Post on 21-Dec-2015
description
PRAKTIKUM PEMISAHAN KIMIA
PENETAPAN KEBUTUHAN OKSIGEN BIOKIMIA (BOD)
15 April 2015
KELOMPOK 6
OFFERING – C
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. PUTRI PUJI UTAMI (120331420934)
2. RATNA ANGGI S. (120331420946)
3. RATNA AYU A. (120331420978)
4. RELY ANDRIANTO (120331420959)
5. RICHA AYU A. (120331420965)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting
bagi hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Tanpa air, berbagai
proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Air merupakan merupakan sumberdaya alam
yang dapat diperbaharui (renewable) oleh alam, sehingga air diangap sebagai sumber
daya alam yang tidak akan habis. Tetapi jika air itu tercemar maka air tidak dapat lagi
digunakan sebagaimana diperuntukannya fungsi air itu bagi kehidupan makhluk hidup.
Air limbah domestik merupakan salah satu sumber pencemar terbesar bagi perairan.
Tingginya kandungan bahan organik dalam air limbah domestik meningkatkan
pencemaran pada badan air penerima. Semakin meningkatnya pencemaran dapat
menurunkan derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan pencemaran berdampak pada
kehidupan organisme perairan dan penurunan kualitas perairan sehingga tidak sesuai
dengan peruntukkannya.
Bahan pencemar adalah jumlah berat zat pencemar dalam satuan waktu tertentu yang
merupakan hasil perkalian dari kadar pencemar dengan debit limbah cair (SK Gub. No.61
tahun 1999) . Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kadar bahan
pencemar antara lain BOD. Kadar BOD yang tinggi dapat menyebabkan penurunan
kandungan oksigen terlarut di perairan, yang dapat mengakibatkan kematian organisme
akuatik. Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan
sangat merugikan manusia maka perlu dilakukan pengurangan pencemaran lingkungan
atau apabila mungkin ditiiadakan sama sekali. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
dilakukan percobaan Penetapan BOD yang bertujuan untuk menentukan nilai BOD dalam
suatu sampel air sungai
1.2 Tujuan Pratikum
Menetapkan kebutuhan oksigen biokimia dengan metode Winkler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sering kita membaca di media masa bahwa air sungai mengalami pencemaran, bahkan
menurut evaluasi bahwa kandungan BOD melampaui ambang batas baku mutu. Air yang
merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup. Untuk itu pengadaannya serta
sirkulasinya harus dapat menjamin keseimbang ekosistem yang ada.
Kebutuhan oksigen Biokimia atau BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organiknya yang mudah terurai. Bahan organik
yang tidak mudah terurai umumnya berasal dari limbah pertanian, pertambangan dan industri.
Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar BOD nya sedangkan DO
(Dissolved Oxygen ) akan makin rendah. DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di
dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan
oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk
mikroorganisme seperti bakteri.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5
ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi
bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik,
sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan
nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen
terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan
kerang akan mati. Penyebab bau busuk dari air yang tercemar berasal dari gas NH3 dan H2S
yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
Parameter BOD merupakan salah satu parameter yang di lakukan dalam pemantauan
parameter air, khusunya pencemaran bahan organik yang tidak mudah terurai. BOD
menunjukkan jumlah oksigen yang dikosumsi oleh respirasi mikro aerob yang terdapat dalam
botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20oC selama lima hari, dalam keadaan tanpa
cahaya (Boyd,1998). Air yang bersih adalah yang BOD nya kurang dari 1 mg/latau 1 ppm,
jika BOD nya di atas 4ppm, air dikatakan tercemar. Kadar oksigen terlarut mempunyai
peranan penting untuk kehidupan mikroorganisme. Sejumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganime tersebut kemudian dikenal dengan pengertian Biologycal Oxygen Demand
(BOD). Jelaslah BOD adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
mendekomposisi dan menstabilkan sejumlah bahan organic di dalam ekosistem air melalui
proses aerobic. Dalam hal ini jumlah oksigen yang diperlukan adalah oksigen yang
dihabiskan dalam kondisi percobaan / penetapan (inkubasi selama 5 hari pada temperature
20oC) oleh mikroorganisme yang aerobic untuk penguraian senyawa organic yang terkandung
dalam contoh air.
