CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

download CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

of 23

Transcript of CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    1/23

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Defenisi Tuberculosis Paru

    Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

    Mycobacterium tuberculosis.

    B. Epidemiologi Tuberculosis Paru

    Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatanmasyarakat yang penting

    di dunia ini. Pada tahun !!" World Health Organization (#$%) telah

    mencanangkan tuberculosis sebagai Global Emergency . &aporan #$%tahun "'' menyatakan baha terdapat *+* ,uta kasus baru tuberkulosis pada

    tahun "''"+ dimana -+! ,uta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif.

    etiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis di dunia ini+ dan

    sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. /umlah

    terbesar kasus TB ter,adi di Asia tenggara yaitu -- 0 dari seluruh kasus TB di

    dunia+ namun bila dilihat dari ,umlah pendduduk+ terdapat *" kasus per

    ''.''' penduduk.Di Afrika hampir " kali lebih besar dari Asia tenggara

    yaitu -1' per ''.''' pendduduk

    Diperkirakan terdapat " ,uta kematian akibat tuberculosis pada tahun "''".

    /umlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia tenggara yaitu 2"1.'''

    orang atau angka mortaliti sebesar -! orang per ''.''' penduduk. Angka

    mortaliti tertinggi terdapat di Afrika yaitu *- per ''.''' penduduk+ dimana

    pre3alensi $45 yang cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus

    TB yang muncul. Di 4ndonesia berdasarkan ur3ei 6esehatan 7umah Tangga

    (67T) tahun "'' didapatkan baha penyakit pada system pernapasan

    merupakan penyebab kematian kedua setelah system sirkulasi. Pada 67T

    !!" disebutkan baha penyakit TB merupakan penyebab kematian kedua+

    sementara 67T "'' menyebutkan baha tuberkulosis adalah penyebab

    kematian pertama pada golongan penyakit infeksi. ementara itu dari hasil

    laporan yang masuk ke subdit TB P"MP& Departemen 6esehatan tahun +

    "'' terdapat 1'.- penderita BTA positif yang diobati ("-0 dari ,umlah

    perkiraan penderita BTA positif ). Tiga perempat dari kasus TB ini berusia 1

    1

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    2/23

    8 ! tahun. Pada tahun "'' #$% memperkirakan setiap tahunnya muncul

    1 orang penderita tuberkulosis paru menular (BTA positif) pada setiap

    ''.''' penduduk. aat ini 4ndonesia masih menduduki urutan ke - di dunia

    untuk ,umlah kasus TB setelah 4ndia dan 9hina.

    9. Etiologi dan :aktor 7esiko Tuberculosis Paru

    Etiologi tuberculosis paru adalah kumanMycobacterium Tuberculosis.

    Mycobacterium tuberculosisberbentuk batang lurus atau sedikit melengkung+

    tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar '+- 8 '+2 ;m

    dan pan,ang 8 ;m. DindingM.tuberculosis sangat kompleks+ terdiri dari

    lapisan lemak cukup tinggi (2'0). Penyusun utama dinding selM.tuberculosis ialah asam mikolat+ lilin kompleks (comple

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    3/23

    6uman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang

    di ,aringan paru+ dimana ia akan membentuk suatu sarang pneumonik+ yang

    disebut sarang primer atau afek primer. arang primer ini mugkin timbul di

    bagian mana sa,a dalam paru+ berbeda dengan sarang reakti3asi. Dari sarang

    primer akan kelihatan peradangan saluran getah bening menu,u hilus

    (limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelen,ar

    getah bening di hilus (limfadenitis regional). Afek primer bersama=sama

    dengan limfangitis regional dikenal sebagai kompleks primer.

    6ompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib sebagai berikut C

    . embuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad

    integrum)

    ". embuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang hon+

    garis fibrotik+ sarang perkapuran di hilus)

    -. Menyebar dengan cara C

    a. Perkontinuitatum+ menyebar kesekitarnya.

    alah satu contoh adalah epituberkulosis+ yaitu suatu ke,adian

    dimana terdapat penekanan bronkus+ biasanya bronkus lobus medius

    oleh kelen,ar hilus yang membesar sehingga menimbulkan obstruksi

    pada saluran napas bersangkutan+ dengan akibat atelektasis. 6umantuberkulosis akan men,alar sepan,ang bronkus yang tersumbat ini ke

    lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang

    atelectasis tersebut+ yang dikenal sebagai epituberkulosis.

    b. Penyebaran secara bronkogen+ baik di paru bersangkutan maupun ke

    paru sebelahnya. Penyebaran ini ,uga ter,adi ke dalam usus

    c. Penyebaran secara hematogen dan limfogen.

