Jurnal Fix S1
-
Upload
thata-unie -
Category
Documents
-
view
38 -
download
4
Transcript of Jurnal Fix S1
Analisis Framing Kasus Kerusuhan Koja: “Aparat, Pemerintah, dan
Masyarakat”, pada Surat Kabar Kompas edisi April 2010
(Model Framing Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki)
Oleh
Resta Nianda & Finy F. Basarah, S.H, M.Si
Abstract
Political and Social occurrence is often a major publicity in any
media. Cases of unrest in Indonesia is one of the interesting news to report
by the mass media, such as riots Case Koja happened last 14 April 2010,
between Satpol PP with the local community, which tried to maintain the
cemetery land is considered to be evicted by the municipal government of
North Jakarta, on behalf of PT Pelindo II as heir to the grave. This news is
so phenomenal, so lively discussed and highlighted by many media.
Koja riots in the news media are different. This depends on the
ideology held by each reporter who usually adjusted with the vision and
mission institution of newspaper. Ideology Kompas Journalist is usually
adjusted with the ideology of the journalist editorship Kompas newspaper,
which then will affect the way Kompas, construct reality as well as
determining the frame coverage.
The method used in this study is a qualitative, content analysis using
the framing device of the model of Pan and Gerald M. Zhongdang Kosicki
who has four structural analysis, including syntax, script, Thematic and
Rhetorical.
Mode in the framing of a news reporter, especially news Koja riots, not
in accordance with its slogan, Conscience People's Mandate, the news
written more visits from the viewpoint of the Government, which received
Government Losses, and the efforts the Government in solving the
problems of Koja .
Key Words: Political & social, ideology of mass media
1. Pendahuluan
Latar Belakang dalam Penulisan ini, karena peristiwa politik dan
sosial selalu menjadi perhatian media massa sebagai bahan liputan,
peristiwa tersebut dianggap memiliki posisi yang sangat penting dan
menarik untuk diberitakan, sehingga seringkali menempati tempat
pertama dalam pemberitaan media massa. Hal ini terjadi karena dua
faktor yang saling berkaitan. Pertama, politik dan sosial berada di era
mediasi, yakni media massa sebagai penyalur peristiwa politik dan
sosial, sehingga hampir mustahil kehidupan politik dipisahkan dari
media massa. Kedua, peristiwa politik dan sosial dalam bentuk tingkah
laku lazimnya selalu mempunyai nilai berita sekalipun peristiwa itu
bersifat rutin belaka.
Salah satu media massa adalah surat kabar. Surat kabar memiliki
peranan yang kurang lebih sama dengan jenis media massa lainnya
seperti memberikan informasi yang aktual kepada masyarakat namun
tanpa ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi, dengan kata lain posisi
surat kabar harus netral karena berita yang ada didalamnya dapat
mempengaruhi masyarakat luas untuk membentuk suatu opini publik
mengenai suatu peristiwa.
Di dalam membingkai sebuah realitas, organisasi media massa
mempunyai hak untuk memilih fakta dan kemudian menulis fakta
tersebut. Dalam memilih fakta dan menuliskan fakta, seorang wartawan
terikat oleh berbagai keterbatasan antara lain ideologi, visi dan misi
organisasi media massa yang menaunginya, serta subjektifitas dari
wartawan itu sendiri.
Media cetak banyak mengangkat permasalahan politik dan Sosial,
seperti pemberitaan tentang Kasus kerusuhan Koja yang terjadi antara
Masyarakat dan Satpol PP di depan Makam Mbah riok, pada tanggal 14
April 2010.
Makam Al Imam Al Arif Billah Al Habib Hasan Bin Muhammad Al
Haddad atau yang terkenal dengan Mbah Priuk, merupakan makam
salah satu Wali, dan penyebar Agama Islam di daerah Koja. Nama
Tanjung Priok, yang merupakan pusat Peti Kemas barang dari luar dan
dalam Negeri, berasal dari nama Wali tersebut.
