Askep Ranap Bu Nurwi
-
Upload
darwinkoyonu -
Category
Documents
-
view
63 -
download
0
description
Transcript of Askep Ranap Bu Nurwi
ULCUS CORNEA
A. Diagnosa Keperawatan1. Perubahan persepsi sensori : visual b.d kerusakan penglihatan2. Nyeri b.d trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi bedah atau pemberian tetes
mata dilator3. Risiko cedera b.d kerusakan penglihatan4. Ketakutan atau ansietas b.d kerusakan sensori dan kurangnya pemahaman mengenai
perawatan pasca operatif, pemberian obat5. Potensial terhadap kurang perawatan diri b.d dengan kerusakan penglihatan6. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai perawatan diri dan proses
penyakit
B. Intervensi Keperawatan1. Perubahan persepsi sensori : visual b.d kerusakan penglihatan
Tujuan : Pasien mampu beradaptasi dengan perubahan
Kriteria hasil :
a. Pasien menerima dan mengatasi sesuai dengan keterbatasan penglihatanb. Menggunakan penglihatan yang ada atau indra lainnya secara adekuat
Intervensi :
a. Perkenalkan pasien dengan lingkungannyab. Beritahu pasien untuk mengoptimalkan alat indera lainnya yang tidak mengalami
gangguanc. Kunjungi dengan sering untuk menentukan kebutuhan dan menghilangkan ansietasd. Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitase. Kurangi bising dan berikan istirahat yang seimbang
2. Nyeri yang b.d trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi bedah atau pemberian tetes mata dilator.
Intervensi :
a. Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai resepb. Berikan kompres dingin sesuai permintaan untuk trauma tumpulc. Kurangi tingkat pencahayaand. Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya kuat
3. Risiko terhadap cedera yang b.d kerusakan penglihatan
Intervensi :
a. Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi pasca operasi sampai stabilb. Orientasikan pasien pada ruanganc. Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kaca mata bila diperlukand. Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena traumae. Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata
4. Ketakutan atau ansietas b.d kerusakan sensori dan kurangnya pemahaman mengenai perawatan pasca operatif, pemberian obat
Intervensi :
a. Kaji derajat dan durasi gangguan visualb. Orientasikan pasien pada lingkungan yang baruc. Jelaskan rutinitas perioperatifd. Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari-hari bila mampue. Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti dalam perawatan pasien
5. Potensial terhadap kurang perawatan diri yang b.d kerusakan penglihatan
Intervensi :
a. Beri instruksi pada pasien atau orang terdekat mengenai tanda dan gejala, komplikasi yang harus segera dilaporkan pada dokter
b. Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berarti mengenai teknik yang benar dalam memberikan obat
c. Evaluasi perlunya bantuan setelah pemulangand. Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan
6. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai perawatan diri dan proses penyakit Tujuan: Pasien memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakitnya
Kriteria hasil :
a. Pasien memahami instruksi pengobatanb. Pasien memverbalisasikan gejala-gejala untuk dilaporkan
Intervensi :
a. Beritahu pasien tentang penyakitnyab. Ajarkan perawatan diri selama sakitc. Ajarkan prosedur penetesan obat tetes mata dan penggantian balutan pada pasien
dan keluargad. Diskusikan gejala-gejala terjadinya kenaikan TIO dan gangguan penglihatan
FRAKTUR
A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada
jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas
2. Kerusakan integritas kulit b.d tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi
dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka/ulserasi, kelemahan, penurunan
berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik
3. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi
pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan
4. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan,
prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan
5. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi
B. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri b.d terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada
jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas.
Tujuan : Nyeri dapat berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang atau hilang, Klien tampak tenang.
Intervensi :
a. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga
b. Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri
c. Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri
d. Observasi tanda-tanda vital
e. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik
2. Kerusakan integritas kulit b.d tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi
dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan
berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
Kriteria Hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus., luka bersih tidak lembab dan
tidak kotor, Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.