    6e,adian penyebaran ini sangat bersangkutan dengan daya tahan

    tubuh+ ,umlah dan 3irulensi basil. arang yang ditimbulkan dapat

    sembuh secara spontan+ akan tetapi bila tidak terdapat imuniti yang

    adekuat+ penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gaat

    seperti tuberkulosis milier+ meningitis tuberkulosa+ typhobacillosis

    andouzy. Penyebaran ini ,uga dapat menimbulkan tuberkulosis pada

    alat tubuh lainnya+ misalnya tulang+ gin,al+ anak gin,al+ genitalia dan

    sebagainya. 6omplikasi dan penyebaran ini mungkin berakhir dengan C

    3

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    4/23

    embuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya pertumbuhan

    terbelakang pada anak setelah mendapat ensefalomeningitis+

    tuberkuloma) atau

    Meninggal. emua ke,adian diatas adalah per,alanan tuberculosis

    primer.

    Dari tuberkulosis primer ini akan muncul bertahun=tahun kemudian

    tuberkulosis post=primer+ biasanya pada usia 1=' tahun. Tuberkulosis post

    primer mempunyai nama yang bermacam macam yaitu tuberkulosis bentuk

    deasa+ localized tuberculosis+ tuberkulosis menahun+ dan sebagainya.

    Bentuk tuberkulosis inilah yang terutama men,adi problem kesehatan rakyat+

    karena dapat men,adi sumber penularan. Tuberkulosis post=primer dimulaidengan sarang dini+ yang umumnya terletak di segmen apikal dari lobus

    superior maupun lobus inferior. arang dini ini aalnya berbentuk suatu

    sarang pneumonik kecil. asib sarang pneumonik ini akan mengikuti salah

    satu ,alan sebagai berikut C

    . Diresopsi kembali+ dan sembuh kembali dengan tidak meninggalkan

    cacat

    ". arang tadi mula mula meluas+ tapi segera ter,adi proses penyembuhan

    dengan penyebukan ,aringan fibrosis. elan,utnya akan membungkus

    diri men,adi lebih keras+ ter,adi perkapuran+ dan akan sembuh dalam

    bentuk perkapuran. ebaliknya dapat ,uga sarang tersebut men,adi

    aktif kembali+ membentuk ,aringan ke,u dan menimbulkan ka3iti bila

    ,aringan ke,u dibatukkan keluar.

    -. arang pneumonik meluas+ membentuk ,aringan ke,u (,aringan

    kaseosa). 6a3iti akan muncul dengan dibatukkannya ,aringan ke,u

    keluar. 6a3iti aalnya berdinding tipis+ kemudian dindingnya akanmen,adi tebal (ka3iti sklerotik). asib ka3iti ini C

    F Mungkin meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonik baru.

    arang pneumonik ini akan mengikuti pola per,alanan seperti yang

    disebutkan diatas

    F Dapat pula memadat dan membungkus diri (encapsulated)+ dan

    disebut tuberkuloma.Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh+

    tapi mungkin pula aktif kembali+ mencair lagi dan men,adi ka3iti lagi

    4

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    5/23

    F 6a3iti bisa pula men,adi bersih dan menyembuh yang disebut open

    healed ca!ity+ atau ka3iti menyembuh dengan membungkus diri+

    akhirnya mengecil. 6emungkinan berakhir sebagai ka3iti yang

    terbungkus+ dan menciut sehingga kelihatan seperti bintang (stellate

    shaped).

    E. 6lasifikasi Tuberculosis Paru

    Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang ,aringan paru+

    tidak termasuk pleura (selaput paru)

    1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)

    TB paru dibagi dalam C

    a. Tuberkulosis Paru BTA (G)

    ekurang=kurangnya " dari - spesimen dahak menun,ukkan hasil

    BTA positif

    $asil pemeriksaan satu spesimen dahak menun,ukkan BTA positif

    dan kelainan radiologik menun,ukkan gambaran tuberculosis aktif

    $asil pemeriksaan satu spesimen dahak menun,ukkan BTA positif

    dan biakan positif

    b. Tuberkulosis Paru BTA (-)

    5

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    6/23

    $asil pemeriksaan dahak - kali menun,ukkan BTA negatif+

    gambaran klinik dan kelainan radiologik menun,ukkan tuberkulosis

    aktif serta tidak respons dengan pemberian antibiotic spektrum luas

    $asil pemeriksaan dahak - kali menun,ukkan BTA negatif dan

    biakanM.tuberculosispositif

    /ika belum ada hasil pemeriksaan dahak+ tulis BTA belum diperiksa

    . Berdasarkan Tipe Penderi!a

    Tipe penderita ditentukan berdasarkan riayat pengobatan sebelumnya.

    Ada beberapa tipe penderita yaitu C

    a. 6asus baru

    Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan

    dengan %AT atau sudah pernah menelan %AT kurang dari satu

    bulan (-' dosis harian)

    b. 6asus kambuh (relaps)

    Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat

    pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau

    pengobatan lengkap+ kemudian kembali lagi berobat dengan hasil

    pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. Bila hanya

    menun,ukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga

    dicurigai lesi aktif kembali+ harus dipikirkan beberapa

    kemungkinan C

    = 4nfeksi sekunder

    = 4nfeksi ,amur

    = TB paru kambuh

    c. 6asus pindahan (Transfer 4n)

    Adalah penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu

    kabupaten dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain.

