Penetapan Kadar

27
UJI FITOKIMIA DAUN OTIKAI (Alphitonia sp.) ASAL KABUPATEN PANIAI PROVINSI PAPUA Oleh Deya Ebta Jeimo 200744005 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2011

description

fitokim

Transcript of Penetapan Kadar

Page 1: Penetapan Kadar

UJI FITOKIMIA DAUN OTIKAI (Alphitonia sp.)ASAL KABUPATEN PANIAI PROVINSI PAPUA

OlehDeya Ebta Jeimo

200744005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTANFAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS NEGERI PAPUAMANOKWARI

2011

Page 2: Penetapan Kadar

UJI FITOKIMIA DAUN OTIKAI (Alphitonia sp.)ASAL KABUPATEN PANIAI PROVINSI PAPUA

OlehDeya Ebta Jeimo

200744005

SkripsiSebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana KehutananPada

Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTANFAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS NEGERI PAPUAMANOKWARI

2011

Page 3: Penetapan Kadar

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Fitokimia Daun

Otikai (Alphitonia sp.) Asal Kabupaten Paniai Provinsi Papua” adalah karya sendiri

dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam tubuh tulisan dan dicantumkan

dalam daftar pustaka pada bagian akhir skripsi ini. Apabila dikemudian hari terbukti

bahwa apa yang saya nyatakan tidak sesuai, maka saya bersedia menerima pembatalan

skripsi ini dan pencabutan gelar sarjana.

Manokwari, Juli 2011

Deya Ebta Jeimo200744005

Page 4: Penetapan Kadar

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Uji Fitokimia Daun Otikai (Alphitonia sp.) AsalKabupaten Paniai Provinsi Papua

Nama : Deya Ebta JeimoNim : 200744005Program Studi : Teknologi Hasil HutanProgram Pendidikan : Strata 1

Menyetujui,Komisi Pembimbing

Ir. Susilo Budi Husodo, MP Dr. Cicilia M. E. Susanti, S.Hut M.SiPembimbing I Pembimbing II

Mengesahkan,

Ketua Program Studi DekanTeknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan

Yohanes , Y. Rahawarin, S.Hut, M.Sc Ir. Rudi A. Maturbongs, M.SiNip. 196410042001121001 Nip. 196404171992031003

Tanggal lulus : 07 Juli 2011

Page 5: Penetapan Kadar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Kasih dan

Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan baik.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian pada Laboratorium Teknologi Hasil

Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bimbingan,

dukungan, dan motivasi dari pembimbing, maka dengan kerendahan hati

menyampaikan ucapan terimakasih setulus-tulusnya kepada Ir. Susilo Budi Husodo,

MP selaku pembimbing pertama dan pembimbing kedua Dr. Cicilia Maria Erna

Susanti S.Hut, M.Si

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Papua, Pembantu Rektor 3, Dekan Fakultas Kehutanan,

Ketua Jurusan Teknologi Hasil Hutan dan seluruh staf atas fasilitas dan

bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kehutanan

Universitas Negeri Papua.

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Departemen Pendidikan Nasional,

Bank Papua dan Pemda Kabupaten Paniai yang telah membiayai seluruh penelitian

ini.

i

Page 6: Penetapan Kadar

3. Bapak Pramono, S.pt dan Bapak Anom Indrayaksa, S.Hut atas bantuannya dalam

penelitian.

4. Dani Youwe dan sahabatku Candida E Reyaan atas segala bantuan dan kerja

samanya selama penulis melakukan penelitian di laboratorium.

5. Teman-teman Forester 07 dan seluruh forester di lingkungan kampus buat

kekompakan dan persaudaraannya selama pendidikan;.

6. Teman-teman Teknologi Hasil Hutan angkatan 2007; Yoel, Ardi, Vivia, Marga,

Rokam, Rudy, Alfret, Marthen, Egi, Ray, Samuel atas bantuan dan kerja samanya.

7. Seluruh pekerja-pekerja Tuhan di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Unipa,

para motivator, alumni, dan senior atas doa dan semangatnya.

8. Seluruh penghuni asrama putri gamei: kak Nadin, kak Venny, kak Iwen, kak Iche,

kak Yali, kak Ella, kak Agu, kak Pidox, Eta, Mina atas suka dukanya dan seluruh

Anggota serta BP. Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah (IMPT).

9. Keluarga Pendeta A. Marin, Jemaat KINGMI Kairos, Om Naftali Tobay, Om

Selpius Kudiai, mama Fransina Kudiai, kak Geri Yogi, Mama Ina Kudiai, kak Ikhe

serta kak Natan yang telah mendukung penulis dalam doa dan dana.

