Tgs Kel_Makalah Posbindu
Embed Size (px)
Transcript of Tgs Kel_Makalah Posbindu

MAKALAH
“ KONSEP POSBINDU ”
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
NAMA : - Nabilah Siregar
- Andri Widodo
- Rahayu
- Cicilia
PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN NON REGULER (S-1)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah – Nyalah sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep
Posbindu”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih ada kekurangan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya.
Cimahi, Juni 2014
Kelompok II
i

DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Posbindu ...........................................................................................................4
B. Tujuan Pokok Posbindu .....................................................................................................4
C. Sasaran Pembinaan Posbindu .............................................................................................6
D. Manfaat Posbindu ...............................................................................................................6
E. Pembentukan Posbindu ......................................................................................................6
F. Komponen Posbindu ..........................................................................................................7
G. Pelayanan Kesehatan Posbindu ..........................................................................................8
H. Upaya Kegiatan Usia Lanjut ..............................................................................................9
I. Sarana dan Prasarana Posbindu ........................................................................................10
J. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posbindu ...................................................................10
K. Rekrutmen dan Pelatihan Kader Posbindu .......................................................................10
L. Indikator Keberhasilan Posbindu .....................................................................................11
M. Kendala Pelaksanaan Posbindu ........................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................................12
B. Saran .................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang
kedokteran, termasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu mengobati
berbagai penyakit infeksi berhasil mengurangi angka kematian bayi dan anak dan mampu
memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga kualitas dan umur
harapan hidup meningkat. Akibatnya jumlah penduduk lanjut usia bertambah banyak dan
cenderung berlangsung lebih cepat dan pesat (Nugroho, 2008 dalam Wijiat , 2009).
Pada saat ini jumlah penduduk lanjut usia di seluruh dunia diperkirakan lebih dari
629 juta jiwa dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Berdasarkan
sensus di Indonesia sejak tahun 1971 diketahui penduduk lanjut usia mencapai 5,3 juta
jiwa (4,5%), tahun 1980 meningkat menjadi 8 juta jiwa (5,5%), tahun 1990 meningkat
menjadi 11,3 juta jiwa (6,4%), tahun 2005 meningkat menjadi 18,3 juta jiwa (8,5%) dan
tahun berikutnya lagi menjadi 19,3% juta jiwa (9%). Tahun 2020-2025 diperkirakan
jumlah penduduk lanjut usia Indonesia menempati peringkat ke empat setelah RRC, India
dan Amerika Serikat (Nugroho, 2008 dalam Wijiat, 2009).
Proses penuaan yang terjadi secara alami pada kehidupan manusia tidak hanya
menyebabkan penurunan fungsi tubuh, tetapi juga berdampak pada aspek mental dan
sosialnya. Pada usia lanjut akan timbul masalah seperti meningkatnya prevalensi penyakit
degeneratif dan kardiovaskuler, gangguan mental serta masalah yang menyangkut sosial.
Berdasarkan pola penyakit rawat jalan di Puskesmas tahun 2006, penyakit pada sistem otot
dan jaringan pengikat (penyakit tulang, radang sendi termasuk reumatik) dan penyakit
tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang banyak diderita pada kelompok usia lebih
dari 60 tahun (Badan Informasi Daerah, 2007 dalam Wijiat, 2009).
Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan pada pasal 19,
bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu
penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya
secara optimal. Oleh karena itu, berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua
yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk usia lanjut. Diantaranya dengan
1

meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, khususnya untuk
penduduk usia lanjut. Posbindu lansia merupakan bentuk peran serta masyarakat lansia
dalam upaya dibidang kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal serta
kondisi menua yang sehat dan mandiri. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan
masyarakat khususnya para usia lanjut terhadap pelayanan kesehatan yang terjangkau,
berkelanjutan dan bermutu. Adapun kegiatan para lansia untuk meningkatkan
kesejahteraan usia lanjut melalui kelompok usila yang mandiri (Badan Informasi Daerah,
2007 dalam Wijiat, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, maka kelompok kami akan menuliskan makalah
dengan judul “ Konsep Posbindu ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu
“ Bagaimana Konsep Posbindu ?”.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Tujuan Umum :
Memberikan informasi tentang Konsep Posbindu.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui pengertian Posbindu
b. Mengetahui tujuan pokok Posbindu
c. Mengetahui sasaran pembinaan Posbindu
d. Mengetahui manfaat Posbindu
e. Memahami pembentukan Posbindu
f. Mengetahui komponen Posbindu
g. Mengetahui pelayanan kesehatan Posbindu
h. Mengetahui upaya kegiatan usia lanjut
i. Mengetahui sarana dan prasarana Posbindu
j. Mengetahui mekanisme pelaksanaan kegiatan Posbindu
k. Mengetahui rekrutmen dan pelatihan kader Posbindu
l. Mengetahu indikator keberhasilan Posbindu
m. Mengetahui kendala pelaksanaan Posbindu
2

