Modul 1 promodel
-
Upload
dyena-wucruen -
Category
Software
-
view
74 -
download
6
Transcript of Modul 1 promodel
Modul 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Simulasi adalah tiruan operasi dari proses nyata atau sistem dari waktu ke
waktu, apakah dilakukan dengan tangan atau dengan komputer simulasi
melibatkan pembuatan sejarah tiruan dari bentuk mesin, dan pengamatan atas
sejarah tiruan untuk menarik kesimpulan mengenai karakteristik pengoperasian
sistem nyata, dan sesuai berkembangnya waktu ke waktu dipelajari dengan
mengembangkan suatu model simulasi, model ini biasanya mengambil bentuk
seperangkat asumsi yang berhubungan dengan operasi sistem.Sedangkan sistem
dapat diartikan sebagai suatu kumpulan obyek yang dihubungkan bersama
didalam beberapa interaksi regular atau independent kearah pencapaian beberapa
tujuan. Seringkali sistem juga didefinisikan sebagai kumpulan entitas (manusia
atau mesin), yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Beberapa istilah komponen sistem harus diketahui dan dipahami sehingga
dapat menganalisa sistem. Sebuah entitas adalah objek yang menjadi perhatian
kita dalam sistem. Sebuah server adalah entitas yang melakukan fungsi –fungasi
tertentu atau berinteraksi dengan entitas lain dalam menjalankan suatu aktivitas.
Suatu atribut adalah karakteristik yang dimiliki oleh sebuah entitas.
Pada kasus ini tentang bagaimana penggunaan waktu, supaya waktu yang
tersedia bisa digunakan seefektif dan seefisien mungkin sehingga dapat
meminimalkan biaya produksi. Dalam aktifitas pada CV. Jaya Karya 1 stasiun
kerja Ukir dan Potong, 2 stasiun kerja Pengamplasan, 1 stasiun kerja QC dan 1
stasiun kerja Perakitan. untuk pembuatan produk yaitu berupa kursi.
Antrian terhadap kasus ini bertujuan untuk menentukan banyaknya rata-rata
panjang antrian dan rata-rata waktu tunggu untuk tiap aktifitas pada masing-
masing stasiun kerja. Sedangkan untuk server bertujuan mencari rata-rata
kedatangan, rata-rata kepergian serta utilitas masing-masing departemen.
Modul 1
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan suatu
pokok pemasalahanya yaitu:
1. Bagaimana mengambil keputusan dengan efektif dan efisien dengan
mengunakan software promodel ?
2. Bagaimana membuat kerangka urutan proses produksi pada tiap-tiap server ?
3. Bagaimana mengaplikasi software promodel sesuai dengan urutan produksi
pada tiap-tiap server ?
1.3 Pembatasan Masalah
Agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah maka praktikum ini dibatasi pada
hal sebagai berikut:
2. Proses produksi didapatkan secara jelas dan nyata sesuai dengan studi kasus
yang ada.
3. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software promodel.
1.4 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami teori simulasi untuk permodelan sistem
sesuai dengan aplikasi secara langsung pada perusahaan manufaktur.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasi teori simulasi untuk permodelan sistem
secara jelas dan mudah dengan menggunakan software promodel.
3. Mahasiswa dapat mengetahui fenomena antrian dalam proses produksi pada
perusahaan manufaktur.
4. Mahasiswa mampu menganalisa panjang antrian dan server.
5. Melatih mahasiswa untuk dapat berfikir secara terintegrasi tentang proses
produksi dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
6. Mahasiswa mampu memahami teori simulasi untuk permodelan sistem
sesuai dengan aplikasi secara langsung pada perusahaan manufaktur.
7. Melatih mahasiswa untuk dapat melakukan perencanaan produksi
berdasarkan data-data yang ada dan memperkirakan proyeksi semua
kebutuhan material, mesin dan tenaga kerja yang mungkin diperlukan.
Modul 1
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan
praktikum dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan metode perencanaan produksi dari
semua kasus yang ada.
Bab III Pengumpulan dan Pengolahan Data
Bab ini berisi pengumpulan dan pengolahan data dari program promodel.
Bab IV Analisa
Bab ini berisi tentang analisa dari semua kasus yang telah diolah pada pengolahan
data.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
Modul 1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemodelan Sistem
Permasalahan dunia nyata biasanya menjadi sangat komplek, sehingga
deskripsi total tentang masalah tersebut, jika dipandang sebagai suatu sistem
menjadi sulit dikelola. Selain itu tidak semua faktor yang ada dalam dunia nyata
relevan terhadap masalah dan solusinya. Untuk itu diperlukan deskripsi parsial
yang sesuai dengan permasalahan yang bersangkutan. Deskripsi parsial tersebut
dikenal sebagai proses karakterisasi sistem.
