Makalah Internal Audit

25
INTERNAL AUDITING CONTROL SELF-ASSESSMENT UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

description

CSA

Transcript of Makalah Internal Audit

Page 1: Makalah Internal Audit

INTERNAL AUDITING

CONTROL SELF-ASSESSMENT

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI S1

TAHUN 2015

Page 2: Makalah Internal Audit

Nama Kelompok 3:

1. Agustin Tri W (12430241)

2. Risma Rusnawati N.K (13430097)

3. Ikke Chyntia Apriliasari (13430207)

4. Linda Sekarmawarti (13430212)

5. Lalita Nur M. (13430222)

Page 3: Makalah Internal Audit

Kata Pengantar

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kami kesehatan sehingga kami dapat menyusun makalah tentang Internal

Auditing pada bab CONTROL SELF-ASSESSMENT yang akan menjelaskan tentang sebuah

inovasi terbaru untuk mendukung beberapa kasus yang sedang dikerjakan untuk

mengumpulkan informasi yang terbukti sulit untuk dikumpulkan, yang diharapkan dapat

diterapkan oleh para auditor sektor publik maupun swasta.

Sekian kami ucapkan dan haturkan pada makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat

untuk kita semua yang membacanya, dan jika ada salah kata ataupun salah dalam

menjabarkan pengertian berikut ini kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Surabaya, November 2015

Penyusun

i

Page 4: Makalah Internal Audit

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Control Self-assessment ....................................................................... 3

2.1.1 Control self-assessment – Mengapa Diperlukan? ............................. 3

2.1.2 Definisi Control Self-assessment ...................................................... 4

2.2 Alat dan Teknik yang digunakan Control Self-Assessment .................................. 5

2.3 Variasi Tema .......................................................................................................... 6

2.4 Implikasi bagi Karyawan, Manajemen, Auditor, dan Dewan ................................ 6

2.5 Independensi, objektivitas, dan etika fasilitator ..................................................... 7

2.6 Hubungan antara CSA dan Kegiatan Audit Internal yang lain .............................. 8

2.7 Kualitas yang dibutuhkan untuk tim fasilitator CSA ............................................. 8

2.8 Kesulitan-Kesulitan yang terjadi di Control Self-Assessment ............................... 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................113.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii

Page 5: Makalah Internal Audit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Control Self-Assessment merupakan inovasi yang relative baru yang sedang diterapkan

oleh banyak organisasi yang berukuran besar untuk mendukung beberapa kasus yang

menggantikan proses audit internal mereka. Pendukung teknik ini berhati-hati untuk

menyatakan bahwa tidak ada niat untuk menggantikan sepenuhnya fungsi audit internal.

Control Self-Assessment ini ditunjukan khusus untuk pekerjaan lapangan yang informasinya

terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf audit tradisional. Jika diterapkan dengan alasan

wajar dan tulus maka audit partisipatif terbukti efektif dan memberi efisiensi dan efektivitas

yang lebih besar dalam mencapai tujuan audit. Control Self-Assessment merupakan salah

satu jenis audit partisipatif dalam bentuknya yang paling sederhana hal tersebut tidak

sepenuhnya baru. Auditor, baik dalam sektor public ataupun swasta, sedikit banyak telah

mempraktikkannya. Audit tersebut diterapkan untuk mendapat informasi yang terbukti sulit

untuk dikumpulkan oleh staf audit tradisional.

Dengan adanya latar belakang ini, maka kelompok kami ingin membahas lebih lanjut

tentang Control Self-Assessment dan memberikan suatu metode dan cara mempraktikannya

dalam mendapatkan informasi di lapangan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Control Self-Assessment ?

2. Alat dan Teknik apa yang digunakan Control Self-Assessment ?

3. Apa saja variasi tema pada CSA ?

4. Bagaimana cara mengimplikasi CSA untuk karyawan, manajemen, auditor, dan

dewan ?

5. Maksud dari Independensi, objektivitas, dan etika fasilitator ?

6. Bagaimana hubungan antara CSA dengan kegiatan audit internal yang lain ?

7. Kualitas apa saja yang dibutuhkan untuk tim fasilitator CSA ?

8. Kesulitan-Kesulitan apa yang terjadi di Control Self-Assessment ?

1

Page 6: Makalah Internal Audit

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk memahami pengertian dari control self-assessment.

