Skoliosis Fix
-
Upload
tasyabebytiara -
Category
Documents
-
view
37 -
download
0
description
Transcript of Skoliosis Fix
BAB I
PENDAHULUAN
Skoliosis berasal dari bahasa Yunani yaitu “Crookednes” atau
kebengkokan. Skoliosis mempengaruhi ikatan sendi dan otot yang mengenai
tulang belakang, yang menyebabkan tulang belakang, tulang rusuk dan tulang
panggul bengkok. Skoliosis dapat disebabkan oleh banyak hal, sebagian besar
deformitas skoliosis adalah idiopatik (penyebab tidak diketahui). Sedangkan
penyabab lain dapat berupa kelainan kongenital disertai dengan gangguan atau
sindroma neuromuscular, atau kompensator dari ketidakcocokan panjang kaki
atau kelainan intraspinal1,2.
Seringkali seseorang dengan skoliosis telah mengalami kondisi ini sejak
masa kanak-kanak, tetapi karena skoliosis berkembang sangat cepat, kebanyakan
kasus skoliosis tidak terdiagnosa sampai usia 10-14 tahun3. Pada kasus skoliosis,
tulang belakang melengkung secara abnormal dari sisi ke sisi menyerupai bentuk
“S”, dapat dilihat ketika kelengkungannya semakin parah dan juga mengakibatkan
ketidaknyamanan. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di
sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang
belakang menjadi melengkung. Jika kelengkungannya sangat parah maka
akhirnya dapat menganggu fungsi pernafasan dan jantung, serta dapat juga
merusak persendian tulang belakang serta rasa sakit di masa tua. Oleh karena itu,
skoliosis diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita
ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya. Keempat kategori
tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di
sekitar masa pubertas, dan dewasa.
Pengobatan skoliosis juga tidak jarang dilakukan tanpa melalui tindakan
operasi, walaupun terkadang operasi dibutuhkan. Pengobatan skoliosis lebih
efektif bila penyebab diketahui lebih dini.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skoliosis
2.1.1 Definisi
Skoliosis adalah suatu kelainan yang menyebabkan suatu lekukan yang
abnormal dari spine (tulang belakang). Spina memiliki lekukan-lekukan yang
normal ketika dilihat dari samping, namun ia harus nampak lurus ketika
dilihat dari depan. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiopatik,
yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus
skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita
kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan
penyakit lainnya. Skoliosis adalah suatu kelainan yang diturunkan sehingga
orang-orang dengan skoliosis adalah lebih mungkin mempunyai anak-anak
dengan skoliosis; bagaimanapun, tidak ada korelasi antara keparahan dari
lekukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang di bidang frontal yang
abnormal ke arah samping yang dapat terjadi pada segmen cervical
(leher), thoracal (punggung), dan lumbal (pinggang). Kurva yang terbentuk
mungkin dapat cembung ke kanan (lebih sering pada kurva level dada) atau
ke kiri (lebih umum pada kurva punggung bawah). Tulang belakang mungkin
berputar sekitar sumbunya, merusak bentuk tulang iga. Skoliosis sering
diasosiasikan dengan kifosis dan punggung melengkung.
Secara sederhana, skoliosis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu1,4 :
1) Skoliosis Struktural :
Terjadi kelengkungan atau rotasi tulang belakang ke arah samping
pada satu sisi dan termasuk jenis skoliosis terburuk oleh karena
dapat menjadi progresif.
Skoliosis struktural dibagi menjadi :
a) Idiopatik skoliosis
2
b) Congenital
c) Neuromuskular
2) Skoliosis Fungsional :
Terjadi kelengkungan namun tidak terfiksasi dan tidak
progresif. Skoliosis fungsional ini adalah skoliosis sekunder
terhadap ketidaksesuaian panjang lengan.
Skoliosis dapat diukur dari derajat kelengkungannya. Orang
yang menderita skoliosis dengan kelengkungan <25° diperkirakan
hanya akan mengalami asimetri pada arah tulang belakang saja.
