Sertifikat_BAB2-KLSFIKASI

27
Pedoman Sertifikasi Ikatan Surveyor Indonesia BAB II STANDAR DASAR PENDIDIKAN KEAHLIAN DAN MATERI YANG HARUS DIKUASAI 2.1. LINGKUP LAYANAN Lingkup layanan pelaksanaan jasa konstruksi secara garis besar dibagi atas 3 (tiga) tahapan/ kelompok berjenjang kegiatan sebagai berikut : Keterangan : Layanan profesi bidang GEODESI yang melakukan Survey dan Pemetaan (beserta aplikasi informatikanya) berada di seluruh sektor kegiatan jasa konstruksi, mulai dari kegiatan Studi Kelayakan, Perencanaan hingga Pengawasan jasa konstruksi. Lebih bari itu, layanan jasa profesi SURVEYOR mencakup seluruh Bidang kegiatan Jasa Konstruksi sebagaimana yang di-klasifikasi-kan dalam UUJK Thn 1999 yaitu meliputi Bidang Arsitektur, Teknik Sipil, Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal. Karena itu keahlian profesi bidang GEODESI dalam Sertifikat untuk Badan Usaha Jasa Konstruksi tidak muncul berdiri sendiri sebagai salah satu unsur klasifikasi bidang jasa konstruksi, melainkan masuk kedalam layanan jasa konstruksi yang melayani seluruh bidang klasifikasi. Guna menentukan identitas keahlian orang perseorangan dapat dilihat dari kompetensi yang dimilikinya berdasarkan ketentuan standar yang diberlakukan. Agar orang perseorangan yang II - 1 Studi Kelayaka Perencanaan Pelaksanaan Konstruksi Pengawasan : layanan jasa bidang GEODESI

description

ok

Transcript of Sertifikat_BAB2-KLSFIKASI

Pedoman Sertifikasi

Ikatan Surveyor Indonesia

BAB II

STANDAR DASAR PENDIDIKAN KEAHLIAN DAN MATERI YANG HARUS DIKUASAI2.1. LINGKUP LAYANAN

Lingkup layanan pelaksanaan jasa konstruksi secara garis besar dibagi atas 3 (tiga) tahapan/ kelompok berjenjang kegiatan sebagai berikut :

Keterangan :

Layanan profesi bidang GEODESI yang melakukan Survey dan Pemetaan (beserta aplikasi informatikanya) berada di seluruh sektor kegiatan jasa konstruksi, mulai dari kegiatan Studi Kelayakan, Perencanaan hingga Pengawasan jasa konstruksi. Lebih bari itu, layanan jasa profesi SURVEYOR mencakup seluruh Bidang kegiatan Jasa Konstruksi sebagaimana yang di-klasifikasi-kan dalam UUJK Thn 1999 yaitu meliputi Bidang Arsitektur, Teknik Sipil, Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal. Karena itu keahlian profesi bidang GEODESI dalam Sertifikat untuk Badan Usaha Jasa Konstruksi tidak muncul berdiri sendiri sebagai salah satu unsur klasifikasi bidang jasa konstruksi, melainkan masuk kedalam layanan jasa konstruksi yang melayani seluruh bidang klasifikasi.

Guna menentukan identitas keahlian orang perseorangan dapat dilihat dari kompetensi yang dimilikinya berdasarkan ketentuan standar yang diberlakukan. Agar orang perseorangan yang dipekerjakan atau tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan dalam suatu penyelenggaraan pekerjaan konstruksi memiliki tanda bukti kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian sesuai dengan yang dipersyaratkan, diperlukan SERTIFIKAT yang berlaku khusus dalam suatu satuan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.Sementara itu Serifikat Keahlian untuk selanjutnya disebut SKA adalah hasil sertifikasi atau tanda bukti bahwa tenaga kerja telah mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk keahlian tertentu yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terakreditasi dalam bidang Jasa Konstruksi.

Pendefinisian kompetensi meliputi Klasifikasi yang dibagi atas spesialisasi layanan keahlian dan Kualifikasi yang dibagi menurut Strata pendidikan keilmuan serta masa pengabdian/ pengalaman kerja sesuai profesinya.

2.2. KLASIFIKASI

Sesuai definisi yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional, klasifikasi adalah penggolongan profesi keahlian orang perseorangan dibidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian masing-masing.

Seiring dengan tuntutan kemajuan teknologi pengadaan informasi rupa muka bumi (topografi) yang pada akhirnya kemudian dikolaborasikan dengan teknologi telematika maka bidang keilmuan GEODESI berkembang sesuai ruang lingkup dan peruntukkannya. Kondisi terakhir lebih dikenal dengan istilah GEOMATIKA (Geo-Informatika)Dari sekian banyak bidang keilmuan untuk kegiatan bidang GEODESI, dalam penyelenggaraan sertifikasi keahlian ini berdasarkan atas dasar keilmuannya.