Karakterisasi sistem sering kali dinamakan simplikasi dan idealisasi. Proses
simplikasi adalah proses penyederhanaan, dimana dilakukan pemilihan terhadap
faktor – faktor yang relevan saja terhadap permasalahan, sehingga faktor tersebut
yang dipertimbangkan dalam penyelesaian permasalahan. Proses idealisasi adalah
proses pengarahan permasalahan dunia nyata yang semula sangat kompleks dan
sulit dikelola menjadi kondisi yang lebih ideal untuk diselesaikan.
Sistem adalah sekelompok elemen yang mempunyai karakteristik spesifik
atau mempunyai atribut yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem
didefinisikan oleh Schmidt dan Taylor (1970) sebagai suatu kumpulan dari entitas
seperti manusia dan mesin yang berinteraksi bersama mencapai suatu tujuan [Law
A.M,2000]. Dalam prakteknya yang disebut “sistem” tergantung pada tujuan dari
suatu studi tertentu. Sebagai contoh, adalah antrian nasabah bank.
Sebuah system dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi diluar system.
Perubahan – perubahan tersebut terjadi diluar system. Penentuan system dan
lingkungannyaditentukan oleh tujuan studi yang dilakukan. Karena itu, kumpulan
entitas yang munyusun sebuah system bagi sebuah studi mungkin saja merupakan
sebuah dari system tersebut atau yang lain [Law A.M,2000].
Modul 1
2.2 Antrian
2.2.1 Teori Antrian
Teori antrian diciptakan dan mulai dikembangkan oleh seorang ahli
matematika Denmark yang bernama A.K. Erlang.
Fenomena menunggu adalah hasil langsung dari keacakan dalam operasi
sarana pelayanan (Taha, 1997). Secara umum kedatangan pelanggan tidak
diketahui sebelumnya, karena jika dapat diketahui maka pengoperasian sarana
tersebut dapat dijadwalkan sedemikian rupa sehingga akan sepenuhnya
menghilangkan keharusan untuk menunggu.
Walaupun teori antrian sendiri tidak langsung memecahkan persoalan, teori
antrian menyumbangkan informasi penting yang diperlukan untuk membuat suatu
pengambilan keputusan seperti dengan cara memprediksi beberapa karakteristik
dari antrian seperti waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan. Apabila kedua
waktu ini dapat diketahui secara pasti maka akan sangat mudah dalam melakukan
penjadwalan fasilitas pelayanan. Akan tetapi waktu antar kedatangan dan waktu
pelayanan ini cenderung tidak pasti, sehingga menimbulkan dua masalah yang
saling berkaitan, pertama apabila fasilitas pelayanan terlalu banyak akan
menurunkan tingkat utilisasi fasilitas pelayanan tersebut yang berarti
meningkatkan waktu menganggur dari fasilitas tersebut sehingga merugikan
investasi yang telah dilakukan. Kedua, jika fasilitas pelayanan kurang maka akan
terjadi antrian yang lama yang nantinya akan menimbulkan biaya sosial seperti
kenyamanan pengguna yang terganggu.
2.2.2 Konsep-konsep Dasar Antrian
Tujuan dasar model antrian adalah untuk meminimumkan total biaya, yaitu
biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung karena
pelanggan harus menunggu untuk dilayani, bila suatu sistem mempunyai fasilitas
pelayanan lebih dari jumlah optimal, ini berarti membutuhkan investasi modal
yang berlebihan, tetapi bila jumlahnya kurang dari optimal hasilnya adalah
tertundanya pelayanan (Subagyo dkk,1983).
Modul 1
Situasi keputusan sering kali timbul dimana unit satuan yang datang untuk
memperoleh pelayanan (orang, barang) harus menunggu sebelum memperoleh
pelayanan yang diinginkan. Apabila aturan yang mengatur kedatangan (arrival),
unit penerima pelayanan, waktu pelayanan (Service Time) san urutan kedatangan
satuan penerimaan pelayanan (spp) diketahui (mungkin berdasarkan pengalaman
atau hasil penelitian), maka sifat atau ciri – ciri dalam situasi antrian dapat
dipelajari dengan menggunakan peralatan matemaika dengan mudah.
Tujuan mempelajari teori antrian adalah untuk menentukan beberapa
karakteristik yang menjadi ukuran performasi dari sistem pelayanan yang
dipelajari.
