Tuberculosis Paru Radiio

26
TUBERCULOSIS PARU A.Definisi Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meningens, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun. Hasil ini ditemukan oleh Robert Koch pada 24 Maret 1882. Bahkan pada penyakit TBC paru kadang disebut dengan KP ( Koch Pulmonum ). Walaupun penyakit ini telah lama dikenal, obat – obat untuk menyembuhkannya belum lama ditemukan, dan pengobatan tuberkulosis paru saat ini lebih dikenal dengan system pengobatan jangka pendek dalam waktu 6-9 bulan. Prinsip 1

Transcript of Tuberculosis Paru Radiio

TUBERCULOSIS PARU

A. Definisi

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh

Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada

jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang

dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial

tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke

hampir seluruh bagian tubuh termasuk meningens, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi

awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat

mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun. Hasil

ini ditemukan oleh Robert Koch pada 24 Maret 1882. Bahkan pada penyakit TBC

paru kadang disebut dengan KP ( Koch Pulmonum ). Walaupun penyakit ini telah

lama dikenal, obat – obat untuk menyembuhkannya belum lama ditemukan, dan

pengobatan tuberkulosis paru saat ini lebih dikenal dengan system pengobatan jangka

pendek dalam waktu 6-9 bulan. Prinsip pengobatan jangka pendek adalah membunuh

dan mensterilkan kuman yang berada di dalam tubuh manusia. Obat yang sering

digunakan adalah isoniazid, rifampicin, pirazinamid, streptomisin dan etambutol.

B. Etiologi

TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang

aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar

UV.Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan

M.Avium. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap

asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam).

Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan

hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembek. Dalam jaringan tubuh, kuman

ini dapat dorman selama beberapa tahun. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB

BTA positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat.

1

TBC merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita TBC

dapat menularkan penyakit kepada 10 orang di sekitarnya. Menurut perkiraan WHO,

1/3 penduduk dunia saat ini telah terinfeksi M. tuberculosis. Kabar baiknya adalah

orang yang terinfeksi M. tuberculosis tidak selalu menderita penyakit TBC. Dalam

hal ini, imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi infeksi sehingga tidak

bermanifestasi menjadi penyakit TBC.

Morfologi dan struktur bakteri :

Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak

berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1

– 4 mm. Dinding M. Tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup

tinggi ( 60 % ). Penyusun utama dinding sel M. Tuberculosis ialah asam mikolat, lilin

kompleks, trehalosa di mikolat yang disebut cord factor. Unsur lain yang terdapat

pada dinding sel bakteri tersebut adalah polisakarida seperti arabinogalaktan dan

arabinomanan. Struktur dinding sel yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri M.

Tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan

terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam – alcohol.

2

Gambar 1. Gambaran mikroskopik M.Tuberculosis dengan pewarnaan Ziehl Neelsen

C. Tanda Dan Gejala

1. Tanda

a. Penurunan berat badan

b. Anoreksia

c. Dispneu

d. Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning.

2. Gejala

a. Demam

Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya

tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.

b. Batuk

Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering

kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan

3

sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah

yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.

c.Sesak nafas.

Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya

sudah setengah bagian paru.

d. Nyeri dada

Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)

e.Malaise

Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala,

meriang, nyeri otot, keringat malam.

4

D. Anatomi Paru

Gambar 2 Anatomi paru-paru

Paru kanan dibagi menjadi tiga lobus oleh fissura mayor (oblik) dan minor

(horizontal), selanjutnya masing-masing lobus terbagi dalam beberapa segmen.

Fissura minor memisahkan lobus superior dengan lobus medius, sedangkan fissura

mayor memisahkan lobus inferior dari lobus medius dan superior. Pada paru kiri

fissura mayor memisahkan lobus superior dari inferior. Bagian anteroinferior lobus

superior paru kiri memiliki proyeksi yang berbentuk seperti lidah, yang disebut

lingula.

Sesuai dengan segmen bronkus, lobus paru dibagi lagi menjadi beberapa

segmen, yaitu sepuluh segmen pada paru kanan dan delapan segmen pada paru kiri.

