Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

32
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH ACARA I PENETAPAN KADAR AIR TANAH Disusun Oleh: Nama : Sella Wulandari NIM : A1L012151 Rombongan : C2 Asisten : Nova Margareth Semester : Genap 2013 LABORATURIUM ILMU TANAH UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN AGROTEKNOLOGI

Transcript of Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

Page 1: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

ACARA I

PENETAPAN KADAR AIR TANAH

Disusun Oleh:

Nama : Sella Wulandari

NIM : A1L012151

Rombongan : C2

Asisten : Nova Margareth

Semester :

Genap 2013

LABORATURIUM ILMU TANAH

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

AGROTEKNOLOGI

PURWOKERTO

2013

Page 2: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangTanah merupakan hasil dari evolusi yang mempunyai susunan teratur dan

unik yang terdiri dari horizon – horizon (lapisan-lapisan tanah) yang

berkembang secara genetik. Definisi tanah ekspansif sering digambarkan

sebagai suatu kondisi tanah yang mudah mengembang (swelling) dan

menyusut (shrink) menurut kadar air yang dikandung oleh tanah tersebut.

Tanah ekspansif merupakan tanah lempung yang memiliki plastisitas tinggi

dam mengandung mineral-mineral yang bersifat ekspansif, seperti

Montmorillonite yang apabila kadar airnya berubah-ubah akan mudah

mengalami perubahan volume tanah. Proses – proses pembentukan tanah atau

perkembangan horizon dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan,

perubahan atau translokasi. Peningkatan kadar air dalam tanah dapat

menyebabkan pengembangan volume tanah yang nantinya mengakibatkan

penurunan kuat geser tanah dan menimbulkan tekanan pengembangan

(swelling pressure). Besarnya swelling pressure sama dengan besarnya

tekanan yang menghalangi terjadinya perubahan volumedari tanah.

Tanah mempunyai perananan penting didalam siklus hidrologi. Kondisi

tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada

permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan

tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air.

Air terdapat didalam tanah karena ditahan atau diserap oleh massa tanah,

tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang

baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu tanaman.

Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara

lain untuk memenuhi transpirasi, dalam proses asimilasi untuk pembentukan

karbihidrat, serta untuk pengangkutan hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh

jaringan tumbuhan. Disamping itu air merupakan bagian penyusun tubuh

Page 3: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

tumbuhan. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam hara. Air akar

tumbuhan.

Fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu

memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar

tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada

kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima

dipermukaan tanah ke bawah.

 Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase

volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan

dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C –

1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan

sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki

tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan

kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan

ukuran pori-pori pada tanah.

B. Tujuan

Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang

dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan

massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut tanah dan unsur hara

ke permukaan berdasarkan % tanah.

Page 4: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Semenjak pertanian berkembang, konsep tanah yang sangat penting ada

konsep sebagai media alami bagi pertimbuhan tanaman. Bila kota-kota besar

berkembang tanah menjadi penting sebagai bahan rekayasa guna mendukung

jalan-jalan dan bangunan-bangunan. Pada saat ini tanah lebih banyak lagi

mendukung fungsi rekayasa, termasuk untuk menimbun bahan-bahan bangunan.

Konsep tanah  sebagai bahan rekayasa dikaitkan dengan tanah sebagai selimut

batuan yang telah mengalami pelapukan atau regolit (Foth, 1988).

Tanah adalah bahan mineral yang tidak pepat (unconsolidated) pada

permukaan tanah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor  genetik dan lingkungan,

yaitu: iklim, organisme serta topografi yang semuanya berlangsung pada suatu

periode (Foth ,1988).

Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan

berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap

bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi.(Hakim, 1986).

Tanah pada kedalaman tertentu selalu dijenuhi air yang disebut dengan air

tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah dangkal dan air

tanah dalam. Air tanah dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai

pengaruh besar terhadap proses pembentukan tanah. Melalui profil, kedalaman air

tanah dapat diduga berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami

periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkingan luar

lainnya (Rachmat Sutanto,2005).

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di

bawah permukaan tanah. Air dalam tanah menyebabkan partikel tanah

mengembang dan mengkerut terikat satu sama lain membentuk struktur tanah. Air

tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan

kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit

dilakukan, sedangkan kadar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam

Page 5: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

tanah per satuan tertentu. Air tanah juga berperan dalam reaksi-reaksi kimia tanah

yang dapat melepaskan dan mengikat unsur hara dalam tanah dan melarutkan

unsur-unsur hara dalam tanah sehingga menyebabkan kemasaman dan kebasaan

dalam air tanah ( Soepardi, 1987).