Penetapan BOD merupakan pelaksanaan proses penguraian bahan orgnik di
laboratorium sebagaimana terjadi dalam lingkungan alamiah. Penguraian bahan organic
tersebut sejalan dengan pemakaian oksigen. Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya adalah
mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DO) dari sampel segera setelah pengambilan
contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi
selama 5 hari pada kondisi gelap pada suhu 20oC yang sering disebut DO5. Selisih DO0 dan
DO5 merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalm milligram oksigen per liter (mg/L).
Sehingga dalam penetapan BOD, yang dianalisis adalah kadar oksigen terlarutnya pada saat t
= 0 hari dan t = 5 hari, pada temperatur 20oC. Untuk memperoleh hasil yang lebih teliti,
kondisi yang harus dipenuhi antara lain:
a. Bebas bahan beracun sehingga tidak mengganggu pertumbuhan dan kehidupan
mikroorganisme.
b. Cukup bahan nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme.
c. Temperatur standart (20oC).
d. Ada mikroorganisme dalam jumlah yang cukup.
Uji BOD mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan anorganik
atau bahan-bahan tereduksi lainnya yang disebut juga intermediate oxygen demand.
2. Uji BOD memerlukan waktu yang cukup lama yaitu minimal 5 hari.
3. Uji Bod yang dilakukan selama 5 hari masih belum dapat menunjukkan nilai total
BOD melainkan hanya kira-kira 68 persen dari total BOD.
4. Uji BOD tergantung dari adanya senyaa penghambat di dalam air tersebut.
Air yang hampir murni mempunyai nilai BOD kira-kira 1 ppm dan air yang mempunyai
nilai BOD 3 ppm dianggap cukup murni, tetapi kemurnian air diragukan jika nilai BOD-nya
mencapai 5 ppm atau lebih. Sebagai akibat menurunnya oksigen terlarut di dalam air adalah
menurunnya kehidupan hewan dan tanaman air. Jika konsentrasi oksigen terlarut sudah
terlalu rendah, maka mikroorganisme aerobik tidak dapat hidup dan berkembang biak, tetapi
sebaliknya mikroorganisme yang bersifat anaerob akan menjadi aktif memecah bahan-bahan
tersebut secara anaerobik karena tidak adanya oksigen. Senyawa-senyawa hasil pemecahan
secara anaerobik mempunyai bau yang menyengat.
BAB II
METODE
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu : Rabu, 15 april 2015
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang dipergunakan :
Buret Pipet Takar
Statif Pipet Tetes
Klem Buret Pipet Ukur
Erlenmeyer Botol Winkler
Bahan yang dipergunakan :
Sampel air
Larutan MnSO4 50%
Indikator Amilum
Larutan H2SO4 4 N
Larutan Na2S2O3 0,1 N
Larutan NaOH + KI
3.3 Prosedur Kerja
Langkah awal adalah disiapkan botol Winkler untuk BOD 0 hari dan BOD 5 hari.
Kemudian dimasukkan ±500 mL sampel air dalam beaker glass 750 mL, lalu diaerasi sampel
tersebut selama 2 menit (30 kali aerasi). Langkah selanjutnya diisi ke dalam masing-masing
botol Winkler dengan air sampel yang telah diaerasi hingga penuh, kemudian ditutup pelan-
pelan dan jangan sampai terdapat gelembung udara. Pada botol Winkler untuk BOD 5 hari
disimpan di tempat gelap dan tanpa diberi perlakuan apa-apa.
Pada botol Winkler untuk BOD 0 hari dilakukan hal-hal sebagai berikut. Pertama,
dibuka tutup botol Winkler, lalu dimasukkan 1 mL MnSO4 50% dengan menggunakan pipet
ke dalam botol Winkler. Ujung pipet harus tercelup ke dalam air sampel dalam botol
Winkler. Kedua dengan cara yang sama ditambahkan 1 mL larutan NaOH + K. lalu ditutup
botol Winkler tersebut secara pelan-pelan sehingga tidak terdapat gelembung udara
didalamnya. Kemudian dikocok dengan cara dibolak-balikkan botol tersebut. Selanjutnya
biarkan selama 10 menit.