Berbeda dengan lobus, segmen paru tidak dibatasi oleh pleura.

Lobus superior kanan terdiri dari tiga segmen :

5

(1) segmen apikal,

(2) segmen posterior,

(3) segmen anterior.

Lobus medius terdiri dari dua segmen :

(4) segmen 7 lateral dan

(5) segmen medial.

Lobus inferior kanan terdiri dari lima segmen :

(6)segmen superior,

(7)segmen mediobasal,

(8)segmen anterobasal,

(9)segmen laterobasal, dan

(10)segmen posterobasal.

Berbeda dengan paru kanan, pada paru kiri terdapat lingula yang merupakan bagian

dari lobus superior dan terdapat beberapa segmen yang bersatu, sehingga paru kiri

terbagi menjadi delapan segmen.

Lobus superior kiri terdiri dari empat segmen

(1) segmen apikoposterior,

(2) segmen anterior,

(3) lingula segmen superior, dan

(4) lingula segmen inferior.

Lobus inferior kiri terdiri dari empat segmen :

(5)segmen superior,

(6) segmen anteromedial,

(7) segmen laterobasal, dan

(10)segmen posterobasal.

6

Gambar 3. Anatomi segmen paru

7

Bronkus dimulai dari percabangan trakea kemudian bercabang menjadi

bronkus utama kanan dan kiri. Tempat percabangan bronkus disebut carina. Bronkus

utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih curam daripada bronkus utama kiri.

Bronkus utama kanan memberikan cabang untuk lobus superior, lobus medius, dan

lobus inferior. Bronkus utama kiri lebih panjang dan lebih kecil dan lebih landai

daripada kanan. Bronkus utama kiri kemudian bercabang menuju lobus superior dan

lobus inferior paru kiri.

Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang-cabang menjadi bronkus sekunder

(lobaris), kemudian menjadi bronkus segmental. Percabangan ini terjadi terus

menerus sampai pada cabang terkecil yaitu bronkiolus terminalis, yang berdiameter

sekitar 0,2 mm. Bronkiolus terminalis kemudian bercabang menjadi dua sampai tiga

bronkioli respiratorius yang masing-masing bercabang menjadi dua sampai sebelas

duktus alveolari. Setiap duktus terdiri dari dua sampai enam sacus alveolaris, yang

merupakan struktur akhir dari paru-paru. Setiap alveolus dipisahkan dari alveolus di

dekatnya oleh dinding tipis atau septa yang memiliki lubang kecil yang disebut pores

of Kohn. Mulai dari bronkiolus terminalis sampai alveolus disebut sebagai asinus

yang merupakan unit fungsional paru-paru.

8

Gambar 4. Anatomi thorax

9

D. Patofisiologi

TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang

merupakan basil aerob, non-motil, dan tahan terhadap asam, pengeringan serta

alkohol. TB secara klasik dibagi menjadi primer dan sekunder. TB primer terjadi

pada penderita yang sebelumnya belum pernah terpajan dengan M. tuberculosis. TB

sekunder terjadi pada penderita yang sebelumnya pernah tersensitasi oleh M.

tuberculosis. Seseorang dengan TB paru aktif yang tidak mendapat terapi, dapat

menginfeksi rata-rata 10–15 orang per tahun. Kemungkinan penularan ini bergantung

pada jumlah droplet yang ditransmisikan, durasi pajanan, serta virulensi dari M.

tuberculosis . Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan

yang aneh di dalam paru-paru meliputi : penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag,

Pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang

disebut dengan tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha

otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital,

berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan

penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang

abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.

10

Gambar 5. Makroskopik paru dengan granuloma

a. TB primer

Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan

keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat

menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pasti ada tidaknya sinarnya

11

ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap

kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan - bulan.

Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran

napas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5

mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh

makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar

dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sitoplasma makrofag.