Secara khusus penulis persembahkan bagi papa tercinta Richard Jeimo (alm) dan

mama Yospina Kudiai yang senantiasa memberikan doa dan pengorbanan tiada

Page 7: Penetapan Kadar

taranya, mama amadi (alm) serta kakak-kakakku, David Jeimo S.Pt, Albert Jeimo

dan adik-adikku Herlin, Lin Jeimo, dan Dina Jeimo.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Manokwari, Juli 2011

Penulis

Page 8: Penetapan Kadar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jayapura pada tanggal 07 Desember 1988 sebagai anak ketiga

dari lima bersaudara dari Ayahanda bernama Richard Jeimo (almarhum) dan Ibunda

tercinta bernama Yospina Kudiai.

Penulis memulai pendidikan pada SD Negeri Impres Tanjung Ria Jayapura pada

tahun 1995 melanjutkan pendidikan pada tahun 2001 penulis melanjutkan pada SMP

Negeri 6 Jayapura. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan ke SMA Negeri 2 Jayapura.

Pada tahun 2007 melalui jalur sesama penulis diterima dan terdaftar pada

Universitas Negeri Papua Fakultas Kehutanan, Jurusan Teknologi Hasil Hutan.

Page 9: Penetapan Kadar

RINGKASAN

Deya Ebta Jeimo. Uji Fitokimia Daun Otikai (Alphitonia sp.) Asal KabupatenPaniai Provinsi Papua, dibimbing oleh Susilo Budi Husodo dan Cicilia Maria ErnaSusanti.

Otikai (Alphitonia sp.) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang tumbuh tidak

jauh dari areal pemukiman masyarakat Suku Mee Paniai, dimanfaatkan secara

tradisional sebagai bahan yang membantu membersihkan tubuh dari kotoran. Tujuan

dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengkaji senyawa bahan alami

(metabolit sekunder) yang terkandung dalam daun otikai (Alphitonia sp.)

dimanfaatkan sebagai sabun mandi oleh masyarakat Suku Mee, Paniai.

Penelitian dilakukan pada Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas

Kehutanan Universitas Negeri Papua. Metode yang digunakan adalah deskriptif

dengan teknik observasi yang akan dianalisa secara tabulasi dengan tabel dan gambar.

Hasil penelitian dengan uji kualitatif (fitokimia) menunjukkan daun otikai

(Alphitonia sp.) pada bagian daun muda positif kuat mengandung alkaloid, steroid,

tanin dan flavanoid serta positif kuat sekali mengandung saponin sedangkan pada

bagian pucuk daun positif mengandung flavanoid, positif kuat mengandung alkaloid,

steroid, tanin, dan saponin. Uji kuantitatif (spektrophotometer) menunjukkan daun

otikai mengandung alkaloid 0.33 mg/L, saponin 0,371 mg/L, steroid 0,36 mg/L,

flavanoid 0,36 dan tanin 0,322mg/L pada daun muda. Sedangkan pada bagian pucuk,

besar konsentrasinya adalah 0,326 mg/L (alkaloid), 0,371 mg/L (saponin), 0,259 mg/L

(steroid), 0,323 mg/L (flavanoid), dan 0,329 mg/L (tanin). Hasil faksinasi diperoleh

tiga fraksi, yang ditandai dengan perbedaan warna, yaitu hijau muda, kuning muda,

dan hijau kecoklatan. Dari uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis) yang dilakukan ketiga

fraksi tersebut, didapatkan warna yang bercampur dan harus dilakukan fraksinasi

kembali untuk mendapatkan senyawa murni. Kandungan senyawa-senyawa yang

Page 10: Penetapan Kadar

teridentifikasi diatas memiliki manfaat yang sangat baik terutama dalam dunia

pengobatan.

Page 11: Penetapan Kadar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.…………………………………………………..

DAFTAR ISI.…………………………………………………………….

DAFTAR TABEL..……………………………………………………....

DAFTAR GAMBAR.................................................................................

PENDAHULUAN

Latar Belakang...............................................................................

Masalah.…….................................................................................

Tujuan…………………………………………………………….

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan Otikai (Alphitonia sp.)……………………………......

Etnobotani…………………….......................................................

Senyawa Bahan Alam …….……………………...........................

Jenis-Jenis Senyawa Bahan Alam …………..................................

Peranan dan Peluang Senyawa Bahan Alam...................................

