PENENTUAN TINGKATAN KADAR HORMON PROGESTERON …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

14
PENENTUAN TINGKATAN KADAR HORMON PROGESTERON DALAH DARAH DAN SUSU PADA TERNAK KAHBING DAN SAPI. Maryati T.* dan Nuniek L.* ABSTRAK PENENTUAN TINGKATAN KADAR nORMON PROGESTERONDALAH DAKAII DAN SUSU PADA TIRNAK KAHBING DAN SAP!. Tingkatan progesteron pada serum kambing dan susu sapi pad a be- berapa stadium dalam pola reproduksi hewan ditentukan dengan metode RIA yang d ikembangkan di labora torium Seibersdorf IAEA, Austri a. Ternyata dalam kondisi yang kurang memenllhi persyaratan standar, terutama pada sampel-sampel yang ~rasal dari DKI, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, gambaran perubahan tingkatan progesteron sesuai dengan pola reproduksi hewan yang d iamat.i masih terdeteksi. Lelliak merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pengukllran tingkatan progesteron dalam sampel susu. ABSTRACT DETERMINATION OF PROGESTERONE LEVELS IN BLOOD AND MILK SAMPLES OF GOAT AND DAIRY COWS. Progesterone levels in blood of goats and milk of dairy cattle were de- termined by using RIA method developed in Seibersdorf Laboratorium IAEA, Austria. The result. obtained showed that although the required standard working condition is still minimum, particularly in samples from DKl, West Java and Central Java proges- terone changes in relation to the reproduct ion pn t.terns of animals observed were detected. Fat cont.ent in milk has proven to be an effect t.hat should be taken into consideration, in these measurements. PENDAHULUAN. Tingkatan progesteron dalam serum/plasma ataupun susu dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan stadium tertentu dalam pola reproduksi hewan yang diamati (1). Di Thai land (2) dan Srilangka (3) tingkatan progesteron dalam serum/plasma pada kerbau digunakan sebagai petunjuk untuk melakukan inseminasi buatan yang tepat. Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk mendapatkan metode * Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN 645

Transcript of PENENTUAN TINGKATAN KADAR HORMON PROGESTERON …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

PENENTUAN TINGKATAN KADAR HORMON PROGESTERON DALAH DARAHDAN SUSU PADA TERNAK KAHBING DAN SAPI.

Maryati T.* dan Nuniek L.*

ABSTRAK

PENENTUANTINGKATAN KADARnORMONPROGESTERONDALAH DAKAII DAN SUSU PADA TIRNAK

KAHBING DAN SAP!. Tingkatan progesteron pada serum kambing dan susu sapi pad a be­

berapa stadium dalam pola reproduksi hewan ditentukan dengan metode RIA yang

d ikembangkan di labora torium Seibersdorf IAEA, Austri a. Ternyata dalam kondisi yang

kurang memenllhi persyaratan standar, terutama pada sampel-sampel yang ~rasal dari

DKI, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, gambaran perubahan tingkatan progesteron sesuai

dengan pola reproduksi hewan yang d iamat.i masih terdeteksi. Lelliak merupakan faktor

yang mempengaruhi dalam pengukllran tingkatan progesteron dalam sampel susu.

ABSTRACT

DETERMINATION OF PROGESTERONE LEVELS IN BLOOD AND MILK SAMPLES OF GOAT AND

DAIRY COWS. Progesterone levels in blood of goats and milk of dairy cattle were de­

termined by using RIA method developed in Seibersdorf Laboratorium IAEA, Austria.

The result. obtained showed that although the required standard working condition is

still minimum, particularly in samples from DKl, West Java and Central Java proges­

terone changes in relation to the reproduct ion pn t.terns of animals observed weredetected. Fat cont.ent in milk has proven to be an effect t.hat should be taken into

consideration, in these measurements.

PENDAHULUAN.

