i
IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING DALAM PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN
2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SITI FATIMAH
NIM : 11111 115
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
ii
iii
IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING DALAM PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN
2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SITI FATIMAH
NIM : 11111115
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : -
Hal : PengajuanSkripsi
Kepada
Yth.Rektor IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu‟alaikum. Wr. Wb
Setelah kami menelitidanmengadakanperbaikanseperlunya, makabersamaini
kami kirimkannaskahskripsimahasiswi:
Nama : Siti Fatimah
NIM : 111 11 115
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Implementasi Program Bimbingan dan Konseling
dalam Mengembangkan Kepribadian siswa MTs Negeri
Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015
Untukdiajukandalam sidang munaqasyah.Demikianuntukmenjadiperiksa.
Wassalamu‟alaikum.Wr. Wb.
Salatiga, ........ Mei 2015
Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
NIP. 19680812 199403 2003
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]
SKRIPSI
IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DISUSUN OLEH
SITI FATIMAH
NIM: 11111115
Telahdipertahankan di depanPanitiaDewanPengujiSkripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan IlmuKeguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga,padatanggal 29 Agustus 2015
dantelahdinyatakanmemenuhisyaratgunamemperolehgelarSarjana S1
Kependidikan Islam.
SusunanPanitiaPenguji
KetuaPenguji : Siti Rukhayati, M. Ag
SekretarisPenguji :Dra. Siti Asdiqoh, M. Si
Penguji I :Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si
Penguji II :Drs. Bahroni, M. Pd
Salatiga, 29 Agustus2015
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M. Pd
NIP. 19670121 199903 1 002
vi
KEMENTERIAN AGAMA RIER
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Fatimah
NIM : 111 11 115
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, ...... Mei 2015
Penulis
Siti Fatimah
NIM. 111 11 115
vii
MOTTO
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk
menyelesaikannya.
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai (Bapak Achmad
Mulyani dan Ibu Siti Choiriyah), karena dengan bimbingan, kasih sayang,
dan doa keduanyalah aku melangkah ke depan dengan optimis untuk
meraih cita-cita serta masa depanku.
Adik-adikku yang aku sayangi (Chambali dan Huda) dan semua
keluargaku yang selalu memberikan aku semangat, terima kasih.
Bapak/ IbuDosen IAIN Salatiga yang telah mengajar, mendidik, dan
memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama dalam
perkuliahan.
Tak lupa kepada seluruh teman-temanku angkatan 2011, keluarga besar
Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan, serta teman-temanku semua yang
tidak dapat aku sebutkan satu persatu yang selalu memberiku keceriaan
dan dukungan, serta almamaterku terima kasih.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Mengetahui
apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, serta
taufiq-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang terang benderang, semoga pada lahir kelak kita diakui oleh
umatnya dan mendapat syafa‟atnya. Amin
Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi
ini adalah “IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI
GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat
berhasil dan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
ix
3. Bapak Fatchurrahman, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan pengarahannya.
4. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI)
5. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si, selaku Pembimbing dalam penyusunan
Skripsi ini yang dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga, dan
fikiran untuk selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga.
7. Bapak Abdul Ghofur, S. Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri
Grabag yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di MTs Negeri Grabag.
8. Kedua orang tuaku (Bapak Achmad Mulyani dan Ibu Siti Choiriyah),
adik-adikku (Chambali dan Huda), semua keluargaku, dan teman-
temanku, mereka yang selalu memberikan doa serta motivasinya, baik
moral maupun spiritual.
9. Keluarga besar Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag.
10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya hingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Harapan peneliti semoga amal baik dari beliau semua mendapatkan balasan
yang sesuai dan mendapatkan ridho Allah SWT. Peneliti sangat menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti membuka
tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun
x
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya.
Salatiga, 4 Juni 2015
Penulis
xi
ABSTRAK
Fatimah, Siti. 2015. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs Negeri Grabag Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.
Kata kunci: Program Bimbingan Konseling,dan Kepribadian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Bimbingan
Konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs N Grabag. Fokus
penelitian ini yaitu: 1) Apa saja program bimbingan konseling di MTs Negeri
Grabag? 2) Bagaimana implementasi program bimbingan konseling dalam
mengembangkan kepribadian siswa? 3) Apa saja faktor pendukung pelayanan
bimbingan konseling? 4) Apa saja hambatan pelayanan bimbingan konseling? 5)
Bagaimana alternatif pemecahan masalah? 6) Bagaimana kepribadian siswa
setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dilaksanakan di MTs N
Grabag dimulai dari tanggal 25 November-15 Desember 2014. Responden dalam
penelitian ini adalah Kepala Madrasah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
guru bimbingan konseling, wali kelas, dan siswa yang bersangkutan. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi kemudian data
ditranskip menjadi data yang lengkap.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Program bimbingan konseling di
MTs N Grabag meliputi layanan orientasi, layanan bimbingan kepribadian,
layanan bimbingan sosial, layanan bimbingan belajar, dan layanan karier; (2)
Pelaksanaan program bimbingan konseling dalam mengembangkan kepribadian
siswa yaitu dengan memberikan penyuluhan kelompok, melakukan pendataan
masalah siswa, melakukan evaluasi kegiatan; (3) Faktor pendukungpelaksanaan
bimbingan konseling meliputi adanya fasilitas yang memadai,adanya kerjasama
antar semua pihak Madrasah, serta tugas konselor dipegang oleh orang yang ahli
dalam bidang konseling; (4) Hambatan pelaksanaan bimbingan konseling antara
lain, kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan beberapa pihak,
kurang kerjasama dari orang tua siswa, asas kejujuran yang belum terpenuhi,
pandangan negatif anak tentang bimbingan konseling; (5) Alternatif pemecahan
masalah antara lain, memperkenalkan anak tentang bimbingan konseling sejak
awal, menjalin kerjasama dengan semua pihak, melakukan home visite, sharring
antar sesama konselor; (6) Kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan
bimbingan konseling mengalami pengembangan ke arah lebih baik, seperti
masalah belajar dan beribadah, masalah tata tertib sekolah, dan lebih rajin dan
memanfaatkan waktu luang untuk belajar.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ..................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ..................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................... vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................. vii
KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 10
E. Penegasan Istilah ..................................................................... 10
F. Metode Penelitian ..................................................................... 12
G. Sistematika Penulisan ......................................................... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Bimbingan Konseling
xiii
1. Pengertian Bimbingan Konseling .................................. 21
2. Program Bimbingan Konseling .............................................. 22
3. Tujuan Bimbingan Konseling .............................................. 24
4. Sifat dan Fungsi Bimbingan Konseling .................................. 25
5. Asas-asas Bimbingan Konseling .............................................. 27
6. Sasaran Bimbingan Konseling .............................................. 29
7. Jenis Layanan Bimbingan Konseling .................................. 30
8. Undang-undang Bimbingan Konseling .................................. 34
B. Teori Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian .......................................................... 36
2. Aspek-aspek Kepribadian .............................................. 37
3. Jenis-jenis Kepribadian .......................................................... 38
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian ...................... 41
5. Perkembangan Kepribadian .............................................. 44
BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat Madrasah .............................................. 48
2. Identitas Madrasah .......................................................... 49
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah .................................. 50
4. Data Guru dan Karyawan MTs Negeri Grabag ...................... 51
5. Struktur Organisasi Madrasah .............................................. 55
6. Keunggulan Atau Prestasi Madrasah .................................. 57
7. Visi dan Misi Bimbingan Konseling Di Mts N Grabag .......... 58
8. Program Layanan Bimbingan Konseling .................................. 58
9. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling ...................... 61
B. Data Informan ...................................................................... 62
C. Temuan Penelitian
1. Program Bimbingan Konseling di MTs N Grabag................... 68
2. Implementasi Program Bimbingan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................. 72
xiv
3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................. 75
4. Faktor Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................. 78
5. Alternatif Pemecahan Masalah dalam mengatasi hambatan
Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Madrasah...................... 80
6. Kepribadian Siswa Setelah Mendapatkan Pelayanan
Bimbingan Konseling di Madrasah........................................... 82
BAB IV PEMBAHASAN
A. Bentuk Program Bimbingan Konseling di MTs Negeri
Grabag......................................................................................... 87
B. Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................... 91
C. Faktor Pendukung Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................... 93
D. Faktor Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................... 95
E. Alternatif Pemecahan Masalah dalam mengatasi hambatan
Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Madrasah........................ 98
F. Kepribadian Siswa Setelah Mendapatkan Pelayanan
Bimbingan Konseling di Madrasah............................................. 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 104
B. Saran............................................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DATA TABEL dan DATA BAGAN
Tabel I Data Guru Dan Karyawan......................................................... 52
Tabel II Program Pelayanan Bimbingan Konseling............................... 58
Bagan I Struktur Organisasi Madrasah................................................... 56
Bagan II Struktur Organisasi BK............................................................. 61
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Pustaka
LAMPIRAN 2 Daftar Riwayat Hidup
LAMPIRAN 3 Permohonan Ijin Penelitian
LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Kepala Madrasah
LAMPIRAN 5 Nota Pembimbing
LAMPIRAN 6 Pedoman Wawancara dan hasil wawancara
LAMPIRAN 7 Daftar SKK
LAMPIRAN 8 Lembar Konsultasi Skripsi
LAMPIRAN 9 Foto
LAMPIRAN 10 Contohpelayanan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam situasi global sekarang ini semakin membuat kehidupan yang
kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan
tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global ini
telah mendorong manusia untuk terus berfikir dan meningkatkan
kemampuan. Sedangkan dampak negatifnya adalah: (1) kerusakan hidup di
kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik,
stress, kecemasan, dan frustasi; (2) adanya kecenderungan pelanggaran
disiplin, kolusi dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran baik-jahat dan
benar-salah secara lugas; (3) adanya ambisi kelompok yang menimbulkan
konflik, tidak hanya konflik psikis, tetapi juga konflik fisik; dan (4) pelarian
dari masalah melalui jalan pintas, yang bersifat sementara dan adiktif seperti
penggunaan obat-obatan yang terlarang (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 1). Oleh
karena itu untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut perlu adanya
peningkatan kualitas sumber daya manusia kearah yang lebih baik, yaitu
mencakup pembangunan manusia sebagai insan, atau pun menekankan pada
harkat, martabat, hak dan kewajiban manusia itu sendiri. Pembangunan
manusia sebagai insan tidak terbatas pada kelompok umur tertentu, tetapi
berlangsung dalam seluruh kehidupan manusia, dan salah satu kelompok
2
manusia yang sedang dalam proses dibangun adalah peserta didik dalam
bidang pendidikan.
Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang
mengalami perubahan, perkembangan, sehingga masih memerlukan
bimbingan dan arahan dalam mengembangkan kepribadian siswa serta
sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta
didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan
atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Sebagai
individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik
masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju
kesempurnaan. Program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan
sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah,
dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (Munir, 2010: 272).
Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding, assisting,
atau availing,” yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam
bimbingan menunjukkan bahwa yang mengambil keputusan adalah individu
atau peserta didik itu sendiri. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak
memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator (Yusuf
dan Nurihsan, 2005: 6).
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu atau
para siswa agar ia dapat mandiri dengan pemberian nasehat, gagasan, atau
alat yang didasarkan kepada norma-norma yang berlaku (Asdiqoh, 2014: 3).
3
Hal ini berarti seorang individu itu harus mampu memahami dirinya sendiri,
dan menerima dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Istilah bimbingan seringkali dirangkai dengan istilah konseling. Yusuf
sebagaimana dikatakan dalam bukunya (Surya dan Rohman, 1986: 25)
mengatakan bahwa konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua
orang, di mana yang seorang itu disebut klien untuk dibantu supaya lebih
mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya. Suasana hubungan konseling meliputi penggunaan
wawancara (hubungan tatap muka) untuk memperoleh dan memberikan
berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan,
memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha
penyembuhan (terapi).
Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat
membantu, yaitu membantu orang lain agar mampu tumbuh ke arah yang
dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan
mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya (Yusuf
dan Nurihsan, 2005: 9).
Jadi, bimbingan dan konseling ini adalah usaha pemberian bantuan
kepada seseorang yang mengalami kesulitan dengan harapan ia dapat
memecahkan masalahnya sendiri dan juga dapat memahami dirinya sendiri
sesuai dengan kemampuannya.
4
Keberadaan program bimbingan dan konseling pada saat ini sudah lebih
baik dan tertata jika dibandingkan dengan era sebelumnya. Bimbingan dan
konseling merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
pendidikan dan pengajaran, sehingga memiliki kontribusi terhadap
keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Penerapan bimbingan dan
konseling ini dilakukan sebagai upaya menjembatani siswa agar mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya baik itu menyangkut aspek fisik
atau pun psikis.
Kemampuan mengelola (merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi) program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah
satu kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai oleh guru pembimbing.
Sebagaimana tugas guru yang dijelaskan dalam QS. Ali Imron: 159, yang
berbunyi:
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
Maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
Berdasarkan hal di atas, maka dalam menyusun program bimbingan dan
konseling di sekolah harus melibatkan berbagai pihak yang terkait seperti
5
kepala sekolah, para guru, guru bimbingan konseling, tenaga administrasi,
komite sekolah, dan orang tua murid. Penyusunan program bimbingan dan
konseling ini harus merujuk kepada kebutuhan sekolah secara umum
(Asdiqoh, 2014: 77).
Yusuf sebagaimana dikatakan dalam buku (Muro dan Kottman, 1995:
26) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling
diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu:
1. Layanan dasar bimbingan, yaitu layanan bantuan bagi peserta didik
melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara
sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya
secara optimal.
2. Layanan responsif, yaitu layanan bantuan bagi para siswa yang
memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan atau
pertolongan dengan segera.
3. Layanan perencanaan individual, yaitu layanan bantuan kepada semua
siswa agar mampu membuat dan melaksanakan masa depannya,
berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
4. Dukungan sistem, yaitu komponen layanan dan kegiatan manajemen
yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa, atau
menfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.
Berdasarkan uraian di atas, untuk layanan dasar bimbingan, layanan
responsif, dan layanan perencanaan individual merupakan bentuk pemberian
layanan bimbingan konseling kepada para siswa secara langsung. Sedangkan
6
untuk dukungan sistem, ia lebih mengacu kepada penyediaan fasilitas guna
membantu kelancaran dalam proses bimbingan dan konseling tersebut.
Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua aspek, yaitu aspek
kemampuan (ability) dan aspek kepribadian (personality). Aspek kemampuan
meliputi prestasi belajar, inteligensi, dan bakat. Sedangkan aspek kepribadian
meliputi watak, sifat, penyesuaian diri, minat, emosi, sikap, dan motivasi.
Gagasan tersebut memberikan gambaran kesan tentang apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan diperbuat, yang terungkap melalui perilaku.
Dalam lingkungan sekolah, siswa membutuhkan pelayanan bimbingan
dan konseling untuk bisa menjadi pribadi yang baik, dan individu yang
bertanggung jawab terhadap kewajibannya di sekolah. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa peserta didik membutuhkan bimbingan dan konseling dalam
hal sosial-pribadi. Bimbingan dan konseling sosial-pribadi merupakan
bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-
masalah sosial-pribadinya, seperti masalah hubungan dengan teman, dengan
guru, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan
lingkungan pendidikan dan masyarakat, maupun dalam menyelesaikan
konflik. Bimbingan sosial-pribadi ini diarahkan untuk memantapkan
kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani
masalah pada dirinya sendiri. Pelayanan bimbingan ini diberikan dengan cara
menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,
mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta
7
ketrampilan-ketrampilan sosial-pribadi yang tepat (Yusuf dan Nurrihsan,
2005: 11).
Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag merupakan sebuah institusi yang
di dalam pendidikannya memberikan pelayanan tentang bimbingan dan
konseling, walaupun pelayanan bimbingan dan konseling ini tidak
dimasukkan ke dalam mata pelajaran di kelas, tetapi dalam pelaksanaannya
membutuhkan aplikasi atau cara dan waktu yang tepat guna membimbing
siswa agar mempunyai wawasan dan mempunyai kepribadian yang baik serta
bertanggungjawab. Pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan lancar
dan berhasil sesuai programnya apabila didukung oleh beberapa hal, di
antaranya: (1) pelayanan bimbingan dan konseling ini harus serasi dengan
tujuan dari program sekolah; (2) adanya kerja sama dari seluruh staf sekolah;
(3) pemberian layanan bimbingan konseling harus konselor yang ahli dalam
bidang bimbingan konseling; (4) pembimbing harus mengerti kondisi dan
keadaan siswa yang dibimbingnya, dan (5) adanya fasilitas-fasilitas yang
memadai guna membantu proses pelayanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan wawancara sebelum ke lapangan terhadap siswa MTs N Grabag
(dokumen kamis, 09 oktober 2014), pelayanan bimbingan dan konseling di
MTs Negeri Grabag sebagai pelayanan yang melayani dan membimbing
terhadap siswa-siswi yang melanggar peraturan sekolah untuk diberikan
sanksi agar mereka jera dan bisa mempertanggung jawabkan perbuatan
mereka. Berhasil atau tidaknya suatu layanan bimbingan dan konseling itu
8
ditentukan dari bagaimana pelaksanaan atau aplikasinya terhadap peserta
didik.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs
NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN
2014/2015.
B. Fokus Masalah
Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan fokus masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja program bimbingan dan konseling yang diterapkan di MTs
Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana implementasi program bimbingan dan konseling dalam
pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran
2014/2015?
3. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan dan
konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag
tahun pelajaran 2014/2015?
4. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan dan
konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag
tahun pelajaran 2014/2015?
9
5. Bagaimana solusi yang diambil dalam memecahkan faktor penghambat
pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan
kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?
6. Bagaimana kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan
bimbingan dan konseling?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini mengacu pada
permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui program bimbingan dan konseling yang diterapkan di
MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui implementasi program bimbingan dan konseling
dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun
pelajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan
dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri
Grabag tahun pelajaran 2014/2015.
4. Untuk mengetahui faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan
konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag
tahun pelajaran 2014/2015.
5. Untuk mengetahui solusi yang diambil dalam memecahkan faktor
penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling dalam
pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran
2014/2015.
10
6. Untuk mengetahui kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan
bimbingan konseling.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadi masukan serta pertimbangan
bagi keberlangsungan pendidikan dan layanan bimbingan konseling di IAIN
Salatiga.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, baik bagi guru,
pembaca, atau pun peneliti sendiri dalam hal memberikan wawasan
pengetahuan tentang pembelajaran psikologi dan pelayanan program
bimbingan dan konseling di sekolah.
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan
atau penerapan. Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep,
kebijakan, inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai
dan sikap.
11
Dalam penelitian ini implementasi dimaknai sebagai pelaksanaan dari
program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa
di MTs Negeri Grabag.
2. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar ia
dapat mandiri dengan menggunakan bahan berupa interaksi nasehat,
gagasan, dan alat yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku
(Asdiqoh, 2014: 3).
Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu
individu agar mampu mengembangkan dirinya dan mengatasi masalahnya,
melalui hubungan face to face atau melalui media, baik secara perorangan
maupun kelompok (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 82).
Adapun yang dimaksud bimbingan dan konseling dalam penelitian ini
adalah pelaksanaan pelayanan program bimbingan dan konseling terhadap
siswa di MTs Negeri Grabag.
3. Kepribadian
Kepribadian adalah kesan yang diberikan seseorang kepada orang lain
yang diperoleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan diperbuat yang
terungkap melalui perilaku (Djaali, 2007: 2). Kepribadian merupakan
tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam melakukan aktivitasnya sehari-
hari yang menyebabkan orang tersebut memiliki sifat yang berbeda dengan
orang lain (Jalaluddin, 2000: 42).
12
Adapun yang dimaksud kepribadian dalam penelitian ini adalah
perubahan kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah.
Jadi, yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah pelaksanaan
program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa
di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.
F. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah
dalam proses penelitian (Suprayogo dan Tabroni, 2003:7). Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada
penelitian ini akan digunakan tahap-tahapan sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research)
dalam pelaksanaannya menggunakan metode pendekatan penelitian
kualitatif. Dalam laporan penelitian ini data memungkinkan berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen
lainnya. Sugiyono (2012: 9) menyatakan bahwa:
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara triangulasi, analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna
daripada generalisasi”.
13
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif,
penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu
mengenai implementasi program bimbingan dan konseling dalam
pengembangan kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag.
2. Kehadiran Penelitian
Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting. Karena
peneliti harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan
untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya.
Maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di MTs Negeri Grabag,
serta akan melakukan wawancara dan observasi dengan subjek penelitian di
MTs Negeri Grabag.
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, segala sesuatu yang akan dicari dari objek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang
diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian.
Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa
realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-
pisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian. Kalaupun dapat dipisah-
pisahkan, variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian, dalam
penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian
sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam
14
penelitian kualitatif ini adalah the researcher is the key instrument. Jadi
peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
(Sugiyono: 2012:223)
4. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah di MTs Negeri Grabag.
Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di MTs Negeri Grabag yaitu
berkaitan dengan upaya pengembangan kepribadian peserta didik di MTs
Negeri Grabag sangatlah penting. Oleh karena itu, guru pembimbing dalam
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Grabag
perlu terus dikembangkan, salah satunya dengan menyusun rencana atau
program bimbingan dan koseling. Pelaksanaan program bimbingan
konseling ini merupakan asset yang perlu dilestarikan dan dijaga
kualitasnya, sehingga pelaksanaan program bisa berjalan lancar dan
mencapai tujuan.
5. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua
macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan langsung
dari tangan pertama, yaitu kata-kata dan tindakan subjek serta gambaran
dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan
interpretasi data. Data tersebut diperoleh secara langsung dari orang-
orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia
15
memberi data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang menjadi sumber
data primer adalah kepala sekolah, waka kesiswaan, guru bimbingan
konseling, wali kelas, dan juga siswa-siswi yang bersangkutan di MTs
Negeri Grabag.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data informasi yang diperoleh dari sumber-
sumber lain selain data primer. Diantaranya buku-buku literatur, internet,
majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi
lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini data sekunder yaitu dokumen-dokumen tentang
siswa yang pernah mendapatkan dan memanfaatkan layanan bimbingan
konseling, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan program
bimbingan dan konseling.
6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan dengan fokus penelitian, maka
teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi:
a. Metode Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. (Sugiyono, 2012:231)
Metode wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan
kepada beberapa informan meliputi: (1) data tentang bentuk program
16
bimbingan dan konseling di MTs N Grabag, (2) data tentang
pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan
kepribadian siswa MTs N Grabag, (3) data tentang faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
Madrasah, (4) data mengenai solusi yang ditempuh dalam mengatasi
faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling, dan (5)
data mengenai perubahan kepribadian siswa setelah mendapatkan
pelayanan bimbingan konseling di Madrasah. Informan dalam
wawancara ini adalah Kepala Sekolah MTs Negeri Grabag, waka
kesiswaan, guru bimbingan konseling, wali kelas dan siswa-siswa
yang pernah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling.
b. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan
langsung kepada objek penelitian (Surakhmad, 1994:164). Metode ini
digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan MTs
Negeri Grabag, baik keadaan siswa maupun gurunya. Pengamatan
disini termasuk juga didalamnya peneliti mencatat peristiwa dalam
situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun
langsung diperoleh dari mata (Moloeng, 2006:174).
Posisi penelitian di sini adalah sebagai observer participant. Dalam
kaitan ini, peneliti dituntut untuk langsung terjun ke lokasi untuk
mengadakan pengamatan dan penelitian supaya mendapatkan data
yang diinginkan.
17
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian kualitatif
(Sugiyono, 2012:240). D;alam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, peraturan
rapat, catatan seharian dan sebagainya (Arikunto, 1989:131). Metode
ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah MTs Negeri
Grabag, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di MTs Negeri
Grabag.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data.
Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan,
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena
memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.
Miles dan Huberman (1992: 15-19) mengatakan bahwa analisis data
kualitatif itu meliputi komponen kegiatan, yakni:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data lapangan berwujud kata-kata dilakukan
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
18
b. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,
perhatian pada penyederhanaan, transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
c. Penyajian data
Penyajian di sini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
d. Penarikan kesimpulan / verifikasi
Pada bagian ini hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi
yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung.
8. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka perlu dilakukan
pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin
validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini peneliti
memanfaatkan teknik triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan
metode.
19
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam
membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian kualitatif,
secara garis besar sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal ini, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama
dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data:
BAB I : Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini meliputi Latar Belakang Masalah, Fokus
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan
Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulis Skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka
Dalam bab ini dibahas studi tentang teori bimbingan konseling,
dan teori kepribadian.
BAB III: Paparan Data dan Temuan Penelitian
Pada bab ini berisi tentang Gambaran Umum tentang sejarah MTs
Negeri Grabag, Visi dan Misi MTs Negeri Grabag, Visi dan Misi
20
dari bimbingan konseling di Madrasah, keunggulan Madrasah,
dan Data Hasil Wawancara meliputi: Data tentang implementasi
program bimbingan dan konseling dalam pengembangan
kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran
2014/2015.
BAB IV: Analisis Data Penelitian
Pada bab ini berisi tentang program-program bimbingan dan
konseling yang diterapkan di MTs Negeri Grabag, implementasi
program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian
siswa, faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan
konseling, faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan
konseling, serta solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan
masalah/ hambatan tersebut, dan perkembangan kepribadian
siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling.
BAB V: Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran-saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi ini, memuat: Daftar Pustaka, Lampiran-
lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian bimbingan dan konseling
Dilihat dari berbagai sumber kita akan menjumpai berbagai macam
pengertian-pengertian yang berbeda mengenai bimbingan dan konseling,
tergantung dari sumber yang merumuskannya. Perbedaan tersebut
hanyalah perbedaan dari sudut mana kita melihatnya (Tohirin, 2007: 16).
Selanjutnya akan diuraikan beberapa pengertian mengenai bimbingan
dan konseling.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping)
kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan
lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif
dan kontruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya)
sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara
personal maupun sosial).
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan dalam
suasana hubungan tatap muka antara seorang ahli dalam bidang
bimbingan dengan seorang individu yang sedang mengalami suatu
masalah atau kesulitannya sendiri (Asdiqoh, 2014: 3).
Bimbingan dan konseling merupakan proses interaksi antara
konselor dengan klien/ konsele baik secara langsung ( face to face) atau
tidak langsung (melalui media : internet, atau via telepon) dalam rangka
22
membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau
memecahkan masalah yang dialaminya.
Melihat dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada
seorang individu yang mengalami suatu masalah untuk dicarikan solusi
dan dapat memahami dirinya sesuai dengan kemampuan dan potensinya
untuk bisa menyesuaikan diri dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2. Program bimbingan dan konseling
Program adalah rangkaian perintah yang sistematis yang disimpan
dalam satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki.
Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangkaian
kegiatan bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi, dan
terkoordinasi selama periode tertentu. Munir (2010: 272) menyatakan
bahwa program bimbingan dan konseling di sekolah adalah sejumlah
kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Program layanan Bimbingan dan Konseling, mencakup:
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu. Oleh karena itu program
bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
23
b. Program bimbingan dan konseling harus bersifat fleksibel dan
disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi
lembaga.
c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan
dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi.
d. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling
perlu diadakan penilaian secara teratur dan terarah.
Dilihat dari dimensi fleksibilitas, program bimbingan dan konseling
hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata di
lapangan. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa kegiatan bimbingan
dilakukan semaunya atau tidak terencana. Jika ini yang terjadi, maka
posisi bimbingan hanya sebatas pelengkap yang berarti tergantung situasi
dan orang-orang memahami bukan sebagai sebuah system.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan
implementasi program sesuai metode, waktu, personil, sasaran dan sarana
yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan program yang telah ditentukan.
Pelaksanaan ini juga didahului pengorganisasian seluruh komponen yang
diperlukan dalam implementasi program, maka perlu ditata, disiapkan,
dan disenergikan komponen-komponen implementasi program. Oleh
karena itu pengorganisasian personil, fasilitas, sarana-prasarana, metode,
dan waktu perlu dilakukan sehingga seluruh aspek itu siap digerakkan
menuju pelaksanaan program secara efektif dan efisien. Mengingat hal
tersebut, maka program bimbingan dan konseling khususnya di
24
lingkungan pendidikan harus diarahkan kepada usaha pencapaian tujuan-
tujuan pendidikan (Munir, 2010: 109). Dengan kata lain program
bimbingan dan konseling merupakan salah satu keharusan sebagai salah
satu aspek pembaharuan yang dipandang penting bagi penunjang
suksesnya proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa program
bimbingan dan konseling merupakan serangkaian rencana kegiatan
layanan yang disusun secara sistematis berdasarkan pada analisis
kebutuhan, dan secara keseluruhan bertujuan untuk menunjang
pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah.
3. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling memberikan manfaat yang sangat besar
dalam dunia pendidikan. Tidak hanya sebagai sebuah layanan saja, akan
tetapi bimbingan dan konseling memang dibentuk untuk melengkapi
sarana perwujudan tujuan pendidikan. Berikut tujuan bimbingan dan
konseling dibagi atas dua kategori yaitu tujuan umum dan tujuan khusus
(Ketut, 2000: 28).
a. Tujuan Umum
Sesuai pengertian bimbingan dan konseling sebagai suatu upaya
membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka
secara umum layanan bimbingan dan konseling di tingkat sekolah
menengah pertama dan sekolah menengah atas harus dikaitkan
dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka
25
menjawab tantangan kehidupan masa depan yaitu adanya relevansi
program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja, maka secara umum
layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa mengenal
bakat, minat, kemampuan, dan memilih serta menyesuaikan diri
dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang
sesuai dengan dunia kerja.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan
meliputi aspek pribadi sosial, belajar, dan karir. Bimbingan pribadi
sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang bertakwa, mandiri,
dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan
karir dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi kerja yang produktif.
Dilihat dari tujuan umum dan khusus di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan bimbingan dan konseling pada dasarnya
membimbing dan mendidik siswa agar mampu melewati tantangan
kehidupan di masa depan, serta dengan mengenal bakat, minat dan
kemampuan mereka, siswa diarahkan untuk mengembangkan dirinya
yang meliputi aspek pribadi sosial, belajar dan karir. Sehingga siswa
bisa menjadi seorang pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
26
4. Sifat dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
Sudianto dan Nurihsan (2005: 14) menyatakan bahwa dalam
pelayanan bimbingan dan konseling harus mempunyai sifat sebagai
berikut:
a. Pencegahan: sifat bimbingan dan konseling yang menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat menganggu,
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu
dalam proses perkembangannya.
b. Penyembuhan: sifat bimbingan dan konseling yang menghasilkan
terentasnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami
oleh peserta didik.
c. Perbaikan: sifat bimbingan dan konseling untuk memperbaiki
kondisi peserta didik dari permasalahan yang dihadapinya sehingga
dapat berkembang secara optimal.
d. Pemeliharaan: sifat bimbingan dan konseling untuk menjaga
terpeliharanya kondisi individu yang sudah baik agar tetap baik.
e. Pengembangan: sifat bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam
rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Sedangkan untuk fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri pada
dasarnya dilakukan dalam rangka membentuk upaya pemahaman,
27
pencegahan, pemeliharaan, dan penyembuhan yang setiap upaya tersebut
mengacu kepada berbagai fungsi, diantaranya:
a. Fungsi pemahaman: yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak
tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
b. Fungsi penyaluran: yaitu membantu peserta didik dalam memilih
jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai
dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
c. Fungsi adaptasi: yaitu membantu petugas-petugas di sekolah,
khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan
terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik.
d. Fungsi penyesuaian: yaitu membantu peserta didik untuk
memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam
perkembangannya secara optimal.
Sesuai dengan tujuan dan fungsinya di atas, jadi bimbingan dan
konseling diarahkan kepada terselenggaranya dan terpenuhinya
keperluan akan bantuan dalam hal pendataan, informasi dan orientasi,
konsultasi, dan komunikasi kepada peserta didik dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.
5. Asas-asas bimbingan dan konseling
Pemenuhan asas-asas bimbingan dan konseling akan semakin
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan
28
bimbingan dan konseling (Sudianto dan Nurrihsan, 2005: 17). Adapun asas-
asas yang dimaksud yaitu:
a. Kerahasiaan: segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada
pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain.
b. Kesukarelaan: pelaksanaan bimbingan dan konseling berlangsung
atas dasar kesukarelaan dari kedua belah puhak.
c. Keterbukaan: bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik
jika peserta didik yang bermasalah mau mmenyampaikan masalahnya
yang dihadapi kepada guru pembimbing dan guru pembimbing
bersedia membantunya.
d. Kekinian: masalah yang ditangani bimbingan dan konseling itu
masalah sekarang walaupun ada kaitannya dengan masalah yang
sudah lampau dan yang akan datang.
e. Kemandirian: bimbingan dan konseling mambantu peserta didik agar
dapat mandiri atau tidak be gantung kepada pembimbing dan orang
lain.
f. Keahlian: bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional
yang harus dilakukan oleh tenaga profesional/ahli yang khusus dididik
untuk melakukan tugas ini.
g. Alih tangan: bila usaha bimbingan dan konseling telah dilakukan
secara optimal, tetapi belum berhasil atau masalahnya di luar
kewenangannya, maka penanganannya dapat dialih tangankan kepada
pihak lain yang berwenang.
29
h. Tutwuri handayani: bimbingan dan konseling hendaknya secara
keseluruhan dapat memberikan rasa aman, mengembangkan
keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan
seluas-luasnya kepada peserta didik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling itu
dapat berjalan dengan lancar apabila konselor maupun klien dapat
menjalankan asas-asas di atas, baik dari konselor agar mendapat
kepercayaan dari klien dan juga menjalankan sesuai tugasnya, maupun dari
klien agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Selain itu agar
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian
layanan bimbingan dan konseling tersebut.
6. Sasaran bimbingan dan konseling
Sasaran bimbingan dan konseling adalah tiap-tiap pribadi siswa secara
perseorangan, dalam arti mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap
individu siswa secara optimal agar masing-masing individu dapat berguna,
baik bagi dirinya, lingkungan, dan masyarakat pada umumnya (Tohirin,
2007: 59).
Sasaran pengembangan pribadi tiap-tiap siswa dengan pelayanan
bimbingan dan konseling yaitu melalui kemampuan pengungkapan,
pengenalan, penerimaan diri, pengenalan lingkungan, pengambilan
keputusan, pengarahan diri dan perwujudan diri. Sebenarnya bimbingan dan
konseling dapat bergerak di mana saja, baik di sekolah maupun di
masyarakat yang lebih luas. Dalam lingkungan sekolah, titik berat
30
bimbingan dan konseling adalah yang berhubungan dengan pendidikan
pengajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sasaran dalam bimbingan konseling ini
tidak terbatas serta tidak tergantung umur, sehingga pelayanan bimbingan
dan konseling ini bisa dilakukan dalam lingkungan sekolah juga bisa dalam
lingkungan masyarakat, karena tujuan dari layanan bimbingan dan
konseling untuk mengarahkan diri individu agar mereka menjadi individu
yang mandiri serta bertanggungjawab.
7. Jenis layanan bimbingan dan konseling
Layanan bimbingan dan konseling kepada siswa merupakan salah satu
bentuk pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang terdapat dalam
suatu sekolah tertentu. Beberapa bentuk pelayanan yang diberikan kepada
siswa diantaranya:
a. Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya. Dalam layanan orientasi ini terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu: program orientasi yang efektif
mempercepat proses dan juga memberikan kemudahan untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, peserta didik yang
mengalami masalah penyesuaian diri ternyata kurang berhasil di
sekolah, dan anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah
31
memerlukan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri daripada anak-
anak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.
b. Layanan informasi
Layanan informasi sangat bermanfaat bagi siswa dalam segala hal,
tanpa adanya informasi siswa tidak dapat mengetahui adanya hal-hal
yang berkenaan dengan sekolah maupun dirinya, misalnya pada masa
orientasi, disitu disampaikan beberapa informasi mengenai kurikulum,
sistem belajar, organisasi sekolah dan sebagainya.
Layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada
individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk menjalani suatu kegiatan yang dikehendaki (Asdiqoh,
2014: 28-29).
Dalam penyampaian informasi-informasi kepada siswa perlu
diingat mengenai perkembangan jiwa anak, gaya bahasa dan juga cara
menyampaikanya. Untuk menyampaikan informasi kepada siswa perlu
dipilih metode yang tepat, agar siswa dapat tertarik untuk
mendengarkannya.
Layanan informasi merupakan bagian yang tak kalah pentingnya
dalam proses bimbingan dan konseling di sekolah, para siswa
memerlukan informasi untuk mengambil keputusan mengenai sosial,
akademis, maupun rencana karir, siswa akan terbantu dan terbimbing
dalam memperoleh kesadaran dengan adanya berbagai informasi.
Layanan informasi ini memberikan dorongan pada siswa agar mampu
32
mengadakan perubahan demi masa depan mereka serta membantu siswa
untuk mengetahui bakat, kemampuan, minat, sikap dan karekteristik
kepribadian mereka.
c. Layanan referal (rujukan)
Pada tahap ini, pembimbing atau konselor mengalihkan kasus
kepada pihak atau lembaga lain yang dirasa lebih tepat untuk
menangani suatu kasus, sehubungan kasus tersebut tidak bisa ditangani
oleh konselor sekolah. Selain itu perlunya perencanaan yang matang
seperti dalam pelaksanaan konseling penyuluhan dan bimbingan dirasa
kurang lengkap apabila tidak dilakukan pengumpulan data. Dari hasil
pengumpulan data tersebut bisa diketahui identitas siswa, latar belakang
siswa yang nantinya dapat dipakai untuk langkah selanjutnya dalam
bimbingan dan konseling. Setelah program bimbingan dan konseling itu
dilaksanakan, perlu juga diadakan evaluasi terhadap program itu
sendiri.
d. Layanan penempatan dan penyuluhan
Layanan penempatan dan penyuluhan bertujuan untuk membantu
siswa dalam program kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di
lingkungannya sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, maupun
kebutuhannya, sehingga siswa dapat merasa puas dalam melaksanakan
kegiatan selanjutnya. Melalui layanan ini pula, siswa dibantu untuk
menyesuaikan diri dengan bakat, minat, maupun kemampuannya dalam
kegiatan belajar mengajar, misalnya siswa yang sebetulnya berbakat
33
dalam hal musik maka siswa tersebut disarankan untuk mencoba belajar
musik apabila sebelumnya siswa tersebut ada perhatian terhadap musik.
Pembimbing dalam melaksanakan layanan penelitian ini waktunya bisa
ditentukan menurut program yang ada, biasanya dilaksanakan pada
awal semester, pada awal tahun pelajaran atau akhir semester pada
akhir tahun pelajaran.
e. Layanan bimbingan belajar
Maksud dari layanan ini adalah untuk memberikan bimbingan
belajar agar kegagalan-kegagalan tidak dialami oleh siswa. Pengalaman
menunjukkan bahwa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh
kebodohan atau rendahnya intelegensi. Pada layanan ini terlebih
dahulu dilakukan tahapan-tahapan, tahapan pertama: pengenalan
terhadap siswa yang mengalami masalah belajar di sekolah, disamping
banyaknya siswa yang berhasil dalam belajar, sering pula dijumpai
adanya siswa yang gagal. Secara umum, siswa-siswa seperti ini
dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah dalam belajar;
tahapan kedua: pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar;
dan tahapan yang ketiga: pemberian bantuan pengentasan masalah
belajar melalui pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan
motivasi belajar, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
34
f. Layanan konseling perseorangan
Layanan ini dimaksudkan khusus dalam hubungan langsung tatap
muka antara konselor dan klien. Melalui layanan ini langkah-langkah
yang diambil oleh konselor adalah sebagai berikut:
1) Menentukan masalah
2) Pengumpulan data
3) Analisis data
4) Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah
5) Prognosa atau menetapkan langkah bantuan
6) Evaluasi atau follow up
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan
dalam bimbingan dan konseling ini dimulai sejak peserta didik mulai
masuk dalam suatu instansi atau sekolah, baik dengan cara
memperkenalkan lingkungan sekolah, memberikan layanan informasi,
penempatan sesuai minat dan bakat, juga diberikan layanan bimbingan
belajar agar siswa tersebut tidak mengalami suatu kegagalan dalam
belajar, dan juga agar peserta didik memiliki kemampuan dalam
memahami potensi dalam dirinya sehingga bisa mengembangkannya,
bisa mandiri serta bertanggung jawab.
35
8. Undang-undang yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah
Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan kita demi mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui berbagai macam pelayanan bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka. Kehadiran layanan bimbingan dan
konseling di institusi pendidikan sudah memiliki landasan yuridis formal
dimana pemerintah telah menyediakan payung hukum terhadap keberadaan
bimbingan dan konseling di sekolah. Berikut akan disampaikan peraturan
(Undang-undang pendidikan No. 2 tahun 1989) yang mendasari dan
berkaitan langsung dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Pasal I Ayat (1) “pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara”.
Suasana belajar yang dimaksud adalah kondisi yang terjadi pada saat
diri klien menjalani proses konseling. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
pemberian layanan bimbingan dan konseling seorang konselor diharapkan
mampu mewujudkan proses konseling yang efektif, sehingga konselor
dituntut mampu menguasai keterampilan yang mendukung profesinya.
Pernyataan ini diperkuat dengan Undang-undang No. 20/2003 tentang
sistem pendidikan nasional;
Pasal I Ayat (6) “pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor,
36
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
Penjelasan di atas membuktikan bahwa pekerjaan sebagai konselor
memang dilindungi oleh peraturan hukum, dan tidak semata-mata pekerjaan
biasa. Secara umum tugas konselor adalah bertanggung jawab untuk
membimbing peseta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian
yang matang dan dapat mengenali potensi dalam dirinya secara menyeluruh.
B. Teori Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Secara filosofis, yang dimaksud pribadi adalah “aku yang sejati” dan
kepribadian merupakan “penampakan sang aku” dalam bentuk perilaku
tertentu muncul gagasan bahwa kepribadian adalah kesan yang diberikan
seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari apa yang dipikir,
dirasakan, dan diperbuat yang terungkap melalui perilaku.
G.W. Allport dalam bukunya yang berjudul Child Development
berpendapat bahwa kepribadian adalah suatu organisasi (susunan) yang
dinamis dari sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan
penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan. Sebagai organisasi yang
dinamis, artinya bahwa kepribadian itu dapat berubah-ubah antara
berbagai komponen kepribadian sistem psikofisik seperti kebiasaan, sikap,
nilai, keyakinan, emosi, perasaan, dan motivasi yang memiliki hubungan
erat. Hubungan tersebut terorganisasi sedemikian rupa secara bersama-
37
sama mempengaruhi pola perilaku dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan (Djaali, 2007: 3).
Witherington menyimpulkan dari bukunya Jalaluddin (2000: 151)
bahwa kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang
secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari
keseluruhan itu.
b. Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada
pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang
sosial seseorang.
c. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti
bentuk badan atau ras tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan
dari tingkah laku seseorang.
d. Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang
mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri
kepada lingkungan sosial.
Jadi yang dimaksud kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan,
ekspresi, motivasi, ciri-ciri khas seseorang, sehingga mempengaruhi pola
perilaku dalam menyesuaikan diri, baik di sekolah maupun dalam
lingkungannya. Sikap perasaan dan ekspresi itu juga akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Secara umum
kepribadian merupakan suatu proses dinamis di dalam diri individu yang
terus-menerus dilakukan terhadap sistem psikofisik (fisik dan mental),
38
sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang unik dan khas pada setiap
individu terhadap lingkungannya (Djaali, 2007: 4).
2. Aspek-aspek Kepribadian
Para ahli psikologi memberikan penekanan bahwa yang dipelajari oleh
psikologi tidak hanya jiwa, tetapi juga tingkah laku manusia, baik perilaku
yang kelihatan (overi) maupun yang tidak kelihatan (covert). Berikut akan
disampaikan tentang tingkah laku manusia yang dianalisis dalam tiga
aspek (Ahmadi dan Sholeh, 2005: 169), yaitu:
a) Aspek Kognitif (pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan,
daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan.
Fungsi aspek kognitif ini adalah menunjukkan jalan, mengarahkan,
dan mengendalikan tingkah laku.
b) Aspek Afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan
kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak,
kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi
lainnya disebut aspek kognitif atau psiko-motorik (kecenderungan
atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif.
Keduan aspek ini sering disebut aspek finalis yang berfungsi
sebagai energi atau tenaga mental yang menyebabkan manusia
bertingkah laku.
c) Aspek Motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksaan tingkah laku
manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
39
Walaupun para ahli telah menganalisis aspek-aspek tingkah laku
manusia, tetapi kita harus tetap berpegang pada pengertian manusia
sebagai satu kesatuan yang utuh, yaitu manusia yang berkehendak,
berperasaan, berfikir, dan berbuat.
3. Jenis-jenis kepribadian
Manusia memiliki berbagai macam sifat, dan dari sifat-sifat tersebut
akan mencerminkan kepribadiannya. Berikut disampaikan beberapa jenis
kepribadian. http://agungadhyaksa.blogspot.com/2014/01/3-jenis-
kepribadian-manusia-introvert.html. (diakses pada hari selasa, 11
november 2014, pukul 12.14 WIB).
a. Introvert (Introversion)
Introvert atau Introversion adalah kepribadian manusia yang lebih
berkaitan dengan dunia dalam pikiran manusia itu sendiri. Jadi
manusia yang memiliki sifat introvert ini lebih cenderung menutup
diri dari kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak
berpikir dan lebih sedikit beraktifitas. Mereka juga orang-orang yang
lebih senang berada dalam kesunyian atau kondisi yang tenang,
daripada di tempat yang terlalu banyak orang.
Ciri-ciri Introvert: (1) senang menyendiri; (2) pemikir; (3)
pemalu; (4) pendiam; (5) lebih senang bekerja sendirian; (6) lebih
suka berinteraksi secara langsung dengan 1 orang; (7) susah bergaul
(kuper); (8) senang berimajinasi; (9) jarang bercerita, lebih suka
mendengarkan orang bercerita; (10) senang dengan kegiatan yang
40
tenang (membaca, bermain komputer, memancing, bersantai dsb);
(11) lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi; (12) berpikir
dulu baru berbicara/melakukan; (13) lebih mudah mengungkapkan
perasaan dengan tulisan.
b. Extrovert (Extraversion)
Extrovert atau Extraversion merupakan kebalikan dari Introvert.
Manusia dengan kepribadian extrovert lebih berkaitan dengan dunia di
luar manusia tersebut. Jadi manusia yang memiliki sifat extrovert ini
lebih cenderung membuka diri dengan kehidupan luar. Mereka adalah
manusia yang lebih banyak beraktifitas dan lebih sedikit berpikir.
Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam keramaian
atau kondisi dimana terdapat banyak orang, daripada di tempat yang
sunyi.
Ciri-ciri Extrovert: (1) senang bersama orang; (2) percaya diri
(Kadang bisa berlebihan); (3) aktif; (4) lebih senang bekerja
kelompok; (5) lebih suka berinteraksi dengan banyak orang sekaligus;
(6) gampang bergaul (supel); (7) senang beraktifitas; (8) lebih senang
bercerita, daripada mendengarkan orang bercerita; (9) senang dengan
kegiatan dengan banyak orang (jalan-jalan, pergi ke konser,
nongkrong, berpesta dsb); (10) lebih senang berpartisipasi dalam
sebuah interaksi; (11) berbicara/Melakukan dulu baru berpikir; dan
(12) lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.