    Penderita pindahan tersebut harus membaa surat ru,ukanHpindahd. 6asus lalai berobat

    Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang bulan+ dan

    berhenti " minggu atau lebih+ kemudian datang kembali berobat.

    @mumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan

    dahak BTA positif.

    e. 6asus agal

    = Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau

    kembali men,adi positif pada akhir bulan ke=1 (satu bulan

    sebelum akhir pengobatan)

    6

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    7/23

    = Adalah penderita dengan hasil BTA negatif gambaran

    radiologik positif men,adi BTA positif pada akhir bulan ke="

    pengobatan dan atau gambaran radiologik ulang hasilnya

    perburukan

    f. 6asus kronik

    Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih

    positif setelah selesai pengobatan ulang kategori " dengan

    pengaasan yang baik

    g. 6asus bekas TB

    = $asil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan ,ika ada

    fasilitas" negatif dan gambaran radiologik paru menun,ukkan

    lesi TB inaktif+ terlebih gambaran radiologik serialmenun,ukkan gambaran yang menetap. 7iayat pengobatan

    %AT yang adekuat akan lebih mendukung

    = Pada kasus dengan gambaran radiologic meragukan lesi TB

    aktif+ namun setelah mendapat pengobatan %AT selama "

    bulan ternyata tidak ada perubahan gambaran radiologik

    :. Manifestasi 6linis Tuberculosis Paru

    e,ala klinik tuberkulosis dapat dibagi men,adi " golongan+ yaitu

    ge,ala respiratorik (atau ge,ala organ yang terlibat) dan ge,ala sistemik.

    . e,ala respiratorik

    batuk I - minggu

    batuk darah

    sesak napas

    nyeri dada

    e,ala respiratorik ini sangat ber3ariasi+ dari mulai tidak ada

    ge,ala sampai ge,ala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. 6adangpenderita terdiagnosis pada saat medical chec# up. Bila bronkus belum

    terlibat dalam proses penyakit+ maka penderita mungkin tidak ada ge,ala

    batuk. Batuk yang pertama ter,adi karena iritasi bronkus+ dan selan,utnya

    batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.

    e,ala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang

    terlibat+ misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan ter,adi pembesaran

    yang lambat dan tidak nyeri dari kelen,ar getah bening+ pada meningitis

    7

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    8/23

    tuberkulosa akan terlihat ge,ala meningitis+ sementara pada pleuritis

    tuberkulosa terdapat ge,ala sesak napas J kadang nyeri dada pada sisi

    yang rongga pleuranya terdapat cairan.

    ". e,ala sistemik

    Demam

    e,ala sistemik lainC malaise+ keringat malam+ anoreksia+ berat badan

    menurun

    . Diagnosis Tuberculosis Paru

    Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan ge,ala klinik+

    pemeriksaan fisikH,asmani+ pemeriksaan bakteriologik+ radiologik dan

    pemeriksaan penun,ang lainnya.

    . e,ala klinike,ala klinik dapat dibagi men,adi " ge,ala+ yaitu ge,ala respiratorik

    dan ge,ala sistemik seperti yang telah di,elaskan di atas.

    ". Pemeriksaan :isik

    Pada pemeriksaan ,asmani kelainan yang akan di,umpai tergantung

    dari organ yang terlibat. Pada tuberkulosis paru+ kelainan yang didapat

    tergantung luas kelainan struktur paru. Pada permulaan (aal)

    perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan

    kelainan. 6elainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior

    terutama daerah ape< dan segmen posterior + serta daerah ape< lobus

    inferior. Pada pemeriksaan ,asmani dapat ditemukan antara lain suara

    napas bronkial+ amforik+ suara napas melemah+ ronki basah+ tanda=tanda

    penarikan paru+ diafragma J mediastinum.

    Pada pleuritis tuberkulosa+ kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari

    banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan pekak+ pada

    auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi

    yang terdapat cairan. Pada limfadenitis tuberkulosa+ terlihat pembesaran

    kelen,ar getah bening+ tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan

    metastasis tumor)+ kadang=kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelen,ar

    tersebut dapat men,adi >cold abscess?.

