Laporan Tutorial
-
Upload
aditya-fresno-dwi-wardhana -
Category
Documents
-
view
677 -
download
8
Transcript of Laporan Tutorial
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO B
BLOK XIII
Tutor :
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Dhini Putri Maharani 04091401021
Muhammad Firman 04091401057
Novia Winardi 04091401043
Aditya Fresno Dwi Wardhana 04091401044
Neni Nirmala 04091401033
Revan Satrio 04091401034
Desrina 04091401060
Lutfia Rahmawati 04091401016
K.Firmansyah Oktaviano 04091401026
Dianita Risky Alamsyah 04091401035
Clara Dian Pistasari Putri 04091401039
FAKULTAS KEDOKTERANPENDIDIKAN DOKTER UMUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA2011
Skenario B Blok 13 tahun 2011
Ny.NN, 50 tahun, masuk RS dengan keluhan utama mata kuning yang semakin berat
sejak seminggu yang lalu.
Sejak 6 bulan yang lalu, dia selalu mengeluh nyeri perut kanan atas dan menjalar ke
punggung. Keluhan ini sering hilang timbul terutama muncul setelah makan makanan
berlemak. Keluhan demam tidak ada, nafsu makan normal, BAK dan BAB normal. Dia selalu
mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri untuk mengatasi keluhannya.
Sejak 4 bulan yang lalu, dia mengeluh teraba benjolan di daerah ulu hati, yang disertai
dengan kembung, penurunan nafsu makan, rasa terbakar di dada dan muntah-muntah.
Sejak 2 bulan yang lalu, dia mengeluh matanya kuning, kencing seperti teh tua,
disertai dengan demam ringan. Nyeri semakin bertambah dan sering. Dia juga mengeluh
pucat dan lemah, penurunan berat badan.
Sejak seminggu yang lalu, mata kuning semakin bertambah parah, demam semakin
sering, muntah semakin sering, kotoran berwarna pucat seperti dempul dan disertai gatal-
gatal pada badan.
Riwayat penyakit terdahulu
Hepatitis B kronis sejak 20 tahun lalu.
Riwayat penyakit keluarga
Ibunya penderita Hepatitis B kronis.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :
Kesan : sakit berat
Kesadaran : apatis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 115 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Temperatur : 38,5o C
BB : 80 kg
TB : 155 cm
Keadaan spesifik :
Mata : conjunctiva palpebra pucat, sklera ikterik.
Lidah : leucoplaque (+), papil atrophy (+)
Paru : normal.
Jantung : HR = 115 kali/menit, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : tegang, teraba massa di epigastrium, keras berdungkul-dungkul,
immobile.
Ekstremitas : normal.
Hasil Laboratorium :
Hb :7,6 gr/dl
LED :50 mm/jam
WBC :15.000 mm3
Trombosit :80.000
Uric acid :12 mg/dl
Creatinin :4 mg/dl
Ureum :96 mg/dl
SGOT :102 UI/L
SGPT :125 UI/L
Bilirubin direct :23,25 mg/dl
Bilirubin indirect :2,10 mg/dl
Total Bilirubin :25,35 mg/dl
Alkalin phosphatase : 1135
Anti HbS : (-)
HbSAg : (+)
HbEAg : (-)
Urin bilirubin : (+)
Benzidin : (+)
Feses seperti dempul.
I.Klarifikasi Istilah
1. Nyeri perut kanan atas :perasaan menderita yang disebabkan oleh rangsangan
ujung saraf oleh organ-organ yang terdapat pada regio kanan atas.
2. Demam :peningkatan suhu tubuh diatas normal (36,2oC-37,5oC)
3. Kembung :perasaan penuh pada abdomen.
4. Muntah :semburan isi lambung yang keluar dengan paksa
melalui mulut.
5. Benjolan :pembengkakan salah satu tanda peradangan/neoplasma.
6. Lemah :keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan energi.
7. Hepatitis B :peradangan parenkim hati kerena virus Hepatitis B.
8. Gatal :sensasi kulit tidak menyenangkan sehingga timbul
keinginan untuk menggaruk.
9. Apatis : sikap acuh tak acuh.
10. Leucoplaque :bercak putih pada membran mukosa yang tidak hilang
bila digosok.
11. Sklera ikterik :lapisan luar bola mata yang menutupi 5/6 permukaan
bagian mata yang berwarna kuning.
12. Papil atrophy :penonjolan mukosa lidah yang mengalami pengecilan
(atrophy).
13. Gallop :kelainan irama jantung.
II. Identifikasi Masalah
1. Ny.NN, 50 tahun, masuk RS dengan keluhan utama mata kuning yang semakin berat
sejak seminggu yang lalu.
2. Sejak 6 bulan yang lalu, dia selalu mengeluh nyeri perut kanan atas dan menjalar ke
punggung. Keluhan ini sering hilang timbul terutama muncul setelah makan makanan
berlemak. Dia selalu mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri untuk mengatasi
keluhannya.
3. Sejak 4 bulan yang lalu, dia mengeluh teraba benjolan di daerah ulu hati, yang disertai
dengan kembung, penurunan nafsu makan, rasa terbakar di dada dan muntah-muntah.
4. Sejak 2 bulan yang lalu, dia mengeluh matanya kuning, kencing seperti teh tua,
disertai dengan demam ringan. Nyeri semakin bertambah dan sering. Dia juga
mengeluh pucat dan lemah, penurunan berat badan.
5. Sejak seminggu yang lalu, mata kuning semakin bertambah parah, demam semakin
sering, muntah semakin sering, kotoran berwarna pucat seperti dempul dan disertai
gatal-gatal pada badan.
6. Riwayat penyakit terdahulu : Hepatitis B kronis sejak 20 tahun lalu, Riwayat penyakit
keluarga : Ibunya penderita Hepatitis B kronis.
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : sakit berat, apatis, tekanan darah : 130/80 mmHg, nadi : 115
kali/menit, RR : 24 kali/menit, temperatur : 38,5o C, BB : 80 kg, TB : 155 cm
Keadaan spesifik : conjunctiva palpebra pucat, sklera ikterik, leucoplaque (+), papil
atrophy (+), paru normal, HR = 115 kali/menit, murmur (-), gallop (-), abdomen :
tegang, teraba massa di epigastrium, keras berdungkul-dungkul, immobile,
ekstremitas : normal.
8. Hasil Laboratorium :
Hb :7,6 gr/dl
LED :50 mm/jam
WBC :15.000 mm3
Trombosit :80.000
Uric acid :12 mg/dl
Creatinin :4 mg/dl
Ureum :96 mg/dl
SGOT :102 UI/L
SGPT :125 UI/L
Bilirubin direct :23,25 mg/dl
Bilirubin indirect :2,10 mg/dl
Total Bilirubin :25,35 mg/dl
Alkalin phosphatase : 1135
Anti HbS : (-)
HbSAg : (+)
HbEAg : (-)
Urin bilirubin : (+)
Benzidin : (+)
Feses seperti dempul.
