2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu...

172
2015 Laporan Tahunan Annual Report New Spirit. New Hope. Laporan Tahunan Annual Report 2015 New Spirit. New Hope. 2015 Gapura in Gapura di Cabang Stations GSE Bermotor Motorized GSE Maskapai Airlines Penerbangan Flights Ton Cargo Tons Cargo 54 55 957 276.564 158.947 Laba Tahun Berjalan Net Income for the Year Pendapatan Revenue Aset Assets dalam miliar Rp in billion Rp 54% 9% 26% 53,79 1.318,82 1.004,77 Armada Teknologi Mutakhir State-of-the-Art Fleet Beroperasi/Pesanan Operating/Order 4/14 Aircraft Towing Tractor Wide Body Beroperasi/Pesanan Operating/Order 2/8 Ground Power Unit 180 KVA Beroperasi/Pesanan Operating/Order 4/14 High Lift Loader Beroperasi/Pesanan Operating/Order 1/2 Bendibelt Laporan Tahunan Annual Report 2015 PT Gapura Angkasa DAPENRA Building, 1 st FL. Jl. Angkasa, Blok B - 12, Kav. 8 Kota Baru Bandar Kemayoran Jakarta 10610 - Indonesia New Spirit. New Hope.

Transcript of 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu...

Page 1: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

2015Laporan Tahunan Annual Report

New Spirit. New Hope.

La

po

ran

Ta

hu

na

n

An

nu

al R

ep

ort

20

15

Ne

w S

pirit. N

ew

Ho

pe

.

2015Gapura in

Gapura di

CabangStations

GSE BermotorMotorized GSE

MaskapaiAirlines

PenerbanganFlights

Ton CargoTons Cargo

54

55

957

276.564

158.947

Laba Tahun BerjalanNet Income for the Year

PendapatanRevenue

AsetAssets

dalam miliar Rpin billion Rp

54%

9%

26%

53,79

1.318,82

1.004,77

Armada Teknologi Mutakhir

State-of-the-Art Fleet

Beroperasi/PesananOperating/Order

4/14

Aircraft Towing Tractor Wide Body

Beroperasi/PesananOperating/Order

2/8

Ground Power Unit180 KVA

Beroperasi/PesananOperating/Order

4/14

High Lift Loader

Beroperasi/PesananOperating/Order

1/2

Bendibelt

Laporan Tahunan Annual Report

2015

PT Gapura Angkasa

DAPENRA Building, 1st FL.Jl. Angkasa, Blok B - 12, Kav. 8Kota Baru Bandar KemayoranJakarta 10610 - Indonesia

New Spirit. New Hope.

Page 2: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Kegiatan operasi penunjang penerbangan

di bandar udara sangat kompleks,

dan PT Gapura Angkasa menyadari bahwa faktor

keselamatan dan keamanan penerbangan serta

kepuasan pelanggan harus tetap menjadi

prioritas utama.

In view of the complexity of flight support activities at airports,Gapura recognizes that flight safety and security as well as customersatisfaction must always remain its main priorities.

Page 3: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

1Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Gapura membukukan kinerja keuangan menggembirakan

untuk tahun buku 2015. Namun terlebih penting lagi, 2015 adalah

tahun dimana manajemen baru Gapura melaksanakan

program-program transformasi bisnis yang bertumpu pada lima pilar

utama: People, Process, Premises, Brand dan Technology.

Berbagai inisiatif strategis telah dilakukan, termasuk langkah

Rebranding yang ditandai peluncuran logo baru Gapura,

menggarisbawahi kesiapan Gapura melangkah maju

dengan semangat baru menuju pencapaian visi baru menjadi

perusahaan ground handling dengan kualitas layanan kelas dunia.

Gapura posted an encouraging financialperformance for 2015. More importantly, 2015 isthe year in which Gapura’s new managementimplemented the business transformationprogram that is based on five main pillars: People,Process, Premises, Brand and Technology. TheCompany has carried out various strategicinitiatives, including rebranding, as reflected inGapura’s new logo, which underlines Gapura’sreadiness to move forward with renewed vigor to achieve its new vision of becoming a world-class ground handling company.

New Spirit. New Hope.

1Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Page 4: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

2 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Daftar IsiContents

Gapura di 2015Gapura in 2015

1 Latar Belakang TemaTheme Background

4 Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

6 Profil PerusahaanCorporate Profile

6 Identitas Baru New Identity

7 Visi, Misi Vision, Mission

8 5-Drivers Gapura 5-Drivers Gapura

10 Sekilas Gapura Gapura at a Glance

12 Jejak Langkah Milestones

14 Produk dan Jasa Product and Service

18 Wilayah OperasiOperational Areas

20 Struktur Organisasi Organizational Structure

22 Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile

25 Profil Direksi Board of Directors Profile

28 Komposisi Pemegang Saham Shareholders Composition

29 Penghargaan dan SertifikasiAwards and Certifications

30 Peristiwa Penting 20152015 Event Highlights

34 LaporanManajemen Management Report

36 Laporan Dewan KomisarisReport from the Board of Commissioners

42 Laporan Direksi Report from the Board of Directors

50 Analisis & Pembahasan ManajemenManagement Discussion & Analysis

52 Tinjauan Bisnis & OperasionalBusiness and Operational Review

Page 5: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

3Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

60 Tinjauan Pendukung Bisnis Business Support Review

60 TI Mendorong Transformasi IT Driven Transformation

63 SDM sebagai Sumber Daya Pertumbuhan Human Capital as Growth Resources

70 Tinjauan Keuangan Financial Review

76 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance

82 Rapat Umum Pemegang Saham General Shareholders Meeting (GSM)

86 Dewan Komisaris The Board of Commissioners

90 DireksiThe Board of Directors

95 Komite AuditAudit Committee

99 Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary

100 Kode EtikCode of Ethics

102 Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility

105 DataPerusahaanCorporate Data

106 Armada Fleet

110 Klien Kami Client List

111 Alamat Kantor Cabang Branch Office

115 Pejabat Senior Senior Management

116 Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2015 PT Gapura Angkasa Statement of the Board of Commissioners Regarding Responsibility for the 2015 Annual Report of PT Gapura Angkasa

117 Laporan Keuangan Financial Report

Page 6: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

4 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Angka pada tabel dan grafik menggunakan notasi bahasa Indonesia Numerical notation in all tables and graphs are in Indonesia

Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

2015 2014 2013

Pendapatan Usaha 1.318.818 1.210.443 1.092.668 Operating Revenues

Beban Usaha 1.233.475 1.195.408 1.038.202 Operating Expenses

Laba (Rugi) Usaha 85.344 15.035 54.466 Income (Loss) from Operations

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (7.458) 47.925 14.857 Other Income (Expenses) - Net

Laba Sebelum Pajak 77.885 62.960 69.323 Profit Before Tax

Beban Pajak (24.089) (27.769) (25.670) Tax Expenses

Laba Tahun Berjalan 53.796 35.191 43.652 Net Income for the Year

Pendapatan Komprehensif Lain 8.746 13.698 - Other Comprehensive Income

Jumlah Pendapatan Komprehensif 62.542 48.889 43.652 Total Comprehensive Income

Jumlah Aset Lancar 382.949 335.070 282.011 Total Current Assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 621.818 461.127 463.520 Total Non-Current Assets

Jumlah Aset 1.004.767 796.197 745.530 Total Assets

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 249.020 202.871 255.442 Total Current Liabilities

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 355.776 255.897 183.906 Total Non-Current Liabilities

Liabilitas Sewa Pembiayaan 176.422 Lease Liabilities

Jumlah Liabilitas 604.796 458.768 439.348 Total Liabilities

Modal Ditempatkan dan Disetor 215.040 215.040 215.040 Issued and Fully Paid Capital

Komponen Ekuitas Lainnya 184.931 122.389 91.142 Other Components of Equity

Jumlah Ekuitas 399.971 337.429 306.182 Total Equity

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 1.004.767 796.197 745.530 Total Liabilities and Equity

Arus Kas Diperoleh dari Aktivitas Operasi

64.492 (47.036) 101.138 Cash Flows Provided by Operating Activities

Arus Kas Digunakan dari Aktivitas Investasi

(14.590) 13.227 (118.372) Cash Flows Provided by (Used in) Investing Activities

Arus Kas Diperoleh dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan

(24.000) 21.260 - Cash Flows Provided by (Used in) Financing Activities

Rasio Ratios

EBITDA Margin (%) 10,9 10,0 10,7 EBITDA Margin (%)

Marjin Laba Usaha (%) 6,5 1,2 5,0 Operating Income Margin (%)

Marjin Laba Bersih (%) 4,7 4,0 4,0 Net Income Margin (%)

Tingkat Pengembalian Aktiva (%) 6,7 4,4 5,9 Return on Assets (%)

Tingkat Pengembalian Ekuitas (%) 13,4 10,4 14,2 Return on Equity (%)

Rasio Lancar (%) 153,8 165,2 110,0 Current Ratio (%)

Debt to Equity Ratio (%) 101,2 136,0 143,4 Debt to Equity Ratio (%)

Debt to Asset Ratio (%) 50,3 57,6 58,9 Debt to Asset Ratio (%)

(Dalam Rp Juta, kecuali disebut khusus) (in Million Rupiah, or otherwise stated)

Page 7: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

5Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Pendapatan Usaha (Rp juta)

Operating Revenue (Rp million)

2015

2015

2014

2014

2013

2013

Jumlah Aset (Rp juta)

Total Assets (Rp million)

1.210.443

796.197

1.318.818

1.004.767

1.092.668

745.530

2015

2015

2014

2014

2013

2013

Laba Tahun Berjalan (Rp juta)

Net Income for the Year (Rp million)

Jumlah Ekuitas (Rp juta)

Total Equity (Rp million)

35.191

337.429

53.796

399.971

43.652

306.182

Page 8: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

6 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Kami percaya bahwa dengan menyediakan

solusi layanan kelas dunia, kami dapat

memberdayakan para pelanggan untuk

mencapai kinerja terbaik, sekaligus memastikan

pertumbuhan laba dan bisnis berkelanjutan bagi

Gapura.

Our Distinguishing BeliefsWe Empower our customers to achieved high performance. Collaboration spirit; our customer’s success is our success. Our progressive culture ensures we deliver cutting edge solutions. People are our greatest asset and backbone of our organization.

Shared Success

Identitas BaruNew Identity

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social responsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Page 9: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

7Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Vision

Mission

Visi

Misi

Menjadi penyedia jasa ground handling

dan jasa terkait lainnya di bandar udara

dengan kualitas layanan kelas dunia

(To Provide World-Class Airport Services).

Sebagai perusahaan penyedia jasa ground

handling dan jasa terkait lainnya di bandar

udara, guna berkontribusi positif dalam

integrasi bisnis jasa penerbangan nasional

To be a service-oriented organization that is the catalyst that enables our

customers to deliver their service promises every day.

Providing professional world-class ground handling services that delight

our customers, deliver growth and profit for our stakeholders, and help

progress the airport service industry.

Page 10: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

8 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

5-Drivers Gapura

PEOPLE PROCESS

5-Drivers Gapura

Perseroan terus membentuk

sumber daya manusia

dengan karakter “passion,

responsive, sincere,

affable, consistent” melalui

rekrutmen, pelatihan

dan pemberdayaan yang

berkelanjutan.

The Company creates a pool of

human resources that possess

the mentality of “passion,

responsiveness, sincerity,

affability & consistency”

through ongoing efforts

in recruitment, training and

development.

Perseroan terus

mengembangkan organisasi

yang mampu “multi tasking”

dengan “simplified business

process” guna meningkatkan

kecepatan, efisiensi dan

akurasi kegiatan ground

handling.

The Company continues to

develop an organization that is

capable of conducting “multi-

tasking” alongside “simplified

business processes” in order to

improve the speed, efficiency

and accuracy of its ground

handling activities.

Page 11: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

9Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

TECHNOLOGYPREMISES BRAND

Perseroan terus melakukan

investasi peremajaan

peralatan GSE berteknologi

mutakhir yang “eco friendly”

untuk meningkatkan

efiesiensi biaya operasi dan

produktivitas hasil produksi.

The Company continues to

invest in revitalizing its GSE

fleet with the latest in

advanced technology “eco

friendly” units in order to

improve on the efficiency of its

operational costs, as well as

productivity.

Perseroan terus berupaya

menjadi IT-based

organization melalui

penerapan state-of-the-art

technology yang tepat guna

untuk mengoptimalkan

proses-proses operasional

ground handling.

The Company strives to become

an IT-based organization

through the utilization of

appropriate state-of-the-art

technology to fully optimize

ground handling operations.

Perseroan terus melakukan

“brand engagement” agar

karyawan memahami

semboyan baru Gapura

“Shared Success” serta

diaktualisasikan dalam

aktivitas karyawan sehari-

hari.

The Company continues to

engage in “brand engagement”

to socialize its tagline motto of

‘Shared Success’ among its

employees so as to be

manifested in their day-to-day

activities.

Untuk mencapai visi sebagai “penyedia jasa ground handling dengan kualitas kelas dunia” sejak tahun

2014 Perseroan melakukan transformasi bisnis, yang

dijabarkan menjadi 5 komponen pendorong transformasi,

dikenal sebagai “5 Drivers” yang terdiri dari:

To realize its vision of being a “ground handling services provider of world-class quality”, the Company since 2014 has undertaken a business transformation journey, in line with the following five components known as the “5 Drivers” of transformation, consisting of:

Page 12: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

10 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Gapura adalah perusahaan patungan, yang didirikan pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero), bergerak di bidang usaha jasa ground handling dan kegiatan usaha lainnya yang menunjang usaha penerbangan di bandar udara.

Pada awalnya maskapai penerbangan Garuda Indonesia

melaksanakan ground handling sendiri, namun mengingat

kebutuhan layanan profesional dan tuntutan hasil kerja yang

optimal tanpa mengabaikan unsur keamanan, keselamatan,

kehandalan dan ketepatan waktu, maka Garuda menyerahkan

kegiatan ground handling ke pihak lain agar dapat

berkonsentrasi pada operasional pesawat udara. Dari sinilah

asal mula pendirian PT Gapura Angkasa.

Per tanggal 9 Desember 2014 struktur kepemilikan saham

Gapura Angkasa adalah Garuda Indonesia (58,75%), Angkasa

Pura II (31,25%) dan Angkasa Pura I (10%).

Garuda Indonesia initially carried out ground handling by

themselves. However, given the need for professional services

and the demand for optimum results without neglecting

security, safety, reliability, and timeliness; Garuda decided to

handover ground handling activities to other parties so as

to focus on its airline operations. This is the origins of the

founding of PT Gapura Angkasa.

As of December 9, 2014, Gapura Angkasa’s shareholders

consist of Garuda Indonesia (58.75%), Angkasa Pura II

(31.25%) and Angkasa Pura I (10%).

Gapura is a joint-venture company that was established on January 26, 1998 by three State-Owned Enterprises,

namely PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero). The

Company is engaged in the business of ground handling services and other business activities that support the

aviation business at the airport.

Sekilas GapuraGapura at a Glance

Page 13: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

11Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Kegiatan ground handling berpedoman pada standar

pelayanan global dari International Air Transportation

Association (IATA) dimana Gapura menjadi anggota, sehingga

Gapura dipercaya maskapai nasional maupun internasional di

53 bandar udara tempat Perseroan saat ini beroperasi.

Layanan Gapura saat ini terus berkembang dari ground

handling ke jasa warehousing, pengelolaan executive lounge,

jasa hospitality atau passenger service assistant, serta

learning center.

Ground handling activities are based on global service

standards prescribed by the International Air Transportation

Association (IATA) of which Gapura is a member and thereby

trusted by national and international airlines at the 53 airports

that the Company currently operates in.

Gapura’s services continue to grow from ground handling

to warehousing services, executive lounge management,

hospitality services and passenger service assistance, as well

as the learning center.

Seiring dengan corporate action Garuda Indonesia menjadi

pemegang saham mayoritas, manajemen Perseroan menyusun

perencanaan baru bagi masa depan Gapura. Strategi

transformasi jangka panjang Perseroan untuk periode tahun

2015 – 2019 yang mengarah pada pertumbuhan secara

bertahap menjadi perusahaan ground handling dengan kualitas

layanan kelas dunia.

In line with Garuda Indonesia’s corporate action to become

the Company’s majority shareholder, Gapura Angkasa’s

management prepared a new plan for the future. The

Company’s long-term transformation strategy for the 2015 –

2019 period is directed towards the gradual transformation

into a world-class ground handling company.

Business Leverage

2016

• Re-Branding (2)• HC Transformation (2)• Individual & Group

Performance• Competency

Development (2)• GSE Augmentation &

Rejuvenation (2)• GSE Simplification &

Clustering (2)• Operation Control

System (2)• GSE Maintenance

Business• Unscheduled Flight

Handling• New Line of Business• Ground Breaking for

Own Office

Operational & Service Excellence

2017

• Engaged Employee• Hub Control &

Dashboard• GSE Simplification &

Clustering (3)• Operation Control

System on other Stations

• SKYTRAX Five Star Ground Handling

• Younger GSE Fleet• Improved Business

Segments Profitability

Business Excellence

2018

• Improve Financial Performance

• EBITDA margin 15%• Non-Core Business

Spin-Off • Enhanced Business

Portfolio• Overseas JV

World Class

2019

• Top 50 Best Companies in Indonesia for Creating Leaders

• IATA Approved Training Center

• IT Based Organization

• Re-Branding• HC Transformation • Competency

Development• GSE Augmentation &

Rejuvenation • GSE Simplification &

Clustering• Operation Control

System• Minimum Charge

on Low Frequency Stations

• New APB for CGK-T3

Business Leverage

2015

Page 14: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

12 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

12 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Jejak LangkahMilestones

JanuariPerseroan didirikan (Akta Pendirian No. 32) tanggal 26 Januari 1998

JanuaryEstablishment of the Company (Deed No. 32) on January 26, 1998

AprilPerseroan melayani section 6 (ref. IATA SGHA 1998)

AprilThe Company provides 6 section services (ref. IATA SGHA 1998)

Perseroan beroperasi di 20 Bandara dengan 14 section pelayanan (ref. IATA SGHA 1998)

The Company operates in 20 airports offering 14 section services (ref. IATA SGHA 1998)

• Memperluas jaringan pelayanan (area operasi) hingga 45 Bandara

• Memperoleh Penghargaan Pelayanan Publik Prima dari Kementerian Perhubungan

• Menetapkan business turnaround strategy• Memperkenalkan program cost effective

melalui business process transformation dengan hasil efisiensi Rp75 miliar

• Peninjauan safety program• Recurrent training• Restrukturisasi Organisasi, termasuk

project liquidation (GSE maintenance, Logistic, Smart Handling) dan set up SBU Others business

• Pengaplikasian Information System SAP untuk FiCo Modul (Finance and Controlling) yang dimulai 1 Oktober 2014

• Maskapai luar negeri baru: Royal Brunei, China Southern, Dragon Air (DPS) dan Oman Air (CGK)

• Memperoleh “The Best Ground Handler Around the World 2014” dari China Airlines, “The Best Top Ten Ground Handler 2014” dari Xiamen Air, dan “The Best First Quarterly in Ocean Region and The Best Ground handler 2014 di area Asia Tenggara/Oceania dari Korean Air.

• Pembukaan 10 cabang baru untuk Garuda G/H Services (MKQ, JBR, BWX, BUW, LUW, MJU, FLZ, SWQ, AMQ, dan PSU)

1998

• Mendapatkan Sertifikasi "ISAGO"• Memperoleh “SNI Award”

• Obtained the “ISAGO” Certification• Obtained the “SNI Award”

2009

1999-2000

2014

Mengoperasikan Pergudangan Internasional CGK

Operates the International Warehousing business at CGK

2005

• Expanded its area of operations to cover 45 airports

• Received the ‘Pelayanan Publik Prima’ Award from the Ministry of Transportation

• Setupbusinessturnaroundstrategy• Introductionofacosteffectiveprogram

through business process transformation resulting greater efficiency amounting to Rp 75 billion

• Reviewsafetyprogram• Recurrenttraining• OrganizationRestructuring,including

project liquidation (GSE maintenance, Logistics, Smart Handling) and set up SBU Other businesses

• ApplyingInformationSystemSAPforFiCoModule (Finance and Controlling) starting from October 1, 2014

• NewInternationalCustomers:RoyalBrunei, China Southern, Dragon Air (DPS) and Oman Air (CGK)

• TheBestGroundHandlerAroundtheWorld 2014 from China Airlines, The Best Top Ten Ground Handler 2014 from Xiamen Air, and The Best First Quarter in the Oceania Region and The Best Ground handler 2014 for the areas of Southeast Asia/Oceania from Korean Air.

• Opening10newbranchesforGarudaG/HServices (MKQ, JBR, BWX, BUW, LUW, MJU, FLZ, SWQ, AMQ, and PSU)

Page 15: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

13Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa 13Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Memperoleh Sertifikasi atas penerapan SMM ISO 9001:2000

Obtained an SMM ISO 9001:2000 certification

Mengoperasikan Pergudangan Domestik CGK

Operates the Domestic Warehousing business at CGK

2001 2003

2015

• Melakukan "Corporate Turn Around"

• Diversifikasi Produk untuk segmen LCC “SMART HANDLING”

• Engaged in a “Corporate Turn Around “

• Product diversification into LCC ”SMART HANDLING”

2004

• Implementasi Information System SAP HCM Payroll Module• Handling ATR Garuda di Pangkalanbun, Ketapang dan Tanjung

Karang, Sabang, Meulaboh, Lhokseumawe, dan Langgur• Launching Gapura Learning Center tanggal 23 Maret 2015• Handling Tiger Airways di CGK, DPS, dan SUB, Air Asia Berhad

di BTJ dan PNK, Nam Air di PGK dan TJQ, Kalstar di DPS, Express Air di CGK, Citilink di PNK dan MDC, Air Asia-X di DPS, Garuda di TKG, dan Jetstar di PLM dan PKU.

• Penandatanganan GSE Leasing Agreement tanggal 1 Juni 2015

• Zero Accident / Incident di bulan Maret, April, Mei, dan Juni• Implementasi New Brand, New Colour Scheme tanggal 7 Mei

2015• Implementasi e-Procurement mulai September 2015• GSE baru dengan Livery baru : GPU (2), HLL (4), ATW (4), PBS

(6), BendiBelt (1)• Handling pesawat Boeing B787 Dreamliner di DPS (JAL, Qatar,

Royal Brunei)• Peresmian GSE baru dengan Livery baru (ATW) tanggal 15

September 2015• Kick Off Operation Control System tanggal 8 Oktober 2015

• Implementation of Information System SAP HCM Payroll Module

• Handled Garuda’s ATR aircraft at Pangkalanbun, Ketapang and Tanjung Karang, Sabang, Meulaboh, Lhokseumawe, and Langgur

• Official launch of Gapura Learning Center on March 23, 2015• Handled Tiger Airways at CGK, DPS, and SUB; Air Asia Berhad

at BTJ and PNK; Nam Air at PGK and TJQ; Kalstar at DPS; Express Air at CGK, Citilink at PNK and MDC; Air Asia-X at DPS; Garuda at TKG; and Jetstar at PLM and PKU.

• Signing of GSE Leasing Agreement on June 1, 2015• Achieved Zero Accident / Incident during March, April, May and

June• Implementation of New Brand and New Colour Scheme on

May 7, 2015• Implementation of e-Procurement beginning in September

2015• New GSE units in new livery: GPU (2), HLL (4), ATW (4), PBS (6),

BendiBelt (1)• Handled Boeing B787 Dreamliner aircraft at DPS (JAL, Qatar,

Royal Brunei)• Official inauguration of new GSE (ATW) with new livery on

September 15, 2015• Kick Off Operation Control System on October 8, 2015

Page 16: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

14 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Produk dan JasaProduct and Service

Ground handling atau airport services mencakup pelayanan

terhadap penumpang, bagasi, cargo dan pos yang diangkut

pesawat udara, serta penyediaan peralatan untuk membantu

pergerakan pesawat di darat selama berada di bandar udara,

baik di fase kedatangan maupun keberangkatan.

Bidang usaha Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta No.

2 tanggal 1 September 2010 merupakan pengembangan dari

standar yang ditetapkan IATA Airport Handling Manual, 810

Annex A tahun 1998, yaitu kini mencakup:

1. Representation and Accommodation

2. Load Control, Communication and Departure Control

System (DCS)

3. Unit Load Device (ULD) Control

4. Passenger and Baggage

5. Cargo and Post Office Mail

6. Ramp Service

7. Aircraft Servicing

8. Fuel and Oil

9. Aircraft Maintenance

10. Flight Operation and Crew Administration

11. Surface Transport

12. Catering Service

13. Supervision and Administration

14. Airport Security

15. Warehouse and Logistic

16. Ground Handling Consultant

17. Pendidikan dan Pelatihan serta penyediaan tenaga ahli

ground handling

Secara garis besar pendapatan Perseroan diperoleh dari 3

bidang usaha, yaitu ground handling, warehousing, dan jasa-

jasa penunjang penerbangan di bandar udara.

Ground handling or airport services comprise of passenger,

baggage, cargo and postal services that are transported

by aircraft, as well as providing equipment to support the

movement of aircraft on land while at the airport, both for the

arrival and departure phases.

The Company’s business fields, as stipulated in Deed No. 2

dated September 1, 2010, are derived from the standards

prescribed in the IATA Airport Handling Manual, 810 Annex A

of 1998, include:

1. Representation and Accommodation

2. Load Control, Communication and Departure Control

System (DCS)

3. Unit Load Device (ULD) Control

4. Passenger and Baggage

5. Cargo and Post Office Mail

6. Ramp Service

7. Aircraft Servicing

8. Fuel and Oil

9. Aircraft Maintenance

10. Flight Operation and Crew Administration

11. Surface Transport

12. Catering Service

13. Supervision and Administration

14. Airport Security

15. Warehouse and Logistic

16. Ground Handling Consultant

17. Education and Training as well as providing ground

handling experts

Overall, the Company’s revenues derive from 3 business fields,

namely: ground handling, warehousing, and aviation support

services at airports.

Page 17: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

15Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Ground Handling01Layanan ground handling Perseroan dikelompokkan sesuai

segmen maskapai atau jenis penerbangan yang dilayani, yaitu:

• VVIP Handling

• Premium Handling

• LCC Handling

• Charter/Unschedule/Adhoc Flight

The Company’s ground handling services are grouped according

to the airline or type of flight served, namely:

• VVIP Handling

• Premium Handling

• LCC Handling

• Charter/Unscheduled/Adhoc Flight

Page 18: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

16 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Layanan warehousing dan cargo handling Perseroan didukung

dengan teknologi mutakhir untuk memastikan seluruh proses

pekerjaan dilakukan secara aman dan efisien. Pelayanan

warehousing Perseroan tersedia di bandara Soekarno-Hatta,

Cengkareng.

Produk dan JasaProduct and Service

Warehousing02

The Company’s warehousing and cargo handling services

are backed by the latest technology to ensure that all work

processes are safe and efficient. These warehousing services

are available at Soekarno-Hatta Airport, Cengkareng.

Page 19: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

17Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Hospitality and Learning Center

Berbeda dengan dua bidang usaha utama Gapura yang terkait

dengan operasi penerbangan di airside (sisi udara) bandar udara,

maka kegiatan jasa-jasa penunjang penerbangan berada di

landside (sisi darat) terutama di gedung terminal bandar udara.

• Executive Lounge

Gapura memperluas layanan dengan menyediakan

executive lounges di beberapa bandara: Terminal 1C

bandara CGK; Departure Hall bandara PNK dan Ground Floor

bandara PKU. Lounge Gapura menawarkan kenyamanan,

lingkungan yang tenang, fasilitas telepon, internet akses

tanpa kabel serta sajian minuman dan makanan ringan.

• Hospitality

Layanan hospitality atau Passenger Service Assistant

(PSA) terdiri dari layanan meet & greet assistance, check in

assistance, visa & immigration assistance, baggage claim

assistance, customs clearance assistance, limousine services,

dan international events. Tersedia untuk proses kedatangan,

transit atau keberangkatan di bandara CGK, DPS, JOG dan PNK.

Awalnya layanan hanya ditujukan untuk penumpang

Garuda Indonesia, namun digunakan juga oleh maskapai

internasional (Korean Air, Japan Airlines) dan hotel bintang

5 (Shangri-La, Mulia, Mandarin, Hermitage) serta pelanggan

korporat dan individu lain. Hospitality Gapura telah

tergabung ke dalam The Concierge Society of Indonesia.

• Learning Center

Gapura Learning Center telah ditingkatkan menjadi unit bisnis

yang memberi pelatihan untuk pihak eksternal bidang basic

airport handling management, basic frontliner, grooming &

etiquette, aviation security, cargo and mail, dangerous goods,

dan Ground Support Equipment (GSE) operator.

Lulusan Gapura Learning Center memperoleh sertifikat

dan SKP (Surat Kecakapan Personel) dari Kementerian

Perhubungan yang merupakan lisensi resmi untuk bekerja

di kebandarudaraan dan maskapai penerbangan.

In contrast to Gapura’s two main businesses that are

associated with airside airport flight operations, flight support

services are situated on the landside, specifically within the

airport terminal buildings.

• Executive Lounge

Gapura expanded its services by providing executive lounges

at a number of airports, namely: Terminal 1C CGK airport, the

Departure Hall at PNK airport and the Ground Floor of the

PLM airport. The Gapura Lounge offers total comfort, a calm

environment, telephone facilities, wireless internet access,

as well as a selection of drinks and light snacks.

• Hospitality

Hospitality services or Passenger Service Assistance (PSA)

comprise of meet & greet assistance, check in assistance, visa

& immigration assistance, baggage claim assistance, customs

clearance assistance, limousine services, and international

events services. Arrival processing, transit, or departure services

at the CGK, DPS, JOG and PNK airports are also provided.

These services were initially intended for passengers of Garuda

Indonesia only, but they are now available for customers of

other international airlines (Korean Air, Japan Airlines) and

5-star hotels (Shangri-La, Mulia, Mandarin, Hermitage) as well

as other corporate and individual customers. Gapura hospitality

has been incorporated into The Concierge Society of Indonesia

• Learning Center

Gapura Learning Center has been upgraded into a business

unit that provides training to external parties in the field of

basic airport handling management, basic frontline services,

grooming & etiquette, aviation security, cargo and mail,

dangerous goods, and Ground Support Equipment (GSE)

operations.

Graduates of Gapura’s Learning Center receive a certificate

and Personnel Proficiency Certification (SKP) from the

Ministry of Transportation, which is an official license to work

at airports and airlines.

03

Page 20: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement reportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social responsibilityCorporate DataFinancial report

01

18 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report 19Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Wilayah OperasiOperational Areas

Aceh

Meulaboh

SabangLhokseumawe

Gunung Sitoli

Medan

Pinangsori

Padang

PekanbaruBengkulu

Jambi

Batam

Palembang

Tanjung Karang

Pangkal Pinang

Ketapang

Pangkalanbun

Jakarta (CGK)

Jakarta (HLP)

Bandung

Tanjung Pandan

Pontianak

Putusibau

Banjarmasin

Balikpapan

Mamuju

Makassar

Pomalaa

Ende

Kupang

Bau bau

Ambon Langgur

SaumlakiMerauke

Jayapura

Sorong Manokwari

Biak

Luwuk

Manado

Yogyakarta

SemarangSolo

SurabayaJember

Banyuwangi

Denpasar

LombokSumbawa

TambolakaLabuan Bajo

Bima

Jakarta (CGK)

Merupakan Cabang Utama yang memiliki kapasitas untuk menangani pesawat dari semua tipe pesawat, baik wide body maupun narrow body, termasuk type pesawat A-380.Melayani 250 Flight/hari dari 18 customer. Ada empat customer untuk penerbangan domestik dan 14 untuk penerbangan internasional.

Main Hub Station capable of accomodating all types of wide-body and narrow-body aircraft, including the A-380. Handled 250 flights/day from 18 customers, 4 for domestic flights and 14 for international flights.

Penerbangan Flights250 Pelanggan

Customers18Denpasar (DPS)

Merupakan Cabang yang mampu menangani pesawat wide body dan narrow body, kecuali tipe pesawat A-380.Melayani 96 Flight/hari dari 19 customer. Ada dua customer untuk penerbangan domestik dan 17 untuk penerbangan internasional.

Hub Station capable of accomodating all types of wide-body and narrow-body aircraft except the A-380. Handled 96 flights/day from 19 customers, 2 for domestic flights and 17 for international flights.

Penerbangan Flights96 Pelanggan

Customers19

Surabaya (SUB)

Merupakan cabang yang mampu menangani pesawat wide body dan narrow body, kecuali tipe pesawat A-380.Melayani 96 Flight/hari dari 5 customer. Ada empat customer untuk penerbangan domestik dan satu untuk penerbangan internasional.

Hub Station capable of accomodating all types of wide-body and narrow-body aircraft, except the A-380. Handled 96 flights/day from 5 customers, 4 for domestic flights and 1 for international flights.

Penerbangan Flights96 Pelanggan

Customers5

Medan (KNO)

Merupakan cabang yang mampu menangani pesawat wide body dan narrow body, kecuali tipe pesawat A-380.Melayani 51 Flight/hari dari 5 customer. Ada dua customer untuk penerbangan domestik dan tiga untuk penerbangan internasional.

Hub Station capable of accomodating all types of wide-body and narrow-body aircraft, except the A-380. Handled 51 flights/day from 5 customers, 2 for domestic flights and 3 for international flights.

Penerbangan Flights51 Pelanggan

Customers5

Balikpapan (BPN)

Merupakan cabang yang mampu menangani pesawat wide body dan narrow body, kecuali tipe pesawat A-380.Melayani 35 Flight/hari dari 4 customer. Ada tiga customer untuk penerbangan domestik dan satu untuk penerbangan internasional.

Hub Station capable of accomodating all types of wide-body and narrow-body aircraft except the A-380. Handled 35 flights/day from 4 customers, 3 for domestic flights and 1 for international flights.

Penerbangan Flights35

Pelanggan Customers4

Makassar (UPG)

Merupakan cabang yang mampu menangani pesawat wide body dan narrow body, kecuali tipe pesawat A-380.Melayani 56 Flight/hari dari 3 customer. Ada dua customer untuk penerbangan domestik dan satu untuk penerbangan internasional.

Hub Station capable of accomodating all types of wide-body and narrow-body aircraft except the A-380. Handled 56 flights/day from 3 customers, 2 for domestic flights and 1 for international flights.

Penerbangan Flights56 Pelanggan

Customers3

Page 21: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

20 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report 21Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Direktur Operasi(EVP Operation Services)

BOARD OF DIRECTORSHead of Internal Auditor

Corporate Secretary

Head of Safety Security & Quality

Assurance

Admin & Financial Lead Auditor

Commercial & Operation Lead

Auditor

SM General Affair & Public Relation

SM Legal

SM Quality & Standardization

SM Aviation Safety & Security

Direktur Keuangan(EVP Finance Services)

Direktur Utama(President & CEO)

VP Accounting & Risk Management

VP Commercial Services

VP Operation Services

VP Maint & Eng Services

SM Contract

SM Customer Relation

SM Passenger Services

SM Baggage & Cargo Services

SM Ramp Operation Services

SM Maintenance

SM Engineering

SM Business Relationship

VP Financial Analysis & Budgeting

SM Fin Analysis & Management

Report

SM Budgeting

VP Treasury

SM Cash Management

SM Account Rec & Tax Management

SM Accounting

SM Asset & Risk Management

VP Human Capital VP ProcurementVP Corp Plan & IT

Support

SM HC Planning & Learning Dev

SM HC Admin Compensation &

Benefit

SM Corporate Culture

SM Outsourcing Management

SM Purchasing

SM Compliance

SM Strategic Planning

SM IT Support

SBU

Kantor Cabang (Branch Offices)

Kantor Perwakilan (Representative Offices)

Direktur Strategi & SDM(EVP Strategy & HC Services)

20 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report 21Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Head of Inspector/Inspector

Safety Services & Quality

Struktur Organisasi per 5 Februari 2016

Organizational Structure as of 5 February, 2016

Page 22: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

22 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Profil Dewan KomisarisBoard of Commissioners Profile

Capt. Novianto Herupratomo Komisaris UtamaPresident Commissioner

Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak 22 November 2013. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai Direktur Operasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Sebelumnya di Garuda Indonesia Beliau menjabat VP Corporate Quality, Safety & Environment Management, VP Flight Safety, Aviation Security & Environment, GM Incident Management, GM Incident Investigation, Company Check Pilot Boeing 737 Strata III, GM Flight Standard, Manager Company Operating Procedure, Manager Technical, Pilot Boeing 737, Simulator Instructor Boeing 737, Captain Narrow Body, Senior Flight Offier Wide Body, Copilot DC-9, dan Junior Copilot DC-9. Memulai karir sebagai penerbang di Garuda Indonesia sejak 27 November 1981.

Novianto Herupratomo lahir di Malang 25 November 1959, lulusan Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU) Curug pada 1981.

Serving as President Commissioner since November 22, 2013. Concurrently, he serves as Operations Director at PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

His previous positions with Garuda Indonesia were as VP for Corporate Quality, Safety & Environment Management, VP for Flight Safety, Aviation Security & Environment, GM Incident Management, GM Incident Investigation, Company Check Pilot Boeing 737 Strata III, GM Flight Standard, Manager Company Operating Procedure, Manager Technical, Pilot of the Boeing 737, Simulator Instructor for the Boeing 737, Captain for Narrow Body, Senior Flight Officer for Wide Body, Copilot DC-9, and Junior Copilot DC-9. He began his career as a pilot with Garuda Indonesia from November 27, 1981.

Novianto Herupratomo was born in Malang on November 25, 1959, and graduated from the Air Transportation Educational Institute, Curug, in 1981.

Page 23: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

23Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Yushan Sayuti KomisarisCommissioner

Menjabat sebagai Komisaris sejak 22 November 2013. Pada saat bersamaan Beliau juga menjabat Direktur Operasi PT Angkasa Pura I (Persero) pada periode 10 April 2013 sampai dengan 10 November 2015.

Sebelumnya di TNI AU Beliau menjabat Panglima Komando Operasi II berkedudukan di Makassar, Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Komandan Polisi Militer, Kepala Dinas Survey dan Pemotretan Udara, Kepala Pusat Komando Pengendalian Markas Besar AU, Komandan Lanud Sulaiman Bandung, perwira di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara, Komandan Skadron Udara 4, Instruktur Wing Pendidikan 1, dan perwira penerbang Skadron Udara 17.

Yushan Sayuti lahir di Pariaman 19 Maret 1952, lulusan Akademi Angkatan Udara pada 1976 dan Sekolah Penerbang TNI AU pada 1980.

Serving as Commissioner since November 22, 2013. Concurrently, he also served as Operations Director at PT Angkasa Pura I Persero) for the period April 10, 2013 to November 10, 2015.

A career officer in the Indonesian Air Force, his previous postings include that of Commander in Chief Operations Command II in Makassar, Commander of Abdulrachman Saleh Airbase, Malang, Commander of the Military Police, Head of the Aerial Survey and Photography Bureau, Head of Control Command Center at Air Force Head Quarters, Commander of Sulaiman Airbase Bandung, officer at the Air Force Staff and Command School, Commander of Squadron 4, Instructor at Flight School Wing 1, and Flight Officer of Squadron 17.

Yushan Sayuti was born in Pariaman on March 19, 1952, and graduated from the Air Force Academy in 1976 and from the Air Force Flight School in 1980.

IGN Bambang Tjahjono KomisarisCommissioner

Menjabat sebagai Komisaris sejak 22 November 2013. Saat ini Beliau juga menjabat Direktur Utama Perum LPPNPI (AirNav Indonesia).

Sebelumnya di Kementerian Perhubungan Beliau menjabat Direktur Bandar Udara, Kepala Pusat Pendidikan Pelatihan Perhubungan Udara, Direktur Keselamatan Penerbangan, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan Kepala Administrasi Bandara Soekarno-Hatta.

IGN Bambang Tjahjono lahir di Semarang, 6 April 1955. Memperoleh gelar sarjana Planologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1980, dan gelar Magister Teknik Bandara (Airport Engineering) dari École Nationale des Travaux Publics de l’État (ENTPE) di Lyon, Perancis pada 1985.

Serving as Commissioner since November 22, 2013. Concurrently, he serves as President Director of Perum LPPNPI (AirNav Indonesia).

Previously, he has held a number of positions at the Ministry of Transportation, including as Director of Airports, Head of the Air Transportation Training Center, Director of Flight Safety, Secretary Director General of Air Transportation, and Administration Head, Soekarno-Hatta Airport.

IGN Tjahjono was born in Semarang on April 6, 1955. He obtained his Bachelor’s degree in Planology from the Institut Teknologi Bandung (ITB) in 1980, and Master’s degree in Airport Engineering from École Nationale des Travaux Publics de l’État (ENTPE), Lyon, France, in 1985.

Page 24: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

24 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Bintang Hidayat KomisarisCommissioner

Menjabat sebagai Komisaris sejak 28 April 2015. Pada 12 Januari 2016 Beliau menjabat sebagai Kasubdit Litbang Perhubungan Udara.

Sebelumnya di Kementerian Perhubungan Beliau menjabat Kepala Otoritas Bandara Wilayah I – Bandara Soekarno-Hatta, Direktur Bandar Udara, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV – Bandara Ngurah Rai, Kepala Bagian Perencanaan Perhubungan Udara, Kepala Sub Direktorat Sistem & Standardisasi Pelayanan Direktorat Angkutan Udara, dan Kepala Sub Direktorat Program Bandara. Bintang Hidayat lahir di Purwokerto, 5 Mei 1967. Memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur dari Universitas Diponegoro Semarang pada 1987.

Serving as Commissioner since April 28, 2015. As of January 12, 2016, he concurrently holds the position of Head of Air Transportation R&D Sub-Directorate.

Previously at the Ministry of Transportation, he served as the Head of Airport Authority Region I - Soekarno-Hatta Airport, Director of Airports, Head of Airport Authority Region IV - Ngurah Rai Airport, Head of Air Transportation Planning Section, Head of System & Service Standardization Sub-Directorate, Air Transportation Directorate, and Head of the Airport Program Sub-Directorate.

Bintang Hidayat was born in Purwokerto on May 5, 1967. He obtained his Bachelor’s degree in Architecture from Universitas Diponegoro, Semarang in 1987.

Ituk Herarindri Komisaris Commissioner

Menjabat sebagai Komisaris sejak 28 Oktober 2015. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai Direktur Airport Services dan Facility PT Angkasa Pura II (Persero).

Sebelumnya di PT Kereta Api Indonesia sebagai Vice President of Customer Care serta Advisor of Commercial Director for Contact Center & Customer Services, Managing Director PT Inasti Mitra Solusi Consultant. Di PT Indosat, Tbk pernah menjabat sebagai Head of Internal Communication, Manager Training Operation dan Branch Manager of Area Jakarta Barat, Jakarta Pusat & Tangerang. Di PT Satelindo pernah menjabat sebagai Manager Revenue Assurance, Customer Service & Loyalty Customers of Jabodetabek, Supervisor of VIP Services & Retention of Jabodetabek Region, Supervisor of National Call Center VIP Services dan Supervisor of Walk in Services/Galeri. Juga menjabat sebagai Vice Chairman di ORCA Diving School.

Ituk Herarindri lahir di Yogyakarta, 15 Agustus 1965. Memperoleh gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Surabaya.

Serving as Commissioner since October 28, 2015. Concurrently, she serves as Director of Airport Services and Facilities at PT Angkasa Pura II (Persero).

Her previous positions include that of Vice President of Customer Care and Advisor to the Commercial Director for Contact Centers & Customer Service at PT Kereta Api Indonesia, Managing Director of PT Inasti Solusi Consultants, Head of Internal Communications, Manager of Training Operations, and Branch Manager for West jakarta, Central Jakarta and Tangerang Area at PT Indosat, Manager of Revenue Assurance, Customer Service & Loyalty Customers of the Jabodetabek Region, Supervisor of VIP Services & Retention of the Jabodetabek region, Supervisor of the national Call Center VIP Services and Supervisor for Walk-In Services/Gallery with PT Satelindo. She has also served as Vice Chairman at ORCA Diving School. Ituk Herarindri was born in Yogyakarta on August 15, 1965. She obtained her Bachelor’s degree in Economics from Universitas Surabaya (Ubaya).

Page 25: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

25Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Profil Direksi Board of Directors Profile

Agus Priyanto Direktur UtamaPresident & CEO

Menjabat sebagai Direktur Utama sejak 19 Desember 2013.

Sebelumnya di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sejak 1986. Sepanjang karirnya di Garuda Indonesia, beliau telah menduduki berbagai jabatan, termasuk sebagai Direktur Pelayanan, Direktur Niaga, General Manager untuk Spanyol, Italia, Austria dan Jerman, VP Revenue Management, Area Manager untuk Australia & New Zealand, General Manager untuk Swiss, General Manager untuk Brunei Darussalam dan General Manager untuk Scandinavia dan Finlandia. Selain itu beliau pernah menjabat Komisaris PT Aerowisata, Komisaris PT Gapura Angkasa, serta Komisaris Utama PT Abacus Distribution Systems Indonesia.

Agus Priyanto lahir di Lubuk Pakam, Sumatra Utara, 15 Agustus 1958. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto pada 1984. Beliau juga telah mengikuti pendidikan AMDP (Airlines Management Development Program) yang diselenggarakan oleh IATA Jenewa pada tahun 2000. Selain itu beliau juga telah mengikuti berbagai kursus dan pelatihan Leadership yang diselenggarakan oleh berbagai institusi Internasional termasuk mengikuti program Management Trainee di USA dan Canada yang dilaksanakan oleh Garuda Indonesia.

Serving as President & CEO since December 19, 2013.

Previously he served at PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, starting from 1986. During his career with Garuda Indonesia, he held a number of positions including as Service Director,

Commercial Director, General Manager for Spain, Italy, Austria and Germany, VP for Revenue Management, Area Manager for Australia & New Zealand, General Manager for Switzerland, General Manager for Brunei Darussalam, and General Manager for Scandinavia & Finland. He has also served as Commissioner at PT Aerowisata, Commissioner at PT Gapura Angkasa, and President Commissioner at PT Abacus Distribution Systems Indonesia.

Agus Priyanto was born in Lubuk Pakam, North Sumatra, on August 15, 1958. He obtained his Bachelor’s degree in Economics from Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, in 1984, and completed the IATA-sponsored AMDP (Airlines Management Development Program) training program in Geneva in 2000. In addition, he has attended numerous seminars and workshops on Leadership from a variety of international institutions, including participating in Garuda Indonesia’s Management Trainee program in the US and Canada.

Page 26: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

26 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Sucipto Direktur Operasi EVP Operation Services

Mengawali karir sebagai Mekanik dan Operator GSE PT Garuda Indonesia Surabaya tahun 1982 kemudian ke Garuda Maintenance Facility di Jakarta sebagai Engineer, Manager Engineering Project, Senior Manager Engineering Procurement sebelum berpindah ke Gapura Angkasa sebagai Vice President Operations, VP Facility, GM Soekarno-Hatta Airport, GM Ngurah Rai Bali, dan VP Corporate Secretary.

Sucipto menyandang gelar sebagai Sarjana Teknik Mesin dan Magister Manajemen Air Transportation dan juga pernah mengikuti berbagai training di dalam maupun di luar negeri: Aircraft Engines di Rolls Royce UK, General Electric USA, Station Handling Management Course IATA Switzerland.

He began his career in 1982 as a GSE Mechanic and Operator with PT Garuda Indonesia in Surabaya, before moving to the Garuda Maintenance facility in Jakarta to serve as an Engineer, Manager for Engineering Projects, and Senior Manager for Engineering Procurement, before eventually moving to Gapura Angkasa to serve as VP for Operations, VP for Facility, GM Soekarno-Hatta Airport, GM Ngurah Rai Bali, and VP Corporate Secretary.

He holds a Bachelor degree in Mechanical Engineering and a Master degree in Air Transportation Management, and has also participated in various domestic and overseas training programs, including training on Aircraft Engines with Rolls Royce UK and General Electric USA, and a Station Handling Management Course with IATA, Switzerland.

Eko Diantoro Direktur Strategi & SDM EVP Strategy & Human Capital Services

Menjabat sebagai Direktur Strategi dan SDM sejak 28 Oktober 2015.

Sebelumnya berkarier di PT Angkasa Pura II (Persero) dengan jabatan terakhir sebagai Sekretaris Perusahaan. Posisi lain yang pernah dijabat di Angkasa Pura II adalah sebagai Deputi bidang Komersial Bandara Soekarno-Hatta, GM Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, GM Bandara Husein Sastranegara Bandung, Investory & Fixed Asset Manager, dan Organization & Job Evalution Manager.

Eko Diantoro lahir di Tanjung Pinang 31 Januari 1960. Memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara dari UNIS Tangerang.

Serving as EVP Strategy & Human Capital Services since October 28, 2015.

He previously had a career with PT Angkasa Pura II (Persero) and his last position was as Corporate Secretary. Other positions held during his time at Angkasa Pura II include that of Commercial Deputy at Soekarno-Hatta Airport, GM Sultan Mahmud Badaruddin II Airport, Palembang, GM Husein Sastranegara Airport, Bandung, Investor & Fixed Asset Manager, and Organization & Job Evaluation Manager.

Eko Diantoro was born in Tanjung Pinang on January 31, 1960. He obtained his Bachelor’s degree in State Administration from UNIS, Tangerang.

Page 27: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

27Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Ester Siahaan Direktur Keuangan EVP Finance Services

Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 28 Oktober 2015.

Sebelumnya berkarier di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sejak tahun 1993 dengan jabatan terakhir sebagai VP Financial Analysis, setelah sebelumnya menjabat antara lain sebagai SM Financial Analysis, SM Finance SBU Citilink, Manager Financial Planning, HRD Project Coordinator SBU Citilink, dan Manager System and Procedure. Selain itu beliau pernah menjabat sebagai Komisaris PT Aerotrans.

Ester Siahaan lahir di Jakarta, 25 Januari 1969. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran Bandung pada 1992, dan Magister Manajemen Transportasi Udara dari Universitas Indonesia pada 1996.

Serving as EVP Finance Services since October 28, 2015.

