214731711201104301

59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERANCANGAN ULANG GEROBAK SAMPAH YANG ERGONOMIS (Studi Kasus: UPTD Kecamatan Delanggu) Skripsi \ Oleh : Ferdy Nugroho I1306039 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 2011

description

ggf

Transcript of 214731711201104301

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    PERANCANGAN ULANG GEROBAK SAMPAH YANG ERGONOMIS (Studi Kasus: UPTD Kecamatan Delanggu)

    Skripsi

    \

    Oleh :

    Ferdy Nugroho

    I1306039

    Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

    Universitas Sebelas Maret

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user I-1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

    suatu proses. Sampah berdasarkan sifatnya ada sampah organik dan anorganik.

    Jenis-jenis sampah tersebut ada yang bisa diuraikan kembali dan ada juga yang

    tidak bisa terurai yang menjadi ancaman serius terhadap lingkungan. Sebagian

    sampah yang tidak dapat teruraikan masih bisa diolah atau didaur ulang karena

    memiliki nilai jual misalnya saja plastik, kertas dan pakaian.Tempat pembuangan

    akhir sampah sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk. Penyumbang sampah

    terbesar adalah dari sampah perumahan misalnya sisa-sisa bahan dan bungkus

    makanan. Dengan adanya sampah-sampah ini tentunya kita membutuhkan orang-

    orang yang mau membersihkan supaya lingkungan kita menjadi nyaman.

    Salah satu lembaga lembaga pemerintah yang mengurusi tentang sampah

    adalah Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD). Dengan adanya UPTD ini

    diharapkan bisa membuat lingkungan menjadi bersih, tetapi sebenarnya

    masyarakat juga dapat membantu UPTD dengan kesadaran kita untuk membuang

    sampah pada tempatnya. UPTD ini mempunyai 16 pekerja, yang mengurusi

    tentang sampah ada 4 pekerja dan memiliki 4 gerobak sampah.

    Distribusi sampah di Kecamatan Delanggu pada tingkat paling rendah yaitu

    pada perumahan, yang dilakukan dengan cara mengambil sampah pada setiap tong

    sampah rumah yang kemudian di distribusikan ke depo sampah yang telah

    tersedia dengan menggunakan gerobak sampah. Aktivitas operator gerobak

    sampah ini mulai melakukan pekerjaannya yaitu tahap awal operator

    mengumpulkan sampah dari tong-tong sampah yang kecil yang berada di

    perumahan di masukkan ke dalam gerobak. Setelah itu pekerja berjalan menuju ke

    tempat pembuangan sampah (TPS) untuk menyetorkan sampah tersebut. Setelah

    sampai di tempat pembuangan sampah (TPS) sampah yang berada didalam

    gerobak sampah diturunkan ke dalam bak sampah yang besar. Jarak yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user I-2

    ditempuh operator gerobak sampah sekitar satu kilometer dalam aktivitas ini

    membutuhkan waktu 2 jam. Jam kerja operator sampah adalah dua kali dalam

    sehari yaitu pada jam 07.00 dan 16.00.

    Dengan desain gerobak sampah yang tidak ergonomis terutama di bagian

    pegangan gerobak sampah menyebabkan operator gerobak sampah tidak nyaman

    dalam bekerja. Pada saat operator menjalankan gerobak sampah posisi operator

    membungkuk, karena pegangan gerobak tidak disesuaikan dengan posisi kerja

    operator. Dalam posisi kerja yang tidak nyaman tersebut operator merasa sakit di

    segmen tubuh bagian punggung, pinggang, lengan, telapak tangan dan kaki.

    Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dirancang ulang gerobak sampah

    dengan menggunakan pendekatan anthropometri pada dimensi tubuh pengguna.

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

    pokok permasalahan dari penelitian ini yaitubagaimana merancang ulang gerobak

    sampah yang ergonomis untuk membantu kenyamanan operator gerobak sampah

    dalam bekerja.

    1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu menghasilkan

    rancangan gerobak sampah yang ergonomis untuk membantu kenyamanan

    operator gerobak sampah dalam bekerja.

    1.4 MANFAAT PENELITIAN

    Memudahkan operator gerobak sampah dalam melakukan aktivitas

    pengangkutan sampah menggunakan gerobak sampah hasil rancangan.

    1.5 BATASAN MASALAH

    Agar penelitan ini tidak terlalu luas topik pembahasannya maka

    diperlukan adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user I-3

    ini data anthropometri yang digunakan adalah dimensi tubuh karyawan UPTD di

    Kecamatan Delanggu yang berjumlah 4 orang.

    1.6 ASUMSI ASUMSI Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapasitas

    volume gerobak sampah 1.5 m dengan berat sampah 150 kg.

    1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

    Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

    diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya.

    Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab, seperti

    dijelaskan pada halaman selanjutnya.

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang,

    perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan

    sistematika penulisan.

    BAB II : STUDI PUSTAKA

    Berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung

    dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian,

    sumber literatur lain, dan studi terhadap penelitian terdahulu.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

    Berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan,

    selain juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam

    melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai.

    BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Berisi tentang data-data/informasi yang diperlukan dalam

    menganalisis permasalahan yang ada serta pengolahan data dengan

    menggunakan metode yang telah ditentukan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user I-4

    BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

    Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada tahapan

    pengumpulan dan pengolahan data; interpretasi hasil merupakan

    ringkasan singkat dari hasil penelitian.

    BAB VI : PENUTUP

    Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data dan

    analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan untuk

    perbaikan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-1

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membahas mengenai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta

    menganalisa permasalahan yang ada.

    2.1 Gambaran Umum UPTD Cabang Kecamatan Delanggu UPTD cabang kecamatan delanggu merupakan badan milik pemerintah

    dalam bidang pekerjaan umum yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

    bagi masyarakat. Upaya peningkatan kesejahteraan tersebut berupa peningkatan

    kebersihan perkotaan dan infrastruktur jalan. Keputusan Menteri Pendayagunaan

    Aparatur Negara Nomor KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis

    Kelayakan Transportasi dan Kebersihan Jalan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan

    Publik. UPTD cabang kecamatan delanggu beralamatkan di Gatak Delanggu

    Klaten.

    2.1.1 Visi dan Misi

    Adapun visi dan misi UPTD ini adalah :

    a. Visi

    Terwujudnya sarana dan prasarana kota dan lingkungan permukiman yang

    berkualitas untuk pertumbuhan dan perkembangan kota yang berkelanjutan dan

    berwawasan lingkungan.

    b. Misi

    Meningkatkan kualitas perencanan teknis di bidang permukiman dan

    prasarana wilayah kualitas perencanaan dan pengawasan teknis dalam

    penyediaan infrastruktur perkotaaan, sarana/prasarana permukiman,

    gedung daerah dan fasilitas umum.

    Meningkatkan kualitas pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan

    kebersihan infrastruktur perkotaaan, sarana/prasarana permukiman,

    gedung daerah dan fasilitas umum.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-2

    2.1.2 Tugas Pokok a. Membersihkan infrastruktur pemerintahan dan lingkungan masyarakat.

    b. Pengaspalan jalan.

    c. Pembangunan fasilitas umum.

    2.1.3 Data UPTD a. Pegawai 16 orang, yang mengurusi tentang sampah 4 orang.

    b. Luas tanah + 100 meter persegi.

    c. Sarana : ruang kantor, masjid, toilet, garasi gerobak sampah dan gudang.

    d. Sumber dana dari Pemerintah Kota Klaten dan donator masyarakat.

    2.2 Sampah 2.2.1 Sampah Padat

    Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine

    dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah

    kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini

    dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik

    Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan

    organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari

    peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu

    pembersihan kebun dan sebagainya. Sampah anorganik merupakan sampah yang

    tidak bias terurai misalnya plastik, karet, mika dan sebagainya.

    2.2.2 Sampah Cair

    Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak

    diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Terdiri dari

    limbah hitam dan limbah rumah tangga. Limbah hitam sampah cair yang

    dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya Limbah

    rumah tangga sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat

    cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-3

    2.3 Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan

    nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi

    tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara

    anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan

    (Nurmianto, 2004). Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk

    memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan

    manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan

    bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan

    melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana dkk., 1979).

    Tarwaka (2004) menjelaskan bahwa secara umum tujuan dari penerapan

    ergonomi adalah :

    a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan

    cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan

    mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

    b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak

    sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan

    meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif

    maupun setelah tidak produktif.

    c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek

    teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang

    dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

    Suatu pengertian yang lebih komprehensif tentang ergonomi pada pusat

    perhatian ergonomi adalah terletak pada manusia dalam rancangan desain kerja

    ataupun perancangan alat kerja. Berbagai fasilitas dan lingkungan yang dipakai

    manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuannya adalah merancang

    benda-benda fasilitas dan lingkungan tersebut, sehingga efektivitas fungsionalnya

    meningkat dan segi-segi kemanusiaan seperti kesehatan, keamanan, dan

    kepuasann dapat terpelihara. Berat beban maksimal seseorang mengangkat

    beban adalah laki-laki 25 kg dan wanita 20 kg (NIOSH).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-4

    Di pandang dari sistem, maka sistem yang lebih baik hanya dapat

    bekerja bila sistem tersebut terdiri dari, yaitu :

    a. Elemen sistem yang telah dirancang sesuai dengan apa yang

    dibutuhkan.

    b. Elemen sistem yang saling berinterksi secara terpadu dalam usaha

    menuju tujuan bersama.