Kerusuhan Koja terjadi akibat perseteruan hak milih tanah antara
Ahli Waris Mbah Priok yang menolak adanya penggusuran bangunan
disekitar makam dengan PT. PELINDO II yang menyatakan bahwa
tanah disekitar makam Mbah Priok tersebut sepenuhnya milik PELINDO
II. Masyarakat yang melihat dan mendengar pemberitaan tentang
penggusuran sekitar makam, berusaha menghentikan aksi pengusuran
yang diperkirakan akan terjadi pada hari itu. Hal inilah yang memicu
terjadinya kerusuhan antara Satpol PP dan masyarakat. Pemberitaan ini
begitu fenomenal sehingga ramai dibicarakan dan disorot oleh berbagai
media, termasuk media cetak.
Dengan menggunakan Metode analisis Framing akan terlihat
Konstruksi realitas dalam pemberitaan tersebut. Dalam penelitian ini,
kompas sebagai subjeknya, Karena Kompas dikenal sebagai surat
kabar dengan tras yang nasionalis, yaitu surat kabar yang menawarkan
prinsip jurnalisme damai.
Rumusan Masalah yang dapat diambil dari pemberitaan ini adalah
“Bagaimana konstruksi pemberitaan surat kabar Kompas pada tanggal
15 April 2010, 16 April 2010 dan 24 April 2010 tentang Kerusuhan Koja
antara Pemerintah, Aparat dan Masyarakat ?”
Adapun Tujuan Penelitiannya untuk mengetahui bagaimana surat
kabar Kompas membingkai realitas pemberitaan tentang kasus
kerusuhan yang terjadi di Koja pada 14 April 2010.
2. Kajian Pustaka
Komunikasi Massa
“Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media
massa, baik cetak atau elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga
atau orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen.”1
Komunikasi massa itu dapat terjadi jika komunikan menggunakan
media massa dalam menyampaikan pesannya, sehingga pesan
tersebut dapat sampai kepada khalayak secara bersamaan. Dalam hal
ini, para wartawan dapat dikatakan sebagai komunikator yang
mengatasnamakan instansi Kompas, selain itu, media ini juga
digunakan sebagai saluran pesan, yang melakukan komunikasi dengan
menyajikan berita-berita setiap harinya dan kemudian didistribusikan
kepada masyarakat luas (massa) sehingga terjadilah yang dinamakan
komunikasi.
Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan
dari dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan
alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi.
Surat kabar Kompas merupakan salah satu alat komunikasi massa
dengan menggunakan media, yaitu media cetak. Penyebaran surat
kabar kompas bersifat anonim dan heterogen.
Surat Kabar
Menurut Djafar Assegaf “ Surat Kabar merupakan terbitan berupa
lembaran yang berisi berita-berita, artikel, foto dan iklan yang dicetak
dan diterbitkan secara teratur dijual secara umum”.2 Dalam ensiklopedia
pers Indonesia, surat kabar diartikan sebagai sebutan bagi penerbitan
1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung: 2005 hlm.752 Djafar Assegaf, Jurnalistik Masa Kini : Pengantar Praktek Kewartawanan, Graha Indonesia, Jakarta, 1983, hal.140
pers yang masuk dalam media massa cetak, berupa lembaran berisi
berita-berita, karangan-karangan dan iklan dan diterbitkan secara
berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum.
a. Karakteristik Surat Kabar
Dalam perkembangannya surat kabar kompas memiliki syarat
sebagai surat kabar Nasional, yang terbit setiap hari dan hampir
mencakup seluruh Kota di Indonesia. Lima syarat pada surat kabar
kompas tersebut antara lain :
1) Syarat publisitas terpenuhi dengan keterangan sebagai berikut
KOMPAS diterbitkan untuk umum, siapa saja dapat membelinya
dan siapa saja dapatmembacanya.
2) Syarat Periodesitas terpenuhi dengan keterangan sebagai
berikut : KOMPAS terbit pada waktu-waktu yang telah ditentukan
sebelumnya, tiap pagi kecuali hari2 libur.
3) Syarat aktualitas terpenuhi, dengan keterangan sebagai berikut :
KOMPAS terbit menyajikan berita-berita aktual yang belum pernah
dimuat sebelumnya.
4) Syarat Unversalitas terpenuhi, dengan keterangan sebagai berikut
: KOMPAS terbit dengan menyajikan berbagai macam
permasalahan seperti ekonomi, sosial, budaya, politik, olahraga,
agama, hukum, kriminal, pendidikan dan sebagainya.
