RESPON TIGA JENIS TANAH SAWAH TERHADAP …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Transcript of RESPON TIGA JENIS TANAH SAWAH TERHADAP …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
RESPON TIGA JENIS TANAH SAWAH TERHADAP PEMUPUKAN P+Zn
M.M Mitrosuhardjo*, H. Rasyid*, dan W.H. Sisworo*
ABSTRAK
RESPON TIGA JF.NIS TANAH SAWAH TERHADAP PF.I1UPUKAN P.Zn. Suatu penelitian untuk
mengetahui respon 3 jenis tanah sawah terhadap pemupukan PiZn telah dilakukan dalam
percobaan pot di rumah kaca PAIR-BATAN. Jakarta, pada tahun 1989. T iga takaran
ZnSO 4.7"20 diberikan bersama-sama dalam pemupukan P, pada budidaya tanaman padisawah. Ternyata bahwa ke tiga jenis tanah yang diuji memperlibatkan adanya respon
terhadap pemupukan PiZn. Pemberian Znso1.7H20 dengall taka ran 4,48 kg/ha bersama-sama. 32uellgan 90 kg P/ha dalam bentuk TSP bertanda P, dapat meningkatkan hasil gabah dan
meningkatkan serapan P yang t.erakumulasi dalam gabah dan tanaman. Tanah grumosol
Bojong Picung memperlihatkan respoll yang paling besar, diikuti oleh tanah aluvial
kelabu Pusaka Jaya, dan tanah latosal Kresek yang terendah responllya terhadap
pemupukan PiZn.
ABSTRACT
THE RESPONSE OF THREE LOWLAND SOIL TYPES ON THY. APPLICATION OF PtZn FERTILIZER.
The response of three lowland soil types on the application of ptZn ferti lizer has
been studied. The study has been done using experimental pot at PAIR-BATAN, Jakarta
in 1989. Three rates of Znso4.7H20 were applied together with P fertilizer. It was
found that the yield of rice grain and the P uptake increase when 4.48 kg Zns04.7H20and 90 kg P Iha in the form of TS1'. were appl ied to these soils. Grumosol soi 1 of
Bojong Picung exhibits the most responship soil type on the application of the PtZn
fertilizer. It was subsequently fol lowed by blue grey alluvial of Pusaka Jaya and
latosol soil type of Kresek.
PENDAHULUAN
Pemupukan P, N, dan K secara terus menerus dalam budidaya
tanaman padi sawah dapat merangsang terjadinya kekahatan atau de
fisiensi nutrisi, terutama bagi nutrisi yang tidak ditambahkan dalam
sistim pemupukan. Akibatnya ialah produksi padi dapat semakin mero
sot sejalan dengan bertambahnya waktu (1). Penambahan unsur hara
makro akan merangsang terjadinya ketidakimbangan susunan hara pada
* pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
113
sistim tanah tanaman. Adanya peningkatan pengangkutan hasil panen
dari lahan pertanian akan mempercepat la.ju pengurasan unsur hara
yang tidak ditambahkan dalam sistim pemupukan, biasanya terjadi pada
unsur hara mikro seperti Zn. Akibat pemupukan tidak berimbang yang
biasa dilakuan telah tampak adanya gejala kekahatan unsur mikro di
beberapa areal persawahan. SOEPARDI (1982) menyimpulkan adanya areal
kahat Zn yang sangat luas di areal persawahan Pulau Jawa bagian
Utara, Jawa Tengah bagian Selatan, dan Jawa Timur bagian tengah.