III. Analisis Masalah
1) a. Bagaimana anatomi dan fisiologi organ-organ yang terdapat pada regio kanan atas?
4 daerah abdomen dalam kuadran :
a. Kuadran kanan atas (Hepar, vesica felea, pylorus, duodenum, caput pancreas, ren
dextra, flexura colon dextra).
b. Kuadran kiri atas (Lobus sinistra hepar, lien, gaster, corpus pancreas, ren
sinistra,
flexura colon pars lienalis).
c. Kuadran kanan bawah (Caecum, appendix, colon ascendens, intestinum tenue,
ovarium dextra).
d. Kuadran kiri bawah (Colon sigmoid, colon descendens, intestinum tenue, ovarium
sinistra).
1. Hepar
a. Anatomi
Hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat rata-rata 1.500 gr atau
2% dari total berat badan orang dewasa normal. Letaknya tepat dibawah
diafragma kanan. Hati memiliki 2 lobus, yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang
dibatasi oleh ligamentum falsiformis. Pada bagian posterior hati terdapat porta
hepatica tempat dimana masuknya vena porta dan arteria hepatica dan keluarnya
duktus hepatica.
Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominlais
tepat dibawah diafrgama. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis
dextra, dan hemidiafrgma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo,
pericardium dan cor. Hepar terbentang ke seblah kiri untuk mencapai
hemidiafragma sinistra. Permukaan atas hepar yang cembung melengkung di
bawah kubah diafragma. Fascia viseralis membentuk cetakan visera tang letaknya
berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini
berhubungan dengan pars abdominalis oesofagus, gaster, duodenum, fleksura coli
dextra, rend extra dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica biliaris.
Hepar dibagi menjadi lobus hepatis dexter yang besar dan lobus hepatis sinister
yang kecil oleh perlekatan ligamentum peritoneale, ligamentum falciforme. Lobus
hepatis dexter terbagi lagi menjadi lobus quadrates, dan lobus caudatus oleh
adanya vesica biliaris, fissure ligament teretis, vena cava inferior, dan fissure
ligament venosi.
Porta hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada fascies viseralis, dan teletak
diantara lobus caudatus dan lobus quadrates. Bagian atas ujung bebas omentum
minus melekat pada pinggir-pinggir porta hepatis. Pada tempat ini terdpat duktus
hepaticus sinister dan dexter, ramus dexter dan sinister arteria hepatica, vena
portae hepatis, serta serabut saraf simpatis dan parasimpatis. Disisni terdapat
beberapa kelenjar limf hepar. Kelenjar-kelnjar ini menapung cairan limf hepar dan
vesica biliarus, dan mengirimkan serabut eferannya ke nodi lymphoidei coeliaci.
Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi oleh
peritoneum. Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena sentralis pada masing-
masing lobules bermuara ke vena hepaticae. Di dalam ruangan diantara lobules-
lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena
portae hepatis, dan sebuah cabang duktus choledochus (trias hepatis). Darah
arteria dan vena berjalan diantara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan
melalui vena sentralis.
Pendarahan
Vasa darah yang memberi darah ke hepar adalah a.hepatica dan v.portae hepatis.
a.hepatica membawa darah yang kaya oksigen ke hepar, sedangkan v.portae
hepatis membawa darah vena yang kaya hasil pencernaan yang telah diserap dari
tractus gastrointestinal. Darah arteri dan vena masuk ke v.centralis dari setiap
lobules hepatis melalui sinusoid hepar.Vena centralis bermuara ke vena hepatica
dextra et sinistra, dan meninggalkan permukaan posterior hepar menuju vena cava
inferior.
Limfe
Hepar menghasilkan banyak limfe, sekitar 1/3-1/2 seluruh limfe tubuh. Vasa limfe
meninggalkan hepar dan masuk ke beberapa lymphonodus di porta hepatis. Vassa
efferent menuju LN.coeliacus. Sejumlah kecil vasa limfe menembus diafragma
menuju LN.mediastinalis posterior.
Persyarafan
N.symphaticus dan N.parasymphaticus yang berasal dari plexus coeliacus.
b. Fisiologi
Fungsi hepar yaitu (1) membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam traktus
intestinalis; (2) berperan pada banyak metabolisme yang berhubungan dengan
karbohidrat, lemak dan protein; (3) menyaring drah untuk membuang bakteri dan
benda asing lain yang masuk ke dalam darah dari lumen intestinum.
Fungsi hepar yang utama adalah membentuk dan mengekskresi empedu. Hati
menyekresi sekitar sekitar 500 hingga 1.000 ml empedu kuning setiap hari. Hati
juga berperan dalam metabolism makronutrien yaitu karbohidrat, lemak dan
protein, serta berperan dalam fungsi detoksifikasi.
c. Metabolisme Bilirubin
Bilirubin adalah suatu pigmen berwarna kuning berasal dari unsure porfirin dalam
hemoglobin yang terbentuk sebagai akibat penghancuran sel darah merah oleh sel
retikuloendotelial. Wlaupun berasal dri hemoglobin, bilirubin tidak mengandung
zat besi. Bilirubin yang baru terbentuk ini larut dalam lemak. Di dalam plasma
akan berikatan dengan albumin. Oleh karena terbentuk secara normal dari
penghancuran sel darah merah, maka metabolism dan sekresi selnjutnya dapat
berlangsung secara terus-menerus.
Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel eritorsit oleh makrofag di dalam
limpa, hati, dan alat retikuloendotel lain akan mengalami pemecahan menjadi
heme dan globin. Melalui proses oksidasi, komponen globin mengalami degradasi
menjadi asam amino dan digunakan untuk pembentukan protein lain.
Unsur heme selanjutnya oleh heme-oksigenase, teroksidasi menjadi biliverdin
dengan melepas zat besi dan karbonmonoksida. Bilirubin reduktase akan
mereduksi biliverdin menjadi bilirubin tidak terkonjugasi.
Walaupun lebih dari 80% bilirubin terjadi dari eritrosit namun sekitar 15-20%
bilirubin dapat pula berasal dari hemoprotein lain seperti mioglobin, sitokrom.