Pada anak-anak yang mengalami kelengkungan dengan derajat
yang cukup besar maka dapat mengalami kelengkungan antara
25°-40° dan dapat mengalami kelainan bentuk selama masa
pertumbuhannya. Penderita skoliosis dengan kelengkungan
sebesar 300 pada masa remaja dapat mengalami kelengkungan
yang semakin meningkat hingga mencapai 600. Itulah sebabnya
penderita skoliosis harus segera menjalani terapi-terapi
pengobatan atau treatment lainnya yang cukup bermanfaat untuk
menghindari prognosa yang buruk
3
2.1.2 Epidemiologi
Kejadian skoliosis adalah kira-kira dua kali lebih umum pada anak-anak
perempuan daripada anak-anak lelaki. Kelainannya dapat dilihat pada semua
umur, namun bersifat lebih umum pada mereka yang lebih dari 10 tahun
umurnya. Sedangkan pada suatu populasi, hampir 2% mengalami kelainan
tulang belakang, yaitu skoliosis. Kelainan tulang belakang ini, skoliosis, juga
dapat disebabkan secara kongenital. Jika ada salah satu anggota keluarga
mengalami skoliosis, kemungkinan akan terjadinya skoliosis pada anggota
keluarga lain akan semakin besar (sekitar 20%).
Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik, Skoliosis idiopatik dengan
kurva lebih dari 10 derajat dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak
dan remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva lebih dari 30 derajat yaitu 1,5-3
per 1000 penduduk. Insiden yang terjadi pada skoliosis idiopatik infantil
bervariasi, namun dilaporkan paling banyak dijumpai di Eropa daripada
Amerika Utara, dan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Skoliosis
idiopatik terbagi dalam empat kelompok, yaitu: jenis infantile yang muncul
pada bayi sejak lahir hingga usia 3 tahun, jenis juvenile yang terdapat pada
anak usia 3 tahun hingga usia awal pubertas, jenis adolescent yang terdapat
pada remaja usia pubertas hingga akhir pubertas (akhir masa pertumbuhan),
dan jenis adult yang terdapat pada usia di atas 20 tahun3.
Sekitar 4% dari seluruh anak-anak usia 10 tahun hingga 14 tahun
mengalami skoliosis. Dan 40 % sampai 60% di antaranya ditemukan pada
anak perempuan. Pada remaja wanita juga sering terjadi skoliosis yang
menyebabkan nyeri dan radang sendi punggung3.
2.1.3 Etiologi
Skoliosis terlihat sebagai komplikasi dari banyak penyakit
neuromuskular. Kelainan bentuk skoliosis dapat terjadi secara struktural atau
fungsional.
4
Terdapat 3 penyebab terjadinya skoliosis5,6 :
1) Congenital (bawaan) :
Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan pembentukan
tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu.
Skoliosis congenital sekunder terhadap perkembangan vertebra
yang abnormal. Anomali dapat disebabkan oleh kegagalan
pembentukan vertebra parsial. Anomali yang paling lazim dari kategori
ini adalahhemivertebra. Malformasi vertebra juga bisa disebabkan oleh
kegagalan segmentasi, yang paling jelas adalah batang unilateral yang
tidak bersegmen.
Anomali-anomali vertebra ini dapat menyebabkan skoliosis
struktural nyata sejak kehidupan dini. Batang unilateral yang tidak
berseragam, terutama mempunyai resiko progresivitas lengkung yang
cepat. Skoliosis congenital dapat berhubungan dengan anomali
congenital dari sistem organ-organ lain terutama ginjal dan jantung.
Gambar : Skoliosis kongenital pada bayi laki-laki usia 13 bulan
2) Neuromuskuler
Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan / kelumpuhan
akibat beberapa penyakit berikut :
a) Cerebral Palsy
b) Distrofi otot
c) Polio
d) Osteoporosis juvenile
5
Gambar Skoliosis Neuromuskuler
3) Idiopatik
Penyebabnya tidak diketahui. Dapat diperoleh melalui beberapa
ciri genetik. Bentuk skoliosis ini tampak pada tulang belakang yang
sebelunya tumbuh lurus selama bertahun-tahun.
Skoliosis idiopatik dapat melumpuhkan anak-anak (paling banyak
menyerang bayi laki-laki antara lahir sampai usia 3 tahun), anak muda
(menyerang kedua jenis kelamin antara 4-10 tahun), atau orang dewasa
(biasanya menyerang anak perempuan usia 10 sampai usia subur).
Skoliosis idiopatik bertambah parah selama pertumbuhan.
Kelaianan ini biasanya asimptomatik pada usia remaja, tetapi kurvatura
berat dapat menimbulkan gangguan fungsi paru atau nyeri pinggang
bagian bawah pada tahun-tahun selanjutnya.