    ". Pemeriksaan Bak!eriolo#ik

    a. Bahan pemeriksasan

    Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman

    tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan

    8

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    9/23

    diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal

    dari dahak+ cairan pleura+ li$uor cerebrospinal+ bilasan bronkus+

    bilasan lambung+ kurasan bronkoal3eolar (bronchoal3eolar

    la3ageHBA&)+ urin+ faeces dan ,aringan biopsi (termasuk biopsi ,arum

    halusHB/$).

    b. 9ara pengumpulan dan pengiriman bahan

    9ara pengambilan dahak - kali+ setiap pagi - hari berturut=turut

    atau dengan caraC

    eaktuHspot (dahak seaktu saat kun,ungan)

    Dahak Pagi ( keesokan harinya )

    eaktuHspot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)

    Bahan pemeriksaanHspesimen yang berbentuk cairan

    dikumpulkanHditampung dalam pot yang bermulut lebar+

    berpenampang 2 cm atau lebih dengan tutup berulir+ tidak mudah

    pecah dan tidak bocor. Apabila ada fasiliti+ spesimen tersebut dapat

    dibuat sediaan apus pada gelas ob,ek (difiksasi) sebelum dikirim ke

    laboratorium.

    Bahan pemeriksaan hasil B/$+ dapat dibuat sediaan apus kering

    di gelas ob,ek atau untuk kepentingan biakan dan u,i resistensi dapat

    ditambahkan a9l '+!0 -=1 ml sebelum dikirim ke laboratorium.

    pesimen dahak yang ada dalam pot (,ika pada gelas ob,ek

    dimasukkan ke dalam kotak sediaan) yang akan dikirim ke

    laboratorium+ harus dipastikan telah tertulis identitas penderita yang

    sesuai dengan formulir permohonan pemeriksaan laboratorium.

    Bila lokasi fasiliti laboratorium berada ,auh dari klinikHtempat

    pelayanan penderita+ spesimen dahak dapat dikirim dengan kertas

    saring melalui ,asa pos.

    9ara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saringC

    6ertas saring dengan ukuran ' < ' cm+ dilipat empat agar

    terlihat bagian tengahnya

    Dahak yang representatif diambil dengan lidi+ diletakkan di

    bagian tengah dari kertas saring sebanyak G ml

    9

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    10/23

    6ertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi

    pada satu u,ung yang tidak mengandung bahan dahak

    Dibiarkan tergantung selama " ,am dalam suhu kamar di tempat

    yang aman+ misal di dalam dus Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam

    kantong plastik kecil

    6antong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan

    melidahapikan sisi kantong yang terbuka dengan menggunakan

    lidi

    Di atas kantong plastik dituliskan nama penderita dan tanggal

    pengambilan dahak

    Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui ,asa pos ke

    alamat laboratorium.

    c. 9ara pemeriksaan dahak dan bahan lain

    Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan

    pleura+ liKuor cerebrospinal+ bilasan bronkus+ bilasan lambung+ kurasan

    bronkoal3eolar (BA&)+ urin+ faeces dan ,aringan biopsi+ termasuk B/$)

    dapat dilakukan dengan caraC

    = Mikroskopik

    = biakanPemeriksaan mikroskopikC

    = Mikroskopik biasa C pearnaan Liehl=ielsen pearnaan 6inyoun

    abbett

    = Mikroskopik fluoresensC pearnaan auramin=rhodamin (khususnya

    untuk screening)

    Pemeriksaan biakan kumanC

    Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode kon3ensional

    ialah dengan cara C

    Egg base media (&oenstein=/ensen+ %gaa+ 6udoh)

    Agar base media C Middle brook

    Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti+ dan

    dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dan ,uga Mycobacterium

    other than tuberculosis (M%TT). @ntuk mendeteksi M%TT dapat

    digunakan beberapa cara+ baik dengan melihat cepatnya pertumbuhan+

    menggunakan u,i nikotinamid+ u,i niasin maupun pencampuran dengan

    cyanogen bromide serta melihat pigmen yang timbul

    10

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    11/23

    . Pemeriksaan 7adiologik

    Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA dengan atau tanpa foto

    lateral. Pemeriksaan lain atas indikasi C foto apiko=lordotik+ oblik+ 9T=

    can. Pada pemeriksaan foto toraks+ tuberkulosis dapat memberi gambaran

    bermacam=macam bentuk (multiform).

    ambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif C

    Bayangan beraan H nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas

    paru dan segmen superior lobus baah

    6a3iti+ terutama lebih dari satu+ dikelilingi oleh bayangan opak

    beraan atau nodular

    Bayangan bercak milier

    Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (,arang)ambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktifC

    :ibrotik pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas

    6alsifikasi atau fibrotic

    6ompleks ranke

    :ibrotoraksH:ibrosis parenkim paru dan atau penebalan pleura

    &uluh Paru (Destroyed &ung) C

    ambaran radiologik yang menun,ukkan kerusakan ,aringan

    paru yang berat+ biasanya secara klinis disebut luluh paru. ambaran

    radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis+ multika3iti dan fibrosis

    parenkim paru. ulit untuk menilai akti3iti lesi atau penyakit hanya

    berdasarkan gambaran radiologik tersebut.

    Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik untuk memastikan akti3iti

    proses penyakit

    &uas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan

    pengobatan dapat dinyatakan sbb (terutama pada kasus BTA dahak negatif)

    C

    &esi minimal$ bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru

    dengan luas tidak lebih dari 3olume paru yang terletak di atas

    chondrostemal %unction dari iga kedua depan dan prosesus spinosus

    dari 3ertebra torakalis atau korpus 3ertebra torakalis 1 (sela iga ")

    dan tidak di,umpai ka3iti

    &esi luas+ bila proses lebih luas dari lesi minimal.

    1. Pemeriksaan penun,ang lain

    11

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    12/23

    alah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah

    lamanya aktu yang dibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis

    secara kon3ensional. Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik baru

    yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.

    a. &olymerase chain reaction (P97)C

    Pemeriksaan P97 adalah teknologi canggih yang dapat

    mendeteksi DA+ termasuk DAM.tuberculosis. alah satu masalah

    dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan kontaminasi. 9ara

    pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai+ kendati masih

    memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya.

    $asil pemeriksaan P97 dapat membantu untuk menegakkan

    diagnosis sepan,ang pemeriksaan tersebut diker,akan dengan cara

    yang benar dan sesuai standar. Apabila hasil pemeriksaan P97 positif

    sedangkan data lain tidak ada yang menun,ang kearah diagnosis TB+

    maka hasil tersebut tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk

    diagnosis TB. Pada pemeriksaan deteksi M.tb tersebut diatas+ bahan

    spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun luar paru

    sesuai dengan organ yang terlibat.

    b. Pemeriksaan serologi+ dengan berbagai metoda a.C

    ) Enzym lin#ed immunosorbent assay (E&4A)

    Teknik ini merupakan salah satu u,i serologi yang dapat

    mendeteksi respon humoral berupa proses antigen=antibodi yang

    ter,adi. Beberapa masalah dalam teknik ini antara lain adalah

    kemungkinan antibodi menetap dalam aktu yang cukup lama.

    '" Mycodot

    @,i ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam

    tubuh manusia. @,i ini menggunakan antigen lipoarabinomannan

    (&AM) yang direkatkan pada suatu alat yang berbentuk sisir

    plastik. isir plastik ini kemudian dicelupkan ke dalam serum

    penderita+ dan bila di dalam serum tersebut terdapat antibodi

    spesifik anti &AM dalam ,umlah yang memadai yang sesuai

    dengan akti3iti penyakit+ maka akan timbul perubahan arna

    pada sisir yang dapat dideteksi dengan mudah.

    -) @,i peroksidase anti peroksidase (PAP)

    12

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    13/23

    @,i ini merupakan salah satu ,enis u,i yang mendeteksi

    reaksi serologi yang ter,adi.

    ) 49T

    @,i 4mmunochromatographic tuberculosis (49T

    tuberculosis) adalah u,i serologik untuk mendeteksi antibodi

    M.tuberculosis dalam serum. @,i 49T tuberculosis merupakan u,i

    diagnostik TB yang menggunakan 1 antigen spesifik yang berasal

    dari membran sitoplasmaM.tuberculosis+ diantaranya antigen M.tb

    -* kDa. Apabila serum mengandung antibodi 4g terhadap

    M.tuberculosis+ maka antibodi akan berikatan dengan antigen dan

    membentuk garis arna merah muda. @,i dinyatakan positif bila

    setelah 1 menit terbentuk garis control dan minimal satu dari

    empat garis antigen pada membran.

    Dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan serologi yang

    diperoleh+ para klinisi harus hati hati karena banyak 3ariabel yang

    mempengaruhi kadar antibody yang terdeteksi. aat ini

    pemeriksaan serologi belum bisa dipakai sebagai pegangan untuk

    menegakkan diagnosis.

    c. Pemeriksaan BA9TE9

    Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BA9TE9 ini adalah

    metode radiometrik.M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang

    kemudian menghasilkan 9%" yang akan dideteksi gro(th inde)nya

    oleh mesin ini. istem ini dapat men,adi salah satu alternatif

    pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan

    diagnosis.

    d. Pemeriksaan 9airan Pleura

    Pemeriksaan analisis cairan pleura J u,i 7i3alta cairan pleura

    perlu dilakukan pada penderita efusi pleura untuk membantu

    menegakkan diagnosis. 4nterpretasi hasil analisis yang mendukung

    diagnosis tuberkulosis adalah u,i 7i3alta positif dan kesan cairan

    eksudat+ serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit dominan

    dan glukosa rendah

    e. Pemeriksaan histopatologi ,aringan

    Bahan histopatologi ,aringan dapat diperoleh melalui biopsy

    paru dengan trans bronchial lung biopsy (TB&B)+ transthoracal

    13

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    14/23

    biopsy (TTB)+ biopsi paru terbuka+ biopsi pleura+ biopsi kelen,ar getah

    bening dan biopsi organ lain diluar paru. Dapat pula dilakukan biopsi

    aspirasi dengan ,arum halus (B/$ biopsi ,arum halus). Pemeriksaan

    biopsy dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis+ terutama

    pada tuberkulosis ekstra paru. Diagnosis pasti infeksi TB didapatkan

    bila pemeriksaan histopatologi pada ,aringan paru atau ,aringan diluar

    paru memberikan hasil berupa granuloma dengan perke,uan.

