manusia purba

21
RENCANA PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN TAHUN 2010/ 2011 Sekolah : SMP BOPKRI Semin Mata Pelajaran : IPS / Sejarah Alokasi Waktu : 2 x pertemuan A. Standar Kompetensi Memahami lingkungan kehidupan manusia B. Kompetensi Dasar Menganalisa kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia C. Indikator Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia D. Tujuan Pembelajaran Setelah penyajian materi siswa dapat : 1. Menjelaskan jenis.jenis manusia purba di Indonesia 2. Menunjukkan daerah penemuan fosil manusia purba di Indonesia 3. Menjelaskan sumber-sumber yang digunakan untuk mengetahui kehidupan zaman Pra Aksara.

Transcript of manusia purba

Page 1: manusia purba

RENCANA PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN

TAHUN 2010/ 2011

Sekolah : SMP BOPKRI Semin

Mata Pelajaran : IPS / Sejarah

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan

A. Standar Kompetensi

Memahami lingkungan kehidupan manusia

B. Kompetensi Dasar

Menganalisa kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia

C. Indikator

Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah penyajian materi siswa dapat :

1. Menjelaskan jenis.jenis manusia purba di Indonesia

2. Menunjukkan daerah penemuan fosil manusia purba di Indonesia

3. Menjelaskan sumber-sumber yang digunakan untuk mengetahui

kehidupan zaman Pra Aksara.

E. Materi Pembelajaran

1. Fosil Manusia Purba di Indonesia

Pengertian fosil adalah sisa-sisa tumbuhan, hewan atau manusia

yang sudah membatu. Fosil juga bisa berwujud bekas benda yang

menempel pada batu, sementara benda aslinya sudah mengalami

pelapukan atau penghancuran.

Tidak semua tumbuhan, hewan dan manusia dapat menjadi fosil.

Banyak diantaranya yang mengalami pembusukan dan penghancuran

Page 2: manusia purba

oleh pengaruh alam. Fosil terjadi jika sisa-sisa tumbuhan, hewan dan

manusia tersebut terlindung dari pengaruh luar sehingga tidak terjadi

pelapukan dan penghancuran. Seain itu, untuk bisa menjadi fosil

dibutuhkan waktu yang sangat lama, bisa ribuan bahkan jutaan tahun.

Pada setiap lapisan kulit bumi, sering ditemukan fosil tumbuhan,

hewan, atau manusia purba jenis tertentu yang menjadi cirri khas dari

suatu lapisan kulit bumi. Fosil-fosil itu disebut fosil pandu karena dapat

menjadi petunjuk tentang kehidupan manusia purba pada zaman

Praaksara. Dari fosil-fosil tersebut dapat pula diketahui lapisan kulit bumi

tempat fosil tersebut ditemukan.

Penelitian ilmiah terhadap fosil manusia purba (Paleoantropologi)

telah banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain oleh Dr. Eugene

Dubois, B.D. van Rietschoten, van Koeningswald, Ter Haar, Duyfjes, dan

Sartono. Daerah penelitian para ahli tersebut, meliputi Wajak

(Tulungagung), Kedungbrubus, Trinil (Ngawi), Sangiran (Sragen), dan

Mojokerto.

Daerah hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa daerah lembah

Sungai Bengawan Solo paling banyak ditemukan fosil manusia purba.

Selain dilembah Sungai Bengawan Solo, fosil manusia purba juga

ditemukan di lembah Sungai Brantas. Dari berbagai temuan fosil dan

peralatan dari batu tersebut, menunjukkan bahwa daerah lembah Sungai

Bengawan Solo dan lembah Sungai Brantas pada zaman dahulu

merupakan tempat pemukiman manusia pruba.

Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia, antara lain

sebagai berikut :

a. Meganthropus Palaeojavanicus

Jenis manusia ini mempunyai bentuk paling primitive. Fosil

Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan oleh van Koeningswald

di daerah Sangiran pada lapisan Pucangan (Pleistosen bawah) tahun

1936 dan 1941. Hasil temuan tersebut berupa rahang bagian bawah

dan atas. Pada tahun 1952, Marks juga menemukan rahang bawah

Page 3: manusia purba

manusia Meganthropus yang lain pada lapisan kabuh (Pleistosen

tengah) di Sangiran.

