iqon edit

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause (klimakterium) adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita di mana ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur, aktifitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti serta pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesterone) berkurang. Menopause terdiri dari tiga tahap, perimenopause, menopause, dan postmenopause. Menopause biasanya terjadi antara usia 40 sampai 50 tahun dan dapat berlangsung sampai 10 tahun. (1) Di Indonesia terdapat sekitar 30 – 40 juta wanita menopause dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 – 250 juta jiwa pada tahun 2010. (1,2) Data dari Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2009 bahwa 5.320.000 wanita Indonesia telah memasuki masa menopause per tahunnya dan memperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa. Dengan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata 49 tahun. (3) Walsleben dkk melaporkan bahwa besarnya persentase insomnia pada wanita menopause sebanyak 60 persen pada populasi menopause di Amerika serikat, yang disertai adanya hotflash pada wanita menopause yang menyebabkan susah tidur (2) 1

description

waeifunbi;

Transcript of iqon edit

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Menopause (klimakterium) adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita di mana ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur, aktifitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti serta pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesterone) berkurang. Menopause terdiri dari tiga tahap, perimenopause, menopause, dan postmenopause. Menopause biasanya terjadi antara usia 40 sampai 50 tahun dan dapat berlangsung sampai 10 tahun. (1)Di Indonesia terdapat sekitar 30 40 juta wanita menopause dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 250 juta jiwa pada tahun 2010. (1,2) Data dari Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2009 bahwa 5.320.000 wanita Indonesia telah memasuki masa menopause per tahunnya dan memperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa. Dengan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata 49 tahun. (3) Walsleben dkk melaporkan bahwa besarnya persentase insomnia pada wanita menopause sebanyak 60 persen pada populasi menopause di Amerika serikat, yang disertai adanya hotflash pada wanita menopause yang menyebabkan susah tidur (2)Writing Group for the Womens Health Initiative Investigator menjelaskan turunnya fungsi ovarium karena proses penuaan mengakibatkan estrogen dan progesterone sangat berkurang di dalam tubuh wanita. Hal ini berakibatkan munculnya keluhan-keluhan: (1) vasomotorik (hot flashes, vertigo, dan keringat banyak), (2) keluhan konstitusional (berdebar debar, migran, nyeri otot, nyeri pinggang dan mudah tersinggung), (3) keluhan psikiastenik dan neurotik (merasa tertekan, lelah psikis, lelah somatik, susah tidur, merasa ketakutan, konflik keluarga dan gangguan di tempat kerja), (4) sakit waktu bersetubuh, gangguan haid, keputihan, gatal pada vagina, susah buang air kecil, libido menurun, keropos tulang (osteoporosis), (5) gangguan sirkulasi (miokard infark), kenaikan kolesterol, adesopositas (kegemukan dan gangguan metabolisme karbohidrat). (4)Insomnia adalah ketidak mampuan mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu, insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bias mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali. Berdasarkan penjelasan di atas dengan tingginya prevalensi akan terjadinya insomnia pada wanita menopause khusunya di Indonesia, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang insomnia yang terjadi pada wanita menopause.1.2 Rumusan MasalahPeningkatan jumlah wanita menopause tentunya akan menimbulkan masalah tersendiri, apalagi dengan munculnya keluhan-keluhan pada masa menopause, seperti adanya Hot Flashes yang mengakibatkan terjadinya insomnia. Insomnia pada wanita lanjut usia yang mengakibatkan terganggunya aktifitas keseharian pada penderita. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian : Hubungan Menopause terhadap Insomnia pada Wanita di Poli penyakit Dalam RSU Zainal Abidin Banda Aceh sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:1. Berapakah jumlah wanita yang mengalami Insomnia setelah memasuki masa menopause?2. Apakah terdapat hubungan antara menopause dengan terjadinya insomnia?1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan Umum Untuk memberikan informasi tentang hubungan menopause terhadap insomnia pada wanita dalam menghadapi masa menopause sehingga dapat menjadi pedoman untuk pematangan dan persiapan diri.1.3.2 Tujuan KhususUntuk mengetahui jumlah wanita menopause yang mengalami insomnia.Untuk membuktikan adanya hubungan menopause terhadap insomnia pada wanita di Rumah Sakit umum dr Zainoel Abidin Banda Aceh.