Bilirubin tak terkonjugasi ini adalah suatu zat lipofilik, larut dalam lemak, hampir
tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dikeluarkan lewat urine melalui ginjal
(disebut pula bilirubin indirek karena hanya bereaksi positif pada tes setelah
dilarutkan ke dalam alcohol). Karena sifat lipofilik zat ini dapat melalui
membrane sel dengan relative musah. Setelah dilepas ke dalam plasma sebagian
besar bilirubin tak terkonjugasi ini akan membentuk ikatan dengan albumin
sehingga dapat larut dalam darah. Pigmen ini secara bertahap berdifusi ke dalam
sel hati (hepatosit). Dalam hepatosit, bilirubin tak terkonjugasi ini dikonjugasi
dengan asam glukoronat membentuk bilirubin glukoronida atau bilirubin
terkonjugasi (bilirubin direk). Reaksi konjugasi dikatalisasi oleh enzim
glukoroniltransferase, yaitu suatu enzim yang terdapat di RE dan merupakan
kelompok enzim yang mampu memodifikasi zat asing yang bersifat toksik.
Bilirubin terkonjugasi larut dalam air, dapat dikeluarkan melalui ginjal namun
dalam keadaan normal tidak dapat dideteksi dalam urine. Sebagian besar bilirubin
terkonjugasi ini ini dikeluarkan ke dalam empedu, suatu komponen kolesterol,
fosfolipid, bilirubin diglukoronida dan garam empedu. Sesudah dilepas kedalam
saluran cerna bilirubin glukoronida diaktifasi oleh enzim bakteri dalam usus,
sebagian menjadi urobilinogen yang akan keluar melalui tinja (sterkobilin), atau
diserap kembali dari saluran cerna, dibawa ke hati dan dikeluarkan kembali ke
dalam empedu. Urobilinogen dapat larut ke dalam air, oleh karena itu sebagian
dikeluarkan melalui ginjal.
Destruksi eritrosit tuaDestruksi eritrosit matang
Hemoglobin
Hem
Biliverdin
Hemoprotein lain
Globin
Bilirubin indirect
Bilirubin indirect + albumin
+protein penerima / sitoplasma
Konjugasi dgn asam glukuronat
Glukuroniltransferase
Bilirubin direct
urobilinogen
SISTEM RETIKULOENDOTELIAL
Ke saluran empeduReduksi olehbakteri usus
Urobilinogen feses
Sklus enterohepatik
Urobilinogen kemih
Hati
Usus
Destruksi eritrosit tuaDestruksi eritrosit matang
Hemoglobin
Hem
Biliverdin
Hemoprotein lain
Globin
Bilirubin indirect
Bilirubin indirect + albumin
+protein penerima / sitoplasma
Konjugasi dgn asam glukuronat
Glukuroniltransferase
Bilirubin direct
urobilinogen
SISTEM RETIKULOENDOTELIAL
Ke saluran empeduReduksi olehbakteri usus
Urobilinogen feses
Sklus enterohepatik
Urobilinogen kemih
Hati
Usus
2. Duktus Biliaris Hepatis
Empedu disekresikan oleh sel-sel hepar, disimpan, dan dipekatkan di dalam vesica
biliaris, kemudian dikeluarkan ke duodenum. Duktus biliaris hepatis terdiri atas
duktus hepaticus dexter dan sinister, ductus hepaticus communis, ductus choledochus,
vesica biliaris dan ductus cysticus.
Cabang-cabang interlobulare ductus choledochus terkecil terdapat di dalam canalis
hepatis; cabang-cabang ini menerima canaliculi biliaris; cabang-cabang ini saling
berhubungan satu sama lain dan secara bertahap membentuk saluran yang lebih besar,
sehingga akhirnya pada porta hepatis membentuk ductus hepaticus dexter dan sinister.
Ductus hepaticus dexter mengalirkan empedu dari lobus hepatis dexter dan ductus
hepaticus sinister mengalirkan empedu dari lobus hepatis sinister, lobus caudatus, dan
lobus quadrates.
a. Ductus Hepaticus.
Ductus Hepaticus dexter dan sinister keluar dari lobus hepatis dexter dan sinister
pada porta hepatis. Keduanya segera bersatu membentuk ductus hepaticus
communis. Ductus ini panjangnya sekitar 4 cm dan berjalan turun di pinggir bebas
omentum minus. Duktus ini bergabung dengan ductus cysticus dari vesica biliaris
yang ada di sisi kanannya membentuk duktus choledochus.
b. Ductus Choledochus.
Panjang ductus ini sekitar 8 cm. Pada bagian pertama perjalannya, ductus ini
terletak di pinggir bebas kanan omentum minus, di depan foramen epiploicum.
Disini ductus choledochus terletak di pinggir kanan vena portae hepatis dan pada
sisi kanan arteria hepatica. Pada bagian kedua perjalanannya, duktus terletak di
belakang pars superior duodenum di sebelah kanan arteria gastroduodenalis. Pada
bagian ketiga perjalanannya, ductus terlteak di dalam sulcus yang terdapat pada
fascia posterior caput pancreatic. Di sini ductus choledochus bersatu dengan
ductus pancreaticus.
Ductus ini berakhir dibawah dengan menembus dinding medial pars descenden
duodenum kira-kira di pertengahan panjangnya. Biasanya ducts choledochus
bergabung dengan ductus pancreaticus, dan bersama-sama bermuara ke dalam
ampulla kecil di dinding duodenum, yaitu ampulla hepatopancreatica. Ampulla ini
bermuara ke dalam lumen duodenum melalui sebuah papilla kecil, yaitu papilla
duodeni mayor. Bagian terminal kedua ductus beserta ampulla dikelilingi oleh
seraut otot sirkuler yang diebut musculus sphincter ampullae. Kadang-kadang,
ductus choledochus dan ductus pancreaticus bermuara ke dalam duodenium pada
tempat yang berbeda.
c. Vesica Biliaris.
Adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan bawah
hepar. Vesica biliaris mmpunyai kemampuan menampung empedu sebanyak 30-
50 ml dan menyimpannya, serta memekatkan empedu dengan cara mengabsorbsi
air. Kantong ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu fundus, corpus, dan collum.
Fundus vesica biliaris berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah
margoinferior hepar. Corpus vesica biliaris terletak dan berhubungan dengan
fascia visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang dan kiri. Collum vesica
biliaris melanjutkan diri menjadi ductus cysticus, yang berbelok ke dalam
omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis untuk
membentuk ductus choledochus.
d. Ductus Cysticus.
Panjang ductus ini sekitar 8 cm dan menghubungkan collum vesica biliaris
dengan ductus hepaicus communis untuk membentuk ductus choledochus.
Biasanya ductus ini berbentuk seperti huruf S dan berjalan turun dengan jarak
yang bervariasi pada pinggir bebas kanan omentum minus.
