Lp Bbl Fisiologis Jadi

52
LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS A. KONSEP DASAR I. PENGERTIAN Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan biologis besar yang terjadi saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intrauterine. Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari. Bayi lahir yang pada kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan rata-rata 3500 gram. Bayi baru lahir ini berada dalam masa transisi dari lingkungan intra ke ekstra uterin. Selama lahir janin harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin kehidupan ekstra uterin.faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini , yaitu a. Maturasi Mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterin ke hidupan ekstrauterin, dan ini berubungan erat dengan masa gestasi di banding dengan berat badan lahir. b. Adaptasi Siperlukan oleh neonates untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru. c. Toleransi

Transcript of Lp Bbl Fisiologis Jadi

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS

A. KONSEP DASAR

I. PENGERTIAN

Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh

dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan biologis

besar yang terjadi saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intrauterine.

Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.

Bayi lahir yang pada kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan rata-rata 3500

gram. Bayi baru lahir ini berada dalam masa transisi dari lingkungan intra ke ekstra

uterin.

Selama lahir  janin  harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin kehidupan

ekstra uterin.faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini , yaitu

a. Maturasi

Mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterin ke hidupan

ekstrauterin, dan ini berubungan erat dengan masa gestasi di banding dengan berat

badan lahir.

b. Adaptasi

Siperlukan oleh neonates untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru.

c. Toleransi

Kemampuan untuk bertahan dan meyesuaikan diri terhadap paparan

lingkungan ekstrauterin.

II. PROSES PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR

Empat penyesuaian utama yang harus dilakukan sebelum anak dapat memperoleh

kemajuan dalam perkembangan :

1. Perubahan Suhu

Sebelumnya dalam uterus ibu mendapat kehangatan, perlindungan. Setelah

lahir: tubuh basah, terpapar dengan udara dingin diruang bersalin. Kedinginan ini pula

menyebabkan bayi bernapas dengan cepat.

2. Pernapasan

Pernapasan pertama setiap bayi baru lahir timbul karena :

a. Rangsangan Kimia

Tekanan CO2 dalam darah tinggi yang akan merangsang pusat pernapasan.

Tekanan O2 merendah karena penekanan paru sehingga bayi berusaha menarik

napas satu kali.

b. Rangsangan Mekanik

Penekanan dinding vagina (ibu) terhadap thorax bayi.

c. Rangsangan Termik

Adanya perubahan suhu lingkungan sekitar.

3. Menghisap dan menelan sebagai cara untuk memperoleh makanan untuk

menggantikan cara penerimaan makanan dari plasenta melalui tali pusat.

4. Cara pembuangan melalui organ-organ sekresi yang sebelumnya terjadi melalui tali

pusat dan plasenta. Hal ini terlihat nyata dengan penurunan berat badan fisiologis

selGama minggu pertama dan tidak boleh lebih dari 10% dari bayi baru lahir.

III.PERAWATAN SEGERA PADA BAYI BARU LAHIR

Di Ruang Bersalin

Jalan Napas

Perawatan yang pertama dan paling penting yang pada BBL adalah :

membersihkan hidung, membersihkan mulut sehingga jalan napas terbuka,

membersihkan cairan amnion.

Kepala bayi harus diletakkan lebih rendah dari tubuh dan dibaringkan ke

salah satu sisi sehingga bila terjadi regurgitasi cairan amnion tidak masuk ke paru-

paru. Bila pernapasan tidak maksimal maka dilakukan tindakan resusitasi.

Tali `Pusat

Bayi tetap berhubungan dengan tali pusat sampai tali pusat digunting. Dalam

suatu keadaan tertentu penjepitan tali pusat ditunda dan bayi direndahkan untuk

memberikan tambahan darah plasenta mengalir ke tubuh bayi, kemudian bayi

diletakkan di atas abdomen ibu. Sementara tali pusat dijepit atau diikat dengan

aman dekat abdomen ibu lalu digunting.

Tindakan Resusitasi

Setelah tali pusat digunting, sumber O2 satu – satunya adalah udara bebas.Bila

bayi tidak berupaya bernafas / jalan nafas tersumbat, O2 tidak mencapai aliran

darah. Melalui paru – paru meninggal. Bila bayi dapat hidup sel

otak dapat rusak secara permanent akibat < O2 lebih dari 5 menit.

Upaya resusitasi ditujukan untuk mengatasi 3 masalah pada asfiksia neonatus:

- Membersihkan sumbatan jalan nafas terhadap lendir dan cairan.

- Mendorong O2 ke dalam paru – paru.

- Menstimulasi bayi untuk bernafas.

Pembersihan Jalan Nafas

Dengan penghisap elektrik, dengan kateter karet yang lembut.

Memberi O2

Bila bayi tetap tidak dapat bernafas secara spontan setelah lendir dan cairan

dikeluarkan.

Menstimulasi Bayi Untuk Bernafas

Berbagai cara untuk menstimulasi pernafasan mungkin dilakukan :

penggosokan, menepuk – nepuk punggung, melakukan penghisapan.

Mempertahankan Suhu Tubuh

Kedinginan yang tiba – tiba ini menyebabkan bayi untuk bernafas dengan

cepat. Bila bayi terpapar dengan udara dingin lebih lama akan berpengaruh

terhadap pernafasan, suhu tubuh menurun dengan cepat. Walaupun saat lahir tidak

menggigil, mekanisme pengaturan suhu tubuh tetap berfungsi dan tubuh memberi

respon terhadap dingin dengan meningkatkan kecepatan metabolisme. Untuk

mengurangi kehilangan panas segera setelah lahir maka tindakan yang dilakukan:

- Memandikan dengan air hangat

- Meletakkan bayi agar kontak langsung dengan kulit abdomen ibu

- Menyelimuti bayi

- Menutupi kepala bayi

Identifikasi

Dilihat dari aspek legal, identifikasi yang sesuai bagi neonatus di RS adalah

sangat penting.

Anjuran American Academy of Pediatric;

Di ruang bersalin, 2 identitas identifikasi dipasang pada pergelangan tangan

bayi, dan pergelangan kaki dengan :

- Nama lengkap ibunya

- No pendaftaran

- Jenis kelamin bayi

- Tanggal dan waktu bayi lahir

Pada register dilengkapi dengan sidik jari ibu dan sidik jari kaki bayi serta

telapak tangan.

