Bab i Skripsi Herlina.s
-
Upload
lisha-dewiee-sartikha -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of Bab i Skripsi Herlina.s
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kreativitas sering digunakan baik dalam media masa, maupun
percakapan sehari-hari. Kreativitas dinilai telah mampu memainkan peranan
penting dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat secara luas. Pada dasarnya
kreativitas bagi kemajuan suatu bangsa, artinya kreativitas sangat membantu
kearah perkembangan dan kemajuan dalam bentuk dan bidang apapun. Dengan
kreativitas seseorang dapat menghasilkan karya yang mempunyai nilai baru dan
berguna bagi orang banyak maka kreativitas perlu dikembangkan dalam berbagai
aspek kehidupan manusia.
Dalam dunia pendidikan kreativitas menempati peranan penting.
Kreativitas berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengolah aktivitas
pengajaran. Kreativitas merupakan proses dan penting dibina pada anak didik
sejak dini agar timbul suasana belajar kreatif. Kreativitas yang timbul dari guru
akan menimbulkan keragaman aktivitas dasar bagi anak didik. Cony Semiawan
dkk, menegaskan: “Jelaskan kreativitas dapat muncul dalam bidang kegiatan
manusia, tidak terbatas dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, teknologi, serta
tidak terbatas pula pada tingkatan usia, jenis kelamin, suku bangsa dan
kebudayaan tertentu.1 Melibatkan diri dalam kegiatan kretaif. Kegiatan kreatif
sebagai akibat dari kreativitas guru yang membiasakan anak didik secara aktif
serta ingin mendalami bahan yang dipelajari.
1 Conny Semiawan dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, (Jakarta:Gramedia,1990) hal. 99
Dauglas Brown, menanamkan guru kreatif itu, yang mengajarkan dengan
memanfaatkan ilmu dan keahliannya sebagai teacher school ciri-ciri seorang guru
kreatif adalah:
1. Mempunyai jiwa penasaran, ingin selalu menanyakan, dikualifikasikannya yang masih belum jelas.
2. Setiap hal dianalisanya dulu, kemudian disaringnya, dikualifikasikannya, untuk ditelaah dan dimengerti, kemudian diendaokan dalam bidang pengetahuannya.
3. Intuisi, kemampuan dibawah sadar untuk menghubung-hubungkan, gagasan-gagasan lama membentuk ide-ide baru.
4. Self-decipline, artinya teacher school itu memiliki kemampuan pertimbangan analisan dan intuisi dengan hasil sementara, ia tidak menetima begitu saja setiap hasil yang belum memuaskan
5. Tidak akan puas dengan hasil sementara, ia tidak menerima begitu saja setiap hasil yang belum memuaskan.
6. Suka melakukan intropeksi7. Mempunyai kepribadian yang kuat, tidak mudah diberi instruksi tanpa
pemikiran-pemikiran.2
Dengan pentingnya kreativitas guru, sehingga melalui kegiatan kreativitas
diharapkan akan membantu tercapainya tujuan pendidikan. Kreativitas
memunculkan proses pembelajaran yang fleksibel dan relevan dengan
perkembangan zaman. Seorang pendidikan sudah selayaknya memiliki kreativitas
yang tinggi, guna terciptanya poses pembelajaran yang tepat sehingga mencapai
hasil yang optimal dari semua yang telah ditetapkan dalam pengajaran, karena
dengan kretivitas yang tinggi guru dapat menciptakan suasana belajar yang
efektif.
Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaian materi-matri yang diajarkannya sehingga siswa tidak bosan, karena kreativitas guru dalam proses pembelajaran mempunyai pengaruh dan fungsinya sangat besar terhadap pertumbuhan semangat mengajar yang digunakan oleh seseorang guru secara tepat pada mata pelajaran tertentu, arah pengembangan mutu pendidikan di negeri ini tidak akan lebih baik walaupun konsep kurikulum 2 Balnadi Sutadipura, Aneka Problem Keguruan, (Bandung: Angkasa, 1992) hal. 108
yang dirancang, evaluasi yang digunakan, sumber belajar yang dipakai dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada, serta komponen pendidikan yang lainnya telah diupayakan secara maksimal.3
Sehubungan dengan pentingnya kreativitas dengan pentingnya kreaktivitas
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran itu sendiri merupakan suatu
aktivitas yang tidak terlepas dari interaksi antar manusia, yaitu guru dan siswa.
Dalam hal ini guru merupakan unsur terpenting di dunia pendidikan, sekalipun
saat ini dunia semakin canggih dan memungkinkan untuk mengganti keberadaan
guru sebagai tenaga pendidik serta pembimbing bagi anak didik dengan alat-alat
yang modern, namun keberadaan guru sampai saat ini belum juga dapat
dipisahkan secara langsung dari proses pendidikan tersebut. Hal tersebut
dikarenakan masih banyak unsur-unsur manusiawi yang tidak dapat diubah dan
ditransfer langsung melalui alat-alat tersebut. Oleh karena itu seorang guru sudah
selayaknya dapat memberikan variasi pengajaran dengan suasana yang dapat
menggairahkan aktivitas belajar mengajar, agar tujuan dari proses pendidikan
tersebut dapat tercapai secara optimal. Menciptakan suasana yang baik dan tidak
menjenuhkan bagi siswa serta membutuhkan pengelolaan kelas yang baik, dapat
memungkinkan tercapainya hasil belajar yang baik.4 Banyak para ahli
memberikan defenisi mengenai pembelajaran meskipun beragam namun pada
hakekatnya memiliki kesamaan.
Syaiful Sagala misalnya, mengemukakan bahwa pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
3 Moh. User Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) hal. 15
4 Sayiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Straegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) hal. 196
mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru.5 Pengertian tersebut
mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan
dasar, motivasi, latar belakang sosial ekonomi dan lain sebagainya. Pada dasarnya
untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama
penyampaian materi sebagai bahan mengajar yang menjadi indikator suksesnya
pelaksanaan pembelajaran.