1. Berapa lama obyek yang harus dilayani tersebut menunggu sampai dilayani.
2. Persentase waktu menganggur dari fasilitas pelayanan.
Dalam hal ini semakin lama waktu menuggu yang dialami oleh obyek yang
membutuhkan pelayanan, akan semakin kecil kemungkinan fasilitas menganggur,
begitu juga sebaliknya. Ukuran performasi yang telah diperoleh selanjutnya biasa
digunakan untuk memilih tingkat pelayanan yang optimal diantara situasi yang
bertentangan tersebut.
2.2.3 Unsur - Unsur Dasar Model Antrian
Walaupun pola kedatangan dan kepergian adalah faktor – faktor yang
penting dalam analisis antrian, terdapat juga faktor- faktor penting lain dalam
pengembangan model model antrian (Taha, 1997):
1. Faktor pertama adalah cara memilih pelanggan dari antrian untuk memulai
pelayanan, biasanya disebut peraturan pelayanan.
2. Faktor kedua berkaitan dengan rancangan sarana tersebut dari pelaksanaan
pelayanan. Sarana pelayanan lebih dari satu pelayan dan menawarkan
pelayanan yang sama sehingga dikatakan memiliki pelayanan sejajar. Sarana
pelayanan yang dapat dilalui pelanggan sebelum pelayanan diselesaikan.
Situasi yang dihasilkan biasanya dikenal sebagai antrian serial tandem queue.
Rancangan paling umum dari sebuah sarana pelayanan mencakup baik stasiun
Modul 1
pengolahan serial atau paralel. Ini menghasilkan antrian jaringan net work
queue.
3. Faktor ketiga berkaitan dengan ukuran antrian yang diijinkan.
Dalam beberapa situasi tertentu, hanya sejumlah unit item tertentu yang
diijinkan, kemungkunan karena batasan ruang (misalnya, ruang untuk mobil
ditempay pengisian bensin). Setelah antrian memenuhi kapasitas, pelanggan
yang baru tiba tidak dapat masuk kedalam antrian.
4. Faktor keempat berkaitan dengan sifat sumber yang meminta pelayanan
kedatangan pelanggan. Sumber pemanggilan calling source dapat
mennghasilkan sejumlah terbatas pelanggan atau secara teoritis sejumlah tak
terbatas pelanggan.
2.2.4 Elemen – Elemen Pokok Dalam Sistem Antrian
Elemen – elemen dasar dari model antrian tergantung pada faktor – faktor
sebagai berikut [Dubagyo dkk, 1985] :
1. Sumber Masukan (Input)
Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu populasi
orang, barang, komponen atau kertas kerja yang datang pada sistem yang
dilayani. Bila populasi relatif besar sering di anggap bahwa hal itu merupakan
besaran tak terbatas. Anggapan ini adalah hampir umum karena perumusan
sumber masukan yang tak terbatas lebih sederhana dari pada sumber yang
terbatas. Suatu populasi dinyatakan besar bila populasi tersebut besar
dibanding dengan kapasitas pelayanan.
2. Pola Kedatangan
Pola kedatangan yang biasa terjadi pada suatu sistem antrian diantaranya
adalah pola kedatangan teratur, pola kedatangan random (acak), pola
kedatangan yang dipengaruhi aspek lain dan sebagainya. Besarnya selang
waktu suatu kedatangan dengan kedatangan berikutnya disebut selang waktu
kedatangan.
Modul 1
3. Kepanjangan Antrian
Banyak sistem antrian dapat menampung jumlah individu-individu yang relatif
besar, tetapi ada bebarapa sistem yang mempunyai kapasitas terbatas. Bila
kapasitas antrian menjadi faktor pembatas jumlahnya individu yang dapat
melayani dalam sistem secara nyata, berarti sistem mempunyai kepanjangan
antrian terbatas dan model antrian terbatas untuk menganalisa sistem tersebut
4. Disiplin Antrian
Disiplin antrian adalah aturan dalam mana para pelanggan dilayani. Aturan ini
dapat didasarkan pada yang pertama masuk, pertama keluar (PMPK, kalam
bahasa inggris FIFO) (yakni, pelayanan menurut urutan kedatangan), yang
terakhir masuk pertama keluar (PMPK, dalam bahasa inggris disingkat FIFO)
(contohnya, pelanggan yang datang paling akhir mendapat pelayangan yang
berikutnya), secara acak, atau berdasarkan prioritas. Service in Random Order
(SIRO) artinya panggilan didasarkan pada peluang random, tidak
mempertimbangkan siapa dulu yang datang. Priority Service (PS) artinya
prioritas pelayangan diberikan pada mereka yang mempunyai prioritas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai prioritas lebih
rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba
dalam garis tunggu.