5) Syarat Kontinuitas terpenuhi, dengan keterangan sebagai berikut
KOMPAS terbit dengan menyajikan hal-hal yang beresinambungan,
umpamanya : Kasus penemuan mayat terpotong 13 dijalan
sudirman (berita ini diturunkan selama beberapa edisi penerbitan)3
b. Kategorisasi Surat Kabar
3 A.M Hoeta Soehoet, Media Komunikasi,Yayasan kampus tercinta Iisip, Jakarta : 2003, hlm.60
Surat kabar dapat dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari
ruang lingkupnya, maka kategorisasinya adalah surat kabar nasional,
regional, dan lokal. “Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar
biasa dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada
surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa daerah.”4
Ideologi Media
Masing-masing media memiliki ideologi tertentu yang selalu dibesar -
besarkan dalam memandang suatu isu. Namun meski telah memiliki
ideologi yang menyiratkan visi dan misi, media terkadang menyajikan
pemberitaan yang bertolak belakang dengan ideologi yang mereka
miliki. Ia harus bisa menyimbangkan diri dan lingkungan.
Dalam hal ini, media berperan mendefinisikan bagaimana realitas
seharusnya dipahami, bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara
tertentu kepada khalayak. Artinya “media disini berfungsi menjaga nilai-
nilai kelompok, dan mengkontrol bagaimana nilai-nilai kelompok itu
dijalankan sehingga kebenarannya diterima dan diyakini oleh
masyarakat.”5
Seperti yang dikemukakan oleh Eriyanto. Ia mengatakan bahwa
“ideologi dibangun oleh kelompok-kelompok dominan dengan tujuan
untuk memproduksi dan melegitimasi dominasi mereka”6
Framing
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif
atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi
isu dan menulis berita. “Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya
menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan
4 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya , Op.cit, hlm 1065 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, LKiS, Yogyakarta, 2002, hlm.1226 Bimo Nugroho, Eriyanto dan Frans Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita, ISAI, Jakarta, 1999, Hal.13
dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut.”7 Pada
dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story
telling) media atas peristiwa. “Analisis framing adalah analisis yang
dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi
realitas.”8Dalam analisis ini, kita dapat melihat bagaimana suatu
peristiwa dipahami dan dikonstruksi oleh media.
Apa yang dilaporkan media seringkali merupakan hasil dari
pandangan mereka (predisposisi perseptuil), wartawan ketika melihat
dan meliput peristiwa. Analisis framing membantu kita untuk
mengetahui bagaimana realitas peristiwa yang sama itu dikemas secara
berbeda oleh wartawan sehingga menghasilkan berita yang secara
radikal berbeda.
Framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dan
realitas. Dalam penulisan sering disebut sebagai fokus. Berita secara
sadar atau tidak diarahkan pada aspek tertentu. Akibatnya, ada aspek
lainnya yang tidak mendapatkan perhatian yang memadai.
3. Metodologi
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode analisis teks
karena nantinya data berupa berita akan dianalisis satu persatu. Salah
satu metode analisis yang terdapat dalam konteks ilmu komunikasi
adalah analisis bingkai atau lebih dikenal dengan analisis framing.
Selain Itu, Pendekatan Kualitatif digunakan untuk menganalisis
beberapa teks berita yang berhubungan dengan berita tersebut
sehingga realitas yang ada dapat secara jelas terurai dan terlihatlah
cara pandang Kompas dalam membingkai pemberitaan kerusuhan Koja.
Adapun Objek Penelitiannya, adalah Surat Kabar Kompas tanggal
15, 16, dan 24 April 2010. Model Framing yang digunakan adalah Model
Framing Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki yang bersifat deskriptif
7 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, LKiS, Yogyakarta, 2002, hlm 688 Ibid hlm 10
karena data yang ada yaitu sebuah teks berita yang dipaparkan, diurai
secara jelas dan terperinci.
Gambar 3.1 Struktur-struktur dalam perangkat framing
STRUKTUR UNIT YANG DIAMATI
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan Analisis berita 1
Frame Kompas : Kompas melihat kerusuhan Koja sebagai
PERANGKAT FRAMING
7.Leksikon8.Grafis9.Metafora
1.Skema Berita
2.Kelengkapan Berita
3.Detail4.Koherensi5.Bentuk Kalimat6.Kata Ganti
SINTAKSISCara WartawanMenyusun Fakta
SKRIPCara WartawanMengisahkan Fakta
TEMATIKCara WartawanMenulis Fakta
RetorisCara WartawanMenekankan Fakta
Headline, lead,latar informasi,kutipan sumber, pernyataan, penutup.
