Post on 06-Mar-2019
PENGARUH TAKARAN PUPUK TERHADAP PERTUHBUHAN DAN KOHP08I81 N TANAHAN KEDELAI
Farid Manan*, Else L.
ABSTRAK
8· ** d H 'd R "d**1sworo an aV1 aSJ1 .
PENGARUH TAKARAN PUPUK TERHADAP PERTUHBUHAN DAN KOMPOSISI-N TANAMAN KlDELAI.
Telah dilakukan suatu percobaan rumah kaca mengenai pengaruh pemupukan N menggunakan
berbagai takaran terhadap pertumbuhan dan komposisi-N tanaman kedelai. Data yang
diperoleh dari percobaan ini menunjukkan bahwa takaran pupuk N yang semakin mening
kat tidak menyebabkan perbedaan pertumbuhan tanaman kedelai. Ternyata pertumbuhan
vegetatif kedelai varietas Muria yang dinyatakan dalam berbagai parameter tumbuh,
adalah lebih baik daripada kedelai varietas Chipewa. Tampaknya N-berasal dari tanah
(N-bdt) paling banyak digunakan tanaman kedelai disusul oleh N-berasal dari fiksasi
(N-bdf), dan yang paling sedikit dimanfaatkan adalah N-berasal dari pupuk (N-bdp).
Selain itu, meningkatnya taka ran pupuk N akan menurunkan N-bdf, sebaliknya akan
meningkatkan N-bdt. Ternyata bahwa penggunaan N-bdp terbanyak adalah ketika tanaman
kedelai berumur 28 hari.
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE RATE OF N FERTILIZER ON THE GROWTH AND N-COMPOSITION OF SOY
BEAN. A glass house experiment has been carried out to observe the influence of
several levels of N fertilizer on the growth composition of soybean N. Data obtained
from this experiment show that, increasing N levels did not influence the vegetative
growth of soybean. Apparently the vegetative growth (expressed in several growth
parameters) of Muria variety is better than the Chipewa variety. Data from this ex
periment show that N mostly used by soybean is N-derived from soil (N-dfs). Followed
by N-derived from fixation (N-dffix), and the least used in N-derived from
fertilizer (N-dff). The increase of N fertilizer levels, will gradually decrease the
N-dffix and increase the N-dfs. An other interesting fact is that N-dff in mostly
used when the soybean plants were 28 days old.
* Alumni Institut Pertanian Bogor
** Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
193
PENDAHULUAN
Salah satu keuntungan bagi p~ngusahaan tanaman kedelai adalah
kemampuannya untuk memenuhi seba,ian dari kebutuhan N-nya melalui
fiksasi N2-udara. Karena itu pada'tanaman keqelai yang diberi pupuk
N akan terakumulasi N dari tiga suwber yang berbeda, yaitu N-berasal
dari tanah (N-bdt), N-berasal dari fiksasi (N-bdf), dan N-berasal
dari pupuk (~-bdp). Seperti sudah dikemukakan oleh banyak peneliti
(1-5) bila N-pupuk yang diapl ikasikan pada tanaman kedelai terlalu
banyak, kemampuan fiksasinya akap menurun. Sebaliknya bila pada
tanaman kedelai tidak diberikan pupuk N sebagai pemaeu tumbuh awal
nya, maka kemampuan fiksasinyapun ~kan rendah (6). Melihat kenyataan
ini diperlukan pengetahuan mengen~i takaran ~upuk N yang tepat bagi
tanaman kedelai. Karena takaran N yang tidak tepat dapat mengakibat
kan terhadap pemborosan pupuk at&u defisienl'li unsur hara N, yang
justru merupa~an unsur hara utama pagi tanaman.
Berdasar~an semua uraian diatas, makalah ini bermaksud menyaJl
kan data haail pereobaan tentang pengaruh pemupukan N dengan ber
bagai takar~n terhadap pertumbuhan dan kompos~si N tanaman kedelai.
BAHAN OAN "ETODE
Tanaman uji yang digunakan d~lam pereob~an ini adalah; kedelai
(Glycine max (L) Merrill) variet~13 Muria daTI Chipewa. Untuk Qleng
hitung N-bdf, sebagai tanaman stltpdar digunttkan isolin tidak ber
bintil dari varietas Chipewa. Tana~an uji sebelum ditanam diinokula
si dengan Rhizobium japonicum komersial, yaitu Rhizogen.