Tanah sawah yang memerlukan pemupukan ZnS04 2,5 - 7,5 kgiha luasnya
diperkirakan ada sekitar 2,5 juta ha (2). Penambahan Zn pada tanah
sawah yang kekurangan unsur mikro Zn dapat menaikkan produksi (3,
4) •
Pemupukan P terus-mene rus pada se ti ap mu s irn tana.rn dapa t
menurunkan respon tanaman padi sawah. Hal ini disebabkan oleh adanya
serapan P pupuk yang relatif kecil, sehingga timhunan P pupuk dalam
tanah dapat semakin lebih banyak sejalan dengan bertambahnya musim
tanam (5, 6, 7). Oleh karena itu per lu di Iakukan upaya agar dapat
merangsang peningkatan pengambilan residu P pupuk dalam taBah oleh
tanaman. Penambahan Zn dalam pernupukan P diharapkan dapat meningkat
kan pengambilan P baik P pupuk maupun P residu yang sudah terdapat
dalam tanah oleh tanaman padi.
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, perlu dilakukan
penelitian dengan menambahkan ZnS04 bertaraf dalam pernupukan P padatanah-tanah sawah yang diduga mempunyai gejaia kahat Zn dan sudah
biasa dilakukan pemupukan P secara intensif. Penggunaan pupuk P
bertanda 32p akan memperjelas asal serapan P di dalam tanaman. Pe
namabahan P pupuk bersama Zn d iharapkan dapat mempermudah dalam
aplikasi praktisnya.
BAHAN DAN METODE
Telllpllt dll11 1t'aktu Pe.lllksll11ll1l11. Percobaan ini adalah percobaan
pot yang dilaksanakan di rumah kaca Pusat Aplikasi Isotop dan
Radiasi, Jakarta pada tahun 1989i1990.
Pupuk. Pupuk P diberikan dalam bentuk TSP bertanda 32p
menggunakan takaran 90 kg Piha. Sedangkan Zn diberikan dalam bentuk
ZnS04.7H20 dengan takaran 1, 2, dan 3 % dari taka ran TSP yang
114
diberikan. Pupuk N dan K diberikan sebagai penyangga kesuburan
tanah. Pupuk N diberikan dalam benluk urea pril dengan takaran 90 kg
N/ha, yang diberikan pada saat tanam, 3, dan 6 minggu setelah tanam,
masing-masing 1/3 takaran pemupl1kan. Pupuk K diberikan dalam bentuk
KCI kristal dengan takaran 90 kg K20/ha, yang diberikan pada saat
tanam bersama-sama dengan pemberian pupuk P dan Zn.
Tanah. Tanah uang digunakan untuk percobaan ini diambil dari
daerah persawahan di: 1). Pusaka Jaya, Pusakanegara, Kabupaten 8u
bang; 2). Dojong Pieung, Ciranjang, Kabl1paten Cianjllr; dan 3).
Kresek, Kabupaten Tangerang. Hasil penelilian tanah-lanah lersebut
tertera pada Tabel 1. Kandungan Zn tersedia pada tanah-tanah terse
but tergolong rendah sekali yaitu di bawah 5 ppm Zn larut HCl 0,1 N
menurut SOEPARTINI, dkk. (1973) (8), bahkan beracla di bawah batas
kritikal yang besarnya antara 3,5 - 4,0 ppm larut IICI 0,1 N (9).
Kandungan P tersedia tanah Kresek tergolong sedallg (11,0 - 19,6 ppm
P (Olsen)), dan kandungan P tersedia dalam. tanah Pusaka JR.ya dan Do
jong Picung tergolong tinggi ( di atas 26,2 ppm P (Olsen)) (10).
Kandungan bahan organik tanah Kresek dan Pusaka Jaya tergolong
rendah, antara 1,7 - 3,4 %, sedangkan kandungan bahan organik tanah
Dojong Picung tergoiong sedang antara 3,5 - 5,2 % (10). pH ke tiga
tanah tersebut tergoiong masam, antara 4,5 - 5,5 (10). Tanah Pusaka
Jaya, Kresek, dan Bojong Picung tergolong dalam jenis tanah aluv ialkelabu, latosol, dan grumosol.