Previously had a career with PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk starting from 1993, with her last position as VP for Financial Analysis, following prior postings as, among others, SM Financial Analysis, SM Finance SBU Citilink, Manager Financial Planning, HRD Project Coordinator SBU Citilink, and Manager for Systems and Procedures. In addition, she has also served as Commissioner at PT Aerotrans.

Ester Siahaan was born in Jakarta on January 25, 1969. She obtained her Bachelor’s degree in Economics from Universitas Padjadjaran Bandung in 1992, and a Master’s degree in Air Transportation Management from Universitas Indonesia in 1996.

Page 28: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

28 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Komposisi Pemegang SahamShareholders Composition

PTGarudaIndonesia(Persero)Tbk.memilkisahamsebesar 1.263.360 (Satu Juta Dua Ratus Enam Puluh Tiga Ribu Tiga Ratus Enam Puluh) saham Perseroan atau 58,75%.

PTGarudaIndonesia(Persero)Tbk.owned1,263,360(One Million Two Hundred Sixty Three Thousand and Three Hundred Sixty) Company’s shares or 58.75%.

Juta Saham

Million Shares

1,263

PT Angkasa Pura II (Persero) memilki saham sebesar 672.000 (Enam Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu) saham Perseroan atau 31,25%.

PTAngkasaPuraII(Persero)owned672,000(SixHundred and Seventy Two Thousand) Company’s Shares or 31,25%.

Ribu Saham

Thousand Shares

672

PT Angkasa Pura I (Persero) memilki saham sebesar 215.040 (Dua Ratus Lima Belas Ribu Empat Puluh) saham Perseroan atau 10%.

PTAngkasaPuraI(Persero)owned215,040(Two Hundred and FifteenThousand and Fourty) Company’s shares or 10%.

Ribu Saham

Thousand Shares

215

2015

10%

58,75%

31,25%

Page 29: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

29Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Penghargaan dan SertifikasiAwards and Certifications

1. International Air Transport Association IATA Safety Audit for Ground Operations (ISAGO) 2015 untuk Bandara Soekarno-Hatta (CGK)Safety Audit for Ground Operations (ISAGO) 2015 for Soekarno-Hatta International Airport (CGK)

2. International Air Transport Association IATA Safety Audit for Ground Operations (ISAGO) 2015 untuk Ngurah Rai International Airport (DPS)IATA Safety Audit for Ground Operations (ISAGO) 2015 for Bandara Ngurah Rai (DPS)

3. Korean AirPenghargaan “Penyedia Pelayanan Berkualitas Terbaik” di Asia Tenggara untuk Cabang Cengkareng, Bandara Soekarno Hatta Certificate of “Highest Quality Service Provider” in South East Asia for Cengkareng Branch, Soekarno Hatta Airport

4. Japan AirlinesPenghargaan “Tidak Ada Insiden di Ramp selama 19 Tahun” untuk cabang Cengkareng Bandara Soekarno HattaCommendation “No Ramp Incident for Nineteen Years” for Cengkareng Branch, Soekarno Hatta Airport

1

3

4

2

Page 30: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

30 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

Stasiun CGK mendapatkan apresiasi “The Best Handler Award – Year 2014” untuk South East Asia dari Korean Air Lines (KE) yang diserahkan kepada Direktur Utama oleh General Manager KE.

CGK Station was awarded with “The Best Handler Award - Year 2014” in the South East Asia region from Korean Air Lines (KE), presented to the President Director by the General Manager of KE.

Peristiwa Penting 20152015 Event Highlights

05 Maret March 23 Maret March

Peresmian Gapura Learning Center di lokasi pertama di Gedung Garuda Lt.6, Jl. Gunung Sahari Raya No. 52, Jakarta Pusat sebagai upaya membina tenaga yang terdidik dan terampil secara terstruktur dan berkelanjutan dan memenuhi persyaratan.

The official launch of the first Gapura Learning Center facility at Gedung Garuda 6th floor, Gunung Sahari Road No. 52, Central Jakarta, as part of sustained and structured efforts to develop skilled and competent people.

01 Mei May

Stasiun DPS melayani penerbangan perdana (inaugural flight) pelanggan baru Tiger Air (TR) rute SIN-DPS 2x per hari.

DPS Station served the inaugural fight of a new customer, Tigerair (TR), on the SIN-DPS route 2x per day.

07 Mei May

Penerapan brand color scheme Gapura yang baru di Ground Service Equipments (GSE) di stasiun HLP yang diaplikasikan pada peralatan ATN, GPU, BCL, LST, WST, PBS, MPS, BTT, ACU dan ASU.

Implementation of the new color scheme of Gapura for Ground Service Equipment (GSE) units at HLP Staion for ATN, GPU, BCL, LST, WST, PBS, MPS, BTT, ACU and ASU equipment..

Page 31: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

31Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

28 Maret March

Gapura ikut mendukung kampanye switch off “Earth Hour 2015” Garuda Indonesia sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap pelestarian alam dan lingkungan, serta perwujudan komitmen kepada pengurangan dampak perubahan iklim.

Gapura supported Garuda Indonesia’s “2015 Earth Hour” as a method for raising awareness on environmental conservation, and the commitment to reducing the impact of climate change.

08 Juni June

Stasiun CGK dan Kantor Pusat pada 8-12 Juni 2015 melaksanakan renewal audit ISAGO (IATA Safety Audit for Ground Operations) oleh auditor dari IATA (Turkish Airlines) untuk masa berlaku tahun 2015 – 2017.

CGK Station and the head office on June 8 to June 12, 2015 undertookthe renewal audit for its ISAGO (IATA Safety Audit for Ground Operations) certification by IATA auditors (Turkish AIrlines) for the period 2015–2017.

21 April April

Stasiun HLP melayani penerbangan VVIP dari para kepala negara Asia dan Afrika yang datang menghadiri peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung.

HLP Station handled the VVIP flights of heads of states from Asian and African countries arriving at the station for the 60th Anniversary of the Asia-Africa Conference in Jakarta and Bandung.

Stasiun DPS melaksanakan renewal audit ISAGO (IATA Safety Audit for Ground Operations) oleh auditor dari IATA (Qatar Airways) pada 16-19 Juni 2015 untuk masa berlaku tahun 2015 – 2017.

DPS Station on June 16 to June 19, 2015, undertook the renewal audit for its ISAGO (IATA Safety Audit for Ground Operations) certification by IATA auditors (Qatar Airways) for the period 2015–2017.

16 Juni June

Page 32: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

32 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

01

23 Juni June 15 Juli July

Untuk pertama kalinya Cabang SUB handling pesawat Boeing 787 Dreamliner Royal Brunei Airlines.

The SUB Branch handled its first Boeing 787 Dreamliner aircraft, belonging to Royal Brunei Airlines.

Penggunaan perdana GSE dengan livery baru untuk melayani penerbangan VVIP di stasiun HLP.

GSE units with the new livery of Gapura were introduced for serving VVIP flights at HLP Station.

09 Oktober October

Penerbangan perdana (inaugural flight) Thai Airways (TG) dengan armada paling mutakhir Boeing 787 Dreamliner di stasiun DPS untuk rute BKK-DPS pp.

The inaugural flight of Thai Airways’ (TG) latest jet, the Boeing 787 Dreamliner, at DPS Station for the BKK-DPS vv route.

08 Oktober October

Kick off ground handling Operation Control System (OCS) yang diterapkan pertama kali di stasiun CGK dan akan dilanjutkan di Cabang Hub lainnya guna meningkatkan layanan melalui leading indicator serta efektivitas dan efisiensi operasional.

Kick off for the implementation of ground handling Operation Control System (OCS) which will be first implemented at CGK Station and other hub branches at a later stage, to improve services through the use of leading indicators for effectiveness and operational efficiency.

Page 33: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

33Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

21 Agustus August

Pelayanan Penerbangan Haji Jama’ah Indonesia tahun 2015/1326H di cabang HLP. Selain Cabang HLP Gapura juga melayani penerbangan di embarkasi UPG, KNO, BPN, BTJ, BDJ, SOC, LOP dan PDG (Garuda Indonesia) serta PLM (Garuda Indonesia dan Saudi Airline).

First flight service for Indonesian Hajj Pilgrims of the 2015/1326H season at the HLP branch. Besides HLP, Gapura also serves flight embarkations at UPG, KNO, BPN, BTJ, BDJ, SOC, LOP and PDG (Garuda Indonesia) and PLM (Garuda Indonesia and Saudi Airlines).

11 Desember December

Gapura mendapatkan penghargaan dari Garuda UPG atas jasanya mencegah tabrakan/near hit antara pesawat penerbangan haji GA dengan pesawat JT.

Gapura received appreciation from Garuda Indonesia UPG for its performance in preventing a near-hit incident between GA hajj aircraft and a JT aircraft.

12 November November

Stasiun HLP melayani penerbangan VVIP dengan menampilkan branding Perseroan yang baru baik logo maupun colour scheme.

HLP Station served a VVIP flight which also exposed the new logo and color scheme of Gapura.

15 September September

Peresmian penggunaan GSE generasi baru di stasiun CGK oleh Direktur Utama antara lain ATW (Aircraft Towing Tractor) untuk pesawat berbadan lebar yang ramah lingkungan dengan teknologi mesin Euro 3.

Launching ceremony for the new-generation GSE units at CGK Station by the President & CEO, which include the ATW tractor with an eco-friendly Euro 3 compliant engine for wide-body aircraft.

Page 34: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement reportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social responsibilityCorporate DataFinancial report

02

Laporan Manajemen

Management Report

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

02

Page 35: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

35Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Laporan Dewan Komisaris

Laporan Direksi

Report from the Board of Commissioners Report from the Board of Directors

36

42

Berbagai pencapaian tahun 2015 merupakan hasil dari

implementasi program transformasi bisnis kami dan terus

berlanjut secara bertahap hingga Gapura menjadi perusahaan

ground handling dengan kualitas layanan kelas dunia.

The various achievements of 2015 were the result of the implementation of our business transformation program, which will continue in further stages towards our vision of becoming a ground handling company providing world-class services.

Page 36: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

02

36 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement reportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social responsibilityCorporate DataFinancial report

02

36 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Laporan Dewan KomisarisReport from the Board of Commissioners

Page 37: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

37Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa 37Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Pertama-tama izinkan saya mengucap puji syukur

kehadirat Tuhan YME yang atas berkat-Nya telah

membimbing perjalanan Gapura pada tahun 2015

dengan hasil pencapaian kinerja yang baik.

Berbagai pencapaian pada tahun 2015 ini semakin

mendekatkan Gapura dengan sasaran Perseroan

untuk menjadi perusahaan ground handling dengan

kualitas layanan kelas dunia (world-class service)

sebagai hasil program transformasi bisnis yang

diterapkan sejak tahun 2014.

Penilaian atas Kinerja Direksi

Dewan Komisaris memberikan apresiasi yang

tinggi atas kinerja Direksi secara keseluruhan

dalam memimpin jalannya Perseroan selama tahun

2015. Pada sisi kinerja keuangan, Gapura berhasil

membukukan pendapatan usaha Rp 1.319 miliar

pada tahun 2015, meningkat 9% dibandingkan

pendapatan usaha pada tahun 2014, sementara

laba komprehensif mencapai Rp 62,54 miliar, atau

meningkat 28% dari laba komprehensif Rp 48,89

miliar pada tahun 2014.

I would like to first of all give praise for the grace

and blessings of God the Almighty, that by His

guidance Gapura was able to end the year 2015

with a satisfactory performance.

With the achievements of 2015, Gapura is moving

ever closer to its aspiration of becoming a ground

handling company providing worldclass services,

as a result of the business transformation program

that has been ongoing since 2014.

Assessment on Directors Performance

The Board of Commissioners would like to commend

the performance of the Board of Directors for their

management of the Company during 2015. In

terms of the company’s financials, Gapura posted

an increase of 9% in operating revenues over 2014

to reach Rp 1,319 billion in 2015. Comprehensive

income meanwhile amounted to Rp 62.54 billion,

an increase of 28% over comprehensive income of

Rp 48.89 billion, recorded in 2014.

Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang terhormat,

Esteemed Shareholders and Stakeholders,

Page 38: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

02

38 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Dalam sisi operasional, Direksi juga berhasil meningkatkan

beberapa parameter kinerja dan keselamatan, antara lain

produksi ground handling yang meningkat 8% dari 255.350

flight di tahun 2014 menjadi 276.564 flight pada akhir 2015,

serta tingkat accident ratio yang menurun dari 0,05% pada

tahun 2014 menjadi 0,025% pada tahun 2015.

Dewan Komisaris memberi dukungan dan penghargaan kepada

manajemen yang telah menyusun rencana transformasi

bisnis Perseroan serta melaksanakan rencana tersebut

pada tahun 2015 melalui berbagai program kerja bertumpu

pada lima pilar pendorong yaitu People, Process, Premises,

Brand, dan Technology. Kerja sama yang solid dan terpadu

di antara seluruh jajaran karyawan adalah kunci keberhasilan

implementasi program transformasi bisnis, yang akan terus

dijalankan secara bertahap di tahun-tahun mendatang.

Pandangan atas Prospek Usaha yang Disusun

Direksi

Dewan Komisaris telah membahas dan menelaah Rencana

Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun 2016

yang disusun oleh Direksi, yang kemudian telah pula disetujui

oleh para Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang

Saham pada tanggal 29 Desember 2015.

Dewan Komisaris berpendapat bahwa program kerja serta

target yang ditetapkan dalam RKAP 2016 tersebut telah

mencerminkan prospek usaha dan potensi pertumbuhan Gapura

secara realistis, mengingat prediksi terkait perkembangan

kondisi perekonomian Indonesia dan khususnya industri aviasi

domestik, pada tahun 2016. Lebih lanjut, program kerja Direksi

untuk tahun 2016 masih tetap konsisten dengan rencana

jangka panjang yang telah disusun pada tahun 2014 dalam

rangka transformasi Gapura di berbagai bidang.

Jika menilik kinerja dan pencapaian Direksi sepanjang tahun

2015, Dewan Komisaris percaya bahwa dengan dukungan

seluruh pemangku kepentingan, dan terutama kontribusi

jajaran karyawan Gapura, maka Direksi akan berhasil

merealisasikan atau bahkan melampaui target-target yang

tercantum dalam RKAP 2016 tersebut.

In terms of operations, the Board of Directors has also improved

on a number of performance and safety parameters. These

include ground handling production that grew by 8% from

255,350 flights in 2014 to 276,564 flights during 2015, as

well as the level of the accident ratio that declined from 0.05%

in 2014 to 0.025% in 2015.

The Board of Commissioners acknowledges the formulation

of the Company’s business transformation agenda by the

Management, and its successful execution throughout

2015 via a number of work programs on the basis of the

five success drivers, namely People, Process, Premises,

Brand, and Technology. Solid teamwork among all company

employees was key to the effective execution of the business

transformation program, which will continue in stages in the

next several years.

Opinion on the Business Plan of the Directors

The Board of Commissioners has discussed and reviewed

the Company Work Plan and Budget (RKAP) for 2016 that

was formulated by the Board of Directors, and subsequently

approved by Shareholders in the Shareholder General Meeting

on December 29, 2015.

In the opinion of the Board of Commissioners, the work

programs and targets as set out in RKAP 2016 are indicative

of Gapura’s business prospects and growth potential, after

taking into consideration predictions on developments in

Indonesia’s economy; and particularly its aviation industry, for

the year 2016. Furthermore, the Directors’ work programs in

2016 remain consistent within the overall progression of the

longterm strategic plan that was established in 2014 for the

transformation of Gapura in various areas.

Judging from the performance and achievements of the Board

of Directors in 2015, the Board of Commissioners is confident

that, with the support of all stakeholders and especially the

employees of Gapura, the Board of Directors will be able to

achieve, and even surpass, the targets set in RKAP 2016.

Page 39: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

39Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Fungsi Pengawasan Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2015, Dewan Komisaris telah menjalankan

tugasnya mengawasi dan memberikan nasihat kepada

Direksi terkait dengan pengelolaan bisnis dan operasional di

Perseroan. Fungsi pengawasan tersebut telah berlangsung

efektif melalui mekanisme rapat internal Dewan Komisaris

serta rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang

tahun 2015. Selain melakukan pengawasan pada bidang

operasional dan pelayanan serta risk management, Dewan

Komisaris juga telah melakukan audit melalui aktivitas Komite

Audit, yang telah berlangsung dengan baik sesuai program

kerja yang disusun untuk tahun 2015.

Terlaksananya fungsi pengawasan Dewan Komisaris yang

efektif merupakan cerminan dari mekanisme Tata Kelola

Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) di

lingkungan Gapura.

Terkait dengan investasi dan modernisasi peralatan GSE

sebagai penerapan program transformasi bisnis Perseroan,

Dewan Komisaris senantiasa memberi arahan kepada Direksi

agar investasi dilakukan dengan perencanaan yang matang

dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Perubahan Komposisi Dewan Komisaris

Melalui Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham di

Luar RUPS No. 24 tanggal 28 April 2015 telah diberhentikan

dengan hormat Bapak Rinaldo Azis sebagai anggota Dewan

Komisaris dan digantikan oleh Bapak Bintang Hidayat.

Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada Rinaldo Azis atas sumbangan tenaga dan pemikirannya

selama menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28

Oktober 2015 telah diangkat Ibu Ituk Herarindri sebagai

anggota Dewan Komisaris yang baru. Kami menyambut

gembira kehadiran Ibu Ituk Herarindri dalam Dewan Komisaris

dengan keahlian dan pengalaman beliau yang akan

memperkuat fungsi pengawasan Dewan Komisaris.

Board of Commissioners Supervisory Function

Throughout 2015, the Board of Commissioners has carried

out its duties in providing supervision and advice to the Board

of Directors regarding the management and operations of

the Company. The Board’s supervisory function has been

effectively carried out throughout 2015 via internal board

meetings as well as joint meetings with the Board of Directors.

In addition to supervising the areas of operations, services

and risk management, the Board of Commissioners, has also

conducted an audit, undertaken through the activities of the

Audit Committee which has completed its work program for

2015.

The effective execution of the supervisory function of the

Board of Commissioners is reflected in the workings of the

Good Corporate Governance (GCG) mechanism at Gapura.

In regards to the investment in, and the modernization of, our

GSE units as part of the implementation of the transformation

program, the Board of Commissioners has provided directions

to the Directors that the investment should be carefully

planned with the utmost prudence.

Changes in the Board of Commissioners

Through Deed No. 24 on Shareholder Decisions Outside the

General Meeting dated April 28, 2015, Mr. Rinaldo Azis has

been honorably dismissed from his position as Commissioner,

and replaced by Mr. Bintang Hidayat.

The Board of Commissioners would like to convey its

appreciation to Rinaldo Azis for his contributions during his

term of office as member of the Board of Commissioners.

In the General Meeting of Shareholders on October 28,

2015, Ms. Ituk Herarindri has been appointed to serve as

the new Commissioner on the Board. In welcoming Ms. Ituk

Herarindri, we expect that her expertise and experience will

contribute to the improved supervisory function of the Board

of Commissioners.

Page 40: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

02

40 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Penutup

Menutup sambutan singkat ini, saya atas nama Dewan

Komisaris PT Gapura Angkasa menyampaikan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada para Pemegang Saham, mitra

usaha dan pemangku kepentingan lainnya atas kepercayaan

dan dukungannya, serta terima kasih yang tulus kepada Direksi,

jajaran manajemen dan seluruh karyawan Gapura atas dedikasi

dan kerja keras mereka demi kemajuan Perseroan.

Closing Words

In closing, and on behalf of the Board of Commissioners of

PT Gapura Angkasa, I would like to extend the highest

appreciation to the Shareholders, business partners and other

stakeholders for their confidence and support. Also a heartfelt

thanks to the Board of Directors, the management and staff

of Gapura for their dedication and hard work towards the

progress of Gapura.

Capt. Novianto HerupratomoKomisaris Utama

President Commissioner

Page 41: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

41Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa 41Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Yushan Sayuti Komisaris

Commissioner

Ituk Herarindri Komisaris

Commissioner

Novianto Herupratomo Komisaris Utama

President Commissioner

IGN Bambang Tjahjono

KomisarisCommissioner

Bintang Hidayat Komisaris

Commissioner

Dari kiri ke kanan

From left to right

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

Page 42: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

02

42 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Corporate ProfileManagement reportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social responsibilityCorporate DataFinancial report

02

Laporan DireksiReport from the Board of Directors

42 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Page 43: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

43Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat

Allah SWT, Tuhan YME, karena atas ridho-Nya,

Gapura mengakhiri tahun 2015 dengan baik dan

mencapai peningkatan kinerja yang baik.

Berbagai pencapaian tahun 2015 merupakan hasil

dari implementasi program transformasi bisnis yang

kami canangkan sejak tahun 2014, dan akan terus

berlanjut secara bertahap hingga Gapura mampu

menjadi perusahaan ground handling dengan

kualitas layanan kelas dunia (world-class services).

Analisis Kinerja Perusahaan Tahun 2015

Pada tahun 2015, pertumbuhan perekonomian

Indonesia tercatat 4,7% atau lebih lambat

dibandingkan pertumbuhan 5,2% pada tahun

sebelumnya. Perlambatan ini antara lain dikarenakan

masih terpuruknya harga-harga komoditas global

serta berlanjutnya tekanan terhadap nilai tukar

Rupiah.

Dalam pada itu, data dari Badan Pusat Statistik

(BPS) menunjukkan bahwa dalam periode Januari -

Oktober 2015, jumlah penumpang angkutan udara

di Indonesia tercatat sebanyak 67,46 juta orang,

meningkat 12,75% dibandingkan periode yang

sama tahun 2014. Angka-angka tersebut dapat

menjadi indikasi dari dinamika pasar industri ground

handling di Indonesia pada tahun 2015.

With praise and gratitude for the blessings and

guidance of God the Almighty, Gapura was able

to end the year 2015 in good form and with

satisfactory improvements in performance.

The various achievements in 2015 were the

result of the implementation of our business

transformation program, in place since 2014, which

will continue in further stages towards our vision

for Gapura to become a ground handling company

providing world-class services.

Analysis of Company Performance in

2015

In 2015, Indonesia’s economy grew by 4.7%, slowing

down from the growth of 5.2% recorded during the

previous year. Among factors contributing to this

economic slowdown were the continuing decline

in global commodity prices and pressure on the

Rupiah exchange rate.

Meanwhile, data from the Central Bureau of

Statistics (BPS) showed that during the January

- October 2015 period, the number of air

transportation passengers in Indonesia increased

to 67.46 million pax, or by 12.75%, compared to the

corresponding period in 2014. These figures are

indicative of the market dynamics for Indonesia’s

ground handling industry in 2015.

Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang terhormat,

Esteemed Shareholders and Stakeholders,

43Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Page 44: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

02

44 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Pada tahun 2015 produksi ground handling Perseroan

meningkat dari 255.350 flight menjadi 276.564 flight atau

bertumbuh 8%. Peningkatan ini seiring dengan penambahan 3

stasiun layanan Perseroan dari 50 stasiun pada tahun 2014

menjadi 54 stasiun pada tahun 2015, khususnya di 5 bandara

baru yang dilayani oleh pesawat ATR Garuda Indonesia. Jumlah

maskapai yang dilayani selama tahun 2015 juga meningkat

dari 51 maskapai menjadi 55 maskapai (Tigerair, Jetstar, dan

NAM Air), dimana 2 (Garuda Indonesia dan Qatar Airways) di

antara maskapai tersebut merupakan maskapai internasional

yang berkategori “5-Star Airline”. Sementara untuk tonase

cargo yang ditangani menurun dari 174.183 ton menjadi

158.947 ton atau turun 9% dibanding tahun 2014.

Melalui berbagai peningkatan kinerja operasional selama tahun

2015 ini Perseroan berhasil membukukan total pendapatan

usaha Rp 1.318,82 miliar serta laba bersih sebesar Rp 53,79

miliar. Dibandingkan pencapaian tahun 2014, pendapatan

usaha dan laba bersih tersebut tercatat meningkat sebesar

masing-masing 9% dan 54%.

Transformasi Bisnis

Pencapaian tahun 2015 secara langsung merupakan hasil

program transformasi bisnis Gapura sebagai landasan strategi

pertumbuhan yang bertumpu pada lima pilar utama yaitu

People, Process, Premises, Brand dan Technology atau dikenal

sebagai “Five Drivers” atau Lima Komponen Pendorong.

Dalam aspek People dilakukan reorganisasi dan penataan

secara menyeluruh dalam sistem kepegawaian, remunerasi

dan pelatihan guna menghilangkan sekat antar bagian,

serta meningkatkan kerja sama dan produktivitas dari 1.778

orang karyawan Perseroan. Gapura melakukan penyelarasan

organisasi guna menunjang proses percepatan pelayanan end-

to-end secara terpusat, ditandai dengan perubahan organisasi

di kantor pusat yang lebih fokus dan responsif.

Secara khusus kami memberi penekanan pada pembentukan

Budaya Perusahaan baru yang mementingkan pelatihan,

kinerja, keamanan dan pelayanan, sehingga SDM Perseroan

dapat tumbuh menjadi “the catalyst that enables our customer

to deliver their service promises everyday.”

In 2015, ground handling production by the Company increased

from 255,350 flights to 276.564 flights, or a growth of 8%,

on the strength of an additional 3 stations served by the

Company, increasing the total count from 50 stations in 2014

to 54 stations in 2015, including 5 new airports frequented

by the ATR flights of Garuda Indonesia. Our airline client base

also grew from 51 airlines to 55 airlines (Tigerair, Jetstar, and

NAM Air) at the end of 2015, of which two are international

airlines with a rating of “5-Star Airline”. Meanwhile, our cargo

handling operations showed a decline in the volume of cargo

handled from 174,183 tons to 158,947 tons, or a decline of

9% compared to the year 2014.

In line with these improvements in operational performance

in 2015, the Company posted operational revenues of Rp

1,318.82 billion and net income of Rp 53,79 billion. Compared

to the numbers in 2014, operational revenues and net income

showed increases of 9% and 54%, respectively.

Business Transformation

The achievements in 2015 were the direct outcome of the

ongoing business transformation program of Gapura as its

growth strategy, which rely on the five core pillars of People,

Process, Premises, Brand and Technology. These are known

within Gapura as the ‘Five Drivers’ of growth.

In the People element, Gapura undertook a sweeping

reorganization and overhaul of its workforce systems, employee

remuneration strategy and employee training programs in

order to eliminate silo mentality among divisions, and promote

teamwork and higher productivity from the 1,778 employees

of Gapura. The organization structure at the corporate level has

been re-aligned to enable better focus and responsiveness as

well as to facilitate end-to-end centralized services.

We also place an emphasis on the creation and promotion of a

new corporate culture based on training, performance, safety

and service quality, so that Gapura’s employees will eventually

become “the catalyst that enables our customers to deliver

their service promises everyday.”

Page 45: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

45Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Tujuan kami membentuk karyawan yang memiliki safety

culture telah memberi hasil yang mengembirakan, terbukti

dengan penurunan accident rate dari 13 insiden pada tahun

2014 menjadi 7 insiden pada tahun 2015, dengan tingkat

produktivitas karyawan yang terus meningkat dari 25 flight/

karyawan pada tahun 2014 menjadi 26 flight/karyawan pada

tahun 2015.

Dalam aspek Premises, selama tahun 2015 Perseroan

melakukan modernisasi armada Ground Service Equipment

(GSE) dengan berbagai peralatan berteknologi mutakhir

dan terbaik dari produsen GSE terkemuka di dunia. Sebagian

GSE tersebut adalah peralatan yang disyaratkan pesawat

penumpang generasi terkini seperti Boeing 787 atau Airbus

A350 dan A380 yang memiliki instrumen elektronik sangat

sensitif.

Dari total 215 unit GSE baru yang ramah lingkungan yang

didatangkan pada tahun 2015-2016, sekitar 58% atau 125

unit di antaranya akan ditempatkan di Terminal 3 Ultimate

Bandara Soekarno-Hatta sebagai world class airport yang

merupakan hub penerbangan Garuda Indonesia rute domestik

dan internasional serta maskapai anggota aliansi global

Skyteam.

Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta yang akan

beroperasi pada bulan Juli tahun 2016 akan menjadi etalase

untuk menampilkan kualitas layanan dan operasional Gapura

yang telah bertransformasi menuju world-class services, serta

menjadi acuan Best Practise bagi industri ground handling di

Indonesia.

Guna mencapai operational excellence yang dituntut oleh

pelanggan Gapura, yang 3 diantaranya adalah “5-Star Airlines”

dimana mensyaratkan ketepatan waktu, maka dibutuhkan

dukungan Information Technology agar proses-proses

operasional dapat lebih efisien dan efektif serta lebih cepat.

Our drive to instill a culture of safety among employees has

shown encouraging results so far, with a decline in the accident

rate from 13 incidents in 2014 to 7 incidents in 2015, while

recording an increase in the employee productivity level from

25 flights/employee in 2014 to 26 flights/employee in 2015.

In terms of Premises, the Company in 2015 engaged in the

modernization of its Ground Service Equipment (GSE) fleet,

using some of the most advanced technology and best-in-

class equipment from the leading GSE producers in the world.

These include units specifically designed to serve the latest

generation of passenger jets such as the Boeing 787, Airbus

A350 and A380, which are equipped with highly sensitive

electronic instrumentation.

From the total 215 units of new, environmentally friendly

GSEs that we will receive in 2015-2016, some 58% or 125

units will be stationed at the Terminal 3 Ultimate Soekarno-

Hatta Airport, which serves as a worldclass airport and the

hub airport for Garuda Indonesia’s domestic and international

flights, as well as for member airlines of the global Skyteam

alliance.

Scheduled to open for operations in July 2016, Terminal 3

Ultimate Soekarno-Hatta Airport will then serve to showcase

the high quality of Gapura’s operations and services following

its transformation towards becoming a world-class services

provider and the benchmark for best practices in Indonesia’s

ground handling industry.

To achieve the operational excellence as demanded by our

customers, which include three airlines in the ‘5-Star Airline’

category requiring timeliness of service delivery, Information

Technology is needed to enable efficient, effective and faster

operational processes.

Page 46: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

02

46 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Untuk itu kami menerapkan Operational Control System

(OCS) yang mutakhir, mampu memantau aktivitas ground

handling di seluruh area bandara secara real-time, sehingga

dengan adanya OCS dapat menjamin kualitas layanan dan

meningkatkan produktivitas. Kick off implementasi OCS di

Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah dilakukan pada

Oktober lalu dan direncanakan akan operasional pada bulan

Oktober 2016.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Salah satu aspek penting dalam transformasi bisnis Perseroan

adalah peningkatan dan upaya perbaikan dalam penerapan

prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good

Corporate Governance (GCG), guna mewujudkan perusahaan

yang dapat dipercaya oleh pemangku kepentingan, berkinerja

unggul dan mampu tumbuh secara berkesinambungan.

Penerapan GCG di tahap awal difokuskan pada pemenuhan

peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku di

Indonesia, seiring terbentuknya struktur dan mekanisme

mengenai organ utama perusahaan, yaitu Pemegang Saham,

Dewan Komisaris dan Direksi, sejak 9 Desember 2014 saat

PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. secara resmi menjadi

pemegang saham mayoritas Perseroan.

Beberapa perbaikan yang segera dilakukan antara lain

mencakup penetapan remunerasi Direksi, penyelenggaraan

rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit, penetapan Piagam

Audit, penyusunan dokumentasi rapat Dewan Komisaris dan

rapat Direksi, serta implementasi proses pengadaan melalui

E-Procurement guna meningkatkan aspek transparansi bisnis

Perseroan.

Prospek Usaha Tahun 2016

Pada tahun 2016 Indonesia National Air Carrier Association

(INACA) memproyeksikan pertumbuhan jumlah penumpang

domestik dan internasional di Indonesia berkisar 8-9% atau

sedikit lebih rendah dari tren pertumbuhan sesuai data INACA

selama beberapa tahun terakhir yang berkisar di tingkat

pertumbuhan 10%.

Towards this end, we aim to implement the latest in Operational

Control Systems (OCS) to be able to provide real-time

monitoring of all ground handling activities in all areas of the

airport. OCS will thus serve to ensure service quality as well as

better productivity. Implementation of OCS at Soekarno-Hatta

International Airport started with a kick-off in October 2015,

with full operational status scheduled for October 2016.

Corporate Governance Implementation

An important area in the Company’s business transformation

is the improvement in the implementation of Good Corporate

Governance (GCG) practices. Implementation of GCG will help

promote trust from stakeholders, excellent performance, and

sustainable growth for the Company.

In the initial stage, GCG implementation was focused on achieving

compliance with prevailing laws and regulations in Indonesia,

regarding the governance structure and work mechanism among

the Company’s principal bodies, namely the Shareholders, the

Board of Commissioners and the Board of Directors. This has

started since December 9, 2014, when PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk officially became the majority shareholder.

Among these early initiatives were the establishment of the

Directors’ remuneration system, meetings of the Board of

Commissioners and Audit Committee, formulation of the Audit

Committee Charter, documentation of minutes of meetings

of Commissioners and Directors, and the implementation of

the e-Procurement process to improve business transparency

within the Company.

2016 Business Prospects

The Indonesia National Air Carrier Association (INACA)

predicted that domestic and international airline passengers

in 2016 will grow at around 8%-9%, slightly lower than the

growth trend of 10% recorded by INACA in the last few years.

Page 47: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

47Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Industri penerbangan nasional telah mengantisipasi potensi

pertumbuhan ini dengan investasi pembelian armada pesawat

baru guna meningkatkan destinasi tujuan dan frekuensi

penerbangan, baik penerbangan berjadwal maupun charter.

Dalam aspek infrastruktur, Angkasa Pura I dan II sebagai

perusahaan pengelola bandar udara juga tengah aktif

mengembangkan dan meningkatkan kapasitas terminal, apron

dan landasan bandara-bandara di Indonesia.

Perseroan dalam posisi siap mengambil manfaat dari potensi

pertumbuhan tahun 2016 ini, terutama terkait rencana Garuda

Indonesia, sebagai pelanggan terbesar Perseroan, untuk

mengembangkan pasar penerbangan domestik ke kota-kota

kabupaten, dan pasar internasional khususnya destinasi Asia

Timur.

Gapura secara seksama tengah melakukan pengembangan

layanan-layanan baru yang memiliki potensi besar di masa

depan, antara lain layanan hospitality/service assistance

untuk penumpang yang datang, transit atau berangkat, serta

layanan lounge di beberapa bandara. Selain itu Perseroan

mengembangkan Gapura Learning Center sebagai unit bisnis

yang dapat memberikan pelatihan berlisensi kepada pihak lain.

Perubahan Komposisi Direksi

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Gapura

Angkasa pada tanggal 28 Oktober 2015, Pemegang Saham

melakukan perubahan susunan Direksi berkaitan beberapa

Direksi telah memasuki akhir masa jabatan. Pada kesempatan

ini, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada

para Direksi yang mengakhiri masa jabatannya, yaitu Hariyanto

selaku Direktur Operasi, Heru Legowo selaku Direktur

Keuangan, serta Tharian selaku Direktur Strategi & SDM atas

kerja keras dan dedikasi yang telah diberikan kepada Perseroan.

Saya juga menyambut dan mengucapkan selamat kepada

jajaran Direksi baru, yaitu Sucipto selaku Direktur Operasi, Ester

Siahaan selaku Direktur Keuangan, serta Eko Diantoro selaku

Direktur Strategi & SDM.

In anticipation of this growth potential, the national aviation

industry has invested in the purchase of new aircraft to

expand their destination network and flight frequency,

both for scheduled as well as for charter flights. In terms of

airport infrastructure, Angkasa Pura I and II as the designated

airport management companies in Indonesia are also active in

developing greater capacity in terms of passenger terminals,

aprons and runways at Indonesia’s airports.

The Company is in a good position to capitalize on this growth

potential in 2016, and especially with regard to plans by Garuda

Indonesia, as the Company’s primary customer, to expand its

domestic destinations to principal towns in regencies, and

internationally to destinations in East Asia.

Gapura is diligently developing new businesses with promising

future potential, such as hospitality or service assistance for

disembarking, transiting or embarking passengers, or airport

lounge services. The Company is also currently developing the

Gapura Learning Center facility as a business unit that provides

licensing and certification training to third parties.

Changes in Directors Composition

At the Annual General Meeting of Shareholders of PT Gapura

Angkasa on October 28, 2015, the shareholders have enacted

some changes in the Board of Directors, as several Directors

have ended their term of office. I would like to take this

opportunity to convey my heartfelt thanks and appreciation to

those outgoing Directors, namely Hariyanto, former Director

of Operations, Heru Legowo, former Director of Finance, and

Tharian, former Director of Strategy & Human Capital, for their

hard work and dedication to the Company.

In their places, I would like to welcome the new Directors,

namely Sucipto as EVP Operation Services, Ester Siahaan as

EVP Finance Services, and Eko Diantoro as EVP Strategy &

Human Capital Services.

Page 48: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

02

48 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Apresiasi

Direksi mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan,

mitra kerja dan para pemangku kepentingan lain atas kerja

sama dan dukungan yang diberikan kepada Gapura, serta

penghargaan kepada seluruh karyawan atas kerja keras dan

dedikasi yang diberikan sehingga Gapura mampu mencapai

peningkatan kinerja yang signifikan di tahun 2015.

Kami juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada Pemegang Saham atas segenap dukungan

yang diberikan, sehingga Gapura dapat terus mengembangkan

potensi menuju perusahaan ground handling dengan kualitas

layanan kelas dunia.

Words of Appreciation

The Board of Directors would like to thank our customers,

business partners and other stakeholders for their continuing

support and cooperation with Gapura. Appreciation is also

due to all our employees that have shown dedication and

hard work, enabling Gapura to achieve a significantly better

performance in 2015.

The Board of Directors also extend the highest levels of

appreciation to the Shareholders for their support as Gapura

continues forward to become a ground handling company

providing world-class services.

Agus PriyantoDirektur UtamaPresident & CEO

Page 49: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

49Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa 49Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Ester Siahaan Direktur Keuangan

EVP Finance Services

Eko Diantoro Direktur Strategi & SDM

EVP Strategy & Human Capital Services

Agus Priyanto Direktur Utama

President & CEO

Sucipto Direktur Operasi

EVP Operation Services

Dari kiri ke kanan

From left to right

DireksiBoard of Directors

Page 50: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement reportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social responsibilityCorporate DataFinancial report

03

Analisis & Pembahasan Manajemen

Management Discussion & Analysis

Page 51: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

51Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Tinjauan Bisnis & Operasional

Tinjauan Pendukung Bisnis

Tinjauan Keuangan

Business & Operations ReviewBusiness Support ReviewFinancial Review

52

60

70

Program transformasi bisnis Gapura sebagai landasan strategi

pertumbuhan bertumpu pada lima pilar utama yaitu People,

Process, Premises, Brand dan Technology atau dikenal sebagai

”Five Drivers” atau Lima Komponen Pendorong.

The ongoing business transformation program of Gapura is the cornerstone of its growth strategy, which relies on the five core pillars of People, Process, Premises, Brand and Technology. These are known in Gapura as the ‘Five Drivers’ of growth.

Page 52: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

52 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Tinjauan Bisnis & OperasionalBusiness and Operational Review

Tinjauan Industri Ground Handling

Kondisi geografis dan demografis Indonesia menjadi faktor

pendukung bagi potensi pasar transportasi udara. Transportasi

udara sangat dibutuhkan untuk menghubungkan berbagai

lokasi di Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau dan laut, lebih

dari 5.100 kilometer dari timur ke barat dan 1.700 kilometer

dari utara ke selatan. Dari sisi demografis, Indonesia tengah

menyaksikan tumbuhnya kelas menengah, penduduk usia

produktif dengan tingkat penghasilan yang terus meningkat,

sehingga makin banyak orang yang mampu bepergian dengan

pesawat udara.

Pertumbuhan penumpang dan destinasi yang mempunyai

arti meningkatnya frekuensi penerbangan dan berkorelasi

langsung terhadap kinerja Perseroan, mengingat sebagai

ground handling pendapatan Perseroan ditentukan dari satuan

flight yang dilayani.

Potensi pasar yang prospektif ini mampu dikembangkan

dengan baik di tahun 2015 oleh Gapura yang aktif melakukan

program transformasi bisnis menuju keunggulan operasional

yang menghasilkan peningkatan kinerja keuangan.

Overview of Ground Handling Industry

Geographical and demographic conditions in Indonesia point

to the huge potential of the market for air transportation.

Air transportation is vitally needed to connect places in this

vast archipelago of thousands of islands separated by seas,

extending more than 5,100 kilometers from east to west and

1,700 kilometers from north to south. In terms of demographics,

Indonesia is seeing the growth of its middleclass; people of

productive-age with a rising level of income, and thus more

and more people can afford to travel by air.

The growing numbers of destinations and passengers resulted

in an increase in flight frequency, with a direct impact on the

Company’s performance. As a ground handling service provider,

the Company’s revenues increase with the number of flight

served.

In 2015, Gapura was able to capitalize fully on this market

potential through its business transformation program, which

has resulted in operational excellence leading to, ultimately,

improvement in financial performance.

“Langkah-langkah Gapura dalam menerapkan strategi business leveraging berlangsung konsisten sepanjang tahun 2015, dan menyediakan landasan bagi pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang”.

“Gapura consistently implemented the business leveraging strategy throughout 2015, providing asolid foundation for accelerated business growth in the coming years”

Page 53: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

53Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Produksi Ground Handling

Pada tahun 2015 produksi ground handling Gapura mencapai

276.564 flight atau meningkat 8% dari produksi 255.350

flight selama tahun 2014 dengan jumlah terinci sebagai

berikut:

Pelanggan 2014 2015 Change Customer

Maskapai Asing 24.898 20.424 -18% International Airlines

Maskapai Nasional 15.287 16.785 10% National Airlines

Maskapai Garuda Group 215.165 239.355 11% Garuda Indonesia Group

Total Flight 255.350 276.564 8% Total Flight

Ground Handling Production

In 2015, ground handling production by Gapura amounted

to 276,564 flights, increasing by 8% from the production of

255,350 flights during 2014, with details as follows:

Page 54: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

54 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Penurunan di segmen maskapai asing sebesar 18% disebabkan

penghentian kerja sama Qantas Airways di DPS dan penurunan

jumlah frekuensi penerbangan Internasional sementara

kenaikan maskapai Garuda group sebesar 11% disebabkan oleh

bertambahnya produksi flight Garuda Indonesia dan Citilink.

Total produksi cargo handling dan warehousing pada tahun

2015 mencapai 158.947 ton atau berkurang 9% dari produksi

174.183 ton pada tahun 2014 dengen tonase terinci sebagai

berikut:

Kargo 2014 2015 Change Cargo

Domestik 88.966 73.964 -17% Domestic

Internasional 61.452 59.093 - 4% International

Cargo Handling 23.765 25.890 9% Cargo Handling

Total Tonase 174.183 158.947 9% Total Tonase

Penurunan cargo domestik sebesar 17% disebabkan

penutupan cargo dibeberapa cabang, sementara penurunan

cargo internasional 4% disebabkan karena adanya penurunan

produksi di cabang CGK dan ditutupnya gudang internasional

di cabang DPS, SRG dan KNO. Kenaikan cargo handling sebesar

9% disebabkan tambahan produksi cargo di cabang DPS.

Jaringan Pelayanan

Hingga akhir tahun 2015, Gapura mengoperasikan 54 stasiun

pelayanan terdiri dari 29 kantor cabang bandara dan 25 kantor

perwakilan bandara. Kantor pelayanan baru yang dibuka

tahun 2015 adalah bandara kota Lhoksumawe, Ketapang,

Pangkalanbun, dan Tanjung Karang, Sabang, Meulaboh dan

Langgur untuk melayani rute baru Garuda Indonesia dengan

menggunakan armada pesawat ATR-72.

Pelanggan Ground Handling Gapura terbagi menjadi 2 segmen

yaitu maskapai full service carrier (prime handling) dan segmen

maskapai low cost carrier (LCC) baik maskapai penerbangan

domestik maupun asing di Indonesia.

Melalui upaya-upaya konsisten untuk terus meningkatkan

kualitas pelayanan, Gapura terus menambah daftar maskapai

pelanggan sebagai pengguna jasanya. Pada tahun 2015,

jumlah pelanggan maskapai penerbangan asing berjumlah 32

maskapai, dimana pelanggan baru di tahun 2015 adalah Tiger

Airways, dan Jetstar. Sementara jumlah pelanggan maskapai

domestik mencapai 23 maskapai, dengan pelanggan baru

adalah NAM Air.

The 18% decline in the overseas airlines segment was due

to the contract termination with Qantas Airways at the DPS

Station as well as due to the overall decline in international

flights served. The 11% increase in the Garuda group segment

was due to the increased flights of both Garuda Indonesia and

Citilink.

Total production of cargo handling and warehousing in

2015 amounted to 158,947 tons, a decline of 9% from

the production of 174,183 tons recorded in 2014, with the

following details:

The 17% decline in domestic cargo was due to the closure of

our cargo business in a number of stations, while the 4% decline

in international cargo was due to a decline in production at CGK

Station and the closure of the international warehouse business

at DPS, SRG and KNO stations. The 9% increase in cargo handling

was due to additional cargo production at the DPS Station.

Service Network

Up to year-end 2015, Gapura operates 54 service outlets

comprising 29 airport branches and 25 airport representative

offices. New service outlets have been established in

2015, namely at the airports of Lhoksumawe, Ketapang,

Pangkalanbun, and Tanjung Karang, Sabang, Meulaboh and

Langgur, representing new destinations for Garuda Indonesia

with its ATR-72 aircraft.

Gapura’s ground handling customers are classified into 2

segments, namely the full service carriers (for our prime handling

services) and the low-cost carriers (LCC), comprising both

domestic as well as international airlines operating in Indonesia.

Through consistent efforts in service quality improvement,

Gapura continues to add new airlines to its growing customer

base. For 2015, there was a total of 32 international airline

customers, of which Tiger Airways, and Jetstar were new

customers acquired in 2015. The number of domestic airline

customers meanwhile was 23 airlines, which includes NAM Air

as a new customer.

Page 55: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

55Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Sebagai official ground handling Garuda Indonesia Group, pada

tahun 2015 Perseroan telah melayani seluruh kota tujuan

domestik Garuda di 51 stasiun dan Citilink di 27 stasiun.

Modernisasi GSE dan Rebranding

Aspek kecepatan, efisiensi dan akurasi berperan penting

dalam kegiatan ground handling guna mempercepat waktu

turn around dan menekan biaya layanan. Karenanya Ground

Support Equipment (GSE) menjadi alat produksi utama

yang penting, sebagaimana armada pesawat di maskapai

penerbangan untuk meningkatkan keandalan operasional dan

kinerja bisnis bagi Perseroan.

As the official ground handling provider for Garuda Indonesia, in

2015 the Company has operations at all domestic destinations

of Garuda at 51 stations and at 27 stations for Citilink.

GSE Modernization and Rebranding

Speed, efficiency and accuracy are important aspects in

ground handling activities to enable faster aircraft turn around

and lower service costs. Thus, just like an aircraft for an airline,

a Ground Support Equipment (GSE) is the primary production

equipment that is essential for improvement in the operations

and business of a ground handling services provider.

Page 56: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

56 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Perseroan melakukan modernisasi GSE dengan peremajaan

215 peralatan GSE berteknologi mutakhir yang ramah

lingkungan dari produsen GSE terkemuka di Eropa. Untuk

peralatan tonase besar seperti bus apron, diharapkan telah

memenuhi standar emisi Euro 3, sementara untuk peralatan

tonase kecil dipilih peralatan motor listrik bertenaga baterai

sehingga Emisi Nihil (zero emmision).

Sejumlah 11 unit peralatan GSE baru ini telah tiba di tahun

2015, dan akan tuntas diterima hingga tahun 2016 dimana

sebagian besar akan ditempatkan di Terminal 3 bandara

Soekarno-Hatta yang merupakan hub Garuda Indonesia dan

penerbangan internasional.

Seiring dengan modernisasi peralatan, dilakukan program

rebranding Gapura untuk menciptakan tampilan yang lebih

modern dan dinamis sesuai aspirasi untuk menjadi perusahaan

ground handling berkelas dunia. Rebranding tahap pertama

mencakup penggantian logo identitas perusahaan, yang

langsung diterapkan ke dalam armada GSE baru Perseroan

pada bulan Mei 2015.

Guna menjamin ketersediaan dan kehandalan armada GSE,

Gapura memiliki workshop yang tersebar di 7 kota yaitu

Jakarta, Denpasar, Makassar, Surabaya, Medan, Yogyakarta,

dan Balikpapan untuk perawatan, perbaikan hingga overhaul

peralatan.

Gapura Learning Center

Tahapan paling krusial dari rebranding adalah penanaman

etos kerja baru yaitu “Shared Success” serta karakter untuk

melayani ke karyawan Gapura, terutama yang bertugas di lini

depan melayani langsung pelanggan.

Internalisasi budaya perusahaan dilakukan secara sistematis

sejak proses rekrutmen, pelatihan dan pemberdayaan. Hal

ini ditunjang pendirian fasilitas Gapura Learning Center

yang memberikan pelatihan bidang basic airport handling

management, basic frontliner, grooming & etiquette, aviation

security, cargo & mail, dangerous goods, dan GSE operator.

Pada tahun 2015 telah beroperasi Gapura Learning Center di

kantor pusat Jakarta serta di bandara Cengkareng, Yogyakarta,

Surabaya, Makassar dan Denpasar. Selanjutnya direncanakan

akan dibuka pula learning center di bandara Ambon, Balikpapan

dan Medan.

The Company has modernized its GSE fleet through an

investment in 215 GSE units of the latest, ecofriendly

technology produced by leading GSE manufacturers in Europe.

Large tonnage equipment such as apron busses have engines

that comply with the Euro 3 emissions standards, while

the smaller equipment are driven by zero-emission battery-

supplied electric motors.

Up to year-end 2015, a total of 11 new GSE units have been

delivered, and the remaining will be delivered in 2016. Most

of these new units will be deployed at Terminal 3, Soekarno-

Hatta Airport, as the hub for Garuda Indonesia and international

airlines.

Along with equipment modernization, Gapura has also engaged

in a re-branding program designed to present a more modern

and dynamic image of the Company, suiting its aspirations to

become a worldclass ground handling company. The first stage

of the re-branding program was the introduction of the new

logo, which has been applied to the new GSE units since May

2015.