Intervensi :
a. Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka
b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka
c. Pantau peningkatan suhu tubuh
d. Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering dan
steril, gunakan plester kertas
e. Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement
f. Setelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan
g. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
3. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi
pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.
Tujuan : Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria Hasil : Penampilan yang seimbang, melakukan pergerakkan dan
perpindahan., mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan
karakteristik :
0 : Mandiri penuh
1 : Memerlukan alat bantu
2 : Memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran
3 : Membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat bantu
4 : Ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.
Intervensi :
a. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan
b. Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas
c. Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu
d. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
e. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi
4. Risiko infeksi b.d stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan
jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan
Tujuan : Infeksi tidak terjadi / terkontrol.
Kriteria Hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. Luka bersih tidak lembab
dan tidak kotor. Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital
b. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
c. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka,
dll
d. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan
leukosit
e. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik
5. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.
Tujuan : Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.
Kriteria Hasil :
a. Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
b. Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen
perawatan.
Intervensi:
a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya
b. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang
c. Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya
d. Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan
BURSITIS
A. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d agen injury fisik
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam nyeri berkurang atau hilang.Kriteria hasil :a. Klien mengatakan nyeri berkurangb. Klien tampak dan mampu tidur atau istirahat dengan tepat.
Intervensi :
a. Kaji lokasi, intensitas dan derajat nyerib. Berikan klien posisi yang nyamanc. Berikan kasur busa atau bantal air pada bagian yang nyeri.d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.e. Kolaborasi pemberian aspirin
2. Intoleransi b/d kelemahan atau keletihanTujuan :Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jamKriteria Hasil:a. Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuanb. Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleriansi aktifitas
Intervensi :
a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari
b. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguanc. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika diperlukand. Berikan lingkungan yang aman
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan keperawatan b/d kurangnya informasiIntervensi:a. Kaji pengetahuan tentang proses tindakan terhadap penyakitb. Berikan penjelasan kepada klien bahwa penyakitnya memerlukan tindakan dan
pengobatan khususc. Berikan penjelasan kepada klien tentang pencegahan penyakit bursitis
CHEPALGIA
A. Dagnosa Keperawatan1. Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekanan
intrakranial2. Koping individual tidak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem
pendukung tidak adeKuat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasa kognitif
B. Intervensi Keperawatan1. Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekanan
intrakranial.Intervensi :a. Pastikan durasi/episode masalah , siapa yang telah dikonsulkan, dan obat dan/atau
terapi apa yang telah digunakanb. Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya ( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya
(misal : berat, berdenyut, konstan) lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk atau meredakan
c. Catat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya otak / meningeal / infeksi sinus, trauma servikal, hipertensi atau trauma
d. Observasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal, seperi : ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung/pernafasan, tekanan darah
e. Kaji hubungan faktor fisik/emosi dari keadaan seseorangf. Evaluasi perilaku nyerig. Catat adanya pengaruh nyeri misalnya: hilangnya perhatian pada hidup, penurunan
aktivitas, penurunan berat badanh. Kaji derajat pengambilan langkah yang keliru secara pribadi dari pasien, seperti
mengisolasi dirii. Tentukan isu dari pihak kedua untuk pasien/orang terdekat, seperti asuransi,
pasangan/keluargaj. Diskusikan dinamika fisiologi dari ketegangan/ansietas dengan pasien/orang
terdekatk. Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu
timbull. Tempatkan pada ruangan yang agak gelap sesuai dengan indikasim. Anjurkan untuk beristirahat didalam ruangan yang tenangn. Berikan kompres dingin pada kepala
o. Berikan kompres panans lembab/kering pada kepala, leher, lengan sesuai kebutuhan
p. Masase daerah kepala/leher/lengan jika pasien dapat mentoleransi sentuhan.