41
c. Ambievert (Ambiversion)
Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia yang
memiliki 2 kepribadian, yaitu Introvert dan Extrovert. Manusia
dengan kepribadian ambievert dapat berubah-ubah dari introvert
menjadi extrovert, atau sebaliknya. Memiliki kepribadian ambievert
ini bisa dibilang baik, karena manusia tersebut bisa fleksibel untuk
beraktifitas sebagai introvert ataupun extrovert, serta dapat
berinteraksi dengan introvert dan extrovert dengan baik. Tidak seperti
Introvert yang susah bergaul dengan Extrovert dan sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
memiliki beberapa jenis, diantaranya kepribadian yang berasal dari
dalam individu itu sendiri, kepribadian berasal dari luar individu, dan
kepribadian campuran (antara kepribadian dari dalam dan luar
individu). Jadi sebagai seorang guru atau konselor harus bisa
mengenali kepribadian dari masing-masing siswa, agar bisa
memberikan pelayanan dengan baik dan tidak merugikan satu sama
lain.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor
di antaranya faktor hereditas dan lingkungan. Adapun faktor hereditas
yang mempengaruhi kepribadian antara lain: bentuk tubuh, cairan tubuh,
dan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Sedangkan faktor
lingkungan antara lain meliputi lingkungan rumah, sekolah, dan
42
masyarakat. Di samping itu, meskipun kepribadian seseorang itu relatif
konstan, kenyataannya sering ditemukan perubahan kepribadian.
Perubahan itu terjadi karena dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan
lingkungan (Yusuf dan Nurrihsan, 2008: 19).
Adapun dalam bukunya (Hartati dkk, 2004: 171-186) tentang faktor-
faktor yang menentukan kepribadian dibahas secara mendetail oleh tiga
aliran. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
1) Aliran Empirisme
Aliran Empririsme disebut juga aliran Environmentalisme, yaitu
suatu aliran yang menitik beratkan pandangannya pada peranan
lingkungan sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Asumsi
psikologis mendasari aliran ini bahwa manusia itu lahir dalam
keadaan netral, tidak memiliki pembawaan apa pun, bagaikan kertas
putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki.
Hartati dkk (2004: 172) mengemukakan bahwa lingkungan yang
mempengaruhi kepribadian terdiri atas lima aspek, yaitu geografis,
historis, sosiologis, kultural, dan psikologi. Masing-masing
lingkungan memiliki porsi yang berbeda-beda dalam pengaruhnya
pada kepribadian. Bisa juga seseorang ditentukan oleh faktor
lingkungan tertentu dan mengabaikan/ memperkecil faktor
lingkungan yang lain. Jika faktor lingkungan tadi bisa berfungsi
dengan baik, maka kepribadiannya akan menjadi baik dan lebih
dewasa.
43
2) Aliran Nativisme
Aliran Nativisme merupakan satu aliran yang menitikberatkan
pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan, dan kebakaan
sebagai penentu tingkah laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan
waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari
lahir.
Aliran Nativisme memandang hereditas sebagai penentu
kepribadian. Hereditas itu sendiri adalah totalitas sifat-sifat
karakteristik yang dibawa atau dipindahkan dari orang tua ke anak
keturunannya. Manshur Ali Rajab menyebutkan bahwa terdapat lima
macam yang dapat diwariskan orang tua kepada anaknya yaitu
pewarisan yang bersifat jasmaniah (seperti bentuk tubuh, warna
kulit), pewarisan yang bersifat intelektual (kecerdasan/ kebodohan),
pewarisan yang berbentuk tingkah laku (akhlak terpuji/ akhlak
tercela), pewarisan yang berbentuk alamiah (bersifat internal), dan
pewarisan yang berbentuk sosiologis (bersifat eksternal).
3) Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi adalah aliran yang menggabungkan kedua
aliran di atas (aliran empirisme dan aliran nativisme). Konvergensi
adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam
proses pemunculan tingkah laku. Menurut aliran ini hereditas tidak
akan berkembang dengan wajar apabila tidak diberi rangsangan dari
faktor lingkungan. Sebaliknya rangsangan lingkungan tidak akan
44
membina kepribadian yang ideal tanpa didasari oleh faktor hereditas
(Hartati dkk, 2004: 178). Jadi kepribadian seseorang itu akan
dikatakan baik apabila kedua faktor tersebut saling
berkesinambungan.
Melihat ketiga aliran di atas, maka kepribadian dibentuk oleh banyak
faktor yang saling berpengaruh yang kemudian tumbuh salah satu
diantaranya menjadi faktor yang paling dominan atau memiliki porsi yang
paling banyak diantara yang lainnya. Maka dari itu, mengusahakan
adanya pembentukan kepribadian menjadi baik dan menjadi tanggung
jawab bersama dari berbagai pihak yang bersentuhan dengan kehidupan
individu itu sendiri, baik dimulai dari orang tua sebagai pengendali utama,
faktor hereditas, lingkungan sekitar, sekolah dan masyarakat.
5. Perkembangan kepribadian
Perkembangan kepribadian pada setiap individu memiliki banyak
ragam yang dipengaruhi atau dibentuk oleh pengalaman masa lalu, seperti
masa kanak-kanak dan masa-masa penting lainnya yang kemudian
berpengaruh pada masa dewasanya. Menurut para tokoh, perkembangan
kepribadian individu memiliki banyak versi, diantaranya:
a. Menurut Erikson
Erikson mengutip dari buku (Makmun, 2009: 118-119)
mengemukakan bahwa perkembangan kepribadian seseorang
melewati beberapa masa, diantaranya:
45
1) Masa bayi (infancy), pada masa ini penjaminan kualitas
kehidupan seperti cinta kasih, sentuhan, makanan, bahkan
penanaman dasar dan rasa kepercayaan menjadi hal yang
fundamental untuk taraf perkembangan selanjutnya.
2) Masa kanak-kanak awal (early childhood), pemberian
kesempatan untuk mengembangkan self-control, self estreem,
kemandirian yang masih diwarnai oleh sikap malu-malu dan
ragu-ragu oleh anak.
3) Masa kanak-kanak (childhood), masa untuk memberikan
kesempatan bagi anak untuk berprasangka, menumbuhkan
inisiatif dan menghindarkannya dari perasaan serba salah dan
berdosa (guilty).
4) Masa anak sekolah (school age), penanaman rasa percaya diri
dan kecakapan dalam menyelesaikan sesuatu dengan baik dan
sempurna.
5) Masa remaja (adolescence), masa untuk menemukan kesejatian
atau identitas diri, melindungi dari kebingungan dan kekacauan.
6) Masa dewasa muda (young adulthood), telah terbentuknya
identitas diri membawanya untuk taraf ambil bagian dalam
membina kehidupan bersama.
7) Masa dewasa (adulthood), kesempatan hidup secara kreatif,
produktif, bersemangat, aktif merasakan kegairahan hidup
(generativity), tidak lantas merasa cukup puas dengan keadaan.
46
8) Masa hari tua (old age), masa mendapatkan tempat dan
penghargaan yang layak di tengah masyarakat sebagai bagian
dari masyarakat itu sendiri.
b. Menurut Jung
Jung berpendapat bahwa kepribadian itu mempunyai
kecenderungan untuk berkembang ke arah suatu kebulatan yang stabil.
Perkembangan kepribadian ini adalah pembeberan kebulatan asli
(realisasi atau penemuan diri) yang semula tidak mempunyai
diferensiasi dan tujuan (Yusuf dan Nurrihsan, 2008: 92). Jung
membagi perkembangan kepribadian individu kedalambeberapa
tahaan, diantaranya:
1) Tahap pertama: pada tahap ini terjadi penyadaran fungsi pokok
dan sikap jiwa yang berada dalam ketidaksadaran untuk
mengurangi ketegangan batin dan peningkatan penyesuaian diri.
2) Tahap kedua: pada tahap ini membuat sadar imago untuk
melihat kelemahan-kelemahan diri sendiri yang kemudian
diproyekkan atau dicarikan solusi.
3) Tahap ketiga: pada tahap ini menyadari bahwa dalam hidup
terdapat tegangan atau perlawanan baik secara rohani maupun
jasmani yang mendidik ketabahan dan kebijakan untuk
mengatasinya.
47
4) Tahap keempat: pada tahap ini gambaran manusia yang mampu
mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian menjadi manusia
yang integral atau manusia yang sempurna.
c. Menurut Allport
Allport menegaskan bahwa “apabila bayi menerima keamanan
dan kasih sayang yang cukup, pertumbuhan psikologis yang positif
akan terjadi sepanjang tingkat kemunculan diri”. Berkat kasih sayang
dari orang tua, maka anak akan lebih mudah dalam membentuk
identitas diri. Allport menyadari bahwa setiap individu yang lahir
mengalami perubahan-perubahan yang sangat penting, yaitu:
1) Kanak-kanak: pada waktu lahir anak belum memiliki
kepribadian, namun telah dikaruniai potensi-potensi baik fisik,
maupun temperamen yang diaktualisasikan tergantung
perkembangan dan kematangan.
2) Tranformasi kanak-kanak: manusia adalah organisme yang
egonya selalu berkembang struktur sifat-sifatnya meluas menuju
masa depan sehingga otonomi fungsionalnya sangat berperan
dalam mendorong dan memberi arah tingkah lakunya.
3) Orang dewasa: faktor yang menentukan tingkah laku adalah
sifat-sifat yang terorganisasi dan selaras sampai batas-batas
tertentu sampai berfungsinya sifat-sifat itu disadari dan rasional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kematangan kepribadian individu pada
dasarnya dibentuk sejak masa kanak-kanak sampai masa tua yang
48
semuanya berpengaruh pada kepribadian individu itu sendiri. Agar
perkembangan kepribadian individu dapat tercapai dengan baik, maka
dibutuhkan keterlibatan dalam berbagai aspek kepribadian itu sendiri,
dalam arti sistem atau aspek kepribadian itu telah mengalami diferensiasi
dan perkembangan sepenuhnya dalam proses pembentukan dan penemuan
diri individu itu sendiri.
49
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag
Bukan merupakan rahasia bahwa masyarakat grabag adalah
masyarakat yang kental dalam hal beragama, khususnya agama Islam.
Namun demikian dalam pengalamannya masih sangat beragam sesuai
dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran agama.
Seiring dengan hal tersebut, terdapat beberapa tokoh agama atau kyai
mendirikan pondok pesantren yang memang bertujuan untuk
mengajarkan dan mengembangkan ajaran Islam. Kemudian santri-santri
pondok pesantren tersebut mendirikan Madrasah-madrasah yang
sifatnya Tradisional dan hanya mengajarkan tentang tata cara baca serta
hafalan, dan dilaksanakan di rumah-rumah dan pada umumnya di
rumah sendiri. Pada umumnya anak yang sebaya umur dan
pengetahuannya dijadikan satu kelas dengan diberi materi pelajaran
yang sama dan pada akhir tahun diadakan kenaikan kelas, dari situlah
akhirnya terbentuk Madrasah Wajib Belajar (MWB) yang kemudian
berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Banyaknya Madrasah Ibtidaiyah dengan segala perkembangannya
di Kecamatan Grabag ini, maka menjadi motivasi dan landasan bagi
Alim Ulama dan Tokoh-tokoh masyarakat yang peduli terhadap
pendidikan, maka timbul pemikiran baru untuk mendirikan Madrasah
50
yang lebih tinggi antara lain Madrasah Tsanawiyah Agama Islam, dan
akhirnya pada tahun 1967/1968 berhasil mendirikan Madrasah
Tsanawiyah Agama Islam Arrosyidin dengan menggunakan Yayasan
LP Ma‟arif dengan dikepalai oleh Kyai Mughni, dan menempati rumah
milik Bapak Muhammad Umar seorang tokoh masyarakat di Grabag.
Empat tahun kemudian tepatnya pada tanggal 20 September 1971 status
Madrasah yang semula Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Persiapan
Negeri telah resmi dinegerikan dengan Nomor: 210 tahun 1971, dan
sejak saat itu MTs AI Persiapan Negeri berubah menjadi Madrasah
Tsanawiyah Agama Islam Negeri. Kemudian sejalan berjalannya waktu
MTs AI Negeri berubah menjadi MTs Negeri Grabag, yang resmi
didirikan di Jl. KH Syiroj Grabag Kabupaten Magelang. Pada saat ini
kepala sekolah MTs Negeri Grabag dijabat oleh Bapak Abdul Ghofar,
S. Pd, yang merupakan pindahan kepala sekolah dari MTs Kaliangkrik,
Magelang dan sekaligus menggantikan bapak Gunartomo, M. Pd.
Sejalan dengan perkembangan zaman, sampai sekarang ini
Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag masih aktif dan berkembang
lebih maju di wilayah Grabag dan kabupaten Magelang dan sekitarnya.
Sekolah ini juga melaksanakan akreditasi dengan hasil terakreditasi
“A”.
2. Identitas Madrasah
a. Nama Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag
Alamat : Jl. KH. Syiroj Grabag
51
Kabupaten : Magelang
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 56196
Telepon / Fax : (0293) 3148047
Status Sekolah : Terakreditasi A
Email : [email protected]
b. Nama Kepala Sekolah : Abdul Ghofar, S. Pd.
NIP : 19561010 198103 1006
Alamat Rumah : Sampangan, Bumirejo, Kaliangkrik,
Magelang
c. Alamat Madrasah :
Jalan : Kh. Syiroj
Kecamatan : Grabag
Kabupaten : Magelang
Provinsi : Jawa Tengah
3. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag
a. Visi
MENCETAK MANUSIA ISLAMI YANG UNGGUL DALAM
PRESTASI, DISIPLIN TINGGI DAN BERAKHLAKUL
KARIMAH
52
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan ajaran Agama
Islam secara optimal
2) Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan proses KBM
berjalan dengan lancar dan baik
3) Memotivasi siswa untuk mengenal potensi dengan melibatkan
siswa untuk mengenal warga Madrasah
4) Menumbuhkan rasa kepekaan sosial
c. Tujuan
Berkaitan dengan Visi dan Misi di atas maka MTs Negeri Grabag
mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:
1) Meningkatkan kualitas guru bidang studi
2) Meningkatkan kualitas tenaga administrasi
3) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran Agama
Islam
4) Meningkatkan sarana dan prasarana
5) Meningkatkan kedisiplinan
6) Meningkatkan hubungan dan peran serta masyarakat
7) Meningkatkan prestasi belajar dan ketrampilan siswa
4. Data Guru dan Karyawan MTs Negeri Grabag
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual
maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. Di pundaknya
53
terletak tugas dan tanggung jawab yang berat dalam upaya
mengantarkan anak didik ke tujuan pendidikan yang dicita-citakan,
yaitu untuk mencerdaskan kehidupan anak didik (Syaiful Bahri,
2004:87).
Tenaga pengajar atau guru yang bertugas di MTs N Grabag pada tahun
2014/2015 seluruhnya ada 71 orang yang terdiri dari 55 Guru, 10
Karyawan (pekerja TU dan Pustakawan), 3 orang Cleaning Service, dan
3 orang penjaga.
Tabel 1
Keadaan Guru dan Karyawan di MTs Negeri Grabag
No. Nama Jabatan
1. Abdul Ghofar, S. Pd. Kepala Madrasah
2. Dra. Nur Aini Dwi H. Guru
3. Drs. H. Abdi Nasir Guru/ waka sarana prasarana
4. Nur Widyasari, S. Pd. Guru
5. Siti Aisyah, S. Pd. Guru
6. H. Khoerodin, S. Ag. Guru/ waka Kesiswaan
7. Dra. Mahmudah Ernawati Guru
8. Dwi Priharwati, S. Pd. Guru Bimbingan Konseling
9. Ariyadi, S. Pd. Guru
10. Yuni Dwi Wiratni, S. Pd. Guru
54
11. M. Khustikno, S. Pd. Guru/ waka Kurikulum
12. H. Muh Nursahid Guru/ waka Humas
13. Siti Sujriyati M., S. Pd. Guru
14. Puji Rahayu, S. Ag. Guru
15. Siti Ismiyati, S. Ag. Guru
16. Nuryani, S. Si. Guru
17. Lailatul Masfufah, M. Sc. Guru
18. Rohmadi, S. Pd. Guru
19. Muflia Rustiana N., S. Pd. Guru
20. Siti Syamsiyah, S. Pd. Guru
21. Ari Prihatiningsih, S. Pd. Guru
22. Ana Dwi Setiasih, S. Pd. Guru Bimbingan Konseling
23. Sobariyah, S. Pd. Guru Bimbingan Konseling
24. Lilik Suryani, S. Pd. Guru
25. Puryanti, S. Pd. Guru
26. Isti Arum Zuhara, S. Ag. Guru
27. Darobi Guru
28. Sumaryati, S. Pd EK Guru
29. Taufiq Hasani, S. Ag. Guru
30. Zakiyatul Mugheniyati, S. Ag. Guru
31. Ainus Saadah, S. Pd I Guru
32. Bambang E Santoso, S. Pd I, M. Guru
55
Pd.
33. Tri Haryani, S. Pd. Guru
34. Rifa‟iyah, Aeni, SE Guru
35. Siti Mafrukhah, M. Si Guru
36. Endah Dewiyanti, S. Pd. Guru
37. Zuli Kurniawati, S. Pd I Guru
38. Imroatul Azizah, S. Ag Guru
39. Endang Aryati, S. Pd. Guru
40. H. Achmad Afif, BA Guru
41. Wiwin Tri Sulistiyani, S. Pd Bio Guru
42. Drs. Muslich Guru
43. Dra. Budiyati Guru
44. Arif Nawawi, S. Pd I Guru
45. Ratno Pambudi, S. Pd Si Guru
46. Bambang Laksono, SE Guru
47. Umi Zakiyah, S. Pd I Guru
48. Taufik Agung Pranowo, S. Pd Guru Bimbingan Konseling
49. Susanti Wahyu Chasanah, S. Pd Guru
50. Ellva Prihantina, S. Pd. Guru
51. Budi Hartati, S. Pd I Guru
52. Abdul Mukhid, S. Pd Guru
53. Muhammad Syaifudin, S. Pd I Guru
56
54. Fitriyani, S. Pd Guru
55. Kharis Parama, S. Pd Guru
56. Muhammad Anasikin, S. Si Guru
57. Agustini Kepala Urusan Tata Usaha
58. Muhammad Khoirul Umam
59. Nur Khamsiyah Bendahara
60. Qobul Arsiparis
61. Siti Masruroh PPABP
62. Masrifah Kepegawaian, kesiswaan
63. Muh Asnawi penjaga malam
64. Nasrun Anwar Pustakawan
65. Budi Rahman Penjaga Malam
66. Ima Fatmawanto Kebersihan Madrasah
67. Sunarto Kebersihan Madrasah
68. Surahman Keamanan Madrasah
69. Farid Akhsani Operator Komputer
70. Muhammad Iqbal Pustakawan
71. Tutik Munadhiroh, S. IP Pustakawan
5. Struktur Organisasi
Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur
segala urusan untuk mencapai suatu tujuan, maka untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan kerjasama antar individu dalam sebuah
57
organisasi melalui adanya struktur organisasi. Adapun struktur
organisasi di MTs Negeri Grabag adalah sebagai berikut:
Bagan 1
Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag
Kepala Madrasah
Abdul Ghofar, S. Pd.
KOMITE
MADRASAH
Kepala Tata usaha
Agustini
Bidang Humas
H. Muh
Nursahid, S. Pd.
Waka Kesiswaan
H. Khoerodin, S.
Ag.
Waka Kurikulum
M. Khustikno, S.
Pd.
Bidang Sarana
Prasarana
Dra. H. Abdi Nasir
GURU BK GURU MAPEL WALI KELAS
58
6. Keunggulan atau Prestasi Madrasah
Selain hasil belajar secara akademik, MTs Negeri Grabag juga
memiliki keunggulan dan prestasi di luar akademik, berikut akan
penulis paparkan beberapa prestasi yang pernah diraih oleh siswa-
siswi MTs Negeri Grabag dari Tahun Pelajaran 2011-2014
diantaranya:
a. Juara I Sepak Bola SMP/ MTs se-Kabupaten Magelang Tahun
2011
b. Juara I Pencak Silat Kelas Putra dan Putri tingkat kabupaten
Magelang Tahun 2012
c. Juara III Cabang Futsal Putri se-Kabupaten Magelang Tahun
2012
d. Juara Harapan Tiga Cabang Bola Voli Putri se-Kabupaten
Magelang Tahun 2012
e. Juara I Pencak Silat kelas B Putri tingkat Kabupaten Tahun
2013
f. Juara III Pencak Silat Kelas E Putri tingkat Kabupaten Tahun
2014
g. Juara I Atletik Lari 100 m Putra tingkat Kabupaten Tahun 2014
h. Juara III Pencak Silat Kelas G Putri tingkat Kabupaten Tahun
2014
i. Juara I Pencak Silat Kelas C Putri tingkat Kabupaten Tahun
2014
59
7. Visi, Misi Bimbingan Konseling di MTs Negeri Grabag
1. Visi: mengacu kepada kehidupan manusia yang membahagiakan,
bimbingan konseling membantu individu untuk mampu mandiri,
berkembang, dan bahagia.
2. Misi: memberikan pelayanan bantuan agar peserta didik
berkehidupan yang efektif dan mandiri, serta berkembang secara
optimal melalui potensi dan kompetensi yang dimilikinya, mampu
mengambil keputusan dan mengarahkan diri, merencanakan masa
depan berbudi pekerti luhur serta beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT.
8. Program pelayanan Bimbingan Konseling
Dalam pelaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di MTs
Negeri Grabag bisa berjalan dengan lancar dan akurat serta sesuai
dengan tujuan daripada bimbingan dan konseling itu sendiri, maka
pihak bimbingan konseling menyusun beberapa program, diantaranya
sebagai berikut:
Tabel II
Program Pelayanan Bimbingan Konseling MTs Negeri Grabag Tahun
Pelajaran 2014/2015
No. Kegiatan Pelayanan
1. Persiapan a. Penyusunan Program dan alokasi waktu
b. Pembuatan rencana pelaksanaan layanan
60
c. Penyediaan Fasilitas (ruang Bk, meja, kursi,
papan bimbingan, dll)
2. Pengumpulan a. Observasi
b. Interview
c. DCM, IKMS, buku probadi siswa
d. Hasil prestasi belajar siswa
e. Daftar kehadiran siswa
f. Laporan khusus
3. Layanan BK yang
diberikan
a. Layanan orientasi
b. Layanan informal
c. Layanan penguasaan konten
d. Layanan penempatan dan penyaluran
e. Layanan konseling individu
f. Layanan bimbingan kelompok
g. Layanan konseling kelompok
h. Layanan mediasi
i. Layanan konsultasi
j. Layanan advokasi
4. Konsultasi a. Guru mata pelajaran, wali kelas
b. Orang tua/ wali murid
c. Psikologi, psikiater, dokter, dsb.
