PROSIDING - Universitas Tadulako

17

Transcript of PROSIDING - Universitas Tadulako

Page 1: PROSIDING - Universitas Tadulako
Page 2: PROSIDING - Universitas Tadulako

PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL-HASIL PENELITIAN

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TADULAKO

Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Provinsi Sulawesi Tengah melalui Penelitian menuju Universitas Tadulako Unggul

dalam Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2020 Palu, 21 Oktober 2010

Dalam Rangka DIES NATALIS UNIVERSITAS TADULAKO KE-29

ISBN : 979-3837-38-3

Penerbit Pustaka Timur Yogyakarta 2010

Page 3: PROSIDING - Universitas Tadulako

TIM PENYUSUN :

Pengarah : Rektor Universitas Tadulako Drs. H. Sahabuddin Mustapa, M.Si.

Pembantu Rektor I UNTAD Prof. Dr. Hj. Dahlia Syuaib, M.S.

Ketua Lembaga Penelitian UNTAD Ir. H.M. Galib Ishak, M.S.

Koordinator : Drs. Harsono Amir Drs. Wagiman Abuna Rosmiaty, S.E.

Reviewer : Prof. Ir. Rusdi, M.Ag.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Wardah, M.Sc. Andi Asnuddin, S.T., M.T.

Ketua : Dr. Ir. Hafsah, M.Sc.

Sekretaris : Dr. Shahabuddin, M.Si.

Editor : 1. Dr. Umrah, M.Sc. 2. Dr.Agr.Sc. Yusran, M.P.3. Dr. Ir Saharia Kassa, M.S.4. Dr. Golar, S.Hut., M.Hut.5. Dr. Nurdin, M.Si.6. Dr. Henry N. Barus, M.Sc.7. Dr. Ir. Yulius Duma, M.P.8. Ir. Muh. Najib, M.Si.9. Drs. Budiman Jaya, M.Si.10. Ir. Nasmiah, M.Si.11. Ummiani Hatta, S.Pt., M.Si.12. Drs. Amiruddin Kasim, M.Si.13. Dr. Ir. Yosep S. Pattadungan, M.P.

Layout : Abdi Akhir, S.T.

Sekretariat : 1. Drs. Ruslin Djuhaepah 2. Dr. Surahman, M.Si.3. Erwansih Harkam, S.E.4. Ening5. Namrin 6. Hasnuddin

Page 4: PROSIDING - Universitas Tadulako

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang senangtiasa mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga Prosiding Bidang Ilmu Eksakta ini dapat diterbitkan.

Upaya penerbitan Prosiding ini merupakan implementasi dari kegiatan pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. Kegiatan penelitian dan publikasi yang didahului kegiatan seminar Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Provinsi Sulawesi Tengah melalui Penelitian menuju Universitas Tadulako Unggul dalam Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2020, sebagai tugas dan tanggung jawab Tim Penyusunan dan Penerbitan Prosiding. Inisiatif penyusunan dan penerbitan Prosiding lmu-ilmu Eksakta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan sumber-sumber bahan pengajaran dalam upaya peningkatan kualitas bahan pengajaran.

Prosiding ini bersumber dari tulisan sejumlah dosen dan peneliti dari berbagai Fakultas terkait yang sebagian besar didanai oleh Dana Hibah Kompetitif baik dari DIPA Universitas Tadulako maupun DIPA Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, disusun oleh tim penyusun dari berbagai Fakultas bidang Ilmu-ilmu Eksakta di lingkungan Universitas Tadulako Palu. Prosiding ini juga diharapkan menjadi sumber pembelajaran dan pengajaran untuk mata kuliah yang terkait dengan bidang-bidang ilmu Eksakta.

Kepada bapak Rektor UNTAD, Dekan-dekan khususnya di Fakultas bidang ilmu-ilmu Eksakta dan ketua Lembaga penelitian dalam lingkungan UNTAD, diucapkan terima kasih karena atas dukungan dan fasilitas yang diberikan sehingga Prosiding ini dapat diselesaikan dengan baik dan siap diterbitkan.

Palu, 15 Agustus 2010

Tim Penysusun

Page 5: PROSIDING - Universitas Tadulako

ii

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS TADULAKO

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Pada kesempatan silaturrahmi yang berbahagia ini puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT dengan perkenan dan izinnya kita bisa berkumpul dan melaksanakan Seminar Nasional dengan tema “Pemberdayaan Potensi Sumberdaya Sulawesi Tengah melalui Penelitian menuju Universitas Tadulako Unggul dalam Pengabdian Tahun 2020”. Seminar nasional yang dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis Universitas Tadulako ke 49 ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Universitas Tadulako dalam upaya menggali potensi Sulawesi Tengah dan memanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan Sulawesi Tengah. Kegiatan ini tentunya akan sangat mendukung terwujudnya Visi Universitas Tadulako yaitu “pada tahun 2020 menjadi institusi yang unggul dalam pengabdian pada masyarakat melalui pendidikan dan penelitian yang handal”.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat meneliti dosen-dosen Universitas Tadulako untuk melakukan kajian yang berkesinambungan. Dengan demikian seminar hasil-hasil penelitian ini juga dapat membantu dosen-dosen untuk mewujudkan Tridharma Pergurun Tinggi sebagai tupoksinya. Semoga seminar ini juga dapat menjadi wahana sharing informasi ilmiah tidak hanya diantara sesama peneliti di Universitas Tadulako tetapi juga dengan peneliti dari instansi terkait dan peneliti dari luar Universitas Tadulako.

