Pengertian Dan Fungsi Al

download Pengertian Dan Fungsi Al

of 20

description

Secara Etimologi Al Qur'an merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.

Transcript of Pengertian Dan Fungsi Al

Pengertian dan fungsi Al-quran dan Hadits

PENGERTIAN AL-QURAN

Secara Etimologi Al Qur'an merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoroa () yang bermakna Talaa () keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jamaa (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-a Qoran Wa Quraanan (). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Mafuul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jamaa) maka ia adalah mashdar dari Ism Faail, artinya Jaami (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.Sedangkan secara terminologi Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul. Hal ini juga senada dengan pendapat yang menyatakan bahwaAl-Qur'an kalam atau wahyu Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu'an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.Allah taala menyebut al-Quran dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkahan, pengaruhnya dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya.

FUNGSI AL-QURAN

1.Petunjuk bagi Manusia.Allah swt menurunkan Al-Quransebagai petujuk umar manusia,seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S AL-Baqarah 2:185 (QS AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-Fusilat 41:44)

2. Sumber pokok ajaran islam.Fungsi AL-Quran sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum seperti hukum,ibadah,ekonomi,politik,social,budaya,pendidikan,ilmu pengethuan dan seni.

3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia.Dalam AL-Quran banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu,baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya.Bagi kita,umat uyang akan datang kemudian rentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Quran.

4. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad sawTurunnya Al-Quran merupakan salah satu mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad saw. Al-Qur'an adalah wahyu Allahyang berfungsi sebagai mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya, dan bernilai abadi.Sebagai mu'jizat, Al-Qur'an telah menjadi salah satu sebab penting bagi masuknya orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam, dan menjadi sebab penting pula bagi masuknya orang-orang sekarang, dan ( insya Allah) pada masa-masa yang akan datang. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-Qur'an adalah firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw yang ummi.Demikian juga ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba'. Tsamud, 'Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa dan lain-lain dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT.Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa Arab lainnya. Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan ciri dari gaya bahasa Al-Qur'an. Karena gaya bahasa yang demikian itulah Umar bin Khattab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur'an awal surat Thaha yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Bahkan Abu Jahal musuh besar Rasulullah, sampai tidak jadi membunuh Nabi karena mendengar surat adh-Dhuha yang dibaca Nabi.

PENGERTIAN HADITS

Menurut bahasa hadits adalah jadid, yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti khabar, artinya berita, yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Selain itu, hadits juga berarti qarib, artinya dekat, tidak lama lagi terjadi.Menurut ahli hadits, pengertian hadits adalah Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW, sedangkan menurut yang lainnya adalah Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuataan, maupun ketetapannya.

Adapun menurut muhadditsin, hadits itu adalah Segala apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik itu hadits marfu(yang disandarkan kepada Nabi), hadits mauquf (yang disandarkan kepada sahabat) ataupun hadits maqthu (yang disandarkan kepada tabiin). [KREAT,2012]

FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QURAN

Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Alloh. Kitab Al-Quran adalah sebagai penyempurna dari kita-kitab Alloh yang pernah diturunkan sebelumnya. Al-Quran dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat Islam dalam memahami syariat. Pada tahun 1958 salah seorang sarjana barat yang telah mengadakan penelitian dan penyelidikan secara ilmiah tentang Al-Quran mengatan bahwa : Pokok-pokok ajaran Al-Quran begitu dinamis serta langgeng abadi, sehingga tidak ada di dunia ini suatu kitab suci yang lebih dari 12 abad lamanya, tetapi murni dalam teksnya. (Drs. Achmad Syauki, Sulita Bandung, 1985 : 33). Fungsi Hadits terhadap Al-Quran meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Quran.2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan yang umum(am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Quran. Rasululloh mempunyai tugas menjelaskan Al-Quran sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44:Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan(QS. An-Nahl : 443. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Quran. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh Al-Quran. Contohnya seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki. [TATAN,2012]

Perbedaan Antara al-Quran, Hadits Qudsi dan HaditsNabawi.28SEPDefenisi al-QuranSecara Bahasa