Tingkatan progesteron dalam serum/plasma ataupun susu dapat

digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan stadium tertentu dalam

pola reproduksi hewan yang diamati (1). Di Thai land (2) dan

Srilangka (3) tingkatan progesteron dalam serum/plasma pada kerbau

digunakan sebagai petunjuk untuk melakukan inseminasi buatan yang

tepat. Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk mendapatkan metode

* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN

645

yang tepat untuk penentuan tingkatan progesteron. Semenjak tahun

1976 EDQVIST dkk. (4) telah menggunakan Radioimmunoassay untuk meng­

ukur hormon dalam serum ataupun plasma hewan. Sedangkan WIEL dkk.

mengembangkan metode penentuan progesteron dengan menggunakan enzyme

immunoassay (5). Berdasarkan data-data pustaka, didapatkan suatu

kenyataan bahwa setiap metode mempunyai keunggulan maupun kekurangan

yang terkait terutama dengan kondisi, fasilitas, dan kemampuan yang

tersedia dalam laboratorium yang melakukan penentuan tersebut.

Semakin spesifik dan cermat penentuan immunoass1!Y semakin banyak

fasilitas dan persyaratan yang harus dipenuhi.

Dalam upaya penerapan metode-metode immunoassay di Indonesia,

nampaknya perlu dicari metode-metode yang dapat digunakan sesuai

dengan kondisi peternakan di Indonesia, khususnya peternakan rakyat

yang memiliki berbagai kekurangan dalam persyaratan untuk hal

dimaksud. Salah satu usaha telah dilakukan di laboratorium IAEA

Seibersdorf Austria, untuk mengembangkan metode RIA yang dapat

digunakan di lapangan. Metoda ini telah di gunakan di laboratorium

Pasar Jumat untuk menguj i kemampuan deteksi tingkatan progesteron

pada stadium-stadium tertentu dalam pola reproduksi hewan.

BAHAN DAN METODE

Bahan. Darah dan susu diambil dari sapi dan kambing, yang dipe­

lihara di daerah Cikole, Cisarua, Bogor (Jawa Barat), Sumber Rejo

(Jawa Tengah), dan di Pasar .Jumat, Lenteng Agung (DKI). Darah yang

digunakan sebagai sampel adalah serumnya dan sampel susu terdiri

dari skim susu dan susu homogen.

Tabel (1) menunjukkan jenis hewan, jumlah hewan yang diamati

macam sample yang diambil, keadaan hewan sewaktu diambil darahnya

maupun diambi I susunya, lamanya pengamatan dan jarak waktu peng­

ambilan sample.

Metode. Serum didapatkan dengan cara mengambil 10 ml darah

hewan dengan menggunakan venoject, lalu disentrifuge dengan kecepa­

tan 3000 rpm selama 10 menit. Skim susu dan susu homogen didapatkan

dengan mengambil 20 ml susu dan dibagi menjadi 2 bagian ke dalam

tabung terpisah. Bagian pertama disentrifuge dengan kecepatan 3000

rpm selama 10 menit sehingga terpisah dari lemak dan diambil skim-

646

nya. Bagian kedua digunakan untuk mendapatkan susu homogen dengancara dikocok dengan menggunakan alat Vortex Mixer.

Masing-masing sampel diambil 100 ul dan dimasukkan ke dalammasing-masing tabung yang telah dilapisi oleh lapisan tipis proges­teron antibodi spesifik. Lapisan tersebut akan mengikat antigenprogesteron yang terkandung di dalam sampel. Kemudian ke dalam ma­

sing-masing tabung ditambahkan 1 ml radioisotop 1251 dan diinkubasipada suhu 370C selama 24 jam. Penambahan 1251 ini dimaksudkan untuk

mengikat sisa antibodi yang tidak berikatan dengan antigen progeste­

ron dari sampel. Setelah di inkubasi larutan radioisotop dibuangdengan cara membalikkan tabung, dibiarkan selama satu jam, kemudiandicacah dengan Multi Well Gama Counter SD 12/16.