Palu, 21 Oktober 2010

Rektor Universitas Tadulako,

Drs. H. Sahabuddin Mustapa, M.Si.

Page 6: PROSIDING - Universitas Tadulako

iii

SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS TADULAKO Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. Pada kesempatan ini mari kita sama-sama panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dengan perkenan dan izinnya sehingga kita bisa berkumpul pada pagi hari ini untuk melaksanakan Seminar Nasional dengan tema “Pemberdayaan Potensi Sumberdaya Sulawesi Tengah melalui Penelitian menuju Universitas Tadulako Unggul dalam Pengabdian Tahun 2020”. Seminar nasional yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Tadulako ini merupakan merupakan bagian dari peringatan Dies Natalis Universitas Tadulako ke 49.

Visi Lembaga Penelitian Universitas Tadulako adalah ”menjadikan lembaga penelitian sebagai institusi yang handal dalam mewujudkan pengabdian pada masyarakat melalui penelitian dan pengembangan yang terpadu”.Oleh karena itu Lembaga Penelitian Universitas Tadulako melaksanakan seminar hasil-hasil penelitian ini sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan Visi tersebut.

Pada tahun anggaran 2009/2010 jumlah penelitian yang dibiayai oleh DP2M DIKTI, DIPA UNTAD dan sumber lainnya sebanyak 115 dari 410 judul proposal penelitian yang diajukan dengan dana penelitian total sebesar Rp. 5.119.762.675. Untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas proposal penelitian yang didanai oleh DP2M Dikti dan sumber daya lainnya saat ini di Lembaga Penelitian Universitas Tadulako telah disusun program-program kegiatan, termasuk didalamnya program pengembangan kemampuan dan kompetensi dosen dalam fungsi sebagai peneliti dan penjaminan prosedur dan mekanisme penelitian pada Lembaga Penelitian UNTAD sebagai upaya peningkatan kualitas proses dan hasil penelitian.

Pada akhirnya diharapkan agar kegiatan seminar nasional ini diharapkan dapat semakiin meningkatkan semangat meneliti dosen-dosen Universitas Tadulako untuk melakukan kajian yang berkesinambungan. Semoga seminar ini juga dapat menjadi wahana untuk mensinergikan keahlian berbagai peneliti untuk membangun dan merintis kerjasama penelitian dalam skala besar sehingga upaya penggalian dan pemanfaatan sumber daya Sulawesi Tengah menjadi lebih optimal.

Palu, 21 Oktober 2010

Ketua Lembaga Penelitian Universitas Tadulako,

Ir. H. M. Galib Ishak, M.S.

Page 7: PROSIDING - Universitas Tadulako

iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………..…..……………………………………………………….…………… i Sambutan Rektor Universitas Tadulako …………………..………………………..………….………..… ii Sambutan Ketua Lembaga Penelitian UNTAD ………………….……………………………………..… iii Daftar Isi…………………………………………..…………………………………………..………………….………. iv Struktur Senyawa Bioaktif Tumbuhan Sidondo(Vitex negundo L) dan Formulasi Ekstraknya Sebagai Pestisida Nabati Ramah Lingkungan ……………..………… 1 Burhanuddin Nasir, Sri Anjar Lasmini, dan Nur Khasanah

Kajian Penerapan Metode Manajemen Kolaborasi-Adaptif (ACM) dalam Mengidentifikasi Perambahan Hutan (Studi Kasus di Desa Sintuwu, Kecamatan Palolo, Sulawesi Tengah) …………………….……………………..………..………………… 10 Golar, Hasriani Muis

Tingkat Produksi dan Fertilitas Telur Itik Manila (Cairina moschata) dengan Pengaturan Seks Ratio dengan Lama Pencampuran………..…..……..……………….. 17 Hafsah, Rosmiyati Arief, Mulyati

Konservasi Rotan Berbasis Masyarakat Secara Berkelanjutan (Studi Kasus di Kawasan Permukiman Hutan Penyangga Taman Nasional Lore Lindu)………….…..…… 24

Hamzari, Wardah, A. Tanra Tellu

Pengaruh Pola Distribusi Hujan Terhadap Penyimpangan Debit Puncak Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu ……………………….……....………………………………………… 33 I Gede Tunas, Arody Tanga Karakteristik Kualitas Air Laut Berdasarkan Musim Guna Mendukung Budidaya Rumput Laut di Gugus Pulau Salabangka Kabupaten Morowali ……..…………………………..……………………………………..…………………….. 41