Isolasi Senyawa Bahan Alam..........................................................

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat…………....…………………………………..

Alat dan Bahan……………..…………………………………….

Metode Penelitian………..….……………………………………

Variabel Pengamatan....…………………………………..………

Pelaksanaan Penelitian..…………………..………………………

Analisa Data………………………………………………………

Halaman

v

viii

x

xi

1

2

2

3

5

6

6

10

11

14

14

15

15

15

20

Page 12: Penetapan Kadar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Daun Otikai oleh Masyarakat Suku Mee….………..

Hasil Uji Kualitatif (Fitokimia) dan Kuantitatif(Spektrophotometer) Ekstrak Daun Otikai...……………………...

Uji Kualitatif………………………………………………..

Uji Kuantitatif…………………………………....................

Proses Isolasi Daun Otikai………………………………………..

Ekstrak Daun Otikai………………………………………...

Fraksinasi…………………………………………………..

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan………………………………………………………..

Saran………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

21

22

22

30

33

33

35

37

38

xi

Page 13: Penetapan Kadar

DAFTAR TABEL

Nomor

1. Panjang gelombang masing-masing senyawa....................................

2. Hasil uji fitokimia ……………………………...…...........................

3. Senyawa alkaloid yang dimanfaatkan dalam farmakologi…….........

4. Konsentrasi senyawa…………………………………………...........

5. Rendemen ekstraktif daun otikai (Alphitonia sp.)...………………...

Halaman

18

23

25

31

34

Page 14: Penetapan Kadar

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks

1. a. Pohon otikai……………………………………………………….....

b. Daun otikai…………………………………………………………..

2. a. Phoenix 2200 DPCV UV-VIS Spektrophotometer…………………

b. Sampel daun otikai (1ppm)………………………………………….

3. a. Busa daun otikai (Alphitonia sp.)…………………………………..

b. Pemakaian daun otikai pada wajah………………………………......

4. Endapan putih menunjukkan adanya alkaloid………………….............

5. Terbentuknya busa menunjukan adanya saponin....................................

6. Warna hijau menunjukkan Adanya Tanin...............................................

7. Steroid ditunjukkan dengan adanya warna hijau…………………….....

8. Warna kuning pada lapisan butanol menujukkan adanyaflavanoid…………………………..…....................................................

9. a. Ektrak larut metanol……………………………………………........

b. Ekstrak kering………………………………………………………..

10. a. Fraksi kuning hasil fraksinasi……………………………………......

b. Hasil uji warna pada KLT…………………………………………...

Lampiran

1. Peta Kabupaten Paniai

Halaman

4

4

18

18

22

22

24

26

27

28

29

33

33

36

36

Page 15: Penetapan Kadar

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas

Kehutanan Universitas Negeri Papua, Manokwari. Penelitian telah berlangsung dari

tanggal 27 Februari sampai dengan 17 Juni 2011.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kamera, hammermill, wadah kaca,

timbangan analitik (empat digit), gelas ukur, pipet tetes, pipet kapiler, spatula, sendok

pengaduk, rotary vacuum evaporator, hot-plate, tabung reaksi, erlenmeyer, labu ukur

(10-1000 ml), mortar, corong, statif, tabung reaksi dan rak tabung reaksi, cawan petri,

spectrophotometer 2200 PCV, kolom, oven dan alat tulis menulis.

Bahan yang digunakan adalah bagian daun muda dan pucuk daun otikai

(Alphitonia sp.), koran, metanol (CH3) teknis, aquades (H2O), kloroform, amoniak pa,

H2SO4 2 M pa, pereaksi meyer, eter pa, asam asetat (CH3COOH) pa, asam

sulfat(H2SO4) pa, serbuk mg, asam klorida (HCl) pa, butanol pa, FeCl3 1%, n-heksana

pa, toluena teknis, etanol pa, plat tipis aluminium (plat KLT), kertas label, dan kertas

saring.

Page 16: Penetapan Kadar

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

dengan teknik observasi.

Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati adalah kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu

alkaloid, flavanoid, saponin, triterpenoid/steroid, dan tanin.

Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan Sampel

Bagian pucuk dan daun muda tumbuhan otikai (Alphitonia sp.) diambil dari Desa

Timida Kabupaten Paniai, Papua. Sampel dijemur selama satu hari dan selanjutnya

dimasukkan dalam plastik untuk memudahkan dalam pengangkutan. Setelah

menempuh perjalanan selama dua hari dari tempat pengambilan, sampel dikeluarkan

untuk dikeringkan dengan cara jemur pada sinar matahari selama dua hari. Sampel

kemudian dihancurkan menjadi serbuk dengan menggunakan hammermill pada

Laboratorium Pengolahan Kayu Fakultas Kehutanan.

