Muchson Arifin·, Yusneti·, dan Dinardi.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

8
KONDISI PARASIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN GAMBARAN DARAH DEWAN PENDERITA Muchson Arifin·, Yusneti·, dan Dinardi. ABSTRAK KONDISI PARASIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN GAMBARAN DARAH HEWAN PENDERITA. Sejumlah mencit berumur kurang lebih 2 - 3 bulan dengan bobot badan 25 gram digunakan dalam percobaan untuk melihat hubungan antara kondisi paras it dengan gambaran darah penderita. Penentuan kondistparasit dilakukan dengan cara iradiasi dan penyimpanan. Iradiasi parasit menggunakan sinar gama Co dengan dosis 300 Gl: dan penyimpanannya dilakukan dalam waktu 1,24, dan 48 jam setelah iradiasi pad a temperatur 4 C. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara kondisi parasit dengan gambaran darah penderitanya. ABSTRACT THE CONDITION OF PARASITES AND ITS RELATION WITH THE BLOOD FORM OF INFECTED ANIMALS. An experiment was carried out using a number of 2 - 3 months old mice with 25 gram body weight to study the relation between parasites condition and the blood form of infected animals. The determination of parasites con9Jtion was done by using irradiation and storage treatment. The irradiated parasites by gamma rays Co with the dose of 300 Gy, and three levels of storage 1, 24, and 48 hours after irradiation at a temperature of 4°C. The results obtained showed a strong relation between parasites condition and the blood picture of infected animals. PENDAHULUAN Paras it adalah suatu organisme yang sebagian atau seluruh keperluan hidup- nya bergantung pada inangnya (1). Pada umumnya parasit tersebut sangat merugikan bagi hewan yang ditumpanginya. Salah satu parasit yang sudah cukup lama dikenal di Indonesia ialah Trypanosoma evansi yang merupakan paras it pada beberapa hewan ternak. Secara tidak langsung parasit ini juga menyebabkan kerugian bagi pemilik ternak yang bersangkutan. Habitat paras it ini ialah dalam darah penderita, atau pada keadaan tertentu bisa ditemukan dalam cairan serebrospinal, kelenjar pertahanan, sel sel RES atau pada organ yang lain. T. evansi adalah organisme/hewan bersel tunggal, bentuknya memanjang dengan satu ujungnya tumpul, dan ujung yang lain runcing, serta dibatasi oleh selaput dinding yang kuat. Pada bagian yang tumpul terdapat benda parabasal dan bleparoplas yang dihubungkan dengan selaput halus dan bentuk ini dinamakan kine- toplas. Dari kinetoplas keluar bulu cambuk yang berjalan sepanjang tepi luar dan * Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN 57

Transcript of Muchson Arifin·, Yusneti·, dan Dinardi.digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

KONDISI PARASIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN GAMBARAN DARAHDEWAN PENDERITA

Muchson Arifin·, Yusneti·, dan Dinardi.

ABSTRAK

KONDISI PARASIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN GAMBARAN DARAHHEWAN PENDERITA. Sejumlah mencit berumur kurang lebih 2 - 3 bulan dengan bobot badan 25gram digunakan dalam percobaan untuk melihat hubungan antara kondisi paras it dengan gambarandarah penderita. Penentuan kondistparasit dilakukan dengan cara iradiasi dan penyimpanan. Iradiasiparasit menggunakan sinar gama Co dengan dosis 300 Gl: dan penyimpanannya dilakukan dalamwaktu 1,24, dan 48 jam setelah iradiasi pad a temperatur 4 C. Hasil percobaan menunjukkan bahwaada hubungan yang erat antara kondisi parasit dengan gambaran darah penderitanya.

ABSTRACT

THE CONDITION OF PARASITES AND ITS RELATION WITH THE BLOODFORM OF INFECTED ANIMALS. An experiment was carried out using a number of 2 - 3 monthsold mice with 25 gram body weight to study the relation between parasites condition and the bloodform of infected animals. The determination of parasites con9Jtion was done by using irradiation andstorage treatment. The irradiated parasites by gamma rays Co with the dose of 300 Gy, and threelevels of storage 1, 24, and 48 hours after irradiation at a temperature of 4°C. The results obtainedshowed a strong relation between parasites condition and the blood picture of infected animals.

PENDAHULUAN

Paras it adalah suatu organisme yang sebagian atau seluruh keperluan hidup­

nya bergantung pada inangnya (1). Pada umumnya parasit tersebut sangat merugikanbagi hewan yang ditumpanginya. Salah satu parasit yang sudah cukup lama dikenaldi Indonesia ialah Trypanosoma evansi yang merupakan paras it pada beberapahewan ternak. Secara tidak langsung parasit ini juga menyebabkan kerugian bagipemilik ternak yang bersangkutan. Habitat paras it ini ialah dalam darah penderita,atau pada keadaan tertentu bisa ditemukan dalam cairan serebrospinal, kelenjarpertahanan, sel sel RES atau pada organ yang lain.

