2.2 Alat Penelitian...2.3.1 Penetapan Kadar Air Simplisia (Depkes RI, 1989). 2.3.2 Penetapan Kadar...
Transcript of 2.2 Alat Penelitian...2.3.1 Penetapan Kadar Air Simplisia (Depkes RI, 1989). 2.3.2 Penetapan Kadar...
2
2.2 Alat Penelitian
alat gelas, termometer, timbangan (Adam AFP-360L), heater (Corning PC-420D), pH meter (Oakton pH 510 series), viskosimeter Brookfield DV-E, spindel nomer 07, waterbath
(Memmert), oven (Binder), dan Stuart Scientific.
2.3 Metode Penelitian
Analisis Mutu Serbuk Daun Galing-galing
2.3.1 Penetapan Kadar Air Simplisia (Depkes RI, 1989).
2.3.2 Penetapan Kadar Abu Total Serbuk Simplisia (DepKes RI, 2000).
2.3.3 Penetapan Kadar Abu Serbuk Simplisia yang Tidak Larut Asam (DepKes RI, 2000).
2.3.4 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air (Depkes RI, 1995).
2.3.5 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol (Depkes RI, 1995).
2.4 Evaluasi parameter Basis Gel
2.4.1 Formulasi Basis Gel
Pada penelitian ini daun galing-galing dimanfaatkan sebagai gelling agent alami dalam pembuatan basis gel. Eksipien yang digunakan dalam pembuatan basis gel yaitu prophylen
glikol sebagai humektan, Methyl paraben dan prophyl paraben sebagai pengawet, dan Akuadest
sebagai pelarut.
Tabel 1. Formula Basis Gel
No Bahan Fungsi Formula (% )
I II III
1 Serbuk galing-galing Pengental 15 20 25
2 Prophylen glikol Humektan 15 15 15
3 Methyl paraben Pengawet 0,075 0,075 0,075
4 Prophyl paraben Pengawet 0,025 0,025 0,025
5 Akuadest Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100
Keterangan :
Formula I : Basis gel galing-galing konsentrasi 15%
Formula II : Basis gel galing-galing konsentrasi 20%
Formula III : Basis gel galing-galing konsentrasi 25%
2.5 Evaluasi parameter Basis Gel
2.5.1 Evaluasi parameter Fisika a. Pengujian organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan pengamatan secara visual yang bertujuan untuk menilai
parameter bau dan warna basis gel yang terbentuk. b. Pengujian homogenitas
Hasil uji harus menunjukkan susunan yang homogen (DepKes RI, 1979).
c. Pengujian kemampuan sebar
Nilai kemampuan sebar yang baik yaitu 5-7 cm (Niyogi et al., 2012). d. Pengujian kemampuan lekat
Semakin tinggi kemampuan lekat maka gel akan kontak lebih lama pada permukaan kulit
(Carter, 1975) e. Pengujian daya alir/kekentalan
Nilai daya alir/kekentalan yang baik yaitu 2000-4000 cps karena dengan kekentalan tersebut
gel mampu menyebar dengan baik dan nyaman untuk pemakaian (Garg et al., 2002).
2.6 Evaluasi parameter Kimia
Persyaratan pH untuk sediaan topikal yaitu 4,5 sampai 6,5 (Selfie, 2013).
3
3. HASIL
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Serbuk Daun Galing-galing (Cayratia trifolia L.)
Jenis Pemeriksaan Persyaratan Hasil Kesimpulan
Organoleptis Bau khas galing-
galing, warna hijau,
rasa pahit
Bau khas galing-
galing, warna hijau,
rasa pahit
Memenuhi
Kadar air <10%1)
7,48±1,29% Memenuhi
Kadar Abu Total <8%1)
6,81 ± 0,02% Memenuhi
Kadar Abu Tidak Larut
Asam
<1%1)
2,59 ± 0,04% Tidak Memenuhi
Kadar Sari Larut Air >24%1)
31,18 ± 0,38% Memenuhi
Kadar Sari Larut Etanol >14%1)
76,52 ± 0,66% Memenuhi
Keterangan: 1: DepKes RI, 2000.
Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Daun Galing-galing (Cayratia trifolia L.)
Jenis
Pengujian
Pustaka Hasil Kesimpulan
Saponin Terbentuk buih yang mantap selama tidak kurang
dari 10 menit, setinggi 1 cm
sampai 10 cm 1)
Terbentuk buih setinggi 1,5 cm
+ saponin
Glikosida (reaksi Liebermann Burchard)
2) : Terbentuk
warna biru hijau
Terbentuk warna biru hijau + glikosida
Terpenoid dan
steroid
Terpenoid: terbentuk warna
merah. Steroid: terbentuk warna
biru3)
Terbentuk warna biru + steroid
Flavonoid (UV 366 nm)
Terbentuk fluoresensi kuning intensif
1)
Terbentuk fluoresensi kuning intensif
+ flavonoid
Alkaloid Terbentuk endapan putih
kekuningan (Mayer) dan
endapan jingga (Dragendroff)
2)
Tidak terbentuk endapan
putih dan endapan jingga
- alkaloid
Fenolik Terbentuk warna ungu biru Tidak terbentuk warna ungu
biru
- fenolik
Karbohidrat - Benedict: terbentuk
warna jingga kemerahan.
- Iodine: terbentuk warna
biru kehitaman - Fehling: terbentuk warna
merah
- Molish: terbentuk cincin ungu
4)
- Tidak terbentuk warna
jingga kemerahan
- Terbentuk warna biru
kehitaman - Terbentuk warna merah
- Terbentuk cincin warna
ungu
+ karbohidrat
4
Keterangan 1: DepKes RI, 1979; 2: DepKes RI, 1980; 3:Kristanti et al., 2008; 4: Wardana,
2009
Tabel 4. Pengujian Kemampuan Sebar
Kemampuan
Sebar
Formula I
(15% )
Formula II
(20% )
Formula III
(25% )
5,53 4,43 3,00
SD 0,11 0,15 0,10
Tabel 5. Pengujian Kemampuan Lekat
Kemampuan
Lekat
Formula I
(15% )
Formula II
(20% )
Formula III
(25% )
2,84 1,85 1,42
SD 0,11 0,05 0,02
Tabel 6. Pengujian Daya alir/kekentalan
Daya
alir/kekentalan
Formula I
(15% )
Formula II
(20% )
Formula III
(25% )
4000 13553 Tidak terukur
SD 0,00 30,5 Tidak
terukur
Tabel 7. Pengujian pH
pH Formula I
(15% )
Formula II
(20% )
Formula III
(25% )
5,74 5,83 5,86
SD 0,05 0,02 0,02
(15%) (20%) (25%)
Gambar 1. Basis Gel Galing-galing
4. PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis Mutu Serbuk Daun Galing-galing (Cayratia trifolia L.)
Berdasarkan hasil pemeriksaan karakteristik serbuk, pemeriksaan organoleptis, penetapan kadar air, penetapan kadar abu total, penetapan kadar sari larut dalam air dan kadar sari larut dalam
etanol menunjukkan data yang telah memenuhi persyaratan. Sedangkan, penetapan kadar abu
tidak larut asam tidak memenuhi persyaratan, hal ini disebabkan oleh kandungan logam dan
5
tanah (Isnawati dan Arifin, 2006). Akibat pencemaran logam yang tidak saja pada permukaan
daun tetapi juga ada yang terabsorbsi dalam jaringan tanaman. Senyawa yang tidak mudah hilang pada proses pengabuan pada suhu diatas 500ºC umumnya adalah logam berat (Isnawati
dkk., 2004; Fitrya, 2010). Logam berat dan zat anorganik yang tidak larut asam dapat memicu
munculnya reaksi iritasi dan membahayakan jika digunakan dalam sediaan farmasi dan kosmetik, sehingga perlu dilakukan uji iritasi (Isnawati dkk., 2004).
