Makalah SEMINAR AUDIT
description
Transcript of Makalah SEMINAR AUDIT
SEMINAR PENGAUDITAN
“LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU”
Kelompok 4
Disusun oleh :
1. Irma Pujiastuti (041202503125076)2. Maulidiawati (041202503125073)3. Shecilia Raynanda (041202503125067)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil”alamin puji syukur bagi Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang selalu tercurah, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Laporan Audit Bentuk Baku”.
Penulisan makalah ini di maksudkan untuk memenuhi tugas
matakuliah seminar pengauditan, semester VII, jurusan akuntansi, USNI
(Universitas Satya Negara Indonesia).
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 08 oktober 2015
Penyusun
.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Audit
Laporan audit merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses audit, yang
juga merupakan media yang di pakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditor.
Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu bentuk laporan tertulis
yang umumnya berupa laporan audit bentuk baku.
B. Laporan Audit Bentuk Baku
Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang mateerial,
posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Unsur-unsur laporan audit bentuk baku :
a. Judul Laporan
Standar auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan,
dan dalam judul tersebut tercantum pula kata independen.
Sebagai contoh, judul yang tepat adalah “laporan auditor
independen,” “laporan dari auditor independen,” atau “pendapat
akuntan independen.” Kewajiban untuk mencantumkan kata
independen dimaksudkan untuk memberitahu para pengguna
laporan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan
secara objektif / tidak memihak.
b. Alamat Laporan
Audit Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, para
pemegang saham atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun –
tahun terakhir ini, telah menjadi suatu kebiasaan untuk
mengalamatkan laporan ini kepada para pemegang saham untuk
menunjukkan bahwa auditor itu independen terhadap perusahaan
dan dewan direksi perusahaan yang di audit.
c. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal :
1. Membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan
public telah melaksanakan audit.
2. Paragraf ini menyatakan laporan keuangan yang telah di audit,
termasuk pencantuman tanggal neraca serta periode akuntansi
dari laporan laba rugi dan laporan arus kas.
3. Paragraf pendahuluan menyatakan bahwa laporan keuangan
merupakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab
auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan pelaksanaan audit.
Tujuan dari pernyataan - pernyataan ini adalah untuk
mengkomunikasikan bahwa manajemen bertanggung jawab atas
pemilihan prinsip akuntansi yang tepat, atas keputusan mereka
memilih ukuran yang digunakan serta pengungkapan mereka
tentang penggunaan prinsip-prinsip tersebut serta untuk
mengklarifikasikan peran manajemen dan auditor.
d. Paragraf Scope
Paragraf scope ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang
dilakukan auditor selama proses audit. Sesuai dengan SAS 93
mewajibkan bahwa Negara asal prinsip akuntansi itu digunakan
dalam mempersiapkan laporan keuangan dan standar audit yang
diikuti oleh auditor yang mengidentifikasikan dalam laporan
audit. Yang masuk dalam paragraf scope yaitu :
1. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
2. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut
mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan
auditnya agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material.
3. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi:
Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-
bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan.
Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi-
estimasi signifikan yang dibuat manajemen.
Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
4. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang
dilaksanakan memberikan dasar memadai untuk memberikan
pendapat.
e. Paragraf Pendapat
Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku menyajikan
kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah
dilakukan. Bagian ini merupakan bagian terpenting dari
keseluruhan laporan audit, sehingga seringkali seluruh laporan
audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor.
f. Nama KAP
Nama tersebut akan mengidentifikasikan kantor akuntan publik
atau praktisi mana yang telah melaksanakan proses audit.
Umumnya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik
karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik tersebut
bertanggung jawab, baik secara hokum maupun secara profesi,
dalam memastikan agar kualitas pekerjaan audit memenuhi standar
profesi.
g. Tanggal Laporan Audit
Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit adalah
tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting
di lokasi pemeriksaan.
Contoh Laporan Audit Bentuk Baku atas La p oran Komparatif:
ANDERSON and ZINDER, P.C.
Kantor Akuntan Publik
Suite 100
Park Plaza East
Denver,Colorado 80110303/359-0800
Laporan Auditor Independen Judul Laporan
Kepada Yang Terhormat Para Pemegang Saham General Ring
Corporation
Alamat Laporan Audit
Kami telah mengaudit neraca General Ring Corporation
tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, beserta laporan laba-
rugi,laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun-
tahunyang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan
adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung
jawab kami terletak pada pemyataan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan audit kami.