Banyak rumah sakit menggunakan cara Hollister Obsterical yang memberi 3

nomor identitas :

1. Untuk ibu dan 2 untuk bayi

2. Di Ruang Perawatan Neonatus.

Perawatan segera pada bayi baru lahir setelah tiba di Ruang Perawatan

Neonatus sebagai berikut :

a. Pembersihan dan Observasi

Perawatan kulit : membersihkan vernik yang berlebihan dan

memandikan untuk menghilangkan darah yang kering. Pada saat

membersihkan adalah waktu yang sangat baik untuk observasi bayi secara

teliti, pengukuran suhu,nadi dan pernafasan.

b. Penimbangan

Penimbangan saat lahir adalah penting bagi keluarga juga merupakan

data dasar. Kehilangan BB 5 – 10 % adalah sangat fisiologis, hal ini

disebabkan oleh : Penggunaan kalori, kehilangan cairan pengukuran LK, LD

dan PB untuk mengevaluasi maturitas fisik dan kelainan.

c. Penentuan Usia Gestasi

Usia gestasi ditentukan dengan pengukuran standar tentang maturitas

neuromuskuler dan pertumbuhan fisik.

d. Perawatan Tali Pusat dan Pakaian

B. FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Ada tiga tahapan yaitu:

1. Pengkajian Segera

Dengan menggunakan sistem APGAR SCORE untuk mengkaji penyesuaian bayi

terhadap kehidupan extra uterin.

2. Pengkajian Transisional

Selama 24 jam pertama kehidupan bayi benar – benar mengalami perubahan

perilaku dan fisiologi.

Pengkajian ini meliputi :

a. PERIODE I : REAKTIFITAS (30 MENIT PERTAMA SETELAH

LAHIR).

Bayi terjaga dengan mata terbuka, memberi respon terhadap

stimulasi/rangsangan, menghisap dengan penuh semangat, menangis,

kecepatan bernafas sampai 82 kali/menit, nadi sampai 180 kali/menit, bising

usus aktif.

b. PERIODE II : REAKTIFITAS ( BERLANGSUNG 2 – 5 JAM )

Bayi bangun dari tidur yang nyenyak, denyut jantung dan kecepatan

pernapasan meningkat. Neonatus mengeluarkan mekonium, urin, dan

menghisap. Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan telah berkurang.

c. PERIODE III : STABILITAS ( 12 – 24 JAM SETELAH LAHIR ).

Bayi lebih mudah untuk tidur dan terbangun, tanda – tanda vital

stabil, kulit berwarna kemerahan dann hangat.

3. Pengkajian Periodik

Setelah 24 jam pertama kehidupan, bayi baru lahir menjalani pemeriksaan

fisik oleh dokter yang hadir dan petugas perawatan masing – masing sistem diperiksa

untuk mengetahui struktur dan fungsinya.

PENGKAJIAN UMUM

1. APGAR SCORE

2. Kwalitas menangis dan frekuensi pernapasan

3. Nadi dan frekuensi

4. Tonus otot

5. Reflek

6. Kontrol Termal

7. Kondisi tali pusat

8. Pola menghisap dan menelan

9. Pola defekasi

10. Pola berkemih

PENGKAJIAN KHUSUS/SPESIFIK:

1. APGAR SCORE

2. Frekuensi jantung

3. Pernafasan

4. Tonus otot

5. LK, LD

6. Trauma kelahiran : adanya caput, sefalhaematum dan tanda forsep

7. Menangis : keras, lemah, nada tinggi tak ada

8. Tali plasenta : perdarahan, jumlah

9. Peningkatan suhu atau penurunan suhu

10. Edema

11. Sistem gastro intestinal

12. Sistem neurologis

13. Sistem muskuluskeletal

14. Sistem genito urinaria

15. Pemeriksaan lab

16. Potensial komplikasi

TANDA NEUROMUSKULER

1. TANDA SKRAF

Siku bayi preterm dapat disilangkan dengan mudah diatas dada dengan

sedikit atau tanpa tahanan. Siku bayi matur dapat diangkat dan memberi

tahanan ketika diangkat.

2. REFLEK MENGGENGGAM

Pada bayi preterm lemah, pada bayi aterm sangat kuat dan

memungkinkan terangkat.

3. MANUVER TUMIT KE TELINGA

Pada bayi preterm mudah diangkat ke telinga, tidak memberi tahanan.

Manuver ini tidak memungkinkan pada bayi preterm karena tahanan pada kulit

PERTUMBUHAN

Bayi preterm berbaring dalam posisi sikap relaksasi, anggota badan lebih

ekstensi, ukuran tubuh kecil, kepala proporsi lebih besar dari tubuh. Bayi aterm

lebih banyak lemak, sikap fleksi.

Kartilago telinga bayi preterm berkembang kurang baik, telinga lebih mudah

terlipat, rambut halus dan tertidur, wajah dan punggung dilapisi lanugo. Bayi

aterm kartilago bentuk lebih baik, rambut halus dan terpisah. Telapak kaki

preterm lebih terlihat, lebih membengkok, dan hanya memiliki kerut halus.

Telapak kaki aterm sangat baik dan memiliki kerut dalam. Klitoris bayi preterm

wanita menonjol dan labia mayora tidak berkembang dengan baik dan membentuk

celah.

Labia mayora wanita aterm berkembang dengan baik dan klitoris tidak

menonjol. Skrotum bayi laki – laki preterm tidak berkembang dengan baik,

terdapat sedikit lipatan, testis mungkin tidak menurun. Skrotum bayi laki – laki

aterm berkembang dengan baik, berlipat – lipat dan testis menurun dengan baik.

APGAR SCORE

NILAI

TANDA 0 1 2

Denyut Jantung

Pernapasan

Tonus otot

Refleksi

Warna

Tidak ada

Tidak ada

Lemah

Tidak ada respon

Biru, pucat

Lambat (<100)

Lambat menangis

lemah

Ekstremitas sedikit

fleksi

Menyeringai

Tubuh merah muda,

ekstremitas biru

Lebih dari 100

Menangis dengan

baik

Fleksi dengan baik

Menangis

Merah muda

seluruh

APGAR SCORE 7 – 10 NORMAL

APGAR SCORE 4 – 6 ASFIKSIA SEDANG

APGAR SCORE 0 – 3 ASFIKSIA BERAT

PENGUKURAN UMUM/ANTROPOMETRI

1. Pengukuran Kepala

Cara : dengan menggunakan meteran/pita mentalin, diukur dari fontanel

anterior menuju ke fontanel posterior dan kembali ke fontanel anterior.

Temuan biasa : lingkar kepala 33 sampai 35 cm, lingkar kepala harus kira-

kira 2 sampai 3 cm lebih besar dari lingkar dada.

Variasi umum/abnormalitas minor : molding setelah kelahiran dapat

mengubah atau menurunkan lingkar kepala karena masih adanya molase.

Tanda potensial kegawatan/ abnormalitas utama : lingkar kepala <

persentimentil ke-10 atau > persentimentil ke-90.

2. Pengukuran Dada

Cara : dengan menggunakan meteran/pita mentelin, letakkan meteran

tengah-tengah dada bayi yaitu di antara payudara kemudian melewati

payudara menuju kepunggung bayi dan kembali menuju ke tengah-tengah

dada dengan melewati payudara bayi.

Temuan biasa : lingkar dada 30,5 sampai 33 cm.

Variasi umum/ abnomalitas minor : lingkar kepala dan lingkar dada

mungkin sama untuk 1 sampai 2 hari pertama setelah kelahiran.

