Presus TB Fix
-
Upload
lestarinurindriani -
Category
Documents
-
view
55 -
download
0
Transcript of Presus TB Fix
PRESENTASI KASUS
TB PARU BTA NEGATIF LESI LUAS KASUS BARU ANEMIA RINGAN
CANDIDIASIS ORALB 24
Pembimbing :
dr. Indah Rahmawati, Sp.P
Disusun Oleh :
Rahman Noor G1A210011
Asti Widyaningtyas G1A210012
Lestari Nur Indriani G1A210014
SMF ILMU PENYAKIT PARUFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJOPURWOKERTO
2012
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
TB PARU BTA NEGATIF LESI LUAS KASUS BARU ANEMIA RINGAN
CANDIDIASIS ORALB 24
Disusun oleh:
Rahman Noor G1A210011
Asti Widyaningtyas G1A210012
Lestari Nur Indriani G1A210014
Telah dipresentasikan pada :
Tanggal Februari 2012
Pembimbing
dr. Indah Rahmawati, Sp.P
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. D
Usia : 38 Tahun
Alamat : Pekasiran RT 01/2 Batur
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal masuk : 6 Februari 2012
Tanggal periksa : 7 Februari 2012
No. CM : 733958
R. Rawat : Bangsal Mawar Kelas III
II. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan Utama : Batuk sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan : Demam hingga menggigil, mual muntah,
tenggorokan sakit, berkeringat banyak pada
malam hari, nafsu makan menurun, berat badan
turun.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan dari RSUD datang ke IGD RSMS dengan keluhan batuk.
Batuk dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk RSMS. Batuk disertai dahak
dengan dahak berwarna putih kental seperti busa tanpa disertai darah. Batuk
dirasakan terus menerus sepanjang hari sampai mengganggu aktifitas. Batuk
tidak berkurang meskipun pasien sudah berobat. Batuk dirasa semakin hari
semakin memberat sehingga membuat pasien mencari pertolongan.
Bersamaan dengan batuk, pasien juga mengeluh demam. Demam
dirasakan terus-menerus sepanjang hari. Demam semakin meningkat terutama
pada sore hingga malam hari. Demam disertai menggigil dan disertai keluar
keringat dingin pada malam hari. Demam berkurang saat pasien minum obat
penurun demam. Akan tetapi, demam kembali muncul saat efek obat habis.
Onset?
Pasien juga mengeluh badan meriang, nafsu makannya menurun sejak 3
bulan sebelum masuk rumah sakit dan badannya lemas. Semenjak sakit,
pasien merasa berat badannya turun. Sebelum sakit, berat badan pasien 60 kg,
kemudian setelah sakit berat badan pasien turun menjadi 49 kg.
Pasien bekerja sebagai penjual siomay keliling. Pasien bekerja dari pagi
hingga sore hari. Pasien mempunyai kebiasaan merokok, setiap hari pasien
menghabiskan setengah bungkus rokok. Pasien juga mempunyai kebiasaan
minum minuman alcohol bersama rekan-rekan di kampungnya.
Pasien tinggal dengan istri dan kedua anaknya di rumah berukuran 10 x
6,5 meter, berlantai ubin dengan 4 jendela besar sehingga cahaya matahari
dapat masuk ke dalam rumah dan sirkulasi udara cukup. Tiap anggota
keluarga tidur di kamar masing-masing.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat TB : disangkal
- Riwayat minum OAT : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga dari pasien tidak ada yang mengalami gejala yang sama. Riwayat
TB dan penyakit paru lain dalam keluarga disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita seorang bapak dengan stu istri dan dua orang anak. Pasien bekerja
sebagai penjual siomay keliling. Jarak rumah penderita dengan RSMS
sekitar 50 km, dan jarak rumah penderita degan Puskesmas Jatilawang
sekitar 10 km. Kesan sosial ekonomi kurang. Biaya pengobatan ditanggung
jamkesmas.