Klasifikasi keahlian dikelompokkan menjadi 5 (lima) bagian klasifikasi bidang GEODESI yaitu :

Bidang GEODESI Keahlian Survey dan Pemetaan Teristris

Bidang GEODESI Keahlian Fotogrametri

Bidang GEODESI Keahlian Remote Sensing

Bidang GEODESI Keahlian Survey Hidrografi dan Pemetaan Bathymetric

Bidang GEODESI Keahlian Sistem Informasi Geografi2.2.1. Bidang GEODESI Keahlian Survey dan Pemetaan Teristris

Keahlian bidang GEDOESI keahlian Survey Teristris merupakan keahlian dasar yang harus dimiliki oleh setiap anggota ISI. Apapun jenis kegiatan Survey dan Pemetaan (Surta) dan atau Geomatika, sejauh produknya diperuntukan bagi keperluan keteknikan (engineering) yang menuntut ketelitian dimensional, maka peran keahlian bidang Survey dan Pemetaan Terestris ini diperlukan.

Tenaga ahli bidang GEODESI keahlian Survey dan pemetaan Terestris mempunyai kemampuan profesional minimal sebagai berikut :

1. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pekerjaan pengukuran jarak, sudut, beda tinggi dan penentuan posisi secara teristris dan menghitung data-data tersebut untuk menghasilkan data-data geometris yaitu posisi horizontal dan atau vertical suatu titik (atau banyak titik) dengan maksud untuk antara lain :

a. Membuat titik kontrol horizontal untuk kerangka pemetaan atau untuk kegiatan engineering

b. Membuat titik kontrol vertical untuk kerangka pemetaan atau untuk kegiatan engineering

c. Membuat peta-peta topografi dan peta-peta lainnya baik secara manual maupun digital

d. Membuat gambar geometris suatu penampang permukaan bumi baik secara manual maupun digital

2. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pekerjaan pemasangan posisi titik di lapangan baik posisi horizontal maupun posisi vertical secara teristris dari suatu design engineering atau sering dikenal sebagai pekerjaan stacking out.

Tenaga ahli Bidang Survey dan Pemetaan Teristris mempunyai kemampuan profesional minimal sebagai berikut :

1. Perencanaan

a. Memahami hubungan antara fungsi peta (peruntukan peta) yang akan dibuat dengan sistem koordinat horizontal dan sistem elevasi serta skala peta yang akan dipergunakan.

b. Dari pemahaman mengenai hubungan antara fungsi peta (peruntukan) yang akan dibuat dengan sistem koordinat horizontal dan sistem elevasi serta skala peta dengan memperhatikan kondisi lapangan yang akan disurvey serta kondisi data-data awal yang telah ada seorang Tenaga Ahli dibidang Survey dan Pemetaan Teristris harus dapat menentukan sistem koordinat dan sistem elevasi serta interfal contour yang akan dipergunakan dalam pekerjaan pengukuran dan pemetaan tersebut.

c. Memahami hubungan antara fungsi peta (peruntukan peta) sistem koordinat dan sistem skala peta dengan ketelitian pengukuran, dan dengan toleransi kesalahan yang diijinkan pada pelaksanaan pengukuran.

Dari pemahaman tersebut diatas seorang Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan Teristris harus mampu menentukan :

Angka toleransi kesalahan yang diijinkan dalam pelaksanaan Survey dan Pemetaan Teristris.

Peralatan apa saja yang harus dipergunakan dalam melaksanakan pengukuran lapangan dan perhitungan data serta penggambaran peta.

Methode yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pengukuran dan pemetaan.

d. Seorang Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan Teristris harus mampu merencanakan secara detail methode dan prosedur serta tahapan pelaksanaan Survey dan Pemetaan Teristris.

e. Seorang Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan Teristris harus mampu menentukan jumlah personil dan persyaratan kemampuan personil yang akan melaksanakan pekerjaan yang direncanakannya.

f. Seorang Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan harus mampu menentukan jumlah dan Jenis peralatan serta prosedur penggunaan peralatan yang akan dipergunakan dalam kegiatan Survey dan Pemetaan yang direncanakan.

g. Seorang Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan Teristris harus mampu merencanakan secara detail waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tahapan pekerjaan Survey dan Pemetaan Teristris dengan mempertimbangkan kondisi data-data awal yang telah ada, methode yang akan dipergunakan, toleransi kesalahan yang diijinkan, jumlah personil pelaksana, jumlah peralatan, kondisi dan tingkat kesulitan daerah yang akan di Survey dan dipetakan.

h. Seorang Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan Teristris harus mampu membaca peta terutama mengenai hal-hal sebagai berikut :

Sistem koordinat peta

Sistem elevasi peta

Arah utara peta

Garis contour dan interfal contour

Titik kontrol horizontal & vertical yang ada di peta

Pemahaman ini harus dapat dipergunakan untuk merencanakan suatu kegiatan Survey dan Pemetaan Teristris pada suatu daerah survey.

i. Seorang Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan Teristris harus mampu membaca peta dan menganalisa peta serta membaca gambar rencana pekerjaan engineering khususnya dalam hal sistem koordinat, sistem elevasi perencanaan (design engineering) hal ini dimaksudkan agar seorang Tenaga Ahli Survey dan Pemetaan dapat secara rinci merencanakan suatu kegiatan Stacking Out dalam pekerjaan engineering atau konstruksi dalam suatu areal yang relatif luas.

