TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA...

131
TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS DALAM PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT. GAPURA ANGKASA SKRIPSI Oleh: NADIA KARIMA E1A011033 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2015

Transcript of TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA...

Page 1: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

i

TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS DALAM

PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.

GAPURA ANGKASA

SKRIPSI

Oleh:

NADIA KARIMA

E1A011033

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2015

Page 2: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

ii

Page 3: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : NADIA KARIMA

NIM : E1A011033

JUDUL SKRIPSI :TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN

KOMISARIS DALAM PENERAPAN PRINSIP GOOD

CORPORATE GOVERNANCE PADA PT. GAPURA

ANGKASA

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah benar asli karya saya

sendiri, tidak menjiplak hasil karya orang lain dan semua sumber data serta

informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa

kebenarannya.

Apabila di kemudian hari terbukti saya melakukan pelanggaran

sebagaimana tersebut diatas, maka saya bersedia menerima sanksi termasuk

pencabutan gelar sarjana yang telah saya peroleh.

Page 4: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

iv

ABSTRAK

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku

kegiatan ekonomi nasional, sehingga pengelolaannya harus dilaksanakan secara

efisien dan berkelanjutan agar tujuan dari BUMN tersebut dapat dicapai secara

maksimal. Good Corporate Governance merupakan upaya yang dilakukan oleh

BUMN dalam mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya

saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu

mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan. Dewan Komisaris

sebagai salah satu organ BUMN memiliki peran penting dalam melaksanakan

Good Corporate Governance, terlebih lagi setelah terjadinya white collar crime

dalam beberapa BUMN yang melibatkan pimpinan perusahaan. Di Indonesia,

peningkatan kebutuhan Tata Kelola Perusahaan yang Baik semakin terasa setelah

terjadinya krisis sejak tahun 1997. Diduga bahwa salah satu penyebab terjadinya

krisis di Indonesia adalah lemahnya pengawasan yang dilakukan terhadap Direksi

perusahaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab Dewan Komisaris.

Penelitian ini disusun menggunakan metode pendekatan yuridis normatif

dengan menggambarkan suatu objek atau peristiwa. Data yang digunakan adalah

data sekunder berupa buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan,

dokumen resmi, dan situs-situs internet dengan cara studi pustaka, yaitu dengan

menginventarisasi data-data tersebut yang kemudian disajikan dalam bentuk

uraian sistematis. Data-data yang diperoleh dianalisa dan dijabarkan berdasarkan

norma hukum yang berkaitan dengan objek penelitian.

Tulisan ini mengkaji mengenai penerapan prinsip yang ada dalam Good

Corporate Governance pada PT. Gapura Angkasa yang dilaksanakan oleh Dewan

Komisaris melalui Laporan Hasil Assesment Penerapan Good Corporate

Governance pada Tahun 2011 yang nantinya dianalisis dengan Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2003 tentang BUMN, dan Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER-

01/MBU/2011 serta nantinya akan terlihat mengenai tanggung jawab hukum yang

diterapkan oleh Dewan Komisaris pada PT. Gapura Angkasa.

Kata Kunci : Tanggung Jawab Hukum Dewan Komisaris, Good Corporate

Governance, PT. Gapura Angkasa

Page 5: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

v

ABSTRACT

State Owned Enterprises (SOE) is one of the principals of national

economic activity, so that the management should be carried out in an efficient

and sustainable for the purpose of state-owned enterprises can be achieved

optimally. Good Corporate Governance is an effort made by SOE in order to

optimize the value of state-owned enterprises company has strong

competitiveness, nationally and internationally, so as to maintain its existence and

sustainable living. Board of Commisioners as one of the organs of state-owned

companies have an important role in implementing the Good Corporate

Governance, especially after the occurrence of white collar crime in some state

enterprises involving the leadership of the company. In Indonesia, the increasing

needs of Good Corporate Governance increasingly felt the aftermath of the crisis

since 1997. It was alleged that one of the causes of the crisis in Indonesia is weak

oversight of the Board of Directors of the company that is supposed to be the

responsibility of the board of commissioners.

The research, by using the method of the normative yuridis to describe

the object or event. A secondary of the data used in the scientific literature,

regulation, document, officially and the sites on the internet, in a library

thoroughly with the data which was presented in the form of a systematic

description. Elaborated by data analysis based on the norms and laws related to

the object of study.

This writing assessing regarding the application of the principle of

existing in Good Corporate Governance in PT. Gapura Angkasa that have been

carried out by the board of commissioners through assessment reports on the

results of the implementation of Good Corporate Governance in 2011 which will

analyzed by way of an act Number 40 Of 2007 on limited liability company , the

law number 19 year 2003 on soe , and the Minister of SOE Number: PER-01/

MBU/2011 and will be visible regarding the responsibility of the law applied by

the board of commissioners on PT. Gapura Angkasa.

Key Words:Legal Responsibility of Board Commissioners, Good Corporate

Governance, PT. Gapura Angkasa

Page 6: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu

Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menjalankan proses untuk membuat skripsi

(tugas akhir) pada akhir studi di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

dengan Judul : “ Tanggung Jawab Hukum Dewan Komisaris dalam

Penerapan Prinsip Good Corpoarte Governance Pada PT. Gapura Angkasa “

dengan semaksimal mungkin. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum. Penulis sadar bahwa pada penulisan skripsi ini

tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan ,baik secara moril maupum

materiil, baik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur

dengan segala hormat, penulis menyampaikan banyak terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Angkasa, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman;

2. Bapak Satrio Saptohadi, S.H., M.H selaku Ketua Komisi Skripsi Fakultas

Hukum Universitas Jenderal Soedirman;

3. Bapak Agus Mardianto, S.H., M.H selaku Ketua Bagian Hukum

Keperdataan di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman;

4. Bapak Sukirman, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 atas

segala ilmu, petunjuk, pengarahan, bimbingan, nasihat, perhatian, dan

semangat yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis selalu

terpacu untuk bangkit dan berpikir lebih baik hingga selesainya skripsi ini;

5. Bapak Sutoyo, S.H., M.H selaku Dosen Pembimbing Skripsi 2 atas segala

ilmu, petunjuk, pengarahan, bimbingan, nasihat, perhatian, dan semangat

yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis selalu terpacu untuk

bangkit dan berpikir lebih baik hingga selesainya skripsi ini;

Page 7: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

vii

6. Ibu Hj. Krishnoe Kartika S.H., M.Hum selaku Dosen Penguji atas segala

ilmu, petunjuk, pengarahan, bimbingan, nasihat, perhatian, dan semangat

yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis selalu terpacu untuk

bangkit dan berpikir lebih baik hingga selesainya skripsi ini;

7. Ibu Rohani Urip Salami, S.H., Ms selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan pengarahan, motivasi dan nasihat-nasihat kepada

penulis selama berproses dari awal di Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman;

8. Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan Civitas Akademika Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman;

9. Orang tua tersayang H. Ucu S.E. Ak., MM dan Hj. Tuti Irawati S.H.,

Kaka tercinta Dinna Nurdinnah Islamiah S.H., Adik terkasih Anwar

Hafidz A, dan Sofia Mardiah H. Atas doa dan dukungan baik moril

maupun materiil;

10. Prabowo Dwi Utomo S.H., atas segala dukungan dan doa serta motivasi di

tiap harinya ketika proses pembuatan skripsi ini, sehingga menjadi

motivasi untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

11. PT. Gapura Angkasa yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini;

12. Sahabat-sahabat bermain, belajar, dan berdiskusi dari awal hingga akhir

pendidikan di Fakultas Hukum ini “ Mangs” , yakni Nurma Rosiana,

Shenda Rahmania, Zhara Syahidatya, Lorria Yolanda, Diva Yovita,

Bahtiar Putra, Andrewnov M, M.Yulian Akbar, Yulian Setianing, Elan

Katrida, Rizky Kurnia Sani, Joshua Sihombing, Aldoni, dan Yamo fozu

atas segala doa dan semangatnya serta telah menjadi teman belajar

kelompok yang selalu membantu dalam segala hal;

13. Keluarga Besar Asian Law Students Assosiation (ALSA) Local Chapter

Universitas Jenderal Soedirman dalam periode kepengurusan 2012-2013

dan 2013-2014, Demisioner, dan anggota ALSA LC Unsoed;

14. Keluarga Besar Asian Law Students Assosiation (ALSA) National Chapter

Indonesia;

Page 8: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

viii

15. Keluarga di Griya Kusuma, Devina Putri Amadea, Rissa Putri, Muthia

Sabrina, Prilliani, Amindah Melinda, Eno, Milla, Tiara, Anisa, Anisa R,

Rima, dan Putri Saraswati terimakasih telah menjadi teman serumah

selama 3 tahun;

16. Keluarga di Wisma Sinatria Ibu dan Bapak Suseno, Farha, Eka, Nadwa,

Ellyn, Admira, Ninis, Dena, Shinta, Ka Maya, Ka Neno, Wiena,

Shambrina, Wulan, Olva, Dhini, Maria, Intan, Demis, Rani, Vinny, Jupe,

Ka Prili, Erlyn, Ka Dini, Audita, Ka Shereen, Diah, Syifa K, Ririn, Nilam,

Aira, Raisa, Mega, Rahma, Ka Prima serta Syifa atas segala kehangatan

kekeluargaan selama 6 bulan namun terasa bertahun tahun;

17. Teman-Teman PLKH Pidana, Perdata dan PTUN;

18. Teman-Teman KKN Unsoed 2014 Periode Bulan Juli-Agustus Desa

Prembun, Tambak Rieska, Adit, Endi, Rine, Fuji, Icha, dan Abner;

19. Teman-Teman Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Kelas A

Tahun Angkatan 2011 dan seluruh teman teman Universitas Jenderal

Soedirman;

20. Semua Pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis memohon maaf kepada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam

penulisan skripsi ini. Skripsi ini hanyalah hasil karya manusia yang memiliki

banyak kekurangan, adanya kritik dan masukan demi kesempurnaan skripsi

ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun pihak lain

yang membutuhkan. Amin.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Page 9: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

ABSTRACT ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 8

D. Kegunaan Penelitian........................................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perseroan Terbatas (PT) .................................................... 11

1. Pengertian Perseroan Terbatas (PT) ............................ 12

2. Pendirian Perseroan Terbatas (PT) .............................. 13

3. Modal Perseroan Terbatas (PT) ................................... 17

4. Organ Perseroan Terbatas (PT) ................................... 19

B. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ................................ 25

1. Sumber Hukum dan Pengertian BUMN ...................... 25

2. Kepengurusan dan Pengawasan BUMN ..................... 29

3. Bentuk-Bentuk BUMN ................................................ 30

Page 10: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

x

C. Good Corporate Governance (GCG) ................................ 34

1. Sejarah Good Corporate Governance (GCG) ............. 34

2. Pengertian Good Corporate Governance (GCG) ........ 41

3. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) . 47

4. Tujuan Good Corporate Governance (GCG) ............. 62

5. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) ........ 63

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan .................................................... 70

B. Spesifikasi Penelitian ................................................. 70

C. Lokasi Penelitian ........................................................ 71

D. Sumber Data ............................................................... 71

E. Metode Pengumpulan Data ........................................ 72

F. Metode Penyajian Data .............................................. 73

G. Metode Analisis Data ................................................. 74

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................... 75

B. Pembahasan ................................................................ 98

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 117

B. Saran ........................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 Pasal 33 ayat (4) yang menyatakan bahwa

“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”

Hal tersebut bermakna bahwa perekonomian nasional yang

diperankan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus didasarkan

pada demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta

dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. Salah

satu usaha pemerintah dalam menjalankan prinsip tersebut adalah dengan

mewajibkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menerapkan

Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan berkelanjutan

dengan berpedoman pada Peraturan Menteri yang ada dengan tetap

memperhatikan ketentuan, dan norma yang berlaku serta anggaran dasar

BUMN.

Pengertian BUMN berdasarkan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara(selanjutnya

disingkat menjadi UU BUMN) adalah :

Page 12: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

2

“Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN

adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.”

BUMN mempunyai peranan yang sangat penting dalam

penyelenggaraan perekonomian nasional karena bertujuan untuk

mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Hal tersebut

dikarenakan BUMN berperan dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh

sektor perekonomian nasional, yaitu pertanian, perikanan, perkebunan,

kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, posdan telekumunikasi,

transportasi, listrik, industri dan perdagangan serta konstruksi.1

Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 33 ayat (4) Undang-

Undang Dasar 1945 Pemerintah mewajibkan BUMN untuk menerapkan

semua prinsip Good Corporate Governance, hal ini pun membantu dalam

proses manajerial sebuah perusahaan. PT. Gapura Angkasa yang

merupakan anak perusahaan dari PT. Angkasa Pura I, PT. Angkasa Pura

II, dan PT. Garuda Indonesia yang bergerak dalam bidang grown

handling, memiliki kewajiban dalam menerapkan prinsip tersebut.

Walaupun secara tegas PT. Gapura Angkasa bukanlah BUMN namun

karena perusahaan ini merupakan anak perusahaan BUMN maka PT.

Gapura Angkasa tetap berpedoman pada Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2003 tentang BUMN. Terlebih lagi perusahaan ini menyangkut

1Daftar BUMN,di unduh dari http://www.bumn.go.id/daftar-bumn/, diakses pada, tanggal

14 September 2014

Page 13: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

3

keselamatan para pengguna jasa dunia penerbangan. Sehingga penerapan

prinsip ini sangat diperlukan demi kemajuan perusahaan PT. Gapura

Angkasa dan adanya pengawasan dari pemerintah dalam hal penerapan

prinsip tersebut pada perusahaan PT. Gapura Angkasa.

Saat ini prinsip Good Corporate Governance telah menjadi acuan

oleh negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia. Prinsip-prinsip

tersebut diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan

dengan tetap memperhatikan pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam era globalisasi saat ini, Good Corporate Governance mutlak

perlu untuk dilaksanakan dengan disiplin baik, agar tercapai tujuan yang

diinginkan. Good Corporate Governance merupakan kebutuhan dalam

perusahaan, bukan suatu hal yang menakutkan bagi pegawai maupun

pengusaha. Kesadaran dan itikad baik sangat penting bagi laju investasi.

Rendahnya tingkat kesadaran akan perlunya penerapan Good Corporate

Governance, mengakibatkan tingginya risiko untuk berinvestasi di

Indonesia. Kepercayaan investor dan iklim yang kondusif patut disiapkan

demi investasi yang manguntungkan bagi masa depan Indonesia.2

Kegagalan perusahaan berskala besar,skandal-skandal keuangan dan

krisis-krisis ekonomi di berbagai negara, telah memusatkan perhatian

kepada pentingnya tata kelola perusahaan (corporate governance).

Kebijakan lembaga keuangan berskala besar dalam pendanaan

perusahaan-perusahaan melalui pinjaman atau pemberian modal

2 Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal 42

Page 14: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

4

perusahaan,mulai memasukan syarat-syarat pelaksanaan corporate

governance pada perusahaan-perusahaan.3

Suatu penelitian oleh Mc.Kinsey dan Company memberi indikasi

bahwa para manajer dana di Asia akan membayar 26-30% lebih untuk

saham-saham perusahaan yang corporate governance-nya baik dari pada

untuk saham-saham perusahaan yang corporate governance-nya

meragukan.Semua ini berarti bahwa negara-negara dan perusahaan-

perusahaan yang memiliki corporate governance yang baik akan

mempunyai akses yang lebih baik terhadap sumber dana internasional

dibandingkan mereka yang tidak mempunyai corporate governance yang

baik.4

Di Indonesia, kepemilikan perusahaan yang terdaftar di bursa saham

sangat terpusat, dan presentase manajer yang termasuk dalam grup

pengendali juga sangat tinggi. Hal ini pada hakikatnya merupakan ciri

khas bagi suatu sektor usaha yang sedang berkembang serta pasar modal

yang dalam pertumbuhan. Akan tetapi, sementara ekonomi dan

perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak canggung lagi dan semakin

berbaur dengan ekonomi dunia untuk pembiayaan pinjaman dan

permodalan mereka serta pembelian dan penjualan produk-produknya,

perhatian terhadap standar corporate governance yang disepakati di

3 Adrian Sutedi, Good Corporate Governance, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal 4

4 Loc.cit

Page 15: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

5

tingkat internasional merupakan keharusan bagi Indonesia untuk

menerapkannya.5

Konsentrasi kepemilikan ini menimbulkan resiko dalam corporate

governance. Melalui kepemilikan mayoritas didalam BUMN, pemerintah

juga merupakan pelaku utama didalam ekonomi Indonesia. Sementara

beberapa dari BUMN yang besar dan dikelola dengan baik telah dengan

sukses go public, beberapa yang lainnya masih berusaha keras

memperbaiki performance usaha yang buruk yang digambarkan oleh

rendahnya tingkat keuntungan, operasi usaha yang tidak fokus, tidak

memiliki orientasi pasar dan konsumen, produktifitas yang rendah dan

tingkat pengembalian aset yang rendah.6

Pemerintah memegang peranan penting yang mendukung dengan

menerbitkan dan memberlakukan pengaturan yang memadai misalnya

tentang pendaftaran perusahaan, pengungkapan data keuangan perusahaan

serta peraturan-peraturan tentang tanggung jawab Dewan Komisaris.

Namun perusahaan memegang tanggung jawab utama untuk

melaksanakan sistem corporate governance yang baik didalam

perusahaannya. Perusahaan harus menyadari bahwa sistem corporate

governance yang baik sangat berarti bagi kepentingan-kepentingan

pemegang saham, finansir (penyandang dana), karyawan, serta untuk

perusahaan itu sendiri. Perusahaan-perusahaan harus mengantisipasi

pemberlakuan yang lebih tegas dari peraturan perundang-undangan yang

5Ibid, hal.5

6Loc.cit

Page 16: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

6

ada, mengantisipasi pemberlakuan peraturan perundang-undangan yang

baru, serta mengantisipasi pengawasan masyarakat yang semakin tajam

terhadap tindakan dan langkah yang diambil perusahaan-perusahaan

tersebut. 7

Berdasarkan keyakinan-keyakinan di atas itulah maka tidak

mengherankan jika selama dasawarsa 1990-an, tuntutan terhadap

penerapan Good Corporate Governance secara konsisten dan

komperhensif datang secara beruntun. Mereka menyarankan, di antaranya

adalah berbagai lembaga investasi baik domestik maupun mancanegara,

termasuk institusi sekaliber World Bank, IMF, OECD, dan APEC. Dengan

melontarkan beberapa prinsip umum dalam Good Corporate Governance,

seperti transparency, accountability, responsibility, independency, dan

fairness. Dengan demikian, penerapan Good Corporate Governance

diyakini akan menolong perusahaan dan perekonomian Negara yang

sedang tertimpa krisis menjadi bangkit menuju kearah yang lebih sehat,

maju, mampu berdaya saing, dikelola secara dinamis serta professional.

Yang dapat berdampak positif bagi perusahaan seperti halnya pulihnya

kepercayaan investor.8

Selain itu, sistem corporate governance yang baik memberikan

perlindungan efektif kepada para pihak kreditur, sehingga mereka bisa

meyakinkan dirinya akan memperoleh kembali investasinya dengan wajar

7Ibid, hal.8

8Violetta Jingga Tadikapury, Penerapan Good Corporate Governance pada Bank X TBK

Kanwil X, Universitas Hassanudin, Makassar, 2011, hal. 16

Page 17: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

7

dan bernilai tinggi. Suatu sistem corporate governance yang efektif

seharusnya mampu mengatur kewenangan dewan komisaris, yang bertujuan

dapat menahan pengurus perusahaan untuk tidak menyalahgunakan

kewenangan tersebut dan untuk memastikan bahwa pengurus perusahaan

bekerja semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Corporate governance

memusatkan perhatian pada isu fundamental yang akan berguna untuk

menilai kinerja pengurus perusahaan berdasarkan kepentingan pemegang

saham.9

Dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, yang tercermin dalam

bentuk meningkatnya kinerja (high performance) serta citra perusahaan

(good corporate image), Good Corporate Governance merupakan salah satu

cara yang ditempuh oleh PT.Gapura Angkasa sebagai landasan operasional

kegiatan usaha perusahaan. Cara tersebut diterapkan oleh para organ

perseroan maupun organ pendukung dalam PT. Gapura Angkasa, seperti

Pemegang Saham/RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi. Masing-masing

organ tersebut memiliki peran yang berbeda.