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.
2. Sebagai bahan tambahan informasi bagi mahasiswa.
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Posbindu
Posbindu lansia adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan pelayanan
bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai
strategis dalam mengembangkan sumberdaya manusia sejak dini (Effendy, 2001).
Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah pusat bimbingan pelayanan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai masyarakat yang sehat
dan sejahtera.
Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan
masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos
Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu
dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang akan memasuki masa lansia
maupun yang sudah memasuki lansia (Depkes, 2007).
Posbindu adalah pos pembinaan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah yang digerakkan oleh masyarakat, dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan dan di selenggarakan melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Posbindu juga merupakan wdah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-
sama masyarakat menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk
melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan
dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Rahayu, 2012).
B. Tujuan Pokok Posbindu
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata
kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia
4

lanjut untuk membina kesehatannya serta meningkatkan peran serta masyarakat
termasuk keluarganya dalam mengatasi kesehatan usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok
Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa beraktivitas, namun sesuai kondisi
usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta melakukan upaya
rujukan bagi yang membutuhkan (Depkes, 2007).
Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu adalah :
1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia
3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup
sehat.
4. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada kelompok masyarakat lansia
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan
letak geografis.
5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat lansia
dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat
(Effendy, 1998).
Ketaatan lansia untuk menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti program
kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pengetahuan, sikap, persepsi, perilaku
dalam bentuk praktik yang sudah nyata berupa perbuatan terhadap situasi atau
rangsangan dari luar (kepercayaan) dan keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan.
Secara umum perilaku kesehatan seseorang mencakup perilaku terhadap sakit dan
penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, maupun perilaku terhadap
program kesehatan. Faktor lain yang mempengruhi perilaku ketaatan seseorang pada
kesehatan adalah sebagai berikut : kebutuhan, jumlah dan struktur keluarga, faktor sosial
budaya, etnik, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, harga/biaya pelayanan, jarak,
persepsi terhadap sarana kesehatan, dan kekuatan pengambilan keputusan (Notoatmodjo,
2003).
5

C. Sasaran Pembinaan Posbindu
Menurut Depkes, RI (2001) Sasaran Pembinaan posbindu
1. Sasaran langsung
Sasaran pembinaan langsung meliputi Kelompok usia 45-59 tahun, kelompok
usia lanjut 60-69 tahun, dan kelompok usia lanjut resiko tinggi usia lebih dari 70
tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
2. Sasaran tidak lansung
Sasaran pembinaan tidak langsung meliputi Keluarga di mana usia lanjut
berada, masyarakat di lingkungan usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak
dalam pembinaan kesehatan usia lanjut, masyarakat luas dan petugas kesehatan yang
melayani kesehatan usia lanjut.
D. Manfaat Posbindu
Posbindu ini merupakan bentuk pendekatan pelayanan proaktif bagi usia lanjut
untuk mendukung peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut, yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif, di samping aspek kuratif dan rehabilitatif.
Posbindu mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan semangat hidup kepada usia lanjut,
2. Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada usia lanjut,
3. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dari keluarga
miskin atau tidak mampu,
4. Memberikan dukungan atau bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat dan mandiri (Depkes, 2007 dalam
Handayani, 2008).
E. Pembentukan Posbindu
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan
masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam
pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing
daerah, misalnya mengambangkan kelompok-kelompok yang sudah ada seperti
kelompok pengajian, kelompok jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain.
6

Pembentukan Posbindu dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum
dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk pembentukan
Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi:
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan
F. Komponen Posbindu
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan
berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen pokok, yaitu:
adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses pengorganisasian, adanya anggota dan
kader serta tersedianya pendanaan.
1. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin
penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan mencapai
hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari anggota Posbindu itu
sendiri.
2. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya pembagian
tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya. Struktur
organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
beberapa seksi dan kader.
3. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu
diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam penentuan
7

jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup kemungkinan anggota
Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100 orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok,
volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak
mengikat.
(Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
G. Pelayanan Kesehatan
Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan
pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku
Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan
yang lazim digunakan di Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan
kepada usia lanjut dikelompok sebagai berikut :
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui kegiatan
dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman 2 menit
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT)
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama 1 menit
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
ginjal
8