Berdasarkan hasil pencacahan dapat diketahui persentase peng­ikatan progesteron dalam sample oleh progesteron antibodi spesifik,yaitu dengan membandingkan hasil cac~han 1251 pada tabung berlapisantibodi yang berisi sample dengan tabung berlapis antibodi tanpa

sampe 1.Metode penentuan tingkatan progesteron yang digunakan dalam

percobaan ini adalah sarna dengan metode RIA yang dikembangkan olehLaboralorium IAEA, Seibdesdorf Austria (6). Dasar kerja metode ini

adalah pengikatan antigen progesteron yang terkandung dalam sususkim atau serum dengan progesteron antibodi spesifik yang dilapiskanpada bagian dalam dinding tabung. Sisa antibodi spesifik yang tidakdiikat oleh antigen progesteron sample akan mengikat 1251. Makin ha­nyak 1251 yang tercacah berarti Makin sedikit kadar Progesteron didalam sampel.

IIASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap kandungan progesteron dalam sampleserum kambing setelah dewasa kelamin (umur 12 bulan), menunjllkkan

bahwa selama 65 hari terjadi hanya salu kali siklus bira.hi, yaitumulai hari ke 15 sampai hari ke 35 (20 hari). Hasil ini sesuai de­

ngan pengamatan sebelumnya oleh SCHAMSdkk. (1,10). Kandungan Pro­gesteron tertinggi terlihat sebesar 6 nmol/l, yait11 pada hari ke 30

setelah dewasa kelamin. Namun, siklus tersebut belum teratur, halini mungkin disebabkan karena hewan masih terlalu mudll (Gambar1)

647

Hasil pengamatan kandungan Progesteron selama kehamilan (± 160

hari) menunjukkan bahwa kandungan Progesteron rata-rata adalah

sebesar 15 nmol/l, dengan kandungan minimal dan maksimal masing­

masing sebesar 6 nmo III dan 21 nmoi/l. Penurunan kadar Progesteron

yang drastis terlihat pada saat melahirkan dan sampai ± 160 hari

setelah melahirkan, tidak ada kenaikan kadar Progesteron lagi. Ke­

nyataan ini ditunjukkan pada GambaI' 2 dan Gambar 3.

Pengamatan dilakukan pula pada kambing yang baru melahirkan dan

tidak dilakukan penyapihan. Siklus birahi belum nampak sampai ± 350

hari setelah melahirkan, yang ditandai dengan tidak adanya kenaikan

kandungan Progesteron seperti ditunjukkan pada GambaI' 4.

Penentuan tingkatan progesteron pada susu sapi perah menunjuk­

kan bahwa banyak faktor yang d~pat mempengaruhi kecermaLan pengukur­

an. Seperti jarak tempat pengambilan, waktu penyimpanan, dan cara

pengambilan. Walaupun demikian, perubahan tingkatan progesteron yang

digambarkan oleh stadium reproduktif hewan dalam keadaan birahi

tetap dapat terdeteksi dan disajikan pada GambaI' 5 yang menggambar­

kan masa siklus birahi berkisar 18 - 21 hari.

Pada saat penetapan progesteron dalam susu seperti yang telah

dikemukakan oleh peneliti-peneliti terdahulu, ternyata lemak merupa­

kan faktor yang mempengaruhi, dan kenyataan ini terungkap dalam

Tabel 2. Tabel tersebut menunjukkan bahwa kandungan Progesteron da­

lam susu homogen lebih banyak dibanding dengan kandungan Progesteron

dalam susu skim. Selain itu, kandungan Progestreon dalam susu homo­

gen lebih bervariasi.

Hal tersebut diatas menjadi sebab uLama perbedaan tingkatan

kadar hormon pada hewan yang berada pada stadium sarna, tetapi mend­

apat pakan dengan kandungan lemak yang berbeda.

Pernyataan ini juga didukung oleh hasil pemeriksaan susu yang

tidak berlemak yang dilakukan oleh TAYLOR dkk.(9) yaitu 6,5 ng/ml =

20,7 nmol/l dibanding dengan 21,0 nmol/l yang ditunjukkan pada

gambaI' 5. Sedangkan nilai yang diperoleh oleh WIEL dkk. pada susu

berlemak yang homogen ternyata adalah 45 ng/ml = 143 nmolll (10),

merupakan bukti akan pengaruh lemak dalam penentuan tingkatan

progesteron dalam susu.

648

KESIMPULAN

Tingkatan kadar hormon progesteron pada hewan-hewan yang

diamati adalah:

- Pada stadium hamil kadar progesteron rata-rata lebih besar dari 10

nmol/l.