Qaraa mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qiraah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi. Quran pada mulanya seperti qiraah, yaitu masdar (infinitif) dari kata qaraa, qiraatan quranan. Allah SWT berfirman yang artinya, Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. (Al-Qiyaamah: 1718).Kata quranah (bacaannya) pada ayat di atas berarti qiraatuhu (bacaannya/cara membacanya). Jadi, kata itu adalah masdar menurut wazan (konjugasi) fulan dengan vokal u seperti ghufran dan syukran. Kita dapat mengatakan qaratuhu, quran, qiraatan wa quranan, artinya sama saja. Di sini maqru (apa yang dibaca) diberi nama quran (bacaan), yakni penamaan maful dengan masdar.Quran dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad saw. sehingga Quran menjadi nama khas bagi kitab itu, sebagai nama diri. Secara gabungan, kata itu dipakai untuk nama Quran secara keseluruhan, begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka, jika kita mendengar orang membaca ayat Quran, kita boleh mengatakan bahwa ia sedang membaca Alquran. Dan, apabila dibacakan Quran, maka dengarlah dan perhatikanlah . (Al-Araaf: 204).Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Alquran di antara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab-Nya, bahkan mencakup inti dari semua ilmu. Hal itu diisyaratkan dalam firman-Nya yang artinya, Dan, Kami turunkan kepadamu al-kitab (Quran) sebagai penjelasan bagi segala sesuatu. (An-Nahl: 89).Tiada Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-kitab ini (Quran). (Al-Anam: 38).Sebagian ulama berpendapat bahwa kata Quran itu pada mulanya tidak berhamzah sebagai kata jadian. Mungkin karena ia dijadikan sebagai suatu nama bagi kalam yang diturunkan kepada Nabi saw. dan bukannya kata jadian dari qaraa atau mungkin juga karena ia berasal dari kata qarana asy-syai bi asy-syai, yang berarti memperhubungkan sesuatu dengan yang lain atau juga berasal dari kata qaraain (saling berpasangan), karena ayat-ayatnya satu dengan yang lain saling menyerupai. Dengan demikian, huruf nun itu asli. Namun, pendapat ini masih diragukan, yang benar adalah pendapat yang pertama.Secara Istilah