3. Pankreas
a. Anatomi
Pankreas merupakan kelenjar retroperitoneal dengan panjang sekitar 12-
15 cm dan tebal 2,5 cm dan berada pada posterior dari omentum majus . Pankreas
terdiri dari kepala, tubuh, dan ekor yang biasanya langsung berhubungan dengan
duodenum melalui dua duktus. Pancreas merupakan kelenjar endokrin dan
eksokrin. Bagian eksokrin kelenjar menghasilkan secret yang mengandung enzim-
enzim yang dapat menghidrolisis protein lemak, dan karbohidrat. Bagian endokrin
kelenjar yaitu pulau-pulau langerhans yang menghasilkan hormone insulin dan
glucagon yang mempunyai peranan penting pada metabolisme karbohidrat.
Kelenjar ini merupakan organ yang memanjang dan terletak pada
epigatrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas menyilang planum
transpyloricum. Pankreas dapat dibagi menjadi caput, collum, corpus, dan cauda.
1. Caput Pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian
cekung duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria san vena
mesenterica superior serta dinamakan Processus Uncinatus.
2. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan
menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di
depan pangkal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria
mesenterica superior dari aorta.
3. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada
potongan melintang sedikit berbentuk segitiga.
4. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan
mengadakan hubungan dengan hilum lienale.
5. Ductus Pancreaticus
a. Ductus Pancreaticus Mayor ( W I R S U N G I )
Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke caput,
menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars
desendens duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus
choledochus membentuk papilla duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang
muara ductus pancreaticus di duodenum terpisah dari ductus choledochus.
b. Ductus Pancreaticus Minor ( S AN T O R I N I )
Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian
bermuara ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada
papilla duodeni minor.
Vaskularisasi
1. Arteriae
a. a.pancreaticoduodenalis superior (cabang a.gastroduodenalis )
b. pancreaticoduodenalis inferior (cabang a.mesenterica cranialis)
c. pancreatica magna dan a.pancretica caudalis dan inferior
cabang a.lienalis
2. Venae
a. Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke
sistem porta.
Aliran Limfatik
Kelenjar limf terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh
eferen akhirnya mengalirkan cairan limf ke nodi limf coeliaci dan mesenterica
superiores.
Persyarafan
Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis
(vagus).
b. Fisiologi
1. Eksokrin
Sel – sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui
ductus pankreas yang bermuara ke duodenum.
Enzim–enzim tersebut berfungsi untuk mencerna 3 jenis makanan utama
= karbohidrat, protein, dan lemak. Sekresi ini juga mengandung sejumlah
besar ion bikarbonat menetralkan asam kimus dari lambung.
Enzim proteolitik = tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase.
Tripsin dan kimotripsin : memisahkan protein yang dicerna menjadi
peptida, tapi tidak menyebabkan pelepasan asam – asam amino tunggal.
Karboksipolipeptidase : memecah beberapa peptida menadi asam – asam
amino bentuk tunggal.
Enzim proteolitik yang kurang penting = elastase dan nuklease.
Enzim proteolitik disintesis di pankreas dalam bentuk tidak aktif berupa =
tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipolipeptidase = menjadi
aktif jika disekresikan di tractus intestinal. Tripsinogen diaktifkan oleh
enzim enterokinase yang disekresi mukosa usus ketika kimus berkontak
dengan mukosa. Kimotripsinogen dan prokarboksipolipeptidase
diaktifkan oleh tripsin.
Enzim pankreas untuk mencerna karbohidrat = amilase pankreas :
menghidrolisis serat, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat (kecuali
selulosa) untuk membentuk trisakaridan dan disakarida.
Enzim pencerna lemak = lipase pankreas : menghidrolisis lemak netral
menjadi asam lemak dan monogliserida. Kolesterol esterase : hidrolisis
ester kolesterol. Fosfolipase: memecah asam lemak dan fosfolipid.
Tiga rangsangan dasar yang menyebabkan sekresi pankreatik :
1. Asetikolin : disekresikan ujung n. vagus parasimpatis dan saraf2
kolinergenik.
2. Kolesistokinin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum
rangsangan asam.
3. Sekretin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan
asam
2. Endokrin
Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans sel
α, sel β, sel δ, dan sel F.terdiri atas 4 sel
Sekresi sel – sel ini berupa hormon yang akan langsug diangkut melalui
pembuluh darah.
Sel Hormon Target Utama Efek Hormonal Regulasi
1. α (Glukagon)
Target : Hati, jaringan adiposa
Efek : merombak cadangan lipid, merangsang sintesis glukosa dan
pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa. Distimulasi
oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh somatostatin.
2. β (Insulin)
Target : Sebagian besar sel
Efek : membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi
pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan
kadar glukosa darah. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang
tinggi, dihambat oleh somatostatin.
3. δ (Somatostatin)
Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek : menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat
absorbsi usus dan sekresi enzim pencernaan. Distimulasi oleh
makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target : Organ pencernaan
Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi
enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran
pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang
parasimpatis.
4. Lambung
Gaster dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Fundus : berbentuk kubah yang menonjol diatas orificium cardiacum, biasanya
berisis udara
2. Corpus : mulai dari orificium cardiacum sampai setinggi incisura angularis
3. Antrum pyloricum : dari incisura angularis ke pylorus
4. Pylorus : bagian tubular dari gaster, mempunyai dinding otot tebal disebut pyloric
sphincter. Rongga pylorus disebut canalis pyloricum
5. Duodenum
Bagian usus ini disebut usus dua belas jari karena panjangnya sekitar 12 jari berjajar
paralel. Di dalam dinding usus dua belas jari terdapat muara saluran bersama dari
kantong empedu berisi empedu yang dihasilkan oleh hati. Berguna untuk
mengemulsikan lemak. Empedu berwarna kehijauan dan berasa pahit.
Pankreas terletak di bawah lambung dan menghasilkan getah pankreas. Getah
pankreas mengandung enzim amilase, tripsinogen, dan lipase. Amilase mengubah zat
tepung menjadi gula. Tripsinogen merupakan enzim yang belum aktifnamun dapat
diaktifkan terlebih dahulu oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh usus halus.
Enzim enterokinase mengubah tripsinogen menjadi tripsin yang aktif. Tripsin
mengubah protein menjadi peptide dan asam amino. Lipase mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol. Zat-zat hasil pencernaan tersebut mudah terserap oleh
dinding usus melalui proses difusi dan osmosis. Zat-zat yang belum teruraikan dapat
memasuki membran sel usus melalui transport aktif.
b.Apa penyebab mata kuning?
Hiperbilirubinemia yang menumpuk di jaringa sklera.
c. Bagaimana mekenisme terjadinya mata kuning pada kasus ini?
Pembesaran caput pankreas menyumbat dan menekan duktus koledokus
Obstruksi saluran empedu empedu tidak dapat masuk ke duodenum kolestasis
bendungan cairan empedu dalam hati aliran balik empedu (bilirubin, garam
empedu, lipid) ke sirkulasi sistemik hiperbilirubinemia bilirubin akan
menumpuk di jaringan elastin (sklera) mata kuning
2) a. Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri perut kanan atas menjalar ke punggung?
Rasa nyeri pada kasus ini dapat menjalar ke belakang karena invasi tumor ke
retroperitoneal dan terjadi infiltrasi pada pleksus saraf splanknikus.
b. Mengapa keluhan timbul setelah makan makanan berlemak?
Adanya tumor pancreas yang menyebabkan obstruksi pada ductus choledocus biliaris,
ketika makanan yang mengandung lemak masuk dan melalui duodenum, terjadi
rangsangan untuk mengeluarkan hormone CCK ( koleositokinin) dari tunica mukosa
duodenum, lalu hormon ini masuk kedalam sirkulasi yang menimbulkan rangsangan
untuk kontraksi dari vesica biliaris dan relaksasi dari duktus choledicus akibatnya,
pengeluaran cairan empedu yang terhambat akibat adanya obstruksi ini akan
merangsang saraf nyeri dan di sensori-motor yang selanjutnya di rasakan pada region
kanan atas ( hipokondrium kanan )
3) a. Apa sajakah benjolan yang terdapat di daerah ulu hati?
Kanker hati, kanker kandung empedu, kanker pankreas, & kanker duktus koledokus.
b. Bagaimana mekanisme terjadinya benjolan di daerah ulu hati?
Benjolan merupakan masa yang ganas pada pancreas. Masa ini terjadi akibat adanya
mutasi multiple di gen yang berkaitan dengan kanker, yakni mutasi gen K-RAS dan di
gen penekan tumor CDKN2A ( dahulu P16 ) pada 90 % kasus. Ada juga mutasi gen
TP53 dan lenyapnya gen penekan tumor lain. Yakni 4 ( DPC4 ) pada 50 % kasus.
c. Apakah dampak benjolan terhadap organ sekitar?
- menekan duodenum perlambatan pengosongan lambung
- menekan saluran empedu
- Penekanan lambung dapat menyebabkan peningkatan Intraabdomen
d. Bagaimana mekanisme terjadinya kembung?
Pembesaran caput pankreas menekan lumen duodenum pengosongan lambung
terhambat sensasi penuh kembung
e. Bagaimana mekanisme penurunan nafsu makan?
Pembesaran caput pankreas menekan duodenum makanan tertahan
perlambatan pengosongan lambung merangsang saraf aferen menekan pusat
lapar penurunan nafsu makan.
f. Bagaimana mekanisme rasa terbakar di dada?
Pembesaran caput pankreas menekan duodenum perlambatan pengosongan
lambung peningkatan tekanan intraabdominal GER iritasi esophagus rasa
terbakar.
g. Bagaimana mekanisme muntah-muntah?
Pembesaran caput pankreas menekan lumen duodenum pengosongan lambung
terhambat tekanan intragastrik meningkat distensi gaster dinding gaster
teregang rangsang pusat muntah di medula oblongata muntah.
4) a. Bagaimana mekanisme kencing berwarna teh tua?
Pembesaran caput pankreas obstruksi ductus choledochus retensi bilirubin
terkonjugasi masuk ke sistemik hiperbilirubinemia dieksresikan melalui urin
urin berwarna seperti teh tua.
b. Bagaimana mekanisme demam?
Tumor pankreas sel-sel kanker mengeluarkan TNF alpha demam
c. Bagaimana mekanisme pucat dan lemah?
Penurunan nafsu makan konsumsi Fe & asam folat menurun anemia pucat
Obstruksi saluran empedu penurunan jumlah cairan empedu ke duodenum
penurunan emulsi lemak & absorpsi lemak lemah.
d. Bagaimana mekanisme penurunan berat badan?
Kemungkinan adanya keganasan neoplasia yang membutuhkan suplai energi yang
banyak dapat menyebabkan penurunan berat badan menurun secara drastis.
e. Mengapa nyeri semakin bertambah dan sering?
Karena tidak diobati dan kemungkinan mengalami keganasan dan tambah parah.
5) a. Bagaimana mekanisme dari feses berwarna pucat seperti dempul?
Obstruksi ductus choleodochus penurunan jumlah bilirubin terkonjugasi ke
duodenum pewarnaan feses berkurang feses pucat seperti dempul.
b. Bagaimana mekanisme gatal-gatal?
Penumpukan garam empedu merangsang serabut saraf C yang tidak bermyelin
sinyal yang diterima akan menimbulkan reflek menggaruk.
6) Bagaimana hubungan penyakit hepatitis kronis sejak 20 tahun lalu dengan gejalannya
yang diderita sekarang?
Tidak ada hubungan.
7) Bagaimana interpretasi dari hasil fisik (umum dan spesifik)?
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi
Tekanan Darah 130/80 mmHg 120/80 mmHg Normal (pada usia
pasien)
Nadi 115 kali/menit 60-100 kali/menit Tinggi
RR 24 kali/menit 18-24 kali/menit Normal tinggi
Temperature 38,5o C 36,2-37,5oC Subfebris
BMI 33,33 18,5-25 Obesitas
8) Bagaimana interpretasi dari hasil laboratorium dan mekanisme hasil yang abnormal?
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hb 7,6 gr/dl 12-14 g/dl Anemia
LED 50 mm/jam < 20 mm/jam Meningkat pada reaksi
peradangan atau kanker
WBC 15.000 /mm3 5.000-10.000/
mm3
Leukositosis; peradangan,
kanker
Trombosit 80.000 150.000-400.000 Trombositopenia
Asam urat 12 mg/dl 2,4-5,7 mg/dl Meningkat
Ureum 96 mg/dl 20-40 mg/dl Meningkat
Kreatinin 4,0 mg/dl 0,5-1,2 mg/dl Meningkat;
SGOT 102 U/I < 42 Kerusakan sel hati
SGPT 125 U/I < 40 Kerusakan sel hati
Direct bilirubin 23,25 mg/dl < 0,35 mg/dl Meningkat
Indirect
bilirubin
2,10 mg/dl < 0,76 mg/dl Meningkat
Total bilirubin 25,35 mg/dl < 1,1 mg/dl Meningkat
Alkaline
Fosfatase
1135 U/L 32-92 Meningkat , obstruksi saluran
empedu
Anti HBs - belum adanya antibodi
spesifik,
HbeAg - -
HbsAg + - menderita Hepatitis B
Urine
Bilirubin
+ - Terdapat bilirubin
terkonjugasi pada urin
Feses benzidine + terdapat sedikit darah di
feses, tidak terlihat secara
kasat mata
- Hb rendah asupan nutrisi menurun , terutama asupan Fe gangguan sintesis HB
dalam darah anemia
- Ureum dan C creatinin meningkat ganguan pada hati vasodilatasi sphlanknik
dan vasokonstriksi sistemik penurunan hebat aliran darah ginjal, terutama korteks
gangguan fungsi ginjal Ureum dan C creatinin meningkat
- SGOT dan SGPT meningkat nilai sgot dan sgpt menunjukkan gangguan
integritas dari sel hepatosit , hal ini dapat diakibatkan oleh infeksi virus hepatitis B ,
lalu stasis cairan empedu pada hepar
- Bilirubin total meningkat, dengan peningkatan dominan pada bilirubin direct saat
terjadi obstruksi pada ductus choledocus akibat pembesaran caput pancreas cairan
empedu stasis peningkatan bilirubin terkonjugasi pada darah sistemik bilirubin
total dalam. darah juga meningkat.
