HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : TRI LUGIANTO K2508030 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSTAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2012

Transcript of HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

Page 1: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

TRI LUGIANTO

K2508030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSTAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Agustus 2012

Page 2: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

TRI LUGIANTO

K2508030

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan

Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSTAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Agustus 2012

Page 4: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Tri Lugianto. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN

KONSELING DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Agustus 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyelidiki hubungan persepsi siswa

dan peran bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012, (2) Menyelidiki hubungan persepsi siswa dengan

minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta, (3) Menyelidiki hubungan peran

bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta, (4)

Menyelidiki hubungan yang lebih kuat antara variabel persepsi siswa dan peran

bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey dan

pendekatan kuantitatif . Subjek penelitian adalah siswa kelas X di SMK Negeri 2

Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X semua

jurusan tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 726 siswa. Sampel diambil

dengan teknik proporsional random sampling sejumlah 255 siswa. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran angket . Uji coba angket

dilakukan kepada 30 responden dari satu kelas yaitu X TPM D. Untuk uji validitas

menggunakan rumus product moment pearson dan uji reliabilitas menggunakan

rumus Alpha. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi ganda dua

prediktor dan teknik korelasi product moment Pearson. Namun, terlebih dahulu

melakukan pengujian prasyarat analisis yang meliputi : (1) Uji Normalitas data,

(2) Uji Linier dan Keberartian Regresi, (3) Uji Independen.

Berdasarkan hasil analisis dapat diambil simpulan, (1) Terdapat

hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat

memasuki SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Variabel persepsi

siswa memberikan sumbangan relatif 83,8% dan sumbangan efektifnya sebesar

54,1%. Variabel peran bimbingan konseling memberikan sumbangan relatif

sebesar 16,2% dan sumbangan efektif sebesar 10,5%. (2) Terdapat hubungan

persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. (3) Terdapat

hubungan peran bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK Negeri 2

Surakarta. (4) Variabel persepsi siswa memiliki hubungan yang lebih kuat dengan

minat memasuki SMK N 2 Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian ini, rekomendasi yang dapat diberikan yaitu

SMK Negeri 2 Surakarta perlu meningkatkan strategi promosi sekolah ke

masyarakat dan sekolah menengah pertama melalui bagian bimbingan konseling

karena strategi promosi yang baik akan mampu meningkatkan kualitas sumber

daya input siswa. Disamping itu, perlu adanya penelitian lanjutan dengan

menambah variabel yang bebas untuk mengetahui hubungan dengan minat

memasuki SMK.

Kata kunci : persepsi, peran bimbingan konseling, minat memasuki SMK

Page 7: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Tri Lugianto. THE CORRELATION OF STUDENT PERCEPTION AND

COUNSELING GUIDING ROLE TO THE INTEREST OF ENTERING

SMK NEGERI 2 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012.

Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret

University. August 2012.

The objectives of research are (1) to obtain the describtion on the

correlation of student perception and counseling guiding role to the interest of

entering SMK Negeri 2 Surakarta in the school year of 2011/2012, (2) to obtain

the describtion on the correlation of student perception to the interest of entering

SMK Negeri 2 Surakarta, (3) to obtain the describtion on the correlation of

counseling guiding role to the interest of entering SMK Negeri 2 Surakarta,and

(4) obtain the describtion which is stronger on the correlation between student

perception and counseling guiding to interest of entering SMK Negeri 2

Surakarta.

This study employed a survey method and quantitative approach. The

subject of research was the X graders of SMK Negeri 2 Surakarta. The population

of research was all X graders of SMK Negeri 2 Surakarta from all departments in

the school year of 2011/2012, consisting of 726 students. The sample consisted of

255 students, taken using proportional random sampling technique. The

instrument used in this research was questionnaire distribution. The tryout of

questionnaire was conducted with 30 respondents of one class, X TMP D. The

validity test was done using product moment Pearson formula and reliability test

was done using Alpha formula. Technique of analyzing data used was a two-

predictor multiple regression analysis and Pearson’s product moment correlation

technique. However, the analysis prerequisite testing was done first including: (1)

data normality test, (2) linearity and Regression Significance Tests, and (3)

Independent Test.

Based on the result of analysis, it could be concluded that, (1) there was a

correlation of student perception and counseling guiding role to the interest of

entering SMK Negeri 2 Surakarta in the school year of 2011/2012. The student

perception variable gave relative contribution of 83.8% and effective contribution

of 54.1%. The counseling guiding variable gave relative contribution of 16.2%

and effective contribution of 10.5%. (2) There was a correlation of student

perception to the interest of entering SMK Negeri 2 Surakarta. (3) There was a

correlation of counseling guiding role to the interest of entering SMK Negeri 2

Surakarta. (4) Variable of student perception is stronger on the correlation to

interest of entering SMK N 2 Surakarta.

Considering the result of research, the following recommendations could

be given. SMK Negeri 2 Surakarta should improve its school promotion strategy

to the society and junior high schools through counseling guiding division

because a good promotion strategy would improve the quality of student input

resource. In addition, there should be further studies by adding independent

variables to find out the relationship with the interest of entering SMK.

Keywords: perception, the role of counseling guiding, interest of entering SMK

Page 8: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Bila hasil ditentukan oleh usahanya, maka takdir hanyalah konsekuensi.”

(Penulis)

“Allah SWT maha mendengar, maka jangan pernah takut untuk bermimpi dan

mencoba semua tantangan”

(Penulis)

“Going The Extra Miles, menjadi diatas rata-rata orang kebanyakan”

(A.Fuadi- Penulis novel “Negeri 5 Menara”)

”Barang siapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan

jalan baginya ke surga”.

(HR. Muslim)

Page 9: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur pada Allah SWT, penulis persembahkan karya ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta,

yang senantiasa mendoakan dan selalu memberikan semangat dikala putus asa

melanda, senantiasa mencurahkan kasih sayang yang teramat dalam kepada

penulis

Makdhe Mundri, Kang Yoga, Mbak Dwi dan Irmawan,

yang senantiasa mendukung dan menguatkan

Sahabat Woyo Corporation

(Valiant, Deni, Cipto, Awan)

Kalian adalah sahabat-sahabatku yang super dan luarbiasa

Sahabat Pelangi Buana

(Mas Rifki, Kukuh, Mas Koko, Agung, Ais, Rian, Mas Hepy, Mas Eko,

Agus, Dika, Mas Ilham, Dani, Imam, Helmi, Jatmiko)

Orang-orang hebat dibelakang penulis

yang setia menemani dan mensupport

Keluarga Besar KSR PMI UNIT UNS dan PMI Kota Surakarta,

yang membesarkan penulis

Dosen-dosenku dan Teman – Teman PTM UNS

Terima kasih telah membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.

Almamater

Page 10: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN

KONSELING DENGAN MINAT MEMASUKI SMK NEGERI 2

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Sholawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad dan semoga kita

termasuk umatnya yang mendapat syafaat di Yaumul Qiyamah, amin.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapat gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan

Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikan

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan.

3. Ketua Program Pendidikan Teknik Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik

dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Drs. Ranto HS.,M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ngatou Rohman,S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, dengan penuh

semangat memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SMK Negeri 2 Surakarta yang telah memberi kesempatan dan tempat

guna pengambilan data penelitian.

7. Para siswa SMK Negeri 2 Surakarta yang telah bersedia untuk berpartisipasi

dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Teman-teman PTM FKIP UNS Angkatan 2008.

Page 11: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan

dan saran yang membangun, senantiasa penulis harapkan. Skripsi ini semoga

dapat bermanfaat bagi penulis dan sebagai khasanah keilmuan dimasa yang akan

datang.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis,

Page 12: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Indentifikasi Masalah ....................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5

D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8

1. Tinjauan Persepsi ..................................................................... 8

2. Bimbingan Konseling .............................................................. 12

3. Tinjauan Minat ......................................................................... 20

4. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ....................................... 25

5. Peserta didik (Siswa) ................................................................ 27

B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 29

Page 13: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 30

D. Hipotesis ........................................................................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 34

1. Tempat Penelitian...................................................................... 34

2. Waktu Penelitian ...................................................................... 34

B. Rancangan Penelitian ..................................................................... 35

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36

1. Populasi .................................................................................... 36

2. Sampel ....................................................................................... 36

3. Teknik Sampling ....................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38

1. Identifikasi Variabel .................................................................. 38

2. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 39

E. Teknik Analisis Data .................................................................... 46

1. Analisis Data Perindikator ........................................................ 47

2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 49

3. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 56

A. Deskripsi Data ................................................................................ 56

1. Persepsi Siswa Tentang SMK ................................................... 56

2. Peran Bimbingan Konseling ..................................................... 58

3. Minat Memasuki SMK ............................................................. 60

4. Hasil Wawancara ...................................................................... 62

B. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 64

1. Uji Normalitas Data ................................................................. 64

2. Uji Linieritas dan Keberartian .................................................. 64

3. Uji Independen .......................................................................... 66

C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 67

D. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................. 68

Page 14: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................... 71

A. Simpulan ...................................................................................... ... 71

B. Implikasi ...................................................................................... .... 72

C. Saran ............................................................................................ .... 73

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74

LAMPIRAN ....................................................................................................... 76

Page 15: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar ............................................................................................. Halaman

2.1. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 32

3.1. Waktu Penelitian ...................................................................................... 35

4.1. Histogram Data Persepsi Siswa ................................................................ 56

4.2. Hitogram Peran Data Bimbingan Konseling ............................................ 59

4.3. Histogram Data Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta ........................... 61

4.4. Grafik Linieritas regresi X1 terhadap Y dan Keberartian Y= a+ b.X1 ..... 65

4.5. Grafik Linieritas regresi X2 terhadap Y dan Keberartian Y= a+ b.X2 ..... 66

Page 16: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel ............................................................................................. Halaman

3.1. Data Siswa Kelas X ................................................................................... 36

3.2. Sampel Penelitian ...................................................................................... 37

3.3. Skala Likert ............................................................................................... 41

3.4. Interpretasi Nilai r ..................................................................................... 45

3.5. Kriteria Penilaian Komponen .................................................................... 48

3.6. Penentuan Skor Variabel Persepsi ............................................................ 48

3.7. Penentuan Skor Variabel Peran Bimbingan Konseling ............................ 49

3.8. Penentuan Skor Variabel Minat Memasuki SMK ..................................... 49

3.9. Analisis Varians Untuk Uji Keliniearan Regresi ...................................... 51

4.1. Distribusi Data Persepsi Siswa ................................................................. 56

4.2. Distribusi Data Peran Bimbingan Konseling ............................................ 58

4.3. Distribusi Data Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta ............................. 61

4.4. Data responden Wawancara ...................................................................... 63

4.5. Simpulan Wawancara ............................................................................... 63

4.6. Rangkuman Uji Normalitas Data ............................................................ 64

4.7. Rangkuman Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ................................. 68

Page 17: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Penentuan Sampel ..................................................................................... 77

2. Data SMK Negeri 2 Surakarta .................................................................. 79

3. Kisi-kisi Angket Tryout ............................................................................ 82

4. Angket Tryout ........................................................................................... 84

5. Kisi-kisi Angket Penelitian ....................................................................... 91

6. Angket Penelitian ...................................................................................... 93

7. Uji Validitas Data Angket ......................................................................... 100

8. Uji Reliabilitas Data .................................................................................. 103

9. Rekapitulasi Angket Variabel Persepsi Siswa .......................................... 106

10. Rekapitulasi angket variabel peran bimbingan konseling......................... 114

11. Rekapitulasi angket variabel minat memasuki SMK N 2 Surakarta ......... 121

12. Data Induk Penelitian ................................................................................ 130

13. Pertanyaan wawancara ............................................................................. 137

14. Rangkuman nilai angket variabel persepsi siswa ...................................... 138

15. Rangkuman nilai angket variabel peran bimbingan konseling ................. 139

16. Rangkuman nilai angket variabel minat .................................................. 140

17. Uji Normalitas Data variabel persepsi ...................................................... 141

18. Uji Normalitas Data variabel peran bimbingan konseling ....................... 145

19. Uji Normalitas Data variabel minat ......................................................... 147

20. Manual perhitungan uji linier dan keberartian regresi X1 ....................... 149

21. Manual perhitungan uji linier dan keberartian regresi X2 ........................ 151

22. Tabel nilai r product moment .................................................................... 153

23. Uji Independensi ...................................................................................... 154

24. Analisis Regresi dua prediktor .................................................................. 162

25. Tabel Nilai F ............................................................................................ 172

26. Analisis Perindikator Variabel Persepsi Siswa ......................................... 173

27. Analisis Perindikator Variabel Peran BK ................................................. 178

Page 18: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

28. Analisis Perindikator Variabel Minat Memasuki SMK ............................ 183

29. Dokumen SRP SMK Negeri 2 Surakarta .................................................. 188

30. Surat-surat Pelaksanaan Penelitian Skripsi ............................................... 189

Page 19: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kabar yang cukup menggembirakan diawal tahun 2012 dari dunia

pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana telah

berhasil membuat sebuah mobil yang dinamakan “Esemka”. Terlebih dengan

adanya wacana yang memungkinkan “Esemka” menjadi mobil nasional. Secara

tidak langsung dengan pemberitaan media yang begitu gencarnya membuat nama

SMK naik daun dan diperbincangkan banyak kalangan. Topik SMK menjadi

perbincangan dari kalangan siswa sekolah, orang tua siswa hingga politisi. Hal ini

menjadi satu titik terang pada jargon DIRJEN SMK yaitu “SMK Bisa”, serta

sesuai pula dengan amanah lembaga pendidikan yaitu untuk mencerdaskan bangsa

dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai pelaku

pembangunan.

Prestasi nyata yang ditorehkan siswa SMK di beberapa daerah dan salah

satunya di Kota Solo, tentunya akan memberikan gambaran positif tentang SMK

bagi masyarakat dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap kualitas

SMK, khususnya SMK berbasis teknologi industri. Citra baik ini menjadi sebuah

optimisme besar akan semakin majunya semua segi dan mutu SMK kedepannya.

Lebih lanjutnya, dampak positifnya adalah timbulnya persepsi positif pula dari

masyarakat terhadap SMK. Rakhmat (2004: 6) mendefinisikan “persepsi adalah

pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

mengumpulkan informasi dan menafsirkan peran”. Persepsi bersifat subyektif

karena persepsi setiap individu terhadap suatu obyek akan berbeda satu sama lain.

Persepsi yang dibentuk oleh seorang individu dipengaruhi oleh isi memori dan

pengalaman masa lalu yang tersimpan dalam memori.

Pengembangan persepsi yang baik dan berkelanjutan tentunya akan

menciptakan suatu dorongan untuk melakukan tindakan atau aktifitas tertentu.

Begitu halnya dalam hal pemilihan jenjang pendidikan lanjut bagi siswa sekolah.

Page 20: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Banyaknya jumlah SMP di Kota Solo baik negeri atau swasta yang setiap tahun

menghasilkan ribuan lulusan dengan kapasitas tertentu haruslah membuat suatu

pilihan untuk jenjang pendidikan mereka. Namun, dalam beberapa kasus di

temukan bahwa siswa lulusan SMP lebih banyak memilih untuk melanjutkan ke

SMA dari ke SMK. Dugaan dari kasus tersebut adalah bahwa citra SMK yang

belum terlalu bagus bagi mereka sehingga menimbulkan persepsi yang cenderung

ke arah negatif.

Heterogenisasi siswa SMP yang kompleks dengan berbagai karakter

masing-masing akan membuat persepsi yang berbeda. Pada usia ini pula, siswa

cenderung membuat sebuah keputusan bukan pada pertimbangan yang matang.

Mereka kebanyakan bertindak sesuai dengan persepsi subjektif terhadap sesuatu

hal. Oleh karenanya perlu adanya suatu peran pendukung dalam bimbingan yang

intensif. Bimbingan nyata yang dilakukan sekolah adalah melalui bidang

bimbingan konseling. “Bimbingan konseling membantu peserta didik agar

memiliki kompetensi mengembangkan kompetisi dirinya seoptimal mungkin atau

mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang

harus dikuasainya sebaik mungkin” Wardati (2007:1). Tetapi agaknya tidak

semua sekolah dapat berperan merata dan sesuai garis kebutuhan. Padahal

pembentukan persepsi baik sejak dini yang dimulai dari sekolah akan membentuk

kemampuan pengambilan keputusan yang baik pula.