Dewan Komisaris memiliki peran penting dalam penerapan Good

Corporate Governance. Peran ini semakin penting setelah terjadinya

beberapa White Collar Crime yang melibatkan pimpinan perusahaan pada

jenjang tertinggi. Di Indonesia, peningkatan kebutuhan Good Corporate

Governance semakin terasa setelah terjadinya krisis di Indonesia adalah

9 Christie Dwi Karya Susilawati, Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good

Corporate Governance Yang Efektif, Universitas Maranatha, Bandung, 2013, hal.2

Page 18: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

8

lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris. Bahkan,

karena lemahnya peraturan yang ada, misalnya karena tidak adanya

ketentuan mengenai harus adanya anggota komisaris independen, Dewan

Komisaris tidak saja kurang efektif, melainkan juga turut berperan dalam

pengambilan keputusan yang tidak selalu memperhatikan kepentingan

perusahaan, Pemegang Saham, dan pemangku kepentingan lainnya

termasuk masyarakat luas.10

Uraian tersebut memberikan penjelasan, betapa strategisnya peran

Dewan Komisaris dalam penerapan Good Corporate Governance, hal

tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti tanggungjawab hukum

yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dalam menerapkan Good

Corporate Governance pada PT. Gapura Angkasa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik perumusan

masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah tanggung jawab hukum Dewan Komisaris dalam

penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT. Gapura

Angkasa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

dilakukan bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip Good Corporate

10

Ronny Kusumo Muntoro, Membangun Dewan Komisaris yang Efektif, tersedia di

website http://lmfeui.com/data/mui_Membangun%20DewanRonny%20K%20Muntoro.pdf,

diakses pada tanggal 12 Desember 2014

Page 19: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

9

Governance yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan tanggung jawab

hukumnya dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance pada

PT. Gapura Angkasa

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

dalam upaya perkembangan Ilmu hukum pada umumnya dan

pengetahuan secara mendalam perihal Hukum Perusahaan, serta

memberikan pengetahuan mengenai tanggung jawab Dewan

Komisaris dalam suatu perusahaan khususnya dalam penerapan

prinsip Good Corporate Governannce.

b. Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat digunakan sebagai

referensi bagi kepentingan akademis dan sebagai tambahan bahan

kepustakaan bagi yang memerlukannya, khususnya bagi yang

berminat meneliti tanggung jawab hukum dewan komisaris dalam

suatu perusahaan.

2. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

informasi penelitian dan menambah khasanah ilmu pengetahuan

mengenai tanggung jawab hukum dewan komisaris dalam suatu

perusahaan khususnya dalam penerapan prinsip Good Corporate

Governannce.

Page 20: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

10

b. Hasil penelitian diharapkan pula dapat bermanfaat sebagai suatu

masukan ataupun pendapat dalam rangka penerapan hukum

mengenai kewajiban perusahaan dalam menerapkan prinsip Good

Corporate Governannce serta mengenai tanggung jawab hukum

dewan komisaris dalam suatu perusahaan khususnya dalam

penerapan prinsip Good Corporate Governannce.

Page 21: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perseroan Terbatas

1. Pengertian Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang

dibagi atas saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham

terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya.11

Istilah perseroan

menunjuk pada cara penentuan modal dan istilah terbatas menunjuk

pada batas tanggung jawab sekutu. Perseroan Terbatas adalah suatu

bentuk usaha yang berbadan hukum, yang pada awalnya dikenal dengan

nama Naamloze Vennootschaap (NY).12

Sebenarnya, arti istilah Naamloze Vennootschaap tidak sama

dengan arti istilah perseroan terbatas. Naamloze Vennootschaap,

diartikan sebagai persekutuan tanpa nama dan tidak mempergunakan

nama orang sebagai nama persekutuan, seperti firma, melainkan nama

usaha yang menjadi tujuan dari perusahaan yang bersangkutan.

Sedangkan perseroan terbatas adalah persekutuan yang modalnya

terdiri atas saham-saham, dan tanggung jawab persero bersifat terbatas

pada jumlah nominal daripada istlah Naamloze Vennootschaap, sebab

arti istilah “perseroan terbatas” lebih jelas dan tepat menggambarkan

11

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, PT.Citra Aditya

Bakti 1993, hal.7 12

Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis : Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta,

PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hal.41

Page 22: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

12

tentang keadaan senyatanya, sedangkan arti istilah Naamloze

Vennootschaap kurang dapat menggambarkan tentang isi dan sifat dari

perseroan terbatas secara tepat. Ada istilah Inggris yang isinya hampir

mendekati istilah perseroan terbatas, yaitu Company Limited by Shares.

Perseroan Terbatas ini di Jerman, Austria dan Swiss disebut

Aktiengensellschaft dan di Prancis disebut Socite Anonyme.13

Pada awalnya, Perseroan Terbatas ini diatur dalam KUHD, yang

kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 dan

diganti kembali menjadi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas. Menurut Pasal 1 Angka (1) Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang

dimaksud dengan Perseroan Terbatas adalah:

“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah

badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta

peraturan pelaksanaannya.

Bila dikaji ketentuan di atas, maka dapat diuraikan bahwa

Perseroan Terbatas harus memenuhi unsur sebagai berikut:14

a) Badan Hukum

Setiap Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang memenuhi

syarat keilmuan sebagai pendukung hak dan kewajiban, antara lain

memiliki harta kekayaan sendiri yang terpisah dari harta kekayaan

pendiri atau pengurusnya, dalam KUHD tidak ada satu pasal pun

yang mengatakan Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, tetapi

dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

13

Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Alumni,

Bandung, 2004, hal.47 14

Zaeni Asyhadie, Op.cit, hal.41

Page 23: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

13

Terbatas secara tegas dinyatakan bahwa Perseroan Terbatas adalah

badan hukum

b) Didirikan berdasarkan Perjanjian

Setiap perseroan didirikan berdasarkan perjanjian (kontrak) artinya,

harus dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih sebagai

pemegang saham, yang sepakat bersama-sama mendirikan suatu

perseroan terbatas yang dibuktikan secara tertulis, tersusun dalam

bentuk anggaran dasar, kemudian dimuat dalam akta pendirian

yang dibuat di hadapan notaris, dan setiap pendiri wajib mengambil

bagian saham pada saat Perseroan Terbatas didirikan oelh satu

orang pemegang saham dan tanpa akta notaris. Ketentuan ini

merupakan asas dalam pendirian perseroan terbatas.

c) Melakukan kegiatan usaha

Setiap perseroan melakukan kegiatan usaha, yaitu kegiatan dalam

bidang bisnis yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan

dan/atau laba. Supaya kegiatan usaha itu sah, maka harus

memperoleh izin dari pihak yang berwenang. Melakukan kegiatan

usaha artinya menjalankan perusahaan, yang sudah tentu

memerlukan modal, yang selanjutnya modal perseroan terbagi atas

saham.

d) Modal Dasar

Setiap Perseroan Terbatas harus mempunyai modal yang seperti

dikemukakan diatas terbagi dalam suatu saham. Modal dasar ini

disebut juga “modal statuter”, yang dalam bahasa inggris disebut

authorized capital. Modal dasar yang merupakan harta kekayaan

perseroan terbatas (badan hukum) yang terpisah dari harta

kekayaan pribadi pendiri, organ perseroan, atau pemegang saham.

e) Memenuhi persyaratan undang-undang

Setiap Perseroan Terbatas harus mermenuhi persyaratan undang-

undang perseroan terbatas dan peraturan pelaksanaannya.

Ketentuan ini menunjukan bahwa undang-undang tersebut

menganut sistem tertutup. Persyaratan yang wajib dipenuhi mulai

dari pendiriannya, beroprasinya dan berakhirnya. Di antara syarat

mutlak yang wajib dipenuhi oleh pendiri adalah adanya akta

pendirian yang harus dibuat didepan notaris dan harus memperoleh

pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM.

2. Pendirian Perseroan Terbatas

Ada lima prosedur yang harus dilalui oleh suatu perseroan, kelima

prosedur tersebut adalah:15

15

Sujud Maargono, HUkum Perusahaan Indonesia, CV. Novindo Pustaka Mandiri,

Jakarta, 2008, hal.27

Page 24: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

14

a. Perbuatan Perjanjian tertulis

Pendirian suatu perseroan harus didirikan oleh dua orang atau lebih

karena suatu perjanjian umumnya memang harus dilakukan oleh

minimal dua orang. Ketentuan ini menunjukan bahwa undang-undang

perseroan menghendaki perseroan sebagai badan hukum harus terdiri

dari minimal dua orang pemegang saham.

b. Pembuatan akta pendirian di depan notaris

Para pendiri yang telah membuat perjanjian itu kemudian menghadap

ke notaris untuk minta dibuatkan akta pendirian perseroan. Sejak akta

pendirian ditanda tangani oleh para pendiri, berdirilah perseroan, dan

hubungan antara para pendiri adalah hubungan kontrak yang belum

(perseroan) memperoleh status badan hukum. Akta pendirian ini

mempunyai fungsi intern, yaitu sebagai aturan main para pendiri saham

dan organ perseroan, dan fungsi ekstern terhadap pihak ketiga sebagai

identitas dan pengaturan tanggung jawab perbuatan hukum yang

dilakukan oleh yang berhak atas nama perseroan.

Menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, akta pendirian memuat anggaran dasar dan

keterangan lain, sekurang-kurangnya:

(1) Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain

berkaitan dengan pendirian Perseroan

(2) Keterangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat

sekurang-kuranngnya:

a) Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat

tinggal, dan kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama,

tempat kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal

Page 25: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

15

keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum dari

pendiri Perseroan;

b) Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat

tinggal, dan kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan

Komisaris yang pertama kali diangkat;

c) Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham,

rincian jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah

ditempatkan dan disetor

(3) Dalam pembuatan akta pendirian pendiri dapat diwakili oleh orang

lain berdasarkan surat kuasa

c. Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM

Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa:

(1) Permohonan untuk memperoleh keputusan menteri sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) harus diajukan kepada Menteri

paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal akta

pendirian ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai

dokumen pendukung.

(2) Ketentuan mengenai dokumen pendukung sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan peraturan menteri

(3) Apabila format isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)

dan keterangan mengenai dokumen pendukung sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) telah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, Menteri langsung menyatakan tidak

keberatan atas permohonan yang bersangkutan secara elektronik.

(4) Apabila format isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)

dan keterangan mengenai dokumen pendukung sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, Menteri langsung memberitahukan

penolakan beserta alasannya kepada pemohon secara elektronik.

(5) Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal

pernyataan tidak berkeberatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), pemohon yang bersangkutan wajib menyampaikan secara fisik

surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung.

(6) Apabila semua perysaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

telah dipenuhi secara lengkap, paling lambat 14 (empat belas) hari,

Menteri menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum

Perseroan yang ditandatangani secara elektronik.

(7) Apabila persyaratan tentang jangka waktu dan kelengkapan

dokumen pendukung sebagaimana dimaskud pada ayat (5) tidak

dipenuhi, Menteri langsung memberitahukan hal tersebut kepada

Page 26: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

16

pemohon secara elektronik, dan pernyataan tidak berkeberatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi gugur.

(8) Dalam hal pernyataan tidak keberatan gugur, pemohon

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat mengajukan kembali

permohonan untuk memperoleh keputusan menteri sebagaimana

dimaksud Pasal 9 ayat (1)

(9) Dalam hal permohonan untuk memperoleh keputusan menteri tidak

diajukan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

akta pendirian menjadi batal sejak lewatnya jangka waktu tersebut

dan Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum bubar

karena hukum dan pemberesannya dilakukan oleh pendiri.

(10) Ketentuan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berlaku juga bagi permohonan pengajuan kembali.

Untuk memperoleh pengesahan, para pendiri atau kuasannya

mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri Hukum dan HAM

dengan melampirkan akta pendirian perseroan. Pengesahan akta

pendirian diberikan dalam jangka waktu 60 hari setelah permohonan

diterima. Perseroan memperoleh status badan hukum setelah adanya

penerbitan akta pendirian yang sudah disahkan oleh Menteri Hukum

dan HAM, dan sejak saat itu suatu Perseroan Terbatas menjadi subjek

hukum. Konsekuensi logisnya, sejak saat itu pula institusi tersebut

dapat mengikatkan diri sebagai suatu pihak dalam perjanjian atau dapat

melakukan perbuatan hukum.

d. Pendaftaran Perseroan

Direksi wajib mendaftarkan dalam daftar perusahaan dengan

memberikan akta pendirian beserta surat pengesahan Menteri Hukum

dan HAM paling lambat 30 hari setelah pengesahan diberikan.

Page 27: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

17

Pendafataran ini wajib dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan setelah

perusahaan mulai menjalankan usahanya.

e. Pengumuman dalam tambahan berita negara

Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas menyatakan bahwa:

(1) Menteri mengumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik

Indonesia:

a) Akta pendirian perseroan beserta keputusan Menteri sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4);

b) Akta petubahan anggaran dasar Perseroan beserta keputusan

Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1);

c) Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima

pemberitahuannya oleh Menteri.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung

sejak tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b atau sejak diterimanya

pemebritahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c.

Para pendiri atau kuasanya membawa akta pendirian, surat

keputusan pengesahan, dan surat tanda pendaftaran dari panitera ke

Kantor Percetakan Negara, status badan hukum Perseroan Terbatas

diperoleh sejak tanggal diumumkannya dalam Berita Negara.16

3. Modal Perseroan Terbatas

Sebagai suatu badan hukum, perseroan Terbatas mempunyai harta

kekayaan yang terpisah dari harta kekayaan pribadi pengurus dan

persero. Harta kekayaan itu terdiri dari benda bergerak dan tidak

bergerak, benda berwujud dan tidak berwujud. Termasuk dalam harta

16

Abdulkadir Muhammad, Ibid, hal.70

Page 28: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

18

kekayaan Perseroan Terbatas adalah modal. Modal ini ada tiga jenis

tingkatannya, yaitu:17

a. Modal perseroan atau modal dasar, yang dicantumkan dalam akta

pendirian sekurang-kurangnya Rp. 50.000.000,-

b. Modal yang ditempatkan/disanggupi, sekurang-kurangnya 25% dari

modal dasar

c. Modal yang disetor, yaitu modal yang secara tunai telah ditempatkan

dalam kas perseroan untuk memulai usaha (modal operasional).

Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas Modal yang

disetorkan paling sedikit adalah sebesar 25% dari Rp. 50.000.000,-

yaitu Rp. 12.500.000,-

Untuk harta kekayaan Perseroan Terbatas menjadi jaminan bagi

kepentingan pemegang saham dan para kreditur. Mereka berhak

mengetahui keadaan sebenarnya harta kekayaan perseroan itu. Pengurus

wajib memberitakan laba-rugi Perseroan Terbatas dengan cara:18

1) Mengumumkannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (ini yang

lazim)

2) Mengirimkan daftar laba-rugi kepada setiap pemegang saham

3) Meletakan daftar laba-rugi di kantor pusat perseroan supaya dapat

dilihat oleh setiap persero dalam jangka waktu tertentu.

Modal Perseroan Terbatas dibagi atas saham-saham, yang dapat

diterbitkan atas nama (op naam), dan atas tunjuk (aan tonder). Saham

atas nama memuat nama pemiliknya dalam saham tersebut. Penugasan

saham atas tunjuk merupakan bukti bagi pemegangnya sebagai orang

yang berhak, kecuali jika dapat dibuktikan sebaliknya sesuai dengan

Pasal 534 KUHD. Setiap saham memuat harga nominal saham. Jual beli

saham dapat terjadi di atas atau di bawah harga nominal, tetapi dapat juga

17

Ibid, hal.71 18

Loc.cit

Page 29: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

19

ditentukan dalam anggaran dasar bahwa saham tidak boleh dijual di

bawah harga nominal. Jual beli saham terjadi di Pasar Modal (bursa

efek). Perusahaan yang berkembang dengan baik dapat menjual

sahamnya kepada masyarakat (go-public). Semakin berkembang suatu

perusahaan, makin semakin tinggi harga sahamnya di pasar modal. Harga

saham di pasar modal disebut kurs (exchange rate).

4. Organ Perseroan Terbatas

a. Rapat Umum Pemegang Saham

Pasal 1 Angka (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, menyatakan bahwa:

“Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut

RUPS, adalah Organ perseroan yang mempunyai wewenang

yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris

dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau

anggaran dasar.”

Organ Perseroan yang tertinggi adalah RUPS. Dalam organ

RUPS inilah arah kebijakan perseroan ditentukan. RUPS mempunyai

wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris.

Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh

keterangan yang berkaitan dengan perseroan dan direksi dan/atau

dewan komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat

dan tidak bertentangan dengan kepentingan perseroan. Ketentuan ini

dimaksudkan dengan hak pemegang saham untuk memperoleh

Page 30: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

20

keterangan berkaitan dengan acara rapat dengan tidak mengurangi hak

pemegang saham untuk mendapat keterangan lainnya.19

b. Direksi

Direksi atau disebut juga sebagai pengurus perseroan adalah alat

perlengkapan perseroan yang melakukan semua kegiatan perseroan

dan mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan.

Dengan demikian, ruang lingkup tugas direksi ialah mengurus

perseroan.20

Pasal 1 Angka (5) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, menyatakan bahwa:

“Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan

bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk

kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan

perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di

luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.”

Berdasarkan pasal tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa

direksi mempunyai tugas yaitu, menjalankan pengurusan perseroan

kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

perseroan.21

Tugas yang melekat pada Direksi tersebut, yaitu

melakukan pengurusan sehari-hari perseroan, membawa akibat hukum

bagi Direksi yaitu, Direksi bertanggung jawab atas pengurusan

19

Soerdjono Dirdjosisworo, Hukum Perusahaan Mengenai Bentuk-Bentuk Perusahaan

Badan Usaha di Indonesia, Bandung, Mandar Maju, 1997, hal. 169 20

Rudhi Prasetya, Perseroan Terbatas: Teori dan Praktik, Jakarta, PT.Sinar Grafika,

2011, hal. 63 21

Cornelius Simanjuntak, Organ Perseroan Terbatas, Jakarta, Sinar Grafika, 2009, hal.38

Page 31: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

21

Perseroan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 97 Ayat (1) Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007.

Di samping itu, Pasal 97 Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 tersebut di atas juga memberikan pedoman kepada direksi agar

di dalam mengurus perseroan selalu berorientasi pada kepentingan dan

tujuan perseroan. Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas

menyatakan, dapat diduga latar belakang adanya ketentuan itu adalah

karena kepentingan perseroan serta tujuan perseroan di satu pihak,

yang suatu saat dapat tidak sejalan dengan kepentingan dan keinginan

pemegang saham. Ketentuan mengenai direksi yang dalam

melaksanakan tugasnya hanyalah untuk kepentingan serta tujuan dari

pada perseroan, rupanya didasarkan pada saham yang oleh sementara

orang disebut sebagai paham intuisi atau pandangan bahwa perseroan

merupakan subjek hukum yang mempunyai fungsi di dalam

masyarakat dan menjadi titik perhatian utama dari kepengurusan

direksi. 22

Demikian pula Pasal 85 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007, yang menegaskan bahwa setiap anggota direksi wajib

dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas

untuk kepentingan usaha perseroan, juga termasuk pada pandangan

paham intuisi yang disebut di atas. Itikad baik direksi untuk

22

Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas,

PT. Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 2009, hal. 63

Page 32: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

22

menjalankan atau mengurus perseroan secara profesional dengan skill

dan tindakan pemeliharaan semuanya dimaksudkan untuk kepentingan

usaha perseroan, termasuk pula kepentingan para pemegang saham.23

Dari uraian diatas dapat diketahui, bahwa tanggung jawab ini

timbul apabila direksi yang memiliki wewenang atau direksi yang

menerima kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan mengurus

perseroan mulai menggunakan wewenangnya. Agar direksi sebagai

orang yang sehari-hari mengurus perseroan dapat mencapai prestasi

yang besar, maka ia harus diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan

sesuatu tugas tertentu yang telah diberikan kepadanya. Idealnya jika

wewenang itu dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawabnya dan

sebaliknya, tanggung jawab harus diberikan sesuai dengan wewenang

yang dimilikinya.24

c. Dewan Komisaris

Pasal 1 Angka (6) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, merumuskan bahwa:

“Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas

melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai

dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.”

23

Ibidt, hal.64 24

Ibid, hal.71

Page 33: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

23

Berdasarkan pasal tersebut, maka dapat diketahui bahwa dewan

komisaris mengemban dua tugas, yaitu mengawasi direksi dan

memberi nasihat kepada direksi perusahaan.25

Komisaris pada umumnya bertugas untuk mengawasi

kebijaksanaan direksi dalam mengurus perseroan serta memberikan

nasihat-nasihat kepada direksi, demikian menurut Pasal 108 Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007. Tugas pengawasan itu bisa

merupakan bentuk pengawasan preventif atau represif.