4.2 Skrining Fitokimia
Berdasarkan hasil skrining fitokimia menunjukkan daun galing-galing (Cayratia trifolia L.)
mengandung saponin, glikosida, terpenoid, flavonoid dan karbohidrat. Pada skrining karbohidrat dari 4 pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya kandungan
karbohidrat pada daun galing-galing, 3 diantaranya menunjukkan hasil positif.
Gelling agent yang umum digunakan adalah turunan selulosa yang merupakan golongan dari
karbohidrat (Rassner, 1992). Dari hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun dari tanaman galing-galing mengandung karbohidrat yang dapat dimanfaatkan sebagai gelling agent
alternatif.
4.3Evaluasi parameter Basis Gel
4.3.1 Formulasi Basis Gel
Untuk mengetahui kemampuan serbuk daun galing-galing sebagai gelling agent maka
diformulasi basis gel yang terdiri dari serbuk daun galing-galing, prophylen glikol, Methyl paraben, prophyl paraben dan Akuadest. Formula ini merupakan hasil modifikasi dari penelitian
Arikumalasari (2013). HPMC pada penelitian tersebut digantikan dengan serbuk daun galing-
galing yang berfungsi sebagai gelling agent alternatif. Gelling agent merupakan faktor utama
yang harus diperhatikan dalam formulasi basis gel, dimana gelling agent dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia dari basis gel yang dihasilkan sehingga dalam penelitian ini dilakukan
variasi konsentrasi galing-galing (5-25%) untuk memproleh basis gel yang sesuai dengan
persyaratan gel yang baik. Prophylen glikol berfungsi sebagai humektan dengan konsentrasi 15% (Voigt, 1994). Methyl paraben dan prophyl paraben merupakan kombinasi pengawet yang
umum digunakan dalam formulasi gel dengan konsentrasi optimal sebagai pengawet yaitu
0,075% Methyl paraben dan 0,025% prophyl paraben (DepKes RI, 1979). Dalam pembuatan basis gel galing-galing, serbuk daun galing-galing didispersikan terlebih
dahulu dalam air hangat bersuhu 50°C dengan pengadukan menggunakan stirrer scientific
dengan kecepatan 500 rpm selama 5 menit hingga mengembang sempurna. Setelah serbuk daun
galing-galing mengembang sempurna, bahan-bahan lainnya ditambahkan ke dalam basis gel disertai dengan pengadukan hingga terbentuk campuran yang homogen. Pengawet dilarutkan
dalam prophylen glikol sebelum ditambahkan ke dalam basis gel untuk memudahkan
terdispersinya bahan-bahan tersebut dalam basis gel kemudian dilakukan pengadukan menggunakan stirrer scientific dengan kecepatan hingga 1000 rpm untuk memproleh sediaan
basis gel yang homogen.
4.3.2 Hasil Pengujian Sifat Fisika Gel
a. Organoleptis
Pengujian organoleptis meliputi warna dan bau sediaan basis gel galing-galing (Cayratia trifolia
L.) yang dihasilkan. Hasil pengujian organoleptis masing-masing formula basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 8 Hasil Pengujian Organoleptis Masing-masing Formula Basis Gel Galing-galing (Cayratia trifolia L.).
Formula
ke
Konsentrasi Basis
Gel (% )
Hasil Organoleptis
Warna Bau
1 15 Hijau tua Tidak berbau
6
2 20 Hijau tua Tidak berbau
3 25 Hijau tua Tidak berbau
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa formula basis gel berwarna hijau tua dan tidak berbau
pada masing-masing konsentrasi. Warna hijua tua pada basis gel disebabkan karena kandungan
klorofil pada daun galing-galing (Cayratia trifolia L.). Klorofil merupakan pewarna alami yang terdapat pada tanaman. Kandungan klorofil pada daun galing-galing tidak hilang pada saat
pengeringan sehingga basis gel galing-galing berwarna hijau tua (Hardjanti, 2008).
b. Pengujian homogenitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui homogenitas sediaan basis gel yang ditandai dengan
fase terdispersi yang terdistribusi merata dalam fase pendispersi. Uji homogenitas dilakukan
dengan melihat sampel pada 3 lapang pandang menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x. Hasil pengujian homogenitas masing-masing formula basis gel galing-galing (Cayratia trifolia
L.) dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 9 Hasil Pengujian Homogenitas Masing-masing Formula Basis Gel Galing-galing (Cayratia trifolia L.).