2. Koping individual tidak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung tidak adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiriIntervensi :a. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian. Ambil keuntungan dari kegiatan
yang daoat diajarkanb. Bantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra tubuhc. Sarankan pasien untuk mengepresikan perasaannya dan diskusi bagaimana sakit
kepala itu mengganggu kerja dan kesenangan dari hidup inid. Pastikan dampak penyakitnya terhadap kebutuhan seksuale. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penagnan, dan hasil yang
diharapkanf. Kolaborasi : Rujuk untuk melakukan konseling dan/atau terapi keluarga atau kelas
tempat pelatihan sikap asertif sesuai indikasi
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitifIntervensi :a. Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahuib. Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi, seperti
stress emosi, suhu yang berlebihan, alergi terhadap makanan/lingkungan tertentuc. Diskusikan tentang obat-obatan dan efek sampingnya. Nilai kembali kebutuhan
untuk menurunkan/menghentikan pengobatan sesuai indikasid. Instruksikan pasien/orang terdekat dalam melakukan program kegiatan/latihan ,
makanan yang dikonsumsi, dan tindakan yang menimbukan rasa nyaman, seprti masase dan sebagainya
e. Diskusikan mengenai posisi/letak tubuh yang normalf. Anjurkan pasien/orang terdekat untuk menyediakan waktu agar dapat relaksasi dan
bersenang-senangg. Anjurkan untuk menggunakan aktivitas otak dengan benar, mencintai dan
tertawa/tersenyumh. Sarankan pemakaian musik-musik yang menyenangkani. Anjurkan pasien untuk memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor -
faktor yang berhubungan atau faktor presipitasinyaj. Berikan informasi tertulis/semacam catatan petunjukk. Identifikasi dan diskusikan timbulnya resiko bahaya yang tidak nyata dan/atau
terapi yang bukan terapi medis.
VERTIGO
A. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri (akut/kronis) b.d stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor,
peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah
2. Koping individual tak efektif b.d ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi
B. Intervensi Keperawatan1. Nyeri (akut/kronis) b.d stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospasme,
peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
a. Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurangb. Tanda-tanda vital normalc. Pasien tampak tenang dan rileks
Intervensi :
a. Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyerib. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeric. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri
d. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalamRasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman
e. Kolaborasi untuk pemberian analgetikRasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman
2. Koping individual tak efektif b.d ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja
Tujuan : Koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria Hasil :
a. Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif
b. Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.c. Mengkaji situasi saat ini yang akuratd. Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi :
a. Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
b. Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan menjadi lebih tenang.
c. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan.Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.
d. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat diajarkan.Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
Tujuan : Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
Kriteria Hasil :
a. Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.b. Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen
perawatan.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnyaRasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya
b. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas
c. Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahuiRasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien tetang penyakitnya
d. Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan
e. Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normalRasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang kurang baik
f. Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubunganRasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.
DISPEPSIA
A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri epigastrium b.d iritasi pada mukosa lambung2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d rasa tidak enak setelah makan, anoreksia3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d adanya mual, muntah4. Kecemasan b.d perubahan status kesehatannya
B. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri epigastrium b.d iritasi pada mukosa lambung.
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 – 10)b. Berikan istirahat dengan posisi semifowlerc. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam
lambungd. Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannyae. Observasi TTV tiap 24 jamf. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasig. Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
Intervensi :
a. Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuatb. Timbang BB klienc. Berikan makanan sedikit tapi seringd. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa
mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diaree. Kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukaif. Monitor intake dan output secara periodicg. Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan
medikasi. Awasi frekuensi, volume, konsistensi buang air besar (BAB)
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d adanya mual, muntahTujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria mempertahankan/menunjukkan perubaan keseimbangan cairan, dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
Intervensi :
a. Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran mukosa, turgor kulit
b. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akuratc. Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif/diureticd. Identifikasi rencana untuk meningkatkan/mempertahankan keseimbangan cairan
optimal misalnya : jadwal masukan cairane. Berikan/awasi hiperalimentasi IV
4. Kecemasan b.d perubahan status kesehatannyaTujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan, dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang penyakitnya.
