SPO ASKEP_unit Ranap
-
Upload
ifull-rahman -
Category
Documents
-
view
294 -
download
1
Transcript of SPO ASKEP_unit Ranap
PEMERIKSAAN FISIK (KEPALA)
No Dokumen1.1/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemeriksaan terhadap pasien dengan cara inspeksi (meraba), palpasi (mengetuk) pada kepala pasien yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis di unit rawat inap.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mendapatkan data obyektif dari pasien.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Penlight
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga Privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien supinasi8. Tempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin9. Lakukan pemeriksaan mata : konjungtiva10. Lakukan pemeriksaan mata : sklera11. Lakukan pemeriksaan mata : refleks pupil12. Periksa mulut dan gigi pasien13. Periksa hidung pasien14. Periksa telinga pasien15. Bereskan alat16. Cuci tangan17. Catat dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
1
PEMERIKSAAN FISIK (DADA)
No Dokumen1.2/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemeriksaan terhadap pasien dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi pada daerah dada pasien yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis di ruang rawat inap.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mendapatkan data obyektif dari pasien oleh petugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Setoskop Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien supinasi8. Tempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin9. Buka pakaian pasien daerah dada10. Lakukan inspeksi dari depan dan samping pasien11. Lakukan Auskultasi : inspirasi dan ekspirasi12. Lakukan Auskultasi bunyi jantung13. Lakukan Palpasi : fokal fremitus14. Periksa ekspansi dada15. Lakukan Perkusi : Intercosta16. Bereskan alat-alat17. Cuci tangan18. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
2
PEMERIKSAAN FISIK (ABDOMENT)
No Dokumen1.3/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIAN
Pemeriksaan terhadap pasien dengan cara inspeksi (meraba ), auskultasi (mendengarkan ), palpasi (menekan ), perkusi (mengetuk ) pada daerah perut pasien yang dilakukan oleh perawat atau petugas medis di rawat inap
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mendapatkan data obyektif dari pasien oleh petugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan Alat 1. Stetoskop2. Penligt3. Alat ukur (meteran kain)Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien8. Tempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin9. Buka pakaian pasien daerah abdoment10. Lakukan inpeksi dari depan dan samping pasien11. Atur kaki pasien di tekuk dan tangan di samping12. Lakukan Auskultasi : sebelum palpasi / perkusi13. Lakukan Palpasi : epigastrium / hepar14. Lakukan pemeriksaan turgor / kulit15. Lakukan Perkusi : 4 quadran / umbilikus ke lateral16. Ukur lingkar perut17. Bereskan alat-alat18. Cuci tangan19. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
3
PEMERIKSAAN GLASGOW’S COMA SCALE (GCS)
No Dokumen1.4/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemeriksa tingkat kesadaran klien dengan menggunakan Skala Koma Glasgow
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mendapatkan data obyektif dari pasien oleh petugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga Privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien8. Periksa GCS (Glasgow Coma Scale)9. Periksa refleks membuka mata dengan benar10. Periksa refleks verbal dengan benar11. Periksa refleks motorik dengan benar12. Nilai hasil pemeriksaan*13. Cuci tangan14. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Skala Koma GlasgowMembuka Mata
Spontan 4Dengan perintah 3Dengan rangsang nyeri 2
Tidak berespons 1 Respon Verbal
Berorientasi 5Bicara membingungkan 4Kata-kata tidak tepat 3Suara tidak dapat dimengerti 2
Tidak berespons 1 Respon Motorik
Dengan perintah 6Melokalisasi nyeri 5Menarik area yang nyeri 4Fleksi abnormal 3Ekstensi 2
Tidak berespons 1
4
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
5
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
No Dokumen1.5/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan alat tensimeter air raksa yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis di rawat inap.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mendapatkan data obyektif dari pasien oleh petugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Tensimeter2. Stetoskop3. Alat TulisTahap Kerja:1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Tempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin8. Bebaskan lengan pasien dari baju9. Pasang manset 2 jari diatas media cubiti selang sejajar arteri
brakhialis10. Raba denyut arteri brakhialis 11. Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis12. Tutup sekrup balon perlahan-lahan sambil melihat turunnya air
raksa/jarum dan dengarkan bunyi denyut pertama (systole) dan denyut terakhir (diastole) .
13. Catat hasil pemeriksaan14. Bereskan alat-alat15. Cuci tangan20. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
6
PEMERIKSAAN SUHU BADAN
No Dokumen1.6/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemeriksaan terhadap suhu badan di axilia dengan menggunakan alat thermometer yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis di ruang rawat inap.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mendapatkan data obyektif dari pasien oleh petugas
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan Alat :
1. Termometer axila bersih dalam tempatnya 2. Tiga buah botol yang masing-masing berisi :
a. Larutan air sabun.b. Larutan desinfektan.c. Larutan air bersi
3. Bengkok satu buah.4. Potongan tissue dalam tempatnya minimun 4 – 5 potong / pasien
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien8. Bersihkan axilia dengan tissue9. Periksa termometer, pastikan pada skala di bawah 35 oC, bila belum
turunkan dengan cara mengibaskan thermometer10. Pasang reservoir termometer tepat pada tengah axilia11. Silangkan tangan di depan dada, memegang bahu12. Angkat termometer setelah 10 menit13. Usap termometer dengan tissue kering ke arah reservoir14. Baca hasil pengukuran15. Catat hasil pengukuran16. Bersihkan termometer : mencelupkan ke dalam air sabun kemudian
usap ke arah reservoir, mencelupkan ke dalam larutan desinfektan selanjutnya dibersihkan dengan air bersih dan usap dari arah reservoir
17. Turunkan air raksa18. Kembalikan termometer pada tempatnya
7
19. Mencuci tangan21. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
8
PEMERIKSAAN NADI DAN PERNAFASAN
No Dokumen1.7/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemeriksaan terhadap nadi dan pernafasan pasien yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis di rawat inap.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mendapatkan data obyektif dari pasien oleh petugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. Pencatat waktu2. Alat tulisTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien8. Tentukan lokasi nadi yang akan diukur9. Raba denyut nadi dengan 2 jari (telunjuk dan tengah)10. Hitung nadi sekurang-kurangnya ½ menit, dan 1 menit untuk
pasien aritmia dan pasien anak11. Amati gerakan dada / perut pasien selama satu menit12. Nilai hasil pengukuran13. Cuci tangan22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
9
PEMBERIAN OBAT INTRA VENA
No Dokumen1.8/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri. Maryani
PENGERTIANPemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam pembuluh darah vena
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter oleh petugas
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan Alat :
1. Sarung tangan 1 pasang2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan3. Jarum 1 (steril)4. Bak spuit5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)6. Desinfektan (zalf atau cair)7. Tourniquet / Manset8. Perlak dan pengalas9. Obat sesuai program terapi10. Bengkok 111. Gergaji ampul (kalau perlu)12. Plester luka (contoh “Hansaplast”) atau kasa dan plester13. Buku injeksi / daftar obatTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Cocokkan nama obat, dosis, dan cara pemberian sesuai advis
dokter dan etiket obat.7. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan8. Atur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal9. Pasang perlak dan alasnya10. Bebaskan daerah yang akan diinjeksi11. Letakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk12. Pakai hand schoon13. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam
ke arah keluar) biarkan kering14. Pertahankan vena pada posisi stabil15. Pegang spuit dengan sudut 30 derajat16. Tusuk vena dengan kemiringan 30o, dan lubang jarum menghadap
ke atas,
10
lakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit17. Buka tourniquet18. Masukkan obat secara perlahan19. Cabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas20. Tutup daerah tusukan dengan “plester luka”21. Buang spuit ke dalam bengkok Membereskan alat-alat22. Mencuci tangan23. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
11
PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULAR
No Dokumen1.9/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus)
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter yang dilakukan oleh petugas.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan Alat :1. Sarung tangan 1 pasang2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan3. Jarum 1 (steril)4. Bak spuit5. Kapas alkohol dalam kom tertutup6. Perlak dan pengalas7. Obat sesuai program terapi8. Bengkok 19. Buku injeksi / daftar obat
Tahap Kerja1. Mencuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien, sesuai tempat penyuntikan8. Pasang perlak dan alasnya9. Bebaskan daerah yang akan diinjeksi10. Pakai hand schoon11. Tentukan tempat penyuntikan dengan benar12. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam
ke arah keluar) biarkan kering13. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit14. Tusuk spuit dengan sudut 90o, jarum masuk 2/3 15. Lakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit16. Masukkan obat secara perlahan17. Cabut jarum dari tempat tusukan,insersi daerah tusukan dengan kapas
alcohol18. Buang spuit ke dalam bengkok 19. Bereskan alat-alat20. Cuci tangan21. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
12
UNIT TERKAIT
IGDInstalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat InapInstalasi HCUInstalasi Kamar Operasi
13
PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN
No Dokumen1.10/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke bawah kulit (sub cutan)
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter yang dilakukan oleh petugas.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat1. Sarung tangan 1 pasang2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan3. Jarum 1 (steril)4. Bak spuit5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)6. Perlak dan pengalas7. Obat sesuai program terapi8. Bengkok 19. Buku injeksi / daftar obatTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Cocokkan nama obat, dosis, dan cara pemberian sesuai advis dokter dan
etiket obat.7. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan8. Atur posisi pasien, sesuai tempat penyuntikan9. Pasang perlak dan alasnya10. Bebaskan daerah yang akan diinjeksi11. Pakai hand schoon12. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke arah
keluar) 13. Ggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mengangkat cutan14. Tusuk spuit dengan sudut 45o 15. Lakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit16. Masukkan obat ke dalam sub cutan secara perlahan17. Cabut jarum dari tempat tusukan Membuang spuit ke dalam bengkok 18. Bereskan alat-alat19. Cuci tangan20. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITIGD,Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar Operasi
14
PEMBERIAN OBAT INTRA CUTAN ( SKIN TEST )
No Dokumen1.11/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke kulit (intra cutan)
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter yang dilakukan oleh petugas.
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat :
1. Sarung tangan 1 pasang2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan3. Jarum 1 (steril)4. Bak spuit5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)6. Perlak dan pengalas7. Obat sesuai program terapi8. Bengkok 19. Alat tulis / bolpoin10. Buku injeksi / daftar obatTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Cocokkan nama obat, dosis, dan cara pemberian sesuai advis dokter dan
etiket obat.7. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan8. Atur posisi pasien, sesuai tempat penyuntikan9. Pasang perlak dan alasnya10. Bebaskan daerah yang akan diinjeksi11. Pakai hand schoon
12. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke arah keluar)
13. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit14. Tusuk spuit dengan sudut 15o - 20o, jarum masuk kurang lebih 0,5 cm15. Masukkan obat ke dalam kulit secara perlahan, pastikan ada penonjolan16. Cabut jarum dari tempat tusukan17. Beri tanda lingkaran sekitar tusukan18. Buang spuit ke dalam bengkok Membereskan alat-alat
15
19. Cuci tangan21. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatanCatat kegiatan dalam
lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITIGD,Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar Operasi
16
PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIA
No Dokumen1.12/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan melalui anus yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter oleh petugas .
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat1. Perlak dan pengalas2. Obat sesuai program terapi3. Gunting atau pisau4. Handschoon 5. Bengkok 6. Tissue Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga Privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Cocokkan nama obat, dosis, dan cara pemberian sesuai advis dokter dan
etiket obat.7. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan8. Atur posisi miring ke salah satu sisi, kaki sebelah atas ditekuk (posisi sim)9. Bentangkan perlak di bawah bokong pasien10. Buka bungkus obat 11. Pakai sarung tangan12. Buka pantat pasien hingga anus terlihat13. Masukkan obat perlahan-lahan, dorong hingga masuk14. Minta pasien tidak menahan masuknya obat dan tidak mengejan
(rileks), pastikan obat masuk15. Rapikan pasien16. Bereskan alat-alat17. Mencuci tangan18. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITIGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar Operasi
17
PENYIAPAN SPECIMEN DARAH VENA
No Dokumen1.13/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMengambil dan menyiapkan darah vena untuk pemeriksaan diagnostic oleh petugas laboratorium, perawat atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – l;angkah untuk melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat
1. Sarung tangan 1 pasang2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan3. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)4. Desinfektan (zalf atau cair)5. Tourniquet 6. Perlak dan pengalas7. Botol wadah specimen dengan atau tanpa koagulan8. Bengkok9. Plester luka (contoh “Hansaplast”) atau kasa dan plester10. Lembar pemeriksaan laborat
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien, sesuai tempat penyuntikan8. Pasang perlak dan alasnya9. Bebaskan daerah yang akan diinjeksi10. Letakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk11. Pakai handschoon12. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam ke arah
keluar) biarkan kering13. Pertahankan vena pada posisi stabil14. Pegang spuit dengan sudut kemiringan 3015. Tusuk vena dengan kemiringan 30o, dan lubang jarum menghadap ke
atas16. Lakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit, ambil darah sesuai
kebutuhan17. Buka tourniquet18. Cabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas19. Tutup daerah tusukan dengan “plester luka”
18
20. Masukkan darah ke dalam botol specimen21. Rapikan pasien22. Mencuci tangan23. Dokumentasi tindakan.
UNIT TERKAITIGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar Operasi
19
PEMBERIAN O2 BINASAL
No Dokumen1.14/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri MaryaniPENGERTIAN Pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen yang dilakukan oleh petugas .