Formula
ke
Konsentrasi Basis
Gel (% )
Homogenitas
1 15 Homogen
2 20 Homogen
3 25 Homogen
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa basis gel galing-galing homogen pada masing-masing
konsentrasi. Sediaan basis gel yang homogen menunjukkan eksipien yang terdispersi merata.
Selain itu, sediaan gel yang homogen akan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat
penggunaan pada kulit (Anief, 2007). Hasil pengujian homogenitas masing-masing formula basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) dengan perbesaran 10x dapat dilihat pada lampiran
3.
c. Pengujian kemampuan sebar
Hasil pengujian kemampuan sebar masing-masing basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.)
dapat dilihat pada tabel 10
Tabel 10 Hasil Pengujian Kemampuan Sebar Masing-masing Formula Basis Gel Galing-galing
(Cayratia trifolia L.)
Formula
ke-
Konsentrasi
galing-galing (% )
Kemampuan sebar (cm)
( ± SD)
1 15 5,53±0,11
2 20 4,43±0,15
3 25 3,00±0,10
Keterangan: = Rata-rata kemampuan sebar; SD = Standar deviasi kemampuan sebar
Semakin tinggi daya alir/kekentalan gel maka semakin rendah nilai kemampuan sebar yang
dihasilkan. Formula 3 memiliki kemampuan sebar yang sesuai dengan persyaratan kemampuan
sebar gel yang baik yaitu antara 5 sampai 7 cm (Garg et al., 2002).
d. Pengujian kemampuan lekat
Hasil pengujian kemampuan lekat masing-masing formula basis gel galing-galing dapat dilihat pada tabel 11
7
Tabel 11 Hasil Pengujian Kemampuan Lekat Masing-masing Formula Basis Gel Galing-
galing (Cayratia trifolia L.)
Formula
ke-
Konsentrasi
galing-galing (% )
Kemampuan lekat
(detik)
( ± SD)
1 15 2,84±0,11
2 20 1,85±0,05
3 25 1,42±0,02
Keterangan: = Rata-rata kemampuan lekat; SD = Standar deviasi kemampuan lekat. Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa variasi konsentrasi galing-galing dapat
mempengaruhi kemampuan lekat gel. Formula 3 memiliki kemampuan lekat yang paling tinggi
sehingga formula ini memenuhi persyaratan gel yang baik. Syarat gel secara umum yaitu memiliki kemampuan lekat yang tinggi (Hankemampuanni dkk., 2012).
e. Pengujian daya alir/kekentalan
Pada uji daya alir/kekentalan digunakan spindel dengan ukuran yang sama pada masing-masing formula basis gel. Jika sediaan memiliki tingkat kekentalan yang tinggi maka digunakan spindel
dengan diameter yang lebih kecil, sedangkan jika sediaan memiliki tingkat kekentalan yang
rendah maka digunakan spindel dengan diameter yang lebih besar. Nomer spindel menunjukkan diameter dari spindel. Semakin besar nomer spindel maka diameter dari spindel akan semakin
kecil, begitu juga sebaliknya. Spindel yang digunakan pada formula basis gel I, II dan III adalah
spindel nomer 7. Hasil pengujian daya alir/kekentalan masing-masing formula basis gel galing-galing dapat dilihat pada tabel 12
Tabel 12 Hasil Pengujian Daya alir/kekentalan Masing-masing Formula Basis Gel Galing-
galing (Cayratia trifolia L.)