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasanb. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan
dengarkan semua keluhannyac. Jelaskan semua prosedur dan pengobatand. Berikan dorongan spiritual
SIROSIS HEPATIS
A. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan1. Perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
(anoreksia, nausea, vomitus)
Tujuan : Status nutrisi baik
Intervensi :
a. Kaji intake diet, Ukur pemasukan diit, timbang BB tiap minggub. Berikan makanan sedikit dan sering sesuai dengan dietc. Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi) dengan larutan asetat 25 %
sebelum makan. Berikan permen karet, penyegar mulut diantara makanb. Motivasi pasien untuk menghabiskan diet, anjurkan makan-makanan lunakc. Berikan bahan penganti garam pengganti garam yang tidak mengandung
ammoniumd. Berikan diet 1700 kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan tinggi karbohidrate. Berikan obat sesuai dengan indikasi : Tambahan vitamin, thiamin, besi, asam folat
dan Enzim pencernaanf. Kolaborasi pemberian antiemetik
2. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan dan penurunan berat badan
Tujuan : Peningkatan energi dan partisipasi dalam aktivitas
Intervensi :
a. Tawarkan diet tinggi kalori, tinggi protein (TKTP)b. Berikan suplemen vitamin (A, B kompleks, C dan K)c. Motivasi pasien untuk melakukan latihan yang diselingi istirahatd. Motivasi dan bantu pasien untuk melakukan latihan dengan periode waktu yang
ditingkatkan secara bertahap
3. Gangguan integritas kulit b.d pembentukan edema
Tujuan : Integritas kulit baik
Intervensi :
a. Batasi natrium seperti yang diresepkanb. Berikan perhatian dan perawatan yang cermat pada kulitc. Ubah posisi tidur pasien dengan seringd. Timbang berat badan dan catat asupan serta haluaran cairan setiap harie. Lakukan latihan gerak secara pasif, tinggikan ekstremitas edematusb. Letakkan bantalan busa yang kecil dibawah tumit, maleolus dan tonjolan tulang
lainnya
HIPERTIROIDISME
A. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan1. Penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol, hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung
Tujuan dan Kriteria Hasil :
a. mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritmia
Intervensi :
Mandiri :
a. Pantau TTV. Perhatikan besarnya tekanan nadib. Periksa /teliti kemungkinan nyeri dada yang dikeluhkan pasienc. Kaji nadi/denyut jantung saat pasien tidurd. Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya
irama gallop dan murmur sistolike. Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atu irama jantung dan adanya
disritmiaf. Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa membran kering,
nadilemah, pengisian kaapiler lambat, penurunan produksi urin dan hipotensig. Catat adnya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan,sinus bradikardi/blok
jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung
2. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
Tujuan dan Kriteria Hasil :
a. Menungkapkan secara verbal tentang peningkatan energyb. Menunjukkkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan
aktivits
Intervensi :
Mandiri :
a. Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitasb. Catat perkembangan takipnea, dispnea, pucat dan sianosisc. Ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi
sensori, warna-warna yang sejuk dan situasi yang tenangd. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat ditempat
tidur jika memungkinkane. Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti masage/sentuhan, bedak
yang sejukf. Memberikan aktivits pengganti yang nyaman seperti membaca, mendengarkan
radiog. Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien.