1.3 Manfaat Penelitian1.4.1 Bagi PenelitiBagi peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan serta dapat menambah pengetahuan tentang insomnia dan menopause yang akan sangat berguna bagi peneliti.1.4.2 Bagi Dunia KesehatanDengan adanya penelitian ini, akan memberikan perkembangan dalam dunia kesehatan. Karena dengana adanya penelitian ini, wanita premenopause dapat mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi fase menopausenya.1.5 HipotesisTerdapat hubungan Menopause terhadap Insomnia pada Wanita di Poli penyakit Dalam RSU Zainal Abidin Banda Aceh.17

18

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 InsomniaInsomnia didefinisikan sebagai suatu persepsi pada seseorang tidak cukup tidur atau merasa kualitas tidurnya buruk walaupun orang tersebut sebenarnya memiliki kesempatan tidur yang cukup sehingga mengakibatkan perasaan yang tidak bugar atau setelah terbangun dari tidur. (5)Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fourth edition (DSM-IV), insomnia didefinisikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk mengawali tidur, mempertahankan tidur, bangun terlalu dini atau tidur yang tidak menyegarkan dan Kejadian ini berlangsung lebih dari 1 bulan. (6)Melalui pemeriksaan polysomnography pada pasien insomnia didapatkan sleep latency 30 menit, wake time after sleep onset 30 menit, sleep efficiency < 85%, atau total sleep time (TST) < 6-6,5 jam. Menurut International Classification of Sleep Disorder-2 (ICSD-2), insomnia adalah kesulitan mengawali tidur, berkurangnya durasi dan kualitas tidur meskipun memiliki waktu yang cukup untuk melakukannya. Hai ini menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari. (2)

2.1.1 Epidemiologi InsomniaInsomna merupakan keluhan yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Menurut National Sleep Fondation sekitar 40-30% orang dewasa mengalami insomnia akut, dan sekitar 10-15% lainnya mengalami insomnia kronis. Dan sebagian kecil lainnya ada yang mengalami insomnia permanen. (7)Penyakit insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering dikeluhkan masyarakat. Prevalensinya bervariasi berdasarkan definisi kasus dan kriteria diagnostik yang spesifik, sehingga estimasi prevalensi insomnia memiliki rentang sekitar 10% hingga 40%. (8) Penelitian tahun 2009 di Korea Selatan menunjukkan bagaimana variasi angka prevalensi insomnia berdasarkan definisinya. Ketika insomnia didefinisikan berdasarkan frekuensi tidur(gejala muncul selama 3 malam dalam 1 minggu) maka angkanya menjadi 17%. Bila definisinya mengarah pada kesulitan dalam mempertahankan tidur, prevalenisnya menjadi 11,5%. Dengan menggunakan DSM-IV nilainya menjadi 5%. (9)Suatu survei pada tahun 2011 di Singapura menunjukkan 8% sampai 10% pasien yang datang ke dokter umum mengeluhkan gejala insomnia. (10) Penelitian ini menunjukkan kuantitas pasien insomnia yang datang kepada dokter umum tidaklah sedikit. Sebuah artikel menyatakan Riset internasional yang telah dilakukan US Census Bureau, International Data Base tahun 2004 terhadap penduduk Indonesia menyatakan bahwa dari 238,452 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28,035 juta jiwa(11,7%) terjangkit insomnia (7)2.1.2 Klasifikasi InsomniaMenurut ICSD (International Classification of Sleep Disorders) dan DSM_IV (Diagnostic and Statistical Manual) serta WHO (World Health Organization) secara praktis diklasifikasikan menjadi insomnia primer dan skunder. Insomnia primer adalah gangguan tidur atau gangguan bangun tidur (disomnia) dan insomnia skunder adalah insomnia yang timbul akibat kondisi psikiatrik, penyakit medis, atau penyalahgunaan zat. (4)Berdasarkan International Classification of Sleep Disordes yang direvisi,insomnia diklasifikasikan menjadi (4):a. Acute insomnia.b. Psychophysiologicinsomniac.c. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)d. Idiopathic insomniae.e. Insomnia due to mental disorderf. Inadequate sleep hygiene.

