CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
-
Upload
nurfazlina -
Category
Documents
-
view
249 -
download
1
Transcript of CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
1/23
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Tuberculosis Paru
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis.
B. Epidemiologi Tuberculosis Paru
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatanmasyarakat yang penting
di dunia ini. Pada tahun !!" World Health Organization (#$%) telah
mencanangkan tuberculosis sebagai Global Emergency . &aporan #$%tahun "'' menyatakan baha terdapat *+* ,uta kasus baru tuberkulosis pada
tahun "''"+ dimana -+! ,uta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif.
etiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis di dunia ini+ dan
sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. /umlah
terbesar kasus TB ter,adi di Asia tenggara yaitu -- 0 dari seluruh kasus TB di
dunia+ namun bila dilihat dari ,umlah pendduduk+ terdapat *" kasus per
''.''' penduduk.Di Afrika hampir " kali lebih besar dari Asia tenggara
yaitu -1' per ''.''' pendduduk
Diperkirakan terdapat " ,uta kematian akibat tuberculosis pada tahun "''".
/umlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia tenggara yaitu 2"1.'''
orang atau angka mortaliti sebesar -! orang per ''.''' penduduk. Angka
mortaliti tertinggi terdapat di Afrika yaitu *- per ''.''' penduduk+ dimana
pre3alensi $45 yang cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus
TB yang muncul. Di 4ndonesia berdasarkan ur3ei 6esehatan 7umah Tangga
(67T) tahun "'' didapatkan baha penyakit pada system pernapasan
merupakan penyebab kematian kedua setelah system sirkulasi. Pada 67T
!!" disebutkan baha penyakit TB merupakan penyebab kematian kedua+
sementara 67T "'' menyebutkan baha tuberkulosis adalah penyebab
kematian pertama pada golongan penyakit infeksi. ementara itu dari hasil
laporan yang masuk ke subdit TB P"MP& Departemen 6esehatan tahun +
"'' terdapat 1'.- penderita BTA positif yang diobati ("-0 dari ,umlah
perkiraan penderita BTA positif ). Tiga perempat dari kasus TB ini berusia 1
1
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
2/23
8 ! tahun. Pada tahun "'' #$% memperkirakan setiap tahunnya muncul
1 orang penderita tuberkulosis paru menular (BTA positif) pada setiap
''.''' penduduk. aat ini 4ndonesia masih menduduki urutan ke - di dunia
untuk ,umlah kasus TB setelah 4ndia dan 9hina.
9. Etiologi dan :aktor 7esiko Tuberculosis Paru
Etiologi tuberculosis paru adalah kumanMycobacterium Tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosisberbentuk batang lurus atau sedikit melengkung+
tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar '+- 8 '+2 ;m
dan pan,ang 8 ;m. DindingM.tuberculosis sangat kompleks+ terdiri dari
lapisan lemak cukup tinggi (2'0). Penyusun utama dinding selM.tuberculosis ialah asam mikolat+ lilin kompleks (comple
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
3/23
6uman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang
di ,aringan paru+ dimana ia akan membentuk suatu sarang pneumonik+ yang
disebut sarang primer atau afek primer. arang primer ini mugkin timbul di
bagian mana sa,a dalam paru+ berbeda dengan sarang reakti3asi. Dari sarang
primer akan kelihatan peradangan saluran getah bening menu,u hilus
(limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelen,ar
getah bening di hilus (limfadenitis regional). Afek primer bersama=sama
dengan limfangitis regional dikenal sebagai kompleks primer.
6ompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib sebagai berikut C
. embuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad
integrum)
". embuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang hon+
garis fibrotik+ sarang perkapuran di hilus)
-. Menyebar dengan cara C
a. Perkontinuitatum+ menyebar kesekitarnya.
alah satu contoh adalah epituberkulosis+ yaitu suatu ke,adian
dimana terdapat penekanan bronkus+ biasanya bronkus lobus medius
oleh kelen,ar hilus yang membesar sehingga menimbulkan obstruksi
pada saluran napas bersangkutan+ dengan akibat atelektasis. 6umantuberkulosis akan men,alar sepan,ang bronkus yang tersumbat ini ke
lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang
atelectasis tersebut+ yang dikenal sebagai epituberkulosis.
b. Penyebaran secara bronkogen+ baik di paru bersangkutan maupun ke
paru sebelahnya. Penyebaran ini ,uga ter,adi ke dalam usus
c. Penyebaran secara hematogen dan limfogen.