Perencanaan Stacking Out yang direncanakan adalah meliputi hal-hal sebagai berikut :

Sistem koordinat

Sistem elevasi

Prosedur dan tahapan pelaksanaan stacking out

Personil pelaksanaannya

Peralatan yang akan dipergunakan

Waktu pelaksanaan

Ketelitian & toleransi stacking out

j. Dalam hal suatu perencanaan engineering atau perencanaan konstruksi yang berhubungan dengan Pekerjaan Survey dan Pemetaan Teristris seorang Tenaga Ahli harus dapat menghitung volume suatu perencanaan galian atau timbunan yang ditentukan berdasarkan suatu peta topografi.

2. Pelaksanaan Survey dan Pemetaan Teristris

2.1. Peralatan Lapangan

Seorang Tenaga Ahli dalam bidang Survey dan Pemetaan Teristris harus dapat memahami fungsi dan mampu menggunakan peralatan sebagai berikut :

Theodolite baik manual maupun digital

Waterpas

Peralatan pengukuran jarak electronik (EDM = Electronic Distance Measurement)

Theodolite Total Station

GPS Reciever (Global Positioning System)

2.2. Peralatan dan System Pengolahan Data Serta System Penggambaran Peta

Seorang Tenaga Ahli dalam bidang Survey dan Pemetaan Teristris harus dapat memahami fungsi dan mampu menggunakan peralatan dan Software sebagai berikut :

Calculator

Computer

Software perhitungan dari data-data hasil ukuran poligon

Software perhitungan dari data-data hasil ukuran dengan methode tachimetri atau trigonometri.

Software penggambaran peta dengan basis software AutoCad, atau software pembuatan garis contour dan pemetaan topographi lainnya.

2.3. Methode Pelaksanaan Pengambilan Data Lapangan dan Pengolahan Data

Seorang Tenaga Ahli harus dapat memahami dan melaksanakan prosedur-prosedur standard dalam pekerjaan Survey dan Pemetaan Teristris yaitu kegiatan sebagai berikut :

a. Penentuan & Pemasangan tugu beton (bench mark) untuk titik referensi horizontal & vertical termasuk struktur konstruksi, metoda penyebaran serta pemasangnya.b. Penetuan dan Pemasangan titik kontrol horizontal & vertical lainnya.

c. Penentuan jalur-jalur pengukuran

d. Pengukuran poligon

e. Pengukuran waterpas

f. Pengukuran detail elevasi dan posisi Spot Height permukaan bumi.

g. Pengukuran posisi & elevasi detail kenampakan lainnya

h. Perhitungan data & penggambaran termasuk didalamnya adalah pekerjaan pemberian koreksi-koreksi kesalahan pengukuran, penentuan apakah suatu tahapan pekerjaan dianggap sudah benar atau harus diulang dan sebagainya.

i. Tahapan pencetakan peta-peta dan gambar-gambar hasil survey.

j. Tahapan penyusunan laporan pelaksanaan pekerjaan dan evaluasi mengenai kenampaan topografi dari peta yang dihasilkan.

3. Evaluasi Pekerjaan Survey dan Pemetaan Teristris

Seorang Tenaga Ahli bidang Survey dan Pemetaan Teristris harus mampu mengevaluasi suatu perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan Survey dan Pemetaan Teristris dalam hal :

Apakah pekerjaan telah dilaksanakan sesuai prosedur dan persyaratan teknis yang disyaratkan.

Apakah hasil-hasil pekerjaan dari kegiatan tersebut sudah dapat dianggap benar atau memenuhi syarat atau tidak.

Apakah dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara efisien atau belum.

Apakah ada hal-hal yang perlu disempurnakan lagi atau perlu diulang lagi.

2.2.2. Bidang GEODESI Keahlian Fotogrametri

Sasaran kegiatan keahlian bidang GEODESI keahlian Fotogrametri hampir sama hal nya dengan sasaran kegiatan keahlian Survey Teristris & Pemetaan, hanya untuk fotogrametri pengadaan datanya dilakukan dari udara melalui media foto udara. Dengan sendirinya aktivitasnya lebih banyak kepada pengamatan media foto udara.

Tenaga ahli ini mempunyai tugas dan tanggung jawab minimal sebagai berikut :

Memahami ketentuan, persyaratan teknis, dan batasan toleransi kesalahan yang berlaku bagi kegiatan Fotogrametri pada suatu kawasan tertentu.

Mampu menyusun rencana jalur operasional secara optimal mengikuti areal yang menjadi obyek survey.

Mampu menyusun perencanaan operasional survey baik dari udara maupun di permukaan bumi dalam hal pengadaan jaringan titik-titik benchmark maupun survey terestris/ survey rekayasa untuk melengkapi data fotogrametri secara rinci beserta kelengkapan instrumentasi dan peralatan lainnya.

Mampu membaca peta dan menganalisa secara baik sesuai skala dan peruntukannya.