Dari penjelasan diatas proses pembelajaran merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama.
Proses pembelajaran juga merupakan suatu proses mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan observasi awal yang saya lakukan pada tanggal 17 Januari
tahun 2012 terdapat gejala-gejala sebagai berikut:
1. Pada saat proses pembelajaran pendidikan agama islam terlihat bersifat
monoton contohnya pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung
metode yang digunakan hanya metode ceramah dan Tanya jawab.
2. Kurangnya antusias peserta didik dalam proses pembelajaran seperti siswa
kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, siswa rebut saat
guru menjelaskan pelajaran dan siswa kurang bersemangat saat proses
pembelajaran berlangsung.
5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hal. 61
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Proses Pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas
Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan observasi yang dilakukan,
maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kreativitas pendidikan agama islam, yaitu; kurangnya kemampuan
guru dalam menggunakan metode dan kemampuan mengolah kelas sehingga
pada saat proses pembelajaran materi yang diajarkan kurang dimengerti
sehingga siswa merasa bosan.
2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk mendukung guru pendidikan agama
Islam dalam mengembangkan proses pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Untuk mengarahkan pembahasan pada skripsi, mengingat waktu dan
kemampuan penulis dalam membahas masalah penelitian ini, maka penulis
memberikan batasan masalah yakni tentag kreativitas guru pendidikan agama
Islam dalam proses pembelajaran di SD Negeri 57 Desa Jambat Akar Kelurahan
Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam, sebagai berikut:
1. Penelitian ini difokuskan pada kreatifitas guru Agama
2. Penelitian ini dulakukan pada tahun 2012-2013 pada semester genap
3. Khusus kreatifitas gur yang mampu menciptakan sesuatu yang belu
diciptakan oleh orang lain atau guru yang mampu menimbulkan ide-ide yang
baru.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kretivitas pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran
di SDN 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo
Utara Kota Pagar Alam?
2. Bagaimana proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 57
Pagar Alam?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kreativitas guru pendidikan agama
islam dalam proses pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar
Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam proses
pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas
Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam.
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN
57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara
Kota Pagar Alam.
3. Untuk mengetahui faktor pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar
Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam.
b. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritias penelitian ini dapat dijadikkan sumbangan pemikiran untuk
meningkatkan kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam proses
pembelajaran di SDN 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas
Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
instansi pendidikan dalam mengupayakan peningkatan kreativitas guru
pendidikan agama Islam dan juga diharapkan dapat menjadi bahan acuan
bagi penelitian selanjutnya.
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel bebas Variabel terikat
G. Definisi Operasional
1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam
Kreativitas guru pendidikan agama Islam adalah kemampuan guru
pendidikan agama Islam dalam menciptakan dan mengembangkan suasana belajar
mengajar yang efektif. Dengan indikator:
Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Proses Pembelajaran
1. Mampu memilih metode yang tepat dalam melaksanakan pengajaran
pendidikan agama Islam, sehingga siswa lebih berminat untuk mengikutinya
dengan baik.
2. Mampu memberikan sumbangsih ide dan pemikiran untuk melakukan
perubahan suasana belajar seperti menata ruang belajar seperti menata ruangan
dan suasana belajar dan menggunakan media belajar yang menarik melalui
rancangan sendiri.
3. Memiliki kemampuan yang baik dalam menjelaskan materi pelajaran dengan
menghubungkan pada kondisi yang ada di dalam masyarakat dan lingkungan
sekitar.
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah yakni antara guru
dan siswa secara edukatif sehingga pesan yang disampaikan dalam proses
pembelajaran akan tercapai dengan indikator:
1. Menambah ilmu pengetahuan
2. Merubah tingkah laku peserta didik kearah yang lebih baik
3. Menjadikan siswa yang terampil.
Jadi, kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran
dalam penelitian ini adalah kemampuan guru agama Islam dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang efektif sehingga bisa mencapai tujuan yang
diinginkan.
H. Kerangka Teori
1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam
Kata kreatif kata serapan dari Bahasa Inggris Creative yang berarti “daya
cipta”.6 Sedangkan dalam kamus Bahasa Inggris yang diterbitkan Universitas
bahwa krativitas diartikan sebagai “suatu kegiatan yang dapat menghasilkan
sesuatu yang baru, baik dalam pekerjaan, seni atau ilmu pengetahuan”.7
Menurut Suryaosubroto kretaivitas merupakan kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam
bentuk ciri-ciri apitite maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada yang relatif berbeda dengan yang telah ada.8
Menurut Slameto pada hakikatnya, pengertian kreativitas berhubungan
dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru
dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai dengan perumusan
kreativitas secara tradisional. Secara radisional kreativitas dibatasi sebagai
mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu mungkin
berupa perubahan atau tingkah laku.9
2. Proses Peembelajaran
Menurut Coney yang dikutip oleh Ramayulis pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
6 Harun Asnawi, et Al., Kamus Lengkap Populer, (Jakarta:Putra Bangsa, 1987), hal.357 Janathan Crowther, Advancer Learner’s Dicinory Of Current English (Oxford
Universitas Prers, 1995), hal. 1238 Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal.
191.9 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (JakartaL Ribeka Cipta,
2010) hal. 137.
pembelajara.10 Yang efektif pada guru dan mewujudkan perilaku belajar pada
siswa terkait dengan pembelajaran.11 Kepada Tuhan dan konsisten dengan
kekhaalifahan-Nya (Khalifah Allah fi al Ardh).12
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pendidikan Islam
dengan proses pembelajaran secara umum itu umumnya sama yakni merupakan
proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sedangkan belajar
dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, proses pembelajaran adalah segala upaya
yang sengaja dilakukan dalam rangka member kemungkinan bagi siswa untuk
terjadinya perubahan di dalam diri siswa tersebut mencakup perubahan tingkah
laku, kebiasaan dan ilmu pengetahuan.