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat1. Tabung O2 lengkap dengan manometer2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier3. Selang kanula hidung gandaTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Pastikan tabung masih berisi oksigen8. Isi botol pelembab dengan aqua sesuai batas9. Sambungkan selang binasal O2 dengan humidifier10. Atur posisi semi flower11. Buka Flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan
dan memastikan ada aliran udara12. Pasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati13. Perhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien14. Rapikan pasien15. Lakukan evaluasi tindakan16. Bereskan alat-alat17. Cuci tangan18. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITIGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar Operasi
20
LATIHAN NAFAS DALAM
No Dokumen1.15/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMelatih pasien melakukan nafas dalam yang dilakukan oleh petugas atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Meningkatkan kapasitas paru dan Mencegah atelektasis yang dilakukan oleh petugas .
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Pasien diminta meletakkan satu tangan di dada dan 1 tangan di abdomen8. latih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidungh hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)9. Pasien diminta merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
pada punggung)10. Pasien diminta menahan nafas hingga 3 hitungan11. Pasien diminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat
mulut / bibir seperti meniup)12. Pasien diminta merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari
otot13. Jelaskan kepada pasien untuk melakukan latihan ini bila mengalami sesak
nafas14. Rapikan pasien15. Cuci tangan16. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITIGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar Operasi
21
BATUK EFEKTIF
No Dokumen1.16/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANLatihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret, Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat dan Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat : 1. Kertas tissue2. Bengkok3. Perlak / alas4. Sputum pot berisi desinfektan5. Air minum hangatTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan Pasien diminta
meletakkan satu tangan di dada dan 1 tangan di abdomen7. Latih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidungh hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)8. Pasien diminta merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
pada punggung)9. Pasien diminta menahan nafas hingga 3 hitungan10. Pasien diminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat
mulut / bibir seperti meniup)11. Pasien diminta merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari
otot12. Pasang alas / perlak dan bengkok (dipangkuan pasien bila duduk atau di
dekat mulut bila tidur miring) Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam dua kali, yang ketiga : inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
13. Tampung lendir dalam sputum pot14. Rapikan pasien15. Cuci tangan16. Dokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU
22
FISIOTERAPI DADA
No Dokumen1.17/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANTindakan untuk melepaskan sekret dari saluran nafas bagian bawah yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret dan Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret.
KEBIJAKAN Klien dengan akumulasi sekret pada saluran nafas bagian bawah
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Kertas tissue2. Bengkok3. Perlak / alas4. Sputum pot berisi desinfektan5. Air minum hangat
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan 7. Atur posisi sesuai daerah dengan gangguan paru8. Pasang alas / perlak dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di
dekat mulut bila tidur miring)9. Lakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk punggung
pasien secara bergantian10. Anjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat
di punggung pasien11. Pasien diminta untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang bersamaan
tangan perawat melakukan vibrasi12. Pasien diminta untuk menarik nafas, menahan nafas, dan membantukkan
dengan kuat13. Tampung lendir dalam sputum pot14. Lakukan auskultasi paru15. Rapikan pasien16. Cuci tangan17. Dokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT
IGD Instalasi Rawat JalanInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
23
PENGHISAPAN LENDIR
No Dokumen1.18/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri MaryaniPENGERTIAN Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas oleh perawat atau
tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mengeluarkan sekret / cairan pada jalan nafas dan Melancarkan jalan nafas.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Bak instrumen berisi : pinset anatomi 2, kasa secukupnya2. NaCl atau air matang3. Kanul suction4. Perlak dan pengalas5. Mesin suction6. Kertas tissueTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan 7. Berikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit ekstensi8. Berikan oksigen 2 – 5 menit9. Letakkan pengalas di bawah dagu pasien10. Pakai sarung tangan11. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung12. Masukkan kanul suction dengan hati-hati (hidung : ± 5 cm, mulut ± 10 cm13. Hisap lendir dengan menutup lubang canule, menarik keluar perlahan
sambil memutar (± 5 detik untuk anak, ± 10 detik untuk dewasa)14. Bilas canule dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
Mengulangi prosedur tersebut 3 – 5 kali suctioning15. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya16. Observasi sekret tentang warna, bau dan volumenya17. Bereskan alat-alat18. Cuci tangan19. Dokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT
IGD, Instalasi Rawat JalanInstalasi Rawat InapInstalasi HCUInstalasi Kamar Operasi
24
INHALASI MANUAL
No Dokumen1.19/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri MaryaniPENGERTIAN Pemberian inhalasi uap dengan obat / tanpa obat oleh perawat atau
tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan dan Melonggarkan jalan nafas yang dilakukan oleh petugas.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat1. Baskom berisi air mendidih2. Obat : mentol, viks3. Handuk 1 buah4. Bengkok 1 buah5. Peniti 2 buah6. Tissue7. Kain pengalas untuk baskom air panas 8. Menjaga privacy pasienTahap kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan 7. Atur pasien dalam posisi duduk8. Tempatkan meja / troly di depan pasien9. Letakkan baskom berisi air panas di atas meja pasien yang diberi
pengalas10. Masukkan obat ke dalam baskom11. Tutup handuk menyerupai corong, menghirup uang dari baskom
selama 10 – 15 menit12. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue13. Rapikan pasien14. Bereskan alat-alat15. Cuci tangan16. Dokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT
IGDInstalasi Rawat JalanInstalasi Rawat Inap Instalasi HCU
25
INHALASI NEBULIZER
No Dokumen1.20/KEP/2014
No Revisi 1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemberian inhalasi uanp dengan obat / tanpa obat menggunakan nebulator yang dilakukan oleh petugas .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan dan Melonggarkan jalan nafas .
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Set Nebulizer2. Obat bronkodilator3. Bengkok satu buah4. Masker 5. Spuit 5 cc6. Aquades atau NaCL7. Tissue Tahap Kerja 1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan 7. Atur pasien dalam posisi duduk8. Tempatkan meja / troly di depan pasien9. Isi nebulizer dengan aquades atau NaCl sesuai advis dokter10. Masukkan obat sesuai dosis11. Pasang masker pada pasien12. Hidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam melalui hidung
dan menghembuskan lewat mulut sampai obat habis13. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue14. Cuci tangan15. Dokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT
IGDInstalasi Rawat JalanInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
26
PENILAIAN BALANCE CAIRAN
No Dokumen1.21/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri MaryaniPENGERTIAN Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh yang dilakukan
oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mengetahui status cairan tubuh yang meliputi :1. Jumlah masukan dan cairan2. Keluaran cairan3. Balance cairan4. Menentukan kebutuhan cairan
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. Alat tulis2. Gelas ukur urine / urine bagTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan 7. Tanyakan dan hitung intake oral (makan)8. Tanyakan dan hitung intake oral (minum)9. Hitung intake parenteral10. Tentukan cairan metabolisme11. Hitung output urine12. Hitung output feses13. Hitung output abnormal (muntah, drain perdarahan, dll)14. Hitung output IWL15. Hitung balance cairan16. Bereskan alat-alat17. Cuci tangan18. Dokumentasikan Tindakan
UNIT TERKAIT
IGDInstalasi Rawat JalanInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
27
PEMASANGAN INFUS
No Dokumen1.22/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemasangan infus untuk memberikan obat / cairan melalui parenteral yang dilakukan oleh petugas.
TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mempertahankan atau menganti cairan tubuh yang hilang, Memperbaiki keseimbangan asam basa, Memperbaiki komponen darah, Tempat memasukkan obat atau terapi intra vena dan Rehidrasi cairan pada pasien shock .
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat
1. Sarung tangan 1 pasang2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip/mikro drip/ blood set/ infuse
set)3. Cairan parenteral sesuai program4. Jarum intravena (ukuran sesuai)5. Kapas alkohol dalam kom tertutup / alcohol swap (secukupnya)6. Desinfektan7. Tourniquet / manset8. Perlak dan pengalas9. Bengkok 110. Plester / hipafix11. Penunjuk waktuTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan 7. Lakukan desinfeksi tutup botol cairan8. Tutup saluran infus (klem)9. Tusukkan saluran infus dengan benar10. Gantung botol cairan pada standar infuse11. Isi tabung reservoir infus sesuai tanda12. Alirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang13. Atur posisi pasien dan pilih vena14. Pasang perlak dan pengalas Membebaskan daerah yang akan diinsersi15. Letakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk16. Pakai hanschoon17. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dalam dan keluar)
28
18. Pertahankan vena pada posisi stabil19. Pegang iv cateter dengan sudut 30 derajat20. Tusuk vena dengan lubang jarum menghadap ke atas21. Pastikan iv cateter masuk intra vena kemudian menarik mandrin ± 0,5 cm22. Masukkan iv kateter secara perlahan23. Tarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infuse24. Lepaskan tourniquet25. Alirkan cairan infuse26. Lakukan desinfeksi daerah tusukan kemudian fixsasi dan atur tetesan
infuse.27. Bereskan alat28. Cuci tangan29. Dokumentasikan tindakan.
UNIT TERKAIT IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, HCU, Instalasi Kamar Operasi
29
PEMASANGAN TRANSFUSI
No Dokumen1.23/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri MaryaniPENGERTIAN Pemberian darah dari kantong darah ke dalam tubuh melalui pembuluh vena
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat1. Sarung tangan 1 pasang2. Kantong darah3. Perlak dan pengalas4. Penunjuk waktu Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Cek nama pasien yang akan tranfusi, golongan darah serta SPDT darah
dicocokkan8. Lepaskan selang infus dari flabot dan memindahkan ke kantong darah9. Hitung jumlah tetesan sesuai program10. Perhatikan / Observasi reaksi tranfusi pada pasien11. Bereskan alat-alat12. Cuci tangan13. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAIT
IGDInstalasi Rawat JalanInstalasi Rawat Inap Instalasi HCUInstalasi Kamar Operasi
30
PERAWATAN INFUS
No Dokumen1.24/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPOTanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri MaryaniPENGERTIAN Perawatan pada tempat pemasangan infuse yang dilakukan oleh perawat atau
tenaga medis . TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mencegah terjadinya
infeksi yang dilakukan oleh petugas . KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat1. Pinset anatomi steril : 2 buah2. Kassa steril3. Sarung tangan steril4. Gunting plester5. Plester / hipavix6. Alkohol 70 % 7. Iodin povidon solution 10 % / handsaplast8. NaCl 0,9 %9. Bengkok 2 buah, satu berisi cairan desinfektanTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)8. Pakai sarung tangan9. Basahi plester dengan alkohol dan buka balutan dengan menggunakan
pinset10. Bersihkan bekas plester11. Bersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan NaCl12. Olesi tempatr tusukan dengan iodin cair / zalf dg kasa steril/ handsaplast
baru.13. Pasang plester penutup14. Atur tetesan infus sesuai program15. Rapikan pasien dan bereskan alat16. Cuci tangan17. Dokumentasikan tindakan.
UNIT TERKAIT
IGDInstalasi Rawat JalanInstalasi Rawat Inap Instalasi HCU
31
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)
No Dokumen1.25/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemasang selang / pipa khusus melalui saluran pencernaan atas secara langsung yang berakhir di lambung yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut, Mencegah distensi gaster, Melakukan bilas lambung dan Mengambil specimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium.
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat :
1. Selang NGT2. Klem3. Spuit 10 cc4. Stetoskop / gelas berisi air matang5. Plester dan gunting6. Kain kasa7. Pelumas (jelly)8. Perlak atau pengalas9. Bengkok10. Sarung tangan Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Atur posisi pasien dalam posisi semi fowler / fowler (jika tidak ada
kontraindikasi)8. Pakai sarung tangan\9. Bersihkan lubang hidung pasien Memasang pengalas di atas dada10. Ukur panjang NGT dan memberi tanda (dari prosesus xipoideus ke hidung
dan belok ke daun telinga)11. Olesi ujung NGT dengan jelly sesuai ukuran panjang NGT yang akan
dipasang12. Atur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan perlahan ujung NGT
melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang)
13. Pastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara : menginspirasi NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10 cc sambil diauskultasi di region
32
lambung atau memasukkan ke dalam gelas berisi air14. Tutup ujung NGT dengan spuit / klem atau disesuaikan dengan tujuan
pemasangan Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
15. Bereskan alat16. Cuci tangan17. Dokumentasikan tindakan
UNIT TERKAIT IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, HCU, Instalasi Kamar Operasi
33
PEMBERIAN MAKAN LEWAT NGT
No Dokumen1.26/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri .MPENGERTIAN Memasukkan makanan cair / obat melalui naso gastric tube oleh perawat
atau petugas medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mempertahankan status nutrisi pasien dan untuk Pemberian obat pasien.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat ;1. Air matang2. Makanan cair / obat3. Corong4. Spuit 5 / 10 cc5. Tissue6. Perlak atau pengalas7. Bengkok8. Sarung tanganTahap Kerja1. Cuci tangan2. Atur posisi pasien dalam posisi semi fowler / fowler (jika tidak ada
kontraindikasi) 3. Pakai sarung tangan4. Pasang pengalas di atas dada5. Pastikan letak NGT dengan cara aspirasi isi lambung6. Pasang corong7. Masukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum air habis
klem kembali8. Masukkan makanan cair, membuka klem, meninggikan 30 cm, klem
kembali sebelum habis9. Masukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum air habis
klem kembali10. Tutup ujung NGT dengan spuit / klem11. Bersihkan sisa makanan pada pasien12. Rapikan pasien13. Bereskan alat14. Cuci tangan15. Catat dalam catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
34
PEMASANGAN KATETER PRIA
No Dokumen1.27/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemasukkan selang karet melalui uretra dan ke dalam kandung kemih oleh perawat atau petugas medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Menghilangkan distensi kandung kemih, Penatalaksanaan kandung kemih inkompeten, Mendapatkan urine steril dan Pengosongan kandung kemih secara lengkap.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, duk, kassa2. Kateter sesuai ukuran3. Sarung tangan steril 2 pasang4. Desinfektan dalam tempatnya5. Spuit 20 cc6. Pelumas7. Urine bag8. Plester dan gunting9. Selimut mandi10. Perlak dan pengalas11. Bak berisi air hangat, waslap, sabun, handuk12. BengkokTahap Kerja1. Cuci tangan2. Pasang sampiran / menjaga privacy pasien3. Siapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan pakaian
bawah4. Pasang perlak, pengalas dan selimut mandi5. Pakai sarung tangan6. Bersihkan genetalia dengan air hangat7. Ganti sarung tangan steril, memasang duk steril8. Beri pelumas pada ujung kateter9. Arahkan penis ke atas Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15 –
23 cm atau hingga urin keluar10. Sambungkan keteter dengan urin bag11. Isi balon dengan aquadest sesuai ukuran12. Fixasi keteter ke arah atas / perut13. Lepas duk, pengalas, dan sarung tangan14. Ganti selimut mandi dengan selimut klien15. Bereskan alat16. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
35
IGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
36
PEMASANGAN KATETER WANITA
No Dokumen1.28/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan ke dalam kandung kemih pada wanita yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Menghilangkan distensi kandung kemih dan Pengosongan kandung kemih secara lengkap.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, duk, kassa2. Kateter sesuai ukuran3. Sarung tangan steril 2 pasang4. Desinfektan dalam tempatnya5. Spuit 20 cc6. Pelumas7. Urine bag 8. Plester dan gunting9. Selimut mandi10. Perlak dan pengalas11. Bak berisi air hangat, waslap, sabun, handuk12. Bengkok 13. PispotTahap Kerja1. Cuci tangan2. Pasang sampiran / menjaga privacy pasien3. Siapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan
pakaian bawah4. Pasang perlak, pengalas5. Pasang pispot di bawah bokong pasien Memakai sarung tangan6. Cuci area perineal dengan sabun dan air hangat7. Ganti sarung tangan steril, memasang duk steril8. Bersihkan vulva dengan air hangat9. Beri pelumas pada ujung kateter 2,5 – 5 cm10. Masukkan kateter 5 – 7,5 cm / sampai urine keluar11. Sambungkan keteter dengan urin bag12. Isi balon dengan aquadest sesuai ukuran13. Fixasi keteter ke arah paha14. Lepas duk, pengalas, dan sarung tangan15. Rapikan pasien16. Bereskan alat17. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, IGD, Instalasi HCU, Instalasi Kamar Operasi
37
PERAWATAN KATETER PRIA
No Dokumen1.29/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMelakukan tindakan perawatan pada daerah genital pria yang terpasang kateter oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mencegah infeksi dan Memberikan rasa nyaman.
KEBIJAKAN Pasien pria yang terpasang kateter
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Bak instrumen steril berisi lidi kapas2. Sarung tangan steril3. Desinfektan4. Air hangat, waslap, handuk5. Perlak dan pengalas6. Bengkok Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Pasang sampiran / menjaga privacy pasien3. Siapakn pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan pakaian
bawah4. Pasang perlak dan pengalas5. Pakai sarung tangan6. Bersihkan genetalia dengan air hangat7. Pastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan hati-
hati kateter tetap bertahan)8. Berikan desinfektan dengan lidi kapas pada ujung penis9. Lepas pengalas dan sarung tangan10. Rapikan pasien11. Bereskan alat-alat12. Cuci tangan13. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
38
PERAWATAN KATETER WANITA
No Dokumen1.30/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMelakukan tindakan perawatan pada daerah genital pria yang terpasang kateter yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mencegah infeksi dan Memberikan rasa nyaman.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. Bak instrumen steril berisi lidi kapas2. Sarung tangan steril3. Desinfektan4. Kapas basah dalam kom5. Perlak dan pengalas6. Bengok
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Pasang sampiran / menjaga privacy pasien3. Siapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan pakaian
bawah4. Pasang perlak dan pengalas5. Pakai sarung tangan, kemudian mengambil kapas basah6. Buka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri7. Bersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri ,labia mayora kanan , labia
minora kiri , labia minora kanan, vestibulum, perineum, arah dari atas ke bawah dengan kapas basah(1 kapas 1 kali usap )
8. Pastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan hati-hati kateter tetap bertahan)
9. Berikan desinfektan dengan lidi kapas pada orifisium10. Lepas pengalas dan sarung tangan11. Rapikan pasien12. Bereskan alat-alat13. Cuci tangan14. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
39
PELEPASAN KATETER
No Dokumen1.31/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani PENGERTIAN Melepaskan selang kateter uretra dari kandung kemih oleh perawat atau
tenaga medis .TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah infeksi pasien
yang dilakukan oleh perawat atau petugas medis . KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Pinset chirurgis2. Kassa3. Wash bensin4. Lidi kapas5. Sarung tangan6. Spuit 10 / 20 cc7. Bengkok
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Pasang sampiran / menjaga privacy pasien3. Siapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan pakaian
bawah4. Pasang perlak dan pengalas5. Pasang selimut mandi6. Pakai sarung tangan7. Lepas plester dan membersihkan sisa plester8. Lakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya9. Arahkan penis ke atas10. Tarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien diminta menarik nafas
dalam dan rileks11. Rapikan pasien12. Bereskan alat-alat13. Cuci tangan14. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
40
HUKNAH RENDAH DAN HUKNAH TINGGI
No Dokumen1.32/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon sigmoid untuk huknah rendah atau sampai colon desenden untuk huknah tinggi yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Merangsang peristaltik usus agar pasien bisa buang air besar dan Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy oleh perawat atau tenaga medis.
KEBIJAKANPROSEDUR 1. Irigator lengkap dengan kanul dan slang
2. Air hangata. Bayi : 150 – 250 ccb. Anak : 250 – 350 ccc. Usia sekolah : 300 – 500 ccd. Remaja : 500 – 700 cce. Dewasa : 750 – 1000 cc
3. Standar4. Perlak dan pangalas5. Bengkok6. Pispot an botol cebok7. Selimut mandi8. Tissue toilet9. Jelly10. Hand schoen
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Atur posisi (miring kiri untuk huknah rendah, miring kanan untuk
huknah tinggi)4. Letakkan perlak dan pengalas di bawah bokong klien5. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi6. Letakkan pispot dekat tempat tidur7. Gantungkan irigator yang telah diisi air hangat pada standar dengan
ketinggian 50 cm (huknah rendah) atau 30 cm (huknah tinggi)8. Keluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem kembali9. Gunakan handschoen10. Membuka bokong hingga anus terlihat11. Oleskan jelly pada kanule rektal kemudian memasukkannya secara
perlahan, mengarah ke umbilicus, panjang insersi (D 7,5 – 10 cm, A 5 – 7,5 cm, B 2,5 – 3,5 cm)
41
12. Instruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus dengan cara menghembuskan napas perlahan melalui mulut
13. Buka kran dan biarkan larutan masuk dengan perlahan14. Tutup kran bila air dalam irigator habis atau bila pasien tidak dapat
menahan untuk BAB15. Pegang pangkal kanule dengan tissue, tarik kanule dari anus16. Pasang pispot di bawah bokong pasien untuk BAB17. Bersihkan anus18. Rapikan pasien
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
42
HUKNAH GLYCERIN
No Dokumen1.33/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemasukkan glycerin melalui anus sampai ke kolon sigmoid yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkkah untuk Merangsang peristaltik usus agar pasien bisa buang air besar
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. Spuit glycerin2. Glycerin hangat3. Perlak dan pangalas4. Bengkok5. Pispot dan botol cebok6. Selimut mandi7. Tissue toilet8. Jelly9. Hand schoen Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Atur posisi miring kiri4. Letakkan perlak dan pengalas di bawah bokong klien5. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi, membuka pakaian
bawah6. Isi spuit dengan glycerin 10 – 20 cc, udara dikeluarkan7. Pakai handschoon8. Buka bokong hingga anus terlihat9. Oleskan jelly pada ujung kanule kemudian memasukkannya secara
perlahan, mengarah ke umbilikus hingga pangkal kanule Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus dengan cara menghembuskan napas perlahan melalui mulut
10. Masukkan glycerin dengan perlahan11. Pegang pangkal kanule dengan tissue kemudian mencabut dari anus,
biarkan untuk beberapa saat12. Pasang pispot di bawah bokong pasien untuk BAB13. Bersihkan anus14. Rapikan pasien15. Bereskan alat-alat16. Cuci tangan17. Catat dalam lembar catatan keperawatan
43
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCUIGD
44
ORAL HYGIENE TANPA SIKAT GIGI
No Dokumen1.34/KEP/2014
No Revisi1
Halaman 1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMembersihkan rongga mulut, lidah, dan gigi dari semua kotoran / sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah infeksi baik setempat maupun penularan melalui mulut dan Merupakan kebersihan perorangan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. Handuk2. Gelas kumur berisi air matang / air garam / NaCl 0,9 %3. Kom kecil berisi boraks gliserin / gentian violet4. Bak steril berisi kapas lidi, deppers, pinset cirurgis atau arteri klem,
sudip lidah yang dibungkus kasa5. Sarung tangan bersih6. Bengkok7. Perlak dan alas Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Pasang alas dan handuk di bawah dagu pasien4. Pakai sarung tangan5. Basahi deppers dengan air masak / air garam / NaCl 0,9 %
menggunakan pinset cirurgis atau arteri klem6. Buka mulut klien dengan sudip lidah yang sudah dibungkus kassa
Membersihkan rongga mulut mulai dari dinding gusi gigi, dan gigi luar hingga bersih
7. Olesi bibir dengan boraks, bila ada stomatits diolesi gentian violet menggunakan lidi kapas
8. Rapikan pasien9. Bersihkan anus10. Rapikan pasien11. Bereskan alat-alat12. Cuci tangan13. Catat dalam lembar catatan keperawatan
UNT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
45
ORAL HYGIENE DENGAN SIKAT GIGI
No Dokumen1.35/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMembersihkan rongga mulut, lidah, dan gigi dari semua kotoran / sisa makanan dengan menggunakan sikat gigi yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah infeksi baik setempat maupun penularan melalui mulut dan merupakan kebersihan perorangan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. Tissue2. Gelas kumur berisi air matang hangat3. Sikat gigi dan pastanya4. Sarung tangan bersih5. Bengkok6. Perlak dan alasnya / handuk kecil
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Pasang alas dan handuk di bawah dagu pasien4. Pakai sarung tangan5. Bantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok6. Bantu menyiapkan sikat gigi dan pastanya7. Bantu pasien menyikat gigi bagian depan, samping dan dalam8. Bantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok9. Ulangi membantu pasien menyikat gigi bagian depan, samping dan
Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok10. Keringkan bibir menggunakan tissue11. Rapikan pasien dan memberikan posisi senyaman mungkin12. Bereskan alat-alat13. Cuci tangan14. Catat kegiatan di lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
46
MENCUCI RAMBUT
No Dokumen1.36/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMencuci rambut dan kulit kepala dengan mempergunakan sampho yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk membersihkan kulit kepala dan rambut dan menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat
1. Handuk dua buah2. Talang3. Peniti4. Kain pel5. Baskom berisi air hangat6. Gayung7. Shampo dalam tempatnya8. Sisir dua buah9. Kain kasa dan kapas10. Ember kosong11. Sarung tangan bersih12. Bengkok berisi larutan desinfektan 2 – 3 %13. Celemek untuk petugas14. Alat pengering rambut
Tahap Kerja1. Jaga privacy pasien2. Kenakan sarung tangan dan celemek3. Ganti selimut klien dengan selimut mandi4. Atur posisi tidur pasien dengan kepala di pinggir tempat tidur
Memasang ember di alasi kain pel5. Pasang talang dengan ujung berada di dalam ember6. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher7. Pasang handuk di bawah kepala 8. Tutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan kain kasa / sapu
tangan pasien9. Siram dengan air hangat, menggosok (memijit-mijit) kulit kepala dan
rambut dengan sampho10. Bilas rambut dengan air hangat sampai bersih11. Lepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa penutup mata12. Angkat talang, mengeringkan rambut dengan handuk kemudian dengan
pengering13. Sisir rambut14. Letakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk kering
47
15. Rapikan pasien ganti selimut mandi dengan selimut tidur16. Bereskan alat-alat17. Cuci tangan18. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat Inap Instalasi HCU
48
MEMANDIKAN DI TEMPAT TIDUR
No Dokumen1.37/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMembersihkan tubuh pasien dengan air bersih dan sabun yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk membersihkan kulit dan menghilangkan bau, Melaksanakan kebersihan perorangan dan Memberikan rasa nyaman pada pasien oleh petugas.