Semua larutan dalam botol di atas dipindahkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian
ditambahkan ±4 mL larutan H2SO4 4 N hingga semua endapan larut, lalu dibiarkan selama
±5 menit. Selanjutnya dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1 N sampai timbul warna
kuning muda, kemudian ditambahkan 5 tetes indikator amilum hingga larutan berwarna biru.
Dilanjutkan titrasi sampai terjadi perubahan dari biru menjadi jernih (tidak berwarna). Dicatat
volume Na2S2O3 0,1 N yang digunakan.
Data Hasil Pengamatan
Lokasi pengambilan sampel : Sungai di belakang gedung kimia FMIPA UM, yang
terbagi menjadi 8 titik.
1. Penetapan DO0 hari
No Lokasi Volume Na2S2O3 0,1 N
yang digunakan (mL)
Volume botol
winkler (mL)
DO0 hari
(mg/L)
1 Titik 1 2,8 125 18,211
2 Titik 2 2,3 130 14,375
3 Titik 3 3,8 140 22,029
4 Titik 4 3,7 148 20,273
5 Titik 5 3,5 148 19,178
6 Titik 6 3,8 140 22,028
7 Titik 7 3,1 148 16,986
8 Titik 8 3,6 150 19,459
2. Penetapan DO5 hari
No Lokasi Volume Na2S2O3 0,1 N
yang digunakan (mL)
Volume botol
winkler (mL)
DO5 hari
(mg/L)
1 Titik 1 0,5 140 2,898
2 Titik 2 0,7 142 4
3 Titik 3 0,5 136 2,985
4 Titik 4 0,7 132 4,307
5 Titik 5 1 156 5,194
6 Titik 6 0,5 137 2,962
7 Titik 7 0,6 152 3,2
8 Titik 8 0,8 131 4,961
3. Penetapan BOD
No Lokasi DO0 hari
(mg/L)
DO5 hari
(mg/L)
BOD
(mg/L)
1 Titik 1 18,211 2,898 15,313
2 Titik 2 14,375 4 10,375
3 Titik 3 22,029 2,985 19,044
4 Titik 4 20,273 4,307 15,966
5 Titik 5 19,178 5,194 13,984
6 Titik 6 22,028 2,962 19,066
7 Titik 7 16,986 3,2 13,786
8 Titik 8 19,459 4,961 14,498
Analisis Prosedur
Langkah awal adalah disiapkan botol Winkler untuk BOD 0 hari dan BOD 5 hari. Pada
percobaan ini dilakukan untuk menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi dapat
diketahui dengan menghitung selisih konsentrasi oksigen terlarut sebelum dan setelah
inkubasi. Kemudian dimasukkan ±500 mL sampel air dalam beaker glass 750 mL, lalu
diaerasi sampel tersebut selama 2 menit (30 kali aerasi). Aerasi dilakukan untuk
menambahkan konsentrasi oksigen yang terkandung dalam air sungai, agar proses oksidasi
biologi oleh mikroba dapat berjalan dengan baik. Langkah selanjutnya diisi ke dalam masing-
masing botol Winkler dengan air sampel yang telah diaerasi hingga penuh, kemudian ditutup
pelan-pelan dan jangan sampai terdapat gelembung udara. Pada botol Winkler untuk BOD 5
hari disimpan di tempat gelap dan tanpa diberi perlakuan apa-apa.
Pada botol Winkler untuk BOD 0 hari dilakukan hal-hal sebagai berikut. Pertama,
dibuka tutup botol Winkler, lalu dimasukkan 1 mL MnSO4 50% dengan menggunakan pipet
ke dalam botol Winkler. Ujung pipet harus tercelup ke dalam air sampel dalam botol
Winkler. Kedua dengan cara yang sama ditambahkan 1 mL larutan NaOH + K. Fungsi
penambahan MnSO4 50% dan NaOH+KI adalah agar oksigen terlarut dalam air akan berealsi
dengan ion mangan (II) dalam suasana basa menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang
lebih tinggi (Mn IV) dan akan terbentuk endapan MnO2, lalu ditutup botol Winkler tersebut
secara pelan-pelan sehingga tidak terdapat gelembung udara didalamnya. Kemudian dikocok
dengan cara dibolak-balikkan botol tersebut. Selanjutnya biarkan selama 10 menit.
Semua larutan dalam botol di atas dipindahkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian
ditambahkan ±4 mL larutan H2SO4 4 N hingga semua endapan larut, Fungsi penambahan
H2SO4 agar ion iodida (I) berada dalam suasana asam. Adanya ion iodide (I) dalam suasana
asam menyebabkan ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan (II) dengan
membebaskan iodin (I2) yang setara dengan oksigen terlarut. lalu dibiarkan selama ±5 menit.
Selanjutnya dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1 N sampai timbul warna kuning muda,
kemudian ditambahkan 5 tetes indikator amilum hingga larutan berwarna biru. Indikator
amilum ini berfungsi sebagai indikator yang mengikat ion-ion yang ada pada larutan alkali-
iodida-azida karena warna biru tua kompleks pati – iod berperan sebagai uji kepekaan
terhadap iod Dilanjutkan titrasi sampai terjadi perubahan dari biru menjadi jernih (tidak
berwarna). Dicatat volume Na2S2O3 0,1 N yang digunakan.
Reaksi yang terjadi:
MnSO4 (aq) + 2 NaOH (aq) → Mn(OH)2 (aq) + Na2SO4 (aq)
2 Mn(OH)2 (aq) + O2 (l) → 2 MnO2 (s) + 2 H2O (l)
MnO2 (s) + 2 KI (aq) + 2 H2O (l) → Mn(OH)2 (aq) + I2 (aq) + 2 KOH (aq)
I2 (aq) + 2 Na2S2O3 (aq) → Na2S4O6 (aq) + 2 NaI (aq)
Analisis Data
1. Penetapan DO0 hari
Titik 1
DO0 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 2,8 mL× 0,1 N
(125−2) × 8
= 18,211 mg/L
= 18,211 ppm
Titik 2
DO0 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 2,3 mL× 0,1 N
(130−2) × 8
= 14,375 mg/L
= 14, 375 ppm
Titik 3
DO0 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 3,8 mL×0,1 N
(140−2) × 8
= 22,029 mg/L
= 22,029 ppm
Titik 4
DO0 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 3,7 mL× 0,1 N
(148−2) × 8
= 20,273 mg/L
= 20,273 ppm
Titik 5
DO0 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 3,5 mL×0,1 N
(148−2) × 8
= 19,178 mg/L
= 19,178 ppm
Titik 6
DO0 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 3,8 mL×0,1 N
(140−2) × 8
= 22,028 mg/L
= 22,028 ppm
Titik 7
DO0 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 3,1 mL×0,1 N
(148−2) × 8
= 16,986 mg/L
= 16,986 ppm
Titik 8
DO0 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 3,6 mL× 0,1 N
(150−2) × 8
= 19,459 mg/L
= 189,459 ppm
2. Penetapan DO5 hari
Titik 1
DO5 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 0,5 mL× 0,1 N
(140−2) × 8
= 2,898 mg/L
= 2,898 ppm
Titik 2
DO5 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 0,7 mL× 0,1 N
(142−2) × 8
= 4 mg/L
= 4 ppm
Titik 3
DO5 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 0,5 mL× 0,1 N
(136−2) × 8
= 2,985 mg/L
= 2,985 ppm
Titik 4
DO5 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 0,7 mL× 0,1 N
(132−2) × 8
= 4,307 mg/L
= 4,307 ppm
Titik 5
DO5 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 1 mL×0,1 N
(156−2) × 8
= 5,194 mg/L
= 5,194 ppm
Titik 6
DO5 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 0,5 mL× 0,1 N
(137−2) × 8
= 2,962 mg/L
= 2,962 ppm
Titik 7
DO5 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 0,6 mL× 0,1 N
(152−2) × 8
= 3,2 mg/L
= 3,2 ppm
Titik 8
DO5 hari = 1000× V 1× NNa2 S2 O3
(V 2−2) × 8
= 1000× 0,8 mL× 0,1 N
(131−2) × 8
= 4,961 mg/L
= 4,961 ppm
3. Penetapan BOD
Titik 1
BOD = DO0 hari – DO5 hari
= (18,211 – 2,989) mg/L