T. evansi adalah organisme/hewan bersel tunggal, bentuknya memanjangdengan satu ujungnya tumpul, dan ujung yang lain runcing, serta dibatasi olehselaput dinding yang kuat. Pada bagian yang tumpul terdapat benda parabasal danbleparoplas yang dihubungkan dengan selaput halus dan bentuk ini dinamakan kine­toplas. Dari kinetoplas keluar bulu cambuk yang berjalan sepanjang tepi luar dan

* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN

57

bergelombang (membran undulans) dan tepi dalam melekat pada tubuh. Bulu

i~rnU"~ini ~nrnuni~i ujuni ~~[iOnynnrrunwinroonn~irnyn ~r~nJ~r~nfniflnreln.Inti sel mempunyai kariosom dan terletak dekat sentral atau sub-terminal (1).

Sebagaimana telah diketahui bahwa T. evansi merupakan parasit penyebabpenyakit surra, khususnya pada hewan yang berdarah panas. Paras it ini mengeluar­kan toksin yang dikenal sebagai tripanotoksin. Toksin ini merusak darah yangmenyebabkan terjadinya anemia. Kematian hewan pender ita umumnya disebabkanoleh timbulnya anemia yang hebat (2, 3, 4).

T. evansi berkembang biak secara asexual at au secara binary fussion!membelah diri yang dimulai dari inti yang kemudian diikuti oleh bagian tubuh yanglain. Parasit ini di luar tubuh pada suhu kamar biasanya cepat mati. Pada suhu 4°Cdalam larutan penyangga PGBS bisa tahan sampai tiga hari (5). Sedang kalau disim,..pan dalam N2 cair tahan dalam waktu yang cukup lama. Menurut HALBER­STAEDTER (6), iradiasi dapat merubah kondisi paras it, dari infektif menjadikurang atau hilang infektivitasnya, tetapi masih hidup dengan aktivitas gerakan yangmenurun. Dengan memberikan perlakuan iradiasi terhadap parasit T. evansi, akan

terjadi perubahan dan terbentuk kondisi paras it yang baru dan beberapa sifat yangberbeda dengan keadaan sebelumnya. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukanuntuk melihat dan mempelajari kaitan antara pengaruh perubahan kondisi parasitdan gambaran darah hewan penderita ..

BAHAN DAN METODE

Percobaan ini menggunakan mencit yang berumur 2 - 3 bulan dengan bobotbadan kurang lebih 25 gram. Parasitnya ialah T. evansi yang juga dikembangbiakandalam tubuh mencit untuk membuat stok yang akan digunakan dalam percobaanselanjutnya. T. evansi yang akan digunakan diambil dari tubuh mencit yang terinfek­si berat. Cara pengambilan dan perlakuan parasit selanjutnya dilakukan menurutmetode ARIFIN dkk (5). Cairan yang mengandung parasit lalu dibagi menjadi enambagian yakni, kelompok R dan kelompok N. Paras it dalam kelompok R, diiradiasidengan sinar gama dengan dosis 300 Gy, dan mengalami tiga waktu penyimpananmasing masing 1, 24, dan 48 jam pada suhu 4°C. (R 1, R2, dan R3), sedangkanyang tidak diiradiasi hanya disimpan selama 1, 24, dan 48 jam pada suhu 4° (Nl,N2, dan N3), sebelum diinokulasikan pada mencit. Jumlah, bentuk, dan motilitas! It

aktivitas diamati, setelah itu setiap kelompok diinokulasikan mencit, masing masingempat ulangan. Dua hari setalah inokulasi diamati gambaran darah (RBC, WBC,dan Hb) masing masing mencit dalam enam kelompok yang berbeda itu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Tabel 1, dapat dilihat perubahan jumlah, bentuk, dan motilitas paras itsesuai dengan perlakuannya.

58

Tabel 1-pengaruh perlakuan terhadap jumlah,bentuk,dan moti-

litas paras it

Parameter

K e 10m p 0 kR1

N1R2N2R3N3

Jum1ah

2,954,901,251,850,55P,65(jutajcc)

(100%)(100%)(42,0%)(37,7%)(18,3%)(13,0%)Bentuk

SedikitNormalBerubahNormalBanyakSedikitberubah

berubahberubahMotilitas

++++++++--±

akt ifsangatsedangaktiflambat1ambat

aktifsekali

Keterangan.R1 = radiasi dan disimpan selama 1 jam.