5. Pertemuan/ rapat a. Rapat rutin BK dengan Kepala Madrasah dan
Wali kelas
61
b. Kegiatan Insidental (waka kurikulum, Waka
kesiswaan)
c. Pertemuan guru BK dengan Kepala Sekolah
6. Pelatihan/
Penataran/ MGBK
a. Tujuan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan guru BK
7. Evaluasi dan tindak
lanjut
a. Membuat laporan semesteran, kunjungan
rumah
b. Membuat evaluasi program
62
9. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling
Bagan II
Struktur Organisasi pelayanan Bimbingan Konseling
MTs Negeri Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015
Keterangan:
: Hubungan Administrasi
: Hubungan kejasama atau koordinator
: Hubungan Pelayanan
TENAGA AHLI
INSTANSI
KOMITE
MADRASAH
KEPALA MADRASAH
WAKIL KEPALA
MADRASAH
TATA
USAHA
KOORDINATOR
BK
GURU BK
GURU MATA
PELAJARAN
WALI KELAS/
GURU PEMBINA
SISWA
63
B. Data Informan
Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan
beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis
berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan tersebut
adalah beberapa konselor bimbingan konseling yang ada di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag, sample dari murid kelas satu, dua, dan tiga
yang pernah mendapatkan layanan bimbingan konseling, serta tidak lupa
Kepala Madrasah dan wali kelas yang turut andil dalam mensukseskan
tujuan kinerja layanan bimbingan konseling di Madrasah ini. Di bawah ini
akan diuraikan data beberapa informan yang berkenan memberikan
informasi. Informan-informan tersebut adalah sebagai berikut:
1. AG (58 tahun)
AG adalah seorang laki-laki kelahiran Magelang, yang
beralamatkan di Dusun Sampangan, Desa Bumirejo, Kecamatan
Kaliangkrik, kota Magelang. AG menjabat sebagai Kepala Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag sejak tahun 2013. Awalnya AG mengabdi
menjadi guru wiyata di MTs Kaliangkrik sampai tahun 1981, kemudian
pada bulan maret 1981 beliau mendapatkan SK, dan pada tanggal 1
April 2003 beliau mendapatkan SK Kepala Madrasah dan sekaligus
menjabat sebagai Kepala Marasah Tsanawiyah Kaliangkrik samapai
tahun 2013, jadi beliau sudah mengabdi di MTs Kaliangkrik selama 38
tahun yaitu sejak tahun 1976- 2013. Namun sejak tanggal 1 April 2013
64
AG mendapat alih tugas yaitu di MTs Negeri Grabag dan sampai
sekarang.
2. K (45 tahun)
K adalah seorang laki-laki kelahiran Magelang yang beralamatkan
di Desa Kanigoro, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. K juga
merupakan seorang guru Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Grabag yang mengampu pelajaran Qur‟an Hadist, selain itu beliau
dipercaya untuk menjabat sebagai Waka Kesiswaan di sekolah
tersebut.
K menempuh pendidikannya sampai S-1 di IAIN Walisongo dan
lulus tahun 1994, setelah lulus beliau menjadi guru wiyata di desanya,
dan sampai tahun 1999, tepatnya tanggal 1 Mater 1999 beliau diangkat
sebagai PNS dan mendapatkan SK sekaligus ditempatkan di MTs
Negeri Grabag sampai sekarang. K dikenal sebagai guru yang humoris,
meskipun tampang beliau yang serius terkadang membuat siswa-siswa
merasa takut kepdanya, akan tetapi beliau sangat humoris, bahkan tidak
sedikit siswa yang sangat menyukai beliau.
3. ADS (34 tahun)
ADS adalah seorang perempuan kelahiran magelang, tepatnya 12
januari 1980. ADS adalah seorang konselor atau di sekolah menjabat
sebagai guru bk, sejak januari ADS mengajar di MTs sebagai guru bk
yang melayani dan membimbing semua siswa-siswi MTs Negeri
Grabag sampai sekarang. Beliau merupakan lulusan S-1 BK dari UMM
65
(Universitas Muhammadiyah Magelang), meskipun beliau dalam
mengajar harus dilaju dari magelang tepatnya dari Mertoyudan
Magelang, kalau ditempuh sekitar 45 menit, tetapi ADS sangat
mencintai pekerjaannya itu dan ADS sangat bangga bisa mengajar di
MTs Negeri Grabag. “cintai pekerjaanmu sekarang dan jangan sampai
menyesal dengan apa yang kamu peroleh sekarang” itulah pesan beliau.
Hal ini dibuktikan oleh beliau yaitu dengan peningkatan pangkat dari
yang dulu hanya membantu BK tetapi sekarang menjadi koordinator
dari BK itu sendiri, yang sekaligus tugasnya lebih berat tetapi beliau
sangat menikmatinya, sehingga pekerjaan itu bisa berjalan dengan
lancar sampai sekarang.
ADS terkenal sebagai guru wanita yang cantik, anggun, dan ramah.
Tidak sedikit siswa yang menyukai beliau, walaupun terkadang ada
juga siswa yang berani kepada beliau, tapi seperti hanya tugas beliau
sebagai koordinator bimbingan konseling untuk selalu membimbing
dan mengarahkan siswa-siswinya.
4. TAP
TAP adalah seorang laki-laki kelahiran Magelang yang menjadi
salah satu guru bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Grabag sejak 2010. Meskipun beliau terhitung masih baru bergabung
menjadi koneslor di Madrasah, tetapi pengalaman beliau satu langkah
lebih tinggi dibandingkan dengan guru bimbingan konseling yang lain,
hal ini terlihat dari status sarjana beliau yaitu sampai S-2 BK. Meskipun
66
sarjana beliau lebih tinggi dibandingkan guru-guru yang lainnya, tetapi
beliau tidak pernah merasa lebih tinggi, atau pun sombong, semua guru
bimbingan konseling saling membantu dan selalu bersama-sama dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang menyangkut siswa-siswinya.
5. S (48 tahun)
S adalah seorang perempuan kelahiran porworjo yang kini beliau
tinggal di desa Gowak, kecamatan Grabag. S mulai bergabung di MTs
Negeri Grabag tepatnya sebagai guru bimbingan konseling yaitu sejak
januari tahun 2005. S menempuh sarjananya sampai S-1 BK di UMM
(Universitas Muhammadiyah Magelang). Kini S memegang peranan
sebagai guru BK untuk kelas IX.
6. TH (39 tahun)
TH adalah seorang laki-laki kelahiran magelang, tepatnya pada
tanggal 17 juni 1975. TH kini tinggal di Dusun Kauman, Desa kauman,
kecamatan Grabag, kabupaten Magelang. Beliau menyelesaikan
studinya yaitu sampai S-1 Tarbiyah di UMM (Universitas
Muhammadiyah Magelang) dan lulus tahun 2001. “BEJO” itulah yang
pantas untuk menyebut beliau, karena setelah beliau lulus dari
pendidikannya beliau langsung diminta untuk mengajar di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag, anehnya meskipun beliau lulusan Tarbiyah
tetapi beliau diminta untuk mengajar Olahraga dan itu sampai sekarang.
Namun TH menerima tawaran pekerjaan tesebut meskipun
mengajarnya tidak sesuai dengan jurusannya saat kuliah, karena
67
kecintaannya dengan olahraga terlebih “sepak bola”, beliau tidak
merasa kesulitan untuk mengajar olahraga dan hal itu beliau buktikan
dengan tugasnya sebagai guru olahraga sampai sekarang.
TH terkenal sebagai orang yang humoris, ramah, menyenangkan,
jadi tidak heran kalau banyak anak-anak yang menyukai beliau, dalam
artian menjadikannya guru favorit bagi siswa-siswinya. TH tidak
keberatan dengan semua itu, karena kecintaannya dengan olahraga,
menjadikan beliau tidak merasa kesulitan dalam mengajarkan olahraga
di Madrasah meskipun studi beliau adalah tarbiyah. Adapun penulis
melakukan wawancara kepada beliau yaitu sebagai perwakilan sebagai
wali kelas, guna mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
penelitian yang penulis teliti.
7. MHW (16 tahun)
MHW adalah seorang siswa laki-laki kelas IX yang masih berusia
16 tahun. Ia sebenarnya anak yang aktif dan rajin dalam belajar, akan
tetapi ia pernah berurusan dengan pelayanan BK karena masalah
dengan tata tertib di Madrasah maupun masalah pribadinya seperti
kurang memanfaatkan waktu untuk belajar. MHW yang tinggal di
dusun Kalibendo, desa banyusari, kecamatan grabag, kabupaten
magelang. Cita-citanya sangat tinggi yaitu ingin menjadi seorang Polisi.
Setelah mendapatkan pelayanan BK kini ia lebih berhati-hati dan lebih
rajin.
68
8. AA (15 tahun)
AA adalah seorang anak perempuan kelahiran magelang yang
masih menduduki kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag.
Sebenarnya ia adalah anak yang sangat aktif bahkan pintar, serta
mempunyai cita-cita yang unik diantara anak seusiannya, yaitu untuk
bisa menjadi seorang motivator dan psikolog. Karena ada masalah pada
dirinya, kini ia harus berurusan dengan layanan bimbingan konseling,
bukan karena kesalahan atau pelanggaran, akan tetapi karena masalah
pribadinya.
9. MAM (14 tahun)
MAM adalah seorang anak laki-laki yang duduk dikelas VII yang
tinggal di Gabahan, Banaran, Grabag, Magelang. Ia pernah berurusan
dengan BK karena masalah berantem, walaupun niatnya hanya
bercanda tetapi teman lain yang diajak bercanda itu tidak terima jadinya
dia harus berurusan dengan BK, namun selain itu siswa yang
mempunyai cita-cita sebagai pemain sepak bola ini ternyata juga pernah
datang ke BK, tidak karena melanggar aturan atau masalah lain, akan
tetapi atas keinginanya sendiri untuk berbagi cerita alias sharing/
konsultasi. Kini ia merasa dekat dengan semua guru BK di
Madrasahnya tersebut. Anak yang hobinya bermain sepak bola ini
diharapkan nantinya bisa menjadi seorang pemain sepak bola yang
jujur, sportif, dan juga bertanggung jawab.
69
C. Temuan Penelitian
1. Program Bimbingan dan Konseling di MTs Negeri Grabag tahun
pelajaran 2014/2015
Dalam pelaksanaan program bimbingan konseling di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag, guru bimbingan konseling menerapkan
beberapa bentuk program yang diadakan di Madrasah tersebut guna
mencapai tujuan daripada visi dan misi bimbingan konseling. Berkaitan
dengan hal itu, program bimbingan konseling antara lain mereka
terapkan sebagai wujud kontribusi layanan bimbingan konseling
terhadap tercapainya tujuan Madrasah. Para narasumber menjelaskan
ada beberapa program layanan yang diadakan di sekolah ini. Mereka
dengan penuh semangat memberikan segala tenaga, fikiran, waktu,
serta tanggung jawabnya sebagai seorang konselor untuk aktif dalam
memberikan yang terbaik untuk pelayanan bimbingan konseling
tersebut. Pernyataan-pernyataan mereka tidak jauh berbeda mengenai
hal pemberian program bimbingan konseling di sekolah ini. Adapun
program-program bimbingan konseling yang dijalankan di MTs Negeri
Grabag ini ada berbagai macam dan bentuk, seperti pada awal peneliti
masuk untuk mencari data di Madrasah ini, AG mengungkapkan,
“Kebetulan Mbak, dalam pelaksanaan bimbingan konseling di
Madrasah ini kita mengikuti pola 17 plus yang didalamnya berisi
mengenai empat program yaitu mencakup program bimbingan
kepribadian, kemudian program bimbingan belajar, program
bimbingan sosial, dan yang terakhir yaitu program bimbingan
karier. Sebelum itu tentunya kita memberikan pelayanan orientasi
ketika siswa awal masuk ke Madrasah, yaitu untuk memperkenalkan
70
tentang Madrasah dan tata tertibnya. Selain itu juga program-
program ini kita jalankan di madrasah ini pada dasarnya untuk
membantu menyelesaikan masalah pada siswa mbak, baik di sekolah
maupun di masyarakat, beberapa pendataan kita lakukan mulai dari
data pribadi siswa, inventoring lainnya untuk mengetahui kasus atau
masalah siswa serta untuk dicarikan solusi dari pemecahan
masalahnya tersebut, akan tetapi dalam hal ini kita lebih
menekankan kepada bimbingan belajar dan juga bimbingan karier
mbak, melihat siswa-siswa masih dalam usia belajar maksudnya
mereka masih menempuh sekolah menengah pertama jadi masih
banyak peluang belajar kedepannya, juga untuk mengantisipasi
mereka yang mungkin tidak bisa melanjutkan pendidikannya, karena
keterbatasan dana atau yang lainnya,seperti itu mbak.”
Dari pernyataan AG terdapat beberapa program bimbingan
konseling yang bisa dilaksanakan di Madrasah ini. AG menjelaskan
bahwa bimbingan belajar dan bimbingan karier adalah bimbingan yang
lebih ditekankan, mengingat mereka masih duduk di sekolah menengah
pertama dan kemungkinan masih banyak peluang untuk mereka sekolah
yang lebih tinggi. Selain itu dengan menekankan bimbingan karier
untuk mengantisipasi mereka yang mungkin tidak bisa melanjutkan
sekolahnya, sehingga mereka punya pandangan mau apa dan bagaimana
setelah mereka lulus nanti. Pernyataan AG ini diperkuat dengan
ungkapan K dan S yang menyatakan,
“Ya memang ada beberapa program bimbingan konseling yang
dijalankan di Madrasah ini mbak, salah satunya adalah bimbingan
belajar, karena pada dasarnya belajar itu kadang kala siswa
belum begitu memahami sehingga intensitas belajar siswa kurang,
peranan bimbingan konseling disamping bapak/ ibu guru secara
umum bimbingan konseling mempunyai kompetensi yang dominan
dalam memberi bimbingan belajar terhadap siswa. Dengan hal ini
diharapkan nantinya proses belajar anak ada suatu peningkatan,
juga melihat anak-anak ini kan masih duduk dibangku menengah
71
pertama jadi peluang mereka untuk melanjutkan kejenjang
pendidikan tinggi itu masih sangat lebar,”
Pernyataan dari narasumber S menyatakan,
“program bimbingan konseling yang dijalankan di Madrasah ini
sesuai dengan lembaga daripada Madrasah itu sendiri mbak,,
seperti program bimbingan kepribadian, sosial, belajar, dan juga
karier.. nah kebetulan saya sendiri mengajar atau mendampingi
anak-anak kelas IX, dimana disini kita lebih menekankan
bimbingan karier,..
Ya karena gini mbak, kita mengantisipasi kemungkinan adanya
anak-anak yang memang tidak bisa melanjutkan sekolahnya
sampai ke perguruan tinggi, dari sini kita bimbing mereka, kita
arahkan mereka, kita gali potensi dan bakat mereka untuk
bagaimana sih atau apa yang harus mereka lakukan setelah lulus
nanti, sehingga anak-anak itu mempunyai pandangan kedepannya
dan tidak hanya menjadi pengangguran saja,,seperti itu mbak,,”
Dari pernyataan beberapa narasumber diatas, dapat disimpulkan
bahwa banyak sekali yang mendapatkan palayanan dari program
bimbingan konseling ini mengenai masalah-masalah pribadi, baik
masalah dari dirinya sendiri atau masalah yang datang dari lingkungan
sekolah itu sendiri, akan tetapi sejauh ini di MTs Negeri Grabag
diberikan secara khusus program bimbingan konseling, diantaranya
bimbingan belajar dan juga bimbingan karier, mengingat siswa-
siswinya yang masih duduk di sekolah menengah pertama mempunyai
peluang untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi,
sehingga mereka diberikan bimbingan belajar untuk bisa mempunyai
semangat dalam belajar, juga meningkatkan prestasinya atau
mempertahankan prestasinya. Kemudian selain itu siswa-siswi MTs
Negeri Grabag juga diberikan pelayanan bimbingan karier, hal ini untuk
72
mengantisipasi kemungkinan mereka yang tidak bisa melanjutkan
sekolahnya sampai perguruan tinggi, dengan diberikan bimbingan
karier ini diharapkan nantinya mereka bisa menjadi pribadi yang
mandiri.
Pada dasarnya semua program bimbingan konseling adalah sangat
penting dan memerlukan penanganan khusus mulai dari masalah
pribadi, sosial, belajar dan juga karier. Meskipun di Madrasah lebih
menekankan bimbingan belajar dan juga bimbingan karier, tetapi
mereka para konselor tidak mengesampingkan program-program yang
lainnya, karena program bimbingan konseling ini sama-sama dilakukan
dan dijalankan untuk bisa mencapai tujuan dari bimbingan konseling di
Madrasah ini.
Macam-macam program bimbingan konseling yang dijalankan di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag, dari hasil wawancara oleh
peneliti dapat memberikan gambaran mengenai program bimbingan
konseling apa saja yang dijalankan di MTs ini, diantaranya yaitu:
a. Pelayanan Orientasi
b. Bimbingan pribadi/ individual
c. Bimbingan sosial/ kelompok
d. Bimbingan belajar, dan
e. Bimbingan karier
Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa beberapa program layanan
bimbingan konseling yang dijalankan di Madrasah tersebut
73
dilaksanakan untuk memberikan bantuan kepada siswa agar mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik, dan juga berorientasi kedepan
setelah nantinya lulus dari Madrasah tersebut. Para konselor atau guru
bimbingan konseling di Madrasah saling bekerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa-siswinya. Setiap
konselor mempunyai jatah konseli yang berbeda-beda, akan tetapi jika
terdapat masalah yang benar-benar sulit, mereka mengadakan
musyawarah bersama untuk memecahkan permasalahan tersebut serta
usaha tindak lanjutnya.
2. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag Tahun
Pelajaran 2014/2015
Bimbingan konseling merupakan bagian integral dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pendidikan dan pengajaran, sehingga memiliki
kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan di Madrasah.
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling di Madrasah tentunya tidak
terlepas dari kerjasama antara guru bimbingan konseling, guru kelas,
wali kelas, kepala sekolah, karyawan, dan pihak sekolah yang terlibat
dalam situasi baik kondisi saat pembelajaran maupun di luar
pembelajaran. Selain itu pelaksanaan bimbingan konseling
membutuhkan suatu rencana atau program secara baik agar pelayanan
bimbingan konseling itu bisa berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan
daripada bimbingan konseling itu sendiri. Berkaitan dengan
74
pengembangan kepribadian siswa, pelaksanaan pelayanan bimbingan
konseling memang ikut berkontribusi, tidak hanya sekedar
menyelesaikan permasalahan siswa, akan tetapi bimbingan konseling
juga hadir untuk pengembangan kepribadian siswa.
Beberapa langkah pelaksanaan program bimbingan konseling
dalam pengembangan kepribadian siswa yang didapat dari para
informan, beberapa penuturannya sebagai berikut,
ADS mengatakan “dalam pelaksanaannya kita memberikan
pelayanan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya dan
mengembangkan kepribadian siswa itu sendiri. Dengan melalui
layanan orientasi, penempatan, atau penyaluran konseling
individual konseling layanan konten, kelompok konsultasi
beberapa layanan tersebut, yang kita berikan kepada siswa untuk
membantu meyelesaikan masalah mereka, beberapa pendataan
juga dilakukan mulai dari data pribadi, inventoring lainnya untuk
mengetahui kasus dan untuk mencari pemecahan masalahnya
(dengan melihat DCM atau daftar catatan masalah),,”
TAP menambahkan, “pertama kita memberikan layanan orientasi
mbak pada awal ajaran baru untuk memperkenalkan siswa
terhadap lingkungan Madrasah, selain itu kita melaksanakan
sesuai program yang telah direncanakan, seperti pemberian
layanan konseling belajar, pribadi, konseling kelompok, dan
alhmdulillah bisa terlaksana dengan baik mbak,,”
Dalam melaksanakan tugas bimbingan konseling terhadap siswa,
tentunya seorang konselor itu berusaha memecahkan masalah atau
memberikan solusi serta keputusan terhadap masalah dari siswa
tersebut, akan tetapi suatu penggambilan keputusan atau solusi itu tidak
semudah membalikkan telapak tangan, dalam artian seorang konselor
dalam mengambil suatu keputusan itu harus difikirkan secara matang-
75
matang dan tentunya dengan persetujuan dari pihak sekolah yang lain,
baik itu dari kepala sekolah, waka kesiswaan dan pihak-pihak lain agar
dalam mengambil suatu keputusan itu tidak terjadi suatu kesalahan.
Beberapa informan memberikan informasi yang hampir sama kaitannya
dengan pelaksanaan program bimbingan konseling di Madrasah ini,
secara lebih lanjut TH menegaskan,
“Sudah sangat bagus mbak, dalam artian penanganan bimbingan
konseling disini tidak hanya praktis secara langsung (menegur
saja) tetapi juga tercatat dengan baik, karena yang sekarang ini
yang dibutuhkan itu adalah fortofolio sebagai bukti, sehingga guru
bimbingan konseling di Madrasah ini tidak bertindak sesuai
keinginanya atau asal-asalan dalam mengambil suatu keputusan,
tetapi dari pihak bimbingan konseling itu selalu berkonsultasi
dengan pihak sekolah termasuk kepala sekolah, waka kesiswaan,
wali kelas, dan sebagainya, serta memberikan bukti yang akurat
mengenai masalah siswa, sehingga seorang konselor itu dalam
mengambil suatu keputusan tidak terjadi kesalahan,,”
K menambahkan, “Ya sejauh ini saya amati sudah berjalan
dengan baik mbak, bimbingan konseling dalam menjalankan
tugasnya selalu berpedoman dengan tata tertib daripada
bimbingan konseling tersebut juga sesuai program yang telah
dibuat, selain itu guru bimbingan konseling juga bekerja sama
dengan waka kesiswaan mbak, semisal saja apabila bimbingan
konseling dalam menangani suatu siswa yang bermasalah
mendapatkan kesulitan atau dengan usaha bimbingan konseling
tidak bisa berubah atau kurang berhasil, maka saya selaku waka
kesiswaan terjun langsung membantu mbak,,, sehingga keputusan
yang diambil dari bimbingan konseling khususnya dari sekolah ini
tidak terjadi kesalahpahaman dan tentunya diadakan evaluasi
kegiatan juga mbak. Seperti itu mbak,, jadi sejauh ini pelaksanaan
BK sudah sangat baik..”
76
Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa
itu sebagai berikut:
a. Para konselor memberikan pelayanan orientasi kepada siswa
b. Konselor melakukan pendataan terhadap siswa-siswinya yang
bermasalah melalui DCM (daftar catatan masalah)
c. Selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah ketika mengambil
keputusan.
d. Memberikan penyuluhan kelompok sebagai wujud tindakan
pencegahan siswa dalam melakukan penyimpangan kembali.
e. Mengadakan evaluasi kegiatan pelayanan bimbingan konseling.
Dari data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara di atas
memberikan pengertian bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di
Madrasah selalu memberikan banyak sumbangan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan siswa. Jadi bimbingan konseling mampu
membuktikan kinerja secara maksimal dan menuai hasil yang
memuaskan.
3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N
Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015
Dalam upaya mensukseskan visi dan misi dari bimbingan konseling
di Madrasah tentunya membutuhkan suatu dukungan dari semua pihak,
baik itu mengenai fasilitas ataupun faktor pendukung lainnya.
77
Pelaksanaan bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian
siswa akan berhasil apabila mendapat dukungan dari semua pihak, baik
dukungan itu berasal dari Madrasah, guru bimbingan konseling, siswa
itu sendiri, atau pun dukungan yang lain. Berikut penuturan para
konselor mengenai faktor pendukung yang mendukung pelaksanaan
program bimbingan konseling di Madrasah, dibawah ini penuturan AG,
ADS, dan TAP:
AG menyatakan, Ya tentunya faktor yang mendukung pelaksanaan
program BK itu yang pertama tentunya SDMnya mbak, kemudian
yang kedua itu ya dari fasilitas, adapun fasilitas itu mbak bisa
berupa ruang konseling, karena tidak mungkin kan pelayanan
konseling ditengah-tengah guru atau ada yang tahu mengenai
masalah siswa tersebut, kemudian setelah itu harus adanya
administrasi juga mbak agar pelayanan bimbingan konseling ini
bisa berjalan lancar dan juga adanya informasi kepada para siswa
mbak, dan faktor yang terakhir yaitu karena adanya kerjasama
mbak,, baik itu kerjasama antara guru bimbingan konseling itu
sendiri, guru bimbingan konseling dengan siswa, maupun antara
konselor, siswa dan juga orang tua siswa mbak, karena tanpa hal
itu tidak mungkin suatu layanan itu bisa berjalan dengan baik.”