6
2.1.4 Manifestasi Klinik dengan Gambaran Anatomi
Secara Anatomis, penderita skoliosis menderita berbagai kelainan,
seperti2,4 :
1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping.
2. Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya.
3. Mengalami nyeri punggung
4. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan lebih besar) dapat
menyebabkan gangguan pernafasan. Lokasi terjadinya skoliosis pada
umumnya di daerah sekitar rongga dada atau pada rongga dada hingga daerah
pinggang. Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang
membengkok dan pada tulang punggung bagian bawah, tulang belakang
melengkung ke kiri, sehingga bahu kanan tampak lebih tinggi dari bahu kiri.
Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.
Gambar: Berbagai contoh lokasi skoliosis
2.1.5 Diagnosa Banding
Diagnosa banding skoliosis dapat berupa kelainan bentuk tulang seperti
kiphosis, lordosis, dan kelainan seperti gangguan radang tulang belakang
kostokondritis.
7
2.1.6 Penegakkan Diagnosis
A. Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan kosmetik karena terdapat
perbedaan antara bahu kanan dan kiri, Pada Skoliosis jarang yang
mengeluh tidak nyaman atau nyeri, tetapi pada skoliosis yang berat
(dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60°) bisa menyebabkan
gangguan pernafasan karena menurunkan kapasitas paru-paru, selain itu
juga dapat terjadi sakit punggung, sakit pada pinggang dan paha, radang
tulang belakang degeneratif, gangguan sendi, gangguan jantung,
kesulitan jalan. Bila skoliosis disebabkan oleh tumor atau lesi pada
spinal cord dapat menimbulkan nyeri punggung. Biasanya terjadi
kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.
Pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan pada pasien antara lain5 :
1. Pada umur berapa kelengkungan tulang belakang pertama
kali terlihat (Penting untuk menentukan prognosis dan derajat
keparahan skoliosis)
2. Siapa yang pertama kali mengetahuinya (orang
tua/guru/dokter)
3. Bagaimana keadaan ibunya ketika sedang mengandung dulu
(apakah ada kelainan atau suatu masalah ketika kehamilan
dulu)
4. Apakah pasien mengalami perkembangan yang normal
(berjalan, berbicara)
5. Apakah ada riwayat keluarga yang menderita Skoliosis Atau
masalah tulang belakang lainnya (karena 20 % akan mewarisi
kelainan ini, bila dalam keluarganya ada yang menderita
skoliosis)
6. Apakah pasien mengalami nyeri punggung (Biasanya
Soliosis pada anak atau remaja tidak menimbulkan nyeri. Bila
terdapat nyeri,pemerikan selanjutnya harus dilakukan untuk
mengetahui adanya kelainan-kelainan yang lain.)
8
B. Inspeksi
Terdapat ciri- ciri penting, yaitu4,5 :
1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah
samping.
2. Bahu kanan dan bahu kiri tidak simetris. Bahu kanan lebih
tinggi daripada bahu kiri.
3. Pinggang yang tidak simetris, salah satu pinggul lebih
tinggi atau lebih menonjol daripada yang lain.
4. Ketika membungkuk ke depan, terlihat dadanya tidak
simetris.
5. Badan miring ke salah satu sisi, paha kirinya lebih tinggi
daripada paha kanan .
6. Ketika memakai baju, perhatikan lipatan baju yang tak
rata ,batas celana yang tak sama panjang.
7. Untuk Skoliosis yg Idiopatik kemungkinan terdapat
kelainan yang mendasarinya, misalnya neurofibromatosis
yang harus diperhatikan adalah bercak “café au
lait” atau Spina Bifida yang harus memperhatikan tanda
hairy patches (sekelompok rambut yg tumbuh di daerah
pinggang).
Pasien berjalan dengan kedua kaki lebar.
Perut menonjol.
Sedangkan pada kasus yang berat dapat
menyebabkan :
Kepala agak menunduk ke depan
Punggung lurus dan tidak mobile
Pangggul yang tidak sama tinggi
Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang
membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang
belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari
9
bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.
Selain itu pada inspeksi dapat dilihat bila penderita disuruh
membungkuk maka akan terlihat perbedaan secara nyata ketinggian
walaupun dalam keadaan tegap bisa dalam keadaan normal.