Rancangan Percobaan. Percobaan dilakukan menggun.<1kan rancangan
aeak lengkap mengujikan 5 perlakuan pemupukan pada 3 jenis tanah,
dengan ulangan 3 kali.
Perlakuan Pemupukan. Perlakuan pemllpukan terdiri dari perlakllan
kontrol, perlakuan pemupukan P, dan pemllpukan P+Zn dengan takaran Zn
3 taraf. Tiap pot berisi 8 kg tanah halus kering udara. Padi varic
tas IR-64 digunakan dalam percobaan ini. Bibit berumur 21 hari
di tanam 2 tanaman/pot. Tanaman dipanen patla kondisi masak. Parameter
utama yang diamati ialah pertumbuhan tanaman, produksi, dan serapan
·P.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertwl1buhan Tanamlln. Hasil pengamatall tinggi dan ,jllmlahanakan
115
disajikan dalam Tabel 2. Dari Tabel tersebut dapaL dikemukakan bahwa
pemberian Zn bersama-sama pemupukan P dapat memperbaiki pertumbuhan
tanaman. Perbaikan pertumbuhan tanaman terHhat jelas pada Jumlah
anakan maksimum, 41 had setelah tanam aLau 57 had setelah sebar
benih. Peningkatan jumlah anakan maksimum tetinggi tercapai dengan
pembedan ZnS04.7H20 sebanyak 1 % takaran TSP yang diberikan (90 kg
P/ha =448 kg TSP/ha) dalam peml1pl1kan yai Lu 4 t 48 kg ZnS04. 7H20/ha.
Pemberian ZnS04.7H20 sebanyak 2 dan 3 % takaran TSP, terlihat
menurunkan kenaikan jumlah anakan. Adanya penurunan yang lebih besar
terjadi pada pemberian takaran Zn yang Iebih tinggi. Hal ini
menyatakan bahwa takaran optimal pemupl1kan ZnS04' 7H20 berada diseki tar 1 % takaran TSP atau 4,48 kg/ha. Ternyat.a hasil ini sesuai
dengan pernyataan SOEPARDI (1982) untuk lahan persawahanyang
mended ta kekurangan Zn di Pulau Jawa. Di lihat dari tanah sawah
yang digunakan dalam percobaan ini, ternyata bahwa tanah grumosol
Bojong Picung mampu mengasilkan jumlah anakan padi yang paling
banyak di ikuti tanah aluv lal kelabu Pusaka Ja.ya, dan pada tanah
latosol Kresek yang paling rendah. Pada saat panen ,jumlah anakan
produktif dan tinggi tanaman tidak berbecla nyata. berdasar taraf
kepercayaRn 95% . Hal ini menyat.akRn bahwa Zn kurang Mobil di dRla.mtubuh tanRmRn.
Produksi. Data produksi disaj ikan berupa hRSil gabah d i TRbel
3, dan bobot kering tanaman pRda Tabel 4. BesRrnya hasil gabah
ternyata dipengaruhi oleh perlakuan pemupukan dan jenis tanah sawah.
Hasil gabah tertinggi tercapai pada perlakuan pemupukan P+Znl' di
ikuti oleh P+Zn2' P+Zn3' P, dan kontrol yang pRling ~endah. PerlRku
an pemupukan P+Znl dapat menaikkan hasil gabah secara nyata di atRs
per lakuan kontrol dan per lakuan pemupukan P. Hal ini menyatakan
bahwa penambahan ZnS04.7H20 sebllnyak 4,48 kg/ha alau 1% takaran TSP,
bersama-sama dengan pemupukRn P dapRt memacu peningkatan hasil
gabah. Akan tet.api pemberiRn ZnS04' 7112° yang lebih linggi, yaitu
8,96 kg/ha ke atas memperlihatkan adanya penurunan kenaikan has iIgabah. Agaknya takaran optimal ZnS04.7BZO berada di sekitar 4,48 kg/
ha. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa tanah grumosol Bojong
Picung, tanah aluvial kelabu Pusaka Jaya, dan tanah latoso.l Kresek,
termasuk tanah-tanah yang mungkin kahat Zn dan memerlukan pemupukan
ZnS04 2,5 - 7,5 kgjha yang telah dlnYlltakan oleh SOEPARDI (1982).