. Sekolah asal yang ideal harus pula berperan dalam mendorong output

untuk pemilihan sekolah lanjut. Peran strategis yang ada disekolah awal adalah

bimbingan dan konseling dengan adanya sosialisasi objektif tentang gambaran

pendidikan lanjut. Tetapi jarang sekali di temukan adanya bimbingan konseling

yang secara aktif membimbing siswa ke suatu sekolah tertentu. Bimbingan

konseling berperan ketika seorang siswa secara aktif terlebih dahulu meminta

dibimbing atau info ke suatu sekolah tertentu.

Secara umum, terdapat banyak alasan dan faktor yang berhubungan

dengan minat siswa memilih salah satu sekolah sebagai sekolah lanjutannya.

Masing-masing faktor biasanya memiliki taraf hubungan yang berbeda-beda yang

Page 21: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kemungkinan dipengaruhi pula oleh faktor-faktor yang lainnya. Namun, dalam hal

memilih sekolah lanjutan, ada beberapa faktor umum yang biasanya dianggap

memiliki hubungan dengan minat ke sebuah sekolah selain persepsi dan peran

bimbingan konseling disekolah asal, yaitu faktor lingkungan sosial siswa dan

dorongan orang tua atau keluarga.

Perbedaan latar belakang keluarga orang tua mengakibatkam timbulnya

perbedaan pandangan atau aspirasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan

anak. hal ini berpengaruh pula terhadap bagaimana orang tua mendidik dan

menyampaikan informasi kepada anak. pada kehidupan nyata, orang tua biasaya

senantiasa mengarahkan kepada anak mengenai pilihan sekolah lanjutan. Bahkan

pada beberapa kasus orang tua cenderung otoriter dalam memilihkan sekolah bagi

anaknya yang dianggap paling baik. Sedangkan apabila orang tua memberikan

dorongan yang baik dan memberikan gambaran kedepannya tentunya meski

sedikit kemungkinan akan mempengaruhi persepsi anak tentang salah satu sekolah

tersebut tetapi dugaannya adalah bahwa keluarga tidak memberikan dorongan

bagi anaknya untuk masuk ke SMK N 2 Surakarta.

“Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem

adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang

yang hidup dalam lingkungan berpendidikan tinggi akan cenderung mengikuti

lingkungannya” Purwanto (2004:2). Berdasarkan uraian tersebut telah jelas

adanya suatu interaksi dimana seorang individu banyak terpengaruh oleh

lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial yang baik akan memberikan dampak

yang baik dan begitu sebaliknya. Seorang individu juga pada dasarnya

memberikan perhatian lebih pada sesuatu yang menjadi perhatian sistem pada

lingkungan sosial dimana individu itu berada. Lingkungan sosial tanpa disadari

terkadang membentuk pola fikir dan paradigma siswa. Pola pikir yang

berkembang pada umumnya menomorduakan SMK dari SMA sebagai sekolah

lanjutannya.

Page 22: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Paradigma awal penelitian adalah bahwa setiap persepsi subjektif

seseorang berhubungan dengan pilihan tindakan lanjut. Persepsi ini dapat bersifat

negatif atau positif dan keduanya memiliki andil. Persepsi yang akan diteliti

adalah mengenai studi lanjut dari siswa SMP yang akan memutuskan untuk

masuk SMK terutama yang berbasis teknologi Industri. Persepsi siswa dan peran

sekolah asal dalam membantu membimbing secara objektif memiliki pengaruh

terhadap minat siswa pada pendidikan lanjutnya.

Peneliti berusaha menganilisa hubungan persepsi dan peran bimbingan

sekolah asal melalui bagian bimbingan konseling terhadap minat mereka untuk

masuk SMK berbasis teknologi industri. Menurut W.S.Winkel (1999 : 188)

“Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa

tertarik pada suatu bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang

mempelajari materi itu”. Pendapat tersebut telah dengan jelas menggambarkan

bagaimana minat sendiri akan menentukan rasa senang pada satu bidang studi.

Persepsi siswa, peran bimbingan konseling dan minat memasuki SMK N 2

Surakarta merupakan tiga varibel yang dianggap penting untuk diteliti dalam

penelitian ini. Ketiga variabel tersebut didasarkan atas fenomena SMK saat ini

yang memiliki kemajuan cukup pesat. Selain prestasi yang diukir oleh siswa-

siswanya juga adanya peningkatan jumlah peminat dan kualitas input siswa ke

SMK. Seperti yang disampaikan ketua panitia penerimaan peserta didik baru

(PPDB) SMK N 2 surakarta tahun 2012, Bambang Dwi Astanto bahwa pendaftar

PPDB offline di sekolah setempat meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.

Dikatakan, jumlah pendaftar sudah mencapai 1.200-an orang padahal kuota hanya

681, Joglosemar (05/5/2012). Jadi, diharapkan hasil penelitian ini memberikan

kontribusi bagi pengembangan dan turut menjadi jalan bagi solusi permasalahan

di SMK.

Dari beberapa SMK di Kota Solo baik negeri maupun swasta yang

berbabasis teknologi industri, peneliti memilih SMK N 2 Surakarta sebagai

tempat penelitian. SMK N 2 Surakarta sebagai sample yang nantinya akan

mewakili SMK lain dengan basis yang sama. Penelitian sendiri nantinya tidak

Page 23: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dilakukan di SMP-SMP karena peneliti memfokuskan pada siswa yang telah

mengikuti dan masuk pendidikan di SMK N 2 Surakarta.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bermaksud agar

memperoleh gambaran hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan sekolah

melalui bagian bimbingan konseling disekolah asal dengan minat memasuki SMK

SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini berjudul “Hubungan Persepsi Siswa dan

Peran Bimbingan Konseling Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian diharapkan memberikan kontribusi

positif bagi dunia pendidikan dan khasanan keilmuan pada umumnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi

masalah yang berhubungan dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012, sebagai berikut :

1. Persepsi siswa (subjektif) yang negatif tentang SMK Negeri 2 Surakarta.

2. Tidak adanya peran bimbingan konseling di sekolah asal siswa pada pilihan

sekolah lanjut ke SMK.

3. Keluarga/orang tua tidak mendorong anaknya untuk masuk SMK.

4. Lingkungan sosial membentuk paradigma negatif mengenai SMK

5. Minat siswa untuk memasuki SMK relatife kecil.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar hasil dari penelitian tidak

terlalu luas dan kurang memiliki nilai manfaat. Batasan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut :

1. Persepsi siswa terhadap SMK Negeri 2 Surakarta

2. Peran bimbingan konseling di sekolah asal siswa dalam membimbing

memasuki SMK

3. Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta

Page 24: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Alasan pembatasan pada poin (1) dan (2) adalah karena dianggap

memiliki hubungan lebih dominan dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta.

Sedangkan pembatasan pada poin (3) karena berdasarkan fenomena minat masuk

SMK yang pada dewasa ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan

masalahnya sebagai berikut :

1. Adakah hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling dengan

minat memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?

2. Adakah hubungan persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?

3. Adakah hubungan peran bimbingan konseling dengan minat siswa memasuki

SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?

4. Manakah diantara variabel persepsi siswa dan peran bimbingan konseling

yang memiliki hubungan lebih kuat dengan minat memasuki SMK N 2

Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut :

1. menyelidiki hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling dengan

minat memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

2. menyelidiki hubungan persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

3. menyelidiki hubungan peran bimbingan konseling dengan minat memasuki

SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

4. Menyelidiki hubungan yang lebih kuat antara variabel persepsi siswa dan

peran bimbingan konseling dengan minat memasuki SMK N 2 Surakarta.

Page 25: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar pengetahuan teoritis untuk

mengembangkan penelitian-penelitian yang relevan pada masa yang akan

datang.

b. Hasil penelitian dapat memperkaya khasanah penelitian dalam dunia

pendidikan khususnya dalam analisa input siswa di SMK berbasis

teknologi Industri..

c. Sebagai informasi bagi SMK Negeri 2 Surakarta dan sekolah lainnya

mengenai pengaruh persepsi siswa dan peran bimbingan konseling

terhadap minat memasuki SMK berbasis teknologi industri.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan SMK Negeri 2

Surakarta dan SMK berbasis teknologi industri lainnya dalam upaya

mengembangkan dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan

mengetahui latar belakang persepsi dan peran bimbingan konseling di

sekolah asal.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan

potensi dan minat siswa di SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK berbasis

teknologi industri lainnya.

c. Penelitian ini sebagai salah satu wahana bagi peneliti dalam penerapan

teori-teori yang diperoleh selama menjalani pendidikan di Universitas

Sebelas Maret Surakarta, Selain itu, sebagai bekal pengetahuan dan

wawasan lapangan sebagai seorang calon pendidik.

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi SMK Negeri 2

Surakarta dalam hal strategi promosi sekolah kepada calon-calon siswa.

Page 26: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Tinjauan Persepsi

Dalam Kamus Lengkap Psikologi persepsi diartikan “sebagai proses

mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera,

yang merupakan kesadaran dari proses organis dan dipengaruhi oleh

pengalaman masa lalu” (Chaplin, 1999: 358).

Menurut Walgito (2002:46) persepsi adalah “proses pengorganisasian,

penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga

merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam

diri individu”. Dengan persepsi, individu dapat menyadari tentang keadaan

lingkungan yang ada disekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang

bersangkutan.

Irwanto (1998:71) juga mendefinisikan persepsi sebagai “proses

diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

diterima) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti”. Rakhmat (2004:51)

mendefinisikan persepsi “sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

makna informasi”.

Persepsi merupakan proses kognitif dimana sesorang memberikan arti

kepada suatu lingkungan melalui proses penginderaan. Stimulus ditangkap oleh

alat indera kemudian stimulus itu diorganisasikan dan diinterpretasikan

sehingga kemudian individu memberi arti pada stimulus yang direspon

tersebut. Hasil dari persepsi pada setiap individu akan berbeda, tergantung dari

pengalaman dan pengetahuan individu tentang objek.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah hasil dari suatu proses

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima indera

sehingga stimulus tersebut dimengerti dan mempengaruhi tingkah laku

selanjutnya.

Page 27: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

a. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi merupakan sebuah proses yang kompleks, yang terdiri dari

proses penginderaan, pengorganisasian dan interpretasi maka proses

terjadinya dipengaruhi oleh beberapa komponen. Ada beberapa hal yang

berpengaruh dalam proses persepsi bagi seorang individu. Menurut Walgito

(2002:47) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :

1) Faktor Internal

Yaitu fisiologis dan psikologis. Fisiologis merupakan proses

penginderaan, yang terdiri dari reseptor yang merupakan alat untuk

menerima stimulus, syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan

stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf (otak) dan syaraf

motoris sebagai alat untuk mengadakan respon. Sedangkan psikologis

berupa perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, pengalaman dan

motivasi.

2) Faktor External

Adanya stimulus dan keadaan yang melatarbelakangi terjadinya persepsi.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga

dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan. Dalam terbitan

buku terbarunya, Walgito (2004:90), menambahkan satu faktor yang

mempengaruhi persepsi, yaitu:

3) Perhatian

Langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan

persepsi adalah perhatian. Perhatian merupakan pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu

atau sekumpulan objek.

Menurut Krech dan Crutchfield dalam Rakhmat (2004:51-59)

menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu:

1) Faktor Fungsional

Faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat seperti kebutuhan

(needs), suasana hati (moods), pengalaman masa lalu dan sifatsifat

Page 28: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

individual lainnya. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk

stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli

itu.

2) Faktor Struktural

Terdiri dari faktor-faktor yang terkandung dalam rangsang fisik dan

proses neurofisiologik. Proses ini terjadi secara keseluruhan pada objek

yang direspon.

Menarik dari penjelasan di atas, para ahli mengemukakan bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi. Faktor internal yang

meliputi penginderaan (alat indra), perasaan, kemampuan berpikir, kerangka

acuan, pengalaman dan motivasi sama dengan faktor subjek dan faktor

fungsional. Sedangkan faktor eksternal yang berupa stimulus dan keadaan

sama dengan faktor objek, faktor konteks dan faktor struktural.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan peneliti bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor didalam individu,

yaitu bagaimana individu tersebut menanggapi stimulus yang datang. Faktor

internal dapat berupa penginderaan (alat indra), perasaan, kemampuan

berpikir, pengalaman masa lalu, kebutuhan, motivasi, dan minat. Sedangkan

faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan individu

yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Faktor eksternal

meliputi stimulus, keadaan, penampilan yang terdapat pada objek yang

dipersepsi.

b. Aspek-aspek Persepsi

Sebagaimana telah diungkapkan diatas bahwa persepsi merupakan

proses kognitif, dimana dalam menginterpretasikan suatu stimulus

diperlukan kerja otak sebagai pusat susunan syaraf untuk merespon stimulus

tersebut sehingga menghasilkan konsep mengenai apa yang dilihat. Berlyne

dalam Sarwono (1983:94) mengemukakan empat aspek dalam persepsi yang

membedakan persepsi dari proses berpikir, yaitu :

Page 29: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsang bervariasi tergantung pola

dari keseluruhan dimana rangsang tersebut menjadi bagiannya.

2) Persepsi bervariasi pada setiap orang.

3) Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) alat indera.

4) Persepsi cenderung berkembang ke arah tertentu dan sekali terbentuk

kecenderungan itu biasanya akan menetap.

Menurut Davidoff (1987:127) selama proses persepsi, pengetahuan

tentang dunia dikombinasikan dengan kemampuan konstruktif pengamat,

fisiologi dan pengalaman. Kemampuan konstruktif berkenaan dengan proses

kognitif tertentu akan gambaran yang menarik dalam mempersepsi.

Fisiologi berarti proses pengelolaan informasi oleh sistem sensor dan syaraf.

Pengalaman berkenaan dengan menciptakan harapan dan motivasi.

Berdasarkan uraian diatas, Peneliti berkesimpulan bahwa aspek-

aspek yang mempengaruhi persepsi antara lain adalah :

1) Pengalaman

Persepsi bersifat individual dan situasional, oleh karena itu hasil persepsi

bervariasi pada setiap orang. Hal ini dikarenakan berbedanya pengalaman

yang dimiliki oleh setiap orang. Pengalaman tidak hanya diperoleh dari

kejadiankejadian yang dialami oleh individu itu sendiri, melainkan juga

berasal dari informasi informasi yang didapat dari media, pengetahuan

dan kejadian yang dialami oleh orang lain.

2) Kemampuan Kognisi

Persepsi merupakan kemampuan yang menitik beratkan pada aspek

kognisi, sehingga apa yang dilihat akan mempunyai konsep tertentu bagi

individu dan yang menarik akan menetap dalam proses kognisi. Proses

kognisi berhubungan dengan pengenalan akan objek, peristiwa-peristiwa,

hubungan yang diperoleh karena diterimanya suatu rangsang.

Page 30: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Proses Terjadinya Persepsi

Mengingat bahwa persepsi berhubungan dengan pencapaian

pengetahuan khusus tentang objekobjek atau kejadian-kejadian pada saat

tertentu, maka ia timbul apabila stimuli mengaktivasi indera. Proses

terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan

stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor, stimulus ini

kemudian diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak

dan terjadilah proses pengamatan yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman,

proses belajar, cakrawala dan pengetahuan yang dimiliki orang tersebut.

Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan

bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuan dan

cakrawalanya memberikan arti terhadap objek psikologik tersebut. Taraf

terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari tentang stimulus

yang diamati dan merespon stimulus tersebut. Penelitian ini memfokuskan

pada persepsi siswa, dimana persepsi itu dapat timbulkan karena

pengalaman pribadi atau informasi dari luar.

2. Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan

Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahakan orang

setidaknya sejak awal abad ke-20an, yaitu sejak dimulainya bimbingan

yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu, rumusan-

rumusan tentang bimbingan bermunculan sesuai dengan perkembangan

pelayanan bimbingan itu sendiri sebagai perkerjaan khas yang ditekuni

oleh para peminat dan ahlinya.

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang laki-laki

atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan

terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk

membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan

pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan

menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow, 1960).