    f. Pemeriksaan Darah

    $asil pemeriksaan darah rutin kurang menun,ukkan indikator

    yang spesifik untuk tuberkulosis. &a,u endap darah ( &ED) ,am

    pertama dan kedua sangat dibutuhkan. Data ini sangat penting sebagaiindikator tingkat kestabilan keadaan nilai keseimbangan biologik

    penderita+ sehingga dapat digunakan untuk salah satu respon terhadap

    pengobatan penderita serta kemungkinan sebagai predeteksi tingkat

    penyembuhan penderita. Demikian pula kadar limfosit bisa

    menggambarkan biologikH daya tahan tubuh penderida + yaitu dalam

    keadaan supresi H tidak. &ED sering meningkat pada proses aktif+

    tetapi la,u endap darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis.

    &imfositpun kurang spesifik.

    g. @,i tuberkulin

    Pemeriksaan ini sangat berarti dalam usaha mendeteksi infeksi

    TB di daerah dengan pre3alensi tuberkulosis rendah. Di 4ndonesia

    dengan pre3alensi tuberkulosis yang tinggi+ pemeriksaan u,i

    tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik kurang berarti+ apalagi pada

    orang deasa. @,i ini akan mempunyai makna bila didapatkan

    kon3ersi dari u,i yang dilakukan satu bulan sebelumnya atau apabila

    kepositifan dari u,i yang didapat besar sekali atau bula.

    Pada pleuritis tuberkulosa u,i tuberkulin kadang negatif+

    terutama pada malnutrisi dan infeksi $45. /ika aalnya negatif

    mungkin dapat men,adi positif ,ika diulang bulan kemudian.

    ebenarnya secara tidak langsung reaksi yang ditimbulkan hanya

    menun,ukkan gambaran reaksi tubuh yang analog dengan N

    14

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    15/23

    ) reaksi peradangan dari lesi yang berada pada target organ yang

    terkena infeksi atau

    ") status respon imun indi3idu yang tersedia bila menghadapi agent

    dari basil tahan asam yang bersangkutan (M.tuberculosis).

    ambar .". Alur Diagnosis TB pada deasa

    15

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    16/23

    ambar .-. Alur diagnosis TB pada deasa (lan,utan .")

    $. Penatalaksaan Tuberculosis Paru

    Penatalaksanaan Tuberculosis paru dapat dibagai men,adi " kelompok+

    yaitu terapi suportif dan medikamentosa.

    a. Terapi suportif

    Pengobatan yang diberikan kepada penderita TB perlu diperhatikan

    keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi raat+

    dapat raat ,alan. elain %AT kadang perlu pengobatan tambahan atau

    suportifHsimtomatik untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengatasi

    ge,alaHkeluhan.

    . Penderita raat ,alan

    Makan makanan yang bergii+ bila dianggap perlu dapat diberikan

    3itamin tambahan (pada prinsipnya tidak ada larangan makanan

    untuk penderita tuberkulosis+ kecuali untuk penyakit komorbidnya)

    Bila demam dapat diberikan obat penurun panasHdemam

    16

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    17/23

    Bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi ge,ala batuk+ sesak

    napas atau keluhan lain.

    ". Penderita raat inap

    a. 4ndikasi raat inap C

    TB paru disertai keadaanHkomplikasi sbb C

    = Batuk darah (profus)

    = 6eadaan umum buruk

    = Pneumotoraks

    = Empiema

    = Efusi pleura masif H bilateral

    = esak napas berat (bukan karena efusi pleura)TB di luar paru yang mengancam ,ia C

    = TB paru milier

    = Meningitis TB

    b. Pengobatan suportif H simtomatik yang diberikan sesuai dengan

    keadaan klinis dan indikasi raat

    b. Terapi Medikamentosa (Pemberian %bat Anti TuberculosaH %AT)

    Pengobatan tuberkulosis terbagi men,adi " fase yaitu fase intensif ("=-

    bulan) dan fase lan,utan atau O bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri

    dari paduan obat utama dan tambahan.

    . /enis obat utama (lini ) yang digunakan adalahC

    F 7ifampisin

    F 4$

    F Pirainamid

    F treptomisin

    F Etambutol

    ". 6ombinasi dosis tetap (:i

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    18/23

    F 6uinolon

    F %bat lain masih dalam penelitian N makrolid+ amoksilin G asam

    kla3ulanat

    F Deri3at rifampisin dan 4$

    Dosis %bat Anti TuberkulosaC

    a. 7ifampisin+ dosis C ' mgH kg BB+ maksimal 2''mg "=-

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    19/23

    dilakukan selama pengobatan. Efek samping yang ter,adi dapat ringan atau

    berat+ bila efek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simtomatik maka

    pemberian %AT dapat dilan,utkan.