1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka disini maksudnya mengkaji atau meneliti skripsi yang
ada di Fakultas Tarbiyah agar tidak terjadi kesamaan dalam penulisan nantinya,
setelah ditinjau ternyata berkenaan atau relevan dengan masalah yang akan
diteliti diantaranya:
Pada skripsi yang disusun oleh Rahmawati yang berjudul. “Kreativitas
Guru Kelas dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika di Madrasah Ibtidayah Negeri Talang Rejo BK 8 Belitang Oku
Timur”13. Tahun 2011, dalam skripsinya menyatakan seorang pendidik sudah
selayaknya memiliki kreativitas yang tinggi, guna menciptakan proses belajar
10 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, cet. Ke-9, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011) hal. 23911 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Grafindo Persada,
2005) hal.712 Ramyulis, Op, Cit, hal, 241
13 Rahmawati, Kreativitas Guru Kelas dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Talang Rejo BK 8 Belitang Oku Timur, Skripsi, (Palembang:2011)
mengajar yang tepat guna dan dapat mencapai hasil yang optimal dari semua
tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh saudari Rahmawati,
penulis menemukan penjelasan bahwa kreativitas guru kelas yang ada di
Madrasah Ibtidayah Negeri Talang Rejo BK 8 Belitung Oku Timur berada
pada kategori cukup kreatif sehingga mengakibatkan hasil belajar yang cukup
juga. penelitian saudari Rahamwati memiliki perbedaan dengan penelitian yang
saya lakukan, karena data-data yang ditengahkan dalam penelitian Rahmawati
yang menyatakan adanya permasalahan yang dilihat dari bentuk kreativitas
guru kelas dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
matematika di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Talang Rejo BK 8 Belitang Oku
Timur, hubungan kreativitas guru dengan minat belajar siswa pada mata
pelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri 57 Desa Jambat Akar Kelurahan
Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam, serta metode yang
digunakan dalam penelitian tersebut populasi dan sampel.
Adapun persamaan dengan skripsi saudari Rahmawati adalah sama-sama
mambahas tentang kreativitas. Sedangkan perbedaannya terletak pada
permasalahan yang diangkat. Dalam penelitian Rahmawati lebih menekankan
kepada kretaivitaas guru, metode yang digunakan serta memberikan motivasi
dan minat belajar siswa. Sedangkan penulis lebih menitik beratkan kreativitas
guru pendidikan agama Islam dari segi perencanaan pembelajaran, metode
yang digunakan dan pengelolaan kelas, serta metodelogi yang digunakan oleh
penulis adalah Informance penelitian.
Dalam skripsi yang disusun oleh Yurisprudensi yang berjudul “Kreativitas
Guru dan Hasil Belajar Siswa pada Bidnag Studi Sejarah Kebudayaan Islam
di Madrasah Aliyah Sakatiga Kabupaten Ogan Ilir”.14 Tahun 2011 dalam
skripsinya menyatakan kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada bidang studi sejaraj kebudayaan Islam sudah cukup baik. Ini terlihat dari
rajinnya guru SKI datang ke sekolah dan mengajar, jadi pada saat mata
pelajaran SKI tidak pernah kosong dengan kata lain selalu ada yang mengisi.
Akan tetapi pada saat saudara Yurisprudensi melakukan observasi masih ada
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh seorang guru dalam mengajar seperti guru
mengajar sebatas mengajar saja, dalam arti mengisi absen, menjelaskan dan
member tugas dan pulang tanpa memperhatikan perkembangan siswa, guru
SKI tidak perduli dengan siswa, siswa mau memperhatikan atau mengerti
pelajaran yang disampaikan atau tidak, bahkan dalam mengajarkan, bahkan
dalam mengajar guru SKI menggunakan metode kuno yang membuat siswa
bosan mengikuti pelajaran.
Dalam penelitian Yuriprudensi mengatakan adanya permasalahan yang
dilihat dari segi sebagaimana kreativitas guru bidang studi SKI di Madrasah
Aliyah Sakatiga Kabupaten Ogan Komering Ilir dan hasil belajar siswa pada
bidang studi SKI metode yang digunakan dalam penelitian Yuris adalah
populasi dan sampel.
Adapun persamaannnya sama-sama membahas tentang kreativitas,
sedangkan perbedaanya terletak pada permasalahan yang diangkat. Dalam
14 Yuridprudensi, Kreativitas Guru dan Hasil Belajar Siswa pada Bidnag Studi Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Sakatiga Kabupaten Ogan Ilir, Skripsi (Palembang:2011)
penelitian Yuriprudensi lebih menekankan kepada kretaivitas guru SKI dalam
belajar mengajar, kedisiplinan dan mengajar serta ketepatan metode
pembelajaran da dikaitkan dengan keberhasilan siswa pada bidang studi SKI.
Sedangkan penulis lebih menitik beratkan kreativitas guru pendidikan agama
islam dari segi perencanaan pembelajaran, metode yang digunakan dan
pengelolaan kelas, serta metodelogi yang digunakan oleh penulis adalah
informance penelitian.
Pada skripsi yang disusun oleh Riana Yusuf yang berjudul.”Pengaruuh
Kreativitas Guru terhadap Hal Belajar Siswa dalam Bidang Studi Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Diniyah Nurul Iman Desa Tanjung Dayang
Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir.15 Tahun 2010. Dalam
skripsi ini Riana Yusuf menyatakan bahwa peningkatan mutu sekolah dasar
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dan tidak dapat dihindari, dengan
adanya pasar bebas menuntut kemampuan persaingan dari sumber daya
manusia. Oleh karena itu tidak untuk menjawab tuntutan tersebut diperlukan
adanya kretaivitas guru yang mampu diinginkan sesuai dengan tujuan dari
pendidikan agama Islam.