Meganthropus Palaeojavanicus mempunyai tubuh kekar, berahang

besar, dan diperkirakan sebagai manusia purba tertua. Gerahamnya

men unjukkan cirri manusia, tetapi sekaligus mendekati cirri kera,

yaitu tidak berdagu. Meganthropus Palaeojavanicus diduga hidup

dua juta sampai dengan satu juta tahun yang lalu.

b. Pithecanthropus Mojokertensis

Pada tahun 1936, Tjokrohandoyo yang bekerja di bawah pimpinan

ahli purbakala Duyfjes menemukan fosil tengkorak anak-anak di

Kepuhlegen sebelah utara Perning dan Mojokerto.

Fosil tersebtu ditemukan pada lapisan Pucangan (Pleistosen bawah)

dan dinamakan Pithecanthropus Mojokertensis atau Pithecanthropus

Robustus. Manusia purba ini tergolong jenis Pithecanthropus yang

paling tua.

c. Pithecanthropus Erectus

Pada tahun 1890, seorang ahli purbakala Belanda, Eugene Dubois

menemukan manusia purba di Desa Trinil (Ngawi) Jawa Timur.

Daerah tersebut terletak di lembah sungai Bengawan Solo. Hasil

temuan fosil tersebut setelah diteliti dan direkontruksi ternyata

membentuk kerangka manusia yang menyerupai kera. Fosil tersebut

kemudian dinamakan Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia

kera berjalan tegak.

Manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus diperkirakan hidup

satu juta sampai setengah juta tahun yang lalu.

d. Homo Wajakensis

Pada tahun 1889, Van Rietschoten menemukan fosil manusia purba

jenis Homo di daerah Wajak dekat Campur Darat, Tulungagung

(Jawa Timur). Temuan ini diselidiki pertama kali oleh Eugene

Dubois. Fosil berupa ruas leher dan tengkorak yang mempunyai isi ±

1.650 cc. selain itu, Eugene Dubois sendiri pada tahun 1890

Page 4: manusia purba

menemukan dosil di daerah Wajak. Fosil ini terdiri atas fragmen

tengkorak, rahang atas dan bawah, tulang kering serta tulang paha.

Penemuan fosil manusia purba didaerah Wajak ini dinamakan Homo

Wajakensis atau manusia dari Wajak. Manusia purba jenis ini

mempunyai tingkatan lebih tinggi daripada Pithecanthropus Erectus

dan tergolong dalam Homo Sapiens.

Manusia jenis homo dari Wajak ini termasuk jenis yang sulit

ditentukan rasnya Karena ia memiliki cirri-ciri ras Mongoloid dan

juga Austromelanesoid. Manusia Wajak ini mungkin berasal dari

subras Melayu Indonesia dan turut berevolusi menjadi ras

Austromelanesoid sekarang. Ras Wajak ini mungkis meliputi juga

manusia yang hidup sekitar 25.000 – 40.000 tahun yang lalu di Asia

Tenggara, seperti manusia Niah di Serawak (Malaysia) dan manusia

Tabon di Pulai Palawan (Filipina). Di Cina selatan juga pernah

ditemukan fragmen rahang atas yangmenyerupai manusia Wajak.

Temuan manusia Wajak menunjukkan bukti bahwa sekitar 40.000

tahun yang lalu di Indonesia sudah didiami oleh manusia jenis

Homo Sapiens.

e. Homo Soloensis

Pada tahu n 1931 – 1934, ahli purbakala yang bernama Ter Haar dan

Ir. Oppenorth menemukan fosil-fosil manusia purba di lembah

Sungai Bengawan Solo di dekat Desa Ngandong. Selanjutnya, fosil-

fosil tersebut diselidiki oleh seorang ahli paleontology G.H.R. Von

Koenigswald. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa

ternyata manusia purba jenis Homo Soloensis lebih tinggi

tingkatannya daripada Pithecanthropus Eretus.

f. Homo Sapiens

Homo Sapiens berarti manusia cerdik. Fosil Homo Sapiens berasal

dari zaman Holosen (± 40.000 tahun lalu). Manusia ini sudah

mengalami proses pengecilan pada bagian kepala dan tubuh

sehingga fisiknya sudah hamper sama dengan manusia zaman

Page 5: manusia purba

sekarang. Mereka juga sudah memulai menggunakan akalnya untuk

berfikir. Karena sifat-sifatnya itu, Homo Sapiens dianggap sebagai

nenek moyang manusia modern.