- Pada stadium siklus adanya peningkatan dan penurunan kadar pro­

gesteron dengan tenggang waktu berkisar 18 hari - 21 hari.

- Pada stadium tanpa siklus kadar progesteron rendah, rata-rata di­

bawah 3 nmol/I.

Dalam analisis kuanti tas hormon progesteron, metode RIA yang

di kembangkan di Laborator ium Se ibdesdorf IAEA dapat di terapkan di

Laboratorium PAIR - BATAN, Pasar Jumat.

UCAPAN TERIMA KASIII

Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada Dra. C. Hen­

dratno, Drs. Totti T5 iptosumirat, Zainal Abidin, BSc dan seluruh

anggota kelompok Nutrisi Ternak, yang telah membimbing hingga sele­

sainya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. PETER, A.R., and BALL, P.J.H., Reproduction in Cattle, Butter­

worth,London (1989) 37-38,122-128.

2. KOMAWOKRIT, A.K.P.M., BODIPAKSHA, P., SCHAMER, D., and WIEL DFM,

V.D., Problem Of Reproduction in the Female Thai Swampbuffalo,

Buffalo Reproduction an A.J. 226-234, FAO-Resul, (1979).

3. PARERA, B.M.A.O., The use of hormone measurement for studying

reproduction patterns of buffal ves in Srilanka, in Bangkok,(1981).

4. EDGVIST, L.E., A. HAGGSTCOM, H.KINDAHL and STABENFELDT, "Radio­

isotopes techniques for the study of reproductive physiologiin domestic animal I, assays produkes", Nuclear Techniques in

Allimal Production and Health (Proc. Symp. Vienna, 1976), IAEA,Vienna (1976) 513.

649

5. WIEL, V.D., KOOPS, W., and VOS, E., "Enzyme and radioimmunoassay

tecniques for hormone determination", Livestock Research Ins-

titut@ for Animnl rroduction "BGhoonoord"I Yi~nB (lUUV) U~§I

6. ANONIM, Procedure of Progesterone RIA KIT Animal Production and

Health Unit Agriculture Laboratory Seibdesdorf, Austria (1988)

7. VALENCIA, J., REYNA, A.G., and BARBELLA, S.F.L., "Hair sheep inMexico and Venezuela : Reproduction in Pelibuey and West Afri­

can sheep", Livestock Reproduction in Latin America (Proc. RCM

Bogota, 1988), FAO/IAEA, Bogota, (1988) 304.

B. VALENCIA,J., ZARCO,L., DUCOING, A., MURCIA, C., and NAVARO,N.,"Breeding season of Criollo and Granad iana goats under

constant nutritional level in the Mexican Highlands", Lives­

tock Reproduction in Latin America (Proc. RCM. Bogota, 1988),FAO/IAEA, Bogota, (1988) 324.

9. TAYLOR, R.T., ROBERT, 0., MADRIS, C., ALFARO, R., GONZALES, V.,HUECKMANN, F., COLMENARES, A., ESTRADA, S., and M. PADILA,

"Milk progesterone in evaluation of reproductive performance

of dairy cattle in Costa Rica", Livestock Reproduction in

Latin America (Proc. RCM. Bogota, 1988), FAO/IAEA, Bogota(1988) 17

10. WIEL DFM, V.D., ELDIK, J.V., KOOPS, W., POSTMA, A., and BROCK,J.K.O., "Fertility control in cattle by use of the", Milk Pro­

gesterone Test ", Tydsch Diergeneesk, 103 2 (1978) 92.

650

C')c.n~

Tabel I. Pengukuran progesteron pada kambing dan sapi di D.K.I, Jawa Barat,

dan Jawa Tengah

------------------------------------------------------------------------------------------

Hewan

JumlahMacamDaerahMasaLamaJarak pengambilan

(ekor)

Sample Pengamatan( minggu )

------------------------------------------------------------------------------------------Kambing

9SerumPs.Jum'atTidak hamil24 bulan1 X

Susu

( D.K.1.)ham il

Sapi F.H.