Marhawati Mappatoba, Eka Rosyida, Alimuddin Laapo

Pengaruh Level Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kandungan Nutrisi Rumput Mulato (Brachiaria mulato) ............................………… 51

Marsetyo, Muhammad Ilyas Mumu, Yohan Rusiyantono

Kelenturan Phenotipik Burung Maleo (Macrocephalon Maleo Sal. Muller 1846) Dalam Meningkatkan Efektivitas Konservasi ………….…………..….…….. 58

Mobius Tanari

Penampilan Reproduksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Jantan dengan Penggunaan Kuning Telur dalam Pakan ......................…..…………….…… 65 Mulyati P, MuhammadTahir, Hafsah

Mutu Biji Kakao pada Berbagai Ketinggian Tempat Tumbuh dan Kelas Kematangan Buah ………………..………………………………..……………………………….………. 72 Nur Alam

Page 8: PROSIDING - Universitas Tadulako

v

Kandungan Klorofil Daun dari Berbagai Jenis Tanaman Murbei dan Pembuatan Bubuk Cu-Turunan Klorofil serta Karakterisasinya ………………………. 79 Nurdin, Ali Khomsan, Sri Anna Marliyati, Ijirana

Kajian Aut Ekologi Anggrek Endemik Coelogyne celebensis J.J.Sm dari Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah ...............................………………………. 80 Ramadanil Pitopang Sifat Hujan dan Pengaruhnya Terhadap Ketersediaan Air pada Lahan Persawahan di Sekitar Taman Nasional Lore Lindu .........................……………….. 98 Abdul Rauf, Haris Pramudia Pertumbuhan Aren pada Ukuran Lubang Tanam dan Takaran Bahan Organik yang Berbeda ……………………….………………………………………………………….. 110 Muhammad Salim Saleh, Fathurrahman, Bunga Elim Somba, Yusran Kontribusi Sistem Agroforestri Kakao Terhadap Keanekaragaman Serangga di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu dengan Penekanan pada Kumbang Koprofagus ........................................................................……………….. 118 Shahabuddin

Perbaikan Efisiensi Penggunaan Jerami Padi pada Ternak Domba Melalui Supplementasi Hijauan Segar ……………………………………………………..……………….. 126 Syahrir, Muh. Sadik Arifudin

Produksi Bioetanol dari Jerami Padi Secara Fermentasi Menggunakan Inokolum Ragi Roti Amobil ....................................................…………….. 133 Syaiful Bahri, Nurhaeni, Muh. Alwi Pengaruh Perlakuan Enzimatik pada Bungkil Inti Sawit Terhadap Performan Ayam Broiler ………………………………………………………………………………………….. 141 Ummiani Hatta, Burhanuddin Sundu, Mulyati Populasi Jamur Mikotoksigenik dan Kandungan Latoksin pada Biji Kakao (Theobroma cacao L) asal Sulawesi Tengah …………………………….……………………. 148 Umrah, Asrul Persediaan Karbon di Atas Permukaan Tanah pada Sistem Agroforestri di Kawasan Penyangga Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah ..........................................................................................……………….. 155 Wardah, Bau Toknok, Zulkhaidah Eksplorasi dan Skrining Bakteri Pelarut Fosfat dari Kawasan Taman Nasional Lore Lindu ………………………..…………………………………………..……………….. 161 Yosep Patadungan, Salapu Pagiu

Survei Populasi Tarsius (Tarsius dianae) di Toro Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah ………………………….………………………………………………………….. 169

Yulius Duma, Abdul Rosyid, Yohan Rusyianton, Mobius Tanari

Page 9: PROSIDING - Universitas Tadulako

1

STRUKTUR SENYAWA BIOAKTIF TUMBUHAN SIDONDO (Vitex negundo L) DAN FORMULASI EKSTRAKNYA SEBAGAI PESTISIDA NABATI RAMAH LINGKUNGAN

Burhanuddin Nasir1, Sri Anjar Lasmini1, Nur Khasanah1

ABSTRACT

This study aimed to determine the structure of secondary metabolites contained in the plant organs V. negundo, knowing the activity of the compounds obtained pesticidic, and to determine the effectiveness of formulations obtained from different carrier. The results showed that V. negundo extract has mortality effect on S. exigua and P. xylostella larvae up to 55.3% and 32.3%, respectively. The effective concentration were 0.3% and 0.2% against S. exigua and P. xylostella Sublethal concentrations (LC50) of the extract were 0.49% and 0.42% for onion on cabbage leaf caterpillars, respectively. V. sidondo plant extract contains bioactive substances that allegedly acted as the active ingredients of botanical insecticides. GC-MS analysis results showed that the content of bioactive substances of V. negundo was dominated by volatile oil fragmentation pattern similar to that suspected to contain sesquiterpenes class. Kaolin has the highest mortality effect on caterpillars onions compared with other carrier material. Key words : Vitex negundo L, mortality, toxicity, fitochemical test, botanical pesticide

