Laporan Penetapan Kadar Karbohidrat

18
Penetapan Kadar Karbohidrat Metode Luff Schoorl I. Tujuan Percobaan - Mahasiswa dapat melakukan analisa kadar karbohidrat dalam suatu bagan p - Mahaaiswa dapat mengetahui kadar karbohidrat dalam bahan pangan II. Peralatan dan bahan Alat-alat yag digunakan - Gelas ukur 100 ml, erlenmeyer 1,1 buah - Neraca analitik 1 buah - Pipet ukur 10 ml 1 buah - Biuret 1 buah - Hot plate 1 buah - orong 1 buah - Bolakaret 1 buah Bahan-bahan yang digunakan - !arutan !u"" #choorl - !arutan $% &0' - (sam sul"at &)' - Na tiosul"at 0,1 N - %ndikator amilum 1' - !arutan Hl *' - Natrium hidroksida *0' - +epung tapioka III. a!ar teori $arbohidrat adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-u karbon , hidrogen H dan oksigen . / #enyawa-senyawa ini dapat dide"i sebagai senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon/

description

kadar karbohidrat

Transcript of Laporan Penetapan Kadar Karbohidrat

Penetapan Kadar Karbohidrat Metode Luff Schoorl

I. Tujuan Percobaan Mahasiswa dapat melakukan analisa kadar karbohidrat dalam suatu bagan pangan Mahaaiswa dapat mengetahui kadar karbohidrat dalam bahan pangan

II. Peralatan dan bahan Alat-alat yag digunakan Gelas ukur 100 ml, erlenmeyer1,1 buah Neraca analitik1 buah Pipet ukur 10 ml1 buah Biuret1 buah Hot plate1 buah Corong1 buah Bola karet1 buah Bahan-bahan yang digunakan Larutan Luff Schoorl Larutan KI 20% Asam sulfat 25% Na tiosulfat 0,1 N Indikator amilum 1% Larutan HCl 3% Natrium hidroksida 30% Tepung tapioka

III. Dasar teoriKarbohidrat adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat didefinisikan sebagai senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.Ditinjau dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa penting karena merupakan sumber energi yang palin ekonomis da paln tersebar luas. Bahan pangan yang dihasilkan di dunia sebagian terbesar terdiri dari bahan pangan yang kaya akan karbohidrat.Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+.Reaksi yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :

O OR C + 2 Cu2+ + 4 OH- R C H HGula reduksi Luff Schoorl Cu2+ + 4 I- CH2I2 I2

I2 + 2 NaS2 2 NaI + Na2S4O2

Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan kadar sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa.Dalam hal ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan faktor 0,95 karena pada hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula invert.C12H22O11+H2O2C6H12O6Sukrosagula reduksiKarohidrat terdiri dari bermacam-macam dan menurut ukuran molekul dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:a. Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya dan tidak diuraikan lagi. Golongan ini yaitu glukosa dan fruktosab. Disakarida, karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida. Golongan ini yaitu sukrosa, maltosa dan laktosac. Polisakarida, karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida. Golongan ini yaitu patim glikogen dan selulosa

Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff SchoorlPengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut :R-CHO + 2 Cu2+ R-COOH + Cu2O2 Cu2+ + 4 I- Cu2I2 + I22 S2O32- + I2 S4O62- + 2 I-

Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen. Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.Peran biologis Karbohidrat Peran dalam biosferFotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan. Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum. Peran sebagai bahan bakar dan nutrisiKentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak. Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 7080%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula. Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%.] Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak. Peran sebagai cadangan energiBeberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan. Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.