2.1.3 Etiologi InsomniaSebagian besar etiologi dari insomniaadalah gangguan psikologis, pemakaian obat sebelumnya, minuman yang mengandung kafein, gula, atau makanan yang telah dikonsumsi individu sebelum tidur. Banyak orang tidak menyadari, bagaimanapun insomnia yang dapat disebabkan oleh fluktuasi atau penyimpangan dari hormon dalam tubuh wanita selama menopause. (4)Pada insomnia primer, penyebabnya tidak diketahui dengan jelas/ idiopatik. Pada pasien tidak ditemukan gangguan medis, gangguan psikiatri atau karena faktor lingkungan. Sedangkan insomnia sekunder oleh kondisi medis tertentu dan juga oleh obat-obatan. Ada beberapa faktor yang menyebababkan insomnia sekunder misalnya penyakit jantung dan paru, nyeri, gangguan cemas dan depresi serta obat-obatan seperti beta-bloker, bronkodilator dan nikotin. (4,11)2.1.4 Diagnosis InsomniaBerdasarkan DSM-IV insomnia adalah suatu kesulitan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih di mana keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan gangguan klinis yang signifikan.1 Kriteria diagnosis dari insomnia primer berdasar DSM-IV antara lain: 1. Keluhan utama adalah kesulitan memulai tidur atau mempertahankan tidur, atau tidur non-restoratif kurang lebih selama satu bulan. 2. Gangguan tidur menyebabkan gangguan yang signifikan secara klinis atau gangguan sosial, gangguan dalam bekerja, atau area-area fungsional penting yang lainnya. 3. Gangguan tidur tidak terjadi secara khusus selama mengalami Narkolepsi, Breathing-Related Sleep Disorder, gangguan tidur ritme sirkardian, parasomnia.4. Gangguan tidak terjadi secara khusus selama mengalami gangguan mental lainnya (contoh: Major Depressive Disorder, Generalized Anxiety Disorder, Delirium). Gangguan terjadi tidak diakibatkan karena efek psikologis langsung atau suatu substansi (contoh: penyalahgunaan obat) atau keadaan medis umum. (9)Insomnia selain kriteria di atas disebut insomnia sekunder di mana, insomnia muncul akibat adanya suatu penyebab sekaligus merupakan diagnosis banding dari insomnia primer. Penyakit-penyakit yang memiliki gejala insomnia sebagai diagnosis banding insomnia primer adalah insomnia yang disebabkan oleh: 1. Gangguan Kardiovaskuler: gagal jantung kongestif, aritmia, Congenital Arterial Disease (CAD). 2. Gangguan Paru: Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), asma. 3. Gangguan Saraf: stroke, penyakit Parkinson, neuropathy traumatic brain injury. 4. Gangguan Gastrointestinal: Gastro Esophageal Reflux Disease(GERD). 5. Gangguan Ginjal: gagal ginjal kronik. 6. Endokrin: diabetes, hipertiroidisme. 7. Reumatologi: Reumatoid atritis, osteoatritis, sakit kepala, fibromyalgia. 8. Gangguan tidur: Restless legs syndrome, periodic limb movement disorder, sleep apnea, gangguan ritme sirkardian, parasomnia, serangan panik nokturnal, mimpi buruk/nightmare, rapid eye movement behavior disorder. 9. Gangguan psikiatri: depresi, cemas, panik, Post Traumatic Stress Disorder. 10. Obat-obatan: dekongestan, anti-depresan, kortikosteroid, beta-agonis, beta-antagonis, stimulan, statin. 11. Substansi: kafein, alkohol, nikotin, kokain. (9)Diagnosis yang tepat dapat ditegakkan melalui anamnesis yang cermat dan adekuat untuk menentukan insomnia primer atau diagnosis bandingnya serta dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang(tekanan darah, gangguan hormon, kolesterol, kadar gula darah, dan sejenisnya) untuk mengetahui adanya penyakit klinis dan pemeriksaan psikologis untuk mendeteksi gangguan psikis(depresi, skizofrenia, psikosis,dan sejenisnya) (9)2.2 MenopauseMenopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. (12) Menopause adalah perubahan alami yang dialami seorang wanita saat siklus menstruasi terhenti. Keadaan ini sering disebut change of life. Selama menopause, biasa terjadi antara usia 45-55 tahun, tubuh wanita secara perlahan berkurang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Dikatakan menopause, jika dalam 12 bulan terakhir tidak mengalami menstruasi dan tidak disebabkan oleh hal patologis. Kadar estradiol 10-20 pg/ml yang berasal dari konversi androstenedion. (12)Menopause menurut WHO (2005) berarti berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh keadaan patologis. (12)menopause didefinisikan sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktifitas folikular ovarium pada wanita. Dengan kata lain, menopause adalah fase dalam kehidupan seorang wanita di mana ia tidak lagi memiliki usia bulanan karena memajukan haid. Ovarium perempuan itu berhenti memproduksi estrogen pada sekitar 45 atau 55 tahun karena ini adalah onset menopause. Estrogen diperlukan untuk sistem reproduksi untuk berfungsi secara normal. Kurangnya estrogen secara bertahap menghentikan sistem reproduksi berfungsi. (13)2.2.1 Epidemiologi MenopauseMenurut World Health Organization (WHO) tahun 1996, setiap tahunnya sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. WHO juga mengatakan pada tahun 1990, sekitar 467 juta wanita berusia 50 tahun keatas mengahabiskan hidupnya dalam keadaan pasca menopause. WHO memperkirakan, jumlah wanita menopause pada tahun 2030 mencapai lebih dari 1 milyar. (13)Di Asia, menurut data WHO, pada tahun 2025 jumlah wanita yang menopause akan melonjak dari 107 juta jiwa menjadi 373 juta jiwa. Perkiraan kasar menunjukkan akan terdapat sekitar 30 40 juta wanita dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240 250 juta jiwa pada tahun 2010. Data dari Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2009 bahwa 5.320.000 wanita Indonesia telah memasuki masa menopause per tahunnya. Depkes RI 2005 memperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa. Dengan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata 49 tahun. (13)