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada organ tumbuhan V. negundo, mengetahui keaktifan pestisidik terhadap senyawa yang diperoleh, serta mengetahui efektivitas formulasi dari berbagai bahan pembawa (carrier) yang berbeda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan V. negundo dapat menyebabkan kematian pada larva ulat bawang S. exigua dan ulat kubis P. xylostella. Mortalitas pada ulat bawang sebesar 55,3%, sedangkan pada ulat kubis sebesar 32,3%. Konsentrasi ekstrak yang efektif terhadap mortalitas pada ulat bawang adalah 0,3%, sedangkan pada ulat kubis adalah 0,2%. Konsentrasi sublethal (LC50) ekstrak tersebut masing-masing sebesar 0,49% pada ulat bawang dan 0,42% pada ulat daun kubis. Ekstrak tumbuhan sidondo memiliki kandungan bahan bioaktif yang diduga berperan sebagai bahan aktif insektisida nabati. Hasil analisis GC-MS memperlihatkan bahwa kandungan zat bioaktif tumbuhan V. negundo didominasi oleh minyak atsiri dengan pola fragementasi hampir sama dengan seskuiterpen sehingga diduga mengandung golongan seskuiterpe. Bahan pembawa berupa kaolin menunjukkan mortalitas ulat bawang tertinggi dibandingkan dengan bahan pembawa lainnya. Kata Kunci: Sidondo, Uji Mortalitas, Uji Toksisitas, Uji Fitokimia, pestisida botani

1 Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian pada Lembaga Penelitian UNTAD | 2010

Page 10: PROSIDING - Universitas Tadulako

2

PENDAHULUAN

Masyarakat di Desa Sidondo Kecamatan Sigi Biromaru telah lama mengetahui adanya salah satu jenis tumbuhan liar yang banyak tumbuh secara alami yang tidak dimakan oleh serangga maupun binatang lain, Karena tumbuhan tersebut tidak dimakan oleh binatang sehingga dijadikan sebagai tanaman pagar. Oleh masyarakat Sidondo tumbuhan liar tersebut dinamai tumbuhan sidondo dan setelah diidentifkasi tumbuhan termasuk kedalam famili Verbenanceae spesies Vitex negundo L. Di pinggiran Lembah Palu tumbuhan ini belum dimanfaatkan sehingga hanya dibiarkan tumbuh secara liar,

Penolakan serangga atau binatang untuk memakan tumbuhan tersebut dapat disebabkan karena tumbuhan memiliki kandungan senyawa kimia yang sifatnya sebagai allomone, yakni memberi efek negatif terhadap perkembangan serangga. Senyawa-senyawa kima tersebut dikenal dengan istilah metabolit sekunder, yang bersifat sebagai senyawa bioaktif. Penelitian tentang senyawa bioaktif pada beberapa jenis tumbuhan antara lain dilaporkan oleh Yajma dkk, (1977), Schoonhoven. (1982), Schwinger, Ehmer & Kraus. (1983), Srivastava dan Prokch (1990), Kubo (1991), Schoonhoven, Jermy, dan Van Loon. (1998) dan Anom (2000), tetapi terhadap tumbuhan vitex baru dilaporkan oleh Sastrapradja dkk. (1978) bahwa daun dan tangkai tumbuhan V. negundo mengandung minyak atsiri sebesar 0,28% yang sebagian besar terdiri atas kamfein, sineol terpinylasetat dan pinen..

Penggunaan tumbuhan V. negundo sebagai bahan pestisida antara lain dilaporkan oleh Kasrudin (2004) bahwa ekstrak kasar pucuk tumbuhan tersebut efektif dalam mengendalikan hama Plutella xylostella dan ekstrak tumbuhan tersebut juga dapat digunakan untuk mengusir nyamuk (Rahmawati, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Nasir (2004) serta Nasir dan Lasmini (2008) tentang pengaruh ekstrak tumbuhan V. negundo terhadap larva Spodoptera exigua dilaporkan bahwa penggunaan ekstrak tumbuhan tersebut dapat menyebabkan kematian mencapai 40% di laboratorium dan dapat menekan perkembangan populasi hama tersebut berkisar 38% di pertanaman bawang goreng lokal Palu. Selain itu Zulkifly dan Hasriyanty (2007) melaporkan bahwa ekstrak kulit kayu tumbuhan V. negundo dapat digunakan sebagai atraktan untuk pengendalian lalat buah Bactrocera dorsalis pada tanaman cabai. Memperhatikan hal tersebut di atas maka perlu diketahui struktur senyawa bioaktif tumbuhan sidondo (Vitex negundo L) dan formulasi ekstraknya sebagai pestisida nabati ramah lingkungan

Tujuan penelitian ini adalah menentukan struktur senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada organ tumbuhan V. negundo, mengetahui keaktifan pestisidik terhadap senyawa yang diperoleh, serta mengetahui efektivitas formulasi pestisida nabati dari berbagai bahan pembawa (carrier) yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Nopember 2009 bertempat di laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Untad Palu.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini berlangsung selama delapan bulan yakni pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Nopember 2009 bertempat di laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Untad Palu.