Riwayat Status Gizi
Sebelum sakit ini, penderita makan 2 kali sehari. Porsi satu piring, dengan
lauk tahu atau tempe, sayur, kadang-kadang dengan lauk daging. Selama
sakit, penderita makan 3 kali sehari. Porsi satu piring dengan lauk tahu,
tempe, sayur, kadang-kadang telur. Kesan asupan gizi kurang.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : TD : 110/70 mmHg
N : 104 /mnt
R : 24 /mnt
S : 39 C
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 49 kg
Status gizi : ( BMI : 49/1,70 2 = 16,96)
Status Generalis
1. Pemeriksaan Kepala
- Bentuk Kepala : Mesocephal, simetris
- Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut dan
tidak rontok
- Nyeri Tekan : Tidak ada
- Venektasi temporal : (-)
2. Pemeriksaan Mata
- Palpebra : Edema (-/-), ptosis (-/-)
- Konjungtiva : Anemis (+/+)
- Sklera : Ikterik (-/-)
- Pupil : Refleks cahaya(+/+) normal, isokor,
diameter 3/3 mm
3. Pemeriksaan Telinga
Otorea (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-)
4. Pemeriksaan Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), Discharge (-)
5. Pemeriksaan Mulut
Bibir sianosis (-), lidah sianosis (-), candidiasis oral (+)
6. Pemeriksaan Leher
- Trakea : Deviasi (-)
- Kel. Lymphoid :Tidak teraba pembesaran
- Kel. Tyroid : Tidak teraba pembesaran
- JVP : Tidak Meningkat (R+2 cm)
7. Pemeriksaan Dada
Paru
Inspeksi : Dada simetris, ketinggalan gerak (-/-), retraksi (-),
pulsasi parasternal (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
Ketinggalan gerak (-/-)
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Batas paru hepar di SIC V LMCD
Auskultasi : Suara dasar : vesikuler
Suara tambahan : Rbk(-/-), Rbh(+/+), Wheezing(-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tampak SIC V 2 jari medial LMCS
Palpasi : Iktus cordis teraba di SIC V 2 jari medial LMCS
Perkusi : Batas jantung Kanan atas : SIC II LPSD
Kiri atas : SIC II LPSS
Kanan bawah : SIC IV LPSD
Kiri bawah : SIC V 2 jari medial
LMCS
Auskultasi : S1 > S2, regular, murmur (-), gallop (-).
8. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) Normal
Perkusi : Tympani (+), pekak sisi (-), pekak alih (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), undulasi (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
9. Pemeriksaan ekstremitas
Superior : Deformitas (-/-), sianosis (-/-), edema (-/-), akral
dingin (-/-)
Inferior : Deformitas (-/-), sianosis (-/-), edema (-/-), akral
dingin (-/-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Laboratorium tanggal 7 Februari 2012)
Darah Lengkap
Hb : 8,2 ↓ (12-16 g/dl)
Leukosit : 5.100 (4800-10.800/l)
Hematokrit : 25 ↓ (37-47 %)
Eritrosit : 3,1 ↓ (4.2-5.4 jt/l)
Trombosit : 330.000 (150.000-450.000/l)
MCV : 69,7 ↓ (82 – 92 pg)
MCH : 26,5 ↓ (31 – 37 %)
MCHC : 33,2 ↓ (32 – 36 gr/dl)
RDW : 55,0 ↑ (11,5-14,5%)
MPV : 10,1 (7,2-11,1fl)
Hitung jenis
Basofil : 0,0 (0-1)
Eosinofil : 0,2 ↓ (2-4)
Neutrofil Batang : 0.0 ↓ (2-5 )
Neutrofil Segmen : 89,7 ↑ (40-70)
Limfosit : 8,8 ↓ (25-40)
Monosit : 1,3 ↓ (2-8)
LED : 86 ↑ (0-15 mm/jam)
Kimia klinik
SGOT : 57 ↑ (15-37 UI/L)
SGPT : 42 ↑ (36-65 UI/L)
Ureum : 22 (10-50 mg/dl)
Kreatinin : 0,55 ↓ (0,6-1,1 mg/dl)
GDS : 117 (< 200 mg/dl)
Mikrobiologi
Pewarnaan Zn 1X:
BTA 1 : Negatif
Epitel : Positif
Leukosit : Positif
Pewarnaan Zn 2X:
BTA 2 : Negatif
Epitel : Positif
Leukosit : Positif
Rongent Thorak
Kesan : Tampak gambaran berawan kemungkinan TB Paru
V. DIAGNOSIS KERJA
TB Paru BTA Negatif Lesi Luas Kasus Baru
Anemia Ringan
Candidiasis Oral
B24
VI. TERAPI
A. Farmakologis
IVFD D5% 20 tpm
Inj Ceftriaxon 2x1 gr IV
Inj Ranitidin 2x1 ampul IV
4 FDC 1xIII tab PO
Curcuma 3x1 tablet PO
Ambroxol syrup 3x1 C PO
B. Non farmakologis
- Minum obat secara teratur selama 6 bulan.