Pengawasan preventif ialah melakukan tindakan dengan

menjaga sebelumnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

yang akan merugikan perseroan, misalnya untuk beberapa perbuatan

dari direksi yang harus dimintakan persetujuan komisaris, apakah hal

itu sudah dilaksanakan atau belum. Dalam hal ini, komisaris harus

selalu mengawasinya. Sedangkan yang dimaksud dengan pengawasan

represif adalah pengawasan yang dimaksudkan untuk menguji

perbuatan direksi apakah semua perbuatan yang dilakukan itu tidak

menimbulkan kerugian bagi perseroan dan tidak bertentangan dengan

undang-undang dan anggaran dasar. Apakah nasihat-nasihat dari

komisaris sudah diperhatikan betul oleh direksi. Semua ini adalah

pengawasan preventif yang dilakukan oleh komisaris. Selanjutnya,

Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

25

Wahyu Kurniawan, Corporate Governance, Jakarta, PT. Pustaka Utama Grafiti, 2012,

hal.27

Page 34: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

24

memberikan kewajiban kepada komisaris agar dengan itikad baik dan

penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan

usaha perseroan.26

Ditegaskan lebih lanjut bahwa posisi Dewan Komisaris adalah

menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen

dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas disamping sebagai pusat ketahanan dan kesuksesan

perusahaan.27

Pada masa-masa yang silam orang melihat adanya Perseroan itu

tidak lain untuk kepentingan pemegang saham semata-mata. Maka

oleh karena itu dalam pandangan klasik, mereka melihat ketiga organ

perusahaan memiliki jenjang kedudukan dari bawah ke atas

(untergeordnerd). Bahwa kekuasaan itu berpuncak pada RUPS,

dengan Dewan Komisaris berada dibawahnya dan yang selanjutnya

adalah Direksi. Jika Dewan Komisaris dan Direksi mempunyai

kekuasaan, maka kekuasaan itu dianggap tidak lain berasal dari

limpahan RUPS. Karena itu menurut pandangan klasik apa pun yang

diperintahkan oleh RUPS, maka perintah itu mengikat yang harus

dipatuhi oleh Dewan Komisaris dan Direksi.28

26

Agus Budiarto, Op.cit, hal.75 27

Loc.cit 28

Rudhi Prasetya, Op.cit, hal.40

Page 35: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

25

Menurut teori yang mutakhir, adanya perseroan itu bukan

semata-mata untuk kepetingan Pemegang saham. Eksistensi perseroan

berpengaruh terhadap kehidupan para karyawannya, para suppliernya,

para rekan-rekan usahanya, dan masyarakat sekitarnya, atau para

“stakeholdersnya”. Demikian kepentingan perseroan itu bukan

semata-mata untuk kepentingan “shareholders” saja, tetapi untuk para

“stakeholder”.29

Dengan latar belakang tersebut, timbul teori bahwa kedudukan

ketiga organ, yaitu Direksi, Dewan Komisaris dan RUPS itu “sejajar”,

artinya yang satu tidak lebih tinggi dari yang lain. Masing-masing

dengan tugas dan wewenangnya sendiri-sendiri. Maksudnya agar

terjadi adanya check and balance, sebagai jaminan terciptanya

pengelolaan perusahaan yang baik atau Good Corporate

Governance30

B. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

1. Sumber Hukum dan Pengertian BUMN

Pasca reformasi, pengelolaan BUMN diatur dalam ketetapan MPR

Nomor IV/MPR/1999 mengenai: (1) penataan BUMN secara efisien,

transparan, dan profesional; (2) penyehatan BUMN yang berkaitan dengan

kepentingan umum; dan (3) mendorong BUMN yang tidak berkaitan

29

Loc.cit 30

Ibid, hal.41

Page 36: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

26

dengan kepentingan kepentingan umum untuk melakukan privatisasi

dipasar modal. Untuk melakukan TAP MPR tersebut, diterbitkan Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara yang

masih berlaku sampai saat ini, peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini

diatur melalui Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Keputusan

Menteri.31

Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN,

berdasarkan Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah:

“Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN

adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang

berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.”

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar modal BUMN berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan melalui

penyertaan. Kekayaan Negara yang dipisahkan adalah pemisahan

kekayaan negara dari anggaran pendapatan dan belanja negara untuk

dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN.32

Selanjutnya,

pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem anggaran

pendapatan dan belanja negara, namun pembinaan dan pengelolaannya

31

Pamela Beathrice Aritonang, Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan Sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di PT. Bank Negara

Indonesia (PERSERO) TBK Cabang Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto,

2013, hal.51 32

Soedjono Dirdjosisworo, Op.Cit,hal. 151

Page 37: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

27

didasarkan pada prinsip-prinsip yang sehat.33

Modal yang dipidahkan

untuk BUMN bersumber dari:34

a. Anggaran pendapatan dan belanja negara, termasuk pula proyek-

proyek anggaran pendapatan dan belanja negara yang dikelola

oleh BUMN dan/atau piutang negara pada BUMN yang dijadikan

sebagai penyertaan modal negara

b. Kapitalisasi cadangan, yaitu penambahan modal yang disetor

berasal dari cadangan

c. Sumber lainnya, antara lain keuntungan revaluasi aset.

Sementara itu, maksud dan tujuan pendirian BUMN menurut

ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah:

a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian

nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya

b. Mengejar keuntungan

c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan

barang/jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan

hajat hidup orang banyak

d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat

dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi

e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Tujuan pendirian BUMN yang dirumuskan dalam Pasal 2 tersebut,

lebih lengkap dan ideal bila dibandingkan dengan tujuan pendirian

perusahaan negara sebagaimana dahulu diatur dalam Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan

Negara menyebutkan bahwa tujuan perusahaan negara ialah untuk turut

membangun ekonomi nasional sesuai dengan kebutuhan rakyat dan

ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat

33

Loc.Cit 34

Zaeni Asyhadie, Op.Cit, hal. 67

Page 38: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

28

yang adil dan makmur.35

Berdasarkan Pasal tersebut, maka dapat

dikatakan bahwa BUMN sebagai salah satu jenis badan usaha memiliki

tujuan yang keseluruhannya dimaksud untuk pembangunan ekonomi

negara.

BUMN mempunyai fungsi bisnis yaitu sebagai unit ekonomi dan alat

kebijaksanaan pemerintah sebagai agen pembangunan. Sebagai unit

ekonomi, BUMN dituntut untuk mecari keuntungan sebagaimana

perusahaan swasta umumnya. Sedangkan sebagai agen pembangunan,

BUMN dituntut untuk menjalankan misi pemerintahan dengan sebaik-

baiknya. Sehingga setiap BUMN harus menjalankan fungsi tersebut

sekaligus, meskipun dengan bobot yang berbeda antara yang satu dengan

yang lainnya.36

Di Indonesia peranan BUMN kini tidak lagi sebatas pada

pengelolaan sumber daya dan produksi barang-barang yang meliputi hajat

hidup orang banyak, tetapi juga dalam berbagai kegiatan produksi dan

pelayanan yang dilakukan oleh swasta. Beberapa hal pokok yang menjadi

peranan BUMN di Indonesia antara lain:37

a. Perlunya bahan konsumsi masyarakat (public goods) untuk

dikelola pemerintah

b. Pertimbangan efisiensi untuk kegiatan ekonomi berskala besar

c. Pengendalian dampak negatif seperti masalah eksternalitas

Menurut Pandji Anoraga, peranan BUMN di sistem pemerintahan

Indonesia sangatlah besar, BUMN diharapkan dapat berperan baik sebagai

35

Soedjono Dirdjosisworo, Op.cit, hal. 163 36

Ibrahim, BUMN dan Kepentingan Umum, PT. Citra Aditya, Jakarta, 1997, hal.135 37

Ibid, hal.10

Page 39: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

29

perusahaan biasa yang dituntut menghasilkan laba yang sebesar-besarnya

seperti perusahaan swasta maupun sebagai bagian aparatur negara yang

dibebani berbagai penugasan oleh pemerintah, akan tetapi pendapat

Riyanto dalam Pandji Anoraga mengenai fungsi dan peran BUMN

adalah:38

Fungsi dan peranan BUMN di Negara Indonesia sedikit unik yakni

di satu pihak dituntut sebagai badan usaha pengemban kebijaksanaan

dan program-program pemerintahan atau yang dikenal dengan

sebutan sebagai agen pembangunan, dipihak lain harus tetap

berfungsi sebagai unit usaha komersial biasa dan mampu berjalan

dan beroperasi dengan prinsip usaha yang ketat.

2. Kepengurusaan dan Pengawasan BUMN

Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi yang bertanggung jawab

penuh atas pengurusan BUMN, tujuan BUMN, serta mewakili BUMN

baik di dalam maupun di luar pengadilan. Anggota Direksi dalam

melaksanakan tugasnya, harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan

peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance. Pasal 2 Peraturan Menteri Badan Usaha

Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) menyebutkan bahwa BUMN wajib menerapkan

Good Corporate Governance secara konsisten dan berkelanjutan, dengan

berpedoman pada peraturan menteri ini, dan tetap memperhatikan

ketentuan, dan norma yang berlaku serta anggaran dasar BUMN.

38

Pandji Anoraga, BUMN: Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi), Pustaka Jaya,

Jakarta,1995, hal.8

Page 40: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

30

Pengawasan BUMN dilakukan oleh Dewan Komisaris dan dewan

pengawas dalam melakukan tugasnya, komisaris dan dewan pengawas

harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan serta melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance.

Para anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas

dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun

tidak langsung dari kegiatan BUMN selain penghasilan yang sah.

3. Bentuk-Bentuk BUMN

Sebelumnya menurut peraturan perundangan yang lama, yaitu

Undang-Undang Nomor 19 Prp. Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara

dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Perppu

Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk Usaha Negara, BUMN terdiri dari

Perusahaan Jawatan, Perusahaan Umum, dan Perusahaan Perseroan

(Persero).

1) Perusahaan Jawatan

Perusahaan Jawatan adalah perusahaan milik negara yang

dibentuk berdasarkan Indonesische Bedrijvenwet (IBM) Stb. 1927-

419 dengan perubahannya, dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 7 Tahun 1969.39

39

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal.93

Page 41: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

31

Perusahaan jawatan bukan perusahaan perseorangan atau

persekutuan, melainkan perusahaan milik negara, yang berstatus

sebagai pengusaha adalah pemerintah. Perusahaan Jawatan adalah

Badan hukum publik tetapi tidak berdiri sendiri, karena merupakan

bagian dari suatu Departemen, Direktorat Jenderal, Direktorat atau

Pemerintah Daerah. Peraturan Hukum yang berlaku juga di

lingkungan jawatan yang bersagkutan berlaku juga terhadap

Perusahaan Jawatan.

Perusahaan Jawatan bertujuan lebih mengutamakan pelayanan

umum, dari pada kepentingan komersial yang berupa keuntungan atau

laba, walaupun perusahaan jawatan tidak mengutamakan mencari

keuntungan atau laba, cara menjalankan perusahaan yang baik dan

pengelolaan yang bagus tetap diperlukan.

Modal Perusahaan Jawatan adalah bagian dari anggaran belanja

negara yang diperuntukan bagi jawatan yang bersangkutan.

Keuntungan yang diperoleh menjadi bagian dari pendapatan negara,

oleh sebab itu, pengaturan modal dan keuntungan tunduk pada

pengaturan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN).

Perusahaan Jawatan tidak dipimpin oleh Direksi, melainkan oleh

kepala jawatan/direktorat/dinas/kantor pemerintahan dalam mana

perusahaan itu didirikan.

Page 42: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

32

2) Perusahaan Umum (Perum)

Perusahaan Umum adalah perusahaan milik negara yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang No.19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Pengertian

perusahaan milik negara berdasakan Pasal 1 Peraturan Pemerintah

No.19 Tahun 1960:

“Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undangini

yang dimaksud dengan perusahaan negara adalah semua

perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk

seluruhnya merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia,

kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-

Undang.”

Berdasarkan Pasal 1 Angka (4) Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2003 tentang BUMN, merumuskan bahwa:

“Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah

BUMN yang seluruh meodalnya dimiliki negara dan tidak

terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum

berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi

dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip

pengelolaan perusahaan.”

Perusahaan umum bukan perusahaan perseorangan atau

persekutuan, melainkan milik negara, yang berstatus pengusaha

adalah pemerintah. Perusahaan Umum adalah badan hukum publik

yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan. Karena

perusahaan umum adalah milik negara, dan pemerintah berstatus

sebagai pengusaha, maka Perusahaan Umum harus menjalankan

kebijakan pemerintah.

Page 43: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

33

Perusahaan Umum bertujuan lebih mengutamakan mewujudkan

kesejahteraan umum dari pada kepentingan komersial semata.

Artinya, walaupun bertujuan mencari keuntungan atau laba, hal itu

diperuntukan bagi kesejahteraan umum yang merupakan kewajiban

negara terhadap warga negaranya. Sebagai badan hukum, perusahaan

memiliki harta kekayaan sendiri yang berasal dari harta kekayaan

milik negara yang disisihkan.40

3) Perusahaan Perseroan

Perusahaan Perseroan, adalah perusahaan milik negara yang

berbentuk Perseroan Terbatas (PT), seluruh atau sebagian modalnya

dimiliki oleh negara, karena Persero adalah Perseroan Terbatas, maka

semua ketentuan mengenai Perseroan Terbatas dalam KUHD

diberlakukan terhadap Persero. Sebagai Perusahaan Perseroan, semua

aturan dan asas hukum perdata berlaku terhadapnya, namun dengan

adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, maka segala ketentuan yang diatur dalam KUHD sudah

tidak berlaku lagi. Modal perusahaan perseroan, seluruh atau

sebagiannya adalah milik Negara, maka pengelolaannya sangat

tergantung pada kebijaksanaan pemerintah. 41

Pembentukan Persero merupakan kerja sama paling sedikit dua

pihak, maka dalam akta pendirian Persero dinyatakan bahwa satu

bagian saham-saham minimal 51% dimiliki negara, dan satu bagian

40

Ibid hal. 96 41

Ibid, hal. 97

Page 44: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

34

lainnya (maksimal 49%) dimiliki oleh pihak swasta, yang kemudian

menjadi anggota Direksi Persero. Setelah penandatanganan akta

pendirian, Direksi Persero menyerahkan semua saham dan hak kepada

negara dengan akta sendiri.

Pengelolaan persero sudah tentu tidak bebas dari peraturan

pemerintah karena dengan perusahaan negara dimaksudkan supaya

pemerintahan berperan serta yang lebih besar dalam dalam

perdagangan dan usaha. Hal ini dilakukan Persero, yang dapat

bertindak leluasa mencari keuntungan jika dibandingkan dengan

Perum.

Beberapa jenis BUMN tersebut adalah penggolongan

berdasarkan peraturan yang terdahulu. Tetapi pada saat ini menurut

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, BUMN

terdiri dari Perusahaan Persero (Persero) dan Perusahaan Umum

(Perum).

C. Good Corporate Governance (GCG)

1. Sejarah Good Corporate Governance

Good Corporate Governance hadir sekitar tahun 1990-an. Pada saat

itu terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin. Krisis ini

terjadi karena adanya kegagalan Good Corporate Governance yang

diterapkan oleh perusahaan. Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan

Page 45: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

35

Good Corporate Governance pada saat itu yaitu diantaranya sistem hukum

yang buruk, tidak konsistennya standar akuntansi dan audit, praktek-

praktek perbankan yang lemah dan kurangnya perhatian Board of

Directors (BOD) terhadap hak-hak pemegang saham minoritas.42

Karena hal-hal tersebut di atas maka pada dasawarsa 1990-an

munculah tuntutan-tuntutan agar Good Corporate Governance diterapkan

secara konsisten dan komperhensif. Tuntutan ini datang secara beruntun.

Tuntutan ini disuarakan oleh berbagai lembaga investasi baik domestik

maupun mancanegara. Diantara lembaga-lembaga tersebut termasuk di

dalamnya ialah World Bank, IMF, OECD, dan APEC. Lembaga-lembaga

ini berkesimpulan bahwa prinsip-prinsip dasar Good Corporate

Governance seperti transparancy, accountability, responsibility,

independent dan fairness dapat menolong perusahaan dan membantu

perekonomian negara yang sedang tertimpa krisis agar dapat bangkit

kearah yang lebih sehat dan mampu bersaing, serta dikelola dengan

dinamis dan profesional. Tujuannya adalah agar mempunyai daya saing

yang tangguh dan untuk mengembalikan kepercayaan investor. Good

Corporate Governance diyakini sebagai kunci sukses bagi suatu

perusahaan untuk tumbuh dan berkembang serta menguntungkan dalam

jangka panjang.43

Di Indonesia terutama dalam aktivitas bisnis, istilah Good Corporate

Governance baru dikenal sejak satu dekade terakhir. Peraturan perundang-

42

Achmad Damiri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam

Konteks Indonesia, Jakarta, Ray Indonesia, 2006, hal.3 43

Ibid, hal. 4

Page 46: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

36

undangan di Indonesia seperti Undang-Undang Perseroan Terbatas dan

Undang-Undang Pasar Modal pun belum mengenal istilah Good

Corporate Governance. Namun istilah ini sudah sangat dikenal di dalam

aktivitas bisnis di Eropa dan Amerika Serikat.44

Sejak ambruknya beberapa perusahaan dunia pada awal dekade

2000-an seperti Enron, Worldcom di Amerika Seriikat, HIH Insurance

dan One-tel di Australia mulailah perbincagan dan perdebatan mengenai

prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kejadian ambruknya

beberapa perusahaan dunia ini menyadarkan kalangan bisnis dan

pemerintahan terutama negara-negara maju seperti Amerika Serikat,

Inggris dan Australia betapa pentingnya penerapan prinsip Good

Corporate Governance dalam kegiatan bisnis.45

A.Davies dalam bukunya yang berjudul “Strategic Approach to

Corporate Governance” yang diterbitkan tahun 1999 menyatakan istilah

governance dipergunakan pertama kali bukanlah oleh kalangan bisnis

namun terdapat dalam berbagai peraturan gereja. Perkembangan

“governance” awal mulanya hanya dikenal melalui berbagai peraturan

yang dibuat atau dikeluarkan oleh gereja. Lama kelamaan istilah ini

digunakan juga dalam konsep-konsep revolusi industri sampai dengan

kapitalisme. Sejak abad pertengahan, perdagangan sudah dikenal dan

sudah mulai berkembang. Namun pada masa itu ajaran gereja masih sangat

kuat, sehingga paham keagamaan yang dianut pada waktu itu berpengaruh

44

Joni Emirzon, Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance: Paradigma Baru Dalam

Praktik Bisnis Indonesia, Yogyakarta, PT. Genta Press,hal.75 45

Loc.cit

Page 47: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

37

pada perdagangan. Pedagang yang mengambil banyak keuntungan

dianggap melanggar ajaran agama. Keadaan ini mengakibatkan

perkembangan perdagangan dan aktivitas bisnis terhambat.46

Menurut Gunardi Endro setelah revolusi industri ada pergeseran

kekuatan ekonomi dari aristokrat dan tuan tanah penguasa lahan kepada

para bisnis di kota. Dalam revolusi industri ini diterapkan secara praktis

penemuan-penemuan baru yang mengakibatkan munculnya mekanisme

industri. Produktivitas industri semakin meningkat sehingga banyak

penduduk urbanisasi ke kota. Mulai saat itu kekuatan kapitalisme

menguasai perdagangan dan tenaga kerja yang terus berkembang hingga

saat ini. Kaum kapitalis menguasai perekonomian dunia dan dianggap

sebagai pelapor bagi terbentuknya pasar bebas.47

Menurut Andre Gorz berkembang kekuatan kapitalisme tidak diikuti

dengan kesejahteraan buruh atau pekerja. Pola governance korporasi pada

awal abad 19 sangat didominasi oleh kapitalisme. Kapitalisme bertujuan

untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan sifat

kapitalisme itu sendiri. Namun hal ini menyebabkan kelas pekerja justru

semakin ditekan. Kekuatan produksi yang besar yang seharusnya

mensejahterakan kelas pekerja justru berbalik menekan mereka. Kelas

pekerja tidak banyak diuntungkan dengan besarnya kekuatan produksi

tersebut.48

46

Ibid hal.76 47

Ibid hal.77 48

Loc.Cit

Page 48: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

38

A.Davies menyatakan pada abad ini mulai tumbuh serikat pekerja

yang mulai mengimbangi dominasi perusahaan. Dominasi perusahaan ini

sebelumnya mampu menekan tingkat upah buruh serendah mungkin guna

memenangkan pasar bebas. Pada akhir abad 19 kekuatan serikat kerja

semakin berkembang dan bertambah kuat. Hal ini tidak terlepas dari

dukungan organisasi internasional seperti International Labour

Organization (ILO) dan beberapa lembaga non pemerintah/Non

Governance Organization (NGO) lainnya. Eksistensi buruh atau karyawan

semakin dihargai. Dan sebagai akibat dari bertambahnya kekuatan serikat

buruh pekerja munculah hubungan antara pemegang saham dan Board of

Directors. Keseluruhan hal ini menambah kompleksitas fenomena

governance pada masa itu.49

Hubungan antara buruh atau karyawan dengan pemilik perusahaan

pada awalnya adalah hubungan antara atasan dan bawahan, namun karena

adanya penghargaan yang lebih baik pada buruh maka hubungan itu

berubah, buruh dianggap sebagai mitra kerja pemilik atau majikan. Pada

saat itu karyawan atau buruh mulai memiliki kekuatan untuk melakukan

negosiasi. Dengan demikian pemilik atau pemegang saham di perusahaan

menyerahkan pengelolaan perusahaan secara sepenuhnya kepada

karyawan atau buruh sebagai agen. Dalam hal ini maka terdapat

49

Ibid hal.78

Page 49: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

39

“kepentingan”, yaitu kepentingan pemilik perusahaan dan kepentingan

agen sebagai pengelola perusahaan.50

Ditahap ini bukan hanya ada kepentingan pemegang saham dan

kepentingan buruh (agen), namun ditambah dengan kepentingan konsumen

sebagai salah satu stakeholder yang penting. Sehingga pada tahap ini

permasalahan governance semakin kompleks. Perkembangan ini

mempunyai akibat yang signifikan bagi iklim pengelolaan korporasi dan

berakibat baik pada perkembangan corporate governance.51

Perkembangan corporate governance juga merupakan suatu upaya

untuk mengakomodasi berbagai kepentingan stakeholders yang berbeda-

beda dalam suatu korporasi. Keberadaan corporate governance ini dapat

ditelusuri hingga abad 18 masehi. Adam Smith dalam karyanya The

Wealth Nation dianggap sebagai filosof pertama yang meletakan dasar

dalam upaya konsep corporate governance.52

DK Denis dan Mc.Comel menyatakan ada 2 (dua) tahap generasi

perkembangan kosep Good Corporate Governance hingga adab ke-21.