Page 11: PROSIDING - Universitas Tadulako

3

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Lumpang porselen, GC-MS, UV-Vis, pipet tetes, tabung reaksi, gelas ukur, Bahan yang digunakan : Daun tanaman vitex (Vitex negundo L.), aquadest, Metanol, NH3, CHCl3, H2SO4 pekat, FeCl3 10%, Etil Alkohol, Dietil eter, CH3COOH anhidrat, Metil alkohol, NaOH 10%. Metanol, Hexan, Kloroform, Etil Alkohol, TLC Aluminium sheets silica gel 60 F254.

Pelaksanaan Penelitian

Penyiapan Sampel

Bahan tumbuhan V. negundo yang berupa daun, batang dan ranting dikeringanginkan terlebih dahulu selama 3-4 hari dalam ruangan sebelum diekstraksi, Bahan tumbuhan yang sudah dikeringanginkan, dipotong kecil-kecil dengan gunting atau pisau lalu dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi serbuk. Ekstrak dilakukan dengan teknik maserasi dengan merendam serbuk dalam pelarut dengan perbandingan 1: 10 (w/v), pelarut pada filtrat diuapkan menggunakan rotavapor (rotaryevaporator) pada tekanan rendah sehingga didapatkan ekstrak kasar. Ekstrak disimpan di dalam lemari es pada suhu sekitar 4 0C untuk digunakan pengujian. Pemisahan komponen dengan KLT Preparatif

Jumlah komponen yang diduga sebagai pestisida nabati pada daun Sidondo (Vitex negundo L.) ditentukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) praparatif dengan menggunakan fase diam yaitu silika dan kombinasi eluen sehingga didapatkan kombinasi eluen terbaik ditinjau dari pemisahan dan jumlah spot yang timbul. Dalam analisa ini digunakan adsorben pelat silica GF254 sedangkan kombinasi eluen yaitu: metanol – NH4OH (200 : 3) dan khloroform – metanol (10 : 1).

Sampel hasil ekstraksi berupa pasta diencerkan kemudian di teteskan secara perlahan pada pelat silika tepat di garis start kemudian dielusi dengan dua kombinasi eluen tersebut di atas. Pelat TLC dicelupkan bagian dasarnya dibawah garis start. Secara perlahan sampel akan naik mengikuti eluen dan akan terpisah berdasarkan berat dan jenis komponen yang terkandung. Kemudian setelah eluen mencapai garis akhir pelat silika di angkat dari larutan eluen dan diamati dibawah lampu ultraviolet untuk melihat spot yang terbentuk dan ditandai. Spot-spot yang terbentuk di atas silika dikerok untuk diambil masing-masing komponen yang diduga berbeda. Hasil kerokan tersebut dikumpulkan di atas corong dengan kertas filter. Kemudian diekstrak dengan pelarut, yang polaritasnya cukup melarutkan secara kuantitatif. Silika hasil kerokan dikumpulkan masing-masing spot kemudian dilarutkan kembali untuk diambil komponen yang terjerap pada silika. Masing-masing spot di rotavapor sehingga diperoleh komponen murni yang diduga berbeda setiap spot. Komponen yang dimurnikan ini digunakan untuk tahap selanjutnya.

Pengamatan Spektrum dengan Spektofotometer Visibel (UV-Vis)

Komponen hasil KLT preparatif dilarutkan sesuai pelarut saat ekstraksi kemudian diamati pada mesin spektrofotometer untuk melihat absorbansi pola serapan masing-masing spot.

Analisis komponen Tumbuhan Sidondo dengan metode Kromatografi Gas Spektra masa (GC-MS).

Spot hasil KLT preparatif yang telah dimurnikan diamati komponen yang terkandung didalamnya dengan GC-MS. Analisis komponen daun sidondo dengan kromatografi gas dilakukan dengan menginjeksikan sampel kedalam alat kromatografi gas.

Page 12: PROSIDING - Universitas Tadulako

4

Formulasi Bahan-bahan berupa tepung zeolit, silika gel, dan tepung kaolin digunakan sebagai bahan pembawa (carrier) untuk pembuatan formulasi pada ekstrak tumbuhan V. negundo hasil penentuan struktur kimia sebagai senyawa pestisida nabati. Bahan-bahan tersebut dioven pada suhu 100 0C untuk membebaskan kandungan airnya.