20SusuLentengtidak hamil3 bulan2 X

Agung

ham il

( D.K.1.

Kambing

14SusuSumberrejoSetelahI,5 bulan1 X

(Jateng)

melahirkan

Sapi F.H.

10SerumCikoleTidak hamil3 bulan1 X

Susu

(Jawa Barat)hamil

Sapi F.H.

10SusuCisaruaT idak hamil1 bulan1 X

(Jawa Barat)

hamil

Sapi F.H.

12SusuBogorTidak hamil1 bulan1 X

(Jawa Barat)

ham il

Tabel 2. Tingkatan progesteron dalam susu berlemak

dan tidak berlemak pada sapi di Cikolek,

Jawa Barat

652

Masa/Periode

Siklus

Estrus

Birahi

Hamil

Lemak

(nmol/l)

3,32 - 10,7

0,71 - 2,39

7,51 - 20,5

Tanpa Lemak

(nmol/l)

2,17 - 3,36

0,21 - 1,31

3,96 - 8,59

II

."..1 .._...__ .. n I_··

", .. iII!

'j" i~--\" r-

I

I ".".' " ..v,~.,_, _•. "..• ~...•, ~t ••.-.•• ,

10 ~1("iCi;;ln

1 f! l!~' ,-\

o l ," .// '-'"."II

_____ -1 L_ .. J

c:oL..

a).j..J

If)a)C»~o~L.. •••..•••

0.. ~oEc:

+-' ----­C1J

~C»c:

.•...--20 40 60 30

Hari

Gambar 1. Tingkatan progesteron selama 65 hari

setelah dew as a kelamin

·il} -------_.__._---~--------- ~

c:oL..a).j..J

If)a)C»~o~L.. •••..•••

0.. ~oEc:

.j..J -......-

C1J

~C»c:

I-

XI -

.,,- I.:.. J .-

"", _I ~

'v I. \ QGJ/\ OJ 91\

'OIIV ~ g \ Iv~j -\1 Pe riode hami 1rJ -'tJ..------r----,---,.--

o 100

Saat melahi rkan

/ Peri ode aslk I I k a"]l3-E:J-€lt+-~{)---H-Et-fJ£:1-D HOI~;rn·--f:{-

200 ~J()O

Gambar 2. Tingkatan progesteron pada saat hamil,

melahirkan sampai 160 hari setelah me­lahi rken

653

coL-V.j.JVI_V­01 .•.•••...0­L- 0a.Ec.j.J "-"CO

~01C

~I{":r----- ----~-----.--.--- i

III

I'-, ~ I ~ __~~~~ __ ~~ ._. ~ I- ..

:,C"i

')r) I.'-- I

I

I ~~ /~Dn~7.\¥lnt:".\:1 / -'''' _---

10 t-······.····· ~~~~~-'-< >/ ~ .

!~,.~--_/-""".,-,/. ./f /'u 40 130

'".,',-,-'

654

Had

Gambar 3. Tingkatan progesteron pada saat dikawin­kan sampai selama 65 hari

.:0

35

C 0L-V,10

.j.J VI_V-01...•••...250-L-0

a.E~C ,?O -CO

~01C15

I- 10

)1, Ir~ / ,

() -II' :'j--[1---n-pnD-H'('BE+,-HEHJlJHfl 0,-8 fJl1('J-qu --U---li--er" nH[;p"'--8~J-rJ 100 20~) 300

Hari

Gambar 4. Tingkatan progesteron 14 hari setelah me­lahi rkan dan seterusnya

r-j',­

.• ,.!

o

r-ir-..-'"

--,,,'"

0':-'

--.----- ..------------;'=~()1- -~. i

:)r:.j ~ ~__~ ~_. ~ !-

(I 20 4-0 eoHari pengamatan

Gambar 5. Tingkatan progesteron

daJam keadaan esterus

eX) 1CO

pada sap i pe rah

655

DISKUSI

ED! IRAWAN

1. Untuk pengukuran progesteron (RIA) apakah selalu dengan 1251 ?Apakah boleh dengan menggunakan yang lain.

2. Apakah jarak pengambilan sampel mempengaruhi kadar hormon

progesteron ? Dan bagaimana dengan waktu penyimpanan ?