Tanah yang digunakan adalah tanah Latosol Darmaga, yang diambil
seeara komposi t dari lapisan atas setebal 30 em sebanyak 250 kg
kering udara. Tanah ini ditumbuk dan disaring dengan memakai ayakan
2 mm, kemudian diaduk merata. Sifat kimia dan fisik tanah dieantum
kan pada Lampiran 1. Tanah ini kemudian dimasukkan ke dalam pot
plastik dengan ukuran 2.25 gallon. Sebelum tanah ini dimasukkan ke
dalam pot, tanah dieampur hingga merata dengan kalsit (CaC03), de
ngan daya netralisasi 96% dan kemudian diinkubasi selama lebih ku
rang tiga minggu, mendekati pH yang relatif konstan. Dan untuk mem
pertahankan kapasitas lapang dilakukan penyiraman. Pupuk dasar P, K,
Zn dan Mn, berturut-turut diberikan dalam bentuk TSP, KCL, ZnS04
194
7HZ' dan NaZMo04, dengan takaran masing-masing sebanyak: 200 ppm
P205' 150 ppm K20, 5 ppm ZnS04' dan 5 ppm Na2P04' Pupuk diberikan
setelah diinkubasi kapur, di mana selama tujuh hari sebelumnya tanah
tidak disiram.
Penanaman dilakukan tiga hari dari saat pemupukan, masing-ma
sing sebanyak lima benih tiap pot. Sebelum saat tanam, tanah diberi
Furadan beberapa butir, dan untuk pencegahan serangga hama pada
pertumbuhan selanjutnya, digunakan Dithane-46 yang diberikan setiap
minggu. Penjarangan dilakukan setelah tiga hari, dengan meninggalkan
dua tanaman seragam yang terbaik setiap pot, sementara tanaman yang
tidak digunakan dibenam ke dalam tanah. Sehari setelah penjarangan,
dilakukan pemupukan nitrogen bertanda 15N, yang memiliki ekses atom
(a.e) 2.15%, setara dengan taraf pemupukan 40, 80, dan 120 kg N/Ha.
Pupuk N yang digunakan adalah urea berkadar 46% N.
Pengamatan dilakukan terhadap fase-fase pertumbuhan vegetatif
dan analisis tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 14, 28 dan 42
hari. Parameter pertumbuhan vegetatif yang diamati dan diukur ada
lah : tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering, jumlah
bintil dan bobot bintil. Parameter lain yang diamati adalah, N-total
(N-to), N-berasal dari pupuk (N-bdp), N-berasal dad fiksasi (N
bdf), dan N-berasal dari tanah (N-bdt). Perhitungan N-bdp dilakukan
dengan cara yang diajukan oleh HADARSON (7). Pada penel itian ini
terhadap bunga dan polong yang sudah terbentuk tidak dilakukan
analisis jaringan untuk N-to, N-bdp dan N-bdt. Dalam percobaan ini
digunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, 2 x 3 X 4, dengan
pengulangan sebanyak tiga kali. Rancangan faktorial dengan tiga
faktor ini, masing-masing terdid dad: (1) vadetas, terdid dad
dua tanaman uji, yakni vadetas Muda (Vm) dan varietas Chipewa
(Vc); (2) waktu panen, umur 14, 28, dan 42 had; dan (3) takaran
pupuk yaitu 0, 40, 80, dan 120 kg N/Ha. Khusus untuk tanaman
standar, pupuk N yang diterapkan setara dengan 120 kg N/ha, dan
hanya digunakan tiga pot. Pada perhitungan statistik setelah Sidik
Ragam dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Selanjutnya dilakukan
uji regresi untuk faktor-faktor yang menunjukkan pengaruh nyata.
195
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertul1lbuhan Vr.g(;tatif. pengaruh takaran pupuk N terhadap pertumbuhan vegetatif di tunjukkan pada Tabel 1. Dad hasil pengamatan
yang disajikan di Tabel 1, tampak bahwa takaran pupuk N, tidak me
nyebabkan perbedaan pertumbuhan vegetatif tanaman. Tidak ditemukan
nya perbedaan pada pertumbuhan vegetati f karena takaran pupuk N,
diduga disebabkan tanaman kedelai dapat mengisi kekurangan N dari
sumber lain yai tu N-bdf dan N-bdt. Mungkin N-bdt yang tersedia di
dalam tanah yang digunakan cukup banyak, sehingga dapat memicu per
tumbuhan awal tanaman sekalipun tanpa dibed pupuk. dan setelah
pertumbuhan awal tersebut, tanaman dapat melakukan fiksasi N2-udarauntuk mencukupi kebutuhan N-nya. Dad Tabel 1 juga terlihat bahwa
pertumbuhan vegetatif varietas Muria adalah lebih balk daripada
varietas Chipewa (nyata pada BNT 0.05). Keadaan yang sarna juga
diperlihatkan pada interaksi an tara varietas dengan takaran pupuk N
(Tabel 2). Hal ini diperkirakan karena varietas Muria memang di
kembangkan untuk lingkungan Indonesia, sedangkan varietas Chipewa
berasal dad daerah subtropis sehingga keadaan di sini akan lebih
sesuai untuk vadetas Muda dibandingkan varietas Chip~wa. Dugaan
ini ditunjang oleh hasil pengamatan yang menunjukkan pertumbuhan
varietas Muria yang lebih baik daripada varietas Chipewa.