Ekstraksi

Serbuk daun otikai diekstraksi dengan perendaman menggunakan metanol

menggunakan perbandingan 1 : 3, selama tiga hari. Pada penelitian ini digunakan

pelarut metanol karena metanol merupakan pelarut polar yang dapat berinteraksi

dengan sampel. Metanol memiliki titik didih 64,5 °C. Ekstrak larut metanol yang

15

Page 17: Penetapan Kadar

diperoleh, kemudian diuapkan menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu

65OC untuk menghilangkan kandungan metanol.

Rendemen ekstrak dapat diketahui dengan menghitung kandungan ekstrak kering

yang dilakukan dengan mengeringkan ekstrak larut metanol pada suhu 60oC selama

dua hari.

= × 100%Uji Kualitatif Kandungan Metabolit Sekunder pada Kedua Bagian Daun

1. Uji Alkaloid/Uji Meyer

Ekstrak kering sebanyak 0,05 gram ditambahkan 10 ml kloroform amoniak.

Kemudian disaring ke tabung reaksi. Filtrat ditambahkan 10 tetes asam sulfat 2

M dan dikocok sehingga terbentuk dua lapisan yakni lapisan asam dan basa.

Lapisan asam yang terdapat pada bagian atas dimasukkan pada tabung reaksi

yang lain dengan bantuan pipet. Filtrat tersebut ditambahkan 5 tetes pereksi

meyer. Adanya alkaloid ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih.

2. Uji Saponin/Uji Froth

Ekstrak kering sebanyak 0,05 gram diekstraksi dengan eter 3 kali dan fraksi

yang larut dalam eter dipisahkan. Sisa residu yang tidak larut dalam eter

ditambahkan 5 ml air lalu dikocok. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya

buih yang stabil selama kira-kira 15 menit.

16

Page 18: Penetapan Kadar

3. Uji Steroid dan Triterpenoid/ Uji Lieberman-Bouchard

Fraksi yang larut dalam eter dari uji saponin dipisahkan, lalu ditambah asam

asetat glacial dan asam sulfat pekat. Steroid memberikan warna biru atau hijau,

sedangkan triterpenoid memberikan warna merah atau ungu.

4. Uji Flavanoid

Ekstrak kering sebanyak 0,05 gram ditambah 100 ml air panas, kemudian

disaring. Filtrate sebanyak 5 ml ditambahkan sedikit serbuk mg, 1ml HCl pekat

dan butanol kemudian dikocok kuat-kuat. Adanya flavanoid ditunjukkan dengan

terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan butanol.

5. Uji Tanin

Ekstrak kering sebanyak 0,05 gr dilarutkan dengan 1ml metanol, lalu

ditambahkan 5 tetes pereaksi FeCl3 1%. Uji positif ditunjukkan oleh

terbentuknya warna hijau, biru atau ungu.

Uji Spektrophotometer

Uji spektrophotometer dilakukan untuk mengetahui senyawa kimia secara

kuantitatif, menggunakan UV-VIS Spektrophotometer 2200 PCV (Gambar 2.a).

Tahapan pengerjaan sebagai berikut:

1. Ekstrak kering sebanyak 1 gram dilarutkan dalam aquades 1000 ml merupakan

larutan contoh (larutan 1 ppm) ditunjukkan pada Gambar 2.b.

2. Sementara itu aquades sebagai larutan blanko dimasukan ke dalam kuvet.

3. Larutan blanko dimasukkan ke dalam spectrophotometer.

17

Page 19: Penetapan Kadar

Gambar 2. Uji spektrophotometer (a) Phoenix 2200 DPCV UV-VISSpektrophotometer ; (b) Sampel daun otikai (1ppm)

4. Panjang gelombang diatur berdasarkan panjang gelombang senyawa (alkaloid,

tanin, steroid/triterpenoid, flavanoid, dan saponin) yang akan diukur dalam

spektrophotometer (Tabel 1.).

5. Spektrophotometer diatur untuk pengukuran konsentrasi setiap senyawa dan

dinolkan.

6. Larutan contoh dimasukkan dan terbaca dengan pada spektrophotometer.

(a) (b)

Tabel 1. menunjukkan panjang gelombang masing-masing senyawa yang akan

digunakan dalam spektrophotometer.