Formula
ke-
Konsentrasi
galing-galing (% )
Daya alir/kekentalan (cps)
( ± SD)
1 15 4000±0,00
2 20 13553±30,50
3 25 Tidak dapat terukur
Keterangan: = Rata-rata daya alir/kekentalan; SD = Standar deviasi daya alir/kekentalan
Berdasarkan tabel 12, terjadi peningkatan daya alir/kekentalan yang pada masing-masing
formula seiring meningkatnya konsentrasi galing-galing yang digunakan. Formula 3 dengan
konsentrasi 15% memenuhi persyaratan daya alir/kekentalan gel yang baik yaitu antara 2000 sampai 4000 cps (Garg et al., 2002). Peningkatan daya alir/kekentalan pada basis gel
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi galing-galing pada masing-masing formula yang terlarut
pada sediaan basis gel yang dibuat. Hal yang sama dapat dilihat pada penelitian Chandira et al. (2010) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan daya alir/kekentalan gel seiring dengan
meningkatnya konsentrasi gelling agent yang digunakan.
4.5.3 Hasil Pengujian Sifat Kimia Gel Pengujian sifat kimia basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) yang dilakukan adalah
pengukuran pH. Pada pembuatan basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.), pH sediaan
merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Sediaan basis gel galing-galing yang dibuat diharapkan memiliki nilai pH yang sesuai dengan persyaratan pH untuk sediaan topikal yaitu
antara 4,5 sampai 6,5 (Selfie, 2013). Hasil pengukuran pH masing-masing formula basis gel
galing-galing (Cayratia trifolia L.) dapat dilihat pada tabel 13
Tabel 13 Hasil Pengukuran pH Masing-masing Formula Basis Gel Galing-galing (Cayratia
trifolia L.)
8
Formula
ke-
Konsentrasi
galing-galing (% )
pH ( ± SD)
1 15 5,74±0,05
2 20 5,83±0,02
3 25 5,86±0,02
Keterangan: = Rata-rata pH; SD = Standar deviasi pH.
Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai pH masing-masing formula basis gel galing-
galing (Cayratia trifolia L.) telah memenuhi persyaratan pH untuk sediaan topikal. Selain itu pH basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) juga sesuai dengan pH fisiologis kulit manusia
yang berkisar antara 4,5 sampai 6,5. Jika pH sediaan tidak sesuai dengan pH fisiologis kulit,
maka akan menimbulkan dampak negatif pada kulit. Sediaan topikal yang memiliki pH lebih rendah dari pH fisiologis kulit akan mengakibatkan iritasi kulit. Sediaan topikal yang memiliki
pH lebih tinggi dari pH fisiologis kulit akan mengakibatkan iritasi dan kulit kering (Young et
al., 2002).
4.5.4 Penentuan Formula Optimum
Penentuan formula optimum pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat hasil pengujian
fisik dan kimia masing-masing konsentrasi pada formula basis gel yang memenuhi parameter
pengujian. Hasil pengujian fisik dan kimia dari masing-masing formula basis gel dapat dilihat pada tabel 4.9
Penentuan formula optimum dilakukan pada lima konsentrasi, yaitu 15%, 20% dan 25%. Berdasarkan data pada tabel 4.9, hasil optimum sebagai gelling agent diproleh pada konsentrasi
15% karena pada konsentrasi tersebut memenuhi semua parameter uji fisik dan kimia sediaan
gel. Konsentrasi optimum yang diperoleh digunakan pada penelitian selanjutnya yaitu pengujian iritasi.
Tabel 14 Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Kimia Dari Masing-masing Formula
Parameter
Pengujian
Persyaratan Hasil Kesimpulan
Formula
I (15% )
Formula
II (20% )
Formula
III (25% )
Kemampuan
Sebar
5-7 cm1)
5,53±0,11 4,43±0,15
3,00±0,10
Formula III
memenuhi persyaratan
Kemampuan
Lekat
Memiliki
kemampuan lekat yang
tinggi2)
2,84±0,11 1,85±0,05 1,42±0,02 Formula III
memiliki kemampuan
lekat yang
paling tinggi
Daya alir/kekentalan
2000-4000 cps
1)
4000±0,0 13553±30,5
Tidak dapat
terukur
Formula III memenuhi
persyaratan
pH 4,5-6,53)
5,74±0,05 5,83±0,02 5,86±0,02 Formula I,II,
III,IV dan V memenuhi
persyaratan
Keterangan : 1: Garg et al., 2012; 2: Hankemampuanni dkk., 2012; 3: Selfie, 2013.