3. BB

Cara : terlebih dahulu menyiapkan timbangan bayi dengan cara

memberikan pengalas agar suhu timbangan sesuai dengan suhu tubuh bayi.

Tapi terlebih dahulu ukur berat pengalas agar nantinya mendapatkan BB

bayi yang murni. Kemudian letakkan bayi pada atas timbangan dengan

pelan-pelan terutama pada saat meletakkan kepala bayi. Dan sanggah/jaga

kepala tanpa menyentuh kepala bayi karena akan menambah BB bayi.

Lihat dengan cepat dan seksama berat bayi.

Temuan biasa : BB lahir 2700 sampai 4000 g.

Variasi umum/abnormalitas minor : BB lahir menurun 10% dalam minggu

pertama; meningkat kembali dalam 10 sampai 14 hari.

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama : BB lahir < persentimentil

ke-10 atau persentimentil 90.

TANDA VITAL

1. Suhu

Cara : letakkan thermometer aksilla pada aksila bayi dan lipat tangan bayi

agar thermometer terjepit pada aksilla ± selama 5 menit.

Temuan biasa : suhu 36,50C sampai 370C.

Variasi umum/abnormalitas minor : menangis dapat sedikit meningkatkan

suhu tubuh bayi.

Tanda potensial/abnormlitas utama : hipotermia, hipertermia.

2. Frekuensi jantung

Temuan biasa : pada apical 120 sampai 140 denyut/menit.

Variasi umum/abnormalitas minor : menangis akan meningkatkan

frekuensi jantung; tidur akan menurunkan frekuensi jantung. Selama

periode pertama reaktivitas (6 sampai 8 jam), frekuensi dapat mencapai

180 denyut/menit.

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama : bradikardi (frekuensi

istirahat dibawah 80 sampai 100 denyut/menit); tkikardia (frekuensi kira

160 sampai 180 denytu/menit); irama tidak teratur.

3. Pernapasan

Cara : inspeksi pergerakkan naik turun dada bayi dalam satu menit.

Temuan biasa : 30 sampai 60 kali/menit.

Variasi umum/abnomalitas minor : menangis akan meningkatkan frekuensi

jantung; tidur akan menurunkan frekuensi jantung. Selama periode

pertama reaktivitas (6 sampai 8 jam), frekuensi dapat mencapai 180

denyut/menit.

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama : takipnea (frekuensi

dibawah 60 kali/menit), apnea (>15-20 detik).

4. Tekanan darah

Cara : mengukur tekanan darah pada bayi biasanya dengan menggunakan

spignomanometer yang khusus untuk bayi.

Temuan biasa

Variasi umum/abnormalitas minor : menangis akan meningkatkan tekanan

darah.

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama: tekanan sistolik pada

manset 6 sampai 9 mmHg kurang dari tekanan di ekstremitas atas.

PENAMPILAN UMUM

1. Postur

Temuan biasa : dengan inspeksi dapat dilihat fleksi pada kepala dan

ekstremitas, dengan telentang dan telungkup.

Variasi umum/abnormalitas minor :

- Frank Breech yaitu kaki diekstensikan, diabduksikan dan paha

dirotasi penuh, aksiput didatarkan, leher diekstensikan.

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama :

- Postur timpang, ekstensi dan ekstremitas.

2. Kulit

Temuan biasa :

- Pada saat lahir, kulit berwarna merah terang, mengembung halus.

- Hari kedua sampai ketiga, merah muda, mengelupas dan kering.

- Verniks kaseosa.

- Lanugo.

- Edema di sekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak, skrotum

atau labia.

- Perubahan warna normal :

a. Akrosianosis : sianosis tangan dan kaki (karena Hb pada bayi baru

lahir masih tinggi)

b. kutis marmorata : mottling sementara ketika bayi terpapar suhu

rendah.

Variasi umum/abnormalitas minor :

- Eritema toksikum : (ruam popular merah muda dengan vesikel yang

tumpang tindih pada dada, punggung, bokong, dan abdomen; dapat

tampak dalam 24 sampai 48 jam dan hilang setelah beberapa hari).

- Perubahan Warna Harlequin (perubahan warna sangat jelas terlihat

sat bayi berbaring miring; setengah bawh dari tubuh menjadi merah

muda dan setengah atas menjadi pucat).

- Nevus flammeus (merah kebiruan gelap/port-wine stain) biasanya

pada leher dan wajah.

- Mongolian spots(area ireguler pigmentasi biru tua, biasanya pada

bagian sacral dan gluteal; terlihat terutama pada bayi baru lahir dari

orang asli Amerika, Afrika, Asia, atau keturunan Hispanik).

- Telangiektatik nevi /”gigitan bangau”(area terlokalisir merah muda

dalam, datar biasanya terlihat di bagian belakang leher).

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama :

- Ikterik berlanjut, khususnya 24 jam pertama.

- Kulit memucat.

- Sianosis umum.

- Pucat.

- Keabu-abuan.

- Pletora (darah dalam jumlah berlebihan).

- Mottling, umum dan menetap.

- Hemoragi, ekimosis, atau petekie yang menetap.

- Skelerema (kulit keras dan kaku)

- Turgor kulit buruk

- Ruam, pustula, atau lepuh

- Bercak café au lait (bercak coklat terang)

3. Kepala

Temuan biasa:

- Fontanel anterior (bentuk berlian 2,5 cm sampai 4 cm)

- Fontanel posterior (bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm)

- Fontanel harus datar, lunak, dan padat

- Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan dari

sutura ke sutura.

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Molding setelah persalinan vaginal

- Sagital ketiga (parietal) fontanel

- Peninjolan fontanel karena menangis atau batuk

- Kaput suksedaneum (edema jaringan kulit kepala yang lunak yang

melewati garis sutura)

- Sefalhematoma (tidak rumit yaitu di antara periosteum dan tulang

tengkorak yang di batasi dengan batas khusus dan tidak melewati garis

sutura)

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Sutura menyatu

- Penonjolan atau depresi fontanel ketika bayi tenang

- Pelebaran sutura dan fontanel

- Kraniotabes (sensasi tajam sepanjang sutura lambdoidal yang mirip

lekukan bola pingpong)

4. Jantung

Temuan biasa:

- Apeks (ruang interkostal ke-4 sampai ke-5, sebelah lateral batas kiri

sternum)

- Nada S (sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1)

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Sinus aritmia (pernapasan meningkat selama inspirasi dan menurun

selama ekspirasi)

- Sianosis transien saat menangis segera setelah lahir

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Dekstrokardia

- Kesalahan posisi impuls apical

- Kardiomegali

- Murmur

- Thrill

- Sianosis menetap

- Hiperaktif prekordium biasanya terlihat pada dada di apeks

5. Abdomen

Temuan biasa:

- Bentuk silindris

- Hepar (dapat di raba 2 sampai 3 cm di bawah marjin kostal kanan)