ADS menambahkan, “Ya sejauh ini ketika kita masuk ke dalam
kelas ya mbak, anak-anak itu kadang antusias sekali ya dengan
program bimbingan konseling ini, itu juga dibuktikan dengan
anak-anak sekarang mulai dekat dengan kita ya, mungkin kadang
kala anak-anak itu malu atau takut yah kalau datang ke ruang
bimbingan konseling ini, maka kami menyediakan kotak konsultasi,
SMS, dan juga sosmed dikhususkan untuk mereka yang ingin
bercerita tentang masalahnya mungkin dan sebagainya, dan
selama ini faktor-faktor tersebut sangat mendukung sekali nduk
buat kita,”
TAP juga menambahkan, “Oh iya, semuanya mendukung kok
mbak, terlebih dari Madrasah sendiri sangat mendukung,
kemudian dari orang tua juga sangat mendukung untuk
78
mengembangkan potensi anak-anak mereka. Selain itu dari
fasilitas sendiri mbak, itu sudah sangat mendukung sekali, dari kita
sudah mempunyai ruang sendiri yang begitu cukup besar, ada
ruang konseling, kita sudah punya fasilitas seperti komputer dan
printer dan yang guru BK sudah mempunyai meja dan almari
sendiri-sendiri,, ya saya rasa semua itu sudah cukup sekali nduk,
seperti itu yah..juga sudah disediakan adanya kotak konsultasi
bagi siswa yang mungkin malu dan takut untuk datang ke ruang
BK,, ya cukup lah.. seandainya saat kita ingin mengadakan suatu
acara pun misalnya seminar tadi, dari pihak sekolah pun selalu
berusaha menyediakan ruang dan tempat, serta kebutuhan-
kebutuhannya..”
Dari beberapa informan diatas, penulis dapat menemukan beberapa
faktor yang mendukung pelaksanaan program bimbingan konseling
dalam pengembangan kepribadian siswa, diantaranya sebagai berikut:
a. Sumber daya manusia
b. Adanya fasilitas-fasilitas yang memadai, seperti: ruang
konseling, meja kursi dan almari untuk masing-masing konselor,
kotak konsultasi, dan sebagainya
c. Menjalin kerjasama antara pihak Madrasah, siswa dan juga
orang tua siswa
Segala dukungan di atas sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
program bimbingan konseling di Madrasah dalam pengembangan
kepribadian siswa. Dengan adanya dukungan di atas maka diharapkan
suatu pelayanan bimbingan konseling itu bisa berjalan dengan lancar
dan akhirnya dapat mencapai suatu tujuan atau visi misi daripada
bimbingan konseling itu sendiri, serta dengan pengembangan
79
kepribadian siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya diharapkan
siswa mampu bersikap mandiri, bertanggung jawab dan juga sukses
dalam belajarnya.
4. Faktor Penghambat Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag Tahun
Pelajaran 2014/2015
Dalam upaya mensukseskan tujuan atau visi misi daripada
bimbingan konseling di Madrasah tentunya selain adanya faktor
pendukung, pasti juga adanya faktor yang menghambat pelaksanaan
bimbingan konseling tersebut, sehingga pelaksanaan bimbingan
konseling dalam pengembangaan kepribadian siswa tidak bisa berjalan
mulus atau terganggu. Gangguan-gangguan itu datang tidak hanya dari
pihak guru bimbingan konseling saja, tetapi bisa juga dari siswa itu
sendiri, bahkan orang tua mereka. Terkadang orang tua itu malah tidak
ikut membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi karena
mereka sebagai orang tua terkadang justru yang menyebabkan ketidak
berhasilan kinerja bimbingan konseling. Berikut penuturan para
konselor menanggapi hambatan-hambatan yang mereka alami sewaktu
memberikan pelayanan bimbingan konseling, di bawah ini penuturan
dari ADS, TAP, dan AG yang menyatakan:
ADS menyatakan, “Eeem,, ya ada beberapa persepsi siswa
mengenai bimbingan konseling yang salah, bahwa setiap yang
dipanggil BK itu bermasalah, apalagi untuk anak-anak yang masih
baru gini kan takut kalau dipanggil BK. Kemudian selain itu dari
80
orang tua, kadang ada orang tua yang familiar, artinya orang tua
dipanggil untuk diajak kerjasama tetapi mereka tidak terima atau
tidak bisa menerima masukan dari kami, maka bawaanya
berantem,,”
TAP menambahkan, “Tentunya ada, mungkin ada beberapa
kebijakan yang tidak disetujui, dalam artian gini mbak,, kebijakan
tersebut misalnya kita selalu menganggap siswa itu positif, tapi
ada beberapa orang yang menganggap siswa itu negatif, kemudian
menyuruh siswa tersebut untuk diberikan sangsi dan sebagainya.
Oleh karena itu kita kan tidak boleh yah memutuskan sesuatu yang
tidak sesuai aturan kan, kemudian dari guru sendiri ya terkadang
terjadi perbedaan pendapat mengenai sang anak, misalnya saja
guru berpandangan bahwa anak itu baik, tetapi ia melakukan
suatu pelanggaran dan sebagainya ,,”
AG menambahkan lagi, “Tentunya ada mbak,,, akan tetapi selama
ini persentasinya sangat kecil, yaitu faktor yang menghambat itu
seperti saat mengundang orang tua siswa, baik orang tua yang
diundang datangnya tidak bisa tepat waktu, bahkan tidak bisa
datang, mungkin karena sibuk ataupun sakit,,”
Dari beberapa informan diatas, penulis menemukan beberapa
hambatan yang dialami para guru bimbingan konseling dalam
melaksanaan program bimbingan konselingnya, adapun hambatannya
sebagai berikut:
a. Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan
beberapa pihak guru di Madrasah
b. Kurangnya kerjasama dengan orang tua siswa
c. Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang
takut untuk mengakui kesalahan
d. Pandangan negatif anak tentang bimbingan konseling
81
Segala hambatan yang terjadi di atas mereka rasakan sebagai suatu
hal yang maklum dan wajar saja terjadi. “Jalan itu tidak selalu mulus”,
terkadang melewati hal-hal yang menyenangkan dan terkadang juga
merasakan hal-hal yang sulit serta membutuhkan pemikiran yang
ekstra.
5. Alternatif pemecahan masalah dalam pelayanan Bimbingan
Konseling di Madrasah
Dalam mengembangkan suatu kepribadian siswa pasti banyak
sekali permasalahan yang dihadapi, akan tetapi dari setiap
permasalahan itu pasti ada solusinya, sehingga hal itu membuat
konselor tidak putus asa dan selalu semangat memberikan pembenahan
agar sesuai dengan tujuan. Adapun hambatan-hambatan yang datang
oleh konselor dihadapi dengan lapang dada dan tanpa mengeluh.
Berikut pernyataan mereka,
ADS menyatakan, “Ya,, dengan banyaknya persepsi siswa yang
salah tadi, sekarang ini untuk kelas VII tidak ada jam BK masuk
kelas, karena banyaknya jam mata pelajaran, akan tetapi solusi
sementara ini dari waka kurikulum khususnya memberikan waktu
atau kesempatan BK untuk masuk kelas VII dengan mengambil jam
mata pelajaran wali kelas, tentunya dengan kesepakatan bersama,
agar siswa itu mempunyai pandangan tentang BK, juga sekaligus
memperkenalkan kepada siswa apa sih BK itu, untuk apa sih BK
itu, kita juga bisa mengenal anak lebih dekat, dan sebagainya. Dan
itu benar-benar saya lakukan mbak,, dan terbukti anak-anak juga
senang dan bisa terhibur juga sehingga merubah persepsi mereka
tentang BK, dan banyak anak-anak yang sering curhat walaupun
hanya lewat sms, dan siswa yang mungkin tadinya mereka fikir BK
itu hanya berurusan dengan anak-anak yang bermasalah saja,
tetapi pada dasarnya tidak. Selain itu kita juga melakukan
82
kerjasama dengan orang tua, tidak sedikit loh mbak,, orang tua
yang sering sms saya menanyakan perkembangan kepribadian
anaknya di sekolah, nah dari situ kita melakukan kerja sama
dengan para orang tua, yaitu untuk senantiasa memperhatikan
anak-anaknya, kita juga senantiasa melakukan “Home Visite” atau
berkunjung kerumah si anak untuk melihat secara langsung
sebenarnya bagaimana sih anak ini, mengapa bisa mendapat
masalah dan sebagainya. Ya sejauh ini seperti itu mbak,,”
AG menambahkan, “solusi atau langkah yang kami ambil
misalnya masalah orang tua yang tidak memenuhi panggilan ke
Madrasah. Ya kami dari pihak sekolah melakukan panggilan ulang
kepada orang tua siswa, apabila dalam batas waktu yang telah
ditentukan orang tua siswa tidak bisa berangkat juga, maka dari
kami melakukan kunjungan ke rumah siswa.. agar hal ini bisa
cepat diselesaikan.. begitu mbak,”
Sebanyak konselor di MTs Negeri Grabag hampir menuturkan hal
yang sama mengenai pertanyaan yang peneliti ajukan. Data diatas
merupakan beberapa solusi atau langkah yang diambil konselor dalam
memecahkan hambatan-hambatan yang terjadi, penulis menulisnya
sebagai berikut:
a. Memperkenalkan bimbingan konseling kepada anak sejak awal
(awal anak masuk sekolah), jadi mereka mempunyai
pandangan tentang bimbingan konseling
b. Menjalin kerjasama dengan orang tua siswa dan juga pihak
Madrasah
c. Home visite atau menjalin hubungan baik dengan orang tua
siswa dan melakukan pengawasan secara langsung kepada
siswa
83
d. Mengadakan pertemuan rutin dengan pihak sekolah dan
sharring antara sesama guru bimbingan konseling terhadap
masalah-masalah yang dihadapi siswa
Solusi masalah di atas dimaksudkan agar hambatan-hambatan
yang dialami konselor sewaktu membimbing dan melayani siswa-
siswinya bisa dikurangi dan mendapatkan hasil kerja yang diharapkan.
Hal ini akan bisa terwujud dengan adanya kerjasama yang baik antara
warga Madrasah dan tidak hanya fokus pada konselornya saja. Peran
kepala Madrasah, guru mata pelajaran yang lain, wali kelas, waka
kesiswaan, dan semua warga anggota Madrasah juga berperan penting
dalam mensukseskan kinerja dari bimbingan konseling itu sendiri.
6. Kepribadian Siswa Setelah Mendapatkan Pelayanan Bimbingan
Konseling di Madrasah
Layanan bimbingan konseling diberikan untuk menyelesaikan
masalah-masalah atau problematika yang dihadapi oleh siswa, selain itu
bimbingan konseling juga diarahkan untuk memberikan perubahan
terhadap perilaku siswa ke depan agar lebih baik lagi terutama dalam
kepribadian siswa. Kepribadian siswa yang diinginkan suatu Madrasah
adalah suatu kepribadian yang positif, baik untuk siswa itu sendiri
ataupun untuk kemajuan dan perkembangan Madrasah, serta terhadap
orang lain dan masyarakat.
Bimbingan konseling hadir dalam ranah pendidikan yang
diharapkan mampu berkontribusi dalam perubahan perilaku siswa ke
84
arah yang lebih baik lagi. Bimbingan konseling sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kepribadian siswa, meskipun secara genetik
suatu kepribadian itu sudah melekat dalam diri anak atau sebagai unsur
bawaan, akan tetapi faktor lingkungan dan teman sangat berpengaruh,
seperti ungkapan TAP dalam kesempatan wawancara dengan penulis
yang menyatakan,
“Ya memang bimbingan konseling itu kan ranahnya untuk
merubah dan mengembangkan perilaku atau kepribadian siswa,
akan tetapi sebelum ke –kepribadian itu kan ada yang namanya
sikap mbak, nah apabila sikap itu berhubungan dengan
kepribadian tertentu secara kognitif, misalnya saja siswa tersebut
memiliki sikap dan perilaku yang positif maka akan mengacu juga
kepada kepribadian yang positif juga mbak, akan tetapi ada yang
namanya kepribadian alami, nah bagaimana kita dalam
membentuk atau mengembangkan kepribadian alami itu kearah
yang lebih baik lagi, jangan sampai anak itu berkembang kearah
yang negatif,”
Perubahan perilaku itu diharapkan setelah mereka mendapatkan
layanan bimbingan konseling. Kepribadian yang mungkin secara
bawaan atau alami dan itu dilihat kurang baik, diharapkan setelah
mendapatkan pelayanan dari bimbingan konseling itu maka
kepribadian siswa berangsur-angsur berubah dan berkembang menjadi
lebih baik lagi. Beberapa informan memberikan informasi yang hampir
relatif sama mengenai perkembangan kepribadian siswa dengan
pemberian layanan bimbingan konseling. Secara lebih lanjut,
ADS menegaskan, “Ya, mengembangkan kepribadian seseorang
itu butuh waktu kok ya mbak, tidak semata-mata kita kasih layanan
hari ini terus besok berubah. Tetapi ya program yang kita
laksanakan pada dasarnya untuk mengembangkan kepribadian
85
mereka, gampanggane ya dari kepribadian mereka yang mungkin
kurang baik, bisa kita luruskan dengan pemberian layanan
bimbingan secara terus-menerus sehingga mereka mempunyai
kepribadian yang baik.
Upaya bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian
siswa memang diharapkan mampu memberikan dampak yang besar
bagi si anak, utamanya untuk kemajuan siswa itu sendiri dan tujuan
daripada Madrasah juga. Atas dasar ini para konselor harus berusaha
keras dalam upaya mencapai tujuan dan visi misi bimbingan konseling
dengan lebih intensif lagi dalam hal kinerja dan pelayanan. Peneliti
sendiri dapat menyimpulkan bahwa memang layanan bimbingan
konseling itu sangat ikut andil dalam pengembangan kepribadian siswa,
tentunya kepribadian ke arah yang positif.
Untuk mengetahui apakah suatu layanan bimbingan konseling itu
penting untuk memberikan perubahan perilaku serta kepribadian siswa,
penulis mengambil sample pernyataan dari siswa-siswa yang pernah
mendapatkan layanan bimbingan konseling, berikut penuturannya,
AA menyatakan, “ menurut saya, pemberian pelayanan BK di
tengah-tengah para siswa ini sangat membantu buk, terlebih saya
sendiri. Saya ini orangnya keras kepala buk, ketika diberi arahan
serta nasehat saya mendengarkan tetapi tidak pernah saya
lakukan, nah ketika saya ada suatu masalah dan saya datang ke
BK, dan para guru BK memberikan saya arahan dan motivasi
dengan sabar, telaten dan berusaha membantu menyelesaikan
masalah saya. Sejak saat itu saya mulai menghargai pendapat
orang lain buk, tentunya yang bersifat membangun. Selain itu saya
ini kan anaknya crewet bahkan di kelas sekalipun, pernah saya
tidak memperhatikan pelajaran di kelas dan ketika ulangan nilai
saya pun jelek, kemudian saya berhadapan dengan BK dan oleh
BK diberi arahan serta bimbingan untuk mengurangi bercandaan
86
di dalam kelas, maka saya mulai mengurangi bermain saya di
kelas dan akhirnya nilai saya ketika ulangan pun bisa naik dan
bagus. ”
MHW menambahkan, “tadinya saya itu sering banget bermain
buk, bahkan di dalam kelas juga. Pernah suatu hari saya bermain
seharian dan besok paginya itu saya ada ujian, malamnya saya
merasa capek dan tidur awal tanpa belajar terlebih dahulu, dan
akhirnya keesokan harinya nilai ujian saya sangat jelek. Setelah itu
saya berhadapan ke BK dan mendapatkan layanan dari BK buk,
sejak itu saya menjadi lebih baik lagi, misalnya tidak banyak
bercanda di dalam kelas ketika guru menerangkan pelajaran,
kemudian apabila ada guru yang tidak masuk saya gunakan untuk
ke masjid Sekolah buk untuk sholat dhuha,”
MAM menambahkan juga, “saya mendapatkan pelayanan BK
karena saya melanggar aturan sekolah buk „bolos‟ karena tidak
suka dengan pelajaran hari itu, tapi setelah saya dikasih
peringatan serta bimbingan dan arahan dari BK saya tidak lagi
mengulangi perbuatan melanggar aturan lagi buk, dan saya
merasa lega karena bisa curhat juga mengapa saya membolos, dan
sejak itu saya tidak pernah membolos lagi”.
Berdasarkan pernyataan dari beberapa siswa di atas, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan mengenai kepribadian yang terjadi
kepada siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling.
Adapun perkembangan kepribadian siswa setelah penulis melakukan
wawancara kepada beberapa siswa diantaranya hasilnya sebagai berikut
(5 Desember 2014, pukul 09.36- 12.15 WIB):
1. Siswa lebih percaya diri dalam mengungkapkan
permasalahannya dengan orang lain (konselor).
2. Lebih banyak memanfaatkan waktu untuk belajar daripada
untuk bermain.
87
3. Memperhatikan pelajaran dalam kelas dengan baik.
4. Tidak pernah membolos dan melanggar aturan Sekolah.
5. Menjalankan kewajiban sebagai umat Islam dengan baik
(beribadah kepada Allah).
Dari kesimpulan di atas, maka jelas sekali bahwa pelayanan
bimbingan konseling dapat mengembangkan kepribadian siswa menjadi
lebih baik lagi, terbukti dari pernyataan para siswa setelah mendapatkan
layanan bimbingan konseling tersebut kepribadian mereka mengalami
perkembangan ke arah yang lebih baik lagi dalam kehidupan sehari-
hari, dan hal ini secara langsung dapat mereka rasakan. Selain itu,
siswa menyatakan bahwa para guru bimbingan konseling di Madrasah
ini sangat telaten, sabar, dan profesional dalam membimbing siswa-
siswinya, bahkan mereka tidak pernah putus asa menghadapi kami yang
dendeng, dan bandel. Mereka selalu sabar membimbing kami, sehingga
kami bisa memperbaiki perilaku kami yang mungkin kurang baik dan
mulai dekat dengan semua guru bimbingan konseling.
88
BAB IV
ANALISIS
A. Program-program Bimbingan Konseling yang diterapkan di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag
Bimbingan dan konseling adalah suatu bentuk layanan yang diadakan
dalam setiap sekolahan. Bimbingan konseling sangat berperan aktif dalam
perkembangan pendidikan di sekolah. Bimbingan konseling memberikan
kontribusi ke dalam beberapa pelayanannya yang diberikan kepada siswa
agar terwujud harapan yang diinginkan, karena bimbingan konseling ikut
serta merubah dan mengembangkan suatu kepribadian atau perilaku siswa
yang semula kurang baik menjadi baik, serta dalam peningkatan dibidang
akademis, etika, dan budayannya.
Bimbingan konseling di Madrasah memberikan beberapa pelayanan
program bimbingan konseling kepada siswa untuk perubahan perilakunya
atau perkembangan kepribadiannya. Program-program tersebut ada
beberapa macam dan bentuk, hal ini disesuaikan dengan permasalahan yang
dihadapi oleh siswa. Bimbingan konseling juga memberikan pelayanannya
tidak asal melayani, akan tetapi melihat fokus permasalahan yang kemudian
disesuaikan dengan pemberian pelayanan.
Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan beberapa program bimbingan
konseling yang diberikan guru bimbingan konseling terhadap siswa, yaitu
meliputi:
89
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya (Asdiqoh, 2014: 28).
Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa di MTs N Grabag
juga diberikan layanan orientasi, yaitu diberikan kepada siswa saat
pertama kali masuk sekolah atau pada tahun pelajaran baru, siswa
diperkenalkan mengenai sekolah, lingkungan sekolah, keadaan ruang
sekolah, pengenalan guru dan semua pihak sekolah. Layanan ini
diberikan sekaligus untuk membentuk perilaku siswa agar peka terhadap
lingkungan mereka, dengan kepekaan ini diharapkan nantinya mereka
mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru secara baik dan juga
menaati peraturan yang berlaku.
2. Layanan bimbingan kepribadian
Layanan ini diberikan kepada siswa setelah mereka mampu
beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Dalam artian siswa mengalami
suatu masalah ada saat perjalanan belajarnya, baik itu masalah yang
berkaitan dengan dirinya sendiri, sekolah, ataupun dari lingkungan luar
sekolah. Layanan ini diberikan ketika mereka secara sukarela datang ke
konselor untuk sharring dan meminta solusi pemecahan masalahnya,
selain itu bisa juga diberikan melalui pemanggilan anak karena anak
tersebut termasuk ke dalam siswa yang bermasalah dan seperlunya layak
90
dipanggil untuk mendapatkan layanan serta diberikan solusi untuk
pemecahan masalahnya.
3. Layanan bimbingan sosial/ kelompok
Layanan ini diberikan kepada siswa untuk membantu menghadapi
masalah-masalah sosial, baik itu masalah pergaulan, tantangan kehidupan
yang semakin keras, dan lain-lain (Sudianto dan Nurrihsan, 2005:12).
Berdasarkan hasil penelitian kepada beberapa informan bahwa di MTs
N Grabag memberikan layanan ini kepada siswa dalam bentuk
bimbingan kelompok, misalnya saja terhadap masalah pergaulan siswa
diberikan bimbingan melalui kegiatan seminar, yaitu misalkan tentang
“bullying”. Layanan ini diberikan kepada siswa sebagai upaya tindakan
atau pencegahan kepada siswa berbuat bullying, baik itu terhadap teman-
temannya di Sekolah maupun di masyarakat.
4. Layanan bimbingan belajar
Bimbingan belajar membantu peserta didik dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah belajar, juga sebagai upaya pemberian
bantuan dari konselor kepada siswa dengan cara mengembangkan
suasana belajar-mengajar yang kondusif, agar terhindar dari kesulitan
belajar, dan dapat mengembangkan cara belajar yang efektif sehingga
mencapai hasil belajar yang optimal.
Dalam memberikan pelayanan bimbingan belajar kepada siswa di
MTs N Grabag, para konselor selalu melihat dari permasalahan yang
dihadapi oleh siswa, semisal siswa mengalami kesulitan dalam belajar,
91
baik karena kurang waktu belajar, sulit konsentrasi, atau pun yang
lainnya. Dalam hal ini konselor memberikan bimbingan belajar serta
dicarikan solusi untuk masalahnya tersebut, sehingga anak bisa belajar
dengan baik, tenang, dan meningkatkan prestasinya.
5. Layanan bimbingan karier
Bimbingan karir membantu siswa dalam menghadapi masalah-
masalah seperti pemahaman terhadap dunia kerja, pengembangan karir,
penyesuaian pekerjaan, dan pemahaman terhadap keadaan dirinya senidri
serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan karir yang sesuai
dengan kemampuan dirinya.
Layanan bimbingan karir di Madrasah ini diberikan kepada siswa
guna mengantisipasi terhadap siswa-siswi yang mungkin tidak bisa
melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu dengan cara
mengarahkan dan menggali potensi serta bakat minat siswa yang
diharapkan nantinya siswa dapat mandiri serta tidak membebani orang
lain. Selain itu juga bimbingan karir ini diberikan agar siswa mampu
mengenal dan memahami dirinya dengan dunia kerja, mengembangkan
masa depanya sesuai dengan yang diharapkannya.
Dengan beberapa program layanan bimbingan konseling diatas dapat
memberikan perubahan terhadap perilaku siswa terlebih kepribadian
mereka, serta membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa.
Sehingga siswa bisa berhati-hati dalam bertindak dan dalam jangka panjang
nantinya dapat mengembangkan kepribadian siswa yang lebih baik lagi.
92
B. Implementasi Program Bimbingan Konseling dalam Pengembangan
Kepribadian Siswa MTs Negeri Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015
Pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah dapat
dilaksanakan dengan baik apabila diprogramkan secara baik pula. Oleh
karena itu program bimbingan konseling di sekolah harus direncanakan
dengan baik dan sistematis, karena secara umum program bimbingan
konseling merupakan suatu rancangan kegiatan yang akan dilakukan dalam
jangka waktu tertentu.