5W + 1H
Paragraf,
proposisi, kalimat,
hubungan antar-
kalimat
Kata, idiom, gambar/foto, grafik
kerusuhan yang telah merugikan Negara, dan menimbukan banyak korban yang berasal dari kedua pihak.
ELEMEN STRATEGI PENULISAN
Sintaksis Fakta bahwa Kerugian yang terjadi diakibatkan oleh terhambatnya arus lalu lintas ekspor dan impor yang mengganggu perekonomian Indonesia.
Skrip Berbagai pandangan yang menyatakan kerusuhan terjadi akibat persengketaan tanah Makam Mbah Priok dengan PT Pelindo, sehingga mengakibatkan Kerugian Ekonomi hingga mencapai Ratusan Miliar Rupiah.
Tematik 1. Keprihatinan Presiden atas kejadian kerusuhan Koja. (Kompas menggunakan Koherensi Penjelas)
2. Para Pengusaha mengalami kerugian ekonomi, ekspor impor akibat kerusuhan tersebut. (Koherensi sebab akibat, dimana Kompas ingin menyampaikan bahwa kerusuhan tersebut telah menimbulkan kerugian bagi para Pengusaha yang menggunakan jasa Pelabuhan Peti Kemas Koja.)
3. Bentrokan terjadi didepan Makam Mbah Priok antara Aparat Satpol PP, Polri dengan Warga. Mulai pukul 14.00 hingga 17.30 WIB.( Elemen Detail)
4. Kerusuhan disebabkan oleh adanya perseteruan kepemilikan Tanah Makam Mbah Priok antara keturunan Mbah Priok dan PT.Pelindo II yang diwakili oleh Pemkot Jakarta Utara.( Koherensi Penjelas)
Retoris 1. Foto menjelaskan adanya pembakaran kendaraan-kendaraan yang dilakukan oleh warga sehingga menutup akses jalan Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok.
2. Grafis menyampaikan Kronologis waktu dan lokasi kejadian kerusuhan.
3. Penggunaan metafora pada kalimat Bentrokan berdarah yang terjadi antara warga dan aparat Satpol PP.
Kesimpulan Analisis berita 2
Frame Kompas : Kompas melihat bahwa setelah terjadinya kerusuhan tersebut dan menimbulkan korban jiwa, barulah dilakukan mediasi yang melibatkan pemuka agama, dalam membantu
penyelesaian Kasus Kerusuhan koja tersebut.ELEMEN STRATEGI PENULISAN
Sintaksis Fakta bahwa Kesepakatan dalam penyelesaian kerusuhan yang terjadi pada tanggal 14 April 2010, telah tercapai diantara kedua belah pihak.
Skrip Berbagai pandangan yang mengusulkan beberapa kesepakatan yang perlu dipenuhi oleh berbagai pihak.
Tematik 1. Tercapainya kesepakatan antara pihak ahli waris Makam Mbah Priuk, Pemda DKI, dan PT Pelindo II. (Pada tema yang pertama ini terdapat koherensi sebab akibat)
2. Pengusutan kasus kekerasan oleh Tim Investigasi Komnas HAM serta permintaan pencopotan Kepala satuan Polisi Pamong Praja Harianto Badjoeri. (Koherensi Penjelas terdapat pada tema kedua ini, melalui penjelasan dari Anggota subkomisi Mediasi Komnas HAM.)
3. Kondisi Terminal Peti Kemas setelah terjadinya Kerusuhan di sekitar Koja. (Elemen detail, Kompas menyampaikan kondisi jalan yang berada disekitar daerah Terminal Peti Kemas setelah berakhirnya bentrokan yang terjadi sejak pagi hingga sore hari.)
Retoris 1. Foto menjelaskan adanya bangkai kendaraan yang masih terdapat ditengah jalan Terminal Peti Kemas Koja, yang mempersulit akses masuk kendaraan Peti Kemas menuju Terminal.
2. Selain itu Terdapat 3 grafik yang masing-masing menceritakan tentang jumlah korban kerusuhan Koja beserta kerugiannya, lalu rencana pembuatan terowongan menuju Makam, dan yang terakhir berupa Sembilan kesepakatan yang dihasilkan dari rapat mediasi
Kesimpulan Analisis berita 3
Frame Kompas : Kompas ingin menyampaikan fakta baru berupa hasil temuan Tim Investigasi Kemanusiaan PMI tentang jumlah korban kerusuhan yang sesungguhnya. Selain itu Kompas juga ingin menyampaikan upaya Pemerintah dalam menangani korban dan keluarga korban kerusuhan.
ELEMEN STRATEGI PENULISAN
Sintaksis Fakta bahwa jumlah korban bertambah dengan adanya sumber data dari Sembilan rumah sakit di Jakarta, yang disampaikan oleh Tim Investigasi Kemanusiaan PMI.
Skrip Berbagai kesaksian dan hasil data yang diperoleh pada saat investigasi, serta keterangan Pemkot dalam membantu korban kerusuhan.
Tematik 1. Hasil temuan terbaru Tim Investigasi dalam permasalahan kasus kerusuhan Koja.
2. Upaya Pemerintah Kota Jakarta dalam menangani korban kerusuhan , baik yang luka-luka maupun keluarga korban yang meninggal.
Pada Kedua Tema diatas Kompas memakai Elemen detail dalam menuliskan fakta agar isu tersebut lebih menonjol dan dapat menciptakan citra tertentu kepada pembaca.
Retoris 1. Foto menjelaskan adanya pertemuan atau sidang pleno yang ditemukan oleh Tim Investigasi Kemanusiaan PMI, dalam membahas jumlah korban kerusuhan.
2. Penggunaan metafora yaitu Data jumlah korban kerusuhan di Koja, Jakarta Utara, menggelembung menjadi 192 orang. Menyatakan bahwa jumlah korban meningkat setelah sebelumnya pemerintah menyampaikan bahwa jumlah korban berjumlah 144.
Pembahasan
Menurut analisis ketiga berita diatas, Kompas memandang
Kerusuhan Koja sebagai suatu kerusuhan yang merugikan Negara baik
dari segi Moril maupun Materil. Rakyat Indonesia sepertinya sulit untuk
menahan segala bentuk emosi, hingga terjadinya kerusuhan tersebut.
Hal ini dapat dilihat dari terpancingnya emosi massa untuk melakukan
segala bentuk kekerasan tanpa memikirkan kerugian yang akan
diterima oleh dirinya dan Negaranya sendiri.
Pada berita kedua, kompas mengangkat masalah upaya
penyelesaian Kasus Koja. Kompas menggiring pembaca, bahwa
kerusuhan tidak akan berlangsung apabila terjadinya dialog antara
kedua belah pihak sehingga mencapai kesepakatan yang memuaskan
diantara keduanya dan tindakan Pemerintah dalam menangani
kerusuhan.
Semua hasil analisis yang penulis dapatkan dari pemberitaan
kerusuhan Koja ini memang secara tidak langsung menggambarkan
ideologi Kompas terlihat sebagai Surat kabar yang lebih memberitakan
segala hal tentang Pemerintah, hal ini terlihat jelas oleh beberapa
penjelasan sebelumnya. Salah satunya adalah headline pada berita
pertama, disini Kompas lebih melihat kerusuhan tersebut dari segi
perekonomian, Kerusuhan Koja telah menimbulkan kerugian bagi
Pemerintah. Pada saat itu Kompas hanya melihat kerugian
perekonomian yang diterima oleh Negara, Kompas sedikit menulis
tentang kerugian yang diderita oleh masyarakat, berupa kerugian moral
dan materiil. Lalu, pada berita Kompas berikutnya, Kompas
menyampaikan upaya Pemerintah dalam menangani penyelesaian
Kerusuhan tersebut dengan menyetujui segala permintaan dari pihak
masyar akat dan ahli waris. Pada berita ketiga Kompas menyampaikan
salah satu hasil tindakan Pemerintah dari Tim Investigasi Kemanusiaan
Palang Merah Indonesia yang dibentuk guna menyelidiki kasus
Kerusuhan Koja. Kompas memiliki sikap yang kritis seperti yang terlihat
dalam berita Jumlah Korban Bertambah, dalam hal ini Kompas
menyajikan data-data dan fakta yang aktual, yang bersumber dari
beberapa hasil yang telah ditemukan langsung oleh Tim Investigasi
Kemanusiaan PMI.