116
Adanya kenaikan hasil gabah sebagai akibat pemupukan P dan PtZn
dilihat pada Gamabar 1: Pada Gambar tersebut lerlihat adanya kenaikan hasil gabah yang tajam terjadi pada tanah Bojong Picung. Agaknyahal ini berhubungan dengan adanya kandungan Zn yang rendah (di bawah
batas kritikal) terutama pada tanah Bojong Picung, Tabel 1. Produksibobot kering tanaman yang dipanen, Tabel 4, menunjukkan adanya
gambaran yang serupa dengan yang terjadi pada hasil gabah, dengannilai koefisienan keragaman lebih rendah, yang herarti lehih se
ragam.Tanah-tanah yang digunakan dlliam percobaan ini ternyata mem
punyai daya hasil yang jelas berbeda. Tanah grumosol Bojong Picllngmampu menghasilkan gabah tertinggi, diikuti oleh tanah aluvialkelabu Pusaka Jaya, dan tanah Jatosol Kresek, Tabel 3. Kejlldian serupa lerlihat pada parameter bobot kering tanaman, Tabel 4. Urulan
day a hasil tanah-tanah tersebut didukung oleh urut-urutan .kandungan P tersedi~ dan kandungan bahan organik di dalam tanah, yangtertinggi terdapat pada tanah Bojong Picung, diikuti tanah PusakaJaya, dan pada tanah Kresek yang terendah, Tabel 1.
Serapan P. Hasil serapan P gabah dan P dalam bobot keringlana.an dapat dilihat paoa Tabel 5 dan Tabel 6. Dari Tahel 5 dapatdikemukakan bahwa penambahan Zn hersama-sama dengan pemupllkan P
dapat meningkatkan serapan P total yang herada dalam has; I gabah.Peningkatan serapan P total terlihat nyata pada perlakuan pemupukan
P+Znt. Akan tetapi dilihat dari serapan P pupuk dan P t.ana.h dalamgabah berdasar taraf kcpercayaan 95% tidak terlihat adanya kenaikan
yang nyata. Pemberi 1.1.11 ZnS04.iHZO padll takal'an yang lebi h tinggi
seperti pada perlakulln PtZnZ dan P+Zn3 (masing-masing 8,96 dati 13,44kg/ha) terlihat menurunkan kenaikan serapan P total, P pU~Jk, dan Ptanah dala. gabah. Hal i ni menya takan bahwa takaran opti malpelllupukan Zn telah terlampaui, sehingga kelebihan Zn dapat menjadikendala terhadap kanai klm produksi dan seraplln unsur hara P. Olehkarena itu dalam penambahan unsur hara mikro perlu dikaji secara
saksama. Ditinjau dari jumlah serapan P di dalam seluruh bobolker ing tanaman yang d ipanen ternya ta j IIga menunj ukk an adanya
keunggulan perlakuan pemup1Jkan P+Zn1' Tabel 6. Serapan P pupuk baik.•.
dalam hasil gabah, Tabel 5, maupun dalam seluruh bobot kering
tanaman yang dipanen I Tabel 6, jumlahnya relati f kecil dibandingkan
117
dengan serapan P yang berasal dari tanah termasuk residu-residu
pupuk P pada musim tanam sebelumnya.
Serapan P yang terakumulasi dalam gabah dan seluruh bobot
kering tanaman yang dipanen di tiga jenis tanah sawah, menunjukan
adanya perbedaan yang sangat nyata sebagai akibat dari peranan tanah
yang ditanami padi. Tanah Bojong Picung menghasilkan serapan P
tertinggi, diikuti tanah Pusaka Jaya, kemudian tanah Kresek yang
paling rendah. Perbedaan-perbedaan nyata ini terlihat pada serapan P
total, P pupuk, dan P tanah. Hal ini menyatakan adanya tingkat
kesuburan tanah yang berbeda nyata pada tanah-tanah tersebut.