Peran sebagai materi pembangunOrganisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.[10] Kayu terutama terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.]Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel. Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. monosakarida yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat pereduksi dari suatu gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip analisanya berdasarkan pada monosakarida yang memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Adanya polimerisasi monosakarida mempengaruhi sifat mereduksinya.Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan karboohidrat melalui penetapan kadar gula reduksi dengan metode Penentuan gula reduksi dengan metode Luff-Schoorl ditentukan bukan kuprooksidanya yang mengendap tetapi dengan menentukan kuprooksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi sesudah reaksi dengan sample gula reduksi yang dititrasi dengan Na-Thiosulfat. Selisihnya merupaka kadar gula reduksi. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat dengan cara Luff-Schoorl adalah mula-mula kuprooksida yang ada dalam reagen akan membebaskan Iod dari garam KI. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi menggunakan Na-Thiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indicator amilum. Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Selisih banyaknya titrasi blanko dan sample dan setelah disesuaikan dengan tabel yang menggambarkan hubungan banyaknya Na-Thiosulfat dengan banyaknya gula reduksi (Khopkar, 1999).Karbohidrat dapat digolongan menjadi dua macam yaitu karbohidrat sederhana dengan karbohidrat kompleks atau dapat pula menjadi tiga macam, yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan merupakan oligosakarida, polimer. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Rivai, 2005).Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon.Inversi sukrosa menghasilkan gula invert atau gula reduksi (glukosa dan fruktosa). Gula invert akan mengkatalisis proses inversi sehingga kehilangan gula akan berjalan dengan cepat. Menurut Parker (1987) dkk. Dalam kuswurj (2008) laju inersi sukrosa akan semakin besar pada kondisi pH rendah dan temperatur tinggi dan berkurang pada pH tinggi (pH 7) dan temperatur rendah. Laju inversi yang paling cepat adalah pada kondisi pH asam (pH 5).Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel melalui pendekatan proksimat. Terdapat beberapa jenis metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kadar gula dalam suatu sampel. Salah satu metode yang paling mudah pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl. Metode Luff Schoorl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kandungan gula dalam sampel.Metode ini didasarkan pada pengurangan ion tembaga (II) di media alkaline oleh gula dan kemudian kembali menjadi sisa tembaga. Ion tembaga (II) yang diperoleh dari tembaga (II) sulfat dengan sodium karbonat di sisa alkaline pH 9,3-9,4 dapat ditetapkan dengan metode ini. Pembentukan (II)-hidroksin dalam alkaline dimaksudkan untuk menghindari asam sitrun dengan penambahan kompleksierungsmittel. Hasilnya, ion tembaga (II) akan larut menjadi tembaga (I) iodide berkurang dan juga oksidasi iod menjadi yodium. Hasil akhirnya didapatkan yodium dari hasil titrasi dengan sodium hidroksida (Rivai, 2005).

Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens (Apriyanto et al 1989). Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode Luff-Schoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain). Hasil analisisnya adalah kadar gula pereduksi total dan tidak dapat menentukan gula pereduksi secara individual. Untuk menganalisis kadar masing-masing dari gula pereduksi penyusun madu dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCTK). Metode ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan pada senyawa dengan bobot molekul besar dan dapat dipakai untuk senyawa yang tidak tahan panas.Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi antara monosakarida dengan larutan cupper. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Underwood, 1996).Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan.Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator. I2bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3sehinga I2akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.Gugus hidroksil yang relative pada glukosa terletak pada C-1 sedangkan fruktosa pada C-2. Sakarosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang relative,karena keduanya saling terikat, sedangkan laktosa mempunyai OH bebas atom C-1 pada gugus glukosanya, sehingga laktosa bersifat pereduksi sedangkan sakarosa nonpereduksi. Inversi sakarosa terjadi dalm suasana asam,gula inverse ini tidak dapat berbentuk Kristal karena kelarutan fruktosa dan glukosa (Poedjiadi, 2007).

IV. Prosedur percobaana. Pembuatan Larutan Luff SchoorlLarutan 143,8 gr Na2CO3 anhidrat dalam 300 ml air suling sambil diaduk menambahkan 50 gr asam sitrat monohidrat yang telah diaduk dengan 50 ml air suling. Menambahkan 25 gr CuSO4 . 5H2O yang dilarutkan dengan 100 ml air suling. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, menempatkan sampai tanda garis dengan air suling dan dikocok.b. Penentuan kadar gulan dengan Metode Luff Schoorl Menimbang 5 gr sampel ke dalam erlenmeyer 500 ml Menambahkan 200 ml larutan HCl 3%, didihkan selama 1 jam dengan pendingin tegak Mendiginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan menambahkan sedikit larutan CH3COOH 3% suasana larutan sedikit asam Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml, encerkan dengan air suling dan tepatkan volumenya sampai tanda garis lurus. Kocok dan saring melalui kertas saring Memipet 10 ml filtrat ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml Larutan Luff Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml air suling Memanaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama 10 menit kemudian dengan cepat didinginkan di dalam wadah es Setelah dingin tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H2SO4 25% Menitrasi secepatnya dengan larutan Na-tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning sampai hilang, tambahkan sedikit indikator larutan kanji 1%. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang Membuat juga percobaan blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai penganti sampel

V. Data pengamatanNoPerlakuanPengamatan

1Menimbang sampel sebanyak 5000 mg dan memasukkan kedalam labu bundar serta menambahan HCl 3% sebanyak 200 mlSampel yang berupa tepung tapioka bewarna putih bubuk dan HCl tidak bewarna dan bening

2Melakukan proses pemanasan dengan pendingin tegak selama 1 jam dan setelah itu dinetralkan dengan NaOH 30% kemudian menambahkan CH3COOH untuk membuat larutan sedikit asam. Dimasukkan kedalam labu takar 500 ml diencerkan sampai tanda batasProses pemanasan tidak terjadi perubahan, tetapi setelah ditambahkan NaOH dan CH3COOH larutan bewarna kuning kecoklatan. pH awal dari larutan memiliki pH 1 dinetralkan dengan NaOH menjadi basa yaitu 12 kemudian diasamkan menjadi 6

3Mengambil filtrat dengan cara menyaringnya dan menambahkan 25 ml larutan luff schoorl dan 15 ml aquadest, menambahkan batu didih dan dipanaskan diatas hot plateKetika penambahan larutan luff schoorl, sampel menjadi berwarna biru dan ketika dipanaskan warna berubah-ubah dengan warna akhir merah hati

4Mendinginkan sampel dengan cepat lalu menambhakan 15ml larutan KI 20% dan 25 ml H2SO4 25%Terjadi perubahan warna setelah ditambahkan larutan KI dan terbentuk gelembung-gelembung (busa) setelah ditambahkan H2SO4

5Melakukan proses titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dan menambahkan indikator amilumSampel berwarna coklat keruh setelah dilakukan proses titrasi berubah menjadi putih susu dengan volume titran 14,1 ml.

VI. Perhitungana. Pembuatan larutanLarutan HCl 3% dalam 500 ml

M1 = = = 11,96 mol/l

M2 = = = 0,97 mol/l

M1 x V1 = M2 x V211,96 mol/l x V1 = 0,97 mol/l x 500 ml V1 = 40,55 ml

Pembuatan larutan NaOH 30% w/vMpelarut = Vpelarut100 gr H2O = 100 ml H2O

% w/v NaOH = x 100% 30% = x 100%Gram NaOH = 30 gramb. Penetapan kadar karbohidrat didalam sampel tepung tapiokaJumlah titrasi blanko dengan Na2S2O3= 19 mlJumlah titrasi sampel dengan Na2S2O3= 14,1 mlBerat sampel (tepung tapioka)= 5000 mg

Selisih titrasi (blanko-sampel) = Jumlah ml Na2S2O3 yang setara dengan gula reduksi19 ml 14,1 ml = Jumlah ml Na2S2O3 yang setara dengan gula reduksi4,9 ml = Jumlah ml Na2S2O3 yang setara dengan gula reduksi

Menghitung mg gula dari tabel sesuai normalitaas larutan Na2S2O3

= 4,9 ml x ml Na2S2O3 = 4,9 ml

Glukosa :

W1 = 9,7 + (0,9 x 2,5) = 11,95 mg

Kadar karbohidrat = x 100%

= x 100%

= 11,95 %

VII. Analisis PercobaanPenetapan kadar karbohidrat dengan metode luff schoorl menggunakan sampel tepung tapioka. Seperti yang telah diketahui, karbohidrat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia. Karhodidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa penting yang merupakan sumber energi yang paling tersebar luas. Praktikum ini menggunakan metode Luff Schoorl sebagai uji kimia kuntitatif yang bertujuan menguji adanya gugus Aldehid. Komponen utama reagen Luff Schoorl adalah CuO. Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereaksikan atau merduksikan Cu2+ menjadi Cu+.Sampel yang berupa tepung tapioka merupakan polisakarida yang masuk kedalam zat pati, kadar karbohidratnya tergolong tinggi. Dalam pengujian karbohidrat dengan metode luff schoorl harus memerhatikan pH, karena pH yang terlalu asam akan menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih tinggi dari sebenarnya, karena terjadi reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2. Sedangkan pH yang terlalu basa maka hasil titrasi akan menjadi lebih rendah daripada sebenarnya karena pada pH tinggi akan terjadi resiko kesalahan yaitu terjadinya reaksi I2 yang terbentuk dengan air (hidrolisis). Proses pemanasan harus dijaga, diusahakan larutan mendidih dan dikonstankan mendidih selama 10 menit agar tidak terjadi pengendapan seluruh Cu3+ yang tereduksi menjadi Cu+ sehingga tidak ada kelebihan Cu2+ yang dititrasi kuranh dari 3 menit. Pada awal titrasi maka amilum dapat membungkus iod dan mengakibatkan warna akhir menjadi tidak terlihat tajam

VIII. KesimpulanKadar karbohidrat yang didapatkan sebesar 11,95% seharusnya kadar yang didapat harus lebih besar dikarenakan sampel yang digunakan merupakan tepung tapioka yang banyak mengandung karbohidrat (polisakarida). Nilia yang rendah dikarenakan kemungkinan pH dari sampel masih basa.

Daftar pustakaTim dosen lab teknologi pagan. 2015. Penuntun praktikum teknologi pagan. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://asagisora.blogspot.com/2010/07/penetapan-karbohidrat-metode-luff.htmlhttp://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html

Gambar Alat

Labu UkurHot PlateGelas Ukur

Gelas Ukur Erlenmeyer Buret

Spatula Neraca Analitik