Dari segi penyampaian kritik, Kompas menggunakan bahasa-bahasa
yang halus, lembut tetapi tetap lugas dan tegas Kemudian dalam
pemilihan sumber berita yang sudah dapat dipastikan kredibilitasnya
menjadikan berita Kompas dapat dipercaya keakuratannya. Penyajian
pandangan dalam bahasa tidak provokatif sehingga pemberitaan
Kerusuhan Koja di Kompas tidak memperlihatkan bahasa yang dapat
memecah belah masyarakat. Semua hal tersebut memang jelas
menggambarkan ideologi Kompas yang ada dalam pemberitaan
mengenai Kerusuhan Koja pada edisi April 2010 lalu.
5. Kesimpulan dan Saran
Kasus Kerusuhan Koja yang terjadi antara Aparat dengan
masyarakat dianggap telah menimbulkan kerugian terhadap Pemerintah
dari segi pendapatan Negara atau perekonomian.
Melalui keempat struktur Framing Pan & Kosicki diperoleh hasil
bahwa Kompas sering memuat ugkapan-ungkapan yang saling
berhubungan dari satu pihak dengan pihak yang lain. Dengan demikian
peneliti menyimpulkan bahwa Kompas dalam menyampaikan
pemberitaan Kerusuhan Koja lebih menonjolkan kerugian yang diderita
Pemerintah, bukan kerugian dan penderitaan yang diterima masyarakat.
Pada kasus ini pula Kompas lebih sering menyampaikan tindakan serta
upaya Pemerintah dalam menyelesaikan kasus kerusuhan Koja. Slogan
Kompas yang berbunyi “Amanat Hati Nurani Rakyat” tidak sesuai
dengan pemberitaan yang ditulis Kompas khususya pada pemberitaan
kasus Kerusuhan Koja.
Saran Peneliti bagi media yang lain yaitu agar dalam sebuah
pemberitaan dapat memperluas cara pandang dan perspektif pembaca
agar mampu melihat sebuah pemberitaan dengan lebih kritis. Selain itu
saran bagi para pembaca yang ingin mengembangkan penelitian ini,
dengan melakukan ulang penelitian melalui fakta-fakta sosial yang lebih
menarik dan kontroversial di masyarakat pada saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
Literatur
A., Elvinaro dan Lukiati Komala. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: simbiosa Rekatama Media
Abdullah, Yanuar. 1992. Dasar-dasar Kewartawanan Teori dan Praktek, Padang: Angkasa Raya
Assegaf, Djafar. 1983. Jurnalistik Masa Kini : Pengantar Praktek Kewartawanan, Jakarta: Graha Indonesia
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Canggara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Effendy, Onong Uchjana, M. A. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
__________________________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: Cetakan VII, LKis
_________________________. 2002. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LKiS
Hoeta Soehoet, A.M. 2003. Media Komunikasi, Jakarta: Yayasan kampus tercinta Iisip
J., Lexy Maleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Cetakan Keempat, Kencana Prenada Media Group
McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga
Mulyana, Deddy. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia IndonesiaNugroho
Bimo, dkk. 1999. Politik Media Mengemas Berita, Jakarta: ISAI
Pawito. 2002. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: Cetakan kedua LkiS
Rolnicki, Tom E. 2008. Pengantar Dasar Jurnalisme, Jakarta: PT.Kencana Prenanda Media Group
Sari, Endang S. 1993. Audience Research Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca, Pendengar Dan Pemirsa, Yogyakarta: Andi Offset
Sobur, Alex, M. Si. 2001. Analisis Teks Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sumadiria, Haris. 2007. Jurnalistik Indonesia; menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Suranto dan Lopulalan. 2000. Menjadi Wartawan Lokal, Jakarta: PT. Lembaga Studi Pers dan Pembangunan
Vera, Nawiroh, M.Si. 2008. Pengantar Komunikasi Massa, Tangerang: Renata Pratama Media
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Grasindo
Lampiran
Berita 1, 15 April 2010
Berita 2, 16 April 2010
Berita, 24 April 2010