5. KESIMPULAN
5.1 Formula optimum serbuk daun galing-galing (Cayratia trifolia L.) sebagai gelling
agent pada basis gel yang memenuhi parameter fisik dan kimia yaitu formula I dengan konsentrasi 15%.
9
UCAPAN TERIMA KASIH
team research di Jurusan Farmasi unud.
DAFTAR PUSTAKA
Aghel, N., E. Moghimipour, dan A. Ameri. 2007. Characterization of an Anti-Dermatophyte
Cream from Zataria multiflora Boiss. IJPS Spring. 3(2): 77-84.
Anief, M. 2007. Farmasetika, Cetakan Keempat. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Hal. 156-181. Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Penerjemah: Farida Ibrahim.
Jakarta: UI Press. Hal. 390-391.
Arikumalasari, J. 2013. Optimasi HPMC Sebagai Gelling Agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Jimbaran : Universitas Ukemampuanna.
Chandira et al. 2010. Design, Development and Formulation of Antiacne Dermatological Gel. J.
Chem. Pharm. Res. 2(1): 401-414. DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hal. 33.
DepKes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta: Direktorat Jendral Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Halaman: 153-154; 158. Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia, Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hal: 107-110, 549-553.
DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 7, 1036, 1039.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat. Jakarta: Depkes RI.
Fitrya. 2010. Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Alga Padina australis Hauck (Dyctyotaceae). Jurnal Penelitian Sains. Vol. 13 No. 3. Halaman: 46-48
Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A. K. Sigla. 2002. Spreading of Semisolid Formulation.
USA: Pharmaceutical Technology. Pp. 84-104.
Hankemampuanni, S. A., T. Purwanti, dan T. Erawati. 2012. Pelepasan Na-Diklofenak Sistem Niosom Span 20-Kolesterol dalam Basis Gel HPMC. PharmaScientia. 1(2): 31-43.
Hardjanti. S. 2008. Potensi Daun Katuk Sebagai Sumber Zat Pewarna Alami dan Stabilitasnya
Selama Pengeringan Bubuk Dengan Menggunakan Binder Moltodekstrin Yogyakarta : Universitas Mercu Buana
Isnawati, A., S. Alegantina, M. Raini, dan Nikmah. 2004. Karakteristik Simplisia dan Ekstrak
Daun Strobilanthus Crispus. Media Litbang Kesehatan Volume XIV Nomor 2.
Isnawati, A., dan K. M. Arifin. 2006. Karakteristik Daun Kembang Sungsang (Gloria superb (L)) dari Aspek Fisiko Kimia. Media Litbang Kesehatan Volume XVI Nomor 4.
Karsheva, M., S. Georgieva dan G. Birov. 2007. Flow Behavior Of Two Industrially Made
Shampoos. Journal of the University of Chemical Technology and Metallurgy, 40, 4, P.323-328.
Kristanti, A. N., N. S. Aminah., M. Tanjung dan B. Kurniadi. 2008. Buku Ajar Fitokimia.
Surabaya: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Airlangga. Halaman: 47.
Kumar, B. H. A. dan Y. N. Sachidanand. 2001. Treatment of Acne Vulgaris with New
Polyherbal Formulations, Clarina Cream and Purim Tablets. Indian J. Dermatol. 46(3):
138-141. Madan, J. dan R. Singh. 2010. Formulation and Evaluation of Aloe vera Topical Gel. Int. J. Ph.
Sci. 2: 551-555.
Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik: Dasar-dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga. Penerjemah: Yoshita. Jakarta: UI-Press. Hal. 1176-
1182.
