RESPON TIGA JENIS TANAH SAWAH TERHADAP …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

17
RESPON TIGA JENIS TANAH SAWAH TERHADAP PEMUPUKAN P+Zn M.M Mitrosuhardjo*, H. Rasyid*, dan W.H. Sisworo* ABSTRAK RESPON TIGA JF.NIS TANAH SAWAH TERHADAP PF.I1UPUKAN P.Zn. Suatu penelitian untuk mengetahui respon 3 jenis tanah sawah terhadap pemupukan PiZn telah dilakukan dalam percobaan pot di rumah kaca PAIR-BATAN. Jakarta, pada tahun 1989. Tiga takaran ZnSO 4.7"20 diberikan bersama-sama dalam pemupukan P, pada budidaya tanaman padi sawah. Ternyata bahwa ke tiga jenis tanah yang diuji memperlibatkan adanya respon terhadap pemupukan PiZn. Pemberian Znso1.7H20 dengall taka ran 4,48 kg/ha bersama-sama . 32 uellgan 90 kg P/ha dalam bentuk TSP bertanda P, dapat meningkatkan hasil gabah dan meningkatkan serapan P yang t.erakumulasi dalam gabah dan tanaman. Tanah grumosol Bojong Picung memperlihatkan respoll yang paling besar, diikuti oleh tanah aluvial kelabu Pusaka Jaya, dan tanah latosal Kresek yang terendah responllya terhadap pemupukan PiZn. ABSTRACT THE RESPONSE OF THREE LOWLAND SOIL TYPES ON THY. APPLICATION OF PtZn FERTILIZER. The response of three lowland soil types on the application of ptZn ferti lizer has been studied. The study has been done using experimental pot at PAIR-BATAN, Jakarta in 1989. Three rates of Znso4.7H20 were applied together with P fertilizer. It was found that the yield of rice grain and the P uptake increase when 4.48 kg Zns04.7H20 and 90 kg P Iha in the form of TS1'. were appl ied to these soils. Grumosol soi 1 of Bojong Picung exhibits the most responship soil type on the application of the PtZn fertilizer. It was subsequently fol lowed by blue grey alluvial of Pusaka Jaya and latosol soil type of Kresek. PENDAHULUAN Pemupukan P, N, dan K secara terus menerus dalam budidaya tanaman padi sawah dapat merangsang terjadinya kekahatan atau de- fisiensi nutrisi, terutama bagi nutrisi yang tidak ditambahkan dalam sistim pemupukan. Akibatnya ialah produksi padi dapat semakin mero- sot sejalan dengan bertambahnya waktu (1). Penambahan unsur hara makro akan merangsang terjadinya ketidakimbangan susunan hara pada * pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN 113

Transcript of RESPON TIGA JENIS TANAH SAWAH TERHADAP …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

RESPON TIGA JENIS TANAH SAWAH TERHADAP PEMUPUKAN P+Zn

M.M Mitrosuhardjo*, H. Rasyid*, dan W.H. Sisworo*

ABSTRAK

RESPON TIGA JF.NIS TANAH SAWAH TERHADAP PF.I1UPUKAN P.Zn. Suatu penelitian untuk

mengetahui respon 3 jenis tanah sawah terhadap pemupukan PiZn telah dilakukan dalam

percobaan pot di rumah kaca PAIR-BATAN. Jakarta, pada tahun 1989. T iga takaran

ZnSO 4.7"20 diberikan bersama-sama dalam pemupukan P, pada budidaya tanaman padisawah. Ternyata bahwa ke tiga jenis tanah yang diuji memperlibatkan adanya respon

terhadap pemupukan PiZn. Pemberian Znso1.7H20 dengall taka ran 4,48 kg/ha bersama-sama. 32uellgan 90 kg P/ha dalam bentuk TSP bertanda P, dapat meningkatkan hasil gabah dan

meningkatkan serapan P yang t.erakumulasi dalam gabah dan tanaman. Tanah grumosol

Bojong Picung memperlihatkan respoll yang paling besar, diikuti oleh tanah aluvial

kelabu Pusaka Jaya, dan tanah latosal Kresek yang terendah responllya terhadap

pemupukan PiZn.