Paragraf Pendahuluan
(PernyataanFakta)
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar profesi akuntan
publik. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan
dan melaksanakan audit agar kami memper-oleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan bebas darisalah saji
material. Audit tersebut meliputi pemeriksaan, atasdasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit tersebut juga
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serra
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kamiyakin bahwa audit kami memberikan dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat.
Paragraf Scope
(Pernyataan Fakta)
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di
atas disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan General Ring Corporation tanggal
31Desember 2002 dan 2001, dan hasil usaha, serra arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Paragraf Pendapat
(Kesimpulan)
Kantor Akuntan Publik ANDERSON AND ZINDER, P.C. Nama KAP
15 Pebruari 2003 Tanggal Laporan Audit
(Tanggal saat
Pekerjaan Laporan
Audit Selesai
Dilakukan)
Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat)
diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi :
1. Semua laporan keuangan-neraca,laporan laba-rugi,saldo laba,dan
laporan arus kas- telah lengkap.
2. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.
3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tersebut
telah melaksanakan penugasan audit dengan cara sedemikian rupa
sehingga membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar
pekerjaan lapangan telah dipatuhi.
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Hal tersebut berarti bahwa pengungkapan yang
memadai telah tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta
bagian-bagian lain dalam laporan keuangan tersebut.
5. Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraph
penjelasan atau modifikasi kalimat dalam laporan audit.
Laporan audit wajar tanpa syarat dengan paragraf penjelasan
atau modifikasi kalimat
Berikut ini adalah penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu
paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat pada laporan audit bentuk
baku:
a. Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
b. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan (going
concern).
c. Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
d. Penekanan pada suatu masalah.
e. Laporan yang melibatkan auditor lainnya.
Tidak Adanya Konsistensi dalam Penerapan GAAP/PSAK
Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor untuk menaruh
perhatian pada kondisi-kondisi yang membuat prinsip akuntansi
tidak diberlakukan secara konsisten antara prinsip akuntansi yang
digunakan pada tahun sebelumnya. GAAP/PSAK menghendaki
agar perubahan dalam prinsip atau metode akuntansi yang
digunakan serta sifat dan pengaruh perubahan tersebut di
ungkapkan secukupnya. Materialitas perubahan prinsip akuntansi
dievaluasi berdasarkan efek perubahan prinsip akuntansi tersebut
pada tahun berjalan.
Konsistensi versus Komparabilitas
Auditor harus dapat menentukan perbedaan antara perubahan yang
dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan serta perubahan yang
dapat mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi
konsistensi pelaporan. Berikut ini adalah contoh-contoh perubahan
yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan dan memerlukan
suatu paragraf penjelasan saat perubahan tersebut bersifat material:
1. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan metode
penilaian persediaan dari FIFO menjadi LIFO.
2. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu
perusahaan baru dalam laporan keuangan gabungan.
3. Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip
akunatnsi, yaitu dengan melakukan perubahan dari prinsip
akuntansi yang tidak diterima secara umum pada prinsip
akuntansi yang diterima secara umum, termasuk di dalamnya
perbaikan atas akibat dari kesalahan penggunaan prinsip
akuntansi tersebut.
Termasuk dalam perubahan yang mempengaruhi komparabilitas
tetapi tidak mempengaruhi konsistensi pelaporan sehingga tidak
perlu dicantumkan dalam laporan audit adalah sebagai berikut:
1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur ekonomis suatu
aktiva untuk tujuan perhitungan depresiasi.
2. Perbaikan kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi,
misalnya kesalahan perhitungan matematis dalam laporan
keuangan terdahulu.
3. Variasi format dan penyajian informasi keuangan.
4. Perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang
sangat berbeda, seperti suatu proyek penelitian dan
pengembangan yang baru atau penjualan sebuah anak
perusahaan.
SAS 59 (AU 341) membahas masalah ini di bawah judul
Pertimbangan Hidupnya. Contoh, keberadaan satu atau lebih dari
faktor-faktor berikut ini dapat menimbulkan ketidakpastian atas
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya:
1. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja
yang signifikan.
2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh
temponya.
3. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang
tak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi atau banjir, atau
suatu masalah ketenagakerjaan yang tidak umum.
4. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal lainnya yang
serupa yang dapat mengancam kemampuan operasional
perusahaan.