Page 31: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Memperhatikan hal-hal pokok yang terkandung dalam rumusan

tentang bimbingan yang dikemukaka diatas, tampak bahwa pelayanan

bimbingan mengalami perkembangan yang cukup berarti dari masa ke

masa, yatu dari hanya sekedar mempersiapkan seseorang untuk memasuki

suatu jabatan atau pekerjaan tertentu sampai dengan pemberian bantuan

dalam pengentasan masalah-masalah diberbagai bidang, seperti masalah-

masalah pendidikan, social, dan pribadi. Dengan demikian, pelayanan

bimbingan telah menjangkau berbagai aspek yang lebih luas dari

perkembangan dan kehidupan manusia. Unsur-unsur pokok bimbingan

sebagai berikut :

1. Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses. Ini berarti bahwa

pelayanan bimbingan bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan melalui

liku-liku sesuai dengan dinamika yang terjadi dalam pelayanan ini.

2. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. Bantuan disini tidak

diartikan sebagai bantuan materiil (seperti uang, hadiah, sumbangan,

dan lain-lain), melainkan bantuan yang bersifat menunjang bagi

pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing.

3. Bantuan itu diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun

kelompok. Sasaran pelayanan bimbingan adalah orang yang diberi

bantuan, baik orang seorang secara individual atau pun secara

kelompok.

4. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas kekuatan

klien sendiri. Dalam kaitan ini, tujuan bimbingan adalah

memperkembangkan kemampuan klien (orang yang dibimbing) untuk

dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya, dan

akhirnya dapat mencapai kemandirian.

5. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan,

interaksi, nasehat, ataupun gagasan, serta alat-alat tertentu, baik yang

berasal dari klien sendiri, konselor maupun dari lingkungan. Bahan-

bahan yang berasal dari klien sendiri dapat berupa masalah-masalah

Page 32: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang sering dihadapi, data tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-

kelemahannya, serta sumber-sumber yang dimilikinya. Sedangkan

bahan-bahan yang berasal dari lingkungannya dapat berupa informasi

tentang keadaan social-budaya dan latar belakang kehidupan keluarga,

dan lain-lain. Interaksi dimaksudkan suasana membangun hubungan

antara orang yang satu dengan orang lainnya. Dalam interaksi ini dapat

berkembang dan dipetik hal-hal yang menguntungkan bagi individu

yang dibimbing. Nasihatnya biasanya berasal dari orang yang

membimbing (konselor), sedangkan gagasan dapat muncul baik dari

orang yang dibimbing. Alat-alat dapat berupa sarana penunjang yang

dapat lebih memperlancar atau mempercepat proses pencapaian sesuai

tujuan.

6. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur

tertentu saja, tetapi meliputi semua usia, mulai dari anak-anak, remaja,

dan orang dewasa. Dengan demikian bimbingan dapat diberikan

disemua lingkungan kehidupan, didalam keluarga, disekolah, dan di

luar sekolah.

7. Bimbingan deiberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang

yang memiliki kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh

pendidikan serta latihan yang memadai dalam bidang bimbingan dan

konseling.

8. Pembimbing tidak selayaknya memaksakan keinginan-keinginannya

untuk menentukan arah dan jalan hidupnya sendiri, sepanjang dia tidak

mencampuri hak-hak orang lain.

9. Satu hal yang belum tersurat secara langsung dalam rumusan-rumusan

diatas ialah : bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang

berlaku.

Dalam kaitan ini, upaya bimbingan, baik bentuk, isi dan tujuan, serta

aspek-aspek penyelenggaraanya tidak boleh bertentangan dengan

norma-norma yang berlaku, bahkan justru menunjang kemampuan klien

Page 33: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

untuk dapat mengikuti norma-norma tersebut. Norma tersebut berupa

berbagai aturan, nilai dan ketentuan yang bersumber dari agama, adat,

hokum, ilmu dan kebiasaan yang diberlakukan dan berlaku

dimasyarakat.

Berdasarkan butir-butir pokok tersebut, maka yang dimaksud

dengan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-

anak, remaja, dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan

kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan

individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan

norma-norma yang berlaku.

b. Pengertian Konseling

Secara Etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin yaitu

“Consillium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan

“menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,

istilah konseling berasal dari “Sellan” yang berarti “menyerahkan” atau

“menyampaikan. Menurut Jones dalam Insano( 2004 : 11) menyebutkan

bahwa :

konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang

konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat

individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang

melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu

klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang

lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna

bagi dirinya.

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap

muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu

dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,

menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseling dibantu untuk

memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan

keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan

menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan

pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseling agar dapat

belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan

Page 34: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno

2004 : 101)

Dengan definisi diatas, maka dapat dikerucutkan bahwa dengan

singkat pengertian konseling adalah proses pemberian bantuan yang

dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut

Konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah

(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi

oleh Clents.

Secara umum, bimbingan dan konseling dimaksudkan membantu

peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya

seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam

tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.

Pengembangan Potensi melalui tiga tahapan, yaitu : pemahaman dan

kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (Accomodation), dan

keterampilan atau tindakan (Action) melaksanakan tugas-tugas

perkembangan (Wardati & moch. Jauhar, 2011 :1).

Perkembangan Potensi semacam itu, dilihat dengan pertimbangan

bahwa manusia pada hakekatnya positif, yang pada setiap saat dalam

suasana apapun, manusia dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan

berkemampuan untuk melakukan sesuatu. Untuk menciptakan peradaban

manusia yang berkesinambungan, maka peran pendidikan sangatlah

penting. Perhatian yang penuh terhadap peningkatan mutu pendidikan

akan berefek pula terhadap semakin tingginya perasaban manusia.

c. Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling,

kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling,

yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan

pelayanan itu. Apabila asas-asas itu diikuti dan terselenggara dengan baik

dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang

diharapkan. Sebaliknya apabila asas-asas itu diabaikan atau dilanggar

Page 35: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan

dengan tujua bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugikan

orang-orang yang terlibat didalam pelayanan, serta profesi bimbingan dan

konseling itu sendiri. Asas-asas yang dimaksud, sebagai berikut :

1) Asas Kerahasiaan.

Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh

disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan

yang tidak boleh atau tidak layak diketahui oleh orang lain. Asas

kerahasiaan ini merupakan kunci dalam usaha bimbingan dan

konseling.

2) Asas Kesukarelaan

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar

kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien, maupun dari

pihak konselor. Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu

atau pun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya.

3) Asas Keterbukaan

Keterbukaan disini ditinjau dari dua arah. Dari pihak klien diharapkan

pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada

dirinya dapat diketahui oleh orang lain (dalam hal konselor), dan kedua

mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-saran dan masukan

lainnya dari pihak luar. Dari pihak konselor, keterbukaan termujud

dengan kesediaan konselor menjawab pertanyaan-pertanyaan klien dan

mengungkapkan diri konselor sendiri jika hal itu memang dikehendaki

oleh klien.

4) Asas Kekinian

Asas kekinian mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh

menunda-nunda pemberian bantuan. Jika diminta bantuan oleh klien

atau jelas-jelas terlihat misalnya adanya siswa yang mengalami

masalah, maka konselor hendaklah segera memberikan bantuan.

Page 36: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

5) Asas Kemandirian

Pelayanan Bimbingan dan konseling menjadikan si Terbimbing dapat

berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada

konselor.

6) Asas Kegiatan

Usaha ini dengan cara Konselor hendaknya melaksanakan kegiatan

yang diperlukan dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok

pembicaraan dalam konseling. Yatu Klien aktif menjalani proses

konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil

konseling.

7) Asas Kedinamisan

Usaha pelayanan bimbingan dan konseling mengehendaki terjadinya

perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang

lebih baik. Perubahan itu tidaklah sekedar mengulang hal yang sama,

yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke

suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah

perkembangan klien yang dikehendaki.

8) Asas Keterpaduan

Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki

wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek

lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk

menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan

serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan konseling.

9) Asas Kenormatifan

Asas Kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses

penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus

sesuai dengan norma-norma yang ada. Demikian pula prosedur, teknik,

dan peralatan yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang

dimaksudkan.

Page 37: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

10) Asas Keahlian

Asas Keahlian selain mangacu pada kualifikasi konselor, (Misalnya

pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling), juga kepada

pengalaman. Teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu

dipadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar

menguasai teori dan praktek konseling secara baik.

11) Asas Alih Tangan

Asas ini jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya

untuk membantu individu , namun individu yang bersangkutan belum

dapat terbantu sebagai mana yang diharapkan, maka konselor dapat

mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.

Disamping itu, asas ini juga mengisyaratkan bahwa pelayanan

bimbingan konseling hanya menangani masalah-masalah individu

sesuai dengan kewenangan pertugas yang bersangkutan, dan setiap

masalah ditangani ahli yang berwenang untuk itu.

12) Asas Tutwuri Handayani

Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta

dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Terlebih

di lingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya dan

bahkan perlu dilengkapi dengan “Ing ngarso sung tulodho, ing madya

mangun karso”

Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya

dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap kepada

konselot saja, namun diluar hubungan proses bantuan bimbingan dan

konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya pelayanan

bimbingan dan konseling itu.

Penelitian ini memfokuskan pada peran bimbingan konseling disekolah

asal siswa dalam mendorong siswa untuk memasuki SMK.

Page 38: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Tinjauan Minat

Seseorang dikakatan memilki minat apabila seseorang tersebut

menunjukkan sikap atau perhatiannya terhadap objek tertentu. Secara

sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah, 2010 : 152). Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2002 : 744),” minat adalah kecenderungan hati yang

tinggi terhadap sesuatu”.

Pada beberapa kasus, minat tidak kalah pentingnya dengan motivasi.

Jika motivasi bersifat memberikan stimulun dan dorongan, sedangkan minat

lebih bersifat ketertarikan terhadap sesuatu. Minat dan motivasi sama-sama

dapat ditimbulkan melalui beberapa pengalaman atau pengaruh

kepamahaman siswa terhadap sesuatu. Sesuatu akan cenderung dipilih atau

dilakukan oleh siswa bila telah diminati atau dapat menarik perhatiannya.

Secara garis besar, minat dapat diartikan sebagai sebuah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang

disertai rasa senang.

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Minat tidak timbul secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu

proses. Seseorang yang memiliki minat tidak timbul karena faktor

pembawaan kemudian memperoleh perhatian dan berinteraksi dengan

lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat sendiri ada tiga

macam, yaitu :

1) Faktor Intern

Yang dimaksud faktor intern yang dapat mempengaruhi minat antara lain

(a) The Factor of Inner Urgers

Faktor ini adalah faktor dorongan dari dalam. Minat individual untuk

memenuhi fisik atau jasmaniah. Faktor ini menumbuhkan minat seseorang

apabila ada dorongan dari dalam dirinya sendiri bukan dorongan dari orang

lain.

Page 39: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

(b) Emotional Factor

Dalam faktor ini dinyatakan bahwa suatu aktifitas yang dilaksanakan oleh

individu yang dapat dicapai dengan sukses akan menyebabkan perasaan yang

menyenangkan. Hal ini akan berakibat pula bisa memperbesar minat dalam hal

tersebut. Sebaliknya apabila individu menemui kegagalan dapat mengakibatkan

perasaan kecewa, tidak puas, dan akhirnya dapat pula mengurangi atau

menghilangkan minat. Faktor emosional ini akan mempengaruhi minat apabila

sesuatu yang dia kerjakan atau lakukan berhasil, maka dari keberhasilannya itu

akan mendorong seseorang untuk menekuni bidang tersebut.

2) Faktor Ekstern

Yang dimaksud faktor ekstern adalah The Factor of Social Motive.

Faktor ini adalah motif dalam lingkungan hubungan social, yaitu

lingkungan hidup dimana individual hidup secara bersama teman-

temannya. Minat seseorang bisa tumbuh karena pergaulannya, apabila

dalam lingkungan sosialnya kebetulan mempunyai keinginan dan minat

yang sama pada satu hal, maka faktor ini akan memperkuat minat

mereka.

Banyak fakktor yang mempengaruhi besar kecilnya minat seseorang

terhadap suatu objek. Selain itu, persepsi juga merupakan salah satu

faktor yang berasal dari dalam yang mempengaruhi timbulnya minat

seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu objek, akan diawali

terlebih dahulu dengan adanya perseps tentang hal-hal yang berhubungan

dengan objek tersebut. Apabila seseorang sudah mempunyai persepsi

tentang hal-hal yang berhubungan dengan suatu objek, maka orang

tersebut akan cenderung memberikan perhatian terhadap objek tersebut.

3) Motivasi

Motivasi merupakan faktor batin yang berfungsi menimbulkan,

mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang besar

motivasinya akan giat berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar.

Page 40: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya

penggerak didalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar.

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan. Dorongan inilah

yang menyebabkan terjadinya tingkah laku atau perbuatan. Gino,

Suwarni, Suripto, Maryanto & Sutijan (1993:23) mengemukakan bahwa

“Motif adalah kondisi atau keadaaan diri seseorang atau suatu organisme

yang menimbulkan kesiapan untuk melanjutkan suatu tindakan atau

perilaku”. Menurut Ngalim Purwanto (2001 : 71) mengatakan bahwa

“Motif adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang

yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu”.

“Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan sesuatu atau keadaan seseorang organism yang menyebabkan

kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkahlaku atau perbuatan

(Moh. Uzer Usman, 2011 : 28).

Berawal dari kata motif tersebut, motivasi terbentuk. Setiap orang yang

melakukan kegiatan pasti mempunyai tujuan. Untuk mencapai tujuan itu

diperlukan penggerak atau pendorong yang dinamakan motivasi.

“Motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah

laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu” (Ngalim Purwanto,

2011 :71). Menurut Muhibbin syah (2010 :153) “Motivasi merupakan

keadaan internal organism baik manusia atau pun hewan yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu”.

Berdasarkan beberapa definisi dari pakar diatas, motivasi adalah suatu

usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga

tingkah laku seseorang agar terdorong untuk bertindak atau melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Berkaitan dengan

kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

Page 41: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki dapat tercapai. Jadi, motivasi sangat diperlukan siswa dalam

belajar karena siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai

banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar sehingga akan

menghasilkan prestasi yang optimal. Menurut Dimyati & Mudjiono

(2009 : 80), “Motivasi belajar adalah suatu kekuatan mental yang

mendorong terjadinya belajar”. Motivasi dipandang sebagai dorongan

mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku belajar.

(a) Fungsi Motivasi Belajar

Setiap motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan. Motivasi mempunyai tiga

fungsi, yaitu :

1) Motivasi mendorong siswa untuk berbuat dalam hal melakukan perbuatan.

2) Motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang tepat menuju tercapainya

tujuan.

3) Dengan Motivasi, siswa dapat memilih dan menyeleksi perbuatan /

perilaku mana yang harus dilakukan atau ditinggalkan, sehingga

pencapaian tujuan dapat direalisasikan.

(b) Sifat Motivasi

Menurut Muhibbin Syah (2010 :153), sifat motivasi dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

(1) Motivasi Instrinsik

Motivasi Instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri

siswa sensdiri yang dapat mendorongnya melakukan suatu tindakan

belajar. Termasuk dalam meotivasi instrinsik adalah perasaan menyenangi

materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk

kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

(2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu

siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian

Page 42: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua,

guru, dan sebagainya merupakan contoh-contoh nyata motivasi ekstrinsik

yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan

motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan

menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses

pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

Dalam perspektif psikologi kognitf, motivasi yang lebih signifikan bagi

siswa adalah motivasi instrinsik, Karena lebih murni dan langgeng serta

tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Selajutnya,

dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan

keterampilan untuk masa depan juga member pengaruh kuat dan relative

lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan

keharusan dari orang tua atau guru.

(c) Upaya-Upaya Untuk Memotivasi Siswa Dalam Belajar

Untuk mencapai prestasi yang baik, maka dibutuhkan upaya-upaya untuk

memotivasi siswa dalam belajar, yaitu :

1) Pernyataan penghargaan guru secara verbal. Pernyataan verbal terhadap

perilaku yang baik atau hasil kerja (belajar) siswa yang baik, misalnya

“Bagus sekali”.