2. Untuk memahami Alat dan Teknik apa yang digunakan Control Self-assessment.

3. Untuk memahami variasi tema pada CSA.

4. Untuk memahami Implikasi bagi Karyawan, Manajemen, Auditor, dan Dewan.

5. Untuk memahami Independensi, objektivitas, dan etika fasilitator.

6. Untuk memahami hubungan antara Control Self-assessment dengan kegiatan audit

internal yang lain.

7. Untuk memahami Kualitas yang dibutuhkan untuk tim fasilitator Control Self-

assessment.

8. Untuk memahami Kesulitan-Kesulitan terjadi di Control Self-assessment.

1.4 Manfaat

1. Agar mahasiswa lebih mendalami tentang Control Self-assessment.

2. Mahasiswa tau cara dan penggunaan CSA.

3. Manfaat untuk laporan auditor klien yang menggunakan metode CSA.

4. Memberikan inovasi terbaru dalam mngerjakan laporan dan pengumpulan bukti.

2

Page 7: Makalah Internal Audit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Control Self-assessment

2.1.1 Control self-assessment – Mengapa Diperlukan?

Pada era setelah skandal Watergate di amerika serikat pada tahun 1970 an, banyak

perusahaan multinasional besar diperiksa unuk menetapkan apakah mereka telah

menyalurkan dana secara illegal. Kemudian segera diketahui bahwa banyak organisasi

memiliki rekening bank rahasia yang di gunakan untuk menyalurkan dana tidak hanya ke

partai-partai politik Amerika Serikat, tetapi juga ke pegawai pemerintah dalam maupun luar

negeri untuk mendukung perolehan kontrak yang berbau korupsi.

Pada tahun 1987, setelah penelitian yang ekstensif, komisi tersebut memublikasikan

temuan-temuannya yang saat ini dikenal sebagai laporan Treaway. Sebagai hasilnya, komisi

tersebut membentuk sebuah organisasi, committee of sponsoring organizations (COSO).

Komite tersebut sepakat untuk berkalaborasi dalam mengembangkan kerangka control yang

terintegritasi untuk membantu memusatkan perhatian kembali pada kemampuan manajemen,

auditor, dan dewan.

Treandway dan COSO telah menemukan bahwa proses audit terlalu sempit berfokus

pada akuntansi keuangan dan mengabaikan’’lingkungan kontrol’’ yang lebih luas, lingkungan

yang mewadahi keputusan manajemen dan akuntansi. Mereka berpendapat bahwa lingkungan

control memiliki “dampak yang pervasive” pada cara penyiapan laporan keuangan. Tetapi

manajemennya memaklumi praktik-praktik operasi yang tidak etis. Cepat atau lambat

praktik-praktik tersebut akan terungkap dan mengakibatkan denda dalam jumlah yang besar

atau bahkan kebangkrutan perusahaan. COSO juga merekomendasikan auditor untuk

menelaah dan mempertimbangkan factor-faktor yang berhubungan dengan manusia sebelum

memberikan opini.

3

Page 8: Makalah Internal Audit

2.1.2 Definisi Control Self-assessment

Untuk memahami CSA, maka terlebih dahulu perlu pahami prinsip-prinsip ini.

1. “control” (control) berarti kerangka kerja terintegrasi secara luas yang

mempertimbangkan semua faktor internal utama yang mempengaruhi pencapaian

tujuan-tujuan organisasi. Lingkungannya cenderung holistik atau sistematik. Sampai

saat ini, satu-satunya publikasi atas kerangka kerja yang sesuai dengan definisi

tersebut adalah COSO di Amerika Serikat, Cadbury di inggris, dan CoCo (the

Criteria of Control) yang dibuat oleh Canadian Institute of Chartered Accountants.

Semua model ini mempertimbangkan manusia sebagai faktor terpenting yang

mempengaruhi control.

2. “Self” dalam self assessment juga merupakan criteria fundamental untuk CSA. Kata

ini membedakan CSA dari proses audit proses audit lainnya. Seorang auditor

dianggap memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai untuk secara

independen membentuk penentuan risiko yang akurat atas control. Tidak seperti

audit, dimana disamping audit investigasi klien menyumbangkan informasi kepada

auditor sehingga auditor dapat membentuk suatu penentu risiko, partisipan dalam

proses CSA justru membentuk penentuanrisiko sendiri.

3. “Assessment” istilah yang lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran untuk

mengartikan evaluasi control. Begitu banyak factor yang akan memengaruhi hasil

kerja keras organisasi yang ketepatan matematis tidak bias diindari akan

menghasilkan intuisi dan pertimbangan. Ingat bahwa CSA bukanlah sebuah survey

yang bias dikumpulkan dengan cepat dari banyak individu, survey seperti ini

mengumpulkan data yang kemudian diproses para ahli untuk memberikan opini

eksternal.