Ekstrak dilarutkan dalam aseton atau methanol hingga mencapai kelarutan sempurna kemudian ditambahkan bahan perekat (Agristick 0,2%). Bahan-bahan pembawa: silica gel, zeolit, dan kaolin dimasukkan kedalam larutan kemudian diaduk hingga merata dengan perbandingan 1:10, 1:20, dan 1:30 (bobot ekstrak dengan bobot bahan pembawa). Pelarut pada masing-masing campuran tadi diuapkan menggunakan rotavapor hingga diperoleh campuran sempurna ekstrak dan bahan pembawa. Selanjutnya dikemas dengan kertas berpori dan setiap kemasan berisi 5 g hingga berbentuk sachet.

Evaluasi formulasi:

Dilakukan dengan percobaan laboratorium menggunakan serangga uji masing-masing seperti pada penelitian tahun I, yaitu ulat bawang Spodoptera exigua. Evaluasi formulasi dilakukan terutama untuk mengetahui keefektivan aktivitas biologik pada jenis bahan pembawa yang berbeda. Peubah yang diamati adalah mortalitas larva pad masing-masing bahan pembawa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji fisher (Uji F) dan perlakuan yang menunjukkan perbedaan diuji lanjut dengan DMRT taraf kepercayaan 95% dan 99%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemisahan komponen dengan KLT Preparatif

Pemisahan komponen tanaman sidondo dengan KLT preparatif menggunakan dua jenis eluen yang berbeda diperoleh beberapa spot. Hasil pemisahan menggunakan eluen metanol – NH4OH (200 : 3) dan khloroform – metanol (10 : 1) diperoleh masing-masing 4 spot dan 7 spot.

Salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan paling dasar ialah kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Walaupun KLTP dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah miligram. KLTP bersama-sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih dijumpai dalam sebagian besar publikasi mengenai isolasi bahan alam, terutama dari laboratorium'yang tidak dilengkapi dengan cara pemisahan modern (Hostettmann et al. 1995).

Pengamatan spektrum dengan spektofotometer visibel (UV-Vis)

Hasil pengamatan masing-masing spot dengan spektrofotometer UV-Vis diperoleh berbagai panjang gelombang (λ) dan absorbansi. Pengamatan dengan spektrofotometer ini digunakan untuk mengetahui adanya kemungkinan unsur atau komponen yang sama ataupun berbeda pada masing-masing spot (Tabel 1).

Berdasarkan hasil analisis UV-Vis sampel yang diekstarksi dengan pelarut etanol terlihat bahwa pada spot kesatu dan kedua terdapat beberapa kemungkinan senyawa yang masih tercampur dari hasil pemisahan dengan KLT preparatif. Hal ini ditunjukkan oleh kesamaan atau kemiripan panjang gelombang yang yaitu pada λ 488,5 – 665. Terdapat tiga senyawa yang berbeda antara spot kesatu dan kedua yaitu pada λ 308,5, 270,5 dan 264. Demikian halnya antara spot ketiga dan keempat terdapat beberapa senyawa yang sama (λ534 – 665; 255,5; 577,5-626 ) dan juga

Page 13: PROSIDING - Universitas Tadulako

5

yang berbeda. Diantara spot 1- 4 terlihat ada dua senyawa yang terdapat pada semua spot yaitu dengan λ 665 dan 607/607,5) (Tabel 1)

McLaffferty (1988) menyatakan bahwa puncak-puncak spektra massa menyatakan molekul dan pecahan-pecahannya. Sebagai tambahan terhadap massa dari puncak-puncak tersebut, komposisi unsur dapat diperkirakan. Teknik yang paling ampuh adalah menggunakan pengukuran masa tepat dengan spektofotometer masa berdaya pisah tinggi; pengukuran massa dari puncak dengan ketepatan memadai akan menentukan komposisi unsurnya tanpa menimbulkan kesalahan interpretasi.

Analisis Komponen Tumbuhan Sidondo dengan Metode

Kromatografi Gas Spektra Masa (GC-MS).

Hasil analisis dengan Kromatografi spektrum massa dapat diketahui rumus molekul dan kemungkinan jenis senyawa yang terdapat dalam daun tanaman sidondo. Hasil analisis menunjukkan masih banyak senyawa yang terdapat dalam hasil pemurnian dengan KLT preparatif. Namun demikian terdapat beberapa senyawa dengan waktu retensi tertinggi yang diduga sebagai kandungan yang dominan pada tanaman sidondo. Terdapat beberapa senyawa yang dominan dari sekian banyak senyawa yang terdeteksi yaitu : n-docosane (C22H46).

Menurut Ketaren (1988) komposisi minyak atsiri dapat dipengaruhi oleh perbedaan jenis tanaman, kondisi iklim, jenis tanah tempat tumbuh, umur panen, metode isolasi yang digunakan dan cara penyimpanana minyak. Minyak atsiri umumnya terdiri dari campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan beberapa senyawa kimia yang mengandung unsur nitrogen (N) dan belerang (S).