    Sebagai contoh, sejumlah elemen mesin dirancang baik, belum tentu

    menghasilkan suatu mesin yang baik pula, bila mana sebelumnya tidak

    dirancang untuk berinteraksi antara satu sama tainnya. Demikian manusia

    sebagai operator dalam manusia mesin. Bila pekerja tidak berfungsi secara

    efektif hal ini akan mempengaruhi sistem secara keseluruhan

    2.4 Anthropometri dalam Ergonomi

    Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja

    adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan

    jasa produksi. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang

    bangun fasilitas pada dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak

    dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai

    ukuran anthropometri tubuh manusia maupun penerapan data-data antrhropometri

    manusia.

    2.4.1 Pengertian Anthropometri

    Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan

    metri yang berarti ukuran. Anthropometri adalah studi tentang dimensi tubuh

    manusia (Pullat, 1992). Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus

    mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-

    perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya

    (Panero dan Zelnik, 1979). Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua

    kategori, antara lain (Pullat, 1992):

    a. Dimensi struktural (statis)

    Dimensi struktural ini mencakup pengukuran dimensi tubuh pada posisi

    tetap dan standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap meliputi berat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-5

    badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi

    atau panjang lutut berdiri maupun duduk, panjang lengan dan sebagainya.

    b. Dimensi fungsional (dinamis)

    Dimensi fungsional mencakup pengukuran dimensi tubuh pada berbagai

    posisi atau sikap. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran dimensi

    fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan dengan

    gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

    tertentu.

    Data anthropometri dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, antara lain

    (Wignjosoebroto, 1995):

    a. Perancangan areal kerja

    b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya

    c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer,

    dan lain-lain

    d. Perancangan lingkungan kerja fisik

    Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah

    dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut (Nurmianto, 2004):

    a. Keacakan/random

    Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas

    sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih

    akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.

    b. Jenis kelamin

    Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk

    kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean dan

    nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih panjang dimensi

    segmen badannya daripada wanita sehingga data anthropometri untuk kedua jenis

    kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.

    c. Suku bangsa

    Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang

    tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu

    negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya

    jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-6

    jumlah satuan angkatan kerja (industrial workforce), maka akan mempengaruhi

    anthropometri secara nasional.

    d. Usia, digolongkan atas berbagai kelompok usia yaitu:

    Balita

    Anak-anak

    Remaja

    Dewasa

    Lanjut usia

    Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk

    anthropometri anak-anak. Anthropometrinya cenderung terus meningkat sampai

    batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia

    mempunyai kecenderungan menurun yang disebabkan oleh berkurangnya

    elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) dan berkurangnya dinamika

    gerakan tangan dan kaki.

    e. Jenis pekerjaan

    Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam

    seleksi karyawannya, misalnya: buruh dermaga/pelabuhan harus mempunyai

    postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran

    pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.

    f. Pakaian

    Hal ini juga merupakan sumber keragaman karena disebabkan oleh

    bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya

    terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin

    manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relatif

    lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di pertambangan, pengeboran lepas

    pantai, pengecoran logam. Bahkan para penerbang dan astronaut pun harus

    mempunyai pakaian khusus.

    g. Faktor kehamilan pada wanita

    Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau

    dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan

    analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja.

    h. Cacat tubuh secara fisik

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-7

    Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu

    dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi

    untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta

    merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam

    pelayanan untuk masyarakat. Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan

    jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja,

    lorong/jalur khusus untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus

    untuk keluar masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-

    lain.

    2.4.2 Dimensi Anthropometri Data anthropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran

    produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang

    akan menggunakannya. Pengukuran dimensi struktur tubuh yang biasa diambil

    dalam perancangan produk maupun fasilitas dapat dilihat pada gambar 2.4 di

    bawah ini.

    Gambar 2.1 Anthropometri Untuk Perancangan Produk atau Fasilitas Sumber: Wignjosoebroto S, 2000

    Keterangan gambar 2.1 di atas, yaitu:

    1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung

    kepala).

    2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-8

    3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

    4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

    5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam

    gambar tidak ditunjukkan).

    6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat

    sampai dengan kepala).

    7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.

    8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.

    9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).

    10 : Tebal atau lebar paha.

    11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.

    12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari

    lutut betis.

    13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

    14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan

    paha.

    15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).

    16 : Lebar pinggul ataupun pantat.

    17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan

    dalam gambar).

    18 : Lebar perut.

    19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam

    posisi siku tegak lurus.

    20 : Lebar kepala.

    21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.

    22 : Lebar telapak tangan.

    23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan

    (tidak ditunjukkan dalam gambar).

    24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.

    25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.

    26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai

    dengan ujung jari tangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-9

    Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data anthropometri yang tepat

    diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan

    pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran

    dimensi anthropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan

    pada tabel 2.1.

    2.4.3 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Anthropometri Penerapan data anthropometri, distribusi yang umum digunakan adalah

    distribusi normal (Nurmianto, 1996). Dalam statistik, distribusi normal dapat

    diformulasikan berdasarkan nilai rata-rata (x) dan standar deviasi () dari data

    yang ada. Nilai rata-rata dan standar deviasi yang ada dapat ditentukan percentile

    sesuai tabel probabilitas distribusi normal.

    Adanya berbagai variasi yang cukup luas pada ukuran tubuh manusia

    secara perorangan, maka besar nilai rata-rata menjadi tidak begitu penting bagi

    perancang. Hal yang justru harus diperhatikan adalah rentang nilai yang ada.

    Secara statistik sudah diketahui bahwa data pengukuran tubuh manusia pada

    berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-

    data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah grafik,

    sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan ekstrim akan terletak di ujung-

    ujung grafik. Merancang untuk kepentingan keseluruhan populasi sekaligus

    merupakan hal yang tidak praktis. Berdasarkan uraian tersebut, maka kebanyakan

    data anthropometri disajikan dalam bentuk percentile.

    Presentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari suatu populasi

    yang memiliki ukuran tubuh tertentu (atau yang lebih kecil) atau nilai yang

    menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di

    bawah nilai tersebut. Sebagai contoh bila dikatakan presentil pertama dari suatu

    data pengukuran tinggi badan, maka pengertiannya adalah bahwa 99% dari

    populasi memiliki data pengukuran yang bernilai lebih besar dari 1% dari populasi

    yang tadi disebutkan. Contoh lainnya : bila dikatakan presentil ke-95 dari suatu

    pengukuran data tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi

    badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan

    data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut. The

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-10

    Anthropometric Source Book yang diterbitkan oleh Badan Administrasi Nasional

    Aeronotika dan penerbangan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA)

    merumuskan pengertian presentil yaitu definisi presentil sebenarnya sederhananya

    saja. Untuk suatu kelompok data apapun. Misalnya data berat badan pilot,

    presentil pertama menunjukkan data sejumlah pilot yang berat badannya lebih

    besar daripada 1% data para pilot yang disebutkan paling kecil berat badannya,

    dan dilain pihak merupakan data berat badan dari setiap pilot yang kurang berat

    badannya dari 99% pilot dengan berat badan yang terbesar. Dapat juga dikatakan

    bahwa presentil kedua merupakan data yang bernilai lebih besar daripada 2% pilot

    yang paling ringan, dan lebih kecil dari 98% pilot-pilot terberat. Jadi, berapapun

    besaran nilai k dari 1 hingga 99 maka presentil ke-k tersebut merupakan nilai yang

    lebih besar dari k% berat badan terkecil dan kurang dari yang terbesar (100k)%.

    Presentil 50 yang merupakan nilai dari suatu rata-rata, merupakan nilai yang

    membagi data menjadi dua bagian, yaitu yang berisi data bernilai terkecil dan

    terbesar masing-masing sebesar 50% dari keseluruhan nilai tersebut.

    Persentil ke-50 memberi gambaran yang mendekati nilai rata-rata ukuran

    dari suatu kelompok tertentu. Suatu kesalahan yang serius pada penerapan suatu

    data adalah dengan mengasumsikan bahwa setiap ukuran pada persentil ke-50

    mewakili pengukuran manusia rata-rata pada umumnya, sehingga sering

    digunakan sebagai pedoman perancangan. Kesalahpahaman yang terjadi dangan

    asumsi tersebut mengaburkan pengertian atas makna 50% dari kelompok.

    Sebenarnya tidak ada yang dapat disebut manusia rata-rata.

    Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan presentil.

    Pertama, suatu persentil anthropometrik dari tiap individu hanya berlaku untuk

    satu data dimensi tubuh saja. Hal dapat merupakan data tinggi badan atau data

    tinggi duduk. Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki persentil yang

    sama, ke-95 atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi tubuhnya. Hal ini

    hanya merupakan gambaran dari suatu makhluk dalam khayalan, karena

    seseorang dengan presentil ke-50 untuk data tinggi badannya, dapat saja memiliki

    persentil ke-40 untuk data tinggi lututnya, atau persentil ke-60 untuk data panjang

    lengannya seperti ilustrasi pada gambar 2.5

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-11

    Gambar 2.2 Ilustrasi Persentil

    Sumber: Panero dan Zelnik, 2003

    Pemakaian nilai-nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam

    perhitungan data anthropometri dijelaskan pada gambar 2.6 dan dalam tabel 2.2 di

    bawah ini.