5. Mekanisme Pelayanan
Pola pelayanan biasanya dicirikan oleh waktu pelayanan (service time), yaitu
waktu yang dibutuhkan seorang pelayan untuk melayani seorang pelanggan.
Waktu pelayanan ini dapat bersifat deterministik, atau berupa suatu variabel
acak yang distribusi probabilitasnya sianggap telah diketahui. Bila tidak
disebutkan secara khusus, maka anggapan dasarnya adalah bahwa satu pelayan
saja dapat melayani secara tuntas urusan seorang pelanggan.
6. Keluar (Exit)
Sesudah individu selesai dilayani, dia keluar (exit) dari sistem. Sesudah keluar,
dia mungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas
yang sama untuk memasuki sistem kembali, atau dia mungkin bergabung
Modul 1
dengan populasi lain yang mempunyai probabilitas yang lebih kecil dalam hal
kebutuhan pelayanan tersebut kembali.
2.2.5 Model - Model Antrian
Ada empat tipe model antrian, yaitu (Subagyo, dkk, 1985) :
1. Single Chanel - Single Phase
Sistem antrian ini terdiri dari satu fasilitas pelayanan, dimana objek yang
masuk pada sistem ini akan dilayani oleh fasilitas tunggal.
M = antrian
S = fasilitas pelayanan (server)
Sistem antrian
Sumber Keluar
Populasi
Gambar 2.1 Single chanel - single phase
2. Single Chanel - Multi Phase
Sistem antian ini terdiri dari multi fasilitas pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan.
Sistem antrian
Sumber Keluar
Populasi
Gambar 2.2 Single chanel - multi phase
3. Multi Chanel - Single Phase
Sistem antrian ini terdiri dari multi (lebih dari satu fasilitas pelayanan) dimana
objek yang masuk dalam sistem akan dilayani oleh fasilitas yang sedang
menganggur.
M M S
M M SS
Modul 1
Sistem antrian
Sumber Keluar
Populasi
Gambar 2.3 multi chanel - single phase
4. Multi Chanel - Multi Phase
Bentuk ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap dengan
beberapa stasiun pelayanan.
Sistem antrian
Sumber
Keluar
Populasi
Gambar 2.4 multi chanel - multi phase
2.3 Biaya Model Antrian
Tujuan biaya model antrian adalah menghitung tingkat pelayanan
(kecepatan pada pelayanan atau jumlah stasiun pelayanan) yang diimbangi dengan
biaya yang saling bertentangan, sebagai berikut :
2.3.1 Model – Model Keputusan Antrian
Pengambilan keputusan menyangkut antrian berkaitan dengan peningkatan
hasil karya sistem melalui penggunaan model keputusan yang sesuai. Model ini
dibangun dengan menggunakan sifat operasi yang cocok, pada akhirnya
menetapkan parameter optimum, parameter yang mana mencakup laju pelayanan,
jumlah pelayanan atau panjang antrian maksimum yang diperkenankan.
Optimasi parameter dapat dilihat dari bermacam-macam cara tergantung
pada keinginan pengambil keputusan. Pandangan yang paling umum didasarkan
pada keputusan yang meminimumkan jumlah pelayanan dan antrian persatuan
biaya waktu (Siagan, 1987).
M
S
S
M
S
SS
S
M
M
Modul 1
Sifat dari beberapa situasi antrian mencakup penggunaan model-model
keputusan biaya. Khususnya, biaya menunggu paling sulit ditentukan.
Untuk mempelajari hal ini situasi antrian digolongkan didalam tiga kategori
besar berikut ini:
Gambar 2.5 Model keputusan biaya dalam model antrian
Model yang ideal adalah kalau kita menentukan taksiran terpercaya dari
parameter biaya yang diperlukan. Kadang-kadang sukar bahkan tidak mungkin
menaksir parameter biaya terutama yang menyangkut waktu tunggu. Oleh kareana
itu kita harus mencari kriteria optimalisasi yang lain seperti apa yang dinamakan
model tongkat aspirasi atau aspiration level yang digunakan bila model biaya
tidak dapat lagi digunakan dalam praktek (Siagian, 1987).
Modul 1
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
3.2 Pengolahan Data
3.2.1 Pengolahan Data Manual
1. Sistem produksi
a. Layout
Gambar 3.1 Model awal layout
b. Tata Urutan Proses
Tata urutan proses adalah sebagai berikut:
c. Asumsi – Asumsi
Jumlah server dalam sistem produksi:
Tabel 3.2 Jumlah server dalam sistem produksi
No Stasiun Kerja Jumlah Server
1
2
3
4
a. Aktivitas Stasiun............