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat :
1. Pakaian bersih 1 stel2. Baskom mandi 2 buah3. Air panas dan dingin4. Waslap 2 buah5. Perlak dan handuk kecil 1 buah6. Handuk besar 2 buah7. Selimut mandi / kain penutup8. Celemek plastik9. Tempat tertutup untuk pakaian kotor10. Sabun mandi11. Bedak12. Sarung tangan bersih13. Pispot / urinal dan pengalas14. Botol cebok
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Kenakan sarung tangan dan celemek4. Ganti selimut klien dengan selimut mandi5. Lepas pakaian atas pasien
MEMBASUH MUKA6. Bentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah kepala7. Tawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak8. Bersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lalu keringkan9. Gulung perlak dan handuk
MEMBASUH LENGAN10. Turunkan selimut mandi ke bagian perut klien11. Pasang handuk besar di atas dada klien secara melintang dan kedua
tangan klien diletakkan di atas handuk12. Basahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian dibilas
49
dengan air hangat (lakukan mulai dari ekstrimitas terjauh klien
MEMBASUH DADA dan PERUT13. Lepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut hingga perut
bagian bawah, kedua tangan diletakkan di atas bagian kepala, Basuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap basah, disabun, kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan, kemudian menutup handuk
MEMBASUH PUNGGUNG14. Miringkan pasien ke arah perawat15. Bentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong16. Basahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun, kemudian
dibilas dengan air hangat, dan dikeringkan17. Beri bedak pada punggung18. Kembalikan ke posisi telentang kemudian membantu pasien
mengenakan pakaian
MEMBASUH KAKI19. Keluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar20. Bentangkan handuk di bawah kaki tersebut, menekuk lutut21. Basahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha, disabun
dibilas dengan air bersih, kemudian dikeringkan22. Lakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN GENETAL23. Bentangkan handuk di bawah bokong, kemudian selimut mandi bagian
bawah dibuka24. Basahi daerah lipat paha dan genetal dengan air, disabun, dibilas
kemudian dikeringkan25. Angkat handuk, membantu mengenakkan pakaian bawah klien26. Rapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur27. Bereskan alat-alat28. Cuci tangan29. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatanmembentangkan
handuk pada sisi klien
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
50
MEMBIMBING RELAKSASI DISTRAKSI
No Dokumen1.38/KEP/2014
No Revisi1
Halaman 1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami nyeri dengan membimbing pasien untuk melakukan teknik relaksasi distraksi yang dilakukan oleh perawat atau tenaga lain.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, Menurunkan ketegangan otot dan Menimbulkan perasaan aman dan damai
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Atur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien
(duduk / berbaring)3. Atur lingkungan yang tenang dan nyaman4. Minta pasien memejamkan mata5. Minta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien pada kedua kakinya
untuk dirilekskan, kendorkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan pasien untuk merasakan relaksasi kedua kaki pasien
6. Minta pasien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-otot kedua tangannya, meminta pasien untuk merasakan relaksasi keduanya.
7. Pindahkan fokus pikiran pasien pada bagian tubuhnya, memerintahkan pasien untuk merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang sampai otot bahu, meminta pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien
8. Minta pasien untuk senyum agar otot-otot muka menjadi rileks9. Minta pasien untuk memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat
jalan nafas10. Bawa alam pikiran pasien menuju ke tempat yang menyenangkan
pasien11. Cuci tangan12. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
51
PERAWATAN LUKA LECET
No Dokumen1.39/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMelakukan tindakan perawatan membersihkan dan mengobati luka lecet yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah infeksidan Membantu penyembuhan luka pada pasien.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat1. Bak instrumen yang berisi : pinset anatomi dan lidi kapas2. Peralatan lain terdiri dari : sarung tangan, desinfektan, NaCl 0,9 %3. Bengkok : 2 buah, 1 berisi larutan desinfektan
Tahap kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy3. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas dan buka pakaian
seperlunya4. Buka peralatan5. Pakai sarung tangan6. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl7. Keringkan dengan kassa steril8. Oleskan desinfektan9. Rapikan pasien10. Bereskan alat-alat11. Cuci tangan12. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGD
52
PERAWATAN LUKA KOTOR
No Dokumen1.40/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMelakukan tindakan perawatan : mengganti balutan, membersihkan luka pada luka kotor yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah infeksi dan membantu penyembuhan luka pada pasien.
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat
Bak instrumen yang berisi :1. Pinset anatomi2. Pinset cirurgis3. Gunting debridemand4. Kasa steril5. Kom : 3 buahPeralatan lain terdiri dari :6. Sarung tangan7. Gunting plester8. Plester atau perekat9. Alkohol 70 % / wash bensin10. Desinfektan11. NaCl 0,9 %12. Bengkok : 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan13. Verband14. Obat luka sesuai kebutuhan
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas4. Buka peralatan5. Pakai sarung tangan 6. Basahi plester dengan alkohol / wash bensin dan buka dengan
menggunakan pincet7. Buka balutan lapis terluar8. Bersihkan sekitar luka dan bekas plester9. Buka balutan lapis dalam10. Tekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus11. Lakukan debridement12. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl13. Lakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kassa14. Pasang plester atau verband15. Rapikan pasien
53
16. Rapikan alat-alat17. Cuci tangan18. Catat kegiatan dalam catatan keperawatan
UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
54
PERAWATAN LUKA BAKAR
No Dokumen1.41/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMelakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat
Bak instrumen yang berisi :1. Pinset anatomi2. Pinset cirurgis3. Gunting debridemand4. Kasa steril5. Kom : 3 buahPeralatan lain terdiri dari :1. Spuit 5 cc atau 10 cc2. Sarung tangan3. Gunting plester4. Plester atau perekat5. Desinfektan6. NaCl 0,9 %7. Bengkok : 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan8. Verband9. Obat luka sesuai kebutuhan
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas4. Buka peralatan5. Pakai sarung tangan6. Buka balutan dengan hati-hati bila sulit basahi dengan NaCl7. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl8. Lakukan debridemand, bila terdapat jaringan nekrotik (bila ada bula
jangan dipecah tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari ke-3)9. Bersihkan luka dengan NaCl10. Keringkan luka dengan menggunakan kassa steril11. Berikan obat topical sesuai order pada luka12. Tutup dengan kassa steril kemudian dipasang verband dan diplester13. Pasang verband dan diplester14. Merapikan pasien15. Bereskan alat-
55
16. Cuci tangan17. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGD, Instalasi HCU , Instalasi Kamar Operasi
56
PERAWATAN LUKA JAHIT
No Dokumen1.42/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMelakukan tindakan perawatan dengan mengganti balutan, membersihkan luka pada luka yang dijahit yang dilakukan oleh perawat atau tenag medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mencegah infeksi dan membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :Set ganti balut steril dalam tempatnya yang terdiri dari :1. Pinset anatomi 2 buah2. Pinset chirurgis3. Gunting lurus4. Kapas lidi5. Kasa steril6. Kasa penekan (deppers)Peralatan lain terdiri dari :7. Sarung tangan8. Gunting verband9. Plester10. Alkohol 70 % dalam tempatnya11. Wash bensin dalam tempatnya12. Iodine povidon 10 % / sejenisnya dalam tempatnya13. Bengkok14. Verband secukupnya15. Obat luka sesuai kebutuhan
Tahap Kerja1. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas2. Buka peralatan, Memakai sarung tangan3. Basahi plester dengan alkohol / wash bensin dan buka dengan
menggunakan pinset Membuka balutan lapis terluar4. Bersihkan sekitar luka dan bekas plester, Membuka balutan lapis
dalam, Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka)5. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl6. Desinfeksi luka dengan iodine povidone7. Bilas dengan menggunakan cairan NaCl8. Lakukan kompres betadin pada luka / memberi obat / menutup dengan
kassa steril, Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)9. Bereskan alat-alat, Mencuci tangan10. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, IGD
57
Instalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
58
PENGANGKATAN JAHITAN LUKA
No Dokumen1.43/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/2
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSeabagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah terjadinya infeksi dari benang dan mencegah tertinggalnya benang pada pasien.
