Imunodefisiensi Non Virus

2
Imunodefisiensi SekunderImunodefisensi sekunder dapat dijumpai pada individu dengan berbagai kondisi.Penyebab yang paling sering adalah virus HIV. Secara umum, imunodefisiensi sekunderdisebabkan oleh dua mekanisme utama, yaitu imunosupresi yang muncul akibatkomplikasi dari penyakit atau keadaan lain, dan imunodefisiensi iatrogenik yang munculsebagai efek samping dari suatu terapi atau perlakuan lain. Malnutrisi. Penyakit/keadaan yang dapat menyebabkan imunodefisiensi sekundermeliputi: Malnutrisi protein-kalori sering ditemukan di negara berkembang dandiasosiasikan dengan gangguan imunitas selular dan humoral pada mikroorganismeyang disebabkan oleh gangguan proses metabolik tubuh. Gangguan ini dikarenakandefisiensi konsumsi protein, lemak, vitamin, dan mineral, dan akan mempengaruhimaturasi serta fungsi dari sel-sel imun Kanker. Pasien dengan kanker yang telah menyebar luas umumnya mudah terinfeksimikroorganisme karena defek pada respons imun humoral dan selular. Tumor bonemarrow dan leukemia yang muncul di sumsum tulang dapat menggangu pertumbuhanlimfosit dan leukosit normal. Selain itu, tumor dapat memproduksi substansi yangmenghambat perkembaangan atau fungsi limfosit, seperti pada penyakit Hodgkin.Dapat pula terjadi anergi, yaitu suatu kondisi dimana sistem imun tidak dapatmenginduksi respon imun terhadap antigen. Infeksi. Selain infeksi HIV, infeksi lain juga dapat menyebabkan kelainan responsimun, contohnya pada virus measles dan HTLV-1 (Human T-cell LymphothropicVirus-1) yang keduanya menginfeksi limfosit. HTLV-1 merupakan retrovirus miripHIV, akan tetapi HTLV-1 bekerja dengan mengubah sel T helper menjadi sel Tneoplasma yang malignan, disebut juga ATL (adult T-cell Leukemia). HTLV-1 dapatmenyebabkan berbagai infeksi oportunistik. Selain virus, infeksi kronikMycobacterium tuberculosis, berbagai jenis fungi, dan berbagai jenis parasit dapat juga menyebabkan imunosupresi.

description

imunodefisiensi sekundermalnutrisikankerefek samping obat (imunosupresan)inveksi

Transcript of Imunodefisiensi Non Virus

Imunodefisiensi SekunderImunodefisensi sekunder dapat dijumpai pada individu dengan berbagai kondisi.Penyebab yang paling sering adalah virus HIV. Secara umum, imunodefisiensi sekunderdisebabkan oleh dua mekanisme utama, yaitu imunosupresi yang muncul akibatkomplikasi dari penyakit atau keadaan lain, dan imunodefisiensi iatrogenik yang munculsebagai efek samping dari suatu terapi atau perlakuan lain.

Malnutrisi. Penyakit/keadaan yang dapat menyebabkan imunodefisiensi sekundermeliputi: Malnutrisi protein-kalori sering ditemukan di negara berkembang dandiasosiasikan dengan gangguan imunitas selular dan humoral pada mikroorganismeyang disebabkan oleh gangguan proses metabolik tubuh. Gangguan ini dikarenakandefisiensi konsumsi protein, lemak, vitamin, dan mineral, dan akan mempengaruhimaturasi serta fungsi dari sel-sel imun

Kanker. Pasien dengan kanker yang telah menyebar luas umumnya mudah terinfeksimikroorganisme karena defek pada respons imun humoral dan selular. Tumor bonemarrow dan leukemia yang muncul di sumsum tulang dapat menggangu pertumbuhanlimfosit dan leukosit normal. Selain itu, tumor dapat memproduksi substansi yangmenghambat perkembaangan atau fungsi limfosit, seperti pada penyakit Hodgkin.Dapat pula terjadi anergi, yaitu suatu kondisi dimana sistem imun tidak dapatmenginduksi respon imun terhadap antigen.

Infeksi. Selain infeksi HIV, infeksi lain juga dapat menyebabkan kelainan responsimun, contohnya pada virus measles dan HTLV-1 (Human T-cell LymphothropicVirus-1) yang keduanya menginfeksi limfosit. HTLV-1 merupakan retrovirus miripHIV, akan tetapi HTLV-1 bekerja dengan mengubah sel T helper menjadi sel Tneoplasma yang malignan, disebut juga ATL (adult T-cell Leukemia). HTLV-1 dapatmenyebabkan berbagai infeksi oportunistik. Selain virus, infeksi kronikMycobacterium tuberculosis, berbagai jenis fungi, dan berbagai jenis parasit dapatjuga menyebabkan imunosupresi.Sementara itu, terapi atau perlakuan lain yang dapat menyebabkan imunodefisiensiadalah : Pemberian obat. Beberapa obat diberikan untuk menyupresi respon imun, sepertikortikosteroid dan siklosporin. Selain itu, kemoterapi pada penderita kanker jugamemliki efek samping imunosupresi berupa efek sitotoksik pada limfositselamabeberapasaat,sehinggapasienkankeryangbarumenjalanikemoterapiakanmengalami satu periode dimana dia akan lebih mudah terinfeksi suatumikroorganisme.

Pengangkatan lien. Seseorang yang mengalami pengangkatan lien sebagai terapikarena trauma atau kondisi hematologik dapat menyebabkan adanya peningkatansuspeksibilitas terhadap infeksi, terutama terhadap bakteri encapsulated sepertiStreptococcus pneumoniae. Hal ini disebabkan oleh defek klirens mikrobateropsonisasi di darah yang semestinya dilakukan lien.