Generasi pertama dibidangi oleh Berle dan Means yang menekankan pada

konsekuensi dari terjadinya permisahan antara kepemilikan dan kontrol

atas suatu perusahaan modern (the modern corporation). Menurut Berle

dan Means jika perusahaan berkembang semakin besar maka pengelolaan

perusahaan yang dipegang oleh pemilik (owner manager) harus diserahkan

50

Loc.cit 51

Ibid, hal.79 52

Loc.Cit

Page 50: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

40

pada profesional. Menurut mereka ada pemisahan tegas antara

kepemilikan dan pengelola usaha.53

Menurut Denis dan Mc.Conel pada tahap pertama perkembangan

konsep Good Corporate Governance muncul pemikir terkenal dalam ilmu

manajemen yaitu Jansen Meckling. Pemikirannya terkenal dengan teori

keagenan (Agency Theory) yang merupakan perkembangan riset yang luar

biasa di bidang governance. Melalui teori keagenan ini berbagai bidang

ilmu seperti sosiologi, manajemen strategi, manajemen keuangan,

akuntansi, etika bisnis dan organisasi mulai menggunakan teori keagenan

untuk memahami fenomena corporate governance. Hal ini mengakibatkan

perkembangan corporate governance menjadi multi dimensi. Pada periode

sebelumnya manfaat dari teori tersebut hanya didominasi oleh para ahli

hukum dan ekonomi. Berbagai teori keagenan hasil dari sintesis melalui

proses dialektika dari berbagai bidang ilmu diatas muncul pada era

generasi pertama ini.54

Perkembangan generasi kedua corporate governance ditandai

dengan hasil karya La-Porta dan koleganya pada tahun 1998. Berbeda

dengan Berle dan Means menurut LLSV penerapan corporate governance

di suatu negara dipengaruhi oleh perangkat hukum yang ada pada negara

tersebut, bagaimana kondisi perangkat hukum di suatu negara tersebut

dalam upayanya melindungi kepentingan pihak-pihak yang terkait dengan

perusahaan, khususnya pemilik minoritas. Pada tahap ini perkembangan

53

Loc.Cit 54

Ibid, hal.81

Page 51: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

41

corporate governance semakin meluas dan kompleks. Permasalahan

beralih dari konflik kepentingan masing-masing stakeholder pada

konsentrasi kepemilikan saham yaitu pemilik saham mayoritas atas

dominasi pemilik saham mayoritas juga dijadikan permasalahan. Menurut

LLSV, negara lain selain AS dan Inggris, kepemilikan sahamnya sangat

terkonsentrasi. Hal ini mengakibatkan terjadi konflik kepentingan antara

pemilik mayoritas yang kuat dan pemilik minoritas yang lemah.55

Good Corporate Governance mencapai puncaknya pada awal

dekade tahun 2000-an, pada saat itu beberapa perusahaan besar di dunia

bangkrut. Kebangkrutan perusahaan-perusahaan dunia tersebut adalah

karena lemah dan kurangnya penerapan Good Corporate Governance.

Semenjak kebangkrutan perusahaan besar tersebut, semakin banyak

kalangan yang mulai menyadari pentingnya penerapan Good Corporate

Governance.56

2. Pengertian Good Corporate Governance

Good Corporate Governance yang sudah semakin dikenal

sekarang ini mempunyai beberapa definisi yang tidak sama. Ada banyak

lembaga yang mengeluarkan definisi tentang Good Corporate

Governance. Banyaknya lembaga yang mengeluarkan definisi tentang

Good Corporate Governance mengakibatkan tidak adanya keseragaman

dalam definisi tentang Good Corporate Governance. Tidak saja lembaga-

55

Ibid, hal.84-85 56

Ibid, hal. 87

Page 52: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

42

lembaga. Namun berbagai negara juga mempunyai definisi sendiri tentang

Good Corporate Governance. Beberapa pengertian tersebut yaitu:

a. Forum for Corporate Governance in Indonesia ( FCGI ) yang diambil

dari Cadbury Committee of United Kingdom yang menyatakan bahwa

“ Good Corporate Governance adalah seperangkat aturan yang

mengatur hubungan antara Pemegang Saham, pengurus (pengelola)

perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang

kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-

hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang

mengatur dan mengendalikan perusahaan”.

b. Organization for Economic Cooperation and Development ( OECD )

memberikan definisi sebagai berikut :

“... One key element in improving economic efficiency and growth

as well as enchacing investor confidance that involves a set of

relationship between a company’s management, it’s board, it’s

shareholders and other stakeholders and also provides the

structure through which the objectives of the company, the means

of attaining those objectives and monitoring performance

(OECD,2004)57

c. Pada Pasal 1 angka (1) dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha

Milik Negara Nomor : PER – 01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata

Kelola Perusahaan Yang Baik ( Good Corporate Governance) Pada

Badan Usaha Milik Negara membertikan definisi bahwa

“Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

Governance), yang selanjutnya disebut GCG adalah prinsip prinsip

yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan

perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika

berusaha.”

d. Menurut Adrian Sutedi, menyatakan bahwa :

57

Pengertian Good Corporate Governance, http:/lib.ui.ac.id/file?file=digital/130671-

T%2027289-Tinjauan%20pelaksanaan-Tinjauan%20literatur.pdf , diakses pada tanggal 9

September 2014

Page 53: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

43

“ Good Corporate Governance ( GCG ) merupakan suatu proses

dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan ( Pemegang

Saham/pemilik Modal, Komisaris/Dewan Pengawas, dan Direksi )

untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas

perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka

panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder

lainnya, berlandakan peraturan perundang-undangan dan nilai

etika” .58

e. Menurut Wahyudi Prakasa dalam bukunya I Nyoman Tjager

memberikan pengertian mengenai Corporate Governance yaitu:

“... mekanisme administrative yang mengatur hubungan-hubungan

antara manajemen perusahaan komisaris, direksi, pemegang saham

dan kelompok-kelompok kepentingan (stakeholder) yang lain.

Hubungan-hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk berbagai

aturan permainan dan sistem insentif sebagai framework yang

diperlukan untuk menentukan tujuan-tujuan perusahaan dan cara-

cara pencapaian tujuan-tujuan serta pemantauan kinerja yang

dihasilkan.”59

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya

Good Corporate Governance merupakan suatu komitmen atau aturan main

serta praktik penyelenggaraan bisnis yang berupa prinsip prinsip agar

penyelenggara bisnis tersebut dapat berjalan secara sehat dan beretika

yang mengurus hubungan antara shareholders dengan stakeholders untuk

membuat suatu nilai tambah bagi suatu perusahaan.

Pada perspektif sempit, Good Corporate Governance sering

digunakan dalam konteks manajemen ekonomi-mikro (micro-economic

management system) dan didefinisikan sebagai mekanisme administratif

yang mengatur hubungan-hubungan antara manajemen perusahaan,

58

Adrian Sutedi, Op.cit , hal 1 59

I Nyoman Tjager, Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas

Bisnis Indonesia, Jakarta, PT. Prehilindo, 2003, hal.28

Page 54: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

44

komisaris, direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok

kepentingan (stakeholders) yang lain. Hubungan ini dimanifestasikan

dalam bentuk berbagai aturan permainan dan sistem insentif sebagai

framework yang diperlukan untuk menentukan tujuan perusahaan dan

cara-cara pencapaian tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan.60

Dalam hubungan ini, diperlukan aspek-aspek kunci dalam Good

Corporate Governance yang meliputi:61

a. Transparansi struktur korporasi dan manajemen

b. Akuntabilitas manajer, direksi, dan komisaris kepada pemegang

saham

c. Tanggung jawab korporasi kepada karyawan, kreditor, pemasok,

pelanggan, komunitas lokal, dan kelompok-kelompok kepentingan

lain

Dalam perspektif yang luas, Good Corporate Governance

didefinisikan dalam pengertian sejauh mana perusahaan telah dijalankan

dengan cara yang terbuka dan jujur demi untuk mempertebal kepercayaan

masyarakat luas terhadap mekanisme pasar, meningkatkan efisiensi dalam

alokasi sumber daya langka, baik dalam skala domestik maupun

internasional, memperkuat struktur industri, dan akhirnya meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat luas. Dalam pengertian itu

aspek-aspek kunci dalam Good Corporate Governance adalah

pembangunan legal dan regulatery framework demi tercapainya praktik-

60

Adrian Sutedi, Op.cit, hal.177 61

Loc.cit

Page 55: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

45

praktik Good Corporate Governance yang dapat membawa manfaat bagi

perekonomian dan semua aspek kehidupan masyarakat luas.62

Kesamaan dari dua perspektif tersebut di atas adalah bahwa

semuanya melibatkan peraturan-peraturan mendasar dalam ekonomi, dan

hubungan antara peraturan-peraturan tersebut dengan bagaimana

perusahaan itu dijalankan. Dalam hal ini sebuah pendapat yang lebih luas

yang menyatukan kedua perspektif tersebut sebagai satu kesatuan yanng

utuh dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, yaitu:63

“...berasal dari seperangkat kelembagaan (hukum, peraturan, kontrak

dan norma norma) yang membuat perusahaan yang mengatur dirinya

sendiri (self-govering-firms) sebagai elemen pusat dari sebuah ekonomi

pasar yang kompetitif.”

Banyaknya definisi tentang Good Corporate Governance ini tidak

menjadi penghambat dalam mempelajari Good Corporate Governance.

Hal ini dikarenakan dari setiap definisi tersebut dapat ditarik beberapa

prinsip yang utama yang terdapat dalam Good Corporate Governance

yaitu transparancy, accountability, responsibility, independency, dan

fairness. Hal yang serupa lainnya adanya perlindungan terhadap

stakeholder perusahaan. Stakeholder ini mempunyai kepentingan dalam

62

Ibid, hal.100 63

Loc.cit

Page 56: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

46

perusahaan, sehingga sudah selayaknya kepentingan stakeholder ini

dilindungi juga.64

Banyak negara yang sudah berusaha mengembangkan dan

memperbaiki sistem dunia usahanya dengan memasukan prinsip-prinsip

corporate governance. Hal tersebut dilakukan antara lain, baik dengan

mengacu kepada pedoman atau standar yang secara internasional dibuat

ataupun dengan mendirikan dan membentuk komite atau badan tersendiri

yang antara lain berfungsi membuat pedoman corporate governance.

Misalnya World Bank,Organization of Economis Coorporation and

Development (OEDC), California Public Employees Retirement System

(CalPERS), dan di Indonesia ada Forum For Corporate Governance in

Indonesia (FCGI) yang merupakan lembaga-lembaga yang telah

memberikan perhatian yang besar terhadap corporate governance dan

telah mengeluarkan suatu pedoman.65

Di Indonesia juga telah dibentuk suatu komite yang membidangi

good corporate governance, yakni Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG). Tujuan dari dibentuknya KNKG ini adalah untuk

menjaga kesinambungan program corporate governance sehingga dapat

menarik minat berusaha dan berinvestasi, pengusaha domestik maupun

64

Shalahuddin, Good Corporate Governance dalam Penjualan Tanker VLCC Pertamina,,

Universitas Indonesia, Jakarta, 2009, hal.16 65

Ibid, hal.17

Page 57: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

47

internasional. Komite Nasional mengembangkan suatu rekomendasi

tentang corporate governance yang meliputi:66

a. Pembuatan pedoman Good Corporate Governance termasuk

mensosialisasilan pedoman tersebut

b. Struktur dan mekanisme peraturan untuk membantu pelaksanaan

pedoman tersebut

c. Membantu pendirian institusi-institusi, baik permanen maupun

sementara untuk membantu pelaksanaan pedoman.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya mengenai latar belakang

timbulnya corporate governance, menunjukan bahwa sistem corporate

governance memberikan kepastian dan perlindungan yang efektif kepada

para pemegang saham dan kreditur (investor). Sistem corporate

governance juga membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi

pertumbuhan sektor usaha yang efisien dan berkesinambungan.

3. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Sebagai suatu konsep, dipandang perlu untuk menentukan dasar-

dasar atau kaidah yang menjadi landasan dalam menjabarkan konsep Good

Corporate Governance. Landasan atau prinsip ini dimaksudkan akan

menjadi pegangan dalam penjabaran tindakan dan langkah-langkah yang

hendak dilakukan dalam mewujudkan Good Corporate Governance serta

menjadi patokan dalam pengujian keberhasilan aplikasi Good Corporate

Governance dimasing-masing perusahaan.67

66

Catur Ari Wulandari, Tinjauan Pelaksanaan Good Corporate Governance, Universitas

Indonesia, Jakarta,2009, hal.5 67

Dhiah Indah Astanti, Implementasi Good Corporate Governance pada Perusahaan

Asuransi, Universitas Diponegoro,Semarang, 2007, hal.62

Page 58: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

48

Sejak diperkenalkan oleh OECD, prinsip-prinsip corporate

governance tersebut dijadikan acuan oleh banyak negara di dunia, tidak

terkecuali di Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut disusun seuniversal

mungkin, sehingga dapat dijadikan acuan bagi semua negara atau

perusahaan dan dapat diselaraskan dengan sistem hukum, aturan, atau nilai

yang berlaku di negara masing-masing. Bagi para pelaku usaha dan pasar

modal prinsip-prinsip ini dapat menjadi guidance atau pedoman dalam

mengelaborasi best practices bagi peningkatan nilai dan keberlangsungan

suatu perusahaan.68

Prinsip-prinsip OECD mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (The rights of

shareholders and key ownership functions)

Adapun hak-hak pemegang saham yang dimaksudkan disini adalah

untuk:

a. Menjamin keamanan metode pendafataran kepemilikan

b. Mengalihkan atau memindahkan saham yang dimilikinya

c. Memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan secara

berkala dan teratur

d. Ikut berperan dan memberikan suara dalam rapat umum

pemegang saham

e. Memilih Dewan Komisari dan Direksi

f. Memperoleh pembagian keuntungan perusahaan

68

Catur Ari Wulandari, Op.cit, hal.5

Page 59: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

49

Kerangka yang dibangun dalam suatu negara mengenai corporate

governance harus mampu melindungi hak-hak tersebut.

2. Perlakuan yang setara terhadap seluruh Pemegang Saham

(Equintable tratment of shareholders)

Seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk

mendapatkan penggantian atau perbaikan atas pelanggaran dari

hak-hak Pemegang Saham. Prinsip ini juga mensyaratkan adanya

perlakuan yang sama atas saham-saham yang berada dalam satu

kelas, melarang praktek-praktek perdagangan orang dalam (insider

trading) dan mengharuskan anggota direksi untuk melakukan

keterbukaan apabila menemukan transaksi-transaksi yang

mengandung benturan kepentingan. Kerangka yang mampu

dibangun oleh suatu negara mengenai corporate governance harus

mampu menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap seluruh

pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas asing.

3. Peranan shareholders yang terkait dengan perusahaan (The role of

stakeholders)

Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate

governance harus memberikan perngakuan terhadap hak-hak

stakeholders seperti yang ditentukan dalam undang-undang, dan

mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan dengan para

stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan kesejahteraan,

lapangan kerja, dan kesinambungan usaha. Hal tersebut

Page 60: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

50

diwujudkan dalam bentuk mekanisme yang mengakomodasi peran

stakeholders dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan

juga diharuskan membuka akses informasi yang relevan bagi

kalangan stakeholders yang ikut berperan dalam proses corporate

governance.

4. Keterbukaan dan transparansi (Disclsure & transparancy)

Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate

governance harus menjamin adanya pengungkapan informasi yang

tepat waktu dan akurat untuk setiap permasahalan yang berkaitan

dengan perusahaan. Dalam pengungkapan informasi ini termasuk

adalah informasi ini termasuk adalah informasi mengenai keadaan

keuangan, kinerja perusahaan, kepemilikan dan pengelolaan

perusahaan. Di samping itu informasi yang diungkapkan harus

disusun, diaudit, dan disajikan sesuai dengan standar yang

berkualitas tinggi. Manajemen perusahaan juga diharuskan

meminta auditor eksternal melakukan audit yang bersifat

independen atas laporan keuangan perusahaan untuk memberikan

jaminan atas penyusunan dan penyajian informasi

5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (The responsibility of the board)

Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate

governance harus menjamin adanya pedoman strategis perusahaan,

pemantauan yang efekif terhadap manajemen yang dilakukan oleh

dewan komisaris dan direksi serta akuntabilitas terhadap

Page 61: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

51

perusahaan dan pemegang saham. Prinsip ini juga memuat

kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan

komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya

kepada pegang saham dan stakeholders lainnya.

Berdasarkan prinsip-prinsip dasar diatas terdapat 5 (lima) unsur

penting dalam corporate governance. Menurut Pasal 3 Peraturan Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER – 01/MBU/2011 Tentang

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate

Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Prinsip-prinsip

Good Corporate Governance adalah:

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan;

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan

dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif;

3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan

dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan dimana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat;

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam

memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang

timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.

Selain yang dijelaskan oleh Peraturan Menteri Negara Badan Usaha

Milik Negara Nomor : PER – 01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata

Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan

Page 62: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

52

Usaha Milik Negara (BUMN), berikut penjelasan lebih lanjut mengenai

prinsip-prinsip Good Corporate Governance:

1) Transparansi (Transparancy)

Transparansi yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi maateriil dan

relevan mengenai perusahaan.69

Prinsip ini merupakan prinsip yang sangat penting dalam penerapan

Good Corporate Governance. Keterbukaan dalam pengambilan keputusan

berarti seluruh pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan

mengetahui dengan jelas pertimbangan dan alasan-alasan untuk

pengambilan keputusan dan untuk apa keputusan diambil.70

Mereka juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan keberatan

ataupun pertimbangan lain sebelum proses tersebut dilaksanakan. Begitu

pula dampak positif maupun negatif dari pengambilan keputusan tersebut

terinformasikan dengan jelas kepada pihak-pihak yang terlibat.

Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang materiil dan relevan

tentang perusahaan merupakan akuntabilitas perusahaan terhadap publik

dan para pemangku kepentingan. Dengan adanya keterbukaan ini para

pemangku kepentingan dapat menimbang segala pertanyaan atas

pelaksanaan tugas yang dibebankan pada suatu fungsi. Mulai dari apa

69

Achmad Daniri, Op.cit, hal.4 70

Loc.cit

Page 63: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

53

sajakah tugas pokok dan fungsi dari jabatan tersebut, apa sajakah hasil-

hasil yang diharapkan dan bagaimana hasil pelaksanaanya.71

Penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada

stakeholders harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat dikatakan

transparan. Pengungkapan yang memadai sangat diperlukan oleh investor

dalam kemampuannya untuk membuat keputusan terhadap resiko dan

keuntungan dari investasinya. Pengungkapan masalah yang khusus

berhubungan dengan kompleksnya organisasi dari konglomerat.