Quran memang sukar diberi batasan-batasan dengan definisi-definisi logika yang mengelompokkan segala jenis, bagian-bagian, serta ketentuan-ketentuannya yang khusus: mempunyai genus, differentia, dan propium, sehingga definisi Quran memiliki batasan yang benar-benar kongkret. Definisi Alquran yang kongkret adalah menghadirkannya dalam pikiran atau dalam realita, misalnya kita menunjuk sebagai Quran kepada yang tertulis dalam mushaf atau terbaca dengan lisan. Untuk itu, kita katakan, Quran adalah apa yang ada di antara dua buku, atau kita katakan juga, Alquran adalah bismillaahir rahmaanir rahiim, alhamdulillaahi rabbil aalamiin minal jinnati wannaas.Para ulama menyebutkan definisi Alquran yang mendekati maknanya dengan membedakan dari yang lain dengan menyebutkan bahwa Alquran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw. yang pembacaannya merupakan ibadah. Dalam definisi kalam merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dan, dengan menggabungkannya kepada Allah (kalamullah) berarti tidak termasuk semua kalam manusia, jin, dan malaikat.Dan, dengan kata-kata yang diturunkan, maka tidak termasuk kalam Allah yang sudah khusus bagi milik-Nya.Katakanlah, Sekiranya lautan menjadi tinta untuk menuliskan firman Rabku, akan habislah lautan sebelum firman Rabku habis ditulis, sekalipun Kami berikan tambahannya sebanyak itu pula. (Al-Kahfi: 109).Dan, seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, ditambahkan sesudahnya tujuh lautan lagi, niscaya kalam Allah tidak akan habis-habisnya. (Luqman: 27).Dan, membatasi apa yang diturunkan itu hanya kepada Muhammad saw., tidak termasuk apa yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya, seperti Taurat, Injil, dll.Adapun yang pembacaannya merupakan suatu ibadah mengecualikan hadis-hadis ahad dan hadis-hadis qudsibila kita berpendapat bahwa yang diturunkan Allah itu kata-katanyasebab kata-kata pembacaannya sebagai ibadah, artinya perintah untuk membacanya di dalam salat dan lainnya sebagai suatu ibadah, sedangkan qiraat ahad dan hadis-hadis qudsi tidak demikian halnya.Sumber: Studi Ilmu-Ilmu Quran , terjemahan dari Mabaahits fii Uluumil Quraan, Manna Khaliil al-Qattaan.Hadis NabawiHadits (baru) dalam arti bahasa lawan dari kata qadim (lama). Dan, yang dimaksud hadis ialah setiap kata-kata yang diucapkan dan dinukil serta disampaikan oleh manusia, baik kata-kata itu diperoleh melalui pendengarannya maupun wahyu; baik dalam keadaan jaga maupun dalam keadaan tidur. Dalam pengertian ini, Alquran dinamakan hadis.Hadis (kata-kata) siapakah yang lebih benar selain dari pada Allah? (An-Nisa: 87).Begitu pula yang terjadi pada manusia, di waktu tidurnya juga dinamakan hadis. dan engkau telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil dari hadis-hadis-maksudnya mimpi. (Yusuf: 101).Adapun menurut istilah, pengertian hadis ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi saw., baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat. Yang berupa perkataan seperti perkataan Nabi saw., Sesungguhnya sahnya amal itu disertai dengan niat. Dan, setiap orang bergantung pada niatnya .(HR Bukhari).Yang berupa perbuatan ialah seperti ajarannya kepada para sahabat mengenai bagaimana cara mengerjakan salat, kemudian ia mengatakan, Salatlah seperti kamu melihat aku salat. (HR Bukhari).Juga, mengenai bagaimana ia melaksanakan ibadah haji, dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda, Ambillah dariku manasik hajimu. (HR Muslim).Adapun yang berupa persetujuan adalah seperti ia menyetujui suatu perkara yang dilakukan salah seorang sahabat, baik perkataan ataupun perbuatan; di hadapannya ataupun tidak, tetapi beritanya sampai kepadanya, seperti makanan biawak yang dihidangkan kepadanya. Dan, persetujuannya dalam satu riwayat, Rasulullah saw. mengutus orang dalam satu peperangan. Orang itu membaca suatu bacaan dalam salat yang diakhiri dengan qul huwallahu ahad. Setelah pulang, mereka menyampaikan hal itu kepada Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. berkata, Tanyakan kepadanya mengapa ia berbuat demikian? Mereka pun menanyakan, dan orang itu menjawab, Kalimat itu adalah sifat Allah dan aku senang membacanya. Maka Rasulullah saw. menjawab, Katakan kepadanya bahwa Allah pun menyenangi dia. (HR Bukhari dan Muslim).Yang berupa sifat adalah riwayat seperti bahwa Rasulullah saw. selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula kasar, tidak suka berteriak keras, tidak pula berbicara kotor, dan tidak juga suka mencela.Hadis QudsiKita telah mengetahui makna hadis secara etimologi, sedangkan qudsi dinisbatkan kepada kata quds. Nisbah ini mengesankan rasa hormat karena materi kata itu sendiri menunjukkan kebersihan dan kesucian dalam arti bahasa. Maka, kata taqdis berarti menyucikan Allah. Taqdis sama dengan tathir, dan taqaddasa sama dengan tathahhara (suci, bersih). Allah berfirman tentang malaikat, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau . (Al-Baqarah: 30).Hadis qudsi adalah hadis yang oleh Rasulullah saw. disandarkan kepada Allah. Maksudnya, Rasulullah saw. meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah. Maka, Rasulullah saw. menjadi perawi kalam Allah ini dengan lafal dari Rasulullah saw. sendiri. Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi, dia meriwayatkannya dari Allah dengan disandarkan kepada Allah dengan mengatakan, Rasulullah saw. mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya, atau ia mengatakan, Rasulullah saw. mengatakan, Allah Taala telah berfirman atau berfirman Allah Taala.Contoh PertamaDari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw. mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya, Tangan Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafakah, baik di waktu malam maupun siang hari . (HR Bukhari).Contoh KeduaDari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. berkata, Allah Taala berfirman, Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila dia menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan, bila dia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, Aku pun menyebutnya di kalangan orang banyak yang lebih baik dari itu . (HR Bukhari dan Muslim).Perbedaan Alquran dengan Hadis QudsiAda beberapa perbedaan antara Alquran dengan hadis qudsi, dan yang terpenting adalah sebagai berikut.1. Alquran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah saw. dengan lafal-Nya, dan dengan itu pula orang Arab ditantang, tetapi mereka tidak mampu membuat seperti Alquran itu, atau sepuluh surah yang serupa itu, bahkan satu surah sekalipun. Tantangan itu tetap berlaku, karena Alquran adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat. Adapun hadis qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mukjizat.2. Alquran