Maka dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan CSA adalah sebuah proses

dimana tim karyawan dan manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus menerus menjaga

kesadaran semua faktor material yang cenderung mempengaruhi pencapaian tujuan

organisasi, sehingga memungkinkan mereka membuat penyesuaian-penyesuaian yang tepat.

Untuk meningkatkan independensi, objektivitas, dan kualitas dalam proses tersebut, serta

tata kelola yang efektif, maka diharapkan auditor internal terlibat dalam proses tersebut dan

bahwa mereka secara independen melaporkan hasil-hasilnya ke manajemen senior dan

dewan komisaris.

4

Page 9: Makalah Internal Audit

2.2 Alat dan Teknik yang digunakan Control Self-Assessment

Ada lima komponen kunci untuk rapat kerja yang sukses:

1. Fasilitator akan melakukan wawancara dengan manajemen dan partisipan lainnya

sebelum pertemuan dimulai. Mereka mendapatkan pemahaman mengenai tujuan utama

tim, tujuan saat ini, dan signifikan dalam hubungan dengan keseluruhan strategi

organisasi.

2. Tim yang menghadiri rapat kerja tersebut membutuhkan waktu untuk berpikir dan

menggali ide-ide yang muncul. Biasanya,setiap kelompok orang ingin berbicara

mengenai ide mereka sendiri sebelum mendengarkan agenda dari pihak luar.

3. Bisa muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah diidentifikasi dan dibahas.

Dengan menggunaka keranga kerja control sebagai pedoman, peserta bias menjawab

serangkaian pertanyaan yang menjamin bahwa semua spectrum masalah control ditelaah

dengan cermat dalam kerja tersebut. Banyak tim CSA menggunakan teknologi

pemungutan suatu elektronik untuk mengumpulkan suara mengenai masalah-masalah ini

dan sebuah computer laptob untuk menangkap elemen-elemen kunci dari pembahasan.

4. Mengembalikan dengan segera ringkasan pembahasan dan pengumpulan suara, jika ada,

ke peserta. Pertama-tama, ringkasan dan penentuan risiko yang tercakup di dalamnya

merupakan milik im tim partisipasi; ringkasan tersebut merupakan catatan diskusi mereka

dan harus dikembalikan kepada mereka sesegara mungkin, lebih baik di hari berikutnya.

Mereka membutuhkan catatan pemikiran mereka sehingga mereka bias mulai mengambil

tindakan perbaikan atas masalah-masalah penting. Jika tim fasilitas menghabiskan waktu

merapikan dokumen sebagaimana yang bias dilakukan untuk laporan audit, maka dua hal

buruk bias terjadi; pertama, peserta kembali ke tempatnya, kembali berkutat dengan

tugas-tugas rutin, walaupun apa yang pernah dibahas, dan menunda pengambilan

tindakan perbaikan; kedua, saat dokumen akhirnya muncul, kebanggaan akan

kepemilikan atas temuan-temuan telah menguap dan diperlakukan sebagai sebuah laporan

oleh pihak luar.

5. Yang menentukan kesuksesan adalah tindakan. Dengan tindakan ini, auditor bias

membantu tim dan manajemen local dengan mengarahkan perhatian manajemen senior

atau dengan memfasilitasi kerja sama tim. Kadang-kadang masalahnya bias tampak

sangat nyata tetapi membutuhkan analisis atau investasi yang sangat untuk

mendefinisikan luas permasalahan yang ada. Dalam hal ini, alat audit yang lain bias

membantu

5

Page 10: Makalah Internal Audit

2.3 Variasi Tema

Di akhir tahun 1990-an konsep manajemen risiko telah diadopsi secara luas. Tidak

seperti kerangka kerja control internal, konsep risiko mencakup factor-faktor eksternal yang

dapat memengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Pendukung

manajemen kualitas juga menemukan tumpang tindih dengan kerangka kerja seperti model

Baldridge. Akhirnya saat ini terdapat beberapa bentuk self-assessment-CSA, QSA, RSA,

GSA, ESA – menggunakan metodelogi dan indicator-indikator yang sama untuk menelusuri

control, kualitas, risiko, manajemen, tata kelola, dan etika. Kesuksesan rapat kerja CSA

menciptakan permintaan dari organisasi.