Kurangnya pernyataan keuangan yang menyeluruh menyulitkan pihak luar

untuk menentukan apakah perusahan tersebut memiliki hutang yang

menumpuk dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Kurangnya informasi

akan membatasi kemampuan investor untuk memperkirakan nilai dan

resiko dan pertambahan dari perubahan modal (volatility capital).72

Dengan keterbukaan informasi tersebut maka para stakeholder dapat

menilai kinerja berikut mengetahui risiko yang mungkin terjadi dalam

melakukan transaksi dengan perusahaan. Adanya informasi kinerja

perusahaan yang diungkap secara akurat, tepat waktu, jelas, konsisten, dan

dapat diperbandingkan, dapat menghasilkan terjadinya efisiensi atau

disiplin pasar. Selanjutnya, jika prinsip transparansi dilaksanakan dengan

71

Loc.cit 72

Adrian Sutendi, Op.cit, hal.11

Page 64: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

54

baik dan tepat, akan dapat mencegah terjadinya benturan

kepentingan (conflict of interest) berbagai pihak dalam perusahaan.73

Intinya, perusahaan harus meningkatkan kualitas, kuantitas, dan

frekuensi dari pelaporan keuangan. Penguragan dari kegiatan curang

seperti manipulasi laporan (creative accounting), pengakuan pajak yang

salah dan penerapan dari prinsip-prinsip pelaporan yang cacat,

kesemuanya adalah masalah krusial untuk meyakinkan bahwa pengelolaan

perusahaan dapat dipertahankan (suintable). Pelaksanaan menyeluruh

dengan syarat-syarat pemeriksaan dan pelaporan yang sesuai hukum akan

meningkatkan kejujuran dan pengungkapan.74

2) Akuntabilitas (Accountability)

Yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ

sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.75

Perusahaan

harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan

wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan

sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.

Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai

kinerja yang berkesinambungan.76

73

Badai Sugondo Putra, Prinsip Good Corporate Governance tersedia di

http://bankingnews.com/index.php?option=com&view=article&id=106:tujuan-system-a-prinsip-

gcg&catid=68:good-corporate-governance&Itemid=101, diakses pada tanggal 23 November 2014 74

Loc.cit 75

I Nyoman Tjager, Op.cit, hal.53 76

Ibid, hal.52

Page 65: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

55

Prinsip ini diwujudkan antara lain menyiapkan laporan keuangan

(Financial Statement) pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat

mengembangkan Komite Audit dan Resiko untuk mendukung fungsi

pengawasan oleh Dewan Komisaris, mengembangkan dan merumuskan

kembali peran dan fungsi internal audit sebagai mitra bisnis strategik

berdasarkan best prestice. Transformasi menjadi “Risk-based” Audit,

manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan menangani pertentangan,

penegakan hukum, menggunakan External Auditor yang memenuhi syarat

(berbasis profesionalisme).77

Penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan

keseimbangan pembagian kekuasaan antara Board of Commissioners,

Board of Directors, Shareholders dan Auditor (pertanggungjawaban

wewenang, traceable, reasonable). Dalam hal ini Direksi (beserta

manajer) bertanggungjawab atas keberhasilan pengurusan perusahaan

dalam rangka mencapai tujuan yang telah disetujui oleh pemegang

saham.78

Banyak perusahaan di Asia dikontrol oleh kelompok kecil pemegang

saham atau oleh pemilik keluarga (family-owned). Hal ini menimbulkan

masalah dalam mempertahankan objektivitas dan pengungkapan yang

memadai (adequate disclosure).79

Sepertinya pengelolaan perusahaan didasarkan pada pembagian

kekuasaan di antara manajer perusahaan, yang bertanggung jawab pada

77

Loc.cit 78

Amin Wijaya Tunggal, Corporate Governance, Jakarta, Harvindo, 2007, hal.6 79

Adrian Sutedi, Op.cit, hal.11

Page 66: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

56

pengoprasian setiap harinya, dan pemegang sahamnya yang diwakili oleh

direksi. Dewan direksi diharapkan untuk menetapkan kesalahan

(oversight) dan pengawasan. Di banyak perusahaan, manajememn

perusahaan duduk dalam dewan pengurus, sehingga terdapat kurangnya

accountability dan berpotensi untuk timbulnya konflik kepentingan.

Komplikasi tambahan adalah berulangnya kesenjangan dalam laporan

komisi pemeriksaan keuangan (audit committee reporting) kepada dewan

dan lemah atau tidak efektifnya sistem kontrol internal. 80

Masalah yang juga sering ditemukan di perusahaan-perusahaan

Indonesia adalah kurang efektifnya fungsi pengawasan Dewan Komisaris.

Atau bahkan sebaliknya, Komisaris mengambil alih peran berikut

wewenang yang seharusnya dijalankan Direksi. Oleh karena itu diperlukan

kejelasan mengenai tugas serta fungsi organ perusahaan agar tercipta suatu

mekanisme checks and balances kewenangan dan peran dalam mengelola

perusahaan.81

Beberapa bentuk implementasi lain dari prinsip akuntabilitas

ini antara lain:82

a. Praktik Audit Internal yang efektif

b. Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab

dalam anggaran dasar perusahaan, kebijakan, dan prosedur di

perusahaan.

80

Loc.cit 81

Badai Sugondo Putra, Prinsip Good Corporate Governance tersedia di

http://bankirnews.com/index.php?option=com&view=article&id=106:tujuan-system-a-prinsip-

gcg&catid=68:good-corporate-governance&Itemid=101, diakses pada tanggal 22 Novermber 2014 82

Loc.cit

Page 67: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

57

3) Tanggung Jawab (responsibility)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) di

dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat

serta peraturan perundangan yang berlaku.83

Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari

bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali ia menghasilkan

eksternalitas (dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus

ditanggung oleh masyarakat. Di luar hal itu, lewat prinsip responsibilitas

ini juga diharapkan membantu peran pemerintah dalam mengurangi

kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat

yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme pasar.84

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate Citizen.85

Prinsip ini diajukan dengan kesadaran tanggung jawab merupakan

konsekuensi logis dari adanya tanggung jawab sosial, menghindari

penyalahgunaan kekuasaan, menjadi profesioal dan menjunjung etika,

memelihara lingkungan bisnis yang sehat.86

83

Badai Sugondo Putra, Prinsip Good Corporate Governance tersedia di

http://bankirnews.com/index.php?option=com&view=article&id=106:tujuan-system-a-prinsip-

gcg&catid=68:good-corporate-governance&Itemid=101, diakses pada tanggal 22 Novermber 2014 84

Loc.cit 85

I Nyoman Tjager, Op.cit, hal.52 86

Loc.cit

Page 68: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

58

4) Kemandirian (independency)

Independensi merupakan prinsip penting dalam penerapan Good

Corporate Governance di Indonesia. Independensi atau kemandirian

adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional

tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun

yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.87

Independensi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan.

Hilangnya independensi dalam proses pengambilan keputusan akan

menghilangkan objektivitas dalam pengambilan keputusan tersebut.

Kejadian ini akan sangat fatal bila ternyata harus mengorbankan

kepentingan perusahaan yang seharusnya mendapat prioritas utama.88

Untuk meningkatkan independensi dalam pengambilan keputusan

bisnis, perusahaan hendaknya mengembangkan beberapa aturan,

pedoman, dan praktek di tingkat organ perseroan, terutama di tingkat

Dewan Komisaris dan Direksi yang oleh Undang-Undang diberi amanat

untuk mengurus perusahaan dengan sebaik-baiknya.89

Prinsip ini juga mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara

profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau

intervensi pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku. Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good

87

Badai Sugondo Putra, Prinsip Good Corporate Governance tersedia di

http://bankirnews.com/index.php?option=com&view=article&id=106:tujuan-system-a-prinsip-

gcg&catid=68:good-corporate-governance&Itemid=101, diakses pada tanggal 22 Novermber 2014 88

Loc.cit 89

Loc.cit

Page 69: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

59

Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen

sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan

tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.90

5) Kewajaran (fairness)

Yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak

stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya,

harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan

kesetaraan.91

Suatu bentuk perlakuan yang adil dan setara didalam memenuhi hak

hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian secara peraturan

perundangan yang berlaku. Perusahaan harus memperhatikan kepentingan

stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (Equal Treatment).

Namun, perusahaan juga perlu memberikan kesempatan kepada

stakeholders untuk memberikan masukan bagi kepentingan bank sendiri

memiliki akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.92

Secara filosofis Jeremy Bentham, seorang filsuf dan ahli hukum

Inggris menyatakan “Dalam gelapnya ketertutupan, segala jenis kepentingan

jahat berada dipuncak kekuasaannya. Hanya dengan keterbukaanlah

90

Erfina Nurmalasari, Op.cit, hal.50 91

Pedoman umum Good Corporate Governance Indonesia, Komite Nasional Kebijakan

Governance Tahun 2006 92

Nur Hasanah, Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap

Kinerja Perbankan, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2013, hal.46

Page 70: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

60

pengawasan terhadap segala ketidakadilan dilembaga peradilan dapat

dilakukan”. Selama tidak ada keterbukaan, tidak akan ada keadilan.

Keterbukaan adalah alat untuk melawan serta penjaga utama ketidak

jujuran. 93

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan

korporasi yang melindungi kepentingan minoritas, membuat pedoman

perilaku perusahaan (corporate conduct) dan/atau kebijakan-kebijakan

yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, dan

konflik kepentingan, menetapkan peran dan tanggung jawab dewan

komisaris, direksi, dan komite termasuk sistem remunerasi, menyajikan

informasi secara wajar atau pengungkapan penuh material apapun,

mengutamakan Equal Job Oppurtunity.94

Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak stakeholders

berdasarkan sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi

hak-hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai

bentuk kecurangan. Bentuk kecurangan ini bisa berupa insider

trading (transaksi yang melibatkan informasi orang dalam), fraud

(penipuan), dilusi saham (nilai perusahaan berkurang), korupsi-kolusi-

nepotisme (KKN), atau keputusan-keputusan yang dapat merugikan seperti

93

Lo.cit 94

I Nyoman Tjager, Op.cit, hal.50

Page 71: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

61

pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan, penerbitan saham baru,

merger, akuisisi, atau pengambil-alihan perusahaan lain.95

Dengan penjelasan mengenai prinsip tersebut, maka setiap

perusahaan harus memastikan bahwa prinsip Good Corporate Governance

diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan.

Prinsip Good Corporate Governance tersebut, diperlukan untuk mencapai

kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan

pemangku kepentingan (stakeholders). Bahwa, dalam rangka penerapan

tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance maka

telah ditetapkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang telah

diperbaharui menjadi Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara Nomor : PER – 01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha

Milik Negara (BUMN). Peraturan Menteri tersebut menjadi landasan

hukum diperlukannya penerapan praktek tata kelola yang baik (Good

Corporate Governance) pada BUMN.96

95

Badai Sugondo Putra, Prinsip Good Corporate Governance tersedia di

http://bankirnews.com/index.php?option=com&view=article&id=106:tujuan-system-a-prinsip-

gcg&catid=68:good-corporate-governance&Itemid=101, diakses pada tanggal 22 Novermber 2014

96 Erfina Nurmalasari, Fungsi Sekretaris Perusahaan dalam Menciptakan Tata Kelola

Yang Baik Berdasarkan Pasal 29 PER-01/MBU/2011 Pada PT.POS Indonesia (Persero),

Universitas Jenderal Soedirman, 2014, hal.43

Page 72: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

62

4. Tujuan Good Corporate Governance

Dari penjelasan mengenai Good Corporate Governance di atas,

maka dapat diketahui tujuan dari prinsip-prinsip tersebut, yaitu:97

a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham

b. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non

pemegang saham

c. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham

d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau

Board of Directors dan manajemen perusahaan

e. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan

manajemen senior perusahaan.

Selain itu berdasarkan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Badan

Usaha Milik Negara Nomor : PER – 01/MBU/2011 Tentang Penerapan

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Good Corporate Governance

memiliki tujuan, yakni:

1) mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing

yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga

mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan

untuk mencapai maksud dan tujuan BUMN;

2) mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan

efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan

kemandirian Organ Persero/Organ Perum;

3) mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat

keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang

tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,

serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN

terhadap pemangku kepentingan maupun kelestarian lingkungan di

sekitar BUMN;

4) meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;

5) meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi

nasional.

97

Aruna Sayati, Tujusn Penerapan Prinsip Good Corporate Governance, Tersedia di

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2259789-tujuan-dan-manfaat-penerapan-prinsip/,

20 November 2014

Page 73: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

63

5. Penerapan Good Corporate Governance

Dalam pelaksanaan penerapan Good Corporate Governance di

perusahaan adalah penting bagi perusahaan untuk malakukan tahapan yang

cermat berdasarkan analisis atas situasi dan kondisi perusahaan, dan

tingkat kesiapannya, sehingga penerapan Good Corporate Governance

dapat berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di

dalam perusahaan.

Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam

menerapkan Good Corporate Governance menggunakan tahapan

berikut:98

1. Tahap Persiapan, Tahap ini terdiri atas 3 langkah utama :

1). Awareness Building

Awareness building merupakan langkah sosialisasi awal

untuk membangun kesadaran mengenai arti penting Good

Corporate Governance dan komitmen bersama dalam

penerapannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan meminta

bantuan tenaga ahli independent dari luar perusahaan. Bentuk

kegiatan dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan

diskusi kelompok.

2) Good Corporate Governance Assessment,

Good Corporate Governance Assessment merupakan

upaya untuk mengukur atau lebih tepatnya memetakan kondisi

98

Achmad Damiri, Op.it, hal.113-117

Page 74: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

64

perusahaan dalam penerapan Good Corporate Governance saat

ini. Langkah ini perlu guna memastikan titik awal atau level

penerapan Good Corporate Governance dan untuk

mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat guna

mempersiapkan infrastruktur dan struktur perusahaan yang

kondusif bagi penerapan Good Corporate Governance secara

efektif. Dengan kata lain Good Corporate Governance

Assessment dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspek-aspek

apa yang perlu mendapatkan perhatian terlebih dahulu, dan

langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk

mewujudkannya.

3).Good Corporate Governance Manual building.

Good Corporate Governance Manual Building adalah

langkah berikut setelah assessment dilakukan. Berdasarkan hasil

pemetaan tingkat kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi

prioritas penerapannya, penyusunan manual atau pedoman

implementasi Good Corporate Governance dapat disusun.

Penyusunan manual dapat dilakukan dengan bantuan tenaga ahli

independen dari luar perusahaan. Manual ini dapat dibedakan

antara manual untuk organ-organ perusahaan dan manual untuk

keseluruhan anggota perusahaan, mencakup berbagai aspek

seperti:

a. Kebijakan Good Corporate Governance Perusahaan

Page 75: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

65

b. Pedoman Good Corporate Governance bagi organ-organ

Perusahaan

c. Pedoman perilaku

d. Audit Committee Charter

e. Kebijakan Disklosur dan Transparansi

f. Kebijakan dan Kerangka Manajemen Risiko

g. Roadmap Implementasi

2. Tahap Implementasi

Setelah perusahaan memiliki Good Corporate Governance

Manual, langkah selanjutnya adalah memulai implementasi

diperusahaan. Tahap ini terdiri dari 3 langkah utama yakni :

a. Sosialisasi;

Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada

seluruhperusahaan berbagai aspek yang terkait dengan

implementasi Good Corporate Governance khususnya

mengenai Pedoman Penerapan Good Corporate Governance.

Upaya sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang

dibentuk untuk itu, langsung berada dibawah pengawasan

Direktur Utama atau salah satu Direktur yang ditunjuk sebagai

GC champion di Perusahaan.

b. Implementasi;

Implementasi adalah kegiatan yang dilakukan sejalan dengan

Pedoman Good Corporate Governance yang ada, berdasarkan

Page 76: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

66

roadmap yang disusun. Implementasi harus bersifat top down

approach yang melibatkan Dewan Komisaris dan Direksi

perusahaan. Implementasi hendaknya mencakup pula upaya

manajemenperubahan (change management) guna mengawal

proses perubahan yang ditimbulkan oleh implementasi Good

Corporate Governance.

c. Internalisasi.

Internalisasi adalah tahap jangka panjang dalam implementasi.

Internalisasi mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan

Good Corporate Governance di dalam seluruh proses bisnis

perusahaan melalui berbagai prosedur operasi (misalnya

prosedur pengadaan, dan lain-lain), sistem kerja, dan berbagai

peraturan perusahaan. Dengan upaya ini dapat dipastikan bahwa

penerapan Good Corporate Governance bukan sekadar

dipermukaan atau sekedar suatu kepatuhan yang bersifat

superficial, tetapi benar-benar tercermin dalam seluruh aktifitas

perusahaan.

3. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur

dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas

penerapan Good Corporate Governance telah dilakukan, dengan

meminta pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring

Page 77: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

67

atas praktik Good Corporate Governance yang ada. Terdapat banyak

perusahaan konsultan yang dapat memberikan jasa audit yang

demikian, dan di Indonesia ada beberapa perusahaan yang melakukan

skoring.

Evaluasi dalam bentuk assesment, audit atau scoring juga

dapat dilakukan secara mandatori misalnya seperti yang diterapkan di

lingkungan BUMN. Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan

kembali kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam

implementasi Good Corporate Governance sehingga dapat

mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan

rekomendasi yang diberikan. Dalam hal membangun Good Corporate

Governance, dan terkait dengan pengembangan sistem, yang

diharapkan akan mempengaruhi perilaku setiap individu dalam

perusahaan yang pada gilirannya akan membentuk kultur perusahaan

yang bernuansa Good Corporate Governance, maka diperlukan

langkah-langkah berikut :

a. Menetapkan visi, misi, rencana strategis, tujuan perusahaan,

serta sistem operasional pencapaiannya secara jelas

b. Mengembangkan suatu struktur yang menjaga keseimbangan

peran dan fungsi organ perusahaan (check and balance)

c. Membangun sistem informasi, baik untuk keperluan proses

pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan

Page 78: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

68

d. Membangun sistem audit yang handal, yang tak terbatas pada

kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur operasi standar,

tetapi juga mencakup pengendalian risiko perusahaan

e. Membangun sistem yang melindungi hak-hak pemegang saham

secara adil ( fair) dan setara diantara para pemegang saham

f. Membangun sistem pengembangan SDM, termasuk pengukuran

kinerjanya

Tahapan tersebut menjelaskan langkah yang ditempuh sebuah

perusahaan untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance. Secara

umum prinsip Good Corporate Governance memberikan sebuah perubahan

di Indonesia tepatnya pada sektor hukum, dimana adanya reformasi hukum.

Berbagai bentuk cara dilakukan dalam rangka mensosialisasikan

penerapan Good Corporate Governance, baik dengan dibentuknya Komite

Nasional Kebijakan Governance yang menjadi sejarah perkembangan Good

Corporate Governance di Indonesia, maupun dengan dibuatnya aturan yang

dapat melandasi penerapan Good Corporate Governance di Indonesia,

beberapa program atau inisiatif yang menjadi landasan tersebut

diantaranya:99

a. Revisi Undang-Undang Korporasi/PT

b. Revisi Undang-Undang Pasar Modal

c. Dikeluarkannya berbagai acuan pelaksanaan Good Corporate

Governance yaitu, Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-

117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang telah diperbaharui

menjadi Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:

Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

99

I Nyoman Tjager, Op.cit, hal.75

Page 79: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

69

Beberapa ketentuan tersebut menjadi tonggak penting dalam

penerapan Good Corporate Governance di Indonesia, namun sebuah survei

yang dilakukan oleh Institute of Corporate Governance (ICG)

memperlihatkan masih lemahnya penerapan Good Corporate Governance.

Bahkan lingkungan perusahaan-perusahaan publik, yang jelas memiliki

tanggung jawab besar terhadap publik. Berdasarkan hal tersebut, kesadaran

akan pentingnya penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan

perlu ditingkatkan yang dapat berpengaruh pada kemajuan dari suatu

perusahaan.

Page 80: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

70

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

yuridis normatif atau penlitian hukum yang hanya meneliti bahan pustaka

sehingga disebut juga penelitian hukum kepustakaan.100

Penelitian hukum

normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal. Pada penelitian hukum

sejenis ini, mengkonsepkan hukum sebagai apa yang tertulis dalam

peraturan perundang-undangan (law in book) atau hukum dikonsepkan

sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan perilaku manusia

yang dianggap pantas dengan pendekatan perundang-undangan.101

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif-

analitis sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian ini. Deskriptif

analitis adalah menggambarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dari praktek pelaksanaan hukum

positif yang menyangkut permasalahan dalam penelitian ini.102

Kaitannya dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah dengan

menggambarkan tanggung jawab Dewan Komisaris pada PT. Gapura

100

Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Pt. Raja

Grafindo Persada, 2007, hal 116 101

Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada 2006 hal 118 102

Ronny Hanintijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurumetri, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 1999 hal. 97-98

Page 81: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

71

Angkasa, Jakarta dalam pelaksanaan penerapan prinsip Good Corporate

Governanceberdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 serta

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER – 01

/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik ( Good

Corporate Governance ) Pada Badan Usaha Milik Negara.