Mampu melakukan updating data termasuk prosedur yang harus dilakukan.

Memahami prosedur kerja serta kelengkapan material yang berkaitan dengan proses fotografi.

2.2.3. Bidang GEODESI Keahlian Penginderaan Jauh (Remote Sensing)

Ruang lingkup kegiataan keahlian Remote Sensing hampir sama dengan kegiatan keahlian Fotogrametri yaitu menggunakan media yang dihasilkan dari udara, tapi karakteristik informasi yang diperlukan dari media, tata cara pengambilan data, proses kompilasi data dan peruntukan produksinya berbeda. Remote Sensing lebih menjurus kepada untuk keperluan analisa data dengan ketelitian geometrik yang tidak diutamakan; demikian pula karena karena pengadaan datanya melalui satelit dan sistem radar maka skala yang dihasilkan pun lebih kecil daripada fotogrametri .

Tenaga ahli ini mempunyai tugas dan tanggung jawab minimal sebagai berikut :

Memahami ketentuan, persyaratan teknis, dan batasan toleransi kesalahan yang berlaku bagi kegiatan Remote Sensing pada suatu kawasan tertentu.

Mampu menyusun rencana pengadaan data yang akan diteliti secara optimal sesuai areal yang menjadi obyek penelitian yang dikaitkan dengan pemesanan media.

Mampu melakukan proses kompilasi media sesuai tahapan dan standar yang ditentukan.

Mampu membaca media foto (hard copy/ dalam bentuk digital) dan menganalisa secara baik sesuai peruntukkannya.

Mampu melakukan updating data termasuk prosedur yang harus dilakukan.

Memahami prosedur kerja serta kelengkapan material yang berkaitan dengan proses pengadaan media sebagai data penelitian.

2.2.4. Bidang GEODESI Keahlian Survey Hidrografi dan Pemetaan Bathymetric

Ruang lingkup kegiatan Tenaga Ahli Survey Hidrografi dan pemetaan bathymetric pada intinya adalah melakukan pemetaan dasar laut berdasarkan hasil pengukuran posisi horisontal dan ketinggian dengan mengambil referensi posisi dari darat terdekat.

Standar Kompetensi Tenaga Ahli Survey Hidrografi dan Pemetaan Bathymetric meliputi

Bathymetry

Memahami teori akustik bawah laut

Memahami prinsip cara kerja alat single beam echosounder

Melakukan kalibrasi dan memberikan koreksi ukuran echosounder

Memahami prinsip dan cara kerja alat side scan sonar, serta tujuan penggunaannya dan interpretasi citra SSS

Memahami prinsip dan cara kerja alat multibeam serta tujuan penggunaannya

Tinggi muka air dan aliran (Water levels and flow)

Memahami pengetahuan dasar pasut laut, jenisnya, komponen pembentuk dan peta cotidal

Memahami konsep dan perhitungan untuk menganalisa dan prediksi pasut

Memahami prinsip kerja peralatan untuk mengukur tinggi muka laut dan memproses data ukuran dalam menentukan kedudukan chart datum, muka laut rata-rata dan koreksi kedalaman ukuran akibat pengaruh pasut laut.

Memahami konsep arus pasut dan non pasut

Memahami konsep perubahan muka laut non pasut

Penentuan Posisi di Laut

Memahami konsep ilmu Geodesi

Mengerti mengenai sistem koordinat

Mengerti konsep dan metoda penentuan posisi dengan satelit

Mengerti konsep-konsep sistem proyeksi geodesi

Mengerti metoda-metoda perhitungan geodesi

Mengerti konsep dan metoda dasar dalam menentukan posisi di laut dengan pengukuran jarak, sudut/jurusan, dan beda jarak

Mengerti konsep penentuan posisi dengan prinsip gelombang elektro magnetik, gelombang akustik

Mengerti teori sumber-sumber kesalahan pada masing-masing metoda, dan sistem penentuan posisi, dan konsep hitung perataan (adjustment) dalam proses data dan pra analisa ketelitian posisi di laut

Memahami konsep sistem tinggi dinamik dan ortometrik

Mengerti tentang sistem referensi tinggi bagi pengukuran hidrografi

Mengerti konsep dan metoda-metoda pengukuran tinggi dan beda tinggi dan mengkoreksi kesalahan-kesalahan dalam penentuan tinggi

Memahami konsep dan sistem konpensasi ayunan (Heave) gelombang laut

Memahami konsep sensor posisi dan orientasi yang menggunakan sistem enersial dan medan gaya, seperti fluxgate, gyro kompas, abselorometer, dsb

Hidrografi Praktis

Mengerti tujuan dan lingkup pekerjaan pada survey hidrografi untuk keperluan navigasi laut yang meliputi semua data bagi keselamatan pelayaran

Mengerti tujuan dan lingkup pekerjaan pada survey hidrografi untuk pekerjaan pengerukan, pemasangan pipa atau kabel bawah laut dan keperluan pemasangan flatform lepas pantai

Memahami konsep dan prinsip kerja survey sesmik, maknetik, gravity, geoteknik di laut, dan cara kerja dari kemampuan peralatannya masing-masing