R2 = radiasi dan disimpan selama 24 jamR3 = radiasi dan disimpan salama 48 jamN1 = tanpa radiasi dan disimpan se1ama1 jam

N2 = tanpa radiasi dan disimpan salama 24 jamN3 = tanpa radiasi dan disimpan salama 48 jam

Terlihat di sini bahwa jumlah parasit per ml makin kecil sesuai dengan bertambah­nya waktu penyimpanan. Jumlah parasit kelompok yang diiradiasi pada penyim­panan 24 jam, turun menjadi 42%, sedangkan yang tidak diiradiasi 37,7% dibandingdengan disimpan selama satu jam. Sedangkan yang disimpan selama 48 jam, akanmenunjukkan turunnya jumlah parasit/ml sampai 18,3 % untuk yang diiradiasidibanding dengan 13 % untuk yang tidak diiradiasi. Walaupun demikian seearaumum dapat dilihat bahwa dalam waktu penyimpanan yang sarna kelompok iradiasi(R) jumlahnya lebih keeil daripada kelompok tidak diiradiasi (N). Kenyataan inimenunjukkan bahwa iradiasi menekan perkembangbiakan paras it, sehingga populasiatau jumlahnya berkurang.

Seperti telah diketahui, bahwa radiasi dapat merusak atau minimal mele­mahkan bergantung pada dosis yang diterimanya. Kerusakan yang tidak mematikanbesar kemungkinan untuk terjadinya perubahan bentuk tubuh paras it tersebut, sepertidapat dilihat pada Tabel 1. Untuk kelompok N umumnya tidak mengalami perubah­an, keeuali N3 yang terjadi sedikit perubahan. Kelompok R banyak terjadi peru­bahan bentuk terutama untuk R2 dan R3, sedangkan R 1 hanya sedikit sekali peru­bahan bentuknya. Akibat terjadinya perubahan bentuk menyebabkan motilitas atauaktivitas geraknya juga berubah, dan umumnya menjadi lebih lambat dibandingkandengan normalnya.

Perubahan atau penurunan jumlah, bentuk dan motilitas parasit disebabkan

adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang jelas terlihat iradiasidan waktu penyimpanan akan merubah kondisi paras it tersebut. Perubahan bentuk

yang terjadi bisa disebabkan oleh rusak atau hilangnya bagian tubuh akibat pengaruh

59

dari luar. Oi samping itu juga, keadaan Iingkungan yang tidak mendukung atau tidak

ter~ooianya zat rat yanR oiperlukan untuk kelJn2~un2Jn hidupny~. RUKMANA dkk(7) dalam meradiasi T. evansi menemukan beberapa bentuk karena hHang ataurusaknya bagian tubuh secara tersendiri atau kombinasi. Bentuk yang ditemukandiantaranya; bentuk dengan kerusakan inti, kerusakan membran undulans, kerusakanflagel, dan kerusakan kombinasi dua atau lebih dari bagian tubuh tersebut. Bentuktubuh sangat erat kaitannya dengan motilitas, dalam arti bentuk berubah motilitasjuga akan berubah.

Tabel 2. pengaruh perlakuan terhadap gambaran darah pender ita

Parameter

K e 10m p 0 kR1

N1R2N2R3N3

RBC

4,824,574,704,355,124,20(jutajcc) WBC

8,607,858,107,628,377,55(ribu/cc) Hb

9,509,7010,0010,709,909,50(mg %)

Tabel 2 menunjukkan gambaran darah mencit yang diinfeksi paras it. Terli­hat bahwa gambaran darah yang diperoleh berkaitan erat dengan kondisi paras ityang tertera dalarn Tabel 1. lurnlah darah baik darah merah (RBC) rnaupun darahputih (WBC) pada kelompk R lebih besar daripada kelornpok N untuk waktupenyimpanan yang sarna. Hal ini dirnungkinkan kelompok R mendapat dua perla­kuan, yakni radiasi dan penyirnpanan. ARIFIN dkk. (5) menyatakan bahwa waktupenyimpanan akan rnenurunkan sifat irnunogenitas T. evansi iradiasi. SedangkanOEOOY dkk (8) dalarn percobaannya menyatakan bahwa infektivitas paras it T.

evansi menurun sesuai dengan rneningkatnya waktu penyimpanan.Selanjutnya, untuk hubungan antara jurnlah paras it, sel darah merah, dan sel

darah putih diperoleh hasil dengan persamaan regresi, Y = 92,79 + 0,006 X2 ­0,005 X3 , dengan korelasi (R) = - 0,003. Dari hasil tersebut ternyata jumlah para­sit mempunyai pengaruh yang negatif terhadap jumlah sel darah merah dan juga seldarah putih (9). Yang dimaksudkan di sini, bahwa kenaikan jumlah parasit padaumumnya menyebabkan penurunan jurnlah darah hewan penderita.