ABSTRACT

THE RESPONSE OF THREE LOWLAND SOIL TYPES ON THY. APPLICATION OF PtZn FERTILIZER.

The response of three lowland soil types on the application of ptZn ferti lizer has

been studied. The study has been done using experimental pot at PAIR-BATAN, Jakarta

in 1989. Three rates of Znso4.7H20 were applied together with P fertilizer. It was

found that the yield of rice grain and the P uptake increase when 4.48 kg Zns04.7H20and 90 kg P Iha in the form of TS1'. were appl ied to these soils. Grumosol soi 1 of

Bojong Picung exhibits the most responship soil type on the application of the PtZn

fertilizer. It was subsequently fol lowed by blue grey alluvial of Pusaka Jaya and

latosol soil type of Kresek.

PENDAHULUAN

Pemupukan P, N, dan K secara terus menerus dalam budidaya

tanaman padi sawah dapat merangsang terjadinya kekahatan atau de­

fisiensi nutrisi, terutama bagi nutrisi yang tidak ditambahkan dalam

sistim pemupukan. Akibatnya ialah produksi padi dapat semakin mero­

sot sejalan dengan bertambahnya waktu (1). Penambahan unsur hara

makro akan merangsang terjadinya ketidakimbangan susunan hara pada

* pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN

113

sistim tanah tanaman. Adanya peningkatan pengangkutan hasil panen

dari lahan pertanian akan mempercepat la.ju pengurasan unsur hara

yang tidak ditambahkan dalam sistim pemupukan, biasanya terjadi pada

unsur hara mikro seperti Zn. Akibat pemupukan tidak berimbang yang

biasa dilakuan telah tampak adanya gejala kekahatan unsur mikro di

beberapa areal persawahan. SOEPARDI (1982) menyimpulkan adanya areal

kahat Zn yang sangat luas di areal persawahan Pulau Jawa bagian

Utara, Jawa Tengah bagian Selatan, dan Jawa Timur bagian tengah.

Tanah sawah yang memerlukan pemupukan ZnS04 2,5 - 7,5 kgiha luasnya

diperkirakan ada sekitar 2,5 juta ha (2). Penambahan Zn pada tanah

sawah yang kekurangan unsur mikro Zn dapat menaikkan produksi (3,

4) •

Pemupukan P terus-mene rus pada se ti ap mu s irn tana.rn dapa t

menurunkan respon tanaman padi sawah. Hal ini disebabkan oleh adanya

serapan P pupuk yang relatif kecil, sehingga timhunan P pupuk dalam

tanah dapat semakin lebih banyak sejalan dengan bertambahnya musim

tanam (5, 6, 7). Oleh karena itu per lu di Iakukan upaya agar dapat

merangsang peningkatan pengambilan residu P pupuk dalam taBah oleh

tanaman. Penambahan Zn dalam pernupukan P diharapkan dapat meningkat­

kan pengambilan P baik P pupuk maupun P residu yang sudah terdapat

dalam tanah oleh tanaman padi.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, perlu dilakukan

penelitian dengan menambahkan ZnS04 bertaraf dalam pernupukan P padatanah-tanah sawah yang diduga mempunyai gejaia kahat Zn dan sudah

biasa dilakukan pemupukan P secara intensif. Penggunaan pupuk P

bertanda 32p akan memperjelas asal serapan P di dalam tanaman. Pe­

namabahan P pupuk bersama Zn d iharapkan dapat mempermudah dalam

aplikasi praktisnya.

BAHAN DAN METODE

Telllpllt dll11 1t'aktu Pe.lllksll11ll1l11. Percobaan ini adalah percobaan

pot yang dilaksanakan di rumah kaca Pusat Aplikasi Isotop dan

Radiasi, Jakarta pada tahun 1989i1990.

Pupuk. Pupuk P diberikan dalam bentuk TSP bertanda 32p

menggunakan takaran 90 kg Piha. Sedangkan Zn diberikan dalam bentuk

ZnS04.7H20 dengan takaran 1, 2, dan 3 % dari taka ran TSP yang

114

diberikan. Pupuk N dan K diberikan sebagai penyangga kesuburan

tanah. Pupuk N diberikan dalam benluk urea pril dengan takaran 90 kg

N/ha, yang diberikan pada saat tanam, 3, dan 6 minggu setelah tanam,

masing-masing 1/3 takaran pemupl1kan. Pupuk K diberikan dalam bentuk

KCI kristal dengan takaran 90 kg K20/ha, yang diberikan pada saat

tanam bersama-sama dengan pemberian pupuk P dan Zn.