Ni trogen TanlUllan. N-total (N-to). Pada Gambar 1, tampak bahwa
dengan bertambahnya umur tanaman, persentase N-to akan semakin me
nurun. Pada percobaan ini N-to dianalisis dari organ vegetatif ta
naman. Dihubungkan dengan hal ini, penurunan persentase N-to dengan
bertambahnya umur tanaman adalah sesuatu yang wajar. Karena dengan
bertambahnya umur tanaman, N dalam jaringan vegetatif akan disalur
kan ke organ generatif tanaman, yaitu bunga, polong, dan biji. Me
ningkatnya takaran pupuk N akan meningkatkan persentase N-to. Namun
yang menunjukkan berbeda nyata (BNT 5%) hanyalah yang dipupuk dengan
120 kg N/Ha terhadap yang. tanpa pupuk (0 kg N/Ha) dan yang dipupuk
10 kg N/Ha, (Tabel 3). Hal inipun juga sesuatu yang wajar karena
bertambahnya unsur hara N yang tersedia di dalam tanah dapat me
nyebabkan tumbuhnya akar dengan lebih baik, yang selanjutnya akan
menyebabkan tersalurnya N ke bagian atas tanaman juga dalam jumlah
yang lebih banyak. Data pada Tabel 3 ini juga menunjukkan bahwa ada
perbedaan nyata antara persentase N-to varietas Muria dengan Chipe-
196
wa. Keadaan ini mungkin disebabkan perbedaan sifat varietas. Per
bedaan kadar N-to pada umur tanaman 28 hari dan 42 hari, diduga
karena varietas Muria telah lebih dahulu menyalurkan N dari bagian
vegetatif ke bagian generatif dari pada Chipewa. Peningkatan takaran
N tidak menunjukkan perbedaan serapan N-to . Hal ini ditemukan baik
untuk varietas Muria maupun Chipewa (Tabel 4). Perbedaan serapan N
to hanya disebabkan oleh peninkatan umur tanaman. Serapan N-to me
ningkat dengan bertambahnya umur tanaman (Tabel 4). Keadaan ini
adalah hal yang wajar karena pertambahan umur tanaman tentu me
nyebabkan bertambahnya bobot kering tanaman, sehingga juga berarti
akan meningkatnya serapan N-to.
N-berasal dari pupuk (N-bdp). Data Tabel 5 memperlihatkan bahwa
persentase N-bdp varietas Muria dan varietas Chipewa tidak berbeda.
Ini menunjukkan bahwa kedua varietas ini sama tanggapnya terhadap
aplikasi pupuk N. Gambar 2 menunjukkan bahwa dengan meningkatnya
takaran N menyebabkan persentase dan serapan N-bdp juga meningkat.
Ini merupakan halyang normal, karena tanaman akan memanfaatkan
sumber hara yang tersedia yai tu N-bdp yang jumlahnya di tanah me
ningkat karena peningkatan takaran pupuk N. N-bdp paling banyak
digunakan pada saat tanaman berumur 28 hari (gambar 3). Diduga pada
saat tersebut tanaman kedelai membutuhkan hara N dalam jumlah yang
banyak, untuk menyokong dimulainya pertumbuhan generatif, yai tu
pembungaan. Pada umur sekitar 28 hari ini kedelai varietas Muria dan
Chipewa mulai membentuk bunga.
N-berasal dari fiksasi (N-bdf). Peningkatan takaran N akan me
nurunkan persentase dan serapan N-bdf (Gambar 4). Hal ini menu rut
PATE dan ATKINS (8) dan SUTTON (9) disebabkan : (a) penghambatan
yang berhubungan dengan pembentukan dan pengembangan bintil akar,
dan (b) penghambatan yang berhubungan dengan aktivitas fiksasi N2udara pada bintil yang sudah berfungsi. Berdasarkan data pada Tabel
1 dan 2, dapat diungkapkan bahwa meningkatnya takaran pupuk tidak
menghambat pertumbuhan bintil, yang dalam hal ini dinyatakan dengan
jumlah dan bobot bintil baik pada varietas Muria dan Chipewa. Dengan
demikian, peningkatan takaran pupuk N tampaknya hanya akan meng
hambat aktivitas fiksasi N2-udara oleh bintil akar seperti di
kemukakan oleh PATE (8) dan SUTTON (9) tetapi tidak menghambat per
tumbuhan bintil. Selain hal yang telah disebut di atas, menurunnya
197
N-bdf ternyata tidak mengganggu atau menghambat pertumbuhan vegeta
tif tanaman kedelai, baik untuk veri etas Muria maupun Chipewa (Tabel
1 dan 2). Ini mungkin karena kekurangan N yang disebabkan oleh me
nurunnya kemampuan fiksasi tanaman kedelai, dapat dipenuhi dengan
cara meningkatkan serapan N-bdt (Gambar 4).
Hubungan antara N-bdp, N-bdf dan N-bdt. Gambar 5 memperlihatkan
hubungan antara, N-bdp, N-bdf dan N-bdt. Dari gambar ini tampak
jelas bahwa persentase N-bdp yang semakin meningkat akan menurunkan
persentase N-bdf, tetapi sebaliknya menaikkan N-bdt. Menurunnya N
bdf karena meningkatnya takaran pupuk N, pada percobaan ini disebab
kan oleh terhambatnya kemampuan fiksasi N oleh bintil akar dan bllkan
karena pertumbuhan dan perkembangan bintil akar yang tertekan, se
perti telah diterangkan sebelumnya. Sedangkan meningkatnya persenta
se N-bdt sejalan dengan meningkatnya persentase N-bdp diduga karena
terangsangnya pertumbuhan dan perkembangan akar, sehingga akar me
miliki peluang lebih besar untllk bersentuhan dengan lebih banyak
partikel tanah. Hal ini selanjutnya menyebabkan tanaman dapat meng
ambil N-bdt dalam jumlah yang lebih banyak. Dugaan ini ditunjang
oleh meningkatnya persentase N-bdt seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 5. Berbagai sumber N bagi tanaman kedelai yaitu: pllpuk, N
udara, tanah, ternyata dapat saling mengisi kebutuhan N-tanaman.
Berdasarkan hal ini, maka diduga bahwa peningkatan takaran pupuk N
tidak akan menyebabkan perbedaan pada pertumbuhan vegetatif tanaman
kedelai, (Tabel 1 dan 2).
KESIMPUl.AN
Berdasarkan data yang sudah dibahas, maka dari percobaan ini
dapat diajukan beberapa kesimpulan, yang antara lain adalah :
1. Berbagai hasil pengamatan terhadap berbagai parameter tumbuh
kedelai varietas Muria menampakkan pertllmbuhan yang lebih baik
daripada varietas Chipewa.
2. Peningkatan takaran pupuk N tidak menyebabkan terjadinya pening
katan pertumbuhan vegetatif baik bagi kedelai varietas Muria
maupun varietas Chipewa.
3. Ketiga sumber N yang tersedia bagi tanaman kedelai, yaitu N
pupuk, N udara dan N tanah dapat saling mengisi kebutuhan N
198
tanaman, apabila salah satu dari ketiga sumber tersebut berkurang
suplainya ke tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
1. WILSON, R.W., The Biochemistry of Nitrogen Fixation, Univ. Wise.
Press Madison, Wise. (1940).
2. Me. CLURE, P.R., and ISRAEL, D.W., Transportation of nitrogen in
the xylem of soybean plants, Plant Physiol. 64 (1979) 411.
3. NOEL, K.D., KARNEAOL, M., and BRILL, W.J., Nodule protein shyn
tesis and nitroganase activity of soybean exposed to combinednitrogen, Plant Physiol. 70 (1982) 1236.
4. STREETER, J.G., Shyntesis and accumulation of nitrate on soybean
nodules supplied with nitrate, Plant Physiol. 69 (1982) 1429.
5. LATIMORE, P.R., DENISON, R.F., and SINCLAIR, T.R., Response to
drought stress of nitrogen fixation (acetylene reduction) rates
of field grown soybeans, Plant Physiol. l~(1985) 525.