Dalam penelitian ini Riana Yusuf menyatakan adanya permasalahan yang
dilihat dari tingkat kreativitas guru dalam bidang studi pendidikan agama islam
di madrasah Diniyah Nurul Iman Desa Tanjung Dayang Kecamatan Indralkaya
Selatan Kabupaten Ogan Ilir, hasil belajar siswa dalam bidang studi pendidikan
agama Islam di Madrasah Diniyah Nuurl Iman Desa Tanjung Dayang
15 Riana Yusuf, engaruh Kreativitas Guru terhadap Hasil Belajarg Siswa dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Diniyah Nurul Iman Desa Tanjung Dayang Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir, Skripsi (Palembang:2010)
Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir., serta pengaruh kreativitas
guru terhadap hasil belajar dalam bidang studi pendidikan agama Islam dan
metodelogi yang digunakan Riana Yusuf adalah sampel dan populasi. Adapun
persamaannya sama-sama membahas tentang kreativitas. Sedangkan
perbedaannya terletak pada permasalahan yang diangkat, dalam penelitian
Riana lebih menekankan kepada meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa. Sedangkan penulis lebih menitik beratkan kreativitas guru pendidikan
agama islam dari segi perencanaan pembelajaran. Metode yang digunakan dan
pengolahan kelas, serta metodelogi yang digunakan oleh penulis adalah
informace penelitian.
Dari uraian diatas memang seyogyanya judul skripsi yang akan saya
ajukan memiliki persamaan. Tetapi ada perbedaan antara skripsi-skripsi diatas
dengan judul yang hendak saya bahas. Pada skripsi yang akan saya ajukan
lebih menitik beratkan kepada kreativitas guru pendidikan agama Islam dari
segi perencanaan, pembelajaran, emdia, metode yang digunakan da
pengelolaan kelas. Kemampuan guru PAI dalam menciptakan proses
pembelajaran sangat penting karena dengan terciptanya proses pembelajaran
yang baik maka suasana belajar pun akan semakin baik disinilah dibutuhkan
kreativitas guru sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.
J. Metodelogi Penelitian
Metodelogi adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis
mengikuti aturan-aturan guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti. 16
oleh karena itu untuk memudahkan penelitian agar bisa menjawab permasalahan
yang penelitian inginkan maka peneliti menggunakan metode penelitian:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif
kualitatif yang menggambarkan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam
proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 57 Desa Jambat Akar Kel. Jangkar
Mas Kecamatan Dempo Utara Pagar Alam. Data kualitatif adalah jenis data yang
berupa kata-kata, yaitu data menurut mutu kualitasnya. Dalam hal ini data yang
berhubungan dengan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam, proses
pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas guru Pendidikan
Agama Islam dalam proses pembelajaran.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer berupa data yang dihimpun dari 2 orang guru pendidikan Agama
Islam yang dijadikan informant dalam penelitian.
2. Data sekunder berupa data yang bersifat menunjang seperti data yang diperoleh
dari guru-guru mata pelajaran, kepala sekolah buku-buku, jurnal dan
dokumentasi sekolah.
16 Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2003) hal. 19
3. Informance Penelitian
Adapun yang menjadi informance penelitian dalam penelitian ini adalah
seluruh guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri 57
Desa Jambat Akar Kel. Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam,
berjumlah 2 orang sebagai berikut:
1. LIli Hendrawati, S.Ag (PNS)
2. Herliana, S.Pd.I (HONORER)
3. Kepala Sekolah (PNS)
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik ini penulis gunakan dalam mengamati langsung objek penelitian untuk
melihat lebih dekat yang dilakukan objek penelitian. Proses pembelajaran
pendidikan agama Islam dan kreativitas guru pendidikan agama Islam.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Adapun jenis wawancara
yang dipilih oleh peneliti adalah jenis wawancara terpimpin. Dalam
pelaksanaan, pewawancara pedoman yang hanya merupakan garis guru
pendidikan agama Islam dan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas guru
pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
57 Desa Jambat Akar Kel. Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar
Alam. Wawancara ini penulis ajukan kepada guru agama yang berjumlah dua
orang dan kepala sekolah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan kegiatan dan semua data
yang diperlukan dalam penelitian ini. Pada teknik ini penulis gunakan untuk
mengetahui jumlah guru, jumlah siswa, pegawai sekolah dan sejarah mengenai
berdirinya sekolah Dasar Negeri 57 Desa Jambat Akar Kelutahan Jangkar Mas
Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam serta sarana dan prasarananya.
5. Teknik Analisa Data
Pengembangan data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Dalam mengadakan penelitian tidak terlepas dari adanya jenis data yang
akan dikumpulkan sebagai bahan kajian.
Terlebih dahulu datang terkumpul diolah dan dianalisis secara deskriftif
kualitatif dengan cara:
1. Reduksi data dan triangulasi data
Reduksi data yaitu proses penyederhanaan dan transformasi data-data kasar
yang muncul dari catatan penulis di lapagan sedang triangulasi data dalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. 17 Dalam hal ini penelitian menggunakan triangulasi dengan sumber
yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
2. Peyajian Data
Sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan
Yaitu makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,
kesohehannya dan kecocokannya yaitu yang merupakan fasilitasnya. 18
17 Lexi, J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hal.187.
18 Matthew, B Mile dan A, Michael Huberman, Penerjemah Tjejep Pohendi Rahidi, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), hal., 16-18
K. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, apda bab ini berisikan : Latar Belakang Masalah,
Identifikasi masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, definisi operasional, kerangka teori, tinjauan pustaka, metodelogi
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II Landasan Teori, mengenai kreativitas Guru Pendidikan Agama
Islam dalam proses pembelajaran dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Bab III Deskripsi wilayah penelitian yang berisikan tentang sejarah
berdirinya SD Negeri 57 Desa Jambat Akar Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan
Dempo Utara Kota Pagar Alam, keadaan guru, keadaan siswa serta sarana dan
prasarana sekolah.
