Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan Penyuluhan Kesehatan Mengenai Penyakit Jantung Koroner
-
Upload
neysaazaliaefrimaisa -
Category
Documents
-
view
208 -
download
17
description
Transcript of Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan Penyuluhan Kesehatan Mengenai Penyakit Jantung Koroner
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI PENYAKIT JANTUNG KORONER DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LAMPASEH KOTA BANDA ACEH
I. Latar belakangPenyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain, jantung pun memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Pasokan zat makanan dan darah ini harus selalu lancar karena jantung bekerja keras tanpa henti. Pembuluh darah koroner lah yang memiliki tugas untuk memasok darah ke jantung.
Di Indonesia penyakit ini adalah pembunuh nomor satu dan jumlah kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 1992 persentase penderita PJK di Indonesia adalah 16,5%, dan pada tahun 2000 melonjak menjadi 26,4%.
Meski menjadi pembunuh utama, tetapi masih sedikit sekali orang yang tahu tentang PJK ini. Terutama tentang faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit tersebut. Dalam ilmu epidemiologi, jika faktor risiko suatu penyakit telah diketahui maka akan lebih mudah untuk melakukan tindakan pencegahan. Karena bagaimanapun mencegah lebih baik dari mengobati.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK sehingga upaya pencegahan harus bersifat multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko PJK den merupakan hal yang cukup penting pada penanganan PJK. Oleh sebab itu mengenal faktor-faktor risiko sangat penting dalam usaha pencegahan PJK.II. Judul Kegiatan
Kegiatan ini merupakan sebuah penyuluhan dengan judul Penyakit Jantung KoronerIII. Tujuan Kegiatan
A. Tujuan UmumSetelah diberikan penyuluhan tentang penyakit jantung koroner diharapkan masyarakat daerah Lampaseh mampu memahami tentang cara pencegahan penyakit jantung koroner.
B. Tujuan Khusus
1. Masyarakat dapat menyebutkan hal-hal tentang Pengertian penyakit jantung Koroner (PJK)
2. Masyarakat dapat menyebutkan tentang faktor resiko PJK
3. Masyarakat dapat menyebutkan tentang gejala dan tanda PJK
4. Masyarakat dapat menyebutkan cara pencegahan PJK
5. Masyarakat dapat menyebutkan makanan sehat untuk jantungIV. Waktu dan tempat Kegiatan
Tempat: Ruang tunggu Poliklinik Umum UPTD Puskesmas LampasehTanggal: Sabtu, 13 Juni 2015
Pukul: 09.30 - 10.30 Wib
Peserta: Pasien yang berobat ke Poliklinik UmumPelaksana: Dokter Muda Fakultas Kedokteran Unsyiah
V. Metode Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dalam bentuk pemaparan dalam bentuk edukasi dan penjelasan tentang pengertian, faktor resiko, dan pencegahan penyakit jantung koroner.
Tabel 1. Metode penyuluhanKegiatanKegiatan PenyuluhanKegiatan KeluargaMetodeWaktu
Pembukaan
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Bina hubungan saling percaya.4. Menyampaikan tujuan pokok materi1. Menjawab salam
2. Mendengar kanCeramah3 menit
PelaksanaanMenjelaskan materi tentang:
1. Pengertian penyakit jantung Koroner(PJK)
2. Faktor resiko PJK
3. Gejala dan tanda PJK
4. Cara pencegahan PJK
5. Makanan sehat bagi jantung
1. Mendengar kan
2. Menanyakan materi yang belum dimengertiCeramah15 menit
Penutup1. Memberikan pertanyaan
2. Menarik kesimpulan
3. Menyampaikan hasil Evaluasi
4. Menutup penyuluhan (salam)1. Menjawab pertanyaan
2. Menjawab salam
Tanya jawab12 menit
VI. Materi PenyuluhanA. Pengertian
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah jantung.
B. Faktor Risiko
Penyebab panyakit jantung koroner (PJK) adalah :
1. Lemak dan pengaturan makanan
Terdapat hubungan langsung antara resiko penyakit jantung koroner dan kolesssterol darah. Kolesterol ditransport dalam darah dalam bentuk lipoprotein, 75% LDL (Lemak jahat) dan 20% dalam bentuk HDL. Kadar kolestrol yang rendah memiliki peran yang baik pada PJK dan terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL dan insidensi PJK
2. Kebiasaan merokok
Sekitar 24% kematian PJK pada laki-laki dan 11% pada perempuan disebabkan kebiasaan merokok. Pengaruh merokok terhadap kejadian PJK :
a) Timbulnya aterosklerosis
b) Peningkatan trombogenesisi dan vasokontriksi
c) Peningkatan tekanan darah dan denyut jantung
d) Provokasi aritmia jantung
e) Peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung
f) Penurunan kapasitas pengangkutan oksigen
Setelah 1 tahun berhenti merokok risiko PJK turun menjadi 50% dan menjadi normal setelah 4 tahun berhenti merokok.
3. Kegemukan atau obesitas
Terdapat saling keterkaitan antara berat badan, peningkatan tekanan darah, peningkatan kolesterol, diabetes mellitus dan tingkat aktivitas rendah.
4. Kencing manis atau Diabetes
Resiko terjadinya PJK apada pasien diabetes mellitus adalah 2-4 kali lebih tinggi dari populasi umum dan tidak terkait dengan keparahan atau dengan durasi diabetes mellitus. Meskipun diabetes merupakan faktor risiko untuk PJK juga berkaitan dengan adanya abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi sistemik dan peningkatan trombogenesis.
5. Hipertensi sistemik
Resiko PJK berhubungan langsung dengan tekanan darah, untuk setiap penurunan tekanan diastolik sebesar 5 mmHg risiko PJK berkurang sekitar 16%.
6. Jenis kelamin dan hormon seks
Morbitiditas PJK pada laki-laki 2 kali lebih besar dibandingkan perempuan, dan terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki daripada perempuan. Estrogen endogen pada perempuan bersifat protektif terhadap insidernsi PJK.
7. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga PJK pada keluarga yang langsung berhubungan darah yang berusia kurang dari 70 tahun merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya PJK. Terdapat beberapa bukti bahwa riwayat keluarga yang positif dapat mempengaruhi usia terjadinya PJK pada keluarga dekat.
8. Kelas Sosial
Resiko kematian akibat PJK lebih tinggi pada kelas sosial ekonomi rendah daripada kelas sosial ekomonomi tinggi.
9. Kepribadian
Stres baik fisik maupun mental merupakan faktor risiko PJK. Perilaku yang rentan terjadinya PJK anaara lain : agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang, keinginan untuk mencapai sesuatu, gangguan tidur, dan kemarahan di jalam.
10. Aktivitas fisik
Olah raga yang teratur berkaitan dengan penurunan insidensi PJK sebesar 20-40%.
11. Pembekuan darah
Beberapa faktor pembekuan darah dapat mempengaruhi insidensi kejadian PJK termasuk kadar fibrinogen, aktivitas fibrinolitik endigen, viskositas darah, dan kadar faktor VII dan VIII.
12. Infeksi
Infeksi oleh chlamidia pneumoniae tampaknya berhubungan dengan adanya penyakit koroner arterosklerotik.
13. Alkohol
Alkohol dalam dosis rendah meningkatkan trombolisis endogen mengurangi adesi platelet dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi, namun peningkatan dosis alkohol dikaitkan dengan peningkatan mortalitas kardiovaskuler karena aritmia, hipertensi sistemik dan kardiomiopathy dilatasi.
C. Tanda dan Gejala Klinis
a) Nyeri dada sebelah kiri{ dengan atau tanpa penjalaran ke bagian belakang lengan dan leher ) sampai dengan ulu hati, dengan sifat nyeri sebagai berikut :
Mencengkram dan diremas-remas
Rasa terbakar
Rasa penuh ( Merasa tertindih benda berat )
Rasa cekot-cekot ( seperti tertusuk pisau )
Lama nyeri 5 menit- 10 menit
b) Lemah dan pusing
c) Banyak keringat
d) Gemetar dan perasaan mau mati
D. Pencegahan
Faktor risiko yang dapat diubah :
a) Kurangi konsumsi makanan lemak atau minyak dalam makanan sehari-hari
b) Hindari kebiasan merokok
c) Kontrol berat badab dalam batas normal
d) Olah raga teratur
e) Ikuti pengaturan makanan bagi penderita kencing manis
f) Hindari stres
g) Hindari konsumsi alkohol
Faktor risiko yang tidak dapat diubah :
a) Riwayat keluarga
b) Jenis kelamin dan hormone seks
c) Kepribadian
d) Pembekuan darah
E. Makanan Sehat Untuk Memelihara Jantung
a) Omega 3 yang terdapat dalam aneka ikan laut misalnya lkan teri, tuna, tengiri dan minyak ikan yang dapat
Mengurangi penyumbatan pembuluh darah
Melancarkan aliran darah
Menurunkan factor Penyumbatan
Menghambat kerusakan sel-sel akibat oksidasi radikal bebas
Meningkatkan HDL (lemak baik)
Membuat membrane sel-sel lebih elastic
Menurunkan tekanan darah
b) Anti oksidan yang banyak terkandung dalam wortel, bamboo kuning, mangga, bayam, kailan, asparagus, taoge, kacang - kacangan, daun singkong, jeruk, brokoli dan jambu biji, yang dapat mencegah : Radikal bebas yang mengubah LDL menjadi plak (plak menempel sehingga akan menyumbat pembuluh darah)
c) Asam Follat yang terkandung dalam kacang - kacangan (merah, hijau, tanah), hati ayam, Jeruk, bayam dll.
d) Vitamin B 6 yang terdapat dalam pisang, beras merah, ikan laut, Asam folat dan B6 menghambat terjadinya penyumbatan pembulh darah
e) Flafanoid terdapat dalam jeruk anggur, papaya, jambu biji (sebagai anti oksidan)
f) Makanan tinggi serat, terdapat dalam kacang - kacangan, sayuran, buah-buahan ( dapat menurunkan kadar LDL aliran darah.
g) Bawang Putih, mengandung 15 jenis anti oksidan yang dapat :
Menghancurkan plak dan mencegah kerusakan pembuluh darah lebih lanjut
Menurunkan LDL
Meningkatkan HDL
h) Minyak Zaitun
Menurunkan LDL
Menurunkan pengumpalan darah
Meningkatkan HDL
Mencegah kerusakan pembuluh darah
VII. Tanya Jawab1. Apakah penyakit jantung koroner dapat menyerang usia muda? Jawaban : Penyakit jantung koroner bisa menyerang saat usia produktif sekalipun, malah ada kasus di temukan usia lebih muda walaupun jarang.
2. Benarkah penanganan penyakit jantung koroner hanya dapat dilakukan dengan bedah jantung?Jawaban : Penyakit jantung koroner adalah akibat adanya gangguan pada dinding pembuluh darah koroner yang mempengaruhi otot-otot jantungnya. Gangguan pada dinding ini akan menimbulkan penyempitan lumen sehingga dapat menutup aliran darah menuju otot-otot jantung yang menyebabkan kerusakan otot tersebut. Hal ini akan menimbulkan nyeri dada (chest pain) dan terjadilah serangan jantung. Untuk penanganan penyakit jantung koroner di mulai dengan penggunaan obat-obatan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan lebih lanjut. Jenis pemeriksaan tersebut bisa berupa Echocardiography (USG Jantung) dan, Angiografi koroner (pemeriksaan pembuluh darah jantung), pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan kondisi pasien. Untuk penanganan lanjut tidak hanya di operasi atau di bedah jantung, bisa juga dilakukan pembukaan di lokasi yang sempit dengan balon yang di kembangkan dengan cara khusus melalui pipa kecil yang masuk lewat lengan maupun paha. Hal ini disebut dengan kateterisasi, setelah balon selesai jika diperlukan dilanjutkan dengan memasang stent (pipa kecil yang dikembangkan dengan balon karena bentuknya seperti pipa yang lentur) di tempat yang menyempit. Bila lokasi pembuluh darah yang menyempit banyak dan luas atau di cabang utama maka tindakan pembedahan di perlukan.VIII. PenutupPenyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain, jantung pun memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Pasokan zat makanan dan darah ini harus selalu lancar karena jantung bekerja keras tanpa henti. Pembuluh darah koroner lah yang memiliki tugas untuk memasok darah ke jantung. Di Indonesia penyakit ini adalah pembunuh nomor satu dan jumlah kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Meski menjadi pembunuh utama, tetapi masih sedikit sekali orang yang tahu tentang PJK ini. Terutama tentang faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit tersebut. Dalam ilmu epidemiologi, jika faktor risiko suatu penyakit telah diketahui maka akan lebih mudah untuk melakukan tindakan pencegahan. Karena bagaimanapun mencegah lebih baik dari mengobati.Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK sehingga upaya pencegahan harus bersifat multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko PJK den merupakan hal yang cukup penting pada penanganan PJK. Oleh sebab itu mengenal faktor-faktor risiko sangat penting dalam usaha pencegahan PJK.IX. Referensi
1. Guyton, Arthur C. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 5 bagian 1. Jakarta: EGC.1990.2. Jennifer L. Baker, Lina W. Olsen,and Thorkild I.A. Srensen. Childhood body-mass index and the risk of coronary heart disease in adulthood. The New England Journal of Medicine. December 6, 2007 vol. 357 no. 23.
Banda Aceh, Juni 2015
Mengetahui:Ka. UPTD PKM Lampaseh
Dokter Pembimbing I
dr. Nurcahayati
NIP: 19780714 200804 2 001
Dokter Pembimbing II
dr. Nila Frisanti
NIP: 19821006 201412 2 001
Dokumentasi