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan

hasil ualngan yang kurang baik merupakan cambuk untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa.

3) Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini dapat digunakan untuk

memotivasi belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat dimunculkan oleh suasana

yang mengejutkan, keragu-raguan dan sebagainya.

4) Menuntut siswa menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelmumnya.

Hal ini dapat memotivasi siswa dan menguatkan pemahaman hasil belajar

sebelumnya.

Penelitian ini memfokuskan pada minat dari intern siswa yang

dipengaruhi oleh motivasinya dia dalam memasuki SMK N 2 Surakarta.

Page 43: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4. Sekolah Menengah Kejuruan

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 15 menyebutkan bahwa: “Jenis pendidikan

mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,

keagamaan, dan khusus”. Penjelasan dari pasal 15 tersebut yaitu menjelaskan

bahwa Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang

mempersiapkan seseorang agar lebih mampu berkerja pada suatu kelompok

pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang bidang perkerjaan

lainnya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang

sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs”.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SMK adalah

pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan

memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didiknya untuk

menjadi anggota masyarakat yang mampu mengembangkan kemampuan

lebih lanjut, terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu sebelum memasuki

dunia kerja.

Selama proses pendidikan di SMK, peserta didik disiapkan untuk

menjadi manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan khusus yang

diajarkan dan dilatihkan sesuai dengan konsentrasi atau program yang diikuti.

SMK termasuk klasifikasi pendidikan khusus, karena kelompok pengajaran

atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki

minat khusus untuk mempersiapkan dirinya menghadapi persaingan di dunia

kerja. Sehingga SMK mencetak kalangan intelektual terdidik yang memiliki

kompetensi dan keahlian baik secara teori maupun dalam bentuk praktik

khusus yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri atau bekerja di industri

yang sesuai dengan klasifikasi program yang di ambil.

Page 44: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Menteri Pendidikan Nasional Dirjen SMK, Bambang Sudibyo,

mengatakan bahwa slogan SMK adalah “SMK BISA!”.Untuk lebih

memahami dan mengerti arah dan tujuan menuju SMK sesuai dengan Garis-

Garis Besar Program Pembinaan SMK 2011, berikut visi, misi, dan tujuan

Direktorat Pembinaan SMK menuju 2014 yaitu:

a. Visi

“Terselenggaranya layanan prima pendidikan menengah kejuruan

untuk membentuk lulusan SMK yang berjiwa wirausaha, cerdas, siap

kerja, kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa, serta mampu

mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global”.

b. Misi

1) Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses SMK yang bermutu

untuk semua lapisan masyarakat;

2) Meningkatkan kualitas SMK melalui penerapan sikap disiplin, budi

pekerti luhur, berwawasan lingkungan, dan pembelajaraan berpusat

pada peserta didik yang kontekstual berbasis TIK;

3) Memberdayakan SMK dalam menciptakan lulusan yang berjiwa

wirausaha dan memiliki kompetensi keahlian melalui pengembangan

kerjasama dengan industri dan berbagai entitas bisnis yang relevan

dalam bentuk teaching industry;

4) Menciptakan lulusan SMK yang lentur terhadap berbagai perubahan

teknologi dan lingkungan bisnis pada tingkat nasional maupun

internasional melalui penguatan aspek matematika terapan, sains

terapan, ICT, dan bahasa internasional;

5) Memperkuat tata kelola SMK melalui penerapan sistem manajemen

mutu berbasis ISO 9001:2008;

6) Menciptakan citra baik SMK melalui berbagai media komunikasi.

Page 45: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

c. Tujuan Strategis

“Tersedianya dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah

kejuruan yang bermutu, relevan, dan berkesetaraan di semua provinsi,

kabupaten, dan kota”.

Penelitian ini memfokuskan pada SMK yang berbasis teknologi

industri yaitu SMK N 2 Surakarta.

7. Peserta Didik (siswa)

Setiap kegiatan pendidikan seduah tentu memerlukan unsur peserta

didik (anak didik) sebagai sasaran dari kegiatan pendidikan. Peserta didik yang

dimaksud yaitu anak yang belum dewasa, yang memerlukan pertolongan dan

bimbingan dari pihak lain (orang dewasa) agar dapat melaksanakan tugasnya

sebagai umat Tuhan, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan

sebagai pribadi (individu) yang mandiri. Siswa dalam satu sekolah adalah anak

didik dalam sekolah tersebut. Sedang anak kandung adalah anak didik didalam

lingkungan keluarga. Anak pada waktu lahir disamping mempunyai

kemungkinan berkembang apabila ada kesempatan dan stimulusnya melalui

kegiatan pendidikan yang diterimanya. Benih atau potensi tersebut umumnya

dinamakan pembawaan.

Bukti adanya pembawaan ini nampak sesudah anak lahir yang semula

belum dapat bercakap dan sesudah bersekolah dapat mengarang, berhitung dan

sebagainya. Perlu diketahui pembawaan anak yang satu dengan anak yang lain

tidak sama. Atas sadar itu, pendidik wajib senantiasa berusaha untuk

mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya agar bantuan layanan

pendidikan sesuai dengan keadaan pembawaan yang ada pada setiap anak

didik. Dimuka telah dikemukakan bahwa anak mulai lahir sampai dewasa ada

beberapa tahap-tahap perkembangannya, ada hukum-hukum perkembangan

yang perlu diketahui oleh pendidik, yaitu :

Page 46: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

a. Hukum Tempo Perkembangan

Hukum tempo perkembangan yaitu cepat lambatnya

perkembangan seorang anak sehingga ada anak yang cepat dan ada anak

yang lambat dan ada pula anak yang terlalalu cepat dan ada pula anak yang

tidak terlalu lambat perkembanganya dibanding dengan anak lain yang

sebaya. Walaupun ada hukum perkembangan ini, pendidik tidak “pasrah”

saja kepada apa yang akan terjadi pada perkembangan anak. Sebaliknya

kita akan selalu dapat memberikan layanan sesuai dengan tempo

perkembangan masing-masing anak didik. Misalnya suatu kecakapan

dapat dipercepat perkembangannya dengan cara memberikan pelajaran

tambahan. Akan tetapi tidak mungkin mempercepat melampaui batas

kemampuan yang ada pada pembanwaanya.

b. Hukum Irama Perkembangan

Hukum irama perkembangan menunjukkan irama jalannya

perkembangan yang dialami oleh anak didik baik jasmani maupun rokhani.

Kerap kita melihat pada saat perkembangan jasmani cepat, perkembangan

rokhaninya berjalan lambat. Umpamanya anak yang sedang belajar

berjalan memerlukan segala tenaga jasmani dan rokhani untuk

mengembangkan bidang rokhni berjalan lambat. Misalnya kecakapan

berbicara menjadi lambat. Perkembangan anak tidak mengikuti garis linear

dimana dapat diramalkan bagaimana kondisi perkembangan yang akan

datang berdasarkan pengetahuan kita kepada kondisi perkembangan masa

lampau.

Dari dua teori perkembangan peserta didik diatas, Peneliti dapat

menggambarkan bahwa perkembangan peserta didik tidak lah sama antara

yang satu dengan yang lainnya. Disisi lain, dalam pribadi mereka pun

terkadang tidaklah sama antara perkembangan rokhani dan jasmani.

Tentunya hal ini akan mempengaruhi perkembangan psikis mereka yang

nantinya akan memperngaruhi pola pikir. Pola pikir yang berkembang

pada anak didik, biasanya akan menimbulkan persepsi dalam diri mereka.

Page 47: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Oleh karenanya peran guru dalam membimbing dan mengarahkan mereka

kepada minat dan bakat mereka sangat penting.

B. Penelitian yang Relevan

1. Berdasarkan penelitian Gunadi (2006), Dosen Fakultas Teknik Universtas Negeri

Yogyakarta yang berjudul “Minat Masuk Sekolah Menengah Kejuruan di

Kecamatan Wonosari Gunung Kidul”

Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara

informasi tentang sekolah menengah kejuruan, prestasi belajar dan status

ekonomi sosial keluarga dengan minat masuk Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK).

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III SMP Negeri di Kecamatan

Wonosari sebanyak 749 siswa, sampel diambil dengan teknik proporsional

random sampling dari tabel Krejcie dan Morgan diperoleh sampel 254 siswa.

Pengumpulan data minat masuk SMK, informasi tentang sekolah kejuruan dan

status ekonomi sosial orang tua diambil melalui angket, sedang prestasi belajar

dengan metode dokumentasi. Uji hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi

product moment dengan alat bantu Seri Program Statistik (SPS) edisi Sutrisno

Hadi dan Yuni Pamardiningsih.

Hasil penelitian menemukan bahwa (1) Minat masuk SMK siswa SMP

kelas III di Kecamatan Wonosari sebesar 63,39% (2) terdapat hubungan positif

antara informasi tentang Sekolah kejuruan dengan minat masuk SMK dengan

koefisien korelasi sebesar 0,312 (3) terdapat hubungan negatif antara prestasi

belajar dengan minat masuk SMK dengan koefisen korelasi sebesar -0,422, dan

(4) terdapat hubunga negatif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat

masuk SMK dengan koefien korelasi sebesar -0,489. Penelitian ini menemukan

kontribusi informasi tentang sekolah kejuruan sebesar 7,331% terhadap

munculnya minat masuk SMK, namun kontribusi prestasi belajar sebesar

13,942% serta status sosial ekonomi orang tua 20,387% yang menurunkan minat

masuk SMK.

Page 48: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Berdasarkan penelitian (Skripsi) yang dilakukan oleh Fujita (2008), Universitas

Pendidikan Bandung, yang berjudul “Hubungan Motivasi, Persepsi Tentang

SMK, dan Lingkunga Keluarga Siswa SMP dengan Minat Masuk SMK (studi

kasus pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Margasih Kab.Bandung dan SMP

Wiyata Bakti Cimahi)

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Margaasih dengan tujuan untuk

mengetahui hubungan motivasi, persepsi tentang SMK dan lingkungan keluarga

dengan minat memasuki SMK.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Survey Explanatory yaitu metode penelitian yang menyoroti adanya hubungan

antar variabel dengan menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan

hipotesis. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunaka

proporsional sampling, karena dalam penelitian ini terdapat sekolah pembanding

yang digunakan untuk menguatkan hasil penelitian. Sekolah pembanding

tersebut adalah SMP Wiyata Bakti yang memiliki minat melanjutkan ke

SMKnya lebih tinggi dibanding SMP N 1 Margaasih. Sampel keseluruhan dalam

penelitian ini adalah 240 siswa SMP kelas IX. Teknik pengumpulan data

menggunakan angket dan teknik analisis data menggunakan statistik non

parametrik dengan teknik korelasi Kendall Tau.

Hasil dari penelitian bahwa secara parsial terdapat hubungan antara

motivasi (X1) dengan minat melanjutkan ke SMK, terdapat hubungan antara

persepsi tentang SMK (X2) dengan minat melanjutkan ke SMK, terdapat

hubungan antara lingkungan keluarga siswa SMP (X3) dengan minat

melanjutkan ke SMK serta terdapat perbedaan minat melanjutkan ke SMK antara

siswa SMP N 1 Margaasih dengan siswa SMP Wiyata Bakti.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan jalan fikir penelitian oleh peneliti yang

akan menjadi arahan penalaran hingga sampai pada hasil penelitian. Kerangka

berfikir dalam penelitian ini adalah :

Page 49: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Hubungan Persepsi Siswa dan Peran Bimbingan Konseling Terhadap

Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menduga bahwa Persepsi dan bimbingan konseling

memiliki peranan penting dalam memanciptakan minat memasuki SMK N 2

Surakarta. Persepsi dan bimbingan konseling merupakan faktor yang dikaitkan

dengan minat secara individual siswa karena menyangkut faktor instrinsik dan

eksrinsik.

Kedua variable bebas tersebut dalam kacamata peneliti memeliki

pengaruh yang positif terhadap minat siswa memasuki SMK N 2 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012.

2. Hubungan Persepsi Siswa dengan Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012.

Input informasi yang diterima siswa selama menjalani pendidikan di

sekolah atau di lingkungan pergaulannya tentunya akan menjadi pengalaman

dan tersimpan didalam memori. Pada perkembangannya, siswa akan mampu

memilih dan menentukan sendiri hal yang diingini sesuai dengan kesenangan.

Pengalaman yang tersimpan dalam memori tersebut akhirnya akan menjadi

persepsi dan memiliki hubungan dalam penentuan sikap termasuk pilihan

untuk menentukan pendidikan lanjut ke SMK N 2 Surakarta yang berbasis

teknologi industri. SMK N 2 Surakarta dan SMK berbasisi teknologi industri

lainnya yang dewasa ini tengah naik daun, akan menjadi daya tarik tersendiri

bagi siswa. Apalagi dengan banyaknya jurusan yang ditawarkan sesuai dengan

minat masing-masing. Tidak ada batas antara laki-laki dan perempuan.

Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi subjektif

dan bersifat positif pada diri siswa. Dengan adanya persepsi dan ketertarikan

pada SMK N 2 Surakarta, tentunya akan menciptakan minat siswa untuk

masuk dan menjadi bagian dari SMK N 2 Surakarta.

Page 50: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3. Hubungan Peran Bimbingan Konseling dengan Minat Memasuki SMK N

2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Salah satu unsur pendidikan adalah peserta didik (siswa). Dalam masa

pendidikannya, siswa juga mengalami perkembangan baik fisik, psikis, dan

fikirannya. Masa perkembangan siswa rawan dengan masalah dan seringnya

kesulitan-kesulitan itu dijumpai oleh mereka, sehingga dibutuhkan konseling

dan bimbingan oleh guru atau orang tua. Kesulitan siswa dalam menentukan

studi lanjutnya biasanya dikarenakan kekurang pengetahuan mereka mengenai

seluk beluk sekolah tujuan serta orientasi ke depan setelah lulus nanti. Pihak

sekolah asal siswa, secara idealnya harusnya menjadi satu wadah arahan bagi

mereka untuk menentukan pilihan sekolah, khususnya di SMK N 2 Surakarta

yang berbasis teknologi industi.

Peran yang dilakukan sekolah adalah melalui optimalisasi peran

bimbingan konseling kepada siswa selama masa pemilihan sekolah lanjut.

Dugaan sementara adalah bimbingan konnseling memiliki hubungan dengan

minat siswa memilih SMK N 2 Surakarta sebagai sekolah tujuan.

Dalam gambaran yang lebih jelas mengenai kerangka berfikir dan

pelaksanaan penelitian agar mempermudah pemahaman, melalui bagan sebagai

berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

X1

X2

Y

1

3

2

Page 51: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Keterangan :

X1 : Persepsi Siswa

X2 : Peran Bimbingan Konseling

Y : Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta

: Garis Hubungan

: Garis Regresi Ganda

1 : Pengaruh Persepsi Siswa dan Peran Bimbingan Konseling Terhadap

Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta

2 : Hubunga Persepsi Siswa dengan Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta

3 : Hubunga Peran Bimbingan Konseling dengan Minat Memasuki

SMK N 2 Surakarta

D. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau dugaan awal peneliti atas

permasalahan dan penelitian yang dikemukakan. Suharsimi Arikunto (2002 : 64)

berpendapat bahwa “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul”. Berdasar landasan teori serta hasil penelitian yang relevan

sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesisnya sebagai berikut :

1. Ada pengaruh positif persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap

minat memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

2. Ada hubungan yang positif persepsi siswa dengan minat memasuki SMK N 2

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

3. Ada hubungan yang positif peran bimbingan konseling dengan minat

memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

4. Variabel persepsi siswa memiliki hubungan lebih kuat dengan variabel minat

memasui SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 dibandingkan

variabel peran bimbingan konseling.