Diskusikan cara untuk berspon terhadap perasaan tersebuth. Diskusikan dengan orang dekat tentang keadaan kelelahan dan emosi yang tidak
stabil
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatanmetaboisme ( peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penururunan BB)
Tujuan dan Kriteria Hasil :
a. Menunjukkkan BB yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
Mandiri :
a. Auskultasi bising ususb. Catat dan laporkan adanyaanoreksia, kelemahan umum/nyei,nyeri abdomen,
munculnya mual-muntahc. Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang bb setipa hari serta laporkan
adanya penurunan BBd. Dorong pasien untuk makandan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan
kecil dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicernae. Hindari pemberian makananyang dapat meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi
dan makanan berserat lainnya ) dan cairan yang menyebabkan diaref. Bicara dengan nada normal
4. Kerusaka integritas jaringan mata b.d perubahan mekanisme perlindungan dari mata
Tujuan dan Kriteria Hasil :
a. Dapat mempertahakan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkusb. Mampu mengidentifikasi tindakan untuk memberkanperlindungan pada mata dan
pencegahan komplikasi
Intervensi :
Mandiri :
a. Observasi edema peiorbital, gangguan penutupan kelopakmata. Lapang pandang penglihatan yang sempit, air ata yang berlebihan. Catat adanya fotofobia, rasa adanya benda diluar mata dan nyeri pada mata
b. Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur atau pandangan ganda( diplopia)
c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap ketika bangaundan tutup dengan peneutup mata selamatidur sesuai kebutuhan
d. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan dan batasi pemasukan garam jika ada indikasi
e. Berikan kesempatan pasian untuk mendiskusokan perasaaan tentang perubahanganbaran atau betuk tubuh untuk meningkatkan gambanran tubuh
f. Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika memungkinkan
5. Cemas b.d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi SSP), efek pseudokatekolamin dari hormon tiroid
Kriteria Hasil :
a. Tampak rileksb. Melapokan ansietasberkurang sampai tingkat dapt dilatasic. Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya
Intervensi:
Mandiri :
a. Observasi tingkah laku pasien yang menunjukkan tingkat ansietasb. Pantau respon fisik, papitsi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasidan
insomniac. Tinggal bersama pasien, mempertahankan sikap yang teang. Mngakui atau
menjawab kekuatiran dan mengijinkan perilaku pasien yang umumd. Jelaskan prosedur, lingkungan sekelilmn atau suara yang mungkindidengar oleh
pasiene. Bicara yang singkat dengan kata yang sederhanaf. Kurangi stimulasidari luar. Tempatkan pada ruangan yang tenang, berikan
kelembutan, kurangi lampu yang terang, kurangi jumlah orang yang berkunjuangg. Diskusikan dengan pasien aau orang yang terdekat penyebab emosional yang
labil/reaksi psikotikh. Tekankan harapan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai
denagan perkembangan terapi obat
6. Perubahan prossespikir b.d perubahan fisiologis, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktivitas mental
Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan orientasi realita umumyab. Mengenali perubahan dalam berpikir/perilaku dan faktor penyebab
Intervensi :
a. Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap tempat, waktu atauorang
b. Catat adanya perubahan tingkahlakuc. Hadirkan pada realita secara terusmenerus dansecara gamblang tanpa melawan
pikiran yang tidak logisd. Memberikan tindakan yang aman seperti bantalan pada enghalang tempat tidur,
pengikatan yang lembutsupervisi yang ketat
e. Anjurkan keluarga atau orang dekat lainnnya untuk mengunjungi paisen. Memberikan dukungan dengan kebutuhan
7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
Kriteria Hasil :
a. Pasien mengerti tentang proses penyakit dan pengobatannyab. Mengidentifikasi hubungan antara tanda dan gejalapada prosses penyakit dan
hubungan gejala dengan faktor penyebabnya
Intervensi :
a. Berikan informasi yang tepat dengan keadaan individub. Berikan informasi tanda dan gejala dari hipertiroidc. Diskusikan mengenai terapi obat termasuk ketaatan terhadap pengobatan dan
tujuan terapid. Tinjau kebutuhan diiit makanan dan tinjau ulang mengenai nutrisi . Mdnghindari
kopi, makanan pengawet dan makanan pewarna
HIPOTIROIDISME
A. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls
sensorik sebagai akibat oftalmopati2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat
bradikardi, dan hipoventilasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolism : nafsu makan menurun
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.5. Perubahan suhu tubuh6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan
status kardiovaskuler serta pernapasan
B. Intervensi Keperawatan1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls
sensorik sebagai akibat oftalmopati
Tujuan : Agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi trauma/cedera pada mata.
Intervensi :
a. Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala.b. Basahi mata dengan borwater steril.c. Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata raybend. Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non
alergi.e. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya
dokter memberikan obat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretic
2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi
Tujuan : Agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah, dan irama jantung dalam batas normal.
Intervensi :
a. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan perubahan status mental.
b. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien mengalami nyeri dada, karena pada pasien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala - gejala. Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium. Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
d. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta tanda-tanda yang harus diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme dan napsu makan menurun
Tujuan : Agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit baik.