6e,adian penyebaran ini sangat bersangkutan dengan daya tahan
tubuh+ ,umlah dan 3irulensi basil. arang yang ditimbulkan dapat
sembuh secara spontan+ akan tetapi bila tidak terdapat imuniti yang
adekuat+ penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gaat
seperti tuberkulosis milier+ meningitis tuberkulosa+ typhobacillosis
andouzy. Penyebaran ini ,uga dapat menimbulkan tuberkulosis pada
alat tubuh lainnya+ misalnya tulang+ gin,al+ anak gin,al+ genitalia dan
sebagainya. 6omplikasi dan penyebaran ini mungkin berakhir dengan C
3
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
4/23
embuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya pertumbuhan
terbelakang pada anak setelah mendapat ensefalomeningitis+
tuberkuloma) atau
Meninggal. emua ke,adian diatas adalah per,alanan tuberculosis
primer.
Dari tuberkulosis primer ini akan muncul bertahun=tahun kemudian
tuberkulosis post=primer+ biasanya pada usia 1=' tahun. Tuberkulosis post
primer mempunyai nama yang bermacam macam yaitu tuberkulosis bentuk
deasa+ localized tuberculosis+ tuberkulosis menahun+ dan sebagainya.
Bentuk tuberkulosis inilah yang terutama men,adi problem kesehatan rakyat+
karena dapat men,adi sumber penularan. Tuberkulosis post=primer dimulaidengan sarang dini+ yang umumnya terletak di segmen apikal dari lobus
superior maupun lobus inferior. arang dini ini aalnya berbentuk suatu
sarang pneumonik kecil. asib sarang pneumonik ini akan mengikuti salah
satu ,alan sebagai berikut C
. Diresopsi kembali+ dan sembuh kembali dengan tidak meninggalkan
cacat
". arang tadi mula mula meluas+ tapi segera ter,adi proses penyembuhan
dengan penyebukan ,aringan fibrosis. elan,utnya akan membungkus
diri men,adi lebih keras+ ter,adi perkapuran+ dan akan sembuh dalam
bentuk perkapuran. ebaliknya dapat ,uga sarang tersebut men,adi
aktif kembali+ membentuk ,aringan ke,u dan menimbulkan ka3iti bila
,aringan ke,u dibatukkan keluar.
-. arang pneumonik meluas+ membentuk ,aringan ke,u (,aringan
kaseosa). 6a3iti akan muncul dengan dibatukkannya ,aringan ke,u
keluar. 6a3iti aalnya berdinding tipis+ kemudian dindingnya akanmen,adi tebal (ka3iti sklerotik). asib ka3iti ini C
F Mungkin meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonik baru.
arang pneumonik ini akan mengikuti pola per,alanan seperti yang
disebutkan diatas
F Dapat pula memadat dan membungkus diri (encapsulated)+ dan
disebut tuberkuloma.Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh+
tapi mungkin pula aktif kembali+ mencair lagi dan men,adi ka3iti lagi
4
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
5/23
F 6a3iti bisa pula men,adi bersih dan menyembuh yang disebut open
healed ca!ity+ atau ka3iti menyembuh dengan membungkus diri+
akhirnya mengecil. 6emungkinan berakhir sebagai ka3iti yang
terbungkus+ dan menciut sehingga kelihatan seperti bintang (stellate
shaped).
E. 6lasifikasi Tuberculosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang ,aringan paru+
tidak termasuk pleura (selaput paru)
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB paru dibagi dalam C
a. Tuberkulosis Paru BTA (G)
ekurang=kurangnya " dari - spesimen dahak menun,ukkan hasil
BTA positif
$asil pemeriksaan satu spesimen dahak menun,ukkan BTA positif
dan kelainan radiologik menun,ukkan gambaran tuberculosis aktif
$asil pemeriksaan satu spesimen dahak menun,ukkan BTA positif
dan biakan positif
b. Tuberkulosis Paru BTA (-)
5
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
6/23
$asil pemeriksaan dahak - kali menun,ukkan BTA negatif+
gambaran klinik dan kelainan radiologik menun,ukkan tuberkulosis
aktif serta tidak respons dengan pemberian antibiotic spektrum luas
$asil pemeriksaan dahak - kali menun,ukkan BTA negatif dan
biakanM.tuberculosispositif
/ika belum ada hasil pemeriksaan dahak+ tulis BTA belum diperiksa
. Berdasarkan Tipe Penderi!a
Tipe penderita ditentukan berdasarkan riayat pengobatan sebelumnya.