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume

air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat

memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah

tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah

dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu.

Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung

dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan

udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang

bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air

tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air

jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga

horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal

(Hakim, dkk, 1986).

Bila kadar air tanah rendah maka tanah akan keras atau kaku sehingga sulit

untuk dipadatkan. Pada kadar air tanah tinggi kepadatan tanah akan rendah karena

pori-pori tanah menjadi terisi air (Wesley, 1973).

Koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi

ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :

1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh

ruang pori tanah terisi oleh air.

2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori

tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga

lebih besar dari gaya gravitasi.

3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang

ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk

aktivitas, dan mempertahankan turgornya.

Page 6: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat

oleh gayamatrik tanah.

(Hanafiah,2007)

Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi,

kohesi dan gravitasi. Dengan adanya gaya-gaya tersebut, maka  air dalam tanah

dapat dibedakan menjadi :

(1) Air Higroskopik

Yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat

digunakan tanaman (adhesi antara tanah dengan air). Air ini terikat kuat

pada matriks tanah, ditahan dengan tegangan 31 - 10.000 atm (pF 4,0 -

4,7)

(2) Air Kapiler

Yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara

butir-butir air ) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari

gravitasi.air ini dapat bergerak ke samping atau keatas karena gaya-gaya

kapiler. Sebagian besar air dari air kapiler merupakan air yang tersedia

(dapat diserap) bagi tanaman. Air kapiler ini menempati pori mikro dan

dinding pori makro, ditahan antara tegangan 1/3 - 15 atm (pF 2,54 - 4,20).

Air Kapiler dibedakan menjadi : (a) Kapasitas lapang, yaitu air

yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi

kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah

dibiarkan selama 48 jam sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada

kondisi kapasitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi

tanaman, karena pori makro berisi udara, sedangkan pori mikro seluruhnya

berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3

atm atau pada pF 2,54 (b) Titik layu permanent, yaitu kandungan air tanah

paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air

sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan tanaman akan mati.

Pada titik layu permanen,air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2.

Titik layu permanent disebut juga sebagai Koefisien layu tanaman.

Page 7: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

(3) Air Gravitasi

Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah, karena

mudah meresap ke bawah akibat adanya gravitasi. Air gravitasi mudah

hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N,K,Ca sehingga

tanah menjadi masam dan miskin hara.

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :

(1) Tekstur tanah

(2) Kadar bahan organik tanah

(3) Senyawa kimia

(4) Kedalaman solum

Selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim

dan tanaman, faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah

hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan

suplai air dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi

bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap kekeringan,serta tingkat

dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air

tanaman (Hanafiah, 2005).

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur

tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil

daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada

tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah

bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah

dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah

menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah

dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah,

senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah

atau lapisan tanah (Madjid, 2010).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara

kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk

tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian

profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk

Page 8: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu

cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk

menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik

(Buckman and Brady, 1982).

Hubungan tanaman dengan air tanah yaitu berhubungan dengan

adsorbsi air dan titik layu, kapasitas lapang relatif dapat diletakkan potensi

metriknya tinggi.pada kapasitas lapang akar-akar dapat dengan mudah

mengadsorbsi air dan osmosis air yang dekat dengan akar-akarnya akan

bergerak perlahan-lahan searah dengan akar. apabila tanah kering,

konduktivitas cepat berkurang dan pergerakan serta pengambilan air menjadi

lebih lambat.Kemungkinan jika tidak ada air ditambahkan ke tanaman akan

mengadsorbsi air lebih cepat daripada air yan hilang karena

transpirIasi.Defisit air berkembang kebagian dalam tanh dan jika tidak terjadi

kelayuan untuk menentukan titik layu,tekanan seperti bunga matahari atau

gandum ditmbuhkan ditanah sampai tanaman layu dan tidak mampu

mendapatkan turgornya bila diletakkan diatmosfir jenuh (Kartasaputra,1991).