Tanah. Tanah uang digunakan untuk percobaan ini diambil dari

daerah persawahan di: 1). Pusaka Jaya, Pusakanegara, Kabupaten 8u­

bang; 2). Dojong Pieung, Ciranjang, Kabl1paten Cianjllr; dan 3).

Kresek, Kabupaten Tangerang. Hasil penelilian tanah-lanah lersebut

tertera pada Tabel 1. Kandungan Zn tersedia pada tanah-tanah terse­

but tergolong rendah sekali yaitu di bawah 5 ppm Zn larut HCl 0,1 N

menurut SOEPARTINI, dkk. (1973) (8), bahkan beracla di bawah batas

kritikal yang besarnya antara 3,5 - 4,0 ppm larut IICI 0,1 N (9).

Kandungan P tersedia tanah Kresek tergolong sedallg (11,0 - 19,6 ppm

P (Olsen)), dan kandungan P tersedia dalam. tanah Pusaka JR.ya dan Do­

jong Picung tergolong tinggi ( di atas 26,2 ppm P (Olsen)) (10).

Kandungan bahan organik tanah Kresek dan Pusaka Jaya tergolong

rendah, antara 1,7 - 3,4 %, sedangkan kandungan bahan organik tanah

Dojong Picung tergoiong sedang antara 3,5 - 5,2 % (10). pH ke tiga

tanah tersebut tergoiong masam, antara 4,5 - 5,5 (10). Tanah Pusaka

Jaya, Kresek, dan Bojong Picung tergolong dalam jenis tanah aluv ialkelabu, latosol, dan grumosol.

Rancangan Percobaan. Percobaan dilakukan menggun.<1kan rancangan

aeak lengkap mengujikan 5 perlakuan pemupukan pada 3 jenis tanah,

dengan ulangan 3 kali.

Perlakuan Pemupukan. Perlakuan pemllpukan terdiri dari perlakllan

kontrol, perlakuan pemupukan P, dan pemllpukan P+Zn dengan takaran Zn

3 taraf. Tiap pot berisi 8 kg tanah halus kering udara. Padi varic­

tas IR-64 digunakan dalam percobaan ini. Bibit berumur 21 hari

di tanam 2 tanaman/pot. Tanaman dipanen patla kondisi masak. Parameter

utama yang diamati ialah pertumbuhan tanaman, produksi, dan serapan

·P.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertwl1buhan Tanamlln. Hasil pengamatall tinggi dan ,jllmlahanakan

115

disajikan dalam Tabel 2. Dari Tabel tersebut dapaL dikemukakan bahwa

pemberian Zn bersama-sama pemupukan P dapat memperbaiki pertumbuhan

tanaman. Perbaikan pertumbuhan tanaman terHhat jelas pada Jumlah

anakan maksimum, 41 had setelah tanam aLau 57 had setelah sebar

benih. Peningkatan jumlah anakan maksimum tetinggi tercapai dengan

pembedan ZnS04.7H20 sebanyak 1 % takaran TSP yang diberikan (90 kg

P/ha =448 kg TSP/ha) dalam peml1pl1kan yai Lu 4 t 48 kg ZnS04. 7H20/ha.

Pemberian ZnS04.7H20 sebanyak 2 dan 3 % takaran TSP, terlihat

menurunkan kenaikan jumlah anakan. Adanya penurunan yang lebih besar

terjadi pada pemberian takaran Zn yang Iebih tinggi. Hal ini

menyatakan bahwa takaran optimal pemupl1kan ZnS04' 7H20 berada diseki tar 1 % takaran TSP atau 4,48 kg/ha. Ternyat.a hasil ini sesuai

dengan pernyataan SOEPARDI (1982) untuk lahan persawahanyang

mended ta kekurangan Zn di Pulau Jawa. Di lihat dari tanah sawah

yang digunakan dalam percobaan ini, ternyata bahwa tanah grumosol

Bojong Picung mampu mengasilkan jumlah anakan padi yang paling

banyak di ikuti tanah aluv lal kelabu Pusaka Ja.ya, dan pada tanah

latosol Kresek yang paling rendah. Pada saat panen ,jumlah anakan

produktif dan tinggi tanaman tidak berbecla nyata. berdasar taraf

kepercayaRn 95% . Hal ini menyat.akRn bahwa Zn kurang Mobil di dRla.mtubuh tanRmRn.

Produksi. Data produksi disaj ikan berupa hRSil gabah d i TRbel

3, dan bobot kering tanaman pRda Tabel 4. BesRrnya hasil gabah

ternyata dipengaruhi oleh perlakuan pemupukan dan jenis tanah sawah.

Hasil gabah tertinggi tercapai pada perlakuan pemupukan P+Znl' di­

ikuti oleh P+Zn2' P+Zn3' P, dan kontrol yang pRling ~endah. PerlRku­

an pemupukan P+Znl dapat menaikkan hasil gabah secara nyata di atRs

per lakuan kontrol dan per lakuan pemupukan P. Hal ini menyatakan

bahwa penambahan ZnS04.7H20 sebllnyak 4,48 kg/ha alau 1% takaran TSP,

bersama-sama dengan pemupukRn P dapRt memacu peningkatan hasil

gabah. Akan tet.api pemberiRn ZnS04' 7112° yang lebih linggi, yaitu

8,96 kg/ha ke atas memperlihatkan adanya penurunan kenaikan has iIgabah. Agaknya takaran optimal ZnS04.7BZO berada di sekitar 4,48 kg/

ha. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa tanah grumosol Bojong

Picung, tanah aluvial kelabu Pusaka Jaya, dan tanah latoso.l Kresek,

termasuk tanah-tanah yang mungkin kahat Zn dan memerlukan pemupukan

ZnS04 2,5 - 7,5 kgjha yang telah dlnYlltakan oleh SOEPARDI (1982).

116

Adanya kenaikan hasil gabah sebagai akibat pemupukan P dan PtZn

dilihat pada Gamabar 1: Pada Gambar tersebut lerlihat adanya kenaik­an hasil gabah yang tajam terjadi pada tanah Bojong Picung. Agaknyahal ini berhubungan dengan adanya kandungan Zn yang rendah (di bawah

batas kritikal) terutama pada tanah Bojong Picung, Tabel 1. Produksibobot kering tanaman yang dipanen, Tabel 4, menunjukkan adanya

gambaran yang serupa dengan yang terjadi pada hasil gabah, dengannilai koefisienan keragaman lebih rendah, yang herarti lehih se­

ragam.Tanah-tanah yang digunakan dlliam percobaan ini ternyata mem­

punyai daya hasil yang jelas berbeda. Tanah grumosol Bojong Picllngmampu menghasilkan gabah tertinggi, diikuti oleh tanah aluvialkelabu Pusaka Jaya, dan tanah Jatosol Kresek, Tabel 3. Kejlldian se­rupa lerlihat pada parameter bobot kering tanaman, Tabel 4. Urulan

day a hasil tanah-tanah tersebut didukung oleh urut-urutan .kan­dungan P tersedi~ dan kandungan bahan organik di dalam tanah, yangtertinggi terdapat pada tanah Bojong Picung, diikuti tanah PusakaJaya, dan pada tanah Kresek yang terendah, Tabel 1.

Serapan P. Hasil serapan P gabah dan P dalam bobot keringlana.an dapat dilihat paoa Tabel 5 dan Tabel 6. Dari Tahel 5 dapatdikemukakan bahwa penambahan Zn hersama-sama dengan pemupllkan P

dapat meningkatkan serapan P total yang herada dalam has; I gabah.Peningkatan serapan P total terlihat nyata pada perlakuan pemupukan

P+Znt. Akan tetapi dilihat dari serapan P pupuk dan P t.ana.h dalamgabah berdasar taraf kcpercayaan 95% tidak terlihat adanya kenaikan

yang nyata. Pemberi 1.1.11 ZnS04.iHZO padll takal'an yang lebi h tinggi

seperti pada perlakulln PtZnZ dan P+Zn3 (masing-masing 8,96 dati 13,44kg/ha) terlihat menurunkan kenaikan serapan P total, P pU~Jk, dan Ptanah dala. gabah. Hal i ni menya takan bahwa takaran opti malpelllupukan Zn telah terlampaui, sehingga kelebihan Zn dapat menjadikendala terhadap kanai klm produksi dan seraplln unsur hara P. Olehkarena itu dalam penambahan unsur hara mikro perlu dikaji secara

saksama. Ditinjau dari jumlah serapan P di dalam seluruh bobolker ing tanaman yang d ipanen ternya ta j IIga menunj ukk an adanya

keunggulan perlakuan pemup1Jkan P+Zn1' Tabel 6. Serapan P pupuk baik.•.

dalam hasil gabah, Tabel 5, maupun dalam seluruh bobot kering

tanaman yang dipanen I Tabel 6, jumlahnya relati f kecil dibandingkan

117

dengan serapan P yang berasal dari tanah termasuk residu-residu

pupuk P pada musim tanam sebelumnya.

Serapan P yang terakumulasi dalam gabah dan seluruh bobot

kering tanaman yang dipanen di tiga jenis tanah sawah, menunjukan

adanya perbedaan yang sangat nyata sebagai akibat dari peranan tanah

yang ditanami padi. Tanah Bojong Picung menghasilkan serapan P

tertinggi, diikuti tanah Pusaka Jaya, kemudian tanah Kresek yang

paling rendah. Perbedaan-perbedaan nyata ini terlihat pada serapan P

total, P pupuk, dan P tanah. Hal ini menyatakan adanya tingkat

kesuburan tanah yang berbeda nyata pada tanah-tanah tersebut.

KESI MPULAN

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemupukan ZnS04.7H20 pada tanah-tanah sawah dengan sistempertanian intensif bersama-sama pemupukan P dapat memacu

peningkatan hasil gabah, bobot kering tanaman, serapan P total, P

pupuk dan P tanah. Pemberian ZnS04.7HZO 4,48 kg/ha bersama denganpemupukan 90 kg P/ha dapat meningkatkan hasil gabah, bobot kering

tanaman dan serapan P total secara nyata. Pemberian ZnS04'7H20dengan takaran 8,96 kg/ha ke atas dapat menurunkan kenaikanproduksi dan serapan P.

2. Respon tanah terhadap pemupukan P+Zn ternyata berbeda-beda.

Pemberian 90 kg P/ha bersama 4,48 kg ZnS04.7H20 pada tanah BojongPicung dapat menaikkan hasil gabah sebanyak 47,44 g/pot, pada

tanah sawah Pusaka Jaya 17,67 g/pot, dan pada tanah Kresek

sebanyak 14,64 g/pot.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan terwujutnya karya tulis ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada Kepala PAIR-BATAN, yang telah membiayai penelitian ini.

Ucapan yang sama disampaikan kepada Staf, Teknisi, dan kepada siapa

saja yang berperan dalam pelaksanaan penelitian ini.

118

DA"AR PUSTAKA

1. ABUBAKAR, B., Evaluasi penduga status, ketersediaan, dan pem­berian seng pada regosol dan grumosol Lombok yang disawahkanterhadap produksi padi dan kedelai, Desrtasi FakultasPascaSarjana, IPB, Bogor (1987).

2. SOEPARDI, G., "The zinc status in Indonesia agriculture", Con­tributions Central Institute for Food Crops, Bogor ~& (1982)31.

3. SINGH. M., and SINGH, S.P., Zinc and phosphorus interaction insubmerged paddy, So. Sci. ~ 129 (1980).

4. MITROSUHARDJO, M.M., SISWORO,W.H., dan Rasyid, H., "Pengaruhpemberian pupuk P dan Zn terhadap hasi 1 padi dan serapannutrisi di beberapa tanah sawah Jawa Barat, Aplikasi Isotopdan Radiasi (Ris. Simp. IV Jakarta, 1989), BATAN, Jakarta,(1990) 541.

5. SISWORO, W. H. ,dan RASYID, H., "Pengaruh pergiliran tanamanterhadap hasil dan ketersediaan hara", Aplikasi Isotop danRadiasi (Ris. Simp. III Jakarta, 1986), BATAN, Jakarta (1988)567.

6. ABDULLAH, N., dan MITROSUHARDJO, M. M., "Pengaruh pemllpukanZA terhadap serapan P pupuk tanaman padi lahan kering", Apli­kasi Isotop dan Radiasi (Ris. Simp. II I Jakarta, 1986),BATAN (1988) 637.

7. MITROSUHARD.TO,M.M., dan ABDULLAH, N., Perlman jenis pupuk Pdalam pemupukan padi gogo di tanah latosol Pasar Jumat (iitin­jau dad pertumbuhan dan serapan (PAIR/P.329/1988), PAIR­BATAN, Jakarta (1988).

8. SOEPARTINI, M., WIDJIK, I. M., dan SUDJADI,tembaga (Cu) dan seng (Zn) tanah-tanah Indonesia.Indonesia ~ 3 (1973) 2.

M. ,So.

StatusSc 1. 0 f

9. TRI ERWELLER, J.P., and LINDSAY, W.L., EDTA-ammoniull carbonatesoil test for zinc, So. sei. Soc. Amer. Proe. 33 (1969) 49.

10. PUSAT PENELITIAN TANAH, "Terms of reference", Survai Kapabi 11 tasTanah, Pusat Penelitian Tanah, Bogor (1983).

119

Tabel 1. Hasil analisis tanah pecobaan

'~"'.R'RI""~."I~Mn""M'.A.'."I.' •••M'•••••Mi~MuM~~~ •••N.~••

Hasil analisa kimia *

• • • • • • • • • • •• ppm •••••••••••••

Asal tanah

sawah

Pusaka J ayaBokong PicungKresek

P tersedia

(Olsen)

26,4

34,6

12,8

Zn larut

HCI O,1N

3,4

1,6

3,4

5,35,3

4,9

Bhn. Organik

(Walk.& Bla.)

•••• % ••••

3,1

4,5

2,6

* Oilakukan di Laboratorium PAIR, Jakarta

120

Tabel 2. Pertumbuhan tanaman padi

Tinggi tanaman Jumlah anakan

Perlakuan

21 HST 41 liST Panen 21 HST 41 HST Panen-----------------------------------------------------------------

•••••••• em ••••••••...... batang/pot ...•..

a. Per lakl!an pemum.!!J2uk-anKontrol

57,296,5130,2]2,729,722,6P

57,798,7132,913,833,324,7

P+Zn1

60,097,4]30,113,438,726,7

P+Zn2

59,396,1130,413,636,325,2

P+Zn3

58,297,2132,911 ,733,624,2------------------------------------------------------

BNTO,05

:tn:tn:tn :tn:5,5:tn

b. Perlakuan tana~ Pllsaka Jaya

5'7,199,3132,811,535,623,3

Bojong Picung

60,296,4131,715,138,831,6Kresek

58,295,9129,312,528,519,1

BNTO,052,2 tn tn 2,2 4,2 3,8

KK, % :5,0:4,8:3,6:22,3:16,5:20,4

Perlakuan pemupukan P = 90 kg/~a dalam bentuk .TSp_32p 3Perlakuan Zn1

= ZnS04.fH20 sebanyak 1% takaran TSP-3~PZn

= ZnS04.7l120 sebanyak 2% takaran TSP- P2Zn3

= ZnS04.7H20 sebanyak 3% lakaran TSp_32p

HST

= Hari setelah tanam

tn= Tidak nyata

121

Tabel 3. Produksi gabah kering

Hasil gabah pada 3 jenis tanah sawah

g/pot .

Perlakuan

pernupukan

Kontrol

P

P+Zn1

P+Zn2

P+Zn3

Pusaka

Jaya

51,33

64,5

69,0060,59

57,82

Bojong

Picung

59,22

70,15

106,66

82,89

67,03

Kresek

3~i,2935,96

47,93

42,49

42,47

Rata-rata tiap

perlakuan pernupukan

47,94

56,87

74,53

61,92

55, i7

Rata-rata se :

Liap tanah60,65 i7 , 19 : 40,39

KK, % :27,5

Pernupukan

Tanahlnteraksi

BNTO,05 :

----------------------------15,71

12,17tn

122

Tabel 4. Bobot kering tanaman parli

Babot kering tanaman pada 3 jenis tanah

Perlakuan

pemupukan Pusaka

Jaya

Bojong

Picung

Kresek Rata-rata tiap

perl. pemupukan

................... g/pot .

Kontrol

P

P+Zn1

P+Zn2

P+Zn3

Rata-rata di

setiap tanah

KK, %

BNTO,05

118,00

131,09

134,97

121,66

126,94

126,53

18,1

£~l!!!!J?.!!kaT!

21,96

148,94163,42

196,47

178,56

144,93

166,46

Tanah

17,01

69,84

81,87

99,1587,62

89,50

85,60

l.nterak~~

tn

112,26

125,46

143,53

129,28

120,46

123

Tabel 5. Serapan P total, P pupuk, dan P tanah dalam gabah

Serapan P

Perlakuan

P tatal P pupuk P tanah

a. Per laku{!,!LPemuJ2.l!kan

mg P/pot .

Kontrol 134,06-134,06

P

155,7628,13127,63

P+Zn1

215,6635,16180,49

P+Zn2

173,2530,00143,25

P+Zn3

169,0029,40139,61

BNTO,05

b. £~rlakuan t~1!.!!bPusaka Jaya

Bojong Picung

Kresek

BNTO,05

50,07

183,38

222,30

106,28

38,78

tn

28,00

17,58

46~43

7,73

tn

160,97

208,23

65,82

34,40------------------------------------------------------------------

KK, %

124

30,7 29,9 31,8

Tabel 6. Serapan P total, P pupuk, dan P tanah dalam tanaman

Serapan P

Perlakuan

a. Per lakuan ~1!!!!P..!!kaI!

Kontrol

P

P+Zn1

P+Zn2

P+Zn3

BNTO,05

b. J!5!xl~k~_EJ.1LtaI!.~h

Pusaka Jaya

Bojong Picung

Kresek

BNTO,05

KK, %

P total

220,73

273,36

307,30

257,53

249,63

55,42

264,28

364,82

134,43

42,93

22,6

P pIJpuk

mg P/pot

45,63

48,64

44,06

42,57

tn

4:3,7:3

30,36

61,59

7,53

22,1

P tanah

220,73

191,7:3

258,66

213,48

207,06

t.n

229,29

340.53

85,17

38,87

23,9

125

125I

_ Kontrol

100 r

II~;:J[>

..., ~ II Ln;DP+Zn.1~

~"E 75 I n

~ IIIII~. ITIDmm P+Zn2

.'-<:

150 I ~ "llln fila 111111

Dp+zn3~

"~tI1rn::x::

25

o

P us ak aJaya

BojongPi cun g

K rc s c k

126

Gambar 1. lIasil gabah kering di tonah Pusi1kaJaya, Rojong Picung, dan Krcsek

Dr RKUS T

PUDJO RAJIARD.JO

Saya Iihat di transparan bahwa P-tanah lebih banyak diserap daripada

P-pupuk. Apakah P-tanah juga dapat berasal dari P-pupuk yangterikat dari periode pemupukan P sebelumnya.

M. MARDJO

P-tanah yang dimaksud dalam penelititan iniialah P yang sudan ada

di lanah, pada waklu penelitian jrJi di lakukan (sebelum pemupukan P) .

•Jadi yang ditan~'akan betul/t.epat, bahwa P-lallah tet'sebut adalah P

sudnh ada di tanah tcrmasuk P-pupuk pef'ioe](-' pemupllkan sebelumnya.

UKUP SUDRIATNA

Pada hasil penelititan lerlihaL kofesien keragamannya di atas 20

(22,5 dan 27,5) padahal ini dilakukan rli rumah kaell. Mohon penjelRs-an.

M. MARD.JO

Koefisien keragaman hasil penelitiRn di alas 20, meskipnn dilakukan

di ruman kaea. Hal ini menyatakan adanya variabel-variabel yangperlu diperhi tungkan dengan eermat. Agaknya varillbel pencampuran

tanah (membuat homogen) perlu di lakllkan lehih baik. Dalam jumlah

tanah sekit.ar 5kg dapat dilakukan dengan alat pencampur khusus yang

sudah ada, letapt untuk 8 kg tanah volumenya slldah melebihi sehingga

per]u mctode peneampuran yang lobih haik.

IIARYANTO

1. Pemupukan P yang d i Ll1mbah den~an pemberi an 7.n menunjukkan daya

hasil tannmnn padi meningkat. MekaniRme apaknh yang terjadi

schingga demikian ? Mohon penjelasan !

2. Dosis Zn yang telah Anda cobakan apakah kiranya herlllku untllk

£0mUfi tanarnan ?

1.27

Imdi, khusus­

kandllngan Zn

M. MARD.TO

1, Penambahan Zn rada pemupukan P meningkatkan da~a has j I tanaman

sampai batas tertentu. Mekanismenya tidak meleset dari Hukum

Ml Lcherhich tentang keseimbang penyerapan nu tri si. Adanya penam­

bahan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam ketersediaan renda~

akan berperan pos i ti f, Letapi pada nutrisi yang ket.eI'sediaannya

tidak ti nggi akan kurang berperan. Agaknya Zn pada tanah-· tanah

yang diu,ji memang betlll kdtis kandullgannya.

2. Oasis Zn yang dilakukan ini dimaksud unt.lIl< tanaman

nya dilahan pe1'tanian intensif yang sudah kd tis

talllJ.!lnya.

BAGYO SOEMTNTO

Mohon dijelaskan sebab-sebab penyerapan P yang menllrun pada perlaku­

an Zn2 dan Zn3' I\pakah hal tersehut ter,jadi karl)IHl 8i fat ani-.agonis­tis atau faktor lain ?

M. MARD.TO

Pemupllkan P+Zn diharapkan Ildl1n~ra penlngkatan sprapan P sf'hagai

aklbat penambahan Zn disamping pengaruh baik akibat penambahan Zn.

Pilda perlakuan P+Znl' memhukLikan dugaan t.ersebut. Pada penambahan

Zn2 dan Zn3 ternyata menurunkan pengaruh baiknya. Agaknya pengaruhnegatif yang timbul RllIngkin gejala keracunan.

SISMTYATJ R.

Tiga macam tanah yang dipakai dal am per'cobaan 1\nda, hereaks i agak

masam helum sampai alkalin. Kenapa P Udak dit.etapkan dengan MetodeBray II saja, karena metoda Olsen kabHJ Udak salah untllk tanah

alkalin.

M. MARDJO

Semula P tanah akan dianalisis dengan metode Bray IT, tetapi karena

alasan teknis maka anali8is dilakukan dengan metode Olsen.

Berdasarkan analisis sebelumnya, hasi] analisis menggunakan metnde

BI'ay II dan Olsen pada jenis tanah ini Udak banyak bedal1~·a.

128

ZUHDI SW.

ZnS04 diberikan melalui tanah atau daun ?

M. MARDJO

ZnS04 diberikan melalui tanah.

HARRY IS MULYANA

Pada percobaan pot, tanah yang intensif pertaniannya penambahan P+Zn

terlihat lebih baik untuk peningkatan produksi. Tapi juga dengan

dosis Zn yang agak tinggi' terlihat juga penl1runan produksi. Yang

ingin saya tanyakan

1. Berapakah dosis P+Zn yang optimal untuk meningkatkan prodl1ksi

gabah?

2. Apakah secara morphologis terlihat kelainan pada penambahan Zn

yang tinggi ?

3. Apakah sudah diuji di lapangan dan apakah ada korelasinya antara

percobaan pot dengan di lapangan ?

M. MARD.JO

1. Takaran pemupukan P+Zn yang optimal sedang dipelajari. Berdasar­

kan kesimpulan hasil penelitian di lahan sawah Pulau Jawa (Soe­

pa.rdi,G. (1982), kebutuhan pemupukan ZnS04 pada lahan pertanian

intensif antara 2,5 - 7,5 kg/ha: Jadi takaran opUmum penambahan

ZnS04 diduga pada jangka kisaran ini, dengan catatan kepastiannyaperlu di tel iti.

2. Secara morfologis belum terlihat adanya keracunan Zn pada

penambahan ZnS04 sampai takaran 4,48 kg/hat3. Belum diuj i secara percobaan lapang • Percobaan pot diharapkan

menjadi petunjuk yang dapat terjadi pada kondisi lapangan ?

129