To ensure the availability and reliability of its GSE fleet, the

Company operates GSE workshops in 7 cities, namely in

Jakarta, Denpasar, Makassar, Surabaya, Medan, Yogyakarta and

Balikpapan, for the maintenance, repair and overhaul of GSE

units.

Gapura Learning Center

The most crucial stage in the re-branding process is the

development of the new work ethic of ’Shared Success’, as well as

a new service culture among all employees of Gapura,; especially

among the front liners that interact directly with customers.

The internalization of the new culture is conducted

systematically right from the recruitment, training and

development of employees. This is supported by the

establishment of Gapura Learning Center facilities to provide

training in basic airport handling management, basic frontliner

services, grooming & etiquette, aviation security, cargo & mail,

dangerous goods, and GSE operations.

In 2015, Gapura Learning Center facilities have been

operational at the Head Office and Cengkareng Airport, Jakarta,

as well as in Yogyakarta, Surabaya, Makassar and Denpasar.

Similar facilities will be opened next in Ambon, Balikpapan and

Medan.

Page 57: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

57Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Lulusan Gapura Learning Center memperoleh sertifikat

dan SKP (Surat Kecakapan Personel) dari Kementerian

Perhubungan yang merupakan lisensi resmi untuk bekerja di

kebandarudaraan dan maskapai penerbangan. Saat ini tengah

diupayakan agar Gapura Learning Center juga mendapatkan

akreditasi dari IATA (International Air Transport Association).

Menumbuhkan Budaya Keselamatan

Operasi ground handling harus memenuhi aspek keselamatan

dan keamanan penerbangan, kelancaran operasional dan

optimalisasi penggunaan sumber daya. Untuk itu selama

tahun 2015 secara berkelanjutan Perseroan melakukan

program pelatihan dan sosialisasi khususnya kepada karyawan

airside (yang bertugas di apron bandara). Melalui kampanye

“Ramp Safety” tercapai penurunan Accident Rate yang cukup

signifikan dari 13 kecelakaan pada 2014 menjadi 7 accident

pada tahun 2015.

Agar budaya keselamatan menjadi bagian dalam seluruh

aktivitas karyawan, pada tahun 2015 Gapura membentuk

unit Safety, Security dan Quality Assurance yang memiliki

tenaga ahli bersertifikat dari kementerian tenaga kerja dalam

bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Unit tersebut kini

aktif melaksanakan berbagai program sosialisasi dan pelatihan

keselamatan dan keamaan kerja di seluruh cabang Perseroan.

Graduates of Gapura Learning Center will receive a certification

and SKP (Personnel Competence Document) issued by the

Ministry of Transportation, as the official license required to

secure jobs in airports and airlines. The Company is currently

working towards an IATA (International Air Transport

Association) accreditation for its learning centers.

Developing a Safety Culture

Ground handling operations have to comply with strict

flight safety and security issues, as well as ensure smooth

operations and the optimum use of resources. Thus, in 2015,

the Company consistently provided continuing training and

socialization to its airside personnel, i.e. those that serve at

airport aprons. The ‘Ramp Safety’ campaign, for example, has

succeeded in significantly reducing the level of the Accident

Rate from 13 accidents in 2014 to just 7 accidents in 2015.

To help instill a culture of safety as part of the day-today

activities of employees, Gapura established the Safety,

Security and Quality Assurance unit in 2015, staffed

with expert personnel holding the proper certification in

Occupational Health & Safety from the Ministry of Labour. The

unit is charged with developing and executing training and

socialization programs related to Occupational Health & Safety

at all of the Company’s branches.

Page 58: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

58 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Pada tahun 2015 Gapura berhasil mempertahankan sertifikat

ISAGO (IATA Safety Audit for Ground Operations) dari

International Air Transport Association sebagai merupakan

pengakuan internasional terhadap konsistensi Gapura untuk

manajemen risiko dan keselamatan, baik dalam dokumentasi

dan implementasi untuk operasi di bandara Soekarno-Hatta

dan Denpasar.

Perseroan memberi perhatian tinggi pada parameter

operational excellence antara lain station handling delay serta

mishandling baggage/cargo untuk mengukur kinerja ketepatan

waktu ground handling dan mengukur kasus kerusakan,

kehilangan, salah tujuan, tertinggal serta penyimpangan lain.

Tingkat station handling delay pada tahun 2015 adalah 0,11%

menurun dari 0,20% pada tahun 2014, sementara baggage/

cargo mishandling adalah 0,08% menurun dari 0,13% pada

2014.

Pengembangan Bisnis Baru

Layanan warehousing sebagai salah satu sumber pendapatan

bagi Perseroan tengah menghadapi perubahan terkait dengan

langkah Angkasa Pura untuk mengambil alih pengelolaan

pergudangan Perseroan, sebagaimana yang telah terjadi di

warehouse Yogyakarta, Jambi, Denpasar, Pangkal Pinang dan

Semarang. Dengan demikian pada tahun 2015 Gapura hanya

mengelola warehousing yang berlokasi di bandara Soekarno-

Hatta.

In 2015, Gapura successfully renewed its ISAGO (IATA Safety

Audit for Ground Operations) certification from IATA, as global

recognition of Gapura’s consistency in risk management

and safety, both in terms of documentation as well as

implementation, for its operations at Soekarno-Hatta and

Denpasar airports.

The Company also continues to strive to improve other

parameters of operational excellence, including the station

handling delay which measures the timeliness of ground

handling operations, and baggage/cargo mishandling in terms

of damage, loss, mistaken destination, left behind, or other

violations.

Station handling delay in 2015 was measured at 0.11%, down

from 0.2% in 2014, while baggage/cargo mishandling was

0.08%, a decline from 0.13% in 2014.

Development of New Businesses

The warehousing business segment, as a source of revenues

for the Company, is undergoing some changes related to the

policy of Angkasa Pura in taking over the management of

warehouses at airports. This has already taken place for the

warehouses at Yogyakarta, Jambi, Denpasar, Pangkal Pinang

and Semarang. Thus, in 2015, Gapura was left with the

operations of the warehouse at the Soekarno-Hatta Airport.

0,070

0,060

0,050

0,040

0,030

0,020

0,010

Kinerja Keselamatan (insiden per 1.000 penerbangan)

Safety Performance (incident per 1,000 flight)

2011

0,065 0,063 0,061 0,057

0,0500,064

0,0610,058

0,051

0,025

2012 2013 2014 2015

Realisasi Realization Target Target

Page 59: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

59Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Untuk mengantisipasi, Gapura telah merintis pendirian

strategic business unit (SBU) yaitu antara lain penggabungan

layanan Lounge & Hospitality dengan mulai mengelola sendiri

executive lounge di Terminal 1C bandara Soekarno Hatta

serta Pontianak dan Pekanbaru, sementara executive lounge

di Terminal 2 bandara Soekarno Hatta dan Denpasar bekerja

sama dengan mitra.

Layanan Hospitality yaitu passenger service assistant (PSA)

yang awalnya hanya untuk Garuda Indonesia kini digunakan

juga oleh maskapai lain, seperti Korean Air dan Japan airlines,

serta pelanggan personal dan korporasi.

Hospitality Gapura bergabung dalam Society Concierge

Indonesia sehingga dipercaya untuk melayani hotel bintang

lima seperti Shangrila, Mulia, Mandarin dan Heritage. Selama

2015, bisnis Hospitality berkembang pesat dengan jumlah

pelanggan bertambah dari 20 di tahun 2014 menjadi 40

pelanggan pada 2015.

In anticipation of this, Gapura has begun to develop new

strategic business units (SBU), including combining the Lounge

and Hospitality services. The Company currently manages the

Executive Lounge at Terminal 1C Soekarno-Hatta as well as at

Pontianak and Pekanbaru airports, while the Executive Lounge

at Terminal 2 Soekarno-Hatta and Denpasar are managed in

partnership with third parties.

The Hospitality service unit, formerly providing passenger

service assistance (PSA) services to Garuda Indonesia, is now

available to passengers from other airlines such as Korean Air

and Japan Airlines, as well as personal and corporate clients.

Gapura’s Hospitality services are a member of Society

Concierge Indonesia, and thus are able to serve guests of

leading 5-star hotels such as Shangri-la, Mulia, Mandarin and

Heritage, In 2015, the Hospitality business recorded growth

from 20 customers served in 2014 to 40 customers in 2015.

Page 60: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

60 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

TI Mendorong Transformasi

Sebagai penunjang utama industri penerbangan, industri

ground handling menghadapi dinamika tuntutan bisnis

yang terus meningkat dari industri penerbangan. Tuntutan

ini mendorong Perseroan untuk memberikan layanan yang

lebih unggul dan cerdas, melalui optimalisasi proses kerja

operasional dan peningkatan service delivery bermutu tinggi,

yang diharapkan akan meningkatkan kepuasan pelanggan,

laba usaha serta citra Perseroan.

Guna mewujudkan operational excellence, Perseroan

berkomitmen memanfaatkan Teknologi Informasi sebagai

pendorong proses transformasi bisnis dengan menjadikan

Gapura sebagai IT-based organization yang menerapkan

teknologi mutakhir tepat guna untuk optimalisasi proses-

proses operasional ground handling.

Strategi pemanfaatan TI di Gapura difokuskan pada teknologi

mutakhir yang telah terbukti memiliki kemampuan yang

baik (Capable), terutama dalam peningkatan efisiensi dan

efektivitas proses kerja, yang implementasi dan pengembangan

sistemnya dilakukan mitra bisnis yang memiliki kompetensi

tinggi di bidang teknologi informasi.

Tinjauan Pendukung BisnisBusiness Support Review

IT Driven Transformation

As the primary supporting industry for the aviation sector, the

ground handling industry has to face the increasing demand

for higher quality services from client airlines. The Company

has responded by efforts to provide smart and excellent

services, delivered through the optimization of work processes

and the improvement of service quality. The expected end

result is improvements in customer satisfaction, profits and

the Gapura brand.

To achieve operational excellence, the Company is committed

to the utilization of Information Technology as an enabler for

business transformation, transforming Gapura into an IT-based

organization that uses the right advanced technology towards

optimized ground handling operational processes.

At Gapura, the IT utilization strategy centers on the use of

proven and capable technology systems, mainly to improve

the efficiency and effectiveness of various work processes, to

be developed and implemented by business partners with an

established reputation in the field of Information Technology.

Dua elemen kunci dari proses tranformasi bisnis yang tengah berlangsung di Gapura adalah penerapan Teknologi Informasi untuk mewujudkan operational excellence, serta perubahan paradigma dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia.

The ongoing business transformation process at Gapura rests on two key elements: the implementation of Information Technology towards operational excellence, and the paradigm change in the management of our Human Capital.

Page 61: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

61Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Pengembangan layanan TI di Gapura diawali melalui

penggunaan perangkat lunak Enterprises Resource

Planning (ERP) dari SAP AG, Jerman. Inisiatif ini merupakan

tonggak penting dalam pendayagunaan TI di Gapura, karena

menunjukkan komitmen Perseroan untuk mewujudkan suatu

sistem TI yang komprehensif dan terintegrasi dalam rangka

transparansi, efektivitas dan efisiensi proses bisnis.

Gapura juga telah berhasil menerapkan modul Financial

Accounting and Controlling (SAP FICO). Modul SAP FICO

mengintegrasikan proses-proses pencatatan, pengumpulan

dan pengolahan transaksi atau informasi keuangan secara

real-time, sebagai masukan untuk keperluan pelaporan internal

dan eksternal maupun untuk proses analisa dan pengambilan

keputusan manajemen.

Setelah SAP FICO, Gapura melanjutkan dengan implementasi

modul SAP HCM (Human Capital Management). Modul

SAP HCM mendukung seluruh proses yang terkait dengan

pengelolaan Sumber Daya Manusia dan administrasi karyawan

di Perusahaan, termasuk penyimpanan data karyawan secara

individu sejak direkrut sampai pensiun atau keluar dari

Perusahaan. Pada tahun 2015 dilakukan implementasi modul

SAP-Payroll yang merupakan kelanjutan dari sistem SAP HCM

sebagai salah satu sistem pendukung utama Perseroan.

Development of IT services at Gapura started with the

utilization of Enterprise Resource Planning (ERP) software

from SAP AG, Germany. It is an important milestone in the

utilization of IT at Gapura, as it underscores the commitment

to develop a comprehensive, integrated IT system towards

greater transparency as well as the effectiveness and

efficiency of business processes.

Subsequently, Gapura has successfully implemented the

Financial Accounting and Controlling (SAP FICO) module. This

module integrates the recording, collection and processing of

financial transactions or information on a real-time basis, to

serve as input for internal and external reporting purposes,

as well as for management analysis and decision-making

processes.

Following SAP FICO, Gapura implemented the SAP HCM

(Human Capital Management) module. The SAP HCM module

supports all processes related with the management of

human resources and employee administration, including the

filing of individual employee data starting from recruitment

up to retirement or discharge from the Company. In 2015,

the Company implemented the SAP-Payroll module in a

continuation of SAP HCM as one of the core support systems

used by the Company.

Page 62: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

62 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Gapura juga telah mengembangkan sistem e-Procurement

dalam proses pengadaan barang dan jasa di Perusahaan. Selain

dapat meningkatkan efisiensi proses pengadaan, implementasi

e-Procurement juga merupakan salah satu langkah penting

dalam peningkatan transparansi terkait dengan pelaksanaan

praktik-praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) di

Gapura.

Pada tahun 2015, pendayagunaan sistem-sistem TI diperluas

untuk mendukung aktivitas operasional utama Gapura yaitu

penyediaan jasa ground handling di bandara. Gapura telah

menerapkan salah satu aplikasi TI paling mutakhir di industrinya

yaitu Operational Control System (OCS).

Gapura has also developed an e-Procurement system for

the procurement of goods and services at the Company. In

addition to improving the efficiency of procurement processes,

the implementation of e- Procurement is also an important

step towards increased transparency with regards to the

implementation of Good Corporate Governance (GCG) practices

at Gapura.

In 2015, the scope of IT utilization was expanded to support

Gapura’s core operational activities of providing ground

handling services at airports. Gapura then implemented the

Operational Control System (OCS), one of the latest IT systems

available for the ground handling industry.

Page 63: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

63Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Melalui OCS, aktivitas ground handling di seluruh area

bandara dapat dipantau secara real-time, sehingga dapat

mengoptimalkan penggunaan sumber daya peralatan maupun

personil yang tersedia, serta mengantisipasi keterlambatan

penanganan pesawat. Kick off implementasi OCS di Bandara

Internasional Soekarno-Hatta dilakukan pada Oktober 2015

dan direncanakan akan operasional pada bulan Oktober 2016.

Selain implementasi OCS, program-program pengembangan

layanan TI pada tahun 2015 juga mencakup sejumlah inisiatif

lain seperti desain-ulang situs web Perseroan, pengembangan

aplikasi korespondensi dan infrastruktur jaringan komunikasi

data antar-cabang.

SDM sebagai Sumber Daya Pertumbuhan

Konsep human capital menempatkan karyawan sebagai salah

satu sumber daya utama yang vital bagi keberlangsungan dan

pertumbuhan bisnis perusahaan, karenanya pengembangan

potensi karyawan harus diupayakan secara optimal dan

berimbang dengan peningkatan kesejahteraan karyawan.

Gapura menggunakan pendekatan Competency-Based Human

Resources Management (CBHRM) dalam pengeloaan human

capital dengan menerapkan tiga model pengembangan

untuk Core Competency, Basic Competency dan Professional

Competency.

Ketiga model ini dikembangkan dan terus disempurnakan

untuk mendukung penilaian kemampuan karyawan secara

adil dan transparan. Dengan demikian setiap karyawan Gapura

diharapkan dapat menguasai:

• Core Competency (nilai-nilai budaya perusahaan)

• Basic Competency (perilaku dan kualitas pribadi)

• Professional Competency (keterampilan dan pengetahuan,

yang bersifat umum maupun khusus/fungsional).

Profil Karyawan

Per 31 Desember 2015, jumlah karyawan Gapura tercatat

sebanyak 1.778 orang (tidak termasuk Dewan Komisaris dan

Direksi), yang terdiri dari 1.369 orang karyawan tetap dan 409

karyawan kontrak (Pekerja Kontrak Waktu Tertentu/PKWT).

Jumlah tersebut berkurang sekitar 3,50% dari jumlah karyawan

tahun 2014 yaitu sebanyak 1.842 orang.

OCS enables real-time monitoring of all ground handling

activities in all areas of an airport, leading to more optimum

utilization of available equipment and personnel, while also

anticipating delays in aircraft handling. The kick-off for OCS

implementation at Soekarno-Hatta International Airport was

held in October 2015, with the system expected to be fully

operational by October 2016.

In addition to OCS implementation, development of IT services

undertaken during 2015 also include initiatives such as the

re-design of the Company’s official website, the development

of a correspondence application, and the infrastructure for an

inter-branch data communication network.

Human Capital as Growth Resources

The concept of human capital sees employees as one of the

vital resources to sustain the business growth of a company.

Thus, efforts in developing the potential of the workforce

should be undertaken in an optimized and balanced manner

alongside improvements in employee welfare.

Gapura implements the Competency-Based Human Resources

Management (CBHRM) approach in the management of its

human capital using three models for the development of Core

Competency, Basic Competency and Professional Competency.

These three models were developed and continuously

enhanced to enable the fair and transparent assessment of

employee competences. Each individual employee of Gapura is

therefore expected to acquire:

• Core Competency (corporate values)

• Basic Competency (personal behaviour and quality)

• Professional Competency (general and specialized/

functional skills and knowledge)

Employee Profiles

As of December 31, 2015, Gapura employs a total of

1,778 personnel (not including members of the Board of

Commissioners and Board of Directors), comprising 1,369

permanent employees and 409 contract employees. The

number represents a decline of some 3.50% from 1,842

employees on record in 2014.

Page 64: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

64 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Karyawan Gapura tersebar di Kantor Pusat dan 54 kantor

cabang/perwakilan di berbagai bandara di seluruh Indonesia.

Selain karyawan tetap dan PKWT, aktivitas operasional Gapura

juga didukung oleh 5.842 orang tenaga kerja alih-daya per 31

Desember 2015.

Sebanyak 46 karyawan baru telah direkrut sepanjang tahun

2015. Selain untuk mengimbangi peningkatan volume bisnis

serta menggantikan karyawan yang keluar, pensiun atau

meninggal dunia, rekrutmen karyawan baru juga diarahkan

untuk memperbaiki komposisi karyawan secara keseluruhan.

Perekrutan karyawan mengacu kepada tingkat pendidikan

dan kompetensi yang lebih tinggi guna memenuhi kualifikasi

pekerjaan yang kelak dibutuhkan, serta mempersiapkan

regenerasi kepemimpinan masa depan Gapura.

Profil karyawan Gapura dapat dilihat pada tabel-tabel berikut

ini:

Karyawan Berdasarkan Usia Employee Based on Age

2014 2015

> 50 212 276 > 50

41-50 1.011 949 41-50

31-40 440 370 31-40

< 30 179 183 < 30

Total 1.842 1.778 Total

Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Employee Based on Gender

2014 2015

Pria 1.506 1.447 Male

Wanita 336 331 Female

Total 1.842 1.778 Total

Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Employee Based on Education

2014 2015

S2 21 20 Master degree

S1 492 490 Bachelor degree

Diploma 175 166 Diploma

SLTA 1.115 1.063 Senior High School

SD-SMP 39 39 Primary School-Junior High School

Total 1.842 1.778 Total

Gapura’s employees are stationed at the Head Office as well

as at 54 branches/representative offices in airports all over

Indonesia. In addition to permanent and contract employees,

Gapura’s operations are also supported by 5,842 outsourced

personnel, as of December 31, 2015.

A total of 46 new employees were recruited in 2015. In

addition to the need to keep pace with business growth

and to replace those that resigned, retired or are deceased;

employee recruitment was also undertaken to improve the

overall employee composition in terms of education and

competency. Emphasizing better education and a higher level

of competence, employee recruitment is thus directed to fill

future job qualifications, as well as to prepare for the future

leadership of Gapura.

The employee profile of Gapura is presented in the following

tables:

Page 65: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

65Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Karyawan Berdasarkan Tingkat Jabatan Employee Based on Position

2014 2015

Vice President 10 13 Vice President

General Manager 28 28 General Manager

Senior Manager 33 34 Senior Manager

Manajer 75 75 Manager

Asisten Manajer 39 54 Assistant Manager

Kepala Perwakilan 18 22 Station Representative

Supervisor/Koordinator 345 357 Supervisor/Coordinator

Staf 1.294 1.195 Staff

Total 1.842 1.778 Total

Page 66: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

66 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Pengembangan Kompetensi Karyawan

Penguatan kompetensi SDM merupakan bagian penting dari

transformasi bisnis di Gapura. Selain pelatihan kompetensi

yang bersifat wajib, juga dilakukan program-program pelatihan

serta pendidikan karyawan yang bersifat perubahan maupun

pengembangan kompetensi. Pelatihan perubahan kompetensi

bertujuan untuk membangun kompetensi karyawan agar

mampu mengimbangi dinamika bisnis ground handling, dengan

sasaran akhir pada pencapaian service excellence. Sedangkan

pelatihan pengembangan kompetensi ditujukan untuk

menyiapkan karyawan dengan kompetensi tertentu guna

mendukung pengembangan portofolio bisnis Gapura.

Pelatihan yang bersifat wajib adalah pelatihan yang harus

dilakukan sesuai dengan ketentuan Pemerintah maupun

International Air Transport Association (IATA), berupa

pelatihan untuk memperoleh dan mempertahankan lisensi/

sertifikasi profesi maupun keterampilan (hard skill) khusus

lainnya menyangkut operasional ground handling. Pada tahun

2015, total durasi penyelenggaraan pelatihan wajib di Gapura

mencapai 27.741 jam pelatihan.

Development of Employee Competences

Development of employee competencies is an important

part of the business transformation at Gapura. In addition

to training for mandatory competencies, employee training

programs also include training for competency change and

development. Training in competency change is directed so

as to develop employee competencies to be able to keep pace

with the dynamics of the ground handling business, eventually

leading to the achievement of service excellence. Training in

competency development, on the other hand, is directed to

prepare personnel with specific competencies in support of

Gapura’s strategy to expand its business portfolio.

Mandatory training are those that are required by the

Government as well as the International Air Transport

Association (IATA), comprising training to acquire and maintain

professional licenses/certifications or other specific hard

skills related to ground handling operations. In 2015, the

total duration of mandatory training conducted by Gapura

amounted to 27,741 training hours in total.

Page 67: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

67Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Sementara pelatihan yang bersifat tidak-wajib adalah pelatihan

yang tidak diwajibkan berdasarkan peraturan namun dianggap

penting untuk menunjang dan meningkatkan kinerja perusahaan,

termasuk pelatihan soft skill di bidang manajemen dan

kepemimpinan (leadership). Pada tahun 2015, Gapura tercatat

menyelenggarakan 12.487 jam pelatihan di bidang hukum, SDM,

perpajakan, audit, pengadaan barang dan jasa, accident/incident

investigation & reporting, dan sejumlah bidang lainnya.

Berbagai program pengembangan kompetensi karyawan

tersebut diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan

Perusahaan maupun tuntutan jalur karir karyawan, dengan

memperhatikan kesetaraan gender dan persamaan

kesempatan bagi seluruh karyawan.

Gapura mulai merintis penerapan Knowledge Management

sebagai salah satu inisiatif strategi di bidang pengembangan

kompetensi karyawan. Hal ini dilakukan melalui sharing

session secara rutin yang difasilitasi oleh unit kerja Human

Capital, dimana setiap karyawan dapat berkontribusi sebagai

pembicara dan saling bertukar ide, konsep dan informasi

dengan karyawan lainnya yang berpartisipasi.

Remunerasi dan Kesejahteraan Karyawan

Faktor remunerasi maupun kesejahteraan karyawan dapat

berdampak secara nyata pada kinerja karyawan dan pada

akhirnya mempengaruhi produktivitas perusahaan. Sistem

remunerasi yang adil serta transparan dapat memacu karyawan

untuk memberikan kinerja terbaik dan terus-menerus berupaya

untuk meningkatkan kapabilitas yang dimiliki. Dengan

terjaminnya kesejahteraan akan memungkinkan karyawan

untuk tetap fokus pada pekerjaan yang dilakukan setiap hari.

Karyawan Gapura memperoleh remunerasi yang terdiri dari gaji

pokok dan kompensasi finansial lain meliputi tunjangan makan,

tunjangan transportasi, tunjangan pendidikan (untuk anak

karyawan) serta Tunjangan Hari Raya. Karyawan pada posisi/

fungsi tertentu juga memperoleh tunjangan Surat Kecakapan

Personil (SKP)/Lisensi. Sementara di tingkat struktural, Gapura

memberikan tunjangan tambahan berupa tunjangan jabatan

dan fasilitas rumah dinas. Manajemen Gapura juga memiliki

kebijakan pembagian bonus tahunan kepada seluruh karyawan

dari laba yang diperoleh setiap tahun, yang diditribusikan

pada tahun berikutnya. Paket remunerasi karyawan tersebut

disesuaikan secara berkala setiap tahun terhadap kenaikan

biaya hidup berdasarkan angka inflasi resmi dari Pemerintah.

Non-mandatory training meanwhile is training that, while

not required by regulations, is deemed important to support

the Company’s operations and improve its performance.

These include training in soft skills such as in management

and leadership. In 2015, Gapura conducted a total of 12,487

training-hours in diverse areas such as law, human resources,

tax, audit, goods and services procurement, accident/incident

investigation & reporting, among others.

The various employee competencies development programs

were undertaken according to the Company’s needs as well as

the employee career path, giving due consideration to concepts

of gender equality and equal opportunity for all employees.

Gapura has also begun to implement Knowledge Management

as a strategic initiative in employee competency development.

In its implementation, the Human Capital division facilitated

routine sharing sessions, where employees can contribute as

speakers and participate in the exchange of ideas, concepts

and information among fellow employees.

Employee Remuneration and Welfare

Employee remuneration and welfare can have a tangible impact

on employee performance and, eventually, on overall company

productivity. A fair and transparent work remuneration system

can be motivational for employees to strive for their best

performance and to continuously improve their capabilities.

Being assured of their welfare, employees will be able to focus

on their day-to-day work activities.

Gapura provides each employee with a remuneration package

consisting of a basic salary and other financial compensation

that includes a meal allowance, transportation allowance,

education allowance (for their children) and religious holiday

allowance. Employees holding certain positions/functions also

receive an allowance for Personnel Competence Certification/

Licensing. Structural staff also receive additional benefits

in the form of a position allowance and a company housing

facility. Gapura also has an annual bonus policy for all

employees from profits earned each year, to be distributed

in the following year. The employee remuneration package is

regularly adjusted each year to compensate for the increase in

the cost of living based on official government figures.

Page 68: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

68 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Setiap tahun, Gapura memberikan beberapa penghargaan

terhadap karyawan yang berprestasi dalam mendukung

pencapaian target bisnis dan juga penghargaan karyawan

dengan masa kerja aktif tidak terputus. Program penghargaan

yang dilakukan dalam rangka memotivasi karyawan tersebut

tengah diintegrasikan ke dalam suatu sistem remunerasi

berbasis-kinerja yang saat ini sedang disusun sebagai kebijakan

formal Perseroan, dimana imbalan kerja akan dibedakan

berdasarkan kinerja masing-masing individu karyawan. Kinerja

karyawan akan dinilai secara objektif terkait dua aspek, yaitu

aspek pencapaian sasaran kerja serta aspek perilaku kerja dan

man management (bagi personil yang memiliki bawahan).

Selain memberikan tingkat remunerasi yang kompetitif di

pasar bagi karyawannya, Gapura juga memberikan kompensasi

non-finansial yang ditujukan untuk menjaga kesejahteraan

karyawan secara keseluruhan, melalui program pensiun dan

program pelayanan kesehatan karyawan. Sesuai dengan

ketentuan yang ada, seluruh karyawan dan pekerja Perseroan

diikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan, yang

memberikan manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan

Kematian, dan Jaminan Hari Tua. Untuk menjamin kesejahteraan

Each year, Gapura provides employees with rewards in

recognition of their outstanding contribution to business

target achievement as well as for continuous service time.

Initially designed as additional incentives to motivate

employees, these reward programs are being integrated

into a performancebased remuneration program, currently

under development as a formal company policy, whereby the

employee’s work compensation will be determined based on

the respective performance of each individual employee. The

system provides for an objective assessment of employee

performance in two areas, namely achievement of work

targets and achievements in work behavior and management

(for personnel with subordinate staff).

Aside from ensuring a competitive level of work compensation

for its employees, Gapura also provides non-financial

compensation to ensure the overall welfare of employees

through both a pension program and an employee health

service program. In compliance with applicable regulations, the

Company registers all of its employees and workers in the BPJS

Ketenagakerjaan, the Government’s worker social security

program, that provides Work Accident, Loss of Life and Old Age

insurance. To ensure the welfare.

Page 69: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

69Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

karyawan setelah mereka pensiun (di usia 56 tahun), Gapura

memiliki program Tunjangan Hari Tua (THT) yang dikelola oleh

perusahaan asuransi jiwa pihak ketiga, serta Program Pensiun

Iuran Pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun Garuda Indonesia.

Gapura menyediakan fasilitas kesehatan yang cukup

komprehensif bagi karyawan. Selain mengikutsertakan seluruh

karyawan dalam program BPJS Kesehatan sesuai ketentuan

yang berlaku, Gapura juga bekerja sama dengan pihak ketiga

dalam penyediaan fasilitas kesehatan untuk rawat jalan dan

rawat inap bagi karyawan dan keluarga inti mereka (istri/

suami dan anak-anak sampai dengan usia 25 tahun). Fasilitas

kesehatan ini tersedia juga untuk karyawan yang telah

pensiun, termasuk istri/suami dan anak mereka.

Hubungan Industrial

Kebebasan berserikat bagi karyawan di Gapura diwujudkan

melalui keberadaan Serikat Pekerja PT Gapura Angkasa

(SIPERKASA). Dengan beranggotakan seluruh karyawan Gapura,

SIPERKASA merupakan wadah yang efektif guna menyuarakan

aspirasi karyawan maupun melindungi kepentingan karyawan

Gapura. Dalam hal ini, SIPERKASA merupakan mitra aktif yang

bersama-sama dengan manajemen Gapura mengupayakan

hubungan yang harmonis antara karyawan dan Perseroan

serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif terhadap

tercapainya tujuan-tujuan karyawan serta perusahaan.

Gapura telah memiliki dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

untuk periode tahun 2015-2016 yang memuat hak dan

kewajiban dari karyawan maupun Perseroan, terkait dengan

hubungan ketenagakerjaan yang ada antara karyawan dan

Gapura. Dokumen PKB dirumuskan bersama oleh manajemen

Gapura dan SIPERKASA sebagai wakil karyawan, serta

diperbaharui dari waktu ke waktu untuk menyesuaikan dengan

perkembangan kondisi yang ada.

Indeks Kepuasan Kerja

Gapura secara berkala melakukan survei kepuasan kerja di

kalangan karyawan, baik untuk karyawan tetap maupun

karyawan alih-daya. Hasil dari survei-survei tersebut kemudian

menjadi umpan-balik untuk perbaikan dan penyempurnaan

berbagai aspek terkait dalam pengelolaan sumber daya

manusia Gapura secara keseluruhan. Pada tahun 2015, survei

yang dilakukan memberikan hasil Indeks Kepuasan Karyawan

sebesar 71% untuk karyawan tetap dan 72% untuk karyawan

alih-daya.

of employees following retirement (at the age of 56), Gapura

maintains an Old Age Benefit program managed by an

independent life insurance provider, and a Defined Benefit

Pension Program run by the Garuda Indonesia Pension Fund unit.

Gapura provides comprehensive health facilities for its

employees. In addition to participation in the Government-

sponsored BPJS Kesehatan health insurance program for all

employees, Gapura also cooperates with third-party healthcare

providers for the provision of medical care and hospitalization

facilities for employees and their immediate family members

(spouse and children up to 25 years old). These facilities are

also available to retired employees and their immediate family

members.

Industrial Relations

At Gapura, freedom of association for employees is manifested

through the activities of PT Gapura Angkasa Employee

Union (SIPERKASA). Counting all Gapura employees as its

members, SIPERKASA is an effective vehicle to promote the

aspirations of employees as well as to protect their interests.

In this regards, SIPERKASA acts as an active partner in the

management of Gapura in building a harmonious relationship

between employee and the Company, and in creating a work

environment that is conducive towards the achievement of

the common objectives of the Company and its employees.

Gapura currently has in force the Collective Labour Agreement

(PKB) document for the 2015-2016 period, which details

the rights and obligations on the part of employees and the

Company related to industrial relations between Gapura and

its employees. The PKB document is formulated jointly by

Gapura management and SIPERKASA as the representative of

all employees, and is updated regularly so as to be adjusted in

line with ongoing developments.

Work Satisfaction Index

Gapura regularly conducts work satisfaction surveys among its

employees; both permanent staff and outsourced personnel.

The results of these surveys serve as feedback to implement

improvement measures in various areas related to issues of

human capital management at Gapura. In 2015, the survey

conducted resulted in an Employee Satisfaction Index score

of 71% for permanent employees and 72% for outsourced

personnel, respectivel

Page 70: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

70 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Berikut ini adalah pembahasan mengenai kinerja keuangan

PT Gapura Angkasa (“Perseroan” atau “Gapura”) pada tahun

2015. Angka-angka yang berpadanan untuk tahun 2014

disajikan sebagai pembanding maupun untuk keperluan analisis.

Pembahasan berikut ini mengacu kepada Laporan Keuangan

Auditan Perseroan untuk periode tahun buku yang berakhir

pada 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014, yang juga

dilampirkan dalam Laporan Tahunan ini.

Laporan Laba-Rugi

Pendapatan Usaha

Gapura memperoleh Pendapatan Usaha dari aktivitas pada

segmen-segmen usaha utama Perseroan yaitu Ground

Handling, Cargo Handling & Warehousing, dan Bisnis Lain. Pada

tahun 2015, jumlah Pendapatan Usaha tercatat mencapai

sebesar Rp 1.318,82 miliar, tumbuh 9% dari Rp 1.210,44 miliar

yang dibukukan di tahun 2014.

Pendapatan dari Ground Handling, termasuk layanan AHAN

(Aircraft Handling Additional Note) serta penerbangan Haji,

mencapai sebesar Rp 1.089,94 miliar, atau 83% dari total

Pendapatan Usaha pada tahun 2015, dan tercatat tumbuh 10%

dari Rp 988,67 miliar di tahun 2014. Pertumbuhan tersebut

sejalan dengan kenaikan produksi jasa Ground Handling sebesar

The following is a discussion on the financial performance

of PT Gapura Angkasa (“Gapura” or the “Company”) in 2015.

Corresponding figures for the year 2014 are presented in

comparison, for the purpose of analysis.

The following discussion refers to the Company’s Audited

Financial Statements for the fiscal year period that ended on

December 31, 2015 and December 31, 2014, as attached in

this Annual Report.

Income Statements

Operating Revenues

Gapura derives Operating Revenues from activities in the

Company’s primary business segments of Ground Handling,

Cargo Handling & Warehousing, and Other Businesses. In

2015, Operating Revenues amounted to Rp1,318.82 billion,

increasing by 9% from Rp1,210.44 billion posted in 2014.

Revenues from Ground Handling, including AHAN (Aircraft

Handling Additional Note) services and Hajj flights, amounted

to Rp1,089.94 billion, contributing 83% to total Operating

Revenues in 2015, and representing growth of 10% compared

to Rp988.67 billion posted in 2014. The growth in revenues

was generally in line with.the 8.3% increase in ground handling

Tinjauan KeuanganFinancial Review

Gapura memperlihatkan kinerja keuangan yang baik di tahun 2015 dengan membukukan peningkatan 54% pada Laba Bersih dan 26% pada Jumlah Aset.

Gapura showed an excellent financial performance in 2015 by posting a 54% increase in Net Income as well as a 26% growth in Total Assets.

Page 71: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

71Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

8,3% dari 255.350 penerbangan di tahun 2014 menjadi

276.564 penerbangan pada tahun 2015. Pertumbuhan

pendapatan segmen ini juga diakibatkan adanya kenaikan tarif

Garuda Indonesia yang meliputi tarif AHAN sebesar 25% mulai

Juni 2015 dan Ground Handling 2,5% mulai Juli 2015.

Pendapatan dari segmen Warehousing, termasuk layanan

Cargo Handling, tercatat mencapai sebesar Rp 166,34 miliar

pada tahun 2015, naik 5% dari pencapaian pada tahun

sebelumnya sebesar Rp 158,75 miliar.

Pada tahun 2015, pendapatan dari segmen Bisnis Lain tercatat

mencapai sebesar Rp 62,54 miliar, turun 0,8% dari pencapaian

pada tahun 2014 sebesar Rp 63,01 miliar.

Komponen jasa atau layanan yang dominan pada segmen

Bisnis Lain antara lain adalah layanan Hospitality, Passenger

Service Charge Collection, jasa Business Lounge, layanan

Garbarata, serta layanan Security.

Pendapatan dari layanan Business Lounge naik 100% dari

Rp 3,21 miliar di 2014 menjadi Rp 6,42 miliar di tahun 2015.

Pendapatan dari layanan Security meningkat dari Rp 3,59

miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 5,83 miliar di tahun 2015,

atau naik 62%, sementara pendapatan dari layanan Garbarata

naik 9% dari Rp 8,94 miliar di tahun 2014 menjadi Rp 9,75

miliar di tahun 2015.

production from 255,350 flights in 2014 to 276,564 flights in

2015. The increase in revenues in this segment also reflected

the increase of 25% in the AHAN tariff and 2.5% in the Ground

Handling tariff for Garuda Indonesia, beginning in June 2015

and July 2015, respectively.

Revenues from the Warehousing segment, including from

Cargo Handling services, amounted to Rp166.34 billion in

2015, a 5% increase over the amount in 2014 of Rp158.75

billion.

In 2015, revenues from Other Businesses amounted to

Rp 62.54 billion, a slight decline 0.8% from the revenues

posted in 2014 of Rp 63.01 billion.

The dominant components or services within the Other

Businesses segment are the Hospitality services, Passenger

Service Charge Collection, Business Lounge services,

Aerobridge services, and Security services.

Revenues from Business Lounge services rose 100% from

Rp 3.21 billion in 2014 to Rp 6.42 billion in 2015. Revenues

from Security services grew from Rp 3.59 billion in 2014 to

Rp 5.83 billion in 2015, or an increase of 62%, while revenues

from Aerobridge services rose by 9% from Rp 8.94 billion in

2014 to Rp 9.75 billion in 2015.

Page 72: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

72 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Beban Pokok Penjualan

Beban Pokok Penjualan tercatat sebesar Rp 1.126,29 miliar

pada tahun 2015, naik 8% dari Rp 1.046,45 miliar di tahun

2014. Komponen yang mengalami kenaikan adalah beban jasa

Ground Handling dan beban jasa Bisnis Lainnya, sementara

beban jasa Warehousing tercatat Rp 81,03 miliar pada tahun

2015, turun 20% dari Rp 101,42 miliar di tahun 2014.

Beban Usaha

Beban Usaha terdiri dari Beban Pemasaran serta Beban Umum &

Administrasi. Total Beban Usaha pada tahun 2015 adalah sebesar

Rp 107,18 miliar, turun signifikan dibandingkan Rp 148,96 miliar

pada tahun 2014.

Beban Pemasaran mencapai sebesar Rp 5,75 miliar pada tahun

2015, naik sedikit dari sebesar Rp 5,48 miliar di tahun sebelumnya.

Beban Umum & Administrasi tercatat sebesar Rp 101,43 miliar

pada tahun 2015 turun 29% dari Rp 143,48 miliar yang tercatat

di tahun 2014. Komponen-komponen utama Beban Umum &

Administrasi antara lain adalah Beban Pegawai, Beban Sewa

dan Beban Kantor. Beban Pegawai berkontribusi lebih dari 50%

dari total Beban Umum & Administrasi, dan mencapai sebesar

Rp 60,92 miliar pada tahun 2015. Jumlah tersebut naik dari

Rp 50,92 miliar di tahun 2014, sejalan dengan kenaikan pada

imbalan kerja dan kesejahteraan karyawan Perseroan.

Penurunan signifikan pada Beban Umum & Administrasi

disebabkan oleh pencatatan Beban Imbalan Pasca Kerja, dimana

pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp 29,56 miliar, sementara

pada tahun 2015 Perseroan membukukan koreksi (negatif) atas

pembebanan pencadangan imbalan pasca kerja sebesar Rp 10,13

miliar untuk menyesuaikan dengan pemberlakuan PSAK 24.

Pendapatan (Beban) Lain-lain

Perseroan mencatat Pendapatan (Beban) Lain-lain - bersih

sebesar Rp 11,6 miliar pada tahun 2015, sementara

membukukan Pendapatan (Beban) Lain-lain - bersih sebesar

Rp 49,53 miliar di tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya

koreksi beban sebesar Rp 16,71 miliar (pendapatan lain-

lain tahun 2014 sebesar Rp 44,76 miliar dikoreksi menjadi

Rp 28,05 miliar) serta penjualan asset tanah sebesar Rp 27

miliar yang tidak terealisasi.

Cost of Service

Cost of Service amounted to Rp 1,126.29 billion in 2015, up

8% from Rp 1,046.45 billion in 2014. Increases were recorded

on the cost of service components for Ground Handling

and for Other Businesses, while the cost of service for the

Warehousing segment posted a decline 20% to Rp 81.03

billion in 2015, from Rp 101.42 billion in 2014.

Operating Expenses

Operating Expenses consists of Marketing Expenses and

General & Administrative Expenses. Total Operating Expenses

amounted to Rp 107.18 billion, significantly down from

Rp 148.96 billion posted in 2014.

Marketing Expenses amounted to Rp 5.75 billion in 2015,

slightly increasing from Rp 5.48 billion posted in the previous

year.

General & Administrative Expenses amounted to Rp 101.43

billion in 2015, down 41% from Rp 143.48 billion posted in

2014. The main components of General & Administrative

expenses are Employee Expenses, Rent Expenses, and Office

Expenses. Employee Expenses contributed more than 50% to

total General & Administrative Expenses, and amounted to Rp

60.92 billion in 2015. The amount represented an increase

of over Rp 50.92 billion in 2014 in line with increases in the

Company’s employee wages and benefits.

The significant decline in General & Administrative Expenses

was mainly due to the posting of Post-Service Employee

Benefit Expenses, which amounted to Rp 29.56 billion in 2014,

while in 2015 the Company posted a negative adjustment of

Rp 10.13 billion for post-service employee benefit calculations

as a result of the implementation of SFAS 24.

Other Revenues (Expenses)

The Company posted Other Revenues (Expenses) - net of

Rp 11.6 billion in 2015, compared with Other Revenues

(Expenses) - net of Rp 49.53 billion posted in 2014. This mainly

reflected the correction in expenses of Rp 16.71 billion (other

revenue of Rp 44.76 billion in 2014 corrected to Rp 28.05

billion) as well as the posting of Rp 27 billion of unrealized

revenue from sales of land asset.

Page 73: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

73Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Laba (Rugi) sebelum pajak

Laba sebelum pajak adalah sebesar Rp 77,89 miliar pada tahun

2015, dibandingkan Rp 62,96 miliar yang dibukukan pada

tahun 2014.

Laba (Rugi) bersih

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan badan

sebesar Rp 24,09 miliar dan Rp 27,77 miliar berturut-turut

pada tahun 2015 dan 2014, Perseroan membukukan laba

bersih sebesar Rp 53,80 miliar pada tahun 2015, meningkat

53% dari laba bersih sebesar Rp 35,19 miliar di tahun 2014.

Posisi Keuangan

Jumlah Aset

Jumlah Aset Perseroan per 31 Desember 2015 tercatat sebesar

Rp 1.004,77 miliar, meningkat sebesar 26% dibandingkan

jumlah aset setahun sebelumnya sebesar Rp 796,20 miliar.

Aset Lancar dan Aset Tetap berkontribusi masing-masing 38%

dan 62% pada Jumlah Aset Perseroan di akhir tahun 2015.

Aset Lancar

Jumlah Aset Lancar tercatat sebesar Rp 382,95 miliar pada

akhir tahun 2015, atau 14% lebih besar dari Rp 335,07 miliar

setahun sebelumnya. Dalam periode yang diperbandingkan,

kenaikan tersebut terutama mencerminkan kenaikan Kas dan

Setara Kas sebesar Rp 25,9 miliar, kenaikan Piutang Usaha

kepada Pihak Berelasi sebesar Rp 30,37 miliar, serta kenaikan

pada Pajak Dibayar Dimuka sebesar Rp 31,61 miliar, yang

dikompensasi sebagian oleh penurunan pada Pendapatan

yang Masih Harus Diterima sebesar Rp 37,20 miliar.

Aset Tetap

Per akhir tahun 2015, Aset Tetap Perseroan, setelah dikurangi

akumulasi penyusutan, tercatat sebesar Rp 579,05 miliar,

meningkat 41% dari Rp 408,39 miliar setahun sebelumnya.

Kenaikan ini terutama mencerminkan kenaikan pada aset sewa

pembiayaan Ground Support Equipment.

Jumlah Liabilitas

Jumlah Liabilitas Perseroan mencapai sebesar Rp 604,79

miliar pada akhir tahun 2015, lebih tinggi dari Jumlah Liabilitas

setahun sebelumnya sebesar Rp 458,77 miliar. Kenaikan

tersebut berasal dari kenaikan pada komponen Liabilitas

Jangka Pendek maupun Liabilitas Jangka Panjang Perseroan.

Pre-Tax Income (Loss)

Pre-tax income amounted to Rp 77.89 billion in 2015,

compared with pre-tax income of Rp 62.96 billion posted in

2014.

Net Income (Loss)

After calculations for income tax expenses of Rp 24.09 billion

and Rp 27.77 billion, respectively in 2015 and 2014, the

Company ended with a net income of Rp 53.80 billion in 2015,

an increase of 53% over net income of Rp 35.19 billion posted

in 2014.

Financial Positions

Total Assets

The Company’s Total Assets as of December 31, 2015,

amounted to Rp 1,004.77 billion, an increase of 26% compared

with total assets for the previous year at Rp 796.20 billion.

Current Assets and Fixed Assets contributed 38% and 62%,

respectively, to the Company’s Total Assets at yearend 2015.

Current Assets

Current Assets amounted to Rp 382.95 billion at yearend

2015, up by 14% from Rp 335.07 billion a year earlier. During

the period of analysis, the rise mainly reflected an increase of

Rp 25.9 billion in Cash and Cash Equivalent, an increase of Rp

30.37 billion in Trade Receivables to Related Parties, and an

increase of Rp 31.61 billion in Prepaid Taxes. This was partly

compensated by a decline of Rp 37.20 billion in Accrued

Revenues.

Fixed Assets

As of the end of 2015, the Company’s fixed assets, net of

accumulated depreciation, amounted to Rp 579.05 billion,

up 41% from Rp 408.39 billion the year earlier. This increase

primarily reflects the increase in assets subject to leasing for

Ground Support Equipment.

Total Liabilities

The Company’s Total Liabilities amounted to Rp 604.79 billion

as of year-end 2015, up from Rp 458.77 billion of Total

Liabilities recorded a year before, reflecting increases in the

Company’s Current Liabilities as well as Non-Current Liabilities.

Page 74: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

03

74 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Liabilitas Jangka Pendek

Liabilitas jangka pendek naik 23% dari Rp 202,87 miliar per

akhir tahun 2014 menjadi sebesar Rp 249,02 miliar pada

akhir tahun 2015. Kenaikan tersebut terutama mencerminkan

adanya tambahan bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

dari Utang Bank serta Liabilitas Sewa Pembiayaan sebesar

masing-masing Rp 21,0 miliar dan Rp 26,24 miliar.

Liabilitas Jangka Panjang

Liabilitas jangka panjang Perseroan berupa Utang Bank,

Liabilitas Sewa Pembiayaan serta Liabilitas Imbalan Pasca

Kerja tercatat naik 39% dari Rp 255,9 miliar di akhir tahun

2014 menjadi Rp 355,78 miliar di akhir tahun 2015.

Kenaikan pada liabilitas jangka panjang Perseroan terutama

mencerminkan timbulnya Liabilitas Sewa Pembiayaan sebesar

Rp 176,42 miliar, yang dikompensasi oleh penurunan sebesar

Rp 31,54 miliar pada Liabilitas Imbalan Pasca Kerja dan

penurunan sebesar Rp 45,0 miliar pada Utang Bank Perseroan.

Ekuitas

Jumlah Ekuitas Perseroan tercatat tumbuh sebesar Rp 62,54

miliar, atau 19%, menjadi Rp 399,97 miliar pada akhir tahun

2015, dibandingkan Rp 337,43 miliar setahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekuitas tersebut mencerminkan adanya

kenaikan pada saldo Laba Ditahan, dari penambahan laba

bersih tahun 2015 sebesar Rp 53,80 miliar, menjadi sebesar

Rp 78,85 miliar yang dibukukan pada tahun 2015.

Arus Kas

Kas dan setara kas tercatat mencapai sebesar Rp 76,35 miliar

pada akhir tahun 2015, dibandingkan Rp 50,45 miliar pada

posisi setahun sebelumnya.

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi tercatat sebesar

Rp 64,49 miliar pada tahun 2015, dibandingkan dengan arus

kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar

Rp 47,04 miliar pada tahun 2014. Pada tahun 2015 Gapura

mencatat kenaikan Rp 209 miliar dari penerimaan kas dari

pelanggan, kenaikan penerimaan uang muka dan biaya dibayar

dimuka sebesar Rp 4,6 miliar, kenaikan pembayaran pajak

sebesar Rp 8 miliar, kenaikan pembayaran kepada pemasok

Rp 154,8 miliar, dan penurunan pembayaran dividen, bonus

dan tantiem sebesar Rp 60,7 miliar.

Current Liability

Current Liability was up by 23% from Rp 202.87 billion at

year-end 2014 to Rp 249.02 billion at the end of 2015. The

increase in Current Liability mainly reflected increases in the

current maturity portions of Bank Borrowings and a Lease

Liability of Rp 21.0 billion and Rp 26.24 billion, respectively.