C. Lokasi Penelitian

1) UPT Perpustakan Universitas Jenderal Soedirman Jalan Prof. Dr. HR.

Boenjamin 708 Grendeng – Purwokerto.

2) Pusat Informasi Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Jenderal

Soedirman Jalan Prof. Dr. HR. Boenjamin 708 Grendeng –

Purwokerto.

3) PT. Gapura Angkasa, Jalan Angkasa Blok B 12 Kavling 8 Kota

Bandar Baru Kemayoran, Jakarta.

D. Sumber Data

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data

Sekunder, yang berupa:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat

mengikat,103

antara lain:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

103

Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal 52

Page 82: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

72

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen

Perusahaan

3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas

4) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Nomor Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Pada

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

5) Laporan Hasil Assesment Penerapan Good Corporate

Governance pada PT. Gapura Angkasa Tahun 2008 dan

Tahun 2011 yang dibuat oleh Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan provinsi DKI

Jakarta.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti Rancangan

Undang-Undang, hasil penelitian, dan hasil karya dari kalangan

hukum. Kaitannya dengan penelitian ini bahan hukum sekunder

yang digunakan \adalah hasil penelitian dan hasil pemikiran

dari kalangan hukum seperti literatur, jurnal, dan bulentin

ilmiah bidang hukum. 104

c. Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk

atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

104

Loc.cit

Page 83: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

73

hukum sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedi, dan lain-

lain. 105

E. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dipandang relevan dan memadai

untuk memperoleh data sekunder dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan, Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,

catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan

penelitian tersebut.106

F. Metode Penyajian Data

Penyajian bahan hukum dalam penelitian ini menggunakan bentuk

teks naratif, yaitu data yang sudah diolah dalam uraian teks narasi.

Penyajian teks naratif ini merupakan sebuah uraian yang disusun secara

sistematis, logis, dan rasional. Dalam arti keseluruhan data yang diperoleh

akan dihubungkan satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan pokok

permasalahan yang diteliti, sehingga merupakan suatu kesatuan yang

utuh.107

105

Loc.cit 106

M.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1988, hal.111 107

M.Nazir,Ibid, hal.115

Page 84: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

74

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis data normatif kualitatif. Metode analisis data normatif

kualitatif yaitu pembahasan dan penjabaran yang disusun secara logis

terhadap hasil penelitian terhadap norma, kaidah, maupun teori hukum

yang relevan dengan pokok permasalahan.108

108

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang, Cetakan

Keempat, Bayumedia Publishing, 2008, hal. 293

Page 85: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data Sekunder

1. Gambaran Umum PT. Gapura Angkasa

1.1 Profil PT. Gapura Angkasa

PT. Gapura Angkasa didirikan pada tanggal 26 Januari 1998

berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 32 tanggal 26 Januari

1998 dan Akta Perubahan Nomor 33 tanggal 21 Desember 1998 dan telah

mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman sesuai dengan Keputusan

Nomor C-21003 HT.01.01-TH 99 tanggal 31 Desember 1999. Saat ini,

Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Gedung DAPENRA, lantai 1, 2, dan

3, di Jalan Angkasa Blok B12, Kavling 8, Kota Baru Bandar Kemayoran,

Jakarta 10610, Indonesia.

Modal dasar Perusahaan ditetapkan sebesar Rp. 860.160.000.000,-

yang terbagi atas 8.601.600 lembar saham dengan nilai nominal Rp.

100.000,- per lembar,-. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan

sebanyak 2.150.400 dengan kompisisi kepemilikan:

1. PT. Garuda Indonesia (Persero) sebanyak 1.263.360 lembar saham,

seharga Rp. 126.336.000.000,- (58,75%)

2. PT. Angkasa Pura I (Persero) sebanyak 215.040 lembar saham,

seharga Rp. 21.504.000.000,- (10%)

Page 86: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

76

3. PT. Angkasa Pura II (Persero) sebanyak 672.000 lembar saham

atau seharga Rp. 67.200.000.000,- (31,25%)

Sebagai perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh BUMN,

pengelolaan PT. Gapura Angkasa tunduk pada ketentuan-ketentuan yang

mengatur BUMN.

1.1.1 Visi dan Misi

Berdasarkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) tahun

2010-2014, yang disusun dengan mengacu kepada Keputusan Menteri

Badan Usaha Milik Negara nomor KEP-102/MBU/2002, tanggal 4 Juni

2002, tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang Badan Usaha Milik

Negara, yang disesuaikan dengan kepentingan perusahaan, dinyatakan visi

dan misi Perusahaan sebagai berikut :

1.1.1.1 Visi Perusahaan

Menjadi penyedia jasa ground handling dan jasa terkait lainnya di

bandar udara dengan kualitas layanan kelas dunia (to provide World-Class

Airport Services)

1.1.1.2 Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan penyedia jasa ground handling dan jasa terkait

lainnya di bandar udara guna berkontribusi positif dalam integrasi bisnis

jasa penerbangan nasional selalu berupaya meraih laba dan pertumbuhan

untuk meningkatkan kesejahteraan stakeholders.

Misi diatas mengandung pengertian :

Page 87: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

77

a. Dengan beroperasinya PT. Gapura Angkasa sebagai penyedia jasa

ground handling dan jasa terkait lainnya di berbagai bandara di

Indonesia, dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan dan

perkembangan industri penerbangan nasional, baik dalam peningkatan

kualitas layanan maupun efisiensi harga.

b. Dalam pengelolaannya, PT. Gapura Angkasa harus memperoleh laba

untuk terus tumbuh,berkembang da memiliki daya saing yang kuat

serta dapat memberikan sumbangan pada peningkatan pendapatan

pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Memberi

kontribusi positif dalam integrasi bisnis jasa penerbangan nasional.

1.1.2 Tujuan Perusahaan

Untuk mewujudkan visi dan misi diatas, PT. Gapura Angkasa

menetapkan 3 tujuan strategis jangka panjang, yaitu ;

- Menyediakan layanan jasa ground handling dan jasa terkait lainnya

yang memenuhi standar kualitas kelas dunia

- Menjadi „role model” bagi perusahaan ground handling di

Indonesia

- Meraih laba dan pertumbuhan untuk meningkatkan kesejahteraan

seluruh stakeholders

1.2 Susunan Komisaris PT. Gapura Angkasa

Berdasarkan Anggaran Dasar PT. Gapura Angkasa (Akta

Pendirian Nomor 32 tanggal 26 Januari 1998 yang diubah terakhir

dengan Akta Nomor 2 tanggal 1 September 2010) susunan Dewan

Page 88: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

78

Komisaris PT. Gapura Angkasa saat ini berdasarkan Akta Keputusan

Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Nomor 19

tanggal 22 Nopember 2013 sebagai berikut

1) Komisaris Utama : Novianto Herupratomo

2) Komisaris : Drs. H. Yushan Sayuti

3) Anggota Komisaris : Drs. Rinaldo J. Azis

4) Anggota Komisaris : Ir. IGN Bambang Tjahjono CES

5) Komisaris Independen : Drs. Edie Haryoto

2. Penerapan Good Corporate Governance PT. Gapura Angkasa

2.1 Self Assesment

Setelah Komite Nasional Kebijakan Governance menyusun

pedoman Good Corporate Governance (Code of Corporate Governance

Best Practices), sudah saatnya kini diciptakan suatu alat untuk mengukur

penerapan Good Corporate Governance suatu perusahaan.

Forum Governance Corporate Indonesia (FCGI) Forum yang terdiri

atas 10 asosiasi bisnis dan profesi terkemuka di Indonesia, bekerja sama

dengan Asian Developmant Bank dan Pricewaterhouse Coopers telah

mengembangkan suatu Penilaian mandiri (Self Assesment) sebagai alat

untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia menilai sejauh mana

pelaksanaan Corporate Governannce-nya. Penilaian berbentuk Kuesioner

tersebut dinamakan Corporate Governance Self Assesment Checklist dan

telah dicetak dalam bentuk booklet. Alat tersebut berbentuk kuisioner yang

dapat diisi oleh perusahaan. Selanjutnya, perusahaan tersebut memberikan

Page 89: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

79

penilaian atas skor secara objektif terhadap jawabannya. Melalui kuisioner

tersebut, perusahaan dapat melakukan penilaian mandiri pada beberapa

bidang Good Corporate Governance.

Ada beberapa hal yang dijadikan pembobotan dalam penilaian

mandiri antara lain hak dari pemegang saham, kebijakan Good Corporate

Governance, praktik Good Corporate Governance, pengungkapan

(disclosure), dan fungsi audit. Dengan mengetahui beberapa skor yang

diperoleh dari kuisioner tersebut, perusahaan bersangkutan dapat

mengetahui berapa besar keterbukaan, akuntabilitas, tanggungjawab,

kemandirian, dan kewajaran perusahaan tersebut.

Penilaian ini dilakukan oleh perusahaan tersebut, namun disini ada

peran Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dimana

lembaga ini mempunyai kewenangan dalam Asistensi penerapan Good

Corporate Governance. Sehingga Hasil assesment tersebut di hitung untuk

mengetahui skornya, lalu di buatkan laporan bagi perusahaan. Laporan

tersebut menyajikan secara berimbang mengenai kondisi penerapan Good

Corporate Governance di perusahaan, yakni selain mengungkapkan hal-

hal yang telah dikelola secara baik, juga menguraikan bidang-bidang yang

memerlukan perbaikan.

Assesment penerapan Good Corporate Governance pada PT.

Gapura Angkasa mengacu pada:

1) Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002

tanggal 31 Juli 2002 yang telah diperbaharui menjadi Peraturan

Page 90: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

80

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011

tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good

Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang disahkan pada tanggal 1 Agustuts 2011 oleh

Menteri Badan Usaha Milik Negara. Pasal 2 Peraturan Menteri

Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahwa

BUMN wajib menerapkan Good Corporate Governance secara

konsisten dan berkelanjutan dengan berpedoman pada peraturan

menteri ini dan tetap memperhatikan ketentuan, dan norma yang

berlaku serta anggaran dasar BUMN.

2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) Pasal 5 Ayat (3) yang mewajibkan

pengelolaan BUMN berdasarkan prinsip-prinsip profesionalisme,

efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,

pertanggungjawaban dan kewajaran.

3) Kesepakatan bersama antara Staf Ahli Menteri Bidang Tata

Kelola Perusahaan Kementerian BUMN dengan Deputi Bidang

Akuntan Negara BPKP tanggal 19 Oktober 2006 mengenai

penetapan indikator dan parameter yang dipergunakan untuk

melakukan assesment dan review pada BUMN.

Page 91: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

81

4) Surat Direktur Utama PT. Gapura Angkasa Nomor:

GP/DZ/227/2012 tanggal 30 Mei 2011 perihal Assesment

Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Gapura

Angkasa tahun 2011

2.1.1 Tujuan Assesment

Tujuan Assesment Penerapan Good Corporate Governance adalah

untuk melakukan pengukuran dan pengujian atas penerapan Good

Corporate Governance di PT. Gapura Angkasa sebagai informasi/masukan

bagi Pemegang Saham, Komisaris, dan Direksi

2.1.2 Metodologi Assesment

Metodologi yang digunakan dalam assesment penerapan Good

Corporate Governance pada PT. Gapura Angkasa adalah:

a. Review Dokumen

Review Dokumen dilakukan terhadap beberapa dokumen PT.

Gapura Angkasa, antara lain: Anggaran Dasar, Pedoman

Kebijakan Perusahaan, Piagam Komisaris dan Direksi, Code of

Conduct, risalah RUPS, risalah rapat Komisaris dan Direksi,

risalah rapat Direksi, Laporan Manajemen, dokumen Komite,

dokumen SPI, dokumen Corporate Secretary dan dokumen

lainnya yang berkaitan dengan Good Corporate Governance.

b. Kuesioner

Page 92: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

82

Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh gambaran

dari responden mengenai hal yang berkaitan dengan penerapan

Good Corporate Governance dan sebagai pendalaman lebih

lanjut terhadap informasi yang belum atau tidak dapat diperoleh

dari Review dokumen. Rancangan kuesioner disusun oleh Tim

Corporate Governance BPKP (CG-BPKP). Pemilihan

responden dilakukan oleh pihak PT. Gapura Angkasa, dengan

kriteria yang diberikan oleh Tim CG-BPKP

c. Wawancara

Sebagai pendalaman lebih lanjut terhadap informasi yang belum

atau tidak dapat diperoleh dari review dokumen dan kuesioner,

dilakukan wawancara kepada pihak terkait.

d. Analisis

Hasil review dokumen, kuisioner, wawancara dan observasi

dianalisis untuk mendapatkan capaian penerapan per parameter,

per indikator dan per aspek pengujian serta skor hasil assesment.

e. Presentasi Hasil Sementara

Hasil review dokumen, kuesioner, wawancara maupun observasi

kemudian dirangkum dan disimpulkan untuk mendapatkan

tingkat pemenuhan setiap indikator dan parameter assesment

penerapan Good Corporate Governance dipaparkan kepada Tim

Counterpart

Page 93: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

83

f. Pelaporan

Tahap akhir dari kegiatan assesment penerapan Good Corporate

Governance adalah penyusunan laporan yang menunjukan

pencapaian penerapan Good Corporate Governance di PT.

Gapura Angkasa dan rekomendasi terhadap hal-hal yang masih

memerlukan perbaikan (area of improvements).

2.1.3 Penilaian Assesment oleh BPKP

Kebenaran atas data yang berkaitan dengan penerapan Good

Corporate Governance adalah tanggung jawab perusahaan. Tanggung

jawab Tim CG-BPKP terletak pada simpulan hasil assesment berdasarkan

penilaian yang dilakukan dengan batasan sebagai berikut:

a. Tidak melakukan penilaian atas kebijakan atau peraturan yang

dikeluarkan oleh instansi eksternal perusahaan, kecuali dalam kaitan

untuk melihat dampaknya terhadap penerapan Good Corporate

Governance pada perusahaan

b. Tidak melakukan penilaian atas beban kerja masing-masing organ

perusahaan yang diperlukan untuk memastikan keseimbangan alokasi

tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada PT. Gapura Angkasa

c. Penilaiandilakukan sebatas data yang diperoleh oleh Tim CG-BPKP

selama proses assesment, selanjutnya rekomendasi didasarkan pada

simpulan areas of improvements yang diperoleh

Page 94: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

84

d. Tidak melakukan penilaian terhadap dampak penerapan Good

Corporate Governance pada kinerja perusahaan

e. Penilaian dilakukan sebatas aspek governance, oleh karenanya tidak

mencakup indentifikasi atas kemungkinan adanya fraud (kecurangan)

2.2 Hasil Self Assesment penerapan Good Corporate Governance PT.

Gapura Angkasa

Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan telah melakukan

assesment penerapan Good Corporate Governance pada PT. Gapura

Angkasa tahun 2011 yang mencakup 5 (lima) governance yaitu Hak dan

Tanggungjawab Pemegang Saham/RUPS, Kebijakan Good Corporate

Governance, Penerapan Good Corporate Governance, Pengungkapan

(disclosure), dan Komitmen.

Berdasarkan assesment penerapan Good Corporate Governance

pada PT. Gapura Angkasa yang dilakukan sejak Agustus 2010 sampai

dengan Oktober 2010 untuk periode 2011, dapat disimpulkan bahwa

penerapan Good Corporate Governance pada PT. Gapura Angkasa

mencapai skor 77,07 dari skor maksimal 100,00 atau 77,07%.. Uraian atas

skor tersebut adalah:

No Aspek Governance Bobot Capaian

Perusahaan

Presentase

(%)

I Hak dan Tanggung

Jawab Pemegang

Saham / RUPS

9 6,68 74,19

II Kebijakan GCG 8 7,76 97,04

III Penerapan GCG

A. Komisaris 27 21,62 80,07

Page 95: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

85

B. Komite

Komisaris

6 5,36 89,38

C. Direksi 27 22,05 81,65

D. SPI 3 2,40 79,96

E. Sekretaris

Perusahaan

3 2,35 78,40

Sub Total 66 53,78 53,78

IV Pengungkapan

Informasi (disclosure)

7 2,35 33,54

V Komitmen 10 6,50 65,00

Total 100 77,07 77,07

Sumber: Laporan Hasil Assesment Penerapan Good Corporate

Governance pada PT. Gapura Angkasa Tahun 2011

Tabel di atas menggambarkan hasil perbandingan antara kondisi

penerapan Good Corporate Governance di PT. Gapura Angkasa dengan

praktik terbaik (best practices) penerapan Good Corporate Governance.

Dari lima aspek pengujian terhadap Good Corporate Governance

PT. Gapura Angkasa, presentase capaian tertinggi 97,04% ada pada aspek

Kebijakan GCG yang ditunjukkan antara lain PT. Gapura Angkasa telah

memiliki pedoman/kebijakan GCG seperti Pedoman Tata Kelola

Perusahaan (Code of Corporate Governance), Kode Etik (Code of

Conduct), Komite Audit, Kebijakan hak dan kewajiban karyawan,

pelanggan dan pemasok. Muatan masing-masing kebijakan tersebut telah

memadai.

Sementara itu, presentase terendah 33,54% ada pada aspek

Pengungkapan Informasi (disclocure), disebabkan perusahaan tidak

membuat Laporan Tahunan maupun publikasinya kepada stakeholders.

2.3 Rekomendasi

Page 96: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

86

Rekomendasi ini merupakan upaya dari pemerintah dalam hal membantu

perusahaan untuk memperbaiki penerapan Good Corporate Governance

pada PT. Gapura Angkasa agar dapat mencapai praktik terbaik (best

prractices) penerapan Good Corporate Governance.

3. Dewan Komisaris

3.1 Tanggung Jawab Dewan Komisaris berdasarkan Peraturan Perundang-

undangan

3.1.1 Tugas Dewan Komisaris berdasarkan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

Pasal 31

Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam menjalankan

kepengurusan Persero serta memberikan nasihat kepada Direksi.

Pasal 32

(1) Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang

kepada Komisaris untuk memberikan persetujuan kepada Direksi

dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.

(2) Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS,Komisaris

dapat melakukan tindakan pengurusan Persero dalam keadaan

tertentu untuk jangka waktu tertentu.

3.1.2 Fungsi Dewan Komisaris berdasarkan Peraturan Menteri Badan

Usaha Milik Negara Nomor :PER – 01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata

Page 97: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

87

Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan

Usaha Milik Negara (BUMN)

Pasal 12

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

dan/atau anggaran dasar.

(2) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas bertanggung jawab dan

berwenang melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,

jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai BUMN maupun

usaha BUMN dan memberikan nasihat kepada Direksi.

(3) Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), dilakukan untuk kepentingan BUMN dan sesuai dengan

maksud dan tujuan BUMN, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan

pihak atau golongan tertentu.

(4) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas membuat pembagian tugas

yang diatur oleh mereka sendiri.

(5) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyusun rencana

kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang

merupakan bagian yang tak terpisahkan dan RKAP.

Page 98: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

88

(6) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyampaikan laporan

tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku

yang baru lampau kepada RUPS/Menteri.

(7) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas harus memantau dan

memastikan bahwa GCG telah diterapkan secara efektif dan

berkelanjutan.

(8) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas harus memastikan bahwa

dalam Laporan Tahunan BUMN telah memuat informasi mengenai

identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat

yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat

gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau

tunjangan lain yang diterima dari BUMN yang bersangkutan.

(9) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib melaporkan kepada

BUMN mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada

BUMN yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap

perubahannya.

(10) Mantan anggota Direksi BUMN dapat menjadi anggota Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN yang bersangkutan, setelah

tidak menjabat sebagai anggota Direksi BUMN yang bersangkutan

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

Page 99: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

89

3.2 Tugas Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar PT.

Gapura Angkasa

Pasal 15

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik

mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh

Direksi, serta memberiksn nasihat kepada Direksi termasuk

pengawasan terhadap Rencana Kerja dan Anggara Perseroan serta

ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham, peraturan perundang-undangan yang berlaku, kepentingan

Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Persero.

3.3 Dewan Komisaris pada PT. Gapura Angkasa dalam penerapan

Good Corporate Governance

Aspek penerapan Good Corporate Governance pada organ

Komisaris dinilai dengan menggunakan 11 (sebelas) indikator yang

mencerminkan complance dan best practices penerapan Good Corporate

Governance, yaitu:

1. Kesempatan pembelajaran bagi Komisaris

2. Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas

3. Persetujuan Komisaris atau asumsi dan rencana pencapaian dalam

RJPP dan RKAP

4. Arahan Komisaris terhadap Direksi atas implementasi rencana

dan kebijakan perusahaan

Page 100: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

90

5. Kontrol Komisaris terhadap Direksi atas implementasi rencana

dan kebijakan perusahaan

6. Peran Komisaris dalam pemilihan calon anggota Direksi

7. Tindakan Komisaris terhadap (potensi) benturan kepentingan

yang menyangkut dirinya

8. Keterbukaan informasi

9. Pemantauan efektivitas praktik Good Corporate Governance

10. Pertemuan rutin dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan

Komisaris

11. Peran Sekretaris Komisaris

Berdasarkan hasil assesment yang dilakukan terhadap penerapan

kesebelas indikator tersebut dengan 33 (tiga puluh tiga) parameter, dapat

disimpulkan bahwa penerapan kesebelas indikator tersebut mencapai skor

21,62 dari skol maksimal 27,00 atau sebesar 80,07%.

