati berbagai sinyalemen cirri dari orang kreatif di atas, apabila

dihubungkan dengan keberadaan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

pada anak didik daoat di ambil kesimpulan, bahwa kreatif yang dimaksud

mengandung makna yang luas. Dimana seorang guru harus mampu menempatkan

posisi sentralnya di dalam pendidikan dengan selalu berupaya mengedepankan

inisiatif, sumbang ide-ide dalam memajukan proses belajar mengajar di sekolah,

terutama dalam bidang pelajaran yang dipegang, memiliki sikap terbuka terhadap

pengalaman baru, berpikir Fleksibel dan rasa tanggung jawab, sehingga pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran memunculkan proses pembelajaran yang

efektif dan efisien.

Seorang pendidik sudah selayaknya memiliki kreativitas yang tinggi, guna

menciptakan proses belajar mengajar yang tepat guna dan dapat mencapai hasil

optimal dari semua tujuan yang telah ditetapkan dalam pengajaran karena dengan

kreativitas yang tinggi guru akan menciptakan suasana belajar mengajar yang

baik. Adapun cara menjadi guru kreatif menurut Suyatno, gunakan kata “jangan”

dalam hal sebagai berikut:

Jangan membayangkan sesuatu itu sulit sebelummencoba, jangan takut dengan alat dan bahan yang sulit didapat, jangan berpikiran bahwa kreatif itu berkaitan dengan dana besar, jangan beranggapan bahwa kreativitas itu membutuhkan waktu yang banyak, jangan percaya dengan anggapan bahwa untuk kreatif dibutuhkan pemikiran yang mendalam, jangan memvonis bahwa kreatif itu milik orang-orang tertentu, jangan menuduh diri kita tidak kreatif, jangan takut bertanya kepada siapa saja, jangan terlalu asik dengan kebiasaan selama ini, jangan mudah putus asa, jenuh, marah dan mengatakan gagal.7

28

287 Suyatno, Menjelajai Pembelajaran Inofatif, (Surabaya: Mas Media Buana Pustaka, 2009), hal. 24-25

Page 24: Bab i Skripsi Herlina.s

Sedangkan ciri-ciri seseorang yang kreatif menurut Fuad dan

Rachmi sebagai berikut:

1. Kelancaran berpikir yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang dengan cepat.

2. Keluwesan yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda dan mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara berpikir.

3. Elaborasi yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperincikan detil-detil objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi menarik.

4. Keaslian, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unit atau kemampuan untuk gagasan asli829

Adapun menurut Brown ciri-ciri guru kreatif dengan sebutan Teacher

Scholar sebagai berikut:

1. Mempunyai jiwa penasaran, ingin selalu menanyakan tentang segala sesuatu yang masih belum jelas.

2. Setiap hal dianalisanya dulu, kemudian disaringnya, dikualifikasikannya, untuk ditelaah dan dimengerti, kemudian diendapkan dalam bidang pengetahuannya.

3. Intuisi, kemampuan dibawah sadar untuk menghubung-hubungkan, gagasan-gagasan lama membentuk ide-ide baru.

4. Self-dicipline, artinya teacher school itu memiliki kemampuan pertimbangan analisan dan intuisi untuk diambilnya suatu keputusan akhir.

5. Tidak akan puas dengan hasil sementara, ia tidak akan menerimah begitu saja setiap hasil yang belum memuaskan.

6. Suka melakukan intropeksi. 7. Mempunyai kepribadian yang kuat, tidak mudah diberi instruksi tanpa

pemikiran.930

Selanjutnya menurut Andi Yudha cirri guru yang kreatif dapat dijadikan

indikator yaitu sebagai berikut:

298 Fuad Nashori dan Rachmi, OP,Cit.,hal. 43-44309 Balnadi Sutadipura, Aneka Problem Keguruan, (Bandung: Angkasa, 1992), hal.108

Page 25: Bab i Skripsi Herlina.s

1. Fleksibel, dibutuhkan guru yang tidak kaku, luwea, dan memahami kondisi anak diidk, memahami cara belajar mereka, serta mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai kecerdasan dan potensi masing-masing anak.

2. Optimistik, keyakinan yang tinggi akan kemampuan pribadi dan keyakinan akan perubahan anak didik kea rah yang lebih baik melalui proses interaksi guru dan murid yang menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak tersebut.

3. Respek, rasa hormat yang sennatiasa ditumbuhkan di depan anak didik.4. Cekatan, anak-anak berkarakter dinamis, eksploratif dan penuh inisaitif 5. Humoris, menjadi guru killer?. Anak-anak malah takut kepada anda

dan tidak mau belajar. Meskipun tidak semua orang mempunyai sifat humoris, sifat ini dituntut untuk memiliki seorang pengajar. Karena pada umumnya, anak-anak suka sekali dengan proses belajar yang menyenangkan, termasuk dibumbui dengan nomor. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat memgaktifkan krativitas otak kanan mereka.

6. Inspriratif, 7. Lembut, di manapun guru berfsikap kasar, kaku, atau emosional,

biasanya mengakibatkan dampak buruk bagi peserta didiknya, dan sering tidak berhasil dalam proses mengajar kepada anak didik.

8. Disiplin, disiplin di sini tidak hanya soal ketepan waktu, tapi mencakup berbagai hal lain, sehingga guru mampu menjadi teladan kedisiplinan.

9. Responsive, ciri guru yang professional antara lain cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak didik, budaya, social, ilmu pengetahuan maupun teknbologi dan lain-lain.

10. Empati, setiap anak mempunyai karakter berbeda-ebda, cara belajar dan proses penerimaan serta pemahaman terhadap pelajaran pun berebda-beda. Oleh karena itu seorang guru dituntut mempunyai kesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut sehingga bisa lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.

11. Nge-frend. Jangan membuat jarak yang kebar dengan anak didik hanya karena posisi anda sebagai guru.1031

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diketahui pendapat antara satu

dengan yang lain saling melengkapi. Guru yang baik harus selalu belajar dan terus

belajar, karena proses pembelajaran tidak terjadi pada peserta didik saja,

melainkan jugha guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang

kreatif di antaranya:

3110 Andi Yudha Asfandiyah, (Kenapa Guru harus Kreatif, Bandung: Mizan, 2009) hal. 20-25

Page 26: Bab i Skripsi Herlina.s

1. Memiliki keingintahuan yang tinggi 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru 3. Mampu mengembangkan gagasan dan ide4. Fleksibel

4. Tahapan Kreativitas

Kreativitas tidak timbul serta merta, tetapi melalui proses. Proses kreatif

menurut Bobbi De Porter dan Mike Harmacki dalam bukunya Quantum Learning

mengalil melalui lima tahap, tahap-tahap tersebut sebagai berikut: pertama,

persiapan (preparation), kedua Konsentrasi (concentration), ketiga Inkubasi

(incubation), keempat iluminasi dan kelima Verifikasi.1132

1. Persiapan (preparation)

Persiapan adalah tahap melatakkkan dasar, mempelajari latar belakang

masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif,

namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu

bidang hampir selalu dihariskan oleh orang-orang yang sudah lama

bertkecimpung dan lama berpikir dalam bidang itu. Persiapan untuk kreativitas

itu kebanyakan dilakukan atas dasar “minat”. Kesuksesan orang-orang besar

tercapai dan bertahan, bukan oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha

keras.

2. Konsentrasi (consentration)

Konsentrasi adalah sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap dalam

perkara yang dihadapi. Orang-orang yang kreatif biasanya serius, perhatiannya 3211Fuad Nashorik dan Rachmi, Op.Cit.,hal.52

Page 27: Bab i Skripsi Herlina.s

tercurah dan pikiranya terpuasat pada hal yang mereka kerjakan. Tahap

konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu

menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengakami gagal, trial dan error.

3. Inkubasi (incubation)

Inkubasi adalah tahao mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat

waktu santai. Sebuah busurg tidak dapat direntang terus-menerus untuk jangka

panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarikan diri dan perkara yang

sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita pecahkan. Inkubasi

merupakan saat dimana sedikit demi sedikit kita kita bebaskan dari kerutinan

berpikir, kebiasaan bekerja, kelaziman pemakai cara.

4. Iluminasi

Iluminasi adalah tahap mendapatkan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian,

cara kerja, jawaban baru bagian paling nikmat dalam penciptaan, tahap ketika

segalanya jelas, hubungan kaitan perkara gambling, dan penerapan untuk

memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra

sadar. Tahap iluminasi ialah tahap tumbulnya “insight”. Saat timbulnya

inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologi yang mengawali

dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru pemecahan masalah,

jawaban baru tiba-tiba tampak laksana kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya

tidak hanya terasa di batin, ettapi juga di ungkapkan keluar seacra fisik.1233ada

pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Kalau sudah menemukan ide, gagsan,

pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun mewujudkannya. 3312 Alan J Rowe, Creative Inteligency,(Bandung: Kaifa, 2004), hal. 34

Page 28: Bab i Skripsi Herlina.s

Kecakapan kerja merupakan bagian penting dalam karya kreatif. Berapapun

banyak ide, gagasan, ilhan, impian bagus-bagus yang ditemukan, jika tidak

dapat diwujudkan semuanya akan lenyap bagai embun diterjang sinar matahari.

Maka orang yang kreatif harus memiliki kecakapan kerja, baik secara pribadi

maupun kelompok. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana

idea tau kreasi baru tersebut diuji terhadap realitas. Di sini diperlukan

pemikiran kritis dan diikuti oleh proses konvergensi tahap berpikir menyebar

dengan bermacam-macam alternative jawaban suatu masalah.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Kreativitas seseorang tidak secara tiba-tiba, tetapi ada faktor yang

mempengaruhinya. Menurut Utami Munandar yang dikutip oleh Fuad dan Rachmi

yang mengatakan:

Faktor yang mempengaruhi kreativitas terdiri dari aspek kognitif dan aspek kepribadian. Faktor kognitif diantaranya berpikir terdiri dari kecerdasan (intelegensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan keterampilan. Faktor kepribadian diantaranya rasa ingin tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri berani mengambil resiko. 1334

Sedangkan menurut Jaman Badi dan Mustapha menyatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kreativitas, meliputi : keterbukaan, keberanian, hal-hal

yang baru dan kepribadian yang sehat. 1435Senada dengan Conny Semiawan, yang

menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kreativitas terdiri dari faktor

3413 Fuad dan Rachmi, Op.Cit., hal. 53-543514 Jamal Badi dan Mustapha Tajdin, Islamic Creative Thiking (Bandung:Mizan) hal. 119

15 Conny R, Semiawan, Kreativitas Keberbakatan: Mengapa. Apa dan Bagaimana (Jakarta:Indeks, 2009), hal. 61

Page 29: Bab i Skripsi Herlina.s

pribadi dan lingkungan. Faktor pribadi antara lain: keberanian, karakter,

kebutuhan, kemajuan, pribadi yang menarik. Sedangkan faktor lingkungan antara

lain: status ekonomi, orang tua, stimulus masa kecil, pendidikan dan keluarga.15

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa guru yang kreatif

memiliki kecerdasan,s ehingga mampu berfikir secara kritis untuk mendapatkan

sesuatu yang berbeda, diperoleh melalui keterampilan ataupun pengalaman, baik

pengalaman sendiir ataupun orang lain. Pengalaman dimasa kecil mempengaruhi

kreativitas seseorang, baik dari segi pendidikan ataupun keluarga. Jadi dapat

disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kreativitas antara lain yaitu berasal

dari faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal dapat dilihat dari kecerdasan, rasa ingin tahu, kepercayaan

diri, dan mampu menggerakkan diri untuk mulai berkaryha serta

menghargai karya sendiri.

2. Faktor eksternal antara lain:

a. Menerima segala informasi baik dari pengalaman sendiri maupun

orang lain.

b. Kemampuan untuk mengkobinasikan dari hal-hal yang sudah ada

sebelumnya.

c. Pendidikan, keinginan untuk terus belajar

d. Lingkungan tempat tinggal seseorang, sangat mempengaruhi tingkat

kreativitas seseorang.

A. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Page 30: Bab i Skripsi Herlina.s

Kata proses adalah berasal dari bahasa latin, yakni dari kata “processus”.

Artinya berjalan kedepan.1636Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah maju

yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Pengertian proses dalam kamus

Bahasa Indonesia adalah tuntutan perubahan atau peristiwa dalam perkembangan

sesuatu, dapat juga diartikan sebagai tindakan, perubahan, pegelolahan yang

menghasilkan produk.

Syiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain menjelaskan bahwa proses

pembelajaran adalah satu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru untuk

membelajarkan siswa yang akan melahirkan interkasi edukatif dengan

memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.17

Sementara itu Syaiful Sagala menjelaskan bahwa pembelajaran adalah

membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan

proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sedangkan belajar

dilakukan oleh siswa. 1837

Sedangkan Oemar Hamalik dalam Ramayulis menjelaskan bahwa

pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi usnur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengakapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hal itu, ada tiga

rumusan yang harus dipahami terkait pengertiuan pembelajaran, yaitu

pembelajaran adalah mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi 3616 Muhibbinsyah, Psikologi Belajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 10917 Syaiful Bhari Djamaran dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cet, 3. (Jakarta:

Rineka Cipta, 2004) hal.4318. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran; Untuk memecahkan Problematika

Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2005), hal.61 37

Page 31: Bab i Skripsi Herlina.s

belajar bagi siswa, pembelajaran adalah upaya menyiapkan siswa untuk menjadi

warga masyarakat yang baik, dan pembelajaran adalah suatu proses membantu

siswa menghadapi kehidupan sehari-hari.1938

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sedangkan

belajar dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, proses pembelajaran adalah upaya

yang sengaja dilakukan dalam rangka member kemungkinan bagi siswa untuk

terjadinya proses perubahan di dalam diri siswa tersebut mencakup perubahan

tingkahlaku, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Singkatnya

pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa aktif

dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dirancang guru.

Sedangkan proses pembelajaran PAI proses pendidikan dalam

pendidikan Isalam sebenarnya sama dengan proses pembelajaran pada umumnya,

namun yang membedakannya adalah bahwa pendidikan islam proses maupun

hasil belajar selalu inhern, dengan keislaman; keislaman melandasi aktivitas

belajar, menafasi perubahan yang terjadi serta menjiwai aktivitas berikutnya.s

ecara sistematis hakikat belajar dalam kerangka pendidikan Islam dapat tergambar

sebagai berikut.

3819 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta: Kalam Mulia, 2010,) hal.239

PerubahanKognitif Afektif dan Psikomotorik

Ibadat/ Khalifah

Masukan(Input)

Islam

Proses Pembelajaran

Keluaran (Output)

Page 32: Bab i Skripsi Herlina.s

Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa: Keseluruhan proses

pembelajaran berpegang: pada prinsip-prinsip al-Qur’an dan Sunnah serta terbuka

unsur-unsur luar secara adaptif yang ditilik dari persepsi keislaman. Perubahan

pada ketiga domain yang dikehendaki Islam adalah perubahan yang dapat

menjembatani individu dengan amsyarakat dan dengan khalik (habl min Allah wa

habl min al-nas. 2039 sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Imron: 112. Yang

berbunyi:

3920 Ibid, hal 241

Islam

Page 33: Bab i Skripsi Herlina.s

Artinya : Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu. Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.2140

Dujuan akhir proses pembelajaran agama Islam berupa pembentukan

orientasi hidup secara menyeluruh sesuai dengan kehendak Tuhan dan mengabdi

kepada Tuhan dan konsistren dengan kekhalifahan-Nya (khalifah Allah fi al-

Ardh).2241

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqoroh yang berbunyi:

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."2342

4021 Al-Qur’an terjemahan Alhikmah, (Bandung: Diponegoro) hal 644123 Ramayulis. Op.Cit.

42

Page 34: Bab i Skripsi Herlina.s

Dalam kegiatan pembelajaran ada prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan oleh guru PAI sebelum melakukan pembelajaran, yaitu:

1. Berpusat pada siswa, artinya proses pembelajaran pendidikan agama Islam harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan mendorongh siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

2. Belajar dengan melaksanakan, artinya siswa harus diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan, terutama untuk mencari dan menemukan sendiri.

3. Mengembangkan kemampuan sosial, artinya kegiatan pembelajaran harus memungkinkan siswa melakukan interaksi dengan pihak lain, baik dengan siswa yang lain, dengan guru, maupun dengan masyarakat

4. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan, artinya kegiatan pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan keimanan siswa.

5. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, artinya mengarahkan siswa untuk cepat dan tanggap terhadap kejadian di lingkungan mereka dan berusaha mencari pemecahannya.

6. Mengembangkan keterampilan7. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, artinya mengarahkan

siswa untuk cepat dan tanggap terhadap kejadian di lingkungan mereka dan bersuaha mencari pemecahannya.

8. Mengembangkan kreativitas siswa, siswa memiliki potensi berbeda dalam hal pola pikir, daya imajinasi, fantasi dan hasil karya. Karena itu pembelajaran PAI harus dirancang untuk memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi mereka.

9. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, penbelajaran harus mengarahkan siswa agar tidak gagap terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemberian tugas yang berhubungan dengan televise, radio, komputer dan internet.

10. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, pembelajaran PAI juga diharapkan dapat menimbulkan kesadaran siswa akan kemajemukan bangsa akibat keragaman latar belakang, geografis, budaya, sosial, adat istiadat, agama, sumber daya dalam dan sumber daya manusia. Selain itu, pembelajaran PAI hendaknya mampu menggugah kesadaran siswa akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

11. Belajar sepanjang hayat, artinya guru harus mendorong siswa untuk terus menuntut ilmu dimanapun berada, tidak hanya di bangku sekolah. Karena dalam islam menuntut ilmu tidak dibatasi usia tertentu, tetapi diwajibkan bagi setiap muslim.

Page 35: Bab i Skripsi Herlina.s

12. Perpaduan kompetensi kerjasama dan solidaritas, pembelajaran dapat dirancang dalam bentuk diskusi, kunjungan ke panti asuhan dan pembuatan laporan secara kelompok.2443

4324 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual; panduan bagi Guru Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Ed.I,Cet.3 (Jakarta: BUmi Aksara, 2008), hal 25-27

Page 36: Bab i Skripsi Herlina.s

Guru juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam memotivasi, selain

prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran. Karena keberhsilan pembelajaran sangat

tergantung pada faktor motivasi. Prinsip-prinsip motivasi tersebut adalah

kebersamaan, pengetahuan dan keterampilan prasyarat, belajar melalui model,

komunikasi terbuka, keaslihan tugas yang menantang. Latihan yang tepat dan

aktif, penilaian tugas, kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan, keragaman

pendekatan, mengembangkan berbagai kemampuan, melibatkan sebanyak

mungkin indera, dan keseimbangan pengaturan pengalaman belajar. 2544

Untuk dapat berpegang dan menjelaskan prinsip-prinsip dalam

pembelajaran dan prinsip motivasi di atas, tidaklah mudah, dibutuhkan

kecerdasan, kepekaan, dan kreativitas dari guru, sehingga apa yang diinginkan

dari prinsip-prinsip tersebut dapat tercapai.

4425 Mgs. Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran; Implementasi Konsep Karakteristik, dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Teras, 2007), hal.