Sering kali dihadapkan CSA diberikan secara internal, karena merupakan proses

pembelajaran integral bagi organisasi. Namun, dalam tiga situasi berikut ini mungkin lebih

baik mencari sumber daya dari luar :

1. Dalam pelatihan dan implementasi awal dengan target tinggi tetapi kemampuan

peserta masih rendah: penggunaan orang yang professional dan berpengalaman

bias menjembatani kesengajaan ini.

2. Pada saat manajemen puncak,dewam, atau komite dewan memutuskan untuk

menyelenggarakan pertemuan CSA.

3. Terjadi saat program CSA yang telah berjalan baik membutuhkan penelaahan

dari pihak luar atau penyegaran (Tune-up). Hal ini bagus untuk dilakukan secara

periodic karena praktik dan teknologi CSA berkembang dengan cepat sejalan

dengan peningkatan dalam pemahaman kita atas control,psikologi, dan

penerapan teknologi.

2.4 Implikasi bagi Karyawan, Manajemen, Auditor, dan Dewan

Dari sudut pandang klien, auditor CSA merupakan fasilitator yang menyediakan forum

dan agenda yang berguna yang memungkinkan klien menemukan sendiri keadaan sebenarnya

dan memutuskan perubahan yang dilakukan. Independensi dan objektivitas auditor dipandang

sebagai asset yang akan membawa fokus tambahan bagi masalah-masalah penting yang

membutuhkan dukungan atau resolusi.

Bagi manajemen senior, CSA menawarkan penelaahan sangat baik atas informasi terbaru

mengenai risiko dan peluang yang muncul. Hal ini memberikan manajemen suatu peluang

untuk membandingkan strategi mereka dengan realitas saat ini dan membuat penyesuaian

6

Page 11: Makalah Internal Audit

yang diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan bersifat reaistis dan akan tercapai-tujuan

kontrol.

Bagi direksi, komisaris, komite audit dan pihak-pihak lain dalam tata kelola perusahaan,

CSA memeiliki implikasi yang signifikan. Fokus yang sempit dari profesi audit eksternal

pada pelaporan keuangan sering kali menghasilkan keterkejutan dan memalukan bila terjadi

kecurangan yang tidak diharapkan karena faktor-faktor kontrol yang utama tidak diperiksa.

COSO, CoCo, Cadbury, dan berbagai kerangka risiko telah memperluas lingkup penelaahan

audit internal untuk mencakupkan setiap faktor yang secara signifikan mempengaruhi

efisiensi,efektivitas, atau legalitas operasional.

2.5 Independensi, objektivitas, dan etika fasilitator

Meskipun CSA menyebabkan hubungan auditor/fasilitator dengan klien menjadi lebih

dekat, tetapi sangat penting menjaga independensi dan objektivitas. Tahap riset sebelum rapat

kerja sangatlah penting karena fasilitator mendapatkan tolok ukur eksternal yang independen

untuk digunakan sebagai perbandingan.

Fasilitator juga harus menjaga etika sendiri dalam dua hal penting:

Pertama, penting untuk mengakui bahwa CSA teragantung pada keterbukaan partisipan

dan kejujuran mereka sendiri mengenai individu-individu. Biasanya mereka enggan

menanggung resiko bagi karier mereka sendiri. Karena harus menanggung kritik atau celaan

dari manajer atau rekan-rekannya. Pendekatan yang benar adalah meletakan opini dan

pertimbangan tindakan individu diluar dan mengeksplorasi akar masalah, menanyakan

kelompok apa yang dapat mereka lakukan untuk menghilangkan masalah. Masalah-masalah

utama biasanya berakar dari budaya atau system, bukan dari individu.

Aspek kedua yang harus dipahami fasilitator adalah mereka juga manusia dan bisa

berbuat salah sehingga perlu mengelola potensi konflik kepentingan yang ada. Seorang

fasilitator dapat tergoda untuk membawa maslah penting ke menejemen senior sebelum tim

memiliki cukup waktu untuk membahasnya.

7

Page 12: Makalah Internal Audit

2.6 Hubungan antara CSA dan Kegiatan Audit Internal yang lain

Berbeda dengan kegiatan audit konvensional, CSA memiliki lingkup yang luas,

mengumpulkan informasi yang material secara tepat dan interaktif, dan menghabiskan sedikit

waktu untuk verifikasi dan pelaporan. Dari sudut pandang manajer audit, CSA merupakan

metode penentuan risiko yang cepat dan biasanya andal di tingkat makro tetapi tidak seperti

beberapa alat audit, CSA tidak dirancang untuk penyelidikan lebih dalam. Bila CSA

dilakukan secara berkesinambungan di organisasi maka CSA merupakan alat ideal untuk

mengidentifikasi risiko dan bidang-bidang bernilai tinggi yang akan bermanfaat untuk

dilakukan audit. Partisipan rapat kerja biasanya pandai dalam mengidentifikasi bidang-bidang

masalah utama.