Penetapan kadar air merupakan acara 2 bagian pertama, perhitungan untuk

kadar air yaitu:

Keterangan:

( b-c ) massa air

( c-a ) massa tanah mutlak/ massa padatan

Sedangkan untuk bagian kedua, yaitu penetapan kapasitas lapang. Kapasitas

lapang yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua.

Kapasitas lapang dapat dihitung secara matematik dengan rumus:

Kapasitas lapang = 2

b−(a+2) x 100 % +

Ka

Kadar air =(b−c )(c−a) x 100 %

Page 9: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

Sub bagian yang ketiga yaitu penentuan kadar air masimum. Kadar air

maksimum dapat dihitung dengan rumus :

Kadar air maksimum = (b−a )−(c−d)

(c−d) x

Page 10: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang dipergunakan pada percobaan penetapan kadar air tanah

adalah botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan

tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak

perendam, serbet/tisue, kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator.

Bahan yang digunakan antara lain contoh tanah kering dan akuades.

B. Prosedur Kerja

1. Kadar air tanah kering angin (udara)

a. Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, label diberikan,

ditimbang (= a gram)

b. Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang

berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup lalu

ditimbang kembali (= b gram)

c. Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven

dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu

105 – 110ºC selam minimal 4 jam.

d. Setelah wakyu pengovenan selesai, botol timbang ditutup

kembali dengan menggunakan tang penjepit.

e. Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan

menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator

selama 15 menit.

f. Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan

menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan

yang sama (= c gram).

Perhitungan :

Kadar air=(b−c )(c−a )

× 100 %

Page 11: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

2. Kadar air Kapasitas Lapang (metode pendekatan).

a. Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian

ditimbang (= a gram).

b. Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan didalam

bejana seng.

c. Tanah Vertisol Ø 2mm dimasukkan ke dalam keranjang

kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata

tanpa ditekan.

d. Diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara

perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan (1 titik = 0,67

ml), kemudian bejana seng ditutup, ditempatkan ditempat yang

teduh dan dibiarkan selama 15 menit.

e. Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak

dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab,

lalu ditimbang (= b gram).

Perhitungan :

Kapasitas Lapang = 2

b− (a+2 )× 100 %+Ka

3. Kadar air maksimum tanah

a. Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label

secukupnya.

b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air

dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan

serbet (lap), dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang (= a

gram).

c. Cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, di isi dengan tanah

vertisol (Ø 0,5 mm) kurang lebih 1/3-nya, Cawan diketuk-ketuk

perlahan sampai permukaan tanahnya rata, Contoh tanah halus

ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai cawan

Page 12: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan

diratakan dengan colet.

d. Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu

batu dibawahnayaagar air bebas masuk ke dalam cawan tembaga

porus. Perendaman dilakukan selama 12-16 jam.

e. Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari

bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan

colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam cawan

petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama,lalu

ditimbang (= b gram).

f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam

dengan suhu 105 - 110ºC.

g. Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang

penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah

itu kemudian diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang

beratnya (= c gram).

h. Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan

tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang

sama lalu ditimbang beratnya (= d gram).

Perhitungan :

Kadar air maksimum = (b−a ) – (c−d )

(c−d)×100 %

Page 13: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tanah kering udara

Ulangan Botol Timbang Kosong (0 gram)

(0)+ contoh tanah (b gram)

B setelah di oven ( c gram)

Kadar air tanah kering udara (%)

Ka1 22,83 32,88 31,705 13,23%

Ka2 22,89 33,09 31,89 13,33%

x 22,86 32,985 31,7975 13,28 %

Kadar air 1 = (b−c )(c−a)

x 100%

= (30,76−29,75)(29,75−22,29) x 100%

= 1,017,46

x 100%

= 13,5%

Kadar air 2 = (b−c )(c−a) x 100%

= (28,37−27,41)(27,41−22,29)

x 100%

= 0,965,12

x 100%

= 18,75 % Kadar air total = 13,5 + 18,75

= 32,25%

Rata-rata = Katotal

2

= 32,25

2 %

= 16,125%

Page 14: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

2. Kapasitas Lapang

Ulanga

n

Keranjang kuningan

kosong (a g)

(a) +

gumpalan tanah

basah (b g)

Kadar air

kapasitas

lapang (%)