TITIN MARYATI

1. Sampai saat ini memang hanya menggunakan 1251

- Boleh saja, tapi dilihat dari segi amannya,

karena waktu paruhnya lebih pendek.

2. J arak dan peny impanan mungk in mempengaruhi,

ini tidak mengganggu dalam mendeteksi yang

stadium yang terkait dengan pola reproduksi.

HARYONO

1 bOh f" 0 1251e 1 e lSlen

tetapi sampai saat~dihubungkan dengan

1. Pada pemeriksaan kadar progesteron susu segar berapa lama waktu

penyimpanan maksimal dan apakah ada pengaruh penyimpanan susu

terhadap kadar progesteron susu ?

2. Mana yang lebih baik penentuan progesteron dalam susu dengan

plasma darah ?

TITIN MARYATI

1. Maksimal lamanya yang telah kami lakukan ± 2 bulan pada suhu'

-20oC. Mungkin mempengaruhi, tetapi sampai saat ini deteksi tidak

terganggu.

2. Dari hasil yang telah kami peroleh dua-duanya baik dari darah

maupun susu.

MANTRA

1. Mohon dijelaskan hubungan antara kadar lemak makanan dengan

jumlah/kadar progesteron (secara fisiologi)

G56

2. Mohon dijelaskan cara pengambilan sampel susu untuk analisis

progesteron

TITIN MAUYATI

1. Semakin tinggi kadar lemak dalam pakan menyebabkan semakin tinggi

kadar hormon progesteronnya.

2. Sampel susu diambil'dengan cara diperah, dan merupakan kesepakat­

an kami dalam pengamatan, yang ditampung bukan yang pertama

keluar tapi yang berikutnya. Seandainya diperkirakan tidak bisa

langsung diamat i, maka kami bubuhkan sod i urn as id sebagai

pengawet, dan penyimpanan pada - 20oC.

RETNO MljRWANI

1. Mcngapa grafik titik progesteron saat kehamilan polanya tidak

teratur ?

2. Apakah arti naik turunnya titik-titik setiap pengamatan ?

TITIN MARYATI

1. Propil kadar hormon progesteron normalnya adalah tidak teratur.

2. Arti titik-ti tik turun naik pada graf ik adalah sesuai dengan

tinggi rendahnya kadar progesteron dalam tubuh ternak yang

diamati.

LILY AMALIA SOFYAN

Lemak susu berkai tan erat dengan hormon progesteron. Kita tahu

asetat yang dihasilkan dalam rumen yang dipengaruhi oleh jenis ma­

kanan ruminansia juga akan mempengaruhi lemak susu. Apakah dalam

penel itian Anda pakannya seragam atau berbeda ? Mana yang paling

besar pengaruhnya terhadap kadar lemak susu ini ?

TITIN MARYATI

1. Pakan yang diberikan tidak seragam

2. Seandainya pengamatan dilakukan pada susu yang masih ada

lemaknya, maka yang paling besar pengaruhnya adalah pakan yang

kandungan lemaknya paling tinggi.

657

ADRIA PM.

Bagaimana perbandingan kadar progesteron antara kambing dengan sapi

dan poia perbandingannya terhadap serum dan susu ?

TITIN MARYATI

1. Hasil pengamatan yang kami peroleh menunjukkan kadar progesteron

yang rata-rata sarna.

2. Pola perbandingan pada serum dan susu skim yang kami peroleh

rata-rata sama juga.

E.G. SIAGIAN

1. Bagaimana caranya agar susu terus menerus (dalam waktu yang lama;

dapat diperah pada sapi atau kambing ?

2. Apakah hubungannya dengan hormon progesteron dan oestrogen?

TITIN MARYATI

1. Caranya : -dengan diberi makanan yang mutunya baik

-dipelihara dengan kondisi yang memadai

-diatur waktu mengawinkannya.

2. Hubungan tersebut bersifat antagonis, misalnya pada saat birahi

kadar hormon progesteron rendah sedangkan pada saat itu kadar

hormon oestrogen tinggi.

658