SAS 59 mengijinkan tetapi tidak mewajibkan suatu penolakan
pemberian pendapat ketika terdapat suatu ketidakpastian akan
kelangsungan hidup perusahaan. Suatu contoh tentang penolakan
pemberian pendapat terjadi ketika suatu lembaga pengatur,
seperti Badan Perlindungan Lingkungan, telah memutuskan untuk
membebankan sejumlah denda yang sangat besar kepada sebuah
perusahaan, dan jika hal tersebut mengakibatkan suatu hasil akhir
yang kurang menyenangkan, maka perusahaan mungkin terpaksa
dilikuidasi.
Auditor Menyetujui Terjadinya Penyimpangan dari Perinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum Aturan
203 dari Kode Etik Profesional AICPA menyatakan dari prinsip
akuntasi yang telah disusun sebuah lembaga untuk digunakan oleh
AICPA sebagai panduan prinsip akuntansi, barangkali tidak
memerlukan suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar. Bagaimanapun, agar memperoleh pendapat
wajar tanpa syarat, auditor harus merasa puas serta harus
menyatakan dan menjelaskan. Prinsip akuntansi yang dapat
menimbulkan suatu hasil yang menyesatkan pada situasi tersebut.
Penekanan Masalah
Dalam beberapa situasi, akuntan publik barangkali ingin
memberikan penekanan pada beberapa masalah tertentu yang
terkait dengan laporan keuangan,walaupun ia bermaksud untuk
memberikan suatu pendapat wajar tanpa syarat. Biasanya,
beberapa informasi tambahan yang menjelaskan masalah tersebut
harus dinyatakan pada suatu paragraf terpisah dalam laporan audit.
Berikut adalah contoh-contoh kasus yang menyebabkan seorang
auditor berpikir bahwa ia harus menjelaskan permasalahan yang
terjadi : terdapat transaksi dengan pihak terkait yang bernilai sangat
besar, peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca,
penjelasan masalah akutansi yang mempengaruhi komparabilitas
laporan keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun
sebelumnya, serta ketidakpastian material yang diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan yang Melibatkan Auditor Lainnya
Ketika auditor menyandarkan dirinya pada sebuah kantor
akuntan publik lain untuk melaksanakan sebagian proses audit,
yang biasa terjadi bila klien memiliki sejumlah cabang atau
subdivisi yang tersebar letaknya, maka kantor akuntan publik
utama memiliki tiga alternatif pilihan.
1. Tidak Memberikan Referensi dalam Laporan Audit
Ketika tak ada referensi yang dibuat untuk auditor lainnya,
maka suatu pendapat wajar tanpa syarat yang diberikan kecuali
terdapat kondisi lain yang mengharuskan dikeluarkannya
pendapat lain di luar pendapat wajar tanpa syarat. Pendekatan
ini dilakukan pada saat auditor lain mengaudit laporan
keuangan dengan proporsi yang tidak material, auditor lain
sangat dikenal atau disupervisi secara ketat oleh auditor utama,
atau auditor utama telah melakukan review yang mendalam
pada pekerjaan yang dilakukan oleh auditor lain.
2. Memberikan Referensi dalam Laporan (Modifikasi Kalimat)
Jenis laporan ini disebut pula sebagai suatu laporan atau
pendapat bersama. Suatu laporan bersama wajar tanpa syarat
merupakan laporan yang tepat untuk diterbitkan bila
merupakan hal yang tidak praktis untuk mereview kembali
pekerjaan auditor lain atau ketika proporsi laporan keuangan
yang diaudit oleh auditor lain material terhadap keseluruhan
laporan keuangan.
3. Mengeluarkan Pendapat Wajar dengan Pengecualian Auditor
utama dapat menyimpulkan bahwa perlu diterbitkan suatu
pendapat wajar dengan pengecualian. Suatu pendapat wajar
tanpa syarat atau tidak memberikan pendapat (disclaimer),
tergantung pada materialitasnya, diperlukan jika auditor utama
tidak menginginkan untuk mengambil tanggung jawab apapun
atas pekerjaan auditor lainnya.
KESIMPULAN
Proses audit berakhir dengan diterbitkannya laporan audit. Laporan
audit disusun setelah auditor menyelesaikan pekerjaan lapangan ( audit field
works). Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Laporan audit merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses audit
yang juga merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditor.
Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu bentuk laporan tertulis yang
umumnya berupa laporan audit bentuk baku.
Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di indonesia.
Dalam proses pembuatan keputusan, auditor memilih laporan audit
yang tepat untuk diterbitkan. Dimana terdapat kondisi-kondisi yang wajib ada
untuk menerbitkan laporan audit bentuk baku dan isi dari laporan audit
tersebut. Dalam beberapa situasi, diperlukan suatu paragraf penjelasan dari
suatu laporan audit wajar tanpa syarat.