Jurnal Fix S1

26
Analisis Framing Kasus Kerusuhan Koja: “Aparat, Pemerintah, dan Masyarakat”, pada Surat Kabar Kompas edisi April 2010 (Model Framing Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki) Oleh Resta Nianda & Finy F. Basarah, S.H, M.Si Abstract Political and Social occurrence is often a major publicity in any media. Cases of unrest in Indonesia is one of the interesting news to report by the mass media, such as riots Case Koja happened last 14 April 2010, between Satpol PP with the local community, which tried to maintain the cemetery land is considered to be evicted by the municipal government of North Jakarta, on behalf of PT Pelindo II as heir to the grave. This news is so phenomenal, so lively discussed and highlighted by many media. Koja riots in the news media are different. This depends on the ideology held by each reporter who usually adjusted with the vision and mission institution of newspaper. Ideology Kompas Journalist is usually adjusted with the ideology of the journalist editorship Kompas newspaper, which then will affect the way Kompas, construct reality as well as determining the frame coverage. The method used in this study is a qualitative, content analysis using the framing device of the model of Pan and Gerald M. Zhongdang Kosicki who has four structural analysis, including syntax, script, Thematic and Rhetorical.

Transcript of Jurnal Fix S1

Page 1: Jurnal Fix S1

Analisis Framing Kasus Kerusuhan Koja: “Aparat, Pemerintah, dan

Masyarakat”, pada Surat Kabar Kompas edisi April 2010

(Model Framing Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki)

Oleh

Resta Nianda & Finy F. Basarah, S.H, M.Si

Abstract

Political and Social occurrence is often a major publicity in any

media. Cases of unrest in Indonesia is one of the interesting news to report

by the mass media, such as riots Case Koja happened last 14 April 2010,

between Satpol PP with the local community, which tried to maintain the

cemetery land is considered to be evicted by the municipal government of

North Jakarta, on behalf of PT Pelindo II as heir to the grave. This news is

so phenomenal, so lively discussed and highlighted by many media.

Koja riots in the news media are different. This depends on the

ideology held by each reporter who usually adjusted with the vision and

mission institution of newspaper.  Ideology Kompas Journalist is usually

adjusted with the ideology of the journalist editorship Kompas newspaper,

which then will affect the way Kompas, construct reality as well as

determining the frame coverage.

The method used in this study is a qualitative, content analysis using

the framing device of the model of Pan and Gerald M. Zhongdang Kosicki

who has four structural analysis, including syntax, script, Thematic and

Rhetorical.

Mode in the framing of a news reporter, especially news Koja riots, not

in accordance with its slogan, Conscience People's Mandate, the news

written more visits from the viewpoint of the Government, which received

Government Losses, and the efforts the Government in solving the

problems of Koja . 

Key Words: Political & social, ideology of mass media

Page 2: Jurnal Fix S1

1. Pendahuluan

Latar Belakang dalam Penulisan ini, karena peristiwa politik dan

sosial selalu menjadi perhatian media massa sebagai bahan liputan,

peristiwa tersebut dianggap memiliki posisi yang sangat penting dan

menarik untuk diberitakan, sehingga seringkali menempati tempat

pertama dalam pemberitaan media massa. Hal ini terjadi karena dua

faktor yang saling berkaitan. Pertama, politik dan sosial berada di era

mediasi, yakni media massa sebagai penyalur peristiwa politik dan

sosial, sehingga hampir mustahil kehidupan politik dipisahkan dari

media massa. Kedua, peristiwa politik dan sosial dalam bentuk tingkah

laku lazimnya selalu mempunyai nilai berita sekalipun peristiwa itu

bersifat rutin belaka.

Salah satu media massa adalah surat kabar. Surat kabar memiliki

peranan yang kurang lebih sama dengan jenis media massa lainnya

seperti memberikan informasi yang aktual kepada masyarakat namun

tanpa ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi, dengan kata lain posisi

surat kabar harus netral karena berita yang ada didalamnya dapat

mempengaruhi masyarakat luas untuk membentuk suatu opini publik

mengenai suatu peristiwa.

Di dalam membingkai sebuah realitas, organisasi media massa

mempunyai hak untuk memilih fakta dan kemudian menulis fakta

tersebut. Dalam memilih fakta dan menuliskan fakta, seorang wartawan

terikat oleh berbagai keterbatasan antara lain ideologi, visi dan misi

organisasi media massa yang menaunginya, serta subjektifitas dari

wartawan itu sendiri.

Media cetak banyak mengangkat permasalahan politik dan Sosial,

seperti pemberitaan tentang Kasus kerusuhan Koja yang terjadi antara

Masyarakat dan Satpol PP di depan Makam Mbah riok, pada tanggal 14

April 2010.

Makam Al Imam Al Arif Billah Al Habib Hasan Bin Muhammad Al

Haddad atau yang terkenal dengan Mbah Priuk, merupakan makam

Page 3: Jurnal Fix S1

salah satu Wali, dan penyebar Agama Islam di daerah Koja. Nama

Tanjung Priok, yang merupakan pusat Peti Kemas barang dari luar dan

dalam Negeri, berasal dari nama Wali tersebut.

Kerusuhan Koja terjadi akibat perseteruan hak milih tanah antara

Ahli Waris Mbah Priok yang menolak adanya penggusuran bangunan

disekitar makam dengan PT. PELINDO II yang menyatakan bahwa

tanah disekitar makam Mbah Priok tersebut sepenuhnya milik PELINDO

II. Masyarakat yang melihat dan mendengar pemberitaan tentang

penggusuran sekitar makam, berusaha menghentikan aksi pengusuran

yang diperkirakan akan terjadi pada hari itu. Hal inilah yang memicu

terjadinya kerusuhan antara Satpol PP dan masyarakat. Pemberitaan ini

begitu fenomenal sehingga ramai dibicarakan dan disorot oleh berbagai

media, termasuk media cetak.

Dengan menggunakan Metode analisis Framing akan terlihat

Konstruksi realitas dalam pemberitaan tersebut. Dalam penelitian ini,

kompas sebagai subjeknya, Karena Kompas dikenal sebagai surat

kabar dengan tras yang nasionalis, yaitu surat kabar yang menawarkan

prinsip jurnalisme damai.

Rumusan Masalah yang dapat diambil dari pemberitaan ini adalah

“Bagaimana konstruksi pemberitaan surat kabar Kompas pada tanggal

15 April 2010, 16 April 2010 dan 24 April 2010 tentang Kerusuhan Koja

antara Pemerintah, Aparat dan Masyarakat ?”

Adapun Tujuan Penelitiannya untuk mengetahui bagaimana surat

kabar Kompas membingkai realitas pemberitaan tentang kasus

kerusuhan yang terjadi di Koja pada 14 April 2010.

Page 4: Jurnal Fix S1

2. Kajian Pustaka

Komunikasi Massa

“Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media

massa, baik cetak atau elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga

atau orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen.”1

Komunikasi massa itu dapat terjadi jika komunikan menggunakan

media massa dalam menyampaikan pesannya, sehingga pesan

tersebut dapat sampai kepada khalayak secara bersamaan. Dalam hal

ini, para wartawan dapat dikatakan sebagai komunikator yang

mengatasnamakan instansi Kompas, selain itu, media ini juga

digunakan sebagai saluran pesan, yang melakukan komunikasi dengan

menyajikan berita-berita setiap harinya dan kemudian didistribusikan

kepada masyarakat luas (massa) sehingga terjadilah yang dinamakan

komunikasi.

Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan

dari dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan

alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi.

Surat kabar Kompas merupakan salah satu alat komunikasi massa

dengan menggunakan media, yaitu media cetak. Penyebaran surat

kabar kompas bersifat anonim dan heterogen.

Surat Kabar

Menurut Djafar Assegaf “ Surat Kabar merupakan terbitan berupa

lembaran yang berisi berita-berita, artikel, foto dan iklan yang dicetak

dan diterbitkan secara teratur dijual secara umum”.2 Dalam ensiklopedia

pers Indonesia, surat kabar diartikan sebagai sebutan bagi penerbitan

1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung: 2005 hlm.752 Djafar Assegaf, Jurnalistik Masa Kini : Pengantar Praktek Kewartawanan, Graha Indonesia, Jakarta, 1983, hal.140

Page 5: Jurnal Fix S1

pers yang masuk dalam media massa cetak, berupa lembaran berisi

berita-berita, karangan-karangan dan iklan dan diterbitkan secara

berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum.

a. Karakteristik Surat Kabar

Dalam perkembangannya surat kabar kompas memiliki syarat

sebagai surat kabar Nasional, yang terbit setiap hari dan hampir

mencakup seluruh Kota di Indonesia. Lima syarat pada surat kabar

kompas tersebut antara lain :

1) Syarat publisitas terpenuhi dengan keterangan sebagai berikut

KOMPAS diterbitkan untuk umum, siapa saja dapat membelinya

dan siapa saja dapatmembacanya.

2) Syarat Periodesitas terpenuhi dengan keterangan sebagai

berikut : KOMPAS terbit pada waktu-waktu yang telah ditentukan

sebelumnya, tiap pagi kecuali hari2 libur.

3) Syarat aktualitas terpenuhi, dengan keterangan sebagai berikut :

KOMPAS terbit menyajikan berita-berita aktual yang belum pernah

dimuat sebelumnya.

4) Syarat Unversalitas terpenuhi, dengan keterangan sebagai berikut

: KOMPAS terbit dengan menyajikan berbagai macam

permasalahan seperti ekonomi, sosial, budaya, politik, olahraga,

agama, hukum, kriminal, pendidikan dan sebagainya.

5) Syarat Kontinuitas terpenuhi, dengan keterangan sebagai berikut

KOMPAS terbit dengan menyajikan hal-hal yang beresinambungan,

umpamanya : Kasus penemuan mayat terpotong 13 dijalan

sudirman (berita ini diturunkan selama beberapa edisi penerbitan)3

b. Kategorisasi Surat Kabar

3 A.M Hoeta Soehoet, Media Komunikasi,Yayasan kampus tercinta Iisip, Jakarta : 2003, hlm.60

Page 6: Jurnal Fix S1

Surat kabar dapat dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari

ruang lingkupnya, maka kategorisasinya adalah surat kabar nasional,

regional, dan lokal. “Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar

biasa dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada

surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa daerah.”4

Ideologi Media

Masing-masing media memiliki ideologi tertentu yang selalu dibesar -

besarkan dalam memandang suatu isu. Namun meski telah memiliki

ideologi yang menyiratkan visi dan misi, media terkadang menyajikan

pemberitaan yang bertolak belakang dengan ideologi yang mereka

miliki. Ia harus bisa menyimbangkan diri dan lingkungan.

Dalam hal ini, media berperan mendefinisikan bagaimana realitas

seharusnya dipahami, bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara

tertentu kepada khalayak. Artinya “media disini berfungsi menjaga nilai-

nilai kelompok, dan mengkontrol bagaimana nilai-nilai kelompok itu

dijalankan sehingga kebenarannya diterima dan diyakini oleh

masyarakat.”5

Seperti yang dikemukakan oleh Eriyanto. Ia mengatakan bahwa

“ideologi dibangun oleh kelompok-kelompok dominan dengan tujuan

untuk memproduksi dan melegitimasi dominasi mereka”6

Framing

Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif

atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi

isu dan menulis berita. “Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya

menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan

4 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya , Op.cit, hlm 1065 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, LKiS, Yogyakarta, 2002, hlm.1226 Bimo Nugroho, Eriyanto dan Frans Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita, ISAI, Jakarta, 1999, Hal.13

Page 7: Jurnal Fix S1

dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut.”7 Pada

dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story

telling) media atas peristiwa. “Analisis framing adalah analisis yang

dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi

realitas.”8Dalam analisis ini, kita dapat melihat bagaimana suatu

peristiwa dipahami dan dikonstruksi oleh media.

Apa yang dilaporkan media seringkali merupakan hasil dari

pandangan mereka (predisposisi perseptuil), wartawan ketika melihat

dan meliput peristiwa. Analisis framing membantu kita untuk

mengetahui bagaimana realitas peristiwa yang sama itu dikemas secara

berbeda oleh wartawan sehingga menghasilkan berita yang secara

radikal berbeda.

Framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dan

realitas. Dalam penulisan sering disebut sebagai fokus. Berita secara

sadar atau tidak diarahkan pada aspek tertentu. Akibatnya, ada aspek

lainnya yang tidak mendapatkan perhatian yang memadai.

3. Metodologi

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode analisis teks

karena nantinya data berupa berita akan dianalisis satu persatu. Salah

satu metode analisis yang terdapat dalam konteks ilmu komunikasi

adalah analisis bingkai atau lebih dikenal dengan analisis framing.

Selain Itu, Pendekatan Kualitatif digunakan untuk menganalisis

beberapa teks berita yang berhubungan dengan berita tersebut

sehingga realitas yang ada dapat secara jelas terurai dan terlihatlah

cara pandang Kompas dalam membingkai pemberitaan kerusuhan Koja.

Adapun Objek Penelitiannya, adalah Surat Kabar Kompas tanggal

15, 16, dan 24 April 2010. Model Framing yang digunakan adalah Model

Framing Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki yang bersifat deskriptif

7 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, LKiS, Yogyakarta, 2002, hlm 688 Ibid hlm 10

Page 8: Jurnal Fix S1

karena data yang ada yaitu sebuah teks berita yang dipaparkan, diurai

secara jelas dan terperinci.

Gambar 3.1 Struktur-struktur dalam perangkat framing

STRUKTUR UNIT YANG DIAMATI

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan Analisis berita 1

Frame Kompas : Kompas melihat kerusuhan Koja sebagai

PERANGKAT FRAMING

7.Leksikon8.Grafis9.Metafora

1.Skema Berita

2.Kelengkapan Berita

3.Detail4.Koherensi5.Bentuk Kalimat6.Kata Ganti

SINTAKSISCara WartawanMenyusun Fakta

SKRIPCara WartawanMengisahkan Fakta

TEMATIKCara WartawanMenulis Fakta

RetorisCara WartawanMenekankan Fakta

Headline, lead,latar informasi,kutipan sumber, pernyataan, penutup.

5W + 1H

Paragraf,

proposisi, kalimat,

hubungan antar-

kalimat

Kata, idiom, gambar/foto, grafik

Page 9: Jurnal Fix S1

kerusuhan yang telah merugikan Negara, dan menimbukan banyak korban yang berasal dari kedua pihak.

ELEMEN STRATEGI PENULISAN

Sintaksis Fakta bahwa Kerugian yang terjadi diakibatkan oleh terhambatnya arus lalu lintas ekspor dan impor yang mengganggu perekonomian Indonesia.

Skrip Berbagai pandangan yang menyatakan kerusuhan terjadi akibat persengketaan tanah Makam Mbah Priok dengan PT Pelindo, sehingga mengakibatkan Kerugian Ekonomi hingga mencapai Ratusan Miliar Rupiah.

Tematik 1. Keprihatinan Presiden atas kejadian kerusuhan Koja. (Kompas menggunakan Koherensi Penjelas)

2. Para Pengusaha mengalami kerugian ekonomi, ekspor impor akibat kerusuhan tersebut. (Koherensi sebab akibat, dimana Kompas ingin menyampaikan bahwa kerusuhan tersebut telah menimbulkan kerugian bagi para Pengusaha yang menggunakan jasa Pelabuhan Peti Kemas Koja.)

3. Bentrokan terjadi didepan Makam Mbah Priok antara Aparat Satpol PP, Polri dengan Warga. Mulai pukul 14.00 hingga 17.30 WIB.( Elemen Detail)

4. Kerusuhan disebabkan oleh adanya perseteruan kepemilikan Tanah Makam Mbah Priok antara keturunan Mbah Priok dan PT.Pelindo II yang diwakili oleh Pemkot Jakarta Utara.( Koherensi Penjelas)

Retoris 1. Foto menjelaskan adanya pembakaran kendaraan-kendaraan yang dilakukan oleh warga sehingga menutup akses jalan Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok.

2. Grafis menyampaikan Kronologis waktu dan lokasi kejadian kerusuhan.

3. Penggunaan metafora pada kalimat Bentrokan berdarah yang terjadi antara warga dan aparat Satpol PP.

Kesimpulan Analisis berita 2

Frame Kompas : Kompas melihat bahwa setelah terjadinya kerusuhan tersebut dan menimbulkan korban jiwa, barulah dilakukan mediasi yang melibatkan pemuka agama, dalam membantu

Page 10: Jurnal Fix S1

penyelesaian Kasus Kerusuhan koja tersebut.ELEMEN STRATEGI PENULISAN

Sintaksis Fakta bahwa Kesepakatan dalam penyelesaian kerusuhan yang terjadi pada tanggal 14 April 2010, telah tercapai diantara kedua belah pihak.

Skrip Berbagai pandangan yang mengusulkan beberapa kesepakatan yang perlu dipenuhi oleh berbagai pihak.

Tematik 1. Tercapainya kesepakatan antara pihak ahli waris Makam Mbah Priuk, Pemda DKI, dan PT Pelindo II. (Pada tema yang pertama ini terdapat koherensi sebab akibat)

2. Pengusutan kasus kekerasan oleh Tim Investigasi Komnas HAM serta permintaan pencopotan Kepala satuan Polisi Pamong Praja Harianto Badjoeri. (Koherensi Penjelas terdapat pada tema kedua ini, melalui penjelasan dari Anggota subkomisi Mediasi Komnas HAM.)

3. Kondisi Terminal Peti Kemas setelah terjadinya Kerusuhan di sekitar Koja. (Elemen detail, Kompas menyampaikan kondisi jalan yang berada disekitar daerah Terminal Peti Kemas setelah berakhirnya bentrokan yang terjadi sejak pagi hingga sore hari.)

Retoris 1. Foto menjelaskan adanya bangkai kendaraan yang masih terdapat ditengah jalan Terminal Peti Kemas Koja, yang mempersulit akses masuk kendaraan Peti Kemas menuju Terminal.

2. Selain itu Terdapat 3 grafik yang masing-masing menceritakan tentang jumlah korban kerusuhan Koja beserta kerugiannya, lalu rencana pembuatan terowongan menuju Makam, dan yang terakhir berupa Sembilan kesepakatan yang dihasilkan dari rapat mediasi

Kesimpulan Analisis berita 3

Page 11: Jurnal Fix S1

Frame Kompas : Kompas ingin menyampaikan fakta baru berupa hasil temuan Tim Investigasi Kemanusiaan PMI tentang jumlah korban kerusuhan yang sesungguhnya. Selain itu Kompas juga ingin menyampaikan upaya Pemerintah dalam menangani korban dan keluarga korban kerusuhan.

ELEMEN STRATEGI PENULISAN

Sintaksis Fakta bahwa jumlah korban bertambah dengan adanya sumber data dari Sembilan rumah sakit di Jakarta, yang disampaikan oleh Tim Investigasi Kemanusiaan PMI.

Skrip Berbagai kesaksian dan hasil data yang diperoleh pada saat investigasi, serta keterangan Pemkot dalam membantu korban kerusuhan.

Tematik 1. Hasil temuan terbaru Tim Investigasi dalam permasalahan kasus kerusuhan Koja.

2. Upaya Pemerintah Kota Jakarta dalam menangani korban kerusuhan , baik yang luka-luka maupun keluarga korban yang meninggal.

Pada Kedua Tema diatas Kompas memakai Elemen detail dalam menuliskan fakta agar isu tersebut lebih menonjol dan dapat menciptakan citra tertentu kepada pembaca.

Retoris 1. Foto menjelaskan adanya pertemuan atau sidang pleno yang ditemukan oleh Tim Investigasi Kemanusiaan PMI, dalam membahas jumlah korban kerusuhan.

2. Penggunaan metafora yaitu Data jumlah korban kerusuhan di Koja, Jakarta Utara, menggelembung menjadi 192 orang. Menyatakan bahwa jumlah korban meningkat setelah sebelumnya pemerintah menyampaikan bahwa jumlah korban berjumlah 144.

Pembahasan

Menurut analisis ketiga berita diatas, Kompas memandang

Kerusuhan Koja sebagai suatu kerusuhan yang merugikan Negara baik

dari segi Moril maupun Materil. Rakyat Indonesia sepertinya sulit untuk

menahan segala bentuk emosi, hingga terjadinya kerusuhan tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari terpancingnya emosi massa untuk melakukan

Page 12: Jurnal Fix S1

segala bentuk kekerasan tanpa memikirkan kerugian yang akan

diterima oleh dirinya dan Negaranya sendiri.

Pada berita kedua, kompas mengangkat masalah upaya

penyelesaian Kasus Koja. Kompas menggiring pembaca, bahwa

kerusuhan tidak akan berlangsung apabila terjadinya dialog antara

kedua belah pihak sehingga mencapai kesepakatan yang memuaskan

diantara keduanya dan tindakan Pemerintah dalam menangani

kerusuhan.

Semua hasil analisis yang penulis dapatkan dari pemberitaan

kerusuhan Koja ini memang secara tidak langsung menggambarkan

ideologi Kompas terlihat sebagai Surat kabar yang lebih memberitakan

segala hal tentang Pemerintah, hal ini terlihat jelas oleh beberapa

penjelasan sebelumnya. Salah satunya adalah headline pada berita

pertama, disini Kompas lebih melihat kerusuhan tersebut dari segi

perekonomian, Kerusuhan Koja telah menimbulkan kerugian bagi

Pemerintah. Pada saat itu Kompas hanya melihat kerugian

perekonomian yang diterima oleh Negara, Kompas sedikit menulis

tentang kerugian yang diderita oleh masyarakat, berupa kerugian moral

dan materiil. Lalu, pada berita Kompas berikutnya, Kompas

menyampaikan upaya Pemerintah dalam menangani penyelesaian

Kerusuhan tersebut dengan menyetujui segala permintaan dari pihak

masyar akat dan ahli waris. Pada berita ketiga Kompas menyampaikan

salah satu hasil tindakan Pemerintah dari Tim Investigasi Kemanusiaan

Palang Merah Indonesia yang dibentuk guna menyelidiki kasus

Kerusuhan Koja. Kompas memiliki sikap yang kritis seperti yang terlihat

dalam berita Jumlah Korban Bertambah, dalam hal ini Kompas

menyajikan data-data dan fakta yang aktual, yang bersumber dari

beberapa hasil yang telah ditemukan langsung oleh Tim Investigasi

Kemanusiaan PMI.

Dari segi penyampaian kritik, Kompas menggunakan bahasa-bahasa

yang halus, lembut tetapi tetap lugas dan tegas Kemudian dalam

Page 13: Jurnal Fix S1

pemilihan sumber berita yang sudah dapat dipastikan kredibilitasnya

menjadikan berita Kompas dapat dipercaya keakuratannya. Penyajian

pandangan dalam bahasa tidak provokatif sehingga pemberitaan

Kerusuhan Koja di Kompas tidak memperlihatkan bahasa yang dapat

memecah belah masyarakat. Semua hal tersebut memang jelas

menggambarkan ideologi Kompas yang ada dalam pemberitaan

mengenai Kerusuhan Koja pada edisi April 2010 lalu.