Bab IV Analisa data, Bab ini berisikan tentang kreativitas Guru
Pendidikan Agama Islam serta faktor-faktor yang mempenagruhi kretaivitas guru
pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran.
Bab V Peneutup, berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam
1. Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang komplek, yang
menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan tersebut bagaimana cara
kreativitas itu didefinisikan. Menurut Fuad dan Rachmi, Kreativitas adalah
kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Hasil karya
atau ide-ide baru sebelumnya tidak dikenakan oleh pembuatnya maupun orang
lain.19 Menurut Utami Munandar bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yanbg
ada.20 Sedangkan menurut Slameto bahwa pada hakikatya, pengertian kreativitas
berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu
yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai dengan
perumusan kreativitas secara tardisional. Secara tradisional kreativitas dibatasi
sebagai mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu
mungkin perubahan atau tingkah laku. 21
Hal yang sama diutarakan Reni Akbar, yang dikutif oleh Ayi Fahmi
menyatakan:
19 Fuad Nashori dan Rachmi Diana Mucahara, Mengembangkan Kreativitas Dalam Perspektif Psikologi Islam, (Jogjakarta: Menara Kudus, 2002) hal. 33
20 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta:PT Gramedia, 1985) hal. 47
21 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal.137
Kreativitas pada intinya merupakan seseorang melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata baik dalam ciri-ciri aptitude dan non-aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi denagn hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya22
Pada dasarnya beberapa ahli memiliki kesamaan dalam memberikan
pengertian kreativitas, sama halnya seperti Suryosubroto, menyatakan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun
non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada
yang realtif berada dengan yang telah ada.23 Selain itu menurut Conny Semiawan
dkk, yang dikutif oleh Subyosubroto, menyatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk membentuk gagasan baru dan penerapan dalam pemecahan
masalah.24 Guru memiliki peran besar dalam proses pembelajaran. Dengan
kreativitas yang dimiliki, diharapkan guru mampu untuk mengajak peserta didik
terlibat secara langsung dalam proses belajar serta nilai-nilai yang diajarkan dapat
terlaksana dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Hadari Nawawi guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar
dan memberikan pelajaran disekolah atau dikelas. Lebih khususnya diartikan
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang bertanggung
jawab dalam membentuk anak-anak mencapai kedewasaannya masing-masing.25
22 M. Ayi Fahmi Karim, Membangun Kreativitas Guru Agama Islam, (Subang:2009) http://ww.infodiknas.com/membangun-kreativitas-guru-guru-pendidikan-ahama-Islam-pai
23 Suryosubroto.B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal.191
24 Ibid., hal.22025 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hal.58
Sedangkan menurut Andurahmansyah dan Kasinyo Harto, guru pendidikan
agama Islam seorang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan agama Islam
sekaligus mampu melakukan transfer of knowledge, internalisasi serta
amaliyah.526guru agama Islam harus memiliki kreativitas dalam mengajar. Dengan
ide-ide yang kreatif dalam mengajar serta berusaha untuk menciptakan suasanya
belajar yang menarik, maka diharapkan nilai-nilai yang diajarkan oleh guru dapat
diterapkan oleh perserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ciri-Ciri Kreativitas
Seorang yang kreatif akan terlihat menonjol jika berada ditengah-tengah
lingkungannya. Oleh sebab itu, orang yang kreatif emiliki ciri-ciri tertentu.
Menurut Sund yang dikutif oleh Slameto, menyatakan bahwa individu dengan
potensi kreatif dapat dikenal melalui ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. c. Panjang akal. d. Keinginan untuk dan menelitie. Cenderung lebih menyukai tugas berat sulit. f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. h. Berfikir Fleksibel. i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung member
jawaban lebih banyak. j. Kesanggupan membuat analisis dan sitesisk. Miliki semangat bertanya serta meneliti l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik. m. Memiliki latar belakang membaca yang cukup baik.276
265 Kasinyo Harto dan Abdurahmansyah, Metodologi Pembelajaran Berbasis Aktive Learning, (Palembang: Grafika Utama Mandiri, 2009), hal.70-71
276 Slameto, Op.Cit.,hal.147
Mencermati berbagai sinyalemen cirri dari orang kreatif di atas, apabila
dihubungkan dengan keberadaan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
pada anak didik daoat di ambil kesimpulan, bahwa kreatif yang dimaksud
mengandung makna yang luas. Dimana seorang guru harus mampu menempatkan
posisi sentralnya di dalam pendidikan dengan selalu berupaya mengedepankan
inisiatif, sumbang ide-ide dalam memajukan proses belajar mengajar di sekolah,
terutama dalam bidang pelajaran yang dipegang, memiliki sikap terbuka terhadap
pengalaman baru, berpikir Fleksibel dan rasa tanggung jawab, sehingga pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran memunculkan proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Seorang pendidik sudah selayaknya memiliki kreativitas yang tinggi, guna
menciptakan proses belajar mengajar yang tepat guna dan dapat mencapai hasil
optimal dari semua tujuan yang telah ditetapkan dalam pengajaran karena dengan
kreativitas yang tinggi guru akan menciptakan suasana belajar mengajar yang
baik. Adapun cara menjadi guru kreatif menurut Suyatno, gunakan kata “jangan”
dalam hal sebagai berikut:
Jangan membayangkan sesuatu itu sulit sebelummencoba, jangan takut dengan alat dan bahan yang sulit didapat, jangan berpikiran bahwa kreatif itu berkaitan dengan dana besar, jangan beranggapan bahwa kreativitas itu membutuhkan waktu yang banyak, jangan percaya dengan anggapan bahwa untuk kreatif dibutuhkan pemikiran yang mendalam, jangan memvonis bahwa kreatif itu milik orang-orang tertentu, jangan menuduh diri kita tidak kreatif, jangan takut bertanya kepada siapa saja, jangan terlalu asik dengan kebiasaan selama ini, jangan mudah putus asa, jenuh, marah dan mengatakan gagal.7
28
287 Suyatno, Menjelajai Pembelajaran Inofatif, (Surabaya: Mas Media Buana Pustaka, 2009), hal. 24-25
Sedangkan ciri-ciri seseorang yang kreatif menurut Fuad dan
Rachmi sebagai berikut:
1. Kelancaran berpikir yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang dengan cepat.
2. Keluwesan yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda dan mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara berpikir.
3. Elaborasi yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperincikan detil-detil objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi menarik.
4. Keaslian, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unit atau kemampuan untuk gagasan asli829
Adapun menurut Brown ciri-ciri guru kreatif dengan sebutan Teacher
Scholar sebagai berikut:
1. Mempunyai jiwa penasaran, ingin selalu menanyakan tentang segala sesuatu yang masih belum jelas.
2. Setiap hal dianalisanya dulu, kemudian disaringnya, dikualifikasikannya, untuk ditelaah dan dimengerti, kemudian diendapkan dalam bidang pengetahuannya.
3. Intuisi, kemampuan dibawah sadar untuk menghubung-hubungkan, gagasan-gagasan lama membentuk ide-ide baru.
4. Self-dicipline, artinya teacher school itu memiliki kemampuan pertimbangan analisan dan intuisi untuk diambilnya suatu keputusan akhir.
5. Tidak akan puas dengan hasil sementara, ia tidak akan menerimah begitu saja setiap hasil yang belum memuaskan.
6. Suka melakukan intropeksi. 7. Mempunyai kepribadian yang kuat, tidak mudah diberi instruksi tanpa
pemikiran.930
Selanjutnya menurut Andi Yudha cirri guru yang kreatif dapat dijadikan
indikator yaitu sebagai berikut:
298 Fuad Nashori dan Rachmi, OP,Cit.,hal. 43-44309 Balnadi Sutadipura, Aneka Problem Keguruan, (Bandung: Angkasa, 1992), hal.108
1. Fleksibel, dibutuhkan guru yang tidak kaku, luwea, dan memahami kondisi anak diidk, memahami cara belajar mereka, serta mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara sesuai kecerdasan dan potensi masing-masing anak.
2. Optimistik, keyakinan yang tinggi akan kemampuan pribadi dan keyakinan akan perubahan anak didik kea rah yang lebih baik melalui proses interaksi guru dan murid yang menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak tersebut.
3. Respek, rasa hormat yang sennatiasa ditumbuhkan di depan anak didik.4. Cekatan, anak-anak berkarakter dinamis, eksploratif dan penuh inisaitif 5. Humoris, menjadi guru killer?. Anak-anak malah takut kepada anda
dan tidak mau belajar. Meskipun tidak semua orang mempunyai sifat humoris, sifat ini dituntut untuk memiliki seorang pengajar. Karena pada umumnya, anak-anak suka sekali dengan proses belajar yang menyenangkan, termasuk dibumbui dengan nomor. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat memgaktifkan krativitas otak kanan mereka.
6. Inspriratif, 7. Lembut, di manapun guru berfsikap kasar, kaku, atau emosional,
biasanya mengakibatkan dampak buruk bagi peserta didiknya, dan sering tidak berhasil dalam proses mengajar kepada anak didik.
8. Disiplin, disiplin di sini tidak hanya soal ketepan waktu, tapi mencakup berbagai hal lain, sehingga guru mampu menjadi teladan kedisiplinan.
9. Responsive, ciri guru yang professional antara lain cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak didik, budaya, social, ilmu pengetahuan maupun teknbologi dan lain-lain.
10. Empati, setiap anak mempunyai karakter berbeda-ebda, cara belajar dan proses penerimaan serta pemahaman terhadap pelajaran pun berebda-beda. Oleh karena itu seorang guru dituntut mempunyai kesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut sehingga bisa lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.
11. Nge-frend. Jangan membuat jarak yang kebar dengan anak didik hanya karena posisi anda sebagai guru.1031
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diketahui pendapat antara satu
dengan yang lain saling melengkapi. Guru yang baik harus selalu belajar dan terus
belajar, karena proses pembelajaran tidak terjadi pada peserta didik saja,
melainkan jugha guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang
kreatif di antaranya:
3110 Andi Yudha Asfandiyah, (Kenapa Guru harus Kreatif, Bandung: Mizan, 2009) hal. 20-25
1. Memiliki keingintahuan yang tinggi 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru 3. Mampu mengembangkan gagasan dan ide4. Fleksibel
4. Tahapan Kreativitas
Kreativitas tidak timbul serta merta, tetapi melalui proses. Proses kreatif
menurut Bobbi De Porter dan Mike Harmacki dalam bukunya Quantum Learning
mengalil melalui lima tahap, tahap-tahap tersebut sebagai berikut: pertama,
persiapan (preparation), kedua Konsentrasi (concentration), ketiga Inkubasi
(incubation), keempat iluminasi dan kelima Verifikasi.1132
1. Persiapan (preparation)
Persiapan adalah tahap melatakkkan dasar, mempelajari latar belakang
masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif,
namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu
bidang hampir selalu dihariskan oleh orang-orang yang sudah lama
bertkecimpung dan lama berpikir dalam bidang itu. Persiapan untuk kreativitas
itu kebanyakan dilakukan atas dasar “minat”. Kesuksesan orang-orang besar
tercapai dan bertahan, bukan oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha
keras.