2.2.2 Fisiologi MenopausePada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan menurunkan kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormon-hormon hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid. Saat dilahirkan wanita mempunyai kurang lebih 750.000 folikel primordial. Dengan meningkatnya usia jumlah folikel tersebut akan semakin berkurang. Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah folikel primordial menurun sampai 8300 buah, yang disebabkan oleh adanya proses ovulasi pada setiap siklus juga karena adanya apoptosis yaitu proses folikel primordial yang mati dan terhenti pertumbuhannya. Proses tersebut terjadi terus-menerus selama kehidupan seorang wanita, hingga pada usia sekitar 50 tahun fungsi ovarium menjadi sangat menurun. Apabila jumlah folikel mencapai jumlah yang kritis, maka akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon yang berakibat terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya terjadi oligomenore. (13)Perubahan-perubahan dalam sistem vaskularisasi ovarium sebagai akibat proses penuaan dan terjadinya sklerosis pada sistem pembuluh darah ovarium diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi ovarium. Apabila folikel sudah tidak tersedia berarti wanita tersebut telah memasuki masa menopause. Pada usia menopause berat ovarium tinggal setengah sampai sepertiga dari berat sebelumnya. Terjadinya proses penuaan dan penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid. (13)Menurut Elizabeth (2009) menopause dianggap terjadi ketika wanita tidak mengalami periode menstuasi selama satu tahun. Menopause terjadi ketika ovarium yang menua tidak lagi merespon terhadap sinyal gonadotropin untuk menyintesis dan menyekresi estrogen. Ketika kadar estrogen turun, kadar LH, FSH, dan GnRH meningkat karena semua umpan balik oleh estrogen hilang. Walaupun menopause adalah tahap perkembangan normal, kurangnya estrogen pada wanita pasca menopause menurunkan penurunan densitas tulang, peningkatan resioko penyakit kardiovaskular, mengeringnya kulit dan membran vagina, serta hot flash atau kemerahan pada kulit. Kebanyakan wanita di negara berkembang mengalami menopause pada usia akhir 40-an atau awal 50-an. Terapi hormonal dan sitotoksik yang digunakan pada kanker payudara dapat menyebabkan menopause dini pada beberapa wanita. (12)Pada wanita dengan siklus haid yang normal, estrogen terbesar adalah estradiol yang berasal dari ovarium. Di samping estradiol terdapat pula estron yang berasal dari konversi androstenedion di jaringan perifer. Selama siklus haid pada masa reproduksi, kadar estradiol di dalam darah bervariasi. Pada awal fase folikuler kadar estradiol berkisar 40-80 pg/ml, pada pertengahan fase folikuler berkisar 60-100 pg/ml, pada akhir fase folikuler berkisar 100-400 pg/ml dan pada fase luteal berkisar 100-200 pg/ml. Kadar rata-rata estradiol selama siklus haid normal 80 pg/ml sedangkan kadar estron berkisar antara 40-400 pg/ml (13)Memasuki masa perimenopause aktivitas folikel dalam ovarium mulai berkurang. Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan berhenti memproduksi estradiol, kelenjar hipofise berusaha merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen, sehingga terjadi peningkatan produksi FSH. Meskipun perubahan ini mulai terjadi 3 tahun sebelum menopause, penurunan produksi estrogen oleh ovarium baru tampak sekitar 6 bulan sebelum menopause. Terdapat pula penurunan kadar hormon androgen seperti androstenedion dan testosteron yang sulit dideteksi pada masa perimenopause. Pada pascamenopause kadar LH dan FSH akan meningkat, FSH biasanya akan lebih tinggi dari LH sehingga rasio FSH/ LH menjadi lebih besar dari satu. Hal ini disebabkan oleh hilangnya mekanisme umpan balik negatif dari steroid ovarium dan inhibin terhadap pelepasan gonadotropin. Diagnosis menopause dapat ditegakkan bila kadar FSH lebih dari 30 mIU/ml. (13)Kadar estradiol pada wanita pascamenopause lebih rendah dibandingkan dengan wanita usia reproduksi pada setiap fase dari siklus haidnya. Pada wanita pascamenopause estradiol dan estron berasal dari konversi androgen adrenal di hati, ginjal, otak, kelenjar adrenal dan jaringan adipose. Proses aromatisasi yang terjadi di perifer berhubungan dengan berat badan wanita. Wanita yang gemuk mempunyai kadar estrogen yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang kurus karena meningkatnya aromatisasi di perifer. Pada wanita pascamenopause kadar estradiol menjadi 13-18 pg/ml dan kadar estron 30-35 pg/ml. (13)