hanya dinisbatkan kepada Allah, sehingga dikatakan Allah Taala berfirman. Adapun hadis qudsi, seperti telah dijelaskan di atas, terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah, sehingga nisbah hadis qudsi itu kepada Allah adalah nisbah dibuatkan. Maka dikatakan, Allah telah berfirman atau Allah berfirman. Dan, terkadang pula diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasulullah saw. tetapi nisbahnya adalah nisbah kabar, karena Nabi menyampaikan hadis itu dari Allah. Maka, dikatakan Rasulullah saw. mengatakan apa yang diriwayatkan dari Tuhannya.3. Seluruh isi Alquran dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya mutlak. Adapun hadis-hadis qudsi kebanyakan adalah kabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya hadis itu sahih, hasan, dan kadang-kadang daif.4. Alquran dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Hadis qudsi maknanya dari Allah dan lafalnya dari Rasulullah saw. Hadis qudsi ialah wahyu dalam makna, tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadis, diperbolehkan meriwayatkan hadis qudsi dengan maknanya saja.5. Membaca Alquran merupakan ibadah, karena itu ia dibaca dalam salat. Maka, bacalah apa yang mudah bagimu dalam Alquran itu. (Al-Muzamil: 20).Nilai ibadah membaca Alquran juga terdapat dalam hadis, Barang siapa membaca satu huruf dari Alquran, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan, kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf. (HR Tirmizi dan Ibnu Masud).Adapun hadis qudsi tidak disuruh membacanya dalam salat. Allah memberikan pahala membaca hadis qudsi secara umum saja. Maka, membaca hadis qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Alquran bahwa pada setiap huruf mendapatkan sepuluh kebaikan.Perbedaan antara Hadis Qudsi dan Hadis NabawiHadis nabawi itu ada dua. Pertama, tauqifi. Yang bersifat tauqifi yaitu yang kandungannya diterima oleh Rasulullah saw. dari wahyu. Lalu, ia menjelaskan kepada manusia dengan kata-katanya sendiri. Bagian ini meskipun kandungannya dinisbahkan kepada Allah, tetapi dari segi pembicaraan lebih layak dinisbahkan kepada Rasulullah saw., sebab kata-kata itu dinisbahkan kepada yang mengatakannya meskipun di dalamnya terdapat makna yang diterima dari pihak lain.Kedua, taufiqi. Yang bersifat taufiqi yaitu yang disimpulkan oleh Rasulullah saw. menurut pemahamannya terhadap Alquran, karena ia mempunyai tugas menjelaskan Alquran atau menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad. Bagian kesimpulan yang bersifat ijitihad ini diperkuat oleh wahyu jika ia benar. Dan, bila terdapat kesalahan di dalamnya, turunlah wahyu yang membetulkannya. Bagian ini bukanlah kalam Allah secara pasti.Dari sini, jelaslah bahwa hadis nabawi dengan kedua bagiannya yang tauqifi atau yang taufiqi dengan ijtiihad yang diakui dari wahyu itu bersumber dari wahyu. Inilah makna dari firman Allah tentang Rasul-Nya, Dia (Muhammad) tidak berbicara menurut hawa nafsunya. Apa yang diucapkannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diturunkan kepadanya. (An-Najm: 34).Hadis qudsi itu maknanya dari Allah, ia disampaikan kepada Rasulullah saw. melalui salah satu cara penuturan wahyu, sedang lafalnya dari Rasulullah saw. Inilah pendapat yang kuat. Dinisbahkannya hadis qudsi kepada Allah Taala adalah nisbah mengenai isinya, bukan nisbah mengenai lafalnya. Sebab, seandainya hadis qudsi itu lafalnya juga dari Allah, tidak ada lagi perbedaan antara hadis qudsi dan Alquran, dan tentu pula gaya bahasanya menuntut untuk ditantang, serta membacanya pun akan dianggap ibadah.Mengenai hal ini timbul dua macam syubhat.Pertama, bahwa hadis nabawi juga wahyu secara maknawi yang lafalnya dari Rasulullah saw., tetapi mengapa hadis nabawi tidak kita namakan juga hadis qudsi. Jawabnya adalah, kita merasa pasti tentang hadis qudsi bahwa ia diturunkan maknanya dari Allah karena adanya nas syara yang menisbahkannya kepada Allah, yaitu kata-kata Rasulullah saw. Allah Taala telah berfirman, atau Allah Taala berfirman. Itu sebabnya kita namakan hadis itu hadis qudsi. Hal ini berbeda dengan hadis nabawi, karena hadis nabawi tidak memuat nas seperti ini. Di samping itu, masing-masing isinya boleh jadi diberitahukan kepada Nabi melalui wahyu, yakni secara tauqifi, namun mungkin juga disimpulkan melalui ijtihad, yaitu secara taufiqi. Oleh sebab itu, kita namakan masing-masing dengan nabawi sebagai terminal nama yang pasti. Seandainya kita mempunyai bukti untuk membedakan mana wahyu tauqifi, tentulah hadis nabawi itu kita namai pula hadis qudsi.Kedua, apabila lafal hadis qudsi itu dari Rasulullah saw., maka dengan alasan apakah hadis itu dinisbahkan kepada Allah melalui kata-kata Nabi: Allah Taala telah berfirman atau Allah Taala berfirman. Jawabnya ialah bahwa hal yang demikian ini biasa terjadi dalam bahasa Arab, yang menisbahkan kalam berdasarkan kandungannya, bukan berdasarkan lafalnya. Misalkan ketika kita mengubah sebait syair menjadi prosa, kita katakana bahwa penyair berkata demikian. Juga ketika kita menceritakan apa yang kita dengar dari seseorang, kita pun mengatakan si Fulan berkata demikian. Begitu juga Alquran menceritakan tentang Musa, Firaun, dan sebagainya, isi kata-kata mereka dengan lafal yang bukan lafal mereka dan dengan gaya bahasa yang bukan gaya bahasa mereka, tetapi dinisbahkan kepada mereka.Dan ingatlah ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firmannya): Datangilah kaum yang zalim itu, (yaitu) kaum Firaun. Mengapa mereka tidak bertakwa? Berkata Musa: Ya Tuahnku, aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan, (karena itu) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan, aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. Allah berfirman, Jangan takut (mereka tidak akan bisa membunuhmu), maka pergilah kami berdua dengan membawa ayat-ayat kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakana), maka datanglah kamu berdua kepada Firaun dan katakanlah olehmu, Sesungguhnya kami adalah rasul Tuhan semesta alam, lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami. Firaun menjawab, Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. Dan, kamu telah berbuat sesuatu perbuatan yang kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna. Berkata Musa, Aku telah melakukannya sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu, aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul. Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil. Firaun bertanya, Siapa Tuhan semesta alam itu? Musa menjawab, Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayainya. (As-Syuara: 1024).Sumber: Studi Ilmu-Ilmu Quran, terjemahan dari Mabaahits fii Uluumil Quraan, Manna Khaliil al-QattaanDalil Menuntut Ilmu dari Al Qur'an1.

Alloh Ta'ala berfirman :" ... dan katakanlah olehmu - Wahai tuhanku, tambahkanlah untukku ilmu "[ Thoha: 114]

2.

Alloh Ta'ala berfirman :Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui.Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.[QS Az Zumar: 9]

3.

Alloh Ta'ala berfirman :"Alloh mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian serta orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat[ Al Mujadaah: 11 ]

4.

Alloh Ta'ala berfirman :Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.[Ali Imraan : 18]5.

Alloh Ta'ala berfirman :... dan tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang yang mendalam ilmunya berkata,Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat semuanya itu dari sisi Tuhan kami[Ali Imran: 7 ]6.

Alloh Ta'ala berfirman :Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.[Al Fathir: 28]

DALIL MENUNTUT ILMU DARI AL HADITS1.

Rasululloh Bersabda :" Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim"[ H.R. Ibnu Majah ]2.

Rasululloh Bersabda :" Siapa saja yang alloh kehendaki baginya kebaikan maka ia akan difahamkan dalam masalah agama"[ H.R. Bukhari & Muslim ]3.

Rasululloh Bersabda :" Tidak diperbolehkan iri kecuali pada dua hal; Seorang laki-laki yang Alloh karuniai harta lantas ia membelanjakannya di jalan yang benar dan seorang yang Alloh karuniai hikmah (ilmu) lantas ia beramal dengannya serta mengajarkannya"[ H.R. Bukhari & Muslim ]4. : Rasululloh Bersabda :"jika seorang anak Adam (manusia) meninggal, maka seluruh amalannya terputus kecuali dari tiga hal; Shedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang senantiasa mendoakannya"[ H.R. Muslim ]5.

Rasululloh Bersabda :Barangsiapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga.[ H.R. Ibnu Majah & Abu Dawud ]Demikian beberapa dalil berupa Ayat dan Hadits Populer TentangAnjuran Menentut Ilmusemoga bermanfaat dan memberikan semangat baru untuk lebih giat lagi menuntut ilmu.

Ramadhan adalah bulan kebaikan dan barokah, Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan sebagaimana dalam penjelasan berikut ini.1. Bulan Al-QuranAllah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum mukminin, membimbing kepada yang lebih lurus, menjelaskan jalan petunjuk. (Al-Quran) diturunkan pada malam Lailatul Qadar, suatu malam di bulan Ramadhan. Allah berfirman : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (Al-Baqarah : 185)

Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'anAl-Qur'an Hadits Online: "Secara universal, fungsi hadits terhadap Al-Qur'an adalah merupakan penjabaran makna tersurat dan tersirat dari isi kandungan Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah:

Artinya:"Keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan."(Q.S. 16. An-Nahl, A. 44).

Namun kemudian para 'ulama hadits merincinya menjadi 4 fungsi hadits terhadap Al-Qur'an yang intinya adalah sebagai penjabaran, dalam bahasa ilmu hadits disebut sebagai bayan, simak penjelasan berikut." (Mas Gun).

Fungsi hadits terhadap Al-Qur'an secara detail ada 4, yaitu:

1. Sebagai Bayanul Taqrir

Dalam hal ini posisi hadits sebagai taqrir (penguat) yaitu memperkuat keterangan dari ayat-ayat Al-Qur'an, dimana hadits menjelaskan secara rinci apa yang telah dijelaskan oleh Al-Qur'an, seperti hadits tentang sholat, zakat, puasa dan haji, merupakan penjelasan dari ayat sholat, ayat zakat, ayat puasa dan ayat haji yang tertulis dalam Al-Qur'an.

2. Sebagai Bayanul Tafsir

Dalam hal ini hadits berfungsi sebagai tafsir Al-Qur'an. Hadits sebagai tafsir terhadap Al-Qur'an terbagi setidaknya menjadi 3 macam fungsi, yaitu:

2.1. Sebagai Tafshilul Mujmal

Dalam hal ini hadits memberikan penjelasan terperinci terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang bersifat universal, sering dikenal dengan istilah sebagai bayanul tafshil atau bayanul tafsir. Contoh: ayat-ayat Al-Qur'an tentang sholat, zakat, puasa dan haji diterangkan secara garis besar saja, maka dalam hal ini hadits merincikan tata cara mengamalkan sholat, zakat, puasa dan haji agat umat Muhammad dapat melaksanakannya seperti yang dilaksanakan oleh Nabi.

2.2. Sebagai Takhshishul 'Amm

Dalam hal ini hadits memperkhusus ayat-ayat Al-Qur'an yang bersifat umum, dalam ilmu hadits sering dikenal dengan istilah bayanul takhshish. Contohnya: Dalam Q. S. 4. An-Nisa', A. 11 Allah berfirman tentang haq waris secara umum saja, maka di sisi lain hadits menjabarkan ayat ini secara lebih khusus lagi tanpa mengurangi haq-haq waris yang telah bersifat umum dalam ayat tersebut.

2.3. Sebagai Bayanul Muthlaq

Hukum yang ada dalam Al-Qur'an bersifat mutlak amm (mutlak umum), maka dalam hal ini hadits membatasi kemutlakan hukum dalam Al-Qur'an. Contoh: Dalam Q. S. 5. Al-Maidah, A. 38 difirmankan Allah tentang hukuman bagi pencuri adalah potong tangan, tanpa membatasi batas tangan yang harus dipotong, maka hadits memberi batasan batas tangan yang harus dipotong.

3. Sebagai Bayanul Naskhi

Dalam hal ini hadits berfungsi sebagai pendelete (penghapus) hukum yang diterangkan dalam Al-Qur'an. Contoh: Dalam Q. S. 2. Al-Baqarah, A. 180 Allah mewajibkan kepada orang yang akan wafat memberi wasiat, kemudian hadits menjelaskan bahwa tidak wajib wasiat bagi waris.

4. Sebagai Bayanul Tasyri'

Dalam hal ini hadits menciptakan hukum syari'at yang belum dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur'an. Contoh: Dalam Al-Qur'an tidak dijelaskan tentang kedudukan hukum makan daging keledai, binatang berbelalai dan menikahi wanita bersama bibinya, maka hadits menciptakan kedudukan hukumnya dengan tegas.

Perbedaan Hadits Dengan Al-Qur'anAl-Qur'an Hadits Online: "Tiada maksud hati mencari-cari perbedaan, namun agar semua orang tidak menyamakan hadits dengan Al-Qur'an perlulah disampaikan perbedaan antara hadits dengan Al-Qur'an, karena keduanya memang sungguh berbeda." (Mas Gun).

Adapun perbedaan hadits dengan Al-Qur'an adalah:

1. Al-Qur'an merupakan mukjizat Rasulullah Muhammad saw, sedangkan hadits bukanlah merupakan mukjizat.

2. Al-Qur'an terpelihara dari berbagai kekurangan dan pendistorsian tangan-tangan jahil dan kuffar (Qs.15:9), sedangkan hadits tidaklah terpelihara sebagaimana layaknya Al-Qur'an.

3. Al-Qur'an seluruhnya diriwayatkan secara mutawatir, sehingga memakainya tidak dibutuhkan khawatir, sedangkan hadits tidak semuanya diriwayatkan secara mutawatir, sehingga ada hadits yang da'if.

4. Kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an bersifat qath'i al-wurud (mutlak kebenarannya) dan kafir meragukannya, sedangkan hadits bersifat zhanni al-wurud (relatif kebenarannya) kecuali yang diriwayatkan secara mutawatir.

5. Al-Qur'an redaksi dan maknanya dari Allah. Hadits qudsi maknanya dari Allah dan redaksinya dari Nabi sendiri sesuai dengan maknanya. Sedangkan hadits nabawi merupakan ijtihad Nabi sesuai dengan wahyu Allah.

6. Proses penyampaian Al-Qur'an lewat wahyu Allah dengan perantara Malaikat Jibril, yang langsung bertemu dengan Rasul, sedangkan hadits qudsi lewat ilham yang Allah sampaikan dengan bisikan, mimpi dan isyarat alam, dan hadits nabawi merupakan penjabaran Nabi terhadap wahyu yang diterimanya berdasarkan hidayah yang Allah anugerahkan.

7. Kewahyuan Al-Qur'an merupakan wahyu masluw (wahyu yang dibacakan oleh jibril kepada Muhammad saw), sedangkan hadits merupakan wahyu ghoirul masluw (wahyu yang tidak dibacakan) tetapi terlintas dalam hati secara jelas dan haqqul yaqin, kemudian disampaikan oleh Nabi Muhammad saw dengan redaksinya sendiri.

8. Membaca Al-Qur'an dinilai sebagai ibadah, setiap satu huruf pahalanya sebanding dengan 10 kebajikan, sedangkan membaca hadits tidak dinilai ibadah kecuali disertai dengan niat yang baru.

9. Diantara surat Al-Qur'an wajib dibaca dalam sholat, seperti Surat Al-Fatihah yang dibaca setiap raka'at. Sedangkan hadits tidaklah dibaca dalam sholat, namun hadits merupakan petunjuk Rasul yang mengajarkan tata cara mendirikan sholat sesuai dengan contoh yang telah Rasul kerjakan.

10. Mushab Al-Qur'an diharamkan disentuh oleh orang-orang yang sedang berhadats dan bernajis, sedangkan hadits tidaklah sedemikian.

11. Imam Ahmad berkata haram Mushab Al-Qur'an diperjual belikan dan Imam Syafi'i berkata Mushab Al-Qur'an makruh diperjual belikan, sedangkan hadits tidaklah ada ketetapan hukum dari para ulama tentang keharaman diperjual belikan.

Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya. Lawan tauhid adalah syirik. Syirik merupakan perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama sampai Rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad Saw. ISI KANDUNGAN QS.AL-FATIHAH, QS. AN-NAS, QS. AL-FALAQ DAN QS. AL-IKHLAS 7DIVLU46DO)DWLKDK Ayat Terjemah Lafaz Ayat 1 Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Pe-nyayang (hA}UeA}UdU= 2 Segala puji bagi Allah, Tuhan se-mesta alam (heUn_UdU{eU 3 Maha Pemurah lagi Maha Penyay-ang (hA}UeA}U 4 Yang menguasai di hari Pembala-san (x{UxUnY 5 Hanya Engkaulah yang kami sem-bah, dan Hanya kepada Engkaulah (h_inx{_inx kami meminta pertolongan 6 Tunjukilah kami jalan yang lurus, (hbeU}[Uni{w 7 (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. `eU}hQghdLqe_ix|U} (hUnUghdL Penjelasan surat Ummul Quran (induk a-Quran) merupakan salah satu nama lain al-Quran. Mengapa demikian? Karena isi kandungan ketujuh ayatnya merupakan intisari dari al-Quran. Abul Hasan al-Harralli menjelaskan bahwa al-Fatihah adalah induk al-Quran, karena ayat-ayat al- Quran seluruhnya terinci melalui kesimpulan yang ditemukan pada ayat-ayat al-Fatihah. Tiga ayat pertama dalam surat al-Fatihah mencakup makna-makna yang dikandung oleh asmaaul Husna. Firman-Nya dalam ayat 5 yang artinya Yang menguasai di hari Pembalasan mengandung dua makna yaitu, 1) bahwasanya Allah yang menetukan dan Dia pula satu-satunya yang mengetahui kapan tibanya hari itu. Tidak ada satupun makhluk yang mengetahui hal tersebut 2) Allah menguasai segala sesuatu yang terjadi dan apapun yang terdapat ketika itu.Quraish Syhihab dalam 7aIsir al-Misbah bahwasannya kata kami yang digunakan pada ayat ini mengandung beberapa pesan: Pertama, untuk ciri khas ajaran Islam adalah kebersamaan. Seorang muslim harus merasa bersama orang lain, tidak sendirian. Atau dengan kata lain seorang muslim harus memiliki kesadaran sosial Kedua, ibadah hendaknya dilakukan bersama-sama. Karena jika kita melakukannya bersama-sama, orang lain yang bersama kita akan menutupi kekurangan kita. Pada ayat 6 ihdina as-shirath al-Mustaqim mencakup segala yang meliputi urusan makhluk dalam mencapai Allah dan menoleh untuk meraih rahmat-Nya serta mengesampingkan selain-Nya. Sungguh hanya kepada-Nya kita berharap agar menunjukkan kita arah tujuan yang benar. Tafsir QS. An-Nas Ayat Terjemah Lafaz Ayat 1 Katakanlah: Aku berlidung ke-pada Tuhan (yang memelihara dan (nfU}=LS menguasai) manusia. 2 Raja manusia. (nfUdY 3 Sembahan manusia. (nfUU 4 Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, (nfUHU}IY 5 Yang membisikkan (kejahatan) ke jin dan manusia. (nfU{RHx|U dalam dada manusia, dari (golon-gan). L} b= nSKn_n]hZU n=|UY}h[x Artinya: Keledai Nabi saw. terMatuh, lalu aku mengatakan calakalah setan lalu Nabi berdabda. Manganlah kamu katakana celakalah setan sebab ia akan semakin besar tubuhnya dan mengatakan dengan kekuatanku aku akan mengalahkannya. Namun apabila kamu mengatakan bismillh maka ia akan mengecil sehingga menMadi sekecil lalat. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad namun sanadnya bagus. +5,PDQ$KPDG@ Ajaran tauhid juga jelas tersirat dalam isi kandungan surat an-Nas ini, mengingat penghambaan manusia yang dalam kepada Allah sebagaimana dijelaskan pada ayat 3 akan mengantarkan rasa ketidakberdayaannya dan menyandarkan hanya kepada Allah Swt. dari semua kejahatan yang dibisikkan syaitan. Maka sudah sepantasnya bagi kita selalu memohon pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah Swt. Mengakui bahwa sesungguhnya seluruh makhluk berada di bawah pengaturan dan kekuasaan-Nya. Semua kejadian ini terjadi atas kehendak-Nya saw. Dan tiada yang bisa memberikan pertolongan dan menolak mudharat kecuali atas kehendak-Nya. pula. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa meminta pertolongan, perlindungan dan mengikhlaskan seluruh peribadahan hanya kepada-Nya. 1.Al-Quran dan Fungsinya1.Pengertian Al-QuranEtimologi ( Bahasa )Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Quran berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Quran adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:Sesungguhnya mengumpulkan Al-Quran (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan}bacaannya.(75:17-75:18)Terminologi ( Istilah )Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"

2.Fungsi hadistAl-Quran dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat Islam dalam memahami syariat. Pada tahun 1958 salah seorang sarjana barat yang telah mengadakan penelitian dan penyelidikan secara ilmiah tentang Al-Quran mengatan bahwa : Pokok-pokok ajaran Al-Quran begitu dinamis serta langgeng abadi, sehingga tidak ada di dunia ini suatu kitab suci yang lebih dari 12 abad lamanya, tetapi murni dalam teksnya. (Drs. Achmad Syauki, Sulita Bandung, 1985 : 33).Fungsi Hadits terhadap Al-Quran meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :1.Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Quran.Contoh: Al-Quran memerintahkan kepada kita untuk bertqwa kepada Alloh swt, sebagaimana firman Alloh dalam Surah Ali Imron:102:$pkr'tt%!$#(#qYtB#u(#q)?$#!$#,ymm?$s)?wurqsCw)NFRr&urtbqJ=BArtinya:Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.(QS.Ali Imron:102).Ayat tersebut di kuatkan dalam hadist Rosululloh saw. dengan sabdanya yang artinya:Bertaqwalah kepada Alloh dimanapun kalian berada. Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatn baik, niscaya (kebaikan itu) akan menghapus (keburukan)-Nya.Pergaulilah manusia dengan yang baik.(HR. Tirmidzi dari Abu Zar No. 1910).2.Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal).Mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan yang umum(am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Quran. Rasululloh mempunyai tugas menjelaskan Al-Quran sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44:Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan(QS. An-Nahl : 44).3.Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Quran.Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh Al-Quran. Contohnya seperti keharaman binatang buas. Keharaman ini tidak ada dalam Nas Quran, Nabi Bersabda sebagai berikut: . Makan setiap binatang yang bertaring adalah haram.(HR.Ibnu Majah dari Abu Hurairoh).

REFERENSI:[KREAT,2012]Kreatawa,Pengertian Al-quran dan Hadits,http://fadlan-network.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false.html, diakses pada 12 Maret 2013 jam 15:22 wib.DR. H. Bisri Affandi, MA. (1993)Dirasat Islamiyyah (Ilmu Tafsir & Hadits).CV Aneka Bahagia Offset,Taqiyyudin an-Nabhani (2003)Peraturan Hidup dalam IslamBogor, Pustaka Thariqul IzzahDrs. Ahmad Syauki (1984)Lintasan Sejarah Al-Quran, Bandung CV Sulita Bandung.[TATAN,2012]Tatangjm, Fungsi hadist terhadap Al-quran,http://tatangjm.wordpress.com/fungsi-hadits-terhadap-al-quran/, diakses pada 12Maret 2013 jam 15:35 wib.