Intervensi :
a. Dorong peningkatan asupan cairanb. Berikan makanan yang kaya akan seratc. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.d. Pantau fungsi ususe. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.f. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan
4. Intoleran aktivitas b.d kelelahan dan penurunan proses kognitif
Tujuan : Agar pasien dapat beristirahat.
Intervensi :
a. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir.
b. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.c. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.d. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas
5. Penurunan suhu tubuh
Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh normal.
Intervensi :
a. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.b. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas,
selimut listrik atau penghangat).c. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu
normal pasien.d. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin
6. Konstipasi b.d penurunan gastrointestinal
Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.
Intervensi :
a. Dorong peningkatan asupan cairan.b. Berikan makanan yang kaya akan serat.c. Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.d. Pantau fungsi ususe. Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.f. Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan
7. Pola napas tidak efektif b.d depresi ventilasi
Tujuan : Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang normal
Intervensi :
a. Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial.
b. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.c. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.d. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan
ventilasi jika diperlukan
8. Perubahan pola berpikir b.d gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.
Tujuan : Perbaikan proses berpikir
Intervensi :
a. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.b. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitasc. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan
mental merupakan akibat dan proses penyakit .
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Diagnosa Keperawatan1. Defisit volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan akibat muntah dan intake
cairan yang tidak adekuat2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah yang menetap3. Nyeri pada epigastrium b/d muntah berulang
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat tidak adekuatnya nutrisi5. Ketakutan b/d efek hyperemesis pada kesejahteraan janin
B. Intervensi Keperawatan
1. Defisit volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan akibat muntah dan intake cairan yang tidak adekuatKriteria Hasil:a. Keseimbangan cairan kembali ke kondisi normalb. Klien tidak muntah lagic. Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah adekuat
Intervensi :a. Kaji status intake dan output cairanb. Timbang BB setiap haric. Beri cairan intravena yg terdiri dari glukosa, elektrolit dan vitamind. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi cairan peroral dengan perlahan
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah yang menetapKriteria Hasil :a. Klien mengkonsumsi diet oral yg mengandung gizi adekuatb. Klien tidak mengalami mual muntahc. Klien mengalami peningkatan BB yang sesuai selama kehamilan
Intervensi :a. Batasi intake oral selama 24 – 48 jamb. Anjurkan klien menghindari makanan berlemakc. Tingkatkan jumlah makanan secara perlahan sesuai kemampuan pasienb. Anjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan atau setelah muntahc. Pantau TFU dan DJJ
3. Nyeri pada epigastrium b/d muntah berulangKriteria Hasil :a. Rasa nyaman terpenuhi
Intervensi :a. Kaji tingkat nyerib. Atur posisi dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makanc. Alihkan perhatian klien pada hal yang menyenangkand. Anjurkan klien untuk mengonsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen rasa
minte. Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat tidak adekuatnya nutrisiKriteria Hasil:a. Klien menunjukan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas sesuai kemampuan
Intervensi :a. Anjurkan klien dalam membatasi dengan istirahat yang cukupb. Bantu klien beraktivitas secara bertahap jika muntah berkurangc. Bantu Klien dalam memenuhi kebersihan diri
5. Ketakutan b/d efek hyperemesis pada kesejahteraan janinKriteria Hasil:a. Klien akan mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan
janin