Pelaksanaan program bimbingan konseling dalam mengembangkan
kepribadian siswa di Madrasah tentunya tidak bisa berjalan sendiri, tentunya
pelayanan bimbingan konseling ini melibatkan beberapa pihak sekolah,
seperti kepala sekolah, waka kesiswaan, wali kelas, guru kelas, orang tua
siswa, juga dari siswa itu sendiri. Adapun pelaksanaan program bimbingan
konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag dalam upaya
pengembangan kepribadian siswa sudah berjalan secara baik. Berikut
upaya-upaya yang dilaksanakan konselor dalam pemberian pelayanan
bimbingan konseling kepada siswa:
1. Konselor memberikan pelayanan orientasi kepada siswa untuk
memperkenalkan lingkungan Madrasah dan agar siswa dapat
beradaptasi dengan lingkungan Madrasah sehingga bisa menaati
peraturan yang berlaku.
Sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Asdiqoh (2014: 28) yang
menyatakan bahwa layanan orientasi diberikan kepada siswa untuk
93
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang
baru dimasukinya.
2. Konselor melakukan pendataan terhadap siswa-siswinya yang
bermasalah melalui DCM (daftar catatan masalah) untuk dicarikan
solusi permasalahannya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya
Asdiqoh (2014: 45), yang menyatakan bahwa dalam memberikan
pelayanan bimbingan konseling kepada siswa perlu pengumpulan data
terhadap siswa itu sendiri, seperti mengumpulkan berbagai keterangan
tentang siswa, baik itu mengenai permasalahan yang dihadapi siswa,
mengenal karakteristik siswa, inventoring dan kebutuhan siswa.
Sehingga konselor akan lebih mudah dalam memberikan pelayanan
dan memberikan solusi permasalahan.
3. Memberikan penyuluhan kelompok (melalui seminar) sebagai wujud
tindakan pencegahan siswa dalam melakukan penyimpangan kembali.
Sebagai mana sifat bimbingan konseling yaitu “pencegahan”, bahwa
pelayanan bimbingan konseling dapat menghasilkan tercegahnya atau
terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin
timbul, yang akan dapat menganggu, menghambat dan menimbulkan
kesulitan.
4. Selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah ketika mengambil
keputusan agar dalam mengambil suatu keputusan itu tidak terjadi
kesalah pahaman di antara beberapa pihak. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya perbedaan pendapat dari beberapa pihak, baik itu
94
dari guru, orang tua siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam
suatu lingkup Madrasah.
5. Diadakan evaluasi dan tindak lanjut guna mengamati sejauh mana
pelaksanaan program bimbingan konseling, serta sebagai cermin
dalam meningkatkan pelaksanaan program bimbingan konseling ke
depannya agar lebih baik lagi. Hal ini sesuai dengan prinsip dari
bimbingan konseling yaitu bahwa program bimbingan konseling harus
selalu diadakan penilaian secara berkala untuk mengetahui sampai di
mana hasil yang telah dicapai dan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan program itu sesuai dengan yang telah direncanakan
semula (Sudianto dan Nurrihsan, 2005: 12).
C. Faktor-faktor pendukung Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling
dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag Tahun
Pelajaran 2014/2015
Bimbingan konseling dalam melaksanakan tugas, tentunya
membutuhkan dukungan dari semua pihak sekolah dan tidak terkecuali
dengan fasilitas yang mendukung pelaksanaan program bimbingan
konseling dalam pengembangan kepribadian siswa. Pelayanan bimbingan
konseling bisa berjalan dengan lancar tentunya karena ada beberapa faktor
yang mendukungnya, dari hasil wawancara penulis dapat menyatakan
faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan program bimbingan konseling
95
dalam pengembangan kepribadian siswa. Adapun faktor-faktor pendukung
tersebut diantaranya:
1. Adanya fasilitas-fasilitas yang memadai, dengan disediakannya
fasilitas dari sekolah untuk membantu pelaksanaan program
bimbingan konseling ini bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana, yaitu dengan disediakan ruang konseling, meja kursi dan
almari untuk masing-masing konselor, kotak konsultasi, dan yang
lainnya. Hal ini membuat konselor lebih mudah dalam mengarahkan
dan membimbing siswa, seperti halnya dengan disediakannya kotak
konsultasi, siswa lebih banyak mengungkapkan permasalahannya
lewat fasilitas tersebut, karena tidak sedikit siswa yang merasa takut
untuk masuk ke dalam ruang bimbingan konseling, dari situ konselor
bisa lebih memahami karakter siswa dan memberikan pelayanannya
sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Adanya kerjasama antara pihak Madrasah, siswa dan juga orang tua
siswa. Kerjasama yang baik sangat perlu untuk kelancaran kinerja
bimbingan konseling di sekolah. Tanpa adanya kerjasama tentunya
suatu pelayanan itu tidak bisa bekerja secara maksimal untuk bisa
mencapai tujuan daripada program tersebut.
3. Tugas konselor dipegang oleh seorang konselor yang benar-benar ahli
dalam bidang bimbingan konseling, sehingga setiap permasalahan
siswa dapat teratasi dan dicarikan solusi permasalahannya. Selain itu,
pemberian pelayanan bimbingan konseling juga harus disesuaikan
96
dengan kebutuhan siswa, misalnya kebanyakan siswa mengalami
masalah dalam belajarnya, tentunya seorang konselor harus
memberikan pelayanan bimbingan belajar kepada mereka, serta
dicarikan solusi masalahnya. Asdiqoh (2014: 65) menyatakan bahwa
seorang konselor itu harus memegang teguh kode etik bimbingan
konseling yang mengandung ketentuan yang tidak boleh dilanggar
ataupun diabaikan, salah satunya yaitu bahwa pembimbinga haruslah
selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang
memerlukan pengabdian sepenuhnya.
D. Faktor-faktor penghambat Pelaksanaan Program Bimbingan
Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag
Tahun Pelajaran 2014/2015
Bimbingan konseling dalam menjalankan tugasnya selain adanya
faktor pendukung pelaksanaan, tentunya juga tidak terlepas dari beberapa
faktor yang menghambat pelaksanaan. Akan tetapi hal itu tidak mengurangi
semangat para konselor dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai
seorang konselor. Bahkan konselor sangat aktif dalam menangani setiap
kasus yang dihadapi para siswa guna membantu siswa menyelesaikan
masalahnya. Namun, pemberian pelayanan bimbingan konseling itu tidak
semudah membalikkan telapak tangan, terkadang ada saja hambatan yang
menghambat pelaksanaan program bimbingan konseling tersebut,
diantaranya hambatan-hambatan tersebut adalah:
97
1. Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan beberapa
pihak guru. Program bimbingan konseling tidak dapat bekerja dan
berdiri sendiri tanpa adanya kerjasama yang baik dengan semua pihak.
Terkadang guru-guru kurang memahami pentingnya peran bimbingan
konseling yang ada di sekolah, mereka menganggap seolah-olah
bimbingan konseling itu adalah figur polisi sekolah yang bertindak
keras dan kebanyakan ditakuti oleh siswa. Pemahaman seperti ini
yang terkadang menghambat pelaksanaan bimbingan konseling di
sekolah, dan pemahaman seperti ini harus dihilangkan karena
bimbingan konseling hadir di sekolah pada dasarnya untuk membantu
kelancaran tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Bimbingan
konseling bersifat membantu, mengarahkan, membangun,
mengembangkan minat dan bakat para siswa yang sebenarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka diharapkan hubungan yang lebih
sinergis antara bimbingan konseling dengan pihak-pihak sekolah
untuk meningkatkan hubungan kerjasama yang baik, serta
pelaksanaan program bimbingan konseling dalam mengembangkan
kepribadian siswa bisa berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan
yang diinginkan.
Priyatno dan Ermananti (1999: 121) menyatakan bahwa suatu
kesalahpahaman itu perlu dicegah, diluruskan apabila ingin agar
gerakan pelayanan bimbingan konseling pada umumnya dapat
98
berjalan dan berkembang dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah
keilmuan dan praktek penyelenggaraannya.
2. Kurangnya kerjasama dari orang tua siswa. Orang tua memang
merupakan faktor utama dalam mengarahkan perilaku atau
kepribadian anak-anaknya ke jalan yang benar. Akan tetapi terkadang
orang tua juga terlalu over protektif terhadap anak-anaknya, sehingga
hal tersebut membuat sang anak biasanya bertindak seenaknya. Selain
itu, kaitannya dengan pelayanan bimbingan konseling, terkadang
terdapat orang tua yang bersifat menutupi terhadap kesalahan
anaknya, karena anggapan mereka tentang anaknya itu selalu benar.
Seperti ungkapan TAP konselor yang menyatakan,
“kadang ada juga mbak orang tua yang selalu menutupi kesalahan
anaknya, misalnya saja orang tua selalu beranggapan bahwa
kelakuan anaknya itu benar, padahal sebenarnya anaknya itu
melakukan suatu kesalahan/ pelanggaran, maka hal ini perlu
diluruskan mbak agar orang tua juga mengawasi anaknya
sehingga perkembangan kepribadian mereka itu bisa lebih baik”
Hal seperti itu tidak mendukung kinerja daripada bimbingan konseling
dalam mengembangkan kepribadian siswa, maka orang tua perlu
diarahkan dalam menanggapi permasalahan yang sedang dihadapi
oleh anaknya. Selain itu adanya ketidakharmonisan dalam keluarga
juga dapat memicu anak melakukan penyimpangan, yang orang tua
harus ketahui adalah bahwa anak itu memerlukan keadaan yang
nyaman, terutama dalam keluarga untuk mendukung aktifitasnya.
99
3. Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang takut
untuk mengakui kesalahannya. Banyak anggapan bahwa “jujur itu
ajur”, padahal tidak demikian kenyataannya. Kaitannya dengan
pelayanan bimbingan konseling sifat jujur itu sangat mendukung,
karena jika sifat jujur tidak bisa diterapkan dalam pelayanan
bimbingan konseling, tentunya akan mempersulit dalam mencari
solusi dari permasalahan tersebut. Namun pada kenyataannya budaya
untuk mengakui kesalahan diri sendiri itu masih kurang, karena
anggapan mereka tentang perbuatannya yang selalu benar.
4. Pandangan negatif anak tentang bimbingan konseling. Kebanyakan
siswa memandang bahwa bimbingan konseling itu sebagai polisi
sekolah yang bertugas menangani siswa yang bermasalah. Padahal,
pada dasarnya tidak demikian, bimbingan konseling di Sekolah untuk
membantu kelancaran proses pembelajaran, karena bimbingan
konseling ini tugasnya untuk membimbing, mengarahkan,
membangun motivasi anak agar siswa bisa menjadi orang yang
mandiri serta bertanggungjawab.
E. Alternatif solusi yang diambil untuk memecahkan hambatan-hambatan
dalam Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Madrasah
Proses bimbingan konseling dalam memecahkan masalah atau
hambatan saat pemberian pelayanan menawarkan beberapa alternatif
pemecahan masalah yang dilakukan untuk memperlancar kinerja bimbingan
100
konseling dalam mengemban tanggung jawab sebagai seorang konselor di
sekolah yang ikut serta mewujudkan tercapainya visi, misi dan tujuan dari
sekolah. Adapun beberapa alternatif pemecahan masalah yang dilakukan
bimbingan konseling yaitu sebagai berikut:
1. Memperkenalkan bimbingan konseling kepada siswa sejak awal (awal
anak masuk sekolah), jadi mereka mempunyai pandangan tentang
bimbingan konseling, tidak seperti yang mereka anggapkan selama ini
bahwa bimbingan konseling itu merupakan polisi sekolah yang
tugasnya memberikan sanksi dan berurusan dengan siswa yang
bermasalah atau melanggar aturan sekolah. Selain itu juga siswa dapat
memanfaatkan pelayanan bimbingan konseling di Madrasah ini
dengan baik.
2. Menjalin kerjasama dengan orang tua dan juga pihak sekolah, baik
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru-guru mata
pelajaran lain, pihak kantin, dan semua pihak yang terlibat dalam
suatu lingkup sekolah. Kerjasama yang harmonis ini sangat penting
dilakukan untuk memperlancar kinerja dari bimbingan konseling.
3. Home visite atau menjalin hubungan baik dengan orang tua/ wali
murid. Dalam mengembangkan suatu kepribadian siswa menuju yang
lebih baik perlu adanya kerjasama orang tua, dalam hal ini
diadakannya “home visite”, yaitu konselor mendatangi rumah siswa
dengan tujuan menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua siswa
101
untuk selalu mengawasi anak ketika di rumah dan untuk mendapatkan
penyelesaian permasalahan yang dihadapi sang anak.
4. Mengadakan pertemuan rutin dengan semua pihak Madrasah untuk
menyampaikan kinerja dan perkembangan pelayanan bimbingan
konseling di Madrasah agar tidak terjadi perbedaan pendapat lagi, dan
juga sharring antara sesama guru bimbingan konseling, hal ini
berkaitan dengan problem-problem yang dialami siswa. Kritik dan
saran antar sesama konselor sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
suatu pemahaman dan pemyelesaian mengenai masalah yang sedang
dihadapi.
F. Kepribadian Siswa Setelah Mendapatkan Pelayanan Bimbingan
Konseling
Pelayanan program bimbingan konseling memberikan sumbangan
yang sangat besar berkenaan dengan kinerja sekolah dalam keikutsertaannya
dalam mengembangkan kepribadian siswa yang lebih baik. Adapun dari
tahun ke tahun diharapkan layanan bimbingan konseling mengalami
perkembangan, karena dalam setiap pencapaian sebuah tujuan tentu
memerlukan upaya keras dalam menggapai tujuan tersebut. Oleh karena itu,
pelayanan bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag
dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang pesat. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya permasalahan yang dapat dihadapi siswa, perubahan
perilaku dan kepribadian siswa ke arah yang lebih baik, serta banyaknya
102
lulusan yang tidak dapat melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi (SMA/
perguruan tinggi), dengan melalui pelayanan dari bimbingan konseling di
Madrasah ini dapat menyalurkan atau menempatkan peserta didiknya sesuai
dengan keahlian dan minat mereka.
Layanan bimbingan konseling diberikan di Madrasah dengan tujuan
adanya perubahan perilaku dan kepribadian siswa, serta untuk
mengentaskan siswa dari segala permasalahan dan ikut andil dalam
memperbaiki pola perilaku yang kurang baik menjadi baik. Dalam lingkup
sekolah bimbingan konseling di Madrasah sangat diharapkan mampu
mewujudkan visi, misi dan tujuan dari sekolah. Berikut pernyataan dari AG
selaku kepala sekolah yang memberikan pernyataan kepada peneliti saat
wawancara,
AG menyatakan, “perubahan perilaku yang ditunjukkan siswa setelah
mendapat pelayanan bimbingan konseling sejauh ini sangat baik dan
menunjukkan perubahan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya,
Contohnya saja dalam rangka melaksanakan pembiasaan, baik di
sekolah maupun di masyarakat, misalnya saja dalam waktu luang siswa
diajak untuk sholat dhuha, kemudian ketika datang waktu sholat siswa
diajak untuk sholat berjamaah, yang tadinya perlu di oprak-oprak
sekarang sudah berjalan baik tanpa harus dioprak-oprak lagi mbak,
selain itu pendampingan anak dalam kelancaran pembelajaran atau
prestasi juga sangat diperlukan dalam perkembangannya. Oleh karena
itu saya selaku kepala sekolah berharap agar kedepannya pemberian
pelayanan bimbingan konseling lebih intensif lagi, dalam artian dalam
penanganan suatu kasus harus diimbangi dengan pemberian motivasi
kepada siswa, jadi tidak sebatas pemberian pelayanan saja,”.
Pernyataan kepala sekolah di atas membuktikan pentingnya
pemberian pelayanan bimbingan konseling yang diadakan di sekolah, juga
bimbingan konseling berperan aktif dalam mewujudkan tujuan dari sekolah,
103
tidak hanya membentuk siswa yang cerdas dalam hal akademis, akan tetapi
juga emosionalnya, serta mampu bersaing dengan perkembangan zaman
tanpa melakukan suatu penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan
orang lain. Pengembangan kepribadian yang baik, positif, dan berakhlakul
karimah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta bisa menjadi individu
yang mandiri dan bertanggung jawab. Berikut kepribadian yang terjadi pada
siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling diantaranya:
1. Siswa yang sebelumnya merasa bimbang dan takut berkonsultasi
kepada guru BK menjadi lebih percaya diri dalam mengungkapkan
permasalahannya dengan konselor, dalam artian siswa berusaha jujur
atas permasalahan yang terjadi dalam dirinya, sehingga siswa dapat
menyelesaikan permasalahannya dengan baik, dan lebih bisa mandiri
dari sebelumnya.
2. Siswa yang sebelumnya banyak menghabiskan waktu dengan hal-hal
yang kurang produktik menjadi lebih banyak memanfaatkan waktu
untuk belajar, maksudnya adalah yang dulunya ada waktu luang
digunakan untuk bermain atau menonton televisi sekarang mereka
biasakan untuk belajar tentang pelajaran yang diajarkan tadi di
sekolah.
3. Siswa yang sebelumnya kurang konsentrasi saat mengikuti proses
belajar mengajar menjadi lebih memperhatikan pelajaran dalam
kelas dengan baik, yaitu siswa yang tadinya sering bergurau di dalam
kelas, tidak pernah memperhatikan pelajaran, mereka sekarang lebih
104
sering memperhatikan pelajaran sehingga mereka bisa menangkap
materi yang diajarkan oleh gurunya.
4. Siswa yang sebelumnya sering tidak masuk sekolah tanpa alasan
menjadi tidak pernah membolos lagi, yaitu siswa yang awalnya suka
membolos karena malas sekolah atau ada mata pelajaran yang tidak
disukai sehingga mereka membolos, setelah mendapatkan layanan
bimbingan konseling mereka menyadari bahwa pelajaran itu penting
dan mereka tidak pernah membolos dan melanggar aturan dari
sekolah.
5. Siswa yang sebelumnya kurang rajin dalam beribadah menjadi lebih
bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajiban, maksudnya
yang awalnya mereka masih sulit melaksanakan kewajibannya
sebagai orang Islam (beribadah/ shalat), di sekolah para siswa
diajarkan untuk selalu menjalankan kewajibannya dengan baik,
misalnya mengajak siswa untuk shalat berjamaah, membiasakan
shalat dhuha, dan sebagainya.
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I sampai
dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang
dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai
kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu:
1. Program bimbingan konseling yang diterapkan di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag meliputi layanan orientasi, layanan
bimbingan kepribadian, layanan bimbingan sosial/ kelompok, layanan
bimbingan belajar, dan layanan bimbingan karier.
2. Implementasi program bimbingan konseling dalam pengembangan
kepribadian siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag yaitu para
konselor melakukan beberapa hal yang dapat memperlancar kinerja dari
program bimbingan konseling tersebut, di antaranya: konselor
memberikan pelayanan orientasi, melakukan pendataan terhadap siswa-
siswinya yang bermasalah melalui DCM, memberikan penyuluhan
kelompok (melalui seminar), selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah
ketika mengambil suatu keputusan, dan mengadakan evaluasi serta
tindak lanjut mengenai pelaksanaan bimbingan konseling.
3. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan program bimbingan
konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag meliputi adanya dukungan dari beberapa
106
pihak sekolah, adanya fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan
pelayanan bimbingan konseling, dan pelaksanaan program bimbingan
konseling dipegang oleh orang yang benar-benar ahli dalam bidang
bimbingan konseling.
4. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program bimbingan
konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag meliputi: kurang sinergisnya hubungan
antara guru bimbingan konseling dengan beberapa pihak guru,
kurangnya kerjasama dengan orang tua siswa, kurangnya kejujuran dari
siswa untuk mengakui kesalahannya, dan adanya pandangan negatif
anak tentang bimbingan konseling.
5. Alternatif solusi yang ditempuh untuk memecahkan hambatan-
hambatan dalam pelaksanaan program bimbingan konseling di MTs N
Grabag yaitu para konselor melakukan beberapa hal, di antaranya:
memperkenalkan pelayanan bimbingan konseling kepada siswa sejak
awal, membangun kerjasama yang baik dengan orang tua dan pihak
sekolah, melakukan home visite, dan selalu mengadakan pertemuan
rutin dengan pihak-pihak Madrasah untuk menyampaikan
perkembangan dan pelayanan bimbingan konseling serta sharing
dengan sesama konselor lain untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi siswa.
6. Kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan Bimbingan
Konseling bisa dilihat dari kebiasaan atau perilaku siswa yang awalnya
107
menyimpang kemudian tidak pernah melanggar aturan sekolah lagi,
lebih bersemangat dalam belajar, lebih bisa memanfaatkan waktu, dan
juga lebih bisa bersikap dewasa serta mandiri dan percaya diri. Selain
dari perubahan kepribadian, bimbingan konseling juga berhasil dalam
hal memberikan pelayanan kepada siswa, misalnya banyaknya
permasalahan yang dapat dihadapi siswa, dan banyaknya lulusan yang
tidak dapat melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi (SMA/
perguruan tinggi) mereka dapat menyalurkan atau menempatkan dirinya
sesuai dengan keahlian, bakat dan minat mereka.
B. Saran
Adapun saran yang terkait dengan implementasi program bimbingan
konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs N Grabag kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015 antara lain:
1. Untuk sekolah
Mampu meningkatkan kinerja layanan bimbingan konseling agar
lebih aktif dan intensif lagi, juga mengembangkan kerjasama yang baik
antara beberapa pihak Sekolah, yaitu antara guru bimbingan konseling,
kepala sekolah, kesiswaan, guru mata pelajaran, wali kelas, dan semua
pihak sekolah yang terlibat dalam lingkungan sekolah. Sekaligus sarana
dan prasarana yang lebih lengkap.
2. Untuk Siswa
Bagi siswa diharapkan lebih bisa mengetahui tentang program
bimbingan konseling, sehingga mereka tidak berpandangan negatif
108
tentang bimbingan konseling, bahwa semua yang berhubungan dengan
bimbingan konseling itu pasti bermasalah, padahal kenyataannya tidak
demikian. Oleh karena itu, siswa pun mampu memanfaatkan pelayanan
bimbingan konseling untuk sekedar sharring atau berkomunikasi dalam
menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga siswa dapat menjadi
pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya.
3. Untuk Guru
Guru diharapkan untuk selalu memperhatikan anak didiknya, selalu
memberikan motivasi terhadap siswa, serta selalu memberikan suri
tauladan yang baik bagi siswa, sehingga siswa tidak mempunyai fikiran
untuk melanggar suatu aturan atau norma yang berlaku dalam sekolah,
dan akhirnya dapat mencapai tujuan serta visi dan misi dari Madrasah.
109
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Sholeh, Munawar. 2005. Pikologi Perkembangan (cetakan ke-2).
Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsini. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Bina aksara
-------------------------. 2011. Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan
Konseling. Yogyakarta: PT Aditya Media
Asdiqoh, Siti. 2014. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah (cetakan ke-2).
Yogyakarta: STAIN Salatiga Press
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hartati, Netty, dkk. 2004. Islam dan Psikologi. Jakarta: PT Grafindo Persada
Jalaluddin. 2000. Psikologi Agama (Cetakan ke-4). Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ketut, Dewa. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Makmun, Syamsuddin Abin. 2009. Psikologi Pendidikan (cetakan ke-10).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Miles, Matthew & Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
UI-Press
Moloeng, J. Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Munir, Samsul Amin. 2010. Bimbingan dan Konseling Islami. Jakarta: AMZAH
110
Nurrihsan, dkk. 2004. Manajemen Bimbingan dan Konseling Kurikulum 2014.
Jakarta: PT Grasindo
Prayitno dan Ermananti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Sudianto, Akur & Nurrihsan, Juntika Achmad. 2005. Manajemen Bimbingan dan
Konseling di SMA. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif. Bandung: CV.