Page 52: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah lokasi yang dijadikan untuk meneliti,

dimana terdapat objek dan subjek yang diteliti dalam penelitian. Sesuai

dengan maksud peneliti, maka tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah

SMK Negeri 2 Surakarta. Alamat SMK N 2 Surakarta di Jalan LU. Adi

Sucipto Nomor 33 Telp : (0271) 714901, Fax : 727003, Kelurahan Manahan,

Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Peneliti memilih tempat tersebut

dengan beberapa alasan, antara lain :

a. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Surakarta merupakan

salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Surakarta yang berbasis

teknologi industri yang memiliki banyak prestasi.

b. SMK N 2 Surakarta telah menerapkan Standar manajemen mutu

9001:2008, sehingga memiliki kualitas yang cukup bagus.

c. Objek atau data yang diperlukan oleh peneliti berada di SMK N 2

Surakarta.

d. Jumlah peminat masuk ke SMK Negeri cukup tinggi dan tahun 2012

jumlahnya meningkat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka masa dilakukannya penelitian hingga

selesai. Waktu penelitian dapat lebih cepat atau lebih lama dikarenakan

beberapa faktor dalam penelitian misalkan terjadi sesuatu yang diluar dugaan.

Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, terhitung dari bulan Maret sampai

dengan bulan Juli 2012. Waktu tersebut dimulai dari penyusunan proposal

hingga pelaporan hasil penelitian. Berikut tabel alokasi waktu kegiatan

penelitian :

Page 53: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar 3.1. Waktu Penelitian

B. Rancangan/Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dan

pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

hubungan variabel bebas (persepsi siswa dan peran bimbingan konseling)

terhadap variabel terikat (minat memasuki SMK N 2 Surakarta). Disamping itu,

untuk memperoleh gambaran ada tidaknya hubungan persepsi siswa (X1) dengan

minat memasuki SMK N 2 Surakarta (Y) dan mmemperoleh gambaran ada

tidaknya hubungan peran bimbingan konseling (X2) dengan minat memasuki

SMK N 2 Surakarta (Y). Pendekatan kuantitatif yaitu penarikan kesimpulan

berdasarkan angka-angka yang diolah menggunakan statistik. Sedangkan

instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran angket dan

wawancara secara tidak terstruktur.

No Kegiatan Maret 2012 Apr-12 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Penyusunan

Proposal

2 Konsultasi

Proposal

3 Seminar

Proposal

4 Revisi

Proposal

5 Perijinan

6 Penelitian

7 Pengolahan

Data

8 Penyusunan

Laporan

9 Ujian Skripsi

10 Revisi (kalau

ada)

Page 54: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dari pemaparan pendapat diatas, maka dapat diartikan bahwa populasi

adalah subjek yang diteliti atau dipelajari yang menyangkut seluruh

karakteristik atau ciri yang dimiliki subjek tertentu, Sugiyono (2011 : 61).

Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah seluruh siswa SMK N 2

Surakarta kelas X yang terdiri dari 4 (empat ) jurusan dengan 9 (Sembilan)

program keahlian. Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1. Data Siswa Kelas X

Kelas X

Teknik Gambar Bangunan 36

Teknik Konstruksi Bangunan 33

Teknik Konstruksi Kayu 17

Teknik Instalasi Tenaga Listrik - A 36

Teknik Instalasi Tenaga Listrik - B 33

Teknik Audio Video - A 36

Teknik Audio Video - B 35

Teknik Audio Video - C 35

Teknik Pemesinan - A 36

Teknik Pemesinan - B 36

Teknik Pemesinan - C 36

Teknik Pemesinan - D 34

Teknik Kendaraan Ringan - A 36

Teknik Kendaraan Ringan - B 36

Teknik Kendaraan Ringan - C 36

Teknik Kendaraan Ringan - D 35

Teknik Komputer Jaringan - A 36

Teknik Komputer Jaringan - B 36

Teknik Komputer Jaringan - C 36

Rancangan Perangkat Lunak - A 36

Rancangan Perangkat Lunak - B 36

726

2. Sampel

Setelah penentuan verifikasi data untuk populasi, maka langkah

selanjutnya adalah menetukan sampel. Berdasarkan pemaparan para ahli

tersebut, sampel adalah adalah miniatur populasi dimana sampel dapat

Page 55: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mewakili secara keseluruhan baik jumlah maupun karakteristik sebuah

populasi.

Berdasarkan definisi sampel di atas, maka dalam penelitian ini,

sampel adalah sebagian dari populasi kelas X SMK Negeri 2 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012 dengan ukuran sampel : 255 Siswa. Penelitian ini

menggunakan tabel penentuan ukuran sampel yang dikembangkan oleh

Krejcie & morgan (Lampiran 1). Penelitian ini menggunakan tingkat

kesalahan 5% karena sisanya untuk uji coba angket.

Penelitian ini memandang dari substansi tujuan penarikan sampel

yakni untuk memperoleh representasi populasi yang tepat, maka besar

sampel yang akan diambil perlu mempertimbangkan karakteristik populasi

serta kemampuan estimasi. Sementara kemampuan estimasi berkaitan dengan

presisi dalam mengestimasi populasi dari sampel serta bagaimana sampel

dapat digeneralisasikan atas populasi upaya untuk mencapai presisi yang

lebih baik memerlukan penambahan sampel seberapa besar sampel serta

penambahan akan tergantung pada variasi dalam kelompok tingkat kesalahan

yg ditoleransi serta tingkat kepercayaan.

Total ukuran sampel adalah 255 siswa dan selanjutnya ukuran sampel

dibagi ke tiap-tiap jurusan di SMK N 2 Surakarta. Teknik sampel penelitian

ini adalah proporsional ramdom sampling sehingga jumlah tiap jurusan harus

proporsional. Cara penentuan ukuran sampel tiap jurusan dengan rumus

sebagai berikut :

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

Siswa Kelas X SMK N 2 Surakarta Sampel

Jurusan Teknik Bangunan 30

Jurusan Teknik Elektro 24

Jurusan Teknik Audio-Video 38

Jurusan Teknik Pemesinan 50

Jurusan Teknik Kendaraan Ringan 50

Jurusan Teknik Komputer jaringan 38

Jurusan Rancangan Perangkat Lunak 25

Jumlah 255

Page 56: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Teknik Sampling

Setelah ditentukannya sampel untuk penelitian, maka diperlukan

teknik atau cara tertentu untuk pengambilan informasi yang diharapkan.

Teknik ini dinamakan teknik sampling. Ada banyak definisi yang

dikemukakan oleh para pakar mengenai teknik sampling. Sedangkan teknik

yang digunakan untuk pengambilan sampel sendiri ada berbagai macam

tergantung pada kebutuhan dan jenis data yang diinginkan. Dalam penelitian

ini, Peneliti menggunakan teknik proportional random sampling. Karena

teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel apabila populasi

mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

proporsional. Peneliti menggunakan teknik ini karena jumlah siswa kelas X

disetiap jurusan berbeda. Oleh karenanya untuk mendapatkan data atau

informasi yang lebih valid, pengambilan objek tiap jurusan ditentukan oleh

banyaknya objek masing-masing jurusan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk

memperoleh ddata atau informasi penelitian. Pengumpulan data ini dapat pula

dilakukan dengan bantuan beberapa instrument dan alat bantu penelitian lainnya.

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Identifikasi Variabel

Penelitian ini memiliki dua variable yaitu variable bebas dan variable

terikat. Definisi operasional dan symbol dari masing-masing variable adalah :

a. Variabel Bebas

Variable ini tidak dipengaruhi oleh variable lain. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah persepsi siswa (X1) dan peran bimbingan

konseling (X2).

b. Variabel Terikat

Variable ini merupakan akibat yang ditimbulkan oleh variable

bebas, tetapi variable terikat dapat bermacam-macam jenisnya tergantung

Page 57: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat

memasuki SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 (Y).

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan

diteliti, maka perlu teknik atau cara pengumpulan data yang tepat dan baik.

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk suatu

penelitian, antara lain: (1) metode tes, (2) metode kuisioner atau angket, (3)

metode wawancara, (4) metode observasi, (5) metode dokumentasi

(Suharsimi Arikunto, 2002 :198-206).

Dalam penelitian tentang hubungan ini, peneliti menggunakan metode

kuisioner atau angket dan metode wawancara. Jenis kuisioner atau angket

yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan angket check list dan

rating scale. Check list merupakan sebuah daftar dimana responden tinggal

membubuhkan tanda (√) pada kolom yang sesuai. Sedangkan Rating scale

(skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang

menunjukkan tentang tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju

sampai ke sangat tidak setuju, Alasan peneliti menggunakan kedua metode ini

antara lain :

a. Angket dapat dibagikan secara serentak.

b. Angket tidak terlalu menunggu responden karena pengisiannya dapat

dilakukan pada waktu luang.

c. Memudahkan responden menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban

yang telah disediakan berupa pertanyaan diikuti kolom-kolom yang

menunjukkan tingkatan-tingkatan.

a. Langkah-Langkah Penyusunan Angket

Langkah-langkah penyusunan angket yang dilakukan peneliti

sebagai berikut :

1) Menetapkan Tujuan

Page 58: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dalam penelitian ini, angket bertujuan untuk memperoleh data-data

tentang persepsi siswa dan peran bimbingan konseling dengan minat

masuk SMK N 2 Surakarta tahun akademik 2011/2012.

2) Menyusun Kisi-Kisi Angket

Pada tahap ini, variable penelitian didefinisikan secara teoritis

kemudian dijabarkan dalam beberapa aspek dan aspek-aspek tersebut

dijabarkan lagi melalui indikator-indikatornya, sehingga diperoleh kis-

kisi angket. Kisi-kisi angket berisi indicator-indikator dari variable

yang akan diteliti. Kisi-kisi angket tersebut dapat dipakai sebagai

dasar penyusunan butir-butir pertanyaan pada agket:

3) Menyusun Angket

Penyusunan angket harus melaui tahapan-tahapan yang harus dilalui.

Tahapan-tahapan penyusunan angket tersebut sebagai berikut :

a) Membuat Surat Pengantar yang berisi tentang permohonan kepada

responden atas kesediannya untuk mengisi angket, maksud

pengisian angket, dan ucapan terima kasih kepada responden.

b) Membuat petunjuk pengisian angket

c) Membuat pertanyaan dan alternativ jawaban

d) Pemberian skor

Husaini Usman & R.Purnomo Setiady Akbar (2004:63-71) berpendapat

“Skala yang digunakan untuk penelitian dengan menggunakan metode

angket adalah skala sikap sebagai berikut :

a. Skala Borgadus

b. Skala Sosiometrik

c. Skala Penilaian ( rating scale )

d. Skala Rangking

e. Skala Konsistensi Internal ( Thuratone )

f. Skala Likert

g. Skala Guttman

h. Skala Sematik differensial

Pemberian skor untuk pertanyaan-pertanyaan angket dalam penelitian

ini adalah menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek. Skala

Page 59: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Likert ini meyediakan lima alternative jawaban dari yang positif sampai

dengan negative. Alternatif jawaban yang disediakan adalah “Sangat setuju”,

“Setuju”,”ragu-ragu”.”tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Setiap

responden hanya diperkenankan memilih salah satu alternatif jawaban yang

disediakan pada masing-masing pernyataan. Menurut Moch. Nazir

(1999:398) ada beberapa alasan digunakannya skala Likert :

a. Dalam penyusunan skala, item-item tidak jelas menunjukkan

hubungan dengan sikap yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan

dalam skala.

b. Skala Likert lebih mudah membuatnya.

c. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi, karena

mempunyai responden alternatife.

d. Karena jangka responsi yang lebih besar membuat skala Likert dapat

memberikan keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang pendapat

atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan.

Setiap alternatife jawaban mempunyai bobot atau skor yang berbeda-

beda. Pemberian skor untuk tiap-tiap alternaife jawaban disesuaikan dengan

criteria pertanyaan. Cara pemberian skor model ini sebagai berikut :

Tabel 3.3. Skala Likert

No Jawaban Alternatif Skor item

Positif Negatif

1 Sangat setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (RR) 3 3

4 Tidak setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sebenarnya ada alternative lain dalam melakukan pengkategorian

jawaban yaitu hanya empat, dengan menghilangkan pilihan jawaban “ragu-

ragu” untuk menghindari responden yang tidak berpendapat. Jika pembaca

berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternative, karena responden

cenderung memilih alternative yang ada ditengah (karena dirasa aman dan

paling gampang karena hamper tidak berfikir ) dan alasan itu memang ada

benarnya (Suharsimi Arikunto , 2002 : 2014).

Pada penelitian ini tidak mendasarkan pada pendapat tersebut diatas,

akan tetapi tetap menggunakan skala Likert dengan lima jawaban dengan

Page 60: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pertimbangan skala Likert mempunyai reliabilitas yan tinggi dan jangka

responsi lebih besar, sehingga membuat skala likert dapat memberikan

keterangan yang lebih nyata dan jelas mengenai pendapat atau sikap

responden.

4) Uji Coba Angket (try out)

Angket yang sudah disusun tidak langsung dibagikan kepada responden,

tetapi diuji terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya melalui uji coba

(try out). Penelitian ini melaksanakan try out kepada 30 siswa SMK Negeri

2 Surakarta kelas X Tahun Ajaran 2011/2012, diluar sampel.

Angket atau kusioner sebagai alat pengumpul data harus baik yaitu data

yang dikumpulka bisa menggambarkan variebel yang diteliti dan sebagai

alat pembuktian hipotesis. Pernyataan tesebut dijelaskan sebagai berikut.

(a) Validitas Angket

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan yaitu mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat.

Suatu Instumen yang valid mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi,

sedangkan instrument yang kurang valid berarti memiliki tingkat keakuratan

yang rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengkur apa

yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari veriabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana

data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud. Validitas angket diperoleh dengan melakukan tryout angket sebelum

angket digunakan dalam penelitian. Uji validitas ini menggunakan rumus alpha

yang dikembangkan oleh Pearson.

Ada beberapa jenis validitas yang dapat digunakan dalam penelitian.

Berdasarkan cara pengujiannya ada dua macam validitas yaitu validitas

eksternal dan validitas internal.

(1) Validitas Ekternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrument

tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel

penelitian yang dimaksud.

Page 61: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

(2) Validitas Internal

Instrument yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian

instrument dengan istrumen secara keseluruhan. Atau dapat dikatakan

bahwa sebuah instumen memiliki validitas internal apabila setiap bagian

intrumen mendukung “visi” instumen secara keseluruhan yaitu mengungkap

data dari variable yang dimaksud.

Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan validitas

internal, karena dengan validitas internal dapat mengungkapkan data

variabel yang dimaksud dengan menggunakan instrument yang digunakan

tersebut sebagai kriteria pengujian. Suharsimi Arikunto (2002 : 153),

menyatakan bahwa “Pengujian validitas sebuah intumen dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan melakukan analisis faktor (anafak) dan

melakukan analisis butir (anabut).

Penelitian ini menggunakan analisis butir karena dapat mengetahui

butir soal yang valid. Analisis butir ini untuk menguji validitas setiap butir

dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai dan skor total

dipandang sebagai nilai Y. Untuk menguji tingkat validitas angket

digunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl pearson sebagai

berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2002:146)

Keterangan :

r : Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

X : Skor masing-masing pernyataan

Y : Skor Total

XY : Jumlah Perkalian X dan Y

N : Banyaknya subjek penelitian.

Page 62: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Hasil perhitungan angket yang telah diuji-cobakan (try out)

dibandingkan dengan ftabel pada tingkat signifikansi 5%, pernyataan

dinyatakan valid jika rhitung > rtabel dan tidak valid jika rhitung < rtabel

Dari hasil uji coba angket terhadap 30 siswa kelas X TPM D diluar

sampel penelitian, dengan n = 30 diperoleh rtabel = 0,361 sebagai penentu

validitas konstruk angket penelitian. Setelah dilakukan analisa validitas

konstruk menggunakan rumus product moment (melalui program Ms.Excel)

dapat diketahui bahwa : Untuk variabel persepsi siswa terdapat 11 butir dari

30 butir pernyataan angket yang tidak valid, yaitu nomor 1, 12, 13, 14, 15,

19, 20, 21, 22, 26, dan 27. Untuk variabel peran bimbingan konseling

terdapat 4 butir dari 30 butir pernyataan angket yang tidak valid, yaitu

nomor 1, 3, 7, 29. Selanjutnya untuk variabel minat memasuki SMK Negeri

2 Surakarta terdapat 5 butir dari 30 butir pernyataan angket yang tidak valid,

yaitu nomor 11, 23, 24, 26, dan 30 (Lampiran 7). Butir pernyataan angket

yang valid kemudian dijadikan butir angket untuk penelitian ini.