    Gambar 2.3 Distribusi normal dengan data anthropometri

    Sumber : Nurmianto, 1996

    Tabel 2.1 Jenis percentile dan cara perhitungan distribusi normal

    Persentil Perhitungan

    1-St

    2.5-th

    5-th

    10-th

    50-th

    x - 2.325 x

    x - 1.96 x

    x - 1.645 x

    x - 1.28 x

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-12

    x 90-th

    95-th

    97.5-th

    99-th

    x + 1.28 x

    x + 1.645 x

    x + 1.96 x

    x + 2.325 x

    Sumber : Nurmianto, 1996

    2.4.4 Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk Penggunaan data anthropometri dalam penentuan ukuran produk harus

    mempertimbangkan prinsip-prinsip di bawah ini agar produk yang dirancang bisa

    sesuai dengan ukuran tubuh pengguna (Wignjosoebroto, 2003) yaitu :

    a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim

    Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk yaitu :

    Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi

    ekstrim.

    Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain

    (mayoritas dari populasi yang ada)

    Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran diaplikasikan

    yaitu

    Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk

    umumnya didasarkan pada nilai percentile terbesar misalnya 90-th, 95-

    th, atau 99-th percentile.

    Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan

    percentile terkecil misalnya 1-th, 5-th, atau 10-th percentile

    b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang

    ukuran tertentu (adjustable).

    Produk dirancang dengan ukuran yang dapat diubah-ubah sehingga cukup

    fleksible untuk dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai

    macam ukuran tubuh. Mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini

    maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang

    nilai 5-th, 50-th, dan 95-th.

    c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-13

    Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau

    dalam rentang 50-th percentile.

    Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam

    proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, beberapa rekomendasi yang

    bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

    a. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana

    yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut,

    b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut,

    dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data

    structural body dimension ataukah functional body dimension,

    c. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi,

    diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk

    tersebut,

    d. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan

    rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran

    yang fleksibel atau ukuran rata-rata,

    e. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai

    persentil yang lain yang dikehendaki,

    f. Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan

    nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai. Aplikasikan

    data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila

    diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian

    yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves),

    dan lain-lain.

    2.4.5 Identifikasi kebutuhan Tahap ini merupakan jembatan penghubung antara pengguna sebagai

    target pasar dengan perusahaan pengembangan produk. Proses identifikasi

    kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral dalam proses

    pengembangan produkl dan merupakan tahapan yang mempunyai hubungan

    paling erat dengan proses penurunan konsep, seleksi konsep, benchmark dengan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-14

    pesaing dan menetapkan spesifikasi produk (Ulrich, 2001). Identifikasi kebutuhan

    pelanggan terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:

    a. Pengumpulan data awal

    Pengumpulan data awal berhubungan dengan konsumen dan pengalaman

    penggunaan dari produk yang dikembangkan ini. Terdapat dua metode dalam

    pengumpulan data mentah yang banyak digunakan adalah wawancara, dan

    observasi produk saat digunakan (Ulrich, 2001).

    Metode yang paling dianjurkan adalah wawancara, karena wawancara

    relatif lebih berbiaya rendah dan dengan wawancara tim pengembang produk

    dapat merasakan lingkungan penggunaan produk tersebut (Ulrich, 2001).

    Pada metode wawancara ini telah terdapat suatu pedoman mengenai

    jumlah wawancara yang harus dilakukan, 10 wawancara dirasa kurang sedangkan

    50 buah wawancara akan menjadi terlalu banyak. Wawancara dapat diadakan

    secara berurutan, dan dihentikan bila tidak ada lagi kebutuhan konsumen yang

    baru yang terungkap oleh wawancara tambahan (Ulrich, 2001).

    Pertanyaan-pertanyaan yang biasa digunakan dalam wawancara ini adalah

    meliputi kapan dan mengapa menggunakan produk ini, beri contoh penggunaan

    produk, apa yang anda sukai dari produk yang ada saat ini, hal apa saja yang

    dipertimbangkan saat membeli produk, dan perbaikan apa yang diharapkan

    terhadap produk (Ulrich, 2001).

    b. Intepretasi data mentah menjadi kebutuhan konsumen

    Kebutuhan konsumen diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan

    merupakan hasil intepretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh

    dari konsumen. Berikut ini pedoman dalam mengintepretasikan data awal yaitu

    ekspresikan kebutuhan sebagai apa yang harus dilakukan ? atau bagaimana

    melakukannya ?, ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah,

    gunakan pernyataan positif bukan negatif, ekspresikan kebutuhan sebagai atribut

    dari produk, dan hindari kata harus atau sebaiknya (Ulrich, 2001).

    c. Pengorganisasian kebutuhan menjadi hierarki

    Hasil dari pengorganisasian ini menghasilkan daftar yang berisi satu set

    kebutuhan-kebutuhan primer yang masing-masing tergolong lebih lanjut

    membentuk kebutuhan-kebutuhan sekundernya (Ulrich, 2001).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-15

    d. Menetapkan kepentingan relatif setiap kebutuhan

    Terdapat dua pendekatan dasar dari tahapan ini yaitu pengadaan pada

    konsensus dari anggota tim berdasarkan pada pengalaman mereka saat bersama

    konsumen dan pengadaan pada hasil penilaian tingkat kepentingan dengan survey

    lebih lanjut pada konsumen (Ulrich, 2001).

    2.4.6 Penetapan Spesifikasi Produk Spesifikasi produk untuk menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan

    oleh sebuah perusahaan. Beberapa perusahaan menggunakan istilah kebutuhan

    produk atau karakteristik engineering untuk hal ini. Target spesifikasi dibuat

    setelah kebutuhan pelanggan diidentifikasi tetapi sebelum konsep dikembangkan.

    Hasil dari spesifikasi produk adalah matrik kebutuhan. Matrik tersebut

    menjelaskan tentang keinginan konsumen dan karakteristik engineering yang ada

    untuk memenuhi keinginan tersebut (Ulrich, 2001).

    2.5 Nordic Body Map (NBM) Salah satu alat ukur ergonomik sederhana yang dapat digunakan untuk

    mengenali sumber penyebab keluhan musculoskeletal adalah nordic body map.

    Melalui nordic body map dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami

    keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman (agak sakit) sampai

    sangat sakit (Corlett, 1992). Melihat dan menganalisis peta tubuh seperti pada

    Gambar 2.4, maka diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang

    dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana namun kurang teliti karena

    mengandung subjektivitas yang tinggi.

    Gambar 2.4 Nordic Body Map Sumber : Corlett, 1992

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-16

    2.6 Mekanika Konstruksi 2.6.1 Statika Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statik dari suatu beban

    terhadap gaya-gaya dan beban yang mungkin ada pada bahan tersebut, atau juga

    dapat dikatakan sebagai perubahan terhadap panjang benda awal karena gaya atau

    beban (Popov, 1991).

    Terdapat 3 jenis tumpuan dalam ilmu statika untuk menentukan jenis

    perletakan yang digunakan dalam menahan beban yag ada dalam struktur, beban

    yang ditahan oleh perletakan masing-masing adalah:

    a. Tumpuan rol

    Yaitu tumpuan yang dapat meneruskan gaya desak yang tegak lurus

    bidang peletakannya.

    Gambar 2.5 Tumpuan rol

    Sumber : Popov, 1991

    b. Tumpuan sendi

    Tumpuan yang dapat meneruskan gaya tarik dan desak tetapi arahnya

    selalu menurut sumbu batang sehingga batang tumpuan hanya memiliki

    satu gaya.

    Gambar 2.6 Tumpuan sendi

    Sumber : Popov, 1991 c. Tumpuan jepitan

    Jepitan adalah tumpuan yang dapat menberuskan segala gaya dan momen

    sehingga dapat mendukung H, V dan M yang berati mempunyai tiga gaya.

    Dari kesetimbangan kita memenuhi bahwa agar susunan gaya dalam

    keadaan setimbang haruslah dipenuhi tiga syarat yaitu FHorisontal = 0,

    FVertikal = 0, M= 0

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-17

    Gambar 2.7 Tumpuan sendi

    Sumber : Popov, 1991

    2.6.2 Gaya Suatu konstruksi bertugas mendukung gaya-gaya luar yang bekerja

    padanya yang kita sebut sebagai beban. Konstruksi harus ditumpu dan diletakkan

    pada peletakan-peletakan tertentu agar dapat memenuhi tugasnya yaitu menjaga

    keadaan konstruksi yang seimbang. Suatu konstruksi dikatakan seimbang bila

    resultan gaya yang bekerja pada konstruksi tersebut sama dengan nol atau dengan

    kata lain Fx = 0, Fy = 0, Fz = 0, M = 0 (Popov, 1991).

    Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan suatu benda dari keadaan diam

    menjadi bergerak atau sebaliknya (Popov, 1991). Dalam ilmu statika berlaku

    hukum (Aksi = Reaksi), gaya dalam statika kemudian dikenal dibedakan menjadi :

    a. Gaya Luar

    Gaya luar adalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar

    sistem yang pada umumnya menciptakan kestabilan konstruksi (Popov,

    1991). Sedangkan beban adalah beratnya beban atau barang yang

    didukung oleh suatu konstruksi atau bangunan beban dan dapat dibedakan

    menjadi beberapa macam yaitu :

    Beban mati yaitu beban yang sudah tidak bisa dipindah-pindah, seperti

    dining, penutup lantai dll.

    Beban sementara yaitu beban yang masih bisa dipindah-pindahkan,

    ataupun beban yang dapat berjalan seperti beban orang, mobil

    (kendaraan), kereta dll.

    Beban terbagi rata yaitu beban yang secara merata membebani

    struktur. Beban dapat dibedakan menjadi beban segi empat dan beban

    segitiga.

    Beban titik terpusat adalah beban yang membebani pada suatu titik.

    Beban berjalan adalah beban yang bisa berjalan atau dipindah-

    pindahkan baik itu beban mrata, titik, atau kombinasi antar keduanya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-18

    b. Gaya dalam

    Akibat adanya gaya luar yang bekerja, maka bahan memberikan

    perlawanan sehingga timbul gaya dalam yang menyebabkan terjadinya

    perubahan bentuk. Agar suatu struktur tidak hancur atau runtuh maka

    besarnya gaya akan bergantung pada struktur gaya luar (Popov, 1991).

    c. Gaya geser (Shearing Force Diagram)

    Gaya geser merupakan gaya dalam yang terjadi akibat adanya beban yang

    arah garis kerjanya tegak lurus ( ) pada sumbu batang yang ditinjau

    seperti tampak pada Gambar 2.11.

    Gambar 2.8 Sketsa prinsip statika kesetimbangan

    Sumber : Popov, 1991

    Gaya bidang lintang ditunjukan dengan SFD (shearing force diagram),

    dimana penentuan tanda pada SFD berupa tanda negatif (-) atau positif (+)

    bergantung dari arah gaya.

    Gambar 2.9 Sketsa shearing force diagram

    Sumber : Popov, 1991

    d. Gaya normal (Normal force)

    Gaya normal merupakan gaya dalam yang terjadi akibat adanya beban

    yang arah garis kerjanya searah (// ) sumbu batang yang ditinjau (Popov,

    1991).

    Gambar 2.10 Sketsa normal force

    Sumber : Popov, 1991

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-19

    Agar batang tetap utuh, maka gaya dalam sama dengan gaya luar. Pada

    gambar diatas nampak bahwa tanda (-) negative yaitu batang tertekan,

    sedang bertanda (+) batang tertarik.

    e. Momen

    Momen adalah gaya yang bekerja dikalikan dengan panjang lengan yang

    terjadi akibat adanya beban yang terjadi pada struktur tersebut (Popov,

    1991).

    Gambar 2.11 Sketsa moment bending (+)

    Sumber : Popov, 1991

    Gambar 2.12 Landasan Sketsa moment bending (-)

    Sumber : Popov, 1991

    Dalam sebuah perhitugan gaya dalam momen memiliki kesepakatan yang

    senantiasa dipenuhi yaitu pada arah tinjauan, diantaranya:

    Ditinjau dari arah kanan

    Gambar 2.13 Landasan arah kanan

    Sumber : Popov, 1991

    Ditinjau dari arah kiri

    Bila searah jarum jam (+)

    Bila berlawanan jarum jam (-)

    Bila searah jarum jam (+)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-20

    Gambar 2.14 Landasan arah kiri

    Sumber : Popov, 1991

    2.6.3 Perhitungan Rangka Profil adalah batang yang digunakan pada konstruksi, ada beberapa jenis

    profil yang digunakan pada pembuatan konstruksi mesin yaitu profil L, profil I,

    Profil U, dan lain-lain (Popov, 1991). Perhitungan kekuatan rangka yang

    digunakan yaitu profil U.

    a. Profil U

    Kekuatan profil yang digunakan pada konstruksi dapat dihitung

    menggunakan persamaan 2.1 di bawah ini.

    Berat tumpuan maksimum

    AYx m/s81,9Fls = ............................................................ .persamaan 2.1

    dengan;

    Fls = Berat Tumpuan (m/s2)

    Y = Berat (kg)

    A = Tumpuan

    2.7 Penelitian Sebelumnya

    Perancangan ulang gerobak angkut dengan pendekatan anthropometri oleh

    Febriyanto Anno Putro (2009). Penelitian ini membahas mengenai perancangan

    gerobak angkut yang ditinjau dari segi anthropometri. Data anthropometri

    didapatkan dari pengukuran langsung pengguna gerobak di Pasar Klewer. Data

    antropometri yang diukur adalah tinggi mata berdiri, tinggi siku berdiri, panjang

    lengan bawah, lebar tangan, diameter genggaman tangan. Data anthropometri

    tersebut diolah dengan uji kecukupan dan uji keseragaman kemudian

    mengaplikasikan pada mannequin pro. Hasil penelitian didapatkan untuk

    merancang gerobak angkut yang proses pengangkatan kotak pakaian pada gerobak

    lama digantikan dengan proses naikturun dengan sistem ulir pada gerobak

    Bila berlawanan jarum jam (-)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    II-21

    rancangan yang baru, sehingga tidak memerlukan pengikatan kotak pakaian

    supaya tenaga dan waktu pemindahan kotak pakaian akan lebih efisien.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    III-1

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang

    dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam

    penelitian ditunjukan pada gambar. 3.1 sebagai berikut.

    Gambar 3.1 Metodologi penelitian

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    III-2

    Diagram alir penelitian yang digambarkan di atas, setiap tahapannya akan

    dijelaskan secara lebih lengkap dalam sub bagian berikut ini.

    3.1 Tahap Identifikasi Masalah

    Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan masalah,

    penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat penelitian. Langkah-langkah

    yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada sub bab berikut

    ini.

    3.1.1 Studi Pustaka

    Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori-

    teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan

    permasalahan yang diteliti serta mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat

    dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi pustaka dilakukan dengan

    membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah, dan tugas akhir mahasiswa

    teknik industri yang terkait dengan tema penelitian.

    3.1.2 Studi Lapangan

    Studi Lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari keadaan

    pekerja saat melakukan aktivitas khususnya aktivitas menarik gerobak sampah di

    tempat penelitian dengan maksud untuk mendapatkan informasi awal yang

    lengkap serta menentukan masalah yang diangkat dalam penelitian. Metode untuk

    mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan langsung,

    pendokumentasian gambar, dan wawancara kepada para pekerja dengan tujuan

    untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh pekerja.

    3.1.3 Perumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun

    sebuah rumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut

    adalah bagaimana merancang ulang gerobak sampah supaya para pekerja bisa

    nyaman dalam melakukan pekerjaanya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    III-3

    3.1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat

    menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan

    penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah menghasilkan alat

    rancangan grobak angkut yang digunakan agar ergonomis dan sesuai dengan

    dimensi tubuh pengguna.

    3.1.5 Manfaat Penelitian

    Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung unsur

    manfaat. Agar memenuhi suatu unsur manfaat maka perlu ditentukan terlebih

    dahulu manfaat yang akan didapatkan dari suatu penelitian. Adapun manfaat yang

    diharapkan dari penelitian yang berupa rancangan gerobak sampah ini adalah

    mendapatkan hasil rancangan gerobak sampah yang ergonomis dan nyaman

    digunakan bagi pengguna.

    3.2 Tahap Pengumpulan Data

    Tahap-tahap pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung

    penelitian mengenai perancangan gerobak sampah yang baru, sebagai berikut:

    3.2.1 Dokumentasi

    Dokumentasi diperoleh dengan cara pengambilan gambar berupa kondisi

    awal pekerja saat menggunakan gerobak yang ada sebelumnya yang berada di

    tempat pembuangan sampah.

    3.2.2 Wawancara

    Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari

    pekerja mengenai kesulitan atau keluhan yang dialami pekerja saat melakukan

    aktivitas menarik gerobak sampah khususnya saat menggunakan gerobak sampah

    yang sudah ada. Wawancara dilakukan kepada pekerja yang masih berinteraksi

    dengan baik saat diberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan aktivitas

    saat menggunakan gerobak saat ini. Hasil dari wawancara tersebut merupakan

    keinginan dan keluhan yang dialami oleh pekerja yang kemudian akan digunakan

    oleh penelitian sebagai dasar dalam melakukan perancangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    III-4

    3.2.3 Kuisioner Nordic Body Map

    Kuisioner yang diberikan kepada operator gerobak sampah di UPTD

    Delanggu, dalam mengidentifikasi keluhan pekerja pada bagian otot dan rasa

    nyeri melalui kuisioner nordic body map. Penyebaran dan pengumpulan data

    melalui kuisioner nordic body map yang diberikan kepada empat operator gerobak

    sampah. Tujuan pengisian kuisioner nordic body map untuk mengetahui bagian-

    bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak

    nyaman (agak sakit) sampai sangat sakit pada pekerja.

    3.2.4 Identifikasi Gerobak Sampah

    Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi garobak sebelumnya

    yang digunakan untuk bekerja. Selain itu identifikasi dapat dijadikan sebagai

    informasi awal untuk mengetahui kelemahan-kelemahan gerobak sampah yang

    digunakan sebelumnya serta perlunya proses perancangan gerobak sampah yang

    baru.

    3.3 Penyusunan Konsep Perancangan

    Penyusunan konsep perancangan gerobak sampah dilakukan dengan

    mengacu pada identifikasi masalah yang diperoleh. Data permasalahan tersebut

    perlu dilakukan konsep perancangan gerobak sampah yang baru, dengan tujuan

    untuk menghasilkan gerobak sampah yang baru yang dapat mengurangi tingkat

    kelelahan. Konsep perancangan dalam hal ini dijelaskan pada sub bab sebagai

    berikut:

    3.3.1 Kebutuhan Berdasarkan Keluhan Dan Keinginan

    Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada pekerja yang berada

    di tempat pembuangan sampah, maka diperoleh informasi tentang keluhan dan

    keinginan pekerja saat melakukan aktivitas pekerjaan dengan menggunakan

    gerobak sampah yang digunakan sebelumnya. Setelah diperoleh data keluhan dan

    keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data

    berdasarkan keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data

    tersebut nantinya dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam

    perancangan gerobak sampah yang baru.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    III-5

    3.3.2 Penentuan Ide Perancangan (Idea)

    Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan dengan jelas,

    maka dapat dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Penentuan solusi

    perancangan haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang

    berasal dari penelitian. Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya

    peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu dengan

    merancang sebuah gerobak sampah yang baru. Perancangan gerobak sampah yang

    baru tersebut bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan keluhan.

    3.3.3 Pengembangan Ide Perancangan (Development)

    Tahap ini merupakan penjelasan tentang perancangan gerobak sampah yang

    baru yang berisi tentang penentuan dimensi gerobak sampah, spesifikasi

    komponen, bill of material serta memodelkan hasil rancangan ke dalam gambar

    yang kemudian diwujudkan dalam bentuk prototipe produk.

    3.4 Perhitungan Teknik

    Perhitungan teknik dalam perancangan digunakan untuk mengetahui

    kekuatan hasil rancangan terhadap beban yang diterima. Perhitungan yang

    dilakukan pada tahap ini meliputi perhitungan gaya serta perhitungan lain yang

    terkait di dalamnya.

    3.5 Estimasi Biaya

    Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang

    dikeluarkan untuk perancangan gerobak sampah yang baru. Biaya yang dihitung

    meliputi biaya material, dan biaya non material.

    3.6 Tahap Analisis

    Tahap analisis dilakukan untuk menganalisis hasil terhadap pengumpulan

    dan pengolahan data sebelumnya.

    3.7 Tahap Kesimpulan dan Saran

    Bagian terakhir penelitian berisi kesimpulan yang menjawab tujuan akhir

    dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    III-6

    dilakukan, serta saran-saran yang berisi masukan untuk penelitian-penelitian

    berikutnya agar lebih baik lagi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-1

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Permasalahan dalam penelitian akan lebih mudah untuk diselesaikan

    bilamana ada data yang berkaitan langsung dengan permasalahan. Penyelesaian

    dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap pengumpulan dan pengolahan data

    sebagai dasar analisis terhadap penyelesaian permasalahan yang dihadapi.

    4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data studi pendahuluan dilakukan selama bulan Agustus 2010

    yang bertujuan untuk memperoleh informasi awal di tempat penelitian. Metode

    untuk mendapatkan data awal dilakukan identifikasi masalah yang dialami

    operator saat melakukan aktivitas dengan menggunakan gerobak sampah yang

    sudah ada sebelumnya, pengamatan langsung, dokumentasi gambar, wawancara,

    dan data anthropometri yang dibutuhkan untuk merancang gerobak sampah yang

    baru.

    4.1.1 Dokumentasi

    Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar ataupun gerakan pada

    saat operator melakukan aktivitas jalan dengan menggunakan gerobak sampah

    yang sudah ada sebelumnya. Pola aktivitas jalan yang dilakukan oleh operator saat

    menggunakan gerobak sampah yang sudah ada sebelumnya dapat dilihat pada

    Tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Aktivitas proses penarikan gerobak sampah yang dilakukan oleh operator saat menggunakan gerobak yang sudah ada sebelumnya

    No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko

    1

    Aktivitas operator saat mengambil dan memegang gerobak

    Sikap kerja: segmen tubuh bagian kaki menekuk, lengan ke bawah, telapak tangan menggenggam dan punggung membungkuk

    Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian kaki, lengan, pergelangan tangan, pingang dan punggung

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-2

    Tabel 4.1 Aktivitas proses penarikan gerobak sampah yang dilakukan oleh operator saat menggunakan gerobak yang sudah ada sebelumnya (lanjutan)

    No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko

    2

    Aktivitas operator saat mengambil gerobak posisi berdiri

    Sikap kerja: segmen tubuh bagian punggung membungkuk , telapak tangan menggenggam dan lengan merenggang

    Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian punggung, pergelangan tangan dan lengan

    3

    Aktivitas operator saat menjalankan gerobak sampah

    Sikap kerja: segmen tubuh bagian kepala merunduk, punggung membungkuk, lengan menahan beban dan kaki menekuk berjalan maju

    Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian kepala, leher, punggung, pinggang lengan dan kaki

    4

    Aktivitas penuangan sampah ke dalam bak gerobak sampah

    Sikap kerja : lengan menahan beban dan tangan ke atas

    Ketidaknyamanan pada segmen tubuh bagian lengan

    Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa terdapat

    empat aktivitas yang dilakukan oleh operator antara lain aktivitas saat mengambil

    dan memegang gerobak sampah, aktivitas saat mengambil posisi jongkok

    kemudian melakukan proses aktivitas jalan dan saat menuangkan sampah ke

    dalam bak gerobak sampah. Aktivitas jalan yang dilakukan oleh operator dengan

    menggunakan gerobak sampah yang sudah ada sebelumnya dapat menyebabkan

    ketidaknyamanan dalam bekerja.

    4.1.2 Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari

    operator gerobak sampah mengenai kesulitan dan keluhan yang dialami oleh

    operator saat melakukan aktivitas penerikan gerobak. Berdasarkan hasil

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-3

    wawancara dengan operator saat melakukan aktivitas diketahui bahwa operator

    pada umumnya mengeluhkan adanya rasa sakit di segmen tubuh bagian kaki,

    lengan, tangan dan punggung. Berdasarkan dari hasil wawancara juga dapat

    diketahui keluhan ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami oleh operator

    pada saat menggunakan gerobak sampah yang sudah ada sebelumnya.

    4.1.3 Identifikasi Gerobak Sampah Yang Saat Ini Digunakan Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi gerobak sampah yang

    sudah ada dan yang saat ini digunakan. Selain itu identifikasi dapat dijadikan

    sebagai informasi awal untuk mengetahui kelemahan-kelemahan gerobak sampah

    yang sudah ada sebelumnya serta perlunya proses perancangan gerobak sampah

    yang baru. Adapun kondisi gerobak sampah yang saat ini digunakan dapat dilihat

    pada gambar 4.1 berikut.

    Gambar 4.1 Gerobak Sampah yang saat ini digunakan

    Berdasarkan kondisi tersebut, kelemahan gerobak sampah sebelumnya yang

    saat ini digunakan yaitu hanya berfungsi sebagai alat pengankut sampah saja dan

    belum dapat mengurangi keluhan maupun cidera yang dialami oleh operatornya.

    Adapun ukuran gerobak sampah sebelumnya adalah tinggi gerobak sampah 142

    cm, tinggi pegangan 55 cm, lebar pegangan 100 cm dan diameter lingkar

    genggam 7.5 cm. Kelemahan tersebut jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan

    resiko cidera lebih parah khususnya yang dialami operator gerobak sampah, untuk

    itu perlu adanya perancangan gerobak sampah yang baru yang berfungsi untuk

    mengurangi ketidaknyaman dalam bekerja bagi operator gerobak sampah tersebut.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-4

    4.2 Pengolahan Data

    Pengolahan data dilakukan berdasarkan pengumpulan data yang sebelumnya

    telah dilakukan. Adapun proses pengolahan data sebagai berikut.

    4.2.1 Perhitungan Hasil Kuisioner Nordic Body Map Persentase keluhan yang dialami oleh empat operator gerobak sampah dapat

    dilihat pada Gambar 4.2.

    Gambar 4.2 Grafik persentase keluhan tubuh operator gerobak sampah

    Berdasarkan Gambar 4.2 mengenai persentase keluhan pada tiap anggota

    tubuh pekerja dapat diketahui bahwa empat pekerja mengalami keluhan yang

    berbeda di setiap bagian tubuhnya. Dapat diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar

    terjadi pada segmen tubuh bagian lengan atas bagian kiri, lengan atas bagian

    kanan, punggung, pinggang kebelakang, lengan bawah bagian kiri, lengan bawah

    bagian kanan, pergelangan tangan kiri, pergelangan tangan kanan, telapak tangan

    bagian kiri dan telapak tangan bagian kanan sebesar 100 %, segmen tubuh bagian

    leher bagian bawah, lutut kiri dan lutut kanan sebesar 75 %, segmen tubuh bagian

    betis kiri, betis kanan, pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan sebesar

    50 %.

    Dari hasil kuesioner nordic body map, untuk sikap kerja secara manual, dan

    sikap memindahkan beban dengan posisi membungkuk merupakan sikap kerja

    yang dapat menimbulkan kelelahan dan ketidaknyaman dalam bekerja.

    25%

    75%

    25%

    100%

    0%

    100%

    0%

    75%50%

    0%0%

    20%40%60%80%

    100%120%

    Lehe

    r Bag

    ian

    Ata

    sLe

    her B

    agia

    n B

    ahu

    Kiri

    Bah

    u K

    anan

    Leng

    an A

    tas

    Leng

    an A

    tas

    Pung

    gung

    Ping

    gang

    Pi

    nggu

    l Pa

    ntat

    Siku

    Kiri

    Siku

    Kan

    anLe

    ngan

    Baw

    ah

    Leng

    an B

    awah

    Pe

    rgel

    anga

    n Pe

    rgel

    anga

    n Te

    lapa

    k Ta

    ngan

    Te

    lapa

    k Ta

    ngan

    Pa

    ha K

    iriPa

    ha K

    anan

    Lutu

    t Kiri

    Lutu

    t Kan

    anB

    etis

    Kiri

    Bet

    is K

    anan

    Perg

    elan

    gan

    Perg

    elan

    gan

    Tela

    pak

    Kak

    i Kiri

    Tela

    pak

    Kak

    i

    Pros

    enta

    se

    Bagiantubuh

    Grafik kuisioner Nordic Body Map (NBM)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-5

    4.2.2 Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada operator gerobak

    sampah, maka diperoleh informasi tentang keluhan dan keinginan operator saat

    melakukan proses aktivitas jalan dengan menggunakan gerobak sampah

    sebelumnya dan yang saat ini digunakan. Setelah diperoleh data keluhan dan

    keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data

    berdasarkan keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data

    tersebut nantinya dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam

    perancangan gerobak sampah yang baru. Adapun keluhan dan keinginan operator

    dalam penggunaan gerobak sampah sebelumnya dan yang ada saat ini dapat

    dilihat pada tabel 4.2 berikut.

    Tabel 4.2 Rekapitulasi Keluhan Operator Gerobak Sampah

    No Keluhan Jumlah

    1

    Pada saat mengambil pegangan gerobak sampah operator kurang nyaman, karena jarak antar pegangan gerobak terlalu lebar dan posisinya yang rendah mengakibatkan rasa sakit pada segmen tubuh bagian lengan, punggung, pinggang dan kaki.

    2

    2

    Pada saat mengambil posisi berdiri, operator kurang nyaman terhadap genggaman gerobak sampah, karena diameter genggaman yang besar mengakibatkan sakit pada segmen tubuh bagian telapak tangan.

    3

    3

    Pada saat menuangkan tong ke dalam bak, operator kesulitan karena tinggi gerobak sampah terlalu tinggi mengakibatkan sakit pada segmen tubuh bagian lengan.

    3

    4

    Pada saat melakukan proses aktivitas jalan, operator kurang nyaman terhadap pegangan gerobak sampah yang terlalu rendah mengakibatkan sakit pada segmen tubuh bagian punggung, pinggang, lengan dan kaki.

    4

    Tabel 4.2 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan yang dialami

    operator gerobak sampah ketika melakukan aktivitas jalan, dimana diperoleh hasil

    tingkat keluhan terbesar pada segmen tubuh bagian punggung, pinggang, lengan

    dan kaki terjadi ketika proses aktivitas jalan berlangsung karena operator harus

    menyesuikan dengan dimensi pegangan gerobak sampah yang terlalu rendah,

    sehingga menyebabkan kondisi tubuh tidak stabil. Selain itu wawancara juga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-6

    dilakukan untuk mengetahui keinginan operator gerobak sampah tentang adanya

    perancangan gerobak sampah yang baru. Hasil wawancara mengenai keinginan

    untuk perancangan gerobak sampah yang baru dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut

    ini.

    Tabel 4.3 Rekapitulasi Keinginan Operator Gerobak Sampah

    No Keluhan Responden Keinginan Operator

    1

    Pada saat mengambil pegangan

    gerobak sampah operator kurang

    nyaman, karena jarak antar pegangan

    gerobak terlalu lebar dan posisinya

    yang rendah mengakibatkan rasa

    sakit pada segmen tubuh bagian

    lengan, punggung, pinggang dan

    kaki.

    Operator menginginkan adanya

    jarak pegangan gerobak sampah

    yang sesuai dengan tubuh

    operator dan nyaman digunakan

    pada saat mengambil gerobak.

    2

    Pada saat mengambil posisi berdiri,

    operator kurang nyaman terhadap

    genggaman gerobak sampah, karena

    diameter genggaman yang besar

    mengakibatkan sakit pada segmen

    tubuh bagian telapak tangan.

    Operator menginginkan adanya

    genggaman gerobak sampah yang

    sesuai dengan diameter lingkar

    genggam operator supaya dapat

    memposisikan kedua tangannya

    dengan nyaman.

    3

    Pada saat menuangkan tong ke dalam

    bak, operator kesulitan karena tinggi

    gerobak sampah terlalu tinggi

    mengakibatkan sakit pada segmen

    tubuh bagian lengan.

    Operator menginginkan tinggi bak

    gerobak sampah yang sesuai

    dengan postur tubuh operator

    supaya nyaman dalam

    menuangkan sampah.

    4

    Pada saat melakukan proses aktivitas

    jalan, operator kurang nyaman

    terhadap pegangan gerobak sampah

    yang terlalu rendah mengakibatkan

    sakit pada segmen tubuh bagian

    punggung, pinggang, lengan dan

    kaki.

    Operator menginginkan pegangan

    gerobak sampah yang memiliki

    tinggi sejajar dengan siku berdiri,

    sehingga pada saat menjalankan

    gerobak posisi tubuh bisa stabil.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-7

    4.2.3 Spesifikasi Produk

    Spesifikasi produk bertujuan untuk memunculkan karakteristik

    engineering untuk menyusun desain gerobak sampah yang baru. Karakteristik

    engineering melalui penterjemahan data hasil keinginan operator gerobak

    sampah ke bahasa pabrikasi. Karakteristik engineering ini digunakan sebagai

    dasar pertimbangan dalam menentukan konsep desain gerobak sampah yang baru.

    Hasil pengumpulan data hasil wawancara dapat dilihat pada tabel 4.4.

    Beberapa keinginan pengguna akan diterjemahkan menjadi Karakteristik

    engineering dalam perancangan desain sebagai berikut :

    Tabel 4.4 Spesifikasi produk konsep desain Gerobak Sampah

    No Keinginan responden Idea Karakteristik engineering

    1

    Operator

    menginginkan adanya

    jarak pegangan

    gerobak sampah yang

    sesuai dengan tubuh

    operator dan nyaman

    digunakan pada saat

    mengambil gerobak.

    Merancang posisi

    pegangan gerobak

    sampah yang memiliki

    lebar sesuai dengan

    dimensi tubuh

    operator.

    Pegangan gerobak

    sampah terbuat dari

    pipa besi yang posisi

    pegangan terletak

    didepan operator yang

    jaraknya sesuai dengan

    dimensi tubuh operator.

    2

    Operator

    menginginkan adanya

    genggaman gerobak

    sampah yang sesuai

    dengan diameter

    lingkar genggam

    operator supaya dapat

    memposisikan kedua

    tangannya dengan

    nyaman.

    Merancang

    genggaman gerobak

    sampah yang sesuai

    dengan diameter

    lingkar genggam

    operator.

    Pada genggaman

    tangan gerobak sampah

    terbuat dari pipa besi

    yang bentuknya bulat

    berdiameter sesuai

    dengan lingkar

    genggam operator.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-8

    Tabel 4.4 Spesifikasi produk konsep desain Gerobak Sampah (lanjutan)

    No Keinginan responden Idea Karakteristik engineering

    3

    Operator

    menginginkan tinggi

    bak gerobak sampah

    yang sesuai dengan

    postur tubuh operator

    supaya nyaman dalam

    menuangkan sampah.

    Merancang tinggi

    gerobak sampah yang

    sesuai dengan postur

    tubuh operator.

    Tinggi gerobak sampah

    sesuai dengan tinggi

    bahu operator.

    4

    Operator

    menginginkan

    pegangan gerobak

    sampah yang

    memiliki tinggi

    sejajar dengan siku

    berdiri, sehingga pada

    saat menjalankan

    gerobak posisi tubuh

    bisa stabil.

    Merancang tinggi

    pegangan gerobak

    sampah yang sesuai

    dengan dimensi tubuh

    operator.

    Pada pegangan gerobak

    sampah tersebut posisi

    pipa dari belakang

    menuju kedepan sesuai

    dengan tinggi siku

    operator.

    Dari tabel 4.4 diperoleh solusi perancangan, namun berdasarkan prioritas

    maka solusi perancangan difokuskan pada solusi kedua dan ketiga, dimana solusi

    tersebut adalah merancang gerobak sampah yang posisi pegangannya sejajar

    dengan siku berdiri operator sekaligus memiliki diameter yang tepat dengan

    genggaman operator untuk menahan beban gerobak sepenuhnya dan

    mempertahankan posisi tubuh operator supaya stabil saat melakukan proses

    aktivitas jalan.

    4.2.4 Penentuan Data Anthropometri

    Perancangan gerobak sampah yang baru harus disesuaikan dengan data

    anthropometri penggunanya. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-9

    pengukuran data anthropometri terhadap operator. Data anthropometri yang

    digunakan dalam perancangan gerobak sampah yang baru meliputi:

    a. Tinggi siku berdiri (tsb)

    b. Diameter lingkar genggam (dlg)

    c. Lebar bahu (lb)

    d. Tinggi bahu berdiri (tbb)

    Data yang terkumpul, kemudian ditentukan perhitungan persentilnya,

    untuk mendapatkan batas ukuran yang diperlukan. Persentil yang digunakan pada

    perancangan alat bantu yang baru yaitu persentil 5, 50 dan 95. Penentuan

    persentil ini ditentukan dengan pertimbangan bahwa persentil ini dapat

    mengakomodasi data persentil ke 5, 50 atau 95, sehingga populasi dapat terlayani

    (Zelnik dan Panero, 2003). Persentil ini dapat dihitung berdasarkan rumus seperti

    pada Tabel 4.5. Dengan contoh persentil untuk tinggi siku berdiri sebagai berikut:

    P5 = 103.25 (1.645 x 2.98) = 98.33

    P50 = 103.25

    P95 = 103.25 + (1.645 x 2.98) = 108.16

    Berdasarkan perhitungan data tinggi siku berdiri nilai persentil ke-5 sebesar

    98.33cm, nilai persentil ke-50 sebesar 103.25cm, dan nilai persentil ke-95 sebesar

    108.16cm. Rekapitulasi hasil perhitungan persentil ditunjukkan pada Tabel 4.5.

    Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persentil Data Anthropometri

    No Data yang diukur Simbol Rata-rata stdev P5 P50 P95 1 Tinggi siku berdiri tsb 103.25 2.98 98.33 103.25 108.16

    2 Diameter lingkar genggam dlg 4.15 0.26 3.71 4.15 4.58

    3 Lebar bahu lb 44.25 3.5 38.49 44.25 50.00

    4 Tinggi Bahu Berdiri tbb 134.25 2.98 129.33 134.25 139.16 4.3 Perancangan Gerobak Sampah

    Perancangan gerobak sampah yang baru ditentukan berdasarkan data

    anthropometri operator gerobak sampah dan perhitungan persentil yang telah

    dilakukan. Pada tahap ini dilakukan penentuan ukuran gerobak sampah yang baru.

    Penentuan dimensi ukuran dilakukan sebagai berikut:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-10

    1. Tinggi pegangan gerobak sampah

    Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi gerobak

    sampah adalah tinggi siku berdiri (tsb) dengan persentil ke-95. Penggunaan

    persentil 95 dimaksudkan agar tinggi pegangan gerobak sampah tersebut dapat

    mengakomodasi operator yang memiliki tinggi siku yang lebih tinggi.

    Perhitungan tinggi alat bantu yang baru, sebagai berikut:

    Tinggi pegangan gerobak sampah = tsb (P95)

    = 108.16 cm

    dengan;

    tsb = tinggi siku berdiri

    P95 = persentil 95

    Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh tinggi pegangan

    gerobak sampah hasil rancangan sebesar 108.16 cm ~ 108 cm.

    2. Lebar pegangan gerobak sampah

    Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan lebar pegangan

    gerobak sampah adalah lebar bahu (lb) dengan persentil ke-95. Penggunaan

    persentil 95 dimaksudkan agar operator yang memiliki lebar bahu lebih besar

    memiliki ruang yang cukup ketika memegang pegangan gerobak sampah.

    Perhitungan lebar pegangan gerobak sampah, sebagai berikut:

    lebar pegangan gerobak sampah = lb (P95)

    = 50 cm

    dengan;

    lb = lebar bahu

    P95 = persentil 95

    Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh lebar pegangan

    gerobak sampah hasil rancangan sebesar 50 cm.

    3. Diameter pegangan gerobak sampah

    Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan diameter

    pegangan gerobak sampah adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan

    persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar operator bisa

    memaksimalkan tekanan jari-jari dalam menggenggam pegangan gerobak

    tersebut, karena semakin besar diameter lingkar genggam maka semakin tinggi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-11

    kekuatan tekanan jari-jari operator. Perhitungan diameter pegangan gerobak

    sampah, sebagai berikut:

    Diameter pegangan gerobak sampah = dlg (P95)

    = 4.58 cm

    dengan;

    dlg = diameter lingkar genggam

    P95 = persentil 95

    Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh diameter pegangan

    gerobak sampah hasil rancangan sebesar 4.58 cm ~ 4.5cm.

    4. Tinggi bak gerobak sampah

    Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi bak

    gerobak sampah adalah tinggi bahu berdiri (tbb) dengan persentil ke-5.

    Penggunaan persentil 5 dimaksudkan agar operator yang bertubuh pendek bisa

    menuangkan sampah ke dalam bak gerobak sampah dengan nyaman.

    Perhitungan tinggi bak gerobak sampah, sebagai berikut:

    lebar pegangan gerobak sampah = tbb (P5)

    = 129.33 cm

    dengan;

    tbb = tinggi bahu berdiri

    P5 = persentil 5

    Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh tinggi bak gerobak

    sampah hasil rancangan sebesar 129.33 cm ~ 129cm.

    Gambar rancangan detail gerobak sampah, dapat dijelaskan melalui

    gambar berikut.

    Gambar 4.3 Tampak samping gerobak sampah (2d)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-12

    Gambar 4.4 Tampak atas rangka gerobak sampah (2d)

    Gambar 4.5 Tampak samping roda gerobak sampah (2d)

    Gambar 4.6 Tampak depan roda gerobak sampah (2d)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-13

    Gambar 4.7 Tutup gerobak sampah (2d)

    Ukuran rancangan gerobak sampah ditentukan dengan pertimbangan

    beberapa faktor, seperti data anthropometri pekerja serta persentil yang

    digunakan. Gambar rancangan hasil perhitungan dijelaskan melalui gambar 4.8

    sebagai berikut.

    Gambar 4.8 Rancangan gerobak sampah (3d)

    Bagian gerobak sampah dibuat dengan spesifikasi ukuran sebagai berikut:

    Tinggi pegangan 108 cm.

    Jarak pegangan dengan bak 80 cm.

    Diameter genggaman tangan 45 mm.

    Lebar pegangan 50 cm.

    Panjang bak 150 cm.

    Lebar bak 100 cm.

    Tinggi bak gerobak 129 cm.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-14

    4.3.1 Bill of Material Rancangan Gerobak Sampah

    Material penyusun produk gerobak sampah (bill of material) terdapat

    beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut dirangkai menjadi satu

    sehingga menjadi sebuah alat yang dapat dioperasikan. Gambar bill of material

    rancangan gerobak sampah adalah sebagai berikut.

    Gambar 4.9 Bill of material rancangan gerobak sampah

    Berdasarkan gambar 4.9 dapat dijelaskan dari masing-masing komponen

    penyusun produk beserta fungsinya, yaitu:

    1. Gerobak sampah, merupakan gabungan dari beberapa komponen penyusun

    yang berfungsi untuk membantu pekerjaan operator dalam melakukan

    aktivitas.

    2. Rangka dasar, merupakan gabungan rangka besi dengan proses pengelasan

    yang berfungsi sebagai penyangga.

    3. Bak gerobak, berfungsi sebagai tempat penampungan sampah. Terdiri dari

    plat besi sebagai alas dan kawat strimin sebagai dinding gerobak sampah.

    4. Sistem penggerak, berfungsi untuk menjalankan gerobak sampah. Dimana

    terdiri dari as dan roda gerobak sampah.

    4.3.2 Perhitungan Teknik

    Perhitungan teknik gerobak sampah tersebut diperlukan untuk mengetahui

    beban pada gerobak sebagai verifikasi desain.

    1. Mencari beban yang bertumpu pada gerobak sampah

    Gerobak Sampah

    BakRangka Sistem Gerak

    Besi Las Plat Besi Kawat Strimin Roda As

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-15

    Bagian tempat yang bersentuhan langsung dengan beban adalah bagian as

    roda dan bagian tengah kerangka utama. Bagian as roda adalah tempat

    bertumpunya beban gerobak sampah dan permukaan alas ban yang dalam

    perhitungan disebut beban gerobak sampah (Ftk) dan beban pada bak gerobak

    sampah (Fls) . Bagian tengah kerangka utama adalah tempat bertumpunya beban

    gerobak sampah (Fls).

    Beban-beban yang bersentuhan langsung dengan gerobak sampah diukur

    dengan menggunakan perhitungan volume bak gerobak sampah. Dari perhitungan

    itu didapatkan berat gerobak sampah maksimum adalah 150 kg. Hasil persentase

    beban dapat dilihat pada tabel 4.10

    Gambar 4.10 Kondisi pembebanan pada rancangan gerobak sampah a. Berat gerobak = berat maksimum gerobak

    = 150 kg

    Ftk = massa x g

    = 150 kg x 9.81 m/s2 = 1471.5 N

    b. Berat tumpuan = berat tumpuan maksimum x g 2

    Fls = 150 kg x 9.81 m/s2 2 = 735.75 N

    2. Gaya pada tumpuan

    Bagian as kedua roda gerobak sampah merupakan tumpuan dari beban

    gerobak (Ftk). Dan gaya ke atas pada saat operator mengangkat gerobak adalah FA. Penggambaran beban secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.11

    FIS

    Ft

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-16

    Gambar 4.11 Kondisi pengangkatan pada rancangan gerobak sampah

    Gaya-gaya reaksi tumpuan gerobak smpah saat diangkat dapat dihitung dengan

    menerapkan persamaan kesetimbangan M= 0, dan O = FA x l2 + m x g x l1

    M = 0

    O = FA x l2 + m x g x l1

    l1 = 500 x sm

    = 500 x 2/5 = 200 N l2 = 750 + 800 cos = 1550 cos = 775 N FA = -m x g x 200

    775 = -210 kg x 9.81 m/s2 x 200 N 775 N = 531.09 N O = 531.09 x 775 N + 210 kg x 9.81 m/s2 x 200 N

    = 412.01 N 4.4 Penentuan Spesifikasi

    Spesifikasi produk ditentukan berdasarkan komponen-komponen yang

    digunakan dalam perancangan gerobak sampah. Komponen ditentukan

    berdasarkan pengetahuan peneliti tentang material ataupun peralatan, komponen,

    selain itu juga melakukan konsultasi dengan pakar dalam penentuan komponen

    tersebut. Komponen yang digunakan dalam penentuan perancangan gerobak

    sampah meliputi:

    FA

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-17

    1. Pipa Besi

    Pipa besi dipilih karena selain mampu menahan beban gerobak sampah

    juga ringan dalam penggunaannya. Untuk itulah pipa besi dijadikan

    sebagai rangka dalam pembuatan pegangan gerobak sampah tersebut.

    Gambar 4.12 Pipa Besi

    2. Besi Siku

    Besi siku dipilih untuk pembuatan rangka pada bak gerobak sampah.

    Bahan ini lebih cocok dan praktis digunakan dalam pembuatan model-

    model persegi dan lebih irit dalam pengelasannya.

    Gambar 4.13 Besi Siku

    3. Roda Gerobak

    Pada penopang gerobak sampah ini memilih roda dengan jeruji banyak,

    supaya tahan terhadap beban berat. Dan diameter roda tersebut 54 cm

    supaya pada saat berjalan roda bisa sesuai dengan keseimbangan bak

    gerobak sampah.

    Gambar 4.14 Roda Gerobak

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-18

    4. Kawat Strimin

    Kawat strimin ini mempunyai diameter 20 mm. pada bagian dinding bak

    gerobak sampah digunakan kawat ini supaya air yang menempel pada

    sampah bisa keluar melalui celah-celah kecil tersebut.

    Gambar 4.15 Kawat Strimin

    5. Plat Besi

    Plat besi ini dipilih sebagai lantai dasar bak gerobak sampah. Karena plat

    ini sangat kuat menahan beban dan tahan lama tidak cepat rusak.

    Gambar 4.16 Plat besi

    4.6 Penentuan Estimasi Biaya Gerobak Sampah

    Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang

    dikeluarkan untuk perancangan gerobak sampah tersebut.

    Tabel 4.6 Estimasi Biaya Material

    No Bahan Ukuran Kebutuhan Satuan Biaya (Rp)

    1 Pipa besi 4.5 mm P 3 m 1 lonjor 160000

    2 Besi siku P 6 m 5 lonjor 370000

    3 Plat besi P 2 m l 2 m 1 lembar 350000

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV-19

    Tabel 4.6 Estimasi Biaya Material (lanjutan)

    Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

    pembelian material adalah sebesar Rp 1.270.000,00

    Biaya non material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses

    permesinan) dan biaya ide, dan transportasi. Besarnya biaya non material yang

    dikeluarkan adalah sebagi berikut.

    Tabel 4.7 Estimasi Biaya Non Material

    NO. Biaya non material Pengeluaran biaya (Rp) 1 Biaya tenaga kerja 3750002 Biaya ide & design 500003 Biaya transportasi 20000

    TOTAL BIAYA 445000 Berdasarkan estimasi biaya yang dilakukan terhadap pembuatan gerobak

    sampah, dilakukan perhitungan tenaga kerja sebagai berikut:

    1. Upah pekerja per hari = Rp 25.000,00

    2. Lama proses kerja per gerobak = 5 hari

    3. Jumlah pekerja per gerobak = 3 pekerja

    4. Perhitungan:

    Biaya tenaga kerja = upah tenaga kerja per hari x jumlah pekerja x lama

    pengerjaan

    = Rp 25000,00 x 3 x 5

    = Rp 375.000,00

    Besarnya biaya non material yang diperlukan dalam pembuatan gerobak

    sampah hasil rancangan adalah sebesar Rp 445.000,00. Jadi total biaya

    keseluruhan yang dikeluarkan untuk membuat gerobak sampah adalah sebesar Rp

    1.715.000,00.

    No Bahan Ukuran Kebutuhan Satuan Biaya (Rp)

    4 Kawat srimin 20 mm 1 x 1 m 5 lembar 110000

    5 Roda komplit 54 cm 2 buah 250000 6 Cat 1 kaleng 30000

    Total 1270000

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    V-1

    BAB V

    ANALISIS

    Pada bab ini akan dilakukan analisis terhadap hasil penelitian yang telah

    dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis tersebut akan diuraikan

    dalam sub bab di bawah ini.

    5.1 Analisis Hasil Penelitian Analisis hasil penelitian yang dilakukan adalah analisis terhadap rancangan

    alat, analisis kekuatan rangka dan biaya, analisis kondisi gerobak sampah hasil

    rancangan, serta analisis aktivitas penggunaan gerobak sampah hasil rancangan.

    Analisis secara lebih jelas dijelaskan, sebagai berikut:

    5.1.1 Analisis Rancangan Alat

    Dalam proses pembuatan produk, terjadi beberapa perubahan spesifikasi

    bahan dan ukuran dari produk sebelumnya. Produk yang sudah ada sebelumnya

    yaitu gerobak sampah yang ada sebelumnya terbuat dari bahan kayu, yang

    memiliki ukuran tinggi gerobak sampah 142 cm, tinggi pegangan 55 cm, lebar

    pegangan 100 cm dan diameter lingkar genggam 7,5 cm.

    Perubahan yang terjadi pada gerobak sampah yang ada sebelumnya

    menjadi gerobak sampah hasil rancangan yang baru adalah pada pegangan

    gerobak sampah terbuat dari pipa besi yang memiliki tinggi 108 cm, lebar 50 cm

    dan diameter 4.5 cm dengan ketebalan 1,2 mm. Pada bak gerobak sampah terdiri

    dari tiga bahan yaitu besi siku sebagai rangka yang mempunyai ukuran 4 x 4 cm

    dengan ketebalan 2 mm, kawat strimin sebagai dinding mempunyai ukuran

    diameter 2 mm, plat besi sebagai alas bak gerobak mempunyai ukuran 100 x 150

    cm dengan ketebalan 2 mm dan tinggi bak gerobak sampah 129 cm. pada ban

    gerobak sampah mempunyai ukuran diameter ban 54 cm dan tebal felek 8 cm.

    Hasil produk rancangan gerobak sampah yang baru ini memiliki beberapa

    kelebihan diantaranya:

    a. Pengguna nyaman memakai,Desain yang ada disesuaikan dengan ukuran

    data anthropometri operator gerobak sampah yang ada di UPTD delanggu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    V-2

    sehingga memberi rasa nyaman operator gerobak sampah saat

    menggunakannya.

    b. Mengurangi keluhan dan resiko pada pemakai,

    Desain yang ada dibuat untuk mengurangi keluhan dan resiko yang ada

    sebelumnya. Keluhan yang timbul ialah adanya rasa kurang nyaman

    terhadap gerobak sampah yang ada sebelumnya pada saat operator

    melakukan aktivitas beresiko bagian punggung, pinggang, lengandan kaki,

    karena pegangan gerobak sampah terlalu randah.

    5.1.2 Analisis Perhitungan Kekuatan Rangka dan Penentuan Biaya

    Rangka utama gerobak sampah yang baru ini terbuat dari pipa besi, besi

    siku dan plat besi, yang mempunyai ukuran pipa besi diameter 4,5 cm tebal 1,2

    mm, besi siku 4 x 4 cm tebal 2 mm, dan plat besi 100 x 150 cm tebal 2 mm. Untuk

    mengetahui apakah rangka besi yang di pakai dalam perancangan gerobak sampah

    tersebut aman untuk menahan beban yang di terima gerobak, dilakukan

    perhitungan terhadap beban yang bertumpu pada gerobak sampah. Berdasarkan

    perhitungan pada bab sebelumnya diperoleh hasil bahwa beban tumpuan

    maksimum yang ditopang oleh gerobak sampah tersebut untuk keseluruhan

    sebesar 200 N, gaya yang bekerja pada saat mengankat gerobak mempunyai nilai

    sebesar 412,01 N, gaya yang bekerja pada saat gerobak berjalan maju mempunyai

    nilai sebesar 531,09 N, gaya yang bekerja pada rangka sama dengan gaya yang

    diterima oleh gaya grafitasi bumi yang di terima gerobak sebesar 1143 N, maka

    kerangka produk dianggap aman.

    Biaya pembuatan rancangan gerobak sampah yang baru terdiri dari biaya

    material dan biaya non material. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

    pembelian material adalah sebesar Rp 1.270.000,00 dengan rincian yang disajikan

    pada tabel 4.6. Biaya tersebut belum termasuk biaya non material yang terdiri dari

    biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses permesinan), biaya ide, dan biaya

    transportasi. Besarnya biaya non material yang dikeluarkan adalah sebesar Rp

    445.000,00. Jadi total biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk membuat

    gerobak sampah sebesar Rp 1.715.000,00.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    V-3

    5.1.3 Analisis Kondisi Dan Hasil Rancangan Gerobak Sampah

    Dari hasil perancangan ulang yang diwujudkan dalam bentuk gambar,

    desain rancangan tersebut akan didapatkan kondisi gerobak sampah hasil

    rancangan. Tabel 5.1 menggambarkan analisis kondisi gerobak sampah setelah

    dilakukan perancangan.

    Tabel 5.1 Analisis Kondisi Gerobak Sampah Hasil Rancangan

    Keterangan Gambar gerobak sampah Posisi pegangan gerobak sampah

    tingginya sejajar dengan tinggi siku

    berdiri operator sehingga memudahkan

    operator dalam mendorong gerobak

    sampah dengan nyaman

    Pada bak gerobak sampah terdiri dari tiga

    bahan yaitu besi siku sebagai rangka yang

    mempunyai ukuran 4 x 4 cm dengan

    ketebalan 2 mm, kawat strimin sebagai

    dinding mempunyai ukuran diameter 2

    mm dan plat besi sebagai alas bak gerobak

    mempunyai ukuran 100 x 150 cm dengan

    ketebalan 2 mm

    Pegangan gerobak terbuat dari pipa besi memiliki tinggi sesuai

    dengan tinggi siku operator

    Bahan terbuat dari plat besi, besi siku dan kawat

    strimin

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    V-4

    Tabel 5.1 Analisis Kondisi Gerobak Sampah Hasil Rancangan (lanjutan)

    Keterangan Gambar gerobak sampah Tinggi bak gerobak sampah sesuai dengan

    tinggi bahu operator supaya operator