- Limpa (puncak dapat di raba pada akhir mingu pertama)

- Ginjal (dapat di raba 1 sampai 2 cm di atas umbilikus)

- Pusat umbilicus (putih kebiruan saat lahir dengan dua arteri dan satu

vena)

- Nadi femoral bilateral sama

- Bising usus tidak ada

- Perdarahan tali pusat

Variasi umum/abnormalitas minor :

- Hernia umbilicus

- Diastosis rekti (kesenjangan garis tengah antara otot-otot rektum)

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Distensi abdomen

- Penonjolan setempat

- Distensi vena

- Bising usus tidak ada

- Pembesaran hepar dan limpa

- Asites

- Gelombang peristaltic tidak dapat dilihat

- Abdomen skafoid atau cekung

- Tali umbilicus hijau

- Ada satu arteri dalam tali pusat

- Urine atau fese bocor dari tali pusat

- Distensi kandung kemih dapat di raba setelah berkemih

- Nadi femoral tidak ada

6. Genetalia wanita

Temuan biasa:

- Labia dan klitoris biasanya edema

- Labia minora lebih besar dari labia mayora

- Meatus uretral biasanya di belakang klitoris

- Verniks kaseosa di antara labia

- Berkemih dalam 24 jam

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Rabas bercak darah atau mukoid (pseudomenstruasi yaitu bercak

darah pada bayi saat lahir karena pada perempuan mengalami

penurunan hormone estrogen dan progresteron secara mendadak )

- Selaput hymen

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Genetalia ganda

- Pembesaran klitoris dengan meatus uretral pada bagian ujung

- Labia menyatu\tidak ada lubang vagina

- Rabas fekal dari lubang vagina

- Tidak berkemih dalam 24 jam

- Massa pada labia

7. Genetalia pria

Temuan biasa:

- Lubang uretra pada puncak glen penis

- Testis dapt diraba di dalam setiap skrotum

- Skrotum biasanya besar, edema, pendulus dan tertutup dengan rugae;

biasanya pigmentasi lebih gelap pada kulit kelompok etnik

- Smegma

- Berkemih dalam 24 jam

- Refleks ereksi (terjadi saat genitalia disentuh)

- Testis retraksi saat bbl kedinginan

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Lubang uretral tertutup prepusium

- Ketidakmampuan meretraksi prepusium

- Mutiara epithelial

- Ereksi atau priapisme

- Testis tidak dapat diraba pada kanal inguinalis

- Skrotum kecil

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Hipospadia

- Epispadia

- Testis tidak dapat diraba dalam skrotum atau kanal inguinalis

- Hernia inguinalis

- Skrotum hipoplastik

- Hidrokel

- Massa dalam skrotum

- Genetalia ganda

8. Punggung dan rectum

Temuan biasa:

- Spina utuh, tidak ada lubang, massa, atau kurva menonjol

- Refleks melengkung batang tubuh

- Wink anal

- Lubang anal paten

- Lintasan mekonium dalam 36 jam

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Feses cair hijau pada bayi di bawah fototerapi

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Fisura anal atau fistula

- Anus imperforate

- Tidak ada wink anal

- Tidak ada mekonium dalam 36 jam

- Kista pilonidal atau sinus

- Rambut di sepanjang medulla spinalis

- Spina bifida (berbagai derajat)

9. Ekstremitas

Temuan biasa:

- Sepuluh jari tangan dan jari kaki

- Rentang gerak penuh

- Punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera setelah

lahir

- Fleksi ekstremitas atas dan bawah

- Telapak biasanya datar

- Ekstremitas simetris

- Tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada fleksi

berlawanan

- Nadi brakialis bilateral sama

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Sindaktili parsial antara jari kaki kedua dan ketiga

- Jari kaki kedua tumpang tindih dengan jari ketiga

- Kesenjangan lebar antara ibu jari kaki dan jari kaki kedua

- Lipatan dalam pada permukaan plantar telapak kaki antara jari pertama

dan jari kedua

- Panjang jari kaki asimetris

- Dorsofleksi dan pemendekan haluks (jari besar)

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Polidaktili (jari tambahan)

- Sindaktili (jari bersatu atau berselaput)

- Fokomelia (tangan atau kaki melekat ke batang tubuh)

- Hemimelia (bagian distal ekstremitas tidak ada)

- Hiperfleksibilitas sendi

- Lipatan transpalmar

- Fraktur

- Tidak ada klavikula

- Gerakan unilateral ekstremitas (petunjuk yang mungkin adanya brakial

palsi)

- Abnormalitas bagian distal ekstremitas

- Dislokasi atau subluksasi panggul

- Keterbatasan abduksi panggul

- Lipatan gluteal atau lipatan kaki tidak sama

- Tinggi lutut tidak sama (tanda allis atau galezzi)

- Bunyi klik pada abduksi (tanda ortolani)

- Ekstremitas asimetri

- Tonus otot atau rentang gerak tidak sama

10. Mata

Temuan biasa:

- Kelopak mata biasanya edema

- Mata biasanya tertutup

- Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat

- Tidak ada air mata

- Adanya reflex merah

- Refleks kornea sebagai respons terhadap sentuhan

- Refleks pupil sebagai respons terhadap cahaya

- Refleks berkedip sebagai respons terhadap sentuhan atau cahaya

- Fiksasi rudimenter pada objek dan kemampuan untuk mengikuti ke

garis tengah

- Gerakan bola mata simetris

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Lipatan epikantus pada bayi oriental

- Nistagmus atau strabismus

- Hemoragi subkonjungtiva (skleral) yaitu kapiler rupture, biasanya

pada limbus (penghubung iris dan sklera)

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Warna merah muda dari iris

- Rabas purulen

- Pandangan ke atas pada non-oriental

- Hipertolerisme (3 cm atau lebih besar)

- Hipotelorisme

- Katarak konginetal

- Pupil konstriksi atau dilatasi

- Tidak ada reflex merah

- Tidak ada reflex pupil atau kornea

- Ketidakmampuan mengikuti objek atau cahaya terang ke garis tengah

- Sclera biru

- Sklera kuning

11. Telinga

Temuan biasa:

- Posisinya pada puncak pinna berada pada garis horizontal bersama

bagian luar kantus mata

- Refleks moro atau reflex terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras, dan

tiba-tiba

- Pinna lentur, adanya kartilago

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Ketidakmampuan untuk melihat membran timpani karena verniks

kaseosa yang ada dalam kanal

- Pinna datar sejajar kepala

- Bentuk atau ukuran tida teratur

- Bercak atau bintik kulit

- Sinus preaurikuler

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Penempatan telinga terlalu tengah

- Tidak adanya reflex kejut (moro)sekaligus respons terhadap bunyi

keras

- Abnormalitas pinna minor dapat menjadi tanda dari berbagai sindrom

12. Hidung

Temuan biasa:

- Patensi nasal

- Rabas nasal (mucus putih encer)

- Bersin

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Datar dan memar

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Kanal tidak paten

- Rabas nasal kental dan berdarah

- Pelebaran cuping hidung (alae nasi)

- Sekresi nasal berlebihan atau tersumbat

- Tidak ada sputum

- Batang hidung datar

13. Mulut dan tengorok

Temuan biasa:

- Utuh, palatum arkus tinggi

- Uvula di garis tengah

- Frenulum lidah

- Frenum bibir atas

- Refleks menghisap yang kuat dan terkoordinasi

- Refleks rooting

- Refleks gag

- Refleks ekstrusi

- Salivasi minimal atau tidak ada

- Menangis keras

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Gigi natal (benigna tetapi mungkin teraspirasi)

- Epstein pearls (kista epitel kecil dan putih di sepanjang garis tengah

palatum keras)

- Frenulum di bawah lidah meluas sampai ke ujung lidah

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Bibir sumbing

- Palatum terbelah

- Lidah besar, menjulur atau kesalahan posisi posterior dari lidah

- Salivasi berlebihan atau meneteskan air liur, terutama dengan tersedak

dan sianois

- Kandidiasis atau moniliasis (sariawan) yaitu bercak putih, melekat

pada lidah, palatum dan permukaan dinding mulut

- Ketidakmampuan menelan selang nasogastrik

- Tangisan keras bernada tinggi, tangisan lemah, tidak ada tangisan atau

abnormalitas lainnya

- Dagu kecil, dan tertarik ke belakang (mikrognatia) dapat

mempengaruhi pernapasan dan makan

14. Leher

Temuan biasa:

- Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulit

- Refleks leher tonik

- Refleks nick-righting

- Refleks otolith-righting

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Tortikolis (leher miring) yaitu kepala menengok ke salah satu sisi

dengan dagu kea rah sisi yang berlawanan

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Lipatan yang berlebihan atau berselaput

- Tahanan terhadap fleksi

- Tidak adanya leher tonik, neck-righting, atau otolith-righting

- Klavikula fraktur

15. Dada

Temuan biasa:

- Diameter anteroposterior dan lateral sama

- Retraksi sterna sedikit terlihat selama inspirasi

- Terlihat prosesus xifoideus

- Pembesaran dada, puting susu menonjol

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Dada corong (pektus ekskavatum) (kecuali jika parah)

- Dada burung (pektus karinatum)

- Putting supernumerary

- Sekresi sepeerti senyawa susu dari payudara (“witch’s milk)

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Depresi sternum

- Retraksi dada dan ruang interkostal selama pernapasan

- Ekspansi dada asimetris atau ekspansi berlebihan

- Kemerahan dan keras di sekitar putting

- Putting berjarak jauh

16. Paru-paru

Temuan biasa:

- Pernapasan utamanya adalah pernapasan abdominal

- Refleks batuk tidak ada saat lahir, ada seetelah 1 sampai 2 hari

- Bunyi napas bronchial sama secara bilateral

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Frekuensi dan kedalaman pernapasan mungkin tidak teratur,

pernapasan periodic

- Crackles sesaat setelah lahir

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Inspirasi stridor

- Ekspirasi mengorok

- Retraksi

- Pernapsan tidak teratur menetap

- Pernapsan periodic dengan jeda apnea berulang > 15 detik

- Pernapasan jungkat-jungkit (dada naik sementara abdomen turun)

- Bunyi napas tidak sama

- Crackles halus menetap

- Mengi

17. System neuro muskuler

Temuan biasa:

- Ekstremitas biasanya mempertahankan derajat fleksi

- Ekstensi ekstremitas diikuti dengan posisi fleksi sebelumnya

- Kelambatan kepala saat duduk, tetapi mampu menhan kepala agar

tetap tegak walaupun sementara

- Mampu memutar kepala dari satu sisi ke sisi lain ketika tengkurap

- Mampu menahan kepala dalam garis horizontal dengan punggung bila

tengkurap

Variasi umum/abnormalitas minor:

- Tremor atau gemetar sebentar

Tanda potensial kegawatan/abnormalitas utama:

- Hipotania (control kepala yang buruk, terkulai, ekstremitas pincang)

- Hipertonia (gelisah, lengan dan tangan fleksi sangat kencang, kaki

kaku terekstensi, mudah terkejut)

- Potur asimetris (kecuali reflex leher tonik)

- Postur opistotonik (punggung melengkung)

- Tanda paralisis

- Tremor, kedutan, dan sentakan miklonik

- Kepala terkulai nyata pada semua posisi

PENGKAJIAN REFLEKS

MATA

1. Berkedip/reflex corneal

Respons perilaku yang diharapkan :

Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba atau

pendekatan pada objek kea rah kornea ; harus menetap sepanjang hidup.

Deviasi

Tidak ada kedipan atau kedipan tidak simetris menunjukkan adanya

kerusakan pada saraf cranial II, IV, V.

2. Pupil

Respons perilaku yang diharapkan :

Pupil konstriksi bila sinar terang diarahkan padanya; reflex ini harus

ada sepanjang hidup.

Deviasi

Konstriksi tidak sama, pupil dilatasi terfiksasi.

3. Mata boneka

Respons perilaku yang diharapkan :

Ketika kepala digerakkan dengan perlahan ke kanan atau ke kiri, mata

normalnya tidak bergerak; reflex ini harus hilang sepanjang perkembangan

Deviasi

Paralisis abdusen asimetris

HIDUNG

1. Bersin

Respons perilaku yang diharapkan :

Respons spontan saluran hidung terhadap iritasi atau obstruksi; reflex

ini harus menetap sepanjang hidup.

Deviasi

Tidak ada bersin atau bersin terus menerus

2. Glabela

Respons perilaku yang diharapkan :

Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata)

menyebabkan mata menutup dengan rapat

Deviasi

Tidak ada reflex

MULUT DAN TENGGOROKAN

1. Menghisap

Respons perilaku yang diharapkan :

Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral

sebagai respons terhadap rangsang; reflex ini harus tetap ada selama masa

bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti saat tidur

Deviasi

Menghisap lemah atau tidak ada.

2. Muntah

Respons perilaku yang diharapkan :

Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan, atau

masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflex muntah;

reflex ini harus menetap sepanjang hidup

Deviasi

Tidak adanya reflex muntah menunjukkan adanya kerusakan pada

saraf glosofaringeal

3. Rooting

Respons perilaku yang diharapkan :

Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan

menyebabkan bayi membalikkan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai

menghisap; harus hilang pada kira-kira usia 3-4 bulan, tetapi dapat

menetap selama 12 bulan.

Deviasi

Tidak ada reflex, khususnya bila bayi tidak merasa kenyang

4. Ekstrusi

Respons perilaku yang diharapkan :

Bila lidah disentuh atau di tekan, bayi berespons dengan

mendorongnya keluar; harus menghilang pada usia 4 bulan

Deviasi

Protrusi konstan dari lidah dapat menunjukkan sindrom down

5. Menguap

Respons perilaku yang diharapkan :

Respons spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan

jumlah udara inspirasi; harus menetap sepanjang hidup.