(b) Reliabilitas Angket

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandaian sesuatu. Instumen

dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Reliabilitas angket menunjukkan tingkat ketetapan angket tersebut dalam

mengungkapkan gejala tertentu dari kelompok individu, walaupun dilakukan

pada waktu yang berbeda. Reliabilitas angket diperoleh melalui tryout angket

yang selanjutnya dianalisis menggunakan rumus Alpha yang dikembangkan

Pearson.

Peneliti menggunakan uji homogenitas instrument dengan rumus

Alpha dalam penelitian ini karena skor instrument angket yang digunakan

adalah skala model Likert mulai 1-5. Hal ini sesuai dengan pendapat

Seharsimi Arikunto (2002:171) yang mengatakan bahwa “Rumus Alpha

digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0,

misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus Alpha tersebut sebagai

berikut :

Page 63: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(Suharsimi Arikunto, 2002 :171)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instumen

k : Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal.

: Variansi butir =

: Variansi total =

Harga riil yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan rtabel

korelasi Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan n adalah jumlah sampel

tryout = 30. Jika hasil perhitungannya menunjukkan rhitung > rtabel maka reliabilitas

angket terpenuhi. Secara sederhana dapat diterangkan dapat diterangkan

berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi nilai r

Nilai Korelasi KETERANGAN

0,00 - 0,20 sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada korelasi)

0,20 - 0,40 rendah

0,40 - 0,70 sedang/cukup

0,70 - 0,90 kaut/tinggi

0,90 - 1,00 sangat kuat/tinggi

Dari hasil uji coba reliabilitas instrument, dapat diketahui bahwa

koefisien korelasi antara variabel persepsi siswa (X1) dan peran bimbingan

konseling (X2) terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y)

sebesar 0,892 (tinggi) (Lampiran 8). Berdasarkan hasil uji coba realibilitas

instrumen di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini realibel dan dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya.

Page 64: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(c) Revisi Angket

Hasil uji coba (try out) angket dijadikan sebagai dasar untuk merevisi

angket. Revisi angket dilakukan dengan cara menghilangkan (drop) butir-butir

pertanyaan yang tidak valid atau memperbaiki isi maupun susunannya.

(d) Memperbanyak Angket

Setelah butir pernyataan yang tidak valid dihilangkan, atau direvisi,

maka langkah selanjutnya adalah memperbanyak angket sesuai dengan jumlah

yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian.

b. Metode Wawancara

Teknik wawancara merupakan suatu cara mengumpulkan informasi

berupa dialog seseorang sebagai sumber data. Pada pendapat lain,

wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya-jawab secara tatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden

Berdasar pemaparan diatas, wawancara merupakan suatu cara

memperoleh informasi atau data denga dialog lisan antara pewawancara

dengan responden. Penelitian menggunakan metode wawancara untuk

memperoleh data mengenai persepsi siswa kelas X dan peran bimbingan

konseling di sekolah asal mereka dengan minat memasuki SMK N 2

Surakarta tahun akademik 2011/2012. Fungsi wawancara disini hanyalah

sebagai penguatan pada hasil angket yang disebarkan kepada responden.

Pertanyaan yang disampaikan dimaksudkan untuk memperoleh masukan

mengenai kesesuaian data yang satu dengan data yang lainnya. Target

responden wawancara adalah yang melakukan pengisian angket pula.

Bentuk wawancara adalah yang tidak tersruktur sehingga dilakukan dengan

informal dan tidak menggunakan pedoman wawancara.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap dimana data yang dibutuhkan telah

didapatkan dan selanjutnya dilakukan pengolahan. Analisis ini meliputi klasifikasi

Page 65: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

data, pengujian hipotesis , dan pemaparan pemecahan masalah. Ada dua cara

analisis data dalam suatu penelitian, yaitu teknik statistik dan teknik non statistik.

Penelitian ini menggunakan teknik statistik, karena data yang diambil merupakan

data kuantitatif, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi

dan regresi linier ganda. Regresi ganda (multiple regression dimaksudkan sebagai

perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variable bebas untuk

mengadakan prediksi terhadap variable terikat (Suharsimi Arikunto, 2002:264).

Dari pemaparan pendapat diatas, maka analisis regresi ganda dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel-

variabel bebas yaitu persepsi siswa dan peran bimbingan konseling dengan

variabel terikatnya yaitu minat dan motivasi memasuki SMK N 2 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012. Dalam paparan sebelumnya, peneliti telah menerangkan

bahwa teknik analisis dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik dengan

teknik korelasi dan regresi linier ganda. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menggunakan korelasi Pearson Product Moment adalah :

1. Data variable yang dikorelasikan berjenis dan kontinyu atau berupa interval.

2. Bentuk hubungannya merupakan regresi yang linier.

Oleh karena itu, Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Analisis Data Perindikator

Data kuantitatif yang didapat dari ketiga variabel dianalisis dengan

cara membandingkan persentase perolehan skor tiap indikator dengan kriteria

penilaian. Besarnya persentase menunjukkan kategori informasi yang

terungkap sehingga dapat diketahui posisi masing-masing aspek dalam

keseluruhan aspek yang diteliti. Kriteria kecenderungan yang digunakan

mengacu pada rumus yang dikembangkan oleh Saifuddin (2008: 108). Rumus

ini mampu menganalisa dan menggambarkan secara jelas kriteria tiap

indikator dengan standar data kuantitatif yang telah ditetapkan. Hasil dari

analisa ini kemudian dapat dijadikan dasar peneliti dalam menentukan kriteria

indikator dari persentasi yang didapat. Kriteria penilaian dapat dilihat pada

tabel 3.3 dibawah ini :

Page 66: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Komponen

Rentangan Skor Kategori

X < µ– 1,5 Sangat rendah

µ - 1,5 < X ≤ µ - 0,5 Rendah

µ - 0,5 < X ≤ µ + 0,5 Sedang

µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5 Tinggi

µ + 1,5 < X Sangat tinggi

Keterangan :

µ = Mean ideal yang dapat dicapai instrumen

= ½ (skor tertinggi + skor terendah)

= Standar deviasi ideal yang dapat dicapai instrumen

= 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)

X = Skor yang dicapai

Untuk mengetahui setiap hasil evaluasi yang dilakukan, maka

diperlukan kriteria penilaian. Adapun kriteria penilaian yang dipakai

berdasarkan pada kriteria empiris, yaitu kriteria yang disusun atau

dikembangkan berdasarkan kondisi lapangan yang terekam atau mengacu

pada komponen penelitian yaitu siswa.

Hasil dari angket penelitian ini peneliti deskripsikan tiap indikator.

Hal ini dimaksudkan agar dapat dievaluasi tiap bagian sehingga dapat

diketahui lebih rinci bagian mana yang perlu dikembangkan dan bagian mana

yang masih perlu perbaikan.

Tabel 3.6. Penentuan Skor Variabel Persepsi

Uraian Nomor Indikator

1 2 3 4 5

Jumlah Item 5 5 2 5 2

Skor Maks. 25 25 10 25 10

Skor Min. 5 5 2 5 2

Selisih Nilai 20 20 8 20 8

Mean (µ) 15 15 6 15 6

Standar Deviasi (σ) 3.3 3.3 1.3 3.3 1.3

Page 67: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel. 3.7. Penentuan Skor Variabel Peran Bimbingan Konseling

Uraian Nomor Indikator

1 2 3 4 5

Jumlah Item 2 9 6 5 4

Skor Maks. 10 45 30 25 20

Skor Min. 2 9 6 5 4

Selisih Nilai 8 36 24 20 6

Mean (µ) 6 27 18 15 2

Standar Deviasi (σ) 1.33 6 4 3.33 2.67

Tabel 3.8 Penentuan Skor Variabel Minat Memasuki SMK

Uraian Nomor Indikator

1 2 3 4 5

Jumlah Item 5 7 5 2 6

Skor Maks. 25 35 25 10 30

Skor Min. 5 7 5 2 6

Selisih Nilai 20 28 20 8 24

Mean (µ) 15 21 15 6 18

Standar Deviasi (σ) 3.33 4.67 3.33 1.33 4

2. Uji Prasarat Analisis

Uji Prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji

linieritas dan keberartian regresi, dan uji independensi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran

suatu variebel acak berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan Residu, yaitu ;

E =

(Sudjana, 1996 : 23)

Keterangan :

E : Error

Y : Nama peubah yang sedang dibahas.

: Regresi

Page 68: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Kemudian untuk mengetahui apakah residu berdistribusi normal,

digunakan rumus Chi-kuadrat :

=

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 259)

Keterangan :

: Chi-kuadrat

: Frekuensi yang diperoleh dari sampel.

: Frekuensi yang diharap dari sampel.

Langkah–langkah yang diperlukan adalah :

1) Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas

dengan chi kuadratini, jumlah kelas interval ditetapkan = 1 + k log

(N). Hal ini sesuai dengan bidang yang ada pada kurve normal baku.

2) Menentukan panjang kelas interval. Rumusnya adalah :

3) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel

penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung.

4) Menghitung fh(frekuensi yang diharapkan). Cara menghitung fh,

didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan

jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel).

5) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo – fh)2dan harga chi kuadrat hitungnya.

6) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat

tabel. Apabila harga chi kuadrat hitung <harga chi kuadrat tabel,

maka distribusi data dinyatakan normal dan apabila harga chi kuadrat

hitung > harga chi kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan

tidak normal.

Page 69: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b. Uji linieritas dan Keberartian Regresi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah model regresi juga linier,

yang di uji keberartian dan linieritas adalah model regresi X1 terhadap Y

dan model X2 terhadap Y dengan jalan melakukan ulangan.

Untuk menghitung uji keberartian dan linieritas data digunakan

rumus dari Sudjana (1983: 93). Rumus tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7

di bawah ini :

Tabel 3.9. Analisis Varians Untuk Uji Keliniearan Regresi

Sumber

variasi dk JK KT F

Total n ∑Y2

i ∑Y2

i -

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Residu

1

1

n

- 2

( ∑Y 1 )2

/n

JK reg = JK(b/a)

JK res = ∑(Y i - Ỹ i )2

( ∑Y 1 )2

/n

S2

reg = JK (b/a)

S2

res = 2

)(Y 2^

i

n

Yi

2

2

res

reg

S

S

Tuna cocok

Kekeliruan

k – 2

n - k

JK (TC)

JK (E)

S2

)(2

k

TCJKTC

Skn

EJKe

)(2

2

2

e

TC

S

S

2

2

1

res

reg

s

SF

eS

SF TC

2

2

2

Keterangan :

F1 = Harga keberartian

F2 = Harga linearitas

S 2reg = Varians kuadrat regresi

S 2res = Varians kuadrat residu/sisa

S 2TC = Varians kuadrat tuna cocok

S 2 e = Varians kuadrat galat/kekeliruan

Kriteria :

Page 70: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

F 1 > F tab = Arah regresi berarti

F 1 < F tab = Arah regresi tidak berarti

F 2 > F tab = Regresi tidak linier

F 2 < F tab = Regresi linier

c. Uji Independensi

Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara variable bebas, yaitu antara X1 dan X2. Rumus yang

digunakan untuk uji independensi antara X1 dan X2 adalah rumus Korelasi

Product Moment dari Pearson adalah :

(Sudjana, 2002 : 370)

Keterangan :

: koefisien korelasi antara X1 dan X2

X1 : Variabel persepsi siswa mengenai SMK N 2 Surakarta

X2 : Variabel Peran Bimbingan Konseling

n : jumlah subjek penelitian

Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho : Kedua variabel independen (bebas/tidak terjadi korelasi).

Ha : Kedua variabel tidak independen.

Setelah harga rhitung ditemukan, kemudian disingkronkan dengan

rtebel pada taraf signifikansi 5% dan n = 580. Keputusan uji adalah Ho

diterima jika rhitung <rtabel dan Ha ditolak jika rhitung> rtabel

3. Uji Hipotesis

Setelah uji prasayarat analisis dipenuhi, maka akan dapat dilakukan

pengujian hipotesis yang telah diajukan. Langkah-langkahnya sebagai

berikut:

Page 71: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a. Pengujian Hipotesi Pertama

Untuk menguji hipotesis yang pertama yaitu: “Ada hubungan

positif persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat

memasuki SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012”, maka

digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari persamaan garis regresi dua prediktor

Untuk garis regresi linier dengan dua prediktor persamaan garisnya

adalah

KXaXa 2211 (Hadi ,2001: 2)

Dimana :

Y = kriteria

a1 = koefisien prediktor 1

a2 = koefisien prediktor 2

K = bilangan konstan

2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor

X1 dan prediktor X2 dapat diperoleh dari:

2

22112,1

y

yxayxaRy

(Hadi, 2001: 25)

Dimana :

Ry(1.2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor X2

x1y = jumlah produk antara X1 dan Y

x2y = jumlah produk antara X2 dan Y

y2 = jumlah kuadrat kriteria Y

Kriteria kesimpulan:

Ry(1,2)< r tab = ada korelasi antara kriterium (Y) dengan prediktor (X1)

dan (X2)

Ry(1,2)> r tab = tidak ada korelasi antara kriterium (Y) dengan prediktor

(X1) dan (X2)

Page 72: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3) Menguji apakah korelasi itu signifikan (F) antara kriterium Y

dengan prediktor X1 dan X2 yaitu dengan menggunakan rumus:

2

2

1

1.

Rm

mNRregF

(Hadi, 2001: 26).

Dimana :

F reg = harga F garis regresi

N = cacah kasus (banyaknya sampel)

m = cacah prediktor (banyaknya prediktor)

R = koefisien korelasi antara kriterium dan prediktor-prediktor

Kemudian harga Freg dikonsultasikan dengan F tabel

dengan kesimpulan sebagai berikut:

a) Apabila Freg. > Ftabel, maka Ha diterima yang berarti ada

hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium (Y).

b) Apabila Freg. < Ftabel, maka Ha ditolak yang berarti tidak ada

hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium (Y)

4) Mencari besarnya sumbangan relatif masing-masing prediktor

terhadap kreterium dihitung dengan rumus :

Prediktor X1 : %100.

% 111 x

regJK

yXaXSR (Hadi, 2001: 42)

Prediktor X2 : %100.

% 222 x

regJK

yXaXSR (Hadi, 2001: 42)

JKreg = a1 x1y + a2 2 xy (Hadi, 2001: 42)

Untuk mencari besarnya sumbangan efektif masing-masing

preditor terhadap kreterium. Terlebih dahulu dicari efektivitas garis

regresi yang dicerminkan dalam koefisien determinan (R2) dengan

rumus :

R2 = %100x

JK

JK

T

reg

JKT = Y2

Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan rumus:

Page 73: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2

11 .%% RxXSRXSE

Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan rumus:

2

22 .%% RxXSRXSE

Dimana : R2

= efektifitas garis regresi.

b. Pengujian Hipotesis Kedua dan Ketiga

Untuk menguji hipotesis yang kedua “Ada hubungan positif

persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta”, dan

hipotesis yang ketiga “Ada hubungan positif peran bimbingan konseling

dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta”. Maka menggunakan

rumus koefisien korelasi Product Moment (Hadi, 2001: 4).

rxy = 22 )( yx

xy

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

xy = Jumlah dari product dari X dan Y

x2 = Jumlah kuadrat deviasi X

y2

= Jumlah kuadrat deviasi Y

Kemudian harga rxy dikonsultasikan dengan nilai rtabel product

moment. Apabila rxy > rtabel, maka hipotesis diterima yang berarti:

hipótesis kedua yaitu “Ada hubungan positif antara persepsi siswa dengan

minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta”. Dan hipotesis ketiga yaitu

“Ada hubungan positif antara peran bimbingan konseling dengan minat

memasuki SMK Negeri 2 Surakarta” diterima.

Page 74: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Persepsi Siswa Tentang SMK Negeri 2 Surakarta (X1)

Data variabel persepsi siswa tentang SMK Negeri 2 Surakarta

diperoleh melalui angket yang terdiri dari 19 item pertanyaan dengan

menggunakan skala Likert. Jumlah skor maksimal jika responden

memperoleh skor 5 untuk seluruh item pertanyaan adalah 95 dan jumlah skor

minimal apabila memperoleh nilai 1 adalah 19.

Untuk melihat gambaran secara umum tentang data yang diperoleh

dari hasil penelitian variabel persepsi siswa tentang SMK Negeri 2 Surakarta,

berikut disajikan distribusi data persepsi siswa tentang SMK Negeri 2

Surakarta .

Tabel 4.1. Distribusi Data Persepsi Siswa

Interval

Frek

Absolut

Frekuensi

Relatif F Kum Kel

40 - 45 5 1.960784% 5 A

46 - 51 8 3.137255% 13 B

52 - 57 18 7.058824% 31 C

58 - 63 42 16.47059% 73 D

64 - 69 75 29.41176% 148 E

70 - 75 64 25.09804% 212 F

76 - 81 35 13.72549% 247 G

82 - 87 8 3.137255% 255 H

Jumlah 255 100%

A

C

B

D

E

F

G

H

Gambar 4.1. Histogram Data Persepsi Siswa

Page 75: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Dari skoring angket hasil penelitian, variabel persepsi siswa tentang

SMK Negeri 2 Surakarta diperoleh skor tertinggi 87 dan skor terendah adalah

41. Rata–rata (mean) sebesar 67,347; nilai tengah (median) sebesar 67,86;

dan modus sebesar 66,74; standar deviasi (SD) sebesar 8,707 (lampiran 14).

Berdasarkan skor angket hasil penelitian diatas, maka dapat diketahui bahwa

persepsi siswa tentang SMK Negeri 2 surakarta cukup positif atau baik. Hal

ini juga didasarkan pada hasil analisis perindikator variabel persepsi.

Dari hasil analisis perindikator diketahui bahwa indikator interpretasi

terhadap stimulus memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 29,4%; tinggi

sebesar 58,4%; sedang sebesar 9,41%; rendah sebesar 2,75%; sangat rendah

0% . Indikator mengetahui gambaran SMK N 2 Surakarta memperoleh nilai

sangat tinggi sebesar 4,7 %; tinggi sebesar 37,6%; sedang sebesar 42,7%;

rendah sebesar 14,5%, dan sangat rendah sebesar 0,39%. Indikator

mengetahui prospek lulusan memperoleh nilai sangat sangat tinggi sebesar

5,09%; tinggi sebesar 47,45%; sedang sebesar 41,57% ; rendah sebesar 5,4 %

dan sangat rendah 0,39%. Indikator respon terhadap informasi SMK

memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 19,6%; tinggi sebesar 56,1 %; sedang

sebesar 20,8%; rendah sebesar 2, 35%; sangat rendah sebesar 1,18%.

Indikator memiliki penilaian jelas tentang objek memperoleh nilai sangat

tinggi sebesar 30,2%; tinggi 54,1%, sedang sebesar 14,5%; rendah sebesar

1,18%, dan sangat rendah 0% (Lampiran 24) .Disamping itu, Rata-rata

penelitian ini lebih tinggi dari rata-rata ideal, yaitu = 67,347 > 67,21176

Untuk mengetahui kategori dari masing-masing indikator persepsi

siswa tentang SMK Negeri 2 Surakarta, disajikan tabel rangkuman skor hasil

penelitian angket variabel persepsi siswa tentang SMK Negeri 2 Surakarta

(Lampiran 11). Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui bahwa

kategori untuk indikator penilaian yang jelas tentang SMK Negeri 2

Surakarta, khususnya memahami kualitas SMK Negeri 2 Surakarta

disbanding SMK berbasis teknologi industri yang lain dengan rata-rata nilai

tertinggi yakni 3,92. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang SMK

Page 76: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Negeri 2 Surakarta sudah mengarah pada ketertarikan mengenai informasi

seputar SMK. Rata – rata paling rendah terdapat pada indikator gambaran

lebih detail tentang SMK N 2 Surakarta. Skor rata-rata pada indikator ini

adalah 2,6. Hal ini dapat dikatakan wajar karena dominan responden belum

terlalu tahu kondisi internal SMK Negeri 2 Surakarta.

2. Peran Bimbingan Konseling (X2)

Data mengenai peran bimbingan konseling diperoleh melalui

instrument angket yang terdiri dari 26 item pernyataan dengan menggunakan

skala Likert. Skor maksimal jika responden menyatakan dalam skor 5 untuk

semua item adalah 130. Skor minimal apabila respon menyatakan skor 1

untuk semua item adalah 26.

Untuk melihat gambaran secara umum tentang data yang diperoleh

dari hasil penelitian peran bimbingan konseling, berikut disajikan distribusi

data peran bimbingan konseling disekolah asal responden

Tabel 4.2. Distribusi Data Peran Bimbingan Konseling

Interval Fo Frekuensi

Relatif F Kum Kel

49 - 57 5 1.960784% 5 A

58 - 66 11 4.313725% 16 B

67 - 75 34 13.33333% 50 C

76 - 84 56 21.96078% 106 D

85 - 93 67 26.27451% 173 E

94 - 102 50 19.60784% 223 F

103 - 111 28 10.98039% 251 G

112 - 120 4 1.568627% 255 H

Jumlah 255 100%

Untuk menyajikan gambaran umum data yang diperoleh secara lebih

jelas, maka penulis membuat histogram penyebaran data seperti yang terlihat

pada gambar 4.2 di bawah ini :

Page 77: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 4.2. Histogram Data Peran Bimbingan Konseling

Berdasarkan skoring angket hasil penelitian mengenai peran

bimbingan konseling diperoleh skor tertinggi adalah 120 dan skor paling

rendah adalah 49. Rata-rata penelitian (Mean) sebesar 86,917; median sebesar

87,067; modus sebesar 87,64; standar deviasi (SD) sebesar.13,28 (Lampiran

15). Skor hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa peran bimbingan

konseling cukup positif. Hal tersebut juga didasarkan pada hasil analisis

perindikator variabel peran bimbingan konseling yang mendapatkan nilai

positif yang cukup tinggi.

Hasil analisis perindikator tersebut menunjukkan bahwa indikator

produk layanan BK memperoleh skor sangat tinggi sebesar 24,7%; tinggi

sebesar 46,3 %; sedang sebesar 25,5%; rendah sebesar 2,35%, dan sangat

rendah sebesar 1,17%. Indikator Sosialisasi lanjut ke SMK memperoleh skor

sangat tinggi sebesar 5,8%; tinggi sebesar 42%; sedang sebesar 32,9%;

rendah sebesar 16,1%, dan sangat rendah sebesar 3,14%. Indikator daya

tanggap bimbingan konseling memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 20,7%,

tinggi 51,3%; sedang sebesar 20,7%; rendah sebesar 6,6%, dan sangat rendah

sebesar 0,39%. Indikator intensitas bimbingan memperoleh nilai sangat tinggi

sebesar 9,01%; tinggi sebesar 37,2%; sedang sebesar 31,7%; rendah sebesar

17,25%, dan sangat rendah sebesar 4,7%. Indikator penggunaan layanan

memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 15,6%; tinggi sebesar 50,1%; sedang

A

C

B

D

E

F

G

H

Page 78: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

sebesar 27,4%; rendah sebesar 5,09%, dan sangat rendah sebesar 1,56%

(Lampiran 25). Disamping itu, rata-rata penelitian untuk variabel ini hampir

sama dengan rata-rata ideal (Rata-rata penelitian < rata-rata ideal = 86.917 <

86,929).

Langkah dalam mengetahui kategori masing-masing indikator

variabel peran bimbingan konseling dari sekolah asal siswa, disajikan tabel

rangkuman skor hasil penelitian pada angket (Lampiran 12). Berdasarkan

data dari rangkuman tabel rangkuman skor hasil penelitian angket variabel

peran bimbingan konseling, maka dapat diketahui bahwa kategori untuk

indikator produk layanan bimbingan memiliki rata-rata skor tertinggi yaitu

sebesar 3,68. Sedangkan untuk indikator yang memiliki skot paling rendah

adalah pada sosialisasi pendidikan lanjut ke SMK. Hal ini dikarena

bimbingan konseling disekolah asal responden hanya menjelaskan gambaran

secara umum dan tidak khusus untuk masuk SMK. Disamping itu, informasi

tentang SMK oleh responden didapat dari keaktifan mereka dalam mencari

informasi. Pemanfaatan berbagai media informasi yang diberikan bimbingan

konseling yang banyak digunakan oleh responden.

3. Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y)

Data mengenai minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta diperoleh

melalui angket yang terdiri atas 25 item pernyataan. Skala yang digunakan

tetap menggunakan skala Likert dan terdiri dari item positif dan negatif. Skor

maksimum apabila responden manyatakan nilai 5 untuk setiap item

pernyataan adalah 125 dan skor minimum apabila responden menyatakan

nilai 1 untuk setiap item pernyataan adalah 25.

Untuk melihat gambaran secara umum tentang data yang diperoleh

dari hasil penelitian minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta, berikut sajian

distribusi data tersebut pada tabel 4.3 dan gambar 4.3 di bawah ini :

Page 79: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.3. Distribusi Data Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta

Interval Fo

Frekuensi

Relatif

F

Kum Kel

54 - 62 1 0.392157% 1 A

63 - 71 3 1.176471% 4 B

72 - 80 11 4.313725% 15 C

81 - 89 43 16.86275% 58 D

90 - 98 68 26.66667% 126 E

99 - 107 83 32.54902% 209 F

108 - 116 39 15.29412% 248 G

117 - 125 7 2.745098% 255 H

Jumlah 255 100%

Gambar 4.3. Histogram Minat Memasuki SMK N 2 Surakarta

Hasil skoring penelitian variebel terikat tentang minat memasuki SMK

Negeri 2 Surakarta didapat skor tertinggi adalah 125 dan skor terendah adalah

54. Rata-rata penelitian (mean) sebesar 97,67; median sebesar 98,6445;

modus sebesar 100,534; standar deviasi (SD) sebesar 11,124 (Lampiran 16) .

Hasil skor diatas menunjukkan bahwa minat untuk memasuki SMK Negeri 2

Surakarta cukup tinggi. Hal ini juga didasarkan pada hasil analisis

perindikator variabel minat memasuki SMK N 2 Surakarta.

Hasil analisis perindikator menunjukkan bahwa indikator rasa senang

dan ketertarikan terhadap SMK memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 55%;

tinggi sebesar 33%; sedang sebesar 9,4%, rendah sebesar 2,4%, dan sangat

rendah sebesar 0,4%. Indikator memiliki perhatian terhadap SMK

A

C B

D

E

F

G

H

Page 80: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 29,4%, tinggi sebesar 62,3%, sedang

sebesar 7,4%, rendah sebesar 0,78%, sangat rendah sebesar 0%. Indikator

keaktifan menggali informasi memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 24,3%;

tinggi sebesar 56,1%; sedang sebesar 13,7%; rendah sebesar 5,1%; dan sagat

rendah sebesar 0,78%. Indikator memiliki motivasi memasuki SMK

memperoleh nilai sangat tinggi sebesar 49,4%; tinggi sebesar 43,13%; sedang

sebesar 7,05%; rendah sebesar 0,39%; dan sangat rendah sebesar 0%.

Indikator kecenderungan bertindak memperoleh nilai sangat tinggi sebesar

40,39%; tinggi sebesar 51,3%; sedang sebesar 7,84%; rendah sebesar 0,39%;

dan sangat rendah sebesar 0%. Disamping itu, rata-rata penelitian variabel ini

lebih besar dari pada rata-rata idealnya (Rata-rata penelitia > rata-rata

penelitian = 97,67>97,55)

Langkah untuk dapat mengetahui kategori masing-masing indikator

variabel minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta, disajikan tabel

rangkuman skor hasil penilaian angket variabel minat (Lampiran 13).

Berdasarkan data dari tabel rangkuman skor hasil penilaian angket variabel

minat, maka dapat diketahui bahwa indikator minat yaitu memiliki motivasi

memasuki SMK Negeri 2 Surakarta memiliki skor tertinggi. Skor untuk

indikator ini adalah 4,14. Hal ini menunjukkan bahwa hamper semua

responden menyatakan adanya dorongan yang cukup baik, dimana dorongan

itu dapat dari dalam diri (intern) maupun luar (ekstern).

4. Hasil Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara

tidak terstruktur. Wawancara dilakukan untuk memberikan penguatan pada

data yang telah diperoleh peneliti melalui angket penelitian. Jumlah

responden untuk wawacara hanya 6 siswa, dimana terdiri dari beberapa kelas

yang berbeda. Wawancara ini dilaksanakan selama satu hari dan tidak

mengganggu jam belajar siswa. Hasil wawancara kemudian direkap dan

simpulkan. Berikut daftar siswa yang menjadi responden wawancara pada

tabel 4.4 dan simpulan hasil wawancara pada tabel 4.5 :

Page 81: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 4.4. Data responden Wawancara

Tabel 4.5. Simpulan Hasil Wawancara

Simpulan Wawancara

a. Paradigma atau persepsi terhadap SMK N 2 Surakarta?

Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap SMK N 2 Surakarta.

Persepsi yang dimaksud adalah mereka telah memeberikan penilaian yang

bagus dari sebelum mereka memasuki SMK N 2 Surakarta. Penilaian itu

antara lain : memiliki keunggulan dibanding SMK Teknik yang lain, SMK N

2 Surakarta menjadi rintisan sekolah berbasis internasional, merupakan

sekolah favorit dan terkenal, penyaluran kerjanya luas, fasilitas yang

memadai, dan menjadi model School.

b. Peran Bimbingan Konseling di SMP untuk memasuki SMK N 2

Surakarta?

Bimbingan Konseling para siswa telah memiliki program ke kelas-

kelas setiap minggu. Selain itu ada beberapa program lain yaitu berkunjung

ke sekolah-sekolah termasuk ke SMK N 2 Surakarta. Secara umum,

gambaran tentang SMK telah dijelaskan oleh Bimbingan Konseling di SMP,

tetapi belum secara mendetail ke SMK N 2 Surakarta. Jadi, masih dalam

penyampaian objektif.

Info tentang SMK N 2 Surakarta banyak siswa dapatkan dari internet,

teman dan pamflet yang ditempel di sekolah. Tetapi terdapat responden

yang menyatakan bahwa Bimbingan Konseling telah memberikan

bimbingan yang baik termasuk bimbingan baginya untuk memasuki SMK N

2 Surakarta.

c. Minat memasuki SMK N 2 Surakarta dan alasannya? Secara keseluruhan, hampir sebagia besar telah minat dan mantab

memasuki SMK N 2 Surakarta. Alasan kuat siswa adalah ingin bisa

langsung dan bekerja, tetapi jikalau ingin melanjutkan studi ke perguruan

tinggi juga bisa. Gambaran SMK N 2 Surakarta dari kerabat dekat dan

persepsi yang bagus dengan sekolah ini membuat mereka semakin tertarik

untuk masuk.

No Nama Kelas Waktu

1 Oksi Widyantono X TKR D Selasa, 29 Mei 2012 pukul 08:00- 08:30 WIB

2 Salsa Wahyu Ariyanto X TKR D Selasa, 29 Mei 2012 pukul 08:30- 09:00 WIB

3 Rifky Naufaldy X RPL A Selasa, 29 Mei 2912 pukul 10:30 - 11:00WIB

4 Yudha Malady G. X RPL A Selasa, 29 Mei 2912 pukul 11:00 - 11:30WIB

5 Joseph Pradana X TAV A Selasa, 29 Mei 2912 pukul 12:30 - 13:00WIB

6 Adnan Giovanni X TAV A Selasa, 29 Mei 2912 pukul 13:00 - 13:30WIB

Page 82: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Uji prasarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji

linieritas dan keberartian regresi, dan uji independensi. Uji prasyarat analisis

dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran data variabel apakah normal atau

tidak, apakah model linier berarti, dan mengetahui ada tidaknya hubungan antar

variabel bebas.