KESI MPULAN
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemupukan ZnS04.7H20 pada tanah-tanah sawah dengan sistempertanian intensif bersama-sama pemupukan P dapat memacu
peningkatan hasil gabah, bobot kering tanaman, serapan P total, P
pupuk dan P tanah. Pemberian ZnS04.7HZO 4,48 kg/ha bersama denganpemupukan 90 kg P/ha dapat meningkatkan hasil gabah, bobot kering
tanaman dan serapan P total secara nyata. Pemberian ZnS04'7H20dengan takaran 8,96 kg/ha ke atas dapat menurunkan kenaikanproduksi dan serapan P.
2. Respon tanah terhadap pemupukan P+Zn ternyata berbeda-beda.
Pemberian 90 kg P/ha bersama 4,48 kg ZnS04.7H20 pada tanah BojongPicung dapat menaikkan hasil gabah sebanyak 47,44 g/pot, pada
tanah sawah Pusaka Jaya 17,67 g/pot, dan pada tanah Kresek
sebanyak 14,64 g/pot.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terwujutnya karya tulis ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Kepala PAIR-BATAN, yang telah membiayai penelitian ini.
Ucapan yang sama disampaikan kepada Staf, Teknisi, dan kepada siapa
saja yang berperan dalam pelaksanaan penelitian ini.
118
DA"AR PUSTAKA
1. ABUBAKAR, B., Evaluasi penduga status, ketersediaan, dan pemberian seng pada regosol dan grumosol Lombok yang disawahkanterhadap produksi padi dan kedelai, Desrtasi FakultasPascaSarjana, IPB, Bogor (1987).
2. SOEPARDI, G., "The zinc status in Indonesia agriculture", Contributions Central Institute for Food Crops, Bogor ~& (1982)31.
3. SINGH. M., and SINGH, S.P., Zinc and phosphorus interaction insubmerged paddy, So. Sci. ~ 129 (1980).
4. MITROSUHARDJO, M.M., SISWORO,W.H., dan Rasyid, H., "Pengaruhpemberian pupuk P dan Zn terhadap hasi 1 padi dan serapannutrisi di beberapa tanah sawah Jawa Barat, Aplikasi Isotopdan Radiasi (Ris. Simp. IV Jakarta, 1989), BATAN, Jakarta,(1990) 541.
5. SISWORO, W. H. ,dan RASYID, H., "Pengaruh pergiliran tanamanterhadap hasil dan ketersediaan hara", Aplikasi Isotop danRadiasi (Ris. Simp. III Jakarta, 1986), BATAN, Jakarta (1988)567.
6. ABDULLAH, N., dan MITROSUHARDJO, M. M., "Pengaruh pemllpukanZA terhadap serapan P pupuk tanaman padi lahan kering", Aplikasi Isotop dan Radiasi (Ris. Simp. II I Jakarta, 1986),BATAN (1988) 637.
7. MITROSUHARD.TO,M.M., dan ABDULLAH, N., Perlman jenis pupuk Pdalam pemupukan padi gogo di tanah latosol Pasar Jumat (iitinjau dad pertumbuhan dan serapan (PAIR/P.329/1988), PAIRBATAN, Jakarta (1988).
8. SOEPARTINI, M., WIDJIK, I. M., dan SUDJADI,tembaga (Cu) dan seng (Zn) tanah-tanah Indonesia.Indonesia ~ 3 (1973) 2.
M. ,So.
StatusSc 1. 0 f
9. TRI ERWELLER, J.P., and LINDSAY, W.L., EDTA-ammoniull carbonatesoil test for zinc, So. sei. Soc. Amer. Proe. 33 (1969) 49.