Tingkat pemenuhan masing-masing indikator dijelaskan secara rinci

sebagai berikut:

a. Indikator yang tingkat pemenuhanya sudah baik, nampak dalam

pelaksanaan praktik sebagai berikut:

1) Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung jawab, dan otoritas

Dalam mewujudkan efektivitas proses pengambilan keputusan,

Komisaris telah menetapkan mekanisme pengambilan keputusan yang

Page 101: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

91

tertuang dalam Anggaran Dasar, Board Manual, dan Surat Keputusan

Pemegang Saham Diluar RUPS PT. Gapura Angkasa.

Pembagian tugas Komisaris diwujudkan melalui Surat

Keputusan Komisaris Utama dimana Komisaris Utama yaitu Eliza

Lumbantoruan melakukan tugas Komite Nominasi dan Komite

Remunerasi, serta melakukan pengawasan khususnya bidang Sumber

Daya Manusia. Sedangkan anggota Dewan Komisaris Rinaldo J. Azis

menangani tugas Komite Good Corporate Governance, anggota

Dewan Komisaris Harso Tjatur P. Menangani tugas Komite Risk

Management dan Komisaris Independent Edie Harjoto menangani

Komite Audit Keuangan.

Rencana kerja Dewan Komisaris yang memuat antara lain

orientasi Dewan Komisaris yang baru, pembagian tugas, rapat rutin

bulanan, rapat koordinasi dengan Komite Audit, evaluasi pelaksanaan

RJPP, evaluasi pelaksanaan RKAP dan Kinerja manajemen dan

mengidentifikasi permasalahan serta membuat rekomendasi tindakan

perbaikan kepada Direksi.

Program kerja Dewan Komisaris Tahun 2011 ditanda tangani

oleh Komisaris Utama, namun tidak disampaikan kepada Pemegang

Saham pada awal tahun 2011, melainkan tanggal 13 Februari 2012

bersamaan dengan penyampaian laporan Kegiatan Dewan Komisaris

tahun 2011

Page 102: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

92

2) Persetujuan Komisaris atas asumsi dan rencana pencapaian dalam

RJPP dan RKAP

Komisaris telah memberi masukan secara komperhensif dalam

rangka penyempurnaan RJPP dan RKAP melalui media rapat, serta

memberikan persetujuan atas RKAP dan RJPP dalam jangka waktu

sesuai ketentuan

3) Kontrol Komisaris terhadap Direksi atas implementasi rencana dan

kebijakan perusahaan

Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan dan pemantauan

(control dan monitor) terhadap kepatuhan Direksi dalam menjalankan

Perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan dan pemantauan

terhadap Kinerja Direksi dengan melibatkan Komite Komisaris, serta

menilai kinerja Direksi yang menyangkut tingkat keberhasilan mereka

dalam menjalankan perusahaan.

4) Peran Komisaris dalam pemilihan calon anggota Direksi

Dalam surat Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham Nomor

GP/DEKOM/29/X/2011 tanggal 22 Oktober 2010 perihal;

Penyampaian Hasil Penialaian Komite Nominasi, isinya antara lain

bahwa untuk proses seleksi calon Direksi, Dewan Komisaris telah

membentuk Komite Nominasi dan telah meminta kepada Pemegang

Saham memberikan usulan nama-nama calon Direksi PT. Gapura

Page 103: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

93

Angkasa dan kemudian telah melaksanakan assesment atas seluruh

calon Direksi melalui konsultan independen.

5) Tindakan Komisaris terhadap (potensi) benturan kepentingan yang

menyangkut dirinya

Sebagai wujud komitmen tertulis terhadap penerapan aturan

benturan kepentingan, seluruh Dewan Komisaris telah membuat Surat

Pernyataan Tidak Memiliki Benturan Kepentingan (Conflict of

Interest) ditandatangani tanggal 23 Februari 2011 pada awal

pengangkatannya

6) Peran Sekretaris Komisaris

Dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris PT. Gapura Angkasa

Nomor DK/SEP/03/XII/2009 tanggal 31 Desember 2009 tantang

Pengangkatan Sekretaris Dewan Komisaris PT. Gapura Angkasa,

menetapkan Lestari Mustika Noor W sebagai Sekretaris Dewan

Komisaris, berikut uraian jabatannya.

Sekretaris Dewan Komisaris telah mempunyai ruang kerja,

memiliki fasilitas penyimpanan dokumen secara tertib. Sekretaris

Komisaris juga telah melaksanakan tugasnya dengan menyiapkan

undangan rapat yang memuat agenda rapat, menghadiri rapat

Komisaris dan membuat risalah rapat Komisaris.

b. Indikator yang penerapannya masih memerlukan perbaikan atau

penyempurnaan, dirinci sebagai berikut:

1) Kesempatan pembelajaran bagi Komisaris

Page 104: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

94

Perusahaan telah memiliki program pengenalan bagi Komisaris

yang dituangkan dalam Board Manual yang meliputi gambaran

mengenai perusahaan, pelaksanaan prinsip Good Corporate

Governance, penjelasan berkaitan dengan kewenangan yang

didelegasikan, Auditor Internal dan Eksternal, sistem dan kebijakan

pengendalian intern, tugas dan peran Komite Audit dan Komite Lain

yang diberntuk Dewan Komisaris, serta penjelasan mengenai tugas

dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.

Pada tahun 2011 terdapat pengangkatan Komisaris baru yang

dituangkan dalam Surat Keputusan Pemegang Saham PT. Gapura

Angkasa Nomor PS/SKEP/01/1/2011 Tanggal 3 Januari 2011 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi dan Dewan

Komisaris PT. Gapura Angkasa. Adapun pelaksanaan Program

Pengelolaan dilakukan pada tanggal 4-6 April 2011 dalam bentuk

kunjungan kerja ke Cabang Polonia Medan.

Namun Dewan Komisaris belum membuat dan melaksanakan

program pengembangan yang terstruktur dan sistematis untuk

meningkatkan kemampuan (skill and knowladge) bagi Dewan

Komisaris, yang dianggarkan dalam RKAP Perusahaan.

2) Arahan Komisairs terhadap Direksi atas implementasi rencana dan

kebijakan perusahaan

Page 105: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

95

Belum tampak adanya kajian mengenai visi dan misi Perusahaan

yang dilakukan secara khusus oleh Dewan Komisaris. Penyampaian

tentang visi dan misi hanya berupa masukan dalam rapat.

Dalam pengelolaan risiko, Dewan Komisaris memberikan

masukan atau arahan kepada Direksi terkait dengan penerapan risiko

seperti pelaksanaan risk assesment dan risk management. Namun

identifikasi atas risiko korporasi yang tinggi (high exposure areas)

maupun review kebijakan dan strategi manajemen risiko belum

dilakukan karena Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko baru

selesai dibuaut dan disahkan oleh Komisaris Utama dan Direktur

Utama tanggal 23 September 2012.

Dewan Komisaris telah mendapatkan laporan tentang kinerja

Teknologi dan Informasi (TI) melalui Laporan Manajemen

Perusahaan Tahun Buku 2011 (audited), yang terdapat pelaksanaan

penerapan TI berupa finalisasi pembuatan sistem ERP untuk

pengelolaan keuangan dan administrasi back office guna

meningkatkan mtu pelaporan dan proses pekerjaan yang lebih efektif

dan efisien. Namun belum tampak adanya arahan masukan maupun

review kebijakan TI dari Dewan Komisaris.

Mengenai penting yang memerlukan perhatian Dewan

Komisaris di luar hal-hal yang secara jelas sudah diatur dalam

Anggaran Dasar Dewan Komisaris belum memiliki kriterianya,

sehingga belum tampak adanya pembahasan atau tindak lanjut

Page 106: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

96

maupun masukan kepada Direksi atas setiap masalah penting yang

timbul sesuai dengan kriteria.

Dewan Komisaris telah mengefektifkan komunikasi dengan

Direksi maupun jajarannya melalui surat menyurat, email,dan

gathering.

Dewan Komisaris telah melakukan otoritas atas transaksi yang

memerlukan persetujuan sesuai dengan Anggaran Dasar PT. Gapura

Angkasa berdasarkan Akta Pendirian Nomor 32 tanggal 26 Januari

1998 dan Akta Perubahannya tanggal 1 September 2010 Nomor 2

Pasal 11 butir 6, seperti perihal kerjasama pergudangan, rencana

kerjasama pengoperasian TTE, pergeseran anggaran biaya investasi

2011.

Kewenangan pendapatan auditor independen untuk tahun buku

2011 di dalam Risalah RUPS Laporan Manajemen Tahun Buku 2010

No.GP/RUPS/LM2010-02/IV/2011 tanggal 18 April 2011

dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Melalui Komite Audit, Dewan

Komisaris telah mengusulkan calon Auditor Eksternal kepada RUPS

yang memuat alasan pencalonan dan besarnya honorarium. Namun

Dewan Komisaris belum tampak berpartisipasi aktif dalam

meningkatkan Perusahaan.

3) Keterbukaan informasi

Untuk memastikan Direksi memberi perlakuan yang adil dan

setara dalam penyampaian informasi kepada pihak terkait, Dewan

Page 107: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

97

Komisaris telah membahas laporan keuangan sebelum laporan

tersebut dipublikasikan dan memastikan auditor eksternal, SPI dan

Komite Audit memiliki akses terhadap informasi mengenai

Perusahaan dalam melaksanakan tugasnya. Namun, Komisaris belum

sepenuhnya menyampaikan informasi kepada Pemegang Saham

berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam batas kewenangannya.

Kriteria mengenai informasi yang dapat diberikan kepada

stakeholders lainnya belum ditetapkan Dewan Komisaris sehingga

belum ada kejelasan batas wewenang antara Dewan Komisaris dan

Direksi dalam menyampaikan informasi kepada stakeholders.

4) Pemantauan efektivitas praktik Good Corporate Governance

Komisaris telah melakukan pemantauan penerapan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance antara lain melalui arahan

terhadap kegiatan perusahaan agar selalu konsisten terhadap aspek

Good Corporate Governance, Namun Dewan Komisaris belum

melakukan penilaian secara self assesment atas capaian kinerja Dewan

Komisaris.

5) Pertemuan rutin dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Komisaris

Pelaksanaan rapat Komisaris telah sesuai ketentuan. Tata tertib

rapat yang mengatur jalannya rapat sejak perencanaan sampai dengan

pendokumentasian dan pendistribusian hasil rapat telah ditetapkan

dalam Anggaran Dasar dan Board Manual, serta telah dilaksanakan

secara konsisten.

Page 108: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

98

Tingkat kehadiran Dewan Komisaris pada rapat Dewan

Komisaris sebagai perwujudan komitmen palaksanaan tugas dan

kewajibannya hanya 58%.

Risalah rapat telah dibuat, namun dari 15 rapat hanya 2 rapat

yang sudah mencantumkan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan

rapat sebelumnya.

B. Pembahasan

Tanggung Jawab Hukum Dewan Komisaris dalam Penerapan Prinsip

Good Corporate Governance pada PT. Gapura Angkasa

Untuk mengetahui tanggung jawab hukum Dewan Komisaris, maka

perlu dikemukakan terlebih dahulu ketentuan Pasal 1 Angka (6) Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang

menyatakan bahwa:

“ Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas

melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan

anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. ”

Ruang lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris dirumuskan

dalam Pasal 108 Ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007, yang

merumuskan:

“ Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan

pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai

perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat kepada

direksi.”

Page 109: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

99

Selain itu, penjelasan mengenai pelaksanaan tanggung jawab Dewan

Komisaris dirumuskan dalam Pasal 114 Ayat (2) Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas:

“ Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-

hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan

pemberian nasihat kepada direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108

Ayat (1) Undang-Undang ini untuk kepentingan Perseroan dan sesuai

dengan maksud dan tujuan Perseroan.”

Pada Pasal 116 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas mengatur mengenai tugas dan kewajiban lainnya yang

ditanggung oleh Dewan Komisaris, yang merumuskan bahwa:

“ Dewan Komisaris wajib:

a. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan

salinannya;

b. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan

sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan terssebut

dan Perseroan lain; dan

c. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah

dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada

RUPS. “

Selain diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007,

tanggung jawab Dewan Komisaris dalam BUMN, diatur juga dalam Pasal

Page 110: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

100

31 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang

merumuskan bahwa:

“ Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam menjalankan

kepengurusan Persero serta memberikan nasihat kepada Direksi “

Pada Pasal 12 Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:

PER-01/MBU/2011tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara

merumuskan mengenai fungsi Dewan Komisaris yaitu:

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

dan/atau anggaran dasar.

(2) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas bertanggung jawab dan

berwenang melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,

jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai BUMN maupun

usaha BUMN dan memberikan nasihat kepada Direksi.

(3) Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), dilakukan untuk kepentingan BUMN dan sesuai dengan

maksud dan tujuan BUMN, dan tidak dimaksudkan untuk

kepentingan pihak atau golongan tertentu.

(4) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas membuat pembagian tugas

yang diatur oleh mereka sendiri.

Page 111: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

101

(5) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyusun rencana

kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas

yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dan RKAP.

(6) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyampaikan

laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama

tahun buku yang baru lampau kepada RUPS/Menteri.

(7) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas harus memantau dan

memastikan bahwa GCG telah diterapkan secara efektif dan

berkelanjutan.

(8) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas harus memastikan bahwa

dalam Laporan Tahunan BUMN telah memuat informasi mengenai

identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat

yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat

gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau

tunjangan lain yang diterima dari BUMN yang bersangkutan.

(9) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib melaporkan kepada

BUMN mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada

BUMN yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap

perubahannya.

(10) Mantan anggota Direksi BUMN dapat menjadi anggota Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN yang bersangkutan,

Page 112: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

102

setelah tidak menjabat sebagai anggota Direksi BUMN yang

bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

Menurut Ridwan Halim, tanggung jawab hukum adalah sesuatu

akibat lebih lanjut dari pelaksaan peranan, baik peranan itu merupakan hak

dan kewajiban ataupun kekuasaan. Secara umum tanggung jawab hukum

diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berprilaku

menurut cara tertentu tidak menyimpang dari pertaturan yang telah ada.109

Wahyu Kurniawan dalam bukunya menyatakan bahwa, Dewan

Komisaris adalah organ perseroan yang mengemban dua tugas, yaitu

mengawasi direksi dan memberikan nasihat kepada direksi perseroan.

Dewan Komisaris juga mempunyai peran penting dalam corporate

governance, yaitu mengawasi sekaligus memberi nasihat kepada pengelola

perusahaan.110

Menurut Sutan Remy Sjahdeini taggung jawab dewan komisaris

dalam hal pengawasan meliputi segala hal (tanpa batas dan tanpa syarat)

yang terkait dengan kebijakan pengurusan oleh Direksi, baik mengenai

Perseroan maupun usaha perseroan.

Hardijan Rusli memberikan pendapat, bahwa dalam Perseroan

Terbatas, Dewan Komisaris mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai

berikut:111

109

Khairunnisa, Kedudukan, Skripsi: Peran, dan Tanggung Jawab Hukum Direksi,

Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008, hal.4 110

Wahyu Kurniawan, Op.cit, hal.27 111

Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya: Kajian Analitis UU

Perseroan Terbatas. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1996, hal.128

Page 113: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

103

a. Menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan

Terbatas dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab

b. Melaporkan kepada Perseroan Terbatas mengenai kepemilikan

sahamnya dan atau keluarganya pada Perseroan Terbatas lainnya

c. Kewajiban lainnya ditetapkan dalam anggaran dasar, seperti

misalnya

a) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam

melakukan perbuatan hukum tertentu

b) Melakukan tindakan pengurusan perseroan dalam keadaan

tertentu untuk jangka waktu tertentu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, dalam Pasal 15

Anggaran Dasar PT. Gapura Angkasa, tanggung jawab Dewan Komisaris

sudah dijelaskan dalam hasil penelitian point 3.2, yang menerangkan

bahwa:

“ Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai

Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, serta

memberiksn nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap

Rencana Kerja dan Anggara Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar

dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, peraturan perundang-

undangan yang berlaku, kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud

dan tujuan Persero. ”

Page 114: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

104

Berdasarkan hasil penelitian pada point 3.3 tentang Dewan

Komisaris pada PT. Gapura Angkasa dalam penerapan Good Corporate

Governance, terdapat 11 indikator yang menjadi penilaian dari penerapan

Good Corporate Governance oleh Dewan Komisaris, yaitu sebagai

berikut:

1. Kesempatan pembelajaran bagi Komisaris

2. Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung jawab, dan otoritas

3. Persetujuan Komisaris atau asumsi dan rencana pencapaian

dalam RJPP dan RKAP

4. Arahan Komisaris terhadap direksi atas implementasi rencana

dan kebijakan perusahaan

5. Kontrol Komisaris terhadap Direksi atas implementasi rencana

dan kebijakan perusahaan

6. Peran Komisaris dalam pemilihan calon anggota Direksi

7. Tindakan Komisaris terhadap (potensi) benturan kepentingan

yang menyangkut dirinya

8. Ketebukaan informasi

9. Pemantauan efektivitas praktik Good Corporate Governance

10. Pertemuan rutin dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan

komisaris

11. Peran Sekretaris Komisaris

Apabila hasil penelitian pada 3.2 dan 3.3 dihubungkan dengan Pasal

1 Angka (6), Pasal 108 Ayat (1), Pasal 114 Ayat (2), Pasal 116 Undang-

Page 115: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

105

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 31

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara, dan pendapat Wahyu Kurniawan, Ridwan Halim, serta Sutan

Remi Sjahdeni, maka dapat dideskripsikan bahwa Dewan Komisaris pada

PT. Gapura Angkasa memiliki kekurangan dalam hal pemberian nasihat

terhadap direksi. Pemberian nasihat yang dimaksud adalah mengenai

masalah penting yang ada dalam perusahaan. Di samping itu Dewan

Komisaris belum memberikan nasihat secara khusus mengenai tindak

lanjut dari risk management serta mengenai kebijakan Teknologi dan

Informasi. Kekurangan dalam pemberian nasihat tersebut adalah tidak

sesuai dengan Pasal 108 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, yang menyebutkan bahwa Dewan Komisaris

terhadap direksi, memiliki tugas yang salah satunya adalah pemberian

nasihat kepada direksi.

Hasil penelitian 3.3 dihubungkan dengan Pasal 116 huruf c Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta pendapat

dari Rusli, dapat dideskripsikan bahwa Dewan Komisaris pada PT. Gapura

Angkasa masih terdapat kekurangan dalam hal pemberian laporan tentang

tugas pengawasan kepada RUPS, dalam hal ini seharusnya Dewan

Komisaris melaporkan pada awal tahun yaitu Januari 2011, namun Dewan

Komisaris baru memberi laporan pengawasan pada bulan Februari 2011.

Dalam laporan yang diberikan oleh Dewan Komisaris belum sepenuhnya

dilaporkan pada pemegang saham. Sehingga hal tersebut tidak sesuai

Page 116: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

106

dengan Pasal 116 huruf c Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Dewan Komisaris

pada PT. Gapura Angkasa belum sepenuhnya melaksanakan tanggung

jawabnya yang terdapat dalam Pasal 1 Angka (6), Pasal 114 Ayat (2),

Pasal 116 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, dan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

Badan Usaha Milik Negara. Karena masih terdapat kekurangan dalam hal

pemberian nasihat kepada direksi dan pemberian laporan hasil pengawasan

kepada RUPS.

Selain itu, pada Pasal 6 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2003 merumusakan, bahwa:

“ Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris harus mematuhi

Anggaran Dasar BUMN dan ketentuan peraturan perundang-

undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme,

efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, kewajaran, serta

pertanggungjawaban”

Mengenai penerapan prinsip Good Corporate Governance pada

BUMN diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha

Milik Negara Nomor: PER–01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha

Milik Negara.

Page 117: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

107

Pasal 3 Peraturan Menteri tersebut menyebutkan bahwa prinsip-

prinsip Good Corporate Governance, yaitu :

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan;

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan

dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif;

3. Pertanggungjwaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan

dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan dimana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat;

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam

memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang

timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.