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan, yang pertama kali dipakai untuk memisahkan zat-zat warna tanaman. Hal ini tersimpul dari istilah yang dipakai-kroma adalah zat warna. Pemisahan dengan teknik in: dijalankan dengan mengadakan mam-pulasi atas dasar perbedaan sifat-sifat fisik dari zat-zat yang me-nyusun suatu campuran. Sifat-sifat fisik tersebut khususnya ialah adanya tendensi molekul dari suatu zat untuk larut dalam suatu cairan. adanya tendensi molekul dari suatu zat untuk dapat teradsorbsi pada butir-butir zat padat yang halus dengan permukaan yang luas, dan adanya tendensi molekul dari suatu zat untuk masuk ke fase uap atau menguap (Adnan 1997).

Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa daun vitex mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, alkaloid (vitrisin), glikosida flavon (artemetin dan 7-desmetil artemetin) dan komponen non flavonoid friedelin, ß-sitosterol, glukosida dan senyawa hidrokarbon (Safithri, 2005). Hasil penelitian terhadap minyak atsiri daun legundi atas dasar reaksi warna menggunakan metode kromatografi lapisan tipis ditemukan senyawa golongan aldehida dan atau keton, senyawa tidak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi, senyawa terpenoid; sedangkan analisis dengan.kromatografi gas ditemukan keberadaan sineol.

Page 14: PROSIDING - Universitas Tadulako

6

Tabel 1 Data Lambda dan Absorbansi Masing-Masing Spot Hasil KLT Preparatif dari Sampel Dengan Pelarut Heksana

Spot ke- λ absorban Spot ke- λ Absorban

1 668 0,020 2 353 0,004 366 0,016 348 0,004 345,5 0,015 237 0 331 0,015 232,5 -0,017 272 0,032 228,5 0 351 0,013 357 0,002 343 0,013 351 0,001 343 0,002 239 -0,602 235 -0,193 230,5 -0,267

3 268,5 0,260 4 668,5 0,027 222 4,000 533 0,016 239 -0,602 410,5 0,106 218 -0,212 268,5 1,739 260,5 1,711 690 0,010 550 0,011 527,5 0,015 380,5 0,090 262,5 1,702 225 -0,210

5 669 0,039 6 668,5 0,044 442 0,093 607 0,021 405 0,100 449 0,506 269 1,828 425 0,502 260,5 1,772 281,5 3,524 231,5 4,000 262 3,913 536 0,042 696 0,015 371,5 0,096 628 0,018 262,5 1,765 584,5 0,018 234 0,334 556 0,024 437,5 0,494 367,5 0,322 274 3,101 218,5 0,090

7 669 0,018 407 0,080 267,5 1,839 690,5 0,012 386 0,076

Keterangan : Angka huruf tebal menunjukkan λ yang sama/hampir sama antara spot n- nonadecane (C19H40), n-dotriacontane (C32H66), triacontane (C30H62), octacosane (C28H58).

Page 15: PROSIDING - Universitas Tadulako

7

Struktur senyawa tersebut adalah sebagai berikut:

Uji Mortalitas larva Ulat Bawang Terhadap Formulasi Insektisida Nabati

Formulasi insektisida nabati yang dibuat yaitu ekstrak tumbuhan vitex yang dilarutkan dalam aseton atau methanol hingga mencapai kelarutan sempurna kemudian ditambahkan bahan perekat (Agristick 0,2%), kemudian dimasukkan bahan pembawa berupa silica gel, zeolit, dan kaolin kedalam larutan dengan perbandingan masing-masing yaitu: silica gel 1:10, zeolit, 1:20 dan kaolin 1:30. Pelarut pada masing-masing campuran tadi diuapkan menggunakan rotavapor hingga diperoleh campuran sempurna ekstrak dan bahan pembawa.

Hasil pengamatan kematian serangga uji ulat bawang Spodoptera exigua pada berbagai bahan pembawa (carrier) menunjukkan bahwa insektisida nabati V. negundo dengan bahan pembawa kaolin (1:30) lebih efektif dibandingkan dengan bahan pembawa lainnya. Mortalitas ulat bawang S. exigua pada berbagai bahan pembawa ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Mortalitas Larva Ulat bawang Spodoptera exigua pada 3 jenis bahan pembawa formulasi insektisida Mortalitas (%) pada n jam setelah perlakuan

24 48 72 Air (aquades) 0a 0a 0a

Silica gel 17b 13b 27c Zeolit 23c 23c 23b Kaolin 27d 23c 30cd

Insektisida kimia 30d 37d 33cd

Mortalitas ulat bawang dengan bahan pembawa (carrier) kaolin pada pengamatan 24 JSP (jam setelah perlakuan) yakni sebesar 27% dan berbeda nyata dengan kaolin (17%) tetapi tidak berbeda nyata dengan insektisida kimia (30%). Pada pengamatan 48 jsi mortalitas ulat bawang pada bahan pembawa (carrier) kaolin dan zeolit masing-masing sebesar 23% berbeda nyata dengan Silica gel (13%) dan insektisida kimia (37%), dan pada pengamatan 72 jsi mortalitas ulat bawang pada bahan pembawa kaolin sebesar 30% berbeda nyata dengan Silica gel (27%), zeolit (23%) dan insektisida kimia (33%).