10. PUSAT PENELITIAN TANAH, "Terms of reference", Survai Kapabi 11 tasTanah, Pusat Penelitian Tanah, Bogor (1983).
119
Tabel 1. Hasil analisis tanah pecobaan
'~"'.R'RI""~."I~Mn""M'.A.'."I.' •••M'•••••Mi~MuM~~~ •••N.~••
Hasil analisa kimia *
• • • • • • • • • • •• ppm •••••••••••••
Asal tanah
sawah
Pusaka J ayaBokong PicungKresek
P tersedia
(Olsen)
26,4
34,6
12,8
Zn larut
HCI O,1N
3,4
1,6
3,4
5,35,3
4,9
Bhn. Organik
(Walk.& Bla.)
•••• % ••••
3,1
4,5
2,6
* Oilakukan di Laboratorium PAIR, Jakarta
120
Tabel 2. Pertumbuhan tanaman padi
Tinggi tanaman Jumlah anakan
Perlakuan
21 HST 41 liST Panen 21 HST 41 HST Panen-----------------------------------------------------------------
•••••••• em ••••••••...... batang/pot ...•..
a. Per lakl!an pemum.!!J2uk-anKontrol
57,296,5130,2]2,729,722,6P
57,798,7132,913,833,324,7
P+Zn1
60,097,4]30,113,438,726,7
P+Zn2
59,396,1130,413,636,325,2
P+Zn3
58,297,2132,911 ,733,624,2------------------------------------------------------
BNTO,05
:tn:tn:tn :tn:5,5:tn
b. Perlakuan tana~ Pllsaka Jaya
5'7,199,3132,811,535,623,3
Bojong Picung
60,296,4131,715,138,831,6Kresek
58,295,9129,312,528,519,1
BNTO,052,2 tn tn 2,2 4,2 3,8
KK, % :5,0:4,8:3,6:22,3:16,5:20,4
Perlakuan pemupukan P = 90 kg/~a dalam bentuk .TSp_32p 3Perlakuan Zn1
= ZnS04.fH20 sebanyak 1% takaran TSP-3~PZn
= ZnS04.7l120 sebanyak 2% takaran TSP- P2Zn3
= ZnS04.7H20 sebanyak 3% lakaran TSp_32p
HST
= Hari setelah tanam
tn= Tidak nyata
121
Tabel 3. Produksi gabah kering
Hasil gabah pada 3 jenis tanah sawah
g/pot .
Perlakuan
pernupukan
Kontrol
P
P+Zn1
P+Zn2
P+Zn3
Pusaka
Jaya
51,33
64,5
69,0060,59
57,82
Bojong
Picung
59,22
70,15
106,66
82,89
67,03
Kresek
3~i,2935,96
47,93
42,49
42,47
Rata-rata tiap
perlakuan pernupukan
47,94
56,87
74,53
61,92
55, i7
Rata-rata se :
Liap tanah60,65 i7 , 19 : 40,39
KK, % :27,5
Pernupukan
Tanahlnteraksi
BNTO,05 :
----------------------------15,71
12,17tn
122
Tabel 4. Bobot kering tanaman parli
Babot kering tanaman pada 3 jenis tanah
Perlakuan
pemupukan Pusaka
Jaya
Bojong
Picung
Kresek Rata-rata tiap
perl. pemupukan
................... g/pot .
Kontrol
P
P+Zn1
P+Zn2
P+Zn3
Rata-rata di
setiap tanah
KK, %
BNTO,05
118,00
131,09
134,97
121,66
126,94
126,53
18,1
£~l!!!!J?.!!kaT!
21,96
148,94163,42
196,47
178,56
144,93
166,46
Tanah
17,01
69,84
81,87
99,1587,62
89,50
85,60
l.nterak~~
tn
112,26
125,46
143,53
129,28
120,46
123
Tabel 5. Serapan P total, P pupuk, dan P tanah dalam gabah
Serapan P
Perlakuan
P tatal P pupuk P tanah
a. Per laku{!,!LPemuJ2.l!kan
mg P/pot .
Kontrol 134,06-134,06
P
155,7628,13127,63
P+Zn1
215,6635,16180,49
P+Zn2
173,2530,00143,25
P+Zn3
169,0029,40139,61
BNTO,05
b. £~rlakuan t~1!.!!bPusaka Jaya
Bojong Picung
Kresek
BNTO,05
50,07
183,38
222,30
106,28
38,78
tn
28,00
17,58
46~43
7,73
tn
160,97
208,23
65,82
34,40------------------------------------------------------------------
KK, %
124
30,7 29,9 31,8
Tabel 6. Serapan P total, P pupuk, dan P tanah dalam tanaman
Serapan P
Perlakuan
a. Per lakuan ~1!!!!P..!!kaI!
Kontrol
P
P+Zn1
P+Zn2
P+Zn3
BNTO,05
b. J!5!xl~k~_EJ.1LtaI!.~h
Pusaka Jaya
Bojong Picung
Kresek
BNTO,05
KK, %
P total
220,73
273,36
307,30
257,53
249,63
55,42
264,28
364,82
134,43
42,93
22,6
P pIJpuk
mg P/pot
45,63
48,64
44,06
42,57
tn
4:3,7:3
30,36
61,59
7,53
22,1
P tanah
220,73
191,7:3
258,66
213,48
207,06
t.n
229,29
340.53
85,17
38,87
23,9
125
125I
_ Kontrol
100 r
II~;:J[>
..., ~ II Ln;DP+Zn.1~
~"E 75 I n
~ IIIII~. ITIDmm P+Zn2
.'-<:
150 I ~ "llln fila 111111
Dp+zn3~
"~tI1rn::x::
25
o
P us ak aJaya
BojongPi cun g
K rc s c k
126
Gambar 1. lIasil gabah kering di tonah Pusi1kaJaya, Rojong Picung, dan Krcsek
Dr RKUS T
PUDJO RAJIARD.JO
Saya Iihat di transparan bahwa P-tanah lebih banyak diserap daripada
P-pupuk. Apakah P-tanah juga dapat berasal dari P-pupuk yangterikat dari periode pemupukan P sebelumnya.
M. MARDJO
P-tanah yang dimaksud dalam penelititan iniialah P yang sudan ada
di lanah, pada waklu penelitian jrJi di lakukan (sebelum pemupukan P) .
•Jadi yang ditan~'akan betul/t.epat, bahwa P-lallah tet'sebut adalah P
sudnh ada di tanah tcrmasuk P-pupuk pef'ioe](-' pemupllkan sebelumnya.
UKUP SUDRIATNA
Pada hasil penelititan lerlihaL kofesien keragamannya di atas 20
(22,5 dan 27,5) padahal ini dilakukan rli rumah kaell. Mohon penjelRs-an.
M. MARD.JO
Koefisien keragaman hasil penelitiRn di alas 20, meskipnn dilakukan
di ruman kaea. Hal ini menyatakan adanya variabel-variabel yangperlu diperhi tungkan dengan eermat. Agaknya varillbel pencampuran
tanah (membuat homogen) perlu di lakllkan lehih baik. Dalam jumlah
tanah sekit.ar 5kg dapat dilakukan dengan alat pencampur khusus yang
sudah ada, letapt untuk 8 kg tanah volumenya slldah melebihi sehingga
per]u mctode peneampuran yang lobih haik.
IIARYANTO
1. Pemupukan P yang d i Ll1mbah den~an pemberi an 7.n menunjukkan daya
hasil tannmnn padi meningkat. MekaniRme apaknh yang terjadi
schingga demikian ? Mohon penjelasan !