Aktivitas folicel ber-kurangPeningkatan produksi FSHPenurunan kadar androgenPeningkatan kadar FSH dan LH

Menopause

2.2.3 Tahap-tahap MenopausePada fase reproduksi, siklus menstruasi bervariasi sampai regular karena FSH masih normal serta terjadi peningkatan pada fase lanjut. Fase peralihan menopause dimulai dengan meningkatnya variabilitas siklus menstruasi yaitu lebih dari 7 hari dengan meningkatnya FSH. Fase ini berakhir dengan berakhirnya siklus haid. Perimenopause dini dimulai setelah 5 tahun dari menstruasi terakhir. Sedangkan posmenopause bervariasi dari lamanya perdarahan, dimulai 5 tahun setelah menstruasi terakhir dan berlangsung sampai kematian. (13)Secara klinis menopause di diagnosa setelah 12 bulan dari amenorrhoe. Pasca menopause didefinisikan waktu semenjak priode menstruasi terakhir. Perimenopause (klimakterium) atau transisi menopause didefinisikan sebagai anteseden ke pascamenopause dan terdiri dari periode waktu ( 2 sampai 8 tahun) sebelum menopause dan satu tahun setelah menstruasi terakhir. Dengan demikian, tahun terakhir perimenopause bersamaan dengan tahun pascamenopause. (13)Masa peralihan menopause dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu (13):1. Premature menopause atau menopause dini.Adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun, baik secara alamiah ataupun induksi oleh karena tindakan medis. Wanita dengan premature menopause mempunyai gejala yang mirip dengan menopause alami, seperti Hot flashes, Gangguan emosi, Kekeringan pada vagina, Penurunan gairah seksual.Untuk beberapa wanita dengan premature menopause, keluhan ini dialami sangat berat. Disamping itu, wanita juga cenderung mengalami kejadian keropos tulang lebih besar dibandingkan dengan wanita yang mengalami menopause lebih lambat. Hal inilah yang meningkatkan terjadinya osteoporosis, yang merupakan faktor resiko patah tulang.2. PerimenopausePerimenopause ditandai dengan terjadinya perubahan ke arah menopause, yang berkisar antara 2-8 tahun, ditambah dengan 1 tahun setelah menstruasi terakhir. Tidak diketahui secara pasti untuk mengukur berapa lama fase perimenopause berlangsung. Hal ini merupakan keadaan alamiah yang dialami seorang wanita dalam kehidupannya yang menandai akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan estrogen dan progesteron serta hormon androgen.3. MenopauseMenopause adalah perubahan alami yang dialami seorang wanita saat siklus menstruasi terhenti. Keadaan ini sering disebut change of life. Selama menopause, biasa terjadi antara usia 45-55 tahun, tubuh wanita secara perlahan berkurang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Dikatakan menopause, jika dalam 12 bulan terakhir tidak mengalami menstruasi dan tidak disebabkan oleh hal patologis. Kadar estradiol 10-20 pg/ml yang berasal dari konversi androstenedion.4. PostmenopauseMasa setelah mencapai menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan amenore serta rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung.2.2.4 Gejala Klinis1. Perubahan Vagina dan UteraPerubahan anatomi dari vagina mempredisposisi nyeri, iritasi dan perlakuan saat coitus dan infeksi vagina. Jika timbul sistitis serta uretritis karena atropi maka gejala-gejalanya adalah rasa ingin buang air kecil tanda adanya piuria.2. OsteoporosisOsteoporosis yang terjadi pasca menopause disebabkan oleh pembentukan tulang baru yang semakin berkurang, sedangkan reabsorpsi kalsium dari tulang meningkat.3. KardiovaskularPerlindungan estrogen pada kardiovaskular pada masa premenopause menjadi hilang pada masa menopause. Perubahan lipid yang meruikanpun terjadi.4. Gejala VasomotorGejala vasomotor berupa hot flashes dan berkeringat pada malam hari5. Gejala SomatikGejala somatic berupa nyeri otot dan persendian, tangan dan kaki terasa baal, ukar bernafas, kepala terasa pusing. 