Unsur transisi periode ke 4
-
Upload
anne-riyanti -
Category
Documents
-
view
14.601 -
download
11
Transcript of Unsur transisi periode ke 4
Unsur Transisi Periode Ke 4
Disusun oleh : - Anne Riyanti- M. Gilang R- Neng Artilah- Soni Andriansyah
UNSUR TRANSISI
• Pada system periodik unsur, yang termasuk dalam golongan Transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya.
• unsur – unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari scandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu) dan seng (Zn).
A. Sifat – Sifat Umum• Unsur transisi mempunyai sifat- sifat khas yang membedakannya dari unsur
golongan utama, antara lain:• 1. Bersifat logam. Semua unsur transisi tergolong logam karena dengan
titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi ( unsur – unsur golongan utama ada yang tergolong logam, metalloid, dan logam).
• 2. Bersifat paramagnetik (sedikit tertarik ke dalam medan magnet).• 3. Membentuk senyawa – senyawa yang berwarna (senyawa dari unsur
logam golongan utama tidak berwarna)• 4. Mempunyai beberapa tingkat oksidasi (unsur logam golongan utama
umumnya hanya mempunyai sejenis tingkat oksidasi).• 5. Membentuk berbagai macam ion kompleks (unsur logam golongan
utama tidak banyak yang dapat membentuk ion kompleks).• 6. Berdaya katalik. Banyak unsur transisi atau senyawanya yang
berfungsi sebagai katalisator, baik dalam proses industri maupun dalam metabolisme.
B. Sifat Logam
• Semua unsur transisi periode keempat adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan panas yang baik.
C. Sifat – Sifat Fisis
D. Konfigurasi Elektron
E. Sifat Kemagnetan
F. Tingkat oksidasi
G. Warna senyawa unsur transisi periode keempat
• Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.
• Misalnya Ti2+ berwarna ungu ,Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena sudkulit 3d-nya kosong, Co2+ berwarna merah muda, Co3+ berwarna biru, Zn2+ juga tidak berwarna karena subkulit 3d nya terisi penuh.
H. Ion Kompleks
• Ion kompleks adalah ion yang terbentuk dari suatu kation tunggal (biasanya ion logam transisi) yang terikat langsung pada beberapa anion atau molekul netral.
I. Ligan
• Menurut teori ikatan valensi, antara ikatan ion pusat dengan ligannya adalah ikatan kovalen koordinat dengan ligan sebagai penyumbang pasangan elektron, sedangkan ion pusat menyiapkan orbital kosong. Jadi, ligan haruslah mempunyai pasangan elektron bebas. Ligan yang menyumbangkan satu pasang elektron (mempunyai satu atom donor) disebut ligan unidentat, yang menyumbangkan dua pasang elektron (mempunyai dua atom donor) disebut bidentat , dan yang menyumbang lebih dari dua pasang elektron disebut polidentat
J. Bilangan koordinasi
• Jumlah ligan sederhana atau jumlah ikatan koordinasi yang dibentuk oleh satu ion pusat disebut bilangan koordinasi ion pusat itu. Bilangan koordinasi besi dalam ion kompleks Fe(CN)64- adalah 6, sedangkan bilangan koordinasi tembaga dalam ion kompleks Cu(NH3)42+ adalah 4. Biasanya bilangan koordinasi suatu ion pusat sama dengan dua kali bilangan oksidasinya. Bilangan oksidasi yang umum adalah 2,4, dan 6.
K. Muatan ion kompleks
• Muatan ion kompleks sama dengan jumlah muatan ion pusat dengan ligan-ligannya
L. Tata nama ion kompleks
• Senyawa yang mengandung ion kompleks disebut senyawa kompleks atau senyawa koordinasi. Penamaan senyawa kompleks sama seperti penamaan senyawa ion pada umumnya, yaitu rangkaian dari nama kation dan anionnya.
M. Warna Senyawa Kompleks
• suatu zat akan berwarna apabila zat itu menyerap sebagian warna dan memantulkan yang lain. Warna yang tampak ialah warna yang dipantulkan atau perpaduan dari warna-warna yang dipantulkan.
N. Geometri Ion Kompleks
• Geometri ion kompleks bergantung pada bilangan koordinasi (jumlah ikatan koordinasi) dan tipe hibridasi ion pusatnya. Ion kompleks dengan bilangan koordinasi 2 berbentuk linear, sedangkan yang mempunyai bilangan koordinasi 6 berbentuk octahedron. Adapun ion kompleks yang mempunyai bilangan koordinasi 4 dapat berbentuk tetrahedron, dapat pula berbentuk segi 4 planar. Yang berbentuktetrahedron mengalami hibridasi sp3 , sedangkan yang berbentuk segi 4 planar mengalami hibridasi dsp2.