KL-1 31,48 45,753 29,53%

KL-2 31,10 47,412 28,33%

x 31,24 46, 58 28, 93%

Kap. Lapang 1 = 2

b−(a+2) x 100% + Ka 1

= 2

45,753−(31,48+2) x 100% + 13,23%

= 2

12,273 x 100% + 13,23%

= 29,53%

Kap. Lapang II = 2

b−(a+2) x 100% + Ka II

= 2

47,412−(31,10+2) x 100% + 13,33%

= 2

14,312 x 100% + 13,33%

= 28,33%

Kap. Lapang total¿kap . lapang I +kap . lapang II

2

¿ 29.53 %+28,332

= 28,93%

Page 15: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

3. Kadar Air Maksimum

Ulangan Cawan +

kertas

saring

jenuh +

petridish

(a g)

(a) +

tanah

basah

jenuh air

(b g)

(b) setelah

di oven 24

jam (b g)

Petridish

+ cawan +

kertas

saring

setelah di

oven (d g)

Kadar air

maksimum

(%)

Kadar Air

Maksimum

1

45, 768 128, 28 97, 75 75, 12 2, 614 %

Kadar Air

Maksimum

2

44, 085 126, 48 95, 79 69, 67 2, 154 %

Kadar Air Maksimum 1 ¿(b−a )−(c−d)

(c−d)x 100%

¿(128,56−46,768 )−(97,75−75,12)

(97,75−75,12)x 100%

¿(81,792−22,63 )

22,63x100%

¿ 59,16222,63

¿2,614 %

Page 16: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

Kadar Air Maksimum II ¿(b−a )− (c−d )

(c−d )x 100 %

¿(12,48−44,085 )−(95,79−69,67)

(95,79−69,67)x100%

¿(82,395−26,12 )

(26,12)x100%

¿2,154 %

Kadar Air Maksimum total ¿kadar air max I +kadar air max II

2

¿ 2,614 %+2,154 %2

¿2,384%

Page 17: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

B. Pembahasan

Tanah yaitu kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun

dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan organik, air dan udara dan

merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Berdasarkan gaya yang bekerja

pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi. Maka air tanah dibedakan

menjadi air higroskopis, air kapiler, dan air gravitasi. Air higroskopis adalah air

yang diabsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagi

tanaman (adhesi antara tanah dengan air). Air kapiler merupakan air dalam tanah

dimana daya kohesi (tarik-menarik antara butir-butir air) dan gaya adhesi (antara

air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau

keatas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air

yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman. Air kapiler dibedakan menjadi;

Kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kapasitas lapang merupakan air yang

ada didalam tanah yang manfaatnya sangat berguna bagi tanaman. Titik layu

permanen adalah kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman

tidak mampu menyerap air sehingga tanaman layu. Air gravitasi merupakan air

yang tidak dapat ditahan oleh tanah, karena mudah meresap ke bawah akibat

adanya gaya gravitasi. Unsur hara yang dibawa N, K, Ca sehingga tanah menjadi

masam dan miskin hara.

Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah. Kandungan air

dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah

untuk diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah

Page 18: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah bahan organik,

porositas, struktur, tekstur, dan keadaan tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir,

karena butiran-butirannya  berukuran lebih besar ,  maka setiap  satuan  berat

(misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga

sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur

liat,   karena   lebih   halus   maka   setiap   satuan   berat  mempunyai  luas

permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan

unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia

daripda tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).

Air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah,

tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik.

Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi,

kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah

dapat dibedakan menjadi:

(1) Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak

dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara

tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan

butir-butir tanah.

(2) Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik

antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat

dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau

vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler

merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman

(3) Air gravitasi Air yang tidak dapat diserap tanah karena adanya pengaruh gaya

gravitasi. (Majid, 2011)

Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi

secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam

tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman,

maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut.

Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi,

kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara

pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar

Page 19: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan

tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang

dari takaran yang semestinya diberikan (Acehpedia, 2010).

Efisiensi pemupukan dan pemupukan yang berimbang dapat diiakukan

apabila memperhatikan status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan

hara bagi tanaman untuk mencapai produksi optimum. Dengan pendekatan ini,

maka dapat dihitung kebutuhan pupuk suatu tanaman pada berbagai kondisi tanah

(status hara rendah, sedang dan tinggi) dan pada tanah-tanah lainnya pada tingkat

famili yang sama (Wijanarko, A dan Taufiq, A., 2008).