Terjadinya mortalitas larva pada tiap perlakuan diakibatkan oleh bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak yang bersifat sebagai insektisida. Bahan pembawa kaolin memperlihatkan mortalitas yang tinggi dibandingkan dengan bahan pembawa lainnya menunjukkan bahwa kaolin lebih baik digunanakan sebagai bahan pembawa

H3CCH3

19H3C

CH3

16

H3CCH3

27H3C

CH3

25

H3CCH3

29

H3CCH3

27

Page 16: PROSIDING - Universitas Tadulako

8

pada pembuatan pestisida nabati V. negundo. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pembawa adalah efektivitas, kepraktisan dan efisiensi, tampaknya kaolin memenuhi kriteria tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Ekstrak tumbuhan Sidondo (Vitex negundo) memiliki daya racun terhadap larva ulat bawang (Spodoptera exigua), dengan konsentrasi ekstrak yang efektif adalah 0,3% serta nilai LC50 sebesar 0,49% pada 72 jam setelah aplikasi. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa esktrak tumbuhan Sidondo mengandung minyak atsiri yang mengandung komponen hampir sama dengan pola fragementasi seskuiterpen sehingga diduga mengandung golongan seskuiterpen. Bahan pembawa yang memenuhi kriteria pembuatan pestisida nabati yakni efektivitas, kepraktisan dan efisiensi adalah kaolin. Dalam pengujian efektivitas terhadap larva ulat bawang, kaolin penunjukkan mortalitas tertinggi yaitu sebesar 30%. Saran

Untuk mengevaluasi ketahanan formulasi insektisida nabati perlu dilakukan pengujian lapang yang lebih lama dan skala yang lebih luas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini berlansung atas bantuan pendanaan dari DP2M Kementerian Pendidikan Nasional melalui Hibah Bersaing (HB) Penelitian tahun anggaran 2009. Oleh sebab itu peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada direktorat penelitian dan pengabdian masyarakat Ditjen Dikti Kemendidknas R.I. atas bantuan biaya penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan M, 1997. Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta : Andi Offset.

Anonim, 1994. Pedoman Pengenalan Pestisida Botani, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. DEPTAN. Jakarta.

Anonim, I.D.K. 2000. Isolasi Senyawa Antimakan dari Biji Kopsia Pruniformis Terhadap Epilachna sparsa. J. Eugenia 6(3):196-202

Hostettmann K, Hostettmann M, Marston A. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Penggunaan pada isolasi senyawa alam. Bandung: Penerbit ITB.

Kasrudin, 2004. Aplikasi Lapang Ekstrak Tumbuhan Vitex negundo L, Untuk pengendalian Hama Plutella xylostella pada Pertanaman Kubis di Dataran Palolo Kecamatan Palolo Kabupaten Donggala. Laporan Paket Teknologi, Balai Perlindungan Pertanian. Perkebunan. Peternakan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Tengah.

Ketaren S. 1988. Penentuan komponen utama minyak atsiri temulawak (Curcuma xanthorriza Roxburg) (Tesis). Bandung : Institut Teknologi Bandung.

McLafferty FW. 1988. Interpretasi Spektra Masa (Dialihbahasakan Oleh Hardjono Sastrohamidjojo dan Chairil Anwar). Yogyakarta : UGM Press.

Nasir, B. 2004. Pemanfaatan Ekstrak Kasar Kulit Kayu Vitex negundo L, Untuk Pengendalian Hama Spodoptera exiqua pada Bawang Goreng Lokal Palu. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

Page 17: PROSIDING - Universitas Tadulako

9

Nasir, B. dan S.A. Lasmini, 2008. Toksisitas Senyawa Bioaktif Tumbuhan “SIDONDO” (Vitex Negundo L.) Pada Spodoptera exigua Hubner dan Plutella xylostella Linnaeus. J. Agroland: 288-295

Padmawinata, K., Soediro, I., Kartadarma E, Kusmardiyani S, Kantika T, 1981. Kromatografi Lapis Tipis Bahan Jamu untuk Tujuan Analisis. [Laporan Penelitian]. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Prijono D., 1988. Pengujian Insektisida. Penuntun Praktikum, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Rahmawati, 2004. Ekstrak Tumbuhan Vitex negundo dan manfaatnya Sebagai Penolak (Repelent) Nyamuk. Makalah. Disajikan Dalam Pertemuan Bulanan PEI dan PPHI Cabang Palu. Palu.

Safithri, M. 2005. Uji Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Air Daun Sirih Merah Segi Penurun Glukosa Darah PadaTikus Putih Hiperglikemik. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Srivastava, P.R., P. Proksch. 1990. Toxicity and Feeding Deterrence of Natural Chromene and Benzofuran Derivates to Epilachna varivestis. Naturwisenchaffen. 77: 438–439