1. Uji Normalitas Data

Data – data tentang persepsi siswa mengenai SMK Negeri 2

Surakarta, peran bimbingan konseling dan minat memasuki SMK Negeri 2

Surakarta yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian diuji normalitasnya

dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (2) (Lampiran 22). Berdasarkan

uji tersebut, disajikan dalam tabel rangkuman hasil uji normalitas pada

masing-masing variabel, sebagai berikut :

Tabel 4.6. Rangkuman Uji Normalitas Data

No. Variabel hitung

tabel

Keputusan uji (0,05;8-1)

1 Persepsi siwa tentang

SMK N2 Surakarta 13.05897 14.067

Data Normal

2 Peran Bimbingan

Konseling 4.11359 14.067

Data Normal

3 Minat Memasuki SMK N

2 Surakarta 6.3562 14.067

Data Normal

2. Uji Linieritas dan Keberartian

a. Uji Linieritas dan Keberartian Variabel Persepsi Siswa (X1)

Terhadap Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y)

Dari hasil perhitungan uji keberartian regresi didapatkan harga

F1 sebesar 157,913. Harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel (1;253;0,05) =

3,86. Hasilnya adalah 157,913 > 3,86, jadi regresi persepsi siswa tentang

SMK Negeri 2 Surakarta (X1) terhadap minat memasuki SMK Negeri 2

Page 83: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Surakarta (Y) adalah berarti atau memiliki makna (Lampiran 17). Artinya

prediksi oleh persamaan regresi Y = a + b(X1) adalah bermakna.

Dari hasil perhitungan uji linieritas regresi didapatkan harga F2

sebesar 0,401, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel(42;211;0,05) = 1,45.

Hasilnya adalah 0,401 < 1,45. Jadi regresi persepsi siswa tentang SMK

Negeri 2 Surakarta (X1) terhadap minat memasuki SMK Negeri 2

Surakarta (Y) adalah berupa garis lurus (Lampiran 16)

Gambar 4.4. Grafik Linieritas Regresi X1 terhadap Y dan Keberartian

persamaan : Y = a + b.X1

b. Uji Linieritas dan Keberartian Variabel Peran Bimbingan Konseling

(X2) Terhadap Minat Memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y)

Dari hasil perhitungan uji keberartian regresi didapatkan harga F1

sebesar 30,468, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel(1;253;0,05) = 3,86.

Hasilnya adalah 30,468 > 3,86, jadi regresi peran bimbingan konseling

(X2) terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y) adalah berarti

atau memiliki makna (Lampiran 18). Artinya presiksi oleh persamaan

regresi Y = a + b(X2) adalah bermakna.

Dari hasil perhitungan uji linieritas regresi didapatkan harga F2

sebesar 0,416, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel (55;198;0,05) = 1,35.

Hasilnya adalah 0,416 < 1,35, jadi regresi peran bimbingan konseling (X2)

Page 84: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta (Y) adalah linier atau

berupa garis lurus.

Gambar 4.5. Grafik Linieritas Regresi X2 terhadap Y dan Keberartian

persamaan Y = a + b.X2

Tabel 4.7. Rangkuman Uji Linieritas dan Keberartian Regresi

Sampel Uji F hitung F tabel

(0,05) Kriteria Keputusan

X1Y

Uji

Keberartian

Regresi

F 1 = 157,91 3,86 F1 > F table Diterima

Uji Linieritas

Regresi F 2 =0,401 1,45 F2 < F table Diterima

X2Y

Uji

Keberartian

Regresi

F 1 = 30,468 3,86 F1 > F table Diterima

Uji Linieritas

Regresi F 2 = 1,27 1,35 F2 < F table Diterima

c. Uji Independen

Uji independen digunakan untuk mengetahui apakah kedua

variabel bebas saling bebas atau tidak mempengaruhi satu sama lainnya

(independen), maka dilakukan uji independen dengan rumus korelasi

product moment Pearson. Berdasarkan hasil uji independen didapatkan

Page 85: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

rX1X2 sebesar 0,433 (Lampiran 19), dikonsultasikan dengan rtabel dengan db

= (255;0,05) = 0,124 pada taraf signifikansi 5%. Hasilnya rhitung > rtabel

(0,433 > 0,124), berarti bahwa kedua variable bebas, yakni persepsi siswa

(X1) dengan peran bimbingan konseling (X2) adalah saling berkaitan (tidak

independen)

C. Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama dilakukan analisis regresi dua prediktor.

Hipotesis pertama menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara persepsi

siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat memasuki SMK Negeri

2 Surakarta. Dari hasil analisa data dengan menggunakan analisis regresi dua

predictor didapatkan nilai koefisien korelasi Ry2 sebesar 0,646. Selanjutnya

didapatkan harga Freg sebesar 230,085 dengan Ftabel (2;252;0,05) = 3,58 ,

sehingga persamaan garis regresinya adalah (lampiran 20)

Y = 0,565 + 1,11X1 + 0,256X2

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, harga Freg dikonsultasikan

dengan Ftabel (2;252;0,05) = 230,085 > 3,58. Sehingga hipotesis pertama yang

menyatakan ada pengaruh antara persepsi siswa dan peran bimbingan

konseling terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta dinyatakan

dapat diterima.

Variabel persepsi siswa memberikan sumbangan relatif sebesar

83,8% dan sumbangan efektifnya sebesar 54,1%. Variable peran bimbingan

konseling memberikan sumbangan relatif sebesar 16,2% dan sumbangan

efektif sebesar 10,5%. Sehingga tampak bahwa persepsi siswa memiliki

hubunga yang lebih kuat minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta

disbanding dengan peran bimbingan konseling disekolah asal siswa.

Page 86: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Uji Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan analisis

korelasi product moment Pearson. Hipotesis kedua menyatakan ada

hubungan positif antara persepsi siswa (X1) dengan minat memasuki SMK

Negeri 2 Surakarta (Y). dari perhitungan didapatkan harga rx1y = 0,612, harga

ini dikonsultasikan dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya = 0,612 > 0,124,

sehingga hipotesis kedua dinyatakan dapat diterima. Jadi, ada hubungan yang

positif antara persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2

Surakarta tahun akademik 2011/2012. (Lampiran 20)

3. Uji Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis ketiga dilaksanakan dengan menggunakan

analisis korelasi product moment Pearson. Hipotesis ketiga menyatakan ada

hubungan positif antara peran bimbingan konseling dengan minat memasuki

SMK Negeri 2 Surakarta. Dari perhitungan, didapatkan harga rx2y = 0,429.

Harga ini dikonsultasikan dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya 0,429 >

0,124 , sehingga hipotesis ketiga dinyatakan dapat diterima. Jadi, ada

hubungan positif antara peran bimbingan konseling dengan minat memasuki

SMK Negeri 2 Surakarta (Lampiran 20).

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan analisis regresi

dua prediktor memperoleh harga Fhitung sebesar 230,085 lebih besar dari harga

Ftabel (2;252;0,05) = 3,58. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif persepsi

siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat memasuki SMK Negeri 2

Surakarta. Dari analisis di atas, dapat dinyatakan bahwa persepsi siswa yang

positif, maka semakin memperbesar minat siswa untuk memilih SMK Negeri 2

Surakarta. Minat yang positif untuk memasuki SMK Negeri 2 Surakarta dapat

ditunjukkan adanya rasa ketertarikan yang cukup tinggi terhadap informasi

tentang SMK. Minat merupakan dorongan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.

Page 87: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Maksudnya bahwa minat terbentuk karena adanya pengaruh dari luar dan dari

dalam diri siswa. Dalam minat tersebut juga terdapat motivasi untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Minat juga mempengaruhi seseorang untuk cenderung

melakukan tindakan sesuai dengan yang dia sukai.

Minat yang cukup tinggi sangat dipengaruhi oleh persepsi siswa itu

sendiri. Sedangkan persepsi yang baik dipengaruhi oleh informasi yang didapat

tepat dan cenderung kearah positif. Persepsi sendiri banyak diartikan sebagai

paradigma yang memiliki kaitan dengan pengalaman dan stimulus lain yang ia

dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Persespsi siswa yang berbeda tentunya

akan membentuk perilaku siswa yang berbeda tercermin dari timbullnya minat

pada sesuatu, yang dalam hal ini adalah SMK Negeri 2 Surakarta. Disamping itu,

minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta turut didukung oleh bimbingan

konseling yang ada disekolah asal siswa. Meskipun angka atau porsi tidak sebesar

persepsi siswa itu sendiri. Bimbingan konseling dapat dikatakan sebagai sarana

pendukung siswa dalam memutuskan pilihan sekolah lanjutannya. Dengan

demikian, persepsi siswa yang positif tentang SMK Negeri 2 Surakarta ditambah

dengan peran bimbingan konseling akan membentuk dan meningkatkan minat

siswa untuk menjadikan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai sekolah pilihannya.

Hasil uji hipotesis kedua dengan analisis korelasi product moment

Pearson didapatkan hasil harga harga rx1y = 0,612, harga ini lebih besar dari harga

rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya = 0,612 > 0,124, sehingga ada hubungan positif

antara persepsi siswa dengan minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. Ini

menunjukkan bahwa persepsi berhubungan dengan penentuan sikap dan perilaku

seseorang. Persepsi merupakan sebuah proses yang kompleks yang terdiri dari

proses penginderaan, pengorganisasian dan interpretasi, maka proses terjadinya

dipengaruhi oleh beberapa komponen dari dalam dan luar. Dalam penelitian ini,

persepsi memiliki hubungan yang cukup signifikan dengan minat memasuki SMK

Negeri 2 Surakarta. Persepsi responden menganggap bahwa SMK Negeri 2

Surakarta adalah sekolah favorite dan berkualitas dibanding dengan SMK berbasis

Page 88: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

teknologi industri lainnya. Sebaliknya jika persepsi tentang SMK Negeri 2

Surakarta rendah, maka berakibat pada minat yang juga cukup rendah.

Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga dengan analisis korelasi product

moment Pearson, didapatkan hasil berupa harga rx2y = 0,429. Harga ini

dikonsultasikan dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya 0,429 > 0,124 , sehingga

dikatakan bahwa ada hubungan positif antara peran bimbingan konseling

disekolah asal siswa dengan minatnya memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. Hal ini

menujukkan bahwa meski sumbangan relative dan efektif bimbingan konseling

tidak terlalu tinggi, tetapi membantu siswa dalam menentuka pilihannya

sekolahnya di SMK Negeri 2 Surakarta. Peran bimbingan konseling disekolah

asal siswa berbeda-beda dan bahkan terdapat beberapa responden yang

menyatakan bahwa tidak terlalu memanfaatkan peran bimbingan konseling.

Pada sisi lain, bimbingan konseling sebagai penyampai informasi

mengenai sekolah lanjutan yang diinginkan siswa. Peran bimbingan konseling

yang didapat oleh responden adalah adanya kegiatan-kegiatan bimbingan

disekolah setiap minggunya dan senantiasa memberikan arahan bagi siswa untuk

menentukan pilihan sekolah.

Page 89: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB

sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan positif persepsi siswa dan peran bimbingan konseling

terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari hasil

uji hipotesis pertama dengan analisis dua predictor yang memperoleh harga Freg

sebesar 230,085 dengan Ftabel (2;252;0,05) = 3,58 pada taraf signfikansi 5%. Variabel

persepsi siswa memberikan sumbanan relatif sebesar 83,8% dan sumbangan

efektifnya sebesar 54,1%. Variable peran bimbingan konseling memberikan

sumbangan relatif sebesar 16,2% dan sumbangan efektif sebesar 10,5%. Sehingga

Nampak bahwa persepsi siswa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

memasuki SMK Negeri 2 Surakarta dibanding dengan peran bimbingan konseling

disekolah asal siswa.

2. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa dengan minat memasuki SMK

Negeri 2 Surakarta. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis korelasi product

moment Pearson yang memperoleh harga rx1y = 0,612, harga ini dikonsultasikan

dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya = 0,612 > 0,124, pada taraf siginifikans 5%.

3. Terdapat hubungan positif antara peran bimbinga konseling dengan dengan minat

memasuki SMK Negeri 2 Surakarta. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis ketiga

dengan analisis korelasi product moment Pearson, yang didapatkan harga rx1y =

0,612, harga ini dikonsultasikan dengan rtabel (255;0,05) = 0,124, hasilnya = 0,612 >

0,124, pada taraf signifikansi 5%.

Page 90: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

B. Implikasi

Berdasarkan pada landasan teori serta pada hasil penelitian ini, maka dapat

disampaikan implikasi yang berguna secara teoritis maupun praktis dalam upaya

meningkatkan kualitas input siswa di SMK Negeri 2 Surakarta :

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bukti bahwa

minat siswa dalam memilih SMK Negeri 2 Surakarta dipengaruhi oleh persepsi

siswa tersebut dan peran bimbingan konseling disekolah asal siswa tersebut.

Salah satu penentu pilihan perilaku seseorang adalah adanya persepsi yang

terbentuk pada diri siswa. Persepsi yang positif akan menimbulan balikan yang

positif pula terhadap objek. Pembentukan persepsi yang positif dimulai dengan

informasi-informasi yang positif dan interprestasi yang baik pula dari responden.

Hasil dari penelitian ini sendiri dapat digunakan sebagai dasar pengembangan

penelitian selanjutnya karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi

minat siswa dalam memilih SMK Negeri 2 Surakarta sebagai sekolah

lanjutannya.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sabagai masukan bagi SMK Negeri

2 Surakarta dalam menentukan strategi promosi sekolah ke masyarakat dan

sekolah menengan pertama (SMP). Salah satu factor yang menentukan kualitas

lulusan dari suatu sekolah selain proses selama sistem pendidikan berlangsung

adalah input yang berkualitas. Input yang baik dipilih dari seleksi yang baik dan

dengan pilihan yang banyak, maksudnya bahwa semakin banyak pilihan kualitas,

maka akan dapat dipilih yang terbaik. Hal ini juga berlaku bagi input siswa di

suatu sekolah.

Minat siswa sendiri untuk menjadikan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai

sekolah lanjutan tidak terlepas dari adanya persepsi positif dan peran bimbingan

Page 91: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

konseling. Meskipun persepsi memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada

peran bimbingan konseling. Apabila kedua hal ini dapat ditingkatkan melalui

strategi yang dilakukan sekolah, tentunya akan menguntungkan sekolah dalam

penjaringan siswa yang berkualitas.

Faktor peran bimbingan konseling sendiri menjadi sesuatu yang tidak

bisa terabaikan. Bimbingan konseling dapat berhubungan langsung dengan siswa

disekolah. Sesuai dengan standar operasionalnya, bimbingan konseling memiliki

peran yang kompleks dalam kaitanya memberikan arahan ke siswa. Sehingga

adanya minat yang timbul dalam diri siswa dapat pula dipengaruhi oleh peran

bimbingan konseling disekolah asalnya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka ada beberapa saran

yang perlu disampaikan yaitu :

1. Kepada Pihak SMK Negeri 2 Surakarta

a. Diperlukan adanya peningkatan layanan dan strategi promosi sekolah ke

masyarakat dan sekolah menengah pertama melalui bagian bimbingan

konseling karena strategi promosi yang baik akan mampu meningkatkan

kualitas sumber daya input siswa.

b. Hendaknya dapat menekankan kepada seluruh civitas sekolah tentang

pentingnya pendekatan sistem dan proses guna meningkatkan kualitas siswa

dimana input siswa telah memiliki persepsi positif dan minat yang tinggi.

2. Kepada siswa (Peserta Didik)

a. Diharapkan dapat senantiasa meningkatkan kemampuan dan kerampilan diri

di sekolah karena suatu pekerjaan akan mudah dan senang dilakukan bila telah

didasari minat yang tinggi.

b. Diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi fasilitas sekolah , khususnya

bimbingan konseling dalam membutuhkan arahan dalam pilihan tindakan

Page 92: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSTAS SEBELAS MARET commit to user HUBUNGAN PERSEPSI SISWA DAN PERAN BIMBINGAN KONSELING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

kedepan. Disisi lain, bimbingan konseling juga dapat membantu mengatasi

beberapa masalah yang ada dalam diri siswa.

3. Kepada Penelitian Berikutnya

a. Diharapkan dapat mengadakan penelitian lanjutan dengan penambahan

variabel peneltian yang mempengatuhi minat siswa dalam menentukan pilihan

sekolah, khususnya di SMK Negeri 2 Surakarta, seperti faktor dorongan

keluarga, peluang setelah lulus dan lain-lain.

b. Diharap dapat mengadakan penelitian mengenai persepsi bukan hanya kepada

siswa, tetapi kepada warga sekolah pada umumnya , sehingga dapat diketahui

persepsi seluruh warga tentang sekolah dalam kaitannya dengan kualitas.