C. Palpasi
“The Adam’s Forward Bending test”
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat pasien dari belakang yaitu
dengan menyuruhnya membungkuk 90° ke depan dengan lengan
menjuntai ke bawah dan telapak tangan berada pada lutut. Temuan
abnormal berupa asimetri ketinggian iga atau otot-otot paravertebra
pada satu sisi, menunjukan rotasi badan yang berkaitan dengan
kurvatura lateral. Skoliosis torakalis kanan akan menunjukkan lengkung
konveks ke kiri pada daerah torak yang merupakan tipe kurva idiopatik
yang umum. Deformitas tulang iga dan asimetri garis pinggang tampak
jelas pada kelengkungan 30° atau lebih.
Jika pasien dilihat dari depan asimetri payudara dan dinding dada
mungkin terlihat. Tes ini sangat sederhana, hanya dapat mendeteksi
kebengkokannya saja tetapi tidak dapat menentukan secara tepat
kelainan bentuk tulang belakang. Pemeriksaan neurologis (saraf)
dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau reflex.
10
D. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen tulang belakang / plain foto
Test
Metode Cobb
Test ini digunakan untuk mengukur sudut kelengkungan
dari tulang belakang4,5.
Caranya:
Mengukur sudut Cobb dengan menggambar garis tegak
lurus dari lempeng ujung superior dari vertebra paling
atas pada lengkungan (mengukur dari puncak T9 )
Dan garis tegak lurus dari lempeng akhir inferior vertebra
paling bawah dari lengkungan (mengukur dari alas L3 )
Perpotongan dari kedua garis ini membentuk suatu sudut
yang diukur.
11
Gambar Metode Cobb
2.1.7 Tatalaksana
Jenis terapi yang dibutuhkan untuk skoliosis tergantung pada banyak
faktor. Sebelum menentukan jenis terapi yang digunakan, dilakukan observasi
terlebih dahulu. Terapi disesuaikan dengan etiologi,umur skeletal, besarnya
lengkungan, dan ada tidaknya progresivitas dari deformitas. Keberhasilan
terapi sebagian tergantung pada deteksi dini dari skoliosis.
A. Obat
Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan kemungkinan infeksi baik dari alat
ataupun pembedahan, bukan untuk mengobati skoliosis.
Obat yang digunakan antara lain1,2 :
12
1. Analgesik
Asam Asetil Salisilat 3 x 500 mg
Paracetamol 3 x 500 mg
Indometacin 3 x 25 mg
2. NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug)
B. Fisioterapi
1. Terapi panas, dengan cara mengompres
2. Alat penyangga, digunakan untuk skoliosis dengan kurva 25°-
40° dengan skeletal yang tidak matang (immature). Alat
penyangga tersebut antara lain1,2 :
Penyangga Milwaukee
Alat ini tidak hanya mempertahankan tulang belakang dalam
posisi lurus, tetapi alat ini juga mendorong pasien agar menggunakan
otot-ototnya sendiri untuk menyokong dan mempertahankan proses
perbaikan tersebut. Penyangga harus dipakai 23 jam sehari. Alat
penyangga ini harus terus digunakan terus sampai ada bukti objektif
yang nyata akan adanya kematangan rangka dan berhentinya
pertumbuhan tulang belakang selanjutnya.
13
Gbr. Alat penyangga Milwaukee
untuk meluruskan tulang belakang pada anak yang bertumbuh
Penyangga Boston
Suatu penyangga ketiak sempit yang memberikan sokongan
lumbal atau torakolumbal yang rendah. Penyangga ini digunakan
selama 16-23 jam sehari sampai skeletalnya matur. Terapi ini bertujuan
untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang tidak dikehendaki
oleh pasien.
14
Gbr. Alat penyangga
Boston
dapat digunakan pada skoliosis bagian lumbal atau torakolumbal.
Terapi Stimulasi Otot-Otot Skoliosis
Kunci dari terapi ini adalah rehabilitasi dari otot dan
ligamen yang menyangga tulang belakang. Rehabilitasi otot
harus melalui sistem saraf pusat dengan tujuan agar pasien
dapat meningkatkan kekuatan otot sehingga otot dapat
menyangga tulang belakang dengan posisi yang benar tanpa
bantuan alat penyangga.