Tabel 1. Panjang gelombang masing-masing senyawa.

No. Nama Senyawa Panjang Gelombang (nm)

1. Alkaloid 2702. Saponin 3403. Tanin 700

4. Steroid/Triterpenoid 226

5. Flavanoid 268

18

Page 20: Penetapan Kadar

Konsentrasi masing-masing senyawa dapat diketahui dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Konsentrasi senyawa = Konsentrasi larutan (1 ppm) x Absorpbansi

Fraksinasi

Ekstrak larut metanol dari pucuk dan daun muda tumbuhan otikai selanjutnya

dilakukan fraksinasi (pemisahan) dengan teknik kromatografi lapis tipis (KLT).

Prosedur kerja pemisahan dengan teknik KLT adalah sebagai berikut (Rosamah,

2010):

1. Ekstrak kering, hasil ekstraksi dengan metanol sebelum difraksinasikan terlebih

dahulu ditentukan eluennya dengan kromatografi lapis tipis.

2. Plat digunting menjadi ukuran yang lebih kecil kemudian sampel diberikan pada

plat berupa bintik-bintik dengan menggunakan pipet kapiler.

3. Pelarut atau eluen yang digunakan adalah metanol-heksana (berupa pelarut polar

dan nonpolar agar tidak saling bercampur).

4. Pelarut dimasukkan dalam wadah dan dibiarkan selama 15 menit kemudian dilihat

hasilnya pada plat (bintik-bintik) jika terjadi pemisahan yang teratur maka pelarut

tersebut baik digunakan.

5. Kolom yang dirangkai dengan saringan dan wadah sebagai penampung eluat.

6. Ekstrak diteteskan sedikit pada lapisan tipis atau plat berupa bintik-bintik,

kemudian diuapkan dalam waktu singkat dengan dikering-anginkan.

Sumber: Sekolah Farmasi ITB ( 2006)

19

Page 21: Penetapan Kadar

7. Setelah kering dimasukkan dalam vesel yang telah diberikan100 ml toluena.

Dinding vesel dilapisi dengan kertas saring putih, untuk memperoleh keadaan

jenuh uap dalam vesel dan ditutup kembali selama setengah jam.

8. Setelah larutan fase mobil, dalam hal ini toluen, telah naik kemudian plat tersebut,

dikeluarkan.

9. Setelah itu dikeringkan, dan diamati bintik- bintik pada plat dalam UV.

10. Agar bintik-bintik lebih mudah terlihat, plat disembur dengan campuran asam

sulfat dalam etanol atau metanol (kandungan H2SO4 kurang lebih 3%). Setelah

kering dipanaskan dalam oven pada suhu 120 oC selama lima menit atau lebih

lama hingga warna kelihatan dengan nyata, Jika bintik-bintik menunjukan warna

yang sama maka itu merupakan senyawa murni namun jika warna pada bintik

beragam maka masih merupakan senyawa gabungan.

Analisa Data

Data dari hasil pengamatan akan dianalisa secara tabulasi dan disajikan dalam

bentuk tabel dan gambar.

20

Page 22: Penetapan Kadar

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil analisis kualitatif (fitokimia) menunjukkan bahwa daun otikai sangat

kuat mengandung saponin. Selain itu, tumbuhan ini positif kuat mengandung alkaloid,

steroid, flavanoid dan tanin.

Hasil uji kuantitatif menggunakan spetrophotometer diperoleh bahwa bagian

pucuk daun otikai mengandung 0.326 ppm alkaloid, 0,371 ppm saponin, 0,259 ppm

steroid, 0,323 ppm flavanoid, dan mengandung 0,329 ppm tanin. Sedangkan pada

bagian daun muda, mengandung 0,333 ppm alkaloid, 0,371 ppm saponin, 0,362 ppm

steroid, 0,362 ppm flavanoid, dan tanin sebesar 0,322 ppm. Hal ini menujukkan

bahwa kandungan saponin dalam daun otikai tidak berbeda dengan kandungan

senyawa lainnya.

Pemurnian ekstrak metanol daun otikai menggunakan KLT dengan eluen

methanol-heksan (rasio 7 : 3) diperoleh 3 fraksi (kelompok senyawa) yang

ditunjukkan dengan tiga kelompok warna yang berbeda (warna kuning muda, hijau

dan hijau kecoklatan).

Page 23: Penetapan Kadar

Saran

Perlu diadakan penelitian lanjutan uji efiktivitas kandungan senyawa saponin

pada daun Otikai (Alphitonia sp.) dan senyawa-senyawa lain agar dapat digunakan

sebagai bahan dasar sabun dan pengobatan.