Instrumentasi dan Operasi

Mengerti prinsip dan cara kerja alat perum gema, single beam echosounder, side scan sonar, multi beam echosounder, dan lidas

Mengerti diskripsi dan tinggi dari parameter-parameter survey skala, ketelitian posisi, kecepatan survey lajur perum utama, lajur perum silang, interval fix perum dan angka kedalaman

Mengerti cara kontrol kwalitas pada data survey hidrografi

Mengerti cara membuat estimasi biaya dan penjadwalan operasi survey hidrografi

Mengerti deskripsi dan tujuan dari spesifikasi teknik dalam survey hidrografi

Produksi

Memahami maksud dan tujuan penjelasan pada dokumen tender

Mengerti deskripsi dan cara membuat peta rencana lajur perum (Lattice Chart), plot lintasan kapal (Track Plot), peta kerja, peta induk, garis kontur, interval kontur dan laporan survey

Manajemen Data Hidrografi

Mengerti cara pengumpulan data survey baik cara manual maupun otomatis

Mengerti cara kerja peralatan bantu dalam perekaman dan penyimpan data baik secara sendiri-sendiri maupun terpisah

Mengerti dalam mengenal, memiliki mendapatkan data ukuran yang baik dan benar

Mengerti cara memasukan data manual, data raster hasil Scanning dan data Vektor hasil digitasi

Memahami proses pembuatan garis kontur dan ploting data dengan cara manual maupun otomatis pada pembuat peta batimetri

Memahami proses dan fungsi kompilasi dan urutan proses dalam membuat peta batimetri

Memahami konsep komponen dan fungsi dari peta navigasi elektronik (Electronic Navigation Chart / ENC) dan sistem informasi dan tampilan peta elektronik (Electronic Chart Display and Information System/ ECDIS)

2.2.5. Bidang GEODESI Keahlian Sistem Informasi Geografi (SIG)

Konsep Perpetaan

Memahami konsep sistem koordinat peta

Mengetahui sistem transformasi dan proyeksi peta

Basis Data Geografis

Memahami konsep data digital bergeoreferensi

Memahami konsep dan struktur data raster dan vektor

Memahami konsep basis data

Melakukan perancangan basis data SIG

Akuisisi Data

Mengetahui teknologi akuisisi data spasial

Memahami prosedur pembuatan data digital SIG

Memahami prinsip digitasi peta

Memahami prinsip konversi (transfer) format data

Mengetahui jenis-jenis (tematik) data spasial, seperti peta kadaster, peta tanah dan lainnya.

Kualitas dan Managemen Data

Memahami karakteristik peta (skala, ketelitian dan keakuratan data)

Mengetahui prinsip pendistribusian data (etika, cara perolehan, biaya, standard dan metadata)

Mengetahui konsep SIG berbasis internet

Analisis Spasial

Memahami konsep pemodelan

Memahami konsep analisis spasial dasar (buffer, overlay dan network)

Mengetahui konsep analisis spasial lanjut (analisis terrain, centroid)

Mengetahui operasi attributik

Keluaran

Memahami konsep kartografi

Mengetahui proses pencetakan informasi

Perancangan proyek

Memahami proses perencanaan SIG

Memahami proses implementasi SIG

Kartografi

Memahami konsep kartografi

Mampu mendesain lay-out dan pencetakan peta (hardcopy)

Mampu mendesain lay-out visualisasi digital (softcopy)

2.3. KUALIFIKASI

Kualifikasi adalah penggolongan Profesi Keahlian orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/ jenjang pendidikan formalnya, kedalaman teknologi dan keilmuannya serta kemampuan profesi dan keahlian tertentu berdasarkan rekaman pengalaman kerjanya.

2.3.1. Tingkatan Kualifikasi Keahlian

Kualifikasi Keahlian dibagi atas 3 (tiga) tingkatan sebagai berikut :

Surveyor Ahli Muda

Surveyor Ahli Madya

Surveyor Ahli Utama

Standar Dasar Pendidikan Keahlian sesuai Kualifikasinya dibagi atas :

- Surveyor Ahli Muda :

a. Pendidikan minimal S1/S2 atau D3 bidang GEODESI, ditambah pengalaman keahlian dibidang GEODESI.

b. Pengalaman kerja profesional di bidang GEODESI :

minimal 2 (dua) tahun untuk S1/S2

minimal 5 (lima) tahun untuk D3

- Surveyor Ahli Madya:

a. Pendidikan minimal S2/S1 atau D3 bidang GEODESI, ditambah pengalaman kerja keahlian dibidang GEODESI.

b. Pengalaman kerja profesional di bidang GEODESI :

minimal 5 (lima) tahun untuk S1/S2

minimal 8 (delapan) tahun untuk D3

- Surveyor Ahli Utama :

a. Pendidikan minimal S1/S2 bidang GEODESI, ditambah pengalaman profesional keahlian di bidang GEODESI

b. Pengalaman kerja profesional di bidang GEODESI :

minimal 8 (delapan) tahun untuk S1/S2

2.3.2. Materi yang Harus Dikuasai sesuai Kualifikasinya

1. Surveyor Ahli Muda

Pada kualifikasi ini, seorang Surveyor Ahli Muda dituntut untuk mampu melakukan minimal hal-hal sebagai berikut :

a. Memahami materi pekerjaan serta standar spesifikasi teknik kegiatan Surta tingkat ketelitian rendah-menengah sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakannya.

b. Memahami rencana kerja yang diberikan serta Jadual Kegiatan dengan melakukan tindakan persiapan personil (Juru Ukur dan Operator sesuai keperluan), peralatan serta material lainnya yang dibutuhkan.

c. Koordinasi dengan Juru Ukur/ Operator dengan baik, baik selama di lapangan maupun selama melakukan kompilasi data, adjustment dan penggambaran di studio.

2. Surveyor Ahli Madya

Pada kualifikasi ini, seorang Surveyor Ahli Madya dituntut untuk mampu melakukan minimal hal-hal sebagai berikut :

a. Memahami materi pekerjaan serta standar spesifikasi teknik kegiatan Surta tingkat ketelitian - tinggi menengah sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakannya dan melakukan pengarahan kepada Surveyor Ahli Muda (bila koordinator lapangannya adalah Surveyor Ahli Muda) dan atau Juru Ukur.

b. Mampu menyusun rencana kerja serta Jadual Kegiatan dan melakukan koordinasi dengan Tim Pelaksana (Ahli Surveyor Muda dan atau Juru Ukur dan Operator sesuai keperluan), peralatan serta material lainnya yang dibutuhkan.

c. Koordinasi dengan Juru Ukur dengan baik, baik selama di lapangan maupun selama melakukan kompilasi data, adjustment dan penggambaran di studio.

d. Memahami permasalahan pemetaan secara umum dan mampu melakukan tindakan adjustmen perbaikannya

e. Mampu melakukan variasi aplikasi hasil kegiatan Surta dengan bidang keilmuan lainnya.

3. Surveyor Ahli Utama

Pada kualifikasi ini, seorang Surveyor Ahli Utama dituntut untuk mampu melakukan minimal hal-hal sebagai berikut :

a. Memahami standar spesifikasi teknik kegiatan Surta tingkat ketelitian rendah sampai tingkat tinggi sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakannya.

b. Mampu menyusun Spesifikasi Teknik, Rencana Kerja serta Jadual Kegiatan.

c. Mampu menganalisa existing map yang dipergunakan sebagai basic data kegiatan perencanaan.

d. Memahami permasalahan pemetaan secara umum dan mampu melakukan tindakan adjustmen perbaikannya

e. Mampu melakukan variasi aplikasi hasil kegiatan Surta dengan bidang keilmuan lainnya.

2.3.3. Penetapan Tingkat Kualifikasi

Penetapan tingkat Kualifikasi diperoleh dengan dua cara yaitu :

- Diajukan oleh Aplikan, berdasarkan kriteria penentuan kualifikasi Aplikan mengajukan permohonan serifikasi keahliannya disertai kaulifikasi yang dikehendaki. BSA menindaklanjuti permohonan tersebut sesuai persyaratan serta tahapan yang diberlakukan guna mengevaluasi dan memberikan penilaian sesuai bobot masing-masing faktor penentuan klasifikasi.

- Ditentukan oleh BSA-ISI, berdasarkan evaluasi dengan kriteria penetapan kualifikasi sebagaimana diuraikan pada bagian di bawah ini dengan masing-masing pembobotannya.

Kriteria evaluasi penetapan kualifikasi meliputi jenjang pendidikan, pengalaman (termasuk pengalaman penunjang) dan hasil evaluasi/ ujian standar kompetensi yang diselenggarakan oleh Asosiasi atau institusi terakreditasi yang mendapat mandat dari Asosiasi.

Pembagian bobot penilaian dibagi atas :

A. Pendidikan (bobot = 15 %)

B. Pengalaman Kerja (bobot = 65 %)

C. Hasil Ujian/ Evaluasi Standar Kompetensi Asosiasi (bobot = 20 %)

A. Pendidikan (bobot 15 %)

Pendidikan merupakan entry point bagi penentuan kualifikasi sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, namun guna menunjang penetapan kualifikasi yang sangat erat kaitannya dengan tingkat keahlian (expertise) maka pendidikan menjadi salah satu faktor penilaian kualifikasi.

B. Pengalaman Kerja (bobot 65 %)

Pengalaman kerja Aplikan akan menentukan tingkat kompetensi (competency) orang yang bersangkutan yaitu kemampuan didalam mengaplikasikan dan mengembangkan keahliannya pada obyek pekerjaan yang nyata. Disamping pengetahuan akademis, keterampilan manajerial Aplikan sangat diperlukan seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan berkoordinasi, kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan pendelegasian, kemampuan meyakinkan orang lain maupun memotivasi orang lain untuk dapat meraih hasil yang paling baik; dan kemampuan ini akan semakin dalam seiring dengan waktu dan frekuensi aktifitas kegiatan orang tersebut dalam pekerjaan nyata di lapangan. Dengan kata lain bahwa tingkat kompetensi seseorang akan bertambah seiring dengan jam terbang orang tersebut dalam melakukan tugas dalam pekerjaan nyata.

Bebarapa unsur pembobotan dalam penilaian pengalaman kerja ini yaitu

Pengalaman utama, yaitu pengalaman kerja Aplikan yang berkaitan dengan klasifikasi yang diajukan

Pengalaman penunjang, yaitu pengalaman kerja Aplikan menjadi tenaga ahli yang tidak terkait secara langsung dengan lingkup profesinya (klasifikasi yang diajukan untuk Sertifikasi), tetapi diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan profesinya seperti manajemen proyek, perencanaan jaringan distribusi lokasi titik-titik konstruksi, perencanaan kawasan pelabuhan/ bandara/ dan fasilitas umum lainnya, dan sebagainya.

C. Hasil ujian/ Evaluasi (bobot 20 %)

Sertifikasi keahlian dilakukan oleh dan untuk kelompok profesional yang mempunyai latar belakang pendidikan dengan klasifikasi yang sama. Sehubungan dengan hal tersebut maka ujian/ evaluasi dilakukan dengan falsafah penilaian Peer-to-Peer assessment maksudnya adalah evaluasi dilakukan dengan menggali kembali eksistensi dan kualitas kemampuan Aplikan terhadap pengalaman kerja yang disampaikan (jadi bukan ujian/evaluasi akademisi).

Guna mencegah subyektifitas, Tim evaluasi terdiri dari minimal 3 orang dengan kriteria :

Menguasai seluk beluk system sertifikasi, utamanya bakuan kompetensi.

Mempunyai kejuruan/ sub-kejuruan/ spesialisasi yang sama dengan Aplikan.

Mempunyai bidang/ sub-bidang (klasifikasi) yang sama dengan Aplikan

Dapat diperkuat (secara ad-hoc) dengan kepakaran tertentu sesuai kebutuhan.

Rekapitulasi penilaian kompetensi keahlian dihitung berdasarkan jumlah nilai masing-masing item penilaian yang sudah dikalikan dengan bobotnya, yaitu :

Berdasarkan hasil Nilai Kompetensi tersebut maka Kualifikasi Keahlian ditentukan berdasarkan tabel berikut :

Tabel B.1. Kualifikasi Keahlian

Kualifikasi

KeahlianJumlah

Nilai Akhir

SURVEYOR AHLI MUDA30 Nilai 40

SURVEYOR AHLI MADYA40 > Nilai 75

SURVEYOR AHLI UTAMA> 75

2.3.4. Kewenangan Sesuai Kualifikasi Keahlian

Sesuai kurun waktu kegiatan profesi (pengalaman kerja yang sesuai profesinya), maka kepada masing-masing tingkatan kualifikasi diberikan batasan kewenangan. Penetapan kewenangan ini harus dipatuhi guna memberikan bobot kompetensi bagi pelaku pada setiap tahapan kualifikasi.

1. Surveyor Ahli Muda

Pada kualifikasi ini, seorang Surveyor Ahli Muda mempunyai kewenangan menjadi :

Pelaksana : melakukan survey/pengukuran/pengamatan lang-sung di lapangan dan proses pengolahan/kompila-si/komputasi data di studio. Koordinator Tim : koordinator satu kelompok survey/pengukuran/ pengamatan di lapangan dan atau satu kelompok kegiatan proses pengolahan/ kompilasi/komputasi data di studio.2. Surveyor Ahli Madya

Pada kualifikasi ini, seorang Surveyor Ahli Madya mempunyai kewenangan menjadi :

Koordinator Tim : idem

Koordinator Lapangan : koordinator satu atau beberapa kelompok survey/pengukuran/pengamatan di la-pangan dan atau beberapa kelompok kegiatan proses pengolahan/ kompilasi/komputasi data di studio Team Leader : pemimpin operasional secara keseluruhan dalam satu kegiatan/ proyek survey & pemetaan (dan aplikasinya) atau kegiatan survey & pemetaan (dan aplikasinya) yang melibatkan berbagai disiplin profesi.

3. Surveyor Ahli Utama

Pada kualifikasi ini, seorang Surveyor Ahli Utama mempunyai kewenangan menjadi :

Team Leader : idem

Sepervisor : pengawas pekerjaan yang berkaitan dengan profesi survey & pemetaan (dan aplikasinya), baik untuk pekerjaan di lapangan maupun pekerjaan di studio.