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan alat
1. Pinset anatomi : 2 buah, steril2. Pinset cirurgis : 2 buah, steril3. Gunting angkat jahit : 1 buah, steril4. Kasa steril5. Mangkok kecil : 3 buah, steril6. Sarung tangan, steril7. Gunting verband8. Plester9. Alkohol 70 % dalam tempatnya10. Iodin povidon solution 10 % atau sejenisnya11. NaCl 0,9 %12. Bengkok 2 buah, satu berisi cairan desinfektan13. Kain pembalut atau verband secukupnya Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas3. Buka peralatan4. Pakai sarung tangan5. Basahi plester dengan alkohol / wash bensin dan buka dengan
menggunakan pinset1. Buka balutan lapis terluar Membersihkan sekitar luka dan bekas plester2. Buka balutan lapis dalam3. Tekan kedua tepi luka (sepanjang luka)4. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl5. Desinfeksi luka dengan Iodine povidone6. Letakkan kassa steril di dekat luka7. Tarik simpul jahitan sedikit ke atas secara hati-hati dengan memakai
pinset chirurgis, sehingga benang yang berada di dalam kulit kelihatan8. Gunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kasa9. Bilas dengan menggunakan cairan NaCl10. Lakukan kompres betadin pada luka / memberi obat / menutup dengan
kassa steril11. Pasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)
59
12. Bereskan alat-alat13. Cuci tangan14. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU
60
CUCI TANGAN (BIASA DAN ANTISEPTIK)
No Dokumen1.44/KEP/2014
No Revisi0
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMenggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptic dan dibilas dengan air mengalir oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menjaga kebersihan perseorangan dan Mencegah terjadinya infeksi silang.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Bak cuci dan air mengalir2. Sabun atau antiseptic3. Handuk atau pengering
Tahap Kerja1. Lepaskan semua aksesoris pada tangan, dan gulung lengan baju sampai
siku2. Lakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan3. Jaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel (jika tangan
menyentuh wastafel cuci tangan diulangi)4. Alirkan air, hindari percikan pada pakaian5. Basahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya lebih rendah dari
siku6. Taruh sedikit sabun atau antiseptik (2 – 4 cc), untuk sabun batang,
pegang dan gosok sampai berbusa7. Gosok kedua lengan dengan cepat, selama 10 – 15 detik8. Gosok punggung tangan, sela-sela jari9. Gosok jari-jari secara melingkar minimal 5 kali10. Gosokan ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain11. Bilas lengan dan tangan sampai bersih12. Tutup kran dengan siku. (bila kran harus ditutup dengan tangan, cuci
kran dengan sabun terlebih dahulu sebelum membilas tangan)13. Keringkan tangan dengan handuk atau pengering
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU
61
PEMBERIAN KIRBAT ES
No Dokumen1.45/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemberikan kompres dingin kering dengan menggunakan kirbat es yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menghentikan perdarahan, Mengurangi rasa sakit / nyeri / peradangan dan Menurunkan suhu.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. Kirbat es biasa / leher / gantung dan sarungnya2. Perlak dan alasnya3. Mangkok berisi potongan es4. Garam satu sendok teh5. Lap kerja
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Atur pasien dalam posisi senyaman mungkin4. Isi kirbat es dengan potongan es hingga 2/3 bagian5. Keluarkan udara dan menutup kirbat es dan pastikan tidak bocor6. Keringkan dengan lap kerja dan memasang sarung7. Letakkan pengalas di bawah daerah yang akan di pasang kirbat8. Letakkan kirbat pada bagian tubuh yang akan dikompres dengan kepala
kirbat mengarah keluar tempat tidur9. Pantau respons pasien10. Rapikan pasien11. Bereskan alat-alat12. Cuci tangan13. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
62
PEMASANGAN BULI-BULI PANAS
No Dokumen1.46/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMemberikan kompres panas kering dengan menggunakan buli-buli panas yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Memperlancar sirkulasi darah, Mengurangi rasa sakit dan Merangsang peristaltic.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :1. WWZ dan sarungnya2. Perlak dan alasnya3. Termos berisi air panas4. Termometer air5. Lap kerja
Tahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Atur pasien dalam posisi senyaman mungkin4. Isi WWZ dengan air panas : ½ - ¾ (saat mengisi air WWZ diletakkan
rata dengan kepala WWZ ditekuk sampai permukaan air kelihatan agar udara tidak masuk)
5. Tutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ di bawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tumpah
6. Keringkan WWZ dengan lap kerja agar tidak basah lalu bungkus dengan sarung WWZ
7. Letakkan pengalas di bawah daerah yang akan dipasang WWZ8. Letakkan WWZ pada bagian tubuh yang akan dikompres dengan
kepala WWZ mengarah keluar tempat tidur9. Pantau respon pasien10. Rapikan pasien Membereskan alat-alat11. Cuci tangan12. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
63
LATIHAN ROM EKSTREMITAS ATAS
No Dokumen1.47/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMenggerakkan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif yang dilakukan oleh perawat, fisioterapi atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi serta meningkatkan vaskularisasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat :Penghangat / WWZ dan sarungnyaTahap Kerja1. Jaga privacy pasien2. Hangatkan sendi yang akan dilatih 3. Latih sendi-sendi secara bergantian :
a. Bahu :1) Menggerakkan lengan abduksi – adduksi2) Menggerakkan lengan fleksi – ekstensi3) Menggerakkan lengan hiperekstensi – posisi anatomi
b. Siku : menggerakkan lengan bawah fleksi – ekstensic. Lengan bawah : menggerakkan pronasi – supinasid. Pergelangan tangan :
1) Menggerakkan fleksi radialis2) Menggerakkan fleksi ulnaris3) Menggerakkan hiperekstensi - fleksi
e. Jari-jari :1) Menggerakkan abduksi – adduksi2) Menggerakkan fleksi - ekstensi
4. Rapikan pasien5. Bereskan alat-alat6. Cuci tangan7. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapFisioterapi
64
LATIHAN ROM EKSTREMITAS BAWAH
No Dokumen1.48/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMenggerakkan sendi ekstremitas bawah secara aktif atau pasif yang dilakukan oleh perawat, fisioterapi atau tenaga medis .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi serta Meningkatkan vaskularisasi
KEBIJAKAN Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi
PROSEDUR
Persiapan alat :Penghangat / WWZ dan sarungnyaTahap Kerja1. Jaga privacy pasien2. Hangatkan sendi yang akan dilatih 3. Latih sendi-sendi secara bergantian :
a. Panggul :1) Menggerakkan kaki abduksi – adduksi2) Menggerakkan kaki fleksi – ekstensi3) Menggerakkan kaki hiperekstensi – posisi anatomi4) Rotasi ke luar – ke dalam
b. Lutut : menggerakkan lengan bawah fleksi – ekstensic. Pergelangan kaki :
1) Menggerakkan dorsal fleksi – plantar fleksi2) Menggerakkan supinasi – pronasi
4. Rapikan pasien5. Bereskan alat-alat6. Cuci tangan7. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapFisioterapi
65
ALIH BARING
No Dokumen1.49/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANMelakukan tindakan alih baring pada sistem immobile untuk mencegah komplikasi akibat immobilisasi yang dilakukan oleh perawat, fisioterapi dan tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mencegah kerusakan integritas kulit dan memperbaiki sirkulasi dan perfusi.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat ; Bantal atau gulingTahap Kerja1. Cuci tangan2. Jaga privacy pasien3. Rubah posisi dari terlentang ke miring
a. Menata beberapa bantal di sebelah klienb. Memiringkan klien ke arah bantal yang disiapkanc. Menekukan lutut kaki yang atasd. Memastikan posisi klien aman
4. Rubah dari posisi miring ke terlentanga. Menata beberapa bantal di sebelah klienb. Menelentangkan klien ke arah bantal yang disiapkanc. Meluruskan kedua lututd. Memastikan posisi klien aman
5. Rapikan pasien6. Bereskan alat7. Cuci tangan8. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapInstalasi HCU
66
PELAYANAN OPERASI DI KAMAR BEDAH
No Dokumen1.50/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPedoman untuk memberikan pelayanan operasi di ruang operasi yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk acuan dalam melakukan pengelolaan pelayanan operasi pada pasien.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Daftarkan dulu semua pasien yang akan dioperasi baik regular maupun non regular di Instalasi Bedah Sentral.
2. Lakukan timbang terima, cek dan recek antara perawat yang mengantarkan pasien dan perawat anesthesia terhadap pasien yang akan dioperasi.
3. Berikan Asuhan keperawatan untuk memberikan rasa nyaman, aman, dan dukungan mental (Informed Concent) terhadap pasien maupun keluarga.
4. Siapkan pasien selama menunggu operasi pasien di ruang induksi.5. Setelah pasien selesai operasi harus dirawat di ruang pemulihan dan
pindah ke ruang rawat inap berdasarkan keputusan dari dokter anesthesia bertanggung jawab di ruang pemulihan.
6. Lakukan timbang terima pasien yang keluar dari kamar pemulihan antara perawat ruang pemulihan dan perawat ruangan sesuai dengan asal pasien dirawat Semua jaringan / potongan tubuh harus dilakukan pemeriksaan laboratorium PA kecuali dokter tidak mengehendaki.
7. Lakukan konsultasi medic demi memberikan jaminan keberhasilan dan keselamatan pasien di kamar operasi yang dapat dilakukan dimeja operasi.
8. Lakukan perhitungan pre, intra, pasca operasi semua instrument dan barang habis pakai yang digunakan untuk operasi.
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
67
PENDAFTARAN OPERASI REGULAR
No Dokumen1.51/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANAdalah suatu kegiatan pendaftaran pasien yang direncanakan tindakan pembedahan ke Instalasi Bedah Sentral yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendaftarkan pasien yang akan operasi di Instalasi Bedah Sentral
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Rekap identitas semua bangsal / Ranap, Poliklinik / Rajal,IGD,meliputi : Nama Umur No. register Ruang dan kelas yang ditempati Diagnosa medis lengkap dan jelas Rencana tindakan Tanggal pelaksanaan tindakan (operasi) untuk pasien perjanjian dan
one day care.2. Serahkan daftar pasien tersebut ke Instalasi Bedah Sentral
dalam bentuk buku.
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
68
PENGIRIMAN PASIEN PRE OPERASI
No Dokumen1.52/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANAdalah suatu kegiatan mengantarkan pasien yang akan menjalani operasi ke Ruang operasi yang dilakukan oleh injector atau perawat.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mengirim pasien yang akan operasi ke Ruang operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Cek ulang kelengkapan rekam medis dan persiapan operasi yang diperlukan2. Persiapkan pasien dan kelengkapannya.3. Kirim pasien ke ruang operasi 30 menit sebelum jadwal pelaksanaan
operasi disertai dengan keluarga terdekat.4. Serah terima pasien di ruang persiapan dengan perawat kamar operasi
dengan buku expedisi pengiriman5. Perawat ruang operasi menerima pasien, periksa ulang kelengkapannya dan
menandatangani buku expedisi pengiriman.
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
69
KONSULTASI MEDIS DURANTE OPERASI
No Dokumen1.53/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANKegiatan yang dilakukan antar team medik di dalam melakukan konsultasi untuk menegakkan diagnosis, tindakan operasi serta terapi yang diberikan untuk menangani pasien yang dilakukan oleh dokter.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah Untuk mendapatkan hasil konsultasi medik yang diharapkan dan Untuk menghasilkan tindak lanjut tindakan medis maupun diagnostic medic
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Intruksikan untuk konsultasi medik antara dokter dengan disiplin ilmu lain.2. Siapkan blangko konsultasi medic oleh paramedik dan menulis identitas pasien.3. Tulis blangko konsultasi medik.4. Lakukan konsultasi medik secara langsung (melalui telepon) disesuaikan dengan kondisi pasien yang sedang dioperasi.5. Dokter yang menyetujui dan menjawab konsultasi medik tersebut dengan langsung (melalui telepon) atau segera datang saat itu.6. Petugas kamar operasi memberitahu bahwa pasien tersebut dilaksanakan konsultasi medik kepada petugas ruangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapInstalasi Kamar Operasi
70
PEMBAHASAN KASUS-KASUS BEDAH SULIT / KHUSUS DI OK
No Dokumen1.54/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIAN
Ketentuan untuk membahas kasus-kasus tertentu yang dianggap penting yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan kegiatan ini diselenggarakan oleh Komite Medik diikuti perawat OK dan Spesialis Anestesi dan Spesialis Rehab Medik.
TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Peningkatan pengetahuan bagi karyawan, Sebagai sarana pemyebaran ilmu / informasi terbaru dalam penanganan kasus pasien tersebut dan akan dihasilkan kebijakan / prosedur baru yang perlu dilakukan demi peningkatan pelayanan kesehatan pasien secara keseluruhan serta sebagai sumber data untuk melaksanakan penambahan materi in house training di RSKB Karima Utama.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Komite medik sebagai penyelenggara mengundang pihak-pihak yang dianggap kompeten dan petugas Kamar Operasi diikut sertakan2. Terjadi presentasi kasus tersebut dan dilakukan diskusi dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu.3. Sekretaris Komite Medik membuat notulen hasil pembahasan kasus tadi, RSKB Karima Utama Surakarta membuat kebijakan / prosedur tertentu yang berkaitan dengan kasus tersebut dan dilakukan in house training.4. Petugas Kamar Operasi membuat laporan tertulis untuk disampaikan ke seluruh perawat
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis.
71
CUCI TANGAN PROSEDURAL
No Dokumen No Revisi
1
Halaman
1/1
SPO
Tanggal Terbit Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN
Adalah suatu aktifitas cuci tangan yang dilakukan setiap akan dan sesudah melakukan suatu prosedur, setelah menyentuh luka terbuka / cairan tubuh, darah, sekresi / ekskresi, atau barang-barang yang telah terkontaminasi, setiap menyentuh pasien satu dan lainnya, dan setiap datang dan pulang atau masuk ruangan dari suatu tempat.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan prosedur cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Lepas semua perhiasan, termasuk cincin dan jam tangan. 2. Basahi dengan air mengalir.3. Gunakan cairan anti septic / sabun sesuai patunjuk.4. Cuci tangan sembari mencuci kran air secukupnya (dilakukan
apabila tangkai kran pendek atau tidak mungkin di tutup dengan siku).
5. Bilas kran air sampai bersih dari antu septic / sabun.6. Cuci tangan sekali lagi secara menyeluruh mulai dari telapak tangan
dan punggung sampai pergelangan tangan.7. Cuci sela-sela jari dan jari tangan depan belakang.8. Bersihkan telapak tangan dengan ujung jari dengan gerakan
memutar9. Bilas seluruhnya dengan air yang mengalir10. Tutup kran air11. Keringkan tangan dengan handuk / tissue / hand dryer.
UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi Laboratorium,RadiologiUnit yang melakukan prosedur tindakan
72
PENANGANAN PASIEN INFEKSI HIV DAN HEPATITIS
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/2
SPOTanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Adalah usaha-usaha yang dilakukan di kamar operasi untuk mencegah terjadinya penularan infeksi HIV dan Hepatitis kepada petugas dan penderita operasi lainnya
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah –langkah untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi silang dari penderita ke petugas dan penderita lainnya, Mengetahui cara yang tepat untuk melakukan perawatan kepada penderita HIV dan Hepatitis dan agar petugas mengetahui cara-cara pencegahan dan pengamanan penderita HIV dan Hepatitis.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan alat 1. Hibiscrub 5 % dalam mangkok.2. Sikat steril.3. Linen steril.4. Instrument, bengkok, kasa steril.5. Betadin 10 %, yodium 5%, alcohol 96%, hibitan 5%.6. Chlorhxidine 5%.7. Larutan Hypochloride 0,5%.8. Plastik pembungkus.9. Kaleng sampah.10. Kaca mata halus. Tahap kerja 1. Pakaian luar harus diganti dengan pakaian kerja yang bersih.2. Petugas yang menangani penderita harus memakai gaun steril
berlengan panjang yang tertutup rapat atau memakai plastik apron yang cukup panjang dari sepatu palindung
3. Tidak memakai sepatu terbuka, harus tertutup, model sepatu boot setinggi betis yang kedap air.
4. Kenakan sarung tangan yang steril.5. Apabila sarung tangan robek atau tertusuk jarum, harus segera lepas
dan tangan dibasuh, bila prosedur keselamatan telah mengijinkan, jarum dipindahkan dari daerah steril dan laporkan kepada panitia pengendalian infeksi nosokomial
6. Penutup rambut harus menutup kepala dengan rapat7. Bila mempunyai luka pada kulit terutama pada tangan, tutuplah
dengan pembalut kedap air (water proof). 8. Masker pelindung, kaca mata atau pelindung wajah full face atau
73
system pelindung kepala harus selalu dikenakan di kamar bedah.9. Apabila terkena cairan menembus tubuh harus segera mandi dan
ganti.10. Sebelum melepaskan gaun luar, sarung tangan, penutup muka
pelindung muka. Pakaian bedah dilarang dipakai di luar kamar bedah. Mesin suction harus ditempatkan berlawanan dengan dokter bedah.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
74
PENGAMBILAN PASIEN POST OPERASI
No Dokumen No Revisi
1
Halaman
1/1
SPO
Tanggal Terbit Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIANAdalah suatu kegiatan mengambil pasien yang telah menjalani operasi di ruang operasi yang dilakukan oleh perawat atau petugas yang diberi wewenang oleh rumah sakit.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mengambil pasien post operasi dari ruang operasi setelah dilakukan tindakan operasi
KEBIJAKAN
PROISEDUR
1. Siapkan ruangan dan penunjangnya2. Operan dengan perawat RR mengenai pasien dan administrasi3. Bawa pasien kembali ke ruangan4. Lakukan pemeriksaan vital sign di ruangan5. Lakukan penkes kepada keluarga tentang kondisi pasien post operasi
Serah terima pasien di ruang persiapan 6. Lakukan instuksi dokter 7. Dokumentasikan pada status dan buku laporan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
75
PEMASANGAN BALUTAN
No Dokumen No Revisi
1
Halaman
1/2
SPO
Tanggal Terbit Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIANMemasang balutan dengan verban/pembalut elastis untuk mengurangi/menghilangkan nyeri, mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut dan mencegah laserasi kulit.
TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk :1. Mengurangi / menghilangkan nyeri dengan mencegah
pergerakan fragmen sendi dan dislokasi dan jaringan lunak.2. Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak, otot, medula
spinalis, syaraf perifer, pembuluh arah akibat pergeseran langsung fragmentulang.
3. Mencegah laserasi kulit oleh ujng fragmen tulang ( fraktur tertutup menjadi terbuka ).
4. Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh darah.
5. Mengurangi / menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.
KEBIJAKANPROISEDUR Persiapan alat
1. Kain selendang2. Kayu atau alat bidai khusus3. Pembalut elastis (stokinet, tensokrep, leucokrep)4. Peding / bantalan
Persiapan pasien 1. Pasien disiapkan senyaman mungkin2. Koreksi letak sesuai dengan program terapi
Tahap kerja 1. Beritahu pasien2. Cuci tangan3. Buka pakaian yang menutup bagian anggota tubuh yang dibalut.4. Lakukan pemeriksaan status vaskuler (denyut nadi dan pengisian
kapiler)5. Tutup semua luka dengan kassa steril / bahan yang bersih6. Jangan memindahkan / menggerakkan anggota gerak sebelum
dilakukan pembalutan7. Pada kasus fraktur, pembidaian harus mencakup sendi dibagian
proksimal dan distal fraktur.
76
8. Pada trauma sendi, pembidaian harus mencakup tulang disebelah proksimal dan distal sendi.
9. Semua bidai harus diberi bantalan lunak.10. Balut dari distal ke proksimal menutup 1/3 bagian balutan
sebelumnya.11. Evaluasi setelah dipasang balutan :
Denyut nadi Pengisian kapiler Status motorik dan sensorik Bila tejadi gangguan, balutan dikendorkan.
12. Cuci tangan
UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
77
PEMASANGAN GIP
No Dokumen No Revisi
1
Halaman
1/2
SPO
Tanggal Terbit Disahkan OlehDirektur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIANPemasangan Gips atau plester of paris (POP) yang digunakan sebagai modalitas untuk memperbaiki bentuk dan mempertahankan / imobilisasi baik berupa kelainan bawaan maupun fraktur
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk memberikan rasa aman dan nyaman, Mencegah komplikasi lebih lanjut dan Mengurangi deformitas.
KEBIJAKAN PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Air dengan temperatur 20 0C (air ledeng/kran biasa)b. Gip sesuai kebutuhan
POP ( gipsona, leukodur, cellona) Dinacast (fiber glass)
c. Peding (keucoban, shofban, celloban)d. Alat pelengkap pemasangan gip : celemek, perlak, sarung
tangan, papan kecil/besar, sandal jepit, bak sampah2. Pelaksanaan
a. Pasien diberi tahu kalau akan dipasang gips b. Cuci tangan c. Koreksi deformitas/fraktur sesuai dengan prosedur terapi
yang adad. Pasang peding secara melingkar searah jarum jam dari distal
ke proksimal menutup 2/3 bagian yang ada secara kencange. Celup gips kedalam air secara singkat dengan posisi 450 agar
tak terlalu banyak air, hindari memeras pembalut gips sema pencelupan, peras kelebihan air setelah pencelupan
f. Pasang gips secara melingkar, searah jarum jam dari distal ke proksimal dengan menutup 2/3 bagian yang sudah di gips.
g. Modeling (bentuk) gips dengan seksama tunggu seting time/waktu aplikasi (2-6 menit) sampai gips betul-betul kering
h. Pasien diberi tahui reaksi waktu menunggu pengeringan akan timbul reaksi panas
i. Beri tanda dan identitas, waktu/tanggal pemasanganj. Alat-alat dibereskank. Cuci tangan l. Evaluasi fisik pasienm. Pendidikan kesehatan perawatan gips bagi pasien/keluarga
78
3. Pendidikan kesehatana. Waktu pengawasan 24 s/d 48 jam bila terjadi kelainan segera
dibawa ke RS Perawatan dirumah :a. Tidak boleh kena airb. Tidak boleh dipotong/dirusakc. Tidak boleh digaruk dengan lidi/dengan benda kerasd. Tidak boleh dipanasie. Bila bengakak, kebiruan atau ujung ekstremitas yang di gips
dingin, kesemutan yang tak hilang segera dibawa ke RS.
UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat InapIGDInstalasi Kamar OperasiInstalasi Rawat Jalan
79
MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/2
SPO Tanggal terbit 14 April 2010
DitetapkanDirektur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan dari tempat yang satu ke tempat yang lain yang dilakukan oleh perawat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mengurangi atau menghindarkan pergerakkan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya, Memberi rasa aman dan nyaman kepada pasien serta Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan.
KEBIJAKANPROSEDUR Persiapan Alat
1. Tempat tidur, bankar atau kursi beroda dalam keadaan siap pakai.
2. Selimut3. Bantal, bila perlu
Persiapan PasienPasien dirapikan dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukanPelaksanaan
1. Pindahkan pasien dari brankar ke tempat tidur atau sebaliknya.a. Pasien diangkat oleh sekurang-kurangnya 3 orang
perawat (sesuai kebutuhan)b. Ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien dengan
urutan sebagai berikut : (b-a) perawat I (paling tinggi) berdiri dibagian kepala (b-b) perawat II berdiri di bagian pinggang (b-c) perawat III berdiri di bagian kaki
c. Lengan kiri perawat I di bawah kepala dan pangkal lengan pasien dan lengan kanan di bawah punggung pasien (bila pasien gemuk, lengan kanan perawat I melalui badan pasien ke bawah pinggang sehingga berpegangan dengan pergelangan tangan kiri perawat II)
d. Lengan kiri perawat II di bawah pinggang pasien lengan kanan di bawah bokong pasien.
e. Kedua lengan perawat II mengangkat seluruh tungkai pasien
f. Setelah siap, salah seorang perawat memberi aba-aba untuk bersama-sama mengangkat pasien.
80
g. Dengan langkah bersamaaan para perawat mulai berjalan menuju ke tempat tidur atau brankar yang telah disediakan.
h. Setelah pasien berada di atas tempat tidur atau brankar, posisinya diatur dan selimut dipasang atau dirapikan.
2. Pindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur.a. Kursi roda didorong ke sisi tempat tidur, dan roda
belakangnya harus ditahan atau direm agar kursi roda tidak terbalik.
b. Kedua tangan perawat, menopang ketiak pasien pada sisi ang lemah/sakit dan pasien dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat.
c. Perawat memimpin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan bersama ke tempat tidur.
d. Pasien bersandar pada sisi tempat tidur, kemudian dibantu oleh perawat untuk naik (kalau perlu digunakan kursi)
3. Setelah pasien berada di ataa tempat tidur, posisinya diatur sesuai kebutuhan, kemudian dirapikan.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
81
MENGGANTI ALAT TENUN
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPOTanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .MPENGERTIAN Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur pasien yang dilakukan
oleh perawat atau tenaga kebersihan.
TUJUANSebagai acuian penerapan langkah – langkah untuk memberikan rasa nyaman pada pasien dan mempertahankan kebersihan dan kerapihan
KEBIJAKAN
PROSEDUR A. Persiapan Alat1. Alat tenun bersih yang diperlukan dan disusun menurut urutan
penggunaannya.2. Kursi atau bangku.3. Tempat tertutup untuk kain kotor.4. Ember berisi larutan desinfektan.5. Lap kerja, sehelai kering dan sehelai basah.
B. Persiapan PasienPasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
C. Tahap kerja 1. Kasur diratakan2. Seprei besar dipasang dengan ketentuan :
a. Garis tengah lipatannya harus tepat di tengah kasur.b. Bagian atas seprei dimasukkan rata dibawah kasur sekurang-
kurangnya 30 cm, demikian juga sprei pada bagia kaki, setelah ditarik setegang mungkin,
c. Pada ujung tiap sisi kasur dibuat sudut setinggi (900), lalu seluruh tepi sprei besar dimasukkan ke bawah kasur dengan rapi dan tegang.
3. Perlak dipasang sekurang-kurangnaya 30 cm dari sisi tempat tidur bagian kepala
4. Sprei kecil dipasang rata di atas perlak dengan tiap sisinya dimasukkan bersama perlak ke bawah kasur setegang mungkin.
5. Selimut dilipat empat secara terbalik dan dipasang pada kasur bagian kaki, sedangkan bagian atas yang terbalik dimasukkan ke bawah kasur sekurang-kurangnya 10 cm. Ujung sisi-sisi selimut dimasukkan ke bawah kasur.
6. Bantal dipasang sarungnya dengan sudut bantal dimasukkan benar-benar ke dalam sudut-sudut sarungnya. Bagian sarung bantal yang terbuka tidak menghadap ke arah pintu
82
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapInstalasi HCU
83
MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .MPENGERTIAN Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan
pasien, karena pasien harus beristirahat total ( total bed rest ), menderita sakit parah atau tidak sadar yang dilakukan oleh perawat.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah penerapan untuk memberikan rasa nyaman pada pasien, Mencegah terjadinya luka baring ( dekubitus ) dan Mempertahankan kebersihan dan kerapihan
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan Alat1. Alat tenun bersih yang diperlukan dan disusun menurut
urutan penggunaannya.2. Kursi dan bangku.3. Tempat tertutup untuk kain kotor.4. Ember berisi larutan desinfektan.5. Lap kerja, sehelai kering dan sehelai basah.
B. Persiapan PasienPasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
C. Tahap kerja 1. Sama dengan cara mengganti dan memasang alat tenun pada
tempat tidur tanpa pasien diatasnya, tetapi dikerjakan secara bergiliran pada sisi kiri dan kanan tempat tidur.
2. Selimut dan bantal yang tidak perlu diganti diletakkan di atas kursi atau bangku.
3. Tahap Pertama :a. Pasien dimiringkan kesalah satu tempat tidur ( bila perlu
pasien diganjal dengan bantal supaya tidak jatuh ).b. Lakukan segera prosedur ini pada tempat tidur bagian
yang kosong.c. Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur, lalu
digulung satu persatu sampai dibawah punggung pasien yaitu : Sprei kecil digulung ketengah sejauh mungkin. Perlak dibersihkan dengan lap yang dibasahi
larutan desinfektan, lalu dikeringkan dan digulung ke tengah sejauh mungkin.
Sprei besar digulung ketengah sejauh mungkin.
84
4. Tahap Kedua :a. Setelah tahap pertama selesai, pasien dimiringkan ke
bagian bersih dengan bantal pengganjalnya.b. Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur.c. Sprei kecil diangkat dan dimasukkan ke tempat alat
tenun yang kotor.d. Perlak dibersihkan dan digulung ke tengah.e. Sprei kecil diangkat dan dimasukkan ke tempat alat
tenun kotor.f. Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan seperti pada
tahap pertama.g. Sprei besar dibuka dari gulungan, diratakan dan
dipasang pada kasur.h. Perlak dan sprei kecil dipasang seperti tahap pertama.i. Sarung bantal yang kotor dilepaskan dan diletakkan
pada tempat alat tenun kotor. Bantal diratakan isinya, kemudian sarung bantal yang bersih dipasang.
j. Bantal disusun, pasien dibaringkan dengan posisi yang nyaman.
k. Selimut kotor diganti dengan bersih.l. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan
pada tempat yang semula. Bila keadaan umum pasien payah, sebaiknya
prosedur ini dilaksanakan oleh dua orang petugas.UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
Instalasi HCU
85
MENOLONG PASIEN BAB DAN BAK
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/2
SPO
Tanggal terbit DitetapkanDirektur
dr. Nining Tri .MPENGERTIAN Membantu pasien yang hendak buang air besar atau air kecil
( BAB / BAK ) di atas tempat tidur yang dilakukan oleh perawat .
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mengurangi pergerakan pasien, Membantu pasien memenuhi kebutuhan eliminasi dan Mengetahui adanya kelainan faeces atau urine secara langsung.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan Alat1. Pispot atau steekpan bertutup dan urinal2. Alas pispot3. Botol berisi air cebok4. Kapas cebok dalam tempatnya5. Kertas kloset bila tersedia6. Bengkok ( nierbekken )7. Sampiran bila perlu8. Selimut atau kain penutup9. Bel bila tersedia
B. Persiapan Pasien Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukanC. Tahap kerja
1. Pintu ditutup, kemudian sampiran dipasang 2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan, kemudian badan
yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain penutup3. Pasien dianjurkan menekuk lututnya dan mengangkat bokong
(jika perlu dibantu oleh petugas)4. Alas pispot dipasang5. Pispot disorongkan sampai terletak di bawah bokong pasien.
Jika pasien tidak dapat melakukannya sendiri, petugas membantu menekukan lutut dan mengangkat pinggul pasien dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan petugas menyorongkan pispot sedemikian rupa sehingga posisinya tepat dan nyaman.
6. Bila pasien sudah selesai buang air besar (BAB) dan/atau buang air kecil (BAK), kakinya direnggangkan dan selimut dibuka sedikit, selanjutnya anus dan daerah genetalia dibersihkan dengan kapas cebok. Pasien dimiringkan, tangan kiri petugas membuka bokong pasien, tangan kanan membersihkan anus dengan kapas cebok atau kertas kloset,
86
lalu dibuang ke dalam pispot. Pembersihan ini dilakukan beberapa kali sampai anus bersih. Setelah pasien selesai BAB, pispot diangkat, ditutup dan diturunkan.
7. Bila pasien menginginkan cebok sendiri, petugas membantu menyiram dan selanjutnya tangan pasien dicuci, lalu pispot diangkat, ditutup dan diturunkan.
8. Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas9. Setelah selesai pasien dirapikan, sedangkan peralatan
dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempatanya semula.
10. Pintu dan sampiran dibuka kembali11. Setelah selesai melakukan tindakan perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap Instalasi HCU
87
MENOLONG PASIEN MENUJU KURSI
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .MPENGERTIAN Membantu pasien turun dari tempat tidur untuk duduk di kursi bagi
yang tidak dapat berjalan sendiri, tetapi sudah boleh duduk yang dilakukan oleh perawat atau tenaga fisioterapi.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk membantu mobilitas dan melatih melemaskan otot serta memberikan rasa nyaman pada pasien dan Mempermudah merapikan tempat tidur
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan Alat1. Kursi2. Selimut3. Bantal
B. Persiapan PasienPasien dirapikan dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
C. Tahap kerja 1. Dekatkan kursi pada tempat tidur, sepatu atau sandal
disiapkan.2. Dudukan pasien dan bantu bergeser ke pinggir tempat tidur.3. Turunkan kaki pasien satu persatu dari tempat tidur,
kemudian perawat membantu pasien berdiri dan melangkah perlahan-lahan menuju kursi yang telah disediakan.
4. Dudukan pasien di kursi dan jika perlu diberi bantal dan selimut untuk bersandar.
5. Bila sudah lelah supaya keluarga memberitahu petugas, untuk kembali ke tempat tidur
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGD
88
POSISI DORSAL RECUMBENT
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO
Tanggal terbit DitetapkanDirektur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIANMembaringkan pasien dengan posisi telentang dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menapak di atas tempat tidur, sedangkan kedua belah kaki diregangkan yang dilakukan oleh perawat atau tenaga fisioterapi.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mempermudah tindakan pemeriksaan dan perawatan pada daerah genetalia dan Mempermudah proses persalinan pada pasien yang akan bersalin.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan Alat1. Tempat tidur atau meja operasi atau meja pemeriksaan2. Selimut / kain penutup.
B. Persiapan PasienPasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
C. Tahap kerja 1. Cuci tangan2. Pasien berbaring terlentang dan pakaian bagian bawah
dibuka.3. Lutut ditekuk, paha diregangkan dan telapak kaki menapak
pada tempat tidur.4. Perhatikan keadaan umum pasien.5. Hindarkan terjadinya bahaya jatuh.6. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah
pada pasien serta tetap menjaga kesopanan7. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU
89
POSISI FOWLER
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO
Tanggal terbit DitetapkanDirektur
dr. Nining Tri .MPENGERTIAN Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk yang dilakukan
oleh perawat atau petugas fisioterapi.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mengurangi sesak nafas, Memberikan rasa nyaman, Membantu memperlancar keluarnya cairan, misalnya pada waterseal drainage ( W.S.D ) dan Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan Alat1. Sandaran punggung atau kursi.2. Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu.3. Tempat tidur khusus ( fungctional bed ) jika ada.
B. Persiapan Pasien Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.C. Tahap kerja
1. Cuci tangan2. Dudukan pasien, sandaran punggung atau kursi diletakkan
dibawah atau diatas kasur di bagian kepala, diatur sampai setengah duduk dan dirapikan. Bantal disusun menurut kebutuhan. Pasien dibaringkan kembali dan pada ujung kakinya dipasang penahan.
3. Pada tempat tidur khusus ( functional bed ) pasien dan tempat tidurnya langsung diatur setengah duduk, dibawah lutut ditinggikan sesuai kebutuhan. Kedua lengan ditopang dengan bantal.
4. Rapikan pasien.5. Perhatikan keadaan umum pasien.6. Bila posisi pasien berubah, harus segera dibetulkan.Khusus
untuk pasien bedah dilarang untuk meletakkan bantal dibawah lutut
7. Mencuci tangan
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU
90
POSISI LITHOTOMI
No. Dokumen No. Revisi
0
Halaman
1/1
SPO
Tanggal terbit DitetapkanDirektur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIANMembaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditarik ke arah perut, sedangkan tungkai bawah membuat sudut 90C terhadap paha.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Memudahkan tindakan pemeriksaan daerah genetalia yang dilakukan oleh perawat atau petugas medis.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan Alat1. Tempat tidur khusus pemeriksaan kebidanan ( gyneccology
bed )2. Selimut / kain penutup
B. Persiapan Pasien Beritahukan pasien tentang hal-hal yang akan dilakukan.
C. Pelaksanaan1. Cuci tangan2. Pasien berbaring terlentang dan pakaian bagian bawah
dibuka.3. Kedua kaki ditekuk dan dibantu oleh perawat untuk
meletakkannya pada penahan lutut.4. Perhatikan keadaan umum pasien.
Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien serta tetap menjaga kesopanan
5. Cuci tangan.
UNIT TERKAITInstalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU
91
POSISI SIM
No. Dokumen
5.1.68/KEP/10
No. Revisi 0
Halaman1/1
SPO Tanggal terbit
8 Maret 2010Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Membaringkan pasien dalam posisi miring dan setengah telungkup untuk maksud tertentu
TUJUAN Membantu pasien untuk mempermudah tindakan pemeriksaan rectum atau pemberian huknah atau obat-obatan lain melalui anus
KEBIJAKAN
PROSEDURA. Persiapan Alat
Sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan misalnya pemberian huknah.
B. Persiapan Pasien Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.C. Pelaksanaa
1. Cuci tangan2. Pasien berbaring, kemudian Miringkan ke kiri dengan posisi
badan setengah telungkup, sedangkan kaki kiri lurus, lutut dan paha kanan di tekuk, serta ditarik kearah dada, sementara tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur
3. Cuci tanganUNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
IGDInstalasi HCU
92
POSISI TRENDELENBERG
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari pada kaki yang dilakukan oleh perawat atau fisioterapi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Melancarkan peredaran darah ke otak
KEBIJAKAN
PROSEDURA. Persiapan Alat
1. Balok penopang kaki tempat tidur2. Bantal3. Tempat tidur khusus bila ada
B. Persiapan Pasien Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.C. Pelaksanaan
1. Cuci tangan2. Pasien dibaringkan terlentang tanpa bantal dan dibawah
pada lipatan lutut diberi bantal.3. Diantara kepala pasien dan ujung tempat tidur diberi bantal
sebagai penahan.4. Pada tempat tidur khusus ( functional bed ) bagian kakinya
dapat langsung ditinggikan sesuai kebutuhan5. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat InapIGDHCU
93
POSISI GENU PECTORAL
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi menungging, kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur yang dilakukan oleh perawat, tenaga medis ataupun fisioterapi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Memudahkan tindakan pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Cuci tangan2. Bantal disingkirkan dari tempat tidur.3. Pasien dianjurkan untuk menungging.4. Pakaian bagian bawah dibuka, bila perlu.
Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien serta tetap menjaga kesopanan
5. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGD
94
MENYIAPKAN PASIEN YANG AKAN PULANG
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/2
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Menyiapkan pasien yang akan pulang karena sudah sembuh atau tidak memerlukan perawatan lagi di Rumah Sakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menyiapkan pasien untuk kembali kepada keluarganya, dengan menjelaskan hal-hal yang perlu diketahui oleh pasien dan keluarganya sehubungan dengan penyakitnya.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Ada pernyataan dari dokter bahwa pasien boleh pulang dan tidak memerlukan perawatan lagi di Rumah Sakit.
2. Apabila pasien / keluarganya menghendaki pulang, sedangkan keadaan pasien belum memungkinkan maka pasien / keluarganya harus menandatangani surat pernyataan pulang paksa..
3. Pasien / keluarganya diberitahu, bahwa pasien boleh pulang. Sebaiknya pemberitahuan disampaikan paling lambat sehari sebelumnya.
4. Siapkan obat-obatan, surat-surat yang diperlukan, misalnya resep, surat pengantar untuk puskesmas terdekat, cek bila ada return obat,obat yang dibawa pulang
5. Keluarga diberi surat kepulangan pasien,cek bila ada tambahan obat pulang,return dan tindakan kemudian diisi di surat kepulangan pasien yang sudah ditandatangai perawat kemudian keluarga diberitahu untuk ke kasir,setelah ada cap lunas kembali ke ruang perawat untuk mendapatkan anjuran pasien pulang
6. Kepada pasien / keluarganya diberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pasien di rumah, misalnya tentang :a. Tindakan perawatanb. Obat-obat yang harus diminumc. Pengaturan makan / diitnyad. Kegiatan-kegiatan / aktivitas yang tidak boleh atau boleh
dilakukan.e. Pentingnya pemeriksaan ulang secara teratur, terhadap
penyakitnya.7. Memberi dorongan moril supaya pasien dan keluarganya
menerima kenyataan, misalnya pasien sudah sembuh tetapi tubuhnya cacat, atau pasien yang sudah boleh pulang tapi tidak
95
dapat disembuhkan. 8. Merawat mengantar pasien sampai ke depan lobi rumah sakit9. Cek inventaris rumah sakit pastikan tidak ada yang terbawa oleh
pasien dan keluargaUNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
IGD
96
PENANGANAN PASIEN MENINGGAL DI RUANG / INSTALASI
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Kegiatan pelayanan pasien meninggal di Rumah Sakit Khusus Bedah karima Utama dan tata cara informasi yang harus dilakukan pada keluarga dan petugas kamar pemulasaran jenazah
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Memberikan informasi secepatnya kepada keluarga dan pihak yang terkait / petugas kamar pemulasaran dan Mempercepat dalam proses penanganan pelayanan pasien meninggal
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Apabila ada pasien meninggal di ruang rawat petugas mencatat dalam buku kematian, setelah 2 jam di pindah ke kamar jenazah selanjutnya keluarga dapat membawa pulang dan apabila jenazah dibawa pulang sebelum 2 jam tidak melalui kamar jenazah maka keluarga harus menandatangani surat pernyataan.
2. Pasien tanpa penunggu / keluarga yang meninggal di ruangan, petugas segera mencari identitas pengirim / penanggung jawab dan kemudian segera melaporkan ke Kantor Perawatan / Informasi / Pelayanan ( Petugas Kamar Jenazah ).
3. Perawat dengan dibantu oleh pihak tersebut diatas segera mencari penanggung jawab / pengirim untuk menginformasikan bahwa pasien telah meninggal.
4. Penanggung jawab menentukan pilihan apakah jenazah akan dimakamkan sendiri atau oleh pihak rumah sakit, dan apabila keluarga menghendaki diurus pihak rumah sakit maka penanggung jawab mengajukan permohonan secara tertulis.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
97
PASIEN YANG SEDANG MENGHADAPISAKAROTUL MAUT DAN TELAH
MENINGGAL DUNIANo. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/2
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Adalah kejadian yang dialami pasien menjelang kematian dan setelah kematiannya
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah –langkah untuk Memberikan perasaan aman , nyaman, tenang kepada pasien dan Memberikan perasaan puas atas usaha-usaha perawat dan dokter yang telah diberikan kepada keluarga pasien
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Tugas seorang perawat dalam menghadapi pasien yang sedang sakaratul maut/telah meninggal dunia 1. Perawatan khusus, artinya sedapat mungkin pasien
disendirikan atau diisolasi ( pasang sketsel ) dan jaga ketenangan lingkungan atau hindarkan keributan
2. Memberikan ketenangan 3. Merawat mental, artinya berusaha memberikan kekuatan
mental/iman dan kepercayaannya, mengucapkan doa singkat , memberikan pengertian pada keluarga pasien dan memberikan ketenangan
B. Sikap perawat 1. Harus tenang , sopan , serius dan hindarkan rasa takut 2. Harus terus mengobservasi keadaan umum pasien 3. Memanggil petugas bimbingan kerohanian sesuai dengan
agamanya C. Memelihara mayat
Sikap perawat
1. Tenang, sopan, dan tetap menghormati pasien dan keluarga2. Hindarkan rasa takut 3. Menghibur keluarga dan memberikan bela sungkawa
Yang perlu diperhatikan
1. Mencatat waktu pasien meninggal 2. Melepas baju yang dipakai oleh pasien 3. Melepas alat-alat tindakan invasi 4. Bila mulut menganga mengikat dengan perban 5. Tangan dilipat sesuai dengan agamanya
98
6. Pada bagian badan tertentu ditutup dengan kapas lembab ( mata, hidung, telinga,dan anus ) bila perlu memakai pinset
7. Memberikan surat kematian yang sudah ditandatangani oleh dokter
8. Informasikankepada keluarga bahwa jenasah baru bisa dibawa pulang setelah 2 jam pasien meninggal
9. Informasikan kepada keluarga untuk menyelesaikan pembayaran rumah sakit kurang lebih 7 hari setelah pasien meninggal
10. Membawa pasien ke ruang isolasi
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
99
MENJAGA KESELAMATAN PASIEN RESIKO JATUHDI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .MPENGERTIAN Suatu langkah –langkah kegiatan untuk memberi rasa aman dan
keselamatan kepada pasien ditempat tidurTUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk Mencegah /
menghindari pasien jatuh dari tempat tidur, Mencegah / menghindari pasien dari resiko sedera selama terjadi kejang, Mencegah resiko dari terlepasnya pemasangan alat (infus, NGT, cateter, dll
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Cuci tangan2. Jaga privacy3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien 6. Beri penjelasan pada pasien dan keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan7. Gunakan alat yang sesuai dengan kondisi pasien8. Atur posisi pasien yang nyaman9. Pasang bed plang / restrain pada kedua sisi tempat tidur 10. Pastikan roda kaki tempat tidur dalam keadaan terkunci11. Bila menggunakan tali pengikat :
a. Ikat ekstremitas pasien dengan ikatan yang tepat (tidak terlalu kencang / kendor)
b. Iokatan tali pengikat pada bagian bawah tempat tidurc. Ganti posisi pengikat setiap 3 jamd. Kaji area kulit yang terkena ikatan
12. Bila posisi bed terlalu tinggi untuk pasien turun, maka posisi bed diturunkan lebih rendah.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCU Instalasi Kamar Operasi
100
PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI ( APS)
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Pedoman untuk pasien pulang atas permintaan sendiri / keluarga ( keadaan belum sembuh/tanpa seijin dokter ), pasien diberi penjelasan tentang sebab akibat dari penyakitnya dan administrasi telah diselesaikan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk :1. Mengetahui tentang akibat dari pulang yang belum sembuh dari
penyakitnya dan administrasi telah diselesaikan.2. Pasien diberitahu untuk melanjutkan obat yang telah ada sesuai
aturannya / dosisnya.3. Pasien diberitahu dengan harus kontrol / sewaktu-waktu datang
ke Rumah Sakit bila terjadi sesuatu yang mengkhawatirkanKEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Setelah pasien / keluarga menyatakan mau APS ,keluarga/pasien diberi penjelasan / motivasi sebab akibat dari pulang APS yang belum sembuh.
2. Perawat menyiapkan blanko pulang paksa yang harus diisi oleh keluarga/pasien dan ditandatangani keluarga /pasien juga perawat yang memberi penjelsan
3. Perawat ruangan mengecek bila ada return obat dan menyiapkan kelengkapan identitas /administrasi untuk disetor ke kasir
4. Keluarga pasien diberi surat kepulangan untuk pengantar pembayaran kekasir,dan diberi penjelasan setelah pelunasan kembali ke ruangan perawat
5. Bila semua sudah beres pasien / keluarga boleh pulang, perawat mengantar pasien sampai keluar pintu / kendaraan yang mereka bawa.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGD
101
PASIEN PULANG TANPA PAMIT (KABUR)
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIANPasien kabur adalah pasien yang meninggalkan perawatan Rumah Sakit Khusus Bedah karima Utama tanpa ijin dihitung atau tanpa sepengetahuan perawat jaga/ dokter yang merawat. Terhitung 3 (tiga) jam sejak waktu pergantian dinas perawat jaga.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk segera menindak lanjuti pasien yang pulang tanpa pamit
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PERAWAT DINAS JAGAa. Melaporkan kejadian kepada Petugas Satpam secara
tertulis pada buku khusus laporan keamanan dengan data asli tentang pasien meliputi : nama, alamat, urutan kejadian dan perkiraan waktu meninggalkan ruangan, serta ciri-ciri khusus pasien.
b. Melaporkan kejadian kepada petugas pengawasc. Melaporkan kejadian kepada Kepala Ruang atau
penanggung jawab ruangan secara kronologis tertulis, untuk disampaikan kepada :
1) Dokter yang merawat/ dokter jaga IGD. 2) Kepala bagian Keperawatan melalui supervisor keperawatan.
d. Memberitahukan kejadian tersebut kepada petugas Kasir. Apotik
2. PETUGAS SATPAM DINAS JAGAa. Membuat berita acara pasien kabur.b. Bersama salah satu perawat bangsal mencari alamat
pasien yang bersangkutan.c. Melaporkan hasil pencarian kepada Kabag Keperawatan untuk diteruskan ke Direktur.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGD
102
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN URINE KE LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/2
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Mengambil urine sebagai bahan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan kebutuhan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menyediakan urine sebagai bahan pemeriksaan
KEBIJAKAN
PROSEDUR
A. Persiapan Alat1. Botol bersih atau steril tertutup2. Urine sesuai dengan kebutuhan3. Formulir pemeriksaan laboratorium4. Kertas etiket5. Bengkok (nierbekken)6. Buku ekspedisi pengiriman
B. Persiapan Pasien Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukanC. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan2. Pengambilan Urine Biasa
a. Pasien yang sudah dapat dan boleh berjalan, dapat melakukan sendiri di kamar mandi atas petujuk perawat, yaitu :(a.1) Pasien dianjurkan cebok (bilas) sebelum buang air
kecil.(a.2) Urine yang keluar permulaan, dibiarkan mengalir
sedikit, setelah itu urine yang keluar selanjutnya ditampung dalam bengkok, kemudian dituangkan ke dalam botol yang tersedia.
b. Pasien yang istirahat mutlak harus ditolong pengambilan urinenya di tempat tidur, dengan ketentuan :
(b.1) Persediaan alat seperti pada prosedur menolong pasien buang air kecil.
(b.2) Pasien wanita harus dibersihkan atau dicebokin dulu.
(b.3) Urine yang keluar permulaan dibiarkan mengalir sedikit, setelah itu urine yang keluar selanjutnya ditampung dalam bengkok, kemudian dituangkan secukupnya ke dalam botol yang telah tersedia.
103
c. Setelah pengambilan urine selesai, pasien dirapikan.d. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula. 3. Pengambilan Urine Steril.
a. Disiapkan spuit steril berukuran 10 cc dan kapas alkohol.b. Pasien diberi minum sekurang-kurangnya tiga gelas dan
bila pasien ingin buang air kecil, suruh menahannya dulu. Laporkan segera kepada dokter bersangkutan untuk segera melakukan punksi.
c. Perawat memberikan spuit dan kapas alkohol kepada dokter, kemudian membantu pasien membuka pakaian pada tempat yang akan dipunksi.
d. Urine hasil punksi ditampung dalam botol steril sekurang-kurangnya 10 cc, kemudian botol ditutup.
e. Setelah diberi etiket lengkap, botol bersama formulir pemeriksaan dikirim ke laboratorium.
f. Pasien dirapikan kembali.g. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula4. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGDInstalasi HCUInstalasi Laboratorium
104
PENGIRIMAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN RONTGEN
No. Dokumen No. Revisi
1
Halaman
1/1
SPO Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
dr. Nining Tri .M
PENGERTIAN Pengiriman pasien untuk pemeriksaan rongent sebelumnya mendaftarkan lebih dulu ke Instalasi Radiologi sesuai prosedur dan instruksi dokter
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pedoman perawat dalam melaksanakan pengiriman pasien rongent
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Dokter menginstruksikan pasien untuk Rongent2. Perawat memberikan informasi kepada keluarga tentang
pentingnya tindakan pelaksanaan rongent serta besarnya biaya.
3. Perawat segera menghubungi ke Bagian Radiologi untuk mendaftarkan pasien yang akan rongent.
4. Perawat mengatar pasien untuk rongent dan memberikan bon permintaan rongent kepada petugas radiolog.
5. Setelah selesai pasien dibawa ke ruangan kembali dan kekamarnya.
6. Hasil rongent dibawa petugas untuk ditunjukkan ,kepada dokter dan keluarga /pasien
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat InapIGDInstalasi Radiologi
105
PEMASANGAN IV PLUG
No Dokumen1…/KEP/2014
No Revisi1
Halaman1/1
SPO
Tanggal Terbit
1 Maret 2014
Disahkan OlehDirektur,
dr. Nining Tri Maryani
PENGERTIANPemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam pembuluh darah vena melalui IV PLUG oleh perawat atau tenaga medis
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk memberikan obat injeksi secara langsung
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tahap Kerja1. Cuci tangan
2. Jaga Privacy pasien3. Perkenalkan diri4. Tanyakan identitas Pasien5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien6. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan7. Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks / berbaring
dengan tangan dalam keadaan lurus 8. Bebaskan area yang akan disuntik dari pakaian 9. Lepaskan tutup pelindung port tanpa jarum 10. Desinfeksi dengan alkohol swap pada ujung port 11. Masukkan salin normal / Aqua pro Injection + 1 cc ke dalam lock,
untuk membersihkan lock dari darah 12. Lepaskan spuit 13. Masukkan spuit berisi obat sesuai dosis ke dalam katup 14. Injeksikan obat setelah memperhatikan Kewaspadaan standar 15. Lepaskan spuit 16. Ulangi injeksi 1 cc normal salin / Aqua pro Injection 17. Tutup kembali port setelah di desinfeksi 18. Buang spuit pada tempat pembuangan secara benar 19. Lepaskan sarung tangan dan merapihkan pasien 20. Bereskan alat - alat 21. Cuci tangan 22. Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara)
pada lembar obat atau catatan perawat.
UNIT TERKAT
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi HCU, Instalasi Kamar OperasiSPO Cuci tanganSPO Gelang identifikasi pasien
106