Deviasi

Tidak ada reflex

6. Batuk

Respons perilaku yang diharapkan :

Iritasi membrane mukosa laring atau pohon trakeobronkial

menyebabkan batuk; reflex ini harus terus sepanjang hidup; biasanya ada

setelah hari pertama kelahiran.

Deviasi

Tidak ada reflex

EKSTREMITAS

1. Menggenggam

Respons perilaku yang diharapkan :

Sentuhan telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar jari

menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki; genggaman telapak tangan harus

berkurang setelah usia 3 bulan, digantikan dengan gerakan volunteer;

genggaman plantar berkurang pada usia 8 bulan.

Deviasi

Fleksi simetris dapat menunjukkan paralisis.

2. Babinski

Respons perilaku yang diharapkan :

Tekanan di telapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit dan

menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi dan haluks

dorsofleksi; reflex ini harus hilang setelah usia 1 tahun.

Deviasi

Menetap setelah usia 1 tahun menunjukkan lesi traktus piramidal

3. Klonus pergelangan kaki

Respons perilaku yang diharapkan :

Dorsifleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutut pada posisi

fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi

(“denyut”); akhirnya tidak boleh ada denyut yang teraba.

Deviasi

Beberapa denyutan

MASSA (TUBUH)

1. Moro

Respons perilaku yang diharapkan :

Kejutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang

menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstremitas yang tiba-tiba serta

mengipaskan jari, dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk bentuk

“C,” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstremitas; kaki dapat fleksi

dengan lemah; bayi mungkin menangis; reflex ini harus hilang setelah usia

3-4 bulan, biasanya paling kuat selama 2 bulan pertama

Deviasi

- Menetapnya reflex moro 6 bulan terakhir dapat menunjukkan

kerusakan otak.

- Reflex moro asimetrik atau tidak ada dapat menunjukkan cedera pada

fleksus brachial, klavikula, atau humerus.

2. Startle

Respons perilaku yang diharapkan :

Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi

siku; tangan tetap tergenggam; harus hilang pada usia 4 bulan

Deviasi

Tidak adanya reflex ini menunjukkan kehilangan pendengaran

3. Perez

Respons perilaku yang diharapkan :

Saat bayi telungkup pada permukaan keras, ibu jari ditekan sepanjang

medulla spinalis dari sacrum ke leher; bayi berespons dengan menangis,

memfleksikan ekstremitas, dan meninggikan pelvis dan kepala; lordosis

tulang belakang, serta dapat terjadi defekasi dan urinasi; harus hilang pada

usia 4-6 bulan

Deviasi

Signifikansinya hampir sama dengan reflex moro

4. Tonik leher asimetris(menengadah)

Respons perilaku yang diharapkan :

Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah satu sisi, lengan

dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut, dan lengan yang

berlawanan dan kaki fleksi; harus hilang pada usia 3-4 bulan, untuk

digantikan dengan posisi simetris dari kedua sisi tubuh.

Deviasi

Tidak adanya atau menetapnya reflex ini menunjukkan kerusakan

system saraf.

5. Neck-righting

Respons perilaku yang diharapkan :

Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi; bahu dan

batang tubuh membalik kea rah tersebut, diikuti dengn pelvis; menghilang

pada usia 10 bulan.

Deviasi

Tidak ada; signifikansinya hamper sama dengan reflex tonik leher

asimetrik

6. Otolith-righting

Respons perilaku yang diharapkan :

Jika badan bayi yang tegak ditengadahkan, kepala kembali tegak,

posisi tegak

Deviasi

Tidak ada; signifikansinya hamper sama dengan reflex tonik leher

asimetrik

7. Inkurvasi batang tubuh (galant)

Respons perilaku yang diharapkan :

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang

menyebabkan panggul bergerak ke arah sisi yang terstimulasi; reflex ini

harus hilang pada usia 4 minggu

Deviasi

Tidak ada reflex ini menunjukkan lesi medulla spinalis

8. Menari atau melangkah

Respons perilaku yang diharapkan :

Jika bayi dipegang sedemikian rupa hingga telapak kaki menyentuh

permukaan keras, aka nada fleksi dan ekstensi resiprokal dari kaki,

menstimulasi berjalan; harus hilang setelah usia 3-4 minggu, digantikan

oleh gerakan yang dikehendaki.

Deviasi

Langkah tidak simetris

9. Merangkak

Respons perilaku yang diharapkan :

Bayi, bila ditempatkan pada abdomennya(telungkup), membuat

gerakan merangkak dengan tangan dan kaki; harus hilang kira-kira pada

usia 6 minggu

Deviasi

Gerakan tidak simetris

10. Placing

Respons perilaku yang diharapkan :

Bila bayi dipegang tegak di bawah lengannya dan sisi dorsal telapak

kaki dengan tiba-tiba ditempatkan di atas objek keras, seperti meja, kaki

mengangkat seolah-olah teapal melangkah di atas meja; usia hilangnya

reflex ini bervariasi

Deviasi

Tidak ada reflex

III.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus berlebihan, posisi

todk tepat.

2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang

imatur, perubahan suhu lingkungan.

3. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangknya pertahanan

imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu.

4. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik.

5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) berhubungan

dengan imaturitas, kurangnya pengetahuan orang tua.

6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisismaturasi, kelahiran bayi

cukup bulan, perubahan dalam unit keluarga.

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

mukus berlebihan, posisi tidak tepat.

Sasaran pasien 1 : pasien mempertahankan jalan naps yang paten.

Intervensi Keperawatan/ Rasional

1. Hisap mulut dan nasofaring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan.

2. Tekan bulb sebelum memasukkan mengaspirasi faring, kemudian hidung

untuk mencegah aspirasi cairan.

3. Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan sampai 5

detik dengan waktu yang cukup antara upaya tersebut untuk memungkinkan

reoksigenasi.

4. Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk mencegah

aspirasi. Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur sesuai yang

dianjurkan oleh America academic of pediatric.

R/ lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan

sediakan oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan.

5. Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu.

6. Observasi adanya tanda-tanda distress pernapasan dan laporkan adanya hal

berikut dengan segera :

a. Takipnea

b. Mengorok, stridor

c. Bunyi napas abnormal

d. Pernapasan cuping hidung

e. Sianosis/pucat

7. Pertahankan popok, pakaian, dan selimut cukup longgar untuk memungkinkan

ekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk menghindari terlalu panas.

8. Bersihkan lubang hidung dari skresi kering selama mandi atau bila perlu.

9. Periksakan kepatenan lubang hidung.

Hasil yang diharapkan

- Jalan napas tetap paten

- Pernapasan teratur dan tidak sulit

- Frekwensi napas dalam batas normal (lihat bagian dalam sampul depan utnuk

batasan normal)

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan

dengan kontrol suhu yang imatur, perubahan suhu lingkungan.

Sasaran pasien 1 : pasien mempertahankan suhu tubuh yang stabil.

Intervensi Keperawatan/Rasional

1. Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat.

2. Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya (dibawah

penghangat radian atau didekat ibu).

3. Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup.

4. Ukur suhu bayi pada saat tiba ditempat perawatan atau kamar ibu ; lakukan

sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekwensi pemantauan.

5. Pertahankan temperature ruangan antara 24 o C dan 25,5 o C dan kelembaban

sekitar 40-50%.

6. Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit. Cegah menggigil pada bayi

selama mandi. Tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai stabilisasi suhu

tubuh. Memberi pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut atau

tutupi dengan selimut.

7. Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah

karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan terjadinya

kehilangan panas.

8. Jaga agar bayi jauh dari jendela, AC, atau kipas angin.

9. Tempatkan bayi dalam keranjang dengan dinding yang cukup tinggi untuk

melindungi dari ventilasi-silang.

10. Hangatkan semua objek yang digunakan untuk memeriksa atau menutup bayi

(misalnya: tempatkan alat ii dibawah tempat radian).

11. Buka hanya 1 area tubuh untuk pemeriksaan atau prosedur.

12. Tunda sirkumsisi sampai suhu stabil atau gunakan penghangat radian selama

prosedur.

13. Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.

Hasil yang diharapkan :

- Suhu bayi tetap pada tingkat optimal (36,5 o – 37,5 o C )

3. Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan

kurangknya pertahanan imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu.

Sasaran pasien 1 : pasien tidak menunjukkan bukti infeksi.

Intervensi Keperawatan/Rasional

1. Cuci tangan sebelum dan setelah merawat setiap bayi.

2. Pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh.

3. Penggunaan skort penutup merupakan hal yang kontraversial karena penelitian

menunjukkan bahwa alat ini tidak menurunkan angka infeksi tetapi hanya

meningkatkan biaya.

4. Pastikan bahwa profilaksis mata yang tepat telah dilakukan.

5. Periksa mata setiap hari untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi atau

rabas.

6. Jaga bayi dari sumber potensial infeksi (misalnya: individu yang menerima

infeksi kulit atau pernapasan, persiapkan sumber makanan yang tidak tepat,

benda-benda lain yang tidak bersih).

7. Bersihkan vulva pada arah posterior untuk mencegah kontaminasi fecal

terhadap vagina atau uretra, tekankan ini pada orang tua.

8. Ketika membersihkan penis, jangan meretraksi prepusium: dengan perlahan

usap smegma.

9. Pertahankan absepsis selama sirkumsisi

(bila bayi telah disirkumsisi, tutup area dengan kasa jeli petrolatum (bila

diintruksikan)).

10. Periksa perkemihan setelah sirkumsisi; popok sekali pakai dapat terasa kering

bila basah, tetapi area kelangkang akan terasa menggumpal atau empuk atau

berat.

11. Pertahankan umbilicus bersih dan kering.

12. Tempatkan popok dibawah potongan tersebut.

13. Kaji bau, warna dan drainase pada pusar setiap hari

(berikan agen anti bakterin dan atau alcohol pada pusar sesuai intruksi).

14. Berikan vaksin Hepatitis B atau (HBV) pada otot deltoid

Hasil yang diharapkan

- Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi atau inflamasi.

- Mata tetap bersih tanpa bukti iritasi.

- Genital area is free of irritation.

- Funikulus tanpak kering, area sekitar bebas dari infeksi.

- Bayi mendapat vaksi HBV

4. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi trauma berhubungan dengan

ketidakberdayaan fisik.

Sasaran Pasien 1: pasien diidentifikasi dengan jelas dan benar.

Intervensi Keperawatan / Rasional

1. Pastikan bayi teridentifikasi dengan tepat untuk ditempatkan dengan ibu yang

tepat. Pastikan bahwa gelang identitas (ID) terpasang dengan benar. Periksa

gelang ID bayi dengan sering untuk menjamin identitas bayi dengan benar.

2. Diskusikan isu keamanan dengan orang tua, khususnya ibu untuk mencegah

bayi tertukar dan kemungkinan penculikan.

3. Observasi tanda identitas staf dan berikan bayi hanya pada personil yang

teridetifikasi dengan tepat.

4. Jangan pernah meninggalkan bayi sendiri dalam kranjang atau ruangan.

Hasil Yang Diharapkan

- Bayi diidentifikasi dengan jelas dan tepat.

- Orang tua mengobservasi praktik keamanan.

- Gelang ID tetap terpasang.

Sasaran pasien 2: pasien tidak mengalami cedera fisik.

Intervensi Keperawatan / Rasional

1. Hindari menggunakan thermometer rectal karena resiko perforasi rectal.

2. Jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan diatas permukaan tinggi

tanpa pagar.

3. Tutup selalu peniti popok (bila digunakan) dan tempatkan pada tempat yang

jauh dari tubuh bayi.

4. Jaga agr obyek tajam atau runcing berada jauh dari bayi.

5. Jaga agar kuku jari sendiri tetap pendek dan tumpul: hindari perhiasan yang

melukai bayi.

6. Lakukan metode yang tepat dalam penangannan dan pemindahan bayi.

Hasil Yang Diharapkan

- Bayi tetap bebas dari cedera fisik.

Sasaran pasien 3 : pasien tidak menunjukkan bukti perdarahan.

Intervensi Keperawatan / Rasional

1. Berikan vitamin K secara IM , dengan menggunakan otot vatus lateralis

sebagai sisi injeksi

2. Periksa sisi sirkumsisi, kaji adanya remesan yang dapat menunjukkan

kecenderungan perdarahan

Hasil Yang Diharapkan

- Bayi tidak menunjukkan bukti perdarahan

5. Diagnosa keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (resiko

tinggi) berhubungan dengan imaturitas, kurangnya pengetahuan orang tua.

Sasaran pasien 1 : pasien mendapatkan nutrisi yang optimal.

Intervensi Keperawatan / Rasional

1. Kaji kekuatan menghisap dan koordinasi denagan menelan untuk

mengidentifikasikan kemungkinan yang mempengaruhi makan.

2. Berikan masukan awal sesuai keingina orangtua, kebijakan ruamah sakit, dan

protocol paraktisi.

3. Siapkan untuk pemberisn makan yang dibutuhkan dari bayi yang minum ASI ,

pemberian makan malam akan ditentukan oleh kondisi dan keinginan ibu.

4. Berikan bayi yang makan dengan botol 2-3 oz formula setiap 3-4 jam sesuai

kebutuhan.

5. Dukungdanbantuibumenyusuiselamapemberianmakanawaldanlebihseringbilap

erlu.

6. Hindari pemberian makanan, suplemen, atau air rutin untuk bayi yang minum

asi. Asi dapat menurunkan keinginan untuk menghisap dan menyebabkan

preverensi putting.