Non-Current Liability

The Company’s Non-Current Liability consists of Bank

Borrowings, Lease Liability and Post-Service Liability, and

recorded an increase of 39% from Rp 255.9 billion at year-end

2014 to Rp 355.78 billion at the end of 2015.

The increase in the Company’s non-current liabilities mainly

reflected the posting of Rp 176.42 billion of Lease Liability in

2015, which was compensated by a decline of Rp 31.54 billion

in Post-Service Liability and a decline of Rp 45.0 billion in Bank

Borrowings.

Shareholders’ Equity

The Company’s Shareholders’ Equity grew by Rp 62.54

billion, or 19%, to reach Rp 399.97 billion at year-end 2015,

compared with Rp 337.43 billion a year previously. The growth

in shareholders’ equity mainly reflected the increase in the

balance of Retained Earnings with the addition of Rp 53.80

billion of net income from operations in 2015, to Rp 78.85

billion as of year end 2015.

Cash Flows

Cash and cash equivalents amounted to Rp 76.35 billion

at year-end 2015, compared to its position a year earlier at

Rp 50.45 billion.

Net Cash Provided by Operating Activities

Net cash provided by operating activities amounted to

Rp 64.49 billion in 2015, compared with net cash used in

operating activities of Rp 47.04 billion that was posted in

2014. In 2015, Gapura recorded an increase of Rp 209 billion in

cash receipts from customers, an increase of advancesreceived

and pre-paid expenses of Rp 4.6 billion, an increase of pre-paid

taxes of Rp 8 billion, an increase of Rp 154.8 billion in payments

to suppliers, and a decline of Rp 60.7 billion in dividend, bonus

and performance based bonus payments

Page 75: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

75Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Arus Kas Bersih untuk Aktivitas Investasi

Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi adalah

sebesar Rp 14,59 miliar pada tahun 2015, dibandingkan

arus kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi sebesar

Rp 13,23 miliar di tahun 2014. Gapura mencatat kenaikan

dalam perolehan aset tetap sebesar Rp 536 juta serta

kenaikan pada aset tak berwujud dan aset lain-lain sebesar

Rp 28,20 miliar, pada tahun 2015.

Arus Kas Bersih untuk Aktivitas Pendanaan

Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah

sebesar Rp 24,0 miliar pada tahun 2015. Pada tahun 2014,

kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan tercatat sebesar

Rp 21,26 miliar.

Rasio-Rasio Keuangan Penting Key Financial Ratios

2015 2014

Rasio Lancar (%) 153.8 165.2 Current Ratio (%)

Tingkat Pengembalian Aktiva (%) 6.7 4.4 Return on Assets (%)

Tingkat Pengembalian Ekuitas (%) 13 10 Return on Equity (%)

Debt to Asset (%) 50,3 57,6 Debt to Assets (%)

Debt to Equity (%) 101,2 136 Debt to Equity (%)

Net Cash Used in Investing Activities

Net cash used in investing activities amounted to Rp 14.59

billion in 2015, compared with net cash provided from

investing activities of Rp 13.23 billion in 2014. In 2015,

Gapura recorded an increase of Rp 536 million in fixed assets,

as well as an increase of Rp 28.20 billion in intangible assets

and other assets.

Net Cash Used in Financing Activities

Net cash used in financing activities amounted to Rp 24.0

billion in 2015. In 2014, net cash provided by financing

activities amounted to Rp 21.26 billion.

Page 76: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement reportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social responsibilityCorporate DataFinancial report

04

Transformasi bisnis Perseroan mencakup peningkatan

penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik

untuk mewujudkan perusahaan yang terpercaya, berkinerja

unggul dan mampu tumbuh secara berkesinambungan.

The Company’s business transformation includes improvements in the implementation of Good Corporate Governance practices to promote trust from stakeholders, excellent performance, and sustainable growth.

Page 77: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

77Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Rapat Umum Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Direksi

Komite Audit

Sekretaris Perusahaan

Kode Etik

General Shareholders Meeting (GSM)The Board of Commissioners Directors Audit Comittee Corporate Secretary Code of Ethics

82

86 90

95

99

100

Tata Kelola Perusahaan

Good Corporate Governance

Page 78: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

78 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

Landasan Pelaksanaan GCG

Penerapan GCG di Peseroan mengacu kepada landasan yuridis,

antara lain:

1. Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas

2. Undang-Undang No. 19/2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara (BUMN)

3. Undang-Undang No. 20/2001 tentang Perubahan atas

Undang-Undang No. 31/1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi

4. Peraturan Pemerintah No. 44/2005 tentang Tata Cara

Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada BUMN

dan Perseroan Terbatas

5. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-03/MBU/2012

tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan

Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN

6. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN

No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN

7. Surat Keputusan Sekretaris Kementerian Negera BUMN

No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang

Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

Governance) pada Badan Usaha Milik Negara

8. Keputusan Menteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012

tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris

Basis for GCG Implementation

GCG implementation in the Company refers to, among others,

the following rules and regulations:

1. Law No. 40/2007 on Limited Liability Companies

2. Law No. 19/2003 on State Owned Companies (BUMN)

3. Law No. 20/2001 on the Amendment to Law No. 31/1999

on Eradication of Corruption Practices

4. Government Regulation No. 44/2005 of Procedures for

Investment and Administration of State Capital in State

Owned Companies and Limited Liability Companies

5. Regulation of the Ministry of State Owned Companies No.

PER-03/MBU/2012 on Guidelines for the Appointment of

BOD and BOC of Subsidiaries of State Owned Companies

6. Regulation of the Ministry of State Owned Companies

No. PER-09/MBU/2012 on Amendment to Regulation

of the Ministry of State Owned Companies No. PER-

01/ MBU/2011 on Good Corporate Governance (GCG)

Implementation in State Owned Companies

7. Decision Letter of the Ministry of State Owned

Companies No. SK-16/S.MBU/2012 dated June 6, 2012

on Assessment Indicators and the Evaluation of Good

Corporate Governance in State Owned Companies

8. Decision of the Ministry of State Owned Companies No.

PER-12/MBU/2012 on Supporting Organs to BOC9.

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) adalah bagian integral dari kegiatan usaha Perseroan.

The implementation of Good Corporate Governance (GCG) serves as an integral part of the Company’s business activities.

Page 79: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

79Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

9. Pedoman GCG Indonesia Tahun 2006 Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG)

10. Anggaran Dasar PT Gapura Angkasa beserta perubahannya

Tujuan Penerapan GCG

Penerapan GCG di Perseroan tidak hanya semata-mata

memenuhi kewajiban Perseroan sebagai anak perusahaan

BUMN, namun lebih khusus bertujuan untuk menjamin

tercapainya misi Perseroan serta menjaga kepentingan

pemegang saham maupun stakeholder.

Prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, kemandirian dan kewajaran akan

meningkatkan nilai perusahaan, serta mampu mengendalikan

dan mengarahkan hubungan antara pemegang saham, dewan

komisaris, direksi, karyawan, pelanggan, mitra usaha, kreditur

serta masyarakat dan lingkungan.

Melalui penerapan GCG diharapkan pula pengelola Perseroan

akan membuat keputusan dan menjalankan tindakan dengan

dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, serta kesadaran tanggung jawab sosial,

guna mencegah penyimpangan dan meningkatkan kontribusi

Perseroan dalam perekonomian nasional.

Penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan

pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan stakeholder,

sehingga Perseroan memiliki daya saing yang kuat baik

di lingkup nasional maupun internasional, yang akan

meningkatkan keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang

(sustainability).

9. Indonesia GCG Guidelines Year 2006 of the National

Committee for GCG Policy

10. Articles of Association of PT Gapura Angkasa and its

amendments.

Objectives of GCG Implementation

GCG implementation at the Company is not solely intended to

meet its obligations as a subsidiary of a state-owned company,

but specifically aimed at achieving the Company’s mission and

to protect the interests of the shareholders and stakeholders.

GCG principles which include transparency, accountability,

responsibility, independence and fairness serve to increase the

Company’s values, and to manage and direct the relationships

among shareholders, BOC, BOD, employees, customers,

business partners, creditors, society & the environment.

GCG implementation is also expected to guide the Company’s

leaders in making decisions and taking actions based on moral

values, compliance with rules and regulations, and social

responsibility awareness, to prevent any noncompliance and to

increase the Company’s contribution to the national economy.

Consistent and sustainable GCG implementation will in turn

strengthen the trust of stakeholders, so that the Company

possesses strong competitive advantages of national

and international scope, which will improve the Company’s

sustainability in the long run.

Page 80: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

80 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Tahapan dan Aspek Penerapan GCG

Untung peningkatan kualitas penerapan GCG di Perseroan,

dilakukan penerapan melalui 3 (tiga) tahapan yaitu Persiapan,

Implementasi dan Evaluasi secara berkesinambungan dan

berkelanjutan. Tahapan inilah yang akan menjadi road map bagi

penerapan Implementasi GCG di Gapura, sehingga proses Tata

Kelola menjadi lebih terstruktur dan efisien.

Aspek-aspek penerapan GCG di Gapura secara

terinci terdiri dari:

1. Komitmen Tata Kelola (Governance Commitment)

a. Visi dan Misi

b. Nilai-nilai Perusahaan

c. Pedoman Dewan Komisaris

d. Pedoman Direksi

e. Kode Etik

f. Perjanjian Kerja Bersama

2. Struktur Tata Kelola (Governance Structure)

a. Organ utama

i. RUPS

ii. Dewan Komisaris

iii. Direksi

b. Organ pendukung

i. Komite-Komite

ii. Sekretaris Dewan Komisaris

iii. Sekretaris Perusahaan

iv. Internal Auditor

v. Safety, Security & Quality Assurance Unit

c. Kebijakan dan Prosedur

i. Pedoman pengadaan barang dan jasa

ii. Whistleblowing system

iii. Pedoman gratifikasi

iv. Pedoman benturan kepentingan

d. Proses Tata Kelola (governance process)

i. Rencana jangka panjang serta rencana kerja dan

anggaran

ii. Pendelegasian wewenang RUPS, Dewan Komisaris

dan Direksi

iii. Pengelolaan keuangan

iv. Manajemen mutu dan risiko

v. Sistem pengendalian internal

vi. Sistem penilaian kinerja dan remunerasi

vii. Pengelolaan benturan kepentingan

viii. Pelaksanaan RUPS

ix. Pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab

Dewan Komisaris dan Direksi

Stages and Aspects of GCG Implementation

To improve the quality of GCG implementation, the

Company undertakes 3 (three) steps which are Preparation,

Implementation and Evaluation in a continuous and

sustainable manner. These stages serve as the road map

for the implementation of GCG in Gapura to achieve a more

structured and efficient good governance process.

More detailed aspects of GCG implementation in

Gapura are as follows:

1. Governance Commitment

a. Vision and mission

b. Corporate values

c. BOC Guidelines

d. BOD Guidelines

e. Code of Ethics

f. Collective Labor Agreement

2. Governance Structure

a. Main organ

i. General Shareholder Meeting

ii. BOC

iii. BOD

b. Supporting organ

i. Committees

ii. BOC Secretary

iii. Corporate Secretary

iv. Internal Auditor

v. Safety, Security & Quality Assurance Unit

c. Policies and Procedures

i. Guidelines of Procurement of Goods and Services

ii. Whistleblowing system

iii. Gratification guidelines

iv. Conflict of interest guidelines

d. Governance Process

i. Long term plan and work and budget plan

ii. Delegation of authorities of GSM, BOC and BOD

iii. Financial management

iv. Quality and risk management

v. Internal control system

vi. Performance evaluation system and remuneration

vii. Management of conflict of interest

viii. Conduct of GSM

ix. Conduct of BOC and BOD functions, duties and

responsibilities

Page 81: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

81Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

x. Pelaksanaan kegiatan usaha ground handling dan

jasa terkait bandar udara lainnya

xi. Pengelolaan sumber daya manusia

xii. Tanggung jawab sosial dan lingkungan

xiii. Tata kelola teknologi informasi

xiv. Tanggung jawab sosial perusahaan

xv. Pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja

xvi. Pengelolaan aset

xvii. Pengelolaan dokumen dan arsip perusahaan

GCG Manual

Gapura telah memiliki kelengkapan GCG Manual yang

mencakup kebijakan tata kelola perusahaan (code of corporate

governance), Board Manual yang merupakan panduan kerja

Dewan Komisaris dan Direksi beserta komite dan organ

pendukungnya, serta prosedur dan kebijakan pendukung

lainnya seperti kebijakan whistleblowing system, pedoman

gratifikasi, pedoman benturan kepentingan, kebijakan audit,

kebijakan manajemen risiko dan sebagainya.

Secara berkala GCG Manual ini dilakukan evaluasi dan dikaji

ulang dalam rangka penyempurnaan dengan mengacu pada

kondisi serta kebutuhan Perseroan namun tetap tidak lepas

dari acuan serta prinsip-prinsip GCG yang berlaku.

Asesmen Penerapan GCG

Dalam rangka evaluasi kinerja organ perusahaan dalam

menerapkan prinsip-prinsip GCG, pada tahun 2015 telah

dilaksanakan self-assessment penerapan GCG selama periode

tahun 2014.

Tujuan dari asesmen GCG tersebut adalah:

1. Mengukur kualitas penerapan GCG melalui penilaian

tingkat pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata

yang diterapkan pada Gapura.

2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penerapan

GCG, serta mengusulkan rekomendasi perbaikan untuk

mengurangi celah antara kriteria GCG dan penerapan pada

Perseroan

3. Memonitor konsistensi penerapan GCG dan memperoleh

masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan

kebijakan GCG selanjutnya.

x. Conduct of ground handling business activities

and other related airport services

xi. Human resources management

xii. Social and environmental responsibility

xiii. Information technology governance

xiv. Corporate social responsibility

xv. Work health and safety management

xvi. Asset management

xvii. Management of company’s documents and

archives

GCG Manual

Gapura already maintains a comprehensive GCG Manual which

covers the code of corporate governance, Board Manual which

serves as a work guideline for BOC and BOD and committee

and supporting organs, and other supporting procedures

and policies such as a whistleblowing system, gratification

guidelines, guidelines for conflict of interest, audit policies, risk

management policies and others.

The GCG Manual is periodically evaluated and reviewed

for improvement purposes by considering the Company’s

conditions and needs, yet ensuring that this does not depart

from the prevailing GCG principles.

Assessment of GCG Implementation

For the purpose of evaluating the performance of the

Company’s organs in implementing GCG principles, in 2015

the Company performed a self-assessment of its GCG

implementation during 2014.

The objectives of the GCG assessment are as follows:

1. Measuring the quality of GCG implementation by assessing

the level of GCG criteria being met compared to the factual

condition noted in Gapura.

2. Identifying the strengths and weaknesses of GCG

implementation, and providing corrective recommendations

to minimize the gap between GCG criteria and its

implementation in the Company

3. Monitoring the consistency of GCG implementation and

obtaining inputs for the improvements and developments

of GCG policies in the future.

Page 82: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

82 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Ruang lingkup pelaksanaan asesmen GCG meliputi seluruh

aspek yang mendukung pelaksanaan GCG terbagi dalam 6 hal

pokok, yaitu:

1. Komitmen terhadap penerapan GCG secara berkelanjutan

2. Pemegang Saham dan RUPS

3. Dewan Komisaris

4. Direksi

5. Pengungkapan informasi dan transparansi

6. Aspek lainnya

Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan forum

tertinggi organ perusahaan yang memiliki wewenang yang

tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi maupun

organ pembantu dalam Perseroan. RUPS merupakan wadah

bagi Pemegang Saham dalam melaksanakan wewenangnya.

RUPS Tahunan diadakan tiap-tiap tahun yang meliputi Rapat

Umum Pemegang Saham yang menyetujui Laporan Tahunan

dan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui Rencana

Kerja dan Anggaran Perusahaan.

RUPS Luar Biasa dilaksanakan sewaktu-waktu berdasarkan

kebutuhan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara

rapat selain dari mata Acara Rapat yang dibahas pada RUPS

Tahunan.

Pada tahun 2015 Perseroan telah melaksanakan RUPS

sebanyak 3 (tiga) kali.

RUPS tanggal 7 Mei 2015

RUPS yang pertama diselenggarakan pada tanggal 7 Mei

2015 dengan agenda Laporan Manajemen Tahun buku 2014,

dengan keputusan sebagai berikut:

1. Pemegang saham utama menyetujui laporan tahunan dan

mengesahkan perhitungan tahunan PT Gapura Angkasa

Tahun Buku 2014 yang telah diaudit oleh KAP Independen

dengan pendapat "Wajar Tanpa Pengecualian" sebagaimana

dimaksud dalam laporan No. GA-115/0530/GAP/FAN.

2. Pemegang Saham utama memberikan pembebasan dan

pelunasan tanggung jawab (acquit et decharge) sepenuhnya

kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas pengelolaan dan

pengawasan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir

pada 31 Desember 2014 atas segala tindakan sesuai

bidang masing-masing dalam mengelola yang menyimpang

dari laporan akuntan independen tersebut.

The scope of the GCG assessment, which covers all aspects

supporting the GCG implementation, is divided into 6 main

areas which are as follows:

1. Commitment to sustainable GCG implementation

2. Shareholders and GSM

3. BOC

4. BOD

5. Disclosure of information and transparency

6. Other aspects

General Shareholders Meeting (GSM)

The General Shareholders Meeting (GSM) represents the

highest forum of the Company’s organs which have the

authority, not granted to either the BOC nor the BOD nor

supporting organs in the Company. The GSM serves as a forum

for shareholders to exercise their authority.

Annual GSM is conducted annually which includes a GSM which

approves the Annual Report and a GSM which approves the

Company’s Work Plan and Budget.

Extraordinary GSMs may be held from time to time as deemed

necessary to discuss and decide the meeting agenda other

than the Meeting Agenda discussed at the Annual GSM.

In 2015 the Company held 3 (three) General Shareholder

Meetings.

GSM held on 7 May 2015

The first GSM was held on May 7, 2015 with the agenda of

the Management Report 2014, with the following resolutions:

1. Majority shareholders approved the Annual Report and

financial statements of PT Gapura Angkasa for the year

ended 31 December 2014 audited by independent

auditors with unqualified opinion as disclosed in Report

No. GA-115/0530/GAP/FAN.

2. The Majority shareholders granted full acquittal and

dismissal of responsibilities (acquit et decharge) to the BOD

and the BOC for all of their respective management and

supervisory duties over the Company for the year ended

December 31, 2014 in departure from the independent

auditor’s report.

Page 83: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

83Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

3. Pemegang saham utama menyetujui revaluasi aset tanah

sebesar Rp 39,01 miliar dicatat sebagai ekuitas dan telah

dibukukan di Laporan Audit tahun 2014.

4. Pemegang saham utama menyetujui cadangan

pengembangan usaha sebesar Rp 119 miliar dialokasikan

menjadi kewajiban Imbalan Pasca Kerja dan sudah

dibukukan dalam Laporan Keuangan Audited 2014.

5. Pemegang saham utama menyetujui selisih laba re-state

tahun 2012 dan tahun 2013 sebesar Rp 13,99 miliar

menjadi cadangan pengembangan usaha (selisih laba re-

state 2012 sebesar Rp 21 miliar dan selisih laba re-state

2013 sebesar Rp 7,01 miliar).

6. Untuk memudahkan penyusunan Laporan Keuangan

konsolidasi rapat menyetujui penunjukan Akuntan Publik

untuk Laporan Keuangan tahun buku 2015, disesuaikan

dengan auditor yang ditunjuk oleh Induk Perusahaan,

dengan tetap mengacu kepada Tata Kelola Perusahaan

yang Baik.

7. Mempertimbangkan bahwa cadangan pengembangan

usaha telah dialokasikan untuk kewajiban Imbalan

Pasca Kerja dan rencana PT Gapura Angkasa pada tahun

2015 dan 2016 melakukan pembenahan internal, maka

pemegang saham utama menyetujui agar dividen tahun

2014 dari laba setelah pajak tidak dibagikan.

8. Pemegang saham utama menyetujui penggunaan logo

baru dan agar disertai dengan peningkatan service dan

profit margin Perseroan.

9. Menyetujui pemberian tantiem kepada pengurus (Direksi

dan Dewan Komisaris), dimana jumlah dan pembagiannya

ditetapkan terpisah oleh Pemegang Saham utama yang

merupakan bagian dari keputusan RUPS ini. Pemberian

tantiem ini mempergunakan anggaran 2014 dan 2015

yang besarnya diserahkan kepada pengurus untuk

menentukan besarnya porsi masing-masing tahun

anggaran dimaksud.

RUPS tanggal 28 Oktober 2015

RUPS kedua adalah RUPS Luar Biasa dengan agenda

Perubahan Susunan Direksi dan Dewan Komisaris,

menghasilkan keputusan:

1. Memberhentikan dengan hormat nama-nama Direksi

Perseroan di bawah ini:

a. Tharian sebagai Direktur Strategi dan SDM

b. Heru Legowo sebagai Direktur Keuangan

c. Hariyanto sebagai Direktur Operasi

3. The majority shareholders approved the asset revaluation

of land amounting to Rp 39.01 billion to be recorded as

equity and already disclosed in the Audit Report 2014.

4. The majority shareholders approved the reserves for

business development amounting to Rp 119 billion to

be allocated as Post Retirement Benefit costs already

disclosed in the audited financial statements for 2014.

5. The majority shareholders approved the differences in re-

stated earnings in 2012 and 2013 amounting to Rp 13.99

billion to be recorded as reserves for business development

(differences amounting to Rp 21 billion and Rp 7.01 billion

in 2012 and 2013, respectively).

6. For the purpose of facilitating the preparation of

consolidated financial statements, the GSM resolved that

the same auditor appointed for the holding company will

also be appointed as Gapura’s auditor for its financial

statements ending December 31, 2015, yet still in

compliance with Good Corporate Governance procedures.

7. By considering that the reserves for business development

have been allocated to Post Retirement Benefit costs

and that PT Gapura Angkasa intends to perform

internal improvements in 2015 and 2016, the majority

shareholders approved not to pay out the 2014 dividend

from income after tax.

8. The majority shareholders approved the launch of the new

logo, to be followed by improvements in services and an

increase in profit margins.

9. The GSM approved to provide bonuses to the BOC and the

BOD, whereby the amounts of which shall be separately

declared by the majority shareholders which serve as a

part of these GSM resolutions. The bonus shall be derived

from the budget for 2014 and 2015 whose amounts shall

be determined by the BOC and the BOD for each fiscal

year.

GSM held on 28 October 2015

The second GSM was an Extraordinary GSM with the agenda

of Changes in Composition of the BOD and BOC, with the

resolutions as follows:

1. Honorably discharging the following Directors of the

Company:

a. Tharian as Strategy & HR Director

b. Heru Legowo as Financial Director

c. Hariyanto as Operational Director

Page 84: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

84 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

by expressing gratitude for their services in managing

and supervising the Company and granting full acquittal

and dismissal (acquit et decharge) for their management

and supervisory duties in their respective fields unless

departures from the Company’s regulations are later

discovered in the future.

2. Approving and appointing Eko Diantoro as Strategy and HR

Director for a period of 5 (five) years of service upon the

closing of the GSM, without eliminating the rights of the

GSM to dismiss at any time prior to the end of the tenure.

3. Approving and appointing Sucipto as Operational Director

for 5 (five) years of service upon the closing of the GSM,

without eliminating the rights of the GSM to dismiss at any

time prior to the end of the tenure.

4. Approving and appointing Ester Siahaan as Financial

Director for 5 (five) years of service upon the closing of the

GSM, without eliminating the rights of the GSM to dismiss

at any time prior to the end of the tenure.

5. Approving and appointing Ituk Herarindri as a Commissioner

of the Company for 5 (five) years of service upon the

closing of the GSM, without eliminating the rights of the

GSM to dismiss at any time prior to the end of the tenure.

6. In addition to the matters mentioned above, making no

amendments to the agreed upon composition of the

President & CEO and BOC;

7. Referring to points 1 to 6 above, the composition of the

BOD is as follows:

dengan mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa

mereka dalam menjalankan serta mengawasi Perseroan

dengan memberikan pelunasan dan pembebasan

(aquit et decharge) atas segala tindakan pengelolaan

dan pengawasan Perseroan sesuai bidang masing-

masing kecuali di kemudian hari ditemukan hal-hal yang

menyimpang dari ketentuan Perseroan.

2. Menyetujui dan mengangkat Eko Diantoro sebagai Direktur

Strategi dan SDM untuk masa Jabatan 5 (lima) tahun

efektif sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa ini, dengan tidak mengurangi hak dari Rapat

Umum Pemegang Saham untuk sewaktu-waktu dapat

memberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir.

3. Menyetujui dan mengangkat Sucipto sebagai Direktur

Operasi untuk masa jabatan 5 (lima) tahun efektif sejak

ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

ini, dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum

Pemegang Saham untuk memberhentikannya sebelum

masa jabatannya berakhir.

4. Menyetujui dan mengangkat Ester Siahaan sebagai

Direktur Keuangan untuk masa jabatan 5 (lima) tahun

efektif sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa ini, dengan tidak mengurangi hak dari Rapat

Umum Pemegang Saham untuk sewaktu-waktu dapat

memberhentikannya sebelum masa jabatannya berakhir.

5. Menyetujui dan mengangkat Ituk Herarindri sebagai

Komisaris Perseroan untuk masa jabatan 5 (lima) tahun

efektif sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa ini, dengan tidak mengurangi hak dari Rapat

Umum Pemegang Saham untuk sewaktu-waktu dapat

memberhentikannya sebelum masa jabatannya berakhir.

6. Selain yang ditetapkan di atas, Direktur Utama dan

Dewan Komisaris yang telah ditetapkan tidak mengalami

perubahan;

7. Dengan mengacu kepada nomor 1 sampai dengan 6 di

atas, maka susunan Direksi Perseroan adalah sebagai

berikut:

Direktur Perseroan The Board of Directors

Direktur Utama Agus Priyanto President & CEO

Direktur Operasi Sucipto EVP Operation Services

Direktur Strategi & SDM Eko Diantoro EVP Strategy and Human Capital Services

Direktur Keuangan Ester Siahaan EVP Finance Services

Page 85: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

85Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Dewan Komisaris Perseroan The Board of Commissioners

Komisaris Utama Novianto Herupratomo President Commissioner

Komisaris Yushan Sayuti Commissioner

Komisaris Bambang Tjahjono Commissioner

Komisaris Bintang Hidayat Commissioner

Komisaris Ituk Herarindri Commissioner

8. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 10 Ayat

17, maka pemegang saham menunjuk M. Arif Wibowo,

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,

untuk memberitahukan kepada anggota Direksi yang

diberhentikan baik secara lisan dan tertulis.

9. Menyetujui pemberian wewenang dan kuasa dengan hak

substitusi kepada Direktur Perseroan untuk menyatakan

kembali keputusan-keputusan para Pemegang Saham ini

di hadapan notaris dan/atau badan, pejabat/instansi yang

berwenang, serta untuk melakukan segala tindakan yang

diperlukan sehubungan dengan perubahan susunan Direksi

Perseroan tersebut di atas, termasuk untuk mengurus

perolehan persetujuan dan pendaftaran kepada instansi

yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

RUPS tanggal 29 Desember 2015

RUPS ketiga diselenggarakan pada 29 Desember 2015 dengan

agenda Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) Tahun 2016 PT Gapura Angkasa, menghasilkan

keputusan:

1. Menerima dan menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) PT Gapura Angkasa Tahun 2016.

2. Menyetujui seluruh dokumen yang terdiri dari buku RKAP

tahun 2016 PT Gapura Angkasa, Tanggapan Dewan

Komisaris, Tanggapan Pemegang Saham serta Tanggapan

Peserta RUPS merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari keputusan RUPS ini, dengan catatan Penyertaan

Modal yang diusulkan agar dibicarakan dalam Tim Teknis,

khususnya menyangkut keterbatasan Pemegang Saham

dalam pemenuhan compliance dan process.

3. Memberikan wewenang dan kuasa dengan hak substitusi

kepada Direksi Perseroan baik bersama-sama maupun

sendiri-sendiri untuk menyatakan kembali dan menyusun

hal-hal yang telah diputuskan dalam keputusan Pemegang

Saham ini ke dalam suatu akta resmi tersendiri di hadapan

Notaris dan atau Badan/Pejabat/Instansi yang berwenang

untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan

8. In accordance with the Company’s Articles of Association

Article 10 par 17, the shareholders appointed M. Arif

Wibowo, President Director of PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk, to notify the Directors who have been

dismissed both orally and in writing.

9. Approving the granting of power and authority with

substitution rights to the BOD to re-announce the GSM

resolutions before the notary and/or bodies, the authorized

agencies/institutions, and to take any measures deemed

necessary in connection with the changes to the

composition of the BOD as set forth above, including for

the purpose of obtaining approval and registering to the

authorized institutions, in accordance with the prevailing

rules and regulations.

GSM held on 29 December 2015

The third GSM was held on 29 December 2015 with the

agenda of Approval for the Company’s Work Plan and Budget

2016 of PT Gapura Angkasa, with the resolutions as follows:

1. Accepting and approving the Company’s Work Plan and

Budget 2016

2. Approving all documents which comprise the Company’s

Work Plan & Budget 2016, Comments of the BOC,

Comments of Shareholders, and Comments of GSM

Participants which serve as integral parts of this GSM

Resolution, with a remark that the Capital Investment

being proposed should be discussed by the Technical

team, particularly those pertaining to the limitations of

the shareholders, in the compliance and fulfilment of the

process.

3. Granting the power and authority, with substitution rights,

to the Company’s BOD either collectively or individually to

re-announce and prepare the matters agreed upon in this

GSM resolution in a separate deed before a Notary and/

or the authorized Bodies/Agencies/Institutions to take

any measures deemed necessary in connection with these

GSM resolutions, including but not limited to providing

Page 86: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

86 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

sehubungan dengan keputusan para Pemegang Saham

ini, termasuk namun tidak terbatas pada memberikan

keterangan-keterangan yang diperlukan, menandatangani

akta-akta, surat-surat dan dokumen-dokumen terkait.

4. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam rapat ini agar

ditindaklanjuti oleh manajemen PT Gapura Angkasa.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan

maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, serta

memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan

terhadap rencana kerja dan anggaran dasar dan keputusan

rapat umum pemegang saham, serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku, kepentingan Perseroan dan sesuai

dengan maksud dan tujuan perusahaan.

Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara

kolektif, dengan demikian masing-masing anggota Dewan

Komisaris tidak dapat mengambil keputusan dan bertindak

sendiri atas nama Dewan Komisaris. Walaupun demikian

anggota Dewan Komisaris dapat bertindak mewakili Dewan

Komisaris atas dasar keputusan Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya

pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha Gapura pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dewan Komisaris

tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional Perseroan kecuali untuk kegiatan-kegiatan

yang diperbolehkan berdasarkan ketentuan Anggaran

Dasar, peraturan perusahaan maupun peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Keterlibatan Dewan Komisaris tersebut tidak menghilangkan

tanggung jawab Direksi dalam pengurusan Perseroan.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

mengacu kepada peraturan perundang-undangan, anggaran

dasar perusahaan dan peraturan perusahaan.

Hak dan Wewenang Dewan Komisaris

Berdasarkan Pasal 15 Ayat (2) Anggaran Dasar Perseroan,

Dewan Komisaris mempunyai hak dan wewenang sebagai

berikut:

1. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen

lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi, dan lain-

lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan.

required information, and signing relevant deeds, letters or

documents.

4. Following up the matters discussed in GSM by management

of PT Gapura Angkasa.

The Board of Commissioners

The BOC is responsible for supervising the policies made

by management, the conduct of the management and the

conduct of business performed by the BOD, and providing

advice to the BOD, including supervising the work plan, articles

of association, and GSM resolutions, and prevailing laws, the

Company’s interest and alignment with the company’s purpose

and objectives.

The BOC performs its duties and its responsibilities in a

collective manner; accordingly, each BOC member is not

allowed to make decisions and act on behalf of the BOC on

an individual basis. However, a Director may represent the BOC

based on a decision made by the BOC.

The BOC is responsible for ensuring that the GCG has been

implemented in each of the business activities of Gapura at all

levels of the hierarchy of the Company. The BOC is not involved

in the decision making of the Company’s operating activities,

except for the activities allowed by the articles of association,

corporate regulations or prevailing laws.

As such, BOC involvement shall not diminish BOD management

responsibilities. BOC duties and responsibilities are conducted

by referring to the regulations, articles of association and

corporate regulations.

Rights and Authorities of BOC

Based on Article 15 par (2) of the Company’s articles of

association, the BOC is granted with the following rights and

authorities:

1. Checking the books, letters, and other documents,

examining cash for verification purposes, and other

securities, and examining the Company’s wealth.

Page 87: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

87Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

2. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang

dipergunakan Perseroan.

3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya

mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan

Perseroan.

4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah/

akan dijalankan Direksi.

5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi

dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat

Dewan Komisaris.

6. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan

Komisaris.

7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai

ketentuan Anggaran Dasar.

8. Membentuk komite-komite dalam hal ini termasuk

Komite Audit jika dianggap perlu dengan memperhatikan

kemampuan Perseroan.

9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam

jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap

perlu.

10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan

tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

ketentuan Anggaran Dasar.

11. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-

pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.

12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Susunan Dewan Komisaris sampai 28 April 2015 Composition of BOC as of 28 April 2015

Nama Name Posisi Position Dasar Pengangkatan Decision Letter

Novianto Herupratomo Komisaris Utama President Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 tgl 10/09/2014

Yushan Sayuti Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 tgl 10/09/2014

Rinaldo Aziz Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 tgl 10/09/2014

IGN Bambang Tjahjono Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 tgl 10/09/2014

Pada akhir April 2015, Komisaris Perseroan mengalami

perubahan. Melalui Akta Akta Pernyataan Keputusan

Pemegang Saham Di Luar RUPS No. 24 tanggal 28 April

2015 Rinaldo Azis digantikan oleh Bintang Hidayat. Dengan

keputusan ini, maka susunan Dewan Komisaris menjadi:

2. Entering the entrance area, buildings and offices operated

by the Company

3. Requiring clarification from the BOD and/other officers

concerning all matters related to the management of the

Company.

4. Acknowledging all policies and actions which have been or

will be performed by the BOD.

5. Requiring the BOD and/or other officers under the BOD as

acknowledged by the BOD to attend BOC meetings.

6. Appointing and terminating the Secretary of BOC.

7. Temporarily terminating BOD members based on the

articles of association.

8. Establishing committees, including the Audit Committee, if

deemed necessary by taking into account the Company’s

capabilities.

9. Utilizing the services of experts for particular matters and

for a specific period of time at the Company’s expense, if

deemed necessary.

10. Performing management actions under certain

circumstances for a certain period of time in accordance

with the articles of association.

11. Attending BOD meetings and providing insights into the

matters being discussed.

12. Exercising other supervisory functions provided they are

not against the law, the articles of association, and/or GSM

resolutions.

At the end of April 2015, there were changes to the composition

of the BOC. In the Deed of Shareholders Resolutions outside

of GSM No. 24 dated April 28, 2015, Rinaldo Azis has been

replaced by Bintang Hidayat. As such, the composition of BOC

shall be as follows:

Page 88: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

88 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Susunan Dewan Komisaris periode 29 April - 28 Oktober 2015 Composition of BOC for the period of 29 April - 28 October 2015

Nama Name Posisi Position Dasar Pengangkatan Decision Letter

Novianto Herupratomo Komisaris Utama President Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 dated 10/09/2014

Yushan Sayuti Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 dated 10/09/2014

Bintang Hidayat Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 24 tgl 28/04/2015 Deed No. 24 dated 28/04/2015

IGN Bambang Tjahjono Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 dated 10/09/2014

Menjelang akhir Oktober 2015, melalui keputusan RUPS

tanggal 28 Oktober 2015 dilakukan perubahan komposisi

Komisaris, dengan mengangkat Ituk Herarindri sebagai

Komisaris, maka sususan Dewan Komisaris menjadi:

Susunan Dewan Komisaris periode 28 Oktober 2015 - sekarang Composition of BOC for the period of 28 October 2015 - present

Nama Name Posisi Position Dasar Pengangkatan Decision Letter

Novianto Herupratomo Komisaris Utama President Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 dated 10/09/2014

Yushan Sayuti Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 dated 10/09/2014

Bintang Hidayat Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 24 tgl 28/04/2015 Deed No. 24 dated 28/04/2015

IGN Bambang Tjahjono Komisaris Commissioner Akta di luar RUPS No. 33 tgl 10/09/2014 Deed No. 33 dated 10/09/2014

Ituk Herarindri Komisaris Commissioner Keputusan RUPS 28/10/2015 Deed No. 28/10/2015

Rapat Dewan Komisaris

Sesuai ketentuan Pasal 16 Anggaran Dasar Perseroan, selama

tahun 2015, Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat

sebanyak 13 kali, yaitu 5 kali merupakan rapat internal Dewan

Komisaris dan 8 kali rapat gabungan bersama Direksi. Jumlah

rapat Dewan Komisaris dan tingkat kehadiran tertuang dalam

tabel berikut ini.

Nama Name Jabatan PositionJumlah Rapat

Number of Meeting

Jumlah Kehadiran Number of

Participants

Kehadiran (%)Attendance

Level

Novianto Herupratomo Komisaris Utama President Commissioner 13 13 100%

Yushan Sayuti Komisaris Commissioner 13 8 62%

IGN Bambang Tjahjono Komisaris Commissioner 13 10 77%

Bintang Hidayat Komisaris Commissioner 13 11 85%

Ituk Herarindri* Komisaris Commissioner 3 2 67%

*diangkat sebagai Komisaris melalui RUPS tanggal 28 Oktober 2015 appointed as Commissioner in GSM dated 28 October 2015

Approaching the end of October 2015, GSM resolutions dated

October 28, 2015 changed the composition of the BOC by

appointing Ituk Herarindri as a Commissioner. As such, the

composition of BOC is as follows:

BOC Meetings

In accordance with Article 16 of the Company’s articles of

association, during 2015 the BOC held 13 meetings, 5 of

which were internal BOC meetings and 8 of which were joint

meetings with the BOD. The total meetings held by the BOC

and the attendance level are depicted in the table below:

Page 89: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

89Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi Joint Meetings of BOC and BOD

No Nama Name Jabatan PositionJumlah Rapat

Number of Meetings

Jumlah Kehadiran Number of

Participants

Kehadiran (%) Attendance Level

1 Capt. Novianto Herupratomo

Komisaris Utama President Commissioner 8 8 100,00

2 Yushan Sayuti Komisaris Commissioner 8 5 63,00

3 IGN. Bambang Tjahjono

Komisaris Commissioner 8 6 75,00

4 Bintang Hidayat Komisaris Commissioner 8 6 75,00

5 Ituk Herarindri Komisaris Commissioner 2 1 50,00

6 Agus Priyanto Direktur Utama President & CEO 8 8 100,00

7 Heru Legowo Direktur Keuangan EVP Finance Services 6 6 100,00

8 Tharian Direktur Strategi & SDM EVP Strategy & Human Capital Services

6 6 100,00

9 Hariyanto Direktur Operasi EVP Operation Services 6 5 83,33

10 Ester Siahaan Direktur Keuangan EVP Finance Services 2 2 100,00

11 Eko Diantoro Direktur Strategi & SDM EVP Strategy & Human Capital Services

2 2 100,00

12 Sucipto Direktur Operasi EVP Operation Services 2 2 100,00

Materi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi Agenda of BOC and BOD Joint Meetings

No Tanggal Date Materi Rapat Meeting Agenda

1 4 Mei 2015 | 4 May 2015 Laporan Manajemen (Audited) Tahun Buku 2014 | Audited Management Report Fiscal 2014

2 21 Mei 2015 | 21 May 2015 Laporan Manajemen s.d. April Tahun 2015 | Management Report up to April 2014

3 29 Juni 2015 | 21 June 2015 Laporan Manajemen s.d. Mei Tahun 2015 | Management Report up to May 2014

4 23 Juli 2015 | 23 July 2015 Laporan Manajemen s.d. Triwulan II atau Semester I Tahun 2015 | Management Report up to Q2 or 1H 2015

5 20 Oktober 2015 | 20 October 2015 Laporan Manajemen s.d. Triwulan III Tahun 2015 | Management Report up to Q3 2015

6 28 Oktober 2015 | 28 October 2015 Perkenalan Dewan Komisaris dan Direksi Baru | Introduction of new Board of Commissioners and Board of Directors

7 3 November 2015 | 3 November 2015 Usulan RKAP 2016 | Proposed RKAP 2016

8 17 Desember 2015 | 17 December 2015 Revisi Usulan RKAP 2016 | Revise of Proposed RKAP 2016

Hubungan antara Dewan Komisaris, Direksi, dan

Pemegang Saham

Hubungan kerja yang baik antara Dewan Komisaris dengan

Direksi merupakan hal yang sangat penting agar masing-

masing organ perusahaan dapat bekerja sesuai fungsinya

dengan efektif dan efisien. Dewan Komisaris menghormati

fungsi dan peranan Direksi dalam mengurus Perseroan

sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-

undangan maupun Anggaran Dasar Perseroan.

Direksi menghormati fungsi dan peranan Dewan Komisaris

untuk melakukan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap

kebijakan pengurusan Perseroan, setiap hubungan kerja

antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan

kelembagaan, dalam arti bahwa Dewan Komisaris dan Direksi

sebagai jabatan kolektif yang merepresentasikan keseluruhan

Relationship among BOC, BOD and Shareholders

Having a good relationship amongst the BOC and BOD plays an

important role so as to enable each organ of the Company to

work in accordance with its function effectively and efficiently.

The BOC respects the function and role the BOD in managing

the Company as governed under the laws and the Company’s

Articles of Association.

The BOD respects the functions and role of the BOC to perform

its supervisory function and advisory role for the management

of the Company. Each working relationship between the BOC

and BOD represents an institutional relationship, meaning that

the BOC and BOD have collegial relations which represent all

of its members so that each working relationship amongst the

Page 90: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

90 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

anggotanya sehingga setiap hubungan kerja antara anggota

Dewan Komisaris dengan salah seorang anggota Direksi harus

diketahui oleh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi

lainnya.

Direksi

Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan

dengan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

perusahaan serta mewakili Perseroan di dalam maupun

di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian

dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Hak dan Kewenangan Direksi

Sesuai Pasal 11 Ayat (2) Anggaran Dasar Perseron, Direksi

memiliki hak dan wewenang sebagai berikut:

1. Menerapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.

2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili

Perseroan di dalam dan di luar pengadilan, kepada seorang

atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk

untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pekerja

Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau

kepada orang lain dan mengatur penyerahan kekuasaan

Direksi untuk mewakili Perseroan kepada kepala cabang

atau kepala perwakilan di dalam maupun di luar negeri.

3. Mangatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian

Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan

hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perseroan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

dengan ketentuan apabila penetapan gaji, pensiun, jaminan

hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui

kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-

undangan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu

dari RUPS.

4. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan.

5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan.

6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya

mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan

Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau

pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di

dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala

kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran

Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

BOC with one of the BOD members should also be known by

other BOC and BOD members as well.

The Board of Directors

The BOD is assigned to perform all actions related to and in

accordance with the Company’s purpose and objectives and

also to represent the Company inside and outside the court

pertaining to all matters and all actions with the limitations as

governed under the laws, articles of association and/or GSM

resolutions

Rights and Authorities of The Board of Directors

In accordance with Article 11 par (2) of the Company’s

articles of association, the BOD has the following rights and

authorities:

1. Implementing the Company’s management policies.

2. Assigning the power granted to the BOD to represent

the Company inside and outside the court, to one of or

several members of the BOD specifically assigned for such

duty or to one or several employees either individually

or collectively or to another personnel, and to assign the

power granted to the BOD to represent the Company to

branch managers locally or internationally

3. Governing the rules and regulations pertaining to the

Company’s human resources-related matters including

remuneration packages, pension or retirement benefits

and compensation for employees of the Company

based on prevailing laws, under the conditions that such

remuneration packages, pension or retirement benefits

and other compensation for employees which exceed the

amounts stipulated by law should obtain prior consent

from the GSM.

4. Appointing and discharging the Company’s employees.

5. Appointing and discharging the Corporate Secretary.

6. Taking any necessary actions and measures concerning

the management and ownership of the Company’s wealth

binding the Company with other parties and/or other

parties with the Company, and representing the Company

inside and outside the court pertaining to all matters and

all actions with the limitations as governed under the laws

Articles of Association and/or GSM resolutions.

Page 91: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

91Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Susunan Direksi sampai 28 Oktober 2015 Composition of BOD as of October 28, 2015

Nama Name Posisi Position Dasar Pengangkatan Decision Letter

Agus Priyanto Direktur UtamaPresident & CEO

Diangkat berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Desember 2013 yang dimuat dalam Akta Notaris No. 2 tanggal 6 Januari 2014 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Gapura Angkasa.Appointed based on Extraordinary GSM Resolutions dated 19 December 2013 under Notarial Deed No. 2 dated 6 January 2014 of Extraordinary GSM Resolutions of PT Gapura Angkasa.

Hariyanto Direktur OperasiEVP Operation Services

Diangkat menjadi Direksi berdasarkan Keputusan Pemegang Saham dalam Akta Notaris Nomor 12 tanggal 20 Januari 2011 tentang pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan diangkat menjadi Direktur Operasi dam Komersial berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/DZ/5043/XI/2014 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Direksi tanggal 14 November 2014.Appointed as Director based on Extraordinary GSM Resolutions under Notarial Deed No 12 dated 20 January 2011 of Extraordinary GSM Resolutions and appointed as Operational and Commercial Director based on Decision Letter No: SKEP/DZ/5043/XI/2014 of Segregation of Duties and Authorities of Director dated 14 November 2014.

Tharian Direktur Strategi dan Sumber Daya ManusiaEVP Strategy & Human Capital Services

Diangkat menjadi Direksi berdasarkan Keputusan Pemegang Saham dalam Akta Notaris Nomor 12 tanggal 20 Januari 2011 tentang pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan diangkat menjadi Strategi & SDM berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/DZ/5043/XI/2014 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Direksi tanggal 14 November 2014.Appointed as Director based on Extraordinary GSM Resolutions under Notarial Deed No 12 dated 20 January 2011 of Extraordinary GSM Resolutions and appointed as Strategy & HR Director based on Decision Letter No: SKEP/DZ/5043/XI/2014 of Segregation of Duties and Authorities of Director dated 14 November 2014.

Heru Legowo Direktur KeuanganEVP Finance Services

Diangkat menjadi Direksi berdasarkan Keputusan Pemegang Saham dalam Akta Notaris Nomor 12 tanggal 20 Januari 2011 tentang pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan diangkat menjadi Direktur Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/DZ/5043/XI/2014 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Direksi tanggal 14 November 2014.Appointed as Director based on Extraordinary GSM Resolutions under Notarial Deed No 12 dated 20 January 2011 of Extraordinary GSM Resolutions and appointed as Financial Director based on Decision Letter No: SKEP/DZ/5043/XI/2014 of Segregation of Duties and Authorities of Director dated 14 November 2014.

Melalui keputusan RUPS tanggal 28 Oktober 2015 dilakukan

perubahan susunan Direksi sebagai berikut:

Susunan Direksi 28 Oktober 2015 - sekarang Composition of BOD from October 28, 2015 - present

Nama Name Posisi Position Dasar Pengangkatan Decision Letter

Agus Priyanto Direktur UtamaPresident & CEO

Diangkat berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Desember 2013 yang dimuat dalam Akta Notaris No. 2 tanggal 6 Januari 2014 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Gapura Angkasa.Appointed based on Extraordinary GSM Resolutions dated 19 December 2013 under Notarial Deed No. 2 dated 6 January 2014 of Extraordinary GSM Resolutions of PT Gapura Angkasa .

Sucipto Direktur OperasiEVP Operation Services

Keputusan RUPS pada 28/10/2015GSM Resolutions dated 28/10/2015

Eko Diantoro Direktur Strategi dan Sumber Daya ManusiaEVP Strategy & Human Capital Services

Keputusan RUPS pada 28/10/2015GSM Resolutions dated 28/10/2015

Ester Siahaan Direktur KeuanganEVP Finance Services

Keputusan RUPS pada 28/10/2015GSM Resolutions dated 28/10/2015

GMS Resolutions dated October 28, 2015 made changes on

the composition of BOD as follows:

Page 92: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

92 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

BOD Meetings

In accordance with Article 12 of Articles of Associations, the

Company held 42 BOD meetings during 2015.

Rapat Direksi

Sesuai ketentuan Pasal 12 Anggaran Dasar, selama tahun

2015, telah diselenggarakan 42 kali rapat Direksi.

Rapat Direksi periode hingga 28 Oktober 2015 BOD Meetings as of 28 October 2015

Nama Name Jabatan PositionJumlah Rapat

Number of Meeting

Jumlah Kehadiran Number of

Participants

Kehadiran (%)Attendance Level

Agus Priyanto Direktur Utama President & CEO 32 31 96,88

Heru Legowo Direktur Keuangan EVP Finance Services 32 31 96,88

Tharian Direktur Strategi & SDM EVP Strategy & Human Capital Services

32 28 87,50

Hariyanto Direktur Operasi EVP Operation Services 32 28 87,50

Rapat Direksi periode 28 Oktober – 31 Desember 2015BOD Meetings for the period of 28 October 31 December 2015

Nama Name Jabatan PositionJumlah Rapat

Number of Meeting

Jumlah Kehadiran Number of

Participants

Kehadiran (%)Attendance Level

Agus Priyanto Direktur Utama President & CEO 10 10 100%

Ester Siahaan Direktur Keuangan EVP Finance Services 10 10 100%

Eko Diantoro Direktur Strategi & SDM EVP Strategy & Human Capital Services

10 10 100%

Sucipto Direktur Operasi EVP Operation Services 10 10 100%

Agenda Rapat Direksi Agenda of BOD Meetings

No. Tanggal Date Materi Rapat Direksi Directors Meeting Agenda

1 6 Januari 20156 January 2015

1. Spesifikasi GPU2. Standardisasi Minimum GSE Per-Kelas Cabang3. Konsep Program OS ke PKWTT4. Persiapan Kick Off Budget Meeting 20155. Persiapan Bahan Rapat Koordinasi dengan GA6. Weekly Report Tim Multi Tasking.