Gambar 3.2 Produksi di stasiun kerja................
Awal :
Akhir :
Resources :
Modul 1
3.2.2 Pengolahan Data Menggunakan Software.
3.2.2.1 Uji Distribusi Data Dengan Menggunakan Stat:Fit Promodel
Langkah – langkah dalam melakukan uji distribusi data dengan menggunakan
Stat:Fit Promodel
1. Buka software ProModel kemudian pilih Stat Fit pada bagian bawah.
2. Masukkan input data waktu kedatangan pada data table.
3. Setelah data selesai diinput, pilih autofit.
4. Untuk mencari grafik, pilih distribution viewer.
5. Isikan hasil autofit pada kolom yang ada pada distribution viewer.
6. Catat hasil mean dan standar deviasi yang tampil pada kolom atas.
7. Pilih grafik.
1. Waktu Antar Kedatangan
a. Input Data
Input pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.3 Input waktu antar kedatangan
b. Hasil AutoFit
Hasil pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.4 Hasil autofit waktu antar kedatangan
c. Grafik
Grafik pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Modul 1
Gambar 3.6 Grafik waktu antar kedatangan
2. Ukur dan Potong
a. Input Data
Input pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.5 Input ukur dan potong
b. Hasil AutoFit
Hasil pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.6 Hasil autofit ukur dan potong
c. Grafik
Grafik pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Gambar 3.7 Grafik ukur dan potong
3. Pengamplasan
a. Input Data
Input pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.7 Input pengamplasan
b. Hasil AutoFit
Hasil pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.8 Hasil autofit pengamplasan
c. Grafik
Grafik pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Gambar 3.8 Grafik pengamplasan
4. QC
a. Input Data
Modul 1
Input pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.9 Input QC
b. Hasil AutoFit
Hasil pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.10 Hasil autofit QC
c. Grafik
Grafik pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Gambar 3.9 Grafik QC
5. Perakitan
a. Input Data
Input pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.11 Input perakitan
b. Hasil AutoFit
Hasil pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Tabel 3.12 Hasil autofit perakitan
c. Grafik
Grafik pengolahan data ProModel dengan Stat:Fit
Gambar 3.10 Grafik perakitan
3.2.2.2 Pembuatan Model Dengan ProModel
Langkah dalam pembangunan model untuk mensimulasikan proses
produksi pada CV. Jaya Karya adalah sebagai berikut :
1. Buka software ProModel kemudian pilih file, lalu pilih new.
2. Mengisi title dan pilih second pada time unit lalu Ok.
3. Pilih menu build lalu pilih location dan masukan layout stasiun kerja kemudian
isikan nama stasiun kerja pada menu location.
Modul 1
4. Pilih menu Build lalu pilih Arrival dan tulis nama material pada Entity,
kemudian pada Occurrences isikan angka 225, setelah itu pada Frequency
isikan rata – rata kedatangan dan standar deviasi.
5. Pilih menu Build lalu pilih Entities, lalu klik pada gambar material dan masing
– masing stasiun kerja, kemudian pilih edit, pilih color untuk memberi warna
pada masing – masing material dan stasiun kerja.
6. Pilih menu build lalu pilih Processing, setelah itu pada Operation isikan rata –
rata kedatangan dan standar deviasi pada masing – masing stasiun kerja.
7. Pilih menu Simulation lalu pilih Run, setelah itu akan muncul verifikasi dari
simulasi tersebut. Hasil dari simulasi itu dapat dilihat di output result.
a. Location
Tabel 3.13 Location running promodel
b. Entitas
Tabel 3.14 Enteties running promodel
c. Arrival
Tabel 3.15 Arrival running promodel
d. Proses dan Routing
Tabel 3.21 Proses running promodel
Tabel 3.22 Routing kursi
e. Pembangunan Model
Modul 1
Gambar 3.6 Pembangunan model
f. Verifikasi
Gambar 3.7 Hasil verifikasi running promodel
g. Replikasi
Tabel 3.23 Result promodel
Modul 1
BAB IV
A N A L I S A
4.1 Analisa Manual
4.2 Analisa Distribusi
4.2.1 Waktu Antar Kedatangan
4.2.2 Stasiun Kerja
4.2.3 Stasiun Kerja
4.2.4 Stasiun Kerja
4.2.5 Stasiun Kerja
4.3 Analisa Output Running
Modul 1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran