LAPAI KOLUT

65
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA i LAPORAN PENDAHULUAN Buku Laporan Pendahuluan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa ini merupakan tahap awal pelaporan dari rangkaian proses pekerjaan penyusunan ”Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara”, Tahun Anggaran 2015. Urgensi dari Laporan Pendahuluan ini adalah agar semua pihak yang terkait mempunyai persepsi yang sama terhadap substansi kegiatan ini, utamanya mengenai lingkup materi serta hasil akhir ( Output) kegiatan. Atas dasar kepentingan tersebut di atas maka dalam Laporan Pendahuluan ini akan diuraikan mengenai Latar Belakang, Pendekatan Metodologi, Tinjauan Kebijakan Kabupaten Kolaka Utara dan Mekanisme Kerja serta Hasil kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini. Lapai , Mei 2015 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kolaka Utara

description

Pemetaan

Transcript of LAPAI KOLUT

Page 1: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

iLAPORAN PENDAHULUAN

Buku Laporan Pendahuluan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai

Kecamatan Ngapa ini merupakan tahap awal pelaporan dari rangkaian proses

pekerjaan penyusunan ”Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan

Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara”, Tahun Anggaran 2015.

Urgensi dari Laporan Pendahuluan ini adalah agar semua pihak yang

terkait mempunyai persepsi yang sama terhadap substansi kegiatan ini,

utamanya mengenai lingkup materi serta hasil akhir (Output) kegiatan.

Atas dasar kepentingan tersebut di atas maka dalam Laporan

Pendahuluan ini akan diuraikan mengenai Latar Belakang, Pendekatan

Metodologi, Tinjauan Kebijakan Kabupaten Kolaka Utara dan Mekanisme

Kerja serta Hasil kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan

Ngapa.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini.

Lapai , Mei 2015

Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Kolaka Utara

Page 2: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

iiLAPORAN PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR .................................................................... iDAFTAR ISI .............................................................................. iiDAFTAR TABEL ......................................................................... ivDAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................

1.1. LATAR BELAKANG ..................................................... I - 11.2. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................. I - 31.3. MANFAAT................................................................ I - 4

1.4. RUANG LINGKUP........................................................ I - 41.5. HASIL /OUTPUT ........................................................ I - 6

BAB 2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI

2.1 UMUM.................................................................... II- 12.2 PENDEKATAN GIS....................................................... II- 2

A. DATA SPASIAL........................................................... II- 3B. SISTEM KOORDINAT .................................................... II- 5C. SUMBER DATA SPASIAL ................................................ II- 6

D. KOMPONEN GIS ......................................................... II- 7E. SUMBER-SUMBER DATA GIS ........................................... II- 8

2.3 KARTOGRAFI DAN PEMETAAN ........................................ II- 9A. DEFINISI ................................................................. II- 9B. JENIS JENIS PETA....................................................... II-11

C. MANFAAT PETA ......................................................... II-13D. SIMBOL-SIMBOL PETA .................................................. II-15E. PENGGUNAAN INFORMASI PETA ...................................... II-16

2.4 PETA DIGITAL........................................................... II-232.5 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN........................... II-25

Page 3: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

iiiLAPORAN PENDAHULUAN

A. PERSIAPAN .............................................................. II-25B. PEMBUATAN PETA DASAR DIGITAL ................................... II-25

C. PENGUMPULAN DATA .................................................. II-29D. PENGOLAHAN DATA PRIMER .......................................... II-29E. PEMBUATAN SISTEM.................................................... II-31

F. GIS DALAM PENATAAN KAWASAN .................................... II-32G. PENYUSUNAN LAPORAN ............................................... II-34

BAB 3 TINJAUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

3.1 TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNANKABUPATEN KOLAKA UTARA.......................................... III- 1

A. TUJUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA ............ III- 1B. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA ...... III- 1

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA.. III- 1D. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA III- 8

BAB 4 MEKANISME KERJA DAN RENCANA HASIL PEKERJAAN

4.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................. IV- 1

4.2 LAYANAN KEAHLIAN ................................................... IV- 2A. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN............................. IV- 2

B. PERSONIL (TENAGA AHLI & TANGGUNG JAWABNYA).............. IV- 34.3 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI ................................. IV- 34.4 HASIL PEKERJAAN...................................................... IV- 7

A. LAPORAN PENDAHULUAN ............................................. IV- 7B. LAPORAN AKHIR ........................................................ IV- 7C. ALBUM PETA ............................................................ IV- 7

Page 4: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

ivLAPORAN PENDAHULUAN

Tabel 2.1 Perbedaaan Fungsi Umum dan Appropriate function

pada raster dan vector ............................................. II - 31

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ................................... IV - 2

Tabel 4.2 Tenaga Ahli .......................................................... IV - 3

Tabel 4.3 Jadwal Penugasan................................................... IV - 6

Gambar 2.1 Data Vektor ....................................................... II - 4Gambar 2.2 Data Raster ....................................................... II - 4

Gambar 2.3 Skema Pembuatan Digital 1 .................................... II - 28

Gambar 2.4 Skema Pembuatan Digital 2 .................................... II - 28

Gambar 2.5 Pembuatan Peta Berbasis Digital Melalui Interpretasi Citra II - 30

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan..................... IV - 2

Page 5: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

I-1LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa

merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif untuk

mengetahui/memahami batas-batas administrasi kawasan perkotaan,

penggunaan lahan kawasan perkotaan, sebaran prasarana dan sarana

perkotaan Lapai di Kecamatan Ngapa Kabupaten Kolaka Utara.

Sejalan dengan hal itu, kemampuan daerah dalam menyiapkan

data-data yang berkenaan dengan pembangunan mutlak untuk

ditingkatkan, sebagai pondasi dasar perencanaan pembangunan. Data

akan terasa sangat penting mengingat perencanaan wilayah akan lebih

terarah bila didukung oleh ketersediaan data yang up to date.

Adanya informasi pemetaan, untuk digunakan sebagai salah

satu sumber informasi yang akan memberikan bukti-bukti otentik

tentang batas-batas administrasi kawasan perkotaan, penggunaan lahan

kawasan perkotaan, sebaran prasarana dan sarana perkotaan Lapai di

Kecamatan Ngapa secara umum dalam pelaksanaan pembangunan dan

evaluasi hasil kegiatan kebutuhan dalam pembangunan yang telah

dicapai sehingga memiliki posisi penting untuk mendorong dan

memajukan kelayakan sistem prasarana perkotaan terutama fungsi dan

perannya dalam menjaga keseimbangan lingkungan perkotaan.

Page 6: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

I-2LAPORAN PENDAHULUAN

Kondisi pemetaan Kawasan perkotaan Lapai saat ini masih relative

konvensional dalam menyajikan data dan informasi khususnya yang

terkait dengan pemetaan berbasis gis.

Pemetaan Kawasan perkotaan Lapai merupakan suatu paket

program berbasis Sistem informasi Geografis yang memuat data dan

informasi spasial mengenai batas-batas administrasi kawasan perkotaan,

penggunaan lahan kawasan perkotaan, sebaran prasarana dan sarana

perkotaan Lapai secara lengkap dan terpadu.

Dalam upaya mewujudkan hal tersebut di atas, diperlukan suatu

sistem informasi data dengan pemanfaatan teknologi informasi yang

tepat, serta didukung oleh tenaga-tenaga perencana dan pelaksana

operasional yang handal. Teknologi Informasi berbasis komputer yang

dimaksud merupakan suatu paket program yang dirancang khusus untuk

penyusunan Pemetaan Kawasan perkotaan Lapai.

Sistem Informasi Geografi merupakan suatu sistem yang dibangun

menjadi aplikasi database yang lengkap tentang batas-batas

administrasi kawasan perkotaan, penggunaan lahan kawasan perkotaan,

sebaran prasarana dan sarana perkotaan Lapai sehingga nantinya

terbentuk dalam suatu paket program berbasis komputer. Data kondisi

pemetaan kondisi aktual yang ada saat ini menjadi bahan referensi

dalam mendukung penyusunan informasi pemetaan Kawasan Perkotaan

Lapai.

Sistem Informasi Geografi tidak hanya menangani peta atau

gambar, tetapi SIG menangani database. Konsep database merupakan

pusat dari SIG dan merupakan perbedaan utama antara SIG dan sistem

drafting sederhana atau sistem pemetaan komputer yang hanya dapat

memproduksi keluaran berupa grafik yang baik.

Dalam rangka mengantisipasi terjadinya perubahan atau

perkembangan data yang sangat cepat, diperlukan suatu sistem

Page 7: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

I-3LAPORAN PENDAHULUAN

pengembangan dan pemeliharaan database yang telah terbangun.

Idealnya sistem pengembangan dan pemeliharaan database harus

dilakukan secara teratur dan berkesinambungan, sehingga semua bentuk

informasi database yang terbangun dalam sistem ini merupakan data

terkini yang bersifat akurat untuk dijadikan referensi dalam menyikapi

kebijakan-kebijakan pembangunan yang akan dilakukan terutama untuk

memudahkan para penentu kebijakan dalam merumuskan dan menyusun

kerangka perencanaan secara obyektif dan realistis, serta membantu

dalam mengevaluasi berbagai kegiatan pembangunan sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Secara umum, maksud dan tujuan dari kegiatan Pemetaan Kawasan

Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa adalah untuk mengidentifikasi batas-

batas administrasi kawasan perkotaan, penggunaan lahan kawasan

perkotaan, sebaran prasarana dan sarana perkotaan Lapai serta

pemetaan tematik dasar Kawasan Perkotaan Lapai.

Dengan adanya kegiatan ini, out-put yang dihasilkan dapat

memberikan gambaran mengenai kondisi riil kawasan perkotaan Lapai.

Dengan demikian, secara tidak langsung kegiatan ini dapat memberikan

gambaran kepada Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara dalam aspek

pengelolaan perencanaan dan pemanfaatan wilayah perkotaan Lapai

kedepan.

Adapun tujuan Penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai

Kecamatan Ngapa ini secara prinsip adalah :

Menyajikan suatu sistem informasi mengenai Pemetaan Kawasan

Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa secara lengkap, detail, terpadu,

komprehensif, bersifat interaktif dan realistis.

Page 8: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

I-4LAPORAN PENDAHULUAN

Memberikan kemudahan, kecepatan dan akurasi dalam menganalisis

Sistem Informasi Geografis, baik untuk kepentingan evaluasi,

perencanaan, pengendalian dan pemantauan.

Membangun database Kawasan Perkotaan Lapai yang baku (standar) dan

bersifat terbuka, terutama untuk keperluan perencanaan, pemantauan dan

pengembangan.

1.3 MANFAAT

Manfaat penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai

Kecamatan Ngapa sebagai berikut :

1) Memiliki database pemetaan kawasan perkotaan Lapai yang cermat

dan akurat terkait batas-batas administrasi kawasan perkotaan,

penggunaan lahan kawasan perkotaan, sebaran prasarana dan sarana

perkotaan Lapai ;

2) Dapat melakukan monitoring setiap saat;

3) Sebagai basis data spasial yang berbasis GIS secara akurat dan

dokumen terkait dengan kegiatan pemetaan perkotaan Lapai;

4) Dapat melakukan updating bila ada penambahan, pengurangan dan

perubahan.

1.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai

Kecamatan Ngapa berupa ;

1) Penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa

yang terdiri atas kegiatan-kegiatan meliputi:

Penyediaan Data Digital (Spasial dan Atribut) Kawasan Perkotaan

Lapai yang lengkap yang berbasis Geographic Information System

(vektor) yang memuat informasi data yang lengkap, yang akan

digunakan sebagai acuan dasar dalam pengambilan data Sistem

Informasi Geografi Kawasan Perkotaan Lapai.

Page 9: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

I-5LAPORAN PENDAHULUAN

Survey Data, baik data primer maupun data sekunder atau data

instansional.

Pengolahan Data Lapangan

2) Pembuatan Basis Data, Layout Dan Pencetakan Peta

Pembuatan basis data dimulai dari penetapan informasi spasial yang

akan digunakan, disebut dengan layer data spasial (spatial data

layers). Layer data spasial adalah semua fitur atau unsur dari peta

dan citra yang akan diintegrasikan dalam SIG/GIS.

Setelah layer-layer ditetapkan, tahapan selanjutnya adalah

menentukan atribut yang akan dikaitkan pada fitur disetiap layer.

Misalnya untuk layer penggunaan lahan, atribut yang akan digunakan

sesuai dengan tutupan lahan yang terekam oleh ketersediaan citra

Kawasan Perkotaan Lapai. Penetapanklasifikasi atribut dilakukan

bersamaan dengan pengkodean masing-masing kelas, Data spasial

yang digunakan sebagai masukan dalam penyusunan SIG/GIS berasal

dari berbagai sumber dan dibuat dengan metoda yang berbeda-beda.

Oleh karenanya sebelum data dapat diintegrasikan dalam satu

sistem, koordinatnya harus disesuaikan.

Untuk memudahkan penggunaan basis data spasial yang akan

dihasilkan, maka harus pula disusun sistem penamaan file dan

(sub) direktorinya pada komputer (GIS workstation).

Pembuatan layout untuk pemetaan kawasan perkotaan Lapai

dilakukan melalui perangkat lunak GIS. Sesuai kebutuhan, layout

akan dibuat baik untuk peta yang menggambarkan keseluruhan

wilayah perkotaan Lapai, dengan sekala besar/rinci.

Page 10: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

I-6LAPORAN PENDAHULUAN

1.5 HASIL/ OUT PUT

Hasil dari kegiatan penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai

Kecamatan Ngapa adalah :

1. Laporan Pendahuluan ukuran A4 sebanyak 10 Eksemplar.

2. Laporan Akhir ukuran A4 sebanyak 15 Eksemplar.

3. Album Peta A1 sebanyak 5 eksemplar

4. Back up CD sebanyak 5 keping CD

Page 11: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-1LAPORAN PENDAHULUAN

2.1. UMUM

SIG mulai dikenal pada awal 1980-an. Sejalan dengan

berkembangnya perangkat komputer, baik perangkat lunak maupun

perangkat keras, SIG berkembang sangat pesat pada era 1990-an.

Menurut Puntodewo, Dewi, dan Taringan (2003:8) Secara harafiah,

SIG dapat diartikan sebagai :

”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat

lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama

secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki,

memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,

menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis

geografis”

Informasi spasial memakai lokasi, dalam suatu sistem koordinat

tertentu, sebagai dasar referensinya. Karenanya SIG mempunyai

kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik

tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya

memetakan hasilnya. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan

seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah

yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Dilihat dari

definisinya, SIG adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai

komponen yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Memiliki perangkat

Page 12: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-2LAPORAN PENDAHULUAN

keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya belum berarti

bahwa kita sudah memiliki SIG apabila data geografis dan sumberdaya

manusia yang mengoperasikannya belum ada. Sebagaimana sistem

komputer pada umumnya, SIG hanyalah sebuah ‘alat’ yang mempunyai

kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya manusia untuk

memformulasikan persoalan dan menganalisa hasil akhir sangat

berperan dalam keberhasilan sistem SIG.

2.2. PENDEKATAN GIS

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS)

yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis

komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau

informasi geografis (Aronoff, 1989).

Secara umum pengertian SIG sebagai berikut :

” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat

lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama

secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,

memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,

menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis

geografis ”.

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data

pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan

akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG

merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis

dan merupakan lokasyang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai

dasar referi ensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa

pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan.

Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.

Page 13: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-3LAPORAN PENDAHULUAN

A. DATA SPASIAL

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data

spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki

sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyaI

dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu

informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang

dijelaskan berikut ini :

a) Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik

koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ,

termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.

b) Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu

lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan

dengannya, contohnya : eksisting tutupan lahan, sebaran fasilitas

dan jenisnya, kelurahan, jaringan jalan dan sebagainya.

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan

kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan

lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua

format, yaitu :

Data Vektor

Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke

dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang

berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes

(merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

Page 14: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-4LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2.1 : Data Vektor

Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan

dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal

ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan

posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh

penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial

dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah

ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

Data Raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang

dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek

geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut

dengan pixel (picture element).

Gambar 2.2:Data Raster

Page 15: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-5LAPORAN PENDAHULUAN

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran

pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran

sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel

pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang

direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data

raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang

berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,

vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari

data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi

grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung

pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada

tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang

dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam

analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file

dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan

dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya

membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi

lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara

matematis.

B. SISTEM KOORDINAT

Informasi lokasi ditentukan berdasarkan sistem koordinat, yang di

antaranya mencakup datum dan proyeksi peta. Datum adalah

kumpulan parameter dan titik kontrol yang hubungan geometriknya

diketahui, baik melalui pengukuran atau penghitungan. Sedangkan

sistem proyeksi peta adalah sistem yang dirancang untuk

merepresentasikan permukaan dari suatu bidang lengkung atau

spheroid (misalnya bumi) pada suatu bidang datar. Proses

Page 16: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-6LAPORAN PENDAHULUAN

representasi ini menyebabkan distorsi yang perlu diperhitungkan

untuk memperoleh ketelitian beberapa macam properti, seperti

jarak, sudut, atau luasan.

C. SUMBER DATA SPASIAL

Sebagaimana telah kita ketahui, SIG membutuhkan masukan data

yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data

tersebut antara lain adalah :

a) Peta analog (peta topografi, peta tanah, dsb.) Peta analog

adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog

dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai

referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan

sebagainya. Referensi spasial dari peta analog memberikan

koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang

dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format

vektor.

b) Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit,

foto-udara dan sebagainya) Data Pengindraan Jauh dapat

dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena

ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam-

macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-

masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk

beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan

dalam format raster.

c) Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran

lapang adalah data batas-batas rencana badan jalan, batas

administrasi, batas bidang tanah, batas kepemilikan lahan, batas

persil dan sebagainya yang dihasilkan berdasarkan teknik

Page 17: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-7LAPORAN PENDAHULUAN

perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan

sumber data atribut.

d) Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam

menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin

tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya

direpresentasikan dalam format vektor.

D. KOMPONEN GIS

Secara garis besar GIS terdiri dari 5 komponen yang saling terkait

antara satu komponen dan komponen lainnya. Komponen-komponen

tersebut haruslah tersedia kalau kita ingin membangun GIS. Kelima

komponen tersebut adalah:

a. Hardware

Hardware terdiri dari sistem komputer dan perangkat lain seperti

printer, plotter, scanner dan lain-lain yang diperlukan untuk

mengoperasikan GIS mulai dari input, proses dan output.

b. Software

Software menyediakan fungsi dan tools untuk menyimpan,

menganalisa, dan menampilkan informasi geografis. Disamping

software komersial seperti ArcGIS, MapInfo dan lainnya. GIS dapat

mengintegrasikan data geografis dengan sumber data lain yang

tersimpan dalam DBMS. Integrasi data spasial dan tabular dalam yang

tersimpan dalam DBMS adalah salah satu kemampuan utama dalam

GIS.

c. Sumberdaya Manusia

Teknologi GIS akan mengalami kendala tanpa adanya sumberdaya

manusia yang dapat mengelola sistem ini dan mengembangkan

Page 18: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-8LAPORAN PENDAHULUAN

perencanaan untuk menggunakan GIS dalam mengatasi permasalahan

yang sebenarnya. Tingkat pemakaian GIS terdiri dari beragam

spesifikasi mulai dari user yang menggunakan GIS untuk membantu

tugas sehari-hari sampai dengan programmer yang mendesain GIS

untuk aplikasi tertentu.

d. Metode atau Prosedur

GIS bisa dioperasikan dengan baik bila ada rencana implementasi

yang telah dirancang dengan baik beserta aturan mainnya. Seperti

halnya dalam semua organisasi yang berhadapan dengan teknologi,

peralatan baru hanya dapat digunakan secara efektif jika terintegasi

kedalam strategi bisnis dan operasional. Untuk melakukan hal ini

dengan baik, digabungkan dengan penggunaan GIS sebagai tools. GIS

Partisipatif merupakan pendekatan yang mengintegrasikan

pendekatan partisipatif dengan metode dan teknik GIS sebagai suatu

pendekatan baru.

E. SUMBER-SUMBER DATA GIS

Dalam sebuah proyek GIS data memegang perananan penting untuk

memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan bisa berhasil dan sesuai

dengan pencapain yang ditargetkan. Ketersediaan data menjadi

faktor penting, kualitas data serta perbaharuan data menjadi

penentu informasi spatial yang menjadi output. Misalnya pada

pekerjaan penataan ruang, sangat tergantung pada kualitas serta

update data yang dijadikan acuan. Sumber-sumber data GIS dibagi

atas:

Page 19: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-9LAPORAN PENDAHULUAN

a. Data Spatial Primer

Didapatkan melalui survey primer yang dilakukan dengan

menggunakan GPS dan juga pengukuran manual.

b. Data Spatial Sekunder

Data sekunder bisa didapatkan dari Foto Udara dan Citra Satelit

(ecw, geotiff, img, dll), Digital Elevation Model atau DEM (misalnya

SRTM) serta data dari format lain CAD, MapInfo,dll. Data sekunder ini

bisa berupa imagery (citra/raster) atau vector (polygon, polyline dan

point). Data sekunder bisa juga berasal dari data tabular koordinat

yang mengharuskan adanya proses konversi.

2.3. KARTOGRAFI DAN PEMETAAN

A. DEFINISI

1) Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang

pembuatan peta-peta (International Cartographic Association,

1973). Sedang teknik pembuatan peta terutama adalah berkaitan

dengan pengumpulan, manipulasi/koreksi dan mendesain output

peta (Robinson in Fisher dan Linberg, 1989). Memperhatikan hal

tersebut, batasan mengenai kartografi (Cartography) adalah ilmu

yang mempelajari pembuatan peta dengan segala aspek yang

berkaitan dengan peta, termasuk teknik penggunaan peta, sejarah

pembuatan peta, koleksi, pembuatan katalog dan perawatan peta.

2) Peta adalah suatu representasi/gambaran unsur-unsur atau

kenampakan-kenampakan abstrak objek-objek yang dipilih dari

permukaan bumi, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi,

dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar yang

diperkecil/diskalakan (International Carto-graphic Association,

1973). Dari definisi di atas terdapat tiga hal penting yang harus

dipahami, yaitu:

Page 20: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-10LAPORAN PENDAHULUAN

a. Adanya penggambaran objek yang terdapat dimuka bumi (melalui

simbolisasi).

b. Adanya proyeksi dari permukaan bumi yang berbentuk tidak datar

kedalam bidang datar

c. objek-objek yang digambarkan diperkecil (dengan skala)

3) Skala adalah perbandingan antara ukuran sesungguhnya dengan

ukuran model. Skala misalnya digunakan dalam peta.

4) Atlas adalah kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku,

tetapi juga ditemukan dalam bentuk multimedia. Atlas dapat

memuat informasi geografi, batas negara, statisik geopolitik, sosial,

agama, serta ekonomi.

5) Peta Dasar adalah peta yang secara umum menyajikan data dan

informasi keruangan berbagai unsur rupa bumi, baik unsur alam

(garis ketinggian, pantai, sungai, danau) maupun buatan (jalan,

perkampungan/pemukiman), vegetasi dan penutupan lahan yang

dibuat secara sistematis dan berkesinambungan berdasarkan pada

datum dan sistem proyeksi tertentu

6) Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan

penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan

menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan

hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor

maupun raster.

7) Vektor dapat merujuk pada: Vektor (spasial), suatu objek yang

didefinisikan dengan besaran dan arah.

8) Raster dalam dunia komputer merupakan format penyimpanan data

dalam bentuk piksel-piksel.

9) Data adalah bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin

yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari

Page 21: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-11LAPORAN PENDAHULUAN

data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.

Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu

variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.

10) Datum adalah posisi pada sferoida rujukan yang digunakan sebagai

acuan horisontal suatu daerah dan dibatasi oleh : (1) posisi (lintang

dan bujur) salah satu stasiun di daerah itu, dan (2) asimut dari

stasiun tertentu ke stasiun berikutnya.

B. JENIS-JENIS PETA

1) Menurut jenisnya peta dapat dibedakan menjadi :

a. Peta Planimetrik; menyajikan gambar seperti sungai dan tipe

habitat tetapi tidak memperlihatkan relief areal.

b. Peta Topografi; menyajikan dataran dan bentuk lahan dalam bentuk

yang terukur. Peta ini yang paling umum digunakan dalam survey

lapangan.

c. Photomap; reproduksi dari foto udara atau foto mosaic. Biasanya

digunakan untuk melihat suatu areal terbatas secara detail.

d. Foto Satelit; Menyajikan areal yang sangat luas untuk evaluasi

sumberdaya secara regional. Peta ini berguna untuk meng-evaluasi

tipe-tipe habitat, pola penggunaan lahan, monitoring gangguan

terhadap habitat.

2) Menurut skalanya, peta dapat dibedakan menjadi :

a. Peta skala sangat besar (>1:10.000)

b. Peta skala besar (1:10.000 - < 1:100.000)

c. Peta skala sedang (1:100.000 - < 1:1.000.000)

d. Peta skala kecil (≥1 : 1.000.000)

Page 22: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-12LAPORAN PENDAHULUAN

3) Menurut Isinya, peta dapat dapat dibedakan menjadi :

a. Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan

dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi

pelayaran.

b. Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu

daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya

juga menyajikan unsur peta topografi.

c. Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah

beserta batas-batasnya.

d. Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu

wilayah.

e. Peta jalan: memuat informasi tentang jaringan jalan pada suatu

wilayah

f. Peta Kota: memuat informasi tentang jaringan transportasi,

drainase, sarana kota dan lainnya.

g. Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan

kondisinya.

h. Peta Teknis: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan

bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk

pekerjaan perencanaan teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar.

i. Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan

permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis

kontur. Peta topografi juga disebut sebagai peta dasar.

j. Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat

berwarna dengan skala lebih kecil dari 1 : 100 000.

4) Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan, terdiri dari:

Page 23: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-13LAPORAN PENDAHULUAN

a. Peta dasar, digunakan untuk membuat peta turunan dan

perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta

dasar umumnya menggunakan peta topografi.

b. Peta tematik, dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan

memuat tema-tema tertentu, seperti peta administrasi, peta

kelerengan, peta penggunaan lahan, peta sebaran prasarana dan

sarana perkotaan, peta jaringan drainase, peta jaringan listrik dan

lain sebagainya.

C. MANFAAT PETA

1) Alat bantu untuk mengetahui gambaran kawasan yang akan disurvei

atau diteliti

2) Membantu menentukan lokasi-lokasi yang mungkin akan ditempatkan

petak percobaan, lokasi penelitian, rute jalan, base camp dan lain-

lain.

3) Membantu untuk menuju lokasi/letak tempat-tempat (petak contoh,

lokasi penelitian) yang akan dituju.

4) Sebagai alat untuk memasukan data yang dijumpai di lapangan.

Untuk data-data yang terkait dengan keruangan, seperti lokasi

temuan spesies, lokasi kawasan yang terganggu (bekas kebakaran,

longsor, areal illegal logging, perambahan) sangat membantu apabila

datanya langsung dimasukan kedalam peta.

5) Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian atau survei.

Namun demikian manfaat peta hanya akan ada artinya apabila

pengguna peta memahami makna gambar yang terdapat dalam peta.

Untuk memudahkan membaca dan memahami peta, maka aneka

ragam informasi peta pada skala tertentu disajikan dengan cara-cara

berikut :

Page 24: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-14LAPORAN PENDAHULUAN

a. Simbol-simbol dan warna dalam peta

Peta digambarkan dalam bentuk simbol-simbol yang umumnya sudah

baku, seperti sungai digambarkan dengan garis dua berisi warna biru,

anak sungai dengan garis berwarna biru, jalan dengan garis merah,

ketinggian dengan titik, gunung dengan tanda ▲ , dan lain

sebainya.Untuk membedakan dan merincikan lebih jauh dari simbol

suatu objek, misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih

gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang berbeda, dan sungai

berwarna biru. Daftar kumpulan simbol dalam suatu peta disebut

legenda peta.

b. Informasi tepi peta (marginal information)

Informasi tepi adalah merupakan keterangan yang dicantumkan pada

setiap lembar peta agar pengguna peta dengan mudah dapat

memahami isi dan arti dari informasi yang disajikan. Informasi tepi

antara lain memuat :

Judul PetaSkala

Arah Utara

Legenda

Angka Koordinat Geografis

Diagram Lokasi/Peta Situasi

Sumber Data

Pembuat Peta

Kumpulan simbol dan notasi pada suatu peta umumnya disusun

dalam suatu kelompok legenda peta yang selalu disajikan dalam

setiap lembar peta. Unsur legenda peta biasa dibakukan agar

memudahkan pembacaan dan interpretasi oleh berbagai pemakai

dengan berbagai keperluan.

Page 25: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-15LAPORAN PENDAHULUAN

D. SIMBOL-SIMBOL PETA

1) Bentuk dan Kenampakan Geografi

Berdasarkan bentuk atau kenampakan geografi yang diwakilinya,

simbol peta diklasifikasi-kan sebagai berikut :

a. Simbol titik

Kenampakan-kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi

(0 D) seperti titik ketinggian, lokasi kota, pelabuhan, mercusuar,

lokasi tambang, hot spot, dan lain-lain, dinyatakan dengan

simbol titik.

b. Simbol garis

Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi satu (1D)

seperti jalan, jalan kereta api, jalur penerbangan, sungai, arah

angin, dan lain-lain, dinyatakan dengan simbol garis.

c. Simbol area

Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi dua (2D)

seperti areal HPH, perkebunan, wilayah administrasi, dll,

dinyatakan dengan simbol area.

2) Wujud Peta

Berdasarkan wujudnya, simbol peta dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Simbol piktorial

Simbol piktorial yaitu suatu simbol yang dalam kenampakan

wujudnya ada kemiripan dengan wujud unsur yang diwakili.

b. Simbol geometrik

Simbol geometrik yaitu: simbol yang dalam wujudnya tidak ada

kemiripan dengan unsur yang digambarkan.

c. Simbol Huruf

Simbol huruf yaitu simbol yang dalam wujudnya berbentuk huruf

atau angka, biasanya diambil dari hurufnpertama dan atau kedua

dari nama unsur yang digambarkan. Simbolisasi dapat merupakan

Page 26: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-16LAPORAN PENDAHULUAN

gabungan dari bentuk, wujud, text, dan warna. Hubungan antar

simbol berdasarkan bentuk dengan berdasarkan wujud.

3) Komposisi Peta

Komposisi peta adalah cara menempatkan informasi lain (informasi

tepi) di samping peta itu sendiri. Informasi tepi tersebut antara lain

berupa :

a. Judul Peta

Judul peta dibuat secara singkat dan jelas serta sesuai dengan

tema peta. Antara isi peta dan judul harus ada hubungan yang

jelas, terutama unsur-unsur yang disajikan.

b. Skala peta

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang

di peta dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di

permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama).Peta tanpa

skala akan kurang berarti atau bahkan tidak berguna. Skala peta

menunjukan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji

dalam peta. Peta skala besar (angka penyebutnya kecil) lebih

teliti dan lengkap dibandingkan peta skala kecil (angka penyebut

besar).

E. PENGGUNAAN INFORMASI PETA

Dengan memahami simbol-simbol dalam peta dan ditambah informasi

tepi peta, maka beberapa informasi yang dapat dikemukakan

diantaranya adalah :

1) Jarak

Jarak merupakan garis terpendek antara dua titik. Sebenarnya jarak

ini dapat berarti horizontal maupun vertikal, namun bagian ini hanya

akan membahas jarak horizontal, sedangkan jarak vertikal akan

dibahas pada bagian kontur.

Page 27: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-17LAPORAN PENDAHULUAN

Dengan bantuan peta yang diketahui skalanya, jarak antara dua titik

di permukaan bumi dapat diperkirakan dengan jalan mengukur

panjang jarak dua titik yang dicari jaraknya dengan menggunakan

penggaris, kemudian hasilnya dikalikan dengan skala. Contoh :

Misalnya jarak A B adalah 5 cm, maka jarak datar di lapangannya

adalah : 5 cm X 50.000 = 250.000 cm = 2,5 km

Untuk memperkirakan panjang garis yang tidak teratur, misalnya

panjang batas kawasan hutan, panjang sungai, panjang jalan dan

panjang garis pantai dapat dilakukan dengan menggunakan curve

meter atau planimeter digital. Pengukuran panjang garis dengan

menggunakan planimeter digital, dapat langsung menghasilkan angka

panjang dengan memasukan nilai skala dari peta yang dikur

panjangnya, dan satuan outputnya sudah langsung dapat disesuaikan.

2) Arah

Dengan menggunakan satu titik tertentu (yang sudah kita ketahui

letaknya) kita dapat menentukan arah titik lain.

a. Sudut arah (bearing)

Sudut arah diukur dengan garis pangkal utara atau selatan

terhadap arah timur atau barat, dengan nilai sudut antara 0º– 90º

Page 28: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-18LAPORAN PENDAHULUAN

b. Azimuth

Arah diukur mulai dari utara searah jarum jam, dengan besar

sudut antar 0° - 360°

3) Letak

Penentuan suatu titik, letak atau posisi suatu objek di peta dapat

didasarkan atas beberapa cara, yaitu :

a. Berdasarkan koordinat geografis (lintang dan bujur).

b. Berdasarkan jarak dan arah

Menentukan letak titik dengan cara ini, dilakukan dengan

menggunakan suatu titik yang tentu (P) dan dengan garis lurus

yang tentu pula (PQ), maka letak suatu titik (A) tersebut

ditentukan dengan jarak titik itu dari titik yang tentu tadi (P)

dan dengan sudut yang dibuat oleh PA dan PQ (sudut α). Sudut α

adalah sudut jurusan yang dimulai dari arah Utara dan berputar

dengan jalannya jarum jam, sehingga sudut jurusan yang

bersangkutan dapat mempunyai semua harga dari 0º - 360º.

Notasi untuk menyatakan letak titik tersebut dinyatakan dengan

A (d,α).

Page 29: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-19LAPORAN PENDAHULUAN

QA

D

c. Berdasarkan jarak dan jarak

Lokasi suatu titik ditentukan berdasarkan jarak dan jarak dari

titik tertentu yang dianggap titik O (0,0). Penentuan lokasi

dengan jarak dan jarak, ini lebih mudah jika dilakukan pada peta

topografi dengan sistem proyeksi UTM.

Pada titik tertentu O tersebut seolah merupakan perpotongan

dari dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang mendatar

dinamakan absis atau sumbu X dan garis yang tegak lurus

dinamakan ordinat atau sumbu Y, sedangkan titik O yang

merupakan titik porong dua sumbu dinamakan titik asal O.

Berdasarkan gambar di bawah ini, maka letak titik T adalah

(500m,500m) dari titik O.

Page 30: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-20LAPORAN PENDAHULUAN

d. Berdasarkan arah dan arah

Dasar penentuan letak lokasi suatu titik adalah dengan

mengikatkan titik tersebut kepada dua buah titik lain yang sudah

diketahui letaknya, misalnya titik P pada gambar di bawah ini

ditentukan berdasarkan dua puncak bukit dengan mengukur

azimuth titik P dengan kedua puncak bukit tersebut.

e. Berdasarkan garis kontur

Untuk beberapa kepentingan, seringkali kita membutuhkan letak

suatu titik dari permukaan laut. Dengan peta topografi yang

dilengkapi dengan garis kontur, maka tinggi titik tersebut dapat

diperkirakan dengan bantuan garis kontur tersebut.

4) Luas

Suatu kawasan dalam peta digambarkan dalam bentuk polygon. Pada

umumnya kawasan- kawasan tersebut berbentuk tidak teratur,

sehingga untuk menentukan luasan kawasan tersebut diperlukan

pendekatan-pendekatan tertentu. Cara yang paling umum dan

mudah dilakukan adalah dengan grid, yaitu dengan bantuan kotak-

kotak bujur sangkar. Untuk melaksanakan pengukuran ini bisa

dilakukan dengan cara membuat kotak-kotak bujur sangkar pada

lembaran peta atau dengan bantuan kertas milimeter blok transfaran

yang dioverlay di atas peta tersebut.

Page 31: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-21LAPORAN PENDAHULUAN

D: iabaikanDihitung

Dari overlay tersebut kemudian dihitung bujur sangkar yang utuh di

dalam areal polygon. Bujur sangkar yang tidak utuh apabila kurang

dari setengah kotak diabaikan dan apabila lebih dari setengah kotak

dihitung 1 kotak. Jumlah kotak yang diperoleh, misal N, maka ;

Luas kawasan tersebut = N X 1 cm2 X penyebut sekala

Disarankan untuk menggunakan kertas milimeter transparan, karena

didalamnya terdapat kotak-kotak 1 mm2 , sehingga sangat

membantu dalam memutuskan kotak yang tidak penuh untuk

dihitung atau tidak, disamping mempercepat penghitungan (tidak

perlu menggaris).

Cara yang paling cepat dan mudah adalah dengan bantuan

planimeter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur luasan

polygon yang tidak teratur pada bidang datar. Terdapat dua macam

planimeter, yaitu manual dan digital. Pengukuran luas dengan

planimeter digital memungkinkan untuk dilakukan pilihan dalam

beberapa satuan, seperti m2, ha, dan lain-lain.

5) Ketinggian dan Kemiringan Lereng

Ketinggian pada peta pada umumnya direpresentasikan oleh titik

tinggi dan kontur, sedangkan kemiringan lereng merupakan

representasi dari perbedaan tinggi dan jarak antara dua titik.

a. Ketinggian (altitude)

Perubahan besar dalam komposisi jenis terjadi bersamaan

dengan adanya peralihan dari habitat dataran rendah ke habitat

Page 32: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-22LAPORAN PENDAHULUAN

pegunungan. Semakin tinggi letaknya, komposisi jenis dan

struktur hutan berubah menjadi terbatas. Demikian juga halnya

pengaruh perubahan terhadap suhu udara dimana setiap

kenaikan 100 meter mengakibatkan penurunan suhu 1 ºC.

Demikian besarnya pengaruh ketinggian suatu kawasan, maka

ketinggian merupakan salah satu parameter yang sangat penting

untuk diketahui.

b. Kontur

Garis kontur adalah garis dalam peta yang meghubungkan

ketinggian yang sama. Garis-garis ini biasanya digambarkan

dengan menghubungkan ketinggian yang diketahui di lapangan,

yang disebut titik tinggi (Spot heights).

Perbedaan tinggi diantara garis kontur disebut interval kontur

(Interval contour) yang nilainya tetap untuk peta yang berbeda.

Dalam peta, interval kontur umumnya dinyatakan dalam meter

namun ada juga dalam feet.

6) Kondisi Kawasan

Bagi para perencana sebelum melakukan pengambilan data ke lokasi,

sangatlah penting untuk mencari dan mengumpulkan data awal lokasi

target sebanyak mungkin namun tetap terkait dengan tujuan survey

ataupun penelitian. Selain informasi dasar seperti sungai, jalan

kontur, perkampungan, titik tinggi dan lain-lain, peta juga

Page 33: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-23LAPORAN PENDAHULUAN

menyajikan informasi pokok sesuai dengan thema dan keperluannya.

Peta-peta tema menyajikan berbagai informasi seperti peta tanah,

peta iklim, peta hidrologi, penutupan vegetasi, perkembangan tata

batas,lokasi-lokasi perambahan, illegal logging, pertambangan,

penggunaan kawasan, type ekosistem, status pengelolaan dan lain

sebagainya.

Informasi yang dapat disajikan dalam setiap peta tema sangat

terbatas, sehingga informasi sebagaimana disebutkan di atas

terekam pada beberapa lembar peta. Untuk menghimpun berbagai

informasi yang dibutuhkan tersebut biasanya dilakakukan teknik

overlay. Dengan teknik sederhana ini berbagai data dari beberapa

peta dapat disatukan dan dianalisa sesuai dengan kepentingannya.

Dengan menghimpun berbagai informasi tersebut seorang surveyor

atau peneliti akan dapat membayangkan kondisi kawasan. Namun

demikian dalam menggunakan informasi peta sangat penting untuk

memperhatikan pembuat dan waktu pembuatan, agar informasi yang

digunakan benar- benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

2.4. PETA DIGITAL

Peta digital adalah peta yang data grafis, data tekstual dan segala

atributnya tersimpan dalam bentuk softcopy (file) pada komputer. Peta

ini dihasilkan dari proses digitasi dengan menggunakan meja digitizer

ataupun onscreen digitasi dari hasil scan sebuah peta. Dalam pembuatan

peta digital ini diperlukan perangkat-perangkat keras seperti komputer

beserta kelengkapannya, dan perangkat lunak baik perangkat lunak

untuk sekedar membuat peta digital seperti Autocad ataupun perangkat

lunak untuk tujuan analisis yang biasa disebut sistem informasi geografis

seperti ArcGIS, ArcView, Mapinfo, Geomedia dll. Jenis peta ini mulai

dikembangkan pada era 80-an sejalan dengan berkembangnya teknologi

komputer dan perangkat lunak untuk penggambaran dengan bantuan

komputer (Computer Assisted Drawing/CAD) serta perangkat lunak SIG

Page 34: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-24LAPORAN PENDAHULUAN

itu sendiri.

Fungsi SIG seringkali diasumsikan hanya untuk pembuatan peta

digital, sebenarnya SIG berfungsi lebih daripada pembuatan peta digital.

Pengelompokan data atau klasifikasi data, pencarian data, penrhitungan

secara statistik untuk jumlah penduduk pada kawasan tertentu dapat

dilakukan oleh SIG. Sementara untuk pembuatan peta digital selain

perangkat lunak SIG seperti ArcGIS, ArcView, Map Info, Geomedia juga

cukup digunakan perangkat lunak lain seperti autocad.

Data yang diperlukan untuk mebentuk SIG terdiri atas data spasial

yang hal ini berupa peta digital, serta data tekstual (atribut,

keterangan, atau angka-angka) yang masing- masing melekat pada data

spasialnya. Data tekstual biasanya tersusun atas sebuah basis data

dalam format tertentu dan masing-masing terhubung (linked) dengan

baik terhadap data spasialnya. Dengan demikian dalam SIG data tekstual

akan memiliki kaitan posisi geografis, demikian pula setiap bagian dari

data grafis peta memiliki informasi tekstual. Lain halnya dengan

perangkat lunak CAD, perangkat ini umumnya hanya dapat menampilkan

data grafis (peta) walupun mampu menampilkan data tekstual tapi satu

sama lain terpisah, tidak saling berkaitan.

Data peta digital umumnya terdiri atas dua jenis data yaitu data

vektor dan raster. Kedua data ini dihasilkan dari proses yang berbeda.

Untuk vektor biasanya dihasilkan melalui proses pengubahan dari

hardcopy atau print out gambar (peta) menjadi bentuk digital dengan

menggunakan alat yang disebut meja digitizer. Yang mana setiap

titik/point dari gambar hasil digitasi tersebut mempunyai koordinat X

dan Y. Sedangkan data raster dapat dihasilkan dari hasil scan sebuah

gambar atau peta dengan menggunakan scaner ataupun hasil dari digital

kamera atau photo udara atau citra satelit yang mana gambar yang

dihasilkan tersusun atas pixel-pixel yang berupa kotak-kotak bujur

sangkar.

Page 35: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-25LAPORAN PENDAHULUAN

2.5. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metodologi pelaksanaan yang akan digunakan dalam kegiatan

Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai merupakan metodologi konsep

desain yang dianggap sesuai adalah metodologi Sistem Informasi

Geografis, fokus utama metodologi ini ialah data dimana dunia nyata

digambarkan dalam bentuk entitas, atribut data serta hubungan antar

data tersebut. Diagram yang digunakan dalam metodologi ini tersusun

sebagai berikut:

1. Persiapan

2. Pembuatan Peta Dasar Digital

3. Pengumpulan Data

4. Pembuatan Sistem

5. Penyusunan Laporan

A. PERSIAPAN

Pada tahap persiapan survey beberapa hal yang akan dilakukan

konsultan sebagai berikut :

Persiapan administrasi

Pemahaman substansi kegiatan Kawasan Perkotaan Lapai.

Penyiapan peta kerja, formulir dan tabel data yang akan digunakan

Persiapan personil pelaksana

Persiapan alat dan bahan, serta peralatan penunjang lainnya

Perencanaan waktu pelaksanaan pekerjaan.

B. PEMBUATAN PETA DASAR DIGITAL

Untuk membentuk peta digital dengan menggunakan SIG

dibutuhkan masukan data baik yang berbentuk spasial maupun tekstual.

Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah:

Page 36: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-26LAPORAN PENDAHULUAN

a. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dan

sebagainya)

Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya

peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah

mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata

angin dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan

berbagai cara yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat

sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang

dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format

vektor.

b. Data dari sistem Penginderaan Jauh (a.l. citra satelit, foto-

udara, dsb.)

Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data

yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala.

Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa

dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima

berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian.

Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.

c. Data hasil pengukuran lapangan.

Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas

administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak

pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik

perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan

sumber data atribut.

d. Data GPS.

Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam

menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS

semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini

biasanya direpresentasikan dalam format vektor.

Page 37: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-27LAPORAN PENDAHULUAN

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk memasukkan data

spasial dan tekstual (membuat peta digital) dari sumber-sumber

di atas ke dalam SIG, antara lain : 1) Digitasi, 2) Penggunaan

GPS, dan 3) Konversi dari sistem lain.

Penyediaan peta digital Kawasan Perkotaan Lapai inset lokasi kerja

dengan skala 1 : 5.000, meliputi layer-layer :

Layer Jaringan Jalan

Layer Sungai Utama

Layer Anak Sungai

Layer Batas Administrasi Kecamatan

Layer Batas Administrasi Kelurahan/Desa

Layer Ibukota Kecamatan

Layer Polygon Kecamatan

Layer Polygon Kelurahan/Desa

Layer Penggunaan Lahan

Layer Sebaran Prasarana dan Sarana Perkotaan

Peta digital yang dimaksud adalah peta hasil digitasi citra satelit

resolusi tinggi. Hasil digitasi tersebut nantinya akan memuat informasi

beberapa data-data tekstual maupun data numerik.

Page 38: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-28LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2.3 :Skema Pembuatan Peta Digital 1

Gambar 2.4 :Skema Pembuatan Peta Digital 2

Layer peta sungaiLayer peta jalan

Layer peta tataguna lahanLayer peta dasar (topografi)

123 Sungai121 Jalan312 Hutan322 Danau331 KP201 Desa203 Sumur

123 Bengawan Solo X3121 Jalan Propinsi ke Medan 32312 Hutan Jati 43322 Danau Toba F2331 Aneka Tambang H6201 Kaliandu d1203 Sumur

Peta LapanganDatabase Grafis

Database Teks( Atribut)

TAG / LINK

Lokasi dan Dimensi Spasial

Lokasi Spasial- Lintang / Bujur- UTM- Lokal

Dimensi Spasial- Titik- Penggal Garis- Poligon (areal)

Page 39: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-29LAPORAN PENDAHULUAN

C. PENGUMPULAN DATA

Berbagai jenis data yang akan dikumpulkan sebagai data primer

(primary data) maupun data penunjang atau tambahan (secondary

data) dalam pengembangan basis data, dapat ditempuh dengan

melakukan survey data yang meliputi :

Survey Instansional

Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data

yang ada pada berbagai instansi terkait, seperti Biro Pusat

Statistik (BPS), Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Bappeda,

Kantor Kecamatan Ngapa serta berbagai instansi lain yang

terkait.

Survey Lapangan

Kegiatan Survey lapangan meliputi :

Melakukan pendataan mengenai jumlah kelurahan dan atau

desa Kawasan Perkotaan Ngapa

Melakukan identifikasi Sebaran Prasarana dan Sarana

Perkotaan

Melakukan identifikasi tutupan lahan kawasan perkotaan

Lapai

D. PENGOLAHAN DATA PRIMER

Selama kegiatan survei lapangan berlangsung, semua data hasil

pengamatan dan pengukuran yang telah dikumpulkan setiap

harinya harus segera di olah di basecamp. Pengolahan data lapangan

meliputi:

Proses entri dan digitasi data dari hasil pengukuran dan

pengamatan dari berbagai unsur informasi objek pemetaan.

Proses adjusment hasil entri digitasi dan data tersebut ke dalam

peta dasar digital (master maps) yang telah terdigitasi sebelumnya

dalam komputer.

Page 40: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-30LAPORAN PENDAHULUAN

Melakukan pengklasifikasian hasil entri dan digitasi data untuk

keperluan updating Master File Data Numerik dan Master File

Data Grafis (SIG).

Melakukan pemberkasan data hasil pengukuran dan pengamatan

lapangan dengan cara memeriksa kelengkapan isinya, pengaturan

kembali dan penjilidan.

Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai dapat dibagi dalam dua tahapan,

yang satu dengan lainnya merupakan kegiatan yang tidak

terpisahkan. Kedua tahapan ini adalah tahap kompilasi, termasuk

interpretasi citra satelit dan tahap penyusunan format databasenya.

Gambar 2.5 :Pembuatan Peta Berbasis Digital Melalui Interpretasi Citra

Page 41: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-31LAPORAN PENDAHULUAN

Fungsi Raster Vector

Umum

Model data sederhana Ruang descrete Koleksi data mudah Mudah diproses Berorientasi sel Aplikasi lingkungan Densitas ‘fiexed’ Tanpa proses topologi

Model data komplex Ruang kontinyu Koleksi data sukar Pemrosesan rumit Orientasi luasan Aplikasi non-fisik Densitas bervariasi Dengan Proses

Topologi

Appropriatefunction

Analisa proximitas Pemodelan dan simulasi Overlay Boolean

Analisis Network Penggambaran

Kartografi Kordinat geometri

Tabel 2.1: Perbedaan Fungsi Umum dan Appropriate function

Pada Data Raster dan vector

E. PEMBUATAN SISTEM

Digitasi peta hasil kompilasi data lapangan (primary data) dan

data pendukung (secondary data) kedalam bentuk master file

basis data grafis.

Entry data-data tekstual hasil kompilasi data lapangan (primary

data) dan data pendukung (secondary data) kedalam master file

basis data numerik.

Editing basis data (grafis & numerik)

Setup basis data (grafis & numerik)

Customize basis data (grafis & numerik)

Integrasi (link system) basis data grafis & numerik

Page 42: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-32LAPORAN PENDAHULUAN

F. GIS DALAM PENATAAN KAWASAN

a) Memetakan Letak

Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam

beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi

kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan,

contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer

Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan

urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti

halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian

dilihat letaknya

b) Memetakan Kuantitas

Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang

berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak

atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran

kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai

dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk

pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan

dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih

memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding

database biasa. Sebagai contoh, sebuah perusahaan pengembang

perumahan yang akan menyebarkan brosurnya akan terbantu

dengan mengetahui daerah-daerah mana yang punya banyak

keluarga yang masih banyak membutuhkan perumahan dan

mempunyai pendapatan yang tinggi.

c) Memetakan Kuantitas

Sewaktu orang melihat konsentasi dari penyebaran lokasi dari

feature-feature, di wilayah yang mengandung banyak feature

mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana

yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya.

Page 43: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-33LAPORAN PENDAHULUAN

Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi kedalam

unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal

membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2, dengan

menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas

kerapatan. Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data

yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah.

Dalam data sensus seperti gambar 2 misalnya, sebuah unit sensus

yang mempunyai jumlah keluarga diatas 40 diberi warna hijau,

30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang akan

lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya

tinggi dan mana yang kepadatan penduduknya rendah. Penduduk

dengan kepadatan yang tinggi perlu ditata ulang, dengan

berbagai sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga tidak

terjadi kesalah pahaman antara pemerintah dengan penduduk

yang tinggal didaerah yang padat.

Peta ini bisa digunakan untuk pengembang, yaitu membuat

sarana rumah tinggal yang cocok untuk pemukiman padat

penduduk, seperti pembuatan apartemen atau rumah susun.

d) Memetakan Perubahan

Dengan memasukkan variabel waktu, GIS dapat dibuat untuk

peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi

keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk

evaluasi kebijaksanaan.

e) Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area

GIS digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan

keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang

ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area. Sebagai

contohnya, pada gambar 4 adalah peta perumahan, jalan, sirene

dan lainnya dalam jarak radius 10 km dari laut. Peta ini

Page 44: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

II-34LAPORAN PENDAHULUAN

digunakan untuk dasar rencana apabila terjadi keadaan darurat

apabila terjadi tsunami. Jadi penduduk atau pengguna

perumahan di villa atau hotel yang ada di pinggir pantai bisa

dengan mudah lari dari terjangan tsunami.

Pada sebuah aplikasi GIS, terdapat beberapa fasilitas yang

merupakan standar untuk melengkapi peta yang tampil di layar

monitor. antara lain : Legenda , Skala, Pan, zoom in / out,

Searching, Pengukuran, Informasi, Link Setiap feature dilengkapi

dengan informasi yang dapat dilihat jika feature tersebut diKlik.

Misal pada suatu GIS jaringan jalan, jika diklik pada suatu ruas

jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan,

perumahan yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang

berhubungan dengan jalan itu. Pada fasilitas Link dan informasi

inilah yang banyak membantu dalam mencari data-data yang

diperlukan.

G. PENYUSUNAN LAPORAN

a) Penyusunan Laporan Pendahuluan

b) Penyusunan Laporan Akhir

Page 45: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-1PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA

Pembahasan yang terkait dengan tinjauan kebijakan pembangunan

Kabupaten Kolaka Utara pada uraian berikut ini pada dasarnya memuat

hal-hal yang berhubungan dengan tujuan pembangunan Kabupaten

Kolaka Utara, visi – misi dan strategi pembangunan Kabupaten Kolaka

Utara yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Derah (RPJMD) Kabupaten Kolaka Utara.

A. TUJUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan Kabupaten Kolaka

Utara sesuai dengan yang tercantum di dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kolaka Utara tahun 2006-

2026 adalah “Menjadikan Kolaka Utara sebagai salah satu pintu

gerbang ekonomi di wilayah Sulawesi Tenggara yang memiliki daya

sebar (spread effect) yang tinggi dalam mewujudkan masyarakat yang

sejahtera, adil dan beradab”.

B. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA

1) Visi

Visi Kabupaten Kolaka Utara adalah “Terwujudnya masyarakat

daerah Kabupaten Kolaka Utara yang damai, demokratis, berkeadilan

sosial, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam bingkai Otonomi

Page 46: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-2PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

Daerah yang didukung oleh sumber daya manusia daerah yang sehat,

mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,

berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan,

teknologi serta memiliki etos kerja tinggi dan berdisiplin”.

Masyarakat Kolaka Utara Yang Damai, dimaksudkan sebagai suatu

kondisi masyarakat yang mampu menjaga stabilitas daerah yang

tenteram, jauh dari gangguan keamanan yang disebabkan oleh masalah

suku, ras, dan agama (sara), serta masalah politik, sosial, budaya, dan

ekonomi.

Masyarakat Kolaka Utara Yang Demokratis, dimaksudkan bahwa,

dalam pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan semua proses

pengambilan keputusan didasarkan pada demokrasi Pancasila yang

mengedepankan musyawarah dan mufakat yang dilakukan secara

transparan dan bertanggung jawab. Selain itu demokratis juga

dimaksudkan terjalinnya hubungan yang baik antara eksekutif dan

legislatif serta masyarakat, sehingga roda pembangunan berjalan lancar

sebagaimana yang disepakati oleh para pihak.

Masyarakat Kolaka Utara Yang Berkeadilan Sosial, dimaksudkan

bahwa penyelenggaraan pembangunan dan hasilnya dilakukan dan

dinikmati oleh masyarakat secara merata dan adil sesuai dengan

kontribusi masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Pada sisi lain

keadilan sosial juga dimaksudkan bahwa sistem perekonomian yang

diterapkan adalah berpihak kepada yang lemah sehingga terjalin

hubungan yang harmonis antara pelaku ekonomi kuat dan menengah

dengan pelaku ekonomi mikro dan kecil, termasuk didalamnya koperasi

Masyarakat Kolaka Utara Yang Berdaya Saing, dimaksudkan

sebagai kondisi masyarakat yang berkualitas mampu menghasilkan

produk barang dan jasa yang dapat bersaing dalam era transparansi dan

pasar global.

Page 47: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-3PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

Masyarakat Kolaka Utara Yang Maju, dimaksudkan sebagai kondisi

masyarakat yang mampu mengikuti perkembangan dan perubahan

paradigma pembangunan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta perubahan kebudayaan dan peradaban, tanpa tercabut dari akar

budaya masyarakat Kolaka Utara beradab dan agamais.

Masyarakat Kolaka Utara Yang Sejahtera, dimaksudkan sebagai

kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara

baik, terbebas dari kemiskinan dan pengangguran, bebas

menyelenggarakan aktivitas hidup dan kehidupan yang baik berkaitan

dengan kebutuhan materi maupun kebutuhan rohani.

2) Misi

Dalam upaya mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka misi

pembangunan daerah Kabupaten Kolaka Utara (untuk 5 tahun pertama)

adalah:

a. Mewujudkan sistem politik yang demokratis dalam bingkai otonomi

daerah.

b. Mewujudkan supremasi hukum dan tata kelola pemerintahan oleh

pemerintah yang baik (good goverment governance) yang bebas dari

korupsi, kolusi dan nepotisme.

c. Mewujudkan ekonomi yang berkeadilan sosial, berbasis pada

sumberdaya lokal, yang memiliki daya saing tinggi melalui

pendekatan wawasan lingkungan.

d. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan produksi dan

pendapatan hasil perkebunan dan perdagangan.

e. Mewujudkan kualitas kehidupan beragama dan ketahanan budaya.

f. Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

g. Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal.

Page 48: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-4PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

Mewujudkan sistem politik yang demokratis dalam bingkai

otonomi daerah adalah upaya membangun sistem pendidikan politik

dan pelaksanaan politik yang maju dan berkembang dalam

mempercepat laju pembangunan di Kabupaten Kolaka Utara melalui

kerja sama yang harmonis antara eksekutif dengan legislatif dalam

menghasilkan produk-produk kebijakan dan aturan yang sesuai dengan

perkembangan kemajuan daerah

Mewujudkan supremasi hukum dan tata kelola pemerintahan

oleh pemerintah yang baik (good goverment governance) yang bebas

dari KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) adalah upaya-upaya yang akan

dilakukan pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan yang

optimal kepada masyarakat secara transparan dan bertanggung jawab

melalui aparat pemerintahan yang profesional, disipilin dan tidak

melakukan KKN.

Mewujudkan ekonomi yang berkeadilan sosial, berbasis pada

sumberdaya lokal, yang memiliki daya saing tinggi melalui pendekatan

wawasan lingkungan adalah upaya optimal yang akan dilakukan

pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran melalui aplikasi

ekonomi kerakyatan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat berupaya

meningkatkan produksi dan produktivitas, namun tetap menjaga

lingkungan agar tetap lestari, sehingga terhindar dari dampak buruk dari

kerusakan lingkungan sebagai akibat dari perkebunan yang tidak tertata

dengan baik.

Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan produksi

dan pendapatan hasil perkebunan dan perdagangan merupakan upaya

pemerintah daerah untuk terus meningkatkan hasil produksi pertanian

khususnya perkebunan dengan jalan mengurangi faktor penghambat

menurunnya produksi perkebunan rakyat dan pendapatan pelaku

ekonomi lokal.

Page 49: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-5PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

Mewujudkan kualitas kehidupan beragama dan ketahanan

budaya adalah upaya pemerintah untuk terus mengembangkan

pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dan budaya dalam semua

aspek kehidupan masyarakat, sehingga terwujud masyarakat madani

yang tentram dan sejahtera.

Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi adalah upaya pemerintah daerah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pembangunan akan berjalan

dengan baik yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas,

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan dilakukan

dengan biaya yang seminimum mungkin yang ditanggung oleh

masyarakat, pemerintah akan secara terus menerus memberikan bantuan

pendidikan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu.

Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal

adalah upaya maksimal yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk

memanfaatkan potensi sumber daya alam di Kolaka Utara, tidak hanya

di sektor perkebunan, tetapi juga di sektor pertanian tanaman pangan,

perikanan, kehutanan, pertambangan dan pariwisata.

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

1) Kebijakan Fungsi Pelayanan Umum

a. Meletakkan dan menata pusat pemerintahan (ibukota kabupaten)

pada kawasan strategis;

b. Meningkatkan sarana dan prasarana pemerintahan dan pelayanan

umum masyarakat;

c. Menciptakan keseimbangan dan keselarasan pembangunan antar

wilayah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kolaka Utara;

d. Melaksanakan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good

Government Governance), jujur, bertanggungjawab dan transparan;

e. Meningkatkan disiplin dan etos kerja karyawan;

f. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme aparat pemerintah.

Page 50: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-6PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

2) Kebijakan Fungsi Ketertiban Dan Ketentraman

a. Membangun prasarana dan sarana penunjang stabilitas keamanan

daerah sesuai standar yang diperlukan;

b. Membangun sistem pertahanan keamanan masyarakat yang kokoh;

c. Menciptakan dan meningkatkan kemampuan ketahanan dan

ketertiban, mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban

masyarakat dengan sistem keamanan lingkungan swakarsa dan

pemantapan wawasan kebangsaan.

3) Kebijakan Fungsi Ekonomi

a. Meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur fisik dan ekonomi

wilayah;

b. Meningkatkan peran pusat dan sub pusat pertumbuhan;

c. Meningkatkan kegiatan ekonomi untuk mewujudkan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi melalui pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya;

d. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi jumlah

penduduk miskin;

e. Menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui pemberdayaan

ekonomi masyarakat, menarik investor dalam menggali potensi

ekonomi daerah, menyiapkan infrastruktur dan suprastruktur

ekonomi serta dukungan sistem regulasi yang kondusif;

f. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah atas kekuatan diri

sendiri dan kemandirian lokal tanpa menghambat masuknya investor

di wilayah Kabupaten Kolaka Utara;

g. Meletakkan fundamen ekonomi yang kokoh agar tidak mudah

tergoyahkan oleh perubahan ekonomi nasional dan internasional;

h. Meningkatkan peran dan kontribusi sektor perkebunan sebagai

leading sector.

Page 51: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-7PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

4) Kebijakan Fungsi Lingkungan Hidup

a. Meningkatkan rehabilitasi lingkungan yang rusak;

b. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya

lingkungan hidup;

c. Meningkatkan pengawasan terhadap lingkungan.

5) Kebijakan Fungsi Perumahan Dan Fasilitas Umum

a. Meningkatkan daya dukung sanitasi lingkungan dan kawasan

permukiman;

b. Menyiapkan prasarana dan sarana pos dan telekomunikasi;

c. Meningkatkan penyediaan informasi yang valid dan reliabel;

d. Membangun sistem informasi dan komunikasi yang baik, lancar dan

beretika.

6) Kebijakan Fungsi Kesehatan

a. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui penyediaan

sarana dan prasarana kesehatan yang memadai baik tingkat

kecamatan maupun ibukota kabupaten;

b. Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan;

c. Meningkatkan ketersediaan tenaga medis dan paramedis, dan

memfungsikan klinik-klinik kesehatan di tingkat desa;

d. Meningkatkan penyuluhan kesehatan secara periodik.

7) Kebijakan Fungsi Pariwisata dan Budaya

e. Meningkatkan publikasi pariwisata daerah

a. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung

kepariwisataan;

b. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan ketahanan budaya

yang dilaksanakan melalui pembangunan pada fungsi-fungsi tersebut.

8) Kebijakan Fungsi Pendidikan

a. Meningkatkan sumber daya manusia melalui penyediaan sarana dan

prasarana pendidikan yang memadai.

Page 52: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-8PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

b. Meningkatkan penyiapan dan pengembangan tenaga pendidik yang

berbasis kompetensi;

c. Meningkatkan penyempurnaan kurikulum berorientasi pasar kerja.

9) Kebijakan Fungsi Perlindungan Sosial

d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan melalui

pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender;

a. Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui

kesadaran politik;

b. Meningkatkan penegakan supremasi hukum secara adil dalam

masyarakat dan mengembangkan sistem politik yang demokratis;

c. Meningkatkan peran serta kepemudaan dan keolah-ragaan serta

peningkatan sarana dan parasana kepemudaan dan keolah-ragaan.

D. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Kolaka Utara merupakan

penjabaran visi misi, yang akan ditempuh dalam mengimplementasikan

dan mewujudkan visi dan misi kepala daerah. Strategi pembangunan

daerah juga merupakan payung dalam merumuskan kebijakan dasar,

program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada setiap

satuan kerja perangkat daerah.

1) Strategi Pemantapan Stabilitas Bidang Politik, Sosial dan Keamanan

Upaya peningkatan fungsi dan peran lembaga sosial kemasyarakatan

untuk berpartisipasi secara bersama-sama dengan lembaga eksekutif,

legislatif dan yudikatif serta komponen lainnya dalam menciptakan

kondisi stabilitas politik, sosial dan keamanan yang kondusif bagi

pelaksanaan pembangunan. Strategi ini meliputi program :

a. Peningkatan pendidikan politik masyarakat.

b. Peningkatan kemitraan antara eksekutif dan legislatif dalam

menghasilkan produk hukum dan kebijakan pembangunan daerah.

c. Peningkatan sarana dan prasarana sosial.

Page 53: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-9PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

d. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

e. Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.

2) Strategi Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia

Strategi peningkatan kualitas sumberdaya manusia dilaksanakan

melalui program :

a. Peningkatan pemberdayaan sumberdaya manusia daerah ditempuh

melalui upaya peningkatan peran serta seluruh komponen

masyarakat yang ada di daerah dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pembangunan.

b. Peningkatan pemberdayaan gender melalui upaya peningkatan

peranan wanita dalam berbagai bidang pembangunan.

c. Peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat melalui

peningkatan disiplin dan etos kerja aparat sebagai pelayan dan

pengayom masyarakat.

d. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan

kelestarian sumberdaya alam;

e. Mendorong terciptanya perilaku masyarakat yang mencerminkan

masyarakat agamis dan berbudi luhur melalui contoh teladan.

f. Peningkatan daya dukung sarana prasarana pendidikan mulai dari

tingkat pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi

(pembangunan universitas/sekolah tinggi dan akademi).

g. Mendorong terciptanya sumberdaya manusia yang menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi serta terampil mengimplementasikannya

melalui pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

h. Memberikan kesempatan seluas-seluasnya kepada semua komponen

masyarakat untuk mengembangkan kualitas pengetahuannya melalui

jaringan pendidikan formal, pelatihan dan magang.

Page 54: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-10PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

i. Mewujudkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian dan pengawasan program-program pembangunan,

pendidikan antara jenjang jalur dan jenis maupun antar daerah.

j. Meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian dukungan kepada

guru-guru serta murid yang berprestasi.

3) Strategi Pemberdayaan Sosial-Ekonomi Kerakyatan

Strategi pemberdayaan sosial ekonomi kerakyatan

diimplementasikan melalui program :

a. Pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang

berlandaskan sistem ekonomi rakyat yang berkeadilan sosial.

b. Pengembangan sarana dasar perekonomian rakyat seperti jaringan

listrik dan telekomunikasi sehingga dapat menjangkau seluruh

kantong-kantong produksi agribisnis dan pertambangan.

c. Membina dan memfasilitasi kelompok tani dan nelayan untuk

menjamin kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara

petani dan nelayan, pemerintah dan dunia usaha serta

mengembangkan kemitraan dengan asosiasi pemasaran dan

komoditas.

d. Menumbuhkan legalisasi (melalui Perda) penerapan prinsip-prinsip

tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dalam upaya

mengentaskan kemiskinan dan pengangguran guna meningkatkan

kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

e. Menghidupkan kelembagaan sosial ekonomi dalam upaya masyarakat

menolong diri sendiri dan memberikan kebebasan kepada masyarakat

untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri.

f. Pelaksanaan secara konsisten dan terencana konsep ekonomi

kerakyatan yang berintikan : community base, community manage,

community oriented, artinya pemberdayaan ekonomi rakyat harus

berdasarkan pada potensi dan keinginan masyarakat, direncanakan

Page 55: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-11PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

dan dikelola oleh masyarakat untuk kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat.

4) Strategi Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

diimplementasikan melalui program :

a. Program peningkatan peran serta masyarakat dengan jalan

menempatkan masyarakat sebagai salah satu komponen dalam

perencanaan, pengelolaan dan pengawasan penyelenggaraan

pembangunan. Hal ini sesuai dengan prinsip pembangunan dari

rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.

b. Meningkatkan etos kerja, produksi dan produktivitas masyarakat.

c. Meningkatkan disiplin nasional/daerah.

5) Strategi Peningkatan Supremasi dan Kepatuhan Hukum

Strategi peningkatan supremasi hukum diimplementasikan melalui

program :

a. Peningkatan penyuluhan hukum secara intensif dalam rangka

memberikan kesadaran dan pengetahuan terhadap peraturan

perundangan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

b. Menghidupkan sistem nilai, norma dan adat istiadat dalam

masyarakat untuk mendorong kepatuhan terhadap hukum.

c. Meningkatkan daya dukung lembaga eksekutif dan legislatif dalam

menegakkan hukum dan pemberantasan KKN di semua sektor

pembangunan.

d. Meningkatkan profesionalisme aparat dan transparansi

penyelenggaraan pemerintahan serta mengurangi sekecil mungkin

terjadinya primordialisme dan nepotisme dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan.

e. Mendukung mekanisme peradilan dan praktek peradilan untuk

mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat.

Page 56: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-12PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

6) Strategi Peningkatan Kemandirian Lokal Dalam Otonomi Daerah

Strategi peningkatan kemandirian lokal diimplementasikan melalui

program :

a. Meningkatkan profesionalisme dan kemampuan manajemen aparat

pemerintahan daerah sesuai dengan kebutuhan guna mendukung

penyelenggaraan Otonomi Daerah dan penciptaan pemerintahan

daerah yang bersih.

b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah yang

menyangkut mekanisme kerja, struktur organisasi, dan peraturan

perundang-undangan guna menjamin pelaksanaan Otonomi Daerah.

c. Meningkatkan kemampuan daerah dalam pengelolaan keuangan

daerah secara profesional, efisien, transparansi dan bertanggung

jawab.

d. Memperkuat lembaga non pemerintah dalam rangka memantapkan

penyelenggaraan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung

jawab, dan meningkatkan kemampuan peranan lembaga-lembaga

non pemerintah.

e. Mempercepat pengembangan daerah dengan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah dengan memperhatikan keunggulan

komparatif dan keunggulan daerah melalui peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap faktor-faktor produksi, peningkatan

kemampuan kelembagaan ekonomi lokal dalam menunjang proses

kegiatan produksi pengolahan dan pemasaran serta menciptakan

iklim yang mendukung bagi investor di daerah yang menjamin

berlangsungnya produktivitas dan kegiatan usaha masyarakat dan

peningkatan penyerapan tenaga kerja.

f. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

g. Peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun

luar negeri dalam rangka peningkatan investasi.

Page 57: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-13PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

7) Strategi Revitalisasi Pembangunan Perkebunan

Strategi revitalisasi pembangunan perkebunan Kabupaten Kolaka

Utara ini diimplementasikan melalui program :

a. Penguatan dan pemanfaatan teknologi yang modern dan tepat guna

yang berbasis pada masyarakat dengan pola kemitraan dalam

meningkatkan produksi dan pendapatan sub sektor tanaman pangan,

perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan sehingga sub

sektor perkebunan dapat diandalkan sebagai lokomotif pembangunan

daerah Kabupaten Kolaka Utara.

b. Mengedepankan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat dan

kemitraan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petani dalam

memanfaatkan teknologi yang modern dan tepat guna melalui

penyuluhan dan pelatihan.

d. Peremajaan perkebunan kakao, cengkeh dan kelapa.

e. Menjamin terwujudnya lingkungan yang lestari.

8) Strategi Peningkatan Kesejahteraan Pegawai dan Pelayanan Kepada Masyarakat

Salah satu prioritas pembangunan di bidang pemerintahan adalah

melalui upaya penyediaan prasarana dan sarana pemerintahan yang

dibarengi dengan peningkatan kualitas aparatur pemerintahan melalui

pendekatan meritokrasi. Strategi meritokrasi diharapkan akan

menimbulkan :

a. Terwujudnya pemerintah dan kepemerintahan yang baik (good

goverment governance).

b. Kapasitas dan jangkauan pelayanan pemerintah kepada masyarakat

menjadi optimal.

c. Stabilitas daerah relatif terjamin.

d. Hubungan kerja antar unit-unit dan antara eksekutif dengan legislatif

semakin harmonis dan lebih dinamis.

e. Meningkatnya kesejahteraan pegawai.

Page 58: LAPAI KOLUT

LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA

III-14PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA

f. Berkurangnya praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.

9) Strategi Pengembangan Infrastruktur dan Daerah Tertinggal

Program utama yang akan dilaksanakan adalah :

a. Pengembangan ekonomi lokal berupa pertanian dalam arti luas

(perikanan dan kelautan, perkebunan, peternakan, tanaman pangan,

kehutanan), pariwisata dan pertambangan, serta pengembangan

UKMK.

b. Upaya pemberdayaan masyarakat pesisir dan pedalaman yang kurang

mendapat akses terhadap pengembangan ekonomi dan sosial.

c. Pengembangan sarana dan prasarana ekonomi, sosial, keamanan,

politik, serta pencegahan dan rehabilitasi daerah-daerah kritis dan

bencana alam.

Prinsip dasar dalam pelaksanaan strategi ini adalah berorientasi

pada masyarakat (people centered), berdasarkan kebutuhan masyarakat

(social accepted), berdasarkan kearifan lokal (culturally appropriate),

berwawasan lingkungan (environmentally sound), dan tidak diskriminatif

(non discriminative).

Implementasi program dalam strategi pengembangan infrastruktur

dan daerah tertinggal meliputi :

a. Pembangunan infrastruktur fisik, sosial, ekonomi dan pemerintahan.

b. Pengembangan usaha mikro dan usaha menengah.

c. Pengentasan penduduk miskin

d. Penciptaan lapangan kerja melalui perluasan investasi.

e. Pengembangan pusat-pusat dan sub pusat pertumbuhan ekonomi

baru.

Page 59: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

IV-1LAPORAN PENDAHULUAN

4.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai berlangsung selama

90 (sembilan puluh) hari kalender. Waktu pelaksanaan tersebut

didasarkan pada estimasi waktu yang dibutuhkan mulai dari tahap

persiapan, pelaksanaan observasi, pengolahan data sampai pada

tahapan pelaporan hasil-hasil kegiatan. Untuk mengefektifkan

pelaksanaan kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai, maka

penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan

Lapai dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

No Jenis Kegiatan

WaktuPelaksanaan

(Bulan)

I II III

1 Persiapan XX

2 Pengadaan Citra & Peta-Peta __XX

3 Digitasi Peta-Peta dan Analisis Citra __XX XXXX

4Penyusunan GIS & Survey Uji Petik Lapang &Informasi Dasar Permukiman XXXX

5 Penulisan Laporan Akhir/Pencetakan peta __XX XXXX XX

6 Penyerahan Laporan __XX

Page 60: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

IV-2LAPORAN PENDAHULUAN

4.2 LAYANAN KEAHLIAN

A. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk menjalin kelancaran kerja, maka perlu disusun penetapan tim

kerja yang terdiri atas tim tenaga ahli (profesional) dan tenaga

penunjang/pendukung yang dikepalai oleh Team Leader, guna

menghindari terjadinya kevakuman dan overlaping, dan apabila

terjadi gap/kevakuman terhadap suatu jenis kegiatan dikarenakan

tidak adanya kejelasan tugas dan tanggung jawab dari unit kerja

yang harus menangani, maka akan terjadi tindakan menanganinya.

Sebaliknya apabila terjadi overlaping pekerjaan dalam penugasan

yang berakibat pada terbengkalainya pekerjaan maka tugas dan

tanggung jawab diambil alih oleh Team Leader.

Adapun struktur organisasi pelaksana pekerjaan pada penyusunan

Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai dapat dilihat pada diagram

berikut (terlampir).

DINAS PUKAB. KOLAKA UTARA

TEAM LEADER

TENAGA PROFESIONAL (TIM AHLI)

TENAGA PENUNJANG1. Asisten GIS2. Operator Komputer3. Surveyor

Keterangan :Garis Komando

Garis Koordinasi

KONSULTANPENYUSUN

Gambar 4.1:Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

Page 61: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

IV-3LAPORAN PENDAHULUAN

B. PERSONIL (TENAGA AHLI & TANGGUNG JAWABNYA)

Tenaga ahli yang dilibatkan akan dibantu oleh beberapa tenaga

penunjang. selanjutnya akan diuraikan secara jelas tugas dan

tanggung jawab tenaga ahli dalam melaksanakan setiap pekerjaan

mengacu kepada jadwal pelaksanaan pekerjaan dalam

menyelesaikan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai.

Tenaga ahli yang dilibatkan oleh konsultan dalam penyusunan

Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai, terdiri dari berbagai disiplin

ilmu yang memiliki kompetensi dan kapabilitas dibidangnya masing-

masing. Adapun rincian tenaga ahli yang dilibatkan dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Tenaga AhliTenaga Ahli (Profesional)

No Posisi Penugasan1.2.3.4.

Ketua Tim / Ahli Planologi (Team Leader)Ahli Transportasi dan Prasarana WilayahAhli EkonomiAhli GIS/Kartografi

Untuk melaksanakan pekerjaan penyusunan Pemetaan Kawasan

Perkotaan Lapai, dibutuhkan suatu Tim Konsultan yang bertanggung

jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai

dengan lingkup/cakupan kegiatan dan berdasarkan substansi

pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun uraian masing-masing

tugas tim ahli konsultan sebagai berikut :

a. Team Leader (Ahli Perencanaan Kota & Wilayah)

Team Leader adalah minimal sarjana S-1 dibidang perencanaan Kota

dan wilayah (Planologi) dengan pengalaman dibidangnya minimal 5

(lima) tahun dalam menangani proyek-proyek perencanaan kota dan

perencanaan wilayah serta pernah mengerjakan proyek sejenis

dengan tugas sebagai Team Leader.

Page 62: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

IV-4LAPORAN PENDAHULUAN

Team Leader bertugas sebagai koordinator tenaga ahli dan

bertanggung jawab penuh kepada pihak Pengguna Jasa serta

terhadap pelaksanaan pekerjaan dan memberikan arahan teknis

kepada setiap anggota tim untuk melakukan serangkaian pekerjaan

perencanaan sesuai ketentuan dan bidang keahlian masing-masing

tenaga ahli.

Tugas dan tanggung jawab team leader sebagai berikut :

Mengkoordinir tenaga ahli.

Bertanggung jawab penuh terhadap operasional pelaksanaan

pekerjaan dan kepada Pemberi Kerja.

Menyusun jadwal kerja penugasan tenaga ahli sesuai dengan

disiplin ilmu masing-masing.

Memberikan arahan-arahan dan masukan yang bersifat teknis,

mengambil keputusan dan menerima berbagai masukan.

Keterlibatan team leader mulai awal hingga akhir pelaksanaan

pekerjaan.

b. Ahli Transportasi/Prasarana Perkotaan

Ahli transportasi dan prasarana perkotaan adalah seorang sarjana S-

1 di bidang sipil yang berpengalaman di bidangnya, dengan

pengalaman dibidangnya 3 (tiga) tahun dengan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai berikut :

Bekerjasama dengan Team Leader dalam menyusun program

kerja.

Melakukan identifikasi transportasi dan prasarana perkotaan.

Melakukan analisis transportasi dan prasarana perkotaan yang

ada serta prospeknya.

Menganalisis tingkat pertumbuhan transportasi dan prasarana

perkotaan

Senantiasa bekerjasama dalam satu tim yang utuh.

Page 63: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

IV-5LAPORAN PENDAHULUAN

c. Ahli Ekonomi

Ahli ekonomi adalah seorang sarjana S-1 di bidang ekonomi yang

berpengalaman di bidangnya serta mampu membaca situasi

ekonomi makro dan mikro, serta mampu merumuskan program

pembiayaan pembangunan dan alokasi pendanaan pembangunan

serta menganalisis tingkat pendapatan masyarakat dan lapangan

usaha, dengan pengalaman dibidangnya 3 (tiga) tahun dengan tugas

dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

Bekerjasama dengan Team Leader dalam menyusun program

kerja.

Melakukan identifikasi ekonomi masyarakat dan potensi ekonomi

wilayah.

Melakukan analisis ekonomi makro dan ekonomi masyarakat yang

ada serta prospeknya.

Menganalisis tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat

kesejahteraan masyarakat.

Senantiasa bekerjasama dalam satu tim yang utuh.

d. Ahli GIS

Ahli GIS adalah seorang sarjana S-1 di bidang

kartografi/geologi/GIS/penginderaan jauh yang berpengalaman di

bidangnya serta mampu menginterprtasikan data-data sekunder

maupun primer, serta mampu melakukan konstruksi database dari

sumber menjadi file digital, dengan pengalaman dibidangnya 3

(tiga) tahun dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

Bekerjasama dengan Team Leader dalam menyusun program

kerja.

Melakukan identifikasi lapangan serta mengetahui titik-titik

kontrol tanah atau Control Ground point.

Page 64: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

IV-6LAPORAN PENDAHULUAN

Menginterpretasikan data-data yang masuk dari surveyor untuk

dijadikan acuan pengelolaan GIS

Membuat file digital dari peta, foto udara, tabel, dan sumber

lain dan mengorganisasi file digital dalam GIS database.

Menyusun laporan tentang penganalisaan data-data yang

berhubungan dengan pemetaan.

C. Perincian Pekerjaan Tenaga Sub Profesional (Tenaga Penunjang)

Selain tenaga ahli yang dilibatkan terdapat juga tenaga penunjang yang

bertugas mendampingi tenaga ahli dalam mengerjakan semua

pekerjaan yang bersifat teknis operasional baik di lapangan maupun

pelaksanaan pekerjaan di kantor/studio. Adapun tenaga penunjang

yang dibutuhkan adalah tenaga operasional komputer, dan tenaga

lapangan.

4.3 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Jadwal penugasan personil (tenaga ahli dan tenaga pendukung)

dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang mengacu kepada jadwal

pelaksanaan pekerjaan (Time Schedule) dalam menyelesaikan pekerjaan

penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai. Adapun jadwal

penugasan yang dimaksud disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Jadwal Penugasan

No Kompetensi PersonilBulan

I II IIIA. Tenaga Ahli (Profesional)

1 Team Leader (Planologi)2 Ahli Transportasi/Prasarana Perkotaan3 Ahli Ekonomi4 Ahli GIS

B. Tenaga Penunjang (Sub-Profesional)1 Asisten GIS2 Tenaga Lapangan/Surveyor3 Op. Computer & CAD

Page 65: LAPAI KOLUT

PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA

IV-7LAPORAN PENDAHULUAN

4.4 HASIL PEKERJAAN

Kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai, terdiri dari 2 (dua)

dokumen utama, yaitu Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir serta

Album Gambar Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai.

A. Laporan Pendahuluan

Materi dasar Laporan Pendahuluan adalah latar belakang, maksud,

tujuan, manfaat dan ruang lingkup dan hasil atau output.

Pencapaian tujuan pelaksanaan pekerjaan disajikan pendekatan

Sistem Informasi Geografi, kartografi, dan metodologi pelaksanaan

pekerjaan serta mekanisme pelaksanaan pekerjaan terkait jadwal

kegiatan dan penugasan, struktur organisasi pelaksanaan serta

uraian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli serta penyajian

laporan kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai.

B. Laporan Akhir

Laporan Akhir dari kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai ini

adalah merupakan hasil penyempurnaan dari laporan sebelumnya,

yang berisikan tentang: Gambaran hasil identifikasi obyek-obyek

yang menjadi sasaran studi, yaitu: luas kawasan, fungsi kawasan dan

berbagai aktifits ruang didalamnya.

Keseluruhan isi Laporan Akhir ini dibuat dalam bentuk dokumen

laporan dan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai. Selain itu data-

data yang diambil dibuat dalam bentuk tabulasi dan diagram serta

peta-peta tematik dan peta dasar (digitasi) Lansat/Iconos dengan

format GIS. Substansi materi yang disajikan dalam Laporan Akhir.

C. Album Peta

Album Peta dari kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai terdiri

dari beberapa peta tematik dengan ukuran A1 sebanyak 5

eksemplar.