8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia lanjut
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (public
health nursing).
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh menu
makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta
menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran
(Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
H. Upaya Kegiatan Usia Lanjut
1. Pemeriksaan fisik yang meliputi : pemeriksaaan urin, darah, pengukuran tekanan
darah, pemeriksaan nadi pemeriksaan status gizi, pengukuran barat badan dan tinggi
badan, pemberian makanan tambahan.
2. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari seperti : makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian,
naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil.
3. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
4. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ditemukan ada kelainan.
5. Penyuluhan kelompok, konseling kesehatan sesuai masalah yang dihadapi lansia
6. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas kesehatan bagi anggota kelompok lansia
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (public
health nursing)
7. Kegiatan olah raga antara lain senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan sebagainya
untuk meningkatkan kebugaran.
8. Kegiatan non kesehatan berupa kegiatan kerohaniaan, arisan, forum diskusi kegiatan
ekonomi produktif, penyaluran hobi.
9

9. Kegiatan inovatif : kegiatan yang bertujuan untuk mencegah kepikunan, yang pada
dasarnya melatih fungsi syarat motorik seperti:bercerita, bernyanyi, pemainan kata,
permainanan kata, permainan angka, permainan huruf, menggambar, catur, rekreasi.
I. Sarana Dan Prasarana
Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana
penunjang antara lain:
1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
2. Meja dan kursi
3. Alat tulis
4. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
5. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan,
stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer
6. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut
J. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di
kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5
tahapan/5 meja sebagai berikut :
1. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan
2. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
3. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan
status mental
4. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)
5. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling
(Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
K. Rekrutmen Dan Pelatihan Kader Posbindu
Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok Posbindu sendiri atau dapat
saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Adapun
persyaratan untuk menjadi kader Posbindu adalah:
1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat;10

2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela;
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin;
4. Sabar dan memahamil usia lanjut.
L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam upaya pembinaan Lansia melalui kegiatan
pelayanan kesehatan di Posbindu dilakukan dengan menggunakan data pencatatan dan
pelaporan, pengamatan khusus dan penilitian, dengan menggunakan patokan yaitu :
1. Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat kelompok usia lanjut yang berperan
serta secara aktif dalam pelayanan kesehatan usia lanjut.
2. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut yang dilaksanakan oleh
50% puskesmas dan menjangkau 100% panti werda.
4. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif, dengan jangkauan
pelayanan yang mencakup 40% usia lanjut (Depkes, 2007 dalam Handayani,
2008).
M. Kendala Pelaksanaan Posbindu
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posbindu
2. Jarak rumah dengan lokasi posbindu yang jauh dan sulit di jangkau
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang di posbindu
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posbindu.
11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi, maka kami dapat menyimpulkan bahwa Posbindu
merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang
dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri,
khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu,
program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para
orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia. Dasar
pembentukan Posbindu yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia.
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan
adanya Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya
serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi kesehatan
usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa
beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama
mungkin serta melakukanupaya rujukan bagi yang membutuhkan.
B. Saran
Berdasarkan uraian materi, hendaknya kita sebagai mahasiswa keperawatan yang
kelak akan menjadi perawat harus memiliki pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU) yang merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan
yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat mengaplikasikannya
serta berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Ini akan mendukung
profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga
medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.
12

DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, S. (2003). Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sumiasih, Dkk. 2010. Pengetahuan Kader Tentang Proses Menua Dengan Keaktifan Kader
Pada Pelaksanaan Posbindu Di Kelurah Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Semarang.
Jurnal Kesehatan, Vol 6 no 1 Th 2010.: Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang. Sumber : http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses Tanggal
3 April 2013.
Wijiat, Siti. 2009. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Perilaku Mengikuti
Posbindu Lansia Di Karanganyar Gunung Candi Lama Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang. Sumber: http://digilib.unimus.ac.id.
Diakses Tanggal 26 Mei 2014.
Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber :
http://duniapintardancemerlang.blogspot.com. Diakses Tanggal 26 Mei 2014.
Itachi, Uciha. 2013.’ Posbindu’. Sumber : http://macrofag.blogspot.com. Diakses Tanggal 26
Mei 2014.
13