Pengukuran terhadap penerapan Good Corporate Governance diatur

pula dalam Pasal 44 Ayat (1), merumuskan bahwa:

BUMN wajib melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG

dalam bentuk:

a. Penilaian (assesment) yaitu program untuk mengidentifikasi

pelaksanaan GCG di BUMN melalui pengukuran

pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang

dilaksanakan secara berkala setiap 2 (dua) tahun;

b. Evaluasi (review), yaitu program untuk mendeskripsikan

tindak lanjut pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN

yang dilakukan pada tahun berikutnya setelah penilaian

Page 118: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

108

sebagaimana dimaksud pada huruf a, yang meliputi evaluasi

terhadap hasil penilaian dan tindak lanjut atas rekomendasi

perbaikan.

Menurut pendapat Sonda Marakachi dan Jean Bedard, Good

Corporate Governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur

dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi para

stakeholders.112

Menurut Endri, Akuntabilitas merupakan Kerangka corporate

governance yang harus menjamin adanya pedoman strategis perusahaan,

pemantauan yang efektif terhadap manajemen yang dilakukan oleh Dewan

Komisaris, dan akuntabilitas Dewan Komisaris terhadap perusahaan dan

pemegang saham. Prinsip ini juga memuat kewenangan-kewenangan yang

harus dimiliki oleh Dewan Komisaris beserta kewajiban-kewajiban

profesionalnya kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya. 113

Selanjutnya Adrian Sutedi juga menyebutkan bahwa prinsip

keterbukaan atau transparansi yang merupakan prinsip di mana kerangka

kerja corporate governance harus memastikan bahwa diungkapkannya

informasi materiil perusahaan yang akurat dan tepat waktu, antara lain

meliputi situasi keuangan, kinerja perusahaan, pemegang saham, dan

manajemen perusahaan serta faktor risiko yang mungkin timbul. Informasi

112

Adrian Sutedi, Op.cit, hal. 2 113

Endri, Artikel : Best Practice Good Corporate Governance dalam

Meningkatkan Sinergi dan Strategi Stakeholders, Universitas Bung Hata, diunduh melalui website

http://www.bunghatta.ac.id/artikel-134-8-best_practice_good_corporate_governance dalam sinergi

dan_kinerja_stakeholders_dalam.html

Page 119: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

109

material yang perlu diungkapkan meliputi antara lain hasil keuangan dan

usaha perusahaan, pemegang saham utama, anggota board of directors dan

eksekutif, resiko yang mungkin dihadapi, struktur dan kebijakan

perusahaan serta target yang ingin dicapai.114

Selain itu, Adrian Sutedi juga memberikan penjelasan mengenai self

assesment, di mana self assesment atau penilaian mandiri berbentuk

kuisioner yang dinamakan Corporate Governance Self Assesment

Checklist. Alat tersebut berbentuk kuisioner yang dapat diisi oleh

perusahaan. Selanjutnya, perusahaan tersebut memberikan penilaian atas

skor secara objektif terhadap jawabannya.115

Menurut M. Ansyoril Syabana, prinsip kemandirian (independent)

adalah keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional untuk

mencapai tujuannya tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan

dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan praktek-praktek korporasi yang sehat. Selain

prinsip kemandirian, ia juga memberi pendapat mengenai pengertian

prinsip kewajaran (fairness), di mana prinsip ini merupakan keadilan atau

keseraraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul

berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

dan dalam kegiatan usahanya harus memperhatikan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

114

Adrian Sutedi, Op.cit, hal. 46 115

Ibid, hal. 74

Page 120: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

110

Dalam hasil penelitian point 2.1 tentang Self Assesment yang

digunakan PT. Gapura Angkasa, yang menjelaskan mengenai penerapan

prinsip Good Corporate Governance pada PT. Gapura Angkasa, dapat

diketahui bahwa penilaiannya dengan Self Assesment yang nantinya dinilai

oleh BPKP dengan hasil akhir yang terdapat dalam point 2.2 mengenai

Hasil self assesment penerapan Good Corporate Governance PT. Gapura

Angkasa yang menghasilkan bahwa PT. Gapura Angkasa mencapai skor

77,07 dari skor maksimal 100,00 atau 77,07%.

Apabila hasil penelitian point 2.2 dihubungkan dengan Pasal 6 Ayat

(3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Pasal 3 dan Pasal 41 Ayat (1)

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MUB/2011

tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

Governance) pada BUMN, dan pendapat dari Sonda Marrakachi, Jean

Bedard serta Adrian Sutendi maka dapat diketahui bahwa hasil penerapan

yang dilaksanakan oleh PT. Gapura Angkasa dilakukan dengan Self

Assesment. Dengan hasil pencapaian 21,62 dari skor maksimal 27,00 atau

setara dengan 80,07%. Angka tersebut termasuk dalam pencapaian yang

cukup baik.

Selain memberikan penilaian atas penerapan Good Corporate

Governance, BPKP juga memberika rekomendasi atas indikator yang

perlu peningkatan. Seperti yang sudah ada dalam hasil penelitian 2.3

mengenai rekomendasi. Rekomendasi yang diberikan pada Dewan

Komisaris antara lain:

Page 121: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

111

a. Melaporkan penetapan Auditor Eksternal kepada Pemegang

Saham

b. Membuat program pemengembangan untuk meningkatkan

kemampuan (skill and knowladge) yang dimasukkan dalam

RKAP serta melaksanakannya

c. Mengkomunikasikan rencana kerja Dewan Komisaris kepada

Pemegang Saham pada setiap awal tahun

d. Mengkaji visi/misi Perusahaan secara berkala (tiga tahun sekali)

dan menyampaikan hasil kajiannya kepada Direksi

e. Memberikan arahan dan masukan tentang manajemen resiko

f. Memberikan arahan dan masukan tentang kebijakan Teknologi

dan Informatika

g. Menindaklanjuti hal-hal penting yang memerlukan perhatian

Dewan Komisaris di luar yang diatur dalam Anggaran Dasar

h. Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan citra Perusahaan

i. Menyampaikan informasi tentang hasil pengawasannya secara

berkala kepada Pemegang Saham, serta bersama Direksi

menetapkan kriteria informasi yang dapat disampaikan kepada

stakeholders lainnya

j. Melakukan self assesment atas capaian kinerja Komisaris dan

melaporkannya kepada Pemegang Saham, setelah terlebih

dahulu menetapkan sistem penilaian kinerja Komisaris

k. Meningkatkan kehadiran dalam rapat

Page 122: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

112

l. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan rapat

sebelumnya serta menginstruksikan Sekretaris Komisaris

mencantumkan evaluasi tersebut ke dalam risalah rapat

m. Melaporkan pembentukan, pengangkatan dan pemberhentian

Ketua maupun Anggota Komisaris kepada Pemegang Saham

Pada hasil penelitian point 3.3 mengenai penerapan prinsip Good

Corporate Governance yang dilakukan oleh Dewan Komisaris pada PT.

Gapura Angkasa, menerangkan bahwa ada 11 indikator aspek penilaian

penerapan Good Corporate Governance pada organ perseroan Dewan

Komisaris. Dari ke-11 indikator tersebut, ada 6 indikator yang termasuk

dalam indikator yang tingkat pemenuhannya sudah baik (hasil penelitian

point 3.3 huruf a) dan ada 5 indikator lainnya yang termasuk dalam

indikator yang penerapannya masih memerlukan perbaikan atau

penyempurnaan (hasil penelitian point 3.3 huruf b).

Hasil penelitian point 3.3 huruf a, mengenai indikator yang tingkat

pemenuhannya sudah baik adalah kejelasan fungsi, pembagian tugas,

tanggung jawab dan otoritas, persetujuan Komisaris atas asumsi dan

rencana pencapaian dalam RJPP dan RKAP, Kontrol Komisaris terhadap

Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan, peran

Komisaris dalam pemilihan calon anggota Direksi dalam Surat Dewan

Komisaris kepada Pemegang saham, tindakan Komisaris terhadap

(potensi) benturan kepentingan yang menyangkut dirinya, dan peran

Sekertaris Komisaris.

Page 123: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

113

Apabila hasil penelitian point 3.3 huruf a angka 1 dan 2 dihubungkan

dengan Pasal 6 Ayat (3) Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik

Negara, dan Pasal 3 Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-

01/MBU/2011serta pendapat Endri, maka dapat diketahui bahwa aspek

kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung jawab, dan otoritas serta

aspek persetujuan Komisaris atas asumsi dan rencana pencapaian dalam

RJPP dan RKAP termasuk dalam prinsip akuntabilitas (accountability).

Dewan Komisaris sudah menerapkan prinsip ini, yang diwujudkan melalui

Surat Komisaris Utama yang berisikan mengenai kejelasan fungsi,

pembagian tugas dan rencana kerja serta otoritas Dewan Komisaris. Serta

dalam hal ini Dewan Komisaris sudah memberi masukan yang

komperhensif agar pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

Hasil penelitian pada point 3.3 huruf a angka 4 dihubungkan dengan

Pasal Pasal 6 Ayat (3) Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik

Negara, dan Pasal 3 Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-

01/MBU/2011 serta pendapat dari M. Ansyoril Syabana, dapat

dideskripsikan bahwa aspek peran Komisaris dalam pemilihan calon

anggota Direksi, termasuk dalam prinsip kemandirian (independent) di

mana dalam hal ini Dewan Komisaris sudah menerapkan prinsip ini

dengan adanya pemilihan anggota Direksi yang dilakukan tanpa intervensi

dari pihak manapun, serta dengan adanya konsultan independen yang

membantu pemilihan calon direksi.

Page 124: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

114

Pada hasil penelitian 3.3 huruf a angka 5 dihubungkan dengan Pasal

Pasal 6 Ayat (3) Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Negara, dan

Pasal 3 Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MUB/20110 serta

pendapat dari M. Ansyoril Syabana, maka dapat diketahui bahwa aspek

tindakan Komisaris terhadap (potensi) benturan kepentingan yang

menyangkut dirinya termasuk pada prinsip kewajaran (fairness). Dewan

Komisaris sudah melaksanakan prinsip ini, dibuktikan dengan adanya

Surat Pernyataan Tidak Memiliki Benturan Kepentingan (Confilict of

Interest) tertanggal 23 Februari 2011. Surat tersebut diterbitkan sebagai

usaha dalam hal pemenuhan hak-hak stakeholders untuk melindungi dari

kecurangan-kecurangan seperti halnya insider trading (transaksi yang

melibatkan informasi orang dalam), fraud (penipuan), maupun KKN.

Sehingga dalam hal ini prinsip kewajaran telah diterapkan oleh Dewan

Komisaris.

Hasil penelitian point 3.3 huruf b, mengenai indikator yang tingkat

Komisaris, arahan Komisaris terhadap Direksi atas implementasi rencana

dan kebijakan perusahaan, keterbukaan informasi, pemantauan efektivitas

praktik Good Corporate Governance, dan pertemuan rutin dan

dokumentasi pelaksanaan kegiatan Komisaris.

Berdasarkan hasil penelitian point 3.3 huruf b yang dihubungkan

dengan Pasal 3 Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per-

MUB-01/2011 serta pendapat Adrian Sutedi mengenai prinsip keterbukaan

(transparancy), maka dapat diketahui bahwa penerapan prinsip ini belum

Page 125: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

115

diterapkan secara maksimal. Karena keterbukaan informasi mengenai

informasi-informasi hasil pengawasan Dewan Komisaris kepada

stakeholders belum disampaikan sehingga mengakibatkan ketidak jelasan

batas wewenang antara Dewan Komisaris dan Direksi dalam

menyampaikan informasi kepada stakeholders.

Selanjutnya, apabila hasil penelitian pada point 3.3 huruf b

dihubungkan dengan Pasal 116 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, bahwa Dewan Komisaris pada PT. Gapura

Angkasa belum menerapkannya dengan baik. Keterbukaan informasi

mengenai hasil pengawasan merupakan hak-hak dari stakeholders yang

harus dipenuhi oleh board of directors.

Selain prinsip keterbukaan (transparancy), prinsip tanggung jawab

(responsibility) yang tersirat dalam hasil penelitian point 3.3 huruf b angka

4, apabila hasil penelitian point 3.3 huruf b angka 4 dihubungkan dengan

Pasal 108 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, Pasal 31 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003,

Pasal 12 Pada Pasal 12 Ayat (2) Peraturan Menteri Badan Usaha Milik

Negara Nomor: PER – 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha

Milik Negara, serta pandangan tanggung jawab pengawasan Dewan

Komisaris menurut Sutan Remy Sjahdeini maka dapat dapat

dideskripsikan bahwa aspek pengawasan efektivitas praktik Good

Corporate Governance di PT. Gapura Angkasa belum sepenuhnya

Page 126: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

116

dilakukan oleh Dewan Komisaris. Padahal sudah jelas bahwa Dewan

Komiaris memiliki fungsi pengawasan terhadap kinerja direksi mengenai

hal perseroan, seperti yang dirumuskan dalam Pasal 108 Ayat (1) Undang-

undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 31

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara, serta Anggaran Dasar PT. Gapura Angkasa. Selain itu yang

termasuk dalam prinsip ini adalah aspek mengenai arahan Komisaris

terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan

yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Dari uraian tersebut di atas, diketahui bahwa dari 5 prinsip yang ada

dalam Good Corporate Governance yang wajib dilaksanakan oleh Dewan

Komisaris berdasarkan Pasal 6 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2003 tentang BUMN, terdapat 2 prinsip yang belum dilaksanakan secara

maksimal dan termasuk dalam aspek yang harus diperbaiki, yakni prinsip

keterbukaan (transparancy) dan tanggungjawab (responsibility).

Walaupun demikian, penerapan Good Cororate Governance yang

dilaksanakan oleh Dewan Komisaris sudah dalam kategori baik, karena

dari 5 prinsip yang seharusnya diterapkan, ada 3 prinsip yang sudah

termasuk dalam kategori aspek yang sudah baik, yaitu adalah prinsip

akuntabilitas (accountability), kemandirian (independent), dan kewajaran

(fairness).

Page 127: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa Dewan Komisaris pada PT. Gapura Angkasa belum

sepenuhnya menerapkan tanggung jawabnya, hal tersebut didasarkan pada:

1. Dewan Komisaris memiliki 2 tugas pokok, yaitu pengawasan,

dan pemberian nasihat kepada direksi. Dalam hal ini Dewan

Komisaris belum menjalankan tugas pemberian nasihat kepada

direksi secara maksimal. Pemberian nasihat yang dimaksud

adalah pemberian nasihat yang berkaitan dengan masalah-

masalah penting yang terdapat dalam perusahaan. Demikian pula

tindak lanjut dari pengawasan yang telah dilakukan, yakni

pemberian laporan mengenai hasil pengawasan, belum

sepenuhnya dilaporkan kepada pemegang saham secara tepat

waktu.

2. Mengenai penerapan Good Corporate Governance, Dewan

Komisaris belum sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance. Dalam Peraturan Menteri BUMN

Nomor : PER-01/MUB/2011 terdapat 5 prinsip, yaitu

keterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability),

tanggung jawab (responsibility), kemandirian (responsibility),

dan kewajaran (fairness). Terdapat 2 prinsip yang termasuk

Page 128: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

118

dalam indikator yang perlu diperbaiki, yaitu prinsip keterbukaan

(transparancy) dan tanggung jawab (responsibility).

B. Saran

Berdasarkan penerlitian tersebut, maka penulis memberikan

beberapa saran yang diharapkan dapat dipertimbangkan, baik oleh

pemerintah maupun perusahaan:

1. Pemerintah sebagai regulator, perlu membuat sanksi tegas bagi

perusahaan yang kurang dalam penerapan Good Corporate

Governance. Sehingga dapat dijadikan acuan perusahaan agar

lebih baik lagi.

2. Untuk perusahaan, agar membuat pedoman khusus penerapan

Good Corporate Governance, sehingga penerapan tersebut

dapat dilaksanakan secara maksimal dan lebih efektif. Karena

dengan adanya pedoman tersebut, Dewan Komisaris dapat

lebih mudah dalam pelaksanaan penerapannya.

3. Dewan Komisaris sebagai salah satu pemeran penting dalam

penerapan Good Corporate Governance maka harus lebih

memperhatikan mengenai tanggung jawabnya yang telah

diamanatkan dalam undang-undang, peraturan pemerintah

maupun anggaran dasar. Agar segala tanggung jawabnya dapat

dilaksanakan dengan sepenuhnya.

Page 129: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

119

DAFTAR PUSTAKA

Buku Literatur:

Anoraga, Pandji, BUMN: Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi),Pustaka

Jaya, Jakarta, 1995

Asikin, Zainal dan Amirudin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT.

Raja Grafindo Persada, 2007

Asyhadie, Zaeni, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia,

Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005

Budiarto, Agus, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan

Terbatas, PT. Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 2009

Damiri, Achmad, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya

dalam Konteks Indonesia, Jakarta, PT. Ray Indonesia, 2006

Emirzon, Joni, Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance: Paradigma Baru

Dalam Praktik Bisnis Indonesia, Yogyakarta, PT. Genta Press, 2007

Ibrahim, BUMN dan Kepentingan Umum, PT. Citra Aditya, Jakarta, 1997

Ibrahim, Jhonny, Teori dan Metedologi Penelitian Hukum Normatif, Malang, PT.

Banyumedia Publishing, 2008

Kurniawan, Wahyu, Corporate Governance, Jakarta, PT. Puataka Utama Grafiti,

2012

Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, PT. Citra

Aditya Bakti, 1993

Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia, 1988

Purwaningsih, Endang, Hukum Bisnis, PT. Ghalia Indonesia, Bogor, 2010

Rusli, Hardijan Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya: Kajian Analitis UU

Perseroan Terbatas. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1996

Simanjuntak, Cornelius, Organ Perseroan Terbatas, Jakarta, PT. Sinar Grafika,

2009

Soejono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, PT.

Grafindo Persada, 2007

Page 130: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

120

Soemitro, Ronny Hanintijo, Metode Penelitian Hukum dan Jurumetri, PT. Ghalia

Indonesia, Jakarta, 1999

Sutedi, Andrian, Good Corporate Governance, PT. Sinar Grafika, Jakarta, 2012

Tjager, I Nyoman, Corporate Governance Tantangan dan Kesemppatan bagi

Komunitas Bisnis Indonesia, Jakarta, PT. Prehillindo, 2003

Tunggal, Amin Wijaya, Corporate Governance, Jakarta, PT. Harvindo

Usman, Rusman, Dimensi Hukum Perusahaan Mengenai Bentuk-Bentuk

Perusahaan Badan Usaha di Indonesia, Bandung, PT. Mandar Maju, 1997

Peraturan Perundang-undangan:

1. Undang – Undang Dasar 1945

2. Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik

Negara

4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER –

01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

( Good Corporate Governance ) Pada Badan Usaha Milik Negara

Sumber Internet:

1. http://www.bumn.go.id/daftar-bumn/

2. http://accountingareas.blogspot.com/2013/05/peranan-dewan-

komisaris-dan-komite.html

3. http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2259789-tujuan-dan-

manfaat-penerapan-prinsip/

4. http://bankirnews.com/index.php?option=com&view=article&id+106:

tujuan-system-a-prinsip-gcg&catid=68:good-corporate-

governance&Itemid=101

Page 131: TANGGUNG JAWAB HUKUM DEWAN KOMISARIS …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI NADIA KARIMA... · gapura angkasa skripsi ... e1a011033 kementerian pendidikan dan kebudayaan

121

Sumber Data:

Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan: Laporan Hasil Assesment

Good Corporate Governance PT. Gapura Angkasa Tahun 2008

Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan: Laporan Hasil Assesment

Good Corporate Governance PT. Gapura Angkasa Tahun 2011

Sumber Lain:

Astanti, Dhiah Indah, Skripsi:Implementasi Good Corporate Governance

pada Perusahaan Asuransi, Universitas Diponegoro,Semarang, 2007

Hasanah, Nur, Skripsi:Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance Terhadap Kinerja Perbankan, Universitas Islam Negeri, Jakarta,

2013

Khairunnisa, Skripsi:Kedudukan, Peran, dan Tanggung Jawab Hukum Direksi,

Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008

Komite Nasional Kebijakan Governance : Pedoman Umum Good

Corporate Governance, 2006

Nurmalasari, Erfina, Skripsi:Fungsi Sekretaris Perusahaan dalam

Menciptakan Tata Kelola Yang Baik Berdasarkan Pasal 29 PER-01/MBU/2011

Pada PT.POS Indonesia (Persero), Universitas Jenderal Soedirman, 2014

Shalahuddin, Skripsi:Good Corporate Governance dalam Penjualan Tanker

VLCC Pertamina,, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009

Sulistiani, Skripsi:Christie Dwi Karya, Peranan Audit Intern Dalam

Penerapan Good Corporate Governance Yang Efektif, Universitas Maranatha,

Bandung, 2013

Wulandari, Skripsi:Catur Ari, Tinjauan Pelaksanaan Good Corporate

Governance, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009