7. Dorong ayah atau orang pendukung lain untuk tetap bersama ibu untuk

membantu ibu dan bayi dalam merubah posisi, relaksasi, dan penguatan.

8. Dorong ayah atau orang pendukung lain untuk berpartisipasi dalam pemberian

makan dengan botol.

9. Tempatkan bayi miring kekanan setelah makan untuk mencegah aspirasi.

10. Obeservasi pola feses.

Hasil yang diharapkan

- Bayi menunjukan pengisapan yang kuat

- Bayi tetap mendapat makanan

- Bayi mendapat nutrisi yang cukup ( uraikan jumlah dan frekuensi pemberian

makan)

- Berat badan bayi kurang dari 10% berat badan lahi

6. Diagnosa Keperawatan : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan

krisismaturasi, kelahiran bayi cukup bulan, perubahan dalam unit keluarga.

Sasaran pasien atau keluarga : Pasien atau keluarga menunjukan prilaku kedekatan

orang tua/bayi.

Intervensi Keperawatan/ Rasional

1. Sesegera mungkin setelah kelahiran, dorong orang tua untuk melihat dan

menggendong bayi, tempatkan bayi baru lahir dekat ke wajah orang tua untuk

menciptakan kontak visual.

2. Idealnya, lakukan perawatan mata setelah pertemuan awal bayi dengan orang

tua, dalam satu jam setelah kelahiran. Bila bayi terjaga dan paling mungkin

untuk berhubungan secara visual dengan orang tua.

3. Identifikasikan untuk orang tua prilaku khusus yang ditunjukan oleh bayi

missal kesadaran, kemampuan untuk melihat, penghisapan yang kuat, prilaku

rooting, dan perhatian pada suara manusia.

4. Diskusikan dengan orang tua, harapan-harapan mereka tentang fantasi anak vs

keadaan anak yang sebenarnya, jika diindikasikan.

5. Dorong orang tua untuk “membicarakan” pengalaman kelahiran dan

persalinan mereka, identifikasi adanya kejadian kehilangan yang memperkuat

control pada orang tua, khususnya ibu.

6. Identifikasi langkah prilaku dalam proses kedekatan dan evaluasi aspek-aspek

yang dapat dianggap positif dan yang dapat menunjukan ketidakadekuatan

atau kelambatan menjadi orang tua.

7. Anjurkan keluarga untuk sering memanggil bayi bila tidak dirawat gabung.

8. Observasi dan kaji petunjuk timbal balik antara bayi dan orang tua untuk

mengidentifikasi prilaku yang mungkin memerlukan penguatan.

9. Bantu orang tua dalam mengenali siklus-siklus perhatian – non perhatian dan

dalam memahami arti dari siklus-siklus tersebut.

10. Kaji variable yang mempengaruhi perkembangan kedekatan melalui

pengamatan bayi dan orang tua dan wawancara masing-maisng orang tua atau

pemberi perawatan lain yang terdekat.

Hasil yang diharapkan

- Orang tua membentuk kontak dengan bayi dengan segera atau segera setelah

lahir.

- Orang tua menunjukan prilaku kedekatan, seperti sentuhan, kontak mata,

memberi nama dan memanggil nama bayi, berbicara dengan bayi,

berpartisipasi dalam aktivitas pemberian perawatan.

- Orang tua mengenali siklus perhatian – non perhatian.

Sasaran pasien ( saudara kandung 2 ) : pasien atau saudara kandung menunjukan

prilaku penyesuaian atau kedekatan pada bayi baru lahir.

Intervensi Keperawatan / Rasional

1. Izinkan saudara kandung untuk berkunjung dan menyentuh bayi baru lahir bila

mungkin.

2. Jelaskan perbedaan fisik pada bayi baru lahir, seperti kepala botak, potongan

tali pusat dan klemnya, sirkumsisi untuk mengurangi adanya rasa takut yang

mungkin dialami saudara kandung.

3. Jelaskan pada saudara kandung harapan realistis mengenai kemampuan bayi

baru lahir dan kebutuhanya :

- Memerlukan perawatan komplit bukan teman bermain

4. Dorong saudara kandung untuk berpartisipasi dalam perawatan dirumah agar

mereka merasa menjadi bagian dari pengalaman.

5. Dorong orangtua untuk menghabiskan waktu dengan anak – anaknya yang lain

dirumah untuk mengurangi perasaan cemburu terhadap saudara baru.

Hasil yang diharapkan

- Saudara kandung mengekspresikan minat pada bayi baru lahir dan harapan

realistis untuk usia mereka.

Sasaran pasien ( keluarga 3 ) : Pasien ( keluarga ) siap untuk pulang dan

perawatan dirumah.

Intervensi Keperawatan / Rasional

1. Diskusikan dengan orang tua persiapan yang benar dari formula.

2. Tekankan bahwa proporsi tidak boleh diubah untuk mengencerkan atau

mengentalkan formula.

3. Hindari memasukkan botol kedalam microwave untuk menghindari terbakar.

4. Anjurkan penggunaan individu pendukung, seperti spesialis laktasi untuk

bantuan dalam hal menyusui.

5. Intruksikan aspek lain dari perawatan bayi baru lahir :

- Mandi

- Perawatan umbilicus dan sircumsisi

- Kenali status aktivitas untuk interaksi optimal

6. Dorong partisipasi dalam kelas tentang menjadi orang tua, bila di intruksikan.

7. Diskusikan pentingnya restrain mobil yang diijinkan oleh Negara dan

penggunaanya yang tepat.

8. Bila bayi kecil, anjurkan orang tua untuk menggunakan selimut gulung dan

handuk pada area kelangkang untuk mencegah membungkung dan juga

disepanjang sisi samping untuk meminimalkan gerakan lateral, tetapi jangan

pernah menggunakan bantalan di bawah atau diubelakang bayi karena dapat

menimbulkan kelonggaran dalam harness, menimbulkan kemungkinan

terdorong keluar dari pelindung jika terjadi kecelakaan. Rujuk pada organisasi

yang menyewakan restrain mobil.

Hasil yang diharapkan

- Keluarga menunjukkan kemampuan untuk memberikan perawatan pada bayi.

- Keluarga menyimpan perjanjian untuk perawatan tindak lanjut.

- Bayi pulang dengan restrain mobil yang disetujui oleh Negara.

- Anggota keluarga menyediakan diri mereka sebagai pelayanan yang

diperlukan.

IV. IMPLEMENTASI

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan

V. EVALUASI

Evaluais berdasarkan tujuan dan outcome.

DAFTAR PUSTAKA

Wong,Donna L..2004.Pedoman Klinis Keperawatan Klinik Pediatrik.Jakarta:EGC.

Ns.Serri Hutahaean, S.Kep.2009.Asuhan keperawatan dalam maternitas dan

ginekologi,Jakarta:Trans Info Media.