= 15,313 mg/L
= 15,313 ppm
Titik 2
BOD = DO0 hari – DO5 hari
= (14, 375 – 4) mg/L
= 10,375 mg/L
= 10,375 ppm
Titik 3
BOD = DO0 hari – DO5 hari
= (22,029 – 2,985) mg/L
= 19,044 mg/L
= 19,044 ppm
Titik 4
BOD = DO0 hari – DO5 hari
= (20,273 – 4,307) mg/L
= 15,966 mg/L
= 15,966 ppm
Titik 5
BOD = DO0 hari – DO5 hari
= (19,178 – 5,194) mg/L
= 13,984 mg/L
= 13,984 ppm
Titik 6
BOD = DO0 hari – DO5 hari
= (22,028 – 2,9862) mg/L
= 19,066 mg/L
= 19,066 ppm
Titik 7
BOD = DO0 hari – DO5 hari
= (16,986 – 3,2) mg/L
= 13,786 mg/L
= 13,786 ppm
Titik 8
BOD = DO0 hari – DO5 hari
= (19,459 – 4,961) mg/L
= 14,498 mg/L
= 14,498 ppm
Pembahasan
Percobaan penentuan BOD dilakukan dengan menggunakan sampel air sungai di
belakang gedung kimia O2. Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu
mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DO0) dari sampel segera setelah pengambilan
contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi
selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5.
Selisih DO0 dan DO5 (DO0 - DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram
oksigen per liter (mg/L). Pada air yang bersih dan jernih, pada umunya memiliki BOD 5 di bawah 1 mg/L. Hal
tersebut didukung oleh pendapat Fardiaz (1992) yang menyatakan bahwa air murni
mempunyai nilai BOD5 kira-kira 1 mg/L dan air bersih mempunyai BOD5 3 mg/L.
UNESCO/WHO/UNEP (1992) di dalam Agus (2011) menyatakan kadar maksimum BOD5
yang diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme
akuatik adalah 3.0-6.0 mg/L. Selain itu, Lee et al, (1978) di dalam Gusti (2004)
mengemukakan kriteria pencemaran berdasarkan nilai BOD5 yaitu konsentrasi BOD5 2,90
mg/l tergolong perairan yang tidak tercemar, konsentrasi BOD5 3,00 – 5,00 mg/l
menandakan perairan berada dalam kondisi tercemar ringan, konsentrasi BOD5 5,00 – 15,00
mg/l tergolong perairan tercemar sedang dan konsentrasi BOD5 15,00 mg/l mengindikasikan
perairan berada dalam kondisi tercemar berat.
Dari hasil analisa BOD ini dihasilkan angka BOD sebagai berikut, pada titik (1) 15,313
ppm, titik (2) 10,375 ppm, titik (3) 19,044 ppm, titik (4) 15,966 ppm, titik (5) 13,984 ppm,
titik (6) 19,066 ppm, titik (7) 13,786 ppm, dan titik (8) 14,498 ppm. Berdasarkan pernyataan
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sampel air yang diteliti dikatakan dalam kondisi
tercemar berat.
Kesimpulan
1. Angka BOD pada titik (1) 15,313 ppm, titik (2) 10,375 ppm, titik (3) 19,044 ppm, titik
(4) 15,966 ppm, titik (5) 13,984 ppm, titik (6) 19,066 ppm, titik (7) 13,786 ppm, dan titik
(8) 14,498 ppm
2. Sampel air yang diteliti dikatakan dalam kondisi tercemar berat.
Daftar Pustaka
Sukadi. 1999. Pencemaran sungai akibat buangan limbah dan pengaruhnya terhadap BOD
dan DO. Makalah. Bandung: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.
Gusti, D. 2004. Kualias perairan pantai Pulau Batam Kepulauan Riau berdasarkan
karakteristik fisika-kimia dan struktur komunitas plankton. Skripsi. Bogor: Fakutlas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
Agus, I. 2011. Penilaian kualitas air dan kajian potensi Situ Salam sebagai wisata air di
Univesitas Indonesia Depok. Tesis. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Indonesia.