Miranti, L. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia galangan) dengan Basis Salep larut Air terhadap Sifat Fisik Salep dan Kemampuan Hambat Bakteri
10
Staphylococus aureus secara In Vitro (skripsi). Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Muhamadiyah. Niyogi, P., N. J. Raju, P. G. Reddy, dan B.G. Rao. 2012. Formulation and Evaluation of
Antiinflammatory Activity of Solanum Pubescens Wild Extracts Gel on Albino Wistar
Rats. Int. J. Pharm. 2(3): 484-490. Rassner., U. Steinert. 1992. Buku Ajar dan Atlas Dermatologi,diterjemahkan oleh Toni
Harijanto, EGG, Jakarta.
Selfie P.J. Ulaen, Yos Banne, Ririn A. Suatan. 2013. Pembuatan Salep Anti Jerawat Dari
Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Manado : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan.
Septiani, S., N. Wathoni, dan S. R. Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari
Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon Linn.). Jurnal Unpad. 1(1): 4-24. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah: Soendani Noerono.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 370, 398-434.
Wardhana W, Iyan S,Nasrul W. 2009. Pemanfaatan Ekstrak Buah Alpukat (Persea americana,
Mill.) Menjadi Sediaan Moisturizing Gel Dengan Menggunakan Teknologi Thixogel. Jatinangor : Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.
Young, L. A., J. C. Dodge, K. J. Guest, J. L. Cline, dan W. W. Kerr. 2002. Age, Breed, Sex and
Period Effects on Skin Biophysical Parameters for Dogs Fed Canned Dog Food. J. Nutr. 6: 132-169.
Submission author:Assignment t it le:Submission tit le:
File name:File size:
Page count:Word count:
Character count:Submission date:
Submission ID:
Digital ReceiptThis receipt acknowledges that Turnit in received your paper. Below you will f ind the receiptinf ormation regarding your submission.
The f irst page of your submissions is displayed below.
I G N Jemmy Anton PrasetiaJurnalPENGEMBANGAN GELLING AGENT…f ull_paper_senastek.pdf69.39K103,52720,90715-Oct-2015 04:51PM585173625
Copyright 2016 Turnitin. All rights reserved.
PENGEMBANGAN GELLINGAGENT ALAMI DARI DAUNGALING-GALING (Cayratia
trifolia L.) YANG MEMENUHIUJI KARAKTERISTIK
FARMASETISby I G N Jemmy Anton Prasetia
FILE
TIME SUBMITTED 15-OCT-2015 04:51PM
SUBMISSION ID 585173625
WORD COUNT 3527
CHARACTER COUNT 20907
FULL_PAPER_SENASTEK.PDF (69.39K)
19%SIMILARITY INDEX
18%INTERNET SOURCES
3%PUBLICATIONS
7%STUDENT PAPERS
1 9%
2 2%
3 1%
4 1%
5 1%
6 1%
7 1%
PENGEMBANGAN GELLING AGENT ALAMI DARI DAUNGALING-GALING (Cayratia trifolia L.) YANG MEMENUHI UJIKARAKTERISTIK FARMASETISORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
ojs.unud.ac.idInternet Source
journal.uad.ac.idInternet Source
www.slideshare.netInternet Source
ejournal.unp.ac.idInternet Source
D. Pin. "Determination of the Depth ofExcision Using a Dermatome (Aesculap®) toExport all Hair Follicle Bulbs from a DonorSite in the Dog", Journal of VeterinaryMedicine Series A, 11/2007Publicat ion
ejurnal.poltekkesmanado.ac.idInternet Source
elibrary.unisba.ac.idInternet Source
8 1%
9 1%
10 1%
11 <1%
12 <1%
13 <1%
14 <1%
EXCLUDE QUOTES OFF
EXCLUDEBIBLIOGRAPHY
OFF
EXCLUDE MATCHES OFF
senastek.unud.ac.idInternet Source
Kwon, Hye Mi, Won Hur, and Shin YoungLee. "Moisturization and TransdermalPenetration Characteristics ofPEGimpregnated Aloe vera Gel from DISProcessing", KSBB Journal, 2013.Publicat ion
Submitted to De Montfort UniversityStudent Paper
Submitted to Higher Education CommissionPakistanStudent Paper
km.iptek.net.idInternet Source
Submitted to iGroupStudent Paper
Submitted to Universitas MuhammadiyahSurakartaStudent Paper