DRUG DELIVERY SYSTEM - · PDF filepenghantaran atau retensi ... Seiring berkembangnya...
Transcript of DRUG DELIVERY SYSTEM - · PDF filepenghantaran atau retensi ... Seiring berkembangnya...
4/1
6/2
013
DRUG DELIVERY SYSTEMDhadhang Wahyu Kurniawan
@Dhadhang_WK
Laboratorium Farmasetika Unsoed
1
KONSEP DRUG DELIVERY SYSTEM
� Suatu DDS adalah formulasi atau alat yang secara aman membawa obat ke sisi tubuh spesifikdengan laju tertentu untuk mencapai konsentrasiyang efektif di tempat kerja obat.
� Suatu DDS digunakan untuk membawa, mendistribusikan, atau mengangkut obat-obat kedalam dan ke seluruh tubuh.
4/1
6/2
013
dalam dan ke seluruh tubuh.
� Suatu DDS dapat digunakan untukmenghantarkan obat ke lokasi tubuh, organ, jaringan, sel spesifik, organel intraseluler, ataumolekul yang diinginkan (yaitu DDS tertarget) dan/atau memberikan suatu profil pelepasan obatyang diprogramkan sebelumnya (yaitu DDS lepas-terkendali) 2
KONSEP DRUG DELIVERY SYSTEM
�DDS juga harus melindungi obat selama
pengangkutan ke tempat kerja.
�DDS juga dapat mengandung beberapa
komponen aktif untuk meningkatkan
penghantaran atau retensi untuk
4/1
6/2
013
penghantaran atau retensi untuk
meningkatkan manfaat pengobatan
dengan menekan mekanisme sistemik
atau seluler yang dapat membatasi
respons terapetik obat tersebut.
3
RUTE PENGHANTARAN OBAT YANG UMUM
DIGUNAKAN
4/1
6/2
013
4
TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI --
PENDAHULUAN
� Teknologi mikroenkapsulasi telah digunakan
sejak tahun 1930 dalam pengemasan flavour dan
vitamin.
� Sejak produk komersial pertama (kertas fotokopi
tanpa karbon) dikenalkan, teknologi ini terus
4/1
6/2
013
tanpa karbon) dikenalkan, teknologi ini terus
mengalami perkembangan.
� Berbagai macam teknik mikroenkapsulasi sudah
tersedia sekarang, dan produk mikroenkapsulasi
digunakan secara luas di bidang farmasi,
biomedis, pertanian, makanan, produk
konsumen, dan industri kosmetik.5
TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI --
PENDAHULUAN
� Aplikasi mikropartikel dalam industri farmasi
dan biomedis antara lain:
� Menutupi rasa dan bau
� Melindungi obat dari lingkungan
� Mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan
4/1
6/2
013
� Mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan
kelarutan obat-obat yang kelarutannya kurang bagus
� Penghantaran obat terkendali atau berkelanjuta
� Enkapsulasi sel
� Seiring berkembangnya bioteknologi dan kimia
polimer, penggunaan sistem mikropartikel akan
terus tumbuh untuk berbagai macam aplikasi. 6
MIKROENKAPSULASI -- TERMINOLOGI
� Proses mikroenkapsulasi menghasilkan partikel
kecil dalam rentang ukuran dari 1 hingga 1000 µm.
� Terdapat beberapa nama berbeda untuk partikel-
partikel ini: microparticle, microsphere,
microcapsule, dan micromatrix.
4/1
6/2
013
microcapsule, dan micromatrix.
� Mikrokapsul dibuat dari substansi inti tunggal atau
ganda (solid atau likuid) yang dikelilingi oleh
dinding kapsul yang berbeda.
� Mikromatriks merupakan matriks polimer yang di
dalamnya dienkapsulasi substansi yang terdispersi
secara homogen.7
MIKROENKAPSULASI -- TERMINOLOGI
� Secara umum, dikenal dua tipe mikropartikel,
yaitu mikrosfer dan mikrokapsul.
� Mikrosfer merupakan mikropartikel berbentuk
bola dan mikrokapsul adalah mikropartikel yang
memiliki inti yang dikelilingi oleh bahan yang
4/1
6/2
013
memiliki inti yang dikelilingi oleh bahan yang
jelas berbeda dari inti. Inti dapat berupa
padatan, cairan, atau bahkan gas (Shamad et al.,
2010).
8
4/1
6/2
013
9
MIKROPARTIKEL SEBAGAI SISTEM
PENGHANTARAN OBAT
� Sistem pembawa mikropartikel penting untuk
penghantaran obat per oral, terutama untuk:
� meningkatkan bioavailabilitas,
� meningkatkan absorbsi obat,
� spesifik mentarget organ tertentu dan mengurangi
4/1
6/2
013
� spesifik mentarget organ tertentu dan mengurangi
toksisitas,
� meningkatkan toleransi lambung terhadap suatu zat
iritan lambung, dan
� beraksi sebagai pembawa untuk antigen (Shamad et
al., 2010).
10
BAHAN UNTUK MIKROPARTIKEL
� Bahan yang digunakan untuk pembuatan sistem
mikropartikulat harus memenuhi persyaratan
berikut:
� durasi aksi yang lebih lama,
� dapat mengendalikan pelepasan kandungan,
4/1
6/2
013
� dapat mengendalikan pelepasan kandungan,
� dapat meningkatkan efikasi terapeutik,
� memiliki sifat dapat melindungi obat,
� dapat mengurangi toksisitas,
� memiliki sifat biokompatibel,
� relatif stabil, dan
� sifat kelarutan dalam air atau redispersibilitasnya
baik. 11
BAHAN UNTUK MIKROPARTIKEL
� Polimer Alam
� Karbohidrat: pati, agarosa, kitosan, gellan gum, dan
alginat.
� Karbohidrat yang dimodifikasi secara kimia: hidroksi
propil metil selulosa (HPMC), hidroksipropil etil
selulosa, etil selulosa, pati poliakril, dan dekstran
4/1
6/2
013
selulosa, etil selulosa, pati poliakril, dan dekstran
polialkil.
� Protein: albumin, gelatin, dan kolagen
� Polimer sintetik
� Biodegradabel: poliasam laktat (PLA), polilaktida G,
poliasam laktat-co-glikolat (PLGA), polikaprolakton,
dan polianhidrida.
� Nonbiodegradabel: Eudragit L, Eudragit RS, Eudragit
RL, poli (metil metakrilat), dan polimer epoksi.12
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
� Pembuatan mikropartikel dapat dilakukan
dengan beberapa teknik pembuatan.
� Teknik pembuatan yang dipilih didasarkan pada
beberapa parameter seperti:
� polimer,
4/1
6/2
013
� polimer,
� obat (protein, peptida, atau nonprotein),
� lama terapi, dan
� tujuan penggunaan.
13
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
� Pemilihan metode pembuatan mikrosfer juga
ditentukan oleh beberapa faktor formulasi dan
teknologi yang terkait, antara lain:
� rentang ukuran partikel yang diinginkan,
� proses yang tidak boleh mempengaruhi stabilitas
4/1
6/2
013
� proses yang tidak boleh mempengaruhi stabilitas
bahan aktif farmasi,
� profil pelepasan harus reprodusibel, dan
� tidak ada bahan beracun dalam produk final
(Shamad et al., 2010).
14
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
� Beberapa teknik pembuatan mikrosfer, yaitu:
� Teknik emulsi
�emulsi tunggal
�emulsi ganda
� Teknik polimerisasi
�polimerisasi bulk,
4/1
6/2
013
�polimerisasi bulk,
�polimerisasi suspensi,
�polimerisasi emulsi,
�polimerisasi antarmuka),
� teknik koaservasi pemisahan fasa,
� spray drying dan spray congealing,
� gelasi ionik, dan
� ekstraksi pelarut atau penguapan pelarut (Shamad et
al., 2010).
15
4/1
6/2
013
16
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL �
TEKNIK EMULSI TUNGGAL
� Teknik emulsi tunggal adalah proses dua
langkah yang menerapkan polimer alam
(misalnya, protein dan karbohidrat) sebagai
bahan pembawa.
� Langkah pertama adalah pelarutan atau dispersi
4/1
6/2
013
� Langkah pertama adalah pelarutan atau dispersi
polimer alam di dalam media air diikuti dengan
dispersi dalam media non-air.
� Langkah kedua adalah tautan silang dari globul
yang terdispersi, yang dicapai dengan cara fisik
(pemanasan) atau cara kimia.
17
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL �
TEKNIK EMULSI TUNGGAL
� Tautan silang secara fisik dicapai dengan
mendispersikan larutan polimer atau suspensi
dalam media non-air yang sudah dipanaskan
sebelumnya, tetapi cara ini tidak cocok untuk
obat termolabil (yaitu, protein, peptida, dan lain-
4/1
6/2
013
obat termolabil (yaitu, protein, peptida, dan lain-
lain).
� Tautan silang secara kimia menggunakan agen
pentaut silang kimia seperti formaldehida,
glutaraldehid (GA), dan diacid klorida.
� Namun, teknik ini memiliki kelemahan dari
pemaparan yang berlebihan bahan aktif
terhadap bahan kimia jika ditambahkan pada
saat pembuatan (Shamad et al., 2010).
18
TEKNIK EMULSI TUNGGAL
4/1
6/2
013
19
� Mikroenkapsulasi berdasarkan emulsi m/a dan
cross-linking in situ4
/16
/2013
20
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL �
TEKNIK EMULSI GANDA
� Teknik emulsifikasi ganda melibatkan
pembentukan emulsi ganda atau multi [air-dalam-
minyak-dalam-air (W/O/W)].
� Merupakan metode pilihan untuk obat larut air,
peptida, dan vaksin.
Pembawa yang digunakan dapat berupa polimer
4/1
6/2
013
� Pembawa yang digunakan dapat berupa polimer
alami dan sintetik.
� Stabilitas emulsi primer tergantung pada ukuran
tetesan.
� Emulsi primer lebih stabil apabila ukuran
tetesannya lebih halus.
� Stabilitas emulsi primer berpengaruh terhadap
loading obat.
21
TEKNIK EMULSI GANDA
� Suatu agen pengemulsi yang cocok digunakan
apabila selama penguapan pelarut tetesan awal
menyusut dalam ukuran, yang menyebabkan
peleburan/koalesensi dan aglomerasi dari emulsi
skunder.
4/1
6/2
013
skunder.
� Penghilangan pelarut dilakukan dengan
penguapan pelarut atau ekstraksi pelarut.
� Ekstraksi pelarut melibatkan penambahan air
dalam jumlah banyak ke dalam pelarut organik
yang berdifusi keluar, kemudian filtrasi, dicuci,
dan pengeringan dilakukan untuk memperoleh
mikrosfer (Shamad et al., 2010). 22
TEKNIK EMULSI GANDA4
/16
/2013
23
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL �
TEKNIK KOASERVASI PEMISAHAN FASA
� Teknik koaservasi pemisahan fasa
dikembangkan untuk sistem pembawa jenis-
mikroreservoir (yaitu, mikrokapsul bukan
mikrosfer) jika obat hidrofilik.
� Namun, teknik yang sama digunakan untuk
4/1
6/2
013
� Namun, teknik yang sama digunakan untuk
sistem pembawa jenis-matriks jika obat
hidrofobik di alam.
� Pembentukan mikrosfer atau mikrokapsul
melibatkan pembentukan koaservat.
� Koaservasi dipengaruhi oleh penurunan
kelarutan polimer dalam pelarut organik. 24
TEKNIK KOASERVASI PEMISAHAN FASA
�Berbagai metode digunakan untuk
mengurangi kelarutan polimer.
�Pemilihan metode didasarkan pada
polimer dan kondisi proses.
4/1
6/2
013
�Metodenya adalah
� penambahan garam,
� penambahan nonpelarut,
� penambahan polimer inkompatibel, dan
� perubahan pH (Shamad et al., 2010).25
DIAGRAM FASA UNTUK KOASERVASI
KOMPLEKS
4/1
6/2
013
26
SKEMA PEMBUATAN MIKROPARTIKEL DENGAN
METODE KOASERVASI PEMISAHAN FASA
4/1
6/2
013
27
4/1
6/2
013
28
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL �
SPRAY DRYING & SPRAY CONGEALING
� Spray drying dan spray congealing adalah proses
serupa namun berbeda dalam pemadatan material
polimer.
� Spray drying melibatkan dispersi obat ke dalam
larutan polimer.
4/1
6/2
013
larutan polimer.