Alfabeta
Suprayogo, Imam & Tobroni. 2003. Metodologi Penelitian Sosial- Agama.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito
Tohirin, 2007. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Yusuf, Syamsu & Nurrihsan, Juntika Achmad. 2005. Landasan Bimbingan
Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Yusuf, syamsu & Nurrihsan, Juntika Achmad. 2008. Teori Kepribadian (cetakan
ke-2). Bandung: Remaja Rosdakarya
http: // agungadhyaksa. blogspot. Com /2014/01/3 –jenis –kepribadian –manusia -
introvert. html
111
112
PEDOMAN WAWANCARA dan HASIL WAWANCARA
(VERBATIM)
“IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”
1. Nama : AG
Alamat : Sampangan, Bumirejo, Kaliangkrik, Magelang
Jabatan : Kepala Madrasah
Hari/ tanggal : Jumat, 28 November 2014
Waktu : 09.10 WIB
Tempat : ruang Kepala Sekolah
Hasil wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak ketahui
tentang Bimbingan
Konseling?
BK adalah suatu layanan bimbingan yang
harus ada dalam suatu instansi atau sekolahan,
karena fungsi dari BK itu sendiri adalah untuk
membimbing dan mengarahkan siswa ke arah
yang lebih baik lagi dan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang ada pada
diri siswa.
2. Menurut bapak, program
BK apa saja yang
diterapkan di Madrasah
ini?
Kebetulan mbak, program-program BK yang
kami terapkan di sekolah ini yaitu mencakup
empat program diantaranya yang pertama
program bimbingan kepribadian, kemudian
program bimbingan belajar, kemudian program
bimbingan sosial, dan yang terakhir yaitu
113
program bimbingan karier.
3. Menurut bapak,
bagaimana pelaksanaan
pelayanan BK di
Madrasah ini dalam
pengembangan
kepribadian siswa?
Sejauh ini cukup berhasil, dengan
dibuktikannya output siswa setelah belajar di
sekolah ini begitu baik,
4. Menurut Anda,
bagaimana dengan
fasilitas yang disediakan
untuk pelayanan BK ini?
Kami dari pihak Madrasah selalu berusaha
memberikan fasilitas yang memadai guna
pelayanan BK ini bisa berjalan dengan lancar
mbak, untuk saat ini fasilitas dari Madrasah ya
menyediakan ruang BK itu mbak, terus meja
dan almari para konselor, kami sediakan
komputer lengkap dengan printnya, terus
kemudian kami juga membuatkan ruang
konseling di dalam ruang BK itu. Ketika dari
pihak BK akan mengadakan suatu kegiatan,
semisal seminar seperti kemarin itu, ya kita
berusaha menyediakan tempat serta keprluan-
keprluannya. Seperti itu mbak,,
5. Apa saja faktor
pendukung pelaksanaan
program BK di
Madrasah?
Ya tentunya faktor yang mendukung
pelaksanaan program BK itu yang pertama
tentunya SDMnya mbak, kemudian yang
kedua itu ya dari fasilitas, adapun fasilitas itu
mbak bisa berupa ruang konseling, karena
tidak mungkin kan pelayanan konseling
ditengah-tengah guru atau ada yang tau
mengenai masalah si siswa tersebut, kemudian
setelah itu harus adanya administrasi juga
mbak agar pelayanan BK ini bisa berjalan
114
lancar, dan juga adanya informasi kepada para
siswa mbak, faktor yang terakhir yaitu karena
adanya kerjasama mbak, baik itu kerjasama
antara guru BK itu sendiri, guru BK dengan
siswa, maupun antara guru BK, siswa dan juga
orang tua siswa mbak, karena tanpa hal itu
tidak mungkin suatu layanan itu bisa berjalan
dengan baik..
6. Adakah hambatan dalam
pelaksanaan program BK
di Madrasah?
Tentunya ada mbak, akan tetapi selama ini
persentasinya sangat kecil, yaitu faktor yang
menghambat itu seperti saat mengundang
orang tua siswa, baik orang tua yang diundang
datangnya tidak bisa tepat waktu, bahkan tidak
bisa datang, mungkin karena sibuk ataupun
sakit.
7. Bagaimana alternatif
atau solusi dalam
menyelesaikan hambatan
tersebut?
Ya kami dari pihak sekolah melakukan
panggilan ulang kepada orang tua siswa,
apabila dalam batas waktu yang telah
ditentukan orang tua siswa tidak bisa berangkat
juga, maka dari kami melakukan kunjungan
kerumah siswa agar hal ini bisa cepat
diselesaikan, begitu mbak,,
8. Bagaimana kepribadian
siswa setelah mereka
mendapatkan pelayanan
BK?
Perubahan itu sangat baik mbak,
Contohnya dalam rangka melaksanakan
pembiasaan, baik di sekolah maupun di
masyarakat, misalnya saja dalam waktu luang
siswa diajak untuk sholat dhuha, kemudian
ketika datang waktu sholat siswa diajak untuk
sholat berjamaah di musholla, nah setelah
melewati bimbingan tersebut, tanpa disuruh
115
siswa-siswa sudah menbiasakan diri untuk
melaksanakan hal-hal tersebut.
Wawancara terhadap Waka Kesiswaan:
2. Nama : K
Alamat : Kanigoro, Ngablak, Magelang
Jabatan : Waka Kesiswaan
Hari/ tanggal : Senin, 01 Desember 2014
Waktu : 10.10 WIB
Tempat : Ruang Guru
Hasil Wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak ketahui
tentang Bimbingan
Konseling?
Bimbingan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada siswa, baik siswa
yang mempunyai masalah atau tidak, karena
melalui pelayanan bimbingan konseling
dengan cara membimbing proses belajar
mengajar dan masalah etika atau moral kepada
siswa, proses bimbingan konseling tersebut
diharapkan mampu mencapai tujuan
pembelajaran, baik pembelajaran yang bersifat
kognitif atau nilai-nilai yang ditentukan
berdasarkan KKM dari masing-masing mapel
bisa tercapai dan akhlaknya juga sesuai dengan
harapan.
2. Menurut bapak, program
BK apa saja yang
diterapkan di Madrasah
ini?
Ya itu memang ada beberapa program
bimbingan, salah satunya adalah bimbingan
belajar, karena pada dasarnya siswa itu kadang
kala belum begitu memahami sehingga
116
intensitas belajar siswa kurang, peranan BK
disamping bapak/ ibu guru secara umum BK
mempunyai kompotensi yang dominan dalam
memberi bimbingan terhadap siswa. Dengan
hal ini diharapkan nantinya proses belajar anak
ada suatu peningkatan. Kemudian selain
bimbingan belajar, terdapat juga bimbingan
moral atau akhlak, sehingga di madrasah ini
dibuat suatu tata tertib, dimana dalam tata tertib
tersebut dijelaskan pasal-pasal mengenai
pelanggaran dan ketentuan-ketentuannya. Hal
ini di buat guna anak tidak sampai melanggar
aturan sehingga dapat menumbuhkan moral
dan akhlak siswa agar siswa mempunyai suatu
kepribadian yang baik.
3. Menurut Anda,
bagaimana pelaksanaan
pelayanan BK di
Madrasah ini dalam
pengembangan
kepribadian siswa?
Ya sejauh ini saya amati sudah berjalan
dengan baik mbak, BK bekerja sama dengan
waka kesiswaan mbak, semisal saja apabila BK
dalam menangani suatu siswa yang bermasalah
mendapatkan kesulitan atau dengan usaha BK
tidak bisa berubah atau kurang berhasil, maka
saya selaku waka kesiswaan terjun langsung
membantu mbak, sehingga keputusan yang
diambil dari BK khususnya dari sekolah ini
tidak terjadi kesalahpahaman. Seperti itu mbak,
jadi sejauh ini pelaksanaan BK sudah sangat
baik.
4. Menurut Anda,
bagaimana dengan
fasilitas yang disediakan
Sejauh ini pihak Madrasah selalu memberikan
yang terbaik guna memperlancar pelayanan BK
ini mbak, disediakan ruang BK, komputer
117
untuk pelayanan BK ini? untuk BK, dan yang kemarin itu BK habis
mengadakan acara seminar untuk semua siswa
mbak, ya kita berusaha menyediakan tempat
serta menyediakan peralatan yang memang
dibutuhkan. Seperti itu mbak,,
5. Apa saja faktor yang
mendukung pelaksanaan
program BK di
Madrasah?
Yang mendukung pelaksanaan program BK ya
tentunya yang pertama mungkin tugas pokok
dalam BK itu sendiri, dimana ada ketentuan
dari kepengurusan BK. Terus yang kedua
adanya dukungan dari bapak kepala sekolah,
terus dukungan dari wakil-wakil kepala sekolah
dan juga dukungan dari bapak/ibu guru, artinya
semua perilaku siswa yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar dan moral atau akhlak
setidaknya menjadi tanggung jawab BK, tetapi
semua komponen warga madrasah itu
mempunyai tanggung jawab yang sama, cuman
secara administrasi itu nanti BK yang
menangani secara langsung, terutama masalah
anak-anak yang sering melanggar aturan,
pemanggilan2 siswa terhadap pelanggaranya,
dan lain-lain
6. Adakah hambatan dalam
pelaksanaan BK di
Madrasah?
Ya iya mbak,, karena setiap aturan itu pasti ada
hambatannya, hal itu bisa dari siswa yang tidak
memahami tentang aturan-aturan di Madrasah
yang mana aturan tersebut pada kalanya sudah
disosialisasikan baik kepada orang tua maupun
siswa itu sendiri ketika penerimaan siswa baru
(MOS) atau pun saat upacara. Selain itu,
hambatan berasal dari adanya perbedaan
118
pemahaman mengenai point pelanggaran.
Kemudian hambatan bisa juga dari orang tua
siswa yang mana terdapat beberapa orang tua
yang tidak memperhatikan secara benar
terhadap putra/putrinya, sehingga apa yang
dilakukan anak-anaknya kadang kala orang tua
tidak mengetahui, maksudnya menurut
pandangan orang tua bahwa kelakuan anaknya
itu bagus artinya tidak pernah melanggar
aturan, tetapi ternyata anak-anaknya tersebut
melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan aturan sekolah.
7. Bagaimana alternatif atau
solusi dalam
menyelesaikan hambatan
tersebut?
Ya tentunya dari madrasah ini baik dari kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru
BK mengadakan penjelasan-penjelasan atau
sosialisasi ketika awal penerimaan siswa baru,
dengan mengumpulkan orang tua siswa dan
siswa, kemudian didalamnya dijelaskan
mengenai tata tertib, masalah pentingnya
belajar, masalah pentingnya pengamatan
/pengawasan terhadap anak-anaknya itu yang
mana nanti diharapkan keinginan orang tua
menyekolahkan ini bisa memperoleh ilmu yang
bermanfaat sesuai dengan harapan orang tua.
Terus memotivasi belajar, untuk
memperhatikan anaknya dalam belajar atau
perilaku yang menyampang yang mana
harapannya anak-anak bersekolah di madrasah
itu bener-bener berhasil dalam kognitif,
maupun dalam bidang moral atau akhlak.
119
8. Bagaimana kepribadian
siswa setelah
mendapatkan pelayanan
BK?
Ya, memang tujuan daripada BK itukan
diharapkan untuk bisa meluruskan siswa-siswi
yang mungkin kecenderungan dari anak itu
tidak lurus, dalam artian gini mbak,,
kemungkinan anak itu cenderung masih labil
atau segala sesuatu belum dilandasi dengan
suatu prinsip yang bener, atau belum bisa
bertindak sesuai benar. Lha dengan pemberian
layanan BK ini mbak, dan juga pengetahuan
supaya anak itu bisa berperilaku yang baik
untuk dirinya sendiri, orang tua, maupun
masyarakat secara umum. Tetapi kadang kala
ada yang tidak berhasil, akan tetapi
porsentasinya sangat kecil, sudah diberikan
dengan peringatan-peringatan tertentu atau
orang tua diundang ke sekolah beberapa kali,
melakukan kunjungan kerumah siswa tetapi
anak masih melakukan bentuk pelanggaran.
Tetapi sejauh ini ada peningkatan dan
keberhasilan, hal itu bisa dilihat pada saat
UAN, dan juga dalam bidang ibadah. Setelah
siswa diberikan pengetahuan, atau pemahaman
tentang ibadah, siswa mulai menunjukkan
peningkatan, misalnya saja pada waktu luang
kebanyakan anak melakukan sholat dhuha dan
sholat berjamaah, anak juga banyak yang
sekarang menaati aturan sekolahan dan
sebagainya.
120
Wawancara terhadap Guru BK MTs Negeri Grabag:
3. Nama : ADS
Alamat : Donorejo, Mertoyudan, Magelang
Jabatan : Guru BK
Hari/ tanggal : Selasa, 2 Desember 2014
Waktu : 08.15 WIB
Tempat : Ruang BK
Hasil Wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Menurut Anda, apakah
yang dimaksud dengan BK
di Madrasah?
BK itu bertujuan membimbing kearah yang
optimal, sesuai transisi dari anak untuk
menjadi lebih baik, dan hal itu maka perlu
didampingi, dibimbing, serta diarahkan,
sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang
mandiri. Hal ini tidak hanya ditujukan
kepada siswa yang bermasalah saja, tetapi
juga bagi semua siswa pada umumnya.
2. Program BK apa saja yang
dijalankan di Madrasah
ini?
Ya kita itu kan mengikuti 4 bidang layanan
ya mbak, yaitu pribadi, sosial, belajar, dan
karier. Kita mengacunya kepada pola 17
yaitu mengenai empat bidang layanan tadi
(pribadi, sosial, belajar, dan karier), terus
nanti ada beberapa layanan, seperti layanan
konseling individu, kelompok, klasikal, ada
lagi yang sekarang lagi tren itu kan layanan
Responsif. Layanan responsif itu layanan
secara langsung, sekarang ini kan lagi
ngetren-ngetrennya masalah “bullying” yah,
jadi sebisa mungkin kita sebagai guru BK
itu tanggap, misalnya dengan cara
121
mengadakan seminar mengenai bullying
kita manggil atau bekerja sama dengan
pakar-pakarnya seperti itu mbak,, dan hal
ini kita sampaikan sejak awal tahun
pelajaran.
3. Bagaimana pelaksanaan
BK dalam pengembangan
kepribadian siswa?
Ya kita melaksanakan atau memberikan
pelayanan BK terhadap siswa ini sesuai
tujuan serta visi dan misi dari BK itu sendiri
mbak, sesuai prosedur atau rencana program
yang telah kita buat dan kita sepakati
bersama, dan juga selain itu adanya buku
pedoman BK. Sehingga kita bisa
profesional dalam membimbing anak-anak
dan tentunya dibutuhkan kesabaran,
ketelatenan, dan keikhlasan dalam
membimbing mereka karena yang kita tau
sikap anak itu berbeda-beda.
4. Bagaimana dengan
fasilitas yang disediakan
dari Madrasah?
Kalau fasilitas BK di MTs Negeri Grabag
ini alhamdulillah yang nduk ya,, kita sudah
mempunyai ruang sendiri yang begitu
cukup besar, ada ruang konseling, kita
sudah punya fasilitas seperti komputer dan
printer dan yang guru bk sudah mempunyai
meja dan almari sendiri-sendiri,, ya saya
rasa semua itu sudah cukup sekali nduk,
seperti itu yah..juga sudah disediakan
adanya kotak konsultasi bagi siswa yang
mungkin malu dan takut untuk datang ke
ruang BK,, ya cukup lah.. seandainya saat
kita ingin mengadakan suatu acara pun
122
misalnya seminar tadi, dari pihak sekolah
pun selalu berusaha menyediakan ruang dan
tempat, serta kebutuhan-kebutuhannya.. ya
jadi menurut saya fasilitasnya sudah sangat
mendukung sekali mbak,,
5. Apa saja faktor pendukung
pelaksanaan BK dalam
pengembangan
Kepribadian siswa di
Madrasah?
Ya sejauh ini ketika kita masuk ke dalam
kelas ya mbak, anak-anak itu kadang
antusias sekali ya dengan program bk ini,
itu juga dibuktikan dengan anak-anak
sekarang mulai dekat dengan kita ya,,
mungkin kadang kala anak-anak itu malu
atau takut yah kalau datang ke ruang BK
itu, maka kami menyediakan layanan kotak
konsultasi, SMS, dan juga sosmed
dikhususkan untuk mereka yang ingin
bercerita tentang masalahnya mungkin dan
sebagainya, dan selama ini faktor-faktor
tersebut sangat mendukung sekali mbak
buat kita.
6. Adakah faktor yang
menghambat pelaksanaan
BK di Madrasah?
,ya ada beberapa persepsi siswa mengenai
BK yang salah, bahwa setiap yang dipanggil
BK itu bermasalah, apalagi untuk anak-anak
yang masih baru gini takut kalau dipanggil
BK. Kemudian selain itu dari orang tua,
kadang ada orang tua yang familiar, artinya
orang tua dipanggil untuk diajak kerjasama
tetapi mereka tidak terima atau tidak bisa
menerima masukan dari kami,maka
bawaanya berantem.
7. Bagaiaman alternatif Ya,, dengan banyaknya persepsi siswa yang
123
pemecahan masalah dalam
menyelesaikan hambatan
tersebut?
salah tadi karena sekarang ini untuk kelas
VII tidak ada jam BK masuk kelas, karena
banyaknya jam mata pelajara, akan tetapi
solusi sementara ini dari waka kurikulum
khususnya memberikan waktu atau
kesempatan BK untuk masuk kelas VII
dengan mengambil jam mata pelajaran wali
kelas, tentunya dengan kesepakatan
bersama, agar siswa itu mempunyai
pandangan tentang BK, juga sekaligus
memperkenalkan kepada siswa apa sih BK
itu, untuk apa sih BK itu, kita juga bisa
mengenal anak lebih dekat, dan sebagainya.
Dan itu benar-benar saya lakukan mbak,,
dan terbukti anak-anak juga senang dan bisa
terhibur juga sehingga merubah persepsi
mereka tentang BK, dan banyak anak-anak
yang sering curhat walaupun hanya lewat
sms, dan siswa yang mungkin tadinya
mereka fikir BK itu hanya berurusan dengan
anak-anak yang bermasalah saja, tetapi pada
dasarnya tidak. Selain itu kita juga
melakukan kerjasama dengan orang tua,
tidak sedikit loh mbak,, orang tua yang
sering sms saya menanyakan kepribadian
anaknya disekolah, nah dari situ kita
melakukan kerja sama dengan para orang
tua, yaitu untuk senantiasa memperhatikan
anak-anaknya, kita juga senantiasa
melakukan “Home Visite” atau berkunjung
kerumah si anak untuk melihat secara
124
langsung sebenarnya bagaimana sih anak
ini, mengapa bisa mendapat maslaah dan
sebgainya. Ya sejauh ini seperti itu mbak..
8. Bagaimana kepribadian
siswa setelah mendapatkan
pelayanan BK?
Ya, memang dalam mengembangkan
kepribadian seseorang itu butuh waktu kok
ya mbak, gag semata-mata kita kasih
layanan hari ini terus besok berubah. Tetapi
ya program yang kita laksanakan pada
dasarnya untuk mengembangkan
kepribadian mereka, gampangane ya dari
kepribadian mereka yang mungkin kurang
baik, bisa kita luruskan dengan pemberian
layanan bimbingan secara terus-menerus
sehingga mereka mempunyai kepribadian
yang baik,,
4. Nama : TAP
Alamat : Manggung, Grabag, Magelang
Jabatan : Guru BK
Hari/ tanggal : Selasa, 2 desember 2014
Waktu : 09.10 WIB
Tempat : Ruang BK
Hasil Wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Menurut Anda, apakah yang
dimaksud dengan BK di
Madrasah?
BK itu bagian dari pendidikan untuk
membina siswa, mengarahkan siswa,
membimbing siswa, membantu
mengembangkan potensi yang dimiliki
siswa, serta BK membantu menyelesaikan
125
permasalahan yang dihadapi siswa, dan
hal ini tidak hanya kepada siswa yang
selalu bermasalah, akan tetapi kepada
seluruh siswa, agar mereka bisa menjadi
pribadi yang lebih baik serta mandiri.
Seperti itu mbak,
2. Program BK apa saja yang
dijalankan di Madrasah ini?
Ya untuk program BK itu di sekolah ini
terdapat empat program layanan BK, yaitu
program bimbingan pribadi, sosial,
belajar, dan juga karier. Akan tetapi
Program itu tiap tahun pasti berubah
mbak, kita melihat dari sekala kebutuhan
dari siswa itu sendiri mbak, misalnya
tahun ini mekanismenya lebih fokus pada
kepribadian, maka kita lebih fokus dengan
layanan pribadi dan kita tidak harus
mengesampingkan layanan yang lain,
seperti itu mbak,,
3. Bagaimana pelaksanaan BK
dalam pengembangan
kepribadian siswa?
Ya kita melaksanakan program BK ini
tentunya karena tujuan serta visi dan misi
BK untuk membantu siswa, membimbing,
dan mengarahkan siswa, serta untuk
mengembangkan kepribadian mereka ke
arah yang lebih baik. Selama ini kita
melaksanakannya dengan beberapa buku
panduan BK juga, seperti DCM. Selain itu
dalam pelaksanaan BK ini kita juga
menjalin kerjasama dengan semua pihak
mbak,,
4. Bagaimana dengan fasilitas yang sekolah selalu menfasilitasi semua
126
disediakan dari Madrasah? kegiatan mbak, kalau contohnya kami
mengadakan suatu kegiatan seminar untuk
siswa ya sekolah selalu tanggap, dalam
artian selalu menyediakan fasilitas apapun
yang kami butuhkan, misalnya saja
gedung disediakan, sarana-sarana
pendukung pelaksanaan juga disediakan,
yaa, pada dasarny sekolah selalu
menyediakan fasilitas-fasilitas buat BK
mbak,,
5. Apa saja faktor pendukung
pelaksanaan BK ?
Oh iya, semuanya mendukung kok mbak,,
terlebih dari sekolahan sendiri ini sangat
mendukung, kemudian dari orang tua juga
sangat mendukung untuk mengembangkan
potensi anak-anaknya.
6. Adakah faktor yang
menghambat pelaksanaan BK?
Tentunya ada, mungkin ada beberapa
kebijakan yang tidak disetujui, dalam
artian gini mbak, kebijakan tersebut
misalnya kita selalu menganggap siswa itu
positif, tapi ada beberapa orang yang
menganggap siswa itu negatif, kemudian
menyuruh siswa tersebut untuk diberikan
sangsi dan sebagainya. Oleh karena itu
kita kan tidak boleh yah memutuskan
seseuatu yang tidak sesuai aturan kan,
kemudian dari orang tua sendiri yang
menghambat itu kadang-kadang kalau
orang tua dipanggil, orang tua itu salah
menanggapi, tanggapan orang tua itu kalau
dipanggil pasti identik dengan kenakalan
127
anaknya, padahal kita hanya ingin
menyampaikn perkembangan anaknya, .
7. Bagaiaman alternatif pemecahan
masalah dalam menyelesaikan
hambatan tersebut?
Ya tergantung permasalahanya mbak,
misalnya untuk hambatan dari orang tua
tersebut ya kita melakukan panggilan
ulang mbak, kalau baru tidak memenuhi
panggilan lagi maka kami dari pihak BK
melakukan “home visite”mbak,,
8. Bagaiamana kepribadian siswa
setelah mendapatkan pelayanan
dari BK?