Sebagaimana diketahui bahwa T. evansi rnerupakan paras it darah. Olehkarena itu, adanya infeksi paras it tersebut akan menyebabkan kerusakan atau peru­bahan darah hewan penderita. Sedang infektivitas paras it bisa terjadi perubahan ataupenurunan akibat terjadinya pengaruh dari beberapa faktor. Kenyataan ini menun­jukkan, bahwa ada keterkaitan yang erat antara kondisi paras it dan gambaran darahpenderitanya.

60

BADAN TENAGA ATOM NASIONALPUSAT PENGEMBANGAN INFORMATIKA

SERPONG LEMBAR DISPOSISIRahasia : 0

Penting

0Biasa

D

Asal surat

Isi ringkas

Indeks : I Kode:

Tanggal/Nomor : .I.~ ~~:'~~ ~.~~.? ?.~.~3/IF 0/ Ilf /{Z... .02 I 'J5...........................................17ft/It.

.'H';~'"'f';~ .~..~~~.~...','~;9;i; .~~~:..·/A;·i;.'k ~.~.:.i'~~17J......................................................................................

~~~..~c:p,~:.~' ..~~~ ...~.1.c.I.~.~1.. .f~~.t:!.~!~~.~.~f~.f?:~.~.~~.J1... I ~ J~' U}q3 $1' 0' ()'h .Dltenma tanggal .

Tanggal penyelesaian :

INSTRUKSI/INFORMASI I DITERUSKAN KEPADA

Sesudah digunakan harap sege.ra dikembalikan~epada : .

'anggal : .

..

KESIMPULAN

Dari uraian tersebut di atas, maka dari percobaan ini dapat disimpulkansebagai berikut;

1. Penurunan infektivitas paras it merupakan kondisi baru yang muncul akibatpengaruh iradiasi dan waktu penyimpanan serta lingkungan yang kurang sesuai.

2. Kondisi parasit mempunyai kaitan yang erat dengan gambaran darah pender ita­nya.

3. Kondisi parasit yang baru dapat dimanfaatkan dalam percobaan yang ada kaitan­nya dalam usaha mendapatkan imunogen yang potensial.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada kerabatkerja, Toto Suroto, A. Mulyadi, Marwardi, dan Prayitno Suroso, yang telahmembantu sehingga percobaan ini berjalan lancar.

DAFfAR PUSTAKA

1. ADAM, K.M.G., PAUL, J., and ZAMAN, V., Medical and Veterinary Proto­zoology, An Illustrated Guide, Churchill Livingstone, Edinburgh and London(1971) 60.

2. ADIWINATA, R.T., Penyelidikan tentang pemakaian campuran naganol-hialu­ronidase dalam pemberantasan surra, Disertasi, Archipel, Bogor (1977).

3. RUKMANA. M.P., DJATI, T., GUNARSYAH, E., dan ASHADI, G., "Per­

bandingan keganasan T. evansi antara asal daerah di Jawa Barat terhadapkecepatan kematian tikus", Seminar Parasitologi Nasional II (RisalahPertemuan I1miah Jakarta, 1981), Jakarta (1981) 867.

4. WAYAN, T.A., HARIONO, B., dan MANGKUWIDJIJO, S., "Perubahan

hematologik kelinci yang diinfeksi dengan T. evansi", Seminar ParasitologiNasional II (Risalah Pertemuan I1miah Jakarta, 1981), Jakarta (1981) 834.

5. ARIFIN, M., PRAYITNO, S., DINARDI, dan YUSNETI. "Pengaruh waktu

penyimpanan terhadap imunogenitas T. evansi iradiasi", Aplikasi Isotop danRadiasi Dalam Bidang Pertanian, Peternakan, dan Biologi, (Risalah Perte­muan I1miah Jakarta, 1990) PAIR-SATAN, Jakarta (1991) 789.

6. HALBERSTAEDTER, L., The effect of x-rayon trypanosomes, Br. J. Radio.11(1938) 267.

7. RUKMANA, M.P., DARUSSALAM., DJUHAIFAH., RIDAD AGUS., danFATAH, D.P., "Berba~ai kerusakan tubuh T. evansi akibat sinar gama",Seminar Parasitologi NaslOnal III. Bandung (19S3), Belum diterbitkan.

61

8. SISWANSYAH, D. D." DAHLAN, M., and PAYNE, R.C., Survival time ofT. evansi in samples of blood taken from infected buffaloes, Penyakit HewanXIX 33 (1987) 24.

9. SUPRANTO, J., Statistik, Teori dan ApI ikasi, Ed. 5. Erlangga,Jakarta (1989) 181.

62