Homo Sapiens terdiri atas beberapa subspecies atau ras. Jenis homo

sapiens yang sampai sekarang masih hidup dan dikenal ada tiga ras

pokok, yaitu ras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid.

1. Ras Mongoloid

Ras Mongoloid mempunyai ciri-ciri, antara lain berkulit kuning

dan menyebar di Asia tenggara, Asia Timur dan sebagian Asia

Selatan serta Asia Barat.

2. Ras Kaukasoid

Ras Kaukasoid mempunyai ciri-ciri, antara lain berkulit putih,

hidung mancung, dan jangkung. Hidup menyebar di eropa dan

Asia Kecil (Timur Tengah).

3. Ras Negroid

Ras Negroid mempunyai cirri-ciri , antara lain berkulit hitam,

berbibir tebal dan berambut keriting. Hidup menyebar di Afrika,

Australia dan Irian (penduduk asli).

Selain ketiga ras pokok tersebut, masih ada dua ras lagi yang

penyebarannya terbatas, yaitu ras Austromelanesoid dan ras

Khaukasoid.

1) Ras Austromelanesoid

Ras Asutromelanesoid ini menyebar di kepulauan Pasifik dan

pulau-pulau di antara Asia dan Australia.

2) Ras Khaukasoid adalah ras Indian (berkulit merah) yang dahulu

mendiami Benua Amerika dan sekarang telah terdesaj oleh orang

kulit putih.

Konsep lima ras diatas adalah pembagian yang abstrak karena

ras yang murni sulit ditemukan. Pembagian ras itu sudah kabur

Page 6: manusia purba

karena terjadinya kawin silang antar ras dan keturunannya yang

sudag berlangsung ribuan tahun.

Homo Sapiens yang berkembang di Indonesia merupakan kelanjutan

dari Homo Wajakensis. Hal ini disebabkan makhluk tersebut

menunjukkan cirri-ciri Homo Sapiens daripada Pithecanthropus.

Cara mudah untuk menguraikan perbedaan fosilk manusia purba

dengan fosil Homo Sapiens adalah dengan membandingkan bentuk

tengkoraknya.

Homo Sapien di Indonesia telah mempunyai kebudayaan yang

lebih tinggi daripada manusia purba. Kebudayaan mereka disebut

kebudayaan Mesolitikum. Kebudyaan Homo Sapiens mendapat

pengaruh kebudayaan Bacson-Hoabinh di Vietnam yang masuk

Indonesia melalui Thailand dan Malaysia.

Pada zaman Mesolithikum, Homo Sapiens di Indonesia sudah

mengenal tempat tinggal yang tetap dan bercocok tanam secara

sederhana. Mereka yang tinggal di tepi pantai membangun rumah-

rumah panggung, sementara yang di pedalaman tinggal di gua-gua.

Berbagai jenis manusia purba yang hidup di Indonesia tampak

dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1.1

SKALA WAKTU GEOLOGI DAN JENIS MANUSIA PURBA

Kala Jenis ManusiaHolosen Homo SapiensPleistosen Atas (Lapisan dan fauna Ngandong)

Homo SoloensisHomo Wajakensis

Pleistosen Tengah (Lapisan dan fauna Trinil)

Pithecanthropus Erectus

Pleistosen Bawah (Lapisan dan fauna Jetis)

Pithecanthropus RobustusPithecanthropus MojokertensisMeganthropus Palaeojavanicus

Page 7: manusia purba

F. Metode Pengajaran

1. Membuat satu media

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan kedua

Appersepsi dan motivasi

Kegiatan inti

- Informasi tentang jenis-jenis manusia purba

- Pengamatan Peta tentang daerah penemuan Fosil Manusia Purba

- Informasi tentang penemu manusia purba

H. Sumber Pembelajaran

I. Penilaian

1. Teknis : Tes tertulis

2. Bentuk soal : Pilihan ganda

Page 8: manusia purba

RENCANA PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN

TAHUN 2010/ 2011

Sekolah : SMP BOPKRI Semin

Mata Pelajaran : IPS / Sejarah

Kelas / Semester : VII /I

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan

A. Standar Kompetensi

Memahami lingkungan kehidupan manusia

B. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan kehidupan pada masa Pra aksara di Indonesia

C. Indikator

1. Mengidentifikasi peninggalan-peningalan kebudayaan pada masa Pra

Aksara

2. Melacak kedatangan dan pesebaran nenek moyang bangsa Indonesia di

Nusantara

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah penyajian materi siswa dapat :