6. SISWORO, E. L., Pengaruh tekanan kekeringan dan takaran terhadap
beberapa parameter fisiologis tanaman kedelai, Tesis S2,Fakultas Pasca Sarjana, IPB, Bogor, (1987).
7. HADAR SON , G. "The use of 15N methodology to assess symbiotic
nitrogen and fixation by grain legumes". International Training
Course in the Use of Isotopes and Radiation Techniques inStudies in Soil/Plant Relationship, Field Experiments and
Exercises (1982), tldak diterbitkan.
8. PATE, J.S., AND ATKI NS, C.A., " Nitrogen uptake, transport, and
utilizations", Nitrogen Fixation (BROUGHTON, W.J., Ed) Vol. 3
Legumes, Clarendom Press, Oxford (1983) 245.
9. SUTTON, W.O., "Nodule development and senescense", Nitrogen
Fixation (BROUGHTON W.J., Ed. Vol. 3 Legumes), Clarendon Press,Oxford (1983) 144-212.
190
Tahel 1. Parameter pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai pada
berbagai tingkatan umur dan takaran pupuk N.
TTJDL2BKJBBB
(em)(em )(gr) (gr)
Varietas
Vm
54.618 A42.042 A39.820 A4.417 A35.097 A0.729 AVo
46.038 B32.024 B34.410 B3.679 B34.667 B0.940 B
Umur (had)
14
15.896 A--0.311 A10.042 A
28
56.302 B23.028 A-3.210 B31.917 B0.155 A42
78.787 C50.857 B.-8.623 C62.687 C1.514 B
Takaran pupuk N (kg N/Ha)
0
49.604 A35.958 A37.710 A3.904 A35.359 A0.874 A
40
49.986 A37.048 A38.920 A3.978 A32.694 A0.844 A
80
50.194 A37.083 A34.110 A4.100 A49.986 A0.836 A
120
51.528 A38.042 A37.720 A4.210 A36.222 A0.810 A
- Keterangan :TT = Tinggi tanaman
JD = Jumlah daunLD = Luas daun
BK = Bobot kering
JB = Jumlah bintilBB = Bobot bintil
Nilai yang diikuti huruf yang berbeda nyata pada BNT 5%
Untuk parameter luas daun, hanya diukur pada umur tanaman 42 hari.
200
Tabel 2. Pengaruh takaran pupuk N terhadap pertumbuhan vegetatiftanaman kedelai varietas Muria (Vm) dan Chipewa (Ve).
Var. Takaran TTN ( em )
JD BK
(gr)
JB BB
(gr)
Vm
Ve
o40
80120
o40
80120
57.3954.58
52.7553.67
42.9448.47
46.4346.31
40.05 39.1743.75 40.55
42.92 38.1141.42 43.22
30.67 35.0133.50 37.31
31.25 32.2532.67 31.48
4.32414.4174
4.42544.5002
3.48454.0014
3.77453.4549
36.17 0.736532.00 0.6932
35.67 0.747636.50 0.7368
34.56 0.958033.39 0.9946
34.83 0.924835.94 0.8940
Keterangan : Semua singkatan TT, JD, LD, BK, JB, dan BB adalahseperti pada Tabel 1.
201
Tabel 3. Persentase N-to tanaman kedelai pada berbagai tingkatanumur dan takaran pupuk N.
--------------------------------------------------------------------
••••••••••••••••••••••• % ••••••••••••••••••••••••
Takaran N
kg N/ha
Umur
hari
Vm Vc Ro-N Ro-U Ro-NU
--------------------------------------------------------------------
o
40 .
50
120
Ro-V
Ro-VN
Ro-VU
14 4.604.4128
2.703.7442
2.322.14
14
4.575.1628
3.312.6442
1.912.53
14
4.554.8728
3.892.8442
2.302.52
14
4.695.3228
2.963.8042
2.143.01
3.337 A
3.580 B
0
3.2073.42840
3.2613.44650
3.5823.409120
3.2994.032
14
4.6033.42828
3.2433.25142
2.1672.548
3.317 A
3.354 A
3.495 A/B
3.668 B
4.770 A
3.247 B
2.359
4.502
3.220
2.320
4.860'
2.977
2.220
4.860
3.3672.410
5.005
3.783
2.997
--------------------------------------------------------------------
Keterangan : Vm = Varietas Muria Vc. varietas ChipewaU = Umur tanaman
Nilai yang diikuti huruf yang tidak sarna berbeda nyat~pada BNT 0.05%
202
Tabel 4. Serapan N-to tanaman kedelai pada berbagai tingkatan umur
dan takaran pupuk N.