Manajer Proyek : pemimpin pelaksanaan suatu proyek secara ke-seluruhan yang orientasinya lebih mengarah kepada pemutus kebijaksanaan operasional baik teknis maupun administratip

TABEL LINGKUP LAYANAN, KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI

KLASIFIKASIPENDPENGALAMANKEMAMPUANKEWENANGANKETERANGAN

Ahli Muda- S1/S2

- D3- 2 (dua) thn

- 5 (lima) thna. Memahami materi peker jaan serta standar spesifikasi teknik kegiatan Surta tingkat ketelitian rendah menengah sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakannya.

b. Memahami rencana kerja yang diberikan serta Jadwal Kegiatan dengan melaku-kan tindakan per siapan personil (Juru Ukur dan Operator sesuai keperluan), peralatan serta material lainnya yang dibutuhkan.

c. Koordinasi dengan Juru Ukur/ Operator dengan baik, baik selama di lapang an maupun selama melaku-kan kompilasi data, adjust ment dan penggambaran di studio. Melakukan survey/pengukuran/ pengamatan langsung di lapa ngan dan proses pengolahan/ kompilasi/komputasi data di studio. Mengkoordinir Tim/ kelompok survey/ pengukuran/ penga matan di lapangan dan atau satu kelompok kegiatan proses pengolahan/ kompilasi/ komputasi data di studio

Jenis Kegiatan :

Survey lapangan

Studio

KLASIFIKASIAhli MadyaPEND- S1/S2

- D3PENGALAMAN- 5 (lima) thn

- 8 (delapan) thnKEMAMPUANa. Memahami materi pekerjaan serta standar spesifikasi teknik kegiatan Surta tingkat ketelitian menengah-tinggi sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakannya dan melakukan pengarahan kepada Surveyor Ahli Muda (bila koordinator lapangan-nya adalah Surveyor Ahli Muda) dan atau Juru Ukur.

b. Mampu menyusun rencana kerja serta Jadual Kegiatan dan melakukan koordinasi dengan Tim Pelaksana (Ahli Surveyor Muda dan atau Juru Ukur dan Operator sesuai keperluan), peralatan serta material lainnya yang dibutuhkan.

c. Koordinasi dengan Juru Ukur dengan baik, baik selama di lapangan maupun selama melakukan kompilasi data, adjustment dan penggam-baran di studio.

d. Memahami permasalahan pemetaan secara umum dan mampu melakukan tindakan adjustmen perbaikannya

e. Mampu melakukan variasi aplikasi hasil kegiatan Surta dengan bidang keilmuan lainnya.KEWENANGAN Mengkoordinir kelompok survey/pengukuran/ pengamatan di lapangan dan atau satu kelompok/ kegiatan proses pengolahan / kompilasi/komputasi data di studio

Mengkoordinir satu atau be-berapa kelompok survey/ pengukuran/ pengamatan di lapangan dan atau beberapa kelompok kegiatan proses pengolahan/ kompilasi/ kompu tasi data di studio lakukan Koordinator Team

Memimpin operasional secara keseluruhan dalam satu kegiatan/ proyek survey & pemetaan (dan aplikasinya) atau kegiatan survey & pemetaan (dan aplikasinya) yang melibatkan ber-bagai disiplin profesi. Koordinator Lapangan

KETERANGAN

KLASIFIKASIAhli UtamaPEND- S1/S2PENGALAMAN- 8 (delapan) thnKEMAMPUANa. Memahami standar spesifika-si teknik kegiatan Surta ting-kat ketelitian rendah sampai tingkat tinggi sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakannya.

b. Mampu menyusun Spesifikasi Teknik, Rencana Kerja serta Jadwal Kegiatan.

c. Mampu menganalisa existing map yang dipergunakan sebagai basic da-ta kegiatan perencanaan.

d. Memahami permasalahan pemetaan secara umum dan mampu melakukan tindakan adjustmen perbaikannya

e. Mampu melakukan variasi aplikasi hasil kegiatan Surta dengan bidang keilmuan lainnya.

KEWENANGAN Mengkoordinir kelompok survey/pengukuran/ pengamatan di lapangan dan atau satu kelompok/ kegiatan proses pengolahan / kompilasi/komputasi data di studio

Mengkoordinir satu atau be-berapa kelompok survey/ pengukuran/ pengamatan di lapangan dan atau beberapa kelompok kegiatan proses pengolahan/ kompilasi/ kompu tasi data di studio lakukan Koordinator Team

Memimpin operasional secara keseluruhan dalam satu kegiatan/ proyek survey & pemetaan (dan aplikasinya) atau kegiatan survey & pemetaan (dan aplikasinya) yang melibatkan ber-bagai disiplin profesi. Koordinator Lapangan

Melakukan pengawasan pekerjaan yang berkaitan dengan profesi survey & pemetaan (dan aplikasinya), baik untuk pekerjaan di lapang an maupun pekerjaan di studio

KETERANGAN

KLASIFIKASI

PEND

PENGALAMAN

KEMAMPUAN

KEWENANGAN Memimpin/ memanaje pelak-sanaan sua-tu proyek secara keseluruhan yang orientasinya lebih mengarah kepada pemutus kebijaksanaan opera-sional baik teknis maupun ad-ministratip

KETERANGAN

Perencanaan

Studi Kelayakan

Pelaksanaan Konstruksi

Pengawasan

: layanan jasa bidang GEODESI

TABEL LINGKUP LAYANAN, KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI

TABEL LINGKUP LAYANAN, KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI

Penilaian Kompetensi = Nilai A + Nilai B + Nilai C

TABEL LINGKUP LAYANAN, KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI

PAGE

7 II -