Ada beberapa tipe penderita yaitu C
a. 6asus baru
Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan
dengan %AT atau sudah pernah menelan %AT kurang dari satu
bulan (-' dosis harian)
b. 6asus kambuh (relaps)
Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap+ kemudian kembali lagi berobat dengan hasil
pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. Bila hanya
menun,ukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga
dicurigai lesi aktif kembali+ harus dipikirkan beberapa
kemungkinan C
= 4nfeksi sekunder
= 4nfeksi ,amur
= TB paru kambuh
c. 6asus pindahan (Transfer 4n)
Adalah penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu
kabupaten dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain.
Penderita pindahan tersebut harus membaa surat ru,ukanHpindahd. 6asus lalai berobat
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang bulan+ dan
berhenti " minggu atau lebih+ kemudian datang kembali berobat.
@mumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif.
e. 6asus agal
= Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau
kembali men,adi positif pada akhir bulan ke=1 (satu bulan
sebelum akhir pengobatan)
6
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
7/23
= Adalah penderita dengan hasil BTA negatif gambaran
radiologik positif men,adi BTA positif pada akhir bulan ke="
pengobatan dan atau gambaran radiologik ulang hasilnya
perburukan
f. 6asus kronik
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih
positif setelah selesai pengobatan ulang kategori " dengan
pengaasan yang baik
g. 6asus bekas TB
= $asil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan ,ika ada
fasilitas" negatif dan gambaran radiologik paru menun,ukkan
lesi TB inaktif+ terlebih gambaran radiologik serialmenun,ukkan gambaran yang menetap. 7iayat pengobatan
%AT yang adekuat akan lebih mendukung
= Pada kasus dengan gambaran radiologic meragukan lesi TB
aktif+ namun setelah mendapat pengobatan %AT selama "
bulan ternyata tidak ada perubahan gambaran radiologik
:. Manifestasi 6linis Tuberculosis Paru
e,ala klinik tuberkulosis dapat dibagi men,adi " golongan+ yaitu
ge,ala respiratorik (atau ge,ala organ yang terlibat) dan ge,ala sistemik.
. e,ala respiratorik
batuk I - minggu
batuk darah
sesak napas
nyeri dada
e,ala respiratorik ini sangat ber3ariasi+ dari mulai tidak ada
ge,ala sampai ge,ala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. 6adangpenderita terdiagnosis pada saat medical chec# up. Bila bronkus belum
terlibat dalam proses penyakit+ maka penderita mungkin tidak ada ge,ala
batuk. Batuk yang pertama ter,adi karena iritasi bronkus+ dan selan,utnya
batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
e,ala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang
terlibat+ misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan ter,adi pembesaran
yang lambat dan tidak nyeri dari kelen,ar getah bening+ pada meningitis
7
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
8/23
tuberkulosa akan terlihat ge,ala meningitis+ sementara pada pleuritis
tuberkulosa terdapat ge,ala sesak napas J kadang nyeri dada pada sisi
yang rongga pleuranya terdapat cairan.
". e,ala sistemik
Demam
e,ala sistemik lainC malaise+ keringat malam+ anoreksia+ berat badan
menurun
. Diagnosis Tuberculosis Paru
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan ge,ala klinik+
pemeriksaan fisikH,asmani+ pemeriksaan bakteriologik+ radiologik dan
pemeriksaan penun,ang lainnya.
. e,ala klinike,ala klinik dapat dibagi men,adi " ge,ala+ yaitu ge,ala respiratorik
dan ge,ala sistemik seperti yang telah di,elaskan di atas.
". Pemeriksaan :isik
Pada pemeriksaan ,asmani kelainan yang akan di,umpai tergantung
dari organ yang terlibat. Pada tuberkulosis paru+ kelainan yang didapat
tergantung luas kelainan struktur paru. Pada permulaan (aal)
perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan
kelainan. 6elainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior
terutama daerah ape< dan segmen posterior + serta daerah ape< lobus
inferior. Pada pemeriksaan ,asmani dapat ditemukan antara lain suara
napas bronkial+ amforik+ suara napas melemah+ ronki basah+ tanda=tanda
penarikan paru+ diafragma J mediastinum.
Pada pleuritis tuberkulosa+ kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari
banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan pekak+ pada
auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi
yang terdapat cairan. Pada limfadenitis tuberkulosa+ terlihat pembesaran
kelen,ar getah bening+ tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan
metastasis tumor)+ kadang=kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelen,ar
tersebut dapat men,adi >cold abscess?.
". Pemeriksaan Bak!eriolo#ik
a. Bahan pemeriksasan
Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman
tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan
8
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
9/23
diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal
dari dahak+ cairan pleura+ li$uor cerebrospinal+ bilasan bronkus+
bilasan lambung+ kurasan bronkoal3eolar (bronchoal3eolar
la3ageHBA&)+ urin+ faeces dan ,aringan biopsi (termasuk biopsi ,arum
halusHB/$).
b. 9ara pengumpulan dan pengiriman bahan
9ara pengambilan dahak - kali+ setiap pagi - hari berturut=turut
atau dengan caraC
eaktuHspot (dahak seaktu saat kun,ungan)
Dahak Pagi ( keesokan harinya )
eaktuHspot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)
Bahan pemeriksaanHspesimen yang berbentuk cairan
dikumpulkanHditampung dalam pot yang bermulut lebar+
berpenampang 2 cm atau lebih dengan tutup berulir+ tidak mudah
pecah dan tidak bocor. Apabila ada fasiliti+ spesimen tersebut dapat
dibuat sediaan apus pada gelas ob,ek (difiksasi) sebelum dikirim ke
laboratorium.
Bahan pemeriksaan hasil B/$+ dapat dibuat sediaan apus kering
di gelas ob,ek atau untuk kepentingan biakan dan u,i resistensi dapat
ditambahkan a9l '+!0 -=1 ml sebelum dikirim ke laboratorium.
pesimen dahak yang ada dalam pot (,ika pada gelas ob,ek
dimasukkan ke dalam kotak sediaan) yang akan dikirim ke
laboratorium+ harus dipastikan telah tertulis identitas penderita yang
sesuai dengan formulir permohonan pemeriksaan laboratorium.
Bila lokasi fasiliti laboratorium berada ,auh dari klinikHtempat
pelayanan penderita+ spesimen dahak dapat dikirim dengan kertas
saring melalui ,asa pos.
9ara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saringC
6ertas saring dengan ukuran ' < ' cm+ dilipat empat agar
terlihat bagian tengahnya
Dahak yang representatif diambil dengan lidi+ diletakkan di
bagian tengah dari kertas saring sebanyak G ml
9
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
10/23
6ertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi
pada satu u,ung yang tidak mengandung bahan dahak
Dibiarkan tergantung selama " ,am dalam suhu kamar di tempat
yang aman+ misal di dalam dus Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam
kantong plastik kecil
6antong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan
melidahapikan sisi kantong yang terbuka dengan menggunakan
lidi
Di atas kantong plastik dituliskan nama penderita dan tanggal
pengambilan dahak
Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui ,asa pos ke
alamat laboratorium.
c. 9ara pemeriksaan dahak dan bahan lain
Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan
pleura+ liKuor cerebrospinal+ bilasan bronkus+ bilasan lambung+ kurasan
bronkoal3eolar (BA&)+ urin+ faeces dan ,aringan biopsi+ termasuk B/$)
dapat dilakukan dengan caraC
= Mikroskopik
= biakanPemeriksaan mikroskopikC
= Mikroskopik biasa C pearnaan Liehl=ielsen pearnaan 6inyoun
abbett
= Mikroskopik fluoresensC pearnaan auramin=rhodamin (khususnya
untuk screening)
Pemeriksaan biakan kumanC
Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode kon3ensional
ialah dengan cara C
Egg base media (&oenstein=/ensen+ %gaa+ 6udoh)
Agar base media C Middle brook
Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti+ dan
dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dan ,uga Mycobacterium
other than tuberculosis (M%TT). @ntuk mendeteksi M%TT dapat
digunakan beberapa cara+ baik dengan melihat cepatnya pertumbuhan+
menggunakan u,i nikotinamid+ u,i niasin maupun pencampuran dengan
cyanogen bromide serta melihat pigmen yang timbul
10
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
11/23
. Pemeriksaan 7adiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA dengan atau tanpa foto
lateral. Pemeriksaan lain atas indikasi C foto apiko=lordotik+ oblik+ 9T=
can. Pada pemeriksaan foto toraks+ tuberkulosis dapat memberi gambaran
bermacam=macam bentuk (multiform).
ambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif C
Bayangan beraan H nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas
paru dan segmen superior lobus baah
6a3iti+ terutama lebih dari satu+ dikelilingi oleh bayangan opak
beraan atau nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (,arang)ambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktifC
:ibrotik pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas
6alsifikasi atau fibrotic
6ompleks ranke
:ibrotoraksH:ibrosis parenkim paru dan atau penebalan pleura
&uluh Paru (Destroyed &ung) C
ambaran radiologik yang menun,ukkan kerusakan ,aringan
paru yang berat+ biasanya secara klinis disebut luluh paru. ambaran
radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis+ multika3iti dan fibrosis
parenkim paru. ulit untuk menilai akti3iti lesi atau penyakit hanya
berdasarkan gambaran radiologik tersebut.
Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik untuk memastikan akti3iti
proses penyakit
&uas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan
pengobatan dapat dinyatakan sbb (terutama pada kasus BTA dahak negatif)
C
&esi minimal$ bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru
dengan luas tidak lebih dari 3olume paru yang terletak di atas
chondrostemal %unction dari iga kedua depan dan prosesus spinosus
dari 3ertebra torakalis atau korpus 3ertebra torakalis 1 (sela iga ")
dan tidak di,umpai ka3iti
&esi luas+ bila proses lebih luas dari lesi minimal.
1. Pemeriksaan penun,ang lain
11
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
12/23
alah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah
lamanya aktu yang dibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis
secara kon3ensional. Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik baru
yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.
a. &olymerase chain reaction (P97)C
Pemeriksaan P97 adalah teknologi canggih yang dapat
mendeteksi DA+ termasuk DAM.tuberculosis. alah satu masalah
dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan kontaminasi. 9ara
pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai+ kendati masih
memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya.
$asil pemeriksaan P97 dapat membantu untuk menegakkan
diagnosis sepan,ang pemeriksaan tersebut diker,akan dengan cara
yang benar dan sesuai standar. Apabila hasil pemeriksaan P97 positif
sedangkan data lain tidak ada yang menun,ang kearah diagnosis TB+
maka hasil tersebut tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk
diagnosis TB. Pada pemeriksaan deteksi M.tb tersebut diatas+ bahan
spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun luar paru
sesuai dengan organ yang terlibat.
b. Pemeriksaan serologi+ dengan berbagai metoda a.C
) Enzym lin#ed immunosorbent assay (E&4A)
Teknik ini merupakan salah satu u,i serologi yang dapat
mendeteksi respon humoral berupa proses antigen=antibodi yang
ter,adi. Beberapa masalah dalam teknik ini antara lain adalah
kemungkinan antibodi menetap dalam aktu yang cukup lama.
'" Mycodot
@,i ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam
tubuh manusia. @,i ini menggunakan antigen lipoarabinomannan
(&AM) yang direkatkan pada suatu alat yang berbentuk sisir
plastik. isir plastik ini kemudian dicelupkan ke dalam serum
penderita+ dan bila di dalam serum tersebut terdapat antibodi
spesifik anti &AM dalam ,umlah yang memadai yang sesuai
dengan akti3iti penyakit+ maka akan timbul perubahan arna
pada sisir yang dapat dideteksi dengan mudah.
-) @,i peroksidase anti peroksidase (PAP)
12
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
13/23
@,i ini merupakan salah satu ,enis u,i yang mendeteksi
reaksi serologi yang ter,adi.
) 49T
@,i 4mmunochromatographic tuberculosis (49T
tuberculosis) adalah u,i serologik untuk mendeteksi antibodi
M.tuberculosis dalam serum. @,i 49T tuberculosis merupakan u,i
diagnostik TB yang menggunakan 1 antigen spesifik yang berasal
dari membran sitoplasmaM.tuberculosis+ diantaranya antigen M.tb
-* kDa. Apabila serum mengandung antibodi 4g terhadap
M.tuberculosis+ maka antibodi akan berikatan dengan antigen dan
membentuk garis arna merah muda. @,i dinyatakan positif bila
setelah 1 menit terbentuk garis control dan minimal satu dari
empat garis antigen pada membran.
Dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan serologi yang
diperoleh+ para klinisi harus hati hati karena banyak 3ariabel yang
mempengaruhi kadar antibody yang terdeteksi. aat ini
pemeriksaan serologi belum bisa dipakai sebagai pegangan untuk
menegakkan diagnosis.
c. Pemeriksaan BA9TE9
Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BA9TE9 ini adalah
metode radiometrik.M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang
kemudian menghasilkan 9%" yang akan dideteksi gro(th inde)nya
oleh mesin ini. istem ini dapat men,adi salah satu alternatif
pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan
diagnosis.
d. Pemeriksaan 9airan Pleura
Pemeriksaan analisis cairan pleura J u,i 7i3alta cairan pleura
perlu dilakukan pada penderita efusi pleura untuk membantu
menegakkan diagnosis. 4nterpretasi hasil analisis yang mendukung
diagnosis tuberkulosis adalah u,i 7i3alta positif dan kesan cairan
eksudat+ serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit dominan
dan glukosa rendah
e. Pemeriksaan histopatologi ,aringan
Bahan histopatologi ,aringan dapat diperoleh melalui biopsy
paru dengan trans bronchial lung biopsy (TB&B)+ transthoracal
13
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
14/23
biopsy (TTB)+ biopsi paru terbuka+ biopsi pleura+ biopsi kelen,ar getah
bening dan biopsi organ lain diluar paru. Dapat pula dilakukan biopsi
aspirasi dengan ,arum halus (B/$ biopsi ,arum halus). Pemeriksaan
biopsy dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis+ terutama
pada tuberkulosis ekstra paru. Diagnosis pasti infeksi TB didapatkan
bila pemeriksaan histopatologi pada ,aringan paru atau ,aringan diluar
paru memberikan hasil berupa granuloma dengan perke,uan.
f. Pemeriksaan Darah
$asil pemeriksaan darah rutin kurang menun,ukkan indikator
yang spesifik untuk tuberkulosis. &a,u endap darah ( &ED) ,am
pertama dan kedua sangat dibutuhkan. Data ini sangat penting sebagaiindikator tingkat kestabilan keadaan nilai keseimbangan biologik
penderita+ sehingga dapat digunakan untuk salah satu respon terhadap
pengobatan penderita serta kemungkinan sebagai predeteksi tingkat
penyembuhan penderita. Demikian pula kadar limfosit bisa
menggambarkan biologikH daya tahan tubuh penderida + yaitu dalam
keadaan supresi H tidak. &ED sering meningkat pada proses aktif+
tetapi la,u endap darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis.
&imfositpun kurang spesifik.
g. @,i tuberkulin
Pemeriksaan ini sangat berarti dalam usaha mendeteksi infeksi
TB di daerah dengan pre3alensi tuberkulosis rendah. Di 4ndonesia
dengan pre3alensi tuberkulosis yang tinggi+ pemeriksaan u,i
tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik kurang berarti+ apalagi pada
orang deasa. @,i ini akan mempunyai makna bila didapatkan
kon3ersi dari u,i yang dilakukan satu bulan sebelumnya atau apabila
kepositifan dari u,i yang didapat besar sekali atau bula.
Pada pleuritis tuberkulosa u,i tuberkulin kadang negatif+
terutama pada malnutrisi dan infeksi $45. /ika aalnya negatif
mungkin dapat men,adi positif ,ika diulang bulan kemudian.
ebenarnya secara tidak langsung reaksi yang ditimbulkan hanya
menun,ukkan gambaran reaksi tubuh yang analog dengan N
14
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
15/23
) reaksi peradangan dari lesi yang berada pada target organ yang
terkena infeksi atau
") status respon imun indi3idu yang tersedia bila menghadapi agent
dari basil tahan asam yang bersangkutan (M.tuberculosis).
ambar .". Alur Diagnosis TB pada deasa
15
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
16/23
ambar .-. Alur diagnosis TB pada deasa (lan,utan .")
$. Penatalaksaan Tuberculosis Paru
Penatalaksanaan Tuberculosis paru dapat dibagai men,adi " kelompok+
yaitu terapi suportif dan medikamentosa.
a. Terapi suportif
Pengobatan yang diberikan kepada penderita TB perlu diperhatikan
keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi raat+
dapat raat ,alan. elain %AT kadang perlu pengobatan tambahan atau
suportifHsimtomatik untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengatasi
ge,alaHkeluhan.
. Penderita raat ,alan
Makan makanan yang bergii+ bila dianggap perlu dapat diberikan
3itamin tambahan (pada prinsipnya tidak ada larangan makanan
untuk penderita tuberkulosis+ kecuali untuk penyakit komorbidnya)
Bila demam dapat diberikan obat penurun panasHdemam
16
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
17/23
Bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi ge,ala batuk+ sesak
napas atau keluhan lain.
". Penderita raat inap
a. 4ndikasi raat inap C
TB paru disertai keadaanHkomplikasi sbb C
= Batuk darah (profus)
= 6eadaan umum buruk
= Pneumotoraks
= Empiema
= Efusi pleura masif H bilateral
= esak napas berat (bukan karena efusi pleura)TB di luar paru yang mengancam ,ia C
= TB paru milier
= Meningitis TB
b. Pengobatan suportif H simtomatik yang diberikan sesuai dengan
keadaan klinis dan indikasi raat
b. Terapi Medikamentosa (Pemberian %bat Anti TuberculosaH %AT)
Pengobatan tuberkulosis terbagi men,adi " fase yaitu fase intensif ("=-
bulan) dan fase lan,utan atau O bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri
dari paduan obat utama dan tambahan.
. /enis obat utama (lini ) yang digunakan adalahC
F 7ifampisin
F 4$
F Pirainamid
F treptomisin
F Etambutol
". 6ombinasi dosis tetap (:i
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
18/23
F 6uinolon
F %bat lain masih dalam penelitian N makrolid+ amoksilin G asam
kla3ulanat
F Deri3at rifampisin dan 4$
Dosis %bat Anti TuberkulosaC
a. 7ifampisin+ dosis C ' mgH kg BB+ maksimal 2''mg "=-
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
19/23
dilakukan selama pengobatan. Efek samping yang ter,adi dapat ringan atau
berat+ bila efek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simtomatik maka
pemberian %AT dapat dilan,utkan.
. 4soniaid (4$)
Efek samping ringan dapat berupa tanda=tanda keracunan pada
syaraf tepi+ kesemutan+ rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dapat
dikurangi dengan pemberian piridoksindengan dosis '' mg perhari atau
dengan 3itamin Bkompleks. Pada keadaan tersebut pengobatan dapat
diteruskan. 6elainan lain ialah menyerupai defisiensi piridoksin (syndrom
pellagra).
Efek samping berat dapat berupa hepatitis yang dapat timbul pada
kurang lebih '+10 penderita. Bila ter,adi hepatitis imbas obat atau ikterik+
hentikan %AT dan pengobatan sesuai dengan pedoman TB pada keadaan
khusus.
". 7ifampisin
Efek samping ringan yang dapat ter,adi dan hanya memerlukan
pengobatan simtomatik ialah C
= indrom flu berupa demam+ menggigil dan nyeri tulang
= indrom perut berupa sakit perut+ mual+ tidak nafsu makan+ muntah
kadang=kadang diare= indrom kulit seperti gatal=gatal kemerahan
Efek samping yang berat tapi ,arang ter,adi ialah C
= $epatitis imbas obat atau ikterik+ bila ter,adi hal tersebut %AT harus
distop dulu dan penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan
khusus
= Purpura+ anemia hemolitik yang akut+ syok dan gagal gin,al. Bila salah
satu dari ge,ala ini ter,adi+ rifampisin harus segera dihentikan dan
,angan diberikan lagi alaupun ge,alanya telah menghilang= indrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas
7ifampisin dapat menyebabkan arna merah pada air seni+
keringat+ air mata+ air liur. #arna merah tersebut ter,adi karena proses
metabolisme obat dan tidak berbahaya. $al ini harus diberitahukan kepada
penderita agar dimengerti dan tidak perlu khaatir.
-. Pirainamid
19
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
20/23
Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan
sesuai pedoman TB pada keadaan khusus). yeri sendi ,uga dapat ter,adi
(beri aspirin) dan kadangkadang dapat menyebabkan serangan arthritis
out+ hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan
penimbunan asam urat. 6adang=kadang ter,adi reaksi demam+ mual+
kemerahan dan reaksi kulit yang lain.
. Etambutol
Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa
berkurangnya keta,aman+ buta arna untuk arna merah dan hi,au.
Meskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang
dipakai+ ,arang sekali ter,adi bila dosisnya 1="1 mgHkg BB perhari atau -'
mgHkg BB yang diberikan - kali seminggu. angguan penglihatan akan
kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan.
ebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak karena risiko kerusakan
okuler sulit untuk dideteksi.
1. treptomisin
Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang
berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran. 7isiko efek samping
tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan
dan umur penderita.
7isiko tersebut akan meningkat pada penderita dengan gangguan
fungsi ekskresi gin,al. e,ala efek samping yang terlihat ialah telinga
mendenging (tinitus)+ pusing dan kehilangan keseimbangan. 6eadaan ini
dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi
'+"1gr. /ika pengobatan diteruskan maka kerusakan alat keseimbanganmakin parah dan menetap (kehilangan keseimbangan dan tuli).
7eaksi hipersensiti3iti kadang ter,adi berupa demam yang timbul
tiba=tiba disertai sakit kepala+ muntah dan eritema pada kulit. Efek
samping sementara dan ringan (,arang ter,adi) seperti kesemutan sekitar
mulut dan telinga yang mendenging dapat ter,adi segera setelah suntikan.
Bila reaksi ini mengganggu maka dosis dapat dikurangi '+"1gr
treptomisin dapat menembus barrier plasenta sehingga tidak boleh
20
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
21/23
diberikan pada anita hamil sebab dapat merusak syaraf pendengaran
,anin.
Pengobatan tuberkulosis dibagi men,adiC
a. TB paru (kasus baru)+ BTA positif atau lesi luas
Paduan obat yang diberikan C " 7$LE H 7$
Alternatif C " 7$LE H 7-$- atau (program P"TB) C " 7$LEH 2$E
Paduan ini dian,urkan untukC
TB paru BTA (G)+ kasus baru
TB paru BTA (=)+ dengan gambaran radiologik lesi luas (termasuk
luluh paru) TB di luar paru kasus berat
Pengobatan fase lan,utan+ bila diperlukan dapat diberikan selama O
bulan+ dengan paduan "7$LE H O 7$+ dan alternatif "7$LEH O7-$-+
seperti pada keadaanC
TB dengan lesi luas
Disertai penyakit komorbid (Diabetes Melitus+ Pemakaian obat
imunosupresi H kortikosteroid)
TB kasus berat (milier+ dll)
Bila ada fasiliti biakan dan u,i resistensi+ pengobatan
disesuaikan dengan hasil u,i resistensi
b. TB Paru (kasus baru)+ BTA negatif
Paduan obat yang diberikan C " 7$L H 7$
Alternatif C " 7$LH 7-$- atau 2 7$E
Paduan ini dian,urkan untuk C
TB paru BTA negatif dengan gambaran radiologik lesi minimal
TB di luar paru kasus ringan
c. TB paru kasus kambuh
Pada TB paru kasus kambuh minimal menggunakan macam %AT
pada fase intensif selama - bulan (bila ada hasil u,i resistensi dapat
diberikan obat sesuai hasil u,i resistensi). &ama pengobatan fase lan,utan 2
bulan atau lebih lama dari pengobatan sebelumnya+ sehingga paduan obat
yang diberikan C - 7$LE H 2 7$. Bila tidak ada H tidak dilakukan u,i
21
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
22/23
resistensi+ maka alternatif diberikan paduan obat C " 7$LEH 7$LEH1
7-$-E- (Program P"TB)
d. TB Paru kasus gagal pengobatan
Pengobatan sebaiknya berdasarkan hasil u,i resistensi+ dengan
minimal menggunakan =1 %AT dengan minimal " %AT yang masih
sensitif ( seandainya $ resisten+ tetap diberikan). Dengan lama pengobatan
minimal selama 8 " tahun . Menunggu hasil u,i resistensi dapat diberikan
dahulu " 7$LE + untuk kemudian dilan,utkan sesuai u,i resistensi
Bila tidak ada H tidak dilakukan u,i resistensi+ maka alternatif
diberikan paduan obat C " 7$LEH 7$LEH1 $-7-E- (Program
P"TB)
Dapat pula dipertimbangkan tindakan bedah untuk mendapatkan hasil
yang optimal
ebaiknya kasus gagal pengobatan diru,uk ke ahli paru
e. TB Paru kasus lalai beroba!
Penderita TB paru kasus lalai berobat+ akan dimulai pengobatan
kembali sesuai dengan kriteria sebagai berikut C
Penderita yang menghentikan pengobatannya Q " minggu+ pengobatan
%AT dilan,utkan sesuai ,adual
Penderita menghentikan pengobatannya I " minggu
) Berobat I bulan + BTA negatif dan klinik+ radiologik negatif+
pengobatan %AT T%P
") Berobat bulan+ BTA positif C pengobatan dimulai dari aal
dengan paduan obat yang lebih kuat dan ,angka aktu
pengobatan yang lebih lama
-) Berobat Q bulan+ BTA positif C pengobatan dimulai dari aal
dengan paduan obat yang sama) Berobat Q bulan + berhenti berobat bulan + BTA negatif+ akan
tetapi klinik dan atau radiologic positif C pengobatan dimulai dari
aal dengan paduan obat yang sama
1) Berobat Q bulan+ BTA negatif+ berhenti berobat "= minggu
pengobatan diteruskan kembali sesuai ,adual.
f. TB Paru kasus kronik
Pengobatan TB paru kasus kronik+ ,ika belum ada hasil u,i
resistensi+ berikan 7$LE. /ika telah ada hasil u,i resistensi+ sesuaikan
22
-
7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc
23/23
dengan hasil u,i resistensi (minimal terdapat " macam %AT yang masih
sensiti3e dengan $ tetap diberikan alaupun resisten) ditambah dengan
obat lain seperti kuinolon+ betalaktam+ makrolid. /ika tidak mampu dapat
diberikan 4$ seumur hidup. Pertimbangkan pembedahan untuk
meningkatkan kemungkinan penyembuhan. 6asus TB paru kronik perlu
diru,uk ke ahli paru. 9atatan C TB diluar paru lihat TB dalam keadaan
khusus.
#. Komplikasi Tuber&ulosis Paru
Pada pasien tuberkulosis dapat ter,adi beberapa komplikasi+ baik sebelum
pengobatanatau dalam masa pengobatan maupun setelah selesaipengobatan. Beberapa komplikasi yangmungikin timbul adalah C
. Batuk darah
". Pneumotoraks
-. agal napas
. agal ,antung
1. Efusi pleura
23