    . 4soniaid (4$)

    Efek samping ringan dapat berupa tanda=tanda keracunan pada

    syaraf tepi+ kesemutan+ rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dapat

    dikurangi dengan pemberian piridoksindengan dosis '' mg perhari atau

    dengan 3itamin Bkompleks. Pada keadaan tersebut pengobatan dapat

    diteruskan. 6elainan lain ialah menyerupai defisiensi piridoksin (syndrom

    pellagra).

    Efek samping berat dapat berupa hepatitis yang dapat timbul pada

    kurang lebih '+10 penderita. Bila ter,adi hepatitis imbas obat atau ikterik+

    hentikan %AT dan pengobatan sesuai dengan pedoman TB pada keadaan

    khusus.

    ". 7ifampisin

    Efek samping ringan yang dapat ter,adi dan hanya memerlukan

    pengobatan simtomatik ialah C

    = indrom flu berupa demam+ menggigil dan nyeri tulang

    = indrom perut berupa sakit perut+ mual+ tidak nafsu makan+ muntah

    kadang=kadang diare= indrom kulit seperti gatal=gatal kemerahan

    Efek samping yang berat tapi ,arang ter,adi ialah C

    = $epatitis imbas obat atau ikterik+ bila ter,adi hal tersebut %AT harus

    distop dulu dan penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan

    khusus

    = Purpura+ anemia hemolitik yang akut+ syok dan gagal gin,al. Bila salah

    satu dari ge,ala ini ter,adi+ rifampisin harus segera dihentikan dan

    ,angan diberikan lagi alaupun ge,alanya telah menghilang= indrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas

    7ifampisin dapat menyebabkan arna merah pada air seni+

    keringat+ air mata+ air liur. #arna merah tersebut ter,adi karena proses

    metabolisme obat dan tidak berbahaya. $al ini harus diberitahukan kepada

    penderita agar dimengerti dan tidak perlu khaatir.

    -. Pirainamid

    19

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    20/23

    Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan

    sesuai pedoman TB pada keadaan khusus). yeri sendi ,uga dapat ter,adi

    (beri aspirin) dan kadangkadang dapat menyebabkan serangan arthritis

    out+ hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan

    penimbunan asam urat. 6adang=kadang ter,adi reaksi demam+ mual+

    kemerahan dan reaksi kulit yang lain.

    . Etambutol

    Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa

    berkurangnya keta,aman+ buta arna untuk arna merah dan hi,au.

    Meskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang

    dipakai+ ,arang sekali ter,adi bila dosisnya 1="1 mgHkg BB perhari atau -'

    mgHkg BB yang diberikan - kali seminggu. angguan penglihatan akan

    kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan.

    ebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak karena risiko kerusakan

    okuler sulit untuk dideteksi.

    1. treptomisin

    Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang

    berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran. 7isiko efek samping

    tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan

    dan umur penderita.

    7isiko tersebut akan meningkat pada penderita dengan gangguan

    fungsi ekskresi gin,al. e,ala efek samping yang terlihat ialah telinga

    mendenging (tinitus)+ pusing dan kehilangan keseimbangan. 6eadaan ini

    dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi

    '+"1gr. /ika pengobatan diteruskan maka kerusakan alat keseimbanganmakin parah dan menetap (kehilangan keseimbangan dan tuli).

    7eaksi hipersensiti3iti kadang ter,adi berupa demam yang timbul

    tiba=tiba disertai sakit kepala+ muntah dan eritema pada kulit. Efek

    samping sementara dan ringan (,arang ter,adi) seperti kesemutan sekitar

    mulut dan telinga yang mendenging dapat ter,adi segera setelah suntikan.

    Bila reaksi ini mengganggu maka dosis dapat dikurangi '+"1gr

    treptomisin dapat menembus barrier plasenta sehingga tidak boleh

    20

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    21/23

    diberikan pada anita hamil sebab dapat merusak syaraf pendengaran

    ,anin.