5. Kesimpulan dan Saran

Kasus Kerusuhan Koja yang terjadi antara Aparat dengan

masyarakat dianggap telah menimbulkan kerugian terhadap Pemerintah

dari segi pendapatan Negara atau perekonomian.

Melalui keempat struktur Framing Pan & Kosicki diperoleh hasil

bahwa Kompas sering memuat ugkapan-ungkapan yang saling

berhubungan dari satu pihak dengan pihak yang lain. Dengan demikian

peneliti menyimpulkan bahwa Kompas dalam menyampaikan

pemberitaan Kerusuhan Koja lebih menonjolkan kerugian yang diderita

Pemerintah, bukan kerugian dan penderitaan yang diterima masyarakat.

Pada kasus ini pula Kompas lebih sering menyampaikan tindakan serta

upaya Pemerintah dalam menyelesaikan kasus kerusuhan Koja. Slogan

Kompas yang berbunyi “Amanat Hati Nurani Rakyat” tidak sesuai

dengan pemberitaan yang ditulis Kompas khususya pada pemberitaan

kasus Kerusuhan Koja.

Saran Peneliti bagi media yang lain yaitu agar dalam sebuah

pemberitaan dapat memperluas cara pandang dan perspektif pembaca

agar mampu melihat sebuah pemberitaan dengan lebih kritis. Selain itu

saran bagi para pembaca yang ingin mengembangkan penelitian ini,

dengan melakukan ulang penelitian melalui fakta-fakta sosial yang lebih

menarik dan kontroversial di masyarakat pada saat itu.

Page 14: Jurnal Fix S1

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

A., Elvinaro dan Lukiati Komala. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: simbiosa Rekatama Media

Abdullah, Yanuar. 1992. Dasar-dasar Kewartawanan Teori dan Praktek, Padang: Angkasa Raya

Assegaf, Djafar. 1983. Jurnalistik Masa Kini : Pengantar Praktek Kewartawanan, Jakarta: Graha Indonesia

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Canggara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchjana, M. A. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

__________________________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti

Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: Cetakan VII, LKis

_________________________. 2002. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LKiS

Hoeta Soehoet, A.M. 2003. Media Komunikasi, Jakarta: Yayasan kampus tercinta Iisip

J., Lexy Maleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Cetakan Keempat, Kencana Prenada Media Group

McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga

Mulyana, Deddy. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Page 15: Jurnal Fix S1

Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia IndonesiaNugroho

Bimo, dkk. 1999. Politik Media Mengemas Berita, Jakarta: ISAI

Pawito. 2002. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: Cetakan kedua LkiS

Rolnicki, Tom E. 2008. Pengantar Dasar Jurnalisme, Jakarta: PT.Kencana Prenanda Media Group

Sari, Endang S. 1993. Audience Research Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca, Pendengar Dan Pemirsa, Yogyakarta: Andi Offset

Sobur, Alex, M. Si. 2001. Analisis Teks Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sumadiria, Haris. 2007. Jurnalistik Indonesia; menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Suranto dan Lopulalan. 2000. Menjadi Wartawan Lokal, Jakarta: PT. Lembaga Studi Pers dan Pembangunan

Vera, Nawiroh, M.Si. 2008. Pengantar Komunikasi Massa, Tangerang: Renata Pratama Media

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana

Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Grasindo

Page 16: Jurnal Fix S1

Lampiran

Berita 1, 15 April 2010

Page 17: Jurnal Fix S1
Page 18: Jurnal Fix S1

Berita 2, 16 April 2010

Page 19: Jurnal Fix S1
Page 20: Jurnal Fix S1

Berita, 24 April 2010