ANONIMOUS. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. No. 5 1 Tahun 2004.
Tentang : Baku Mutu Air Laut. 2004. 11 hal.
PESCOD, M. D. 1973. Investigation of Rational Effluen and Stream Standards for Tropical
Countries. A.I.T. Bangkok, 59 pp
SAWYER, C.N and P.L., MC CARTY, 1978. Chemistry for Environmental Engineering. 3rd
ed. Mc Graw Hill Kogakusha Ltd.: 405 - 486 pp.
http://jequesgros.blogspot.com/2013/03/bod-tugas-kimia-lingkungan.html (online, diakses 21
April 2015)
http://driverhutapadang.blogspot.com/2013/02/percobaan-biologycal-oxygen-demand-
bod.html (online, diakses 21 April 2015)
Jawaban Pertanyaan
1. Faktok-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perbedaan hasil penetapan
kebutuhan oksigen? Jelaskan masing” secara singkat!
Waktu pengambilan sampel
Perubahan kualitas air yang terus menerus perlu dipertimbangkan dalam
penentuan waktu pengambilan contoh pada sumber air. Contoh perlu diambil pada
waktu tertentu dan periode yang tetap sehingga data dapat digunakan untuk
mengevaluasi perubahan kualitas air, akan tetapi kualitas air pada saat tersebut
tidaklah menggambarkan kualitas air pada saat-saat yang lain. Hal ini terjadi terutama
pada kualitas air yang berubah setiap waktu.
Titik pengambilan sampel
Lokasi pengambilan sampel pada aliran sungai perlu ditetapkan karena untuk
mengetahui perubahan kualitas air akibat aktivitas lingkungan sekitarnya. Kualitas air
alamiah diukur pada lokasi dihulu sungai yang belum mengalami perubahan oleh
kegiatan manusia, sedangkan perubahan kualitas air diambil pada bagian hilir.
Penentuan titik pengambilan sampel air dilakukan bertujuan utk mendapatkan contoh
air yang andal. Sampel air yang andal adalah contoh air yang mewakili keadaan
kualitas sumber air tersebut. Agar diperoleh contoh air yang andal tersebut. Maka titik
pengambilan contoh air yang dipilih adalah tempat dimana air sungai yang betul-betul
tercampur dengan baik berdasarkan kecepatan aliran dan lebar sungai.
Waktu pengamatan
Pengamatan yang kurang tepat saat dilakukannya titrasi akan mempengaruhi
perhitungan oksigen terlarut dalam air, sehingga juga akan mempengaruhi nilai BOD.
2. Jika suatu perairan sungai terdapat banyak tumbuhan maupun
mikroorganisme, apakah harga kebutuhan oksigen mengalami penurunan atau
kenaikan? jelaskan!
Harga kebutuhan oksigen (BOD) akan mengalami kenaikan, karena organisme
banyak yang menggunakan oksigen dalam air untuk mengoksidasi zat organik sebagai
bahan makanan makanan mereka. Jika dilihat nilai DO5 hari akan lebih kecil
dibandingkan DO0 hari, sehingga selisih antara keduanya merupakan nilai BOD yang
menyatakan banyaknya oksigen dalam air yang di konsumsi oleh organisme.
3. Tuliskan reaksi yang mendasari pemeriksaan BOD diatas ?
4. Didasari pada apakah pemeriksaaan BOD? Jelaskan!
Pemeriksaan BOD didasarkan pada pemakaian oksigen oleh jasad-jasad renik yang
membongkar bahan organik yang larut dalam air. Jumlah oksigen sebelum proses
pembongkaran dan sesudah proses pembongkaran itulah yang dipakai sebagai ukuran
(relatif) dan banyaknya bahan organik yang larut dalam air
5. Gambarkan proses penguraian bahan organic oleh bakteri dalam penetapan
kadar BOD?
Pada penguraian bahan organik oleh bakteri dalam penetapan kadar BOD, didasarkan
pada reaksi berikut,
CnHaObNc + (n + a/4 - b/2 – 3c/4) O2 → nCO2 + (a/2 – 3c/2) + H2O + c NH3
MnCl2 + NaoH Mn(OH)2 + 2 NaCl
2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H2O
MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + KOH
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI