Percobaan Nacl

28
2.1.4 GaramDapur Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam, garam dapur, garam meja, atau garam karang, merupakan senyawa ionik dengan rumus NaCl. Natrium klorida adalah garam yang paling bertanggung jawab atas kadar garam dari laut dan dari cairan ekstraselular multiseluler dari banyak organisme. Sebagai bahan utama garam bisa dimakan, itu biasanya digunakan sebagai bumbu dan makanan pengawet. NaCl mempunyai massa molar 58,443 g / mol, tidak berwarna, berbau, kepadatannya 58,443 g / mol, titik lebur 801 °C, dan titik didih 1413 o C ( Anonim, 22 oktober 2010). 2.2 Entalpi Jika sebuah sistem bebas untuk mengubah volumenya terhadap tekanan luar yang tetap, perubahan energi dalamnya tidak lagi sama dengan energi yang diberikan kepada kalor. Energi yang diberikan sebagai kalor diubah menjadi kerja untuk memberikan tekanan balik terhadap lingkungannya, sehingga dU<dq. Kita akan menunjukkan bahwa pada tekanan tetap, kalor yang diberikan sama dengan perubahan dalam sifat termodinamika yang lain dari sistem, yaitu entalpi H (Atkins, 1993 : 44). Entalpi pelarutan standart merupakan perubahan entalpi standart jika zat itu melarut di dalam pelarut dengan sejumlah tertentu. Entalpi pembatas pelarutan adalah perubahan entalpi standart jika zat melarut dalam pelarut dengan jumlah tak terhingga, sehingga interaksi antara dua ion (atau molekul terlarut untuk zat bukan elektrolit) dapat diabaikan (Atkins, 1999 : 50). Untuk menentukan perubahan entalpi yang terjadi pada larutan, maka konsentrasi larutannya perlu ditetapkan terlebih dahulu. Panas pelarutan suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi bila 1 mol zat itu dilarutkan ke dalam suatu pelarutan untuk mencapai konsentrasi tertentu. Panas pelarutan tersebut dinamakan panas pelarutan integral atau panas pelarutan total. Panas pelarutan bukan bergantung pada jenis zat yang dilarutkan, jenis pelarut, suhu, dan tekanan, tetapi bergantung pada konsentrasi larutan yang hendak dicapai (Alberty, 1992 : 32).

Transcript of Percobaan Nacl

Page 1: Percobaan Nacl

2.1.4 GaramDapur

Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam, garam dapur, garam meja, atau garam karang, merupakan senyawa ionik dengan rumus NaCl. Natrium klorida adalah garam yang paling bertanggung jawab atas kadar garam dari laut dan dari cairan ekstraselular multiseluler dari banyak organisme. Sebagai bahan utama garam bisa dimakan, itu biasanya digunakan sebagai bumbu dan makanan pengawet. NaCl mempunyai massa molar 58,443 g / mol, tidak berwarna, berbau, kepadatannya 58,443 g / mol, titik lebur 801 °C, dan titik didih 1413oC (Anonim,  22 oktober 2010).

2.2       Entalpi

Jika sebuah sistem bebas untuk mengubah volumenya terhadap tekanan luar yang tetap, perubahan energi dalamnya tidak lagi sama dengan energi yang diberikan kepada kalor. Energi yang diberikan sebagai kalor diubah menjadi kerja untuk memberikan tekanan balik terhadap lingkungannya, sehingga dU<dq. Kita akan menunjukkan bahwa pada tekanan tetap, kalor yang diberikan sama dengan perubahan dalam sifat termodinamika yang lain dari sistem, yaitu entalpi H (Atkins, 1993 : 44).

Entalpi pelarutan standart merupakan perubahan entalpi standart jika zat itu melarut di dalam pelarut dengan sejumlah tertentu. Entalpi pembatas pelarutan adalah perubahan entalpi standart jika zat melarut dalam pelarut dengan jumlah tak terhingga, sehingga interaksi antara dua ion (atau molekul terlarut untuk zat bukan elektrolit) dapat diabaikan (Atkins, 1999 : 50).

Untuk menentukan perubahan entalpi yang terjadi pada larutan, maka konsentrasi larutannya perlu ditetapkan terlebih dahulu. Panas pelarutan suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi bila 1 mol zat itu dilarutkan ke dalam suatu pelarutan untuk mencapai konsentrasi tertentu. Panas pelarutan tersebut dinamakan panas pelarutan integral atau panas pelarutan total. Panas pelarutan bukan bergantung pada jenis zat yang dilarutkan, jenis pelarut, suhu, dan tekanan, tetapi bergantung pada konsentrasi larutan yang hendak dicapai (Alberty, 1992 : 32).

Ada beberapahal yang harus diperhatikan pada perubahanentalpi :

1. ∆H, ∆E atau q positif, artinya system memperoleh tenaga.2. W>0   →  kerja dilakukan oleh sistem

W<0 → kerja dilakukan terhadap system (Sukardjo, 1997 : 34).

Panas pelarutan adalah panas yang menyertai reaksi kimia pada pelarutan mol zat solute dalam n mol solvent pada tekanan dan temperature yang sama. Hal ini disebabkan adanya ikatan kimia dari atom-atom. Panas pelarutan dibagi menjadi dua yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan diferensial. Panas pelarutan didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi bila dua zat atau lebih zat murni dalam keadaan standar dicampur pada tekanan dan temperatur tetap untuk membuat larutan (Alberty, 1992 : 35).

Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam pelarut, kalor dapat diserap atau dilepaskan, kalor reaksi bergantung pada konsentrasi larutan akhir. Bila zat terlarut dilarutkan dalam pelarut yang secara kimia sama dan tidak ada komplikasi mengenai ionisasi atau solvasi, kalor pelarutan hamper sama dengan peluluhan. Kalor pelarutan, integral antara 2 kemolalan m1

Page 2: Percobaan Nacl

dan m2 adalah kalor yang menyertai pengenceran tertentu dengan konsentrasi M, yang mengandung 1 mol zat terlarut dengan pelarut murni untuk membuat larutan dengan konsentrasi m2 (Alberty, 1992: 34).

Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan (∆H) negatif, daya larut turun dengan naiknya temperatur. Bila panas pelarutan (∆H) positif, daya larut naik dengan naiknya temperatur. Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas (Sukardjo, 1997 : 142).

Pada larutan jenuh terjadi kesetimbangan antara zat terlarut dalam larutan dan zat yang tidak terlarut. Pada keadaan kesetimbangan ini kecepatan melarut sama dengan kecepatan mengendap dan konsentrasi zat dalam larutan akan selalu tetap. Jika kesetimbangan terganggu dengan adanya perubahan temperatur maka konsentrasi larutannya akan berubah. Menutur Van’t Hoff pengaruh temperatur terhadap kelarutan dinyatakan sebagai berikut :

d  ln S/dt  =  (∆H)/RT2

dengan mengintegralkan dari T1 ke T2 maka akan dihasilkan

ln S2/S1 =  (∆H/R) (T1-1-T2

-1).

Ln S = -(∆H)/RT + konstanta

Dimana :

1. S1,S2 = kelarutan masing – masing zat pada temperature T1 dan T2 (g/1000gram solven).

2. ∆H = panas pelarutan (panas pelarutan/ g (gram)).3. R = konstanta gas umum.

Secara umum panas pelarutan adalah positif (endodermis) sehingga menurut Van’t Hoff makin tinggi temperatur maka akan semakin banyak zat yang larut. Sedangkan untuk zat – zat yang panas pelarutannya negatif (eksotermis), maka semakin tinggi suhu maka akan semakin berkurang zat yang dapat larut (Tim Kimia Fisika, 2009 : 2).

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat :

-          Thermostat 0-500C

-          Thermometer 500 C

-          Buret 50 ml

Page 3: Percobaan Nacl

-          Erlenmeyer  250 ml

-          Gelas takar  250 ml

-          Pipet volume 10 ml

-          Pengaduk gelas

-          Tabung reaksi

3.1.2 Bahan :

-          Asam oksalat

-          Larutan NaOH 0,5 N

-          Indicator  PP

-          Es batu dan garam dapur

Fungsi garam

Dalam percobaan ini dilakukan penambahan garam, hal ini dilakukan bertujuan untuk menurunkan titik beku air serta meningkatkan titik didih agar es akan tetap membeku dalam waktu yang agak lama sehingga memudahkan percobaan ini terutama percobaan yang di lakukan pada suhu yang rendah.

4.2.3    Pengaruh suhu

Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan. Adanya kalor (panas) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antar molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik antar molekul-molekul air dan terjadi kelarutan. Energi kinetik rata-rata molekul pada suhu tinggi lebih besar daripada energi kinetik rata-rata molekul pada suhu rendah.

Pengaruh temperatur pada kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya, jika air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi.

4.2.4    Pengaruh tekanan

Faktor berikutnya adalah pengaruh tekanan pada kelarutan, Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Sebab suatu tekanan berhubungan dengan volum

Page 4: Percobaan Nacl

dan volum cairan itu sendiri tidak mengalami perubahan yang besar, hal ini berbeda dengan volum gas. Partikel gas geraknya lebih bebas dibandingkan dengan cairan, sehingga pengaruh tekanan pada zat cair lebih kecil dibanding pengaruhnya terhadap gas.

4.2.4    Reaksi endoterm dan eksoterm

Ketika asam oksalat dilarutkan dalam air, campuran tersebut menjadi dingin, hal itu menunjukkan bahwa proses melarutnya asam oksalat adalah endoterm. Hal ini dibuktikan dengan makin sedikitnya jumlah asam oksalat yang larut seiring dengan turunnya suhu, yakni pada suhu yang semakin rendah maka akan terdapat endapan yang semakin banyak serta pada waktu dilakukan pengadukan, suhu larutan turun dan diluar beaker gelas terasa dingin. Begitu juga sebaliknya, jika suatu zat dilarutkan dalam air, campurannya menjadi panas, hal itu menandakan bahwa proses melarutnya tersebut adalah eksoterm. Jumlah panas yang diabsorbsi atau dilepaskan bila suatu zat membentuk larutan disebut panas larutan, yang diberi simbol ∆Hpelarutan. Panas pelarutan adalah perbedaan energi yang dimiliki larutan setelah terbentuk dan energi yang dimiliki komponen larutan sebelum dicampur. Jadi :

∆Hpelarutan = ∆Hpelarutan – ∆Hkomponen

besarnya panas kelarutan dapat memberikan keterangan mengenai gaya tarik relatif antara bermacam-macam partikel dalam larutan tersebut.

BAB.5 PENUTUP

5.1       Kesimpulan

Semakin tinggi suhu maka semakin besar tingkat kelarutannya. Tekanan tidak berpengaruh besar terhadap kelarutan. Digunakan garam sebagai penurun titik beku air serta meningkatkan titik didih air. Eksoterm merupakan proses pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan. Endoterm ialah proses penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem. Percobaan entalpi pelarutan ini merupakan proses endoterm.

5.2       Saran

Selalu periksa kondisi alat sebelum melakukan percobaan guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Selalu tingkatkan ketelitian dalam pengamatan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Ikuti petunjuk asisten dan buku penuntun untuk meminimalisasi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Alberty, Robert.A. 1991. Kimia Fisik. Jakarta : Erlangga.

Anonim. 2010. Asam Asetat. http://www.id.wikipedia.org/Asam-Asetat diakses tanggal 22 oktober 2010.

Anonim. 2010. Natrium Hidroksida. http://www.id.wikipedia.org/Natrium-Hidroksida diakses tanggal 22 oktober 2010.

Page 5: Percobaan Nacl

Anonim. 2010. Natrium Klorida. http://www.id.wikipedia.org/Natrium-Klorida diakses tanggal 22 oktober 2010.

Anonim. 2010. Pheolptealein. http://www.id.wikipedia.org/Phenolptealein diakses tanggal 22 oktober 2010.

Atkins, Pw. 1999. Kimia Fisika Jilid 1 edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.

Brady, James. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta: Jakarta.

Tim Kimia Fisika. 2010. Penuntun Praktikum Termodinamika kimia. UNEJ: Jember.

LAMPIRAN

Perhitungan :

1. T = 26 →  =

=  × NaOH

= 0.5 M × 39.5 mL

= 19.75 mmol = 1.975 × 10-2 mol

= ×

= × 1.975 × 10-2 mol

= 9.875 × 10-3 mol

S          =   × ×

= 10 × 9.875 × 10-3 mol × 90

= 8.8875

S          =  × × ×

= 10 × 9.875 × 10-3 mol × 90  ×

= 8.875

S          = ×  ×

= ×  × 90

= 35.55

Page 6: Percobaan Nacl

ln S      = ln 35.55 × 10-2

= 3.57

1. T = 22 →  =

=  × NaOH

= 0.5 M × 35.35 mL

= 17.675 mmol = 1.7675 × 10-2 mol

= ×

= × 1.7675 × 10-2 mol

= 8.84 × 10-3 mol

S          =   × ×

= 10 × 8.84 × 10-3 mol × 90

=

S          =  × × ×

= 10 × 8.84 × 10-3 mol × 90  ×

=

S          = ×  ×

= ×  × 90

= 31.8

ln S      = ln 31.8 × 10-2

= 3.46

1. T = 18 →  =

=  × NaOH

= 0.5 M × 32.65 mL

= 16.325 mmol = 1.6325 × 10-2 mol

= ×

Page 7: Percobaan Nacl

= × 1.6325 × 10-2 mol

= 8.162  × 10-3 mol

S          =   × ×

= 10 × 8.162 × 10-3 mol × 90

=

S          =  × × ×

= 10 × 8.162 × 10-3 mol × 90  ×

=

S          = ×  ×

= ×  × 90

= 29.39

ln S      = ln. 29.39  × 10-2

= 3.38

1. T = 14 →  =

=  × NaOH

= 0.5 M × 27.85 mL

= 13.925 mmol = 1.3925 × 10-2 mol

= ×

= × 1.3925 × 10-2 mol

= 6.9625 × 10-3 mol

S          =   × ×

= 10 × 6.9625 × 10-3 mol × 90

=

S          =  × × ×

= 10 × 6.9625 × 10-3 mol × 90  ×

Page 8: Percobaan Nacl

=

S          = ×  ×

= ×  × 90

= 25.07

ln S      = ln 25.07

= 3.22

1. T = 10 →  =

=  × NaOH

= 0.5 M × 26.1 mL

= 13.05 mmol = 1.305 × 10-2 mol

= ×

= × 1.305 × 10-2 mol

= 6.525 × 10-3 mol

S          =   × ×

= 10 × 6.525 × 10-3 mol × 90

=

S          =  × × ×

= 10 × 6.525 × 10-3 mol × 90  ×

= 5.8725

S          = ×  ×

= ×  × 90

= 23.49

ln S      = ln 23.49

= 3.16

1. T = 6 →  =

Page 9: Percobaan Nacl

=  × NaOH

= 0.5 M × 18.25 mL

= 9.125 mmol = 9.125 × 10-3 mol

= ×

= × 9.125 × 10-3 mol

= 4.5625 × 10-3 mol

S          =   × ×

= 10 × 4.5625 × 10-3 mol × 90

=

S          =  × × ×

= 10 × 4.5625 × 10-3 mol × 90  ×

=

S          = ×  ×

= ×  × 90

= 16.43

ln S      =  ln 4.10625

=  1.412

Penentuan ∆H :

m = -

∆H = – m × R

= – (-2892.4) × 8,314

= 24047.42

= 24.04742

Leave a comment

PEMBUATAN LARUTAN KI DAN LARUTAN NACL

Page 10: Percobaan Nacl

I.                 Topik        :Pembuatan larutan KI dan pembuatan larutan Nacl

II.             Hari/tgl     :Rabu,27 Oktober 2010

III.         Tujuan     :Mengetahui cara pembuatan larutan KI dan larutan Nacl

IV.         Dasar teori

Wirjosoemarto ( 2000) Menyatakan bahwa larutan merupakan campuran homogeny dari

dua macam zat atau lebih. Dalam berbagai percobaan kimia sering digunakan larutan baku

yang terdiri atas larutan baku primer dan sekunder. Larutan baku primer adalah larutan yang

dijadikan acuan untuk penetapan konsentrasi larutan lain. Larutan baku sekunder adalah

larutan yang konsentrasinya distandarisasi terhadap larutan baku primer.

Mulyono (2006) Menyataan bahwa zat padat untuk menghasilkan larutan sering

digunakan dalam keseharian. Caranya sejumlah zat padat dihilangkan volume pelarut

dimasukkan sejumlah zat padat biasanya diikuti pengadukan. Pembuatan larutan zat padat

sebagai pereaksi umum atau perkhusus tidaklah sederhana pereaksi itu untuk tujuan analisa

kuantitatif atau tujuan lain. Sedangkan teknik pengenceran pada umumnya asam anorganik

berupa cairan pekat. Zat cair organic umumnya bersifat mudah menguap dan terbakar.

Annisanfushie (2008) Menyatakan bahwa larutan didefinisikan sebagai campuran

homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul atom maupun ion

yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas cairan atau padatan. larutan

encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil salute relative terhadap jumlah pelarut.

Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute

adalah zat terlarut.

V.             Alat dan bahan

a.       Alat

-          Gelas ukur 100 ml   1 buah

-          Gelas kimia 100 ml 2 buah

-          Spatula                     2 buah

-          Neraca ohause       1 buah

-          Botol                        2 buah

Page 11: Percobaan Nacl

-          Corong                    2 buah

b.      Bahan

-          Kalium iodida(KI)            4,15 gr

-          Natrium klorida (Nacl)   1,46 gr

-          Aquades                            100 ml

VI.        Cara kerja

A.    Untuk kalium iodide (KI)

       1.   Menimbang 4,5 gr KI menggunakan neraca ohause.       

2.    Mengukur 50 ml aquades menggunakan gelas ukur menggunakan gelas ukur 100 ml.

3.   Memasukkan 50 ml aquades ke dalam gelas kimia.

1.       Memasukkan sedikit demi sedikit KI ke dalam gelas kimia sambil di aduk.

2.      Setelah dingin menyimpan larutan ke dalam botol dan member label.

B. Untuk kalium klrorida (Nacl)

1.      Menimbang 1,46 gr Nacl menggunakan neraca ohause.

2.      Mengukur 50 ml aquades menggunakan gelas ukur 100 ml.

3.      Memasukkan 50 ml aquades ke dalam gelas kimia.

4.      Memasukkan sedikit demi sedikit Nacl ke dalam gelas kimia sambil di aduk.

5.      Setelah dingin,menyimpan larutan ke dalam botol dan member label.

VII.          Data hasil pengamatan

N

O

Reaksi  Sebelum direaksikan Setelah direaksikan

1 KI+Nacl  KI Berwarna putih

padat,tidak berbau.

Nacl Berwarna putih

Larutan KI yang dilarutkan

dengan aquades,setelah

diaduk terjadi reaksi yaitu

larutan menjadi dingin.

Page 12: Percobaan Nacl

dan tidak berbau. Begitu juga pada Nacl.

VIII.       Deskripsi Data

a.       Pembuatan Larutan KI

Berdasarkan data hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa,pada percobaan  pertama KI

sebelum direaksikan berbentuk padat dan berwarna putih,dan pada aquades berbentuk cair

dan berwarna bening (tidak berbau). Setelah direaksikan  oleh KI dan direaksikan

menggunakan aquades,setelah di aduk KI mudah terlarut dan menjadi bening(tidak berbau).

b.      Pembuatan Larutan Nacl

Berdasarkan data hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa,pada percobaan kedua Nacl

sebelum direaksikan berbentuk padat dan berwarna putih,dan pada aquades berbentuk cair

dan berwarna bening(tidak berbau). Setelah direaksikan oleh Nacl dan direaksikan oleh

aquades,kemudian diaduk,setelah di aduk Nacl mudah terlarut dan menghasilkan warna yang

bening dan tidak berbau.

IX.             Analisis Data

a.       Menghitung volume asam yang akan di diencerkan dilarutan yang akan dibuat.

Untuk kalium Iodida (KI) 0,5

Diket  :            M KI               = 0,5 M

            Aquades          = 50 ml                        = 0,05 l

            Mr kI               = 166

Dit      :            gr……..?????

Jawab: m         =n/v

            0,5       =n/0,05

            n          =0,025

            n          =gr/mr

Page 13: Percobaan Nacl

            0,025   =gr/166

            gr         =4,15 gram

b.      Untuk Nacl 0,05

Diket  :            M Nacl           =0,5 m

            Aquades          =50ml              =0,05l

            Mr Nacl           =58,5

Dit      :  gr……..?????

Jawab: m         =n/v

            O,5      =n/0,05

            n          =0,025

            n          =gr/mr

            0,025   =gr/58,5

            Gr        =1,46

  

X.                Pembahasan

Pada pembuatan larutan KI dan larutan Nacl,menggunakan aquades sebagai zat pelarut.

Aquades yang digunakan sebanyak 50 ml pada setiap pengenceran larutan. Aquades

merupakan pelarut universal sehingga banyak digunakan sebagai pelarut. Zat terlarut dalam

percobaan ini adalah KI dan Nacl  sedangkan zat pelautnya adalah aquades. Aquades

merupakan zat cair yang tidak berbau dan dapat digunakan sebagai pelarut,untuk dapat

melarutka KI dan Nacl. Menurut kesetimbangan air merupakan elekiliy yang sangat

lemah,karena sebagian molekul air tereonisasi menurut reaksi H2O(Aq) H+(aq) + OH-

(Aq), oleh

karena itu jumlah molekul air yang teronisasi sangat sedikit. Pada pembuatan larutan pertama

Page 14: Percobaan Nacl

pada Kalium Iodida (KI) yang dilarutkan menggunakan aquades menghasilka larutan yang

berwarna putih,setelah diaduk. Prosedur kerja pada Kalium Iodida (KI).

1.      Menimbang 4,15 gr KI mengunakan neraca ohause.

2.      Mengukur 50 ml aquades menggunakan gelas ukur 100 ml.

3.      Memasukkan 50 ml aquades kedalam gelas kimia.

4.      Memasukkan sedikit demi sedikit KI kedalam gelas kimia sambil diaduk.

5.      Setelah dingin menyimpan larutan kedalam botol dan member label.

Asam klorida adalah larutan aquatic dari gas hydrogen ,ini merupakan asam kuat.

Senyawa ini digunakan secara luas oleh industri, cara menentukan larutan ini yaitu dengan

cara menyiapkan alat dan bahan  untuk pembuatan larutan,dan menghitung volume asam

yang akan diencerkan,membuat prosedur kerja dan melakukan percobaan. Larutan

merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita,suatu sistem homogen yang mengandung

dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik yang

disebut larutan. Komponen pada larutan terdiri dari dua jenis yaitu pelarut dan terlaru. Pelarut

merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Larutan

terbentuk melalui pencamouran dua atau lebih zat murni yang molekulnya beriteraksi

langsung dalam sejumlah kecil solute. Prosedur kerja pada Natrium Klorida(Nacl).

1.      Menimbang1,46 gr Nacl menggukan neraca ohause.

2.      Mengukur 50ml aquades mengunakan gelas ukur 100ml

3.      Memasukkan 50ml aquades kedalam gelas kimia.

4.      Memasukkan sedikit demi sedikit Nacl kedalam gelas kimia sambil di aduk.

5.      Setelah dingin menyimpan larutan kedalam botol dan member table.

           

XI.             Kesimpulan

Page 15: Percobaan Nacl

Dari data hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa larutan merupakan campuran

homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Zat terlarut pada percobaan ini adalah KI dan

Nacl sedangkan zat pelarutnya adalah aquades.

XII.          DAFTAR PUSTAKA

Annisafushie.2008.http://annisafushie.wordpress.com/2088/10/29/74

Mulyono.2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara

Wirjosoemarto,koesmadji. 2000. Teknik Laboratorium. Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang

homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam

jumlah yang besar disebut pelarut atau solvent, sedang komponen yang terdapat dalam

jumlah yang kecil disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi suatu larutan didefinisikan

sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat

dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.

Molaritas yaitu jumlah mol solute dalam satu liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol solute

per 1000 gram pelarut sedangkan normalitas yaitu jumlah gram ekuivalen solute dalam 1 liter

larutan.

Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi kimia

terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba sama dari

dua komponen atau lebih yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat

molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari dua zat atau lebih.

Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut komponen-komponen

penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya lagi.

Page 16: Percobaan Nacl

Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk gulanya,

hal ini karena larutan sudah tercampur secara homogen. Dalam pembuatan larutan dengan

konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan,

untuk itu diperlukan praktikum dan pada praktikum acara ini akan dilaksanakan acara

pembuatan dan standarisasinya.

Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan perhitungan

yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk

mengetahui konsentrasisebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami bagaimana larutan dan standardisasi larutan

2. Mahasiswa dapat menstandardisasikan larutan NaCl sesuai dengan petunjuk yang

diberikan

3. Mahasiswa dapat memahami bagaimana pengenceran larutan pekat

4. Mahasiswa dapat memngencerkan larutan H2SO4 sesuai dengan petunjuk yang diberikan

BAB II

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Waktu : Kamis, 18 Juni 2009.

Tempat : Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Pertanian PPPPTK Pertanian Cianjur.

B. Alat dan Bahan

Alat:

- Gelas piala

- Labu ukur

- Batang pengaduk

- Erlenmeyer

- Gelas arloji

- Pipet ukur

Page 17: Percobaan Nacl

- Spatula

- Botol reagen

Bahan:

- NaCl 1 %

- Larutan H2SO4 0,01 N sebanyak 100 mL

C. Langkah Kerja

a. Membuat larutan NaCl

1. Timbang NaCl sebanyak yang diinginkan dengan menggunakan kaca arloji.

2. Masukkan ke dalam gelas piala.

3. Tambahkan sedikit aquadest.

4. Kemudian aduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai larutan homogen.

5. Larutan yang sudah homogen dipindahkan ke dalam labu ukur.

6. Tambahkan aquadest sampai tanda tera.

7. Kemudian kocok ± 20 kali.

8. Pindahkan ke dalam botol reagen.

b. Mengencerkan larutan H2SO4

1. Larutan H2SO4 0,1 N dipipet sebanyak 10 mL menggunakan pipet ukur.

2. Masukkan ke dalam erlenmeyer.

3. Tambahkan sedikit aquadest.

4. Aduk hingga homogen.

5. Pindahkan ke dalam labu ukur.

6. Tambahkan aquadest hingga mencapai tanda tera.

7. Kemudian kocok ± 20 kali.

8. Pindahkan ke dalam botol reagen

BAB III

PEMBAHASAN

Sebelum melakukan pembuatan larutan dan pengenceran larutan, kita harus menghitung

berapa banyak bahan yang akan kita gunakan. Karena yang diberikan hanya sedikit

Page 18: Percobaan Nacl

keterangan. Adapun perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Konsentrasi NaCl 1 % sebanyak 100 mL

Dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Yaitu :

Maka untuk membuat larutan NaCl 1 % sebanyak 100 mLditimbang bahan sebanyak 1 gram.

2. Larutan H2SO4 0,01 N sebanyak 100 mL dari H2SO4 0,1 N

V1 X N1 = V2 X N2

100mL X 0,01 N = V2 X 0,1 N

V2 = 10 mL

Maka larutan H2SO4 yang di ambil untuk melakukan pengenceran adalah sebanyak 10 mL.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa larutan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan akan larutan itu sendiri bermacam-macam konsentrasinya, terlebih dalam

pengujian-pengujian yang menggunakan reaksi kimia, maka kevalidan besar konsentrasi

sangat penting. walaupun fungsi standarisasi adalah untuk mengetahui konsentrasi

sebenarnya dari larutan yang kita buat, tetapi bila dalam praktikum terjadi kesalahan-

kesalahan seperti tersebut diatas, maka hasil yang kita harapkan tidak akan tercapai. Oleh

karena itu, ketelitian dan kecermatan murni diperlukan dalam percobaan.

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi

adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume

(berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm

serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. Apabila larutan yang lebih pekat,

satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan.

Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama.

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

Page 19: Percobaan Nacl

menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan

senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini

terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan

dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh

sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan

sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam

sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.

Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :

1. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri,

artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam

titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan.

2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.

Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketaui dengan

pasti. Untuk mengetahui konsentrasinya larutan tersebut harus dibakukan atau

distandardisasikan makanya disebut larutan baku/standar. Cara yang paling umum untuk

standarisasi adalah dengan titrasi. Pengenceran adalah penambahan pelarut ke dalam suatu

larutan jadi pada prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah diencerkan tetap, maka

rumusnya pelarut

Sifat asam-basa dapat diketahui dengan menggunakan indikator msal kertas lakmus merah

dan biru. Prinsipnya ARURAH = asam mengubah lakmus biru jadi merah, SAMERU = basa

mengubah lakmus merah jadi biru. Asam/basa bisa dikenali juga dengan cara dicicipi atau

dirasakan dg tangan tapi ini terlalu berisiko.

Setiap zat padat, cair ataupun gas memiliki kemampuan melarut berbeda di dalam suatu

pelarut. Perbedaan wujud ini memberi indikasi bahwa pelarutan harus menggunakan cara-

cara tertentu. Rencana dan prosedurnyapun berkembang sesuai dengan sifat melarut dan sifat

percobaan/analisis yang diterapkan dan sifat zat yang terlibat.

Sifat analisis atau eksperimen yang diterapkan menuntut kesediaan pereaksi tertentu agar

analisis tersebut memberikan hasil yang tepat dan teliti. Berarti jenis peralatan dan spesifikasi

zat yang dipilihpun harus memenuhi persyaratan agar diperoleh hasil sediaan yang

mendukung tujuan analisis.

Page 20: Percobaan Nacl

Dengan demikian, pembuatan sediaan pereaksi berupa larutan akan menuntut cara atau teknik

pembuatan dengan prosedur tersendiri bergantung pada sifat pembentukan larutan itu. Yang

pertama, melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pengenceran. Proses pembuatan

larutan dari suatu zat padat disebut pelarutan dan proses pembuatan larutan suatu zat yang

berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran.

1. Teknik Pelarutan

Pelarutan zat padat untuk menghasilkan larutannya sering dilakukan dalam keseharian.

Caranya, ” sejumlah zat padat dituangi sevolum pelarut” atau “sevolum pelarut dimasukkan

sejumlah zat padat”; biasanya diikuti dengan pengadukan. Pembuatan larutan dari zat padat

sebagai pereaksi itu untuk tujuan analisa kuantitatif atau untuk tujuan tertentu lainnya.

Pembuatannya harus melakukan perencanaan (termasuk perhitungan) sesuai dengan

kebutuhan atau sifat analisis yang diterapkan (kualitatif atau kuantitatif). Bayangkan bila

terjadi kesalahan, akibatnya adalah pemborosan zat kimia yang mahal, tenaga dan waktu

hilang, data pengamatan yang tidak jelas, serta hasil analisis yang tidak tepat(salah).

2. Teknik Pengenceran

Pada umumnya asam-asam anorganik berupa cairan pekat ada yang berasap atau bersifat

korosif. Zat cair organik umumnya bersifat mudah menguap dan mudah terbakar. Asam-asam

anorganik dan beberapa cairan organik sering harus disiapkan sebagai sediaan berupa

larutannya yang lebih encer dalam suatu pelarut.Teknik pengenceran cairan pekat asam

anorganik dan cairan pekat organik pada dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran

melibatkan teknik pengukuran volum dan teknik pelarutan(teknik pencampuran).

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan dari kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat diambil

beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan NaCl 1 %

Page 21: Percobaan Nacl

sebanyak 100 mL diperlukan bahan sebanyak 1 gram.

2. Larutan H2SO4 yang di ambil untuk melakukan pengenceran yang ditetapkan adalah

sebanyak 10 mL.

B. Saran

1. Pengadaan alat praktek mungkin dapat diperbanyak sehingga setiap kelompok dapat aktif

serentak dalam bekerja tanpa harus menunggu antrian karena keterbatasan alat.

2. Perlunya penambahan waktu, supaya dalam bekerja mahasiswa tidak merasa seperti

dikejar-kejar oleh waktu.

LAPORAN

PRAKTEK MENGIDENTIFIKASI MIKROORGANISME DENGAN MENGGUNAKAN

MIKROSKOP

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Pengantar Pengujian Mutu

Salah satu pelarut yang paling penting bagi reaksi kimia adalah air, suatu zat yang umum tapi

merupakan pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat kimia baik yang berbentuk ion atau

molekul.

Satuan umumnya adalah zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar

sedangkan zat lainnya dianggap sebagai saluen. Pada larutan yang mengandung air maka air

tersebut selalu dianggap saluen walaupun jumlahnya relatif sedikit.

Contoh :

NaOH 0.4 gram dan aquades 100 ml, kedua larutan ini berupa cairan kedua-duanya. Sebagai

zat terlarut atau pelarut, tetapi disini aquades sebagai pelarut karena aquades lebih banyak

dari NaOH, sedangkan NaOH sebagai zat terlarut, larutan yang dihasilkan adalah larutan

standar.