2. Dosis Zn yang telah Anda cobakan apakah kiranya herlllku untllk
£0mUfi tanarnan ?
1.27
Imdi, khusus
kandllngan Zn
M. MARD.TO
1, Penambahan Zn rada pemupukan P meningkatkan da~a has j I tanaman
sampai batas tertentu. Mekanismenya tidak meleset dari Hukum
Ml Lcherhich tentang keseimbang penyerapan nu tri si. Adanya penam
bahan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam ketersediaan renda~
akan berperan pos i ti f, Letapi pada nutrisi yang ket.eI'sediaannya
tidak ti nggi akan kurang berperan. Agaknya Zn pada tanah-· tanah
yang diu,ji memang betlll kdtis kandullgannya.
2. Oasis Zn yang dilakukan ini dimaksud unt.lIl< tanaman
nya dilahan pe1'tanian intensif yang sudah kd tis
talllJ.!lnya.
BAGYO SOEMTNTO
Mohon dijelaskan sebab-sebab penyerapan P yang menllrun pada perlaku
an Zn2 dan Zn3' I\pakah hal tersehut ter,jadi karl)IHl 8i fat ani-.agonistis atau faktor lain ?
M. MARD.TO
Pemupllkan P+Zn diharapkan Ildl1n~ra penlngkatan sprapan P sf'hagai
aklbat penambahan Zn disamping pengaruh baik akibat penambahan Zn.
Pilda perlakuan P+Znl' memhukLikan dugaan t.ersebut. Pada penambahan
Zn2 dan Zn3 ternyata menurunkan pengaruh baiknya. Agaknya pengaruhnegatif yang timbul RllIngkin gejala keracunan.
SISMTYATJ R.
Tiga macam tanah yang dipakai dal am per'cobaan 1\nda, hereaks i agak
masam helum sampai alkalin. Kenapa P Udak dit.etapkan dengan MetodeBray II saja, karena metoda Olsen kabHJ Udak salah untllk tanah
alkalin.
M. MARDJO
Semula P tanah akan dianalisis dengan metode Bray IT, tetapi karena
alasan teknis maka anali8is dilakukan dengan metode Olsen.
Berdasarkan analisis sebelumnya, hasi] analisis menggunakan metnde
BI'ay II dan Olsen pada jenis tanah ini Udak banyak bedal1~·a.
128
ZUHDI SW.
ZnS04 diberikan melalui tanah atau daun ?
M. MARDJO
ZnS04 diberikan melalui tanah.
HARRY IS MULYANA
Pada percobaan pot, tanah yang intensif pertaniannya penambahan P+Zn
terlihat lebih baik untuk peningkatan produksi. Tapi juga dengan
dosis Zn yang agak tinggi' terlihat juga penl1runan produksi. Yang
ingin saya tanyakan
1. Berapakah dosis P+Zn yang optimal untuk meningkatkan prodl1ksi
gabah?
2. Apakah secara morphologis terlihat kelainan pada penambahan Zn
yang tinggi ?
3. Apakah sudah diuji di lapangan dan apakah ada korelasinya antara
percobaan pot dengan di lapangan ?
M. MARD.JO
1. Takaran pemupukan P+Zn yang optimal sedang dipelajari. Berdasar
kan kesimpulan hasil penelitian di lahan sawah Pulau Jawa (Soe
pa.rdi,G. (1982), kebutuhan pemupukan ZnS04 pada lahan pertanian
intensif antara 2,5 - 7,5 kg/ha: Jadi takaran opUmum penambahan
ZnS04 diduga pada jangka kisaran ini, dengan catatan kepastiannyaperlu di tel iti.
2. Secara morfologis belum terlihat adanya keracunan Zn pada
penambahan ZnS04 sampai takaran 4,48 kg/hat3. Belum diuj i secara percobaan lapang • Percobaan pot diharapkan
menjadi petunjuk yang dapat terjadi pada kondisi lapangan ?
129