2. Konsentrasi (consentration)
Konsentrasi adalah sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap dalam
perkara yang dihadapi. Orang-orang yang kreatif biasanya serius, perhatiannya 3211Fuad Nashorik dan Rachmi, Op.Cit.,hal.52
tercurah dan pikiranya terpuasat pada hal yang mereka kerjakan. Tahap
konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu
menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengakami gagal, trial dan error.
3. Inkubasi (incubation)
Inkubasi adalah tahao mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat
waktu santai. Sebuah busurg tidak dapat direntang terus-menerus untuk jangka
panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarikan diri dan perkara yang
sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita pecahkan. Inkubasi
merupakan saat dimana sedikit demi sedikit kita kita bebaskan dari kerutinan
berpikir, kebiasaan bekerja, kelaziman pemakai cara.
4. Iluminasi
Iluminasi adalah tahap mendapatkan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian,
cara kerja, jawaban baru bagian paling nikmat dalam penciptaan, tahap ketika
segalanya jelas, hubungan kaitan perkara gambling, dan penerapan untuk
memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra
sadar. Tahap iluminasi ialah tahap tumbulnya “insight”. Saat timbulnya
inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologi yang mengawali
dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru pemecahan masalah,
jawaban baru tiba-tiba tampak laksana kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya
tidak hanya terasa di batin, ettapi juga di ungkapkan keluar seacra fisik.1233ada
pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Kalau sudah menemukan ide, gagsan,
pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun mewujudkannya. 3312 Alan J Rowe, Creative Inteligency,(Bandung: Kaifa, 2004), hal. 34
Kecakapan kerja merupakan bagian penting dalam karya kreatif. Berapapun
banyak ide, gagasan, ilhan, impian bagus-bagus yang ditemukan, jika tidak
dapat diwujudkan semuanya akan lenyap bagai embun diterjang sinar matahari.
Maka orang yang kreatif harus memiliki kecakapan kerja, baik secara pribadi
maupun kelompok. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana
idea tau kreasi baru tersebut diuji terhadap realitas. Di sini diperlukan
pemikiran kritis dan diikuti oleh proses konvergensi tahap berpikir menyebar
dengan bermacam-macam alternative jawaban suatu masalah.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Kreativitas seseorang tidak secara tiba-tiba, tetapi ada faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Utami Munandar yang dikutip oleh Fuad dan Rachmi
yang mengatakan:
Faktor yang mempengaruhi kreativitas terdiri dari aspek kognitif dan aspek kepribadian. Faktor kognitif diantaranya berpikir terdiri dari kecerdasan (intelegensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan keterampilan. Faktor kepribadian diantaranya rasa ingin tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri berani mengambil resiko. 1334
Sedangkan menurut Jaman Badi dan Mustapha menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kreativitas, meliputi : keterbukaan, keberanian, hal-hal
yang baru dan kepribadian yang sehat. 1435Senada dengan Conny Semiawan, yang
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kreativitas terdiri dari faktor
3413 Fuad dan Rachmi, Op.Cit., hal. 53-543514 Jamal Badi dan Mustapha Tajdin, Islamic Creative Thiking (Bandung:Mizan) hal. 119
15 Conny R, Semiawan, Kreativitas Keberbakatan: Mengapa. Apa dan Bagaimana (Jakarta:Indeks, 2009), hal. 61
pribadi dan lingkungan. Faktor pribadi antara lain: keberanian, karakter,
kebutuhan, kemajuan, pribadi yang menarik. Sedangkan faktor lingkungan antara
lain: status ekonomi, orang tua, stimulus masa kecil, pendidikan dan keluarga.15
Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa guru yang kreatif
memiliki kecerdasan,s ehingga mampu berfikir secara kritis untuk mendapatkan
sesuatu yang berbeda, diperoleh melalui keterampilan ataupun pengalaman, baik
pengalaman sendiir ataupun orang lain. Pengalaman dimasa kecil mempengaruhi
kreativitas seseorang, baik dari segi pendidikan ataupun keluarga. Jadi dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kreativitas antara lain yaitu berasal
dari faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal dapat dilihat dari kecerdasan, rasa ingin tahu, kepercayaan
diri, dan mampu menggerakkan diri untuk mulai berkaryha serta
menghargai karya sendiri.
2. Faktor eksternal antara lain:
a. Menerima segala informasi baik dari pengalaman sendiri maupun
orang lain.
b. Kemampuan untuk mengkobinasikan dari hal-hal yang sudah ada
sebelumnya.
c. Pendidikan, keinginan untuk terus belajar
d. Lingkungan tempat tinggal seseorang, sangat mempengaruhi tingkat
kreativitas seseorang.
A. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kata proses adalah berasal dari bahasa latin, yakni dari kata “processus”.
Artinya berjalan kedepan.1636Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah maju
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Pengertian proses dalam kamus
Bahasa Indonesia adalah tuntutan perubahan atau peristiwa dalam perkembangan
sesuatu, dapat juga diartikan sebagai tindakan, perubahan, pegelolahan yang
menghasilkan produk.
Syiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain menjelaskan bahwa proses
pembelajaran adalah satu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa yang akan melahirkan interkasi edukatif dengan
memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.17
Sementara itu Syaiful Sagala menjelaskan bahwa pembelajaran adalah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sedangkan belajar
dilakukan oleh siswa. 1837
Sedangkan Oemar Hamalik dalam Ramayulis menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi usnur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengakapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hal itu, ada tiga
rumusan yang harus dipahami terkait pengertiuan pembelajaran, yaitu
pembelajaran adalah mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi 3616 Muhibbinsyah, Psikologi Belajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 10917 Syaiful Bhari Djamaran dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cet, 3. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004) hal.4318. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran; Untuk memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2005), hal.61 37
belajar bagi siswa, pembelajaran adalah upaya menyiapkan siswa untuk menjadi
warga masyarakat yang baik, dan pembelajaran adalah suatu proses membantu
siswa menghadapi kehidupan sehari-hari.1938
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sedangkan
belajar dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, proses pembelajaran adalah upaya
yang sengaja dilakukan dalam rangka member kemungkinan bagi siswa untuk
terjadinya proses perubahan di dalam diri siswa tersebut mencakup perubahan
tingkahlaku, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Singkatnya
pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa aktif
dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dirancang guru.