� Suatu pelarut dipilih di mana polimer larut tetapi obat
tidak larut.
� Obat didispersikan dengan bantuan homogenizer
kecepatan tinggi, dan kemudian dispersi dikabutkan di
udara panas.
� Pelarut segera menguap dari tetesan yang dikabutkan,
yang mengarah pada pembentukan mikropartikel pada
rentang ukuran 1-100 µm.
29
SPRAY DRYING & SPRAY CONGEALING
� Separator cyclone digunakan untuk memisahkan
mikropartikel dari udara panas.
� Metode spray congealing menggunakan dispersi
obat ke dalam lelehan bukan larutan polimer.
� Pembentukan mikrosfer dicapai dengan
4/1
6/2
013
� Pembentukan mikrosfer dicapai dengan
penyemprotan dispersi panas ke aliran udara
dingin.
� Beberapa bahan yang padat pada suhu ruang
tetapi dapat meleleh pada suhu normal, seperti
lilin, alkohol, dan polimer, digunakan dalam
teknik spray congealing (Shamad et al., 2010).30
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL �
METODE GELASI IONIK
� Pembuatan mikrosfer dengan metode gelasi ionik
dibuat dari polimer jenis-gel, seperti alginat,
diproduksi dengan melarutkan polimer dalam
larutan berair, mensuspensikan bahan aktif ke
dalam campuran, dan ekstrusi melalui perangkat
4/1
6/2
013
dalam campuran, dan ekstrusi melalui perangkat
presisi, menghasilkan mikrotetes yang jatuh ke
dalam bak pengerasan yang diaduk perlahan.
� Bak pengerasan biasanya berisi larutan kalsium
klorida, dimana ion-ion kalsium divalen mentaut
silang polimer dan membentuk mikrosfer gel.
31
METODE GELASI IONIK
� Permukaan mikrosfer dapat dimodifikasi lebih
lanjut dengan pelapisan menggunakan polimer
polikationik, seperti polilisin atau kitosan setelah
pembuatan.
� Kelebihan proses ini adalah sederhana dan
4/1
6/2
013
� Kelebihan proses ini adalah sederhana dan
ringan dan tautan silang bersifat reversibel
secara fisik yang dilakukan dengan interaksi
elektrostatik, bukan tautan silang kimia untuk
menghindari kemungkinan toksisitas pereaksi
dan efek yang tidak dikehendaki (Shamad et al.,
2010).
32
TEKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL �
METODE EKSTRAKSI PELARUT/PENGUAPAN
PELARUT
� Metode ekstraksi pelarut melibatkan penghilangan
pelarut organik dengan ekstraksi pelarut organik
bercampur-air seperti isopropanol, yang
mengakibatkan pengerasan mikrosfer.
� Teknik ini juga disebut sebagai "pengeringan dalam
4/1
6/2
013
� Teknik ini juga disebut sebagai "pengeringan dalam
air".
� Teknik ini pada dasarnya digunakan untuk
enkapsulasi obat-obatan tidak larut air.
� Suatu larutan polimer pembentuk dinding dibuat
dalam pelarut organik bercampur-air ke mana obat
itu langsung dilarutkan atau dengan bantuan
sebuah kosolven atau terdispersi (Shamad et al.,
2010).
33
METODE EKSTRAKSI PELARUT/PENGUAPAN
PELARUT
4/1
6/2
013
34
METODE EKSTRAKSI PELARUT/PENGUAPAN
PELARUT
4/1
6/2
013
35
KARAKTERISASI SISTEM MIKROPARTIKULAT4
/16
/2013
36
APLIKASI MIKROSFER4
/16
/2013
37
� Scanning electron micrographs of PLGA encapsulating poly[(1,6-
bis-carboxyphenoxy)hexane] (PCPH) (A), PCPH encapsulating
PLGA (PCPH :PLGA mass ratio ¼ 2 : 1) (B), and PCPH
encapsulating PLGA (PCPH :PLGA mass ratio ¼ 3 : 1) (C). Scale bar ¼ 25 mm.
4/1
6/2
013
38
� Scanning electron micrograph of polylactic acid microspheres
containing phenolphthalein prepared by the solvent evaporation
method. Magnification 4000.
4/1
6/2
013
39