1. Menjelaskan arah persebaran nenek moyang bangsa Indonesia

berdasarkan beliung persegi

2. Menjelaskan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia berdasarkan

kapak persegi

3. Menyebutkan keturunan bangsa Deutro melayu sekarang ini

E. Materi Pembelajaran

Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Berdasarkan hasil berbagai penyelidikan, terutama yang dilakukan oleh

sejarawan Belanda Van Heine Geldren, terjadi gelombang perpindahan

Page 9: manusia purba

penduduk dari Asia ke pulau-pulau di sebelah selatan Asia. Gelombang

perpindahan penduduk tersebut terjadi sejak tahun 20000 SM (bersamaan

dengan zaman Neolithikum) sampai dengan tahun 500 SM (bersamaan

dengan zaman perunggu).

Pulau-pulau sebelah selatan Asia tersebut disebut Austronesia (Pulau

selatan). Bangsa yang mendiami Austronesia disebut bangsa Austronesia.

Wilayah Austronesia amat luas, meliputi pulau-pulau yang membentang dari

Madagaskar (sebelah barat) sampai ke pulau Paskah (sebelah timur), Taiwan

(sebelah utara), dan Selandia Bru (sebelah selatan).

Perpindahan penduduk gelombang kedua terjadi pada tahun 400-300

SM (bersamaan dengan zaman perunggu). Perpindahan ini membawa

kebudayaan perunggu, seperti kapak sepatu dan nekara atau gendering yang

berasal dari daerah Donsong. Oleh karena itu, budaya perunggu di Indonesia

juga disebut Kebudayaan Donsong.

Penduduk budaya Donsong ini adalah orang-orang Austonesia, yaitu

mereka yang tinggal di pulau-pulau yang terletak diantara benua Australia

dan Benua Asia. Kedatangan orang-orang Austronesia yang berasal dari

Yunan (hulu Sungai Salwen dan Sungai Mekong) ke Indonesia itu terjadi

sekitar tahun 200 SM. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mereka

inilah nenek moyang bangsa Indonesia. Pendapat demikian juga pernah

dikemukakan oleh Dr. H. Kern pada tahun 1899 melalui penelitian berbagai

bahasa daerah (ada 113 bahasa daerah) di Indonesia. Dari penelitian itu, dapat

disimpulkan bahwa bahasa tersebut dahulu berasal dari satu rumpun bahasa

yang disebut bahasa Austronesia. Adapun alas an nenek moyang bangsa

Indonesia meninggalkan daerah Yunan adalah karena adanya bencana alam

dan serangan dari suku bangsa lain.

Orang-orang Austroneisa yang memasuki wilayah Nusantara dan

kemudian menetap disebut bangsa Melayu Indonesia. Mereka inilah yang

menjadi nenek moyang langsung bangsa Indonesia sekarang. Bangsa Melayu

itu dapat dibedakan menjadi dua suku bangsa, yaitu bangsa Melayu Tua

(Proto Melayu) dan bangsa Melayu Tua (Deutro Melayu).

Page 10: manusia purba

1. Bangsa Melayu Tua ( Proto Melayu)

Bangsa Melayu Tua adalah orang-orang Austronesia dari Asia yang

pertama kali dating di Nusantara melalui dua jalur.

a. Jalur barat, yaitu jalur Malaysia – Sumatra

b. Jalur Utara, yaitu melalui Filipina - Sulawesi

Bangsa Melayu Tua memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada

manusia purba. Kebudayaan bangsa Melayu Tua disebut kebudayaan

baru atau Neolithikum. Meskipun hampir segala peralatan mereka

terbuat dari batu, tetapi pembuatannya sudah halus. Hasil budaya zaman

ini yang terkenal adalah kapak persegi yang banyak ditemukan di

wilayah Indonesia bagian barat (Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Bali).

Menurut penelitian Van Heekeren di Kalumpang (Sulawesi Utara), telah

terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong yang

dibawa oleh orang-orang Austronesia.

Suku bangsa Indonesia yang termasuk anak keturunan bangsa Proto

Melayu, yaitu suku dayak dan suku Toraja

2. Bangsa Melayu (Deutro MElayu)

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah nenek moyang

bangsa Indonesia yang dating ke Nusantara pada gelombang kedua, yaitu

antara tahun 400 – 300 SM. BangsaMelayu Muda ini berhasil mendesak

dan berasimilasi dengan pendahulunya, yaitu bangsa Proto Melayu.