Intervensi :a. Perlihatkan sikap menerima rasa takut klienb. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaaan dan kekhawatirannyac. Bantu klien dalam mengidentifikasi kekuatan dirinya dan mekanisme kopingd. Beri klien informasi tentang risiko potensial yang dapat terjadi pada janinnya
INFARK MIOCARD AKUT
A. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut b.d iskemia/ hipoksi miokard2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplay O2 miokard dengan kebutuhan tubuh3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispneu
B. Intervensi Keperawatan1. Nyeri akut b.d iskemia/ hipoksi miokard
a. Pantau nyeri (kharakteristik,lokasi,intensitas,durasi,respom)b. Berikan lingkungan tenang dan tunjukan perhatian yang tulusc. Berikan tehnik distraksi dan relaksasid. Kolaborasi dalam pemberian terapi
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplay O2 miokard dengan kebutuhan tubuha. Pantau tanda-tanda vitalb. Tingkatan istirahat dan batasi aktivitasc. Bantu ADL pasiend. Kolaborasi progam rehabilitasi pasca serangan ima
3. Pola nafas tidak efektif b.d dispneua. Bina hubungan saling percayab. Berikan O2c. Berikan posisi semiflowerd. Observasi TTVe. Kolaborasi dengan tim medis
ANEMIA
A. Diagnosa Keperawatan1. Intoleransi aktivitas
Kriteria Hasil : Peningkatan toleransi aktivitas : nadi, pernafasan dan tekanan darah normal.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan melakukan tugas, catat adanya kelelahan dan kesulitan melakukan tugas
b. Kaji gangguan keseimbangan jalan dan kelemahan ototc. Awasi vital sign selama dan sesudah aktivitasd. Ubah posisi perlahan, pantau terhadap pusinge. Beri bantuan aktivitas/ambulasi bila perluf. Anjurkan menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek,
kelemahan dan pusing
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh
Kriteria evaluasi : Peningkatan BB/stabil dengan nilai Laboratorium normal ; tidak ada tanda malnutrisi
Intervensi :
a. Observasi dan catat masukan makananb. Timbang berat badan setiap haric. Observasi mual/muntah, flatus dan gejala laind. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baike. Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila mukosa oral lukaf. Pantau hasil lab : Hb/Hmt, protein, besi, B12, asam folat dan elektrolit serumg. Beri obat sesuai interuksi : vitamin, mineral, besi oralh. Beri diet halus, rendah serat, tidak merangsang
3. Resiko tinggi terhadap infeksi
Kriteria Hasil : Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah resiko infeksi, meningkatkan penyembuhan luka dan bebas demam
Intervensi :
a. Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan klienb. Pertahankan tehnik asepticc. Berikan perawatan kulit, perianal dan orald. Tingkatkan masukan cairan adekuate. Pantau dan batasi pengunjung, beri isolasif. Pantau suhug. Ambil spesimen untuk kultur sesuai indikasih. Berikan antiseptic topical : antibiotik sistemik
4. Kerusakan integritas kulit/resiko kerusakan integritas kulit
Kriteria Hasil : Mengidentifikasi factor-faktor perilaku untuk mencegah cidera kulit.
a. Intervensi :b. Catat adanya perubahan pada turgor, warna, hangat local, eritema
c. Ubah posisi secara periodicd. Ajarkan agar kulit tetap kering dan bersihe. Bantu latihan rentang gerak pasiff. Gunakan alat pelindung ; kasur tekanan udara, bantal sesuai indikasi
5. Konstipasi/diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan pencernaan, efek samping terapi oral.
Kriteria Hasil : Fungsi usus normal ; perubahan perilaku hidup yang diperlukan sebagai penyebab.
Intervensi :
a. Observasi warna, konsistensi, frekuensi, jumlah.b. Auskultasi bunyi ususc. Awasi masukan/keluarand. Dorong masukan 2500-3000 mle. Konsul dengan ahli gizi : diet tinggi seratf. Berikan pelembek feces atau enema sesuai indikasig. Berikan obat anti diare sesuai indikasi
6. Perubahan perfusi jaringan
Kriteria Hasil : Menunjukkan perfusi adekuat ; tanda vital stabil, membrane mukosa berwarna merah muda, capilari refill baik, mental baik.
Intervensi :
a. Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa dan kukub. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransic. Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafasd. Selidiki keluhan nyeri dada dan palpitasie. Kaji respon verbal melambat, agitasi bingungf. Catat keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan sesuai indikasig. Awasi pemeriksaan laboratorium : Hb, Mmt dan jumlah eritrosith. Berikan sel darah merah sesuai indikasii. Berikan oksigen sesuai indikasi