Di sini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di

jaringan paru akan berbentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang

primer atau afek primer atau sarang (focus) Ghon. Sarang primer ini dapat terjadi di

setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi

pleura. Kuman dapat juga masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe,

orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam

vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke

arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.

b. TB sekunder

Kuman yang dormant pada tuberculosis primer akan muncul bertahun - tahun

kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberculosis dewasa (tuberculosis post

primer = TB pasca primer = TB sekunder). Mayoritas reinfeksi mencapai 90%.

Tuberculosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi, alcohol,

penyakit maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal. Tuberculosis pasca primer ini dimulai

dengan sarang dini yang berlokasi di region atas paru (bagian apical-posterior lobus

superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru-paru dan tidak ke

nodus hiler paru.

12

Klasifikasi Tuberculosis paru menurut WHO :

Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para klinikus, ahli radiologi, ahli

patologi, mikrobiologi dan ahli kesehatan masyarakat tentang keseragaman klasifikasi

tuberkulosis. Dari sistem lama diketahui beberapa klasifikasi seperti:

· Pembagian secara patologis

Tuberkulosis primer (childhood tuberculosis)

Tuberkulosis post-primer (adult tuberculosis)

· Pembagian secara aktivitas radiologis tuberkulosis paru (Koch Pulmonum) aktif,

non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh).

· Pembagian secara radiologis (luas lesi)

Tuberkulosis minimal. Terdapat sebagian kecil infiltrate nonkavitas pada satu paru

maupun kedua paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.

Moderately advanced tuberculosis. Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4

cm. Jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru. Bila

bayangannya kasar tidak lebih dari sepertiga bagian satu paru.

Far advanced tuberculosis. Terdapat infiltrate dan kavitas yang melebihi

keadaan pada moderately advanced tuberculosis.

Pada tahun 1947 American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru yang

diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat:

Kategori 0 : tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak negative, tes

tuberkulin negative.

Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti infeksi. Disini riwayat kontak

positif, tes tuberkulin negatif.

Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberkulin positif,

radiologis dan sputum negatif.

Kategori III : terinfeksi tuberkulosis dan sakit.

13

Gambaran Radiologi TB Paru

Pemeriksaan standar radiologi adalah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi

yaitu foto lateral, oblique, top lordotic atau CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks,

TB dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform). Gambaran

radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif adalah:

a. Bayangan berawan/ nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan

segmen superior labus bawah

b. Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau

nodular

c. Bayangan bercak milier

d. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TB inaktif:

a. Fibrotik

b. Kalsifikasi

c. Schwarte atau penebalan pleura

14

Luluh paru (destroyed lung):

Gambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat,

biasanya secara klinis disebut luluh paru. Gambaran radiologi luluh paru terdiri dari

atelektasis, ektasis/multikavitas dan fibrosis parenkim paru.

Gambar 6. Bercak lunak terdapat di lapang tengah paru kiri yang disebut juga fokus

primer

15

Gambar 7. Foto toraks di daerah lobus superior kanan memperlihatkan lesi kalsifikasi

multipel di apeks paru.

16

Gambar 8. Fokus Ghon (panah kecil) yang disertai limfadenopati perihiler kanan

(panah besar).

Gambar 9. TB sekunder dengan bercak lunak di apeks dan lapang atas kedua paru yang

disertai noda keras dan garis keras.

17

Gambar 10. TB sekunder pada pria berusia 55 tahun yang memperlihatkan kavitas di

lapang atas paru kanan

Gambar 11. Tuberkuloma yang disertai kalsifikasi pada TB paru sekunder

18

Gambar 12. TB milier yang disertai perselubungan opak di kedua lapang bawah paru.

19

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, C.L., 1996, Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses

keperawatan), Bandung

PDPI. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di

Indonesia,Jakarta.2002

Zulkifli Amin, Azril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Jakarta :UI

Malueka Rusdy G,2006, Radiologi Diagnostik, Jakarta.EGC:UI

Rasad Sjahriar, K.Sukonto, Ekayuda Iwan,2001, Radiologi

Diagnostik.Ed .Jakrta.EGC.FKUI

http://medis.web.id/penyakit-dalam/tuberkulosis-paru.html diunggah pada 23 oct

2012

www.emedicine.com diunggah pada 23 oct 2012

20