15
C. Tindakan Pembedahan
Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien
skeletalnya imatur, operasi direkomendasikan. Lengkung dengan sudut
besar tersebut, progresivitasnya meningkat secara bertahap, bahkan
pada masa dewasa. Tujuan terapi bedah dari skoliosis adalah
memperbaiki deformitas dan mempertahankan perbaikan tersebut
sampai terjadi fusi vertebra. Beberapa tindakan pembedahan untuk
terapi skoliosis antara lain :
1. Penanaman Harrington rods (batangan Harrington)
Batangan Harrington adalah bentuk peralatan spinal yang
dipasang melalui pembedahan yang terdiri dari satu atau sepasang
batangan logam untuk meluruskan atau menstabilkan tulang belakang
dengan fiksasi internal. Peralatan yang kaku ini terdiri dari pengait yang
terpasang pada daerah mendatar pada kedua sisi tulang vertebrata yang
letaknya di atas dan di bawah lengkungan tulang belakang.
Keuntungan utama dari penggunaan batangan Harrington adalah
dapat mengurangi kelengkungan tulang belakang ke arah samping
(lateral), pemasangannya relatif sederhana dan komplikasinya rendah.
16
Kerugian utamanya adalah setelah pembedahan memerlukan
pemasangan gips yang lama. Seperti pemasangan pada spinal lainnya ,
batangan Harrington tidak dapat dipasang pada penderita osteoporosis
yang signifikan.
2. Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset
Peralatan Cotrell-Dubousset meliputi pemasangan beberapa
batangan dan pengait untuk menarik, menekan, menderotasi tulang
belakang. Alat yang dipasang melintang antara kedua batangan untuk
menjaga tulang belakang lebih stabil.
Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset spinal dikerjakan oleh
dokter ahli bedah yang berpengalaman dan asistennya
D. Tindakan Yang Dapat Membantu Skoliosis
Mengangkat pinggul yang miring
Peregangan tulang belakang
Latihan pernapasan
Yoga
17
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi skoliosis dapat berupa;4
Deformitas berat
Gangguan keseimbangan otot seperti nyeri, mudah lelah,
kelemahan otot
Penyakit sendi degeneratif
Gangguan kapasitas jantung dan paru
2.1.9 Prognosis
Sampai saat ini tidak ada penelitian lebih lanjut mengenai
penyembuhan skoliosis. Akan tetapi, deteksi dini pada kasus skoliosis
memberikan prognosis yang lebih baik tanpa melalui pembedahan.6
18
BAB III
KESIMPULAN
1. Skoliosis merupakan suatu kelainan tulang belakang yang biasanya
diturunkan secara genetik
2. Gambaran kelainan tulang belakang skoliosis biasanya muncul pada masa
anak-anak sekitar usia 10 tahun ke atas.
3. Gambaran anatomis, yaitu ketidaksimetrisan bahu, pinggang dan dada ketika
membungkuk.
4. Skoliosis dapat diperiksa dengan metoda Cobb yang memperlihatkan sudut
keasimetrisan dari lengkung tulang belakang dan pemeriksaan fisik palpasi
berupa adam’s forward bending test yang memperlihatkan keasimetrisan
selga iga dan otot-otot paravertebra.
5. Skoliosis dapat ditatalaksana dengan pemberian analgetik bila ada nyeri
dengan menggunakan asam asetil salisilat 3 x 500 mg, atau paracetamol 3 x
500 mg, dan ndometacin 3 x 25 mg
6. Sedangkan fisioterapi yang baik diberikan adalah terapi panas dengan cara
kompress dan pemberian alat penyangga seperti penyangga Milwaukee, dan
Boston.
7. Selain itu, pembedahan dapat dilakukan dengan pemasangan Harrington Rod
dan Cotrell-Dubousset.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. David J Dandy MA MD FRCS Essential Othopaedics and
Trauma, Second Edition. 1993
2. Sabiston. Buku Ajar Bedah, 1994. Bagian 2, 392-396
3. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15. 1996. 2360-2364, 689-692, EGC
4. Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2; Editor R. Sjamsuhidayat,
832-834, EGC
5. Kumpulan Dokter-Dokter. Segala Sesuatu Yang Perlu Anda Ketahui
Disease Penyakit. Buku I, 224-228, Gramedia Grasindo
6. Kumpulan Dokter-Dokter. Medical Treatments / Terapi Medis, 303-305,
Gramedia Grasindo
20