6. Gejala PsikologikGejala psikologik meliputi : Jantung berdebar, Perasaan tegang dan tertekan, sulit tidur, mudah tersinggung, mudah panic, sukar berkonsentrasi, mudah lelah, hilangnya minat pada banyak hal, mudah menangis (5,12)2.2.5Diagnosis MenopauseA. UsiaDiagnosis dapat ditegakkan berdasarkan usia, yaitu usia antara 40-65 tahun. Setelah itu perlu ditanyakan pola haid pada wanita tersebut untuk mengetahui apakah wanita tersebut berada pada usia premenopause, perimenopause menopause, atau pascamenopause. Kemudian tanyakan keluhan yang muncul. Keluhan yang paling pertama dirasakan adalah keluhan vasomotorik. Keluhan ini dapat muncul premenopause, perimenopause, menopause, atau pascamenopause. Berat ringannya keluhan berbeda-beda pada setiap wanita. (14)Keluhan vasomotorik tampil berupa semburan panas (hot flushes) yang dirasakan mulai dari bagian dada menjalar ke leher dan kepala. Kulit didaerahdaerah tersebut terlihat kemerahan. Segera setelah timbul semburan panas daerah yang terkena semburan tersebut mengeluarkan banyak keringat. Pasien mengeluh jantung berdebar-debar, sakit kepala dan perasaan kurang nyaman. Pasien ingin selalu berada ditempat dingin. Frekuensi kemunculan semburan panas perharinya sangat berbeda. Sebanyak 70% wanita mengalami hot flushes satu tahun setelah menopause dan 5 tahun setelah menopause hanya 25% yang mengalaminya. Pada wanita dengan menopause prekoks, kejadian semburan panas cukup tinggi, yaitu 70-90%. Semburan panas akan diperberat dengan adanya stress, alkohol, kopi, makanan dan minuman panas. Semburan panas dapat juga terjadi. (13)Keluhan lain adalah keluhan psikologik berupa perasaan takut, gelisah, mudah tersinggung, lekas marah, sulit berkonsentrasi, perubahan perilaku, depresi dan gangguan libido. Pada sistem urogenital muncul keluhan nyeri senggama, vagina kering, keputihan dan infeksi. Kulit menjadi kering dan menipis, gatal, keriput. Muncul keluhan oral discomfort, berupa mulut kering yang persisten dan rasa terbakar atau panas. Dalam jangka panjang dampak kekurangan estrogen adalah meningkatnya kejadian osteoporosis, demensia, penyakit jantung koroner, stroke dan kanker usus besar.23 Perlu ditekankan bahwa banyak wanita yang memasuki usia menopause tidak mengalami keluhan apapun. Meskipun mereka mengalami keluhan, dampak jangka panjang dari kekurangan estrogen adalah timbulnya osteoporosis yang meningkatkan kejadian patah tulang, penyakit jantung koroner, demensia, stroke dan kanker usus besar. (13,15)B. Pemeriksaan LaboraturiumPemeriksaan hormon FSH, LH dan estradiol tidaklah mutlak. Dari usia dan keluhan yang muncul, diagnosis sudah dapat ditegakkan. Bila pasien tidak mendapat haid dalam > 6 bulan, maka pada umumnya kadar FSH dan LH tinggi, sedangkan kadar estrdiol sudah rendah. Nalisis hormonal baru dilakukan bila keluhan yang muncul belum tentu akibat kekurangan estrogen. Pada usia pra dan perimenopause, hormon yang diperiksa adalah FSH, LH dan estradiol. Tidak jarang pada keadaan seperti ini ditemukan FSH, LH dan estradiol tinggi, namun pasien telah ada keluhan. Keluhan vasomotorik sering ditemukan pada keadaan estrogen tinggi. Meskipun kadar estrogen tinggi, pengobatan tetap diberikan karena pasien telah memiliki keluhan. Pada keadaan seperti ini dianjurkan pemeriksaan T3,T4 dan TSH karena baik hipertiroid maupun hipotiroid dapat menimbulkan keluhan yang menyrupai kelhan klimakterik. Bila ternyata kadar T3,T4 dan TSH normal, maka kemungkinan besar terjadi fluktuasi estradiol dalam darah. Pada wanita seperti itu dapat dicoba pemberian terapi sulih hormon untuk satu bulan dulu dan kemudian dihentikan. Kemudian tanyakan kepada pasien, apakah keluhan sudah hilang atau belum. Pada wanita pascamenopause atau menopause prekoks cukup diperiksa kadar FSH dan Estradiol (E2) darah dan FSHbiasanya > 35 mIU/ml dan kadar estradiol sudah berada 1 tahun. (11).Rekam MedikWawancaraYa/Tidak

Variabel Dependen: InsomniaKondisi dimana wanita menopause me-ngalami kesulit-an memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama 1 bulan.Skala KSPBJ-IRS(kelompok studipsikiatri biologiJakarta-InsomniaRating Scale). (Suparyanto,2009)Wawancara Ya/Tidak

3.5 Instrumen Pengumpulan DataInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kuesioner yang digunakan ada 2 jenis kuesioner, yaitu :1. Kuesioner AKuesioner ini berkaitan dengan pemahaman responden terhadap menopause yang terdiri dari 12 pertanyaan. Kuesioner ini bersifat terbuka (opened form quesionare), yaitu yang mana jawabannya dapat memperjelas identitas pasien serta menggambarkan kondisi pasien saat ini.