- Urine bilirubin (+) saat terjadi obstruksi pada ductus choledocus akibat
pembesaran caput pancreas cairan empedu stasis peningkatan bilirubin
terkonjugasi pada darah sistemik bilirubin ini larut dalam air dan memberikan
warna pada urin urin bilirubin (+)
- Anti Hbs (-) merupakan antibody yang terbentuk untuk melawan HbsAg. Pada
darah Ny NN tidak terbentuk antibody tersebut.Anti Hbs itu sendiri dapat menetap
seumur hidup , memberikan perlindungan.
- HbsAg (+) menunjukkan terdapatnya glikoprotein selubung ( antigen permukaan
virus hepatitis B ) dalam darah. HbsAg biasanya muncul sebelum onset gejala ,
memuncak selama gejala penyakit muncul, kemudian menurun samapi tidak
terdeteksi dalam 3 hingga 6 bulan. Glikoprotein ini bersifat imunogenik jika berada
dalam darah.
- HbeAg (-) Tidak ditemukan Hbe Ag dalam darah berarti tidak ada replikasi virus
aktif. HbeAg merupakan suatu transkrip polipeptida yang lebih panjang dengan region
pracore dan core.
- Alkaline phospatase meningkat stasis empedu akibat obstruski ductus choledocus
dapat menyebabkan gangguan ekskresi empedu kerusakan kanalikulus empedu
peningkatan enzim membrane plasma “Alkaline phospatase”
- Feses( benzidin +) menunjukkan adanya darah samar di feses. Darah dapat
berasal dari traktus gastrointestinal Hal ini dapat diakibatkan juga oleh hilangnya
Fe patologis pada keganasan dan ulkus peptikum
- Warna feses seperti dempul obstruski ductus choledocus cairan empedu tidak
mengalir ke duodenum tidak terbentuk stercobilin zat warna feses tidak ada
feses berwarna seperti dempul
- Trombosit menurun tumor pada pancreas melepas sitokin tertentu yang dapat
mempengaruhi proses pembentukan trombosit di sumsum tulang produksi
trombosit berkurang.
9) Apakah diagnosis banding dari kasus ini?
Pemeriksaan Cholelithiasis Karsinoma
caput pankreas
Hepatitis B
Ikterus + + +
Nyeri abdomen kanan atas dan
menjalar ke punggung
+ + -
Nyeri hilang timbul terutama
setelah makan makanan berlemak
- + -
Massa di epigastrium + + -
Rasa terbakar di dada + + -
Muntah + + +
Urin gelap + + +
Gatal + + +/-
BB menurun + + +
Feses pucat + + +(sterkobilin
sedikit)
10) Bagaimana cara untuk mendapatkan diagnosis pasti pada kasus ini (anamnesis,
pemeriksaan fisik, hasil lab, dan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan)?
A. Anamnesis
- Identitas
- Keluhan utama : Mata kuning yang semakin berat sejak 1 minggu yang lalu.
- Keluhan tambahan :
Nyeri perut kanan atas menjalar ke punggung
Kembung
Mual dan Muntah : isi, warna
Anorexia
Rasa terbakar di dada
Demam ringan
BAB : pucat seperti dempul
BAK : urine seperti teh tua
Gatal-gatal pada badan
- Riwayat perjalanan penyakit
- Riwayat menstruasi
- Riwayat makan obat : Kortikosteroid, Imunosupresif, Antikoagulan,
Hormonal, Analgesik, Diuretika
- Riwayat penyakit sebelumnya: hepatitis B kronis
- Riwayat keluarga : Ibu penderita hepatitis B kronis
- Status sosial
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
- Kesan sakit berat
- Kesadaran apatis
- Vital sign
o Denyut nadi meningkat / tachycardia
o Suhu tubuh meningkat (demam ringan)
Keadaan spesifik
- Pemeriksaan mata
Conjunctiva palpebra pucat
Sklera ikterik
- Pemeriksaan Lidah
Ditemukan leucoplaque dan papil atrophy
- Pada pemeriksaan abdomen
Tegang
Teraba tumor masa padat pada daerah epigastrium yang tidak bergerak
karena letak tumor retro peritoneum
Nyeri epigastrium menjalar ke punggung (tumor di kaput pancreas)
Nyeri di sekitar umbilicus (tumor di korpus pancreas)
Nyeri hipokondrium kiri, menjalar ke punggung kiri (tumor di kauda
pancreas)
C. Pemeriksaan Laboratorium
- Anemia
- Peningkatan jumlah sel darah putih dan laju endap darah
- Trombositopenia
- Peningkatan SGPT dan SGOT
- Peningkatan serum bilirubin, terutama bilirubin terkonjugasi (direk)
- Peningkatan alkaline fosfatase
Kadar yang tinggi menunjukkan adanya kanker hati yang sedang menyebar.
- Bilirubinuria (+)
- Tes benzidine
D. Pemeriksaan Penunjang
- Tumor marker ca 19-9 (+) = antibody monoclonal, untuk karsinoma pancreas
sensitivitas 80 %, spesifisitas 60-70%.
- USG
- Terlihat pembesaran sebagian pancreas yang ireguler tergantung letaknya.
- Tampak tanda kolestasis ekstrahepatik berupa pelebaran saluran empedu
komunis dan intra hepatic juga pembesaran kandung empedu.
- Ada 2 tanda pokok kanker pankreas =
1. Tanda primer
Adalah kelainan yang timbul dipankreas sendiri yaitu pembesaran lokal
pankreas yang ireguler
2. Tanda sekunder
Adalah kelainan yang timbul di luar pankreas sebagai akibat pembesaran
massa di pankreas atau timbulnya metastasis yaitu stasis bilier sebagai
akibat tumor kaput pankreas, pelebaran saluran empedu intra dan
ekstrahepatik serta pembesaran kandung empedu.