Batas kritis suatu tanaman terhadap unsur hara tertentu sangat  penting

untuk  diketahui dan dipahami, tujuannya adalah untuk mengetahui pemberian

dosis pupuk yang tepat sehingga pertumbuhan tanaman optimum. Pertumbuhan

tanaman yang optimum akan menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas

yang baik. Batas kritis merupakan acuan atau petunjuk yang digunakan untuk

aplikasi pupuk yang tepat dan efesien, untuk menentukan batas kritis bisa

dilakukan dengan percobaan dalam pot dengan berbagai kadar pupuk (gram).

Hasil yang menunjukkan pertumbuhan paling optimum bisa dijadikan sebagai

acuan pemberian nutrisi seperti nutrsi N pada suatu tanamn, jika diaplikasikan

pada lahan atau media yang lebih luas maka digunakan rasio atau perbandingan

sehingga komposisi yang diberikan sama.  Batas kritis suatu tanaman bterhadap

pemberian unsur hara tertentu dipengaruhi oleh umur tanaman, umur fisiologis

jaringan tanaman, macam jaringan, interaksi antar unsur, dan iklim.

Efisiensi pemupukan dan pemupukan yang berimbang dapat diiakukan

apabila memperhatikan status dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan

hara bagi tanaman untuk mencapai produksi optimum. Dengan pendekatan ini,

maka dapat dihitung kebutuhan pupuk suatu tanaman pada berbagai kondisi tanah

(status hara rendah, sedang dan tinggi) dan pada tanah-tanah lainnya pada tingkat

famili yang sama (Wijanarko, A dan Taufiq, A., 2008).

Kadar air tanah kering udara pada tanah Vertisol sebesar 13,23% pada

ulangan pertama dan 13,33% pada ulangan kedua, sehingga diperoleh rata-ratanya

adalah 13,28%. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan

organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel. Hal ini sesuai dengan

Page 20: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

pendapat Hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi

oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan

organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum

tanah maka kadar air juga semakin tinggi.

Kadar air kapasitas lapang pada tanah Vertisol ulangan 1 adalah 29,53%

sedangkan pada ulangan 28,33%. Jadi, didapatkan rata-ratanya 28,93%. Hasil

karena dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian air pada permukaan tanah. Hal

ini sesuai dengan pendapat Bukman and Brady (1982) yang menyatakan bahwa

jika pemberian air pada permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke bawah

lebih cepat.

Kadar air maksimum tanah Vertisol pada ulangan pertama adalah 2,614% dan

2,154% pada ulangan kedua. Dari data atau hasil yang terdapat atau didapat, dapat

dilihat bahwa masing-masing tanah mempunyai kadar air tanah kering udara,

kadar air kapasitas lapang, dan kadar air maksimum yang berbeda-beda. Hal itu

disebabkan oleh beberapa faktor yang telah disebutkan di atas.

Page 21: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan1. Rata-rata kadar air tanah kering angin pada tanah ventrisol adalah 13,28%,

sedangkan pada tanah andisol rata-rata kadar air tanah kering angin adalah

16,125%.

2. Kapasitas lapang tanah ventrisol (28,93%) lebih kecil dari pada kapasitas

lapang tanah andisol (37,425%).

Page 22: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Acehpedia, 2010, Fungsi Unsur Hara, http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara.

Diakses 02 April 2012.

Foth, Henry,1998,Dasar-dasar ilmu tanah,UGM Press,Yoyakarta.

Hakim, Nurhajati dkk, 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, UNILA, Lampung.

Hanafiah, K., A, 2007, Dasar-Dasar ILmu Tanah, Jakarta, Rajawali Press

Handayani, S, 2009, Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi Dasar-dasar Ilmu

Tanah, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada

Kartasaputra,dkk,1991, Teknologi konservasi tanah dan air, Rineka cipta, Jakarta.

Madjid, Abdul, Fisika Tanah (Bagian 6: Air Tanah daan Kadar Air            

Tanah), http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/fisika-tanah-bagian-

6-air-tanah.html

Ruhnayat Agus, 2007, Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N, P, K untuk

Pertumbuhan Tanaman Panili, Jurnal pertanian

Soetjipto , 1992 , Dasar-Dasar Irigasi , Erlangga, Jakarta.

Winarso, S, 2003, Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan Dan Kualitas Tanah,

Jember, Gava Media.

Page 23: Acara I- Penetapan Kadar Air Tanah