Sedangkan proses pembelajaran PAI proses pendidikan dalam
pendidikan Isalam sebenarnya sama dengan proses pembelajaran pada umumnya,
namun yang membedakannya adalah bahwa pendidikan islam proses maupun
hasil belajar selalu inhern, dengan keislaman; keislaman melandasi aktivitas
belajar, menafasi perubahan yang terjadi serta menjiwai aktivitas berikutnya.s
ecara sistematis hakikat belajar dalam kerangka pendidikan Islam dapat tergambar
sebagai berikut.
3819 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta: Kalam Mulia, 2010,) hal.239
PerubahanKognitif Afektif dan Psikomotorik
Ibadat/ Khalifah
Masukan(Input)
Islam
Proses Pembelajaran
Keluaran (Output)
Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa: Keseluruhan proses
pembelajaran berpegang: pada prinsip-prinsip al-Qur’an dan Sunnah serta terbuka
unsur-unsur luar secara adaptif yang ditilik dari persepsi keislaman. Perubahan
pada ketiga domain yang dikehendaki Islam adalah perubahan yang dapat
menjembatani individu dengan amsyarakat dan dengan khalik (habl min Allah wa
habl min al-nas. 2039 sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Imron: 112. Yang
berbunyi:
3920 Ibid, hal 241
Islam
Artinya : Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu. Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.2140
Dujuan akhir proses pembelajaran agama Islam berupa pembentukan
orientasi hidup secara menyeluruh sesuai dengan kehendak Tuhan dan mengabdi
kepada Tuhan dan konsistren dengan kekhalifahan-Nya (khalifah Allah fi al-
Ardh).2241
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqoroh yang berbunyi:
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."2342
4021 Al-Qur’an terjemahan Alhikmah, (Bandung: Diponegoro) hal 644123 Ramayulis. Op.Cit.
42
Dalam kegiatan pembelajaran ada prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan oleh guru PAI sebelum melakukan pembelajaran, yaitu:
1. Berpusat pada siswa, artinya proses pembelajaran pendidikan agama Islam harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan mendorongh siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.
2. Belajar dengan melaksanakan, artinya siswa harus diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan, terutama untuk mencari dan menemukan sendiri.
3. Mengembangkan kemampuan sosial, artinya kegiatan pembelajaran harus memungkinkan siswa melakukan interaksi dengan pihak lain, baik dengan siswa yang lain, dengan guru, maupun dengan masyarakat
4. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan, artinya kegiatan pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan keimanan siswa.
5. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, artinya mengarahkan siswa untuk cepat dan tanggap terhadap kejadian di lingkungan mereka dan berusaha mencari pemecahannya.
6. Mengembangkan keterampilan7. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, artinya mengarahkan
siswa untuk cepat dan tanggap terhadap kejadian di lingkungan mereka dan bersuaha mencari pemecahannya.
8. Mengembangkan kreativitas siswa, siswa memiliki potensi berbeda dalam hal pola pikir, daya imajinasi, fantasi dan hasil karya. Karena itu pembelajaran PAI harus dirancang untuk memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi mereka.
9. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, penbelajaran harus mengarahkan siswa agar tidak gagap terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemberian tugas yang berhubungan dengan televise, radio, komputer dan internet.
10. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, pembelajaran PAI juga diharapkan dapat menimbulkan kesadaran siswa akan kemajemukan bangsa akibat keragaman latar belakang, geografis, budaya, sosial, adat istiadat, agama, sumber daya dalam dan sumber daya manusia. Selain itu, pembelajaran PAI hendaknya mampu menggugah kesadaran siswa akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
11. Belajar sepanjang hayat, artinya guru harus mendorong siswa untuk terus menuntut ilmu dimanapun berada, tidak hanya di bangku sekolah. Karena dalam islam menuntut ilmu tidak dibatasi usia tertentu, tetapi diwajibkan bagi setiap muslim.
12. Perpaduan kompetensi kerjasama dan solidaritas, pembelajaran dapat dirancang dalam bentuk diskusi, kunjungan ke panti asuhan dan pembuatan laporan secara kelompok.2443
4324 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual; panduan bagi Guru Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Ed.I,Cet.3 (Jakarta: BUmi Aksara, 2008), hal 25-27
Guru juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam memotivasi, selain
prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran. Karena keberhsilan pembelajaran sangat
tergantung pada faktor motivasi. Prinsip-prinsip motivasi tersebut adalah
kebersamaan, pengetahuan dan keterampilan prasyarat, belajar melalui model,
komunikasi terbuka, keaslihan tugas yang menantang. Latihan yang tepat dan
aktif, penilaian tugas, kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan, keragaman
pendekatan, mengembangkan berbagai kemampuan, melibatkan sebanyak
mungkin indera, dan keseimbangan pengaturan pengalaman belajar. 2544
Untuk dapat berpegang dan menjelaskan prinsip-prinsip dalam
pembelajaran dan prinsip motivasi di atas, tidaklah mudah, dibutuhkan
kecerdasan, kepekaan, dan kreativitas dari guru, sehingga apa yang diinginkan
dari prinsip-prinsip tersebut dapat tercapai.
4425 Mgs. Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran; Implementasi Konsep Karakteristik, dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Teras, 2007), hal.