••••••••••••••••••••••• % ••••••••••••••••••••.••••
Takaran N
kg N/ha
Umur
hariVm Vc Ro-N Ro-lJ Ro-NU
o
40
50
120
142842
14
2842
14
2842
14
28
42
12.32
69.50
175.81
12.83
88.92141.71
12.25
103.87176.75
10.98
83.35
168.60
9.50
86.53
126.99
13.39
69.44169.73
11.91
72.49
156.23
11. 2492.21
166.23
11.801 A 10.90 B
79.824 A 83.091 B 77.165
160.713 C 151.400
13.110
83.173 A 79.180157.222
12.078
88.893 A 88.183166.660
11. 108
88.917 A 87.797167.742
Ro-V 88.153 82.212
Ro-VN
Ro-VU
o4050120
14
28
42
85.310
82.15697.734
87.642
12.095
85.986
166.551
74.339
84.186
80. 211
90.122
11.508
80.177
154.959
203
j? 80 ;; .(1.120= 7,322-2,684:X+0,367X2
28
Umur Chari)
Gambar 1. Hubungan an tara umur panen dengan % Ntotal pada taraf pupuk 0, 40, 80, dan120 kg N/ha
204
5.0
UC6UUto')2 H,...,.,
.\0.\..../
3.(
....;'"....,
310 ....,,z 3.0
2.8H2.4212.0
o
------t1-CJ.---- .-.-, - ·----------2----
.\ Yo =:: G,071-\ ,719X •.O,1t6;:--80 \ \" _ .. -7 • r r r I' 2
~\\ Y40 - 7,817-3,5.8X+O,'Q'/"
\\\\
\~~\
S6
9
9- 1
8: ! n';;7II:~6
b.D
6
~'--'5
0\0
'-' 5
z
p..
I 4
'"
..0 4
~ 3
I
Z
P-
et!
3
~ 2
I II IOJ
2 1
40 80 120 40 80 120
Takaran pupuk (kg N/ha)
Gambar 2. % N-bdp dan serapan N-bdp sebagai pengaruhper1akuan varietas, umur panen pada taraf40, 80, dan 120 kg N/ha
205
i ! 120
''l80
12
II
10
--------12,3 + 20,227X - .1,1\47X2
= -5,958 + 10,840X - 2,210X2
~. 2Y40 = -5,633 +.9,369X - 2,153X
l
14 28 56
206
Um U T (h a ri )
GambaT 3. Hubungan antara umur panen dengan % N-bdppada taraf pupuk 40, 80, dan 120 kg N/ha
30
bJ)
~'-''+< }O"':j.DIZ@ 29'p..
:1J;..Q)(f)
I
-
40
-
BO
70r-. 0\°'-'-I-'
'"d.D fiG, z
80 120' 40 80 120
Takaran pupuk (kg N/ha)
100
40 80 120 40 80 120
Takaran pupuk (kg N/ha)
Gambar 4. % N-bdf, serapan N-bdf, % N-bdt, danserapan N:-bdt sebagai pengaruh perlakuan varietas, umur panen, dan tarafpupuk 40, 80, 120 k~ N/ha
207
;~-~d·;--;-- 0 ~no+-·;r;·?33T~- 0 , 4 61X2
YN-bdf = 74,047 - 45,558X + 0,706x2
?N-~t 24,421 + 45,488X - 9,436X2-
110
1009080
~0\0'-' 70+J "0.0IZ 60
~4-<"0.0 50I Z ~% W.0IZ
30
2010
20
-~o 60 80 100 120
Takaran pUp uk C kg N/ha )
% N-bdt
% N-bdf
% lI-bdp
IW 150
208
Gambar S. Hubungan antara taraf pupuk dengan %N-bdp, % N-bdf, dan N-bdt pada umurpanen 42 hari
DISKUSI
ERMIN K.H.
Bagaimana menentukan/membedakan N yang berasal dari tanah dan dari
fiksasi ?
ELSJE L.SISWORO.
Membedakan N-bdt dan N-bdp yaitu :
N-total = N-bdt + N-bdp + N-bdf + N-bdp
N-bdt = N yang berasal dari tanah
N-bdp = N yang berasal dari pupuk
N-bdf = N yang berasal daari fiksasi
N-bdp dapat dihitung dan N-bdf dapat dihitung, menggunakan N
bertanda 15N.
209