1. Specification of GPU2. Standardization of Minimum GSE Per-Branch Class 3. Concept of OS Program to PKWTT4. Preparation of Kick Off Budget Meeting 20155. Preparation of Coordination Meeting Materials GA6. Weekly Report of Multi-Tasking Team

2 20 Januari 201520 January 2015

1. SUB & CGK Case Report2. Progress Report Unit Human Capital3. Progress Report Unit Komersial4. Penyisihan Piutang 2014

1. SUB & CGK Case Report2. Progress Report of Human Capital Unit3. Progress Report of Commercial Unit 4. Allowance for Receivables 2014

3 5 Februari 20155 February 2015

1. Pembahasan Aspek Keuangan2. Pembahasan Aspek Operasi3. Pembahasan Aspek IT (tindak lanjut dengan Groundstar)

1. Discussion of Financial Aspect 2. Discussion of Operational Aspect 3. Discussion of IT Aspect (follow up with Groundstar)

4. 17 Februari 201517 February 2015

1. Presentasi Hay Group2. KPI & CSS3. Progress Report Program Kerja Human Capital

1. Presentation of Hay Group2. KPI & CSS3. Progress Report of Human Capital Work Program

5. 24 Februari 201524 February 2015

1. Laporan Manajemen Januari 20152. Laporan Cash Flow Januari 20153. Jumlah Kebutuhan GSE

1. Management Report per January 20152. Cash Flow Report per January 20153. Total GSE Requirements

6. 3 Maret 20153 March 2015

1. Pembahasan Aspek Operasional2. Kebutuhan GSE3. Lain-lain

1. Discussion of Operational Aspect 2. GSE Requirements3. Others

Page 93: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

93Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Agenda Rapat Direksi Agenda of BOD Meetings

No. Tanggal Date Materi Rapat Direksi Directors Meeting Agenda

7. 10 Maret 201510 March 2015

1. Arahan Direktur Utama2. Email Korporat3. Corective Acrion kinerja Check In Counter, baggage Dellivery

dan APB di CGK4. Sispro Pengadaan5. Progress Hay Consulting6. Progress Report SMK7. Talent Pool & Succesion Plan8. Progress Rerport Standard Appereance Manual9. Pelaksanaan Upah Lembur.10. Lain-lain

1. Instructions from President & CEO 2. Corporate Email 3. Corrective Actions for the Performance of Check In Counter,

Baggage Delivery and APB at CGK4. System and Procedures of Procurement 5. Progress of Hay Consulting6. Progress Report of SMK7. Talent Pool & Succession Plan8. Progress Report of Standard Appearance Manual9. Conduct of Overtime Fees.10. Others

8. 17 Maret 201517 March 2015

1. Laporan Hasil Inspeksi Operasional di Kualanamu (KNO)2. Penjelasan Beban GSE3. Laporan Manajemen Februari 20154. Lain-lain

1. Report of Operational Inspection at Kualanamu (KNO)2. Clarification of GSE Costs3. Management Report per February 20154. Others

9. 25 Maret 201525 March 2015

1. Executive Summary Audit SPI2. Laporan Hasil Audit KAP3. Persiapan Laporan Manajemen Kepada Pemegang Saham

1. Executive Summary of SPI Audit2. Independent Auditors Report 3. Preparation of Management Report to Shareholders

10. 31 Maret 201531 March 2015

1. Gapura Operasi Center (Asyst)2. Progress Report Sewa GSE3. Progress Report FS Rencana Bisnis WH di BKS4. Progress Report SBU & Standarisasi Business Lounge di PNK5. Progress Report Perubahan Organisasi dan Status email

Gapura6. Progress Report Leadership Program, Cultural Transformation

Program & Competency Development Program7. Round Table

1. Gapura Operation Center (Asyst)2. Progress Report of GSE Rental3 Progress Report of FS Business Plan WH at BKS4. Progress Report of SBU & Standardization of Business

Lounge at PNK5. Progress Report of Organizational Changes and Email Status

of Gapura6. Progress Report of Leadership Program, Cultural

Transformation Program & Competency Development Program

7. Round Table

11. 7 April 20157 April 2015

1. Persiapan KAA2. Pembahasan Aspek Operasi3. Laporan Laba (Rugi) Komprehensif 4. Laporan Finalisasi Tim Sewa GSE5. Lain-lain

1. Preparation of KAA2. Discussion of Operational Aspects 3. Comprehensive Income Statement 4. Finalization Report of GSE Rental Team5. Others

12. 13 April 201513 April 2015

1. Pembahasan Finalisasi Kebutuhan Peralatan GSE 1. Discussion of Finalization of GSE Equipment Requirements

13. 14 April 201514 April 2015

1. Persiapan RUPS2. Progress Report Human Capital3. Progress Report KAA 20154. Progress Report Update Manual Perusahaan5. Progress Report Public Relation

1. GSM Preparation 2. Progress Report of Human Capital3. Progress Report of KAA 20154. Progress Report of the Company’s Updated Manuals 5. Progress Report of Public Relation

14. 22 April 201522 April 2015

1. Reorganisasi Cabang CGK dan DPS2. Laporan Proses Negosiasi Pengadaan Sewa GSE3. Laporan Manajemen Q1 20154. Rencana Materi QBR Q1

1. Reorganization of CGK and DPS Branches2. Progress Report of Procurement of GSE Rental 3. Management Report Q1 20154. Draft Materials of QBR Q1

15. 28 April 201528 April 2015

1. Pembahasan Aspek Keuangan2. Revisi Ground Operation Manual (GOM)3. CSS4. Kriteria Teknis OS CGK5. Perubahan Rencana Delivery Time Sewa GSE

1. Discussion of Financial Aspect 2. Revision of Ground Operation Manual (GOM)3. CSS4. Technical Criteria of OS CGK5. Changes to Delivery Time Plan of GSE Rental

16. 12 Mei 201512 May 2015

1. Persiapan Aplikasi Logo Baru2. Laporan Finance Performance s/d April 20153. Sharing Program Kerja Unit Service Standard4. Persiapan QBR 1 Tahun 20155. Business Plan: Lounge PKU & CGK, serta upaya optimalisasi

class room GLC

1. Preparation of New Logo Launch 2. Financial Performance Report per April 20153. Sharing of Work Program of Service Standard Unit4. Preparation of QBR 1 FY 20155. Business Plan: Lounge PKU & CGK, and Optimization of GLC

Class Room

17. 19 Mei 201519 May 2015

1. Update mengenai ISAGO2. Progress Report Hay Group3. Management Report April 2015 & Eficiency

1. Updates of ISAGO2. Progress Report of Hay Group3. Management Report per April 2015 & Efficiency

18. 3 Juni 20153 June 2015

1. Follow Up QBR I 2015 hari ke 22. Follow Up QBR I 2015 - Service Excellence3. Tindak lanjut rencana Livery GSE4. Persiapan Rapat dengan GA - 04 Juni 20155. Lain-lain

1. Follow Up of QBR I 2015 day 22. Follow Up of QBR I 2015 - Service Excellence3. Follow up of Livery GSE Plan4. Preparation of Meetings with GA - 04 June 20155. Others

19. 19 Juni 201519 June 2015

1. Perubahan RKAP 20152. Progress Report OCC3. Reability GSE

1. Changes to RKAP 20152. Progress Report of OCC3. Reliability of GSE

Page 94: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

94 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Agenda Rapat Direksi Agenda of BOD Meetings

No. Tanggal Date Materi Rapat Direksi Directors Meeting Agenda

20. 23 Juni 201523 June 2015

1. Finalisasi RKAP & RJPP2. Analisa & rencana tindak lanjut amandemen penawaran

kontrak GSE yang baru3. Progress Report KPI Service (Hyginic & Delight Factor)4. Usulan perubahan Format CSS5. Progress Report rencana kerjasama dengan Indra K. Jusi &

ALC6. SOP Pengadaan untuk pengadaan langsung senilai 5 juta s/d

100 juta

1. Finalization of RKAP & RJPP2. Analysis & follow up plan of amendments to new GSE

proposed contract 3. Progress Report of KPI Service (Hygienic & Delight Factor)4. Suggestions to CSS Format Changes5. Progress Report of Cooperation Plan with Indra K. Jusi & ALC6. SOP of Procurement for direct purchase from 5 million to

100 million

21. 30 Juni 201530 June 2015

1. Presentasi Progres Report Job Evaluation 2. Asumsi Pajak Dalam setahun3. Livery GSE HLP4. Progress Report Pengadaan Payung

1. Presentation of Progress Report of Job Evaluation 2. Annual Tax Assumptions 3. Livery GSE HLP4. Progress Report of Umbrella Procurement

22. 9 Juli 20159 July 2015

1. Konsep Design Annual Report 20142. Finding3. Laporan Manajemen Semester 14. Laporan Cash Flow5. Golden Shakehand6. Program Mini MBA

1. Design Concept of Annual Report 20142. Findings3. Management Report of Semester 14. Cash Flow Report5. Golden Shakehand6. Mini MBA Program

23. 4 Agustus 20154 August 2015

1. Progress Report Hay Group2. Analysis Profit & Loss Branch Office

1. Progress Report of Hay Group2. Profit & Loss Analysis in Branch Offices

24. 18 Agustus 201518 August 2015

1. Laporan persiapan akhir station embarkasi haji2. Progress report review RJPP3. Penyusunan RKAP 20164. Rencana Pengadaan 100 Unit BCT Jumbo CGK

1. Report of Final Preparation for Pilgrimage Embarkation Station

2. Progress report of RJPP review3. Preparation of RKAP 20164. Procurement Plan of 100 Unit of BCT Jumbo CGK

25. 25 Agustus 201525 August 2015

1. Operasional Kebutuhan GSE2. Persiapan Pembangunan Kantor Pusat3. Persiapan RKAP

1. Operational GSE Requirements2. Preparation of Head Office Construction 3. Preparation of RKAP

26. 1 September 20151 September 2015

1. Safety Review Board2. Kebutuhan SDM Operasional3. Review RKAP 2016

1. Safety Review Board2. Operational HR Requirements3. Review of RKAP 2016

27. 8 September 20158 September 2015

1. Review (Konsep Baru) RKAP 20162. Review Rencana Seleksi PKWT menjadi Peg. Tetap

1. Review (New Concept) of RKAP 20162. Review of Selection Plan of PKWT to Become Permanent

Employee

28. 15 September 201515 September 2015

1. Reward untuk Karyawan2. Kick Off ALC3. Management Report Agustus 20154. Update RKAP 20165. Progress Report OCS 20166. Progress Report Rencana Budget Meeting & QBR 2 2015 -

Rundown Acara7. Progress Report Rencana Training Lanjutan Indra K. Jusi

1. Reward for Employees 2. ALC Kick Off 3. Management Report per August 20154. Update of RKAP 20165. Progress Report of OCS 20166. Progress Report of Budget Meeting Plan & QBR 2 2015 -

Rundown 7. Progress Report of Advanced Training Plan for Indra K. Jusi

29. 22 September 201522 September 2015

1. Persiapan Budget Meeting2. Persiapan QBR 2 20153. Pedoman Pembuatan FS4. Dokumentasi FS dan Minutes of Meeting5. Filing system seluruh dokumen perusahaan

1. Preparation of Budget Meeting2. Preparation of QBR 2 20153. FS Preparation Guidelines 4. Documentation of FS and Minutes of Meeting5. Filing system for all corporate documents

30. 13 Oktober 201513 October 2015

1. Teleconference: Safety & Security2. Hasil Review Budget Meeting & Lap. Manajemen Bulan

September 20153. Business Performance Report SBU4. Corporate Culture & Kesehatan5. Action Plan terkait turnover yang tinggi di GSE operator

1. Teleconference: Safety & Security2. Review Results of Budget Meeting & Management Report

per September 20153. Business Performance Report of SBU4. Corporate Culture & Health5. Action Plan related to high turnover in GSE operator

31. 20 Oktober 201520 October 2015

1. Percepatan Proses Pengadaan2. Review Laporan Q3 2015 dan RKAP 2016 untuk Bahan

Report Dekom3. Progress Report Service Standard4. Update Tambahan Jumlah Kebutuhan GSE

1. Acceleration of Procurement Process 2. Review of Q3 2015 Report and RKAP 2016 for BOC Report

materials 3. Progress Report of Service Standard4. Additional Updates of Total GSE Requirements

32. 27 Oktober 201527 October 2015

1. Silent Shoper2. Pedoman Pembuatan dan Filing Feasibility Study3. Feasibility Study Sewa GSE dan OCS4. Progress Report Program Human Capital5. Kajian Spec Teknis untuk PBS

1. Silent Shopper2. Guidelines for Preparation and Filing of Feasibility Study3. Feasibility Study for GSE Rental and OCS4. Progress Report of Human Capital Program5. Review of Technical Specifications for PBS

Page 95: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

95Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Agenda Rapat Direksi Agenda of BOD Meetings

No. Tanggal Date Materi Rapat Direksi Directors Meeting Agenda

33. 30 Oktober 201530 October 2015

1. Pengenalan Perusahaan kepada Direksi Baru2. Revisi RJPP 2015 - 20193. Perubahan Usulan RKAP 2016

1. Company Induction for New Director 2. Revision of RJPP 2015 – 20193. Changes to the Proposed RKAP 2016

34. 3 November 20153 November 2015

1. Safety Review Board2. Pembahasan Aspek Operasi3. Action Plan masing-masing Direktorat Terkait Program Kerja4. Revisi Materi RKAP 2016

1. Safety Review Board2. Discussion of Operational Aspect 3. Action Plan for each Directorate related to Work Program 4. Revised Materials of RKAP 2016

35. 10 November 201510 November 2015

1. Management Report Oktober 20152. Usulan RKAP 20163. Realisasi & Proyeksi Cash Flow4. Program Golden Shakehand

1. Management Report per October 20152. Proposed RKAP 20163. Realization & Projection of Cash Flow4. Golden Shakehand Program

36. 19 November 201519 November 2015

Gapura OCS Project Impact Analysis Gapura OCS Project Impact Analysis

37. 20 November 201520 November 2015

Dispute Resolution www.gapura.co.id Dispute Resolution of www.gapura.co.id

38. 24 November 201524 November 2015

1. Progress Report Set Up Social Media Gapura2. Update RKAP 20163. Update RJPP & Program Kerja (Balance Score Card)

1. Progress Report of Setting Up Gapura Social Media2. Updated RKAP 20163. Updated RJPP & Work Program (Balanced Score Card)

39. 1 Desember 20151 December 2015

1. Update RKAP 20162. Analiasa kebutuhan GSE terkait rencana beroperasinya T3

dalam 2 fase (Jun & Des)3. Analisa Dampak rencana Citilink pindah ke terminal 2 (secara

operasional dan sisa masa kontrak di T1)

1. Updated RKAP 20162. Analysis of GSE Requirements related to the planned

operation of T3 in 2 phases (Jun & Dec)3. Impact Analysis of Citilink Moving Plan to terminal 2

(operational analysis and remaining contract period in T1)

40. 10 Desember 201510 December 2015

1. Safety Review Board 2. Aspek Operasional - Persiapan Peak Season Natal & Tahun

Baru3. Presentasi Update Desain Gedung

1. Safety Review Board 2. Operational Aspect – Preparation of Peak Season for

Christmas & New Year 3. Presentation of Updated Building Design

41. 17 Desember 201517 December 2015

1. Perubahan RKAP 20162. Materi Pembahasan dengan Dekom3. Gapura OCS, Monthly Project Review

1. Amendments to RKAP 20162. Discussion Materials with BOC 3. Gapura OCS, Monthly Project Review

42. 22 Desember 201522 December 2015

1. Pembahasan Aspek Human Capital2. Progress Kontrak OCS3. Progress Website4. Perubahan Kelas Cabang5. Rencana Pendanaan Workshop 1526. Penyelesaian Lounge Pekanbaru7. Usulan Penomoran GSE.

1. Discussion of Human Capital Aspects2. Progress of OCS Contract3. Progress of Website4. Changes in Branch Class 5. Workshop Budgeting Plan 1526. Finalization of Pekanbaru Lounge7. Suggestions to GSE Numbering

Komite Audit

Komite Audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada

Dewan Komisaris dengan tujuan membantu Dewan Komisaris

untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi

pengawasan (oversight) atas hal-hal yang terkait dengan

laporan keuangan, sistem pengendalian internal, pelaksanaan

fungsi audit internal dan eksternal, implementasi Good

Corporate Governance (GCG) serta kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Audit Committee

The Audit Committee is established by and is reporting to

the BOC for the purpose of assisting the BOC to support it in

effectively executing its oversight duties and functions in all

matters related to the financial report, internal control system,

internal and external audit functions, GCG implementation and

compliance with prevailing rules and regulations.

Page 96: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

96 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Selama tahun 2015, Komite Audit mengadakan 9 kali rapat,

dimana 4 kali rapat dihadiri Dewan Komisaris.

Materi Rapat Komite Audit Audit Committee Meeting Agenda

No. Tanggal Date Materi Rapat Meeting Agenda

1.* 15 April 2015 Pembahasan review hasil pemeriksaan PKPT dan Pemsus GSE, BBM 2014

Discussion of review results of PKPT and Special Audit of GSE, BBM 2014

2. 20 April 2015 Rapat koordinasi internal sebagai tindak lanjut Keputusan Pemegang Saham Di Luar RUPS 7 April 2015

Internal coordination meeting as a follow up of Shareholders Decision outside GSM 7 April 2015

3.* 28 April 2015 Pembahasan Management Letter untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014

Discussion of Management Letter for the year ended 31 December 2014

4.* 29 April 2015 Pembahasan evaluasi KAP Osman Bing Satrio & Eny (Delloitte) Discussion of KAP Osman Bing Satrio & Eny (Delloitte) evalu-ation

5. 21 Mei 2015 Laporan Manajemen Triwulan 1 (Q1) tahun 2015 Management Report – First Quarter (Q1) 2015

6. 29 Juni 2015 Evaluasi Kinerja Manajemen bulan Mei 2015 Management Performance Evaluation May 2015

7. 23 Juli 2015 Evaluasi Kinerja Manajemen s.d. Triwulan II atau Semester I Tahun 2015

Management Performance Evaluation per Second Quarter or Semester I 2015

8.* 9 Oktober 2015 Pembahasan Evaluasi Pelaksanaan PKPT SPI Semester I tahun 2015

Discussion of PKPT Implementation Evaluation in SPI for Semester I 2015

9. 20 Oktober 2015 Laporan Manajemen s.d. Triwulan III Tahun 2015 Management Report per Third Quarter 2015

*rapat dihadiri Dewan Komisaris meeting attended by Board of Commissioners

Audit Internal

Hubungan Pelaporan Internal Auditor – Direksi

dan Dewan Komisaris

Internal Auditor berkewajiban untuk menyampaikan Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP) kepada Direktur Utama, Dewan

Komisaris melalui Komite Audit serta Direksi unit kerja terkait

untuk ditindaklanjuti, sebagai berikut:

- Evaluasi menyangkut kecukupan dan efektivitas serta

proses organisasi dalam melakukan pengawasan terhadap

kegiatan-kegiatan yang dilakukan termasuk mengelola

risiko yang ditetapkan.

- Masalah-masalah penting terkait proses pengendalian

dari kegiatan perusahaan dan anak perusahaan, termasuk

perbaikan potensial terhadap proses dan informasi terkait

masalah tersebut harus diwujudkan dalam rekomendasi

pemecahan masalah.

- Laporan pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan

terhadap status dan rencana pemeriksaan tahunan serta

ketersediaan sumber daya.

- Hasil koordinasi dengan pemeriksaan eksternal.

1. Jumlah Auditor:

- 1 orang Head of Internal Auditor

- 2 orang Inspector (Commercial & Operation

Inspector dan Admin & Financial Inspector)

- 8 orang Auditor

During 2015, Audit Committee held 9 meetings, 4 of which

were attended by BOC.

Internal Audit

Relationship between Internal Auditor Reporting

and BOD/BOC

The Internal Auditor is required to submit an Audit Result

Report (LHP) to the President & CEO and the BOC through the

Audit Committee and Director of the related work unit for the

corresponding follow up actions:

- Evaluation concerning the adequacy and effectiveness

of organizational process in monitoring the activities

performed including managing the established risks

- Recommended solutions for significant matters pertaining

to controlling processes over the activities of the Company

and its subsidiaries, including potential corrective actions

for such processes and information

- Audit Report and status monitoring and annual audit plan

and the availability of resources

- Coordination results with external audit

1. Number of Auditors:

- 1 Head of Internal Auditor

- 2 Inspectors (Commercial & Operation Inspector

and Admin & Financial Inspector)

- 8 Auditors

Page 97: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

97Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

2. Aktivitas di tahun 2015, melaksanakan :

- Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) tahun

2015 sebanyak 53 objek pemeriksaan, terdiri dari:

PKPT 2015 Jumlah Total Uraian Description

Kantor Cabang Branch Office 28 CGK, PNK, UPG, PGK, PKU, MDC, LOP, PDG, BTH, BIK, DJJ, BTJ, BPN, JOG, SUB, SRG, HLP, BDJ, BDO, DPS, DJB, PLM, AMQ, SOC, BKS, LBJ, KNO, CGO

Kantor Perwakilan Representative Office 21 PSU, PUM, BUW, LUW, MJU, BMU, KOE, MKW, MKQ, SOQ, BWX, JBB, TMC, ENE, TJQ, SXK, LUV, FLZ, GNS, SBG, LSW

Kantor Pusat Head Office 4 ZQ, SBU, IP, IB

TOTAL 53

- Non Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (Non

PKPT)/Pemeriksaan Khusus sebanyak 3 objek

pemeriksaan, terdiri dari:

• Kantor Cabang HLP

• Kantor Cabang SOC

• Kantor Perwakilan GNS

Profil Kepala Internal Auditor

Head of Internal Audit Profile

Kepala Internal Auditor dijabat oleh Nelson Sihombing yang diangkat berdasar Surat DZ/

SKEP/059/V/2013 tanggal 21 Mei 2013.

Sebelumnya menjabat VP Finance, Manager Treasury, Manager Keuangan Kantor Cabang

CGK, Wasbid Operasional Satuan Pengawas Internal. Mengawali karir di sebagai Auditor

SPI di Garuda Indonesia pada 1989.

Nelson Sihombing lahir di Belawan Sumatera Utara, 25 April 1961. Memperoleh gelar

Sarjana Akuntansi dari Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 2002.

Nelson Sihombing

The position of the Head of Internal Audit is served by Nelson Sihombing, appointed

based on Letter Z/SKEP/059/V/2013, dated May 21, 2013.

His previous positions include serving as VP for Finance, Manager for the Treasury,

Manager of Finance at CGK Branch, and Supervisor of Internal Audit (SPI) Operations. He

started his career as an SPI auditor with Garuda Indonesia in 1989.

Nelson Sihombing was born in Belawan, North Sumatra, on April 25, 1961. He obtained a

degree in Accounting from Muhammadiyah Jakarta University in 2002.

2. Activities in 2015:

- Annual Audit Work Program (PKPT) in 2015

covering 53 matters subject to audit, which

comprise:

- Those not belonging to the Annual Audit Work

Program (Non PKPT)/Special Audit which covers 3

matters subject to audit:

• HLP Branch Office

• SOC Branch Office

• GNS Representative Office

Page 98: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

98 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

• Penjelasan singkat fungsi Internal Auditor:

Gapura membentuk Unit Internal Audit untuk melakukan

kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi

yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan

untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik

dengan prinsip efektif dan efisien sesuai peraturan yang

berlaku.

Unit Internal Audit dibentuk untuk membantu Direktur

Utama guna melakukan Pengawasan Intern Perusahaan

dengan cara melakukan pengawasan, kajian dan usulan

perbaikan kepada Direktur Utama atas pelaksanaan sistem

pengendalian internal dibidang keuangan dan operasional.

• Lingkup Pekerjaan Internal Auditor

Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Head

of Internal Auditor memformulasikan lingkup pekerjaan

Unit Internal Auditor dan diajukan kepada Direktur Utama

untuk dikonsultasikan dengan Dewan Komisaris dan

Komite Audit. Lingkup pekerjaan dari Internal Auditor

sebagai berikut:

1. pemeriksaan, evaluasi dan review atas pengelolaan

keuangan dan kinerja operasional Perusahaan;

2. pemeriksaan implementasi Tata Kelola Perusahaan,

Manajemen Resiko, sistem pengendalian Internal dan

Sumber Daya Perusahaan;

3. menindaklanjuti Laporan atau pengaduan dari

karyawan dan pihak ketiga lainnya atas penyimpangan

dalam pengelolaan perusahaan;

4. Evaluasi kebijakan manajemen risiko dan implementasi

yang telah disiapkan oleh Manajemen;

5. Pemeriksaan dan tugas-tugas khusus;

6. Ketaatan terhadap hukum dan regulasi.

Unit Internal Auditor dapat melakukan kegiatan-kegiatan

selain kegiatan pemeriksaan seperti kegiatan konsultasi,

kegiatan yang terkait dengan product safety, kegiatan

operasional perusahaan maupun proyek, keikutsertaan

dalam penugasan emergency, dan lain sebagainya

selama tidak menimbulkan konflik kepentingan dan/atau

mengganggu kegiatan utama Unit Internal Auditor.

• Short Description of Internal Audit Function

Gapura established the Internal Audit Unit to provide

assurance and independent as well as objective

consultation, for the purpose of improving good corporate

governance with effective and efficient principles based

on the prevailing regulations.

The Internal Audit Unit was established to assist the

President & CEO in the conduct of Internal Controls by

monitoring, reviewing and providing recommendations to

the President & CEO in the implementation of the internal

control system in finance and operations.

• Scope of Work of Internal Auditor

To perform its duties and responsibilities, the Head of

Internal Audit formulates the scope of work for the Internal

Audit Unit and proposes such scope to the President &

CEO to have further consultation with the BOC and Audit

Committee. The scope of work of the InternalAuditor is as

follows:

1. Examination, evaluation and review of financial

management and operational performance;

2. Review of implementation of GCG, Risk Management,

Internal Control system and Corporate Resources;

3. Follow up of reports or information from employees or

other third parties concerning the misconduct in the

business activities;

4. Evaluation of risk management policies and

implementations already prepared by management;

5. Regular audit and special audit;

6. Compliance with law and regulations.

The Internal Audit Unit may perform activities other than

audit activities such as consultation, product safetyrelated

activities, operating activities both at corporate or project

level, participation in emergency assignments, and other

activities so long as such activities neither create conflict

of interest nor disrupt the main activities of the Internal

Audit Unit.

Page 99: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

99Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh

Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal Perseroan

dengan persetujuan Dewan Komisaris.

Sekretaris Perusahaan merupakan organ tata kelola yang

memegang peran signifikan sebagai Compliance Officer yang

membantu Direksi dalam penerapan prinsip-prinsip GCG serta

memenuhi ketentuan terhadap praktik GCG.

Secara umum tugas dan tanggung jawab Sekretaris

Perusahaan:

1. Membantu Direksi dalam merencanakan,

mengkoordinasikan, melaksanakan, mengevaluasi

dan membina pelaksanaan kegiatan administrasi dan

kesekretariatan, protokoler dan kerumahtanggaan, Good

Corporate Governance (GCG), pemeliharaan fasilitas kantor

(kecuali peralatan komunikasi dan informasi teknologi),

pengamanan kantor, kontrak/perjanjian (non commercial),

hukum (litigasi dan non litigasi), hubungan antar lembaga

dan hubungan masyarakat.

2. Memastikan bahwa Perseroan memenuhi peraturan

tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan

penerapan prinsip-prinsip GCG, memberikan informasi

yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara

berkala dan/atau sewaktu-waktu bila diminta.

3. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan

melaksanakan kegiatan penyusunan dan pelaporan

realisasi rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Kantor Pusat.

4. Memonitor dan membuat laporan aspek/bidang Sekretariat

Perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam

Key Performance Indicator (KPI) secara triwulan dan

tahunan.

Pada akhir tahun 2015 Sekretaris Perusahaan dijabat oleh

A.A. Made Hardika yang ditetapkan melalui Surat Keputusan

Nomor: SKEP/DZ/5003/II/2015 tentang Pembebasan dan

Pengangkatan Pejabat di Lingkungan PT Gapura Angkasa

tanggal 27 Februari 2015.

Corporate Secretary

The Corporate Secretary is appointed and terminated by the

President & CEO based on the corporate internal mechanism,

which is subject to the approval of the BOC.

The Corporate Secretary represents the corporate governance

organ that plays a significant role as Compliance Officer who

assists the BOD in implementing GCG principles and meeting

the requirements of GCG practices.

In general, the duties and responsibilities of Corporate

Secretary are as follows:

1. Assisting BOD in planning, coordinating, implementing,

evaluating and developing the administrative and

secretarial matters, protocols and general affairs, GCG,

office facilities maintenance (except for communication

equipment and information technology tools), office

security, contract/agreement (non commercial), legal

(litigation and non-litigation), inter-company relationship

and public relations.

2. Ensuring that the Company meets the regulations

concerning transparency in compliance with the

implementation of GCG principles, provides the information

required by BOD and BOC on a periodical basis and/or upon

request.

3. Planning, coordinating, evaluating and performing the

preparation and reporting of realization of Work Plan and

Budget (RKAP) in Head Office.

4. Monitoring and preparing the report of Corporate

Secretarial aspects in accordance with those set forth in

Key Performance Indicator (KPI) on a quarterly or annual

basis.

At the end of 2015, the Corporate Secretary is A.A. Made

Hardika who was appointed in Decision Letter No: SKEP/

DZ/5003/II/2015 of Dismissal and Appointment of Officers of

PT Gapura Angkasa dated February 27, 2015.

Page 100: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

04

100 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Profil Sekretaris Perusahaan

Corporate Secretary Profile

Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Anak Agung Made Hardika yang diangkat berdasar

Surat SKEP/DZ/5003/II/2015 tanggal 27 Februari 2015.

Sebelumnya menjabat sebagai Head of Safety, Security dan Quality, dan sebagai Senior

Manager, Safety & Security. Di stasiun DPS Bandara Ngurah Rai beliau pernah menjabat

Manager Operasi, Manager Internal Service, Assistant Manager HRD & GA, serta

Supervisor dan Officer di berbagai unit. Mengawali karir di PT. Garuda Indonesia sebagai

Ramp Dispatcher di Bandara Ngurah Rai pada tahun 1991.

Agung Hardika lahir di Denpasar Bali, 9 Juli 1968. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Manajemen dari Universitas Mahendradatta Denpasar pada tahun 2003.

A.A. Made Hardika

The position of Corporate Secretary is served by Anak Agung Made Hardika, appointed

based on Letter SKEP/DZ/5003/II/2015 dated February 27, 2015.

Previously served as the Head of Safety, Security & Quality unit and as Senior Manager,

Safety & Security. At the DPS Station in Ngurah Rai Airport, he has served as Operations

Manager, Internal Service Manager, Assistant Manager HRD & GA, and Supervisor

and Officer in various units. He started his career at PT Garuda Indonesia as a Ramp

Dispatcher at Ngurah Rai Airport, Denpasar, in 1991.

Agung Hardika was born in Denpasar, Bali, on July 9, 1968. He obtained a degree in

Economic Management from Mahendradatta University, Denpasar in 2003.

Kode Etik

Perusahaan menyadari bahwa Penerapan GCG secara

sistematis dan konsisten merupakan kebutuhan yang harus

dilaksanakan. Penerapan GCG pada Perusahaan diharapkan

akan dapat memacu perkembangan bisnis, akuntabilitas serta

mewujudkan harapan pemegang paham dalam jangka panjang

tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders lainnya.

Atas dasar pemikiran tersebut Gapura kemudian melakukan

pengaturan terhadap kode etik dalam setiap interaksi Karyawan

dengan pihak luar maupun dengan sesama Karyawan Gapura

dalam sebuah Pedoman Perilaku/Code of Conduct (COC)

Secara umum Gapura melakukan penataan dalam etika bisnis

perusahaan yang mencakup Kepatuhan terhadap Perudang-

undangan, Pemberian dan Penerimaan Hadiah atau Donasi,

Etika terhadap Pengungkapan Informasi Keuangan dan lain-

lain.

Code of Ethics

The Company is aware that systematic and consistent GCG

implementation is a requirement that should be performed.

GCG implementation at the Company is expected to trigger

business growth, to create accountability and to meet

the expectations of shareholders in the long run, without

neglecting the needs of other stakeholders. Based on this

concept, the Company is governed by its code of ethics for

each interaction between the employees and outside parties,

and also between fellow colleagues by a Code of Conduct.

In general, the Company governs its corporate business

ethics which include Compliance with Rules and Regulations,

Hospitality and Gifts or Donations, Financial Information

Disclosure Ethics, and others.

Page 101: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

101Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Tujuan utama dari penerapan penerapan Etika dalam

hubungan bisnis Gapura adalah sebagai bentuk komitmen dari

Perseroan guna mewujudkan visi dan misi secara profesional

dan beretika bisnis, sebagai panduan perilaku bagi seluruh

Insan Gapura dalam setiap kegiatannya dalam Perseroan,

serta mengembangkan hubungan harmonis, sinergi dan saling

menguntungkan antar sesama Insan Gapura maupun dengan

stakeholder lainnya dengan pelaksanaan yang berlandaskan

prinsip-prinsip korporasi yang sehat dan beretika berusaha

yang menjadikan nilai-nilai serta filsafat bisnis untuk menjadi

perusahaan ground handling yang berdaya saing tinggi.

Bahwa pencapaian tujuan Perseroan bergantung pada

profesionalisme dalam melakukan pekerjaan, Insan Gapura

juga harus berani dalam mengungkapkan permasalahan, ini

menjadi salah satu bentuk etika dalam pelaksanaan proses

bisnis Gapura. Mengungkapkan masalah akan memberikan

kesempatan untuk menangani dan memperbaiki permasalahan

tersebut, yang artinya menghindari terjadinya pelebaran

permasalahan tersebut hingga melanggar peraturan

perundang-undangan.

Insan Gapura juga turut berkomitmen terhadap penerapan

kegiatan Bisnis tanpa adanya Benturan Kepentingan. Sebagai

bentuk komitmen tersebut, Direksi dan Pejabat satu Tingkat

dibawah Direksi menandatangani Komitmen terhadap

benturan kepentingan ini.

Gapura berkomitmen untuk melaksanakan Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku berdasarkan prinsip-prinsip itikad baik

dan kecermatan tinggi, dan dalam keadaan bebas, mandiri

serta tidak ada tekanan maupun pengaruh dari pihak lain

manapun. Duty of care and loyalty merupakan salah satu

etika yang dikedepankan oleh Gapura dalam bisnisnya, dimana

Gapura berkomitmen untuk melaksanakan setiap tugasnya

dengan penuh kehati-hatian dan demi kepentingan bersama

yang mengindahkan berbagai informasi dan keterangan.

Gapura berkomitmen untuk tidak akan melakukan pelaksanaan

tugasnya atas kepentingan pribadi atau dengan tujuan

untuk memperoleh manfaat untuk diri sendiri, maupun

menguntungkan pihak yang terkait dengan pribadi pengambil

Keputusan tersebut, sehingga keputusan yang diambil

tersebut akan jauh dari potensi benturan kepentingan (conflict

of interest).

The main objective of implementing such ethics in its business

is to show commitment to achieving its vision and mission in

a professional manner under good business ethics, to guide

all members of the organization in their activities within

the Company, and to develop a harmonious, synergistic

and mutually beneficial relationship among colleagues and

with other stakeholders, by implementing sound and ethical

corporate principles which create business values and establish

philosophies to become a highly competitive ground handling

company.

The Company is of the opinion that achieving such objectives

depends on professionalism at work. All members should

have the courage to disclose issues, which serves as one of

the ethics adopted within the Company’s business processes.

Disclosing such issue allows for opportunities to solve and

handle them before they develop into a breach of regulation.

Employees are also committed to conducting business

activities without any conflict of interest. As part of this

commitment, the BOD and those within the layer before the

BOD sign a declaration form of such a commitment, to avoid

any conflict of interest.

The Company is committed to complying with the articles

of association and prevailing laws based on good faith and

prudent principles, and under the free, independent state

and also freedom from pressure or undue influence from any

parties. Duty of care and loyalty serves as one of the ethics

highly upheld by the Company in the conduct of its business,

whereby the Company is committed to perform all of its duties

with due care and for common interests by taking into account

all facts and information.

The Company is committed to not perform its duties based

on personal interest or for the purpose of gaining personal

benefit, or to the benefit of parties related to the personnel

making such a decision, so that the decision made will be free

from any conflicting interest.

Page 102: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

05

102 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Tanggung Jawab SosialPerusahaanCorporate Social Responsibility

Secara khusus tanggung jawab sosial ini juga berorientasi

internal mencakup peningkatan kesejahteraan karyawan

sebagai unsur penting dari keberhasilan Gapura, mengingat

usaha Perseroan yang menggunakan banyak tenaga kerja

(labor-intensive).

Prinsip-prinsip ini mendasari pelaksanaan program tanggung

jawab sosial Gapura di tahun 2015 yang difokuskan pada

bidang pendidikan dan pelestarian lingkungan.

Beasiswa Pendidikan

GSE Mechanic Development Program adalah inisiatif yang

digulirkan Perseroan pada tahun 2015 guna menyalurkan dana

CSR dalam bentuk beasiswa untuk lulusan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) jurusan teknik, yang akan dididik menjadi calon

mekanik GSE di Gapura Learning Center.

Pada tahun 2015 telah terpilih 20 lulusan yang diseleksi dari

SMK 1 Singosari, Malang sebagai penerima beasiswa dalam

bentuk biaya kuliah, uang saku, fasilitas kesehatan dan tempat

tinggal selama 8 bulan mengikuti pendidikan. Peserta yang

lulus program ini akan diangkat menjadi karyawan Gapura dan

menjalani ikatan dinas.

This social responsibility is also geared internally to enhance

employee welfare; which is a vital element of Gapura’s success,

given that the Company’s business is labor-intensive.

These principles are the basis for Gapura’s social responsibility

program in 2015, which focuses on education and

environmental preservation.

Scholarships

GSE Mechanic Development Program is an initiative that was

initiated by the Company in 2015, to channel CSR funds in the

form of scholarships for vocational technical high school (SMK)

graduates, who will be trained to become GSE’s mechanic

candidates at the Gapura Learning Center.

In 2015, 20 graduates from SMK 1 Singosari, Malang were

selected as recipients for the scholarships in the form

of coverage for tuition, a stipend, health facilities and

accommodation costs for the duration of the 8 months training.

Participants that successfully pass this training course are

inducted as Gapura’s employees, and are thereby committed to

working for the Company.

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap masyarakat dan lingkungan merupakan wujud komitmen Gapura untuk turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan, terutama yang berada di sekitar wilayah operasi Perseroan.

Corporate Social Responsibility (CSR) for society and the environment serves as Gapura’s commitment to improving the quality of life and the environment, specifically for those situated around the Company’s area of operations.

Page 103: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

103Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Dalam kesempatan lain, di tahun 2015 Perseroan memberikan

penghargaan dan bantuan biaya pendidikan kepada 51 anak

karyawan Perseroan yang berprestasi dari jenjang SD/SMP/

SMU yang juara kelas peringkat 1–3 dan dari jenjang perguruan

tinggi dengan IPK 3,5 atau lebih.

Komitmen Ramah Lingkungan

Komitmen Perseroan untuk pelestarian alam direalisasikan

melalui investasi peralatan GSE berteknologi mutakhir

yang ramah lingkungan, yaitu peralatan tonase besar yang

memenuhi standar emisi Euro 3, dan tonase kecil memakai

peralatan mesin elektrik bertenaga baterei yang tidak

menimbulkan polusi atau zero emmision.

On another occasion, in 2015, the Company presented awards

and educational grants to 51 children of employees of the

Company. These children are exemplary achievers, being the

first to third highest-ranking elementary/junior high/high

school students of their schools, with a GPA of 3.5 or above.

Environmentally Friendly Commitment

The Company’s commitment to preserving nature is

reflected in the investment in modern GSE equipment with

environmentally-friendly technology in the form of large

tonnage equipment that meets Euro 3 emission standards,

and small tonnage electric equipment that is powered by

pollutant-free or zero-emission batteries.

Page 104: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

05

104 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Secara bertahap sejak 2015 hingga 2017, Perseroan akan

mengoperasikan armada baru 138 unit GSE bertenaga

baterai terdiri 84 unit baggage towing tractor, 45 unit

baggage conveyor loader dan 9 unit passenger boarding

stair. Moderenisasi peralatan GSE bermesin bahan bakar

konvensional ke mesin elektrik selain ramah lingkungan juga

akan meningkatkan efisiensi biaya operasional.

Gapura bergabung bersama Garuda Indonesia group kembali

berpartisipasi di program “Switch off” Earth Hour 2015 dalam

mendukung upaya hemat energi yang berdampak sangat

positif terhadap lingkungan. Garuda Indonesia bertindak

sebagai corporate partner dalam Program Earth Hour Indonesia

bekerja sama dengan WWF (World Wild Fund) Indonesia.

Dalam kegiatan tanggal 28 Maret 2015 ini diadakan

pemadaman lampu gedung kantor tanpa mengabaikan unsur

keamanan dan keselamatan. Manajemen juga mengajak

seluruh karyawan Gapura dan keluarga untuk dapat berperan

aktif dalam program ini dengan mematikan lampu dan

peralatan elektronik yang tidak digunakan serta menganjurkan

untuk menggunakan lampu hemat energi.

Gradually being implemented since 2015 until 2017, the

company will operate a new fleet of 138 units comprised

of 84 GSE battery-powered baggage towing tractor units,

and 45 electrical baggage conveyor loader units and 9 units

of passenger boarding stairs. The modernization of GSE‘s

conventional-powered equipment to that which is powered

by environmentally friendly electric motors also enhances

operational cost efficiency.

In 2015, Gapura, together with the Garuda Indonesia group,

once again participated in the “Switch off” Earth Hour program

as part of its efforts to conserve energy to have a positive

impact on the environment. Garuda Indonesia serves as a

corporate partner of the Earth Hour Indonesia Program in

collaboration with WWF (World Wildlife Fund) Indonesia.

During this activity, held on March 28, 2015, all of the office

building’s lights were turned off, without neglecting security

and safety. Management also invited Gapura’s employees and

their families to play an active role in the program by turning

off lights and appliances that were not utilized, as well as

advocating the use of energysaving lights.

Page 105: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Data PerusahaanCorporate Data

105Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Page 106: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

06

106 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

ArmadaFleet

Aircraft Towing Tractor - Narrow Body

(ATN)

72 units

34

Aircraft Towing Tractor - Wide Body

(ATW)

units

52

Aircraft Starting Unit

(ASU)

units

32

Air Conditioning Unit

(ACU)

units

Page 107: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

107Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

101

Belt Conveyor Loader

(BCL)

265

Baggage Towing Tractor

(BTT)

units

84

Ground Power Unit

(GPU)

units

units

33

Baggage Conveyor Loader Towable

(BCL – T)

units

1

Belt Conveyor Loader

(Bendibelt)

unit

Page 108: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

06

108 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

High Lift Loader(HLL)

59 units

Main Deck Loader(MDL)

5 units

Water Service Truck(WST)

23 units

Water Service Chart(WSC)

24 units

41

Forklift

(FLT)

units

Page 109: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

109Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Lavatory Service Truck(LST)

25 units

Incapatitated Passenger Loader (IPL)

3 units

Passenger Boarding Stair(PBS)

78 units

Lavatory Service Chart

(LSC)

25 units

Page 110: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

06

110 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Klien KamiOur Client

14. Cardig Air

15. Cathay Pacific

16. Citilink

17. China Airlines

18. China Southern Airlines

19. Dabi Air

20. Dragon Air

21. Eastindo

22. Egypt Air

 23. Firefly

24. HongKong Airlines

25. Ikar Airlines

 

26. Japan Airlines

27. Jet Star

01. Garuda Indonesia

AD validation:Customer validation:

GARUDA INDONESIA

Date : 29/07/2013File : 20130949E

PMS 288 C

PMS 3135 C

PMS 405 C

PMS 280 C

100 80 0 50

100 0 30 23

30 30 30 70

100 80 0 30

02. Air Asia

 

03. Air Asia Extra

04. Air China

05. AirFast Indonesia

06. Airmark

07. Air New Zealand

08. Air Niugini

09. Air Timor

10. Asia Atlantic Air

11. AsiaLink Cargo Airlines

12. Avia Star

13. Batik Air

 

28. Kalstar Aviation

29. KLM Royal Dutch

30. Korean Air

31. Lion Air

32. Malaysia Airlines

33. Malindo Air

34. MASwings

35. My Indo Airlines

36. NAM Air

37. Nusantara Air Charter

38. Oman Air

39. Pelita Air Services

40. PT. HM. Sampoerna

41. Qantas Airways

 

42. Qatar Airways

43. Royal Brunei Airlines

 44. Silk Air

45. Sriwijaya Air

46. Susi Air

47. Thai Airways

 

48. Tiger Air

48. Trans Nusa

50. Travira Air

51. Tri MG Airlines

52. Valu Air

 

53. Vietnam Airlines

54. Wings Air

55. Xiamen Airlines

Page 111: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

111Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Alamat Kantor CabangBranch Office Addresses

Kantor Pusat

Head Office

Gedung Dapenra, lantai 1,2 dan 3

Jl. Angkasa Blok B-12 Kav.8

Kota Baru Bandar Kemayoran, 10610

TLP +62 21 654 5410

FAX +62 21 654 5408

Cengkareng

Soekarno Hatta Int'l Airport Terminal II

TLP +62 21 550 6681

FAX +62 21 550 1638

Cargo

Gapura Warehouse,

Cargo Area Soekarno - Hatta

International Airport Cengkareng -

Jakarta 19101

TLP +62 21 559 12451

FAX +62 21 550 5658

Halim Perdana Kusuma

Ruang Perkantoran No. A60.A, Lantai 2

Bandara Halim Perdana Kusuma 13610

TLP +62 21 8089 9333

FAX +62 21 8007 640

Bandung

Bandar Udara Int’l Husein Sastranegara

Jl. Pajajaran No. 156 Bandung 40174

TLP +62 22 604 6489, 860 60019

FAX +62 22 604 6489

Jogjakarta

Jl. Solo Km 9 Jogjakarta 55282

TLP +62 274 315 8182/83

FAX +62 274 489 614

Solo

Gedung Perkantoran LT.2 Bandara Adi

Soemarmo - Solo

TLP +62 271 7847 39

FAX +62 271 7830 77

Semarang

JL.Puri Anjasmoro Blok G I No.54

Semarang

TLP +62 24 761 4208

FAX +62 24 761 4209

Surabaya

Airlines Office 331D T2 Juanda

International Airport

Surabaya 61253

TLP +62 31 869 0915

FAX +62 31 869 0914

Banyuwangi

Bandar udara Blimbingsari

Jl Agung Wilis kec. Rogojampi,

Banyuwangi Jawa Timur 68462

TLP +62 811 3862 168

FAX +62 812 3012 3207, 3259 137

Jember

Bandara Notohadi Negoro,

Desa Wirowongso Kec Ajung Jember

68175, Jember

TLP +62 331 435 5400

FAX +62 331 435 5555

Banda Aceh

Terminal Domestik Lantai III

Bandara Sultan Iskandar Muda

International Airport

Banda Aceh - 23372

TLP +62 651 31641

FAX +62 651 31642

Padang

Jl. Mr. H. ST. Moh. Rasyid

Minangkabau International Airport,

Padang

TLP +62 751 4851 491

FAX +62 751 4851 490

Medan

Ruko Pagaruyung

Jl.Batang Kuis Km 19,5 No. 84A, Desa

Telaga Sari

Kecamatan Tanjung Morawa,

Kabupaten Deli Serdang

Sumatera Utara

TLP +62 61 4207 9500

FAX +62 61 4207 9400

Page 112: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

06

112 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Pinangsori

Bandara FL Tobing,Jl Bandara

Pinangsori

Pinangsori, Kab.Tapanuli Tengah,

Sumatera Utara

MOBILE +62 812 6334 4466

Gunung Sitoli

Jl Pelud Binaka KM 9 Binak, Nias

TLP +62 813 1422 5949

MOBILE +62 853 58855 3466

Lhokseumawe

Bandara Malikussaleh

Jln. Bandara Malikussaleh

Kec Muara Batu, Kab. Aceh Utara,

Lhokseumawe, 24355

MOBILE +62 812 7062 1073

Sabang

Maimun Saleh Airport,

Jl. Bypass Yos Sudarso km 6 Cot Ba'u

Sabang

Weh Island, Aceh, Zip 23522

MOBILE +62 812 1268 6293

Meulaboh

Bandar Udara Cut Nyak Dien

Nagan Raya, Meulaboh,

Kab. Aceh Barat

MOBILE +62 812 7871 334, +62 81

8646 737

Pekanbaru

Mega Asri Green Office A13

Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru

TLP +62 761 841 8989, 761 841

8988

FAX +62 761 8418989

Batam

Airlines Office Building Departure

Terminal 2nd Floor, Hang Nadim

Airport, Batam 29466

TLP +62 778 761 779

FAX +62 778 761 779

Bengkulu

Gedung Terminal Bandara Fatmawati

Soekarno Bengkulu

Jl Raya Padang Kemiling Km 14

Kel.Pekan Sabtu Kec.Selebar Kota

Bengkulu 38213

TLP +62 736 530 45

FAX +62 736 530 45

Pangkal Pinang

Jl. Soekarno Hatta Komp. Perkantoran

Pangkal Pinang – Bangka Belitung

TLP +62 717 421 559

FAX +62 717 421 558

Jambi

Ruko Perkantoran Jl. Soekarno-Hatta

No. 122A

Jambi Selatan, Jambi 36139

TLP +62 741 571515

FAX +62 741 571515

Denpasar

Ngurah Rai International Airport

2nd Floor International Terminal

Denpasar, Bali 80361- Indonesia

TLP +62 361 936 8260

FAX +62 361 936 1611

Tambolaka

Bandar Udara Tambolaka, Jl. Suharto,

87254

TLP +62 811 3862 168

FAX +62 813 3823 2203

Ende

Bandara H.Hasan Aroeboesman Ende

Jl. Ahmad Yani, Ende Flores Nusa

Tenggara Timur, 86316

TLP +62 811 3862 167

FAX +62 813 3955 6141

Lombok

Kompleks Pertokoan Dasan Tinggi

No. 2

Jl. Tuan Guru Bangkol, Karang Anyar

Pagesangan Timur, Mataram-NTB

TLP +62 370 649 922

FAX +62 370 616 0517

Page 113: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

113Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Sumbawa

Bandara Sultan M. Kaharuddin

Sumbawa Besar

Jl. Garuda No. 41, 84312

TLP +62 371 2628 365

FAX +62 371 2628 365

Kupang

Ruang Station Manager Citilink Bandar

Udara International El Tari

Jl Adisucipto Terminal B, Kupang NTT

85361

TLP +62 380 88 2036

MOBILE +62 812 3787 681

Bima

Bandara Sultan M. Salahuddin Bima,

84173

TLP +62 374 646093

FAX +62 374 646093

MOBILE +62 813 38 810414

Balikpapan

Komplek Perkantoran Borneo Paradiso

Cluster Maple Blok A No. 12 A

Jl. Mulawarman Sepinggan, Balikpapan

TLP +62 542 764 994

FAX +62 542 764 995

Pontianak

Jl. Soekarno - Hatta No.1 Bandara

Supadio, Pontianak, 78391

TLP +62 561 723 810

FAX +62 561 723 810

Ketapang

Jl. Pattimura No.4, Desa Kali Nilam, Kec.

Delta Pawan Kab Ketapang, 78851

Banjarmasin

Jl. Angkasa No. 1 Bandar Udara

Syamsuddin Noor

Banjarmasin - 70724

TLP +62 511 4705 538, 4706 133

FAX +62 511 4706 133

Pangkalanbun

Jl. Iskandar Pangkalan Bun, Desa

Pasir Panjang, Kec. Arut Selatan, Kab.

Kotawaringin barat 6

Makasar

Komp Kantor Otoritas Bandara

Jl. Bandara Baru No.2 Bandara Intl

Sultan Hasanuddin Makassar, 90552

TLP +62 411 5556 08, 5511 88

FAX +62 411 5556 09

Mamuju

Bandara Tampa Padang Mamuju

TLP +62 426 2321 502

FAX +62 811 4137 12, +62 823

4974 7366

Bau-Bau

Betoambari Airport Bau Bau-Buton

JL.Dayanu Ikhsanuddin,

Sulawesi Tenggara

MOBILE +62 812 4150 3630

Luwuk

Bandar Udara Syukuran Aminuddin,

Luwuk, Sulawesi Tengah

TLP +62 811 3862 167

MOBILE +62 853 4376 6300

Manado

Jl. A.A Maramis No. RD-11 Lingkungan

2 Lapangan, Manado

TLP +62 431 814352

FAX +62 431 814352

Labuan Bajo

Bandara Komodo Labuan Bajo Jl.

Yohanes Sehadun Manggarai Barat

NTT, 86554

MOBILE +62 812 3754 8485

Ambon

Perkantoran AP Bandara Pattimura,

Ambon

Jalan DR. J. Leimena, Laha , Ambon

97236

TLP +62 911 3238 19

FAX +62 911 3238 19

Page 114: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

06

114 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Saumlaki

Ruang Operation PT. Gapura Angkasa

Perwakilan Bandara Mathilda Batlayeri

MOBILE +62 853 4361 6333, +62

821 9900 2473

Langgur

Ruang Operation Terminal Kedatangan,

Bandara Karel SAD Suit Tubun,

Langgur/Ibra, 97611

MOBILE +62 8224 888 1847

Jayapura

Sentani International Airport, Arrival

Terminal 2nd floor Jayapura 99352 –

Papua

Biak

Jalan Moh Yamin No.2 Bandara Frans

Kaisiepo

Biak KP- 098111

TLP +62 981 2255 5

MOBILE +62 981 2500 1

Manokwari

Jln.Tri kora Rendani Manokwari, Lt II

Bandara Rendani Manokwari

Papua Barat )

TLP +62 811 3862 167

MOBILE +62 812 4024 8484

Palembang

Jalan Letjend Harun Sohar RT.45/RW.10

Kel. Kebun Bunga, Kec. Sukarami

Palembang

TLP +62 711 561 1531

FAX +62 711 561 1530

Tanjung Pandan

Bandara H.A.S Hanandjoeddin,

Tanjung Pandan Blitung

TLP +62 0719 9222089

MOBILE +62 821 24922277

Tanjung Karang

Bandara Radein Inten II, Jl. H. Alamsyah

Ratu Perwiranegara KM 28 Lampung

Selatan,35214

MOBILE +62 812 398 5334

Sorong

Jl.Basuki Rahmat Km.8 Desa Kelurahan

Remu Selatan Kec. Sorong Timur Kab.

Sorong Selatan

Page 115: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

115Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Pejabat SeniorSenior Management

Nama Name Jabatan Position Letter Code

Nelson S HEAD OF INTERNAL AUDITOR ZA

AA. Made Hardika CORPORATE SECRETARY ZS

David Binsar HEAD OF SAFETY SECURITY & QUALITY ASSURANCE ZQ

I Ketut Deddy Hariyanto VP. COMMERCIAL SERVICES OC

Jaka Santosa VP. MAINTENANCE & ENGINEERING SERVICES OT

Sukirman VP. PROCUREMENT IB

Toga Siahaan VP. CORPORATE PLAN & IT SUPPORT IP

R.M Taufik Hidayat VP. HUMAN CAPITAL IH

Nasrun Abadi VP. FINANCIAL ANALYSIS & BUDGETING FB

Padang Baskoro VP. OPERATION SERVICES OP

Riyadh VP. ACCOUNTING & RISK MANAGEMENT FA

Lutfi VP. TREASURY FT

Churnia Satriawan VP. SBU BISNIS LAINNYA SB

Page 116: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Corporate ProfileManagement ReportManagement Discussion & AnalysisBusiness ReportCorporate GovernanceCorporate Social ResponsibilityCorporate DataFinancial Report

06

116 Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

Capt. Novianto Herupratomo Komisaris Utama President Commissioner

IGN Bambang Tjahjono KomisarisCommissioner

Ituk Herarindri KomisarisCommissioner

Bintang Hidayat KomisarisCommissioner

Yushan Sayuti KomisarisCommissioner

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan

bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan

PT Gapura Angkasa tahun 2015 telah dimuat secara lengkap,

dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan

Tahunan Perusahaan.

Jakarta, 7 Maret 2016

We, the undersigned, hereby declare that all information in

the Annual Report of PT Gapura Angkasa for the year 2015

has been presented in its entirety, and that we assume

full responsibility for the accuracy of the contents of such

Annual Report.

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2015 PT Gapura AngkasaStatement of the Board of Commissioners Regarding Responsibility for the 2015 Annual Report of PT Gapura Angkasa

Gapura Angkasa • Laporan Tahunan 2015 Annual Report

Page 117: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

117Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Eko Diantoro Direktur Strategis & SDM EVP Strategy & Human Capital Service

DireksiBoard of Directors

Agus Priyanto Direktur UtamaPresident & CEO

Ester Siahaan DIrektur Keuangan EVP Finance Services

SuciptoDirektur OperasiEVP Operation Services

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan

bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan

PT Gapura Angkasa tahun 2015 telah dimuat secara lengkap,

dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan

Tahunan Perusahaan.

Jakarta, 7 Maret 2016

We, the undersigned, hereby declare that all information in

the Annual Report of PT Gapura Angkasa for the year 2015

has been presented in its entirety, and that we assume

full responsibility for the accuracy of the contents of such

Annual Report.

Surat Pernyataan Anggota Direksitentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2015 PT Gapura AngkasaStatement of the Board of Directors Regarding Responsibility for the 2015 Annual Report of PT Gapura Angkasa

Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Page 118: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura
Page 119: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

Laporan Keuangan Financial Report

PT GAPURA ANGKASA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR/FOR THE YEAR ENDED31 DESEMBER 2015/DECEMBER 31, 2015

DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/AND INDEPENDENT AUDITOR REPORT

119Laporan Tahunan 2015 Annual Report • Gapura Angkasa

Page 120: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura
Page 121: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura
Page 122: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura
Page 123: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT GAPURA ANGKASALAPORAN POSISI KEUANGAN31 DESEMBER 2015

31 Desember 31 DesemberCatatan 2015 2014 1 Januari 2014

Rp Rp Rp

ASET

ASET LANCARKas dan setara kas 5 76.350.836.377 50.448.827.142 62.997.908.318Piutang usaha 6

Pihak-pihak berelasi 30 125.663.838.648 95.292.984.127 24.349.915.742Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian

penurunan nilai sebesar Rp 28.703.360.986pada 31 Desember 2015, Rp 28.490.879.745pada 31 Desember 2014 danRp 25.902.684.551 pada 1 Januari 2014 35.378.473.349 33.200.820.321 55.866.300.737

Piutang lain-lain - setelah dikurangi cadangan kerugianpenurunan nilai sebesar Rp 2.433.903.169pada 31 Desember 2015 dan 2014 serta Rp 50.000.000 pada 1 Januari 2014 7 396.603.150 1.997.039.361 5.037.484.400

Persediaan 8 11.022.165.677 10.703.863.250 12.152.091.842Uang muka dan biaya dibayar dimuka 9 7.877.557.592 11.574.800.598 10.666.069.873Pajak dibayar dimuka 10 58.847.542.081 27.240.711.105 53.134.174.410Pendapatan yang masih harus diterima 11 67.412.006.333 104.611.178.731 57.806.949.361

Jumlah Aset Lancar 382.949.023.207 335.070.224.635 282.010.894.683

ASET TIDAK LANCARAset pajak tangguhan 29 39.385.620.277 49.154.593.480 41.427.254.046Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar Rp 479.826.694.869 pada 31 Desember 2015,Rp 435.255.686.429 pada 31 Desember 2014 danRp 399.557.960.234 pada 1 Januari 2014 12 579.053.047.912 408.392.935.452 389.059.993.678

Aset lain-lain - bersih 13 3.379.679.965 3.579.086.400 33.913.032.852

Jumlah Aset Tidak Lancar 621.818.348.154 461.126.615.332 464.400.280.576

JUMLAH ASET 1.004.767.371.361 796.196.839.967 746.411.175.259

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Disajikan kembali - Catatan 2

- 3 -

Page 124: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT GAPURA ANGKASALAPORAN POSISI KEUANGAN31 DESEMBER 2015 - Lanjutan

31 Desember 31 DesemberCatatan 2015 2014 1 Januari 2014

Rp Rp Rp

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEKUtang usaha 14

Pihak berelasi 30 12.762.802.541 17.793.690.559 39.834.321.381Pihak ketiga 42.570.705.053 34.554.220.440 64.501.071.521

Beban akrual 15,30 124.299.474.418 128.761.243.170 117.760.371.803Utang pajak 18 10.876.658.837 11.802.223.205 11.757.057.124Utang bonus dan tantiem 16 3.000.000.000 1.500.000.000 5.481.216.207Utang lain-lain 17,30 8.267.201.937 8.459.888.361 16.108.415.633Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahun:Liabilitas sewa pembiayaan 20 26.243.556.648 - - Utang bank 19 21.000.000.000 - -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 249.020.399.434 202.871.265.735 255.442.453.669

LIABILITAS JANGKA PANJANGLiabilitas jangka panjang - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:Liabilitas sewa pembiayaan 20 176.422.406.543 - - Utang bank 19 5.760.000.000 50.760.000.000 29.500.000.000

Liabilitas imbalan pasca kerja 21 173.593.554.351 205.136.576.816 157.928.509.646

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 355.775.960.894 255.896.576.816 187.428.509.646

EKUITASModal saham - nilai nominal Rp 100.000 per saham

Modal dasar - 8.601.600 saham, modal ditempatkandan disetor 2.150.400 saham 22 215.040.000.000 215.040.000.000 215.040.000.000

Saldo Laba :Cadangan kerugian 43.008.000.000 43.008.000.000 43.008.000.000Cadangan pengembangan usaha 23 19.140.284.328 19.140.284.328 (16.527.745.872)Belum ditentukan penggunaannya 78.851.553.805 21.227.230.705 62.019.957.816

Penghasilan komprehensif lain 24 43.931.172.900 39.013.482.383 -

Jumlah Ekuitas 399.971.011.033 337.428.997.416 303.540.211.944

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.004.767.371.361 796.196.839.967 746.411.175.259

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Disajikan kembali - Catatan 2

- 4 -

Page 125: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT GAPURA ANGKASALAPORAN POSISI KEUANGAN31 DESEMBER 2015 - Lanjutan

31 Desember 31 DesemberCatatan 2015 2014 1 Januari 2014

Rp Rp Rp

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEKUtang usaha 14

Pihak berelasi 30 12.762.802.541 17.793.690.559 39.834.321.381Pihak ketiga 42.570.705.053 34.554.220.440 64.501.071.521

Beban akrual 15,30 124.299.474.418 128.761.243.170 117.760.371.803Utang pajak 18 10.876.658.837 11.802.223.205 11.757.057.124Utang bonus dan tantiem 16 3.000.000.000 1.500.000.000 5.481.216.207Utang lain-lain 17,30 8.267.201.937 8.459.888.361 16.108.415.633Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahun:Liabilitas sewa pembiayaan 20 26.243.556.648 - - Utang bank 19 21.000.000.000 - -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 249.020.399.434 202.871.265.735 255.442.453.669

LIABILITAS JANGKA PANJANGLiabilitas jangka panjang - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:Liabilitas sewa pembiayaan 20 176.422.406.543 - - Utang bank 19 5.760.000.000 50.760.000.000 29.500.000.000

Liabilitas imbalan pasca kerja 21 173.593.554.351 205.136.576.816 157.928.509.646

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 355.775.960.894 255.896.576.816 187.428.509.646

EKUITASModal saham - nilai nominal Rp 100.000 per saham

Modal dasar - 8.601.600 saham, modal ditempatkandan disetor 2.150.400 saham 22 215.040.000.000 215.040.000.000 215.040.000.000

Saldo Laba :Cadangan kerugian 43.008.000.000 43.008.000.000 43.008.000.000Cadangan pengembangan usaha 23 19.140.284.328 19.140.284.328 (16.527.745.872)Belum ditentukan penggunaannya 78.851.553.805 21.227.230.705 62.019.957.816

Penghasilan komprehensif lain 24 43.931.172.900 39.013.482.383 -

Jumlah Ekuitas 399.971.011.033 337.428.997.416 303.540.211.944

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.004.767.371.361 796.196.839.967 746.411.175.259

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Disajikan kembali - Catatan 2

- 4 -

PT GAPURA ANGKASALAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015

Disajikan kembali -Catatan 2

Catatan 2015 2014Rp Rp

PENDAPATAN USAHA 25Pendapatan ground handling dan AHAN 1.089.937.194.145 988.675.595.342 Pendapatan cargo warehousing 166.337.367.157 158.751.988.570 Pendapatan non ground handling 62.543.810.416 63.015.363.988 Jumlah pendapatan usaha 1.318.818.371.718 1.210.442.947.900

BEBAN POKOK PENJUALAN 26Beban ground handling dan AHAN 1.008.507.473.077 920.364.166.980 Beban cargo warehousing 81.025.862.191 101.416.871.302 Beban non ground handling 36.759.489.664 24.665.366.254 Jumlah beban pokok penjualan 1.126.292.824.932 1.046.446.404.536

LABA KOTOR 192.525.546.786 163.996.543.364

BEBAN USAHA 27Beban pemasaran 5.750.404.563 5.477.779.525 Beban umum dan administrasi 101.431.640.452 143.483.993.128 Jumlah beban usaha 107.182.045.015 148.961.772.653

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN - LAINKeuntungan kurs mata uang asing - bersih 8.003.012.040 2.871.403.226 Penghasilan bunga 1.036.386.381 1.167.413.324 Beban bunga (4.917.859.234) (5.645.084.069) Lain-lain - bersih 28 (11.579.832.253) 49.531.631.321Jumlah pendapatan (beban) lain - lain (7.458.293.066) 47.925.363.802

LABA SEBELUM PAJAK 77.885.208.705 62.960.134.513

BEBAN PAJAK 29 24.089.312.659 27.768.879.469

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 53.795.896.046 35.191.255.044

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINPOS-POS YANG TIDAK AKAN DIREKLASIFIKASI KE LABA RUGIPeningkatan revaluasi aset tetap - bersih 12,24 4.917.690.517 39.013.482.383 Pengukuran kembali kewajiban imbalan

pasti 21 5.104.569.406 (33.754.602.608) Pajak penghasilan terkait pos-pos yang

tidak akan direklasifikasi (1.276.142.352) 8.438.650.652 Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan

setelah pajak 8.746.117.571 13.697.530.427

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 62.542.013.617 48.888.785.471

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

- 5 -

Page 126: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT

GA

PU

RA

AN

GK

AS

ALA

PO

RA

N P

ER

UB

AH

AN

EK

UIT

AS

UN

TUK

TA

HU

N Y

AN

G B

ER

AK

HIR

31

DE

SE

MB

ER

201

5

Mod

alC

adan

gan

Bel

umP

engh

asila

n di

tem

patk

anC

adan

gan

peng

emba

ngan

dite

ntuk

anko

mpr

ehen

sif

Jum

lah

Cat

atan

dan

dise

tor

keru

gian

usah

ape

nggu

naan

nya

Sal

do la

bala

inek

uita

sR

pR

pR

pR

pR

pR

pR

pS

aldo

1 J

anua

ri 20

14pe

ruba

han

kebi

jaka

nak

unta

nsi

215.

040.

000.

000

43.0

08.0

00.0

00

(1

6.52

7.74

5.87

2)

64

.662

.076

.289

91.1

42.3

30.4

17

-

306.

182.

330.

417

Pen

yesu

aian

impl

emen

tasi

stan

dar a

kunt

ansi

keua

ngan

bar

u2a

-

-

-

(2

.642

.118

.472

)

(2

.642

.118

.472

)

-

(2

.642

.118

.472

)

Pen

yajia

n ke

mba

li - s

aldo

per 1

Jan

uari

2014

*)21

5.04

0.00

0.00

0

43

.008

.000

.000

(16.

527.

745.

872)

62.0

19.9

57.8

17

88

.500

.211

.945

-

30

3.54

0.21

1.94

5

Div

iden

23-

-

-

(15.

000.

000.

000)

(15.

000.

000.

000)

-

(1

5.00

0.00

0.00

0)

Cad

anga

n pe

ngem

bang

anus

aha

23-

-

35

.668

.030

.200

(35.

668.

030.

200)

-

-

-

Jum

lah

laba

kom

preh

ensi

f-

-

-

9.87

5.30

3.08

8

9.87

5.30

3.08

8

39.0

13.4

82.3

83

48

.888

.785

.471

Sal

do 3

1 D

esem

ber 2

014

215.

040.

000.

000

43.0

08.0

00.0

00

19

.140

.284

.328

21.2

27.2

30.7

05

83

.375

.515

.033

39.0

13.4

82.3

83

33

7.42

8.99

7.41

6

Jum

lah

peng

hasi

lan

kom

preh

ensi

f tah

un b

erja

lan

-

-

-

57

.624

.323

.100

57.6

24.3

23.1

00

4.

917.

690.

517

62.5

42.0

13.6

17

Sal

do 3

1 D

esem

ber 2

015

215.

040.

000.

000

43.0

08.0

00.0

00

19

.140

.284

.328

78.8

51.5

53.8

05

14

0.99

9.83

8.13

3

43

.931

.172

.900

399.

971.

011.

033

*)D

isaj

ikan

kem

bali

- Cat

atan

2a

Liha

t cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an y

ang

mer

upak

anba

gian

yan

g tid

ak te

rpis

ahka

n da

ri la

pora

n ke

uang

an.

- 6 -

Page 127: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT

GA

PU

RA

AN

GK

AS

ALA

PO

RA

N P

ER

UB

AH

AN

EK

UIT

AS

UN

TUK

TA

HU

N Y

AN

G B

ER

AK

HIR

31

DE

SE

MB

ER

201

5

Mod

alC

adan

gan

Bel

umP

engh

asila

n di

tem

patk

anC

adan

gan

peng

emba

ngan

dite

ntuk

anko

mpr

ehen

sif

Jum

lah

Cat

atan

dan

dise

tor

keru

gian

usah

ape

nggu

naan

nya

Sal

do la

bala

inek

uita

sR

pR

pR

pR

pR

pR

pR

pS

aldo

1 J

anua

ri 20

14pe

ruba

han

kebi

jaka

nak

unta

nsi

215.

040.

000.

000

43.0

08.0

00.0

00

(1

6.52

7.74

5.87

2)

64

.662

.076

.289

91.1

42.3

30.4

17

-

306.

182.

330.

417

Pen

yesu

aian

impl

emen

tasi

stan

dar a

kunt

ansi

keua

ngan

bar

u2a

-

-

-

(2

.642

.118

.472

)

(2

.642

.118

.472

)

-

(2

.642

.118

.472

)

Pen

yajia

n ke

mba

li - s

aldo

per 1

Jan

uari

2014

*)21

5.04

0.00

0.00

0

43

.008

.000

.000

(16.

527.

745.

872)

62.0

19.9

57.8

17

88

.500

.211

.945

-

30

3.54

0.21

1.94

5

Div

iden

23-

-

-

(15.

000.

000.

000)

(15.

000.

000.

000)

-

(1

5.00

0.00

0.00

0)

Cad

anga

n pe

ngem

bang

anus

aha

23-

-

35

.668

.030

.200

(35.

668.

030.

200)

-

-

-

Jum

lah

laba

kom

preh

ensi

f-

-

-

9.87

5.30

3.08

8

9.87

5.30

3.08

8

39.0

13.4

82.3

83

48

.888

.785

.471

Sal

do 3

1 D

esem

ber 2

014

215.

040.

000.

000

43.0

08.0

00.0

00

19

.140

.284

.328

21.2

27.2

30.7

05

83

.375

.515

.033

39.0

13.4

82.3

83

33

7.42

8.99

7.41

6

Jum

lah

peng

hasi

lan

kom

preh

ensi

f tah

un b

erja

lan

-

-

-

57

.624

.323

.100

57.6

24.3

23.1

00

4.

917.

690.

517

62.5

42.0

13.6

17

Sal

do 3

1 D

esem

ber 2

015

215.

040.

000.

000

43.0

08.0

00.0

00

19

.140

.284

.328

78.8

51.5

53.8

05

14

0.99

9.83

8.13

3

43

.931

.172

.900

399.

971.

011.

033

*)D

isaj

ikan

kem

bali

- Cat

atan

2a

Liha

t cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an y

ang

mer

upak

anba

gian

yan

g tid

ak te

rpis

ahka

n da

ri la

pora

n ke

uang

an.

- 6 -

PT GAPURA ANGKASALAPORAN ARUS KASUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015

2015 2014Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan kas dari pelanggan 1.324.292.941.708 1.115.361.130.561Penerimaan (pembayaran) uang muka

dan biaya dibayar dimuka 3.697.243.006 (908.730.723)Pembayaran pajak (37.558.986.515) (29.614.805.420)Pembayaran kepada pemasok (1.208.127.662.593) (1.053.321.617.230)Pembayaran deviden, bonus dan tantiem (17.811.059.554) (78.551.816.916)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)Aktivitas Operasi 64.492.476.052 (47.035.839.728)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPerolehan aset tetap (16.550.005.601) (16.014.495.069)Penerimaan aset lain 1.802.445.273 30.000.000.000Penambahan (pengurangan) beban tangguhan 157.093.511 (758.746.379)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)Aktivitas Investasi (14.590.466.817) 13.226.758.552

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenerimaan utang bank - 56.760.000.000Pembayaran angsuran utang bank (24.000.000.000) (35.500.000.000)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)Aktivitas Pendanaan (24.000.000.000) 21.260.000.000

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH -KAS DAN SETARA KAS 25.902.009.235 (12.549.081.176)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 50.448.827.142 62.997.908.318

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 76.350.836.377 50.448.827.142

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

- 7 -

Page 128: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

- 8 -

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT. Gapura Angkasa (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 32, tanggal 26 Januari 1998, oleh Imas Fatimah, S.H. Notaris di Jakarta, Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman R.I. dalam surat keputusannya No. C-21003 HT.01.01-TH.99. Tahun 1999, tanggal 31 Desember 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 50 tanggal 23 Juni 2000, Tambahan No. 3245. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 2, tanggal 1 September 2010, oleh R. Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn., Notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-45974.AH.01.02. Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 serta diumumkan dalam Berita Negara nomor No 17 tanggal 28 Pebruari 2012. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Dapenra lantai 1, 2 dan 3, Jl. Angkasa Blok B12 Kav.8 Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang jasa penunjang pengangkutan (ground handling) udara dan pengangkutan barang. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1998. Jumlah wilayah jasa pelayanan Perusahaan tersebar di 51 bandara di Indonesia dengan 28 kantor cabang dan 23 kantor perwakilan. Jumlah karyawan tetap Perusahaan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah 1.369 karyawan tetap dan 1.439 karyawan tetap.

b. Dewan Komisaris dan Direksi

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014

Dewan KomisarisKomisaris Utama Novianto Herupratomo Novianto HerupratomoKomisaris Yushan Sayuti Yushan Sayuti

Bintang Hidayat Rinaldo J. AzizItuk Herarindri Edie Haryoto *)IGN. Bambang Tjahjono IGN. Bambang Tjahjono

Dewan DireksiDirektur Utama Agus Priyanto Agus PriyantoDirektur H. Sucipto Tharian

Eko Diantoro Heru LegowoEster Siahaan Hariyanto

*) Mengundurkan diri sejak 10 September 2014 berdasarkan Akta No. 33.

Page 129: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

- 8 -

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT. Gapura Angkasa (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 32, tanggal 26 Januari 1998, oleh Imas Fatimah, S.H. Notaris di Jakarta, Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman R.I. dalam surat keputusannya No. C-21003 HT.01.01-TH.99. Tahun 1999, tanggal 31 Desember 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 50 tanggal 23 Juni 2000, Tambahan No. 3245. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 2, tanggal 1 September 2010, oleh R. Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn., Notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-45974.AH.01.02. Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 serta diumumkan dalam Berita Negara nomor No 17 tanggal 28 Pebruari 2012. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Dapenra lantai 1, 2 dan 3, Jl. Angkasa Blok B12 Kav.8 Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang jasa penunjang pengangkutan (ground handling) udara dan pengangkutan barang. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1998. Jumlah wilayah jasa pelayanan Perusahaan tersebar di 51 bandara di Indonesia dengan 28 kantor cabang dan 23 kantor perwakilan. Jumlah karyawan tetap Perusahaan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah 1.369 karyawan tetap dan 1.439 karyawan tetap.

b. Dewan Komisaris dan Direksi

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014

Dewan KomisarisKomisaris Utama Novianto Herupratomo Novianto HerupratomoKomisaris Yushan Sayuti Yushan Sayuti

Bintang Hidayat Rinaldo J. AzizItuk Herarindri Edie Haryoto *)IGN. Bambang Tjahjono IGN. Bambang Tjahjono

Dewan DireksiDirektur Utama Agus Priyanto Agus PriyantoDirektur H. Sucipto Tharian

Eko Diantoro Heru LegowoEster Siahaan Hariyanto

*) Mengundurkan diri sejak 10 September 2014 berdasarkan Akta No. 33.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 9 -

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Dalam tahun berjalan Perusahaan telah menerapkan standar dan interpretasi baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015. PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan

Amandemen terhadap PSAK 1 memperkenalkan terminologi baru untuk laporan laba rugi komprehensif. Berdasarkan amandemen terhadap PSAK 1, laporan laba rugi komprehensif telah diubah namanya menjadi “laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain”. Amandemen terhadap PSAK 1 mempertahankan opsi untuk menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain baik sebagai suatu laporan tunggal atau disajikan dalam dua laporan terpisah tetapi berturut-turut. Namun, amandemen terhadap PSAK 1, mengharuskan tambahan pengungkapan dalam bagian penghasilan komprehensif lain dimana pos-pos dari penghasilan komprehensif lain dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (2) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi. Amandemen ini telah diterapkan secara retrospektif, dan oleh karena itu penyajian pos penghasilan komprehensif lain telah dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan tersebut.

PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja

Amandemen terhadap PSAK 24 atas akuntansi program imbalan pasti dan pesangon. Perubahan paling signifikan terkait akuntansi atas perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus pendekatan koridor yang diijinkan berdasarkan PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain agar supaya aset atau liabilitas pensiun bersih diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus program. Selanjutnya, biaya bunga dan imbal hasil aset program yang digunakan dalam PSAK 24 versi sebelumnya digantikan dengan nilai ”bunga neto” berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2013) yang dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto dengan liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Perubahan ini berdampak pada jumlah yang diakui dalam laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun-tahun sebelumnya (untuk rincian lihat tabel di bawah ini). Selanjutnya PSAK 24 (revisi 2013), memperkenalkan perubahan tertentu dalam penyajian biaya manfaat pensiun termasuk pengungkapan yang lebih luas.

Ketentuan transisi yang spesifik berlaku untuk penerapan pertama kali atas PSAK 24 (revisi 2013). Perusahaan menerapkan ketentuan transisi yang relevan dan menyajikan kembali jumlah-jumlah komparatif atas dasar retrospektif.

Page 130: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 10 -

Pengaruh atas aset, liabilitas dan ekuitas atas penerapan PSAK 24 (revisi 2013)

31 Desember 2014 1 Januari 2014 31 Desember 2014 1 Januari 2014Rp Rp Rp Rp

ASET LANCARAset pajak tangguhan 49.154.593.480 41.427.254.046 39.957.472.349 40.546.547.893

LIABILITAS JANGKA PANJANGLiabilitas imbalan kerja 205.136.576.816 157.928.509.646 168.348.092.297 154.405.685.021

EKUITASSaldo laba 21.227.230.705 62.019.957.816 48.818.594.100 64.662.076.294

Sebelum disajikan kembaliSetelah disajikan kembali

Pengaruh atas jumlah laba komprehensif untuk tahun penerapan atas PSAK 24 (revisi 2013)

Setelah disajikan Sebelum disajikankembali kembali

Rp Rp

BEBAN USAHABeban umum dan administrasi 143.483.993.128 143.972.935.838

BEBAN PAJAK 27.768.879.469 27.646.643.792

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 35.191.255.044 34.824.548.011

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINPengukuran kembali kewajiban imbalan pasti (33.754.602.608) -Pajak penghasilan terkait 8.438.650.652 -

2014

Berikut ini standar baru dan standar revisi lainnya serta interpretasi yang juga diterapkan dalam laporan keuangan. Penerapan standar ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan Nilai Aset PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 60 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 66, Pengaturan Bersama PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar ISAK 26, Penilaian Kembali Derivatif Melekat

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu: Standar PSAK 110 (revisi 2015), Akuntansi Sukuk

Page 131: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 10 -

Pengaruh atas aset, liabilitas dan ekuitas atas penerapan PSAK 24 (revisi 2013)

31 Desember 2014 1 Januari 2014 31 Desember 2014 1 Januari 2014Rp Rp Rp Rp

ASET LANCARAset pajak tangguhan 49.154.593.480 41.427.254.046 39.957.472.349 40.546.547.893

LIABILITAS JANGKA PANJANGLiabilitas imbalan kerja 205.136.576.816 157.928.509.646 168.348.092.297 154.405.685.021

EKUITASSaldo laba 21.227.230.705 62.019.957.816 48.818.594.100 64.662.076.294

Sebelum disajikan kembaliSetelah disajikan kembali

Pengaruh atas jumlah laba komprehensif untuk tahun penerapan atas PSAK 24 (revisi 2013)

Setelah disajikan Sebelum disajikankembali kembali

Rp Rp

BEBAN USAHABeban umum dan administrasi 143.483.993.128 143.972.935.838

BEBAN PAJAK 27.768.879.469 27.646.643.792

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 35.191.255.044 34.824.548.011

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINPengukuran kembali kewajiban imbalan pasti (33.754.602.608) -Pajak penghasilan terkait 8.438.650.652 -

2014

Berikut ini standar baru dan standar revisi lainnya serta interpretasi yang juga diterapkan dalam laporan keuangan. Penerapan standar ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan Nilai Aset PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 60 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 66, Pengaturan Bersama PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar ISAK 26, Penilaian Kembali Derivatif Melekat

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu: Standar PSAK 110 (revisi 2015), Akuntansi Sukuk

PT. GAPURA ANGKASACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 11 -

Penyesuaian PSAK 5, Segmen Operasi, PSAK 7, Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, PSAK 13, Properti Investasi, PSAK 16, Aset Tetap, PSAK 19, Aset Tak berwujud, PSAK 22, Kombinasi Bisnis, PSAK 25, Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 53, Pembayaran Berbasis Saham dan PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah1 Januari 2016, dengan penerapan secara retrospektif yaitu:

PSAK 4, Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan KeuanganTersendiri,

PSAK 15, Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi:Penerapan Pengecualian Konsolidasi,

PSAK 24, Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja, PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan

Pengecualian Konsolidasi, PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi:

Penerapan Pengecualian Konsolidasi dan ISAK 30, Pungutan

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah1 Januari 2016, dengan penerapan secara prospektif yaitu:

PSAK 16, Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan danAmortisasi,

PSAK 19, Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan danAmortisasi dan

PSAK 66, Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam OperasiBersama

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu: amandemen PSAK 1, PenyajianLaporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan dan ISAK 31, Interpretasi atas RuangLingkup PSAK 13: Properti Investasi.

Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelahtanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu PSAK 69, Agrikultur danamandemen PSAK 16, Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampakdari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan Perusahaan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan diIndonesia.

Page 132: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 12 -

b. Dasar Penyusunan Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali aset tetap tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran, terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas, Perusahaan memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Nilai wajar untuk tujuan pengukuran dan/atau pengungkapan dalam laporan keuangan ditentukan berdasarkan basis tersebut, kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53, transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30, dan pengukuran yang memiliki beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto dalam PSAK 14 dan nilai pakai dalam PSAK 48. Selain itu, untuk tujuan pelaporan keuangan, pengukuran nilai wajar dikategorikan ke Level 1, 2 atau 3 berdasarkan tingkat input untuk pengukuran nilai wajar yang dapat diobservasi dan signifikansi input pada pengukuran nilai wajar secara keseluruhan, yang digambarkan sebagai berikut: Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau

liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran; Input Level 2 adalah input, selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1, yang dapat

diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung; dan Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

c. Transaksi dan saldo dalam Mata Uang Asing

Dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan, transaksi dalam mata uang asing selain mata uang fungsional Perusahaan (mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir perode pelaporan, pos moneter dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam biaya historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs pada pos moneter diakui dalam laporan laba rugi pada periode saat terjadinya. Kurs konversi yang digunakan adalah kurs pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 13.795 dan Rp 12.440 per 1 US Dolar.

Page 133: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 12 -

b. Dasar Penyusunan Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali aset tetap tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran, terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas, Perusahaan memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Nilai wajar untuk tujuan pengukuran dan/atau pengungkapan dalam laporan keuangan ditentukan berdasarkan basis tersebut, kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53, transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30, dan pengukuran yang memiliki beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto dalam PSAK 14 dan nilai pakai dalam PSAK 48. Selain itu, untuk tujuan pelaporan keuangan, pengukuran nilai wajar dikategorikan ke Level 1, 2 atau 3 berdasarkan tingkat input untuk pengukuran nilai wajar yang dapat diobservasi dan signifikansi input pada pengukuran nilai wajar secara keseluruhan, yang digambarkan sebagai berikut: Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau

liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran; Input Level 2 adalah input, selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1, yang dapat

diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung; dan Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

c. Transaksi dan saldo dalam Mata Uang Asing

Dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan, transaksi dalam mata uang asing selain mata uang fungsional Perusahaan (mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir perode pelaporan, pos moneter dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam biaya historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs pada pos moneter diakui dalam laporan laba rugi pada periode saat terjadinya. Kurs konversi yang digunakan adalah kurs pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 13.795 dan Rp 12.440 per 1 US Dolar.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 13 -

d. Transaksi Pihak-pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan (entitas pelapor): a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang

tersebut: i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan atas pelapor atau entitas pelapor; atau iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas

pelapor.

b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya

entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari

salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi

dalam huruf (a) (i).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

e. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual dari persediaan dikurangi seluruh biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.

g. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Page 134: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 14 -

h. Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar. Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain yang mempunyai jangka waktu pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.

Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode terkait. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain instrumen keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau

bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan

reorganisasi keuangan.

Page 135: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 14 -

h. Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar. Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain yang mempunyai jangka waktu pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.

Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode terkait. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain instrumen keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau

bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan

reorganisasi keuangan.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 15 -

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat imbal hasil yang berlaku di pasar untuk aset keuangan yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang jumlah tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun cadangan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadangan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun cadangan. Perubahan jumlah tercatat akun cadangan piutang diakui dalam laba rugi. Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dibalik melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai, sepanjang nilainya tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak men-transfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang di-transfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

i. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Liabilitas keuangan pada awalnya diukur sebesar nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung ke dalam akuisisi atau penerbitan liabilitas keuangan (selain liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi) dikurangkan dari nilai wajar liabilitas keuangan, sesuai dengan pengakuan awal. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui segera dalam laporan laba rugi. Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasikan sesuai substansi perjanjian kontrak dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Page 136: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 16 -

Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang membuktikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil yang diterima, setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Liabilitas keuangan – biaya amortisasi Utang bank, utang sewa pembiayaan, utang usaha dan utang lainnya pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya dinilai berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan beban bunga diakui berdasarkan suku bunga efektif. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika, dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

j. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika,

saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah

yang telah diakui tersebut; dan

berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

k. Aset Tetap

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam atau penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Pengembangan aset sewa bangunan 1 - 5Kendaraan bermotor 5 - 10Peralatan operasi 5 - 8

Tanah tidak disusutkan. Aset sewaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap yang sama yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaatnya. Taksiran masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Page 137: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 16 -

Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang membuktikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil yang diterima, setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Liabilitas keuangan – biaya amortisasi Utang bank, utang sewa pembiayaan, utang usaha dan utang lainnya pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya dinilai berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan beban bunga diakui berdasarkan suku bunga efektif. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika, dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

j. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika,

saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah

yang telah diakui tersebut; dan

berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

k. Aset Tetap

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam atau penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Pengembangan aset sewa bangunan 1 - 5Kendaraan bermotor 5 - 10Peralatan operasi 5 - 8

Tanah tidak disusutkan. Aset sewaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap yang sama yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaatnya. Taksiran masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 17 -

Mulai tahun 2014, tanah dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi. Sebelum tahun 2014, tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Kenaikan yang berasal dari revaluasi tanah diakui pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada sebagian surplus revaluasian, kecuali sebelumnya penurunan nilai revaluasi atas aset yang sama pernah diakui dalam laporan laba rugi, dalam hal ini kenaikan revaluasi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam laporan laba rugi. Penurunan jumlah tercatat dari revaluasi tanah dibebankan dalam laporan laba rugi apabila penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika ada. Surplus revaluasi tanah yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

l. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, jumlah terpulihkan dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi jumlah terpulihkani atas suatu aset individual, Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas atas aset. Estimasi jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai. Dalam menilai nilai pakainya, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi kecuali aset tersebut dicatat sebesar nilai revaluasi, dimana kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. Ketika rugi penurunan nilai kemudian dibalik, nilai tercatat aset (atau unit penghasil kas) meningkat menjadi estimasi yang direvisi dari jumlah terpulihkan, akan tetapi peningkatan nilai tercatat tidak boleh melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan tanpa ada kerugian penurunan nilai yang telah diakui untuk aset (atau unit penghasil kas) di tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi, kecuali aset tersebut dicatat pada nilai revaluasi, dalam hal tersebut pembalikan rugi penurunan nilai diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi. Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan dalam Catatan 3h.

m. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Page 138: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 18 -

Sebagai Lessee Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasi sebagai liabilitas sewa pembiayaan. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi. Sewa kontijensi dibebankan pada periode terjadinya. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Sewa kontijensi diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima dikurangi dengan estimasi retur pelanggan, rabat dan cadangan lain yang serupa. Pendapatan Jasa

Pendapatan dari kontrak atas penyediaan jasa diakui pada saat jasa diserahkan dengan mengacu pada perjanjian yang mendasari.

Penghasilan bunga

Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang berlaku. Beban

Beban diakui pada saat terjadinya.

o. Imbalan Pasca-Kerja dan Imbalan Kerja Jangka

Imbalan Pasca-Kerja Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetapnya. Perusahaan juga membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain tercermin segera dalam saldo laba dan tidak akan direklas ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut: Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen

dan penyelesaian)

Page 139: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 18 -

Sebagai Lessee Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasi sebagai liabilitas sewa pembiayaan. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi. Sewa kontijensi dibebankan pada periode terjadinya. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Sewa kontijensi diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima dikurangi dengan estimasi retur pelanggan, rabat dan cadangan lain yang serupa. Pendapatan Jasa

Pendapatan dari kontrak atas penyediaan jasa diakui pada saat jasa diserahkan dengan mengacu pada perjanjian yang mendasari.

Penghasilan bunga

Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang berlaku. Beban

Beban diakui pada saat terjadinya.

o. Imbalan Pasca-Kerja dan Imbalan Kerja Jangka

Imbalan Pasca-Kerja Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetapnya. Perusahaan juga membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain tercermin segera dalam saldo laba dan tidak akan direklas ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut: Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen

dan penyelesaian)

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 19 -

Beban atau pendapatan bunga neto Pengukuran kembali Perusahaan menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi, Keuntungan dan kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu. Imbalan Kerja Jangka Panjang Perhitungan imbalan kerja jangka panjang ditentukan dengan menggunakan Projected Unit Credit. Biaya jasa lalu dan keuntungan (kerugian) aktuarial diakui langsung pada periode yang bersangkutan. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan kerja pasti.

p. Provisi

Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.

Ketika beberapa atau keseluruhan dari manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.

q. Pajak Penghasilan Pajak terutang dihitung berdasarkan laba kena pajak tahun berjalan. Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum pajak yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal (bukan kombinasi bisnis) dari aset dan liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Page 140: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 20 -

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi periode, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui, di luar laba rugi (baik dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba rugi.

4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut. Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang perkiraan tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode saat ini dan masa depan. Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari penyajian perkiraan yang diatur di bawah ini. Sumber Estimasi Ketidakpastian Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.

i. Estimasi Masa Manfaat atas Aset Tetap

Manajemen mengestimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan penggunaan dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi dimasa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang sama. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Nilai tercatat aset tetap telah diungkapkan dalam Catatan 12.

Page 141: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 20 -

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi periode, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui, di luar laba rugi (baik dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba rugi.

4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut. Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang perkiraan tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode saat ini dan masa depan. Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari penyajian perkiraan yang diatur di bawah ini. Sumber Estimasi Ketidakpastian Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.

i. Estimasi Masa Manfaat atas Aset Tetap

Manajemen mengestimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan penggunaan dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi dimasa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang sama. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Nilai tercatat aset tetap telah diungkapkan dalam Catatan 12.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 21 -

ii. Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Perusahaan menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direviu secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 6 dan 7.

iii. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja

Beban dari program pensiun manfaat pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan oleh penilaian aktuaris dengan menggunakan beberapa asumsi diantaranya tingkat diskonto, tingkat pengembalian dana yang diharapkan, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Nilai tercatat liabilitas telah diungkapkan dalam Catatan 21.

5. KAS DAN SETARA KAS 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

KasDolar Amerika Serikat 129.866.130 143.591.988 Rupiah 120.905.521 694.160.779

Jumlah Kas 250.771.651 837.752.767

BankRupiah

Pihak berelasi (Catatan 30)PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 12.150.266.783 15.050.982.212 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 6.377.589.158 399.503.488 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 4.605.615.188 5.178.569.641 PT Bank Mandiri Syariah 176.082.376 33.261.549

Pihak ketigaBank Mega 208.667.424 - Bank Bukopin 804.068 804.068 Bank BCA 500.001 - Bank Danamon - 3.039.218

Dolar Amerika SerikatPihak berelasi (Catatan 30)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 32.414.351.257 23.384.802.846 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 15.904.127.069 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 4.262.061.402 5.560.111.353

Jumlah Bank 76.100.064.726 49.611.074.375

Jumlah Kas dan Setara Kas 76.350.836.377 50.448.827.142

Page 142: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 22 -

6. PIUTANG USAHA

a. Berdasarkan Debitur 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Pihak berelasi (Catatan 30)PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 92.172.057.233 69.653.273.306PT Citilink Indonesia 23.969.606.753 14.477.001.706PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 4.968.310.392 9.775.027.916PT Angkasa Pura II (Persero) 3.521.875.805 1.387.681.199PT Angkasa Pura I (Persero) 898.291.832 - Sekretariat Negara 133.696.633 -

Jumlah 125.663.838.648 95.292.984.127

Pihak ketigaMaskapai Penerbangan Lainnya 34.106.858.048 32.218.042.289Maskapai Penerbangan Asing 21.110.187.273 21.863.384.644Non-maskapai 7.081.573.669 3.870.476.219Lain-lain 1.783.215.345 3.739.796.914

Jumlah 64.081.834.335 61.691.700.066Cadangan kerugian penurunan nilai (28.703.360.986) (28.490.879.745)Jumlah - bersih 35.378.473.349 33.200.820.321Jumlah Piutang Usaha 161.042.311.997 128.493.804.448

b. Berdasarkan Mata Uang

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

Rupiah 141.994.588.402 106.630.419.804 Dolar Amerika Serikat 19.047.723.595 21.863.384.644 Jumlah 161.042.311.997 128.493.804.448

c. Berdasarkan Umur Piutang tetapi Tidak Mengalami Penurunan Nilai

31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Belum jatuh tempo 45.556.413.985 14.457.337.473 1 - 60 hari 92.748.215.017 76.224.437.387 61 - 180 hari 17.746.607.052 2.735.865.898 181 - 360 hari 2.374.711.212 6.372.514.014 > 360 hari 2.616.364.731 28.703.649.676 Jumlah 161.042.311.997 128.493.804.448

Jangka waktu rata-rata kredit penjualan adalah 30 - 45 hari untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014. Piutang usaha tidak dijaminkan, tidak dikenakan bunga dan umumnya dikenakan syarat pembayaran sesuai perjanjian dengan jangka waktu antara 30 hari sejak tanggal penagihan.

Page 143: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 22 -

6. PIUTANG USAHA

a. Berdasarkan Debitur 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Pihak berelasi (Catatan 30)PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 92.172.057.233 69.653.273.306PT Citilink Indonesia 23.969.606.753 14.477.001.706PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 4.968.310.392 9.775.027.916PT Angkasa Pura II (Persero) 3.521.875.805 1.387.681.199PT Angkasa Pura I (Persero) 898.291.832 - Sekretariat Negara 133.696.633 -

Jumlah 125.663.838.648 95.292.984.127

Pihak ketigaMaskapai Penerbangan Lainnya 34.106.858.048 32.218.042.289Maskapai Penerbangan Asing 21.110.187.273 21.863.384.644Non-maskapai 7.081.573.669 3.870.476.219Lain-lain 1.783.215.345 3.739.796.914

Jumlah 64.081.834.335 61.691.700.066Cadangan kerugian penurunan nilai (28.703.360.986) (28.490.879.745)Jumlah - bersih 35.378.473.349 33.200.820.321Jumlah Piutang Usaha 161.042.311.997 128.493.804.448

b. Berdasarkan Mata Uang

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

Rupiah 141.994.588.402 106.630.419.804 Dolar Amerika Serikat 19.047.723.595 21.863.384.644 Jumlah 161.042.311.997 128.493.804.448

c. Berdasarkan Umur Piutang tetapi Tidak Mengalami Penurunan Nilai

31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Belum jatuh tempo 45.556.413.985 14.457.337.473 1 - 60 hari 92.748.215.017 76.224.437.387 61 - 180 hari 17.746.607.052 2.735.865.898 181 - 360 hari 2.374.711.212 6.372.514.014 > 360 hari 2.616.364.731 28.703.649.676 Jumlah 161.042.311.997 128.493.804.448

Jangka waktu rata-rata kredit penjualan adalah 30 - 45 hari untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014. Piutang usaha tidak dijaminkan, tidak dikenakan bunga dan umumnya dikenakan syarat pembayaran sesuai perjanjian dengan jangka waktu antara 30 hari sejak tanggal penagihan.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 23 -

Mutasi penyisihan cadangan kerugian penurunan adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

Saldo awal tahun 28.490.879.745 25.902.684.551 Penambahan 406.727.882 2.588.195.194 Pemulihan (194.246.641) - Saldo akhir tahun 28.703.360.986 28.490.879.745

Perusahaan mengakui cadangan kerugian penurunan nilai piutang mengacu pada pengalaman masa lalu pihak lawan. Dalam menentukan pemulihan dari piutang usaha, Perusahaan mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas dari piutang usaha sejak tanggal awal kredit diberikan sampai dengan akhir periode pelaporan. Termasuk dalam penambahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah piutang usaha yang diturunkan nilainya secara individual masing-masing sebesar Rp 406.727.882 dan Rp 2.588.195.194 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Perusahaan tidak memiliki jaminan atas piutang tersebut. Berdasarkan penelaahan yang dilakukan oleh manajemen atas piutang usaha yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai, manajemen beranggapan bahwa piutang usaha tersebut masih dapat dipulihkan karena tidak terdapat perubahan yang signifikan atas kualitas kredit dari pelanggan tersebut. Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Tidak diadakan pencadangan kerugian penurunan nilai atas piutang kepada pihak berelasi karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

7. PIUTANG LAIN-LAIN

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

Piutang pegawai 2.617.521.153 2.619.903.169Lain-lain 212.985.166 1.811.039.361 Jumlah 2.830.506.319 4.430.942.530Cadangan kerugian penurunan nilai (2.433.903.169) (2.433.903.169)Jumlah bersih 396.603.150 1.997.039.361

Perusahaan mengakui cadangan kerugian penurunan nilai piutang sebesar 100% atas seluruh piutang yang jatuh tempo lebih dari 360 hari dan tidak dapat dipulihkan mengacu pada pengalaman masa lalu pihak lawan dan analisis posisi keuangan kini pihak lawan.

Page 144: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 24 -

8. PERSEDIAAN 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Suku Cadang Peralatan GSE 8.910.162.102 9.278.700.434Penunjang Suku Cadang GSE 1.085.740.003 509.819.800Peralatan Kantor 626.758.125 546.746.764 Bahan Bakar dan Pelumas 399.505.447 368.596.252 Jumlah 11.022.165.677 10.703.863.250

Seluruh nilai persediaan yang disajikan di atas tidak diasuransikan dan tidak sedang dijaminkan atas kewajiban dan atau pinjaman lainnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai persediaan.

9. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Sewa bangunan 4.471.045.891 5.593.813.382Uang muka karyawan 1.748.947.271 4.359.452.574Uang muka handling fee 1.403.255.959 1.067.666.950Lain-lain 254.308.471 553.867.692Jumlah 7.877.557.592 11.574.800.598

10. PAJAK DIBAYAR DIMUKA 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Pajak penghasilanPasal 23 4.581.013.095 4.849.244.231 Pasal 28A (Catatan 29)

Tahun 2015 11.360.189.774 - Tahun 2014 4.659.539.206 434.196.380

Pajak Pertambahan Nilai 38.246.800.006 21.957.270.494Jumlah 58.847.542.081 27.240.711.105

Pajak penghasilan pasal 23 merupakan pajak penghasilan pasal 23 yang belum diperoleh bukti potongnya sampai dengan tanggal pelaporan, karena penerapan sistem SAP yang mengacu pada kebijakan akuntansi entitas induk dimana pajak penghasilan pasal 23 dicatat pada saat pengakuan pendapatan yang terkait. Pajak penghasilan ini akan digunakan sebagai kredit pajak ketika bukti potong diterima pada periode berikutnya.

Page 145: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 24 -

8. PERSEDIAAN 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Suku Cadang Peralatan GSE 8.910.162.102 9.278.700.434Penunjang Suku Cadang GSE 1.085.740.003 509.819.800Peralatan Kantor 626.758.125 546.746.764 Bahan Bakar dan Pelumas 399.505.447 368.596.252 Jumlah 11.022.165.677 10.703.863.250

Seluruh nilai persediaan yang disajikan di atas tidak diasuransikan dan tidak sedang dijaminkan atas kewajiban dan atau pinjaman lainnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai persediaan.

9. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Sewa bangunan 4.471.045.891 5.593.813.382Uang muka karyawan 1.748.947.271 4.359.452.574Uang muka handling fee 1.403.255.959 1.067.666.950Lain-lain 254.308.471 553.867.692Jumlah 7.877.557.592 11.574.800.598

10. PAJAK DIBAYAR DIMUKA 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Pajak penghasilanPasal 23 4.581.013.095 4.849.244.231 Pasal 28A (Catatan 29)

Tahun 2015 11.360.189.774 - Tahun 2014 4.659.539.206 434.196.380

Pajak Pertambahan Nilai 38.246.800.006 21.957.270.494Jumlah 58.847.542.081 27.240.711.105

Pajak penghasilan pasal 23 merupakan pajak penghasilan pasal 23 yang belum diperoleh bukti potongnya sampai dengan tanggal pelaporan, karena penerapan sistem SAP yang mengacu pada kebijakan akuntansi entitas induk dimana pajak penghasilan pasal 23 dicatat pada saat pengakuan pendapatan yang terkait. Pajak penghasilan ini akan digunakan sebagai kredit pajak ketika bukti potong diterima pada periode berikutnya.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 25 -

11. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Pendapatan Ground HandlingPihak berelasi (Catatan 30)

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 27.302.779.241 69.166.271.042 PT Citilink Indonesia 9.209.647.500 6.448.772.157 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 1.325.108.392 482.863.184 PT Angkasa Pura I (Persero) 82.805.430 174.748.794

Pihak ketigaMaskapai penerbangan asing 19.686.333.668 16.409.584.735 Maskapai penerbangan lainnya 2.865.213.139 3.689.694.978

Pendapatan Warehousing 1.678.626.113 3.732.392.322 Pendapatan Lain-lain 5.261.492.850 4.506.851.519 Jumlah 67.412.006.333 104.611.178.731

12. ASET TETAP

1 Januari Surplus 31 Desember2015 Penambahan Reklasifikasi revaluasi 2015Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan/revaluasiTanah 44.235.000.000 - - 4.915.000.000 49.150.000.000 Pengembangan aset

sewa bangunan 31.156.113.901 2.435.487.582 (1.938.130.780) - 31.653.470.703 Peralatan operasi 27.659.416.761 4.158.912.997 10.556.814.203 - 42.375.143.961 Kendaraan bermotor 740.598.091.219 3.436.570.032 (17.518.531.315) - 726.516.129.936

Aset sewa pembiayaanKendaraan bermotor - 209.184.998.181 - - 209.184.998.181

Jumlah 843.648.621.881 219.215.968.792 (8.899.847.892) 4.915.000.000 1.058.879.742.781

Akumulasi penyusutanPengembangan aset

sewa bangunan 16.582.620.191 6.595.296.281 (904.117.800) - 22.273.798.672 Peralatan operasi 18.665.907.522 3.689.968.782 5.581.365.421 - 27.937.241.725 Kendaraan bermotor 400.007.158.716 37.036.011.536 (11.801.963.164) - 425.241.207.088

Aset sewa pembiayaanKendaraan bermotor - 4.374.447.384 - - 4.374.447.384

Jumlah 435.255.686.429 51.695.723.983 (7.124.715.543) - 479.826.694.869

Jumlah Tercatat 408.392.935.452 579.053.047.912

Page 146: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 26 -

1 Januari Surplus 31 Desember2014 Penambahan Reklasifikasi revaluasi 2014Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan/revaluasiTanah 5.218.827.100 - - 39.016.172.900 44.235.000.000 Pengembangan aset

sewa bangunan 31.147.012.235 9.101.666 - - 31.156.113.901 Peralatan operasi 27.373.692.434 285.724.327 - - 27.659.416.761 Kendaraan bermotor 724.878.422.143 15.719.669.076 - - 740.598.091.219

Jumlah 788.617.953.912 16.014.495.069 - 39.016.172.900 843.648.621.881

Akumulasi penyusutanPengembangan aset

sewa bangunan 10.818.099.767 5.764.520.424 - - 16.582.620.191Peralatan operasi 17.515.555.084 1.150.352.438 - - 18.665.907.522Kendaraan bermotor 371.224.305.383 28.782.853.333 - - 400.007.158.716

Jumlah 399.557.960.234 35.697.726.195 - - 435.255.686.429

Jumlah Tercatat 389.059.993.678 408.392.935.452

Kendaraan bermotor meliputi mobil dan Ground Support Equipment. Beban penyusutan yang dibebankan dalam beban operasional untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 51.695.723.983 dan Rp 35.697.726.195. Penilaian atas nilai wajar aset tetap tanah dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Iskandar & Rekan untuk tahun 2015 dan 2014. Berdasarkan laporan penilaian tersebut dilakukan sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar. Perusahaan tidak mengasuransikan aset tetap yang dimiliki atas segala risiko yang mungkin timbul. Aset tetap digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 19).

13. ASET LAIN 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Jaminan sewa ruangan 1.433.509.734 2.170.429.484Biaya membership golf 1.081.120.000 1.081.120.000 Aset tidak digunakan 694.606.826 - Beban tangguhan 136.672.910 293.766.421 Jaminan listrik dan air 33.770.495 33.770.495 Jumlah 3.379.679.965 3.579.086.400

Jaminan sewa ruangan Jaminan sewa ruang merupakan jaminan kepada pihak otoritas bandara terkait dengan sewa ruangan kantor kepada pihak pengelola. Jaminan sewa ruang tersebut secara legal tidak dapat dicairkan oleh pihak penerima (otoritas) bandara sepanjang Perusahaan mematuhi dan membayar sewa ruang secara tepat waktu, sehingga secara substansi sifatnya jangka panjang dengan pertimbangan bahwa kegiatan utama Perusahaan adalah jasa ground handling yang tentunya selalu dan hanya berada di lingkungan bandara.

Page 147: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 26 -

1 Januari Surplus 31 Desember2014 Penambahan Reklasifikasi revaluasi 2014Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan/revaluasiTanah 5.218.827.100 - - 39.016.172.900 44.235.000.000 Pengembangan aset

sewa bangunan 31.147.012.235 9.101.666 - - 31.156.113.901 Peralatan operasi 27.373.692.434 285.724.327 - - 27.659.416.761 Kendaraan bermotor 724.878.422.143 15.719.669.076 - - 740.598.091.219

Jumlah 788.617.953.912 16.014.495.069 - 39.016.172.900 843.648.621.881

Akumulasi penyusutanPengembangan aset

sewa bangunan 10.818.099.767 5.764.520.424 - - 16.582.620.191Peralatan operasi 17.515.555.084 1.150.352.438 - - 18.665.907.522Kendaraan bermotor 371.224.305.383 28.782.853.333 - - 400.007.158.716

Jumlah 399.557.960.234 35.697.726.195 - - 435.255.686.429

Jumlah Tercatat 389.059.993.678 408.392.935.452

Kendaraan bermotor meliputi mobil dan Ground Support Equipment. Beban penyusutan yang dibebankan dalam beban operasional untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 51.695.723.983 dan Rp 35.697.726.195. Penilaian atas nilai wajar aset tetap tanah dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK, KJPP Iskandar & Rekan untuk tahun 2015 dan 2014. Berdasarkan laporan penilaian tersebut dilakukan sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang ditentukan berdasarkan transaksi terkini dalam ketentuan yang wajar. Metode penilaian yang digunakan adalah pendekatan nilai pasar. Perusahaan tidak mengasuransikan aset tetap yang dimiliki atas segala risiko yang mungkin timbul. Aset tetap digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 19).

13. ASET LAIN 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Jaminan sewa ruangan 1.433.509.734 2.170.429.484Biaya membership golf 1.081.120.000 1.081.120.000 Aset tidak digunakan 694.606.826 - Beban tangguhan 136.672.910 293.766.421 Jaminan listrik dan air 33.770.495 33.770.495 Jumlah 3.379.679.965 3.579.086.400

Jaminan sewa ruangan Jaminan sewa ruang merupakan jaminan kepada pihak otoritas bandara terkait dengan sewa ruangan kantor kepada pihak pengelola. Jaminan sewa ruang tersebut secara legal tidak dapat dicairkan oleh pihak penerima (otoritas) bandara sepanjang Perusahaan mematuhi dan membayar sewa ruang secara tepat waktu, sehingga secara substansi sifatnya jangka panjang dengan pertimbangan bahwa kegiatan utama Perusahaan adalah jasa ground handling yang tentunya selalu dan hanya berada di lingkungan bandara.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 27 -

Biaya membership golf Biaya membership golf merupakan biaya keanggotaan (membership) golf club untuk 10 (sepuluh) anggota yang terdaftar yang merupakan pembayaran awal (initial payment) keanggotaan personil Perusahaan dalam suatu golf club yang sifatnya "dapat dipindahtangankan" (transferable). Biaya membership golf ini akan dibebankan, jika ada potensi penurunan nilai pasar secara material atas biaya perolehan awalnya. Aset tidak digunakan Aset tidak digunakan merupakan aset yang segera akan dijual terutama terdiri dari kendaraan bermotor dan peralatan operasi. Beban tangguhan Beban tangguhan merupakan pengeluaran yang berkenaan dengan biaya pengembangan aset gudang cargo di Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta dimana bangunan tersebut diperoleh secara sewa.

14. UTANG USAHA a. Berdasarkan Pemasok

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

Pihak berelasi (Catatan 30)PT Angkasa Pura II (Persero) 6.432.694.725 14.629.699.166 PT Angkasa Pura I (Persero) 2.871.598.612 807.967.395 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 1.780.666.394 1.960.945.590 PT Aero Wisata 787.551.637 - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 431.804.980 199.757.172 PT Aero Systems Indonesia 304.000.000 - PT Aero Prima 154.486.193 - PT Citilink Indonesa - 195.321.236 Sub jumlah 12.762.802.541 17.793.690.559

Pihak ketigaAdministrasi dan Umum 24.543.923.534 11.317.529.552 Subkontrak 13.659.764.030 16.673.528.675 Investasi Alat GSE 3.445.973.313 3.734.291.442 Bahan Bakar 782.790.868 1.292.027.472 Pemeliharaan dan Perbaikan 138.253.308 1.536.843.299 Sub jumlah 42.570.705.053 34.554.220.440

Jumlah 55.333.507.594 52.347.910.999

Page 148: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 28 -

b. Berdasarkan Mata Uang 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Rupiah 44.743.851.791 49.452.793.587 Dolar Amerika Serikat 10.589.655.803 2.895.117.412 Jumlah 55.333.507.594 52.347.910.999

c. Berdasarkan Umur

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

Belum jatuh tempo 16.871.346.163 6.952.363.479 Jatuh tempo:

1 - 60 hari 21.560.507.626 14.871.248.330 61 - 180 hari 8.146.740.386 22.734.994.723 181 - 360 hari 1.827.265.067 7.156.117.086 > 360 hari 6.927.648.352 633.187.381

Jumlah 55.333.507.594 52.347.910.999

15. BEBAN AKRUAL 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Pihak berelasi (Catatan 30)PT Aero Systems Indonesia 13.643.397.600 1.337.277.778 PT Citilink Indonesia 3.991.201.941 - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 588.831.435 71.654.400 PT Angkasa Pura II (Persero) 202.205.992 - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - 535.503.301

Pihak KetigaBiaya outsourcing SDM 68.635.331.570 84.363.393.209 Biaya sewa 15.083.660.427 21.762.561.692 Biaya konsesi 9.563.248.695 4.946.449.940 Biaya operasional ground handling 7.822.059.834 3.592.623.967 Biaya pemeliharaan dan perbaikan 1.802.420.177 1.768.340.101 Biaya rekening telepon, listrik dan air 1.477.567.214 924.678.469 Biaya pegawai 157.986.755 7.171.763.080 Biaya lainnya (dibawah Rp 1 Milyar) 1.331.562.778 2.286.997.233

Jumlah 124.299.474.418 128.761.243.170

Page 149: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 28 -

b. Berdasarkan Mata Uang 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Rupiah 44.743.851.791 49.452.793.587 Dolar Amerika Serikat 10.589.655.803 2.895.117.412 Jumlah 55.333.507.594 52.347.910.999

c. Berdasarkan Umur

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

Belum jatuh tempo 16.871.346.163 6.952.363.479 Jatuh tempo:

1 - 60 hari 21.560.507.626 14.871.248.330 61 - 180 hari 8.146.740.386 22.734.994.723 181 - 360 hari 1.827.265.067 7.156.117.086 > 360 hari 6.927.648.352 633.187.381

Jumlah 55.333.507.594 52.347.910.999

15. BEBAN AKRUAL 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Pihak berelasi (Catatan 30)PT Aero Systems Indonesia 13.643.397.600 1.337.277.778 PT Citilink Indonesia 3.991.201.941 - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 588.831.435 71.654.400 PT Angkasa Pura II (Persero) 202.205.992 - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - 535.503.301

Pihak KetigaBiaya outsourcing SDM 68.635.331.570 84.363.393.209 Biaya sewa 15.083.660.427 21.762.561.692 Biaya konsesi 9.563.248.695 4.946.449.940 Biaya operasional ground handling 7.822.059.834 3.592.623.967 Biaya pemeliharaan dan perbaikan 1.802.420.177 1.768.340.101 Biaya rekening telepon, listrik dan air 1.477.567.214 924.678.469 Biaya pegawai 157.986.755 7.171.763.080 Biaya lainnya (dibawah Rp 1 Milyar) 1.331.562.778 2.286.997.233

Jumlah 124.299.474.418 128.761.243.170

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 29 -

16. UTANG BONUS DAN TANTIEM Utang bonus dan tantiem per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 3.000.000.000 dan Rp 1.500.000.000 sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2015 dan 2014.

17. UTANG LAIN-LAIN

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

Pihak berelasi (Catatan 30)PT Angkasa Pura II (Persero) - 44.846.337

Pihak ketigaUang titipan 3.467.726.461 2.927.445.412Pembelian barang dan jasa 2.598.048.480 2.186.289.145Sharing cargo 844.300.289 1.186.750.921Iuran dana pensiun 665.875.522 254.737.829Jaminan pelanggan 540.495.104 462.688.715Iuran THT dan jamsostek 11.943.510 1.157.400.566Lain-lain 138.812.571 239.729.436

Jumlah 8.267.201.937 8.459.888.361

18. UTANG PAJAK

31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Pajak penghasilanPasal 21 4.402.266.848 2.629.611.242 Pasal 23 2.637.444.068 1.963.282.273 Pasal 25 602.084.000 - Pasal 26 715.843.656 - Pasal 4(2) 428.756.507 223.495.240 Badan (Catatan 29)

Tahun 2013 - 4.110.980.855 Tahun 2012 - 2.868.075.252

Utang pajak lainnya 2.090.263.758 - Pajak pertambahan nilai - 6.778.343 Jumlah 10.876.658.837 11.802.223.205

Utang pajak lainnya merupakan utang sanksi bunga atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) pajak penghasilan badan tahun 2013 yang diterima di tahun 2015 (Catatan 29).

Page 150: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 30 -

19. UTANG BANK

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 26.760.000.000 50.760.000.000 Bagian jatuh tempo dalam satu tahun (21.000.000.000) - Liabilitas jangka panjang 5.760.000.000 50.760.000.000

Berdasarkan akta notaris Perjanjian Kredit Nomor 6 tanggal 13 Maret 2014, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam bentuk fasilitas kredit investasi dengan plafond sebesar Rp 56.760.0000.000. Tingkat bunga per tahun adalah berdasarkan bunga LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) +3%. Fasilitas ini berlaku selama 36 bulan dengan agunan berupa peralatan Ground Support Equipment (GSE).

20. LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN

Pada tanggal 8 Juni 2015, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa peralatan Ground Support Equipment (GSE) sebanyak 215 unit dengan Thompson Robbins Maintenance Pte Ltd. Jangka waktu sewa adalah 120 bulan sejak tanggal berita acara serah terima masing-masing peralatan GSE dengan suku bunga efektif sebesar 5,06%. Serah terima peralatan GSE akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal yang telah disepakati kedua belah pihak yaitu Agustus 2015 hingga Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015, peralatan GSE yang telah dilakukan serah terima adalah sebanyak 11 unit. Tidak ada uang jaminan atas pembiayaan ini. Utang sewa didenominasi dalam Dolar Amerika Serikat yang dibayar setiap bulan sesuai dengan tarif sewa masing-masing peralatan GSE yang telah diserah- terimakan kepada Perusahaan. Pembayaran minimum sewa dan nilai kini pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian sewa pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Nilai kiniPembayaran pembayaran

minimum sewa minimum sewaRp Rp

Rincian liabilitas sewa berdasarkan jatuh tempo Tidak lebih dari satu tahun 27.145.594.075 26.243.556.648 Lebih dari satu tahun dan kurang

dari lima tahun 131.724.316.500 109.611.496.424 Lebih dari lima tahun 100.194.217.581 66.810.910.119

259.064.128.156 202.665.963.191 Dikurangi: biaya keuangan masa depan (56.398.164.965) -

Nilai kini pembayaran minimum sewa 202.665.963.191 202.665.963.191

Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 26.243.556.648

Liabilitas Sewa Jangka Panjang - Bersih 176.422.406.543

Page 151: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 30 -

19. UTANG BANK

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 26.760.000.000 50.760.000.000 Bagian jatuh tempo dalam satu tahun (21.000.000.000) - Liabilitas jangka panjang 5.760.000.000 50.760.000.000

Berdasarkan akta notaris Perjanjian Kredit Nomor 6 tanggal 13 Maret 2014, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam bentuk fasilitas kredit investasi dengan plafond sebesar Rp 56.760.0000.000. Tingkat bunga per tahun adalah berdasarkan bunga LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) +3%. Fasilitas ini berlaku selama 36 bulan dengan agunan berupa peralatan Ground Support Equipment (GSE).

20. LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN

Pada tanggal 8 Juni 2015, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa peralatan Ground Support Equipment (GSE) sebanyak 215 unit dengan Thompson Robbins Maintenance Pte Ltd. Jangka waktu sewa adalah 120 bulan sejak tanggal berita acara serah terima masing-masing peralatan GSE dengan suku bunga efektif sebesar 5,06%. Serah terima peralatan GSE akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal yang telah disepakati kedua belah pihak yaitu Agustus 2015 hingga Januari 2017. Pada tanggal 31 Desember 2015, peralatan GSE yang telah dilakukan serah terima adalah sebanyak 11 unit. Tidak ada uang jaminan atas pembiayaan ini. Utang sewa didenominasi dalam Dolar Amerika Serikat yang dibayar setiap bulan sesuai dengan tarif sewa masing-masing peralatan GSE yang telah diserah- terimakan kepada Perusahaan. Pembayaran minimum sewa dan nilai kini pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian sewa pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Nilai kiniPembayaran pembayaran

minimum sewa minimum sewaRp Rp

Rincian liabilitas sewa berdasarkan jatuh tempo Tidak lebih dari satu tahun 27.145.594.075 26.243.556.648 Lebih dari satu tahun dan kurang

dari lima tahun 131.724.316.500 109.611.496.424 Lebih dari lima tahun 100.194.217.581 66.810.910.119

259.064.128.156 202.665.963.191 Dikurangi: biaya keuangan masa depan (56.398.164.965) -

Nilai kini pembayaran minimum sewa 202.665.963.191 202.665.963.191

Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 26.243.556.648

Liabilitas Sewa Jangka Panjang - Bersih 176.422.406.543

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 31 -

21. IMBALAN KERJA a. Imbalan Pasca-kerja

Program Iuran Pasti Perusahaan menyelenggarakan program fasilitas kesehatan untuk semua karyawan yang memenuhi persyaratan dan keluarganya. Program jaminan hari tua ini dikelola oleh PT AJ In Health. Program Pensiun Imbalan Pasti Perusahaan memberikan imbalan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kebijakan Perusahaan yang didasarkan pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini.

b. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain

Perusahaan memberikan penghargaan masa bakti kepada karyawan yang telah bekerja selama 20 tahun sesuai dengan kebijakan Perusahaan. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan tersebut adalah masing-masing 1.369 dan 1.439 karyawan per 31 Desember 2015 dan 2014. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan kerja ini. Tahun 2015, Perusahaan mengubah program persiapan pensiun, dimana karyawan tidak dapat memanfaatkan opsi untuk tidak aktif bekerja selama satu tahun sebelum usia pensiun normal. Dibawah “Perjanjian Kerja Bersama” (PKB) terbaru seluruh karyawan harus aktif bekerja hingga usia pensiun normal. Pada 31 Desember 2015 dan 2014, perhitungan imbalan kerja program imbalan pasti dan imbalan kerja jangka panjang lainnya dihitung oleh PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen, dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014

Tingkat diskonto 9% 8%Tingkat kenaikan gaji 5% 5%Tingkat kematian 100% TMIII 100% TMIIITingkat cacat 5% TM III 5% TM IIITingkat pengunduran diri 1% usia 40 tahun 1% usia 40 tahun

menurun secara garis lurus menurun secara garis lurussampai 0% usia 56 tahun sampai 0% usia 56 tahun

Tingkat pensiun normal 56 tahun 56 tahunBiay a kesehatan - untuk kesehatan Rp 232.100 Rp 207.200

Program pensiun imbalan pasti memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat bunga, risiko biaya kesehatan dan risiko gaji

Risiko Tingkat Bunga

Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Biaya Kesehatan Peningkatan biaya premi kesehatan akan meningkatkan liabilitas program.

Page 152: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 32 -

Risiko Gaji Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu. Beban imbalan yang diakui di laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah:

Program Pensiun Persiapan Masa Penghargaanimbalan pasti kesehatan Pensiun masa bakti Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Biay a jasa:Biay a jasa kini 6.215.098.271 1.158.455.170 - 665.113.343 8.038.666.784 Biay a jasa lalu 3.326.032.485 5.852.530.291 (39.862.295.099) - (30.683.732.323) Bunga neto atas liabilitas 7.983.634.472 4.258.764.740 - 640.822.976 12.883.222.188 Keuntungan aktuaria - - - (365.550.160) (365.550.160)

Komponen dari bebanimbalan kerja y ang diakuidalam laba rugi 17.524.765.228 11.269.750.201 (39.862.295.099) 940.386.159 (10.127.393.511)

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja: Keuntungan aktuaria (2.811.854.599) (2.292.714.807) - - (5.104.569.406) Komponen beban imbalan

kerja y ang diakui dalampenghasilan komprehensiflain (2.811.854.599) (2.292.714.807) - - (5.104.569.406)

Jumlah 14.712.910.629 8.977.035.394 (39.862.295.099) 940.386.159 (15.231.962.917)

31 Desember 2015Imbalan kerja

Program Pensiun Persiapan Masa Penghargaanimbalan pasti kesehatan Pensiun masa bakti Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Biay a jasa:Biay a jasa kini 4.359.775.075 966.175.592 1.511.717.586 581.189.796 7.418.858.049 Bunga neto atas liabilitas 6.361.458.008 3.269.143.890 2.541.162.319 706.283.276 12.878.047.493 Kerugian aktuaria - - 7.507.186.037 1.752.372.781 9.259.558.818

Komponen dari bebanimbalan kerja y ang diakuidalam laba rugi 10.721.233.083 4.235.319.482 11.560.065.942 3.039.845.853 29.556.464.360

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja: Kerugian aktuaria 26.646.398.946 7.108.203.662 - - 33.754.602.608 Komponen beban imbalan

kerja y ang diakui dalampenghasilan komprehensiflain 26.646.398.946 7.108.203.662 - - 33.754.602.608

Jumlah 37.367.632.029 11.343.523.144 11.560.065.942 3.039.845.853 63.311.066.968

Imbalan kerja31 Desember 2014

Disajikan kembali - Catatan 2

Page 153: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 32 -

Risiko Gaji Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu. Beban imbalan yang diakui di laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah:

Program Pensiun Persiapan Masa Penghargaanimbalan pasti kesehatan Pensiun masa bakti Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Biay a jasa:Biay a jasa kini 6.215.098.271 1.158.455.170 - 665.113.343 8.038.666.784 Biay a jasa lalu 3.326.032.485 5.852.530.291 (39.862.295.099) - (30.683.732.323) Bunga neto atas liabilitas 7.983.634.472 4.258.764.740 - 640.822.976 12.883.222.188 Keuntungan aktuaria - - - (365.550.160) (365.550.160)

Komponen dari bebanimbalan kerja y ang diakuidalam laba rugi 17.524.765.228 11.269.750.201 (39.862.295.099) 940.386.159 (10.127.393.511)

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja: Keuntungan aktuaria (2.811.854.599) (2.292.714.807) - - (5.104.569.406) Komponen beban imbalan

kerja y ang diakui dalampenghasilan komprehensiflain (2.811.854.599) (2.292.714.807) - - (5.104.569.406)

Jumlah 14.712.910.629 8.977.035.394 (39.862.295.099) 940.386.159 (15.231.962.917)

31 Desember 2015Imbalan kerja

Program Pensiun Persiapan Masa Penghargaanimbalan pasti kesehatan Pensiun masa bakti Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Biay a jasa:Biay a jasa kini 4.359.775.075 966.175.592 1.511.717.586 581.189.796 7.418.858.049 Bunga neto atas liabilitas 6.361.458.008 3.269.143.890 2.541.162.319 706.283.276 12.878.047.493 Kerugian aktuaria - - 7.507.186.037 1.752.372.781 9.259.558.818

Komponen dari bebanimbalan kerja y ang diakuidalam laba rugi 10.721.233.083 4.235.319.482 11.560.065.942 3.039.845.853 29.556.464.360

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja: Kerugian aktuaria 26.646.398.946 7.108.203.662 - - 33.754.602.608 Komponen beban imbalan

kerja y ang diakui dalampenghasilan komprehensiflain 26.646.398.946 7.108.203.662 - - 33.754.602.608

Jumlah 37.367.632.029 11.343.523.144 11.560.065.942 3.039.845.853 63.311.066.968

Imbalan kerja31 Desember 2014

Disajikan kembali - Catatan 2

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 33 -

Mutasi nilai kini kewajiban imbalan pasti adalah sebagai berikut:

Program Pensiun Persiapan Masa Penghargaanimbalan pasti kesehatan Pensiun masa bakti Jumlah

Rp Rp Rp Rp RpNilai kini kewajiban imbalan

pasti - awal tahun 109.105.687.589 47.981.703.295 39.862.295.099 8.186.890.833 205.136.576.816 Biay a jasa kini 6.215.098.271 1.158.455.170 - 665.113.343 8.038.666.784 Beban bunga 7.983.634.472 4.258.764.740 - 640.822.976 12.883.222.188 Biay a jasa lalu 3.326.032.485 5.852.530.291 (39.862.295.099) - (30.683.732.323) Imbalan y ang dibay arkan (12.375.206.436) (3.653.486.100) - (282.367.012) (16.311.059.548) Pengukuran kembali liabilitas

imbalan kerja:Kerugian aktuaria y ang

timbul dari peny esuaian 3.836.703.739 1.310.934.341 - 101.624.810 5.249.262.890 Keuntunga aktuaria y ang

timbul dari perubahanasumsi keuangan (6.648.558.338) (3.603.649.148) - (467.174.970) (10.719.382.456)

Nilai kini kewajiban imbalanpasti - akhir tahun 111.443.391.782 53.305.252.589 - 8.844.909.980 173.593.554.351

31 Desember 2015Imbalan kerja

Mutasi liabilitas imbalan pasca-kerja program imbalan pasti dan jangka panjang lain adalah sebagai berikut:

Program Pensiun Persiapan Masa Penghargaanimbalan pasti kesehatan Pensiun masa bakti Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo awal tahun 109.105.687.589 47.981.703.295 39.862.295.099 8.186.890.833 205.136.576.816 Biay a diakui pada laporan

laba rugi 17.524.765.228 11.269.750.201 (39.862.295.099) 940.386.159 (10.127.393.511) Biay a diakui pada penghasilan

komprehensif lain (2.811.854.599) (2.292.714.807) - - (5.104.569.406) Pembay aran imbalan (12.375.206.436) (3.653.486.100) - (282.367.012) (16.311.059.548) Saldo akhir tahun 111.443.391.782 53.305.252.589 - 8.844.909.980 173.593.554.351

Imbalan kerja31 Desember 2015

Program Pensiun Persiapan Masa Penghargaanimbalan pasti kesehatan Pensiun masa bakti Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo awal tahun 80.543.879.957 39.510.386.552 30.025.925.985 7.848.317.152 157.928.509.646 Biay a diakui pada laporan

laba rugi 10.721.233.083 4.235.319.482 11.560.065.942 3.039.845.853 29.556.464.360 Biay a diakui pada penghasilan

komprehensif lain 26.646.398.946 7.108.203.662 - - 33.754.602.608 Pembay aran imbalan (8.805.824.397) (2.872.206.401) (1.723.696.828) (2.701.272.172) (16.102.999.798) Saldo akhir tahun 109.105.687.589 47.981.703.295 39.862.295.099 8.186.890.833 205.136.576.816

31 Desember 2014Imbalan kerja

Disajikan kembali - Catatan 2

Page 154: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 34 -

Pengaruh dari kenaikan (penurunan) dari asumsi sebagai berikut:

Program Pensiun Penghargaanimbalan pasti kesehatan masa bakti

Rp Rp RpTingkat diskonto

Tingkat diskonto +1% 105.733.529.596 51.584.889.042 8.024.712.133 Tingkat diskonto -1% 120.033.792.061 55.323.471.354 8.888.808.361

Tingkat kenaikan gajiTingkat kenaikan gaji +1% 120.916.326.022 - 8.925.819.545 Tingkat kenaikan gaji -1% 104.828.590.930 - 7.983.497.437

Tingkat kenaikan biaya kesehatanTingkat kenaikan biaya kesehatan +10% - 56.327.035.913 -Tingkat kenaikan biaya kesehatan -10% - 51.742.129.554 -

31 Desember 2015Imbalan kerja

22. MODAL SAHAM Berdasarkan surat dari Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor surat AHU-49455.40.22.2014 tanggal 29 Desember 2014 serta dinyatakan dalam Akta Notaris Hendra Wismal Nomor 51, tanggal 29 Desember 2014, mengenai pengalihan saham atas nama PT Angkasa Pura I (Persero) kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sejumlah 456.960 lembar saham atau 21,25% kepemilikan saham Perusahaan.

Jumlah Persentase Jumlah modalsaham kepemilikan disetor

% Rp

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 1.263.360 58,75% 126.336.000.000 PT Angkasa Pura I (Persero) 215.040 10,00% 21.504.000.000 PT Angkasa Pura II (Persero) 672.000 31,25% 67.200.000.000 Jumlah 2.150.400 100,00% 215.040.000.000

31 Desember 2015 dan 2014

23. DIVIDEN, CADANGAN KERUGIAN DAN PENGEMBANGAN USAHA Dividen Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 7 Mei 2014, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 15.000.000.000. Cadangan Kerugian dan Pengembangan Usaha Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan apabila saldo laba positif sampai cadangan tersebut mencapai paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 7 Mei 2014, para pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih Perusahaan pada tahun 2013 untuk menambah cadangan pengembangan usaha sebesar Rp 35.668.032.200. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan telah mempunyai cadangan kerugian dan pengembangan usaha masing-masing sebesar Rp 43.008.000.000 dan Rp 19.140.284.328 atau 28,9% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor.

Page 155: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 34 -

Pengaruh dari kenaikan (penurunan) dari asumsi sebagai berikut:

Program Pensiun Penghargaanimbalan pasti kesehatan masa bakti

Rp Rp RpTingkat diskonto

Tingkat diskonto +1% 105.733.529.596 51.584.889.042 8.024.712.133 Tingkat diskonto -1% 120.033.792.061 55.323.471.354 8.888.808.361

Tingkat kenaikan gajiTingkat kenaikan gaji +1% 120.916.326.022 - 8.925.819.545 Tingkat kenaikan gaji -1% 104.828.590.930 - 7.983.497.437

Tingkat kenaikan biaya kesehatanTingkat kenaikan biaya kesehatan +10% - 56.327.035.913 -Tingkat kenaikan biaya kesehatan -10% - 51.742.129.554 -

31 Desember 2015Imbalan kerja

22. MODAL SAHAM Berdasarkan surat dari Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor surat AHU-49455.40.22.2014 tanggal 29 Desember 2014 serta dinyatakan dalam Akta Notaris Hendra Wismal Nomor 51, tanggal 29 Desember 2014, mengenai pengalihan saham atas nama PT Angkasa Pura I (Persero) kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sejumlah 456.960 lembar saham atau 21,25% kepemilikan saham Perusahaan.

Jumlah Persentase Jumlah modalsaham kepemilikan disetor

% Rp

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 1.263.360 58,75% 126.336.000.000 PT Angkasa Pura I (Persero) 215.040 10,00% 21.504.000.000 PT Angkasa Pura II (Persero) 672.000 31,25% 67.200.000.000 Jumlah 2.150.400 100,00% 215.040.000.000

31 Desember 2015 dan 2014

23. DIVIDEN, CADANGAN KERUGIAN DAN PENGEMBANGAN USAHA Dividen Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 7 Mei 2014, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 15.000.000.000. Cadangan Kerugian dan Pengembangan Usaha Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, Perusahaan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan apabila saldo laba positif sampai cadangan tersebut mencapai paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 7 Mei 2014, para pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih Perusahaan pada tahun 2013 untuk menambah cadangan pengembangan usaha sebesar Rp 35.668.032.200. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan telah mempunyai cadangan kerugian dan pengembangan usaha masing-masing sebesar Rp 43.008.000.000 dan Rp 19.140.284.328 atau 28,9% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 35 -

24. PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN 31 Desember 31 Desember

2015 2014Rp Rp

Surplus revaluasiSaldo awal 39.013.482.383 -Peningkatan 4.917.690.517 39.013.482.383

Jumlah 43.931.172.900 39.013.482.383

Cadangan surplus revaluasi timbul dari revaluasi tanah. Ketika tanah yang telah dinilai kembali tersebut dijual, porsi cadangan revaluasi yang terkait dengan aset dipindahkan langsung ke saldo laba. Bagian penghasilan komprehensif lain yang termasuk dalam cadangan revaluasi aset selanjutnya tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

25. PENDAPATAN USAHA 2015 2014Rp Rp

Jasa Ground HandlingMaskapai

Maskapai Garuda Indonesia (MGA) 655.818.558.790 613.780.639.883 Maskapai Penerbangan Asing (MPA) 209.710.811.924 182.570.197.002 PT Citilink Indonesia 86.584.214.111 69.356.583.824 Maskapai Penerbangan Lainnya (MPL) 28.716.566.818 28.937.400.446

Non Maskapai 135.497.590 6.434.032.265 Sub jumlah 980.965.649.233 901.078.853.420

Jasa AHAN (Equipment Request )MGA 32.008.325.291 19.833.905.689 PT Citilink Indonesia 23.474.389.923 18.984.040.675 MPL 17.764.017.102 15.659.306.351 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 17.419.430.107 19.584.817.894 MPA 15.210.056.574 12.771.371.221 Pihak Ketiga 1.881.229.934 -Penerbangan Haji 1.214.095.981 763.300.092 Sub jumlah 108.971.544.912 87.596.741.922

Jumlah jasa ground handling dan AHAN 1.089.937.194.145 988.675.595.342

Jasa CargoWarehousing

Internasional 113.296.112.131 84.554.245.929 Domestik 32.639.379.087 47.692.891.909

Cargo HandlingInternasional 12.085.782.986 2.577.931.800 Domestik 203.857.846 15.844.569.123

LainnyaDomestik 2.207.374.158 6.166.936.178 Internasional 5.904.860.949 1.915.413.631

Jumlah 166.337.367.157 158.751.988.570

Page 156: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 36 -

2015 2014Rp Rp

Jasa Non Ground HandlingPelayanan jasa Gapura leisure 27.263.140.396 38.091.147.192 Pelayanan jasa garbarata 9.753.803.450 8.942.306.612 Pelayanan jasa CIP loungge 6.421.155.659 3.212.239.670 Pelayanan jasa security 5.834.570.873 3.592.816.937 Pelayanan jasa kolektor PSC 2.615.672.162 3.845.351.115 Pelayanan jasa logistik 316.476.699 3.400.829.781 Lainnya 10.338.991.177 1.930.672.681 Jumlah 62.543.810.416 63.015.363.988

Jumlah 1.318.818.371.718 1.210.442.947.900

Pendapatan non ground handling lainnya merupakan pendapatan atas pelayanan excess baggage. jasa internet, jasa pelatihan dan jasa teknik.

26. BEBAN POKOK PENJUALAN 2015 2014Rp Rp

Ground Handling dan AHANBeban subkontrak 375.515.820.267 372.906.755.447Beban pegawai 288.120.718.308 224.150.847.133Beban konsesi 64.412.880.870 72.110.502.692Beban sewa Ground Support Equipment (GSE) 57.135.658.288 43.037.291.442Beban penyusutan dan amortisasi 50.907.757.944 34.553.930.352Beban bahan bakar minyak 50.264.361.233 62.589.436.491Beban pemeliharaan dan perbaikan 41.051.545.324 34.653.909.221Beban sewa tanah/lahan dan ruangan/bangunan 36.909.757.806 31.194.449.852Beban penunjang Ground Handling 15.856.004.028 17.174.580.388Beban perkantoran 14.614.492.028 12.848.386.390Beban asuransi dan klaim 5.942.264.051 2.707.753.793Beban peningkatan SDM 4.582.756.180 5.973.021.174Beban perjalanan 3.188.681.750 2.342.628.576Beban amortisasi dan ditangguhkan 4.775.000 4.120.674.029Jumlah 1.008.507.473.077 920.364.166.980

Cargo WarehousingBeban subkontrak 47.803.800.152 64.190.059.323Beban pegawai 12.128.934.140 16.626.460.935Beban sewa 9.522.079.438 9.522.079.438Biaya konsesi 5.178.067.870 614.319.602Beban perkantoran 3.210.095.809 5.264.094.387Beban pemeliharaan dan perbaikan 1.271.069.001 3.262.018.542Beban asuransi dan klaim 430.939.436 515.435.066Beban lainnya 1.480.876.345 1.422.404.009Jumlah 81.025.862.191 101.416.871.302

Non Ground HandlingBeban subkontrak 18.205.868.849 17.881.506.085Beban perkantoran 6.834.781.197 1.414.548.377Beban pegawai 4.734.851.058 241.276.620Beban sewa 4.247.216.427 2.844.570.815Beban konsesi 2.336.407.938 2.115.010.080Beban lainnya 400.364.195 168.454.277Jumlah 36.759.489.664 24.665.366.254

Jumlah 1.126.292.824.932 1.046.446.404.536

Page 157: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 36 -

2015 2014Rp Rp

Jasa Non Ground HandlingPelayanan jasa Gapura leisure 27.263.140.396 38.091.147.192 Pelayanan jasa garbarata 9.753.803.450 8.942.306.612 Pelayanan jasa CIP loungge 6.421.155.659 3.212.239.670 Pelayanan jasa security 5.834.570.873 3.592.816.937 Pelayanan jasa kolektor PSC 2.615.672.162 3.845.351.115 Pelayanan jasa logistik 316.476.699 3.400.829.781 Lainnya 10.338.991.177 1.930.672.681 Jumlah 62.543.810.416 63.015.363.988

Jumlah 1.318.818.371.718 1.210.442.947.900

Pendapatan non ground handling lainnya merupakan pendapatan atas pelayanan excess baggage. jasa internet, jasa pelatihan dan jasa teknik.

26. BEBAN POKOK PENJUALAN 2015 2014Rp Rp

Ground Handling dan AHANBeban subkontrak 375.515.820.267 372.906.755.447Beban pegawai 288.120.718.308 224.150.847.133Beban konsesi 64.412.880.870 72.110.502.692Beban sewa Ground Support Equipment (GSE) 57.135.658.288 43.037.291.442Beban penyusutan dan amortisasi 50.907.757.944 34.553.930.352Beban bahan bakar minyak 50.264.361.233 62.589.436.491Beban pemeliharaan dan perbaikan 41.051.545.324 34.653.909.221Beban sewa tanah/lahan dan ruangan/bangunan 36.909.757.806 31.194.449.852Beban penunjang Ground Handling 15.856.004.028 17.174.580.388Beban perkantoran 14.614.492.028 12.848.386.390Beban asuransi dan klaim 5.942.264.051 2.707.753.793Beban peningkatan SDM 4.582.756.180 5.973.021.174Beban perjalanan 3.188.681.750 2.342.628.576Beban amortisasi dan ditangguhkan 4.775.000 4.120.674.029Jumlah 1.008.507.473.077 920.364.166.980

Cargo WarehousingBeban subkontrak 47.803.800.152 64.190.059.323Beban pegawai 12.128.934.140 16.626.460.935Beban sewa 9.522.079.438 9.522.079.438Biaya konsesi 5.178.067.870 614.319.602Beban perkantoran 3.210.095.809 5.264.094.387Beban pemeliharaan dan perbaikan 1.271.069.001 3.262.018.542Beban asuransi dan klaim 430.939.436 515.435.066Beban lainnya 1.480.876.345 1.422.404.009Jumlah 81.025.862.191 101.416.871.302

Non Ground HandlingBeban subkontrak 18.205.868.849 17.881.506.085Beban perkantoran 6.834.781.197 1.414.548.377Beban pegawai 4.734.851.058 241.276.620Beban sewa 4.247.216.427 2.844.570.815Beban konsesi 2.336.407.938 2.115.010.080Beban lainnya 400.364.195 168.454.277Jumlah 36.759.489.664 24.665.366.254

Jumlah 1.126.292.824.932 1.046.446.404.536

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 37 -

27. BEBAN USAHA 2014

(Disajikan kembali -2015 Catatan 2)Rp Rp

Beban Pemasaran 5.750.404.563 5.477.779.525Beban Umum dan Administrasi

Beban pegawai 60.924.211.630 50.923.453.362Beban sewa tanah/lahan dan ruangan/bangunan 12.968.953.560 12.333.843.110Beban perkantoran 10.819.787.018 9.325.861.814Beban pajak dan sanksi administrasi 10.399.316.378 14.204.896.069Beban outsourcing pegawai 3.365.773.738 4.160.996.301Beban perawatan dan perbaikan 3.314.171.493 2.509.869.338Beban keanggotaan asosiasi dan serikat pekerja 2.459.914.967 2.099.526.054Beban pengembangan SDM 2.275.860.004 2.360.819.626Beban jasa audit dan konsultan 2.081.443.231 5.434.042.245Beban perjalanan dinas 2.031.647.783 2.057.208.573Beban penurunan piutang 271.352.016 5.047.091.878Beban imbalan pasca kerja (10.127.393.511) 29.556.464.360Beban lainnya 646.602.145 3.469.920.398

Jumlah 107.182.045.015 148.961.772.653

Pada tahun 2015, Perusahaan mengubah program persiapan pensiun, dimana karyawan tidak dapat memanfaatkan opsi untuk tidak aktif bekerja selam satu tahun sebelum usia pensiun normal. Dampak atas perubahan program tersebut diakui dalam beban imbalan pasca kerja tahun berjalan.

28. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2015 2014Rp Rp

Pendapatan (beban) pengalihan karyawan (16.714.373.619) 44.765.865.488 Sumbangan (68.071.000) (221.575.400) Pendapatan denda dan klaim asuransi 38.910.862 621.392.720 Lainnya 5.163.701.504 4.365.948.513 Jumlah (11.579.832.253) 49.531.631.321

Pendapatan pengalihan karyawan merupakan pendapatan yang diperoleh dari Entitas Induk (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk) atas penggantian biaya pengalihan karyawan Ex Garuda. Beban pengalihan karyawan merupakan koreksi atas jumlah pendapatan pengalihan karyawan periode sebelumnya.

29. PAJAK PENGHASILAN Beban pajak Perusahaan terdiri dari:

2015 2014Rp Rp

Pajak kini 15.352.746.500 27.057.568.251 Pajak tangguhan 8.492.830.851 711.311.218 Penyesuaian pada tahun berjalan terkait pajak

penghasilan badan tahun sebelumnya 243.735.308 -Jumlah 24.089.312.659 27.768.879.469

Page 158: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 38 -

Pada tanggal 22 Desember 2015, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) pajak penghasilan badan tahun 2013 terdiri dari pokok sebesar Rp 4.354.716.163 dan denda administrasi sebesar Rp 2.090.263.578. Perusahaan telah mencatat utang pajak penghasilan badan tahun 2013 sebesar Rp 4.110.980.855 (Catatan 18). Selisih antara yang dibukukan dengan SKPKB sebesar Rp 243.735.308 diakui sebagai beban pajak tahun berjalan. Atas pokok atas SKPKB tersebut telah dibayarkan pada tanggal 23 Desember 2015, untuk beban denda administrasi dicatat sebagai utang pajak lainnya (Catatan 18).

Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

2014(Disajikan kembali -

2015 Catatan 2)Rp Rp

Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugidan penghasilan komprehensif lain 77.885.208.705 62.960.134.513

Perbedaan temporer:Imbalan kerja (26.438.453.060) 29.556.464.359Penyisihan piutang 84.441.151 5.047.091.878Penyusutan aset tetap (8.487.222.802) (16.799.788.567)Amortisasi beban ditangguhkan 15.000.000 (2.087.116.066)Sewa pembiayaan (2.145.088.690) - Pencadangan bonus 3.000.000.000 -

Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkanmenurut fiskal:Sumbangan 1.596.260.250 2.341.952.099Beban keperluan kantor 5.361.518.457 8.376.600.912Beban perjamuan 6.278.531.021 5.477.779.527Penghasilan bunga (501.535.012) (847.118.738)Denda pajak (Catatan 27) 4.762.326.604 14.204.273.089

Laba kena pajak 61.410.986.624 108.230.273.006

Beban pajak kini 15.352.746.500 27.057.568.252

Pajak penghasilan dibayar dimukaPasal 23 19.486.964.891 20.302.266.631Pasal 25 7.225.971.383 7.189.498.000

Jumlah 26.712.936.274 27.491.764.631

Pajak dibayar dimuka (Catatan 10) (11.360.189.774) (434.196.379)

Page 159: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 38 -

Pada tanggal 22 Desember 2015, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) pajak penghasilan badan tahun 2013 terdiri dari pokok sebesar Rp 4.354.716.163 dan denda administrasi sebesar Rp 2.090.263.578. Perusahaan telah mencatat utang pajak penghasilan badan tahun 2013 sebesar Rp 4.110.980.855 (Catatan 18). Selisih antara yang dibukukan dengan SKPKB sebesar Rp 243.735.308 diakui sebagai beban pajak tahun berjalan. Atas pokok atas SKPKB tersebut telah dibayarkan pada tanggal 23 Desember 2015, untuk beban denda administrasi dicatat sebagai utang pajak lainnya (Catatan 18).

Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

2014(Disajikan kembali -

2015 Catatan 2)Rp Rp

Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugidan penghasilan komprehensif lain 77.885.208.705 62.960.134.513

Perbedaan temporer:Imbalan kerja (26.438.453.060) 29.556.464.359Penyisihan piutang 84.441.151 5.047.091.878Penyusutan aset tetap (8.487.222.802) (16.799.788.567)Amortisasi beban ditangguhkan 15.000.000 (2.087.116.066)Sewa pembiayaan (2.145.088.690) - Pencadangan bonus 3.000.000.000 -

Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkanmenurut fiskal:Sumbangan 1.596.260.250 2.341.952.099Beban keperluan kantor 5.361.518.457 8.376.600.912Beban perjamuan 6.278.531.021 5.477.779.527Penghasilan bunga (501.535.012) (847.118.738)Denda pajak (Catatan 27) 4.762.326.604 14.204.273.089

Laba kena pajak 61.410.986.624 108.230.273.006

Beban pajak kini 15.352.746.500 27.057.568.252

Pajak penghasilan dibayar dimukaPasal 23 19.486.964.891 20.302.266.631Pasal 25 7.225.971.383 7.189.498.000

Jumlah 26.712.936.274 27.491.764.631

Pajak dibayar dimuka (Catatan 10) (11.360.189.774) (434.196.379)

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 39 -

Pajak tangguhan Rincian dari aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

Dikreditkan Dibebankan di(dibebankan) penghasilan 31 Desember

1 Januari 2015 ke laba rugi komprehensif lain 2015Rp Rp Rp

Imbalan pasca kerja 51.284.144.205 (6.609.613.265) (1.276.142.352) 43.398.388.588Penyisihan piutang 7.122.719.936 21.110.288 - 7.143.830.224Penyusutan aset tetap (3.737.303.295) (2.121.805.701) - (5.859.108.996)Amortisasi beban ditangguhkan (5.514.967.366) 3.750.000 - (5.511.217.366)Sewa pembiayaan - 750.000.000 - 750.000.000Pencadangan bonus - (536.272.173) - (536.272.173)Jumlah 49.154.593.480 (8.492.830.851) (1.276.142.352) 39.385.620.277

Dikreditkan Dibebankan di

(dibebankan) penghasilan 31 Desember1 Januari 2014 ke laba rugi komprehensif lain 2014

Rp Rp Rp

Imbalan pasca kerja 39.482.127.412 3.363.366.141 8.438.650.652 51.284.144.205Penyisihan piutang 6.475.671.137 647.048.799 - 7.122.719.936Penyusutan aset tetap 462.643.847 (4.199.947.142) - (3.737.303.295)Amortisasi beban ditangguhkan (4.993.188.350) (521.779.016) - (5.514.967.366)Jumlah 41.427.254.046 (711.311.218) 8.438.650.652 49.154.593.480

Rekonsiliasi antara beban pajak Perusahaan dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

2015 2014Rp Rp

Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugidan penghasilan komprehensif lain 77.885.208.705 62.960.134.513

Beban pajak sesuai dengan tarif pajak yang berlaku 19.471.302.176 15.740.033.628

Pengaruh pajak atas beban (manfaat) yang tidakdapat diperhitungkan menurut fiskal:Sumbangan 399.064.908 585.488.025Beban keperluan kantor 1.340.379.614 2.094.150.229Beban perjamuan 1.569.632.755 1.369.444.881Penghasilan bunga (125.383.753) (211.779.685)Denda pajak 1.190.581.651 3.551.068.272Jumlah 23.845.577.351 23.128.405.350

Penyesuaian pada tahun berjalan terkait pajakpenghasilan badan tahun sebelumnya 243.735.308 -

Penyesuaian atas aset pajak tangguhan - 4.640.474.119

Jumlah beban pajak penghasilan 24.089.312.659 27.768.879.469

Page 160: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 40 -

30. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI Sifat Pihak Berelasi a. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah entitas induk dan pemegang saham mayoritas

Perusahaan, serta PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan pemegang saham lainnya.

b. Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan: PT Aero Systems Indonesia PT Aero Wisata dan entitas anak PT Citilink Indonesia PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia

c. Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia serta entitas dimana Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signifikan.

d. Komisaris dan Direksi adalah personil manajemen kunci Perusahaan.

Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi, antara lain: a. Perusahaan menyediakan manfaat pada Komisaris dan Direksi sebagai berikut:

2015 2014Rp Rp

Gaji 3.911.400.000 4.154.400.000 Tunjangan 1.291.380.000 1.311.120.000 Jumlah 5.202.780.000 5.465.520.000

b. Rincian akun signifikan dengan pihak-pihak berelasi entitas yang dimana Pemerintah Republik

Indonesia memiliki pengaruh signifikan adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014Rp Rp

Kas dan setara kas (Catatan 5)PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 44.564.618.040 38.435.785.058 PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 22.281.716.227 399.503.488 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 8.867.676.590 10.738.680.994 PT Bank Mandiri Syariah 176.082.376 33.261.549

Jumlah 75.890.093.233 49.607.231.089

Presentase terhadap jumlah aset 7,55% 6,23%

Utang bank (Catatan 19)PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 26.760.000.000 50.760.000.000

Presentase terhadap jumlah liabilitas 4,42% 11,06%

Jumlah

Page 161: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 40 -

30. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI Sifat Pihak Berelasi a. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah entitas induk dan pemegang saham mayoritas

Perusahaan, serta PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan pemegang saham lainnya.

b. Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Perusahaan: PT Aero Systems Indonesia PT Aero Wisata dan entitas anak PT Citilink Indonesia PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia

c. Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia serta entitas dimana Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signifikan.

d. Komisaris dan Direksi adalah personil manajemen kunci Perusahaan.

Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi, antara lain: a. Perusahaan menyediakan manfaat pada Komisaris dan Direksi sebagai berikut:

2015 2014Rp Rp

Gaji 3.911.400.000 4.154.400.000 Tunjangan 1.291.380.000 1.311.120.000 Jumlah 5.202.780.000 5.465.520.000

b. Rincian akun signifikan dengan pihak-pihak berelasi entitas yang dimana Pemerintah Republik

Indonesia memiliki pengaruh signifikan adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015 31 Desember 2014Rp Rp

Kas dan setara kas (Catatan 5)PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 44.564.618.040 38.435.785.058 PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 22.281.716.227 399.503.488 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 8.867.676.590 10.738.680.994 PT Bank Mandiri Syariah 176.082.376 33.261.549

Jumlah 75.890.093.233 49.607.231.089

Presentase terhadap jumlah aset 7,55% 6,23%

Utang bank (Catatan 19)PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 26.760.000.000 50.760.000.000

Presentase terhadap jumlah liabilitas 4,42% 11,06%

Jumlah

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 41 -

c. Perusahaan menyediakan jasa kepada pihak berelasi dengan syarat dan harga yang telah disepakati. Rincian pendapatan usaha dan piutang usaha dari pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Pendapatan Pendapatanusaha Piutang usaha usaha Piutang usaha

Rp Rp Rp

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 689.091.668.002 92.172.057.233 671.574.725.682 69.653.273.306PT Citilink Indonesia 110.502.817.210 23.969.606.753 88.340.624.499 14.477.001.706PT Garuda Maintenance Facility

Aero Asia 17.419.430.107 4.968.310.392 19.984.967.984 9.775.027.916PT Angkasa Pura II (Persero) 15.080.327.612 3.521.875.805 2.588.574.921 1.387.681.199PT Angkasa Pura I (Persero) 302.565.183 898.291.832 - -Sekretariat Negara 2.444.132.192 133.696.633 442.312.387 -Jumlah 834.840.940.306 125.663.838.648 782.931.205.473 95.292.984.127

2015 2014

d. Beban usaha yang berasal dari transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

2015 2014Rp Rp

PT Angkasa Pura II (Persero) 92.983.164.865 79.124.257.659 PT Angkasa Pura I (Persero) 57.395.860.260 30.919.045.297 PT Aero Wisata 15.113.280.000 2.570.358.930PT Garuda Maintenance Facility

Aero Asia 7.910.626.651 3.628.694.177 PT Aero Systems Indonesia 7.914.651.652 - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 4.570.292.551 25.577.458.420 PT Citilink Indonesia 4.369.193.341 210.072.636 PT Aeroprima 1.730.549.937 411.784.290 PT Telkom - 97.919.427 Jumlah 191.987.619.257 142.539.590.836

Pada tanggal pelaporan, liabilitas atas transaksi diatas, disajikan sebagai utang usaha dan biaya akrual (Catatan 14 dan 15).

e. Pada tahun 2014, Perusahaan juga memiliki utang lain-lain kepada PT Angkasa Pura II (Persero) terkait dengan transaksi jasa marshalling.

31. IKATAN

a. Perusahaan melakukan perjanjian jangka panjang untuk penyediaan jasa ground handling dengan

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Citilink Indonesia, PT Air Asia Berhad, Air China International, Air New Zealand, Air Nugini, Cathay Pacific Airlines, China Airlines, China Southern Airlines Company Ltd., Hongkong Dragon Airlines Ltd., Egypt Airlines, FlyFirefly Sdn. Bhd., Hongkong Airlines Ltd., Pegas Fly, Japan Airlines, Jetstar Airways Pty. Ltd., Korea Airlines, KLM Royal Dutch, Malaysian Airlines, MASwings Sdn. Bhd., Oman Air, Qantas Airways, Royal Brunei Airlines, Silk Air, Tiger Airlines, Thai Airways, Value Air, Vietnam Airlines, dan Xiamen Airlines.

b. Perusahaan melakukan perjanjian dengan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) terkait dengan konsesi usaha untuk pelaksanaan kegiatan ground handling dan cargo, sewa ruang perkantoran dan sewa lahan di wilayah bandara.

Page 162: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 42 -

c. Pada tahun 2015, Perusahaan dan PT Aerofood Indonesia mengadakan perjanjian kerjasama pengelolaan domestic lounge di beberapa bandara di Indonesia.

d. Pada tanggal 30 September 2014, Perusahaan dan PT Aero Systems Indonesia sepakat untuk

melakukan kerjasama dalam hal penyediaan jasa sistem informasi ERP, hosting dan konsultasi yang tertuang dalam Berita Acara No. PPBJ/BA/036/IX/2014.

e. Berdasarkan surat No. GAPURA/DZ/2065/IX/2015 tanggal 21 September 2015, Perusahaan menunjuk PT Aero System Indonesia sebagai penyedia Pengadaan Sewa Aplikasi Operation Control System (OCS) dengan jangka waktu 120 bulan sejak tanggal 28 September 2015 sampai dengan 27 September 2025.

Sesuai dengan surat tersebut, Perusahaan akan membayar biaya implementasi sebesar Rp 11.400.000.000 pada tahun 2015 dan sewa per tahun sebesar Rp 48.624.000.000 mulai dari Januari 2016 sampai dengan 27 September 2025.

32. INFORMASI PENTING LAINNYA

a) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Jasa Ground Handling International Airlines

Tahun Pajak 2006

Untuk tahun pajak 2006 Perusahaan memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) No. 00109/207/06/051/08 sebesar Rp 32.400.615.439 dan Surat Tagihan Pajak (STP) PPN No. 0087/107/06/051 sebesar Rp 3.981.413.440. Berdasarkan putusan pengadilan pajak No. 28863/PP/M.X/16/2011 tanggal 28 Januari 2011 memutuskan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 2.376.868.550 dan sudah dibayarkan. Atas putusan pengadilan pajak tersebut perusahaan sudah melakukan pembayaran, namun pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap melakukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung sesuai Surat Mahkamah Agung No. 741/PR/X/741/B/PK/PJK/2013 perihal Penerimaan dan Registrasi berkas Perkara Peninjauan Kembali. Perusahaan menerima Putusan Mahkamah Agung No. 741/B/PK/PJK/2013 tanggal 27 Pebruari 2014 perihal Penolakan Permohonan Peninjauan Kembali pihak DJP.

Tahun Pajak 2007 Untuk tahun pajak 2007 Perusahaan memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) No. 00143/207/07/051/10 sebesar Rp 28.653.191.969 dan Surat Tagihan Pajak (STP) PPN No. 00007/107/07/051/10 sebesar Rp 3.843.975.526. Berdasarkan putusan pengadilan pajak No. 41609/PP/M.X/10/16/2012 tanggal 26 Nopember 2012 memutuskan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 11.355.588.029 dan sudah dibayarkan. Atas putusan pengadilan pajak tersebut perusahaan sudah melakukan pembayaran, namun pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap melakukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung dan Perusahaan sudah membuat Kontra memori peninjauan Kembali No. GP/DZ/159/V/2013 tanggal 10 Mei 2013. Sampai saat ini Perusahaan belum menerima Salinan Putusan Mahkamah Agung.

Page 163: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 42 -

c. Pada tahun 2015, Perusahaan dan PT Aerofood Indonesia mengadakan perjanjian kerjasama pengelolaan domestic lounge di beberapa bandara di Indonesia.

d. Pada tanggal 30 September 2014, Perusahaan dan PT Aero Systems Indonesia sepakat untuk

melakukan kerjasama dalam hal penyediaan jasa sistem informasi ERP, hosting dan konsultasi yang tertuang dalam Berita Acara No. PPBJ/BA/036/IX/2014.

e. Berdasarkan surat No. GAPURA/DZ/2065/IX/2015 tanggal 21 September 2015, Perusahaan menunjuk PT Aero System Indonesia sebagai penyedia Pengadaan Sewa Aplikasi Operation Control System (OCS) dengan jangka waktu 120 bulan sejak tanggal 28 September 2015 sampai dengan 27 September 2025.

Sesuai dengan surat tersebut, Perusahaan akan membayar biaya implementasi sebesar Rp 11.400.000.000 pada tahun 2015 dan sewa per tahun sebesar Rp 48.624.000.000 mulai dari Januari 2016 sampai dengan 27 September 2025.

32. INFORMASI PENTING LAINNYA

a) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Jasa Ground Handling International Airlines

Tahun Pajak 2006

Untuk tahun pajak 2006 Perusahaan memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) No. 00109/207/06/051/08 sebesar Rp 32.400.615.439 dan Surat Tagihan Pajak (STP) PPN No. 0087/107/06/051 sebesar Rp 3.981.413.440. Berdasarkan putusan pengadilan pajak No. 28863/PP/M.X/16/2011 tanggal 28 Januari 2011 memutuskan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 2.376.868.550 dan sudah dibayarkan. Atas putusan pengadilan pajak tersebut perusahaan sudah melakukan pembayaran, namun pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap melakukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung sesuai Surat Mahkamah Agung No. 741/PR/X/741/B/PK/PJK/2013 perihal Penerimaan dan Registrasi berkas Perkara Peninjauan Kembali. Perusahaan menerima Putusan Mahkamah Agung No. 741/B/PK/PJK/2013 tanggal 27 Pebruari 2014 perihal Penolakan Permohonan Peninjauan Kembali pihak DJP.

Tahun Pajak 2007 Untuk tahun pajak 2007 Perusahaan memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) No. 00143/207/07/051/10 sebesar Rp 28.653.191.969 dan Surat Tagihan Pajak (STP) PPN No. 00007/107/07/051/10 sebesar Rp 3.843.975.526. Berdasarkan putusan pengadilan pajak No. 41609/PP/M.X/10/16/2012 tanggal 26 Nopember 2012 memutuskan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 11.355.588.029 dan sudah dibayarkan. Atas putusan pengadilan pajak tersebut perusahaan sudah melakukan pembayaran, namun pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap melakukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung dan Perusahaan sudah membuat Kontra memori peninjauan Kembali No. GP/DZ/159/V/2013 tanggal 10 Mei 2013. Sampai saat ini Perusahaan belum menerima Salinan Putusan Mahkamah Agung.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 43 -

Tahun Pajak 2008

Untuk tahun pajak 2008, Perusahaan memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta Putusan Pengadilan Pajak sebagai berikut:

Masa No. SKPKB JumlahRp

Januari 2008 00253/207/08/051/10 333.505.158 33.900.316 No.Put.53730Februari 2008 00254/207/08/051/10 419.918.964 51.620.824 No.Put.53731Maret 2008 00255/207/08/051/10 273.933.033 46.216.613 No.Put.53732April 2008 00256/207/08/051/10 192.852.463 45.476.817 No.Put.53733Mei 2008 00257/207/08/051/10 2.383.479.166 1.017.831.456 No.Put.53734Juni 2008 00258/207/08/051/10 311.492.297 50.451.718 No.Put.50129Juli 2008 00259/207/08/051/10 1.439.180.126 600.595.546 No.Put.50130Agustus 2008 00260/207/08/051/10 1.902.801.454 779.832.658 No.Put.50131September 2008 00261/207/08/051/10 2.394.972.831 926.170.211 No.Put.50132Oktober 2008 00262/207/08/051/10 6.399.636.313 1.171.054.108 No.Put.50133Nopember 2008 00263/207/08/051/10 3.127.716.035 1.125.659.319 No.Put.50366Desember 2008 00264/207/08/051/10 13.909.503.110 3.596.856.795 No.Put.53735Jumlah 33.088.990.950 9.445.666.381

Putusan Pengadilan PP

Atas putusan pengadilan pajak tersebut Perusahaan sudah melakukan pembayaran, namun pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap melakukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung sesuai Surat Mahkamah Agung No. 1027/PR/XI/2027/B/PK/PJK/2014 tanggal 29 Nopember 2014 perihal Penerimaan dan Registrasi berkas Perkara Peninjauan Kembali. Sampai saat ini Perusahaan belum menerima Salinan Putusan Mahkamah Agung.

b) Pajak Penghasilan (PPH) Badan Tahun Pajak 2008 Pada tanggal 19 Maret 2014, berdasarkan Surat Keputusan KPP Wajib Pajak Besar Empat Nomor KEP-00024/WPJ.19/KP.0403/2014 tentang pelaksanaan putusan pengadilan pajak atas PPH Badan tahun 2008 yang menyatakan bahwa jumlah lebih bayar yang diajukan Perusahaan telah dihitung kembali dan dinyatakan menjadi lebih bayar sebesar Rp 1.492.058.298. Sehingga selisih antara nilai yang diakui pajak dengan nilai tercatat pajak dibayar dimuka telah dibebankan pada tahun 2014.

c) Surat Keputusan Pajak yang Diterima Selama Tahun 2015 Selama tahun 2015, Perusahaan menerima beberapa surat ketetapan pajak sehubungan dengan pemeriksaan kantor pajak sebagai berikut:

Surat Ketetapan pajak (SKP) Masa Pajak Nomor SKP JumlahRp

Surat Tagihan Pajak PPN Januari - Desember 2012 00044/107/12/093/15 76.228.072 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Januari - Desember 2012 00068/207/12/093/15 792.336.100 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Januari 2013 00080/207/13/093/15 71.900.636 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Februari 2013 00081/207/13/093/15 50.791.526 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Maret 2013 00082/207/13/093/15 79.330.376 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai April 2013 00083/207/13/093/15 171.824.688 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Mei 2013 00084/207/13/093/15 143.834.186 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Juni 2013 00085/207/13/093/15 129.819.438 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Juli 2013 00086/207/13/093/15 90.739.280

Page 164: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 44 -

Surat Ketetapan pajak (SKP) Masa Pajak Nomor SKP JumlahRp

SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Agustus 2013 00087/207/13/093/15 89.030.952 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai September 2013 00088/207/13/093/15 121.089.184 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Oktober 2013 00089/207/13/093/15 45.597.094 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai November 2013 00090/207/13/093/15 14.592.514 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Desember 2013 00091/207/13/093/15 33.100.000 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2011 00078/101/11/952/15 1.200.000 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00003/201/12/101/15 3.643.185 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00004/201/12/527/15 33.788.301 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00009/201/12/093/15 734.401.708 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00013/201/12/123/15 23.856.841 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00020/201/12/331/15 6.413.793 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00047/201/12/904/15 102.361.311 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00831/101/12/952/15 1.200.000 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2013 00002/201/13/527/15 31.084.698 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2013 00004/201/13/093/15 1.454.256.482 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2013 00103/101/13/952/15 1.100.000 SKPKB PPh pasal 21 Desember 2014 00170/101/14/952/15 530.908 SKPKB PPh pasal 21 Juli 2014 00171/101/14/952/15 242.828 SKPKB PPh pasal 21 September - Oktober 2014 00172/101/14/952/15 453.249 SKPKB PPh pasal 21 Februari - Maret 2014 00173/101/14/952/15 341.571 SKPKB PPh pasal 21 Februari 2015 00001/101/15/952/15 180.757 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00001/203/12/101/15 12.513.727 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2013 00001/203/13/527/15 18.265.059 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2013 00002/203/13/093/15 1.471.105.042 SKPKB PPh pasal 23 Januari 2012 00003/203/12/527/15 1.009.870 SKPKB PPh pasal 23 Maret 2012 00004/203/12/527/15 1.191.668 SKPKB PPh pasal 23 April 2012 00005/203/12/527/15 1.014.470 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00006/203/12/331/15 8.209.467 SKPKB PPh pasal 23 Mei 2012 00006/203/12/527/15 347.504 SKPKB PPh pasal 23 Juli 2012 00007/203/12/527/15 1.105.791 SKPKB PPh pasal 23 Agustus 2012 00008/203/12/527/15 2.100.062 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00009/203/12/123/15 31.471.839 SKPKB PPh pasal 23 September 2012 00009/203/12/527/15 3.406.384 SKPKB PPh pasal 23 Oktober 2012 00010/203/12/527/15 1.722.507 SKPKB PPh pasal 23 November 2012 00011/203/12/527/15 3.258.532 SKPKB PPh pasal 23 Desember 2012 00012/203/12/527/15 3.251.729 SKPKB PPh pasal 23 Februari 2012 00013/203/12/527/15 1.355.550 SKPKB PPh pasal 23 Juni 2012 00014/203/12/527/15 749.089 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00021/203/12/093/15 314.567.643 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00135/203/12/904/15 5.804.785 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00001/240/12/101/15 1.204.657 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00003/240/12/331/15 2.261.283 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00007/240/12/123/15 1.442.987 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00057/240/12/904/15 45.753.231 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Maret 2012 00007/240/12/527/15 2.379.840 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Mei 2012 00008/240/12/527/15 5.624.000 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 November 2012 00009/240/12/527/15 791.800 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2013 00009/240/13/093/15 217.716.762 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00012/240/12/093/15 114.380.347 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Mei 2013 00024/240/13/527/15 53.280 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Agustus 2013 00025/240/13/527/15 575.128 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 September 2013 00026/240/13/527/15 999.000 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Juli 2013 00027/240/13/527/15 31.968

Atas SKPKB tersebut diatas telah dibayarkan oleh Perusahaan di tahun berjalan.

Page 165: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 44 -

Surat Ketetapan pajak (SKP) Masa Pajak Nomor SKP JumlahRp

SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Agustus 2013 00087/207/13/093/15 89.030.952 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai September 2013 00088/207/13/093/15 121.089.184 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Oktober 2013 00089/207/13/093/15 45.597.094 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai November 2013 00090/207/13/093/15 14.592.514 SKPKB Pajak Penghasilan Nilai Desember 2013 00091/207/13/093/15 33.100.000 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2011 00078/101/11/952/15 1.200.000 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00003/201/12/101/15 3.643.185 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00004/201/12/527/15 33.788.301 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00009/201/12/093/15 734.401.708 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00013/201/12/123/15 23.856.841 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00020/201/12/331/15 6.413.793 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00047/201/12/904/15 102.361.311 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2012 00831/101/12/952/15 1.200.000 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2013 00002/201/13/527/15 31.084.698 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2013 00004/201/13/093/15 1.454.256.482 SKPKB PPh pasal 21 Januari - Desember 2013 00103/101/13/952/15 1.100.000 SKPKB PPh pasal 21 Desember 2014 00170/101/14/952/15 530.908 SKPKB PPh pasal 21 Juli 2014 00171/101/14/952/15 242.828 SKPKB PPh pasal 21 September - Oktober 2014 00172/101/14/952/15 453.249 SKPKB PPh pasal 21 Februari - Maret 2014 00173/101/14/952/15 341.571 SKPKB PPh pasal 21 Februari 2015 00001/101/15/952/15 180.757 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00001/203/12/101/15 12.513.727 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2013 00001/203/13/527/15 18.265.059 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2013 00002/203/13/093/15 1.471.105.042 SKPKB PPh pasal 23 Januari 2012 00003/203/12/527/15 1.009.870 SKPKB PPh pasal 23 Maret 2012 00004/203/12/527/15 1.191.668 SKPKB PPh pasal 23 April 2012 00005/203/12/527/15 1.014.470 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00006/203/12/331/15 8.209.467 SKPKB PPh pasal 23 Mei 2012 00006/203/12/527/15 347.504 SKPKB PPh pasal 23 Juli 2012 00007/203/12/527/15 1.105.791 SKPKB PPh pasal 23 Agustus 2012 00008/203/12/527/15 2.100.062 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00009/203/12/123/15 31.471.839 SKPKB PPh pasal 23 September 2012 00009/203/12/527/15 3.406.384 SKPKB PPh pasal 23 Oktober 2012 00010/203/12/527/15 1.722.507 SKPKB PPh pasal 23 November 2012 00011/203/12/527/15 3.258.532 SKPKB PPh pasal 23 Desember 2012 00012/203/12/527/15 3.251.729 SKPKB PPh pasal 23 Februari 2012 00013/203/12/527/15 1.355.550 SKPKB PPh pasal 23 Juni 2012 00014/203/12/527/15 749.089 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00021/203/12/093/15 314.567.643 SKPKB PPh pasal 23 Januari - Desember 2012 00135/203/12/904/15 5.804.785 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00001/240/12/101/15 1.204.657 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00003/240/12/331/15 2.261.283 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00007/240/12/123/15 1.442.987 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00057/240/12/904/15 45.753.231 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Maret 2012 00007/240/12/527/15 2.379.840 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Mei 2012 00008/240/12/527/15 5.624.000 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 November 2012 00009/240/12/527/15 791.800 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2013 00009/240/13/093/15 217.716.762 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Januari - Desember 2012 00012/240/12/093/15 114.380.347 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Mei 2013 00024/240/13/527/15 53.280 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Agustus 2013 00025/240/13/527/15 575.128 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 September 2013 00026/240/13/527/15 999.000 SKPKB PPh pasal 4 ayat 2 Juli 2013 00027/240/13/527/15 31.968

Atas SKPKB tersebut diatas telah dibayarkan oleh Perusahaan di tahun berjalan.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 45 -

33. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:

Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalenasing Rp asing RpUSD USD

ASETKas dan setara kas 3.820.979 52.710.405.858 2.326.762 28.944.914.199 Piutang usaha 1.380.770 19.047.723.595 1.757.507 21.863.384.644 Jumlah Aset 5.201.749 71.758.129.453 4.084.269 50.808.298.843

LIABILITASUtang usaha 767.644 10.589.655.803 237.519 2.895.117.412 Utang lain-lain 37.636 519.184.780 - - Beban akrual 692.800 9.557.176.965 - - Liabilitas sewa pembiayaan 14.691.262 202.665.963.191 - - Jumlah Liabilitas 16.189.342 223.331.980.739 237.519 2.895.117.412

Aset (Liabilitas) - Bersih (10.987.593) (151.573.851.286) 3.846.750 47.913.181.431

31 Desember 201431 Desember 2015

34. KATEGORI DAN KELAS INSTRUMEN KEUANGAN

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

ASET KEUANGANPinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 76.350.836.377 50.448.827.142 Piutang usaha 161.042.311.997 128.493.804.448 Piutang lain-lain 396.603.150 1.997.039.361 Pendapatan yang masih harus diterima 67.412.006.333 104.611.178.731 Jumlah Aset Keuangan 305.201.757.857 285.550.849.682

LIABILITAS KEUANGANBiaya perolehan yang diamortisasi

Utang usaha 55.333.507.594 52.347.910.999 Beban akrual 124.299.474.418 128.761.243.170 Utang bonus dan tantiem 3.000.000.000 1.500.000.000 Utang lain-lain 8.267.201.937 8.459.888.361 Utang bank 26.760.000.000 50.760.000.000 Liabilitas sewa pembiayaan 202.665.963.191 - Jumlah Liabilitas Keuangan 420.326.147.140 241.829.042.530

Page 166: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 46 -

35. INSTRUMEN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL Secara keseluruhan pendekatan manajemen risiko bertujuan untuk meminimalkan efek dari setiap risiko kinerja keuangan Perusahaan. Tipe risiko Perusahaan terdiri dari: a. Manajemen Risiko Modal

Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan terdiri dari utang, yang mencakup pinjaman yang dijelaskan pada Catatan 19 serta kas dan setara kas (Catatan 5). Rasio pinjaman-bersih terhadap ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, sebagai berikut:

2015 2014Rp Rp

Pinjaman 26.760.000.000 50.760.000.000 Ekuitas 399.971.011.033 337.428.997.416

Rasio pinjaman bersih terhadap ekuitas 6,69% 15,04%

b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko mata uang asing, risiko tingkat suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Manajemen mereviu dan mengeluarkan kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko. Perusahaan menerapkan kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian pasar terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Berikut ini ringkasan kebijakan dan pengelolaan manajemen risiko tersebut:

i. Manajemen risiko mata uang asing

Perusahaan memiliki eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar yang timbul dari transaksi dengan pelanggan maupun pemasok yang didenominasi dalam mata uang asing, terutama dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD).

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

ASETKas dan setara kas 52.710.405.858 28.944.914.199 Piutang usaha 19.047.723.595 21.863.384.644 Jumlah Aset 71.758.129.453 50.808.298.843

LIABILITASUtang usaha 10.589.655.803 2.895.117.412 Utang lain-lain 519.184.780 - Beban akrual 9.557.176.965 - Liabilitas sewa pembiayaan 202.665.963.191 Jumlah Liabilitas 223.331.980.739 2.895.117.412

Aset (Liabilitas) - Bersih (151.573.851.286) 47.913.181.431

Ekuivalen dalam Mata Uang Asing (10.987.593) 3.851.542

Page 167: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 46 -

35. INSTRUMEN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL Secara keseluruhan pendekatan manajemen risiko bertujuan untuk meminimalkan efek dari setiap risiko kinerja keuangan Perusahaan. Tipe risiko Perusahaan terdiri dari: a. Manajemen Risiko Modal

Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan terdiri dari utang, yang mencakup pinjaman yang dijelaskan pada Catatan 19 serta kas dan setara kas (Catatan 5). Rasio pinjaman-bersih terhadap ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, sebagai berikut:

2015 2014Rp Rp

Pinjaman 26.760.000.000 50.760.000.000 Ekuitas 399.971.011.033 337.428.997.416

Rasio pinjaman bersih terhadap ekuitas 6,69% 15,04%

b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko mata uang asing, risiko tingkat suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Manajemen mereviu dan mengeluarkan kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko. Perusahaan menerapkan kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian pasar terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Berikut ini ringkasan kebijakan dan pengelolaan manajemen risiko tersebut:

i. Manajemen risiko mata uang asing

Perusahaan memiliki eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar yang timbul dari transaksi dengan pelanggan maupun pemasok yang didenominasi dalam mata uang asing, terutama dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD).

31 Desember 31 Desember2015 2014Rp Rp

ASETKas dan setara kas 52.710.405.858 28.944.914.199 Piutang usaha 19.047.723.595 21.863.384.644 Jumlah Aset 71.758.129.453 50.808.298.843

LIABILITASUtang usaha 10.589.655.803 2.895.117.412 Utang lain-lain 519.184.780 - Beban akrual 9.557.176.965 - Liabilitas sewa pembiayaan 202.665.963.191 Jumlah Liabilitas 223.331.980.739 2.895.117.412

Aset (Liabilitas) - Bersih (151.573.851.286) 47.913.181.431

Ekuivalen dalam Mata Uang Asing (10.987.593) 3.851.542

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 47 -

Fluktuasi nilai tukar Rp terhadap mata uang asing menyebabkan Perusahaan mengalami keuntungan kurs mata uang asing masing-masing sebesar Rp 8.003.012.040 dan Rp 2.871.403.226 pada tahun 2015 dan 2014. Perusahaan belum melakukan lindung nilai untuk eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing ini. Berikut ini sensitivitas Perusahaan untuk perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan variabel lain konstan terhadap laba sebelum pajak Perusahaan. Analisis sensitivitas ini hanya mencakup akun moneter dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang beredar dan penyesuaian penjabarannya pada akhir periode dengan menggunakan persentase rata-rata untuk perubahan kurs mata uang Dolar Amerika Serikat selama tahun berjalan.

Dampakterhadap laba

Perubahan kurs sebelum pajakRp

Mata uang Rupiah terhadap USD Penguatan 3% 4.547.215.539Pelemahan 3% (4.547.215.539)

2015

Dampakterhadap laba

Perubahan kurs sebelum pajakRp

Mata uang Rupiah terhadap USD Penguatan 5% (2.395.659.072)Pelemahan 5% 2.395.659.072

2014

Manajemen berpendapat bahwa analisis sensitivitas ini bukan merupakan representasi risiko nilai tukar mata uang Rupiah yang melekat karena eksposur pada akhir tahun bukan cerminan eksposur selama tahun yang bersangkutan. Pendapatan dan pembelian dalam mata uang Dolar Amerika Serikat tergantung pada fluktuasi volume penjualan dan pembelian serta penggunaan kas yang dapat mengakibatkan perubahan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.

ii. Manajemen risiko tingkat bunga

Perusahaan terekspos risiko suku bunga karena Perusahaan meminjam dana dengan tingkat bunga mengambang. Untuk mengelola risiko tingkat bunga, Perusahaan mereviu secara berkala pengaruh dari perubahan tingkat suku bunga atas pinjamannya, dengan demikian ukuran yang tepat dapat dilakukan.

Page 168: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 48 -

Instrumen keuangan Perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga nilai wajar (instrumen tingkat bunga tetap) dan risiko tingkat bunga arus kas (instrumen tingkat bunga mengambang), serta instrumen keuangan tanpa bunga, adalah sebagai berikut:

Bungamengambang Bunga tetap Tanpa bunga Jumlah

Rp Rp Rp RpAset KeuanganKas dan setara kas 76.100.064.726 - 250.711.651 76.350.776.377 Piutang usaha - - 161.042.311.997 161.042.311.997 Piutang lain-lain - - 396.603.150 396.603.150 Pendapatan y ang masih

harus diterima - - 67.412.006.333 67.412.006.333 Jumlah 76.100.064.726 - 229.101.633.131 305.201.697.857

Liabilitas KeuanganUtang usaha - - 55.333.507.594 55.333.507.594 Biay a akrual - - 124.299.474.418 124.299.474.418 Utang bonus dan tantiem - - 3.000.000.000 3.000.000.000 Utang lain-lain - - 8.267.201.937 8.267.201.937 Utang bank 26.760.000.000 - - 26.760.000.000 Liabilitas sewa pembiay aan 202.665.963.191 - - 202.665.963.191 Jumlah 229.425.963.191 - 190.900.183.949 420.326.147.140

31 Desember 2015

Bungamengambang Bunga tetap Tanpa bunga Jumlah

Rp Rp Rp RpAset KeuanganKas dan setara kas 49.611.074.375 - 837.752.767 50.448.827.142 Piutang usaha - - 128.493.804.448 128.493.804.448 Piutang lain-lain - - 1.997.039.361 1.997.039.361 Pendapatan y ang masih

harus diterima - - 104.611.178.731 104.611.178.731 Jumlah 49.611.074.375 - 235.939.775.307 285.550.849.682

Liabilitas KeuanganUtang usaha - - 52.347.910.999 52.347.910.999 Biay a akrual - - 128.761.243.170 128.761.243.170 Utang bonus dan tantiem - - 1.500.000.000 1.500.000.000 Utang lain-lain - - 8.459.888.361 8.459.888.361 Utang bank 50.760.000.000 - - 50.760.000.000 Jumlah 50.760.000.000 - 191.069.042.530 241.829.042.530

31 Desember 2014

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jika suku bunga 50 basis poin lebih tinggi/rendah dan semua variabel lainnya tetap konstan, laba setelah pajak Perusahaan akan menambah/ mengurangi masing-masing sebesar Rp 1.147.129.816 dan Rp 253.800.000. Hal ini terutama disebabkan eksposur Perusahaan untuk suku bunga pinjaman dengan suku bunga variabelnya.

iii. Manajemen risiko kredit

Risiko kredit mengacu pada risiko counterparty gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan.

Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada kas dan setara kas, piutang kepada pihak berelasi dan piutang usaha. Perusahaan menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi.

Page 169: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 48 -

Instrumen keuangan Perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga nilai wajar (instrumen tingkat bunga tetap) dan risiko tingkat bunga arus kas (instrumen tingkat bunga mengambang), serta instrumen keuangan tanpa bunga, adalah sebagai berikut:

Bungamengambang Bunga tetap Tanpa bunga Jumlah

Rp Rp Rp RpAset KeuanganKas dan setara kas 76.100.064.726 - 250.711.651 76.350.776.377 Piutang usaha - - 161.042.311.997 161.042.311.997 Piutang lain-lain - - 396.603.150 396.603.150 Pendapatan y ang masih

harus diterima - - 67.412.006.333 67.412.006.333 Jumlah 76.100.064.726 - 229.101.633.131 305.201.697.857

Liabilitas KeuanganUtang usaha - - 55.333.507.594 55.333.507.594 Biay a akrual - - 124.299.474.418 124.299.474.418 Utang bonus dan tantiem - - 3.000.000.000 3.000.000.000 Utang lain-lain - - 8.267.201.937 8.267.201.937 Utang bank 26.760.000.000 - - 26.760.000.000 Liabilitas sewa pembiay aan 202.665.963.191 - - 202.665.963.191 Jumlah 229.425.963.191 - 190.900.183.949 420.326.147.140

31 Desember 2015

Bungamengambang Bunga tetap Tanpa bunga Jumlah

Rp Rp Rp RpAset KeuanganKas dan setara kas 49.611.074.375 - 837.752.767 50.448.827.142 Piutang usaha - - 128.493.804.448 128.493.804.448 Piutang lain-lain - - 1.997.039.361 1.997.039.361 Pendapatan y ang masih

harus diterima - - 104.611.178.731 104.611.178.731 Jumlah 49.611.074.375 - 235.939.775.307 285.550.849.682

Liabilitas KeuanganUtang usaha - - 52.347.910.999 52.347.910.999 Biay a akrual - - 128.761.243.170 128.761.243.170 Utang bonus dan tantiem - - 1.500.000.000 1.500.000.000 Utang lain-lain - - 8.459.888.361 8.459.888.361 Utang bank 50.760.000.000 - - 50.760.000.000 Jumlah 50.760.000.000 - 191.069.042.530 241.829.042.530

31 Desember 2014

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jika suku bunga 50 basis poin lebih tinggi/rendah dan semua variabel lainnya tetap konstan, laba setelah pajak Perusahaan akan menambah/ mengurangi masing-masing sebesar Rp 1.147.129.816 dan Rp 253.800.000. Hal ini terutama disebabkan eksposur Perusahaan untuk suku bunga pinjaman dengan suku bunga variabelnya.

iii. Manajemen risiko kredit

Risiko kredit mengacu pada risiko counterparty gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan.

Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada kas dan setara kas, piutang kepada pihak berelasi dan piutang usaha. Perusahaan menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 49 -

Eksposur Perusahaan dan counterparties dimonitor secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara counterparties yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) counterparty yang direviu dan disetujui oleh manajemen secara tahunan. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit. Perusahaan tidak memiliki eksposur kredit yang signifikan untuk setiap rekanan tunggal atau kelompok counterparty yang memiliki karakteristik serupa. Perusahaan menentukan counterparty karena memiliki karakteristik serupa jika mereka entitas terkait.

iv. Manajemen risiko likuiditas

Risiko likuiditas didefinisikan sebagai ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas keuangannya yang selanjutnya mengakibatkan Perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang investasi atau tidak dapat memenuhi liabilitas keuangan jangka pendek yang pada akhirnya mengakibatkan default, peminjaman yang berlebihan atau tingkat suku bunga yang buruk. Dalam mengelola risiko likuiditas, Perusahaan memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Perusahaan juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo pinjaman jangka panjang, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk mengambil inisiatif mencari dana sebagai modal kerja. Aktivitas tersebut dapat meliputi penerbitan utang bank. Tabel berikut ini merupakan analisis likuiditas instrumen keuangan pada 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan jatuh tempo atas liabilitas keuangan Perusahaan dalam rentang waktu yang menunjukkan kontraktual tidak terdiskonto untuk semua aset dan liabilitas keuangan non-derivatif. Jatuh tempo didasarkan pada tanggal yang paling awal dimana Perusahaan dapat diminta untuk membayar:

Tingkat bunga Tiga bulanefektif rata-rata Kurang dari sampai dengan Diatas

tertimbang tiga bulan satu tahun satu tahun Jumlah% Rp Rp Rp Rp

Aset KeuanganTanpa bunga

Kas dan setara kas - 250.771.651 - - 250.771.651 Piutang usaha - 161.042.311.997 - - 161.042.311.997 Piutang lain-lain - 396.603.150 - - 396.603.150 Pendapatan yang masih

harus diterima - 67.412.006.333 - - 67.412.006.333

Instrumen tingkat bunga variabelKas dan setara kas 0,10% - 2,00% 76.100.064.726 - - 76.100.064.726

Jumlah 305.201.757.857 - - 305.201.757.857

Liabilitas Keuangan Tanpa bunga

Utang usaha - 55.333.507.594 - - 55.333.507.594Beban akrual - 124.299.474.418 - - 124.299.474.418Utang bonus dan tantiem - 3.000.000.000 - - 3.000.000.000Utang lain-lain - 8.267.201.937 - - 8.267.201.937

Instrumen tingkat bunga variableUtang bank 10,75% 6.161.250.000 16.209.375.000 5.914.800.000 28.285.425.000Liabilitas sewa pembiayaan 5,06% 27.145.594.075 131.724.316.500 100.194.217.581 259.064.128.156

Jumlah 168.873.520.430 147.933.691.500 106.109.017.581 422.916.229.511

31 Desember 2015

Page 170: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 50 -

Tingkat bunga Tiga bulanefektif rata-rata Kurang dari sampai dengan Diatas

tertimbang tiga bulan satu tahun satu tahun Jumlah% Rp Rp Rp Rp

Aset KeuanganTanpa bunga

Kas dan setara kas - 837.752.767 - - 837.752.767 Piutang usaha - 90.681.774.860 37.812.029.588 - 128.493.804.448 Piutang lain-lain - - 1.997.039.361 - 1.997.039.361 Pendapatan yang masih

harus diterima - 104.611.178.731 - - 104.611.178.731

Instrumen tingkat bunga variabelKas dan setara kas 0,10% - 2,00% 49.611.074.375 - - 49.611.074.375

Jumlah 245.741.780.733 39.809.068.949 - 285.550.849.682

Liabilitas KeuanganTanpa bunga

Utang usaha - 21.751.611.809 22.734.994.723 7.789.304.467 52.275.910.999Beban akrual - 128.761.243.170 - - 128.761.243.170Utang bonus dan tantiem - 1.500.000.000 - - 1.500.000.000Utang lain-lain - - 8.459.888.361 - 8.459.888.361

Instrumen tingkat bunga variableUtang bank 10,75% 6.161.250.000 19.451.250.000 28.341.750.000 53.954.250.000

136.422.493.170 27.911.138.361 28.341.750.000 192.675.381.531

31 Desember 2014

v. Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan potensi timbulnya kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan akibat ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, sumber daya manusia, sistem teknologi yang mempengaruhi operasional perusahaan. Risiko operasional yang dihadapi dalam aktivitas dan transaksi yang dilakukan oleh unit-unit kerja dalam bentuk: 1) Risiko Sumber Daya Manusia

Kerugian yang ditimbulkan oleh inkompetensi, turn over, lack of risk awareness, indisipliner, kelalaian atau tindakan yang dilakukan tanpa kewenangan yang sah oleh pegawai, kurangnya jumlah karyawan, kurangnya pengembangan karyawan, rendahnya moral karyawan, human error, pelanggaran etika personal.

2) Risiko Proses dan Prosedur

Kerugian yang diakibatkan oleh ketidakcukupan proses, kesalahan penerapan proses dan prosedur, atau kelemahan pelaksanaan kontrol dalam proses dan prosedur transaksi atau aktifitas.

3) Risiko Sistem dan Teknologi

Kerugian akibat kerusakan sistem, kesalahan program, kesalahan informasi dan kesalahan komunikasi yang disebabkan oleh faktor internal yang berhubungan dengan penerapan/aplikasi teknologi, kegagalan peralatan, dan lain-lain.

vi. Risiko Hukum

Risiko hukum merupakan potensi timbulnya kerugian yang diakibatkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, baik dalam bentuk adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundangan yang mendukung suatu aktifitas atau transaksi, atau kelemahan perikatan yang dilakukan.

vii. Risiko Reputasi

Risiko reputasi merupakan potensi timbulnya kerugian, baik langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan atau persepsi negatif terhadap Perusahaan.

Page 171: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 50 -

Tingkat bunga Tiga bulanefektif rata-rata Kurang dari sampai dengan Diatas

tertimbang tiga bulan satu tahun satu tahun Jumlah% Rp Rp Rp Rp

Aset KeuanganTanpa bunga

Kas dan setara kas - 837.752.767 - - 837.752.767 Piutang usaha - 90.681.774.860 37.812.029.588 - 128.493.804.448 Piutang lain-lain - - 1.997.039.361 - 1.997.039.361 Pendapatan yang masih

harus diterima - 104.611.178.731 - - 104.611.178.731

Instrumen tingkat bunga variabelKas dan setara kas 0,10% - 2,00% 49.611.074.375 - - 49.611.074.375

Jumlah 245.741.780.733 39.809.068.949 - 285.550.849.682

Liabilitas KeuanganTanpa bunga

Utang usaha - 21.751.611.809 22.734.994.723 7.789.304.467 52.275.910.999Beban akrual - 128.761.243.170 - - 128.761.243.170Utang bonus dan tantiem - 1.500.000.000 - - 1.500.000.000Utang lain-lain - - 8.459.888.361 - 8.459.888.361

Instrumen tingkat bunga variableUtang bank 10,75% 6.161.250.000 19.451.250.000 28.341.750.000 53.954.250.000

136.422.493.170 27.911.138.361 28.341.750.000 192.675.381.531

31 Desember 2014

v. Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan potensi timbulnya kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan akibat ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, sumber daya manusia, sistem teknologi yang mempengaruhi operasional perusahaan. Risiko operasional yang dihadapi dalam aktivitas dan transaksi yang dilakukan oleh unit-unit kerja dalam bentuk: 1) Risiko Sumber Daya Manusia

Kerugian yang ditimbulkan oleh inkompetensi, turn over, lack of risk awareness, indisipliner, kelalaian atau tindakan yang dilakukan tanpa kewenangan yang sah oleh pegawai, kurangnya jumlah karyawan, kurangnya pengembangan karyawan, rendahnya moral karyawan, human error, pelanggaran etika personal.

2) Risiko Proses dan Prosedur

Kerugian yang diakibatkan oleh ketidakcukupan proses, kesalahan penerapan proses dan prosedur, atau kelemahan pelaksanaan kontrol dalam proses dan prosedur transaksi atau aktifitas.

3) Risiko Sistem dan Teknologi

Kerugian akibat kerusakan sistem, kesalahan program, kesalahan informasi dan kesalahan komunikasi yang disebabkan oleh faktor internal yang berhubungan dengan penerapan/aplikasi teknologi, kegagalan peralatan, dan lain-lain.

vi. Risiko Hukum

Risiko hukum merupakan potensi timbulnya kerugian yang diakibatkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, baik dalam bentuk adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundangan yang mendukung suatu aktifitas atau transaksi, atau kelemahan perikatan yang dilakukan.

vii. Risiko Reputasi

Risiko reputasi merupakan potensi timbulnya kerugian, baik langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan atau persepsi negatif terhadap Perusahaan.

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 51 -

viii. Risiko Strategis Risiko strategis merupakan potensi timbulnya kerugian, baik langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Perusahaan yang tidak tepat atau kurang responsifnya Perusahaan terhadap perubahan eksternal.

1) Kerugian yang terjadi akibat penetapan maupun pelaksanaan keputusan yang

menyimpang dari arah yang ditetapkan dalam RJPP maupun RKAP. 2) Kerugian yang terjadi akibat keterlambatan Perusahaan dalam merespon perubahan-

perubahan eksternal yang menjadi asumsi penyusunan dan berpengaruh terhadap keberhasilan realisasi RJPP dan RKAP

3) Peran ganda pemegang saham sebagai owner sekaligus competitor yang berdampak pada risiko persaingan bisnis maupun pengambil alihan bisnis operasi Perusahaan.

4) Dampak pemberlakuan undang-undang baru yang berpengaruh kepada kelangsungan bisnis Perusahaan (Undang-Undang Air Traffic Services).

ix. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan potensi timbulnya kerugian, baik langsung maupun tidak langsung, yang diakibatkan oleh tidak dipatuhinya atau tidak dilaksankannya peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku.

1) Ketidakmampuan untuk memenuhi dan melaksanakan ketentuan tentang Rencana Kerja

Anggaran Perusahaan (RKAP). 2) Ketidakmampuan untuk memenuhi dan melaksanakan ketentuan tentang Undang-

Undang Jasa Kebandarudaraan. 3) Ketidakpatuhan risk taking unit dan/atau unit operasional terhadap kebijakan yang telah

ditetapkan manajemen di dalam menjalankan transaksi-transaksi Perusahaan. 4) Ketidakmampuan untuk memenuhi dan melaksanakan ketentuan lain yang berlaku atas

Perusahan. c. Pengukuran nilai wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Kecuali sebagaimana tercantum dalam tabel berikut, direksi menganggap bahwa nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya.

Nilai tercatat Nilai wajarRp Rp

Liabilitas sewa pembiayaan 202.665.963.191 259.064.128.156

2015

Hirarki Nilai Wajar per 31 Desember 2015

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3Rp Rp Rp

Liabilitas sewa pembiayaan - √ -

Page 172: 2015 Gapura di 2015 - Gapura Angkasa Official Website · pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura

PT. GAPURA ANGKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan

- 52 -

Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut: Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan syarat dan kondisi standar dan

diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada harga pasar. Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan

menggunakan teknik penilaian, dimana nilai kini dari arus kas masa depan yang diestimasi dan didiskontokan diukur berdasarkan kurva yield yang berasal dari suku bunga kuotasi yang telah mempertimbangkan penggunaan secara maksimal data pasar yang diobservasi.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya (tidak termasuk yang dijelaskan di

atas) ditentukan sesuai dengan model penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisis discounted cash flow menggunakan harga dari transaksi pasar yang dapat diamati saat ini dan kutipan dealer untuk instrumen sejenis

Secara khusus, asumsi signifikan yang digunakan dalam menentukan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan ditetapkan di bawah ini: Liabilitas sewa pembiayaan Nilai wajar liabilitas sewa pembiayaan ditentukan sesuai dengan model penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisis discounted cash flow menggunakan harga dari transaksi pasar yang dapat diamati saat ini dan kutipan dealer untuk instrumen sejenis. Nilai wajar dari liabilitas sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2015 diperkirakan dengan menggunakan tingkat bunga 5,06%.

36. TRANSAKSI NON KAS

Pada tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan melakukan transaksi investasi yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas dan tidak termasuk dalam laporan arus kas.

2015 2014Rp Rp

Penambahan aset tetap atas surplusrevaluasi (Catatan 12) 4.195.000.000 39.016.172.900

Penambahan aset tetap melaluiutang sewa 202.665.963.191 -

37. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan dari halaman 3 sampai 52 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 12 Februari 2016.

*********