    Pengobatan tuberkulosis dibagi men,adiC

    a. TB paru (kasus baru)+ BTA positif atau lesi luas

    Paduan obat yang diberikan C " 7$LE H 7$

    Alternatif C " 7$LE H 7-$- atau (program P"TB) C " 7$LEH 2$E

    Paduan ini dian,urkan untukC

    TB paru BTA (G)+ kasus baru

    TB paru BTA (=)+ dengan gambaran radiologik lesi luas (termasuk

    luluh paru) TB di luar paru kasus berat

    Pengobatan fase lan,utan+ bila diperlukan dapat diberikan selama O

    bulan+ dengan paduan "7$LE H O 7$+ dan alternatif "7$LEH O7-$-+

    seperti pada keadaanC

    TB dengan lesi luas

    Disertai penyakit komorbid (Diabetes Melitus+ Pemakaian obat

    imunosupresi H kortikosteroid)

    TB kasus berat (milier+ dll)

    Bila ada fasiliti biakan dan u,i resistensi+ pengobatan

    disesuaikan dengan hasil u,i resistensi

    b. TB Paru (kasus baru)+ BTA negatif

    Paduan obat yang diberikan C " 7$L H 7$

    Alternatif C " 7$LH 7-$- atau 2 7$E

    Paduan ini dian,urkan untuk C

    TB paru BTA negatif dengan gambaran radiologik lesi minimal

    TB di luar paru kasus ringan

    c. TB paru kasus kambuh

    Pada TB paru kasus kambuh minimal menggunakan macam %AT

    pada fase intensif selama - bulan (bila ada hasil u,i resistensi dapat

    diberikan obat sesuai hasil u,i resistensi). &ama pengobatan fase lan,utan 2

    bulan atau lebih lama dari pengobatan sebelumnya+ sehingga paduan obat

    yang diberikan C - 7$LE H 2 7$. Bila tidak ada H tidak dilakukan u,i

    21

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    22/23

    resistensi+ maka alternatif diberikan paduan obat C " 7$LEH 7$LEH1

    7-$-E- (Program P"TB)

    d. TB Paru kasus gagal pengobatan

    Pengobatan sebaiknya berdasarkan hasil u,i resistensi+ dengan

    minimal menggunakan =1 %AT dengan minimal " %AT yang masih

    sensitif ( seandainya $ resisten+ tetap diberikan). Dengan lama pengobatan

    minimal selama 8 " tahun . Menunggu hasil u,i resistensi dapat diberikan

    dahulu " 7$LE + untuk kemudian dilan,utkan sesuai u,i resistensi

    Bila tidak ada H tidak dilakukan u,i resistensi+ maka alternatif

    diberikan paduan obat C " 7$LEH 7$LEH1 $-7-E- (Program

    P"TB)

    Dapat pula dipertimbangkan tindakan bedah untuk mendapatkan hasil

    yang optimal

    ebaiknya kasus gagal pengobatan diru,uk ke ahli paru

    e. TB Paru kasus lalai beroba!

    Penderita TB paru kasus lalai berobat+ akan dimulai pengobatan

    kembali sesuai dengan kriteria sebagai berikut C

    Penderita yang menghentikan pengobatannya Q " minggu+ pengobatan

    %AT dilan,utkan sesuai ,adual

    Penderita menghentikan pengobatannya I " minggu

    ) Berobat I bulan + BTA negatif dan klinik+ radiologik negatif+

    pengobatan %AT T%P

    ") Berobat bulan+ BTA positif C pengobatan dimulai dari aal

    dengan paduan obat yang lebih kuat dan ,angka aktu

    pengobatan yang lebih lama

    -) Berobat Q bulan+ BTA positif C pengobatan dimulai dari aal

    dengan paduan obat yang sama) Berobat Q bulan + berhenti berobat bulan + BTA negatif+ akan

    tetapi klinik dan atau radiologic positif C pengobatan dimulai dari

    aal dengan paduan obat yang sama

    1) Berobat Q bulan+ BTA negatif+ berhenti berobat "= minggu

    pengobatan diteruskan kembali sesuai ,adual.

    f. TB Paru kasus kronik

    Pengobatan TB paru kasus kronik+ ,ika belum ada hasil u,i

    resistensi+ berikan 7$LE. /ika telah ada hasil u,i resistensi+ sesuaikan

    22

  • 7/25/2019 CRS Tuberculosis Paru BAB I - Laporan Kasus.doc

    23/23

    dengan hasil u,i resistensi (minimal terdapat " macam %AT yang masih

    sensiti3e dengan $ tetap diberikan alaupun resisten) ditambah dengan

    obat lain seperti kuinolon+ betalaktam+ makrolid. /ika tidak mampu dapat

    diberikan 4$ seumur hidup. Pertimbangkan pembedahan untuk

    meningkatkan kemungkinan penyembuhan. 6asus TB paru kronik perlu

    diru,uk ke ahli paru. 9atatan C TB diluar paru lihat TB dalam keadaan

    khusus.

    #. Komplikasi Tuber&ulosis Paru

    Pada pasien tuberkulosis dapat ter,adi beberapa komplikasi+ baik sebelum

    pengobatanatau dalam masa pengobatan maupun setelah selesaipengobatan. Beberapa komplikasi yangmungikin timbul adalah C

    . Batuk darah

    ". Pneumotoraks

    -. agal napas

    . agal ,antung

    1. Efusi pleura

    23