Mereka memasuki wilayah Nusantara melalui jalur barat. Mereka

menempuh rute dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Semenanjung

Malaysia dan akhirnya sampai ke Nusantara.

Bangsa Deutri Melayu memiliki kebudayaan yang lebih lama

dibandingkan bangsa Porto Melayu. Mereka telah daspat membuat

barnag-barang dari perunggu dan besi. Hasil kebudayaannya yang

terkenal adalah kapak corong, kapak sepatu dan nekara.

Selain kebudayaan logam, bangsa Deutro Melayu juga

mengembangkan kebudayaan Megalithikum. Kebudayaan megalithikum

Page 11: manusia purba

adalah kebudayaan yang identik menghasilkan bangunan yang terbuat

dari batu besar. Hasil-hasil kebudayaan Megalithikum antara lain menhir

(tugu batu), dolmen (meja batu), sarkofagus (karanda mayat), kubur batu

dan punden berundak. Suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan

bangsa Melayu Muda adalah suku Jawa, Melayu dan Bugis.

Sebelum kelompok bangsa Melayu memasuki Nusantara sebenarnya

telah ada kelompok-kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di

wilayah tersebut. Mereka termasuk bangsa primitif dengan kebudayaan

yang masih sangat sederhana. Mereka yang termasuk bangsa primitif

adalah sebagai berikut :

a. Manusia Plestosin (purba)

Kehidupan manusia purba ini selalu berpindah tempat dengan

kemampuan dan kebudayaan yang sangat terbatas. Minimnya

informasi membuat corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat

diikuti kembali, kecuali beberapa aspek saja. Misalnya, teknologinya

yang masih sangat sederhana (teknologi Paleolitik)

b. Suku Wedoid

Sisa-sisa suku Wedoid sampai sekarang masih ada, misalnya

suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan

Palembang. Meraka hidup dari meramu (mengumpulkan hasil hutan)

dan berkebudayaan sederhana. Mereka juga sulit sekali menyesuaikan

diri dengan masyarakat modern.

c. Suku Negroid

Di Indonesia sudah tidak terdapat sisa-sisa kehidupan suku

Negroid. Akan tetapi, di pedalaman Malaysia dan Filipina, keturunan

ini masih ada.suku yang termasuk ras Negroid, misalnya suku

Semang di Semenanjung Malaysia dan suku Negrito di Filipina.

Mereka akhirnya terdesak oleh orang-orang Melayu modern sehingga

hanya menempati daerah pedalaman yang terisolasi.

Page 12: manusia purba

F. Metode Pengajaran

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan keempat

Appersepsi dan motivasi

Kegiatan Inti

- Tanya jawab tentang ras Austronesia

- Tanya jawab tentang persebaran nenek moyang bangsa Indonesia

H. Sumber Pembelajaran

I. Penilaian

Page 13: manusia purba

RENCANA PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN

TAHUN 2010/ 2011

Sekolah : SMP BOPKRI Semin

Mata Pelajaran : IPS / Sejarah

Kelas / Semester : VII /I

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan

A. Standar Kompetensi

Memahami lingkungan kehidupan manusia

B. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan kehidupan pada masa Pra Aksara di Indonesia

C. Indikator

Mendiskripsikan perkembangan kehidupan Pra Aksara dan peralatan hidup

yang digunakan.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah penyajian materi siswa dapat :

1. Menjelaskan dua cara mempelajari masa Pra Aksara

2. Mengklasifikasikan pembagian zaman Pra Aksara berdasarkan

kebudayaannya

3. Menjelaskan ciri-ciri kehidupan masa berburu dan meramu

4. Menyebutkan alat-alat yang digunakan pada masa berburu dan meramu.

E. Materi Pembelajaran

Page 14: manusia purba

F. Metode Pengajaran

1. Ceramah bervariasi

2. Tanya jawab

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan ketiga

Appersepsi dan motivasi

Kegiatan Inti

- Informasi tentang batas akhir jaman prasejarah di Indonesia

- Tanya jawab tentang pembagian jaman prasejarah berdasarkan

hasil kebudayaannya.

- Informasi tentang tahap-tahap kehidupan manusia purba

H. Sumber Pembelajaran

I. Penilaian