38

Page 24: Penetapan Kadar

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka.Jakarta.

Aria, P. 2009. Hormon Steroid. hhtp:// maswira. wordpress. com (15 April 2011).

Departemen Perikanan dan Kelautan RI. 2003. Saponin Pembasmi Hama Udang.http//dkp.go.id (20 Juni 2011).

Dinas Kehutanan Kabupaten Paniai. 2010. Kondisi dan Potensi Umum KabupatenPaniai Provinsi Papua. Paniai.

Fesenden, R dan Joan, F. 1 9 82 . Kimia Organik Edisi Ketiga. Penerbit:Erlangga. Surabaya.

Ginting, A. 2005. BioDegradasi Surfaktan Sodium Lauryl Sulfate (SLS) oleh BakteriBacillus lateroporus dan Pseudomonas aeruginosa dalam Reaktor Batch secaraAerob dengan Variasi Jenis Sumber Nitrogen. Department of EnvironmentalEngineering. http://id.answers.yahoo.com (12 April 2011).

Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia. ITB. Bandung.

Herman, D. L. 2002. Pemanfaatan Tumbuhan Tradisional oleh Masyarakat di DesaAmbaidiru Kabupaten Yapen Waropen. Skripsi Sarjana Kehutanan, FapertaUncen, Manokwari (Tidak diterbitkan).

Husodo, S. B., Renny, P., Anom, I. 2010. Bahan Ajar Kimia Bahan Alam. UniversitasNegeri Papua. Manokwari (Tidak diterbitkan).

Kapissa, F. T. 2005. Pemanfaatan Jenis Tumbuh-Tumbuhan Obat oleh MasyarakatSoko Moor di Kampung Kama Pulau Moor Kabupaten Nabire. Skripsi SarjanaKehutanan, Universitas Negeri Papua, Manokwari (Tidak diterbitkan).

Keenan, R. 1992. Kimia untuk Universitas. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida, Alkaloida. USU Repository.http://id.answers.yahoo.com (12 April 2011).

Page 25: Penetapan Kadar

Lepong, L. R. 2007. Kandungan Saponin Pada Tumbuhan Rhizophora mucronattaLamk dan Potensinya Sebagai Bahan Pengawet Alami Kayu. Skripsi SarjanaKehutanan, Universitas Negeri Papua, Manokwari (Tidak diterbitkan).

Marisan, K. E. 2007. Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Kasar Saponin asal Akar Tuba(Derris elliptica). Skripsi Sarjana Jurusan Kimia, Universitas Negeri Papua,Manokwari (Tidak diterbitkan).

Numberi, L. M. 2009. Senyawa Kimia Aktif Keben (Barringtonia asiatica Kurz.)Sebagai Bahan Antiseptik (Obat Kumur). Skripsi Sarjana Kehutanan,Universitas Negeri Papua (Tidak diterbitkan).

Putra, E. S. 2007. Alkaloid : Senyawa Organik Terbanyak di Alam. Kimia Indonesia.Chem-is-try Org, http://www.google.co.id (30 Juni 2011).

Rahayu, S. S. 2009. Ekstraksi. Situs Kimia Indonesia Chem-is-try.Org,http://www.google.co.id (29 Juni 2011).

Ragan, N., Fuad, K., M, Ihsan. 2010. Memanfaatkan Minyak Goreng BekasSebagai Bahan Baku Pembuatan Sabun. Http://answer.yahoo.com (11 April2011).

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung.

Rosamah, Enih. 2008. Petunjuk Praktikum Kimia Bahan Alam. UniversitasMulawarman, Samarinda (Tidak diterbitkan).

Sekolah Farmasi ITB. 2006. Detail Penelitian Obat Bahan Alamhttp://bahan-alam.fa.itb.ac.id (30 Februari 2011).

Situmorang, H. Maris. 2009. Ekstrak Tanin dari Daun Akway (Drymis PipertitaHook) Sebagai Antibakteri. Skripsi Sarjana. FMIPA, Universitas NegeriPapua, Manokwari (Tidak diterbitkan).

Subroto Ahkam dan Hendro Saputro. 2008. Gempur Penyakit dengan Sarang Semut.www.deherba.com (20 Juni 2011).

Wikipedia. 2008. Deskripsi Alphitonia sp. http://www.google.co.id (10 Maret 2011).

Page 26: Penetapan Kadar
Page 27: Penetapan Kadar