- Radiologi
- CXR dapat dilakukan untuk melihat metastasis ke paru.
- CT Scan
- Tampak pembesaran kaput pancreas yang ireguler, pembesaran kandung
dan saluran empedu.
- Endoskopi
Duodenoskopi, pendesakan antrum lambung kearah ventral, atau pembesaran
papilla vateri yang ireguler menunjukkan infiltrasi ca pancreas ke ampula.
11) Apakah diagnosis kerja dari kasus ini?
Ny NN, 50 tahun, mengalami ikterus obstrukrif karena suspect tumor pankreas.
Definisi
Tumor yang berasal dari jaringan eksokrin dan jaringan endokrin pankreas,
serta jaringan penyangganya.
Etiologi
Faktor eksogen (lingkungan): kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol,
kopi, dan zat karsinogen industri.
Faktor endogen (pasien): usia, penyakit pankreas (pankreatitis kronik dan
diabetes mellitus), dan mutasi genetik.
Faktor genetic: banyak dijumpai pada pasien tumor pankreas adalah pada gen
K-ras, serta deplesi dan mutasi pada tumor supressor genes antara lain p53,
p16, DPC4, dab BRCA 2.
Epidemiologi
- Di amerika serikat : pada tahun 2004, terdapat 31.270 pasien meninggal
akibat kanker pankreas dan menduduki urutan ke-4 kematian akibat kanker.
- Di Inggris : diperkirakan 6000 kasus baru kanker pankreas per-tahun.
- Insindensi kanker pankreas makin meningkat seiring dengan meningkatnya
usia, 80% berusia 60-80 tahun.
- Pasien pria lebih banyak daripada pasien wanita dengan perbandingan wanita
: pria = 1,2 : 1,5.
-↑ SGOT
-↑ SGPT
Terjadi kerusakan parenkim
hati
Faktor endogen:- usia lanjut
- genetik (mutasi gen)
Faktor eksogen :-diet tinggi lemak, dll
Predisposisi kanker caput pankreas
Hiperplasia duktus pankreas
Pembesaran pankreas
keganasan
Menekan duktus choledochus
Stasis empedu
Predisposisi pembentukan batu empedu
Saat makan makanan berlemak
Kontraksi duktus menyebabkan nyeri
Kepekatan empedu merusak lapisan mukosa dinding kandung Reaksi inflamasi
kolesistitis Nyeri di kuadran kanan atas menyebar ke bahu dan punggung kanan
Massa terus membesar Teraba massa di epigastrik
Menekan duodenum
Menyumbat ductus choledochus
Sumbatan empedu
Makanan tertahan di duodenum
Pengosongan lambung lambat
Sensasi penuh Tekanan intra abdominal ↑
Relaksasi lower esophageal sphincter (LES) spontan
Terjadi refluks (GERD)
Heart burn
Muntah
Cairan dari lambung mengiritasi lidah
leukoplakia Papil atrofi
Empedu gagal masuk ke duodenum
Retensi bilirubin
Bendungan yang lama di hati
Efek backup konstituen empedu (bilirubin,garam empedu,&lipid ) ke
dalam sirkulasi sistemik
hiperbilirubinemia
↑ bilirubin konjugasi masuk ke dalam urin
hiperbilirubinuria
Black tea color urine
Gatal(pruritus)
Inflamasi dinding kandung empedu
berlanjut
Demam moderat
Yellowish pada sclera dan kulit
↓ bilirubin terkonjugasi ke
usus halus
Feses ↓ pigmen
Clay stool
Toksik obat analgesik
distensi Nyeri epigastrik
12) Bagaimana patogenesis penyakit pada kasus ini?
13) Apa sajakah manifestasi klinis dari penyakit pada kasus ini?
Sakit pada perut bagian atas yang dapat menyebar ke punggung bagian tengah atau
atas. Sakit ini bisa menjadi lebih parah ketika makan atau ketika berbaring.
Kehilangan nafsu makan dan kehilangan berat badan yang tidak direncanakan.
Kehilangan berat badan terjadi pada kebanyakan jenis kanker sebab sel-sel kanker
yang berbahaya dapat menghilangkan sel-sel nutrisi yang sehat, dan hal ini khususnya
biasa terjadi pada kanker pankreas.
Kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan (jaundice). Selain itu, urine akan
menjadi berwarna cokelat gelap. Sekitar setengah dari orang-orang yang terkena
kanker pankreas akan mengalami jaundice, yang terjadi ketika bilirubin - produk
pecahan dari sel darah yang letih, terakumulasi dalam darah. Secara normal, bilirubin
akan diserap oleh empedu, tetapi jika tumor pankreas memblok aliran empedu,
kelebihan bilirubin akan merubah warna kulit dan bagian putih mata Anda menjadi
kuning.
Gatal. Pada kanker pankreas stadium lanjut, mungkin akan merasakan rasa gatal yang
hebat karena tingkat asam empedu yang tinggi terakumulasi pada kulit.
Mual dan muntah. Pada kasus kanker pankreas yang sudah parah, tumor akan
menghalangi bagian sistem pencernaan, biasanya bagian atas usus dua belas jari
Anda, menyebabkan rasa mual dan muntah.
Masalah pencernaan. Ketika kanker mencegah pengeluaran enzim di pankreas ke
usus, Anda akan kesulitan mencerna makanan, khususnya makanan yang
mengandung lemak tinggi. Hal ini juga bisa menyebabkan hilangnya berat badan
secara signifikan.
14) Bagaimana penatalaksanaan dari kasus ini?
Penatalaksanaan karsinoma kaput pancreas umumnya dibagi menjadi 2, yaitu
penatalaksanaan paliatif dan kuratif. Terapi bedah dan non-bedah mempunyai
peranan dalam kedua macam penatalaksanaan tersebut.
a. Penatalaksanaan Paliatif
Karena mayoritas pasien dengan karsinoma kaput pancreas terdiagnosis
pada stadium yang sudah lanjut, penatalaksanaan kuratif sering kali tidak mungkin
dikerjakan. Pada keadaan ini, penatalaksanaan paliatif menjadi satu-satunya
alternative. Dua target penatalaksanaan paliatif adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien, yang sering terganggu oleh nyeri dan manifestasi-
manifestasi obstruksi traktus digestivus dan untuk memperpanjang hidup.
Kriteria tumor yang tidak mungkin direseksi secara CT scan : metastasis ke
hati dan peritoneum,invasi pada organ sekitar(lambung,kolon),melekat atau oklusi
pada pembuluh darah peri-pankreatik.
Penatalaksanaan nyeri
Obat-obat antiinflamasi nonsteroidal, narkotika dan blok plexus
coeliacus adalah strategi-strategi utama penatalaksanaan nyeri pada pasien
karsinoma kaput pancreas. Berdasarkan beberapa studi klinik, blok plexus
coeliacus ini sangat signifikan dalam mengurangi nyeri pada karsinoma kaput
pancreas dan metode ini jauh lebih efektif daripada terapi farmakologis
standar.
Penanganan Obstruksi Biliar
Membebaskan traktus biliar dari obstruksi akan sangat membantu
menurunkan bilirubin. Dengan ini, resiko gagal hati dapat dihindari dan
kualitas hidup pasien akan membaik. Beberapa cara menangani obstruksi
biliar adalah dengan surgical by pass, pemasangan stent perendoskopi dan
perkutan. Sebuah studi klinik membandingkan surgical by pass dengan
pemasangan stent baik perendoskopi maupun perkutan. Data yang didapatkan
menunjukkan bahwa angka morbiditas dan mortalitas pasca pembedahan lebih
tinggi daripada pemasangan stent, namun stent memiliki restenosis yang lebih
tinggi. Tidak pada perbedaan survival rate yang bermakna pada kedua
kelompok tersebut. Pada pasien-pasien dengan obstruksi duodenum, bypass
umumnya lebuh disarankan daripad stent.
Pencegahan dan Penanganan Obstruksi Duodenum
Obstruksi duodenum terdapat pada 10-20% pasien dengan karsinoma
kaput pancreas. Tujuan penanganan obstruksi duodenum adalah untuk
mempertahankan asupan makanan secara enteral. Metode paliatif untuk
menangani obstruksi ini adalah dengan gastrojejunostomy, yang dapat
dikerjakan dengan laparotomi terbuka atau dengan lapraskopi. Pasien-pasien
yang tidak dapat menjalani pembedahan dapat menggunakan
self-expanding/expandable metal stent. Tanpa pemasangan stent maupun
bypass, pasien tidak dapat mengkonsumsi makanan secara oral dan
memerlukan pipa nasogastrik untuk jangka waktu yang lama.
b. Penatalaksanaan Kuratif
Pentalaksanaan kuratif umumnya ditargetkan pada pembedahan atau
reseksi tumor. Untuk karsinoma kaput pancreas, ada 4 metode pembedahan yang
dapat dilaksanakan : prosedur Whipple standar, prosedur Whipple dengan
mempertahankan pylorus (pylorus-preserving pancreaticoduodenectomy),
pankreatektomi total dan pankreatektomi regional.
Prosedur Whipple
Dikerjakan untuk yang mungkin dikeluarkan,tumornya terlokalisasi
dan tidak bermetastasis.Setelah pembedahan dapt dilakukan kemoterapi dan
radioterapi untuk meningkatkan angka kesembuhan.
Pada prosedur ini, kaput dan kolum pancreas, duodenum, kandung
empedu dan duktus koledokus intrapankreas dan antrum direseksi beserta
kelenjar-kelenjar getah bening di sekitarnya. Rekonstruksi dilakukan dengan
pankreatikojejunostomi, koledokojejunostomi dan gastrojejunostomi.
Pankreatektomi
Rasionalisasi untuk melakukan pankreatektomi total adalah untuk
menghindari teknik prosedur Whipple yang sulit. Sekalipun tumor hanya
melibatkan kaput pancreas, korpus dan ekor pancreas pada mayoritas pasien
sudah fibrotic dan tidak berfungsi.
Kemoterapi
Selain dengan pembedahan, kemoterapi dan radioterapi juga
ditawarkan sebagai ajuvan penatalaksanaan kuratif. Dari berbagai macam agen
kemoterapi, tampaknya gemcitabine adalah yang paling menjanjikan, karena
dapat memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Meski
demikian, hanya 15% pasien menunjukkan respon yang baik terhadap
gemcitabine. Radioterapi tidak berarti bila digunakan sebagai satu-satunya
terapi keganasan kaput pancreas, namun radioterapi (dan kemoterapi) dapat
berguna sebagai penunjang terapi pembedahan. Pada tumor yang unresectable,
pemberian radioterapi dan kemoterapi diharapkan dapat mengurangi massa
tumor sehingga sisa tumor menjadi resectable
15) Bagaimana prognosis dari kasus ini?
Dubia et malam.
16) Apa sajakah komplikasi dari kasus ini?
Kolelitiasis
Kolesistitis
Kolangitis
Koledokolitiasis
Perdarahan duodenum
17) Apa kompetensi dokter umum pada kasus ini?
2.
IV. Hipotesis
Ny. NN, 50 tahun, mengalami ikterik obstruktif karena tumor pada caput pankreas.
-↑ SGOT-↑ SGPT
Terjadi kerusakan parenkim hati
Faktor endogen:- usia lanjut
- genetik (mutasi gen)
Faktor eksogen :-diet tinggi lemak, dll
Predisposisi kanker caput pankreas
Hiperplasia duktus pankreas
Pembesaran pankreas
keganasan
Menekan duktus choledochus
Stasis empedu
Predisposisi pembentukan batu empeduSaat makan makanan berlemak
Kontraksi duktus menyebabkan nyeri
Kepekatan empedu merusak lapisan mukosa dinding kandungReaksi inflamasi
kolesistitisNyeri di kuadran kanan atas menyebar ke bahu dan punggung kanan
Massa terus membesar Teraba massa di epigastrik
Menekan duodenum
Menyumbat ductus choledochus
Sumbatan empedu
Makanan tertahan di duodenum
Pengosongan lambung lambat
Sensasi penuh Tekanan intra abdominal ↑
Relaksasi lower esophageal sphincter (LES) spontan
Terjadi refluks (GERD)
Heart burn
Muntah
Cairan dari lambung mengiritasi lidah
leukoplakia Papil atrofi
Empedu gagal masuk ke duodenum
Retensi bilirubin
Bendungan yang lama di hati
Efek backup konstituen empedu (bilirubin,garam empedu,&lipid ) ke dalam sirkulasi sistemik
hiperbilirubinemia
↑ bilirubin konjugasi masuk ke dalam urin
hiperbilirubinuria
Black tea color urine
Gatal(pruritus)
Inflamasi dinding kandung empedu berlanjut
Demam moderat
Yellowish pada sclera dan kulit
↓ bilirubin terkonjugasi ke usus halus
Feses ↓ pigmen
Clay stool
Toksik obat analgesik
distensi Nyeri epigastrik
V.KerangkaKonsep