Ya cukup berhasil mbak, terutama
sekarang ini anak-anak itu banyak yang
aktif dan mandiri mbak, maksudnya anak-
anak tidak perlu diingatkan itu anak-anak
sudah tau apa yang harus dilakukannya
mbak, misalnya dalam kerapian dan
kedisiplinan, yang tadinya kepribadian
mereka yang suka melanggar dan
sebagainya itu sekarang ini jarang mereka
lakukan, bahkan dalam beribadah pun
mereka semakin rajin, apabila ada waktu
luang mereka sempatkan untuk sholat
dhuha, kemudian selalu mengikuti sholat
berjamaah yang memang dari sekolah
diwajibkan mbak, ya menurut kami ada
keberhasilan dari pelayanan BK ini dalam
mengembangkan kepribadian mereka.
Begitu mbak..
128
5. Nama : S
Alamat : Gowak, Grabag, Magelang
Jabatan : Guru BK
Hari/ tanggal : Selasa, 2 desember 2014
Waktu : 12.15 WIB
Tempat : ruang BK
Hasil Wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Menurut Anda, apakah yang
dimaksud dengan BK di
Madrasah?
BK itu bagian dari pendidikan yang
bertugas membimbing siswa kearah yang
lebih baik mbak, seperti membantu,
mengarahkan atau pun merubah dan
mengembangkan kepribadian siswa yang
lebih baik. Selain itu juga BK itu bertugas
membantu menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi siswa mbak, baik itu
menyangkut tata tertib, kepribadiannya,
nilai kurang baik, dan lain-lain.
2. Program BK apa saja yang
dijalankan di Madrasah ini?
Program yang dijalankan BK di
Madrasah ini ada 4 mbak, yaitu
bimbingan belajar, sosial, kepribadian,
dan juga karier...nah kebetulan saya
mengajar dikelas IX mbak, jadi selain
bimbingan belajar saya lebih menekankan
kepada bimbingan karier.
3. Bagaimana dengan fasilitas
yang disediakan guna
memperlancar pelaksanaan
program bk ini?
Oh kebetulan fasilitas yang disediakan
oleh sekolah ini sudah sangat baik mbak,
seperti disediakannya kotak konsultasi,
mading BK, dan juga ruang konseling.
129
4. Bagaimana pelaksanaan
program BK dalam
pengembangan kepribadian
siswa?
Ya kita melaksanakannya dengan sebaik
mungkin mbak, melaksanakan beberapa
program BK yang telah ditetapkan, serta
dengan cara memberikan pelayanan yang
baik kepada siswa, selalu memberikan
arahan, bimbingan dan motivasi kepada
siswa agar siswa lebih bisa memahami
tentang BK ataupun tujuan daripada
Madrasah dan BK itu sendiri mbak.
5. Apa saja faktor pendukung
pelaksanaan pelayannan BK
dalam pengembangan
kepribadian siswa?
Faktor pendukung, ya dari siswa itu
sendiri ya, misalnya ia sangat antusias
sekali dengan pelajaran BK, ya kita
merasa enjoy di dalam kelas, seperti itu,
selain itu juga disediakannya fasilitas tadi
mbak,.
6. Adakah faktor penghambat
pelaksanaan program BK
tersebut?
Ya tentunya ada mbak, tapi sejauh ini
hambatan tersebut bisa kami selesaikan
dengan baik, misalnya hambatan itu bisa
dari orang tua siswa sendiri mbak, ketika
orang tua itu dipanggil kesekolah untuk
mengetahui perkembangan putra-putrinya
tetapi ia tidak datang, dan yang sering
terjadi itu kurangnya kejujuran dari diri
sang anak atau siswa untuk mengakui
kesalahannya..
7. Bagaimana solusi yang ibu
ambil untuk menyelesaikan
hambatan tersebut?
Ya untuk orang tua tadi kita dari pihak
sekolah tentunya membuat panggilan
ulang, atau melakukan home visite.
Kemudian dari siswa ya kita berikan
waktu sementara untuk bisa mengakui
130
kesalahannya tanpa didesak loh yah,, itu
akan membuat siswa lebih terbuka,
biasanya begitu mbak.
8. Bagaimana kepribadian siswa
setelah mendapatkan layanan
BK?
Iya, begini mbak karena tugas dari BK itu
sendiri kan untuk bisa merubah atau
mengembangkan perilaku serta
kepribadian siswa yang mungkin kurang
baik menjadi lebih baik lagi, selain itu
juga membantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi siswa. Tentu
ada kaitannya, contoh siswa itu didalam
kelas selalu ramai atau membolos
pelajaran, nah setelah diberi pelayanan
BK siswa tersebut tidak pernah
melanggar lagi, dan seterusnya.
Wawancara terhadap perwakilah Wali Kelas:
6. Nama : TH
Alamat : Kauman, Grabag, magelang
Jabatan : Wali kelas
Hari/tanggal : selasa, 9 desember 2014
Waktu : 09.40 WIB
Tempat : ruang Guru
Hasil wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
BK?
Semacam polisi sekolah atau bagian dari
sekolah yang harus ada dan berfungsi
membimbing siswa dalam banyak hal,
seperti dalam hal belajar, tempat curhat
131
siswa, atau membimbing anak-anak yang
bermasalah, dan sebagai penegak disiplin
di sekolah.
2. Menurut anda, bagaimana
dengan fasilitas yang diberikan
oleh Madrasah guna
memperlancar pelayanan BK?
Sejauh ini sih pihak sekolah selalu
menyediakan fasilitas apapun yang
dibutuhkan BK untuk memberikan materi
yah, seperti contoh waktu itu BK akan
mengadakan „Seminar anti Bully‟, ya dari
pihak sekolah membantu menyediakan
apapun yang dibutuhkan guna
memperlancar acara tersebut. Selain itu
menurut saya, dengan guru BK dikasih
ruangan, meja, almari serta ruang
konseling itu sudah sangat mendukung ya
mbak.
3. Menurut Anda, program-
program BK apa saja yang
dijalankan di Madrasa ini?
Ya, yang saya tau mbak, program yang
diberikan kepada siswa di Madrasah ini
menyangkut program bimbingan belajar,
program bimbingan kepribadian,sosial dan
juga bimbingan karier mbak,,
Untuk bimbingan belajar itu sangat
penting ya mbak, soalnya siswa itu kadang
masih malas ketika belajar, mengerjakan
PR dari gurunya, dan lebih banyak
bermainnya daripada untuk belajar.
Melalui bimbingan belajar ini kan
diharapkan siswa itu mempunyai
semangat untuk belajar dan meraih
prestasi yang cemerlang, dan juga untuk
terwujudnya visi, misi dari Madrasah ini.
132
Seperti itu mbak,
4. Menurut anda, bagaimana
pelaksanaan program BK di
Madrasah dalam pengembangan
kepribadian siswa?
Ya sudah bagus mbak, BK melayani
semua siswa, baik itu yang bermasalah
atau tidak, serta memperbaiki kepribadian
siswa yang kurang baik menjadi lebih
baik, sejauh ini baik seperti dalam hal tata
tertib, juga ibadah yang dilakukan di
sekolah.
5. Menurut anda, faktor apa saja
yang mendukung pelaksanaan
BK?
Faktor yang mendukung ya BK diberi jam
pelajaran, sehingga lebih leluasa untuk
mengenal siswa, disediakannya tempat
atau ruang konseling, juga siswa banyak
yang kooperatif dalam mengakui
kesalahannya.
6. Adakah faktor yang
menghambat pelaksanaan BK?
Selain dari orang tua siswa dan siswa, ada
juga dari dari teman-teman guru yang lain,
terkadang mereka tidak memperhatikan
siswa (lalah-luweh), terus adanya
perbedaan pendapat juga dari para guru
7. Bagaimana solusi yang diambil
untuk menyelesaikan hambatan
tersebut?
Guru harus mempunyai kompetensi atau
mereview kembali tentang kompetensi
guru pedagosik, yaitu guru tidak hanya
mengajar tetapi juga mendidik.
8. Bagaimana kepribadian siswa
setelah mereka mendapatkan
layanan BK?
Ya sejauh ini perubahan kepribadian para
siswa sangat meningkat, dibuktikan
dengan kebiasaan-kebiasaan mereka
dalam beribadah, belajar, maupun dalam
menaati peraturan Madrasah. Seperti
contoh siswa yang tadinya sering
membuat surat palsu untuk membolos,
133
siswa tersebut diberi bimbingan dan
arahan bahwa membolos itu suatu
pelanggaran yang berat di setiap sekolah,
pelan-pelan mereka diberi arahan dan
bimbingan sampai akhirnya mereka
menyesali perbuatannya tersebut dan tidak
pernah melakukannya lagi.
Wawancara terhadap siswa yang pernah mendapatkan pelayanan BK:
7. Nama : MHW (siswa kelas IX)
Alamat : Kalibendo kidul, Banyusari, Grabag, Magelang
Hari/ tanggal : Jumat, 5 Desember 2014
Waktu : 08.36 WIB
Tempat : Ruang BK
Hasil wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
bimbingan konseling?
BK itu suatu bagian dari sekolah yang
bertugas membantu siswa ketika ada
masalah, tempat berkonsultasi para siswa
untuk mencurahkan isi hati, memperbaiki
kepribadian siswa yang kurang baik
menjadi lebih baik lagi, tempat sharring
bagi kami para siswa bu..
2. Menurut anda, apa saja
program bimbingan konseling
yang dijalankan di Madrasah?
Selama ini yang saya dapatkan itu
mengenai program bimbingan belajar,
terus kepribadian, dan di kelas tiga ini
kami lebih mendapatkan bimbingan
belajar dan karier bu...
3. Menurut anda, bagaimana Pelayanan BK di sekolah ini sangat bagus
134
pelaksanaan program
bimbingan konseling dalam
pengembangan kepribadian
Siswa di Madrasah ini?
bu, karena semua guru BK itu selalu
memberikan pengarahan kepada semua
siswa bu, tidak hanya kepada siswa yang
bermasalah saja, tetapi juga terhadap
siswa-siswa yang lain, dan BK di sini
selalu memberikan waktu untuk kami
sharring atau mengeluarkan unek-unek
kami bu..
4. Menurut Anda, bagaimana
dengan fasilitas yang
disediakan untuk pelayanan
BK ini?
Menurut saya sudah bagus buk, kaya
disediakan kotak bimbingan, mading
bimbingan, juga kami diberikan buku
pegangan atau tata tertib buk, selain itu di
ruang BK ya ada ruang konseling buk.
5. Menurut anda, faktor
pendukung apa saja yang
mendukung pelaksaan layanan
BK di Madrasah?
Adanya ruang konseling bu, saya jadi
tidak merasa malu apabila mengeluarkan
unek-unek, karena tidak ada yang tau atau
mendengar. Kemudian gurunya juga
sabar, telaten, dan baik-baik bu..
6. Menurut anda, adakah faktor
yang menghambat
pelaksanaan program BK di
Madrasah?
Menurut saya tidak ada buk..
7. Menurut anda, bagaimana
solusi yang diambil oleh guru
BK dalam mengatasi
hambatan tersebut?
-
8. Menurut anda, kepribadian apa
yang terjadi setelah
mendapatkan pelayanan BK
ini?
Oh iya bu, saya sendiri menyadari bahwa
ada suatu perubahan dalam diri saya
setelah saya mendapat pelayanan BK ini,
Seperti contoh saya kan kalau ada waktu
135
luang atau hari libur itu suka banget
bermain bu, suatu ketika saya pernah hari
minggu itu bermain, padahal saya ingat
kalau hari seninnya itu saya ada ulangan.
Nah karena saya tidak belajar, nilai
ulangan saya pun akhirnya jelek,
kemudian saya ditanya dengan guru
mapel “mengapa nilaimu bisa turun
seperti ini, apakah kamu tidak pernah
belajar”? dari situ saya merasa menyesal
buk, dan saya datang keruang BK
menceritakan semuanya, dan guru BK
memberikan pengarahan, motivasi kepada
saya. Nah, sejak itu saya lebih bisa
mengatur waktu bu, kapan harus belajar
dan bermain, dan nilai saya kembali naik
dan bagus.
Selain itu juga saya mengakui lebih rajin
melakukan shalat, terus mengurangi
bermain di dalam kelas yang dulunya
saya sering banget bercanda di dalam
kelas.
8. Nama : AA
Alamat : Banaran, Grabag, magelang
Kelas : VIII
Hari/ tanggal : Jumat, 5 desember 2014
Waktu : 10.15 WIB
Tempat : Ruang BK
Hasil wawncara :
136
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
bimbingan konseling?
BK itu membantu dan membimbing
siswa baik dalam belajar atau
memcahkan masalah, memberikan
motivasi kepada siswa, dan
mengarahkan siswa ke arah yang lebih
baik.
2. Menurut anda, apa saja program
bimbingan konseling yang
diterapkan di Madrasah?
Program untuk membimbing belajar
siswa, pola kepribadian siswa, setau
saya itu bu,,he
3. Menurut anda, bagaimana
pelaksanaan program BK dalam
pengembangan kepribadian siswa
di Madrasah ini?
Ya kadang ada asiknya buk, kita bisa
sharring dengan guru BK dan dekat
dengan beliau, tapi kadang juga tidak
atau membosankan, karena temanya
hanya itu-itu saja sehingga saya
merasa bosan.
4. Menurut Anda, bagaimana dengan
fasilitas yang disediakan untuk
pelayanan BK ini?
Sudah baik buk,
Diberi kotak bimbingan jadi kita bisa
curhat atau sharing lewat kotak itu,
terus di ruang BK itu ada ruang
konseling sebagai tempat tertutup,
yaitu nek kita ada masalah kita
ceritakan dan mendapat bimbingan
diruang konseling itu sehingga tidak
ada yang tau mengenai masalah siswa
itu. Gitu buk,
5. Menurut anda, faktor pendukung
apa saja yang mendukung
pelaksanaan layanan bimbingan
konseling di Madrasah?
Menurut saya itu dari murid yang
antusias dalam menanggapi BK,
disediakan ruang konseling ini buk,
jadi kita kalau mau curhat itu merasa
137
bebas karena hanya saya dan guru BK
yang tau.
6. Menurut anda, adakah faktor yang
menghambat pelaksanaan
program bimbingan konseling di
Madrasah?
Kadang kalau di dalam kelas itu ada
guru yang lambat dalam
menyampaikan materinya jadinya kita
merasa bosan bu, tetapi juga jangan
cepat-cepat dalam menyampaikan
materi, gitu buk..
7. Menurut anda, bagaimana solusi
yang diambil oleh guru bimbingan
konseling dalam mengatasi
hambatan tersebut?
Ya kalau menerangkan itu diselingi
dengan canda juga diberikan contoh
yang jelas, sehingga kita bisa
mengerti apa yang disampaikan guru.
8. Menurut anda, kepribadian apa
yang terjadi pada anda setelah
mendapatkan pelayanan BK ini?
menurut saya BK ini sangat
membantu saya buk, saya kan
anaknya emang keras kepala buk,
ketika diberi nasehat atau arahan itu
saya mendengarkan tetapi saya tidak
melaksanakan nasehat itu, nah ketika
itu saya pernah ada masalah buk, dan
BK membimbing saya dengan
sabarnya, telaten dan membantu saya
untuk menyelesaikan masalah
tersebut, sejak saat itu saya mulai
mengahragai masehat orang lain buk.
Selain itu juga saya ini kalau dikelas
crewet anaknya, pernah saya tidak
memperhatikanpelajaran dan ketika
ulangan itu nilai saya sangat jelek, dan
setelah mendapatkan bimbingan dari
BK untuk mengurangi bercanda
138
didalam kelas, maka saya mulai
mengurangi bercandaan didalam kelas
dan akhirnya nilai saya ketika ulangan
pun bisa naik dan lumayan bagus buk.
9. Nama : MAM
Alamat : Gabahan, Banaran, Grabag, Magelang
Kelas : VII
Hari/ tanggal : Senin, 15 desember 2014
Waktu : 09.05 WIB
Tempat : Ruang BK
Hasil wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang anda ketahui tentang
bimbingan konseling?
Menurut saya BK itu selalu
mengarahkan siswa-siswinya untuk
berperilaku yang baik dan tidak
melanggar aturan sekolah, juga selalu
membimbing dalam bidang belajar,
baik itu karena prestasi rendah atau
tidak.
2. Menurut anda, apa saja program
bimbingan konseling yang
dijalankan di Madrasah?
Yang baru saya dapat itu layanan
bimbingan belajar, kepribadian atau
perkembangan siswa buk..
3. Menurut anda, bagaimana
pelaksanaan layanan bimbingan
konseling dalam pengembangan
kepribadian siswa di Madrasah
ini?
Enak buk, walaupun saya baru
mendapatkan pelayanan BK ini tetapi
saya bisa memanfaatkan BK sekedar
untuk sharring atau curhat tentang
masalah saya buk, disamping
menganggu pelajaran lain.
139
4. Menurut Anda, bagaimana dengan
fasilitas yang disediakan untuk
pelayanan BK ini?
Ya menurut saya sudah bagus buk,
guru BK memberikan buku pedoman
atau petunjuk tata tertib, sehingga kita
sebagai siswa tau berapa point yang
didapat kalau melanggar aturan, guru
BK juga memberikan mading
bimbingan dan kotak bimbingan buk,
menurut saya itu saja buk,he..
5. Menurut anda, faktor pendukung
apa saja yang mendukung
pelaksanaan layanan bimbingan
konseling di Madrasah?
Siswa itu sangat antusias buk,
termasuk saya..he,, gurunya enak,
telaten, sabar, tidak pernah membeda-
bedakan siswa, ya baik buk..
6. Menurut anda, adakah faktor yang
menghambat pelaksanaan
program BK?
Sejauh ini hambatannya itu malah dari
kita sendiri buk, kadang kalau disuruh
memperhatikan tidak memperhatikan,
seperti itu buk.
7. Menurut anda, bagaimana solusi
yang diambil oleh guru bimbingan
konseling dalam mengatasi
hambatan tersebut?
Ya guru BK selalu menyuruh kita
untuk bisa memperhatikan pelajaran
buk, dan menyampaikan keunggulan
atau manfaat dari BK sehingga kita
bisa mengerti sebenarnya apa itu BK
dan lain-lain, jadinya muncul
keingintahuan dari kami untuk
mengenal BK.
8. Menurut anda, kepribadian apa
yang terjadi pada anda setelah
mendapatkan pelayanan dari BK ?
Tadinya saya belajarnya kurang atau
menggunakan waktu luang saya untuk
bermain, kemudian pas mid semester
itu nilai saya jelek buk, dan BK
memanggil saya dan membimbing
saya dengan baik, sejak itu saya sering
140
mengisi waktu luang saya untuk
belajar buk walaupun hanya sebentar
dan alhamdulillah nilai saya mulai
baik. Selain itu dalam masalah sholat
saya kurang rajin atau masih malas
buk, karena di sekolah, kami selalu
dididik untuk menjalankan sholat
dengan baik dan berjamaah pas duhur
itu saya mulai menjalankan sholat
wajib itu walau tidak tepat waktu,,hee
FOTO-FOTO
141
PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI GRABAG
142
BEBERAPA PENGHARGAAN
YANG DIRAIH OLEH MTS N
GRABAG
LETAK RUANGAN BK
GAMBARAN RUANG BK RUANG KONSELING
143
WAWANCARA DENGAN SISWA
144
KEGIATAN SEMINAR YANG DILAKUKAN BK KEPADA SELURUH
SISWA KELAS VII MTs N GRABAG
145
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Siti Fatimah
NIM : 111 11 115
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dosen pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M. Si
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan
Keterangan Nilai
1. OPAK
20-22 Agustus 2011 Peserta 3
2. Achievement
Motivation Training
(AMT)
23 Agustus 2011 Peserta 3
3. Orientasi Dasar
Keislaman (ODK)
24 Agustus 2011 Peserta 3
4. Seminar
Enterpreneurship dan
Koperasi (KOPMA dan
KSEI)
25 Agustus 2011 Peserta 3
5. UPT Perpustakaan
“USER EDUCATION”
19 September 2011 Peserta 3
6. Grand Opening Nisa‟
“Hypnotherapy” (LDK)
24 September 2011 Peserta 3
7. Seminar Regional
Kejurnalisan “
Reorientasi Peran
Jurnalistik dalam
Prespektif Sosial &
Budaya pada Era Post
Modern ”
6 Oktober 2011 Peserta 4
8. Pelatihan Penggunaan
Maktabah Syamilah &
Mengetik Arab Cepat
“Bahasa Arab sebagai
penunjang Perkuliahan
Mahasiswa ”
17 Maret 2012 Peserta 3
9. Comparation Of 13 April 2012 Peserta 3
146
English and Arabic
“Aktualisasi Nilai
Pendidikan B. Arab dan
Inggris sebagai Upaya
Memahami Khazanah
Keilmuan Mutakhir di
Era Globalisasi”
10. Seminar Regional
“Peran Mahasiswa
dalam Mengawal BLT
tepat sasaran”
3 Mei 2012 Peserta 4
11. Bedah Buku HMI
“Sang Maha Segalanya
Mencintai Sang
Mahasiswa”
14 Mei 2012 Peserta 2
12. Sertifikat Ma‟had
Mahasiswa 1 Tahun
7 Juli 2012 Peserta 2
13. Seminar PMII Dialog
Public dan Silaturahmi
Nasional “Kemanakah
arah kebijakan BBm?
Mendorong subsidi
BBm untuk Rakyat”
10 Nopember 2012 Peserta 3
14. Short Course on
TOEFL Preparation in
Focusing on Structure
and Written
9-16 Februari 2013 Peserta 3
15. Seminar Nasional HMI
“Kepemimpinan dan
Masa Depan Bangsa”
23 Februari 2013 Peserta 3
16. Penataran Ustadz atau
Pengelola TKA-TPA
Tingkat Dasar
10 Maret 2013 Peserta 3
17. Seminar Nasional
“HIV/AIDS bukan
kutukan dari Tuhan”
13 Maret 2013 Peserta 6
18. Kursus singkat
“TOEFL Focusing and
Listening”
17 Maret 2013 Peserta 4
19. Seminar PUBLIC
HEARING
“Optimalisasi Kinerja
Lembaga Melalui Kritik
dan Saran Mahasiswa”
30 Maret 2013 Peserta 2
20. Penerimaan Anggota
baru PMII
6-8 April 2013 Peserta 3
147
21. Seminar Pendidikan
“Menimbang Mutu dan
Kualitas Pendidikan di
Indonesia”
2 Mei 2013 Peserta 3
22. Tafsir TEMATIK
“Sihir dalam Perspektif
AL-Quran dan Hukum
Islam”
4 Mei 2013 Peserta 3
23. Seminar Nasional
“Menumbuhkan jiwa
Enterpreneur Generasi
Muda”
27 Mei 2013 Peserta 6
24. Seminar Nasional
“How to Develop the
Best Generation”
1 Juni 2013 Peserta 3
25. MILAD LDK XI dalam
Daurah Mar‟atus
Shalikhah (DMS)
13 Juni 2013 Peserta 3
26. Sosialisasi dan
Silaturahmi Nasional
“Sosialisasi UU No.1
Tahun 2003, peran serta
Fungsi OJK dan Peran
Pemerintah dalam
Pengawasan LKM
(Lembaga Keuangan
Mikro)”
30 September 2013 Peserta 6
27. Tafsir TEMATIK
“Konsep Pemimpin
Ideal Menurut Al-
Qur‟an (Telaah QS.Al-
An‟am ayat 165)”
17 Mei 2014 Peserta 3
28. Praktikum Baca Tulis
Al-Qur‟an
22 Juli 2014 Peserta 2
29. Seminar Nasional
“Peran Mahasiswa
dalam Mengawal Masa
Depan Indonesia Pasca
Pilpres 2014”
29 September 2014 Peserta 6
30. Seminar Nasional
“Implementasi
Kurikulum 2013 pada
Mapel B. Arab tingkat
4 Nopember 2014 Peserta 6
148
Dasar, Menengah,
dalam upaya menjawab
tantangan Pengajaran
B. Arab”
JUMLAH NILAI 104
Salatiga, 7 Mei 2015
Mengetahui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama
Achmad Maimun, M. Ag,
NIP. 19700510 199803 1003
149
150
151
152
153
154
Top Related