- Segera kontrol jika obat habis.
- Tutup mulut jika batuk.
- Jangan meludah sembarangan.
- Makan secara teratur.
- Skrining untuk keluarga.
VII. PEMBAHASAN
A. TB Paru BTA negatif Lesi Luas Kasus Baru
Anamnesis:
1. Batuk berdahak kurang lebih selama 1 bulan
2. Demam sampai menggigil
3. Keluar keringat dingin pada malam hari
4. Nafsu makan menurun
5. Berat badan menurun
6. Badan terasa meriang
7. Riwayat minum OAT disangkal
Pemeriksaan fisik:
1. Suhu badan 39 derajat Celcius
2. Auskultasi paru didapatkan ronki basah halus (+/+)
Pemeriksaan Penunjang:
1. Neutrofil Segmen : 89,7
2. BTA 2X : negatif
3. Rongent Thorak : Gambaran berawan kemungkinan TB Paru
B. Anemia Ringan
Anamnesis:
A. Badah lemas
B. Intake makanan kurang
Pemeriksaan fisik:
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 10,4 ↓ (12-16 g/dl)
C. Candidiasis Oral
D. B24
E. Farmakologis
1. IVFD D5% 20 tpm
D5% digunakan untuk mengatasi dehidrasi, menambah kalori dan
mengembalikan keseimbangan elektrolit.
Sediaan 500ml tiap flabot mengandung 50 gram glukosa, NaCl 4,5 gram.
2. Inj Ceftriaxon 2x1 gr IV
Cefotaxime adalah antibiotik golongan sefalosporin golongan ketiga dan
memiliki spectrum luas serta waktu paruh eliminasi 8 jam. Antibiotik jenis
ini juga sangat stabil terhadap enzim beta laktamase yang dihasilkan
bakteri. Ceftriaxon dapat digunakan untuk infeksi saluran nafas bawah.
Efek samping:
Lokal : radang pada tempat suntikan, sakit, indurasi dan tenderness,
demam, eosinofilia, urtikaria, anafilaksis.
Gastrointestinal : colitis, diare, mual, untah, gejala pseudo-membran
colitis.
Dosis lazim: 1-2 gr sekali sehari secara intravena, maksimal 4 gram per
hari. Apabila dosis lebih dari 4 gram sehari harus diberikan dengan
interval 12 jam.
3. Inj Ranitidin 2x1 ampul IV
Berisi Ranitidin HCL termasuk antagonis reseptor H2 digunakan untuk
mengatasi untuk mengatasi efek samping cefotaxime (hipersekresi
patologis gastrointestinal).
Sediaan 1 ampul : 50 mg/2ml.
Dosis dewasa 25 mg/ml tiap 6-8 jam maksimal 400 mg/hari.
4. 4 FDC 1XIII tab PO
Pasien belum pernah minum OAT sebelumnya sehingga dikategorikan
sebagai kasus baru. Obat yang diberikan pada TB kategori kasus baru
adalah OAT lini I yaitu 4 FDC pada fase intensif (2 bulan pertama
pengobatan).
4 FDC berisi Rifampicin (150mg), Isoniazid (75mg), Pirazinamid
(400mg), Etambutol (275 mg)
Indikasi: untuk tuberculosis
Dosis Obat Anti Tuberkulosis Kombinasi Tetap
BB
Fase intensif Fase Lanjutan
2 bulan 4 bulan
Harian Harian 3x/minggu Harian 3x/minggu
(RHZE)
150/75/
400/275
(RHZ)
150/75/
400
(RHZ)
150/150/
500
(RH)
150/75
(RH)
150/150
30-37 2 2 2 2 2
38-54 3 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4 4
>71 5 5 5 5 5
Dosis:BB (49 kg) 1 dd III tab PO
5. Curcuma 3x1 tablet PO
Curcuma untuk membantu memelihara fungsi hepar, memperbaiki nafsu
makan dan melancarkan buang air besar.
Dosis: 1-2 tablet 3 kali/hari.
6. Ambroxol 3x1 C PO
Ambroxol adalah agen sekretolitik yang digunakan salam pengobatan
penyakit pernapasan yang terkait dengan lender kental atau berlebihan.
Obat ini memiliki efek mukokinetik dan sekretolitik yang dapat
mengeluarkan lender kental dari saluran pernafasan serta mengurangi
stagnansi cairan sekresi.
Dosis dewasa 1 sendok makan 3 kali/hari
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad Malam
Ad fungsionam : ad Malam
Ad sanationam : ad Malam