Jika masalah bersifat jelas dan organisasi bergerak cepat untuk membahasnya, mungkin

tidak perlu dilakukan audit, karena tindakan pendeteksian, penerimaan dan perbaikan telah

dilakukan. Tetapi, bila masalah terlihat besar namun tidak teridefinisikan dengan baik, atau

masalah bersifat sensitif sehingga haris digali lebih dalam, atau jika tidak dianggap serius,

maka sebaiknya digunakan audit.

2.7 Kualitas yang Dibutuhkan Untuk Tim Fasilitator CSA

Meskipun pelatihan dan teknologi bisa sangat membantu fasilitator, kualitas pribadi tetap

menjadi hal utama bagi fasilitator CSA. Kejujuran, empati dan mengahargai orang lain jauh

lebih penting daripada teknik-teknik. Fasilitator juga tidak boleh mempunyai agenda

tersembunyi dalam rapat kerja. Bila memiliki agenda tersembunyi maka rapat kerja akan

kacau. Kepercayaan dihasilkan secara perlahan, melalui keterbukaan komunikasi dan

ditunjukkannya sikap yang baik; namun bias hilang dengan cepat dengan kecerobohan atau

perbuatan yang tidak tulus.

Fasilitator juga harus memiliki sikap menghargai orang lain, memiliki keahlian

interpersonal, rasa ingin tahu, pendengar yang baik dan terdorong untuk memberikan nilai

bagi klien dan organisasi. Selain itu, fasiliator juga tetap dituntut untuk memiliki pengetahuan

mendalam tentang konrol sistemik, skeptimisme yang sehat, keahlian dalam pemberian

fasilitas, kemampuan organisasional, ahli software dan hardware yang digunakan dalam rapat

kerja atau dalam proses pelaporan. Fasilitator terbaik juga memiliki keahlian analitis dan

pembelajaran yang baik dan cepat yang mereka gunakan untuk memahami apa yang telah

dikemukakan dan membuat sebuah kesimpulan yang bermanfaat bagi organisasi.

8

Page 13: Makalah Internal Audit

2.8 Kesulitan-Kesulitan yang terjadi di Control Self-Assessment

CSA bersifat sederhana sekaligus kompleks. Ini dikarenakan CSA melibatkan manusia

yang selalu bersifat dinamis. Beberapa kesulitan yang umum terjadi dalam CSA adalah :

1. Terlalu banyak rapat kerja dan kurang memadainya analisis merupakan kesalahan yang

biasa terjadi, khususnya bila tim audit baru pertama kali menerapkan CSA. Rapat kerja

memang menarik dan memberikan arus informasi yang kaya, sehingga tergoda untuk

diselenggarakan sebanyak mungkin. Jika tim CSA tidak mengalokasikan waktu untuk

menelaah hasilnya, belajar dari hasil tersebut, memperbaiki cara bertanya, dan

mengomunikasikannya kembali ke organisasi, mereka jelas telah gagal mencapai nilai yang

potensial. Partisipan rapat kerja memang telah diuntungkan tetapi tidak demikian bagi

karyawan lainnya di organisasi.

2. Tidak menepati janji atau terlalu banyak membaut janji adalah kesalahan lainnya yang

bias terjadi. Fasilitator akan belajar bahwa penting untuk tidak hanya membuat janji

mengenai hal yang dapat mereka sampaikan, misalnya mereka bias berjanji untuk

mengomunikasikan masalah-masalah kemanajemen senior tetapi bukan tindakan itu yang

akan diambil oleh manajemen senior, kecuali komitmen perusahaan telah didapatkan. Setiap

rapat kerja menghasilkan sekumpulan harapan dan janji; jika tidak ada tindak lanjutnya maka

akan terjadi penurunan moral dan kepercayaan.