2. Kuesioner BKuesioner ini berkaitan dengan keadaan yang di alami pasien semenjak mengalami masa menopause. Kuesioner ini juga bersifat tertutup (closed form quesionare), yaitu pertanyaan yang sudah disediakan pilihan jawabannya, sehingga memudahkan responden untuk menjawab.Kuesioner untuk mengidentifikasi insomnia pada lansia terdiri dari 15 item pertanyaan yaitu: 1. Apakah anda mengalami kesulitan tidur?2. Apakah anda saat terbangun merasa kurang bersemangat?3. Apakah anda merasa mudah tersinggung?4. Apa Anda terbangun di malam hari dan sulit memulai tidur kembali?5. Apakah anda terbanggun lebih dari 2 kali sepanjang malam?6. Apakah yang anda pikirkan pada saat anda berusaha untuk tidur?7. Apa waktu untuk tidur anda kurang dari 7-8 jam perhari?8. Apakah anda terbangun lebih awal/ pagi dari yang di inginkan?9. Apakah anda mulai tegang ketika siap untuk tidur?10. Apakah anad tidur lebih awal/ tidur di pagi hari dengan harapan bisa mengganti waktu tidur malam 5 hari yang hilang?11. Apakah anda merasa tidur anda tidak memuaskan?12. Apakah anda ingin mengunanakan bantuan tidur seperti obat tidur?13. Apakah anda mudah terbangun karena suara keras/ gaduh tengah malam?14. Apakah anda perna mengalami mimpi hidup pada saat tidur/ terjaga?15. Pernahkah anda merasa tidak mampu untuk bergerak atau berbicara sesaat sebelum tidur?.

3.6 Teknik Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :1. Studi kepustakaan (Library Research)Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data skunder, maka dilakukanlah studi kepustakaan melalui buku-buku, artikel, jurnal dan literature lainnya guna menunjang penelitian ini.2. Wawancara (Interview)Merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab kepada pasien di Poli Penyakit Dalam RSUZA Banda Aceh. Pertanyaan yang di lakukan menyangkut insomnia pada wanita.3. Angket (kuesioner)Merupakan suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada sampel, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan bersifat tertutup karena alternatif jawaban telah disediakan.

3.7 Prosedur PenelitianResponden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang berada pada poliklinik dan di periksa oleh dokter spesialis penyakit dalam untuk mendiagnosis menopause dan peneliti akan memberikan kuisoner insomnia serta mewawancara langsung responden. Secara ringkas prosedur penelitian di ilustrasikan pada gambar berikut ini

Surat izin penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Surat izin dari Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin

Responden menopause yang berada di Poliklinik Penyakit Dalam Divisi Rheumatologi

Sampel memenuhi kriteria inklusi

Informed consent kepada responden

Responden di beri kertas kuisoner yang di wawancara langsung oleh peneliti

Pengumpulan data primer berupa hasil wawancara

Analisis data univariat dan bivariat

3.8 Analisis PenelitianDalam menganalisa data pada penelitian ini digunakan analisa univariat dan analisa bivariat. a) Analisa univariatAnalisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.b) Analisa bivariatAnalisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel yaitu hubungan antara kecemasan dengan sindroma premenstruasi pada pasien di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit dr. Zainal Abidin. Analisa data ini dilakukan dengan uji Chi-Square Kriteria hubungan ditetapkan berdasarkan p-value yang dihasilkan dengan 95% CI dan nilai = 0,05Pengolahan data menggunakan SPSS versi 16. Jika p-value dibandingkan dengan = 0,05 : Jika p-value < 005, maka ada hubungan antara kedua variabel pada CI=95% dan = 0,05. Jika p-value > 0,05, maka tidak ada hubungan antara kedua variabel pada CI=95% dan = 0,05

DAFTAR PUSTAKAx1.Affandi B. Masalah Kesehatan pada Menopause - Panduan menopause Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia; 1997.2.Galimi R. Insomnia in the eldery : an update and future chalengges. G gerontol. 2010; 58(231-247).3.Terjadi Pergeseran Umur Menopasue. 2005 Mei.4.Gelder , Michael G. New Oxford Textbook of Psychiatry London: Oxford University Press; 2003.5.Greene B, Nevid JS, Rathus SA. Psikologi abnormal Jakarta: Erlangga; 2003.6.Hirshkowitz M, Seplowitz HR, Sharafkhaneh A. Sleep Disorder. In Sadock B, Sadock V, Ruiz P. Comprehensive Textbook of Physiciatry. Philadelphia: Loppincott Williams and Wilkins; 2009. p. 2150-77.7.Endeshaw Y, Bliwise DL. Sleep disorder in the eldery. In Principlr and Practice of Geriatric Physiciatry. Philadhelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006. p. 505-22.8.Evelyn M, Daniel J, Buysse. Insomnia : Prevalance Impact,Pathogenesis, Differential Diagnosis, and Evaluation New York: Fall; 2009.9.Evelyn M, Daniel J. Insomnia : Prevelance Impact, Pathogenesis, Differential Diagnosis, and Evaluation. Fall. 2009;: p. 491-498.10.Mahendran R. Chareteristics of Patients Reffered to an Insomnia Clinic. Singapore Med J. 2001 Feb; 42: p. 64-66.11.Petit L, Azad N, Byszewski A, Sarazan F, Power B. Non-pharmacological management of primary and secondary insomnia mong older people. Age and Ageing. 2003; 32: p. 19-25.12.Sastrawinta S. Klimakterium dan Menopause : Ilmu Kandungan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo; 2007.13.Baziad A. Endokrinologi ginekologi Jakarta: Media Aesculapius; 2003.14.Baziad A. Menopause : Endokrinologi Ginekologi Jakarta: EGC; 2002.15.Burger H, Dudley E, Roberston D, Dennerstein L. Hormonal Changes in Menopause Transition. The Endocrinology Society. 2005 August.16.Philip S, Eischling , Jyotsna S. Menopasu Related Sleep Disorder. Journal of clinical sleep medicine. 2005; 1: p. 291-300.17.Brashers , valentina L. Aplikasi Klinis Patofisiologi:Pemeriksaan dan Manajemen Jakarta: EGC; 2008.18.Nevid J, Rathus S, Greene B. Psikologi Abnormal Jakarta: Erlangga; 2005.19.Women's Health : Stats & Facts. The American Congress Of Obsetricians And Gynecologists. 2011;: p. 33.

x

Lampiran 1. Perencanaan Jadwal KegiatanNo.KegiatanBulan

891011121234567

1Studi Kepustakaan

2Survei Awal

3Penyusunan Proposal

4Seminar Proposal

5Perbaikan Proposal

6Pengambilan Data

7Pengolahan Data

8Penyusunan Skripsi

9Sidang Skripsi

10Perbaikan Skripsi

Lampiran 2. Lembaran Permohonan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian LEMBAR PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDENKepada Yth: Bapak/Ibu Calon Responden Penelitiandi- Tempat Dengan hormat,Saya yang bertanda tangan dibawah ini:Nama: Rizqan Akbar PratamaNIM: 1007101050075Alamat: Kampung IlieAdalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala yang akan mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. Adapun penelitian ini berjudul:HUBUNGAN INSOMNIA TERHADAP WANITA MENOPAUSE DI POLI PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINAL ABIDIN BANDA ACEHUntuk itu saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan dari penelitian ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga serta saya akan menjamin kerahasiaannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi yang bermanfaat untuk kita bersama.Bila Bapak/Ibu tidak bersedia untuk berpartisipasi maka saya menjamin tidak akan mempengaruhi pelayanan yang akan Bapak/Ibu terima. Bila Bapak/Ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, diharapkan dapat menandatangani lembar persetujuan responden yang juga saya sertakan pada surat ini.Atas kesediaan Bapak/Ibu dan kerjasama yang baik terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih. Banda Aceh, April 2015

Lampiran 3. Surat Persetujuan Responden PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIANSaya yang bertanda tangan di bawah ini

No. Sampel:Nama:Umur:Pekerjaan:Alamat:Dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan bersedia/tidak bersedia* mengikuti penilaian kuisoner yang hasilnya akan dijadikan data dalam penelitian yang berjudul HUBUNGAN INSOMNIA TERHADAP WANITA MENOPAUSE DI POLI PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINAL ABIDIN BANDA ACEH yang dilakukan oleh Rizqan Akbar Pratama, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan seperlunya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, April 2015

HUBUNGAN INSOMNIA TERHADAP WANITA MENOPAUSE DI POLI PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINAL ABIDIN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :RIZQAN AKBAR PRATAMA1007101050075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALATAHUN 2015