3. Tidak sensitif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran partisipan juga merupakan kesalahan

yang biasa terjadi pada fasilitator yunior. Saat bekerja dengan setiap kelompok maka akan

membantu untuk menyadari faktor-faktor social ekonomi. Tidak setiap orang dalam

kelompok akan berada pada puncak kinerja: seseorang mungkin memiliki masalah-masalah

keluarga: yang lain mungkin mengalami kesulitan keuangan: yang lain lagi mungkin

memiliki masalah pelecehan yang parah atau mengalami krisis separuh baya. Kebanyakan

rapat kerja memiliki sedikit partisipan yang khawatir bahwa apa yang mereka katakana akan

membahayakan kariernya. Memang inilah watak manusia. Kesadaran akan kemungkinan-

kemungkinanini akan membantu fasilitator menyesuaikan sikapnya dan sensitive dalam

mensyaratkan keterbukaan.

4. Kuesioner, dengan beberapa pengecualian bukan termasuk self-assessment. Banyak

organisasi menggunakan kuesioner yang bagus untuk mensurvei karyawan tetapi penilaian

dilakukan oleh pihak ketiga yang menginterpretasikan data tersebut. Bagi responden, tidak

9

Page 14: Makalah Internal Audit

ada rasa memiliki, tidak ada komitmen pribadi untuk membuat perubahan, tidak ada kerja

sama menghadapi kesulitan. Sering kali tidak ada masukan dari orang-orang yang sangat

sibuk atau sangat kritis. Jika anggaran audit atau sumber daya Anda hanya sedikit, mungkin

perlu mengumpulkan data melalui kuesioner tetapi penting untuk menambah data dengan

bertemu langsung dan berbincang langsung, berupaya memahami alas an mereka

memberikan suatu pendapa, dan mencari orang-orang yang tidak memberikan kontribusi.

Orang-orang yang berwatak ramah adalah kelompok besar lainnya dalam populasi yang tidak

menyukai kuesioner tetapi menikmati berbicara langsung dalam suatu wawancara.

5. Terlalu dalam masuk ke dalam masalah tanpa tahu caranya berenang mungkin

merupakan pendekatan yang beralasan dalam bidang yang sama sekali baru. Inilah yang

dilakukan Gulf sebagai pionir –upaya pertama dilakukan tahun 1987. Kita sekarang tahu

lebih banyak tentang CSA dan informasi ini tersedia melalui beberapa pelatihan yang bagus,

Pusat CSA di IIA, dan literatur yang terus berkembang meskipun masih belum sempurna.

Sebagai auditor professional kita punya tanggung jawab untuk belajar sebanyak mungkin

sebelum menawarkan jasa ke organisasi kita.

10

Page 15: Makalah Internal Audit

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Control Self Assessment merupakan adalah sebuah proses dimana tim karyawan dan

manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus menerus menjaga kesadaran semua faktor

material yang cenderung mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.

Ada lima komponen kunci untuk rapat kerja (CSA) yang sukses, empat diantaranya

merupakan tanggung jawab tim fasilitator. Pertama, fasilitator akan melakukan wawancara

dengan manajemen dan partisipan lain sebelum pertemuan dimulai. Kedua, tim yang

menghadiri rapat kerja membutuhkan waktu untuk berpikir dan menggali ide-ide yang

muncul. Ketiga bisa muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah diidentifikasi dan

dibahas. Keempat adalah mengembalikan dengan segera ringkasan pembahasan dan

pengumpulan suara (jika ada) ke peserta. Kelima adalah tindakan atas semua yang telah

dibahas.

Kualitas yang Dibutuhkan Untuk Tim Fasilitator CSA yaitu Kejujuran, empati,

mengahargai orang lain, memiliki keahlian interpersonal, rasa ingin tahu, pendengar yang

baik dan terdorong untuk memberikan nilai bagi klien dan organisasi. Selain itu, fasiliator

juga tetap dituntut untuk memiliki pengetahuan mendalam tentang konrol sistemik,

skeptimisme yang sehat, keahlian dalam pemberian fasilitas, kemampuan organisasional, ahli

software dan hardware, dan memiliki keahlian analitis yang baik untuk membuat sebuah

kesimpulan yang bermanfaat bagi organisasi.

11

Page 16: Makalah Internal Audit

DAFTAR PUSTAKA

Sawyer,Lawrence B. 2009. Sawyer Internal Auditing. edisi 5 buku 1. Salemba empat. Jakarta

Reference. Control Self Assessment (CSA). pada 27 Februari 2013. https://pogentertainment.wordpress.com/2013/02/27/control-self-assessment-csa/

Wisnu, Pradipha Wibisono. CONTROL SELF-ASSESSMENT DALAM PENGAUDITAN INTERNAL. Kamis, 27 Februari 2014. (http://pradipha.blogspot.co.id/2014/02/control-self-assessment-dalam.html)

12